Asal Usul Desa Sugihmanik

download Asal Usul Desa Sugihmanik

of 3

Transcript of Asal Usul Desa Sugihmanik

  • 7/24/2019 Asal Usul Desa Sugihmanik

    1/3

    ASAL USUL DESA SUGIHMANIK

    Setelah semua rakit dihanyutkan melalui sungai Tuntang, sebagian dari rombongan

    mengikuti perjalanan Sunan Kalijaga mencari kayu yang cocok dibuat genting sirap. Pada

    suatu hari perjalanan rombongan sampai di suatu pedukuhan pinggir hutan, yang konon

    bernama dukuh Matamu. Berhentilah rombongan di pedukuhan itu, untuk beristirahat

    dan melaksanakan sholat. Ketika semua santri sedang beristirahat, Sunan Kalijaga pergi

    memeriksa hutan di sekitarnya. Ternyata di sebelah selatan dukuh Matamu, terdapat

    kaasan hutan jati yang pohonnya lurus!lurus dan berusia tua. Beliau kemudian

    memerintahkan para santri, untuk menebangan pohon!pohon jati itu. Beberapa hari

    kemudian, tampak beribu!ribu genting sirap berjajar rapi di pinggir hutan. Sangat puas hati

    Sunan Kalijaga melihat genting!genting sirap, sehingga beliau berkenan memberi nama

    hutan itu "utan #ati Sirap.

    Pada suatu hari, Sunan Kalijaga berkenan untuk dibuatkan surau. Siang dan malam surau

    tersebut dikerjakan para santri, sehingga tidak lama kemudian surau itu jadi. Beliau juga

    berkenan, untuk dibuatkan kentongan dan bedug. Pergilah beberapa orang santri mencari

    kayu, yang akan dibuat kentongan dan bedug. Konon kayu yang diperoleh terlalu panjang,

    hingga beliau memerintahkan memotongnya menjadi dua. Bagian ujung dibuat bedug, dan

    dipasang di surau pedukuhan Matamu. Sedangkan bagian pangkalnya juga dibuat bedug,

    yang dipersiapkan dipasang di masjid $emak. Setelah surau yang lengkap dengan bedug

    dan kentongan selesai dibuat, beliau masih punya keinginan dibuatkan sebuah balai. Balai

    itu akan digunakan sebagai tempat mengajar para santri, serta akan digunakan sebagai

    tempat bermusyaarah. Bentuk balai yang dibuat sangat megah, karena didirikan di atas

    tanah agak tinggi. $inding dan lantainya terbuat dari lembaran kayu jati tebal, serta

    atapnya dibuat dari genting sirap. Karena balai itu bentuknya memanjang, para santri

    memberi nama Balai Panjang.

    Konon pada suatu hari datang musim kemarau panjang, sehingga mata air dan sumur

    penduduk kering. Sunan Kalijaga sangat prihatin melihat hal itu, maka beliau kemudian

    duduk diatas batu besar dekat balai Panjang. Beliau memanjatkan doa, dan memohon

    ampun kepada %llah S&T agar pedukuhan terhindar dari bahaya kekeringan. Konon

    setelah selesai berdoa, tiba!tiba dari baah batu terdengar suara ikan berenang. Mendengar

    suara itu, diutuslah beberapa orang santri menggulingkan batu besar yang didudukinya.

  • 7/24/2019 Asal Usul Desa Sugihmanik

    2/3

    Ternyata di baah batu terdapat sendang, yang sangat jernih airnya. $i dalam sendang ada

    beberapa ekor ikan palung, yang sedang berenang di permukaan air. %ir dalam sendang

    memancar keluar, disertai riak!riak yang berkilauan seperti manik!manik. Melihat riak air

    yang keluar dari sendang seperti butiran manik, Sunan Kalijaga berkenan mengganti nama

    pedukuhan Matamu menjadi pedukuhan Sugihmanik. Karena sendang itu berjasa

    menolong mereka, Sunan Kalijaga berkenan memberi nama sendang Sentono $alem.

    Syahdan ketika sendang Sentono $alem memancarkan air sangat deras, di sebelah timur

    sendang juga muncul sendang baru. Karena air yang keluar dari sendang sangat deras,

    sehingga para santri mengatakan airnya mudal!mudal keluar. $ari kata mudal!mudal itu,

    Sunan Kalijaga memberi nama sendang Mudal.

    Kembali pada cerita, karena ada suara ikan palung sehingga dapat ditemukan sendang.

    Sunan Kalijaga kemudian berpesan, pada penduduk Sugihmanik, agar sampai besok tidak

    makan ikan palung. Karena itu sampai sekarang ini, penduduk desa Sugihmanik pantang

    memakan ikan palung. Mereka takut mendapat petaka, bila melanggar pesan Sunan

    Kalijaga dulu. Benar atau tidak tentang hal itu, a llahu a'lam bish shaab.

    Setelah kebutuhan genting sirap tercukupi, para santri memikulnya untuk dibaa ke

    $emak. (amun sampai di tengah perjalanan, barulah ingat baha bende pemberi aba!aba

    tertinggal. Karena takut dimarahi gurunya, ada seorang santri berniat mengambil. Tetapi

    dicegahSunan Kalijaga dengan berkata : Wis ben bende kuwi keri ono dukuh

    Sugihmanik, mergo mbesuk dukuh kuwi bakal dadi desa sing rame)Biarkanlah bende

    itu tertinggal di pedukuhan Sugihmanik, karena besok pedukuhan itu akan jadi desa yang

    ramai*. Ternyata benar ucapan Sunan kalijaga itu, karena desa tersebut akhirnya menjadi

    ramai dan padat penduduknya.

    Bende peninggalan rombongan Sunan Kalijaga sampai sekarang masih ada, disimpan oleh

    penduduk Sugihmanik. %kan tetapi bende tersebut sekarang sudah lapuk dan pecah,

    sehingga pada pelaksanaan apitan digunakanlah bende duplikatnya. Balai Panjang masih

    juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara apitan, yang diselenggarakan oleh

    masyarakat setiap tahun sekali. Bedug yang dibuat para santri dulu juga masih ada.

    Menurut cerita masyarakat, letak bedug itu harus sejajar dengan letak bedug masjid

    $emak. Konon bila tidak sejajar, kulit bedug akan mudah robek. %dapun sebabnya kayu

    bedug itu dulu, satu pohon dengan bedug yang dipasang di masjid $emak. Benar atau

  • 7/24/2019 Asal Usul Desa Sugihmanik

    3/3

    tidaknya hal itu, a llahu a'lam bish shaab. Kentongan gantung sekarang ada di rumah

    bapak +stanto, mantan pejabat Kepala $esa Sugihmanik. Menurut kepercayaan masyarakat

    setempat, bila menyimpan kentongan di rumahnya maka akan dapat menjadi Kepala $esa.

    Kepercayaan itu telah dibuktikan ayah +stanto, aktu beliau mencalonkan diri menjadi

    Kepala $esa Sugihmanik. "ingga bertahun!tahun beliau menjabat sebagai Kepala $esa,

    karena menyimpan kentongan itu. "al itu juga turun pada putranya +stanto, yang dapat

    terpilih menjadi Kepala $esa Sugihmanik hingga dua periode.

    Bende peninggalan Sunan Kalijaga aman dulu, sekarang ini sudah lapuk dan pecah

    dimakan usia. Setiap ada kegiatan %pitan, bende itu selalu diarak ke Balai Panjang. Tetapi

    setelah bende tidak bisa digunakan lagi, dibuatkannya bende diplikat. &alau pada

    pelaksanaan upacara %pitan bende tersebut masih dibaa, tetapi yang dipukul adalah

    bende duplikat. Sebelum pelaksanaan upacara ritual %pitan di Balai Panjang, dilakukan

    dulu pengurasan sendang Sentono $alem. Pengurasan sendang tidak boleh dilakukan

    sembarangan, tetapi perlu dipersiapkan sesajen. Sebelum pengurasan, dituangkan air tape

    ke dalam sendang. Sebagai tujuannya untuk menutup sumber air, yang ada di tengah

    sendang. Setelah pengurasan dan pembersihan sendang selesai, dituangkan lagi air tape ke

    dalam sendang. Tujuan penuangan air tape tersebut, agar air sendang cepat penuh kembali.

    Konon dulu pengurasan sendang Sentono $alem, hanya boleh dilakukan penduduk asli

    desa Sugihmanik. +tupun juga hanya bagi orang!orang, yang mempunyai anak - laki!laki

    semua )keluarga Pandaa lima*. Tetapi sekarang yang diperbolehkan ikut menguras, hanya

    yang mempunyai anak jumlah ganjil.

    Batu besar yang dulu digunakan alas duduk Sunan Kalijaga pada aktu berdoa meminta

    air, sekarang diletakkan di sebelah barat sendang Sentono $alem. Batu itu masih

    dikeramatkan penduduk setempat, yang konon dapat mendatangkan celaka terhadap siapa

    berani berbuat kurang sopan di dekatnya. Menurut cerita pernah ada seseorang dari luar

    daerah, datang mengunjungi sendang Sentono $alem. $engan sengaja berdiri di atas batu

    itu, dengan berkata yang menyepelekan kekeramatannya. Penduduk sekitar telah

    memperingatkan, agar orang tersebut turun dari batu. Tetapi peringatan tidak dihiraukan,

    bahkan mencemooh kepercayaan penduduk terhadap batu itu. Tidak lama kemudian orang

    tersebut jatuh, dan ketika akan ditolong ternyata sudah meninggal dunia.