Artikel Supply Chain Manajement

21
Faisal Wibisono/ 125020207111035 Supply Chain Manajement LATAR BELAKANG Munculnya SCM dilatar belakangi oleh dua hal pokok, yaitu: 1. Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif. 2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat. Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang, dan industri jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi masing-masing yang ideal menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi

Transcript of Artikel Supply Chain Manajement

Page 1: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Supply Chain Manajement

LATAR BELAKANG

Munculnya SCM dilatar belakangi oleh dua hal pokok, yaitu:

1. Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini

sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif.

2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin

ketat.

Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang

ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang

dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan yang

semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan

untuk diterapkan dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya

diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Industri manufaktur tidak

akan dapat bersaing apabila produk yang ditawarkan murni hanya barang, dan industri

jasa juga tidak memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni

berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada

konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi

masing-masing yang ideal menurut perusahaan.

Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus

peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan. Untuk dapat

menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap

perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi

kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan.

Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi

distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan

distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai

melalui penerapan konsep Supply Chain Management (SCM). SCM sesungguhnya

bukan merupakan suatu konsep yang baru. Menurut Jebarus (2001) SCM merupakan

pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi

permintaan konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut

proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari

sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa

sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen

tersebut berlangsung secara transparan. SCM merupakan suatu konsep menyangkut

pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk

Page 2: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

secara optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadual produksi, dan

logistic.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Supply Chain Manajemen

Supply Chain diartikan Rantai Persediaan, yang mempunyai definisi sebagai berikut:

Alir material, informasi, uang, dan jasa dari para penyalur bahan baku

melalui/sampai pabrik-pabrik dan gudang kepada pelanggan akhir.

Suatu rantai persediaan yang diatur secara elektronis, pada umumnya dengan

Teknologi Web.

Suply chain Manajemen atau Manajemen rantai suplai (SCM) adalah

pengelolaan suatu jaringan interkoneksi dari bisnis yang paling terlibat dalam

penyediaan produk dan layanan paket-paket yang dibutuhkan oleh pelanggan akhir.

Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui

rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan

pembuangan.

Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status

pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material

mentah.

Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal

pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)

Definisi Amerika asosiasi profesional disampaikan adalah Supply Chain

Management yang meliputi perencanaan dan pengelolaan semua kegiatan yang

terlibat dalam sumber, pengadaan, konversi, dan logistik manajemen kegiatan. Supply

Chain Management semua gerakan dan penyimpanan bahan baku, bekerja dalam

proses inventarisasi, dan barang jadi dari point-of-asal ke point-of-konsumsi (rantai).

Supply chain didalamnya termasuk seluruh proses dan kegiatan yang terlibat didalam

penyampaian produk tersebut sampai ketangan pemakai (konsumen). Semua itu

termasuk proses produksi pada manufaktur , sistem transportasi yang menggerakkan

produk dari manufaktur sampai ke outlet retailer , gudang tempat penyimpanan produk

tersebut , pusat distribusi tempat dimana pengiriman dalam party besar dibagi

kedalam party kecil untuk dikirim kembali ke toko-toko dan akhirnya sampai ke retailer

yang menjual produk-produk tersebut.

Page 3: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai

suplai, yaitu:

Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan

manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler,

atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para

penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa

strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan

tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah

pengadaan.

Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management

Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke

gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke

dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam

organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah

manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan

pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain,

perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-

service.

2. Tujuan Supply Chain Management

Untuk memastikan sebuah produk berada pada tempat dan waktu yang tepat.

Untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan

atau kekurangan

Untuk menjamin kesatuan gerak dari jumlah dan kwalitas yang memadai pada

persediaan yang meliputi banyak hal seperti perencanaan dan komunikasi.

Untuk memastikan seluruh item barang berada pada tempat dan waktu yang tepat

agar dapat memberikan keuntungan yang terbaik dan service kepada customer.

Untuk mengurangi biaya

Untuk meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu

perusahaan)

Untuk mengurangi waktu

Untuk memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi

Sukses dari suatu e-supply rantai tergantung pada:

Page 4: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Kemampuan dari semua mitra rantai persediaan untuk memandang kerja

sama/kolaborasi mitra sebagai asset strategis.

Suatu strategi rantai persediaan dirumuskan dengan baik.

Jarak penglihatan Informasi sepanjang keseluruhan rantai persediaan.

Kecepatan, Biaya, Mutu, dan layanan pelanggan.

Integrasikan rantai persediaan itu dengan ketat.

Menyediakan manajemen rantai ( SCM).

Sebuah operasi yang effisien dari supply chain tergantung pada lengkap dan

akuratnya aliran data yang berhubungan dengan produk yang diminta dari retailer

kepada buyer, system transportasi dan kembali ke manufaktur. Dalam rangka

memenuhi stok barang yang tersedia untuk retailer , manufaktur harus menentukan

jumlah produk yang diproduksi pada waktu tertentu. Dengan demikian berarti

manufaktur harus meramalkan/ membuat perkiraan jumlah penjualan. Dalam hal ini

yang terbaik dilakukan adalah bersama-sama dengan retailer menggunakan suatu

tolak ukur seperti misalnya CPFR ( Collaborative Planning Forecasting and

Replenishment ).

Ramalan ini digunakan untuk memperkirakan jumlah dan jenis bahan mentah yang

harus dibeli, pengapalan dan waktu pengiriman untuk bahan mentah tersebut dan

waktu yang dibutuhkan untuk proses di manufaktur. Kemudian barang yang sudah

jadi disimpan didalam gudang sampai diorder oleh distributor. Distributor membeli

produk dari manufaktur dalam jumlah yang besar dan mungkin barang tersebut

dimuat dalam truck,pallet atau kemasan lain dari produk tersebut. Pada saat

distributor menerima pengiriman , kemudian dipecah menjadi pengiriman yang lebih

kecil untuk dikirim ke retailer.

Prinsip dasar yang menjadi bagian penting pada Manajemen Supply Chain adalah:

1. Planning / perencanaan

2. Sourcing / sumber barang

3. Manufacturing

4. Pengiriman

5. Pengembalian

Infrastruktur untuk e-SCM :

Pertukaran Data Elektronik ( EDI)

Page 5: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Extranets

Intranets

Pintu gerbang [Perseroan/Perusahaan]

Workflow Sistem Dan Perkakas

Groupware dan lain perkakas kolaboratif

Keuntungan dari manajemen supply chain yang efektif adalah untuk

mendapatkan kecepatan yang maksimal pada saat barang dan jasa bergerak

melalui jalur supply sementara itu terjadi penurunan biaya dan peningkatan nilai

tambah untuk service ke customer.

Faktor-faktor yang mendorong manajemen supply chain:

Manufacturer :memastikan biaya produksi yang lebih rendah.

Customer :pengiriman produk yang lebih cepat memenuhi permintaan yang

berubah-ubah.

Pada saat ini supply chain didorong oleh operasi pada manufaktur untuk

memastikan biaya produksi yang lebih rendah. Dorongan customer terhadap

lingkungan keduanya baik itu manufaktur dan supply chain dimana pengiriman

produk harus lebih cepat untuk menjamin retailer dapat memenuhi permintaan

pasar yang selalu berubah dengan cepat dan tepat Untuk beberapa tahun yang

lalu, kwalitas yang tinggi dari produk manufaktur selalu merupakan keharusan

dalam persaingan. Bagaimanapun, selagi kwalitas produk ditingkatkan, memenuhi

permintaan khusus konsumen untuk pengiriman produk telah menjadi hal yang

sangat penting untuk persaingan yang akan datang. Ukuran sebuah perusahaan

yang sukses dilihat dari sebaik apa mereka mengetahui lebih dahulu kebutuhan

pasar. Ekonomi global saat ini, manufaktur, supplier, distributor, supplier logistik,

operator pergudangan dan retailer harus melihat pangsa pasar mereka dari sudut

pandang yang besar dan bukan sesederhana dalam sudut pandang mereka sendiri.

Manajemen makro memberikan gambaran untuk hubungan bisnis internal dan

eksternal. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dari sebuah organisasi

bersama dengan seluruh faktor yang dapat diandalkan untuk membawa sebuah

produk mulai dari bahan mentah sampai ke titik akhir penjualan.

Sejak tidak adanya pengawasan sungguh-sungguh terhadap seluruh aspek

dari supply chain itu sendiri, sangat penting sekali bahwa seluruh mitra didalam

supply chain mengkoordinasi usaha mereka untuk merendahkan biaya dengan

memaksimalkan pelaksanaan tugas mereka masing-masing. Semua ini

Page 6: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

membutuhkan usaha kerjasama dari seluruh mitra yang berhubungan untuk

berbagi data dan pengawasan pada biaya.

Dalam menerapkan manajemen makro pada supply chain , sekumpulan tolak

ukur harus dibangun untuk mengukur efisiensi dari masing-masing operasi didalam

supply chain. Sebagai contoh , mitra harus membuat ukuran untuk menunjukan

jumlah dan angka dari kedatangan tepat waktu terhadap jadwal kedatangan dari

barang dan jasa. Pada saat diidentifikasi, tolak ukur ini menjadi standar yang

ditentukan oleh seluruh mitra didalam supply chain. Informasi yang berkaitan

dengan tolak ukur tersebut harus:

Terbuka

Dimengerti

Bertindak untuk supply chain

3. Manfaat Dari Supply Chain Management

1. Kepuasan pelanggan

Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses

produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna

yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka

waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu

konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2. Meningkatkan pendapatan

Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan

turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang

dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.

3. Menurunnya biaya

Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula

mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi

Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi

pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu

memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam

pelaksanaan SCM.

5. Peningkatan laba

Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi

pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

6. Perusahaan semakin besar

Page 7: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya

lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

4. Tahapan dalam SCM (Supply Chain Management)

Tahap 1 : Baseline (dasar)

Masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas

mereka secara sendiri2 dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.

Tahap 2 : Integrasi Fungsional

Sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan

aktivitas hampir sama.

Tahap 3 : Integrasi Secara Eksternal

Integrasi supply chain yg sebenarnya,diperluas dengan supplier &pelanggan.

5. Strategi Utama dan Kebijakan SCM (Supply Chain Management)

STRATEGI UTAMA SUMBER KEUNGGULAN

DASAR BERSAING PERAN UTAMA SCM

Inovasi Merek dan keunikan teknologi

Inovasi produk Kecepatan waktu dan volume ke pasar

Biaya Efisiensi Operasi Harga murah Infrastruktur yang efisien dan murah

Pelayanan Pelayanan terbaik Sesuai kebutuhan khusus konsumen

Efisiensi produk awal, dan

fleksibilitas produk akhir.Sistem komunikasi.

Mutu Keandalan dan keamanan produk

Produk yang terkenal

keandalannya

Pengendalian mutu dan keamanan di sepanjang SCM

6. Komponen SCM dan Teknologi

Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply

chain seperti: Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, Konsumen, dan sebagainya).

b. Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk

c. Setiap elemen dapat mengatur dirinya

d. Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk

e. Kemampuan internet.

Page 8: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:

a. Demand management/forecasting

Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara

statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang

lebih akurat.

b. Advanced planning and scheduling

Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka

menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang

harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply.

c. Transportation management

Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam

supply chain.

d. Distribution and deployment

Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan

distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory

dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.

e. Production planning

Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis

dan teknik yang optimal.

f. Available to-promise

Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan

kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply.

g. Supply chain modeler

Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna

mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme

kerja dari konsep supply chain dapat diamati.

h. Optimizer

The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya

terkandung: linear & integer programming, non-linear programming, heuristics

and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing technology

yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan

kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan

Upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce

a. Information flow, klien memiliki akses terbatas menyangkut perkembangan

produk atau pesanan pelanggan dalam supply chain. Pelanggan SerCom

Page 9: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

tergantung pada laporan yang dibuat secara manual setiap bulan dikirim melalui

faks dan e-mail. Aliran informasi menjadi sesuatu yang sangat penting di masa

datang, terutama jika dikaitkan dengan program fulfillment yang kompleks.

b. Fulfillment, ketika pesanan terus meningkat, baik jumlah maupun

kompleksitasnya, sistem yang ada sekarang ini tak lagi mampu mengatasi

berbagai kebutuhan tersebut. Pesanan dalam jumlah besar cenderung menurun,

sedang permintaannya mengikuti perkembangan kebutuhan. Saat ini, tak ada

fasilitas yang mampu memantau dan mengelola status pesanan dalam supply

chain.

c. Web based ordering, semua pesanan ditangani melalui EDI (Electronic Data

Interchange), faks atau telepon. SerCom perlu menyediakan layanan

pemesanan yang canggih untuk para pelanggan dan menyediakan fasilitas ESD.

d. Perpaduan antara pelanggan dan pemasok perlu terus ditingkatkan untuk

memperbaiki efisiensi dan komunikasi.

7. Permasalahan Manajemen Suplai Rantai

Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:

Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat

distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.

Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh

silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.

Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi

informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan

transportasi dsb.

Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang

mentah, proses kerja, dan barang jadi.

Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana

melewati entitas di dalam rantai suplai.

Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi

dan dana di antara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.

8. Aktivitas/Fungsi

Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk

mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan

dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi

lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi

kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini

Page 10: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam

memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari

logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke

pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah

meningkatkan ke[percayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai suplai, dan

meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.

Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan

perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai.

beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk

mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah

model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai

Suplai. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF).

Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.

Strategis

Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang,

pusat distribusi dan fasilitas

Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan,

membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan

operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang

ketiga

Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa

diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan

Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli

Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi

pasokan/suplai

Taktis

Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya

Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas

dari inventori

Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan

definisi proses perencanaan.

Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan

Page 11: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan

kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan

Gaji berdasarkan pencapaian

Operasional

Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai

Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke

menit)

Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan

dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok

Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi

permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok

Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang

diterima

Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished

goods)

Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke

pelanggan

Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan

rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi,

dan pelanggan lain

9. Beberapa Efek SCM (Supply Chain Management)

Inventory berkurang 50%

Mengurangi inventory carrying costantara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan

On-time deliveries naik 40%

Revenues naik 17%

Out-of-stock incidents berkurang 9 kali

Jebakan dalam SCM (Supply Chain Management):

o Pengukuran kinerja yang tidak terdefinisikan dengan baik

o Customer service tidak didefinisikan dengan jelas

o Status data pengiriman yang tidak akurat dan sering terlambat

o Sistem informasi tidak efisien

o Dampak ketidakpastian diabaikan

o Kebijakan inventori terlalu sederhana

Page 12: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

o Diskriminasi terhadap internal customer

o Koordinasi antar aktivitas suplai, produksi, & pengiriman tdk bagus

o Analisis metode-metode pengiriman tidak lengkap

o Definisi ongkos-ongkos persediaan tidak tepat

o Ada kendala komunikasi antar organisasi

o Perancangan dan operasional supply chain dibuat secara terpisah

o Supply chain tidak lengkap

o Perancangan produk &proses tdk memperhitungkan supply chain

CONTOH KASUS

Mengatasi Persoalan Daging Sapi dengan Membangun Rantai Pasok Nasional

Diposting Tanggal: 15 August 2013

Oleh: Setijadi – Chairman | Supply Chain Indonesia

Menjelang Idul Fitri 1434 H terjadi kenaikan dan lonjakan harga beberapa

komoditas, terutama daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan cabai. Harga daging

sapi, misalnya, mengalami kenaikan yang signifikan menjadi sekitar

Rp95.000-140.000/kg.

Untuk meredam kenaikan harga daging sapi, Pemerintah telah melakukan berbagai

langkah sejak April 2013, antara lain: melonggarkan impor daging, mempercepat realisasi

impor, menyederhanakan mekanisme impor daging, stabilisasi daging sapi oleh Bulog,

menambah pasokan daging sapi dengan impor, dan bekerja sama dengan swasta

menjual daging sapi murah ke pasar tradisional. Namun, persoalan tidak dapat

terselesaikan dan harga daging sapi di tingkat konsumen tetap tinggi.

Fenomena kenaikan dan lonjakan harga komoditas, termasuk yang disertai dengan

kelangkaan, berulang kali terjadi. Kedua fenomena ini semakin kuat ketika terjadi

lonjakan permintaan, misalnya, berkaitan hari-hari besar keagamaan.

Fenomena yang berulang kali terjadi tersebut semestinya menjadi pelajaran

berharga bagi pemerintah untuk merancang suatu program yang bersifat strategis dan

sistematis untuk mengantisipasi kelangkaan dan fluktuasi harga berbagai komoditas

penting. Langkah-langkah yang bersifat taktis dan operasional, seperti impor, terbukti

tidak bisa mengatasi persoalan tersebut.

Salah satu upaya pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah dengan

pendekatan manajemen rantai pasok (supply chain management/SCM). Pemerintah

perlu merencanakan, membangun, dan mengintegrasikan aspek-aspek “produksi-

distribusi-konsumsi”, antara lain dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 13: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

Pemetaan rantai pasok.

Pemetaan dilakukan secara nasional dengan mengidentifikasi para pelaku

(pemasok/produsen, pelaku distribusi, pengecer/pedagang, dan konsumen), termasuk

wilayah dan aliran distribusinya.

Pembuatan basis data.

Basis data mencakup: pemasok/produsen (jumlah pemasok, jumlah sapi), pelaku

distribusi (jenis dan jumlah pelaku), pengecer/pedagang (jumlah), dan konsumen (jumlah,

segmen, tingkat konsumsi, wilayah).

Perencanaan rantai pasok.

Dilakukan terutama untuk mengintegrasikan aspek produksi-distribusi-konsumsi yang

selama ini saling terpisah. Para peternak pada tingkat produksi, misalnya, “terpisah”

dengan pelaku distribusi yang dilakukan oleh pihak lain. Pelaku distribusi dan pedagang

pun saling “terpisah”. Hubungan antar pihak terjadi secara transaksional, tanpa ada kerja

sama jangka panjang yang memberikan manfaat bagi para pihak. Selain mengakibatkan

rantai pasok tidak efisien, kondisi ini membuka peluang pihak tertentu dalam rantai pasok

itu untuk mengambil keuntungan secara tidak proporsional.

Perencanaan rantai pasok mencakup pula perencanaan produksi sesuai

permintaan/kebutuhan konsumen, termasuk mempertimbangkan peningkatan permintaan

berkaitan dengan hari besar keagamaan dan sebagainya.

Menata dan membangun produksi.

Penataan perlu dilakukan terutama agar produksi dilakukan pada skala ekonomis,

mengingat pada saat ini para peternak kebanyakan melakukan penggemukan sapi pada

jumlah kecil. Skala ekonomis dapat dicapai dengan mengembangkan peternakan

sebagai industri besar atau mengintegrasikan para peternak kecil.

Membangun sistem distribusi. Pelaku distribusi sapi potong terdiri dari banyak pihak yang

bisa berbeda-beda sesuai daerahnya. Para pelaku distribusi ini antara lain: blantik, jagal,

pedagang pengumpul, pedagang besar, rumah potong hewan, dan lain-lain. Sistem

distribusi perlu ditata agar efisien dan para pelaku berperan dan mendapatkan

keuntungan secara proporsional.

Edukasi di tingkat konsumsi.

Edukasi diperlukan antara lain agar konsumen melakukan pola pembelian daging secara

tepat. Sebagai contoh, pada saat ini masyarakat lebih menyukai membeli daging segar

Page 14: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

daripada daging beku. Padahal proses pendistribusian sapi potong lebih mahal yang

berdampak ke harga daging.

Pengembangan infrastruktur dan sarana pengangkutan.

Ketersediaan infrastruktur (pelabuhan khusus ternak, terminal ternak berikut fasilitas

bongkar muat, cold storage system untuk cold chain) dan sarana pengangkutan (kapal

ternak, kereta api khusus ternak) sangat diperlukan untuk efisiensi proses pengiriman

ternak. Untuk pengangkutan sapi dari Jawa Timur ke Jakarta, misalnya, penggunaan

kapal ternak berkapasitas 400 ekor jauh lebih efisien daripada menggunakan truk.

Pengawasan/pemantauan.

Dilakukan untuk mengantisipasi pihak-pihak tertentu mengambil keuntungan dengan cara

yang tidak dapat dibenarkan. Pengawasan/pemantauan terutama diperlukan pada proses

distribusi yang dapat dilakukan dengan melakukan pencatatan arus pengiriman sapi

potong antar wilayah, misalnya dengan memanfaatkan jembatan timbang. Di jembatan

timbang tidak hanya dilakukan pencatatan berat truk dan muatannya (untuk menghindari

beban lebih), namun dilakukan juga pencatatan jumlah sapi potong yang diangkut.

Koordinasi antar Instansi.

Pembangunan rantai pasok ini memerlukan koordinasi antar

instansi/lembaga/kementerian, misalnya: Kementerian Peternakan, Kementerian

Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan lain-lain. Koordinasi juga diperlukan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

Sumber Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai

http://henykurniawati.blogspot.com/2008/05/pengertian-scm-supply-chain-

management.html

http://www.scribd.com/doc/57720599/Artikel-Supply-Chain-Manajement

http://dhikaqu.blogspot.com/

Page 15: Artikel Supply Chain Manajement

Faisal Wibisono/ 125020207111035

http://www.supplychainindonesia.com/mengatasi-persoalan-daging-sapi-dengan-

membangun-rantai-pasok-nasional/