Artikel Personal Finance Kontan - Asuransi

download Artikel Personal Finance Kontan - Asuransi

of 62

Transcript of Artikel Personal Finance Kontan - Asuransi

Artikel Personal Finance Kontan -AsuransiMemilih Asuransi Kesehatan

Sedia payung sebelum sakit datangOleh Titis Nurdiana, Sanny Cicilia - Rabu, 22 September 2010 | 22:41 WIB

SAKIT itu mahal. Fakta ini jelas tak terbantahkan. Selain menghabiskan harta, sakit juga mengurangi kesejahteraan dan kebahagiaan. Apa enaknya kaya raya tapi sakit-sakitan? Omong-omong, apa hubungannya sakit dengan perencanaan keuangan? Pepatah bilang, sedia payung sebelum hujan. Nah, demi menghadapi masa sakit yang bisa datang kapan saja, merencanakan biaya kesehatan, terutama di masa pensiun, jelas mutlak diperlukan. Pendek kata, kesehatan terjaga keluarga aman sentosa adalah dambaan setiap insan. Oleh sebab itu, kita harus jauh-jauh menyiapkan perlindungan kesehatan bagi keluarga. Tentu saja, cara paling mudah dan murah menjaga kesehatan adalah berolahraga serta bergaya hidup sehat. Namun, kita sering melupakan hal sepele itu karena kesibukan sehari-hari. Walhasil, sakit selalu menjelang dan kita harus mengeluarkan banyak biaya pengobatan. Di sinilah pentingnya merencanakan dan menyiapkan biaya kesehatan. Maklum, biaya mahal pengobatan gampang menggerus duit kita, bahkan bisa menghabiskan seluruh harta benda kita. "Makanya, semua orang membutuhkan perlindungan kesehatan, tanpa terkecuali," tandas Ligwina Poerwo Hananto, Chief Executive Officer Quantum Magna Financial. Wajib memiliki Salah satu cara paling gampang mengantisipasi kebutuhan besar biaya perawatan adalah melalui asuransi kesehatan. Bahkan, dalam perencanaan keuangan, asuransi kesehatan menjadi menu wajib, selain asuransi jiwa, perlindungan penyakit kritis, dan asuransi kecelakaan. "Ini harus dimiliki semua orang," imbuh Prita Hapsari Ghozie, Chief Financial Planner dari Zap Finance. Jika penghasilan Anda murni dari bisnis sendiri, tak ada salahnya menyisihkan sebagian penghasilan untuk membeli asuransi kesehatan ini. Jika Anda pegawai dan perusahaan tempat Anda bekerja sudah menanggung biaya kesehatan, ada baiknya pula tetap mengambil asuransi kesehatan bila dirasa masih kurang. Saran para perencana keuangan, pertama, sebelum memilih asuransi kesehatan, Anda sebaiknya mengetahui rekam jejak kesehatan keluarga. Pengetahuan ini berguna untuk memastikan ada tidaknya penyakit bersifat menurun, seperti kencing manis atau diabetes, tekanan darah tinggi, dan jantung. Jika Anda berasal dari keluarga yang memiliki penyakit keturunan itu, asuransi kesehatan atau asuransi jiwa dengan tambahan benefit perlindungan atas risiko penyakit-penyakit tersebut bisa menjadi pilihan. Istilah dalam industri asuransi adalah critical illness. Saran para perencana keuangan, belilah polis dengan perlindungan penyakit yang paling lengkap.

1

Kedua, cobalah menghitung biaya apabila Anda terkena penyakit-penyakit tersebut sekarang. Dengan perhitungan tersebut, Anda akan mendapatkan angka yang pasti dan mendekati kebutuhan sesungguhnya. Setiap tahun lakukan perhitungan ulang, karena biaya rumahsakit meningkat sesuai inflasi. Ketiga, ketika Anda membeli asuransi kesehatan, lakukan riset tentang perusahaan asuransi yang baik dan cepat dalam hal pembayaran klaim. Ini berguna untuk mengetahui kualitas pelayanan rumahsakit jika kelak Anda dirawat di sana. Maklum, meski ada larangan membeda-bedakan pelayanan bagi para pasien, praktik di lapangan menunjukkan bahwa rumahsakit acap "ogah-ogahan" melayani para nasabah asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi yang lelet membayar klaim atau bermasalah. Keempat, pilihlah asuransi kesehatan dengan sistem klaim kartu, bukan reimbursement alias ditagih belakangan. Sebab, si tertanggung bisa langsung dilayani hanya dengan menunjukkan kartu kepesertaan. "Sistem kartu ini juga berguna jika tertanggung tidak memegang dana tunai," kata Wina. Kelima, pilihlah asuransi kesehatan yang minimal memiliki fasilitas santunan rawat inap. Syukur-syukur kita bisa menentukan kelas ruangan inap sesuai kemampuan dan keinginan kita. Wina menyarankan agar kita memilih asuransi dengan plafon per sakit, bukan plafon per tindakan. Dengan begini, pertanggungan lebih praktis. Terakhir atau keenam, Prita dan Wina sepakat, asuransi kesehatan sebaiknya tidak dipadukan dengan asuransi jiwa atau investasi. Bukan hanya hasilnya kurang maksimal, tarif polis pun bisa lebih mahal, sehingga malah tidak optimal melindungi kesehatan kita. Supaya pembayaran premi terasa enteng, Wina menyarankan sumber pembayarannya dari bonus tahunan atau tunjangan hari raya. "Lebih baik jika Anda memperhatikan kapan akan menerima THR atau bonus untuk bayar-bayar asuransi ini," kata dia. Jika Anda pekerja paruh waktu, pengumpulan uang kas di satu rekening terpisah bisa menjadi solusi. Meski sudah mengantongi polis asuransi kesehatan, Anda juga harus menyiapkan dana cadangan kesehatan. Sebab, sebagian besar asuransi kesehatan hanya menanggung biaya rawat inap, bukan rawat jalan. "Idealnya, seseorang menyisihkan dana sebanyak antara 2,5% sampai 5% dari penghasilannya untuk tabungan kesehatan ini," kata Prita. (Diambil dari tulisan Edisi Khusus KONTAN Mei 2010) BERINVESTASI DI UNIT LINK

Pelajari risiko unit link, lalu ambil keuntungan investasinya (1)Oleh Dikky Setiawan, Raymond Reynaldi - Jumat, 11 Februari 2011 | 17:09 WIB

JAKARTA. Suatu hari di 2008, Firman Kurniawan, seorang pegawai swasta di Jakarta tiba-tiba terkulai lemas. Dia tidak percaya, investasi sebesar Rp 100 juta yang dibenamkan di unitlink dana saham terbitan sebuah perusahaan asuransi di Jakarta merosot tajam. Pemicunya, saat itu harga saham yang biasa menjadi lahan penempatan portofolio investasinya di unitlink menukik drastis. Jika Anda baru berniat berinvestasi di unitlink, ada baiknya mempertimbangkan matang-matang dalam memilih produk asuransi berlabel unitlink. 2

Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial menyebut, sebelum membeli produk unitlink, sebaiknya nasabah memilih jenis unitlink sesuai dengan profil pribadinya. Nasabah konservatif jangan memilih unitlink dana saham (equity), sebab indeks saham selalu fluktuatif sehingga bisa memengaruhi naik-turunnya dana investasi. "Sebaliknya, nasabah agresif jangan memilih tipe fixed income," ujarnya. Produk unitlink terbagi beberapa jenis. Pertama, cash fund unit-link atau unitlink pasar uang. Biasanya, perusahaan asuransi penerbit unitlink jenis ini menempatkan portofolio investasi nasabahnya 100% pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek. Anda yang tak ingin mengambil risiko besar, bisa memilih unitlink jenis ini. Selain berjangka waktu pendek, risikonya paling rendah. Jenis kedua, fixed income unitlink atau unitlink pendapatan tetap. Lazimnya, komposisi dana investasi nasabah akan difokuskan minimal 80% di instrumen obligasi. Bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten, bisa mempertimbangkan untuk mengambil unitlink tipe ini. Ketiga, managed unitlink atau unitlink pendapatan campuran, yang biasanya menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu. Banyak orang yang berpendapat, jenis unitlink ini sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang. Jenis terakhir adalah equity unitlink atau unitlink dana saham, yang menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80%. Anda yang ingin mendapatkan keuntungan berinvestasi secara maksimal bisa mempertimbangkan unitlink ini. Syaratnya, Anda berani mengambil risiko tinggi. Sebab, nilai investasi yang kita benamkan di unitlink jenis ini sangat bergantung pada pergerakan indeks saham. Pilih perusahaan asuransi yang sehat Setelah mengetahui jenis-jenis unitlink, Teguh menyarankan membeli unitlink dari perusahaan asuransi yang sehat, besar dan terpercaya. "Lihat juga apakah mengambil klaim di perusahaan itu sulit atau mudah," katanya. Selanjutnya, pelajari ilustrasi produk unitlink yang ditawarkan. Kalau perlu, lihat contoh polis asuransi unitlink yang ditawarkan perusahaan asuransi. Nasabah juga harus memperhatikan komponen biaya yang diberlakukan perusahaan asuransi penerbit unitlink. Teguh memberi gambaran, ketika nasabah membeli reksadana langsung ke MI, akan dikutip fee pengelolaan dana sekitar 2%. Tapi, ketika nasabah membeli unitlink dari perusahaan asuransi, logikanya nasabah akan kena fee dua kali lipat: untuk membayar perusahaan asuransi dan membayar MI. Lalu, perhatikan besaran return atau tingkat pengembalian hasil investasi. Teguh bilang, sebaiknya jangan buru-buru tergiur membaca return yang dijanjikan. Sebab, biasanya, di tengah jalan perusahaan asuransi kerap mengenakan fee tambahan atas pengelolaan dana nasabah. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, menambahkan, nasabah awam yang tak memiliki pengetahuan finansial cukup dalam jangan terburu-buru membeli produk unitlink. Lebih baik nasabah mencari informasi lebih detail mengenai unitlink yang diminati. Toh, kata Rakhmi, kebutuhan asuransi dan investasi sangat bergantung pada tujuan keuangan nasabah. Bila ingin berinvestasi saja, nasabah dapat masuk ke pasar reksadana. Apalagi, pertanggungan yang diberikan oleh produk unitlink kadang tak terlalu besar. Pertanggungan unitlink rata-rata berkisar Rp 100 juta sampai Rp 200 juta. 3

"Kalau mau ditingkatkan, kita harus membayar premi lebih. Dengan premi setinggi itu, mungkin saja kita mendapat pertanggungan yang lebih besar dari produk asuransi jiwa murni," tutur Rakhmi. BERINVESTASI DI UNIT LINK

Pelajari risiko unit link, lalu ambil keuntungan investasinya (selesai)Oleh Dikky Setiawan, Raymond Reynaldi - Senin, 21 Februari 2011 | 19:14 WIB

JAKARTA. Jika Anda sudah memahami betul unitlink dan cara berinvetasinya, kini bisa memilih perusahaan asuransi yang menerbitkan produk investasi itu. Salah satu yang menawarkan produk unitlink adalah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. Perusahaan asuransi asal Italia itu baru saja meluncurkan produk unitlink terbaru bertajuk Ultimate Balance Protection (UB Pro). Edy Tuhirman, Chief Executive Officer PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia, mengatakan, UB Pro merupakan produk asuransi unitlink yang menggunakan automatic risk management system (ARMS). Melalui sistem ini, nasabah bisa memantau dan menjaga pergerakan investasinya. "Jadi nasabah bisa mengontrol investasinya. Kapan dia harus keluar untuk profit taking, top-up, dan cut loss," terang Edy. Pemegang polis UB Pro boleh memilih komposisi dana investasi yang harus ditempatkan di unitlink equity, berapa di pasar uang, dan berapa di fixed income. Nasabah juga bisa profit taking, kalau investasinya sudah untung. Tapi, kalau investasi nasabah sudah minus, nasabah juga bisa langsung meminta cut loss. Edy bilang, bagi nasabah yang berminat membeli UB Pro, perusahaannya akan mengenakan uang pertanggungan (UP) terkecil Rp 50 juta. Dana investasi itu terdiri atas premi dasar dan premi top-up masingmasing Rp 25 juta. Sedangkan, UP terbesar dipatok Rp 2 miliar. Setiap tahun, Generali mengenakan subcription fee 2% dan fee management berkisar 2%-2,2% dari total dana investasi. "Persentasenya tergantung penempatan dana nasabah. Untuk yang fund equity maksimal 2,2%, dan money market maksimal 2%," ujar Edy. Sayang, Edy enggan membeberkan return yang bisa didapat nasabah jika berinvestasi di UB Pro. "Kami hanya bisa menjanjikan produk kami memiliki sistem pengaman yang baik," tandasnya. Selain manfaat investasi, nasabah juga akan memetik manfaat perlindungan jiwa 125% kali premi dasar, atau 250% kali premi dasar jika diakibatkan kecelakaan. Perusahaan asuransi lain yang menawarkan unitlink adalah PT Sun Life Financial Indonesia. Selain manfaat pertanggungan, produk unitlink syariah ini menawarkan instrumen investasi, seperti penempatan dana di saham dan obligasi syariah. Nah, UP yang diberikan produk syariah Sun Life Financial ini mulai dari 5 kali hingga 90 kali premi tahunan. Besaran UP tergantung usia nasabah. Usia 60-65 tahun mendapat UP sebesar 5-15 kali premi tahunan. Sementara, nasabah usia muda berpeluang mendapat UP antara 45-90 kali premi tahunan. Srikandi Utami, Head of Shariah PT Sun Life Financial Indonesia menyebut, besaran minimum premi asuransi pada unitlink syariah ini Rp 2,4 juta. "Kami membebaskan besaran investasinya. Semua tergantung kebutuhan nasabah, mau proteksi atau investasi," terang Srikandi.

4

Adapun biaya yang harus ditanggung saat pertama kali membeli produk ini adalah biaya loading (biaya administrasi) 80%, sisa 20% masuk ke rekening nasabah. Selain itu, ada biaya berkala mulai tahun kedua yang besarannya akan turun dari tahun ke tahun. Biaya lain, subscription fee Rp 24 juta per tahun, dan biaya pengelolaan investasi, yakni untuk investasi saham sebesar 2,25% dan campuran 1,75% yang dipungut setahun sekali. Ada juga biaya kontribusi bila nasabah ingin memperbesar porsi unitlink. Produk investasi yang tidak efektif dan rumit Tidak semua kalangan menilai unitlink sebagai produk investasi yang tepat bagi masyarakat awam. Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari perencana keuangan Quantum Magna Financial menilai, unitlink adalah produk investasi yang kurang tepat. Alasannya, nasabah unitlink harus membeli sesuatu yang tidak efektif. "Kalau unitlink itu kan nasabah harus membeli produk perlindungan jiwa sekaligus investasi. Seharusnya, kalau mau berinvestasi, semua dana dimasukkan ke produk investasi, bukan untuk membayar premi asuransi," katanya. Teguh juga menilai, tujuan sebagian masyarakat di negeri ini membeli asuransi unitlink untuk investasi jangka panjang. Mereka mengira, unitlink adalah produk asuransi yang memiliki bentuk proteksi investasi. Padahal, yang dilindungi oleh perusahaan penerbit unitlink hanya asuransi jiwa, bukan proteksi investasinya. "Di sini banyak nasabah yang tidak memahaminya," imbuh Teguh. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, menilai, produk investasi yang dibalut asuransi atau unitlink sebagai produk yang rumit. Salah satu alasan Rakhmi menilai produk unitlink dapat merepotkan nasabah adalah besaran biaya atau fee yang harus ditanggung. Sebab, kebanyakan perusahaan asuransi penerbit unitlink akan mengenakan banyak biaya kepada nasabah, seperti premi dasar asuransi, biaya administrasi asuransi, dan investasi. "Meski manfaatnya ganda, ada pertanggungan dan investasi, tidak semua orang dapat memiliki produk ini," tandasnya. MENCERMATI TAWARAN ASURANSI KARTU KREDIT

Pembayaran secara cicilan tak selalu menguntungkanOleh Dikky Setiawan - Jumat, 20 Mei 2011 | 17:59 WIB JAKARTA. Menyusul berita ramai tentang tindak kekerasan oknum debt collector dalam menagih utang kartu kredit, bisnis asuransi kartu kredit menjadi primadona sejumlah perusahaan asuransi. Kabar terbaru, PT Asuransi Jiwa Sinarmas meluncurkan program perisai kartu kredit (credit shield) bertajuk Perlindungan Tanpa Sukar (PAKAR). Ceruk pasar credit shield yang masih luas jadi salah satu alasan Asuransi Jiwa Sinarmas meluncurkan PAKAR. Paling tidak, saat ini sebanyak 60% dari total 40 juta pemegang kartu kredit belum memiliki credit shield. Di sisi lain, pangsa pasarnya pun sudah jelas, para pemegang kartu kredit. Masuk akal kalau perusahaan asuransi mengincar pasar nasabah kartu kredit. Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, dari sekitar 250 juta rakyat di negeri ini, pemegang kartu kredit hanya 40 juta orang. 5

Besarnya ceruk pasar kartu kredit ini menjadi alasan tersendiri bagi perusahaan asuransi meluncurkan produk yang dibundel (paket) kartu kredit. Selain itu, biaya operasional penjualan relatif rendah. Perusahaan asuransi hanya memberi pelatihan kepada tenaga telemarketer yang sumber daya manusianya telah tersedia dari penerbit kartu kredit. Cermat menimbang Dus, jika Anda pengguna kartu kredit, tidak perlu kaget, bila kerap mendapat tawaran program asuransi yang dibundel dengan kartu kredit melalui telepon. Persoalannya, bagi pemegang kartu kredit, perlukah asuransi itu mereka ambil? Jika memang berminat, silakan. Namun, sebelum Anda menjatuhkan pilihan, ada baiknya mempertimbangkan secara matang. Menurut Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, produk asuransi jiwa yang dipaket dengan kartu kredit merupakan produk yang dijual melalui telemarketing. "Saya tidak menyarankan nasabah dan masyarakat luas membeli produk asuransi apapun dari penawaran kartu kredit atau perbankan yang disampaikan melalui telemarketing," saran Freddy. Sebab, lanjut dia, nasabah tidak akan memperoleh penjelasan secara detail menggunakan contoh (dummy) polis asuransi yang ingin dibelinya, dan tidak dijelaskan secara langsung (tatap muka). "Nasabah tidak memperoleh polis asli dari kartu kredit atau perbankan. Premi yang harus dibayar juga lebih mahal dibandingkan membeli langsung produk asuransi dari perusahaan asuransi," kata dia. Apakah asuransi PAKAR termasuk produk asuransi telemarketing? PAKAR memang produk telemarketing. Jadi, nasabah tidak bisa melihat polis terlebih dahulu. "Tapi, kami akan memberikan penjelasan secara detail tentang fasilitas dan keunggulan produk ini," tegas Gideon Vice President Direct Marketing & Telemarketing Asuransi Jiwa Sinarmas. Oleh sebab itu, Freddy mengingatkan, jika ada tawaran produk credit shield atau proteksi nasabah atas tunggakan kartu kredit, Anda tak perlu membelinya. Silakan beli asuransi jiwa dan kecelakaan diri dari perusahaan asuransi dengan premi per tahun dan limit yang memadai. Jadi, jika Anda meninggal dunia, ada sejumlah dana untuk bayar tagihan kartu kredit. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menimpali, uang pertanggungan (UP) yang ditawarkan credit shield atau proteksi nasabah atas tunggakan kartu kredit, biasanya tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan nasabah akibat menderita cacat tetap total. Produk ini hanya memberi manfaat melunasi sisa utang kredit. Sedangkan kebutuhan lain, seperti pengobatan, perawatan, tambahan living cost atau biaya hidup akibat tidak bisa melakukan aktivitas secara normal dan lain-lain, masih harus ditanggung sendiri oleh nasabah. Kelemahan lain adalah proses pengajuan menjadi nasabah. Apakah perlu proses seleksi dalam pengajuan pembelian yang biasanya dilakukan perusahaan asuransi? Jika ada proses seleksi, apakah proses itu mudah atau sebaliknya. Begitu pula jika proses seleksi dipermudah, sambung Risza, apakah akan berakibat pada limitasi nilai perlindungan? Jika ada batasan manfaat yang tidak sama dengan nilai pagu kredit, maka bagaimana jika ada selisih nilai manfaat pelunasan dengan nilai total sisa kredit yang belum dibayar? Pertanyaan ini, hanya bisa terjawab bila Anda telah menerima manfaat dari produk ini. Hanya saja, biasanya prosedur pembayaran pada jenis manfaat ini tidak sekaligus, tapi dibagi minimal dua kali pembayaran, yaitu 20% dan 80%. Nah, jika pelunasan tagihan kartu kredit bertahap, bisa timbul risiko beban bunga atas sisa tagihan utang yang belum terbayar. Jadi, sebelum membeli produk asuransi kartu kredit, Risza menyarankan memahami terlebih dahulu risiko atau kelemahan produk itu. Setelah itu, bandingkan dengan produk sejenis, baik produk asuransi yang melekat dengan kartu kredit atau produk rider yang tersedia lebih banyak di pasar. Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory bilang, perlindungan yang 6

diberikan asuransi credit shield hanya ditujukan untuk kematian atau cacat fisik nasabah akibat kecelakaan. Asuransi ini tidak bisa meng-cover kebutuhan jika nasabah terkena pemutusan hubungan kerja dari perusahaannya. Jadi, menurut Mike, jika memang Anda mampu membeli produk asuransi dengan pembayaran premi tunai, sebaiknya Anda tidak perlu membeli produk asuransi yang pembayaran premi mencicil lewat kartu kredit. Yang perlu diwaspadai, ujar Mike, jika Anda tidak bisa melunasi tagihan kartu kredit tepat waktu, yang di dalamnya terdapat premi asuransi, maka akan menambah beban utang Anda. Ingat, dalam program ini ada kewajiban yang harus Anda bayar. Jika kewajiban itu tidak dibayar, utang Anda akan menggulung. "Jadi, tidak perlu beli produk asuransi yang dibundel kartu kredit. Langsung saja beli produk asuransi jiwa ke perusahaannya," kata Mike. MERACIK PROTEKSI & INVESTASI

Berkreasi menyusun proteksi dan investasi sendiriOleh Arief Ardiansyah - Jumat, 15 Juli 2011 | 19:44 WIB JAKARTA. Produk unitlink sudah menjadi penyumbang pendapatan paling besar bagi banyak perusahaan asuransi. Otomatis, produk asuransi yang menggabungkan asuransi dan investasi dalam satu paket ini sudah memiliki banyak pengikut. Nasabah terpikat lantaran berharap unitlink bisa mendapat manfaat ganda sekaligus, yaitu perlindungan asuransi dan investasi. Namun, kalangan perencana keuangan menilai harapan itu susah terwujud. Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, menilai, unitlink bukan alat investasi dan alat proteksi yang paling benar. "Investasi itu harus dipisahkan dari asuransi. Itu tidak bisa ditawar lagi," kata Freddy. Perencana keuangan dari Shildt Financial Planner Risza Bambang menilai, sebenarnya bukan salah perusahaan asuransi membuat produk unitlink. Masalahnya, masih banyak konsumen yang tidak mau repot. "Jadinya mereka membayar fee proteksi lebih tinggi dan mendapat hasil investasi yang lebih rendah di unitlink," kata Risza. Buat Anda yang sudah kadung memiliki unitlink, silakan baca rubrik Kocek terdahulu, Andai Terpaksa Melego Jangan Cuma Melongo di Mingguan KONTAN No 41-XV, Edisi 4-10 Juli 2011. Anda yang baru tersadar untuk memiliki proteksi dan berinvestasi, silakan simak ringkasan saran dari beberapa perencana keuangan yang berbagi tips dan wawasan untuk membuat 'unitlink' sendiri. Sisi proteksi Untuk mempermudah contoh penyusunan 'unitlink' ini ada beberapa asumsi. Mari kita ambil contoh sebuah keluarga muda yang memiliki dua anak. Suami berusia 32 tahun dan istri 28 tahun, adapun usia anak-anak masing-masing tujuh tahun dan lima tahun. Keluarga ini sudah membeli rumah dengan KPR bertenor 10 tahun dan cicilan sudah berjalan selama tiga tahun. Baik suami maupun istri bekerja dengan penghasilan masing-masing Rp 10 juta dan Rp 5 juta. Dari penghasilan ini, mereka bisa rutin menyisakan duit bulanan Rp 3 juta atau dengan kata lain menghabiskan biaya hidup bulanan Rp 12 juta. Nah, baru-baru ini mereka merasakan perlu memiliki produk asuransi dan investasi. Sebelum memulai rencana membuat proteksi dan investasi, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti meminta keluarga ini menyiapkan dana darurat (emergency fund) 7

minimal tiga sampai enam bulan biaya hidup bulanan. Anda bisa menyiapkan dana darurat ini dalam dua bagian: tabungan atau deposito dan emas. "Tujuan dana darurat itu, bila ayah atau ibu kehilangan pekerjaan tetap, dana itu bisa menghidupi keluarga sampai mendapat pekerjaan baru," kata perempuan yang kerap dipanggil Zizi ini. Setelah itu, Risza menyarankan keluarga ini membuat garis rencana hidup. Garis ini berisi tahun-tahun krusial yang mengidentifikasi rencana-rencana keluarga dan membutuhkan biaya besar. Sebut saja masa-masa anakanak bakal masuk sekolah, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, dan bila perlu sampai biaya menikahkan mereka. Tercantum pula tujuan finansial orangtua untuk beribadah haji, misalnya, hingga pensiun kelak. Setiap rencana finansial tersebut harus berisi estimasi biaya yang diperlukan. "Lalu, tentukan rencana proteksi dan investasi Anda," kata Risza. Paling tidak, ada empat jenis perlindungan yang dibutuhkan sebuah keluarga, yaitu asuransi kematian atau jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, dan dana pensiun. Freddy menyarankan Anda membeli polis asuransi jiwa berjangka (term life) dengan uang pertanggungan (UP) yang pas. Cara menghitung UP dalam kasus ini adalah menjumlahkan total kebutuhan biaya pendidikan dua anak hingga minimal sarjana, biaya hidup untuk lima sampai sepuluh tahun, dan biaya untuk memenuhi rencanarencana keuangan yang lain. Selanjutnya, miliki asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga. Freddy meminta Anda mengecek keberadaan fasilitas perlindungan kesehatan dari kantor. Kalau belum cukup, silakan membeli asuransi kesehatan sesuai kelas kamar atau mengambil sistem cash plan dengan limit yang sesuai. Untuk kepemilikan asuransi kecelakaan diri, Anda bisa mengambil polis, misalnya, Rp 500 juta. Anda bisa membeli asuransi ini terpisah atau menyatu dengan asuransi jiwa term life. Yang pasti, "Jangan membayar premi asuransi berlebihan," kata Freddy. Zizi menambahkan, kepemilikan asuransi ini tidak harus sekaligus seluruh keluarga. Bila kemampuan saat ini baru untuk ayah dan ibu saja, ya, tak masalah. Dia menyarankan keluarga ini mengalokasikan duit Rp 1 juta per bulan untuk asuransi. "Nanti bila ada bonus atau tunjangan lain bisa untuk melengkapi asuransi yang belum dimiliki," kata Zizi. Sisi investasi Secara garis besar, Risza menyebut ada dua jenis investasi, yaitu paper investment (investasi surat berharga) dan investasi murni. Investasi berwujud kertas itu berupa deposito, Reksadana, saham, dan obligasi. Investasi seperti ini cocok bagi Anda yang tidak punya waktu dan ogah repot. Adapun investasi murni adalah Anda membiakkan duit secara langsung di sektor properti, berbisnis, atau memiliki logam mulia. "Sedikit repot, tapi return dan risiko investasi lebih baik," kata Risza. Untuk mendanai pendidikan anak pertama masuk SMP nanti, Zizi menyarankan keluarga ini berinvestasi di reksadana campuran. Alokasi untuk investasi ini cukup Rp 1 juta sebulan. Dengan asumsi return reksadana campuran 20% per tahun, bakal terkumpul duit yang cukup untuk membayar uang pangkal SMP dan uang bulanan sekolah selama tiga tahun. Untuk anak kedua yang mau masuk SD, Zizi menyarankan membeli logam mulia dengan alokasi rutin Rp 1 juta per bulan. Risiko investasi logam mulia lebih kecil dari risiko investasi di reksadana. "Cocok untuk menabung jangka pendek," kata Zizi. Adapun rencana lain bisa dipenuhi keluarga ini saat ayah dan ibu mendapat kenaikan gaji dan bonus. Kunci sukses berinvestasi, ungkap Zizi, adalah menabung sedini mungkin secara rutin dan disiplin. "Walau tidak 8

besar, efek compounding interest (bunga majemuk atau bunga berbunga) membuat nilai tabungan jadi besar," kata Zizi. Adapun Freddy menyarankan keluarga ini mengalokasikan minimal 30% pendapatan untuk investasi, termasuk KPR. Dari situ, Anda bisa menaruh di berbagai produk investasi dengan porsi logam mulia sekitar 10%-15%, reksadana saham 15%, reksadana campuran 25%, dan properti 50%. "Cicilan KPR bisa masuk investasi properti, apalagi untuk rumah kedua, ketiga, dan seterusnya," kata Freddy. Risza malah menilai kepemilikan rumah bisa menjadi salah satu model penyiapan dana pensiun paling sederhana. Kala Anda masuk pensiun, usia anak-anak sudah dewasa dan tinggal di rumah masing-masing, "Jual saja rumah sekarang dan beli rumah lain di daerah yang lebih murah. Sisanya untuk membiayai pensiun," kata Risza. Adapun untuk berinvestasi di paper investment, Risza menyarankan Anda membeli reksadana pendapatan tetap dan obligasi pemerintah yang relatif aman dari risiko. Bila Anda mau sedikit ribet, berinvestasi di logam mulia bisa membuat duit Anda berbiak lebih cepat. Yang jelas, menyusun proteksi dan investasi mandiri seperti ini memiliki banyak kelebihan. Yakni biaya murah, nilai proteksi lebih tinggi dan worth it, serta bisa meraih return investasi yang lebih tinggi. "Kelemahannya, Anda agak capek karena harus berpikir sendiri," kata Risza. Nah, mau pilih yang mana, terserah Anda! MANAJEMEN UTANG

Agar tak semakin merana ketika pasangan berpulang (1)Oleh Syamsul Ashar, Anastasia Lilin Y - Kamis, 29 September 2011 | 12:40 WIB

JAKARTA. Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah ini terasa pas menggambarkan nasib yang menimpa Suparsih, warga Karanganyar, Jawa Tengah. Setelah sang suami meninggal, perempuan berusia 54 tahun ini terpaksa menanggung sendiri beban utang kredit dari sebuah bank yang dicairkan sang suami, Puyanto. Bank mewajibkan Suparsih melanjutkan cicilan utang almarhum suami yang masih tersisa Rp 40 juta, dari total kredit yang mereka terima di 2004 sebesar Rp 70 juta. Perempuan yang bekerja sebagai karyawan di salah satu sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di Karanganyar ini tetap harus membayar angsuran kredit Rp 1,2 juta per bulan hingga 2014. "Saya merasa terbebani kalau harus membayar sendirian," ungkapnya getir. Padahal, menurut pemikiran Suparsih, bank seharusnya sudah memutihkan utang almarhum. Sebab, ketika hendak mencairkan kredit sang suami telah membayar premi asuransi. Dia pun mengutip sebuah pasal dalam perjanjian kredit yang disepakati suaminya. Pasal itu mewajibkan mengasuransikan jiwa minimum 100% dari jumlah kredit yang diterima debitur. Nyatanya, Suparsih hanya menerima santunan asuransi sebesar Rp 18 juta. Jumlah ini jauh lebih kecil dari sisa pinjaman. Lepas dari keprihatinan yang menimpa Suparsih, mungkin banyak nasabah yang tertimpa nasib nahas seperti ini. Mereka tidak menduga bakal menanggung konsekuensi yang berat ketika menjadi nasabah kredit (debitur) bank. Tidak semua yang kita pahami saat awal mencairkan kredit selalu berjalan sesuai harapan. Selain kemungkinan telah terjadi salah paham maupun bank memang beritikad buruk, acapkali konsekuensi tak terduga seperti ini berawal dari calon debitur yang kurang teliti ketika mengajukan kredit. Mereka berusaha sebisa mungkin memenuhi syarat agar kredit segera bisa cair.

9

Salah satu kelaziman yang ditempuh seorang calon nasabah debitur ketika penghasilannya tak memenuhi ambang batas minimal bank adalah menggabungkan pendapatan dengan pasangan, suami atau istri (joint income). Dengan menggabungkan dua sumber nafkah keluarga, otomatis nilai pendapatan debitur jadi lebih besar. Sekadar ilustrasi, ketika istri berpenghasilan Rp 3 juta dan suami berpenghasilan Rp 6 juta, maka bank akan menghitung penghasilan bulanan calon pengutang senilai Rp 9 juta. Itu berarti, maksimum angsuran yang harus dibayar oleh debitur 30% dari total penghasilan atau sebesar Rp 2,7 juta. Ini berarti pula nilai kredit yang disetujui bisa lebih besar. Mengukur risiko Lantaran hanya memikirkan nilai kredit yang diperoleh bakal lebih besar, calon nasabah sering alpa mencermati tingkat risiko kredit konsumtif semacam ini. Terutama, risiko yang menyebabkan para nasabah meninggal dunia, cacat, atau peristiwa lain yang menyebabkan mereka tidak mampu lagi membayar cicilan utang. Dari sisi lain, bank tentu tidak mau rugi. Karena itu, selain menarik uang provisi, bank mewajibkan debitur untuk mendapatkan perlindungan dari perusahaan asuransi. Bahkan, aset yang menjadi jaminan kredit juga mendapat perlindungan asuransi kerugian. Oleh sebab itu, biasanya nasabah wajib membayar asuransi kebakaran sebagai syarat permohonan kredit pemilikan rumah (KPR). Demikian pula ketika calon nasabah mengajukan kredit pembelian kendaraan, biasanya mereka harus membayar minimal asuransi kehilangan dan asuransi all risk. Sementara, bagi si debitur, biasanya bank mewajibkan jaminan asuransi jiwa. Jadi, ketika debitur berhalangan tetap dan menyebabkannya tidak mampu membayar utang, bank tidak akan merugi karena kewajiban debitur ditutupi asuransi. Perencana keuangan dari Shildt Financial Planner Risza Bambang menjelaskan, biasanya ada dua jenis skema asuransi pada kredit joint income. Pertama adalah tipe first to die. Asuransi jiwa tipe ini adalah membayarkan uang pertanggungan sebesar 100% jika salah satu debitur, dalam hal ini tak terbatas apakah suami atau istri, meninggal dunia. Tipe kedua adalah kebalikannya, yaitu the last survivor. Asuransi seperti ini baru mau membayarkan klaim jika kedua debitur meninggal dunia. "Meskipun ada dua pilihan, dalam skema joint income, bank seharusnya tidak boleh memberikan pilihan. Mereka wajib melekatkannya dengan first to die," kata Risza. Pasalnya, sejak awal bank menyetujui kredit harus mengacu pada kemampuan finansial dua orang. Jadi ketika salah seorang meninggal, maka dilihat dari perhitungan syarat kemampuan membayar utang jelas tidak ada lagi. Memang, konsekuensi dari pemilihan asuransi first to die adalah debitur harus membayar premi lebih mahal ketimbang the last survivor. Nah, untuk kasus Suparsih, Risza menduga asuransi yang dipakai bertipe the last survivor. Bisa jadi bank tidak memberikan informasi yang jelas pada awal sehingga nasabah tidak tahu atau nasabahnya sendiri yang meminta agar premi asuransinya lebih murah sehinga diberi yang the last survivor. Di sisi lain, perbankan terkenal kian royal meloloskan pengajuan kredit para nasabahnya, terutama kredit konsumsi seperti KPR, KPM dan kredit multiguna. Maklum, jenis kredit ini merupakan mesin pencetak uang paling cepat bagi bank. Alhasil, bank pasti berupaya agar pengajuan kredit memenuhi syarat dan calon debitur tidak pindah ke bank lain. Termasuk jika ada debitur yang meminta tidak memakai asuransi demi memperoleh cicilan lebih murah. "Ada dekadensi moral ethic business dalam dunia financial services," ujar Risza setengah menuding. Sementara perencana keuangan MRE Financial & Business Advisory Mike Rini menyebut, produk asuransi 10

jiwa yang biasa dilekatkan secara langsung adalah KPR dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM). Berdasarkan skema joint income untuk dua kredit tersebut yakni KPR dan KPM, jika salah satu pasangan meninggal maka sisa utang kredit akan dilunasi 100%. "Sementara untuk kredit lain seperti multiguna, setahu saya sejauh ini memang tidak ada asuransinya," ujar Mike. Jadi, dia menyarankan, debitur harus membeli asuransi sendiri untuk menjamin keberlangsungan kredit multiguna. Dengan demikian, apabila kelak sesuatu yang tidak dinginkan terjadi, mereka terbebas dari risiko gagal bayar. (bersambung) KIAT KOCEK

Klaim nol, uang kembaliOleh Teddy Gumilar - Rabu, 12 Oktober 2011 | 18:53 WIB

JAKARTA. Istilah uang hangus sejatinya tak dikenal secara resmi dalam dunia asuransi. Kenyataannya, faktor inilah yang menjadi alasan utama orang enggan membeli produk asuransi. Kini beberapa perusahaan asuransi menjanjikan pengembalian premi. Sebagai nasabah asuransi, Anda tentu sering merasa rugi membeli produk asuransi lantaran uang premi yang dibayarkan hilang begitu saja setelah masa pertanggungan usai. Padahal, selama masa asuransi Anda tidak sekalipun melakukan klaim. Kalaupun ada klaim, mungkin nilainya lebih rendah ketimbang Uang Pertanggungan (UP). Perasaan seperti ini telah dibaca oleh beberapa perusahaan asuransi dengan merilis produk beriming-iming pengembalian premi di akhir periode asuransi. Salah satunya Asuransi Sinar Mas yang merilis produk asuransi kendaraan bertajuk Simas Mobil Bonus pada akhir bulan September lalu. Ini pengembangan dari produk sebelumnya, yaitu Asuransi Simas Mobil. Yang membedakan adalah Simas Mobil Bonus menawarkan pengembalian premi kepada nasabah jika tidak melakukan klaim selama masa pertanggungan. No Claim Bonus ini diberikan dalam bentuk point rewards. Dumasi Marisiana Magdalena Samosir, Direktur Pemasaran Asuransi Sinar Mas, bilang bahwa setiap satu poin bernilai Rp 1.000. Cara menghitung point rewards tersebut cukup mudah. Misalnya, nasabah membayar premi Rp 2 juta per tahun. Jika sampai akhir periode pertanggungan nasabah tidak mengajukan klaim, dia berhak memperoleh 2.000 point rewards yang setara dengan duit senilai Rp 2 juta. Tapi jika ada klaim, fasilitas point rewards tersebut akan hangus. Selain ditukar dengan uang, poin ini juga bisa digunakan untuk membayar premi atau membeli produk Asuransi Sinar Mas yang lain. Point Rewards ini dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam tiga periode waktu: 3 tahun, 5 tahun, atau 8 tahun. Pada akhir tahun kedelapan, poin tersebut bisa ditukar menjadi uang tunai dengan jumlah setara 100% premi yang pernah dibayarkan oleh nasabah. Pengembalian 75% dari premi yang sudah disetorkan bisa diterima nasabah yang menukarkan point rewards pada akhir tahun kelima. Adapun pengembalian 50% bakal diterima di akhir tahun ketiga. "Point rewards secara otomatis akan cair pada akhir tahun sesuai dengan waktu penukaran yang dipilih pada saat awal pengajuan asuransi. Dananya akan ditransfer ke rekening nasabah," ujar Dumasi. Simas Mobil Bonus memberikan dua alternatif pilihan jaminan pertanggungan, yaitu Gabungan (Comprehensive) dan Kerugian Total (Total Loss Only/TLO). Masing-masing jaminan dapat diperluas dengan 11

risiko Huru-hara 4.1B, Bencana Alam, dan Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga hingga Rp 100 juta. Ada pula Asuransi Kecelakaan Diri untuk pengemudi dan penumpang maksimal empat orang masing-masing sebesar Rp 50 juta. Lalu, biaya pengobatan untuk pengemudi dan penumpang maksimal empat orang masingmasing sebesar Rp 1 juta. Di luar itu, nasabah Simas Mobil Bonus akan menerima manfaat tambahan berupa gratis layanan derek mobil, kartu diskon, dan gratis layanan ambulans. Biaya asuransi Freddy Pieloor, pialang asuransi dari Antara Intermediary Indonesia, menyarankan calon nasabah sebaiknya jangan menelan mentah-mentah iming-iming pengembalian premi asuransi. Sebab, prinsipnya tidak mungkin perusahaan asuransi dapat hidup jika premi yang sudah diterima harus dikembalikan lagi seluruhnya. Ada beberapa komponen biaya asuransi yang harus diperhatikan. Pertama, loss ratio atau rasio antara premi yang diterima dan klaim yang dibayarkan sebelumnya. Kedua, biaya akuisisi seperti ongkos pemasaran, dan biaya operasional seperti sewa kantor dan gaji. Ketiga, profit margin atau keuntungan yang diharapkan perusahaan asuransi. "Biaya-biaya itu dibebankan dalam bentuk premi yang dibayarkan nasabah," kata Freddy. Calon nasabah juga mesti mencermati ketentuan pengembalian premi yang mensyaratkan tidak adanya klaim dalam periode waktu tertentu. Syarat itu sebetulnya sangat sulit dipenuhi. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin dalam jangka waktu tersebut nasabah tidak akan membutuhkan klaim asuransi. Misalnya, risiko tersenggol sepeda motor bagi pemilik mobil selalu mengintai setiap hari. Kalaupun harus mengembalikan premi, sejatinya perusahaan asuransi tidaklah merugi. Sebab dalam periode waktu tersebut, katakanlah 10 tahun, perusahaan itu sudah memutar dana nasabah di instrumen investasi, misalnya saham. "Perusahaan asuransi sudah mendapatkan nilai pengembangan dari premi yang sudah dibayarkan," imbuh Freddy. Untuk memilih produk asuransi, ada beberapa rambu yang harus diperhatikan. Pertama, menilai risiko yang dihadapi. Kedua, mencari jenis produk asuransi yang bisa menanggung risiko tersebut. Lalu mintalah penawaran polis dari 2-3 perusahaan asuransi dan manfaat yang akan diperoleh. Terakhir, melihat jumlah premi yang harus dibayarkan. KIAT KOCEK

Ada limit atau tidak, pastikan nyaman saat sakitOleh Arief Ardiansyah - Senin, 17 Oktober 2011 | 18:13 WIB

JAKARTA. Sakit adalah salah satu risiko kehidupan yang tidak bisa diprediksi. Semua orang mengalaminya, tapi tak ada yang tahu kapan penyakit bakal tiba. Saat kita sakit, apalagi bila harus dirawat di rumahsakit, tentu butuh biaya yang besar. Belum lagi biaya perawatan di rumahsakit semakin lama semakin mahal. Salah satu cara mengantisipasi kebutuhan besar biaya perawatan adalah memiliki asuransi kesehatan. Bahkan, dalam perencanaan keuangan, asuransi kesehatan menjadi menu wajib. "Kami sarankan agar semua orang memiliki asuransi keuangan," imbuh Prita Hapsari Ghozie, Chief Financial Planner dari Zap Finance. 12

Selain asuransi kesehatan, para perencana keuangan juga menyarankan kepemilikan asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, diri, dan asuransi harta benda berupa asuransi rumah dan asuransi kendaraan. Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, mengatakan, kelima jenis asuransi itu untuk memproteksi setiap keluarga atau pribadi dari kemungkinan terjadinya musibah. Keberadaan asuransi kesehatan, ungkap Freddy, sudah menjadi kebutuhan yang mutlak dimiliki oleh setiap keluarga atau pribadi. "Mahalnya biaya perawatan dan pengobatan bisa menguras investasi dan tabungan milik keluarga," kata Freddy. Sebelum Anda membeli asuransi kesehatan, periksalah keberadaan jaminan asuransi kesehatan dari tempat kerja Anda dan pastikan limit asuransi itu sudah memadai. Bila belum cukup memadai atau Anda seorang pebisnis, segera penuhi perlindungan kesehatan Anda dengan memiliki asuransi kesehatan sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan Anda. Secara umum, asuransi kesehatan menawarkan beberapa jenis benefit, antara lain untuk rawat inap (inpatient), rawat jalan (outpatient), melahirkan (maternity), perawatan gigi, dan kacamata. Untuk rawat jalan, melahirkan, perawatan gigi dan kacamata, akan sangat mahal bila individu membayar premi tersebut sendiri. "Biasanya kantor yang menyediakan fasilitas itu karena kalau nilainya besar bisa lebih murah," kata perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti. Pilih skema yang cocok Kebanyakan financial planner menyarankan Anda memiliki asuransi kesehatan rawat inap. Tapi, seringkali calon nasabah masih bingung saat dihadapkan pada pilihan skema manfaat dari asuransi kesehatan. Ada empat skema manfaat yang ditawarkan perusahaan asuransi. Pertama, inner limit dengan limit tahunan. Skema ini menerapkan batasan santunan per kasus atau kejadian dan batasan santunan per periode pertanggungan, biasanya batasan per tahun. Kedua, inner limit tanpa limit tahunan, dengan skema batasan santunan per kasus atau kejadian, namun tanpa batasan santunan per periode pertanggungan. Ketiga, lumpsum dengan limit tahunan. Tawaran ini tidak menerapkan batasan santunan per kasus atau kejadian namun menerapkan batasan santunan per periode pertanggungan, biasanya batasan per tahun. Keempat, lumpsum tanpa limit tahunan yang tidak membatasi santunan tiap kejadian dan tiap periode pertanggungan. Fauziah mengatakan, dari empat skema tadi, tentu calon nasabah bisa mendapat proteksi paling optimal pada skema keempat. "Tapi otomatis nasabah harus membayar premi lebih mahal," kata Fauziah. Lain lagi anjuran dari Prita. Dia menyarankan calon nasabah memiliki polis asuransi kesehatan dengan skema ketiga. "Ada limit tahunan tapi tidak membatasi per kejadian," kata Prita. Sedangkan Freddy mengakui dari empat skema itu ada plus dan minusnya masing-masing. Namun, dia lebih condong menyarankan Anda untuk memilih skema pertama atau ketiga. Alasannya, Anda cukup membayar premi asuransi yang lebih ekonomis. Bila membeli produk tanpa limit, dia khawatir premi yang disetor nasabah akan terlalu mahal dan mubazir. "Jangan membeli perlindungan yang berlebihan dan tidak tepat sasaran," kata Freddy. Detail pilihan asuransi kesehatan tak berhenti di sini. Anda akan disodori tawaran asuransi yang berlaku seumur hidup (whole life) atau dalam jangka waktu tertentu (term life). Opsi tawaran asuransi whole life memastikan adanya perlindungan kesehatan buat Anda di hari tua nanti.

13

Keuntungan lainnya, ada nilai tunai polis walaupun sedikit di akhir masa kontrak. Namun, asuransi whole life mengharuskan Anda membayar premi yang lebih besar. Adapun premi asuransi term life lebih murah dari whole life berikut uang pertanggungan yang lebih besar. Kelemahannya, asuransi term life tidak memiliki nilai tunai di akhir kontrak alias uang setoran premi Anda hangus. Bila kondisi keuangan memungkinkan, Fauziah menyarankan Anda membeli asuransi kesehatan whole life. Namun, bila kemampuan terbatas, silakan memilih model term life. "Tapi, beli term life yang paling lama sekalian, yaitu 20 tahun. Baru bila nanti mau diperpanjang, Anda membeli whole life," kata Fauziah. Adapun Freddy hanya menyarankan Anda membeli asuransi term life berdurasi panjang 10 tahun atau 20 tahun sekaligus. Memang, premi term life berdurasi panjang lebih mahal dari term life yang tahunan. Tapi, dalam jangka panjang lebih ekonomis. Dengan memiliki polis berdurasi panjang, perusahaan asuransi harus memiliki alasan yang kuat bila nanti harus menolak perpanjangan polis asuransi nasabah. "Kalau tahunan, bisa saja premi asuransi melonjak atau ditolak perpanjangannya," kata Freddy. Yang pasti, jangan sampai pembayaran polis asuransi justru mengganggu kondisi keuangan Anda sehari-hari. Prita menyarankan nilai premi Anda maksimal 5% dari penghasilan tahunan. Sedangkan Fauziah dan Freddy menyebut nilai premi ideal itu sekitar 5%-15% dari pendapatan bulanan Anda. Untuk itu, sebagai poin terakhir, Anda harus mengetahui uang pertanggungan yang pas. Caranya, ungkap Freddy, tetapkan kelas ruang perawatan di rumahsakit yang nyaman dan pantas buat Anda. "Lalu cari produk asuransi kesehatan yang sesuai dengan biaya kamar per malam saat dirawat di rumah sakit tersebut," kata Freddy. Selamat memilih! Silakan Saja kalau Fasilitas Kantor Asuransi kesehatan tak hanya menawarkan manfaat rawat inap (inpatient) saja. Ada juga tawaran asuransi kesehatan untuk rawat jalan (outpatient), melahirkan, perawatan gigi, serta pembelian kacamata. Pelayanan asuransi kesehatan untuk rawat jalan ini akan menutup biaya kunjungan ke dokter umum dan dokter spesialis. Pemilik polis asuransi kesehatan rawat jalan juga bisa mengklaim pemeriksaan laboratorium, fisioterapi, serta pembelian obat-obatan terkait. Adapun perlindungan dari asuransi kesehatan melahirkan adalah semua biaya pelayanan pemeriksaan kehamilan, laboratorium, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Tak terkecuali biaya persalinan normal maupun dengan tindakan khusus dan pelayanan dalam kasus keguguran juga bisa dicover. Sedangkan manfaat asuransi kesehatan untuk gigi, sesuai namanya, memberi proteksi atas pelayanan gigi dasar seperti tambal dan cabut hingga pembedahan gusi. Pelayanan untuk benefit kacamata seputar penggantian biaya pembelian lensa dan bingkai kacamata. Perencana keuangan dari Zap Finance Prita Hapsari Ghozie menyarankan, bila mampu Anda membeli asuransi kesehatan outpatient. Tujuannya untuk melengkapi asuransi inpatient yang sudah dimiliki. Untuk asuransi melahirkan, Anda bisa membeli bila sudah merencanakan kehamilan minimal satu tahun sebelumnya. "Tapi punya inpatient dan outpatient saja sudah mencukupi," kata Prita. Sedang Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, berpendapat Anda cukup memiliki asuransi kesehatan inpatient. Asuransi ini perlindungan utama bila biaya pengobatan dan perawatan di rumahsakit membengkak. Freddy melihat, biaya rawat jalan masih dalam range kemampuan keuangan pribadi. Begitu pula benefit 14

kacamata, gigi, dan melahirkan itu adalah suatu bentuk risiko yang bisa dikelola sendiri. "Cukup siapkan dana khusus saja. Tapi, kalau itu fasilitas dari kantor, ya, terima saja," kata Freddy. Pasti! ASURANSI PENYAKIT KRITIS

Harus lebih kritis memilih asuransi penyakit kritis (1)Oleh Anastasia Lilin Y - Rabu, 19 Oktober 2011 | 18:46 WIB JAKARTA. Semua orang ingin sehat. Itu sebabnya, ketika sakit mendera, berbagai upaya dilakukan agar sembuh dan kembali sehat. Anda yang bisa menjaga kesehatan, bersyukurlah. Sebab, biaya pengobatan semakin mahal dan belum tentu terjangkau oleh semua orang. Alat medis yang canggih dan obatobatan terbaru jadi pemicu pembengkakan pengeluaran. Sakit itu mahal, kata orang. Jika Anda berkantong tebal atau mendapat tunjangan plafon kesehatan dari kantor yang cukup, biaya pengobatan tak memberatkan. Apalagi jika penyakit yang datang tak terlalu serius, seperti demam, diare, atau cidera ringan. Lain persoalan jika Anda menderita penyakit gawat yang membutuhkan perawatan lama atau operasi mahal. Uang kesehatan dari kantor tak cukup, sementara asuransi kesehatan biasa tidak mencakup penyakit jenis itu. Bagi mereka yang tak ingin menghadapi kondisi seperti itu lah, perusahaan asuransi menawarkan produk asuransi penyakit kritis (critical illness asssurance). Beberapa perusahaan asuransi yang sedang gencar menawarkan produk asuransi penyakit kritis, antara lain PT Prudential Life Assurance, PT Panin Life, dan PT Allianz Life Indonesia. Akhir Juli lalu, Prudential merilis produk bertajuk PRUearly Stage Crisis Cover. Produk ini ditujukan untuk pemegang polis Prulink, Prulink syariah, dan produk asuransi non-unitlink, yaitu Pruuniversal Life. Ada 79 risiko penyakit kritis yang ditanggung lewat asuransi tersebut, antara lain kanker, parkinson, alzheimer, serangan jantung, stroke, kebutaan, koma, hingga HIV. Panin Life Indonesia juga meluncurkan asuransi penyakit kritis bertajuk Smart Crisis Cover. Produk ini memberikan pembayaran manfaat yang berjenjang, mulai dari stadium awal hingga stadium lanjut alias kritis. Penyakit kritis yang ditanggung asuransi ini ada 34 jenis, seperti kanker, jantung, stroke, kebutaan, dan ginjal. Selain dua produk tersebut, banyak perusahaan asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap penyakit kritis. Sebagian besar sebagai tambahan (rider) produk tersebut dengan produk asuransi kesehatan ataupun asuransi jiwa. Allianz, ambil contoh, membalutkan produknya kepada pemegang polis asuransi My Education, My Future, serta My Protection. Asuransi kritis Allianz menanggung sekitar 49 jenis penyakit kritis. Asuransi Takaful Indonesia juga memiliki produk sejenis. Namanya Takaful Falah. Produk ini merupakan kombinasi asuransi jiwa dan kesehatan dengan nilai premi Rp 1 juta setahun. Setidaknya ada 40-an jenis penyakit kritis yang di tanggung oleh Takaful Falah. Apa kategori kritis? Sebelum kita membahas produk ini terlalu jauh, Aidil Akbar Madjid, perencana keuangan dari Akbar Financial Check Up, mengingatkan bahwa definisi penyakit kritis dalam asuransi adalah penyakit yang sudah dalam kondisi kritis. Tak peduli berapa banyak penyakit yang bisa di-cover perusahaan asuransi, ujarnya. Pada pasien kanker, misalnya, rata-rata perusahaan asuransi hanya mau membayar klaim saat tertanggung sudah ada di stadium 4. Ini yang masuk definisi kritis. 15

Nah, Aidil menilai, selama ini perusahaan asuransi tidak menjelaskan secara detail kepada masyarakat mengenai kategori kritis dalam produk asuransi tersebut. Masyarakat menganggap klaim atas semua penyakit bakal dikabulkan perusahaan asuransi, apapun kondisi pasien (tertanggung). Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Sudah begitu, premi yang harus dibayar oleh nasabah untuk asuransi jenis ini juga relatif lebih mahal ketimbang asuransi kesehatan biasa atau asuransi jiwa. Oleh karena itu, agar tak terjebak, Aidil mewanti-wanti agar calon nasabah lebih jeli membaca setiap klausul polis asuransi. Sebelum memutuskan menjadi nasabah asuransi ini, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten seperti perencana keuangan. Calon nasabah juga perlu meminta daftar dokumen yang harus dilengkapi dan dipersiapkan jika ingin mengklaim kepada perusahaan asuransi. Daftar dokumen ini mengacu pada klaim yang sudah pernah dicairkan pihak asuransi kepada nasabahnya terdahulu. Calon nasabah juga harus memahami detail apa yang tertuang dalam isi polis. Memang, ini tidak mudah. Perusahaan asuransi tidak akan membeberkan isi jeroannya sebelum seseorang menyatakan bersedia menjadi nasabah. Menurut Aidil, ketika nasabah merasa tidak sepakat dengan isi polis, maka dia masih bisa membatalkan pengajuan polis dalam kurun 14 hari sejak pengajuannya diterima oleh perusahaan asuransi. Nah, ada beberapa klausul yang berpotensi menjebak nasabah. Misalnya penggunaan istilah pengecualian dalam polis. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner menjelaskan, biasanya pengecualian ini untuk penyakit yang timbul karena nasabah melakukan tindakan kriminal, infeksi HIV, atau penyakit yang sudah diderita nasabah sebelum menjadi peserta asuransi. Risza juga menyarankan, sebaiknya calon nasabah menanyakan secara lebih mendetail setiap penyakit yang ditanggung atau tak ditanggung oleh asuransi. Contoh penyakit gagal ginjal, apakah penanganannya hingga proses transplantasi atau hanya cuci darah saja. Lalu, berapa kali cuci darah yang ditanggung. (bersambung) ASURANSI PENYAKIT KRITIS

Harus lebih kritis memilih asuransi penyakit kritis (selesai)Oleh Anastasia Lilin Y - Kamis, 20 Oktober 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Calon nasabah asuransi penyakit kritis tak cuma wajib hanya memeloti isi klausul dan penyakit kritis yang ditanggung asuransi. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planner melihat syarat pencairan klaim asuransi penyakit jenis ini tergolong rumit, tak sesederhana klaim asuransi kesehatan biasa. Jika nasabah asuransi kesehatan hanya butuh kuitansi dari rumahsakit dan nasabah asuransi jiwa hanya butuh surat keterangan kematian dari rumahsakit, pemegang polis asuransi penyakit kritis harus menyertakan keterangan diagnosa lengkap dari dokter. Ada semacam proses investigasi di situ, kata Risza. Selain itu, perusahaan asuransi tak memberikan patokan tenggat waktu yang pasti untuk pencairan klaim. Mereka berdalih butuh waktu untuk memproses pengumpulan keterangan diagnosa dokter dan investigasi yang lama. Paling cepat, setelah semua data terkumpul, perusahaan asuransi akan memproses klaim dalam tempo seminggu. Satu lagi yang perlu dicermati oleh calon pemegang polis adalah beberapa istilah dalam kedokteran yang sulit dimengerti. Fauziah Arsiyanti, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura, 16

menyarankan sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter pribadi tentang kemungkinan risiko kesehatan yang bakal menimpa dirinya kelak. Melihat rumitnya prosedur pencairan klaim, perempuan yang akrab disapa Zizi ini, menyarankan calon nasabah memilih skema lain jaminan kesehatan jika sebelumnya sudah pernah menderita penyakit. Daripada harus membayar premi mahal karena kondisi kesehatannya, saya menyarankan menabung di bank atau membeli emas, tandasnya. Hujan kritik ini memancing tanggapan perusahaan asuransi. Mereka berjanji dan berkomitmen menerima klaim saat penyakit baru memasuki tahap awal (early stage). Jadi, keputusan kembali ke tangan Anda dalam memilih asuransi penyakit kritis. Toh, kesehatan tetap yang utama dan harganya memang mahal. Sehebat-hebatnya asuransi kesehatan, tetap lebih hebat kalau Anda bisa menjaga kesehatan sebaik-baiknya. Nah, berbekal masukan dari para perencana keuangan itu, yuk kita longok dulu dua produk asuransi tersebut. PRUearly Stage Crisis Cover Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan mengatakan, produk asuransi tambahan ini melengkapi 12 asuransi tambahan alias rider yang saat ini dibesut oleh Prudential. Menurut dia, perbedaan produk ini dengan produk-produk asuransi tambahan lain yang telah ada sebelumnya terletak pada kecepatan perlindungan finansial yang diberikan pada tahap awal. Sebesar 50% dari total uang pertanggungan nasabah akan cair sesaat setelah nasabah terdiagnosa menderita salah satu penyakit kritis pada tahap awal, ujarnya. Nini Sumohandoyo, Direktur Pemasaran dan Komunikasi Pru, menambahkan rider terbaru ini juga bisa memberikan manfaat 100% UP pada tahap menengah dan tahap lanjut. Tak hanya itu, dia berpromosi, ada juga manfaat tambahan berupa 10% UP jika nasabah menjalani tahapan angioplasty atawa membuka sumbatan pada arteri yang mendarahi otot jantung. Kemudian ada pula manfaat tambahan 20% jika nasabah mengalami kondisi kritis. Kondisi yang dimaksud adalah komplikasi akibat diabetes dan amputasi. Lalu, 10% lagi apabila pemegang polis menderita kebutaan total akibat penyakit atau kecelakaan. Jadi total manfaat yang diterima nasabah sampai 140% dari uang pertanggungan, kata Nini. Syaratnya, tertanggung berusia 6 tahun sampai 60 tahun dengan pilihan masa pertanggungan usia 55, 65, 70, 75, 80 dan 85 tahun. Produk yang tersedia dalam mata uang rupiah dan dollar AS ini mematok maksimum uang muka Rp 1 miliar (US$ 125.000). Smart Crisis Cover Direktur Operasional Panin Life Jutany Japit mengatakan, produk ini dapat ditambahkan pada polis asuransi Panin New Multilinked (produk unitlink) dengan premi minimum Rp 2 juta per tahun dan besar uang pertanggungan minimal Rp 10 juta. Sebagai produk unitlink, Jutany menyebutkan, persentase antara proteksi dan investasi di dalamnya tergantung pada jumlah uang pertanggungan, berapa banyak jenis pertanggungan serta jumlah nasabah di dalam polis tersebut. Sembari berpromosi, dia bilang, Panin Life adalah satu-satunya perusahaan yang membolehkan nasabah membeli satu polis unitlink untuk satu keluarga. Jadi, nasabah dapat menghemat biaya polis. Nasabah yang membeli asuransi untuk pertanggungan satu keluarga akan memiliki persentase untuk asuransi lebih besar dan 17

investasi yang lebih kecil dibandingkan nasabah yang membeli asuransi untuk pertanggungan sendiri, katanya. Sekadar informasi, sejak diperkenalkan akhir tahun lalu, Smart Crisis Cover sudah mampu membukukan total premi Rp 13 miliar. Ada tiga nasabah yang sudah mendapat pembayaran klaim dengan uang pertanggungan Rp 300 juta. Asuransi Penyakit Kritis untuk Siapa? Membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan adalah tindakan bijak. Begitu juga dengan asuransi penyakit kritis. Risza mengatakan, produk tersebut tetap bermanfaat jika dibeli oleh profil nasabah yang tepat. Pertama, nasabah yang secara genetis punya keturunan penyakit dari kelompok penyakit yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Kedua, nasabah yang merasa gaya hidupnya tidak sehat dan berpotensi sakit berat. Namun, mengingat premi yang dibayar relatif mahal, Risza menyarankan agar mengambil asuransi penyakit kritis ini sedini mungkin atau sebelum penyakit terjadi. Perencana keuangan dari One Consulting, M. Andoko, mengatakan asuransi penyakit kritis dapat meringankan beban pengeluaran keluarga. Manfaat dari asuransi ini masih bisa dirasakan saat nasabah masih hidup dan berbeda dengan asuransi jiwa yang dinikmati ahli waris setelah nasabah meninggal, imbuhnya. Namun, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti, menilai proteksi diri sudah cukup dengan asuransi jiwa. Asuransi penyakit kritis bisa ditambahkan jika nasabah memang punya dana lebih. Dia membagi skala prioritas kebutuhan dalam lima jenjang. Mulai dari dana darurat, asuransi jiwa, asuransi penyakit kritis, reksadana pendidikan dan terakhir dana pensiun. Perlu diingat, agar tidak menemui klaim yang berbelit, Anda harus jujur dalam mengisi formulir aplikasi polis. Tujuannya agar sejak awal dapat diketahui penyakit dan kondisi apa saja yang bisa diklaim dan mana yang tidak. Ada nasabah yang nakal menutupi penyakitnya dan berharap nanti bisa di-cover kalau sembuh. Namun yang terjadi klaimnya ditolak sehingga dia justru rugi karena preminya hangus, pungkas Risza. UNIT LINK

Andai terpaksa melego, jangan sampai melongoOleh Arief Ardiansyah - Kamis, 20 Oktober 2011 | 18:09 WIB JAKARTA. Unitlink menjadi produk asuransi yang dipuja dan sekaligus dicela. Nilai investasi dan proteksi unitlink tak sebanding dengan setoran premi Anda. Bagi Anda yang telanjur memiliki unitlink, simak saran-saran dari para perencana keuangan berikut. Primadona dunia asuransi dalam satu dasawarsa terakhir adalah unitlink. Unitlink adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi dalam satu paket. Dengan menjadi nasabah produk unitlink, seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda, yaitu perlindungan asuransi dan investasi. Pertama kali produk unitlink masuk Indonesia pada 1998. Sejak itu produk turunan perusahaan asuransi jiwa ini meledak di pasaran dan menjadi produk andalan para agen penjual asuransi. Penjualan unitlink dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat. Kini, unitlink menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi banyak perusahaan asuransi.

18

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia menyatakan 62,41% premi baru industri asuransi jiwa sepanjang 2010 berasal dari unitlink. Dari total premi baru 2010 sebesar Rp 52,66 triliun, kontribusi unitlink mencapai Rp 32,85 triliun. Nilai unitlink itu tumbuh 52,89% dibandingkan perolehan tahun 2009, sebesar Rp 21,49 triliun. Bandingkan dengan pertumbuhan produk asuransi jiwa yang semakin mungil. Penambahan premi baru asuransi tradisional sepanjang 2010 hanya Rp 19,81 triliun. Angka itu cuma naik 4,7% dari perolehan premi baru 2009 sebesar Rp 18,92 triliun. Angka yang fantastis ini tak membuat unitlink kebal dari celaan. Kalangan perencana keuangan sangat tidak mereferensikan produk ini untuk Anda dekap. Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, menilai, unitlink bukan cara yang tepat utk berinvestasi. Membeli unitlink itu tergolong tindakan yang tidak cerdas, kata Freddy. Investasi di tempat lain Hasil berinvestasi di unitlink kurang maksimal lantaran instrumen ini hanya memberikan imbal hasil yang minim. Freddy mengatakan, imbal hasil mini ini lantaran nilai investasi nasabah dibebani biaya akuisisi yang tinggi. Biaya akuisisi adalah biaya awal yang ditetapkan perusahaan asuransi dari dana awal nasabah untuk menutup biaya gaji (nonagen/agen), operasional perusahaan, dan biaya-biaya lain semacamnya. Di luar itu, Freddy juga melihat unitlink menyimpan banyak rahasia yang tidak diketahui dan dipahami nasabah. Informasi detail tentang unitlink kadang simpang siur. Ujungnya, seolah-olah investasi di unitlink bakal mendatangkan keuntungan besar dan rendah risiko. Padahal, unsur rahasia ini di bidang investasi menghadirkan risiko yang tinggi. Freddy mencontohkan, nasabah tidak bisa mengetahui persis pengelola dana investasi itu perusahaan asuransi jiwa atau diserahkan ke manajer investasi. Perencana keuangan dari Zap Finance Prita Hapsari Ghozie juga berpendapat unitlink tidak cocok untuk semua kalangan. Orang yang menyisihkan penghasilan Rp 250.000 per bulan sangat tidak disarankan membeli unitlink, kata Prita. Produk yang telah lama populer di Eropa dan Amerika ini lebih cocok buat kalangan menengah ke atas. Maksud dia, orang yang sudah punya produk asuransi konvensional baru pas untuk membeli unitlink. Masalahnya, bila menengok data unitlink di atas, pasti banyak orang yang kecebur dan memiliki unitlink. Saat menghadapi klien yang kadung memiliki unitlink, perencana keuangan dari First Principal Financial Pte Ltd Singapura Fauziah Arsiyanti langsung melakukan analisis terkait tujuan klien berinvestasi. Kami lihat dulu, sudah berapa lama dia memiliki unitlink, kata perempuan bersapaan akrab Zizi ini. Selain melihat umur unitlink, Zizi juga menganalisis tujuan keuangan dan kesehatan klien sebelum melempar saran penutupan unitlink. Dia pernah menangani klien pemegang unitlink, tapi dalam kondisi sakit. Tentu orang ini bakal ditolak di asuransi murni. Makanya, kepemilikan unitlink bisa diteruskan tapi harus menambah investasi di tempat lain. Prita mencoba memberi nasihat lebih detail dengan meminta Anda membandingkan nilai pertanggungan dengan investasi. Unitlink dengan nilai pertanggungan lebih besar berarti cukup memadai fungsi proteksinya. Biasanya, unitlink yang seperti ini menginvestasikan setoran nasabah ke pasar uang. Terhadap unitlink yang porsi investasinya lebih besar, Prita menyarankan untuk menarik investasi atau membatalkan polis unitlink alias cut loss. Apalagi untuk unitlink yang berumur antara satu hingga dua tahun. Alasannya, selama periode ini nasabah masih menyetor untuk asuransi dan biaya-biaya, belum ada investasi. Dengan alasan yang sama, Freddy menyarankan Anda untuk cut loss apabila kepemilikan unitlink Anda belum sampai tiga tahun. Adapun Zizi menyarankan untuk menjual unitlink itu untuk pemegang polis kurang 19

dari empat tahun. Tapi, Freddy dan Zizi sepaham, Anda harus segera membeli asuransi murni yang dibutuhkan dan berinvestasi di tempat lain. Ikhlaskan saja kerugian membayar premi dan anggap sebagai biaya belajar, kata Freddy. Bila unitlink berumur lebih dari lima tahun, biasanya Anda telah membayar biaya akuisisi secara penuh. Freddy menyebut tidak ada jalan lain kecuali meneruskan unitlink itu tapi dari sisi perlindungan asuransi. Adapun bagian investasinya (top up) segera hentikan dengan mendatangi kantor perusahaan asuransi yang menerbitkan unitlink. Lalu, alokasikan premi investasi Anda ke instrumen lain yang lebih menguntungkan, misalnya reksadana. Prita juga menyarankan Anda menutup unitlink yang sudah berumur lebih lima tahun penyebab kerugian nasabah terlalu besar. Apabila Anda membeli unitlink berbasis saham, coba ajukan permintaan untuk mengalihkan investasi ke pasar uang. Kalau tidak bisa, ya, tarik saja dan taruh uang dari unitlink di reksadana, kata Prita. Zizi mengaku tidak semua klien mendapat saran agar melego unitlink. Kondisi itu berlaku buat klien yang sudah terlalu lama membayar premi unitlink dan sudah mau selesai. Tapi klien harus menambah investasi di instrumen lain. Fase paling sulit untuk menentukan nasib unitlink itu bila berusia antara tiga sampai lima tahun. Freddy mengaku harus menghitung dulu untung rugi menutup unitlink. Harus dikaji satu per satu sesuai kondisi polis unitlink, kata Freddy. Yang pasti, Freddy tidak akan menyarankan pemilik unitlink di atas dua tahun untuk mengambil cuti premi. Cuti premi adalah masa saat nasabah untuk sementara waktu berhenti membayar premi dalam periode waktu tertentu. Biasanya, perusahaan asuransi tetap mau memberikan santunan sesuai dalam kontrak asuransi bila terjadi risiko dalam cuti premi. Nah, ada sebagian kalangan yang menyarankan nasabah melakukan cuti premi untuk menghindarkan diri dari biaya akuisisi yang besar. Bagi Freddy, pendapat ini kurang tepat. Di satu sisi, nasabah berhasil menghindar dari biaya akuisisi, tapi Anda harus memperhatikan nilai tunai yang ada agar mencukupi untuk membayar biaya proteksi. Bila tidak cukup, nasabah harus melakukan top up dan akan dikenakan potongan 5% sepanjang umur polis. Potongan ini terus dikenakan setiap kali nasabah menyetor premi top up. Jadi nasabah bisa menghindar dari biaya akuisisi yang 15% untuk dua sampai tiga tahun, tapi terjebak di potongan 5% biaya investasi seterusnya, kata Freddy. Lalu, apakah Anda harus melakukan redemption unitlink saat ini juga? Zizi menyebut lebih baik menarik unitlink sekaligus, tapi tunggu saat pasar naik. Bila Anda membeli unitlink dua tahun lalu, tunggu Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia menyentuh 3.900-4.000 untuk melego unitlink. Sabar sebentar! ASURANSI MURNI Masih ada yang murni memproteksi kesehatan (1) Oleh Dikky Setiawan - Kamis, 27 Oktober 2011 | 18:14 WIB

J AKARTA. Sakit itu mahal. Pameo lawas itu boleh jadi tidak berlebihan. Jika kita mengalami sakit yang membutuhkan perawatan intensif, biaya pengobatan bisa menguras isi kantong. Biaya itu biasanya meliputi sewa kamar inap rumah sakit, pembelian obat, tarif jasa dokter, terapi, dan sejumlah biaya lain. 20

Demi mengantisipasi biaya sakit yang besar itu, masyarakat seyogianya memproteksi dirinya dengan asuransi kesehatan. Itu menjadi persoalan karena saat ini jumlah produk asuransi kesehatan murni yang beredar di pasar sangat terbatas. Kalaupun ada, produk itu berupa asuransi tambahan (rider). Jadi, Anda bisa membeli polis asuransi kesehatan jika membeli asuransi pokoknya, biasanya berupa polis asuransi jiwa. Banyak faktor penyebab perusahaan asuransi gemar menjual produk bundling alias campuran. Salah satunya, pendapatan dari pengelolaan produk asuransi murni lebih kecil ketimbang asuransi bundling. Para penjual asuransi kesehatan berusaha mendapat komisi lebih besar, sehingga mereka menawarkan produk asuransi kesehatan yang berbalut investasi," kata Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE. Freddy menilai, saat ini kian banyak perusahaan asuransi yang sudah keluar dari khitahnya sebagai penjual produk perlindungan dan berusaha mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari nasabah dan masyarakat yang awam akan produk asuransi. Mereka jauh lebih peduli atas kepentingan dan keuntungan perusahaan daripada menempatkan kepentingan nasabahnya, imbuh dia. Tapi, Anda jangan terlalu cepat pesimistis jika memang berniat membeli polis asuransi kesehatan murni. Sebab, menurut Freddy, saat ini masih ada (kendati sedikit) perusahaan asuransi yang memiliki niat mulia dengan menjual asuransi murni, dan melihat kebutuhan nasabah sesungguhnya. Individu dan kumpulan Nah, jika jeli dan teliti, kesulitan Anda dalam mencari produk asuransi kesehatan murni, niscaya akan teratasi. Untuk itu, di rubrik Kocek ini, KONTAN mencoba mengupas soal produk asuransi kesehatan murni. Tujuannya, agar Anda tak salah langkah memilih polis asuransi kesehatan murni. Menurut Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, asuransi kesehatan murni adalah produk asuransi yang murni hanya menawarkan perlindungan kesehatan kepada nasabahnya. Tidak ada tambahan manfaat lain di luar proteksi tersebut, katanya. Jadi, apabila Anda sakit dan harus dirawat di rumahsakit, perusahaan asuransi yang akan membayar semua biaya tersebut, mulai dari biaya tindakan dokter, obat-obatan, rawat inap, dan peralatan medis yang dibutuhkan saat Anda berada di rumahsakit. Perlu Anda ketahui pula, asuransi kesehatan murni biasanya terbagi atas polis individu atau pribadi dan kumpulan. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah peserta. Asuransi kesehatan murni pribadi biasanya dibeli dan diperuntukkan bagi pribadi atau keluarga. Sedangkan asuransi kesehatan murni kumpulan dilakukan oleh perusahaan atau badan usaha yang memiliki karyawan (plus keluarga) untuk menjadi peserta. Lazimnya, premi polis asuransi pribadi jauh lebih mahal. Ini karena jumlah pesertanya terbatas (sedikit), sendiri atau bersama keluarga, paling banyak lima orang (dua orangtua, tiga anak). Sementara itu peserta asuransi kumpulan biasanya minimum 25 orang, sehingga preminya lebih ekonomis. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menambahkan, ada beberapa model pembayaran klaim asuransi kesehatan murni yang beredar di pasaran. Pertama, asuransi kesehatan dengan sistem penggantian biaya (reimbursement). Pada model klaim ini nasabah harus membayar terlebih dahulu, kemudian mereka bisa meminta penggantian biaya sesuai kuitansi dan berdasarkan pada jenis kelas santunan yang dipilih pada saat pembelian asuransi. Kedua, sistem kartu. Nasabah tak perlu membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan, cukup menunjukkan kartu keanggotaan dari asuransi kesehatan yang diterbitkan perusahaan asuransi. Pelayanan medis diberikan sesuai jenis kelas dan santunan yang dipilih. Tapi provider rumahsakit atau dokter dibatasi hanya pada provider pelayanan medis yang ditunjuk atau ditentukan perusahaan penerbit kartu tersebut. Ketiga, sistem pembayaran santunan harian rawat inap. Program ini memberikan santunan berbentuk uang 21

tunai senilai yang dipilih pada saat awal pembelian. Nilai uang tidak bergantung pada kuitansi, tapi berdasarkan jumlah hari selama dirawat dikalikan dengan nilai santunan hariannya. Pertanyaannya sekarang, seberapa perlu kita memiliki produk asuransi kesehatan? Risza menilai, tiap manusia memiliki risiko kehidupan berupa sakit atau kecelakaan yang pasti terjadi dalam kehidupan. Meski telah menjaga kesehatan dengan baik, penyakit bisa datang tanpa diduga. Di sisi lain, biaya kesehatan terus naik. Jadi asuransi kesehatan salah satu jenis asuransi yang wajib dimiliki seseorang, mengingat adanya risiko itu, kata dia. Menurut Risza, banyak keuntungan yang bisa Anda dapat jika memiliki polis asuransi kesehatan, terutama yang murni. Antara lain, polis asuransi kesehatan memberikan jaminan proteksi atas risiko medis yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Artinya, polis asuransi kesehatan dapat digunakan sebagai dana darurat untuk risiko tersebut. Selain itu, premi polis asuransi kesehatan juga lebih murah, terutama pada waktu dibeli di saat sehat dibanding ketika Anda sudah menderita sakit atau kesehatan sudah berkurang akibat faktor usia. Namun, nilai premi itu akan sangat bergantung pada nilai santunan yang dipilih atau dibeli. Sependapat, Freddy menyebut, asuransi kesehatan murni sangat diperlukan oleh seseorang lantaran biaya pengobatan dan perawatan kesehatan di rumahsakit mahal. Freddy memberi contoh biaya pengobatan penyakit demam berdarah di salah satu rumahsakit swasta di Jakarta. Untuk biaya rawat inap kamar kelas satu, paling tidak pasien menghabiskan dana Rp 5 juta Rp 7 juta. Ingat, dana sebesar itu untuk biaya pengobatan penyakit biasa. Tentu saja, biaya yang harus Anda keluarkan akan lebih mahal jika terserang penyakit kritis, seperti jantung, kanker, atau lainnya. Sekarang biaya menginap di rumahsakit elite kelas satu lebih mahal daripada menginap di hotel bintang 5. Ketika Anda dirawat di rumahsakit seperti itu, pasti harus jual rumah dulu untuk biaya pengobatan sakit, seloroh Freddy. Namun begitu, Freddy mengingatkan, polis asuransi kesehatan belum tentu dapat menutupi kebutuhan seseorang ketika jatuh sakit. Hal ini sangat tergantung dari ruang lingkup jaminan yang dibeli. Jadi, sebelum memutuskan membeli polis asuransi kesehatan murni, Anda perlu memahami terlebih dahulu kebutuhannya. Dengan kata lain, sebaiknya Anda membeli jaminan proteksi asuransi sesuai kebutuhan. (bersambung) ASURANSI MURNI

Masih ada yang murni memproteksi kesehatan (selesai)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 28 Oktober 2011 | 11:00 WIB JAKARTA. Meski sudah semakin terbatas di pasaran, masih ada perusahaan asuransi yang menawarkan polis asuransi kesehatan murni. Bukan hanya untuk individu, tapi juga nasabah kumpulan. Asal jeli, Anda mendapat proteksi kesehatan yang optimal. Nah, sebagai acuan jika Anda tertarik membeli asuransi murni, berikut ini beberapa produk asuransi tawaran sejumlah perusahaan asuransi: SmartHealth Maxi Violet Salah satu perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi kesehatan murni adalah PT Allianz Life Indonesia. Nama produknya SmartHealt Maxi Violet. Produk ini merupakan jenis asuransi individu. Menurut Handojo Kusuma, Deputy CEO Allianz Life Indonesia, manfaat proteksi yang diberikan SmartHealth Maxi adalah biaya rawat inap dan rawat jalan. Sistem pembayaran klaim produk ini bisa

22

menggunakan sistem kartu (cashless) di rumah sakit provider Ad-medika dan sistem reimbursement dari rumah sakit mana pun, tanpa terkecuali, papar Handojo. Dia bilang, usia masuk SmartHealth Maxi Violet mulai dari 15 bulan sampai 55 tahun. Adapun batas maksimum pertanggungan sampai 65 tahun dan jangka waktu polis berlaku selama satu tahun dan bisa diperpanjang setiap tahun. Sayang, Handoyo enggan menjelaskan nilai uang pertanggungan dan premi yang harus dibayar nasabah. Itu tergantung dari manfaat yang dipilih, jenis kelamin, dan usia nasabah. Semua itu yang akan menentukan perhitungan nilai premi, kata Hondojo, singkat. Yang jelas, manfaat pertanggungan yang diberikan SmartHealth Maxi Violet meliputi biaya akomodasi ruangan termasuk ICU, biaya obat-obat-an selama perawatan termasuk pemeriksaan diagnostik, biaya administrasi, biaya perawatan sebelum dan sesudah perawat-an rumah sakit, biaya perawatan di rumah, biaya ambulans, dan biaya tidak terduga karena kecelakaan untuk rawat jalan dan rawat gigi, serta biaya santunan pembedaan nasabah. Apabila dokumen pengajuan klaim lengkap, lanjut Handojo, pembayaran klaim bisa cair dalam tempo 14 hari kerja (maksimum) sejak berkas diterima kantor pusat Allianz. Persyaratan klaim itu antara lain salinan kartu identitas atau bukti diri peserta, keterangan medis dari rumah sakit, dan surat berita acara dari kepolisian jika nasabah mengalami kecelakaan lalu lintas, baik bentuk asli maupun salinan yang telah dilegalisasi. Prevensia CARina Selain Allianz Life, perusahaan asuransi lainnya yang menawarkan produk asuransi kesehatan murni adalah PT Central Asia Raya (CAR). Nama produknya Prevensia CARina. Produk ini menawarkan dua konsep pertanggungan risiko. Pertama, hospital cash plan. Melalui program ini, CAR akan memberikan manfaat penggantian kerugian harian kepada nasabah individu jika tertanggung dirawat inap di rumah sakit. Ambil contoh, nasabah CAR berprofesi sebagai wiraswasta yang membuka usaha kelontong dengan penghasilan harian Rp 500.000. Nah, jika nasabah tersebut sakit dan harus dirawat inap, Prevensia CARina akan mengganti potensial income harian yang hilang akibat nasabah itu sakit. Kedua, pertanggungan risiko employee benefit. Sesuai namanya, pertanggungan risiko asuransi ini ditujukan untuk karyawan perusahaan yang menjadi nasabah CAR. Dengan kata lain, produk ini merupakan asuransi kumpulan. Menurut Tedy Harmita, Product Development Department Head CAR, manfaat dari asuransi kumpulan ini jauh lebih lengkap dari hospital cash plan. Selain rawat inap, kami juga memberikan pertanggungan rawat jalan, persalinan, dan rawat gigi. Atau, tergantung dari kebutuhan dan keinginan perusahaan itu, kata dia. Yang pasti, lanjut Tedy, untuk asuransi employee benefit, minimal peserta harus ada 25 orang. Perusahaan yang berminat juga harus berbentuk perseroan terbatas. Kalau bentuk badan hukum lain, khawatir-nya perusahaannya kolaps, imbuh Tedy. Soal uang pertanggungan dan nilai premi, Tedy senada dengan Handojo. Dia bilang, uang pertanggungan di asuransi kesehatan dihitung berdasarkan plan (merujuk biaya kamar per hari) dan manfaat yang diberikan. Nah, plan produk Prevensia CARina berkisar Rp 100.000 sampai Rp 1 juta per hari. Dari situ baru nanti akan dihitung, berapa premi yang harus dibayar nasabah. Untuk usia masuk nasabah mulai dari umur 6 bulan sampai 55 tahun, katanya. Critical Guard dan Medi Guard Tak mau kalah, PT Avrist Assurance juga menawarkan asuransi kesehatan murni untuk individu, yakni Critical Guard dan Medi Guard. Menurut Budi Satria Isman, Senior Management Avrist, Critical Guard adalah produk asuransi yang memberikan manfaat proteksi individu terhadap berbagai penyakit kritis. 23

Sedangkan produk kesehatan Medi Guard merupakan asuransi proteksi individu dengan manfaat rawat inap. Selain individu, Avrist juga menawarkan produk asuransi kesehatan kumpulan. Bagi polis keluarga, asuransi kesehatan Avrist ditujukan untuk tertanggung berusia 1 tahun sampai 60 tahun, sedangkan polis individu untuk tertanggung mulai usia 4 tahun hingga 60 tahun. Jangka waktu kontrak polis Avrist juga berlaku selama 1 tahun. Besar uang pertanggungan minimum dan maksimal asuransi kesehatan murni Avrist berkisar Rp 75 jutaRp 20 juta atau US$ 17.500 hingga US$ 20.000. Sistem pembayaran klaim asuransi kesehatan Avrist untuk individu bersifat reimbursement. Sedangkan sistem pembayaran klaim asuransi kumpulan bersifat cashless. Biaya premi polis yang diterapkan Avrist disesuaikan kebutuhan nasabah. Tapi, kisaran preminya Rp 1 juta Rp 2 juta atau US$ 1.000US$ 2.000. Budi mengklaim, keunggulan utama asuransi kesehatan murni Avrist untuk individu ini adalah tiga faedah khusus: yaitu faedah biaya transplantasi organ tubuh, faedah rawat jalan cuci darah, dan faedah rawat jalan kemoterapi atau radioterapi. Ketiga manfaat ini tak banyak dimiliki oleh asuransi lain, ujarnya. Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan Dengan biaya kesehatan di Tanah Air yang kian mahal, memiliki polis asuransi kesehatan merupakan tindakan bijak. Namun, jika salah memilih polis asuransi kesehatan murni, alih-alih memproteksi diri, Anda bisa merugi. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang patut Anda ketahui dan pertimbangkan ketika akan membeli polis asuransi kesehatan murni. Salah satunya, menurut Freddy Pieloor, perencana keuangan dari MONEYnLOVE, Anda harus mengetahui kebutuhan proteksi atas risiko yang dihadapi. Jadi, jangan asal beli polis asuransi kesehatan. Terkadang, biaya perawatan rumah sakit lebih mahal daripada jaminan yang dibeli. Ketika sakit, Anda harus berhati-hati masuk kamar inap rumahsakit. Jangan sampai masuk kelas yang lebih mahal dari benefit polis asuransinya, yang bisa mengakibatkan ekses atau kelebihan, sehingga Anda harus bayar selisihnya, pesan Freddy. Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menambahkan, nilai santunan harus disesuaikan dengan gaya hidup. Misal, nasabah yang biasa menggunakan Kelas VIP jika rawat inap, maka program santunan juga harus kelas VIP. Hal ini demi menjaga kenyamanan pelayanan medis. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan membayar premi. Bila kemampuan kita hanya bisa membayar premi asuransi murni yang harganya murah, jangan memaksakan diri membeli polis yang ada manfaat tambahan. Tapi, bila memang kemampuan membayar premi Anda memadai, tidak ada salahnya pula membeli produk lain yang memberikan tambahan manfaat proteksi. Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting mengingatkan, bagaimana pun kredibilitas perusahaan asuransi harus menjadi tolok ukur calon nasabah ketika akan membeli polis asuransi. Lihat bagaimana kondisi keuangannya, pelayanan, komplain yang diterima selama ini. Semua harus menjadi pertimbangan, kata dia. Selain itu, lihat juga tawaran proteksinya. Makin banyak tawaran perlindungan yang diberikan, tanpa Anda harus menambah uang premi, maka hal itu makin menguntungkan. Jangan lupa pula melihat kemudahan yang diberikan. Akan lebih baik bila memilih perusahaan asuransi yang bisa mengover rumah sakit langganan yang dekat dengan rumah atau tempat kerja. Sebagian besar waktu kita habiskan di dua tempat tadi, kata Eko ASURANSI UMUM Harta benda aman, hidup lebih tenang (1) Oleh Epung Saepudin - Rabu, 02 November 2011 | 18:34 WIB 24

JAKARTA. Sepanjang masih hidup, selalu ada risiko yang menyertai kita. Baik itu risiko atas diri sendiri, keluarga, tak terkecuali dengan harta benda yang kita miliki. Risiko itu bisa terjadi lantaran kecelakaan, kebakaran, bencana, atau kerugian bisnis lantaran kena musibah. Untuk mengurangi beban atas risiko itu, sudah semestinya kita menyediakan beragam perlindungan atas segala risiko yang mungkin terjadi. Idealnya, perlindungan itu perlu disiapkan untuk risiko yang paling dekat dengan kita. Ambil contoh, saban hari Anda pergi ke kantor menggunakan kendaraan pribadi. Maka, sudah pasti, selalu ada risiko yang melekat di perjalanan, entah itu sekadar kemacetan, kerusakan mobil di tengah jalan, bahkan kecelakaan. Nah, jika Anda tak punya perlindungan asuransi, bisa jadi Anda akan kesulitan menanggung beban akibat risiko tersebut. Sebab, setiap risiko hampir selalu mengundang konsekuensi berupa biaya yang harus dikeluarkan. Kalau terjadi kecelakaan Anda harus berobat atau memperbaiki kendaraan. Sebaliknya, apabila Anda memiliki asuransi maka sebagian beban risiko yang Anda tanggung menjadi lebih ringan. Sebab, sebagian biaya dipakai untuk menanggung risiko itu beralih menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi. Ketika mobil rusak, misalnya, perusahaan asuransi yang harus menanggung ongkos perbaikan. Mari ambil contoh lain. Katakan Anda sudah punya rumah dan kebetulan berada di daerah yang cukup rawan banjir atau berada di tengah-tengah area padat penduduk. Bukan mustahil, walau tentu tidak diinginkan, suatu saat tiba-tiba terjadi banjir atau kebakaran yang tak diinginkan. Dalam kondisi seperti itu, jika memiliki asuransi maka Anda tak akan pusing lagi memikirkan biaya atau dana menanggung risiko itu. Otomatis, alokasi dana yang sudah disiapkan untuk kebutuhan lain juga tidak terganggu. Victor Sandjaja, Wakil Direktur Utama PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, bilang, asuransi umum pada dasarnya memberikan perlindungan untuk harta benda, kepemilikan, dan kecelakaan diri. Saat ini, kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi juga makin baik seiring dengan tumbuhnya daya beli masyarakat untuk membeli aset seperti rumah tinggal, apartemen, perangkat rumah tangga modern, dan juga kendaraan bermotor. "Mereka ingin melindungi asetnya," ujarnya. Biar lebih tenang Willy Suwandi Dharma, Presiden Direktur Adira Insurance, mengatakan, dengan mengikuti asuransi, Anda melakukan upaya untuk mengalihkan risiko terhadap aset yang dimiliki pada pihak asuransi. Jadi, saat terjadi musibah pada diri maupun aset, Anda tidak lagi akan menanggung kerugian finansial sendiri. "Hidup kita bisa menjadi lebih tenang dan nyaman," ujarnya. Nah, untuk meminimalkan risiko tadi, tentu, mengambil asuransi umum properti sebuah langkah bijak. Kerugian akibat banjir atau kebakaran yang tak bisa diduga atas aset berupa rumah bisa diminimalkan. Jika memiliki mobil dan tiba-tiba hilang dicuri, lantaran telah mengasuransikan barang itu, Anda bisa mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi sesuai dengan harga pasar/nilai ekonomi saat terjadinya peristiwa itu. Dengan demikian, pemilik mobil akan kembali memiliki/membeli dan menggunakan mobil. Bayangkan apabila mobil tersebut tidak diasuransikan. "Jika hilang dicuri, pemilik mobil akan menderita kerugian material," ujarnya. Pada umumnya, polis asuransi umum bersifat tahunan atau berlaku untuk satu tahun. Memang, beberapa polis bisa diberikan oleh perusahaan asuransi untuk periode yang lebih lama, seperti asuransi kebakaran untuk 25

tempat tinggal. Tetapi, ada juga asuransi dengan periode lebih pendek seperti asuransi untuk transportasi barang-barang dari awal pengiriman sampai ke tempat tujuan. Nah, pelbagai pilihan yang lebih fleksibel di asuransi umum itu jelas sangat membantu Anda untuk bisa menyesuaikan mana kebutuhan asuransi yang paling pas. Atau setidaknya, produk asuransi yang cocok dengan tingkat risiko terdekat. "Asuransi umum ini sangat cocok baik bagi perusahaan maupun perseorangan. Sebab, dua kelompok tersebut sehari-hari, kapan pun dan di mana pun selalu terancam atau menghadapi risiko pribadi, risiko harta, dan risiko tanggung gugat," ujar Soeranto, Direktur Ritel Asuransi Jasindo. Sekadar sebagai gambaran buat Anda, KONTAN mencoba mengulas beberapa jenis asuransi umum dan pelbagai risiko yang bisa terjadi. Meski banyak manfaat yang ditawarkan, Anda perlu memilih sesuai kebutuhan dan tingkat risiko yang Anda. Asuransi harta benda (properti) Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap harta benda Anda dari risiko akibat kebakaran, bencana alam, kerusuhan, atau kerusakan lain yang timbul dari suatu kejadian tiba-tiba, seperti banjir, gempa, tanah longsor, dan badai. Tak hanya itu, produk ini juga memberikan jaminan atas kerugian yang timbul akibat usaha terganggu jika terjadi kebakaran. Sebagai contoh, Asuransi JaPro Property memberikan perlindungan untuk beragam properti, mulai rumah tinggal, apartemen, kantor, toko, hingga rumah toko. Tak sekadar properti yang dilindungi, produk ini juga memberikan perlindungan tambahan berupa perlindungan kecelakaan pribadi dan risiko kematian. Khusus jika terjadi kebakaran, JaPro Property akan memberikan tanggungan berupa biaya sewa bangunan pengganti sebagai tempat tinggal sementara. Syaratnya, hunian itu tidak dapat dihuni selama 3 x 24 jam setelah kejadian. Jaminan diberikan selama maksimal 30 hari. Limit jaminan sebesar Rp 500.000 per hari. Adapun nilai pertanggungan maksimum sebesar Rp 2 miliar. Ada juga asuransi Adira Home Insurance. Hampir sama, produk ini meliputi perlindungan rumah tinggal dari kerugian/kerusakan akibat kebakaran, sambaran petir, kejatuhan pesawat, asap, kerusuhan, hingga pencurian. Sebelum mendapat perlindungan, tim Adira akan melakukan pengecekan terhadap objek asuransi tersebut. "Material bangunan dan lokasi juga menjadi pertimbangan dari tim underwriting kami," ujar Willy Suwandi Dharma, Presiden Direktur Adira Insurance. PT Allianz Utama Indonesia juga memiliki produk AlliSya Kantor, sebuah produk syariah, yang memberikan perlindungan jika terjadi kebakaran, petir, pesawat jauh, kerusuhan. Victor bilang, Allianz tak mamasang syarat rumit asalkan gedung tersebut punya housekeeping yang baik dan proteksi atas risiko kebakaran yang baik. "Minimum premi Rp 100.000 per polis untuk asuransi kebakaran atau Rp 300.000 per polis apabila diperluas dengan perlindungan atas risiko gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami," ujar Victor. (bersambung) ASURANSI UMUM

Harta benda aman, hidup lebih tenang (selesai)Oleh Epung Saepudin - Kamis, 03 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Beragam pilihan asuransi umum tersedia untuk melindungi harta benda Anda. Banyak tawaran, tapi Anda perlu sesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat 26

risiko yang paling dekat agar bisa mendapatkan nilai manfaat secara maksimal. Nah, selain asuransi harta benda (properti) yang sudah dibahas sebelumnya, KONTAN mencoba mengulas beberapa jenis asuransi umum lainnya, dan pelbagai risiko yang bisa terjadi, yaitu sebagai berikut: Asuransi Kendaraan Saat ini tingkat kecelakaan di jalan masih tinggi. Lebaran lalu saja, tercatat 682 orang tewas dalam 4.071 kecelakaan. Lantaran masih tinggi angka itulah, asuransi kendaraan juga ikut terkerek peminatnya. Asuransi ini memberikan perlindungan atas risiko kerusakan atau kehilangan bagi sepeda motor atau mobil. Sejumlah perlindungan diberikan dalam asuransi ini terutama berkaitan dengan kejadian tabrakan, tergelincir, kerusakan, atau juga pencurian. Ada juga yang memberikan ganti rugi apabila kendaraan bermotor rusak akibat kebakaran, huru-hara, banjir, atau kesalahan mekanik saat memperbaiki kendaraan. Adira Insurance memiliki beberapa produk asuransi kategori ini, seperti Autocillin dan Motopro. Autocillin, misalnya, memberikan fasilitas derek gratis bagi penggunanya. Khusus untuk asuransi kendaraan, Adira mengklaim memiliki layanan lengkap seperti emergency roadside assistance alias bantuan untuk keadaan darurat di jalan dan ambulans. "Itu merupakan bukti keseriusan kami melayani," ujar Willy. Sementara, Motopro melindungi sepeda motor dari kerugian kerusakan akibat tabrakan, kecelakaan sepihak, kebakaran, atau pencurian dengan nilai pergantian lebih 75% dari harga motor. Ada juga biaya pengobatan bagi tertanggung akibat kecelakaan berkendara. Penggantian minimum Rp 150.000 dan maksimum Rp 1,5 juta selama masa pertanggungan. Premi minimum sebesar Rp 100.000 dan biaya polis sebesar Rp 35.000. Selain Adira, PT Allianz Utama Indonesia juga memiliki beberapa asuransi Kendaraan yakni AlliSya Mobil. Selain melindungi dari kerusakan atau tabrakan, manfaatnya juga diberikan berupa pertanggungan bagi supir dan penumpang dan yang mengalami kecelakaan dengan nilai pertanggungan mulai Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar. Perhitungan premi untuk asuransi Asuransi Mobilku Allianz yaitu pemilik mobil X seharga Rp 150 juta dikenakan tarif premi sebesar 2,655% dari harga mobil, plus Rp 111.