Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum-2

5
ASAS PERSIDANGAN TERBUKA UNTUK UMUM Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. 1 Sedangkan Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto” (hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal. Dari kedua uraian diatas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah lembaga tempat subjek hukum mencari keadilan, sedangkan peradilan adalah sebuah proses dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses mencari keadilan itu sendiri. Asas sidang terbuka untuk umum. Asas ini membawa konsekuensi bahwa semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila di ucapkan dalam sidang terbuka untuk umum (pasal 17 dan pasal 18 UU 14/1970 jo pasal 70 UU PTUN). 2 1 pn-bojonegoro.go.id 2 https://rudini76ban.wordpress.com

description

asas

Transcript of Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum-2

Page 1: Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum-2

ASAS PERSIDANGAN TERBUKA UNTUK UMUM

Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan

berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.1 Sedangkan Peradilan adalah segala

sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di Pengadilan yang berhubungan dengan tugas

memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau

menemukan hukum “in concreto” (hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang

nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan

menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan

oleh hukum formal.

Dari kedua uraian diatas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah lembaga tempat

subjek hukum mencari keadilan, sedangkan peradilan adalah sebuah proses dalam rangka

menegakkan hukum dan keadilan atau suatu proses mencari keadilan itu sendiri.

 Asas sidang terbuka untuk umum. Asas ini membawa konsekuensi bahwa semua

putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila di ucapkan dalam

sidang terbuka untuk umum (pasal 17 dan pasal 18 UU 14/1970 jo pasal 70 UU PTUN).2

Asas diatas berpengaruh terhadap persamaan dan perbedaan antara Hukum Acara

Peradilan Tata Usaha Negara dengan Hukum Acara Peradata.3

Ketentuan ini diatur dalam pasal 70 ayat 1 UU PTUN, sedangkan hukum acara

perdata diatur dalam pasal 179 ayat 1 HIR. Setiap orang dapat untuk hadir dan mendengarkan

jalannya pemeriksaan perkara tersebut. Apabila hakim menyatakan sidang yang tidak

dinyatakan terbuka untuk umum berarti putusan itu tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan

hukum serta mengakibatkan batalnya putusan itu menurut hukum, kecuali hakim memandang

bahwa perkara tersebut manyangkut ketertiban umum, keselamatan Negara, atau alasan-

alasan lainnya yang di muat dalam berita acara negara.4

1 pn-bojonegoro.go.id

2 https://rudini76ban.wordpress.com

3 Rozali Abdullah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Cet. VIII, (Jakarta: Rajawali Pers, 2002)

4  http://aniezhatoriqi.blogspot.com

Page 2: Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum-2

Prinsip sidang terbuka untuk umum dapat dijumpai dalam beberapa ketentuan sebagai

berikut:

a. Pasal 141 ayat (2) UU No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer (“UU

Peradilan Militer”);

b. Pasal 59 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (“UU

Peradilan Agama”) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 50 Tahun 2009

tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

c. Pasal 70 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

(“UU PTUN”)sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 51 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

d. Pasal 64 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”);

e. Pasal 95 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial;

f. Pasal 121 ayat (3) UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten;

g. Pasal 40 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 24

Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Pengecualian sidang terbuka untuk umum sehingga sidang dinyatakan tertutup untuk

umum pada umumnya adalah untuk kasus-kasus dalam ranah hukum keluarga, pidana anak,

kasus kesusilaan dan beberapa kasus tertentu sebagaimana diatur dalam beberapa ketentuan

berikut:

a. Pasal 70 ayat (2) UU PTUN: Apabila Majelis Hakim memandang bahwa

sengketa yang disidangkan menyangkut ketertiban umum atau keselamatan negara,

persidangan dapat dinyatakan tertutup untuk umum;

b. Pasal 80 ayat (2) UU Peradilan Agama, sidang pemeriksaan gugatan

perceraian dilakukan secara tertutup;

c. Pasal 141 ayat (2) dan ayat (3) UU Peradilan Militer, perkara yang

menyangkut kesusilaan, rahasia militer dan/atau rahasia negara disidangkan secara tertutup;

Page 3: Asas Persidangan Terbuka Untuk Umum-2

d. Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,

pada dasarnya sidang pengadilan anak dilakukan secara tertutup, tetapi untuk perkara tertentu

hakim dapat menyatakan sidang terbuka untuk umum (dalam Penjelasan Pasal 8 ayat (2),

contoh perkara tertentu adalah pelanggaran lalu lintas). Hal ini ditegaskan kembali dalam

Pasal 51 UU Sistem Peradilan Pidana Anak yang telah disahkan DPR bahwaHakim

memeriksa perkara Anak dalam sidang yang dinyatakan tertutup untuk umum.

Pada kesimpulannya, masyarakat umum boleh hadir dalam persidangan di pengadilan

yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim. Akan tetapi, untuk persidangan yang

dinyatakan tertutup untuk umum, masyarakat tidak dapat hadir jika bukan merupakan pihak

yang berperkara atau dalam kapasitas sebagai kuasa hukum. Meski demikian, untuk semua

proses persidangan baik yang terbuka maupun tertutup untuk umum berlaku ketentuan Pasal

195 KUHAP yang menyatakan bahwa semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai

kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum.5

Menurut Paul Scholten sebagaimana yang dikutip oleh Bruggink memberi definisi

asas hukum. Adapun menurutnya, asas hukum adalah pikiran-pikiran dasar yang terdapat di

dalam dan di belakang sistem hukum masing-masing dirumuskan dalam aturan-aturan

perundang-undangan dan putusan hakim, yang berkenaan dengannya ketentuan-ketentuan

dan keputusan-keputusan individual dapat dipandang sebagai penjabarannya.6

5 www.hukumonline.com

6 Zairin Harahap, Hukum Peradilan Tata Usaha Negara, Revisi. VI, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)