asfiksia neonatorum

17
ASFIKSIA NEONATORUM DAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH D I S U S U N OLEH : 1. AFRIANI F.HUTABARAT 2. AFRIANI SANI E.SITANGGANG 3. AGUSTINA NAPITUPULU 4. ANARIDA SIANTURI 5. ANIMAY DAMANIK 6. ANISA SIHALOHO 7. DELPERIDA JULIANA P. TK. II JALUR UMUM REGULER DOSEN PEMBIMBING : RIBKA NOVA S.,S.ST

description

Asfiksia

Transcript of asfiksia neonatorum

Page 1: asfiksia neonatorum

ASFIKSIA NEONATORUMDAN

BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DISUSUN

OLEH :

1. AFRIANI F.HUTABARAT

2. AFRIANI SANI E.SITANGGANG

3. AGUSTINA NAPITUPULU

4. ANARIDA SIANTURI

5. ANIMAY DAMANIK

6. ANISA SIHALOHO

7. DELPERIDA JULIANA P.

TK. II JALUR UMUM REGULER

DOSEN PEMBIMBING : RIBKA NOVA S.,S.ST

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PEMATANGSIANTAR

2010/2011

Page 2: asfiksia neonatorum

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas kasih dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Asfiksia Neonatorum dan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen

pembimbing yaitu Ibu Ribka Nova S., S.Si.T dan penulis juga berterimakasih

kepada semua teman yang telah mendukung serta membantu penulis dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kebaikan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini

bermanfaat untuk kita semua.

Pematangsiantar, Desember 2010

Penulis,

i

Page 3: asfiksia neonatorum

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

A. Asfiksia Neonatorum.......................................................................... 2

1. Asfiksia dalam kehamilan ............................................................ 2

2. Asfiksia dalam persalinan............................................................. 2

3. Patogenesis ................................................................................ 3

4. Diagnosis .................................................................................... 3

5. Penanganan ................................................................................ 4

6. Prognosis .................................................................................... 4

7. Profilaksis .................................................................................... 4

8. Klasifikasi Klinik nilai APGAR ...................................................... 5

B. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah........................................... 5

1. Pengertian BBLR ......................................................................... 5

2. Etiologi ......................................................................................... 6

3. Diagnosis dan Gejala Klinik ......................................................... 6

4. Perawatan BBLR ......................................................................... 7

5. Prognosi Bayi .............................................................................. 7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 8

A. Kesimpulan........................................................................................ 8

B. Saran ................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

ii

Page 4: asfiksia neonatorum

BAB I

PENDAHULUAN

Angka kematian pada bayi salah satu penyebabnya yaitu asfiksia

neonatorum dan bayi dengan berat badan lahir rendah. asfiksia neonatorum

dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan. asfiksia dalam kehamilan

dapat disebabkan karena infeksi, anemia dan toksemia gravidarum,

sedangkan asfiksia dalam persalinan disebabkan oleh kekurangan oksigen

dan paralisis pusat pernafasan. Untuk mengetahui janin asfiksia neonatorum

in uteri dengan cara analisa air ketuban. DJJ yang lebih dari 160 x/menit dan

USG. Sedangkan asfiksia neonatum setelha bayi lahir terlihat bayi tampak

pucat dan kebiru-biruan. Cara penanganannya dengan cara membersihkan

mulut dan jalan nafas.

Sedangkan penyebab yang kedua kematian bayi disebabkan bayi

dengan berat badan lahir rendah diakibatkan karena kekurangan berat badan

dari 2500 gram atau lebih rendah. Etiologi BBLR yaitu faktor genetik

(kromosom), infeksi, merokok, peminum alkohol dan karena obat-obatan

yang dikonsumsi tanpa resep dokter. Cara penanganannya pengaturan suhu

lingkungan dan makanan pada BBLR.

Pencegahan angka kematian bayi diatas dapat mengurangi angka

kematian pada bayi baru lahir.

1

Page 5: asfiksia neonatorum

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASFIKSIA NEONATORUM

Asfiksia nenatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera

bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi

selama kehamilan atau persalinan.

1. Asfiksia dalam kehamilan

Dapat disebabkan oleh penyakit infeksi dan kronis, keracunan obat bius,

uremia dan toksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan atau

trauma. Asfiksia graviditas tidak begitu penting seperti asfiksia yang

terjadi sewaktu persalinan, karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk

menolong janin.

2. Asfiksia dalam persalinan

Dapat disebabkan oleh :

a. Kekurangan O2, misalnya pada :

- Partus lama (CPD, serviks kaku dan atonia/inersia uteri)

- Ruptura uteri yang membakat; kontraksi uterus yang terus menerus

mengganggu sirkulasi darah ke plasenta

- Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta

- Prolapsus, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul

- Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya.

- Perdarahan banyak, misalnya plasenta previa dan solusio

plasenta.

- Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi postmaturitas (serotinus),

disfungsi uri.

b. Paralisis pusat pernafasan, akibat trauma dari luar seperti karena

tindakan foseps atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius.

2

Page 6: asfiksia neonatorum

Gambaran klinis: ada 2 macam :

1. Asfiksia livida (biru)

2. Asfiksia pallida (putih)

Perbedaan Asfiksia Pallida Asfiksia Livida

Warna kulit

Tonus otot

Reaksi rangsangan

Bunyi jantung

Prognosis

Pucat

Sudah kurang

Negatif

Tak teratur

Jelek

Kebiru-biruan

Masih baik

Positif

Masih teratur

Lebih baik

3. Patogenesis

- Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbullah

rangsangan terhadap N vagus sehingga jantung janin menjadi lambat.

Bila kekurangan O2 ini terus berlangsung, maka N Vagus tidak dapat

dipengaruhi lagi, timbullah kini rangsang dari N simpatikus. DJJ

menjadi lebih cepat akhirnya irreguler dan menghilang. secara klinis

tanda-tanda asfiksia adalah DJJ lebih cepat dari 160 x/menit atau

kurang dari 100 x/menit, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran

mekonium.

- kekurangan O2 juga merangsang usus sehingga mekonium keluar

sebagai tanda janin dalam asfiksia. Jika DJJ normal dan ada

mekonium : janin mulai asfiksia, Jika DJJ lebih dari 160 x/menit dan

ada mekonium, janin sedang asfiksia, Jika DJJ kurang dari 100

x/menit dan ada mekonium : janin dalam keadaan gawat.

4. Diagnosis

In utero :

- DJJ irreguler dan frekuensinya lebih dari 160 atau kurang dari 100

kali permenit.

3

Page 7: asfiksia neonatorum

- Terdapat mekonium dalam air ketuban (letak kepala)

- Analisis air ketuban / amnioskopi

- Kardiotokografi

- Ultrasonografi

Setelah bayi lahir

- Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas

- Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala

neurologik seperti kejang, ristagmus dan menangis kurang

baik/tidak menangis

5. Penanganan

1. Jangan biarkan bayi kedinginan (balut dengan kain) bersihkan

mulut dan jalan nafas.

2. Gejala perdarahan otak biasanya timbul pada beberapa hari

postpartum, jadi kepala dapat direndahkan, supaya lendir yang

menyumbat pernafasan dapat keluar.

3. Kalau ada dugaan perdarahan otak, berikan injeksi Vitamin K 1-2

mg

4. Pemberian toramine, loberline sekarang tidak dilakukan lagi.

5. Berikan transfusi darah via tali pusat atau pemberian glukosa.

6. Prognosis

Bayi yang didalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan

kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan bodoh

pada masa mendatang.

7. Profilaksis

Pengawasan bayi yang seksama sewaktu memimpin partus adalah

penting. Juga kerjasama yang baik dengan bagian ilmu kesehatan

anak.

Yang harus diperhatikan :

4

Page 8: asfiksia neonatorum

A. Hindari forseps tinggi, versi dan ekstraksi pada panggul sempit,

serta pemberian pituitarin dalam dosis tinggi.

B. Bila ibu anemis, perbaiki keadaan ini dan bila ada perdarahan

berikan O2 dan darah segar.

C. Jangan berikan obat bius pada wanita yang tidak tepat dan

jangan menunggu terlalu lama pada kala II

8. Klasifikasi Klinik Nilai APGAR

A. Asfiksia berat (Nilai APGAR 0 – 3)

Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen

terkendali.

B. Asfiksia ringan sedang ( Nilai APGAR 4 – 6 )

Memerlukan resusitasi dan pemberian O2 sampai bayi dapat

bernafas normal kembali.

C. Bayi normal atau sedikit asfiksia (Nilai APGAR 7 – 9)

D. Bayi normal dengan nilai APGAR 10

B. BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

1. Pengertian BBLR

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat

badan pada saat lahir kurang dari 2500 gram atau lebih rendah.

Dalam hal ini dibedakan menjadi :

a. Prematuritas murni adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37

minggu dengan berat badan yang sesuai.

b. Small for date(SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah

bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.

c. Retardasi pertumbuhan janin intrauteri adalah bayi yang lahir dengan

berat badan rendah dan telah sesuai dengan tuanya kehamilan.

d. Dismaturitas adalah sindroma klinik dimana terjadi ketidakseimbangan

antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan.

5

Page 9: asfiksia neonatorum

e. Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dan seharusnya

tua kehamilan, misalnya pada diabetes melitus.

2. Etiologi

Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor

penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain adalah :

- Faktor genetik atau kromosom

- Infeksi

- Bahan toksik

- Radiasi

- Insufisiensi atau disfungsi plasenta

- Faktor nutrisi

- Faktor-faktor lain-lain seperti merokok, peminum alkohol,

bekerja berat semasa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda,

konsumsi obat-obatan dan sebagainya.

3. Diagnosis dan Gejala Klinik

a. Sebelum bayi lahir :

- Pada anamnese dijumpai adanya riwayat abortus, partus

prematurus, lahir mati.

- Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan

- Pergerakan janin yang pertama (Quekening) terjadi lebih lambat.

- Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut

yang seharusnya.

- Sering dijumpai kehamilan dengan hiperemesis gravidarium dan

toksemia gravidarium.

b. Setelah bayi lahir :

- Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterik.

- Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu

- Bayi small for date

6

Page 10: asfiksia neonatorum

- Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam

tubuhnya.

4. Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah

a. Pengaturan suhu lingkungan

Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur :

- Bayi berat badan dibawah 2 kg 35oC

- Bayi berat badah 2 kg sampai 2,5 kg 34oC

Suhu inkubator diturunkan 1oC setiap minggu sampai bayi dapat

ditempatkan pada suhu lingkunan sekitar 24 – 27 oC

b. Makanan bayi berat badan lahir rendah

Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks mengisap dan

batuknya, kapasitas lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan

terutama lipase, masih kurang. Maka makanan diberikan dengan pipet

sedikit sedikit namun lebih sering. yang harus diperhatikan

kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.

5. Prognosis Bayi

Kematian perinatal pada BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal pada

umur kehamilan yang sama. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai

kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang

rendah, dan gangguan lainnya.

7

Page 11: asfiksia neonatorum

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

- Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera

bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.

- Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan atau persalinan

- Gambaran klinis asfiksia neonatorum ada 2 macam yaitu asfiksia livida

(biru) dan asfiksia Pallida (putih)

- Penanganan asfiksia neonatorum meliputi : jangan biarkan bayi

kedinginan, bersihkan mulut dan jalan nafas, cegah perdarahan otak

dengan berikan injeksi Vitamin K

- BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat lahir

kurang dari 2500 gram atau lebih rendah.

- Etiologi BBLR yaitu faktor genetik, infeksi, radiasi, faktor nutrisi,

merokok, peminum alkohol dan bekerja berat selama kehamilan.

- Penanganan BBLR dengan pengaturan suhu dan makanan pada

BBLR.

B. SARAN

Para petugas kesehatan diharapkan mampu dan mengetahui tanda

(gejala) yang dapat membahayakan janin dalam kandungan baik diluar

kandungan agar angka kematian pada bayi berkurang.

Sehingga dapat dicegah dengan cara pemeriksaan dan dapat teratasi

secara dini.

8

Page 12: asfiksia neonatorum

DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta; Buku Kedokteran EGC

2. www.asfiksianeonatorum.com

3. www.bayidenganberatbadanlahirrendah.com

9