Kontan mingguan edisi 14 09-2015

40
Tabloid 14 September - 20 September 2015 No. 50 - XIX, 2015 Kelas Atas Kena Imbas Peritel premium kena dampak penguatan dollar P enguatan nilai tukar dol- lar AS terhadap rupiah membuat para peritel ke- las premium sulit tersenyum. Maklum, tak sedikit stok barang mereka merupakan produk im- por. Mereka mesti merogoh ko- cek lebih dalam untuk menda- tangkan barang-barang terse- but. Padahal, di sini, konsumen tampak mulai mengerem belan- ja akibat daya beli yang mele- mah. Menaikkan harga pun menjadi terasa sulit. Demi mempertahankan mar- gin, para peritel premium me- mutar otak agar usaha mereka jadi lebih efisien. Beragam jurus efisiensi yang dilakukan, misal- nya mengurangi fasilitas untuk karyawan di kantor hingga pe- ngelolaan stok dan distribusi yang lebih irit. Meski begitu, kebanyakan peritel premium tetap meng- alami penurunan laba. Penda- patan yang naik tipis, tergerus oleh rugi selisih kurs dan beban operasi yang meningkat. Ekspansi memang masih ber- jalan, namun kekhawatiran mulai membayang. 8-9 Bisnis Lebih Leluasa Patok Harga Pemerintah longgarkan penen- tuan tarif tiket pesawat. 10 Obligasi Bersiap Sambut ORI012 ORI012 bisa menarik kalau ku- pon capai 9%. 14–15 Keuangan Rupiah Lemah, Bank Kuat Hasil stress test menunjukkan bank bisa bertahan. 32–33 Tancap Gas Mengerek Penetrasi Pasar sebelum Era Pasar Bebas Datang. 38-39 Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan: Yang Protes Pemilik Kapal-Kapal Besar 28–29 Di balik strategi PT KAI menawarkan tiket dengan harga cuma Rp 70.000. 25 Berharap Tampak di Radar Pemodal Sulitnya menggiring investasi ke sektor riil di Indonesia B anyak faktor mempenga- ruhi minat pemodal untuk berinvestasi. Ekonomi makro, infrastruktur, tata kelo- la kepemerintahan, situasi poli- tik, serta kepastian hukum; kerap disebut menentukan se- lera membuka bisnis. Konon Indonesia menjadi salah satu negara paling menjanjikan bagi penanaman modal di Asia Tenggara atau bahkan Asia. Sa- yang sekali, masih banyak aturan yang menghambat dan proses perizinan serta birokrasi korup. Belum lagi kurangnya kompe- tensi dan keseriusan para peja- bat teknis untuk menerapkan berbagai strategi yang sudah ditetapkan. Paket kebijakan ekonomi tak akan cukup untuk menggiring modal asing berdu- yun-duyun masuk Indonesia. Tanpa implementasi di lapang- an, semua kebijakan akan sia- sia belaka. Halaman 3–6, 36–37 Kendati punya potensi menarik, Indonesia belum bebas dari himpitan masalah klasik, seperti perizinan yang rumit. www.kontan.co.id Laba Kemah Bintang Lima. 20–21 Gemerlap usaha glamo- rous camping. Rp 12.000 KTNM150914

Transcript of Kontan mingguan edisi 14 09-2015

Tabloid14 September - 20 September 2015No. 50 - XIX, 2015

Kelas Atas Kena ImbasPeritel premium kena dampak penguatan dollar

Penguatan nilai tukar dol-lar AS terhadap rupiah membuat para peritel ke-

las premium sulit tersenyum. Maklum, tak sedikit stok barang mereka merupakan produk im-por. Mereka mesti merogoh ko-cek lebih dalam untuk menda-tangkan barang-barang terse-but. Padahal, di sini, konsumen tampak mulai mengerem belan-

ja akibat daya beli yang mele-mah. Menaikkan harga pun menjadi terasa sulit.

Demi mempertahankan mar-gin, para peritel premium me-mutar otak agar usaha mereka jadi lebih efi sien. Beragam jurus efi siensi yang dilakukan, misal-nya mengurangi fasilitas untuk karyawan di kantor hingga pe-ngelolaan stok dan distribusi

yang lebih irit.Meski begitu, kebanyakan

peritel premium tetap meng-alami penurunan laba. Penda-patan yang naik tipis, tergerus oleh rugi selisih kurs dan beban operasi yang meningkat.

Ekspansi memang masih ber-jalan, namun kekhawatiran mulai membayang.

8-9

■ Bisnis

Lebih Leluasa Patok HargaPemerintah longgarkan penen-tuan tarif tiket pesawat. 10

■ Obligasi

Bersiap Sambut ORI012 ORI012 bisa menarik kalau ku-pon capai 9%. 14–15

■ Keuangan

Rupiah Lemah, Bank Kuat Hasil stress test menunjukkan bank bisa bertahan. 32–33

Tancap Gas Mengerek Penetrasi Pasar sebelum Era Pasar Bebas Datang. 38-39

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan: Yang Protes Pemilik Kapal-Kapal Besar 28–29

Di balik strategi PT KAI menawarkan tiket dengan harga cuma Rp 70.000. 25

Berharap Tampak di Radar Pemodal

Sulitnya menggiring investasi ke sektor riil di Indonesia

Banyak faktor mempenga-ruhi minat pemodal untuk berinvestasi. Ekonomi

makro, infrastruktur, tata kelo-la kepemerintahan, situasi poli-tik, serta kepastian hukum; kerap disebut menentukan se-lera membuka bisnis.

Konon Indonesia menjadi salah satu negara paling menjanjikan bagi penanaman modal di Asia Tenggara atau bahkan Asia. Sa-yang sekali, masih banyak aturan yang menghambat dan proses

perizinan serta birokrasi korup.Belum lagi kurangnya kompe-

tensi dan keseriusan para peja-bat teknis untuk menerapkan berbagai strategi yang sudah ditetapkan. Paket kebijakan ekonomi tak akan cukup untuk menggiring modal asing berdu-yun-duyun masuk Indonesia. Tanpa implementasi di lapang-an, semua kebijakan akan sia-sia belaka.

Halaman 3–6, 36–37

Kendati punya

potensi menarik,

Indonesia belum

bebas dari himpitan

masalah klasik,

seperti perizinan

yang rumit.

www.kontan.co.id

Laba Kemah Bintang Lima. 20–21

Gemerlap usaha glamo-rous camping.

Rp 12.000KTNM150914

Paket untuk Menekan Dollar

KONTAN/Benny Rachmadi

Memanfaatkan Amunisi

Anda termasuk orang yang hanyut dalam hiruk-pikuk konser Bon Jovi di Jakarta belakangan ini? Konser band rock

legendaris asal New Jersey ini memang terbilang heboh. Menjelang pelaksanaan konser, toko-toko yang menjual kaus band di kawasan Blok M, Jakarta, diserbu orang-orang berusia paruh baya yang mencari kaos Bon Jovi.

Di media-media sosial dan group chat, ba-nyak orang yang sibuk mencari tiket konser band yang tenar dengan tembang Always dan Livin’ On A Prayer ini. Bahkan, puluhan orang sampai tertipu dan membeli tiket palsu. Keru-gian pun mencapai ratusan juta.

Maklum saja, tiket konser ini memang laris manis. Sampai sekitar sepekan sebelum konser, tiket yang tersisa hanya tinggal tiket kelas fes-tival bagian belakang. Tiket kelas ini pun ludes tandas beberapa hari sebelum konser. Bahkan, tiket kelas VIP, kelas paling mahal, yang har-ganya mencapai Rp 3,5 juta selembar, sudah ludes tidak sampai satu bulan sejak penjualan tiket dibuka. Sekadar tahu saja, harga tersebut belum termasuk pajak dan service charge, lo.

Dahsyat, bukan? Yang perlu dicatat, semua ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi yang melanda Indonesia dan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) yang masih terus mele-sat naik. Banyak pakar menyatakan, daya beli masyarakat Indonesia saat ini turun. Bahkan, penurunan daya beli ini konon juga mem-pengaruhi kelas menengah. Ini terlihat dari penjualan produk otomotif yang turun tajam tahun ini.

Tapi nyatanya, tiket Bon Jovi kelas paling mahal, yang kalau ditotal harganya bisa lebih dari Rp 4 juta, ludes paling awal. Jadi, benar-kah beli daya masyarakat melemah?

Seorang teman yang bekerja sebagai pialang di sekuritas bertutur, pelemahan daya beli me-mang terjadi di masyarakat kelas menengah ke bawah. Tapi daya beli masyarakat kelas me-nengah ke atas sebenarnya masih ada. Cuma, segmen ini terpengaruh secara psikologis.

Lantaran mendengar perlambatan ekonomi yang terjadi, plus melihat nilai tukar rupiah serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok, segmen masyarakat ini menjadi panik. Dus, mereka pun lebih berhati-hati dalam me-lakukan konsumsi. Jadi, sebenarnya ekonomi Indonesia masih punya amunisi dan harapan untuk tumbuh.

Asal tahu saja, investor dan pebisnis juga masih optimistis melihat Indonesia. Tengok saja temuan perusahaan konsultasi manajemen internasional Bain & Company, yang diungkap dalam acara makan siang ber-sama pelaku bisnis dalam negeri serta inves-tor private equity di Hotel Shangri-la, Jakarta, akhir Agustus lalu.

Saat itu, Head of APAC Financial Investors Bain & Company Suvir Varma menyampai-kan, sekitar 80% dari investor yang disurvei perusahaan konsultan ini menyebut Indonesia masih merupakan tempat menanamkan inves-tasi paling atraktif di Asia Tenggara. Investor juga masih meyakini mereka bisa memperoleh return tinggi di Indonesia. Plus, menurut Var-ma, Indonesia masih memiliki sektor bisnis yang prospektif, seperti ritel dan konsumer.

Sekarang, yang penting adalah bagaimana pemerintah memanfaatkan amunisi yang ada ini. Masyarakat saat ini membutuhkan bukti bahwa pemerintah memiliki kemampuan me-mulihkan kembali kondisi ekonomi saat ini.

Rabu lalu (9/9), Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama. Nama bekennya, paket September 1. Cuma, banyak kalangan menganggap paket kebijakan ini kurang praktis untuk mengatasi kondisi saat ini. Paket kebijakan pemerintah yang ada ini masih belum memberi solusi efek-tif atas masalah yang dialami Indonesia.

Semoga pemerintah bisa segera mendapat rumusan yang pas untuk mendorong ekonomi Indonesia. Sementara itu, keep the faith! o

Harris Hadinata

Foto Cover: BaihakiGrafis: Alri Kemas

Tajuk2. Harris Hadinata: Memanfaatkan

Amunisi

Laporan Utama3. Tahun depan, penanaman mo-

dal Rp 594,8 triliun terlampaui4. Stimulus fiskal demi sektor riil6. Iklim investasi di Indonesia ma-

sih bagus

Bisnis8. Bisnis ritel premium keok karena

kurs dollar AS tinggi 10. Pemerintah longgarkan keten-

tuan harga tiket pesawat

Investasi11. Hantu suku bunga The Fed

masih mengganggu rupiah12. Rekomendasi: PGAS13. Jasa Marga genjot ekspansi de-

mi perbaiki kinerja14. Menelisik potensi untung dari

investasi ORI012

Studi di Luar Negeri16. Memilih sekolah yang cocok di

luar negeri

Kocek18. Memilih asuransi haji

Profil19. Kisah Andre Surya membangun

bisnis animasi

Usaha20. Usaha glamping masih punya

potensi besar21. Konsultasi Usaha Wahyu Saidi:

Berdagang Keliling22. Menjajaki peluang berbisnis

produk pomade

23. Kiat Agribisnis F. Rahardi: Belut Sawah

Tokoh24. Adi Suryatmini, Afdal Bahaudin,

Indriani Hadiwidjaja

Manajemen25. KAI tawarkan tiket kereta se-

harga Rp 70.00026. Indomaret pungut biaya isi

ulang Mandiri E-money

27. Refleksi Jennie M. Xue: Mem-bangun Bisnis Virtual

CEO28. Lily Salim, Dirut Tiphone: Men-

jadi Supermarket Produk Tele-komunikasi

29. Refleksi Ekuslie Goestiandi: Kuat dan Lentur

Dialog30. Susi Pudjiastuti, Menteri Kelaut-

an dan Perikanan: Yang Protes Itu Pemilik Kapal-Kapal Besar

31. Analisis Ekonomi Anton Hen-dranata: Membalikkan Senti-men

Keuangan32. Menilik hasil stress test OJK dan

BI terhadap perbankan34. Stimulus OJK untuk industri

keuangan nonbank

Surat & SMS35. Surat dan SMS pembaca35. Konsultasi Pajak Agus Susanto

Lihin dan Hendra Wijana: Harta Warisan Belum Dibagi

Nasional36. Menelisik paket kebijakan eko-

nomi dari pemerintah

Menyambut MEA38. Industri asuransi masih punya

waktu untuk penetrasi pasar

Kedai40. Menikmati nasi goreng hitam di

Legoh Jakarta

DAFTAR ISI

LILY SALIM

� TABLOID KONTAN 14 September - �0 September �015 Tajuk

Tahun depan, penanam-an modal Rp 594,8 trili-un bisa terlampaui.

Andri Indradie, Tedy Gumilar, Silvana Maya P.

Pemerintah, pengusaha, bankir, dan ekonom, se-pakat masih optimistis

dengan prospek investasi alias penanaman modal di sektor riil. Begitu kesimpulan yang muncul pada pertemuan antara Presi-den Joko Widodo (Jokowi) de-ngan pebisnis, badan usaha mi-lik negara (BUMN), serta para bankir di Istana Bogor, akhir Agustus lalu.

Hanya satu keluhan para pengusaha, yaitu masih banyak-nya aturan yang menghambat. “Selama sembilan bulan (tahun ini), banyak sekali regulasi. Un-tuk sektor manufakturing saja, saya catat terdapat 61 peratur-an. Dari semua aturan itu, ada yang baik dan menghambat,” tutur Franciscus Welirang, Ke-tua Asosiasi Emiten maupun petinggi Grup Salim ke KON-TAN setelah pertemuan.

Asmawi Syam, Direktur Uta-ma Bank Rakyat Indonesia, menambahkan, kondisi funda-mental Indonesia masih bagus. Ia mengibaratkan, hanya saja Indonesia sedang berlayar di cuaca yang buruk. Nakhoda, layar, dan kapal sudah bagus. “Tapi harus berlayar di cuaca buruk,” cetusnya.

Badan Koordinasi Penanam-an Modal (BKPM) berpendapat senada. Deputi Bidang Perenca-naan Penanaman Modal BKPM Tamba Hutapea bilang, bukan cuma aturan dari pusat saja yang menghambat. Banyak per-aturan di daerah juga masih jadi sandungan.

Aturan-aturan yang masih memerlukan penyempurnaan, antara lain, di bidang kehutan-an, mineral dan batubara, tata ruang wilayah, pertanahan, ke-tenagakerjaan. “Serta peraturan daerah seperti izin mendirikan bangunan, amdal, izin UUG, izin lokasi, dan sebagainya,” kata Tamba ke Tabloid KONTAN Rabu (9/9).

Target optimistis

Namun memang, menurut Tamba, selain aturan-aturan, hambatan investasi di sektor riil masih bejibun. Faktor eks-ternal datang dari perlambatan ekonomi global dan gonjang-ganjing situasi politik di bebera-pa negara di dunia.

Sedangkan faktor internal yang tersebut antara lain soal pengadaan lahan, masalah tena-ga kerja dan produktivitas, serta perizinan dan nonperizinan pe-nanaman modal. Ada juga ham-batan rencana tata ruang wila-yah, keahlian tenaga kerja di daerah, penyediaan energi lis-trik, dan infrastruktur.

Penyediaan bahan baku gas untuk industri dan pembangkit listrik, insentif penanaman mo-dal, serta pembiayaan mestinya

dibenahi kembali agar tidak menjadi perintang investasi. Satu lagi, jangan lupa, kualitas sumber daya manusia (SDM) pegawai pemerintahan.

Untuk menuntaskan pekerja-an rumah tersebut, BKPM pu-nya strategi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), debottle- necking masalah eksekusi pro-yek penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan pe-ngembangan penanaman modal berbasis wilayah.

BKPM juga membuat kantor pemasaran investasi di luar ne-geri, memperkuat sumber daya manusia marketing officer, fo-rum investasi daerah, serta menggenjot kerjasama pemasa-ran investasi (joint promotion) dengan lembaga internasional.

Khusus tentang aturan-aturan yang menghambat penanaman modal, pemerintah sudah meng-gelontorkan paket kebijakan seri I dari tiga paket yang diren-canakan (lihat halaman 36). Di dalamnya, ada juga kebijakan

deregulasi atau revisi aturan, serta paket kebijakan moneter.

Dengan sederet strategi BKPM dan paket kebijakan itu, Tamba optimistis target inves-tasi ke sektor riil, baik PMA maupun PMDN sebesar Rp 519,5 triliun bisa direngkuh.

Bahkan, target 2016 pun bisa terlampaui. Rencananya, BKPM menargetkan mampu menyedot investasi ke sektor riil hingga Rp 594,8 triliun. Dari total nilai ini, PMA Rp 386,4 triliun dan PMDN Rp 208,4 triliun. Berda-sarkan lokasi, sekitar Rp 302,6

triliun atau 50,9% mengalir di Pulau Jawa, sedangkan Rp 292,2 triliun alias 49,1% di luar Pulau Jawa.

BKPM punya alasan mengapa bersikap optimistis. Kata Tam-ba, meski kondisi perekonomi-an sedang melambat dan nilai tukar rupiah melemah, BKPM mencatat minat investor dalam negeri dan asing berinvestasi di Indonesia cukup kondusif.

Dari data minat investasi ali-as izin prinsip selama semester I–2015, tercatat Rp 721,94 trili-un. Nilai ini tumbuh 39,6% dari periode yang sama sebelumnya. “Di beberapa sektor prioritas seperti infrastruktur meningkat enam kali lipat, pertanian lima kali lipat, industri pariwisata dan kawasan 1,5 lipat, serta in-dustri padat karya meningkat 19,74%,” tegasnya.

Selain itu, Ketua BKPM Fran-ky Sibarani menambahkan, sampai semester I–2015, Indo-nesia tercatat sebagai negara tujuan utama arus investasi di antara negara ASEAN. Nilainya

US$ 13,66 miliar alias 31% dari total investasi yang masuk ke ASEAN. Vietnam tercatat US$ 7,53 miliar atau 17% dari total investasi di ASEAN, sementara Malaysia US$ 7,01 miliar atau 16%. “Ini menunjukkan, Indone-sia masih menjadi tujuan inves-tasi,” kata Franky.

Kita tunggu saja hasil kerja BKPM ini. Terutama, pembukti-an lewat SDM berkualitas. Mak-lum, di wilayah teknis, tak ja-rang penghambat investasi jus-tru kemampuan petugas kita. Aliran dana besar batal gara-gara petugas tak tahu membuat surat atau urusan teknis lain. Di jajaran petinggi oke, eksekusi di level bawah memble.

Tamba tak lugas mengonfir-masinya. Namun dia bilang, pe-ningkatan kemampuan pegawai negeri selalu berjalan, baik pu-sat maupun daerah. Pelatihan terus jalan dan BKPM punya tim pemantau yang selalu me-monitor kinerja. “Hasil monitor dilaporkan tiap bulan ke pe-mimpin,” cetus Tamba. o

Menyiasati Cuaca Buruk

Indonesia

tercatat sebagai

negara tujuan

utama investasi

di antara negara-

negara ASEAN.

Laporan UtamaTABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 �

Stimulus fiskal meluncur

demi sektor riil.

Tedy Gumilar, Andri Indradie, Silvana M.P., Merlinda

Rabu sore menjelang malam, 9 September 2015, Istana Negara Ja-

karta kembali menjadi sorotan. Setelah sempat beberapa kali ditunda sejak Maret 2015, presi-den Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengumumkan paket kebijakan penyelamatan eko-nomi Indonesia.

Ada tiga pokok kebijakan yang disampaikan Jokowi. Per-tama, mendorong daya saing industri nasional melalui dere-gulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepasti-an usaha. Kedua, mempercepat proyek strategi nasional, ketiga, meningkatkan investasi di sek-tor properti.

Namun yang paling disoroti kalangan industri galangan ka-pal justru pernyataan Menteri Keuangan Bambang Brodjone-goro. Saat mendapatkan giliran bicara, Bambang menyampai-kan keputusan soal pembebas-an pajak pertambahan nilai (PPN) industri galangan kapal. “Peraturan Pemerintah sudah tinggal di ujung, mengenai PPN tidak dipungut untuk galangan kapal,” kata Bambang.

Catatan Kontan, beleid yang dimaksud adalah revisi PP no-mor 38 tahun 2003 tentang im-por dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu dan atau penyerahan jasa kena pajak tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN. Setelah per-aturan pemerintah ini diteken, menyusul peraturan menteri keuangan (PMK) yang meng-atur tidak dipungutnya PPN in-dustri galangan kapal ditanda-tangani.

Nyatanya, angin surga yang bertiup dari istana ini tak mem-buat pelaku industri galangan kapal bersorak riang. Daripada nanti kecewa, pelaku industri memilih menunggu saja hingga aturan yang dimaksud keluar.

Bukan apa-apa, sejak Novem-ber tahun lalu Menteri Keuang-an, Menko Kemaritiman, dan Menteri Perindustrian sudah mengobral janji. Pembebasan PPN industri galangan kapal bakal diberikan untuk mendu-kung cita-cita Indonesia sebagai poros maritim.

Tapi sampai sekarang, revisi PP-nya saja belum dirilis. “Menteri Keuangan cuma bi-lang, aturan ini akan dikeluar-kan di ujung. Asosiasi bertanya, ujungnya, tuh di mana? Padahal kan, industri butuh kepastian,” keluh Eddy Kurniawan Logam, Ketua Ikatan Perusahaan Indus-tri Kapal dan Lepas Pantai Indo-nesia (Iperindo).

Penghapusan PPN untuk in-dustri galangan kapal bertujuan agar harga kapal produksi da-lam negeri lebih kompetitif di-

banding kapal impor. Pengena-an PPN terhadap komponen kapal, baik impor maupun buat-an lokal membuat beban indus-tri membengkak. Naas, nilai tu-kar rupiah yang melemah terha-dap dollar AS membuat harga komponen yang diimpor kian mahal.

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah juga membuat pengusa-ha kian terjepit lantaran sekitar 60%–70% komponen berasal dari impor yang dibayar meng-gunakan dollar AS. Sementara kapal dijual di dalam negeri da-lam denominasi rupiah. “Im-basnya harga produk kapal bu-atan lokal justru lebih mahal 10%-20% dibandingkan dengan kapal impor. Maka itu, kami minta pemerintah untuk mem-

buat iklim industri galangan kapal bisa menjadi kompetitif dengan cara tidak dibebani pa-jak PPN,” paparnya.

Sejatinya, selain pembebasan PPN, asosiasi sebetulnya juga meminta adanya penghapusan bea masuk untuk komponen impor. Selain itu, membantu mendorong pihak perbankan mau memberikan kredit yang lebih murah. Di situasi yang te-ngah lesu ini, menurutnya, tiga insentif tersebut bisa menggai-rahkan industri galangan kapal dalam negeri. “Tapi kami minta satu-satu dulu saja, tidak sekali-gus. Satu saja yang penghapus-an PPN tidak tahu kapan akan terbitnya. Nanti kalau minta banyak-banyak, pemerintah malah pusing dan ujung-ujung-

nya yang keluar cuma janji-janji tanpa implementasi,” tegasnya.

Stimulus fiskal

Di luar insentif pembebasan

PPN industri galangan kapal, sejak beberapa tahun silam se-jatinya pemerintah sudah me-nawarkan dua insentif fiskal lainnya, yakni berupa tax holi-day dan tax allowance. Fasili-tas tax holiday, atawa pengu-

rangan pajak penghasilan (PPh) badan diberikan lewat PMK Nomor 159/PMK.010/2015 ten-tang Pemberian Fasilitas Pe-ngurangan Pajak Penghasilan Badan yang telah berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2015.

Pemerintah memberikan berbagai kemudahan pajak untuk industri nasional. ANTARA/Irwansyah Putra

Pajak Dilonggarkan agar Pebisnis Bisa Bernapas

Sebuah pertemuan besar digelar Rabu malam, 9 September 2015 silam di ball-room hotel Dharmawangsa, Jakarta Sela-

tan. Lewat undangan yang disebar sehari sebe-lum hari-H, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumpulkan seluruh perusahaan independent power producer (IPP) di Indonesia.

Perhelatan itu bertajuk “Pertemuan koordi-nasi percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan 35.000 MW”. Namun pokok pembi-caraan yang disampaikan tiga pembicara uta-ma; Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Direktur Utama PLN So-fyan Basyir lebih soal penegasan sikap peme-rintah terhadap proyek 35.000 MW. “Sebetul-nya nggak perlu kalau tidak ada polemik yang kemarin, ketika menko kemaritiman mengata-kan proyek 35.000 MW ini tidak realistis,” kata M Assegaf, Sekjen Asosiasi Pengembang Pem-bangkit Listrik Tenaga Air (AP PLTA) yang hadir malam itu.

Saat membuka pertemuan, Sudirman meng-akui acara tersebut memang dibuat mendadak. Polemik yang muncul akibat pernyataan Men-ko Kemaritiman Rizal Ramli perlu diluruskan agar investor tak kebingungan. Proyek yang dijalankan tetap 35.000 MW, tak berubah dari rencana yang sudah dicanangkan pemerintah. “Kemarin saya bertemu presiden menyampai-kan laporan dan beliau menyarankan undang seluruh pengusaha yang sedang menggarap proyek kelistrikan dan jelaskan arah dan sikap pemerintah yang sesungguhnya,” katanya.

Meski tak punya hubungan langsung dengan proyek ini, Rini menegaskan, ia sengaja datang untuk mengonfirmasi kepada investor ketena-galistrikan bahwa pemerintah tetap konsisten dengan program 35.000 MW. “Sebenarnya saya di sini sebagai pelengkap penderita, pemain utama adalah PLN dengan kementerian ESDM,” kata Rini.

Bagi pemerintah, penegasan ini penting un-tuk menjaga muka di mata investor. Maklum-lah, pemerintah dan PLN sudah melangkah cukup jauh dalam proyek ini. Hingga akhir ta-hun ini, kontrak kerja pembangunan listrik yang ditandatangani ditargetkan tak kurang dari 15.000 MW. “Tahun 2016 kontrak-kontrak PPA (power purchase agreement) sudah sele-sai semua,” janji Sofyan.

Meski mendadak, pertemuan ini berlangsung seiring dengan pengumuman paket kebijakan ekonomi jilid I yang diumumkan presiden Jo-kowi beberapa jam sebelumnya. Dalam paket kebijakan yang diharapkan bisa menjadi ja-waban atas tekanan ekonomi yang dihadapi Indonesia, itu pemerintah mengumumkan tiga pokok kebijakan. Satu diantaranya adalah mempercepat proyek strategis nasional.

Nah, proyek 35.000 MW adalah salah satu proyek strategis yang dimaksud. Tamba Huta-pea, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut, ketenagalistrikan menjadi satu di antara 7 fokus investasi sektor riil yang didorong oleh pemerintah.

Nilai strategi proyek 35.000 MW bisa dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya. Hitung-hi-tungan pemerintah, proyek 35.000 MW bisa menyerap 600.000 tenaga kerja langsung dan tiga juta tenaga kerja tidak langsung. Selain itu, dengan penggunaan komponen dalam negeri sekitar 40%, artinya Rp 440 triliun dari total in-vestasi 35.000 MW yang mencapai Rp 1.100 triliun akan berputar di Indonesia.

Sebarannya paling banyak masih di Jawa-Bali, yakni mencapai 23.000 MW. Sisanya terse-bar di Sumatera 17.000 MW, Kalimantan 2.800 MW, Sulawesi 4.000 MW, dan Maluku-Papua 700 MW. Dampak yang diharapkan bukan cuma sebatas penggunaan istilah byar pet yang ma-kin jarang, juga pertumbuhan industri hilir yang makin pesat seiring ketersediaan pasokan listrik di berbagai daerah. o

Menepis Kebingungan Investor dengan Pertemuan Dadakan

Pembebasan PPN

di industri

galangan kapal

dijanjikan

pemerintah sejak

tahun lalu.

� TABLOIDKONTAN1�September-20September2015 Laporan Utama

Kebijakan yang berlaku hing-ga 16 Agustus 2018 ini berupa pengurangan atas pajak peng-hasilan badan yang terutang selama 5 tahun hingga 20 tahun, dengan besaran 10%-100%.

Ada 9 industri pionir yang bisa mengajukan fasilitas ini, antara lain industri logam hulu, pengilangan minyak bumi, ki-mia dasar organik yang bersum-ber dari minyak bumi dan gas alam, dan industri pengolahan berbasis hasil pertanian, kehu-tanan, dan perikanan.

Pada 7 September 2015 lalu, Kepala Badan Koordinasi Pena-naman Modal (BKPM) merilis peraturan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Tata Cara Permo-honan Pemberian Fasilitas Pe-ngurangan Pajak Penghasilan Badan. Dalam tempo 65 hari setelah klarifikasi dengan pe-mohon, BKPM akan memutus-kan untuk mengusulkan atau tidak permohonan tersebut ke kementerian keuangan.

Sementara soal tax allowan-ce diatur melalui PP Nomor 18 Tahun 2015 yang berlaku sejak 6 Mei 2015. Yang menarik, Di-rektur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Me-kar Satria Utama menyebut, jika keinginan mendapat tax holiday ditolak, perusahaan bisa mendapatkan fasilitas tax allowance ini.

Ada 143 sektor usaha yang bisa menikmati pengurangan pajak penghasilan (PPh) 30% dari jumlah penanaman modal selama 6 tahun. Syaratnya, penggunaan kandungan dalam negeri sebesar 70%, serapan te-naga kerja 500 sampai 100 tena-ga kerja, serta orientasi ekspor paling sedikit 30%.

Berdasarkan data BKPM dan Kementerian Perindustrian, se-jak 2007 hingga 2015 ada 98 perusahaan yang telah menda-pat fasilitas tax allowance. Khusus untuk tahun 2015, ada 10 perusahaan yang menda-pat fasilitas ini.

Tamba Hutapea, Deputi Bi-dang Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Pena-naman Modal (BKPM) menye-but daftar perusahaan yang di-maksud; PT Toyota Motor Ma-nufacturing Indonesia, PGN LNG, Wilmar Bioenergi, Fonter-ra Brands, Hino Motor, Supre-me Energy, Wilmar Nabati, dan Suzuki Indomobil.

Delapan perusahaan tadi mendapatkan tax allowance berdasarkan aturan yang berla-ku sebelumnya, yakni PP No 1 tahun 2007. “Perusahaan yang dapat tax allowance berdasar-

kan PP 18/2015 Shell dan Han-kook,” kata Tamba.

Sementara minat perusahaan mengajukan tax holiday masih sedikit. Sejak 2015 hingga saat ini, baru ada empat perusahaan yang PPh badannya dikurangi. Yang paling anyar, akhir bulan lalu tax holiday diberikan ke-pada perusahaan milik Grup Sinarmas, PT Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (OPPM). Fasilitas keringanan pajak PPh badan diberikan pe-merintah selama 10 tahun.

Investasi yang dibenamkan mencapai Rp 29,1 triliun dengan produksi 2 juta ton bubuk ker-tas per tahun. Sekitar 80% dari hasil produksi rencananya akan diekspor.

Tiga perusahaan yang lebih dulu menikmati fasilitas ini ada-lah PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Petrokimia Bu-tadine Indonesia, dan PT Energi Sejahtera Emas. Total investasi yang dikucurkan ketiganya se-kitar Rp 5,5 triliun.

Di luar itu, Menteri Perindus-trian Saleh Husin menyebut ada lima perusahaan peminat yang proposalnya sedang diverifi kasi di Kementerian Perindustrian. Kelimanya, kata Saleh adalah Indorama Polychem Indonesia, Caterpillar Indonesia Batam, Feni Halim, Well Harvest Win-ning Alumina Refinery, dan Synthetic Rubber Indonesia.

Fajar Budiyono, Sekretaris Jenderal The Indonesian Olefi n

& Plastic Industry Association (Inaplas) mengakui, perusaha-an di industri petrokimia terma-suk yang paling meminati kedua insentif fi skal ini. Pasalnya, de-ngan investasi besar yang harus ditanamkan di awal, keuntung-an baru bisa diraih pemodal setelah mengoperasikan bisnis-nya 10 tahun.

Insentif yang diberikan oleh pemerintah ini diyakini bisa memancing investasi baru di industri petrokimia. Pasalnya, pasar dalam negeri memang masih sangat menggiurkan. “Hingga 2025 fokus kami me-menuhi pasar dalam negeri. Baru setelah itu bisa ekspor,” kata Fajar.

Di luar dua perusahaan yang

sudah mendapatkan tax holi-day, perusahaan yang berminat sejatinya masih cukup banyak. Namun, kebanyakan terganjal oleh aturan petunjuk teknis (juknis) yang tidak bisa dipenu-hi. “Di juknisnya, syaratnya ha-rus minimal 200 tenaga kerja. Sementara banyak industri pet-rokimia, jumlah pekerjanya di bawah itu,” kata Fajar.

Menurut dia, ini lantaran de-ngan perkembangan teknologi, tenaga kerja yang dibutuhkan semakin sedikit. Sementara di sisi lain, petunjuk teknis terse-but dibuat lima tahun lalu dan belum mengadaptasi teknologi yang digunakan perusahaan petrokimia di Indonesia terbaru saat ini. ❏

KONTAN/Hendra Suhara

Target Realisasi Penanaman Modal (PMA & PMDN) 2015-2019

dalam triliun rupiah

Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019

PMA 343,7 386,4 429,0 494,7 569,9

PMDN 175,8 208,4 249,8 297,8 363,0

Total 519,5 594,8 678,8 792,5 933,0

Pertumbuhan 12,2% 14,5% 14,1% 16,8% 17,7%

Keterangan:

PMA (Penanaman Modal Asing)PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)Pertumbuhan rata-rata penanaman modal 2015–2019 15,1%PMA rata-rata tumbuh 63,6%PMDN rata-rata tumbuh 36,4%

Berdasarkan sektor :Primer 15,7%Sekunder 53,5%Tersier 30,8%

Berdasarkan lokasi :Jawa 46,5%Luar Jawa 53,5%

■ Target total realisasi penanaman modal 2015–2019 PMA dan PMDN mencapai Rp 3.518,6 triliun (naik 2,2 kali), atau tumbuh 15,1% per tahun.

■ Peranan PMA dan PMDN terhadap PMTB ditargetkan menjadi 13,1% atau Rp 933 triliun pada 2019

Beberapa Investasi Asing yang Batal Pada 2014-2015Calon Investor Rencana Keterangan

Foxconn Technology Group Membangun pabrik komponen elektronik

Setelah berwacana sejak Agustus 2012 dan berujung pada MoU antara Chairman Foxconn Terry Gou dengan Joko Widodo (kala itu Gubernur DKI Jakarta), belum ada kejelasan lagi dari pihak Foxconn. Perusahaan yang berbasis di Taiwan itu sempat meminta lahan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cakung seluas 50 hektare secara gratis. Namun permintaan ini dito-lak. Bulan lalu Foxconn malah menandatangani kesepakatan senilai US$ 5 miliar dengan Pemerintah India untuk penelitian dan pengembangan serta fasilitas teknologi tinggi untuk pabrik yang akan dikembangkan di India barat dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Fiat Chrysler Automobiles (FCA) Membangun pabrik perakitan mobil

Fiat Chrysler menilai regulasi pemerintah Indonesia terus berubah-ubah sehingga menyulitkan mereka menyusun rencana bisnis. Salah satunya perubahan aturan PPnBM (Pajak Penambahan nilai atas Barang Mewah) yang naik hingga 125%. FCA sudah memutuskan mengembangkan perakitan Fiat di India dan menambah investasi Jeep di China untuk pasar asia. Dua negara ini memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia lewat ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) dan ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA).

Chevron dan Hitay Energy Pengembangan panas bumi di Pasaman, Sumatra Barat

Belum ada peraturan pemerintah (PP) terkait penetapan harga satuan energi panas bumi. Potensi energi panas bumi di Pasa-man mencapai 750 MW yang tersebar di enam titik.

Samsung Membangun pabrik ponsel

Pemerintah memberikan fasilitas tax holiday selama 10 tahun. Sementara Samsung meminta waktu yang lebih lama. Sam-sung memilih membangun pabrik ponsel di Vietnam dengan nilai investasi US$ 2 miliar. Vietnam memberikan fasilitas tax holiday selama 30 tahun. Selain itu, tenaga kerja Indonesia dinilai berupah lebih tinggi dari Vietnam, namun dengan produk-tivitas yang lebih rendah. Baru belakangan pemerintah mengubah aturan dan menambah tax holiday hingga 20 tahun.

Drydocks World Bisnis perkapalan, ang-kutan laut dan industri pariwisata di Batam

Perusahaan yang berbasis di Dubai, itu tadinya akan mengucurkan investasi sebesar US$ 150 juta. Tidak diketahui pasti alasan Drydocks membatalkan rencana ini. Namun pada 25 Mei 2015, Dwi Joko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan Kawasan Batam menyebut mereka masih menunggu situasi ekonomi pulih.

GS Engineering & Construction Corporation

Pengelolaan PDAM Tirta Siak, Pekanbaru, Riau

Perusahaan asal Korea Selatan itu tadinya akan mengelola PDAM Tirta Siak yang dimiliki pemerintah kota Pekanbaru selama 30 tahun. Investasi yang dikucurkan senilai sekitar Rp 2 triliun untuk meningkatkan kualitas air yang disalurkan ke pelang-gan. Investasi urung dikucurkan seiring pembatalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi.

Diolah dari berbagai sumber

343,7

175,8

386,4

208,4

429,0

249,8

494,7

297,8

569,9

363,0

Laporan Utama TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 5

Konsistensi menjadi syarat membuat Iklim investasi di Indonesia tetap menjanjikan meski kondisi global tengah digelayuti mendung.

KONTAN/Muradi

Iklim investasi di Indo-nesia masih bagus.

Andri Indradie, Tedy Gumilar, Silvana Maya P.

Dalam jangka pendek, mata investor di dunia selalu memperhatikan

detik-detik pengumuman Fede-ral Open Market Committee (FOMC) oleh The Federal Re-serve System (The Fed) di Ame-rika Serikat pada 16-17 Septem-ber, minggu ini. Jarum jam terus berdetak. Keputusan apakah yang bakal diambil The Fed?

Sementara minggu lalu, Ka-mis (10/9), bursa saham Jepang tiba-tiba untuk kali pertama di tahun ini bergerak ganas, lebih liar dari bursa saham China ali-as Shanghai Composite Index. Indeks Topix di bursa saham Jepang, anjlok 16% sejak medio Agustus. Tingkat volatilitasnya paling tinggi sejak 2011. “Para investor dan trader sontak menunggu, karena pasar terlalu berbahaya. Dan mereka benar, bahwa pasar Asia, terutama China, Hong Kong, dan Jepang, gelagatnya sudah bak kasino,” tutur Andrew Clarke, Direktur Trading Hong Kong Mirabaud Asia Ltd. seperti dikutip Bloom-berg.

Bursa saham Jepang tergelin-cir 1,9%, sementara Shanghai ditutup turun 0,9%, meneruskan reli penurunan sejak bulan Juni yang jatuh sedalam 38%. Yang terjadi di Indonesia pun demiki-an. Baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai rupiah jatuh, tak ada embusan kabar baik (lihat halaman 11)

Padahal Rabu (9/9) sore, Pre-siden Joko Widodo alias Jokowi baru saja melansir paket kebi-jakan seri I dari tiga paket yang direncanakan. Mengapa tak ada dampak sama sekali ke pasar?

Para analis mensinyalir, pa-

ket kebijakan yang disampaikan presiden tidak ada yang baru. Meski begitu, dalam jangka panjang, ketiga paket memang bakal menjadi satu strategi pe-merintah memikat investasi, terutama penanaman modal di sektor riil.

Implementasi penting

Menurut Tamba Hutapea, Deputi Bidang Perencanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di atas kertas, produk domestik bruto (PDB) Indonesia menembus angka US$ 870 miliar di 2014. Hasil kajian The Economist menye-but, Indonesia sebagai negara dengan kondisi perekonomian paling stabil selama lima tahun terakhir dan menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Rasio hutang terhadap PDB, turun secara dari 77% di tahun 2001 menjadi kurang dari 28.7% di akhir 2013. Rasio ini merupa-kan yang terendah di antara negara ASEAN, selain Singapu-ra. Di tengah krisis keuangan global, ekonomi Indonesia ma-sih bisa tumbuh 5,02% di 2014, meskipun terjadi perlambatan di awal tahun ini.

Salah satu faktor kesuksesan ekonomi Indonesia, lanjut Tam-ba, dipicu oleh pertumbuhan kelas menengah dan pertum-buhan ekonomi makro yang stabil. Indonesia masuk ke da-lam kelompok negara MINT, yaitu Meksiko, Indonesia, Nige-ria, dan Turki. Negara-negara ini merupakan negara berkem-bang yang masih menarik bagi investor jangka panjang. Salah satunya, karena karakteristik demografisnya.

Lantas, di dalam laporan ta-hun 2015, The United Nations Conference on Trade and Deve-lopment (Unctad) menyebut, pertumbuhan foreign direct investment (FDI) alias pena-naman modal asing (PMA) di Indonesia yang tertinggi di an-tara negara-negara Asia Tengga-ra. The Economist juga masih

menyebut, Indonesia merupa-kan negara prioritas investasi di Asia, setelah China.

Meski begitu, Haris Mundan-dar, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian (Kemperin) mengingatkan, In-donesia tak boleh lengah de-ngan berbagai potensi besar itu. Kata dia, masih banyak hal yang harus diperbaiki untuk mendu-kung iklim investasi. “Orang tertarik bukan hanya sekadar dikasih fasilitas,” ujar Haris.

Maksud dia, fasilitas-fasilitas yang mendukung masuknya aliran dana investasi ke sektor riil memang sudah ada. Namun, lebih penting lagi bagaimana pelaksanaannya. Fasilitas-fasi-litas itu contohnya, paket kebi-jakan, termasuk deregulasi, ke-bijakan moneter, serta tax holi-day maupun tax allowance.

Dia berharap, tak ada lagi hal-hal yang menyulitkan investor.

“Kadang-kadang, implementasi-nya susah. Contoh, tax holiday saja sudah lima tahun baru em-pat perusahaan,” tegas Haris. Faktor-faktor pendukung pun harus bagus, seperti infrastruk-tur memadai, pembebasan la-han mudah, pemberian izin ce-pat, semua daerah sudah punya rencana tata ruang wilayah.

Selanjutnya, jika pelaksanaan di lapangan dan implementasi bisa lancar, Haris berharap bu-kan hanya PMA yang tumbuh tinggi, melainkan penanaman modal dalam negeri juga ikut tumbuh. Sebab, faktanya, tak sedikit pengusaha dalam negeri yang mampu investasi ke luar negeri. “Ini kita dorong agar dia mau investasi di dalam negeri juga,” imbuh Haris.

Terakhir, soal konsistensi. Sebisa mungkin semua pihak yang terlibat dalam upaya me-narik dan membuat Indonesia jadi surganya investasi juga

konsisten. Jangan hanya pada saat krisis semua mendadak menjadi mudah, namun setelah normal balik lagi semua urusan jadi sulit. “Jangan hangat-ha-ngat tai ayam,” tegas Haris.

Juda Agung, Direktur Ekse-kutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia memperkirakan, ma-suk triwulan III 2015, berbagai indikator ekonomi akan mem-baik karena potensi meningkat-nya investasi, terutama infra-struktur dan penyerapan belan-ja daerah.

Sampai akhir tahun, inflasi di berbagai daerah masih sejalan dengan sasaran inflasi nasional sebesar 4%±1%. Sebab, didu-kung surplus produksi pangan dan perbaikan infrastruktur. “Meski ada risiko yang bisa me-ngerek inflasi yaitu kendala ke-sinambungan produksi pangan karena El Nino dan pelemahan nilai tukar,” kata Juda. o

Fasilitas Berlimpah, Penerapan yang Payah

Proyek-proyek Infrastruktur Tahun 2015Ground-breaking

Proyek Lokasi Estimasi biaya

28 Januari Pelabuhan Kuala Tanjung Sumatra Utara Rp 4,99 triliun

Jalan raya Medan-Binjay Sumatra Utara Rp 1,60 triliun

Smelter Aluminium Sumatra Utara US$ 2 miliar

9 Februari Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Jawa Barat Rp 7,7 triliun

28 Februari Jalan Tol Serang-Panimbang Jawa Barat US$ 385 juta

9 Maret Storage Arun LNG Nangroe Aceh Darussalam US$ 750 juta

Dam Krueng Keureuto Nangroe Aceh Darussalam Rp 1,70 triliun

30 April Jalan Tol Trans Sumatra Sumatra Rp 300 triliun

Jalan Tol Solo-Ngawi & Ngawi-Kertosono Jawa Rp 625 miliar

4 Mei Pembangkit Listrik Jatigede 2x55 Megawatt Jawa Barat Rp 2,18 triliun

Pembangkit Listrik Takalar 2x100 Megawatt Sulawesi Selatan Rp 3,20 triliun

Pembangkit Listrik Pangkalan Susu 2x220 Megawatt Sumatra Utara Rp 4,70 triliun

19 Mei Sistem Broadband Fiber Optic Sulawesi Maluku Sulawesi, Maluku, Papua Rp 3,60 triliun

22 Mei Terminal Multifungsi Jawa Timur Rp 23,40 triliun

28 Mei Proyek Smelter di Morowali Sulawesi Tengah US$ 2,5 miliar

12 Juni Jalan Tol Gempol-Pandaan Jawa Timur Rp 1,47 triliun

20 Juni Pelabuhan Cikopo-Palimanan Highway & Tanjung Batu Jawa Barat Rp 13,70 triliun

19 Juli Jembatan Holtekamp Papua Rp 857 miliar

2 Agustus Central Processing Plant Sulawesi Tengah US$ 1,2 miliar

Pabrik Amonia Sulawesi Tengah US$ 830 juta

28 Agustus Pembangkit Batang Power Jawa Tengah US$ 4 miliar

Sumber: BKPM dan pemberitaan KONTAN

� TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Laporan Utama

Tabloid Kontan TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 �

Pelemahan nilai tukar rupiah menekan bisnis ritel premium yang banyak menjual produk impor.

Oginawa R. Prayogo, Dadan M. Ramdan

Baru kali ini, Putra, nama samaran, tak bisa meng-isi ulang botol minuman

air mineral di tempatnya beker-ja. Selama ini tak pernah ada larangan dari manajemen bagi karyawan yang mengisi air mi-num untuk dibawa pulang.

Sampai-sampai, memfotoko-pi dokumen pun harus dilaku-kan di kantor pusat. “Sekarang ada larangan seperti itu. Per-usahaan memang lebih pelit ta-hun ini,” keluh Putra yang me-rupakan Assistant Store Mana-ger di sebuah gerai milik PT Mitra Adi Perkasa (MAP) Tbk, perusahaan ritel premium yang menjual merek-merek ke-las menengah atas.

Tidak hanya Putra, tapi ba-nyak karyawan lainnya yang langsung merasakan efek kebi-jakan efisiensi oleh perusahaan akibat perlambatan ekonomi, tahun ini. Kondisi semakin pa-rah ketika nilai tukar rupiah se-makin loyo dan sudah menyen-tuh level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Dampak kemerosotan daya beli ini membuat peritel MAP melakukan efisiensi di berbagai lini, sampai urusan terkecil se-kali pun. Lagipula, angka penju-alan babak belur akibat tidak

mencapai target. “Biasanya penjualan Januari masih ramai karena menempel euforia Natal, tapi penjualan tetap tidak men-capai target,” paparnya.

Lantaran penjualan masih seret, Putra menjelaskan, per-usahaan terpaksa banyak me-nahan harga barang. Hanya saja, tak sedikit produk yang harganya jatuh akibat perminta-an berkurang.

Ambil contoh, harga blouse wanita yang paling mahal tahun lalu senilai Rp 999.000. Kini, harganya hanya Rp 900.000. Se-lain penurunan harga, pemberi-an diskon dilakukan setiap akhir musim.

Dalam keadaan sulit seperti ini, sudah pasti menjadi tekan-an tersendiri bagi ujung tombak penjualan gerai ritel tersebut. Putra bilang, bersama timnya harus pintar mengelola toko dan mempercantik tampilan etalase. “Usaha kami di toko bagaimana soal manajemen stok dan display produk. Kalau sudah trafik yang turun, mau diapakan?” tuturnya.

Ya, bisa dimaklumi jika peri-tel di bawah bendera MAP ha-rus menempuh cara efisiensi untuk menekan biaya operasio-nal yang membengkak. Ini bisa terpotret dari kinerja keuangan perusahaan di semester I 2015 yang tidak menggembirakan.

Meski pendapatan naik 11% menjadi Rp 6,1 triliun, laba ber-sih MAP anjlok 75% menjadi Rp 26 miliar dari sebelumnya di semester awal tahun lalu sebe-sar Rp 103,6 miliar. Laba bersih perusahaan terpukul karena

beban pokok penjualan yang naik 17,2%.

Selain itu, perusahaan harus menanggung kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp 23,8 miliar. Padahal, setahun lalu, MAP mampu mencetak keuntungan dari selisih kurs mata uang asing sebesar Rp 12,3 miliar.

Penurunan kinerja keuangan MAP sudah terlihat di peng-ujung tahun lalu. Saat itu, laba bersih perusahaan ini turun 78% menjadi Rp 73 miliar meski pendapatannya naik 21% men-jadi Rp 11,8 triliun.

Sekretaris Perusahaan MAP Fetty Kwartati menyatakan, pelemahan pertumbuhan pen-jualan disebabkan faktor eko-nomi makro dan melemahnya nilai tukar mata uang rupiah.

Pada kondisi sulit, manaje-men melakukan antisipasi be-berapa hal. “Seperti melalui manajemen rantai pasokan, kami mengurangi tingkat perse-diaan, menurunkan inventory days, dan mendongkrak arus kas,” bebernya.

Fetty mengungkapkan, wa-laupun terkena dampak perlam-batan ekonomi, pihaknya masih mampu memperbaiki keuangan lewat pengurangan biaya bunga perusahaan. Hal itu terjadi sete-lah MAP menerbitkan obligasi tanpa bunga sebesar Rp 1,5 tri-liun, yang diserap oleh CVC Capital Partners, Juni lalu.

Dengan dana segar dari pe-nerbitan obligasi tersebut, per-usahaan ini mampu mengurangi net gearing. Berkat jurus ini, korporasi ini mampu mengha-

silkan penghematan biaya bu-nga senilai Rp 150 miliar per tahun.

Tereduksi

Memang, akibat keperkasaan dollar AS, ritel premium yang banyak menjual produk-produk impor berkelas ikut terpukul juga. Yang paling kentara ada-lah anjloknya penjualan sehing-ga banyak ritel yang memang-kas volume impor agar kerugian bisa ditekan.

Hal tersebut dialami perusa-haan ritel modern Transmart Carrefour, yang menyebutkan jumlah barang-barang impor tereduksi seiring menguatkan mata uang Negeri Paman Sam itu. “Jika dibandingkan dengan tahun lalu, volume barang im-por sudah tereduksi sampai 10%,” ungkap Satria Hamid, Corporate Communications General Manager Transmart Carrefour.

Dari jenis barang, impor yang mengalami penurunan volume, antara lain produk rumahtang-ga, elektronik, furnitur. Jenis makanan dan minuman serta pakaian juga mengalami pengu-rangan jumlah yang cukup signifikan.

Berdasarkan asal negara, produk asal China dan AS yang paling banyak terjadi pemang-kasan volume impor. Tapi Sat-ria tidak bisa menyebutkan se-cara terperinci karena itemnya cukup banyak dan perlu rekapi-tulasi data terlebih dahulu.

Pengurangan pengadaan ba-

rang impor tersebut terjadi se-jak kurs rupiah merangkak naik ke Rp 13.000-Rp 14.000 per dol-lar AS. Akibat pelemahan nilai tukar rupiah plus daya beli ma-syarakat yang rontok, Satria menyebutkan, cacatan penjual-an semakin merah saja.

Tentu saja, hal itu akan ber-dampak pada kinerja perusaha-an secara umum apabila kondisi tidak baik ini berlangsung lama. Untuk sementara, Transmart Carrefour masih pada mengop-timalkan pengurangan biaya-biaya operasional. Misalnya, penguragan frekuensi pengirim-an logistik ke gerai-gerai. Pengi-riman logistik juga dilakukan pada malam hari sehinga tidak terkendala macet yang bisa berpengaruh pada ongkos ba-han bakar. “Kami berupaya, efi-siensi tidak dengan pemutusan hubungan kerja (PHK),” aku Satria, yang juga Sekjen Asosia-si Peritel Indonesia (Aprindo). Opsi PHK sebisa mungkin di-hindari karena dampaknya akan luas. Apalagi, ritel meru-pakan sektor industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja.

Lebih lanjut, Satria menjelas-kan, perusahaannya menyikapi kelesuan ini dengan memberi-kan harga kompetitif dan men-jalin kerjasama dengan pema-sok untuk mendapatkan harga yang terjangkau. Pasalnya, se-bagian produk lokal tetap saja naik harga karena bahan baku-nya diimpor.

Satria berharap, lewat berba-gai pendekatan tersebut, per-usahaannya masih optimistis

Demi mempertahankan kinerja, banyak peritel rela memangkas marginnya agar pembeli datang.KONTAN/Baihaki

Tak Kebal dari Hantaman Keperkasaan Dollar

BisnisBisnis� TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015

target tercapai. “Kami juga ber-harap, paket kebijakan yang baru dikeluarkan pemerintah bisa ditanggapi positif oleh pa-sar dalam waktu cepat sehingga rupiah tidak terus fluktuatif,” harapnya.

Di sektor ritel lain, kinerja keuangan PT Supra Boga Lesta-ri Tbk, yang mengelola super-market Farmers Market dan Ranch Market juga terpuruk.Kendati pada semester I 2015 berhasil mencetak kenaikan pendapatan sebesar 19% menja-di Rp 933 miliar, laba bersih perusahaan ini anjlok 61% men-jadi Rp 2,3 miliar.

Laba bersih perusahaan ini terpukul karena beban pokok pendapatan yang naik 19,3% menjadi Rp 691,5 miliar dan beban penjualan naik 30% men-jadi Rp 143,4 miliar, dibanding periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Supra Boga Lestari Nugroho Setiadharma membeberkan, dalam keadaan perekonomian sulit seperti se-karang ini, manajemen rela menyangga (absorb) kenaikan harga barang dengan risiko marjin berkurang. “Semua pe-ngeluaran naik, tapi kami tidak bisa membebankan ke harga terlalu tinggi. Harga sudah ting-gi karena dol lar naik,” ungkap dia.

Daripada memilih menaikkan harga jual, perusahaan-perusa-haan ritel mengambil pilihan lain, yakni melakukan penghe-matan supaya marjin tetap se-hat. Tahun ini, Supra Boga me-nargetkan margin kotornya di kisaran 25%-26%.

Adapun Supra Boga melaku-kan penghematan dengan cara mengelola produk-produk segar secara tepat, termasuk di anta-ranya pengelolaan sisa (waste) dari produk tersebut. “Kami perketat tim perishable atau produk yang cepat busuk kare-na kontribusi penjualan kami, kan, 50% dari produk ini,” sebut Nugroho.

Ambil contoh, sejatinya un-tuk pengelolaan daging segar, banyak faktor yang mempenga-ruhi produk tersebut menjadi sisa alias tidak digunakan. Se-lain cara memotong daging berserta lemaknya, efek suhu pun mempengaruhi usia da-ging.

Selain itu, manajemen dan perputaran stok produk antara satu toko dan toko lain harus baik agar produk terjual bukan menjadi sampah. Nugroho me-yakini dengan mengelola pro-duk segar secara seksama, maka tingkat produk sisa atau sampah bisa ditekan sebesar 1%. “Hemat 1% itu dapat setara angka Rp 10 miliar dari total pendapatan Rp 1 triliun,” terang Nugroho.

Direktur Komunikasi Korpo-rasi PT Matahari Putra Prima (MPPA) Danny Kojongian juga mengakui, perekonomian na-sional yang sedang melambat berdampak pada seluruh bidang industri, termasuk ritel modern. “Daya beli masyarakat yang juga menurun sehingga membe-rikan dampak bagi kinerja para pelaku pasar,” ujarnya.

Seperti diketahui, MPPA me-miliki gerai Hypermart dan Foodmart. Dari kedua gerai ini, mana yang terkena efek per-lambatan ekonomi? Menurut Danny, Hypermart dan Food-

mart memiliki segmen yang sama, yaitu kelas menengah dan menengah atas.

Tapi yang membedakan ada-lah strategi bisnisnya. Hyper-mart menekankan pada volume yang besar, barang lengkap de-ngan harga yang sangat kompe-titif. Sedangkan Foodmart ber-fokus pada konsumen yang mementingkan kenyamanan berbelanja dan produk yang berkualitas tinggi.

Atas dasar itu, di tengah per-

lambatan pasar, kinerja MPPA masih memberikan kontribusi peningkatan pada penjualan yang positif. Tak ayal, hal ini menempatkan MPPA sebagai salah satu perusahaan ritel mo-dern yang masih memiliki ki-nerja positif.

Namun demikian, ancaman ketidakpastian ekonomi tidak bisa dikesampingkan. Sebab itu, MPPA terus mengutamakan fokusnya pada kontrol biaya yang ketat, yang telah dijalan-kan sejak tahun lalu, serta pada peningkatan produktivitas ki-nerja gerai-gerai yang telah beroperasi. “Kami terus mem-pertahankan comparable store sales growth bisa tetap positif. Ekspansi gerai baru juga dila-kukan hati-hati tapi tetap agre-sif,” papar Danny.

Tetap ekspansi

Ibarat pepatah anjing meng-gonggong kafilah berlalu, maka para peritel-peritel premium ini tetap melakukan ekspansi se-panjang tahun meski dalam si-tuasi berat. Danny menuturkan, sampai saat ini, MPPA masih terus menjalankan langkah eks-

pansi dan tetap monitor per-kembangan. “Kami juga beker-jasama dengan para pengem-bang agar lokasi shopping mall di mana gerai baru tersebut berada dapat diresmikan tepat waktu sesuai jadwal,” akunya.

Senada diutarakan Nugroho, yang mengungkapkan bahwa di tahun ini, Supra Boga akan me-nambah tiga gerai baru. Dua gerai sudah dibuka, yakni di Surabaya, Jawa Timur dan di Serpong, Tangerang Selatan.

Adapun satu gerai lainnya segera beroperasi pada akhir tahun ini juga di kawasan Fat-mawati, Jakarta Selatan. “Inves-tasi pembukaan tiap gerainya berkisar Rp 7 miliar–Rp 12 mili-ar,” ungkap Nugroho.

Selain membuka tiga gerai baru, Supra Boga melakukan renovasi dan perluasan toko di tiga gerai. Gerai yang direnovasi berada di Kelapa Gading, Jakar-ta Utara. Sedangkan gerai yang direnovasi dan diperluas adalah gerai di Epicentrum Mall, Jakar-ta Selatan dan yang berada di pusat perbelanjaan Grand Indo-nesia, Jakarta Pusat. Investasi untuk renovasi tiap gerai ini berkisar Rp 1 miliar – Rp 2 mili-ar. “Kami melakukan renovasi dan perluasan gerai karena me-lihat permintaan pasar yang tinggi agar sales di gerai itu bisa tumbuh 20%-30%,” tambah Nu-groho.

Langkah serupa ditempuh Mitra Adi Perkasa yang telah menyiapkan rencana ekspansi tahun ini juga. Wakil Presiden Direktur MAP V.P. Sharma me-ngatakan, visi perusahaan ini ke depan adalah ingin menjadi pe-ritel omni-channel yang terke-muka di Indonesia.

Atas dasar itu, rencananya MAP akan merilis toko penjual-an online (e-commerce) dengan nama MAPeMALL.com pada tahun ini juga. Sharma meyaki-ni, perusahaannya memiliki modal kuat karena memiliki merek-merek global terbaik plus kemampuan distribusi ser-ta basis pelanggan. “Kami me-miliki lebih dari satu juta data pelanggan dengan total 1.879 gerai yang hadir di 65 kota di Indonesia,” klaimnya.

Kelak, pengembangan e-com-merce MAP ini bertahap hingga membuat aplikasi mobile untuk gawai dan akan terintegrasikan dalam program loyalitas pelang-gan. Targetnya, di awal tahun depan, e-commerce ini dapat melayani pemesanan online dan menyediakan fasilitas onli-ne to offline alias mampu mela-kukan pengambilan dan pe-ngembalian barang di gerai fisik MAP yang hadir di banyak kota di Indonesia.

Sumber KONTAN yang be-kerja di MAP menyatakan, saat ini proses e-commerce MAP baru dapat diakses oleh internal perusahaan karena masih da-lam tahap trial and error.

Lantas bagaimana dengan

Transmart Carrefour? “State-ment kami tetap mencari dae-rah-daerah baru untuk gerai se-lanjutnya,” terang Satria tentang ekspansi usaha yang masih akan dijalankan tahun ini.

Tak cuma itu, Transmart Car-refour bakal mengembangkan gerai wholesale. Jumlahnya ka-tak kurang dari 10 gerai, yang akan dibuka baik Transmart maupun wholesale baru sesuai target perusahaan. “Kalau saat ini, jumlah gerai kami ada 88 Transmart Carefour dan satu di antaranya wholesale,” imbuh Satria.

Kendati masih berani ekspan-si, harapan utama sejatinya daya beli kembali menguat agar penjualan kembali meriah. o

Sejumlah ritel

tetap melakukan

ekspansi meski

dalam situasi

ekonomi yang

berat

Melemahnya nilai tukar rupiah ikut memukul pengusaha buah impor. Para importir buah merugi sehingga memangkas volume pengadaan buah impor. Imbasnya, harga buah impor menanjak akibat pasokan menipis.

Saat ini, tiga negara yang mengekspor buah ke Indonesia adalah Thailand, China, dan Amerika Serikat. Buah yang datang dari Thailand ke Indonesia adalah lengkeng dan durian. Sementara buah asal China yang mendominasi adalah jeruk dan pir. Sedangkan, buah asal Amerika Serikat adalah anggur dan apel.

Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khaid Sirotuddin menyebutkan, anggotanya mengurangi volume impor buah dan sayuran sekitar 30%-40%. “Penurunan volume impor mulai terjadi ketika kurs rupiah terus merangkak naik di atas Rp 13.000 per dollar AS,” katanya.

Pasalnya, importir harus menanggung kerugian sebesar Rp 2,5 juta-Rp 3 juta per ton setiap kali terjadi penguatan dollar ter-hadap rupiah sebesar Rp 100. Pemangkasan impor juga akibat permintaan buah asal luar di dalam negeri yang menurun me-nyusul anjloknya daya beli masyarakat.

Selama ini, ada banyak buah impor yang merajai pasar buah Indonesia, seperti apel, kelengkeng, pisang, lemon, dan anggur. Khaid bilang, pelemahan rupiah terhadap dollar AS membuat harga buah-buahan impor menjadi sangat mahal. Alhasil, para importir buah memilih membatasi impor buah untuk meminimali-sir kerugian.

Selain importir buah, importir kedelai pun tengah pusing kare-na nilai kurs rupiah yang anjlok. Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Yus’an mengatakan, depresiasi rupi-ah terhadap dollar AS memang mengerek harga jual kedelai, namun nilainya tidak signiikan. Saat ini, harga kedelai impor naik menjadi Rp 6.750 - Rp 6.800 per kilogram (kg) dibandingkan harga sebelumnya Rp 6.200 per kg. o

Importir Pangkas Pembelian Buah

KONTAN/Baihaki

Bisnis BisnisTABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 �

Tekanan dollar AS me-ningkat, pemerintah melonggarkan ketentu-an penerapan harga untuk tiket pesawat.

Dadan M. Ramdan

Mulai 26 September 2015 nanti, tarif pesawat terbang kelas ekonomi

naik sebesar 10% dari tarif ba-tas atas. Penyesuaian tarif kare-na dipicu kenaikan biaya opera-sional dalam waktu tiga bulan terakhir ini.

Pasalnya, pelemahan nilai tu-kar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dan kena-ikan harga suku cadang pesa-wat berdampak pada pembeng-kakan biaya operasional mas-kapai. Untuk menyelamatkan bisnis maskapai dari kebang-krutan, 26 Agustus lalu, Kemen-terian Perhubungan mengeluar-kan Peraturan Kementerian Perhubungan (Permenhub) Nomor 126 Tahun 2015.

Beleid anyar yang merupakan revisi Permenhub No. 51/2014 itu mengatur tentang mekanis-me formulasi perhitungan dan penetapan tarif batas atas dan batas bawah penumpang pela-yanan kelas ekonomi angkutan u d a r a n i a g a b e r j a d w a l dalam negeri.

Seperti kebijakan sebelum-nya, batas atas untuk tiap jenis maskapai saat ini tetap 100% dari tarif maksimal untuk mas-kapai full services, maksimal 90% dari tarif maksimal untuk maskapai dengan layanan stan-dar atau medium services, maksimal 85% untuk maskapai dengan standar minimal atau no frills services.

Namun, pemerintah akan mengubah hitungan tarif maksi-mum jika harga avtur telah me-nembus Rp 12.000 per liter atau biaya operasional maskapai naik minimal 10% selama tiga bulan berturut-turut. “Tarif pe-numpang pesawat kelas ekono-mi saat peak season disesuaikan naik minimal 10%, ” kata Direk-tur Jenderal Perhubungan Uda-ra Kementerian Perhubungan Suprasetyo.

Selain itu, pemerintah meng-ubah batas bawah, dari semula 40% menjadi 30% dari batas har-ga atas. Katakanlah, setelah di-hitung, batas harga atas Rp 1 juta. Berdasarkan ketentuan lama, batas harga bawah sebe-sar Rp 400.000. Dengan keten-tuan baru, kini batas harga ba-wah menjadi Rp 300.000. Meski tarif batas bawah turun, peme-rintah menjamin maskapai pe-nerbangan tetap memenuhi persyaratan peraturan kesela-matan melalui fungsi pengawas-an dan kontrol pada laporan keuangan airline.

Maskapai memang punya ke-butuhan untuk menjaga kelang-sungan operasional perusaha-an. Tapi, pelemahan daya beli akibat kelesuan ekonomi bisa berujung pada penurunan ting-kat penggunaan sarana trans-portasi udara. Dengan penuru-nan batas harga bawah tadi, maskapai lebih leluasa mena-warkan harga rendah ketika

low season. Alhasil, dengan ru-ang penurunan harga yang lebih lega, tak cuma tiket ekonomi yang jadi buruan, tapi juga tiket kelas bisnis dan atas. Dengan demikian, tingkat keterisian pesawat lebih baik.

Tak bisa dipungkiri, tingkat keterisian pesawat sangat pen-ting bagi maskapai. Sebab, tidak terpenuhinya kapasitas angkut (load factor) akan menyebab-kan kerugian bagi maskapai.

Dengan batas harga atas, saat peak season, maskapai tidak bisa seenaknya saja mendulang untung sebesar-besarnya. Ma-salahnya, saat ini penguatan dollar AS ikut mengerek harga avtur. Dengan perubahan atur-an tadi, pemerintah punya pa-tokan lebih pasti dalam menaik-kan tarif maksimum agar mas-kapai tidak merugi.

Agar maskapai tidak merugi, maka pemerintah pun bisa mengubah harga maksimum.

Kenaikan wajar

Direktur Utama Garuda Indo-nesia M. Arif Wibowo menga-presiasi langkah pemerintah yang telah meninjau ulang batas atas dan batas bawah tarif pesa-wat tersebut. Dengan demikian, kerugian akibat penguatan dol-lar AS bisa diminimalisasi.

Ketentuan baru tadi membuat pemerintah bisa lebih responsif terhadap perubahan kondisi bisnis maskapai. Dengan kata lain, pemerintah bisa rutin mengevaluasi tarif tiket pesa-wat dengan melihat kondisi ni-lai tukar rupiah. “Kenaikan ba-tas atas secara normatif wajar, karena mengikuti perkembang-an pasar,” kata Arif, yang juga Ketua Indonesia National Air Carrier Association (Inaca).

Meski ada keleluasaan dalam menentukan tarif, Arif menga-takan, dalam pelaksanaannya tetap harus selektif sesuai seg-men pasarnya. Kenaikan tarif minimal sebesar 10% dari batas

atas untuk kelas ekonomi berla-ku pada saat peak season saja.

Ambil contoh tarif tiket eko-nomi rute Jakarta–Surabaya yang seharga Rp 1,2 juta. Ketika permintaan tinggi, otomatis menaikkan harga jual tiket.

Nah, pendapatan dari kenaikan harga ini semacam subsidi si-lang ketika low season. Dengan begitu, neraca pendapatan dan pengeluaran maskapai akan terjaga.

Hal senada diutarakan Head of Corporate Secretary and Communications Air Asia In-donesia Audrey Progastama Petriny. Ia menyebutkan bahwa pada umumnya maskapai me-nerapkan tarif batas atas pada

saat high season. “Tapi sejauh mana pengaruhnya dari kenaik-an tarif ini, tentu belum terasa sekarang,” ujarnya.

Audrey belum bisa berkome-tar lebih jauh tentang dampak kebijakan batas atas dan batas bawah untuk tarif tiket pesawat kelas ekonomi yang teranyar terhadap bisnis perusahaan. Pasalnya, ketentuan tersebut baru berlaku efektif per 26 Sep-tember nanti.

Menurut Arif, formula tarif batas atas dan batas bawah pada peraturan sebelumnya masih memakai asumsi kurs rupiah Rp 13.000. Kini, rupiah telah menyentuh level Rp 14.000 per dollar AS. Artinya, nilai ru-piah yang jeblok sangat ber-dampak pada keuangan industri penerbangan di tanah air.

Memang, industri penerbang-an menjadi salah satu sektor yang paling terpukul atas ke-perkasaan mata uang Negeri Paman Sam itu. Ikhwalnya, hampir 70% biaya operasional maskapai seperti harga bahan bakar avtur, asuransi, onderdil, pelatihan, dan biaya lainnya

mengacu pada kurs dollar AS.Kenaikan tarif tiket pesawat

sebesar 10%, Arif mengatakan, lumayan membantu perusaha-annya dalam menekan ongkos operasional. “Belum sanggup sepenuhnya menutup biaya operasional. Tapi jauh lebih baiklah dari sebelumnya,” aku Arif.

Namun, pada saat yang sama, pelonggaran aturan penetapan tarif penerbangan berjadwal ini akan menimbulkan perang tarif antar-maskapai. Pasalnya, pada saat kondisi ekonomi yang lesu seperti sekarang, maskapai akan lebih cenderung mena-warkan harga di batas terendah untuk menarik minat konsu-men. “Jika terjadi, hal itu akan menimbulkan kerugian bagi se-mua maskapai,” ungkap Presi-den Direktur PT Citilink Indo-nesia Albert Burhan.

Tapi Chief Executive Officer Lion Group Edward Sirait me-nampik, harga tiket yang murah belum tentu berujung pada pe-rang tarif.

Yang jelas, konsumen tentu saja senang jika tiket murah. o

Dengan batas bawah yang lebih rendah, maskapai bisa mendongkrak tingkat keterisian pesawat saat low season. KONTAN/Baihaki

Ruang Lebih Lega untuk Menentukan Harga

Pelemahan nilai

tukar rupiah

mengerek biaya

operasional

maskapai.

Per 1 Oktober nanti, sebanyak delapan badan usaha angkutan udara izin operasionalnya ter-ancam dibekukan karena belum memenuhi persyaratan minimal kepemilikan dan penguasaan pesawat.

Sesuai pasal 118 ayat (1) butir b, Undang Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, maskapai pener-bangan komersial harus memi-liki paling sedikit lima pesawat dan menguasai lima pesawat (sewaan).

Kedelapan maskapai terse-but adalah PT Indonesia AirAsia Extra, PT Transnusa Aviation Mandiri, PT Mylindo Airlines, PT Jayawijaya Dirgantara,

PT Aviastar Mandiri, PT Tri MG Inter Asia, PT Asian One Air, se r ta PT Mat thew A i r Nusantara.

Sebelumnya, pada 1 Agustus lalu, Kementerian Perhubungan (Kemhub) telah membekukan izin enam maskapai dengan mencabut Air Operator Certificate (AOC). Keenam perusahaan angkutan udara berjadwal tersebut adalah Asco Nusa Air, Air Maleo Manunggal Air Service, Nusantara Buana Air, Survai Udara Penas, dan Jatayu Air.

Memang, sejak Oktober 2014 Kemhub intensif mengingatkan dan mengundang pemilik dan manajemen maskapai untuk

melakukan pemenuhan wajib kepemilikan sebagaimana ke-tentuan yang berlaku.

Hemi Pramurahajo, Kepala Bagian Hukum dan Humas D i r e k t o r a t J e n d e r a l Perhubungan Udara Kemhub, menjelaskan, dengan syarat minimal kepemilikan pesawat, pemerintah menginginkan jum-lah kapal terbang di Indonesia banyak, tapi maskapainya sedi-kit. “Dengan begitu, pengawas-an bisa lebih efektif,” katanya.

Pertimbangan lainnya ada-lah, banyak maskapai yang gulung tikar akibat modal cekak. Pastinya, aspek keselamatan dan keamanan penerbangan tetap menjadi prioritas. o

Pencabutan Izin Maskapai

10 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Penerbangan

P aket kebijakan ekonomi jilid I yang dirilis peme-rintah pertengahan pekan lalu nyatanya tak mampu membikin otot rupiah menguat. Sebalik-

nya, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali terjerembab ke titik terendah sejak Juli 1997 silam.

Sehari setelah pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi, nilai tukar rupiah di pasar spot, Kamis lalu (10/9), justru anjlok ke Rp 14.333 per dollar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di hari yang sama, rupiah terpe-rosok ke Rp 14.322 per dollar AS.

Paket kebijakan ekonomi merupakan formula untuk mendorong pertumbuhan industri dan menjaga daya beli masyarakat. Dalam paket tersebut, pemerintah berjanji memangkas aturan penghambat investasi dan berbagai aturan yang tumpang-tindih.

Pengumuman paket ini sedianya akan menjadi angin segar untuk menenangkan pasar keuangan dan dunia usaha. Namun, apa daya, pelaku pasar tidak merespon positif pengumuman paket ekonomi tersebut.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede, menilai, rilis paket kebijakan pekan lalu baru sebatas pengumuman. Pelaku pasar masih menanti implementasi kebijak-an tersebut. Alhasil, pengumuman tersebut tidak mampu membendung sentimen negatif dari ke-tidakpastian terkait kenaikan suku bunga The Federal Reserve.

Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures, jus-tru menilai, pengumuman paket kebi-jakan tersebut menjadi sentimen nega-tif yang membikin rupiah makin keok. Sebab, pelaku pasar menilai berbagai kebijakan di dalam paket tahap I baru berdampak dalam jangka panjang.

Tak cuma tidak memilik dampak dalam jangka pendek, pelaku pasar juga menilai tidak ada hal baru da-lam berbagai kebijakan tersebut. Research and Analyst Divisi Tresuri BNI Trian Fathria, mengatakan, pe-merintah maupun Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Ke-uangan (OJK) sudah per-

nah mewacanakan berbagai kebijakan tersebut sebe-lum merilis dalam paket ekonomi.

Selain karena tidak ada yang baru, pelaku pasar juga kecewa lantaran tidak ada kebijakan terkait perpajak-an. Kekecewaan pelaku pasar ini berimbas ke pele-mahan rupiah. “Paket ekonomi tidak mampu menahan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed,” ujar Trian.

Pertemuan FOMC

Pekan ini, perhatian para pelaku pasar akan terpusat pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 16–17 September 2015. Di-bandingkan sebelumnya, rapat Dewan Gubernur bank sentral AS kali ini sudah ditunggu-tunggu pelaku pasar. Pada rapat kali ini, The Fed akan memberikan gambaran lebih konkret terkait rencana kenaikan suku bunga.

Keputusan The Fed, apakah akan mengerek suku

bu-

nga acuan atau menunda, menurut Trian, sama-sama berdampak negatif bagi rupiah. Jika The Fed memutus-kan menaikkan suku bunga, potensi arus modal keluar alias capital outfl ow akan lebih nyata. Namun, jika The Fed menunda kenaikan suku bunga, ketidakpastian akan berlanjut sehingga spekulasi akan semakin liar.

Menurut Trian, dari dua skenario tersebut, kenaikan suku bunga The Fed lebih bagus buat rupiah. Dengan adanya kepastian, pemerintah maupun BI bisa membe-rikan respon yang tepat. Namun, jika tidak ada kepas-tian, nilai tukar rupiah maupun mata uang di negara berkembang bakal semakin tidak menentu.

Josua mengamini, kepastian kenaikan suku bunga akan membikin tekanan terhadap rupiah cenderung mereda. Sehingga, pelemahan rupiah lebih minim. Na-mun, Ariston mengingatkan, rupiah bisa kembali ke dalam tren pelemahan jika setelah memastikan kenaik-an suku bunga, The Fed berencana menaikkan lagi.

Selain kenaikan suku bunga The Fed, Trian mengata-kan, faktor global masih akan membayangi rupiah. Perlambatan ekonomi China masih akan memberi te-kanan terhadap rupiah.

Dari dalam negeri, tampaknya tidak ada sentimen yang bisa membuat rupiah mampu menahan

tekanan dari hasil pertemuan FOMC. Pe-kan ini, BI juga akan menggelar rapat de-

wan gubernur (RDG). Analis memper-kirakan, BI masih akan memperta-hankan suku bunga acuan sebesar

7,5%. Sedang rilis data neraca perda-gangan bulan Agustus diperkirakan ma-sih surplus akibat penurunan laju im-

por.Tekanan besar terhadap rupiah akan mem-

bikin rupiah cenderung melemah pekan ini. Jo-sua menebak, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.200–Rp 14.350 per dollar AS. Sedang Aris-ton menduga, rupiah akan naik turun di rentang Rp 14.150–Rp 14.400 per dollar AS. Memper-timbangkan dua skenario kenaikan suku bunga

The Fed, Trian menebak, rupiah bisa bergerak di rentang Rp 14.300–14.500 per dollar AS.

Jadi, siap-siap jika nilai tukar rupiah makin keok. ❏

Herry Prasetyo, Fransisca Bertha Vistika

Bayang-Bayang The Fed

Pelaku pasar tidak merespon positif paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah. Akibatnya, nilai tukar rupiah kembali terjerembab ke titik terendah. Pekan ini, hasil pertemuan

Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat akan menghantui pergerakan rupiah.

Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di-bandingkan pekan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis lalu (10/9), IHSG ditutup di level 4.343,26. Jika dihitung sejak akhir tahun, imbal hasil alias return IHSG minus 16,9%.

Meski pekan lalu pemerintah merilis paket kebijakan ekonomi tahap I, berba-gai sentimen negatif mendera bursa sa-

ham. Anal is Bahana Securi t ies Muhammad Wafi , mengatakan, penuru-nan indeks Dow Jones dan indeks bursa regional, serta penurunan harga minyak, menekan pergerakan IHSG pekan lalu. “Tekanan paling besar berasal dari pele-mahan rupiah,” kata Wafi .

Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo menilai, pelemahan IHSG pekan lalu terjadi lantaran ketidakpastian kena-

ikan suku bunga The Fed. Menurut dia, jika The Fed pekan ini mengerek suku bunga, IHSG justru akan membaik.

Tapi Wafi punya pendapat beda. Menurut dia, jika The Fed menaikkan bunga, IHSG akan terkena imbas negatif. Sedang jika The Fed menunda kenaikan suku bunga, IHSG akan bergerak datar dengan kecenderungan melemah.

Wafi mengatakan, ada dua skenario

pergerakan indeks pekan ini. Jika suku bunga The Fed naik sedangkan data neraca perdagangan Indonesia jelek, IHSG bisa anjlok ke 4.160. Jika sebalik-nya yang terjadi, IHSG berpeluang me-nguat ke 4.510.

Satrio menebak, IHSG akan naik turun di rentang 4.110–4.450. Ia menyarankan investor mencermati saham emiten sek-tor infrastruktur dan pendukungnya. ❏

Dua Skenario Pergerakan Indeks

KONTAN/stvgott

Investasi 14 September - 20 September 2015 11

InvestasiTabloid

IHSG4.450

4.350

4.250

Sumber: BEI

USD/IDR14.350

14.250

14.150Sumber: BI

4.433,113 Sep ’15

4.343,2610 Sep ’14

14.1703 Sep ‘15

14.33310 Sep ‘15

Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun ini membuat kinerja

PGAS di semester satu tidak terlalu bagus. Selain itu ganggu-an teknis yang dialami juga menyumbang penurunan penju-alan PGAS. Pendapatan PGAS pada semester satu tahun ini hanya Rp 1,42 triliun. Sedang-kan pada periode yang sama tahun sebelumnya pendapatan mereka Rp 1,62 triliun.

Gangguan teknis yang saya maksud adalah belum berope-rasinya FSRU Lampung milik PGAS secara maksimal. Karena tidak beroperasi, sementara ada biaya yang terus dibayar-kan, ini memberikan beban ke-uangan bagi perusahaan ini.

Jadi kontribusi laba dari bis-nis gas alam cair (LNG) yang diprediksi bisa mulai dirasakan pada semester satu tahun ini, ternyata malah nihil angkanya. Ini lantaran beberapa proyek di Lampung dan sekitarnya urung menyerap LNG PGAS. Semen-tara, mereka harus tetap meng-gelontorkan biaya sewa kapal hingga US$ 15.000 setiap hari, meskipun tidak ada laba yang dihasilkan.

Kalau dilihat, di semester satu lalu operating margin ter-gerus dari 29% di semester satu tahun lalu, menjadi cuma 20,5% pada periode yang sama di ta-hun ini.

Masih ada harapan

Tapi masih ada optimisme

untuk saham PGAS. Perekono-mian seharusnya bisa lebih baik di semester dua ini. Selain itu, realisasi anggaran belanja un-tuk infrastruktur seharusnya sudah mengalir lancar. Ini bisa menjadi katalis positif PGAS. Apalagi, elemen gas juga menja-di kebutuhan penting dalam pembangunan infrastruktur.

Rencana pemerintah mem-perluas wilayah konversi mi-nyak tanah ke tiga provinsi ta-hun depan juga bisa menyum-bang keuntungan bagi PGAS, meskipun dampaknya tidak akan signifikan. Sebab, gas ru-mah tangga belum menjadi bis-nis utama PGAS. Pemerintah berencana memperluas wilayah konversi ke tiga wilayah, yakni Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku..

Harga saham PGAS saat ini memang sedang sangat volatile. Tapi kalau menghitung di kisar-an harga Rp 2.400-an seperti saat ini, maka berarti price to earning ratio (PER) PGAS akan turun menjadi 7,3 kali. Artinya, harga PGAS saat ini sudah cukup murah.

Target harga PGAS saat ini di Rp 3.000 per saham, jadi masih ada potensi kenaikan cukup besar. Karena itu, investor bisa beli saham PGAS.

Kalau melihat dari sisi teknik-al, investor bisa membeli saham PGAS bila harga saham ini su-dah turun hingga Rp 2.200 per saham. Jadi dalam hal ini strate-gi buy on weakness bisa jadi pilihan. Tapi hati-hati bila harga mulai naik. o

Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) turun tajam tahun ini. Rabu lalu (9/9), harga saham emiten yang memakai kode PGAS ini merosot sampai Rp 2.455 per saham. Ini adalah harga PGAS terendah dalam waktu hampir empat tahun terakhir. Kamis lalu (10/9), harga PGAS membaik sedikit dan ditu-tup di Rp 2.485 per saham.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dituding menjadi salah satu penyebab anjloknya harga saham perusa-haan pelat merah ini. Bagaimana tidak? Selama ini PGN membeli pasokan gas dalam dollar AS, namun dijual dalam rupiah di dalam negeri. Margin pun terpangkas. Selama semester satu

lalu, laba bersih PGN merosot 38,56% jadi US$ 227,33 juta.

Perusahaan pemeringkat Fitch Ratings bah-kan mengindikasikan akan mengkaji ulang peringkat utang PGN bila rasio utang perusa-haan ini naik menjadi lebih dari 4 kali. Maklum, Fitch melihat rasio utang terhadap aliran dana operasional bisa naik dari 1,8 kali tahun lalu jadi 3,6 kali tahun ini. Jika volume penjualan terus merosot. Saat ini, Fitch Ratings membe-rikan peringkat BBB pada surat utang PGN.

Lalu, apa sahamnya layak dikoleksi? Simak rekomendasi dari analis berikut ini.

Melati Amaya Dori

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kinerja PGAS tidak terlalu baik

tahun ini. Ada pemangkasan yang tajam pada laba operasio-nal. Hal ini terutama terjadi ka-rena nilai biaya jaminan yang tinggi pada bisnis LNG mereka, padahal bisnis ini belum me-nunjukkan hasil selama kuartal dua 2015 lalu.

PGAS juga menghadapi risiko dari intervensi pemerintah ter-hadap harga jual gas. Kalau ini terjadi, maka kinerja keuangan PGAS akan semakin turun.

Saat ini saham PGAS diperda-gangkan dengan harga diskon sebesar 28% dari data historis price to earning ratio (PER) mereka selama lima tahun ter-akhir. Penurunan valuasi ini sebelumnya juga sudah pernah terjadi.

Di kuartal tiga 2011, tekanan pada valuasi PGAS muncul ka-rena spekulasi atas potensi pe-nurunan margin akibat permo-honan ConocoPhillips dan Per-tamina, yang mengajukan kenaikan harga gas masing-ma-sing sebesar 194% dan 142%. Kenaikan harga gas diusulkan dalam dua tahap.

Namun saat itu, PGAS bisa mengalihkan kenaikan biaya gas ke harga jual gasnya. Kare-na itu, valuasi PGAS pulih de-ngan cepat dan finansial per-usahaan ini tidak terpengaruh.

Saat ini, bisa dikatakan situa-si yang dialami PGAS sangat problematik. Selain karena ada masalah ekspansi di waktu yang tidak tepat dan meningkatnya

profil risiko perseroan, ternyata permintaan saat ini juga lebih rendah ketimbang ekspektasi sebelumnya, sebagai akibat dari melemahnya ekonomi. Ini bisa dilihat dari penurunan volume distribusi di semester satu yang turun 8,8% year on year (yoy) menjadi 790 million standard cubic feet per day (mmscfd).

Risiko utang tinggi

Volume transmisi di semester satu juga turun menjadi 762 mmscfd. Di semester satu 2014, volume transmisi gas mencapai 860 mmscfd. Karena itu, kami melihat kinerja PGAS masih di bawah ekspektasi

Tekanan pada neraca keuang-an PGAS juga masih cukup kuat. Di semester satu, rasio utang bersih (net gearing) su-dah mencapai sebesar 48,5%. Ini mengindikasikan adanya kenaikan biaya bunga dan me-rupakan level tertinggi sejak 2009 lalu.

Proyeksi pendapatan PGAS terbaru kami di 2015 adalah se-besar US$ 2,89 miliar, turun dari sebelumnya sebesar US$ 3,14 miliar. Sementara prediksi laba bersih kami turunkan dari US$ 619 juta menjadi sebesar US$ 480 juta tahun ini.

Kami menurunkan target har-ga kami menjadi Rp 3.050 per saham dari sebelumnya Rp 4.700 per saham, seiring penu-runan prediksi kinerja. Kami masih mempertahankan reko-mendasi netral. o

David Nathanael SutyantoAnalis Saham First Asia Capital

Willinoy SitorusAnalis Saham

Trimegah Securities

Beli Netral

Kinerja PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

(dalam juta dollar AS)30/06/2014 30/06/2015

Total Aset 5.601,84 5.767,37Total Kewajiban 3.001,80 2.929,17Total Ekuitas 2.600,05 2.838,20

Pendapatan 1.625,90 1.415,88Laba Kotor 647,97 478,82Laba Usaha 470,72 289,88Laba Bersih 370,05 227,34Laba Bersih Per Saham (dalam rupiah)

0,02 0,01

Margin Laba Kotor (%) 45,29 38,62Margin Laba Usaha (%) 30,23 24,16Margin EBITDA (%) 32,41 24,07Margin Laba Bersih (%) 25,71 18,93ROA (%) 14,46 10,25ROE (%) 31,14 20,83DER (kali) 0,82 0,78

Sumber: RTI

R E K O M E N D A S I ✔12 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Saham

Kiat Jasa Marga agar proyek jalan terus.

Lamgiat Siringoringo

Sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Pe-patah lawas itu bisa meng-

gambarkan PT Jasa Marga Tbk dalam mengarungi bisnisnya di tengah kelesuan kondisi ekono-mi dalam negeri.

Proyek jalan tol gawean Jasa Marga yang sudah direncana-kan tahun ini harus tetap berja-lan, apapun yang terjadi. Di te-ngah turbulensi pasar modal, perusahaan yang menjajakan sahamnya di bursa dengan kode JSMR ini harus menghentikan Penerbitan Umum Berkelanjut-an (PUB) obligasi berkelanjut-an I senilai Rp 2,85 triliun.

Padahal obligasi ini sebenar-nya akan dipakai mengongkosi proyek 13 ruas jalan tol. Total investasi untuk seluruh proyek tersebut Rp 40,35 triliun “Ren-cana itu tetap berjalan, tidak terganggu, cuma memang sum-ber pendanaannya diganti menggunakan alternatif lain,” ujar Reynaldi Hermansyah, Di-rektur Keuangan Jasa Marga.

Nah, manajemen Jasa Marga memilih membiayai investasi-nya lewat ekuitas yang juga di-kombinasikan dengan pinjaman perbankan. Komposisinya 30% untuk ekuitas dan 70% untuk pinjaman. “Komposisinya 30:70, waktunya cukup, bisa dicairkan di sisa semester kedua ini,” im-buh Reynaldi.

Sekadar mengingatkan, tadi-nya Jasa Marga berniat mener-bitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp 5,95 triliun, dan dike-nakan tingkat bunga tetap. Ob-

ligasi berkelanjutan ini telah mendapatkan pernyataan efek-tif sejak 20 September 2013 dan akan berakhir dua tahun sejak penyataan efektif tersebut.

Obligasi berkelanjutan tahap I seri S telah diterbitkan pada tahun 2013 lalu. Nilainya sebe-sar Rp 2,1 triliun. Lalu, Jasa Marga menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2014 seri T sebesar Rp 1 triliun. Dengan demikian, masih ada sisa yang belum diterbitkan se-nilai Rp 2,85 triliun.

Beberapa proyek tol yang mesti berjalan di antaranya ada-lah ruas Gempol-Pasuruan sek-si Gempol-Rembang sepanjang 13,90 kilometer (km) dan ruas Surabaya-Mojokerto seksi Kri-an-Mojokerto sepanjang 18,47 km. Seluruh ruas tol tersebut ditargetkan bisa beroperasi akhir tahun ini.

Saat ini, kemajuan fisik pem-bangunan ruas Krian-Mojokerto sudah mencapai 75%. Sedang-kan kemajuan fisik ruas Gem-pol-Rembang mencapai 84%.

Jika proyek ini bisa sukses bergulir, maka akan semakin menguatkan fundamental Jasa Marga. Tahun ini, kinerja Jasa Marga memang tak secemer-lang tahun lalu. Di semester pertama tahun ini, JSMR men-cetak laba bersih Rp 670,03 mi-liar, turun 17,44% dari peroleh-an periode yang sama tahun lalu senilai Rp 811,59 miliar.

Kinerja JSMR juga akan ma-kin kinclong jika permohonan mendapatkan Penyertaan Mo-dal Nasional (PMN) dikabulkan oleh DPR. Sebelumnya memang emiten pengelola tol ini meng-ajukan PMN sebesar Rp 1,25 triliun untuk tahun 2016.

Dalam proposal kegiatan ren-cana bisnis yang dibuatnya, Jasa Marga berencana memba-ngun sebanyak 13 ruas jalan tol, di mana sebagian besar untuk pengembangan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Lingkar Luar Ja-karta bagian Timur (Jakarta Outer Ring Road/JORR II). Se-luruh proyek tersebut diperki-rakan akan memakan dana in-vestasi Rp 40 triliun.

Nah jika memang perusahaan jalan tol pelat merah ini menda-patkan dana tersebut maka ki-nerja keuangannya akan sema-

kin ciamik.

Ekuitas aman

Analis menilai batalnya pe-nerbitan obligasi tak berdam-pak negatif buat Jasa Marga. Malah, menurut analis Recapi-tal Securities Liga Maradona, pembatalan ini menunjukkan keseriusan Jasa Marga untuk melanjutkan proyek jalan tol. “Kalau 30% pendanaan dari eku-itas itu masih aman,” ujar dia.

Berdasarkan laporan keuang-an di semester pertama tahun ini, ekuitas Jasa Marga menca-pai Rp 11,3 triliun. Liga menye-

but, jika Jasa Marga memak-sakan penerbitan obligasi terse-but, maka serapan pasar akan buruk.

Yang harus diperhatikan saat ini adalah seberapa cepat Jasa Marga bisa menyelesaikan pro-yek-proyek ini. Liga bilang, ja-ngan sampai masalah klasik se-perti pembebasan lahan masih menghalangi penyelesaian pro-yek jalan tol.

Rencana Jasa Marga menda-patkan PMN juga bakal mem-perkuat kinerja perusahaan pe-lat merah ini. Liga mengatakan, Jasa Marga memang perlu dana segar untuk terus ekspansi di 2016. Apalagi, tahun ini Jasa Marga cukup ekspansif.

Jasa Marga mengambil alih konsesi jalan Tol Cinere–Ser-pong dari PT Thiess Contrac-tors Indonesia. Transaksi seni-lai Rp110 miliar tersebut menja-dikan Jasa Marha sebagai pemegang saham mayoritas pada konsesi tol tersebut, de-ngan kepemilikan sebesar 55%.

Selain itu, pada bulan Juni 2015 lalu, Jasa Marga juga mengambil alih konsesi Solo-Mantingan dan Ngawi-Kertoso-no dari PT Thiess Contractor Indonesia dan PT Ferino Putra.

Menurut Liga, aksi korporasi tersebut akan menambah pan-jang jalan tol yang dikelola per-seroan ini menjadi 987 km, dari sebelumnya 800 km. Tentu saja ini akan memberikan kontribusi positif buat Jasa Marga.

Besar tarif jalan tol juga akan mempengaruhi kinerja Jasa Marga. Memang, tarif tol biasa-nya naik saban dua tahun. Na-mun, pengalaman pada saat le-baran kemarin menunjukkkan, ada potensi bahwa tarif tol akan

turun karena pemerintah mem-beri diskon. Bila kebijakan ini berlanjut, ada potensi penda-patan JSMR yang hilang.

Meski begitu, dampak kepada kinerja tidak akan signifikan. Analis PT Sinarmas Sekuritas Bryan Sjahputra menyebut, diskon tarif tol tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan volume lalu lintas di jalan tol.

Volume lalu lintas di jalan tol selama hari raya lebaran kema-rin tumbuh 8,5% secara year on year (yoy). Jumlah ini di atas rata-rata pertumbuhan saat Ramadan, sekitar 5,7%.

Hal ini menunjukkan pertum-buhan volume lalu lintas cukup besar selama libur lebaran. Dis-kon tarif tol tampaknya juga merangsang volume pertum-buhan lalu lintas itu. Bryan me-nuturkan, Jasa Marga masih memiliki potensi besar ke de-pan. Tol baru perseroan akan mengangkat kinerja perseroan.

Potensi tol baru ini terlihat terutama di luar Jabodetabek. Kontribusi tol baru antara lain akan datang dari tol Semarang-Solo, Surabaya-Mojokerto, dan Bali-Mandara. “Jika Jasa Marga dapat meningkatkan pertum-buhan tol baru di luar Jabodeta-bek, maka perseroan ini akan menikmati pertumbuhan lalu lintas jalan tol signifikan ke de-pan,” ujar Bryan.

Tapi, Bryan masih mereko-mendasikan tahan JSMR, sem-bari menunggu kontribusi pro-yek baru. Ia mematok target harga di Rp 5.500 per saham.

Sementara Liga merekomen-dasikan beli JSMR dengan tar-get harga Rp 5.825 per saham. Kamis lalu (10/9), harga JSMR masih Rp 5.000 per saham. o

Diskon tarif tol

pada saat

lebaran bisa

meningkatkan

volume lalu lintas

jalan tol.

Biar Proyek Jalan Bebas Hambatan Tak Terhambat

KONTAN/Baihaki

Saham TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 13

Menakar untung obliga-si negara seri ORI012.

Herry Prasetyo, Melati Amaya Dori

Gejolak di bursa saham memaksa Mulyono men-cari instrumen alternatif

untuk membiakkan uang. Nah, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV ini te-ngah bersiap menambah porto-folio Obligasi Negara Ritel, yang lebih ngetop disebut ORI, ke dalam keranjang investasinya.

Investasi ORI memang bukan barang baru bagi pria kelahiran Klaten, 2 Desember 1956 ini. Tahun 2007 silam, ia pernah membeli obligasi negara seri ORI002. Enam bulan kemudian, ia menjualnya di pasar sekun-

der dengan mendulang capital gain sebesar 1%. Kini, Mulyono masih mendekap dua seri ORI, yakni ORI010 dan ORI012. Ren-cananya, dua seri ORI ini akan ia pegang hingga jatuh tempo.

Sebetulnya, alokasi investasi Mulyono di surat utang terbi-lang kecil. Sebagian besar por-tofolio investasinya ia tempat-kan di instrumen saham. Gara-gara harga saham banyak yang rontok, Mulyono pun berenca-na memperbesar portofolio in-vestasi yang mampu memberi-kan imbal hasil tetap.

Nah, pilihan Mulyono jatuh pada instrumen ORI. Kebetulan, pemerintah akan merilis obliga-si negara ritel seri ORI012 pada 21 Oktober mendatang. Direk-torat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Ris iko

(DJPPR) Kementerian Keuang-an akan menawarkan ORI012 pada 21 September–15 Oktober 2015. Surat utang dengan tenor tiga tahun ini akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2018 (lihat tabel). Investor bisa membeli ORI012 melalui 21 agen penjual (lihat boks).

Diperkirakan, pemerintah akan menerbitkan ORI012 de-ngan nilai emisi Rp 20 triliun. Namun, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Loto Srinaita Ginting mengatakan, target nilai emisi untuk ORI012 masih me-nunggu masukan dari agen pen-jual. Tahun lalu, volume peme-sanan ORI011 mencapai Rp 21,34 triliun. Dari jumlah pemesanan tersebut, pemerin-tah menetapkan hasil penjualan dan penjatahan ORI011 sebesar

Rp 21,22 triliun. Loto mengatakan, berinves-

tasi di ORI akan memberikan keuntungan bagi investor. Se-bab, kupon ORI di atas rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN. Selain itu, investor bisa memperoleh kupon dengan tingkat bunga tetap yang diba-yarkan saban bulan.

Dua poin itu memang menja-di daya tarik ORI yang memikat investor seperti Mulyono. Na-mun, tingkat kupon di atas rata-rata bunga deposito saja tak lantas membikin Mulyono membeli ORI012. Meski bermi-nat menambah portofolio ORI, Mulyono memasang target ku-pon ORI012 sebesar 9,5%.

Jika sesuai target, Mulyono tak akan berpikir panjang untuk membeli ORI012. Namun, jika

ternyata pemerintah menetap-kan kupon di bawah 9,5%, Mu-lyono bilang akan menimbang-nimbang terlebih dahulu untuk masuk ke ORI012. “Saya akan lihat dulu benchmark instrumen investasi lain dan melihat apa-kan penurunan harga saham sudah sampai ke titik terbawah atau belum,” kata Mulyono.

Eve Chrissie Angeliqa, AVP Fixed Income Sales PT Sucor-invest Central Gani, mengata-kan, banyak nasabahnya yang tertarik untuk membeli ORI012. Pertanyaan yang jamak diaju-kan nasabah adalah mengenai tingkat kupon ORI012. “Sebagi-an besar nasabah meminta ku-pon di atas 9%,” kata Eve.

Hingga artikel ini naik cetak, pemerintah belum menetapkan kupon ORI012. Loto pun masih menutup rapat kisaran kupon surat utang tersebut. “Kami akan menetapkan kupon ORI012 pada 17 September,” kata Loto.

Kupon menarik

Di tengah tekanan terhadap pasar surat utang, para analis menilai, investor membutuhkan pemanis berupa kupon yang cukup tinggi. Maklum, nilai tu-kar rupiah yang terus loyo membikin harga surat utang negara (SUN) terus melandai.

Koreksi harga obligasi peme-rintah tercermin pada indeks surat utang negara yang dihim-pun Himdasun. Kamis lalu (10/9), indeks SUN jatuh ke titik terendah di 92,89. Jika dihitung sejak akhir tahun, indeks SUN sudah merosot 7,3%.

Lantaran ditujukan bagi in-vestor ritel, yang menjadi pem-banding kupon ORI adalah suku bunga deposito. Analis obligasi Sucorinvest Central Gani Aria-wan mengatakan, secara histo-

Teorinya, sih, bagi Mereka yang Bermodal Cekak

Pemerintah akan menerbitkan Obligasi Negara Ritel seri ORI012 pada Oktober mendatang. KONTAN/Baihaki

Agen Penjual ORI 012- PT Bank ANZ Indonesia- PT Bank Bukopin Tbk- PT Bank Central Asia TbkPT Bank Central Asia Tbk- PT Bank CIMB Niaga TbkPT Bank CIMB Niaga Tbk- Citibank, N.A.Citibank, N.A.- PT Bank Danamon Indone-PT Bank Danamon Indone-

sia Tbk- PT Bank DBS IndonesiaPT Bank DBS Indonesia- The Hongkong and Shang-The Hongkong and Shang-

hai Banking Corporation Ltd.

- PT Bank Internasional Indo-PT Bank Internasional Indo-nesia Tbk

- PT Bank Mandiri TbkPT Bank Mandiri Tbk- PT Bank Negara IndonesiaPT Bank Negara Indonesia

Tbk.- PT Bank OCBC NISP Tbk.PT Bank OCBC NISP Tbk.- PT Bank Panin Tbk.PT Bank Panin Tbk.- PT Bank Permata Tbk.PT Bank Permata Tbk.- PT Bank Rakyat IndonesiaPT Bank Rakyat Indonesia

Tbk.- Standard Chartered BankStandard Chartered Bank- PT Bank Tabungan NegaraPT Bank Tabungan Negara

Tbk.- PT Danareksa SekuritasPT Danareksa Sekuritas- PT Reliance Securities Tbk.PT Reliance Securities Tbk.- PT Sucorinvest Central GaniPT Sucorinvest Central Gani- PT Trimegah Securities Tbk.PT Trimegah Securities Tbk.

Sumber: DJPPR

Jadwal Penerbitan ORI012

Penetapan Tingkat Kupon 17 Sept ‘15

Masa Penawaran 21 Sept ’15 Okt ‘15

Penjatahan 19 Okt ‘15

Penerbitan/Setelmen 21 Okt ‘15

Pembayaran Kupon Pertama Kali 15 Nov ‘15

Minimum Holding Period Hingga 15 Des ‘15

Jatuh Tempo 15 Okt ‘18

Sumber: DJPPR

14 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Obligasi

ris, kupon ORI selalu berada di atas tingkat suku bunga penja-minan Lembaga Penjamin Sim-panan (LPS). Saat ini, LPS me-netapkan tingkat bunga penja-minan simpanan rupiah di bank umum sebesar 7,75%. Rata-rata, Ariawan bilang, selisih atau spread kupon ORI dengan LPS rate sebesar 100 basis poin.

Selain di atas LPS rate, kupon ORI biasanya juga lebih gede dibandingkan yield SUN seri acuan alias benchmark. Analis obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra bilang, kupon ORI biasanya ditetapkan 60 basis poin lebih tinggi ketimbang yi-eld SUN acuan.

Nah, lantaran ORI012 jatuh tempo pada 15 Oktober 2018, obligasi pemerintah yang men-jadi acuan adalah SUN seri FR0048 yang jatuh tempo pada 15 September 2018. Kamis lalu (10/9), yield seri FR0048 sebe-sar 8,7%. Dengan selisih 60 basis point di atas SUN acuan, kupon ORI012 bisa lebih dari 9%.

Namun, Made mengatakan, kupon sebesar itu akan terlalu mahal bagi pemerintah lantaran lebih tinggi dibandingkan de-ngan SUN yang bertenor lebih panjang. Di tengah tekanan pa-sar obligasi, Made menduga, kupon ORI012 sebesar 8,75%-9%. “Kupon sebesar ini masih menarik bagi investor ritel,” ujar Made.

Namun, besaran kupon ORI012 masih bergantung pada yield SUN acuan pada saat pe-netapan. Apalagi, pasar obligasi berpotensi terus tertekan akibat rencana The Federal Reserve mengerek suku bunga acuan. Federal Open Market Commit-tee (FOMC) yang digelar pekan ini bakal berpengaruh terhadap harga obligasi pemerintah. Jika harga makin turun, otomatis yield obligasi akan naik.

Di tengah kondisi seperti itu, menurut Made, ORI012 justru semakin menarik. Dengan dana minimal Rp 5 juta, investor bisa memperoleh instrumen investa-si aman dengan imbal hasil

tinggi di atas bunga deposito yang dijamin LPS.

Berbagai keuntungan

Instrumen ORI memang me-miliki karakteristik yang mirip dengan deposito. Selain mem-berikan imbal hasil tetap setiap bulan, ORI juga dijamin penuh oleh negara. Bahkan, simpanan di bank yang dijamin LPS mak-simal hanya Rp 2 miliar. Se-dangkan, investor bisa membeli ORI di pasar primer maksimal Rp 3 miliar. Di pasar sekunder, investor bisa menambah kepe-milikan ORI lebih dari Rp 3 mi-liar. “Berapa pun kepemilikan ORI investor tetap akan dijamin oleh negara,” kata Ariawan.

Meski karakteristik hampir serupa, ORI memiliki kelebihan dibandingkan deposito. Selain imbal hasil lebih tinggi, pajak bunga ORI lebih murah diban-dingkan pajak bunga deposito. Seperti diketahui, tarif pajak bunga deposito sebesar 20%. Sedangkan tarif pajak bunga ORI sebesar 15%.

Kelebihan lainnya, kepemi-likan ORI bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Yang mena-rik, saat harga ORI naik di atas nilai pari atau lebih dari 100, investor berpotensi meraup ca-pital gain.

Namun, kelebihan ini pula yang menjadi risiko berinvesta-si di ORI. Memang, instrumen ORI bebas risiko gagal bayar. Namun, ada risiko pasar berupa capital loss lantaran harga jual di pasar sekunder lebih rendah dibandingkan harga beli. Ini bisa terjadi saat harga ORI di bawah par alias nilai pari atau di bawah 100.

Made menilai, masih ada te-kanan di pasar surat utang da-lam jangka pendek. Dalam jang-ka panjang, harga obligasi cen-d e r u n g n a i k . A r i a w a n mengamini, ORI012 baru bisa diperdagangkan di pasar sekun-der setelah 15 Desember 2015. Pada saat itu, ia menduga, te-

kanan terhadap pasar surat utang akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed dan per-lambatan ekonomi China sudah berkurang. “Pasar surat utang di akhir tahun akan stabil dan volatilitas jauh berkurang,” ujar Ariawan.

Toh, jika enggan terkena risi-ko pasar akibat penurunan har-ga di pasar sekunder, investor bisa mendekap ORI sampai pada saat jatuh tempo. Sebab, pada saat jatuh tempo, harga-nya akan kembali ke nilai pari.

Investor juga tidak perlu kha-watir harga ORI akan benar-be-nar anjlok di pasar sekunder. Harga ORI011, misalnya, me-mang terus turun lantaran te-kanan di pasar obligasi semakin kencang. Namun, Kamis lalu (10/9), harga ORI011 masih se-besar 100,77. Ini memang harga terendah sepanjang tahun ini. Namun, setidaknya harga ORI011 masih di atas nilai pari meski volatilitas di bursa surat utang semakin kencang.

Investor juga tidak perlu ke-sulitan saat ingin menjual ORI. Sebab, menurut Made, perda-gangan ORI cukup likuid. Selain itu, agen penjual biasanya juga bertindak sebagai pembeli siaga ORI investor.

Ariawan mengatakan, perda-gangan ORI biasanya cukup tinggi pada masa-masa awal se-

telah ORI bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Saat itu, har-ganya akan naik. Investor bisa meraup capital gain cukup be-sar saat harga naik tinggi.

Bagi yang ingin memegang hingga jatuh tempo, investor bisa mengonversi kepemilikan ORI menjadi reksadana. Made bilang, ada agen penjual yang

bekerjasama dengan manajer investasi. Mereka menawarkan konversi dari ORI menjadi rek-sadana. Dengan mendekap unit reksadana, investor akan mem-bayar pajak lebih murah, yakni 5%. Sayang, Made enggan me-nyebutkan agen penjual yang ia maksud.

Nah, tunggu apa lagi? o

Penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI)

Seri Penerbitan Jatuh TempoOutstanding

(Rp juta)Kupon

LPS Rate Saat Penerbitan ORI

ORI001 9 Agustus 2006 9 Agustus 2009 3.283,65 12,05% 12%

ORI002 28 Maret 2007 28 Maret 2010 6.233,20 9,28% 9,25%

ORI003 12 September 2007 12 September 2011September 2011 2011 9.367,70 9,40% 8,25%

ORI004 12 Maret 2008 12 Maret 2012 13.455,77 9,50% 8%

ORI005 15 September 2008September 2008 2008 15 September 2013September 2013 2013 2.715 11,45% 9,25%

ORI006 15 Agustus 2009 15 Agustus 2012 8.536,73 9,35% 7%

ORI007 15 Agustus 2010 15 Agustus 2013 8.000,00 7,95% 7%

ORI008 15 Oktober 2011 15 Oktober 2014 11.000,00 7,30% 7%

ORI009 15 Oktober 2012 15 Oktober 2015 12.676,00 6,25% 5,50%

ORI010 15 Oktober 2013 15 Oktober 2016 20.205,26 8,50% 7%

ORI011 15 Oktober 2014 15 Oktober 2017 21.215,91 8,50% 7,75%

Sumber: Riset KONTAN

Para agen penjual tampaknya sudah bersiap memasarkan Ob-ligasi Negara Ritel seri ORI012 yang akan ditawarkan mulai 21 September mendatang. Demi mencapai target penjualan, agen penjual menggelar roadshow hingga promosi.

Bank Rakyat Indonesia (BRI), contohnya, mengajukan kuota penjualan ORI012 sebesar Rp 1,5 triliun. Untuk memenuhi kuota penjualan tersebut, Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria, mengatakan, BRI akan memberikan cashback sebesar 0,5% bagi 100 nasabah pertama yang melakukan pembelian. Pembelian ORI012 di BRI bisa dilakukan di kantor cabang utama, kantor cabang pembantu, maupun di 16 unit Sentra Layanan BRI Prioritas (SLP). “Untuk 32 nasabah pertama yang bertransaksi di SLP akan mendapat hadiah langsung Rp 5 juta,” ujar Budi.

Sedangkan Bank Mandiri mematok target penjualan ORI012 di kisaran Rp 3 triliun-Rp 3,75 triliun. Direktur Bank Mandiri Hery Gunardi, mengatakan, Bank Mandiri akan fokus menyasar nasa-bah di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang potensi-nya masih besar namun belum mengenal ORI.

Hery mengatakan, investor bisa membeli ORI012 di semua kantor cabang maupun kantor cabang pembantu Bank Mandiri. Untuk menggenjot penjualan, Bank Mandiri juga tengah mem-persiapkan program promosi untuk nasabah. “Promosi dan be-neit bagi nasabah tergantung kuota yang kami peroleh dan be-saran kupon yang ditetapkan,” ujar Hery.

Trimegah Securities juga akan menggelar roadshow ke bebe-rapa daerah untuk memasarkan ORI012. Selain penyuluhan, Direktur Utama Trimegah Stefanus Turangan, mengatakan, Trimegah menggandeng bank sebagai sub agen penjual untuk membantu penjualan ORI012. Trimegah mematok target penju-alan ORI012 sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar.

Sucorinvest Central Gani juga menggelar langkah serupa. Selain menggandeng kerjasama dengan bank, Sucorinvest akan menggelar roadshow ke Surabaya, Makassar, dan Bandung. Eve Chrissie Angeliqa, AVP Fixed Income Sales Sucorinvest, mengatakan, target penjualan ORI012 Rp 400-Rp 500 miliar.

Para agen penjual memastikan, pembelian minmal ORI012 sebesar Rp 5 juta dan maksimal Rp 3 miliar. o

Agen Penjual Menggelar Promo dan Roadshow

Ilustrasi Hasil Investasi ORIInvestor membeli ORI di pasar perdana senilai Rp 10 juta

dengan kupon 8,5%

Investor A memegang hingga jatuh tempo

Kupon8,5%xRp 10 jutax1/12

Rp 70.833,33 per bulan hingga jatuh tempo

Pokok saat jatuh tempo Rp 10 juta

Investor B menjual di pasar sekunder dengan harga 105

Kupon8,5%xRp 10 jutax1/12

Rp 70.833,33 setiap bulan hingga saat dijual

Capital GainRp 10 juta x (105-100)%

Rp 500.000

Pokok yang diterima saat dijual Rp 10,5 juta

Investor C menjual di pasar sekunder dengan harga 95

Kupon8,5%xRp 10 jutax1/12

Rp 70.833,33 setiap bulan hingga saat dijual

Capital LossRp 10 juta x (95-100)%

Minus Rp 500.000

Pokok yang diterima saat dijual Rp 9,5 juta

Sumber: Riset KONTAN

Obligasi TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 15

Banyak pertimbangan saat memutuskan untuk sekolah di luarnegeri, salah satunya adalah jurusan favorit.

Sri Sayekti

Kalau disuruh memilih, mau sekolah di dalam negeri atau luarnegeri,

barangkali sebagian besar di Indonesia pilih yang terakhir. Maklum, sampai kini, lulusan luarnegeri dianggap punya nilai lebih, terutama saat mencari kerja. Belum lagi, jaringan yang dimiliki semasa sekolah di man-ca negara, akan berguna ketika merintis bisnis atau berkarier.

Tidak berbeda dengan seko-lah atau kuliah di dalam negeri, masing-masing universitas, kota, atau negara punya jagoan jurusan ilmu tersendiri. Calon pelajar atau mahasiswa yang sudah punya rencana masa de-pan, tentu ingin bergabung di tempat menimba ilmu favorit.

Namun begitu, ada banyak faktor yang jadi pertimbangan sebelum memutuskan mana yang hendak dituju. Vonny Agustine, Deputy Director of Product Development Sun Edu-cation Group, konsultan pendi-dikan luarnegeri, pemilihan ne-gara tujuan bagi kadangkala bergantung tipe orang tuanya. Jika orangtua tergolong liberal, maka pemilihan negara bisa sa-ngat beragam. “Mereka justru ingin anaknya mandiri, tidak harus ada saudara atau kerabat yang juga tinggal di negara ter-sebut,” ujar Vonny.

Faktor kedua jarak Indonesia dengan negara tujuan. Berikut beberapa tujuan favorit.

n Swiss

Program pendidikan di Swiss yang paling populer untuk pela-jar asing adalah sekolah perho-telan Swiss.

Salah satu yang kampus yang dinilai sebagai cikal bakal per-guruan tinggi di bidang perho-telan adalah Ecole Hoteliere de Geneve EHG Suise.

Selain perhotelan, Swiss juga terkenal dengan bidang studi culinary & patisserie. Salah satu pilihan perguruan tinggi adalah Culinary Arts Academy. Menurut Vonny saat ini ada se-kitar 20 perguruan tinggi di Swiss yang bisa menjadi pilihan bagi Anda yang hendak menda-lami ilmu perhotelan. Pihaknya sendiri hanya mewakili dua universitas di Swiss yaitu Les Roches International School of Hotel Management dan Glion Institute of Higher Education London Campus.

Swiss juga terkenal dengan ilmu tekniknya. Swiss Federal Institute of Technology di Zu-rich dianggap sebagai salah satu universitas terbaik Eropa di bidang teknik.

Nah, kalau Anda hendak me-nyekolahkan anak dari jenjang SMA di Swiss terdapat program International Baccalaureate. Beberapa sekolah yang bisa di-pilih antara lain Brilllianmont International School, Lyceum Alpinum Zuoz, Le Regent Colle-

ge, Aiglon College, St.Georgia School dan Leysin American School di Swiss.

n Jerman

Kuliah di Jerman terhitung tidak gampang. Sistem pendi-dikan di Jerman mulai dari se-kolah dasar hingga sekolah menengah atas berlangsung 13 tahun dengan ijazah Arbitur se-bagai tanda memenuhi kualifi-kasi bisa studi di perguruan tinggi Jerman.

Guna menyetarakan kemam-puan maka sistem pendidikan di Jerman mengadakan kelas persiapan ke perguruan tinggi yang disebut studienkolleg. Saat mengikuti studienkolleg, pesertanya juga mempelajari Bahasa Jerman. Lazimnya pada semester awal mayoritas kampus di Jerman mengguna-kan pengantar Bahasa Inggris. Setelah semester akhir barulah bahasa Jerman dipakai sebagai bahasa pengantar kuliah.

Ada sekitar 324 perguruan tinggi di Jerman. Hingga saat ini Jerman masih jadi andalan bagi yang hendak belajar ilmu tek-nik. Salah satu perguruan tinggi yang terkenal adalah Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule Aachen. Kampus mantan presiden BJ Habibie ini terkenal dengan beberapa bi-dang ilmu teknik yang menca-kup informatika, teknik elektro, teknik mesin dan ilmu pengeta-huan alam.

n Australia

Australia jadi tujuan favorit bagi warga Indonesia yang ingin bersekolah ke luar negeri. Lo-kasinya yang relatif dekat de-ngan Indonesia adalah salah satu pertimbangannya.

Bagi Antonius Bambang Wi-janarto yang merupakan alum-nus University of Tasmania

yang berlokasi di Hobart Aus-tralia situasi Pulau Hobart yang sepi justru membuatnya betah bersekolah di sana. Meski sempat kuliah 3 bulan di Teknik Elektro ITB, Anton pun pindah berkat lolos prog-ram beasiswa STAID (Science Technology and Industrial Development) pada tahun 1990. “Di Australia jika lulus dengan nilai memuaskan (First Class Honours) bisa S1 langsung ke jenjang S3, jadi saya lulus S3 tahun 2000 saat masih berusia 28 tahun,” ujar Kepala Bagian di Badan Infor-masi Geospasial ini.

Bidang ilmu yang bisa dipilih di Australia sangat bervariasi mulai dari bisnis, manajemen hotel, teknik, desain. Australia memiliki 37 universitas negeri dan 2 universitas swasta. Tak heran jika konsultan pendidik-an di Indonesia menjalin kerja-sama dengan puluhan universi-tas di Australia seperti Monash University, University of Sid-ney, University of Canberra atau RMIT di Melbourne.

n Mesir

Mesir juga menjadi tujuan orang Indonesia, lebih lagi kini pendidikan di sana mengem-bangkan berbagai disiplin ilmu seperti perawatan kesehatan, teknik, teknologi informasi, ki-mia dan pariwisata. Tentu saja bidang studi utama yang dituju di Mesir adalah tentang agama Islam, budaya, ekonomi dan politik Timur Tengah.

Saat ini ada 23 universitas negeri dan 19 perguruan tinggi swasta di Mesir. Cairo Universi-ty adalah universitas tertua yang berdiri tahun 1908 di kota Giza, Mesir. Selain itu, ada pula Al Azhar University yang berlo-kasi di Kairo yang sangat terke-nal untuk menimba ilmu agama Islam.

n Singapura

Singapura jadi negara pilihan karena paling dekat dengan In-donesia. Itu sebabnya Tania Gunawan memilih kuliah S1 di Kaplan Singapore dengan bi-dang studi Akuntansi. “Saya memilih sendiri dan bisa lulus S1 dalam 3 tahun,” ujar lulusan SMA Bina Mulia Pontianak ini.

Selain kuliah, sudah lazim kalau orang mulai menyekolah-kan anaknya sejak jenjang SMA di Negeri Singa. Harapannya, mereka lebih mudah mencari universitas mancanegara.

n Jepang

Tak perlu jauh pergi ke Ero-pa, Jepang yang ada di benua Asia juga jadi tujuan untuk bela-jar berbagai ilmu teknik, seperti Teknik Kimia, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro. Belakang-an, negeri matahari terbit juga punya jurusan favorit lain, se-perti arts and sciences serta ilmu lingkungan.

Universitas paling terkenal, tentu The University of Tokyo yang berdiri pada tahun 1877. Selain itu, ada Kyoto University dan Waseda University. o

Kejarlah Ilmu, Sampai ke Mana Saja

Jarak kadang menjadi pertimbangan, karena alasan biaya. ANTARA/Lucky.R

Satu-satunya negara yang memberi izin kerja paling lama bagi mahasiswa internasional yang telah lulus adalah Kana-da. Belum lama ini pemerintah Kanada membuka program Post Graduation Work Permit.

Berkat izin kerja terbuka ini, mahasiswa internasional yang selesai kuliah bisa bekerja di Kanada selama maksimal 3 tahun. Program ini juga tidak membatasi jenis pekerjaan maupun keharusan memiliki tawaran pekerjaan, serta ber-laku di seluruh wilayah Kanada. Sebelumnya, izin kerja hanya diberikan selama 1 tahun atau 2 tahun tergantung lokasi kerja yang dipilih mahasiswa.

Jika diberi kesempatan be-kerja sampai tiga tahun begini, tentu berguna karena bisa menjadi bekal pengalaman kerja bagi mahasiswa interna-sional. Nantinya, bukan tidak mungkin mereka bisa meme-nuhi kebutuhan tenaga kerja di Kanada.

Menurut Vonny Agustine,

Deputy Director of Product Development Sun Education Group, konsultan pendidikan luarnegeri, izin kerja bagi lulus-an mahasiswa internasional seperti ini tidak difasilitasi di semua negara. “Ada juga ne-gara yang tidak memberikan izin kerja samasekali seperti di Singapura, Malaysia, Inggris,” ujar Vonny. Adapun tetangga Kanada, yakni Amerika Serikat, hanya memberikan izin kerja selama satu tahun.

Itulah sebabnya Kanada menjadi negara favorit bagi calon mahasiswa yang beren-cana mencari pengalaman kerja usai kuliah. Selain itu menurut Vonny, sekolah di Kanada lebih terjangkau ke-timbang di Amerika Serikat.

Pengalaman bekerja ini juga akan membantu para sarjana dari berbagai negara untuk memenuhi persyaratan jika hendak menetap di Kanada. Inilah salah satu daya tarik Kanada bagi calon mahasiswa internasional. Berminat? o

Boleh Kerja, Jadi Pertimbangan

16 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Studi di Luar Negeri

Tabloid Kontan TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 17

Calon jamaah bisa mencari asuransi haji tambahan bila menilai proteksi yang ada belum cukupKONTAN/Baihaki

Pada dasarnya, setiap ja-maah haji yang berangkat ke tanah suci sudah mem-peroleh perlindungan dalam bentuk asuransi jiwa. Setiap tahun, pemerintah menunjuk perusahaan asuransi untuk menangani asuransi haji bagi jamaah haji.

Tahun ini misalnya, unit usaha syariah PT Asuransi Jiwa Mega Life ditunjuk pe-merintah untukj melayani jamaah haji. Sementara hingga dua tahun sebelum-nya, asuransi bagi nasabah haji ditangani PT AJS Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Gita).

Tapi tentu saja, asuransi yang diperoleh jamaah haji ini adalah asuransi dengan proteksi minimal. Biar lebih jelas, mari kita tengok pro-teksi yang diperoleh jamaah haji tahun ini.

Tahun ini, jika jamaah haji meninggal dunia dengan sebab normal, maka keluar-ganya akan menerima san-tunan dengan nilai sebesar Rp 18,5 juta. Jumlah yang sama akan diterima oleh keluarga jika jamaah haji mengalami cacat total.

Jumlah santunan lebih besar jika jamaah haji me-ninggal karena kecelakaan. Besar santunan yang dipe-roleh adalah Rp 37 juta, atau dua kali lipat dari jumlah santunan yang diterima bila nasabah meninggal karena sebab normal.

Nilai pertanggungan bagi jamaah haji tahun ini me-mang lebih kecil bila diban-dingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2014, nilai pertanggungan yang diberikan pada jamaah me-ninggal sebesar Rp 35,93 juta. Sedang pertanggungan bagi jamaah yang meninggal karena kecelakaan besar-nya mencapai dua kali lipat, yakni Rp 71,86 juta.

Nah, mungkin informasi ini bisa membantu Anda memutuskan, apakah ingin mengambil asuransi haji tambahan atau tidak. o

Proteksi Haji

Standar

Pikir-pikir dulu sebelum memilih asuransi haji.

Fransisca Bertha Vistika

Musim haji kembali tiba. Umat Islam yang hen-dak menunaikan iba-

dah haji tahun ini sudah mulai berkumpul di Mekkah dan Ma-dinah. Sayang, tak semua jama-ah haji bisa menunaikan iba-dahnya sendiri hingga tuntas.

Menurut data Panitia Penye-lenggara Ibadah Haji, hingga 9 September lalu, ada 43 jamaah haji meninggal di tanah suci. Sebanyak 27 orang meninggal di Madinah, sisanya di Mekkah.

Melihat kejadian-kejadian tersebut, Anda yang masih me-nunggu giliran berangkat ke ta-nah suci mungkin bisa memper-timbangkan proteksi bagi diri Anda. Saat ini juga sudah ba-nyak perusahaan asuransi yang menawarkan asuransi haji.

Bentuknya pun macam-ma-cam. Ada perusahaan asuransi yang menyediakan proteksi ha-nya untuk perjalanan haji. Ada juga yang memberi proteksi untuk barang-barang saat me-laksanakan haji. Tapi kebanyak-an berupa asuransi jiwa plus investasi atawa unitlink. Jadi, orang yang berniat naik haji bisa menyiapkan dana haji se-kaligus mendapat proteksi me-lalui asuransi ini.

Misalnya Asuransi Brilliance Amanah dari Sun Life Financial. Produk unitlink syariah ini bisa dimanfaatkan untuk mempersi-apkan dana haji. Selain itu, pe-megang asuransi bisa memper-oleh perlindungan berupa san-tunan jika meninggal dunia, risiko cacat tetap akibat kecela-kaan, rawat inap serta santunan haji badal atau haji pengganti.

Asuransi Allianz Life Indone-sia juga memiliki produk seru-pa. Awal Agustus lalu, perusa-haan asuransi ini meluncurkan produk asuransi haji bernama Allianz Tasbih atawa Tabungan

Asuransi Biaya Haji. Asuransi ini menawarkan perencanaan biaya ibadah haji serta manfaat evakuasi medis.

Lantas, apakah seorang calon jamaah haji perlu memiliki ber-bagai jenis asuransi haji sebe-lum berangkat ke tanah suci? Ternyata tidak begitu juga.

Para perencana keuangan menyebut memiliki asuransi sebelum berangkat haji me-mang sebaiknya dilakukan. Na-mun tidak semua asuransi haji perlu dimiliki.

Asuransi apa yang perlu dibe-li jamaah sebelum berangkat haji? Sari Insaniwati, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory, menuturkan, asuransi yang perlu dimiliki jamaah haji adalah asuransi yang memberi proteksi atas risiko yang dirasa perlu dialihkan. “Asuransi tuju-annya adalah mengalihkan risi-ko kepada pihak lain dengan cara membayar sejumlah dana yang disebut premi,” jelas dia.

Rakhmi Permatasari, peren-cana keuangan dari Safir Sen-duk & Rekan, berpendapat sa-lah satu hal yang perlu dipro-teksi saat naik haji adalah barang-barang yang dibawa. “Kalau saya melihatnya jemaah haji suka lupa barang atau ke-copetan,” kata dia.

Sari juga berpendapat serupa. Selain itu, ia menilai calon ja-maah bisa mengambil asuransi yang memberi proteksi risiko keterlambatan atau terganggu-nya penerbangan. “Jadi asuran-si haji ini sama dengan asuransi perjalanan,” kata dia.

Lihat potensi risiko

Selain itu, Sari juga menilai calon jamaah perlu melindungi dirinya dari risiko kecelakaan, kematian serta perawatan ru-mah sakit, jika saat menunaikan ibadah haji terpaksa dirawat jalan. Jadi, sebelum memutus-

kan pergi menunaikan ibadah haji, calon jamaah perlu mem-perhatikan risiko-risiko yang mungkin ia alami.

Misal, apakah ia memiliki ri-siko kecelakaan atau risiko ke-matian. Bisa jadi, karena usia saat berangkat sudah tua, risi-ko-risiko tersebut muncul. Asal tahu saja, rata-rata jamaah haji yang meninggal di tanah suci adalah jamaah yang hasil peme-riksaan kesehatannya termasuk kategori risiko tinggi (risti).

Bila calon jemaah merasa perlu memproteksi diri dari risi-ko tersebut, maka ia bisa mem-beli asuransi haji tambahan. “Jadi kembali ke kebutuhan masing-masing, apa merasa perlu memproteksi diri atau ti-dak?” kata Sari.

Calon jamaah sebaiknya me-lihat seberapa perlu ia memiliki asuransi haji sendiri. “Karena pemerintah sendiri sudah me-nyediakan asuransi kematian dan kecelakaan atau cacat un-tuk haji, walaupun dengan jum-lah pertanggungan yang tidak terlalu banyak,” kata Rakhmi.

Kalau calon jamaah merasa uang pertanggungan dari peme-rintah sudah cukup, ia tidak perlu menyiapkan asuransi jiwa tambahan. Tetapi kalau tidak, asuransi haji tambahan bisa jadi alternatif proteksi.

Rakhmi memberi contoh, jika ada seorang ayah yang jadi tu-lang punggung keluarga akan berangkat haji dan memiliki kekhawatiran meninggal saat

menunaikan ibadah tersebut. Sementara ia merasa belum memiliki cukup harta untuk keluarga yang ditinggalkan. Ia bisa mempertimbangkan mem-beli asuransi haji tambahan.

Tentu saja, calon jemaah juga harus memperhatikan portofo-lio asuransi dia. Kalau calon ja-maah sebelumnya sudah memi-liki asuransi jiwa, maka ia tidak perlu lagi mengambil asuransi haji tambahan yang mempro-teksi jiwa. “Kalau memang mau mengasuransikan jiwa, sebaik-nya memang diambil bukan ha-nya saat mau menjalankan iba-dah haji,” sebut Rakhmi.

Bagaimana kalau calon jama-ah memutuskan mencari tam-bahan asuransi haji? Ada bebe-rapa hal yang perlu dipertim-bangkan sebelum mengambil asuransi haji tambahan.Pertama, risiko yang ditang-

gung. Calon jamaah sebaiknya memilih asuransi yang membe-rikan proteksi kepada risiko yang belum terkaver asuransi yang disiapkan pemerintah. Kedua, perhatikan besar pre-

mi dan uang pertanggungan yang ditawarkan. Jangan lupa, pada prinsipnya calon jamaah hanya mencari asuransi haji tambahan. Karena itu, pilihlah asuransi dengan premi yang ti-dak memberatkan, dengan nilai pertanggungan maksimal.Ketiga, perhatikan jangka

waktu proteksi. Tanyakan de-ngan jelas kepada agen penjual asuransi, kapan proteksi berja-lan dan berakhir. Ada asuransi yang memberikan uang per-tanggungan berbeda bila risiko terjadi saat pelaksanaan ibadah haji dan di luar pelaksanaan ibadah haji.

Selain tiga hal tadi, perhati-kan juga hal-hal penting saat memilih asuransi. Misalnya re-kam jejak perusahaan asuransi serta kemudahan klaim.

Jadi, selamat menunaikan ibadah haji. Semoga bisa men-jadi haji yang mabrur. o

Karena hanya

mencari asuransi

tambahan, pilih

asuransi haji

yang preminya

tidak berat.

Siapkan Proteksi Sebelum Naik Haji

18 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Kocek

Kisah Andre Surya membangun bisnis ani-masi sendiri.

Marantina Napitu

Banyak orangtua meng-anggap, main game iden-tik dengan membuang

waktu. Padahal, banyak hal po-sitif yang bisa didapat dari kegi-atan ini. Itulah kesimpulan yang bisa didapat dari pengalaman Andre Surya, pendiri Enspire Studio dan Enspire School of Digital Art (ESDA).

Andre kecil kerap dimarahi orangtua karena menghabiskan sebagian besar waktu di depan layar televisi atau komputer untuk main game. Mereka menganggap game adalah mo-mok yang bikin Andre malas belajar sehingga nilai-nilai ra-pornya anjlok.

Sementara, Andre merasa sudah menemukan passion itu sejak kecil lantaran suka me-ngulik atau modifikasi permain-

an game. Makanya, ia sering sembunyi-sem-bunyi untuk main game ini. “Saya menunggu sampai orang rumah tidur, baru saya bebas otak-atik game karena saya tertantang untuk menaklukkan game yang saya mainkan,” ujarnya.

Dari sekadar main game, hobi Andre berkembang jadi mem-pelajari komputer grafis. Secara spesifik, ia belajar animasi tiga dimensi (3D) secara otodidak. Padahal saat itu, ia baru duduk di bangku SMP. Hobinya ini te-rus berkembang walau ia meng-aku tak bisa membanggakan prestasi di sekolah.

Setelah menamatkan pendi-dikan SMA, ia pun memilih ju-rusan Desain Komunikasi Visu-al karena dia menganggap ju-r us an in i t epa t un tuk mengembangan keahlian dan minatnya terhadap animasi. Se-masa kuliah di Universitas Ta-rumanegara, Andre juga bekerja di sebuah perusahaan perik-

lanan dan visualisasi arsitektu-ral, yakni Polaris 3D.

Akan tetapi, Andre kemudian menyadari bahwa ia salah ju-rusan. Kuliahnya pun terhenti. “Hanya setahun, saya keluar karena memang tidak menik-mati,” katanya.

Andre pun sempat melanjut-kan pekerjaannya di Polaris 3D. Tapi akhirnya, ia kembali me-nekuni hobi di bidang animasi dengan berkuliah di Vancouver, Kanada. Kali ini, ia memilih ju-rusan film and special effects di sekolah film Vanarts. Lantaran memang mencintai animasi, Andre lulus hanya dalam waktu 1,5 tahun. “Nilainya bagus, tidak seperti sekolah atau perkuliah-an sebelumnya,” kenang dia.

Setelah tamat dari sekolah film pada 2007, Andre bertekad mengejar impiannya bekerja di perusahaan berskala interna-sional. Impian itu tercapai keti-ka ia diterima bekerja di Lucas-film Singapura, rumah produksi yang didirikan George Lucas, sutradara Star Wars.

Andre bekerja selama hampir lima tahun di Industrial Light

and Magic, salah satu divisi Lucasfilm. Selama itu

pula, Andre ikut da-lam beberapa pro-yek animasi film-film box

office, seperti Iron Man 1 dan 2, Transformers: Revenge of the Fallen, Terminatior: Salvation, Star Trek, dan Tango. “Saya bertanggung jawab untuk urus-an efek visual di film-film terse-but,” tutur Andre.

Memulai bisnis sendiri

Pada 2012, Andre kembali ke tanah air. Pria yang berusia 29 tahun itu memang berniat kem-bali ke Indonesia untuk mem-bangun bisnis sekaligus mene-

ruskan passion atau kecintaan-nya di bidang animasi. Dengan merogoh kocek ratusan juta rupiah sebagai modal, ia merin-tis Enspire Studio, perusahaan animasi miliknya.

Sebagai portofolio, ia mem-buat film pendek berjudul The Escape. Dalam film tersebut, Andre ingin memperkenalkan

keahlian di bidang animasi. Tu-juannya tentu sebagai branding dan menggaet klien. Dus, ia tak main-main menggarap The Es-cape. Animasi berdurasi tiga menit itu diproduksi dengan kualitas tinggi. Sejauh ini, The Escape diganjar penghargaan

Best Asian Short Animation di Los Angeles, Amerika Serikat dan finalis View Award di Italia. Tapi, selama enam bulan perta-ma, klien tak kunjung datang. “Saya hanya tahu produksi tapi tak tahu berjualan, jadi cu-kup lama sampai kami punya klien dan punya pemasukan,” ujar dia.

Waktu itu, karyawan Andre hanya satu atau dua orang yang terus berganti-ganti karena me-rasa bisnisnya tak jelas. Namun, Andre hakul yakin, Enspire Stu-dio bisa sukses. Lagipula ia pu-nya misi khusus ketika kembali ke Indonesia. “Saya punya misi memberdayakan banyak orang, karena bekerja untuk diri sendi-ri atau keluarga saja, saya rasa tak cukup. Hidup harus lebih dari itu,” tuturnya.

Memang Andre selalu ingin jadi pengusaha sejak dulu. Teta-pi, ia merasa harus bekerja dulu supaya ia punya bekal membe-sarkan usaha sendiri.

Walaupun awal usaha tak be-gitu manis, Andre tak pernah putus asa. Misi utama yang di-miliki jadi penyemangat sampai akhirnya ia menemukan rekan bisnis yang tepat. “Setelah itu, Enspire berjalan stabil. Saya mengurus produksi animasi, rekan saya yang mengurus bis-nis perusahaan,” ujar dia.

Adapun klien Enspire Studio tak hanya berasal dari dalam negeri tapi juga luar negeri. Da-lam setahun, setidaknya ia mengerjakan belasan proyek dengan nilai beragam, mulai puluhan juta rupiah hingga

miliaran rupiah. Tak cukup dengan Enspi-

re Studio, Andre kemudian mendirikan sekolah infor-mal yang masih berkaitan

dengan bidang animasi, yaitu Enspire School of Digital Art

(ESDA). Kursus animasi ini di-rintis sejak 2013. Andre ingin

m e n g a j a r k a n animasi pada

banyak orang yang terta-rik.

H i n g g a kini, ESDA sudah me-

mi l ik i 700 orang murid.

Tiap murid bisa mengikuti

kursus berda-sarkan level yang sesuai. Nah, biaya untuk mengikuti tiap level berkisar

mulai Rp 2,7 juta sampai Rp 16 juta per

orang. Bahkan, ada yang tertarik membuka cabang ESDA di beberapa daerah di

Jabodetabek. Melihat celah ini, Andre pun membuka kemit-

raan untuk ESDA. Di masa mendatang, Andre

punya rencana untuk meneri-ma klien ritel. Rencananya, Enspire Studio akan menerima

proyek-proyek kecil untuk event tertentu, seperti wedding animation. Langkah ini diam-bil agar perusahaannya men-jangkau lebih banyak klien dan memasyarakatkan karya ani-masi. o

Saya hanya tahu

produksi, tapi tak

tahu berjualan,

jadi cukup lama

kami punya klien

dan pemasukan.

Merawat Kecintaan demi Meraih Impian

Asam Garam Bisnis

Andre Surya tak pernah mengira perjuangan mengembangkan usa-

ha sendiri sangat besar. Da-hulu, pendiri Enspire Studio dan Enspire School of Digi-tal Art (ESDA) ini menyang-ka, hanya perlu terus meng-hasilkan karya agar perusa-haannya berkembang. Akan tetapi, hal itu tak berlaku ketika ia terjun langsung da-lam bisnis animasi.

Andre bercerita, dulu keti-ka Enspire Studio belum di-kenal banyak orang, ia be-kerja keras untuk memper-tahankan bisnisnya. Bahkan, untuk urusan memperbaiki

atap studio yang bocor pun, ia harus turun tangan. Sete-lah mendapat klien, perju-angan tak kian mudah. Ia pernah merasakan ada kar-yawan tiba-tiba resign saat ada proyek. “Ternyata peng-usaha itu tak bisa hanya me-rasakan yang enak terus, ada tidaknya juga,” tutur dia.

Namun, Andre menam-bahkan, itu semua bisa dile-wati ketika memang punya misi yang kuat untuk berbis-nis. Apalagi, saat ini Andre sudah punya puluhan karya-wan. Ia merasa semakin ba-nyak yang bergantung pada bisnisnya.

Intelectual property

Kesuksesan di bidang ani-masi ternyata belum bisa membuat Andre puas. Ia masih punya impian bisa menghasilkan karya intellec-tual property (IP), terutama yang mengangkat kebudaya-an Indonesia. Kalau Malaysia punya Ipin Upin, ia optimis-tis Indonesia juga bisa memi-liki film animasi yang dikenal banyak orang. Harapannya, ia bisa memproduksi anima-si dengan tokoh dan cerita yang benar-benar khas Indo-nesia. The Escape pun bisa jadi cikal bakal untuk IP yang dia idamkan.

Selain untuk mewujudkan impian pribadi, ia berharap, karyanya juga bisa jadi du-kungan bagi industri kreatif di bidang animasi. “Secara kualitas, banyak orang Indo-nesia yang mampu membuat karya animasi yang bagus, tapi saat ini mereka masih lebih tergiur untuk bekerja di luar negeri karena gaji le-bih gede,” katanya. o

KONTA

N/Baihaki

Profil TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 19

Usaha glamping masih menyimpan potensi be-sar.

J. Ani Kristanti

Liburan sudah menjadi ke-butuhan sebagian masya-rakat kota. Ya, sejenak

meluangkan waktu keluar dari kesibukan atau rutinitas sehari-hari bisa menghilangkan keje-nuhan. Tubuh dan pikiran pun diharapkan menjadi bugar dan jernih kembali.

Salah satu bentuk liburan adalah mendekatkan diri pada alam. Bukan menjadi tren, ke-dekatan dengan alam ini bah-kan menjadi kebutuhan bagi sebagian orang. “Ada mereka yang punya jadwal rutin kemba-li untuk berwisata alam,” ujar Marcellinus Ferry, penge-lola Legok Kondang Lodge, se-buah kawasan kemping di Ciwi-dey, Jawa Barat.

Berkemah menjadi aktivitas yang diminati oleh masyarakat kota beberapa tahun terakhir. Tapi, jangan bayangkan, kemah yang penuh dengan kerepotan. Sebagai tanggapan adanya per-kembangan pasar, pengelola area kemah juga menyediakan glamorous camping (glam-ping) atau berkemah yang me-wah. Alhasil, peserta pun bisa menikmati alam tanpa repot menyiapkan tetek-bengek ber-kemah.

Besarnya potensi bisnis glamping ini ditandai dengan pasar yang makin meluas. Isep Kurnia, pengelola Tana Kita Camp, menuturkan, jika dulu peminat kemah berasal dari korporasi yang ingin outbond, kini banyak pula keluarga yang mengisi liburan dengan berke-mah. Selain itu, “Sekolah-seko-lah juga menyelenggarakan ke-giatan kegiatan berkemah bagi anak didiknya,” jelas Isep yang mengawali bisnis glamping se-jak tahun 2000 di Sukabumi, Jawa Barat.

Tak jauh berbeda, Yogi Gan-daprawira, Direktur Operasio-

nal The Carpenter, pun meng-ungkapkan pendapat senada. Dia yang mulai menggarap bis-nis glamping tiga tahun silam di Gunung Pancar, Bogor, meli-hat kebutuhan masyarakat yang ingin mendekatkan diri dengan alam makin tinggi. “Setiap weekend, area kami selalu full. Bahkan, pemesanan harus dila-kukan 1 bulan–2 bulan sebe-lumnya,” kata Yogi.

Berbeda dengan kemah bia-sa, glamping lebih mengutama-kan kenyamanan dengan me-nyediakan kasur busa dan per-lengkapan lainnya di setiap tenda. “Fasilitasnya hampir mi-rip hotel berbintang,” kata Mar-cell. Termasuk, toilet dengan standar kebersihan yang tinggi.

Selain itu, mereka menyiap-kan beragam makanan bagi pengunjung. Maklum, dalam kegiatan berkemah, banyak orang mengalami kesulitan da-lam menyiapkan masakan bagi pesertanya.

Selain menyediakan fasilitas untuk menginap, pemilik area kemah mewah ini juga menyi-apkan sederet acara untuk para pengunjungnya, mulai dari api unggun, permainan, trekking, dan kegiatan-kegiatan petua-langan alam.

Tak heran, banyak area ber-kemah ini berdekatan atau menjadi satu dengan lokasi wi-sata alam. Tengok saja, Legok Kondang Lodge yang lokasinya berdekatan dengan Kawah Pu-tih. Sementara, Ciwidey sendiri memang dikenal sebagai kawasan wisata di Bandung

Selatan. Ada sekitar 20 tenda yang

berdiri di Legok Kondang yang bisa menampung 110 orang. Ada lima jenis tenda yang diba-ngun semi permanen. Harga yang ditawarkan mulai Rp 1,05 juta hingga Rp 2,3 juta per ten-da. Daya tampung tiap tenda mulai 4 orang hingga 6 orang. “Kami juga menyuguhkan pe-mandangan sunrise, perbukit-an dan hutan pinus,” kata Mar-cell. Selain jenis tenda, harga juga ditentukan dari peman-dangan alamnya.

Jika peserta datang dalam jumlah besar, Marcell juga me-nyiapkan lokasi untuk tenda dome. Setiap malam, dia akan menyiapkan api unggun untuk menghangatkan suasana. Kare-na lokasi jauh dari perumahan penduduk, Legok Kondang juga menyediakan angkutan untuk antar jemput.

Suasana yang menyatu de-ngan alam juga nilai jual Tana Kita Camp yang terletak di kaki Gunung Gede Pangrango. “Ada beberapa spot lokasi dengan suasana dan karakter yang ber-beda-beda, yakni lembah, pung-gung gunung, sungai, dan hutan pinus,” terang Isep.

Berbeda dengan Legok Kon-dang, tenda di Tana Kita diba-ngun dengan sistem bongkar pasang di masing-masing spot. Untuk glamping ini mereka menyiapkan 100 tenda.

Isep bilang, dalam seminggu ada sekitar 100 pengunjung da-tang ke Tana Kita yang mempu-nyai lahan hingga 8 hektare (ha) ini. “Selain weekend, kini tamu juga datang pada hari-hari bia-sa,” ujar dia.

Dengan membayar mulai dari Rp 550.000 per orang, pengun-jung akan mendapatkan tiga kali makan, kopi dan snack, trekking ke danau dan air ter-jun, serta fl yng fox. Di luar itu, mereka juga menyiapkan prog-ram petualangan lain dengan biaya Rp 750.000-Rp 1,5 juta per orang. Di bisnis ini, Tana Kita bisa mengantongi omzet hingga Rp 250 juta per bulan.

Tak berbeda jauh, The Car-penter, pengelola Gunung Pan-car Glamping juga menyiapkan tenda-tenda yang bisa dibong-kar pasang. Dengan lokasi ka-wasan wisata Gunung Pancar seluas 437 ha, pengunjung bo-leh memilih sendiri spot mena-rik sebagai tempat berdirinya tenda.

Ada empat tenda yang dise-diakan dengan total daya tam-pung 20 orang. Namun, jika pengunjung datang dengan rombongan, Yogi akan mendiri-kan tenda dome berukuran be-sar. Biaya glamping per orang di kawasan ini mulai Rp 330.000 (tanpa makan) dan Rp 385.000 (dengan makan). Untuk grup biayanya Rp 290.000 per orang.

Hutan pinus, trekking di Gu-nung Pancar serta pemandian air panas menjadi daya tarik peserta glamping di kawasan ini. Saban bulan, omzet yang

terkumpul berkisar Rp 20 juta-Rp 25 juta.

Meski pemain baru mulai bermunculan, ketiga pelaku usaha glamping ini kompak bersuara, prospek usaha ini masih sangat bagus. “Kebutuh-an warga kota akan wisata out-door tinggi, karena orangtua ingin mengenalkan anak-anak pada alam,” cetus Yogi. Selain itu, margin dari usaha ini glam-ping lumayan tebal, mulai 30%-50%.

Modal fleksibel

Apakah Anda tertarik terjun ke bisnis ini? Selain potensi masih besar, usaha ini bisa di-mulai dengan modal berapa pun, tergantung kapasitas yang ingin Anda sediakan.

Anda juga tidak harus memi-liki sendiri lahan untuk area

Mengintip Peluang dari Balik Tenda Bintang Lima

Simulasi UsahaGlamorous Camping

Investasi awal:

- Pembuatan 10 tenda berbagai ukuran Rp 250.000.000

- Pembelian peralatan dan perlengkapan lainnya Rp 150.000.000

- Sewa lahan satu tahun pertama Rp 120.000.000

- Dana cadangan Rp 50.000.000

Total investasi awal Rp 510.000.000

Perkiraan pendapatan per bulan:

- 80 orang menginap per bulan @Rp 300.000 Rp 240.000.000

Perkiraan pengeluaran per bulan:

- Gaji 8 orang karyawan tetap Rp 40.000.000

- Gaji 20 orang tenaga lepas Rp 60.000.000

- Sewa tempat Rp 12.000.000

- Makanan dan minuman Rp 20.000.000

- Perawatan tenda dan perlengkapan lainnya Rp 7.000.000

- Biaya kebersihan dan keamanan Rp 2.000.000

- Listrik, gas, telepon, promosi, dll Rp 5.000.000

- Biaya tak terduga Rp 2.000.000

Total pengeluaran per bulan Rp 148.000.000

Laba bersih: Rp 240 juta-Rp 148 juta = Rp 92.000.000

Balik modal = Rp 510 juta : Rp 92 juta/bulan = 6 bulan

Sumber: Wawancara & Riset KONTAN

Setiap weekend,

area kami selalu

full. Bahkan,

pemesanan

harus 1-2 bulan

sebelumnya.

Foto-foto: Dok. Tanakita & Dok.Gunung Pancar

20 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Usaha

perkemahan, meski beberapa pemain pada akhirnya memu-tuskan untuk membeli lahan sendiri.

Tiga tahun silam, Yogi memu-lai glamping di Gunung Pancar dengan modal Rp 150 juta. Mo-dal itu, dia pakai untuk membe-li tenda dan peralatan untuk berkemah. Untuk lokasi, sejauh ini, dia masih bekerjasama de-ngan pengelola kawasan wisata Gunung Pancar.

Saat mengawali usahanya, Isep pun menempuh cara demi-kian. Dia bilang, pemain baru bisa merintis usahanya dengan menyewa bumi perkemahan. ”Kalau dekat dengan taman na-sional, bisa mulai dari situ, ten-da pun bisa disewa, tinggal me-nyiapkan program kegiatan,” jelas Isep. Isep sendiri meng-awali usaha ini dengan modal Rp 500 juta, di luar lahan.

Tapi, sebaiknya, Anda memi-liki tenda sendiri. Sebab, bentuk tenda ini juga menjadi daya ta-rik konsumen. “Tenda diusaha-kan berbeda dengan tenda lain-nya supaya ada nilai jual sendi-ri,” kata Yogi. Karena harganya mahal, tenda ini juga menjadi salah satu perlengkapan yang cukup menguras modal.

Yogi merancang dan membu-at sendiri tenda-tendanya. Dia memilih bahan sarnafi ll untuk tendanya. Bahan itu masih di-impor. Saat itu, biaya pembuat-an satu tenda bongkar pasang berkisar Rp 10 juta per unit.

Begitu pula Marcell yang juga merancang sendiri tenda-tenda-nya di Legok Kondang. Karena bersifat semi permanen, Mar-cell menggunakan bahan mem-bran sebagai penutup. Semen-tara, untuk bagian dalam (in-ner), dia menggunakan kain corduraoy yang bisa memberi kehangatan. Marcell bilang, biaya pembuatan tenda bisa mencapai Rp 40 juta.

Selain tenda, Anda juga harus menyiapkan perlengkapan di

dalamnya, seperti kasur busa atau springbed, bantal, selimut serta perlengkapan makan.

Pemilihan lokasi juga ikut berperan untuk menentukan keberhasilan bisnis ini. Potensi alam memang menjadi perhati-an utama, tapi jangan lupakan pula sistem keselamatan. Seba-iknya, Anda berkonsultasi de-ngan ahli geologi atau pengelola taman nasional untuk menghin-dari daerah-daerah yang rawan, meski memiliki view yang ba-gus.

Jika lahan masih menyewa, Anda juga harus memperhati-kan kebersihan toilet. Ini sangat penting karena pengunjung akan sangat memperhatikan hal tersebut. Bahkan, Marcell mengklaim, toiletnya setara de-ngan toilet hotel berbintang. Di lokasi yang berhawa dingin, air panas juga menjadi kebutuhan pengunjung.

Anda juga harus memperhati-kan ketersediaan listrik di loka-si. Meski sebagian pengunjung ingin menjauhkan diri dari hi-ruk-pikuk kota, ada kalanya mereka tak ingin ketinggalan informasi. Apalagi, dengan ma-kin banyaknya pengunjung ke-luarga, yang biasanya memba-wa anak-anak. Sebaiknya Anda juga menyediakan televisi di masing-masing tenda.

Makanan juga menjadi salah satu perhatian pengelola glam-ping. Layaknya hotel, makanan yang disajikan juga harus me-mikat lidah tamu yang datang. Tak heran, untuk ini, Legok Kondang juga memiliki chef untuk menjamu tamunya. Se-lain menyiapkan sarapan pagi, mereka menjual masakan di kafetaria. Pastikan, dalam glamping, tamu mendapat ba-nyak kemudahan. Dengan kera-mahtamahan, Anda pun juga harus sigap membantu mereka. “Tamu yang puas, pasti akan kembali lagi,” kata Marcell.

Yuk, mari ber-glamping! ❏

Bukan hanya menawarkan penginapan yang menyatu dengan alam dengan sentuhan kemewahan, para pelaku usaha glamo-rous camping atawa glamping juga dituntut untuk selalu kreatif. Jangan heran, sebagian besar pelaku usaha yang bergerak di bidang ini sebelumnya pernah melakoni peran sebagai event organizer atau penggerak di bidang adventure.

Selain harus memahami dasar-dasar bisnis hospitality karena menyediakan jasa penginapan, mereka juga harus pintar-pintar mengemas kegiatan untuk menyemarakkan liburan pengunjung-nya. Apalagi, pasar glamping makin berkembang. Bukan saja, grup-grup perusahaan yang melakukan aktivitas outing atau outbond di lokasi perkemahan, tapi juga keluarga dan anak-anak kecil. Pengelola glamping pun harus punya banyak koleksi per-mainan supaya pengunjung yang datang berulang tak bosan.

Legok Kondang Lodge di Ciwidey, misalnya, mengemas kegi-atan edukasi untuk anak-anak yang beragam, seperti pendam-pingan menanam sayur, memanen wortel, memberi makan rusa dan kelinci, serta menangkap ikan. “Kami menyediakannya da-lam bentuk paket,” kata Marcellinus Ferry, pengelola Legok Kondang Lodge. Selain itu, mereka menjalin kerjasama dengan penduduk sekitar melalui kegiatan petik stroberi yang dilakukan di kebun-kebun milik penduduk.

Tak hanya itu. Saat malam hari, mereka juga harus kreatif menyajikan sebuah acara hiburan. Ambil contoh, menjadi peng-iring jika ada acara menyanyi bersama di api unggun, termasuk menyuguhkan permainan yang menarik di malam hari.

Jangan lupa, menu-menu barbeque juga menjadi penarik para pengunjung. Pengelola Gunung Pancar, misalnya, hanya meng-gunakan daging berkualitas, agar sesuai selera konsumennya. Untuk masakan lainnya, para pengelola juga menggunakan hasil sayuran dari kebun sendiri sehingga kualitasnya lebih terjaga.

Selain tenda-tenda dengan bentuk unik, dekorasi lokasi juga penting untuk dipikirkan. Maklum, saat ini, banyak orang suka mengunggah foto di media sosial, jadi sebaiknya buat sebanyak mungkin titik menarik. Untuk keperluan foto pula, Legok Kondang juga menyiapkan drone untuk kemudahan pengambilan gambar kegiatan dari sebuah grup dengan banyak peserta. “Bila mereka membuat formasi-formasi, akan tampak indah dengan foto dari atas,” kata Marcell. ❏

Kreativitas menjadi Modal Penting

PERTANYAAN:

Kurang lebih sudah sekitar 15 tahun saya bekerja seba-gai sopir truk dan mengha-biskan hidup di jalan. Saya merasa lelah dan ingin alih profesi menjadi pedagang, seperti kebanyakan keluar-ga saya yang asal Padang.

Tapi, secara pribadi. saya belum berpengalaman. Saya ingin bekerjasama dengan istri, yang saat ini mengelola warung kecil, berdagang ke-liling dengan mobil. Perta-nyaan saya:

1. Bagaimana cara saya bisa memiliki mobil sendiri sementara modal terbatas?

2. Mobil apa yang cocok untuk berdagang keliling dan jenis usaha apa saja?

3. Bagaimana cara menja-lankan usaha ini?

Nasir Hermansyah,

Bandar Lampung

JAWABAN:

PERLU keberanian untuk me-masuki dunia usaha, apalagi dalam situasi ekonomi yang serba sulit seperti sekarang. Kehidupan sebagai pekerja bisa disebut sebagai zona aman ka-rena sudah ada kepastian hasil yang akan diperoleh setiap bu-lan. Kondisi tentu berbeda jika Anda memasuki dunia usaha. Penghasilan setiap harinya ti-dak jelas. Jika usaha Anda ber-jalan dengan baik, maka Anda akan mendapat untung banyak. Sebaliknya jika barang Anda tak laku, maka Anda akan rugi.

Namun jika Anda sudah siap dengan segala risiko yang akan dihadapi, mengapa tidak untuk mencobanya? Saya sangat men-dukung langkah Anda untuk beralih profesi menjadi seorang pengusaha dengan cara berda-gang menggunakan mobil keli-ling. Berkaitan dengan rencana dan pertanyaan Anda, saya coba menjawabnya:

■ Memiliki mobil de-ngan modal terbatas

Ada banyak cara untuk meng-atasi permasalahan ini. Jika uang Anda tidak cukup untuk membeli mobil secara tunai, Anda bisa melakukannya seca-ra kredit. Jika ini dilakukan, tentu ada persyaratan dari per-usahaan pembiayaan yang ha-rus Anda penuhi. Jika Anda

masih bekerja, tentu lebih mu-dah melakukannya. Tetapi ka-lau Anda sudah tidak bekerja, situasinya tentu berbeda.

Sebagai gambaran, berikut beberapa persyaratan jika ingin membeli mobil dengan cara kredit, baik melalui perusahaan finance atau bank: fotokopi KTP suami/istri, fotokopi Kartu keluarga (KK), fotokopi reke-ning koran/tabungan 3 bulan terakhir, fotokopi slip gaji, foto-kopi rekening PBB/Listrik/PAM/Telepon/AJB/Sertifikat, fotokopi NPWP/SPT PPH 21 (untuk plafon Rp 100 juta ke atas), SK pegawai/surat kete-rangan kerja, fotokopi legal usaha (SIUP, TDP)/surat kete-rangan dari kelurahan, fotokopi akta perusahaan dan perubah-an, pas foto suami/istri ukuran 3 X 4 cm sebanyak 2 lembar.

Jika bisa memenuhi persya-ratan, kredit mobil bisa menjadi solusi.

Cara lain bisa Anda lakukan dengan menjalin kerjasama de-ngan sahabat atau keluarga yang tertarik dengan ide usaha Anda. Bisa saja rekanan yang menyiapkan mobil, entah baru atau bekas. Anda bisa tawarkan kerjasama dengan sistem bagi hasil. Mobil bisa sepenuhnya ditanggung oleh rekan usaha atau dibeli secara patungan.

■ Jenis mobil untuk dagang keliling

Jenis mobil untuk usaha da-gang keliling tentu harus sesuai dengan jenis dagangannya. Be-berapa pilihannya:

Mobil Pikap: Cocok untuk usaha dagang buah-buahan dan sayuran. Sudah banyak yang melakukannya. Anda tinggal merombak sedikit mobil pick up tersebut, misal dengan mem-beri dudukan untuk menyimpan buah atau sayuran sehingga mudah dilihat dan terkesan menarik. Anda bisa menambah-kan tiang untuk memasang ten-da agar bisa terhindar dari pa-nas dan hujan. Tiang ini bersifat tak permanen dan bisa dibong-kar pasang sesuai keperluan.

Mobil pick up juga bisa dipa-kai untuk jualan peralatan ru-mahtangga, seperti sapu, em-ber, baskom, piring plastik, teko, gelas dan lain-lain.

Mobil Boks: Cocok untuk usaha dagang aneka minuman (es krim, es cendol, aneka jus, es cincau) dan makanan seperti roti, rujak, aneka oleh-oleh ma-kanan ringan, aneka sayuran matang dan sebagainya. Biasa-nya mobil boks dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bagi-an samping bisa dibuka dan di-tutup bak jendela.

Mobil Sedan: Cocok untuk berdagang sepatu atau pakaian. Ketika berjualan, biasanya ba-gasi dipakai untuk memajang barang dagangan. Ada juga yang memanfaatkan kap mobil untuk memajang dagangan.

Saat ini produsen mobil su-dah melirik mobil yang dipakai sebagai sarana untuk berjualan, biasanya disebut Mobil Toko

(Moko). Salah satu produsen itu, PT Indomobil Niaga Inter-national yang menyediakan di-visi khusus untuk ini. Pembeli bisa langsung pergi ke diler dan memilih aneka bentuk Moko yang bisa dimodifikasi sesuai dengan pesanan.

■ Menjalankan usaha

Selain harus memiliki jiwa entreprenuer, Anda juga harus menyiapkan modal yang cukup. Jika modal sudah Anda dapat-kan, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis usaha untuk dijalankan. Anda harus siap menerima konsekuensinya.

Jika memilih berdagang me-makai mobil keliling, maka jenis mobil yang akan Anda beli ter-gantung dari jenis dagangan yang akan Anda tawarkan. Apa-bila ingin berdagang peralatan rumahtangga, Anda harus me-ngetahui toko grosir yang men-jual produk tersebut. Pertim-bangan jenis barang, kualitas dan banyaknya jumlah barang yang akan Anda beli biasanya akan menentukan harga. Sema-kin banyak yang Anda beli, po-tongan harga semakin tinggi.

Namun Anda perlu memikir-kan juga kemampuan keuangan Anda dan apakah produk yang dibeli disukai konsumen atau tidak. Tahap awal sebaiknya beli sewajarnya saja, buat jaga-jaga bila produk itu kurang laku sehingga Anda tidak terlalu rugi banyak.

Jika Anda tertarik untuk ber-dagang makanan atau minum-an, Anda harus menentukan dulu jenis makanan atau mi-numan yang akan Anda jual. Setelah itu, Anda harus mau belajar dan melakukan ujicoba terhadap produk tersebut. Bila ragu, Anda bisa bekerjasama dengan pedagang yang sudah mempunyai produk yang bagus tapi kurang modal untuk me-ngembangkan usahanya. Anda yang menyiapkan kendaraan-nya sedangkan partner Anda yang berjualan dan hasilnya di-bagi dua dengan komposisi se-suai dengan kesepakatan.

Langkah selanjutnya adalah memilih tempat yang tepat un-tuk tempat mangkal anda. Cari-lah tempat yang ramai dan aman. Anda tidak perlu ragu untuk menyewa tempat jika anda pandang lokasinya strate-gis dan berpotensi menyerap keuntungan. Jika ternyata me-leset, anda bisa pindah ke lokasi lain yang lebih menarik.

Yang perlu Anda antisipasi, jika tidak laku, produk makan-an atau minuman tak bisa ber-tahan lama. Berbeda dengan pakaian atau peralatan rumah-tangga yang bisa tahan lama. Apa pun kondisinya, pilihan ada di tangan anda. Selamat menco-ba, semoga berhasil! ❏

Berdagang Keliling

Wahyu Saidi Konsultan bisnis, pengarang buku tentang kewirausahaan

Kirimkan pertanyaan untuk rubrik Konsultasi Usaha ke

alamat e-mail: [email protected]

(sertakan data diri).

Konsultasi Usaha

Usaha TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 21

Menjajaki peluang ber-bisnis produk pomade.

Marantina Napitu

Urusan menjaga penam-pilan bukan hanya jadi perhatian perempuan.

Para lelaki pun tak mau kalah untuk tampil prima, dari ujung kaki hingga kepala. Salah satu-nya dengan mengoleskan po-made pada rambut. Pomade merupakan gel atau minyak rambut yang terbuat dari lilin (wax). Pomade membuat ram-but licin dan terlihat klimis.

Pomade memang bukan ba-rang baru. Malahan, produk ini sudah dikenal sejak sekitar dua abad lalu. Akan tetapi, akhir-akhir ini penggunaan pomade semakin marak. Apalagi, ma-syarakat kini tak harus membe-li produk impor. Pasalnya, ba-nyak produsen lokal yang mem-buat pomade.

Celah bisnis yang menjanjikan membuat para produsen ini ter-jun ke bisnis pembuatan poma-de. Penggunanya memang sa-ngat banyak karena rata-rata pria menggunakannya, mulai dari umur SD hingga usia lanjut.

Itulah yang membuat Reza Ananda Putra menggeluti usaha pembuatan pomade sejak tahun lalu. Reza memang pengguna, bahkan kolektor pomade. Dus, ia tahu persis kualitas yang harus dimiliki pomade. Selama ini, ia kerap tak puas dengan merek pomade impor. “Tekstur dan ha-silnya tak sesuai dengan karak-ter orang Indonesia,” katanya.

Menurut Reza, produk impor dibuat berdasarkan karakter negara tempat pembuatan. Jadi ketika masuk ke Indonesia, produk tak cocok. Misalnya saja, pomade impor yang diha-rapkan bisa mengeraskan ram-but untuk ditata, tidak sesuai harapan. “Kebanyakan produk impor itu tak bisa keras waktu digunakan,” ujar dia.

Sejak awal tahun lalu, Reza pun mulai bereksperimen untuk membuat pomade. Sumbernya, kata dia, berasal dari video dan artikel yang tersebar di internet. “Banyak, kok, yang membagi-kan cara membuat pomade, bahkan videonya juga banyak di Youtube,” ucapnya.

Lantaran awam, Reza butuh waktu cukup lama hingga me-nemukan formula yang pas. Se-lama enam bulan mencoba, ba-rulah ia mendapat formula po-made yang cocok untuk dipasarkan. Awalnya, ia mem-buat untuk digunakan sendiri. Namun, teman-temannya sering memesan pomade padanya. Melihat peluang itu, ia pun mu-lai memasarkan pomade yang diberi merek Coup De Grease sejak Juni 2014.

Kisah serupa juga dituturkan oleh Dido Pinesti, produsen pomade Throw Back. Pria yang masih berkuliah di Universitas Padjadjaran ini sejak SMP menggunakan serta mengoleksi pomade. Agar tak hanya jadi pengguna, ia pun mencoba membuat pomade sendiri. Apa-lagi saat ini ia mengambil Jurus-an Kimia di kampusnya. “Untuk eksperimen lebih nyambung karena saya sekaligus belajar,” tutur Dido.

Tak hanya belajar cara pem-buatan pomade dari buku atau internet, Dido juga berkonsulta-si dengan dosen di kampusnya. Ia lantas mengklaim produknya memang lebih ilmiah dibanding-kan produk pomade lokal yang beredar di pasaran. “Formula yang saya buat sudah diperhati-kan dari segi takaran dan man-faatnya pada rambut,” ujarnya.

Dido bilang, pomade yang ia buat tak hanya membuat ram-but terlihat rapi tapi juga mem-beri nutrisi pada rambut. Pasal-nya, ia memasukkan bahan yang mengandung vitamin E untuk menguatkan akar ram-but.

Dido membanderol tiap ke-masan pomade Throw Back berukuran 3,5 oz seharga Rp 85.000. Dalam sebulan, pria berusia 22 tahun ini bisa mem-produksi sekitar 400 kaleng po-made. Dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta saban bulan. “Laba bersih 30% karena berbagi keuntungan dengan re-seller,” sebut dia.

Sementara Reza memasarkan pomade Coup De Grease de-ngan kisaran harga Rp 80.000–Rp 90.000 per kemasan ber-ukuran 3 oz atau 85 gram. Vari-an pomade yang dibuat Reza ada lima, yakni original hold, heavy hold, light hold, honky-tonk, dan lanolin base. Yang membedakan varian ini ialah aroma dan tingkat ketahanan-

nya pada rambut. Saban bulan, pria yang ber-

usia 21 tahun ini dapat mem-produksi 400 kaleng–450 kaleng pomade. Dari usaha ini, Reza bisa mengantongi omzet rata-rata Rp 20 juta per bulan. Ada-pun labanya bisa mencapai 50%.

Produksi rumahan

Anda tertarik menggeluti bis-nis ini? Saat ini banyak merek pomade lokal bermunculan. Akan tetapi bukan berarti tak ada celah untuk pemain baru. Dido menuturkan, di Bandung misalnya, produsen pomade

masih tergolong sedikit walau-pun terus bertambah. “Di ko-munitas saya, dulu hanya ada enam brewer (sebutan untuk pembuat pomade), sekarang bertambah jadi 15 orang,” kata dia. Namun masing-masing pro-dusen menampilkan keunggul-an sendiri. Dengan pasar yang luas, peluang untuk produsen baru masih terbuka.

Tak sulit untuk merintis usa-ha ini. Modal yang dibutuhkan pun tak besar-besar amat. Am-bil contoh Dido yang mengge-lontorkan dana sebesar Rp 3 juta saja untuk modal awal. Modal itu sudah mencakup ba-han baku awal, kemasan, serta peralatan seperti panci untuk merebus bahan baku, timbang-an, dan gelas ukur.

Dari segi pembuatan sebe-narnya bila dipelajari, semua orang bisa membuat pomade. Bahan baku utama yakni lilin lebah (bees wax) dilelehkan dahulu hingga cair, lalu dima-sukkan dalam wadah untuk di-dinginkan. Bahan-bahan tamba-han seperti pewangi juga di-campur sampai lilin tadi mengeras kembali.

Reza mengatakan, untuk satu kaleng pomade, waktu pembu-atan hanya sekitar 20 menit. Sebagian besar bahan baku un-tuk membuat pomade dibeli di dalam negeri. Bahan baku uta-ma dibeli Reza dari petani di Bogor. Proses paling lama ialah menunggu bahan baku dingin dan mengeras. Tak ada mesin atau peralatan khusus yang di-butuhkan untuk membuat po-made. “Prosesnya seperti ma-sak, jadi bisa dibuat di rumah,” ujarnya.

Dulu Reza memproduksi po-made di dapur rumahnya. Na-mun seiring usaha yang ber-kembang, ia pun menyewa ruko untuk tempat produksi dan me-nyimpan stok bahan baku dan pomade yang sudah jadi. “Ruko itu juga untuk usaha orangtua,

jadi bukan khusus untuk usaha saya,” tutur dia.

Reza mengatakan, ketika me-rintis usaha pembuatan poma-de, ia merogoh kocek senilai Rp 5 juta. Biaya paling besar dike-luarkan untuk eksperimen da-lam mendapatkan formula po-made yang cocok. Untuk proses trial and error mencari formu-la itu, Reza menghabiskan biaya Rp 2 juta.

Di samping itu, tak butuh karyawan pula untuk terjun da-lam usaha pembuatan pomade. “Prosesnya mudah, jadi bikin sendiri juga bisa, tapi saya di-bantu oleh adik untuk mempro-duksi pomade,” kata Reza. Un-tuk membuat 450 kaleng, dia butuh 10 kg lilin.

Demikian pula dengan Dido yang kerap memproduksi po-made di rumahnya. Kadang, ia juga menggunakan laboratori-um dengan peralatan yang leng-kap untuk membuat pomade. Untuk pembuatan, ia tak mem-perkerjakan karyawan karena ia bisa membuat sendiri di sela-sela perkuliahan.

Sebelum Throw Back mun-cul, Dido bercerita, ia punya usaha pomade dengan rekan-nya. Akan tetapi, melihat pelu-ang usaha yang besar dari po-made, usaha mereka tak dilan-jutkan bersama. Dido memilih untuk memproduksi pomade sendiri agar keuntungan yang diraup pun lebih besar alias tak perlu dibagi dua.

Lantaran sendiri, Dido juga lebih bebas menentukan bahan baku dan formula untuk poma-de buatannya. Kalau dulu, ia hanya menggunakan bahan-ba-han lokal, sekarang ia mema-sukkan bahan impor seperti minyak-minyakan dan fragran-ce untuk memberi beraroma.

Diakui Dido, permintaan po-made semakin lama semakin bertambah. Dulu, ketika ia me-rintis usaha pada Februari 2015, Dido hanya memproduksi 50

Karena Pria pun Ingin Penampilan Sempurna

Dengan pasar

yang luas,

peluang untuk

produsen baru

masih terbuka

luas.

Foto-foto: Dok. Coup De Grease & Dok. Throwback

22 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Startup

Belut Sawah

Meski sudah tahu harga-harga naik, tapi kaget juga mendengar peda-

gang ikan menyebut harga belut hidup Rp 80.000 per kilogram. Padahal, belut tersebut masih berukuran lebih kecil dari ke-lingking orang dewasa normal.

Harga segitu masih berikut kepala, jeroan, dan tulang. Jadi, dibandingkan dengan harga da-ging sapi murni tanpa tulang yang Rp 100.000, harga daging belut murni bisa lebih tinggi. Sekitar tiga tahun silam, harga belut hidup masih di bawah Rp 40.000 per kg. Bahkan, em-pat tahun silam, masih di bawah Rp 30.000. Sesuai dengan hu-kum pasar, tingginya harga be-lut hidup disebabkan pasokan yang lebih kecil daripada per-mintaan. Pasokan belut hidup yang lebih kecil dari kebutuhan akibat gagalnya budidaya belut dalam kolam.

Sampai saat ini, belut me-mang belum bisa dipijahkan secara buatan. Hingga benih belut masih harus ditangkap dari alam, terutama dari sawah yang sengaja tak disemprot de-ngan pestisida. Sawah-sawah ini diisi dengan belut dewasa sebagai induk, kemudian diberi pakan usus ayam atau ayam broiler mati. Andai diberi pakan berupa ayam potong untuk kon-sumsi manusia pun, hasil belut itu masih menguntungkan.

Hasil panen dari budidaya belut di sawah ini berupa anak belut yang biasa diolah menjadi “dendeng belut”, yakni belut yang diberi tepung dan digoreng sampai benar-benar kering.Anak-anak belut ini masih bisa dibesarkan sampai seukuran ibu jari kaki orang dewasa sela-ma sekitar satu tahun. Lahan pembesaran tetap di lahan sa-wah, dengan pakan usus ayam atau ayam broiler mati. Sekitar tiga tahun yang lalu, sekilo be-lut ukuran besar ini hanya ber-harga Rp 35.000-Rp 40.000.

Sekarang belut ukuran besar sulit ditemukan di pasar. Sela-ma ini suplai belut memang sa-ngat fluktuatif. Tak jarang belut benar-benar menghilang dari pasar. Saat datang pun, hanya dalam volume sangat terbatas. Ketika suplai belut hidup masih berasal dari hasil tangkapan, saat bulan purnama belut me-mang menghilang dari pasar karena sulit ditangkap. Baru ketika bulan gelap, belut kem-bali muncul di pedagang ikan.

Upaya budidaya

Tahun 1970-an, pernah ada

euforia budidaya belut dalam drum. Sebagai media budidaya, dimasukkan cincangan batang pisang dan pupuk kandang hingga akan menghasilkan ca-cing sebagai pakan belut. Ke dalam drum tersebut dimasuk-kanlah puluhan ekor anak belut, yang diharapkan bisa dipanen dalam beberapa bulan ke de-pan. Hasilnya, ketika media bu-didaya tersebut diangkat, ting-gal tersisa dua ekor belut. Mere-kalah yang berhasil survive dengan cara memangsa sesama belut dalam drum tersebut. Ka-rena tak diberi pakan protein hewani, belut-belut itu saling kanibal dan dua paling kuat (jantan-betina) yang bisa berta-han hidup. Teknik budidaya be-lut dalam drum dengan media cincangan batang pisang kemu-dian dilupakan.

Sebagai gantinya, tahun 2000-an, ada euforia untuk memeli-hara belut dalam bak semen atau kolam terpal, dengan me-dia benar-benar lumpur dan di-beri pakan protein hewani be-rupa usus atau ayam mati. Upa-ya ini pun gagal karena belut sangat sulit beradaptasi dengan habitat artifisial ini. Awalnya, diduga kegagalan ini akibat suhu lumpur yang terlalu tinggi, hingga ketebalan lumpur dibuat minimal 60 cm dan ditanami padi serta gulma hingga benar-benar mirip lahan sawah. Tetapi indera belut bisa menangkap sinyal bahwa mereka hidup da-lam habitat artifisial karena tak ada air mengalir.

Maka, dipasanglah pompa sirkulasi hingga selama 24 jam, air berputar dan mengalir la-yaknya benar-benar di sawah.

Tetapi, upaya ini juga tak men-datangkan hasil. Sebab belut hidup lebih banyak dalam lum-pur, bukan seperti ikan lain yang biasa berenang di dalam air. Meski sudah ada pompa sirkulasi, limbah pakan berupa protein hewani tak terurai sem-purna seperti halnya di habitat asli belut. Kondisi ini membuat nafsu makan belut tak seagresif di alam aslinya. Maka, upaya pembesaran belut di kolam bu-atan ini sulit untuk dimassal-kan. Inilah yang membuat pela-ku budidaya belut di kolam bu-atan terus bermunculan, tetapi juga langsung bertumbangan.

Budidaya di sawah

Yang tetap survive justru pe-laku budidaya belut di lahan sawah. Hitung-hitung, biaya pembuatan bak semen atau terpal plastik, instalasi air ter-masuk pompa sirkulasi, dan mendatangkan media budidaya, jatuhnya lebih mahal dibanding menyewa lahan sawah dalam luasan sama. Tetapi informasi ini tak pernah disebarluaskan ke masyarakat, seperti halnya informasi tentang budidaya be-lut dalam bak semen dan kolam terpal. Sebab, para pelaku budi-daya belut di lahan sawah be-nar-benar pembudidaya. Se-mentara pelaku budidaya belut di bak semen dan kolam terpal sebenarnya mengandalkan pen-dapatan dari penyelenggaraan pelatihan dan menjual benih.

Tingginya harga belut juga disebabkan oleh terbatasnya konsumen. Masyarakat luas cenderung tidak menyukai be-

lut karena bentuknya yang mi-rip dengan ular. Selain itu, ma-syarakat tak tahu cara memasak belut hingga citarasanya benar-benar muncul. Di restoran dan hotel bintang, belut dan sidat merupakan menu andalan. Tapi yang mereka sajikan kebanyak-an belut asap, bukan belut se-gar. Masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, menyebut menu belut asap ini sebagai mangut belut. Untuk dibuat mangut, belut dipanggang atau digoreng sampai benar-benar kering, baru kemudian dimasak dengan bumbu dan kuah. Di Yogyakarta, mangut belut me-rupakan belut sawah yang digo-reng sebelum dimasak mangut. Sementara di Pantura Jawa Te-ngah, mangut belut berasal dari belut tambak, yang dipanggang (diasap) sebelum dimasak.

Budidaya belut di lahan sa-wah berisiko hilang karena ka-bur ke perairan umum. Ini bisa disiasati dengan memasang pa-gar plastik yang sebagian dibe-namkan ke dalam lumpur di sepanjang pematang. Lembaran plastik itu dibentangkan dengan cara diikatkan pada tiang-tiang dari belahan bambu. Dengan pagar plastik setinggi 40 cm, belut sulit untuk kabur. Risiko dimakan pemangsa ikan atau pencurian juga ada, tetapi rela-tif kecil karena belut hidup da-lam lumpur sehingga relatif su-lit ditangkap pemangsa atau di-jaring oleh pencuri. Risiko lain, cemaran pestisida atau pupuk urea yang terbawa oleh air iri-gasi dari sawah di bagian atas. Maka, pastikan air irigasi itu bebas cemaran pupuk dan pes-tisida kimia. o

F. Rahardi

Pengamat Agribisnis

kaleng per bulan. Saat ini, da-lam seminggu saja ia bisa mem-produksi 100 kaleng pomade.

Kenaikan harga pun tak membuat permintaan merosot. Awalnya Dido memproduksi pomade dengan ukuran 4 oz dan dibanderol seharga Rp 60.000 per kaleng. Beberapa bulan lalu, ia mengubah kema-san jadi 3,5 oz dan harga naik jadi Rp 85.000 per kaleng. "Per-mintaan malah semakin ba-nyak," imbuhnya.

Pengguna pomade juga bu-kan hanya orang tua, tapi pela-jar SD sudah mulai mengguna-kan produk pengeras rambut ini. Beda umur maka beda pula produk pomade yang dicari. Reza mengatakan, anak muda, mulai pelajar SD hingga pelajar SMA, menyenangi pomade de-ngan wewangian buah-buahan atau vanili yang manis. Akan tetapi, pria yang usianya lebih matang suka dengan pomade dengan aroma klasik yang di-anggap lebih maskulin.

Makanya, masing-masing produk dibuat dengan beberapa varian untuk menjangkau target pasar tersebut. Dido mempro-duksi pomade Throw Back de-ngan tiga varian, yakni light, medium, dan heavy, berdasar-kan aroma dan ketahanan pada rambut.

Jalur keagenan

Untuk menjual pomade, rata-rata produsen memakai jalur reseller atau keagenan. Cara ini populer karena menjangkau pembeli dari banyak daerah. Dido memiliki reseller tetap dan reseller lepas. Yang perta-ma, melakukan pembelian se-cara rutin sehingga pada peme-sanan kedua diberikan potong-an harga yang tinggi. Sementara, reseller lepas merupakan agen yang membeli minimal selusin pada pembelian pertama dan tak diwajibkan memesan poma-de secara rutin. Saat ini, Dido bekerjasama dengan tujuh orang reseller tetap dan 15 orang reseller lepas yang terse-bar di Jabodetabek.

Tadinya Dido tak mau meng-gunakan jalur keagenan ini. Ia berniat menjual produknya se-cara langsung. Akan tetapi, ba-nyak orang yang meminta Dido membuka jalur keagenan. “Ba-nyak yang tertarik untuk jual pomade, jadi saya gunakan jalur reseller,” tutur dia.

Demikian pula dengan Reza yang hingga sekarang punya puluhan reseller yang tersebar di Jawa, Sumatra, dan Kaliman-tan. Agen penjual Coup De Grease diwajibkan membeli minimal satu lusin produk. Sya-ratnya, di kota tersebut belum ada agen penjual yang menjual produk Coup De Grease. Selain itu, Reza bekerjasama dengan beberapa barbershop dengan sistem konsinyasi.

Sejauh ini, masing-masing produsen mengatakan kendala utama usaha ini ada pada pengi-riman. Ketika mengirimkan produk untuk pembeli, Dido dan Reza mengemas pomade dengan bubble wrap dan dus. Akan tetapi, kerap kali pembeli mengeluhkan produk yang ru-sak. “Karena menggunakan ke-masan kaleng aluminium, po-made rentan penyok sehingga isinya juga ikut rusak,” kata Dido. Dus, tiap bulan ia pun menyisihkan biaya untuk peng-gantian produk yang rusak. Biasanya, produk yang rusak ialah produk yang dikirim da-lam jumlah banyak.

Anda tertarik mencoba? o

Kiat Agribisnis

Startup TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 23

MEI tahun depan, Adi Suryat-

mini genap berusia 56 tahun. Artinya, Direktur Utama PT Kereta Api Pariwisata ini bersiap memasuki masa pensi-un. Ibu dua anak ini sudah mu-lai memikirkan aktivitas apa saja yang akan dilakoni kelak.

Wanita kelahiran Yogya-karta ini akan menghabiskan masa tuanya dengan kegiatan sosial. Bidang yang menjadi sorotannya adalah pendidik-an. Adi mengaku tertarik un-tuk mengajar di jalur pendi-dikan nonformal bagi generasi muda yang kurang beruntung

seperti anak jalanan. “Kalau ngajar anak jalanan, kan, ti-dak perlu tingkat pendidikan S-2, karena pendidikan saya hanya S-1,” ujar alumnus Fa-kultas Ekonomi Universitas Diponegoro ini.

Adi bercerita, selama ini dia belum sempat memulai kegiat-an sosial tersebut karena ter-bentur kesibukan kerja dan ke-luarga.

Namun, sekarang ia merasa waktu mencari yang berbau materi dunia sudah cukup keti-ka berkarier di perusahaan. “Terjun ke kegiatan sosial wa-

laupun tidak digaji tidak apa-apa karena saya ingin punya tabungan akhirat,” ungkap wa-nita yang sudah bekerja di PT Kereta Api Pariwisata sejak 1985 silam.

Meski mulai memikirkan agenda di masa purnabakti, pe-raih penghargaan Perunggu Anugerah Kartini BUMN 2014 ini mengatakan, kemungkinan waktu pensiunnya mundur. Alasannya, “Masa kerja direksi, kan, lima tahun, saya baru tiga setengah tahun,” ujarnya.

Oginawa R. Prayogo

TIDAK ada hobi yang bisa menyaingi menyelam di hati Afdal Bahaudin. Sejak kembali aktif diving dua tahun silam, mantan CEO Pertamina ini kian lupa daratan.

Jika punya waktu senggang sebentar pun, pria ber-umur 59 tahun ini sudah melesat di antara karang-karang cantik. Bunaken, Raja Ampat, Nusa Penida, Laut Ambon adalah beberapa dari sekian banyak spot diving yang ia singgahi dalam dua tahun terakhir. “Saat masih di Pertami-na sering break karena waktu yang sempit. Paling saya manfaatkan hari libur kejepit,” ujar dia sambil terkekeh.

Afdal yang juga sukses membuat anaknya ketagihan diving, kini mengejar dua misi. Misi pertama, yaitu meng-gelar upacara peringatan 17 Agustus di bawah laut sudah ia tuntaskan di Raja Ampat tahun ini. Afdal kini mengejar misi kedua yakni memecahkan rekor usia menyelam. Am-bisi ini dipicu pertemuan Afdal dengan sepasang suami istri asal Inggris yang menyelam di Raja Ampat. Usia me-reka berdua 75 tahun.

Setelah pertemuan itu Afdal yakin tidak ada batasan usia untuk menyelam. Saat ini dia merancang strategi un-tuk mencapai target tersebut dengan rutin berolahraga.

Impian lain Afdal terkait menyelam adalah berkiprah dalam dunia pariwisata bawah laut di Indonesia. Ia beren-cana membuka usaha pengelolaan kawasan diving. “Saya lagi cari spot. Nanti saja kalau sudah jadi, saya cerita lagi,” ujar dia seakan berahasia.

Surtan Siahaan

Hobi Koleksi Kudanil

KALAU Anda melihat kudanil di kebun bi-natang, mungkin Anda sulit membayangkan hewan ini sebagai hewan menggemaskan. Tapi t idak begitu bagi Indriani

Hadiwidjaja.Head of Datsun Indonesia ini justru

jatuh cinta pada hewan yang suka berku-bang di air ini. Bahkan, Indri, panggilan ak-rab Indriani, keranjingan mengoleksi bentuk hewan mamalia ini. “Saya suka pernak-pernik kudanil sejak kuliah hingga sekarang,” kata Indri yang kuliah tahun 1998 ini.

Indri bercerita, saat ia kuliah, banyak rekannya yang mengoleksi pernak-pernik hewan. Tetapi, kebanyakan rekan-rekannya mengoleksi hewan-hewan yang memang imut. Lantaran tidak ingin mengoleksi yang

umum, anak ketiga dari tiga bersaudara ini pilih mengoleksi pernak-pernik kudanil.

Sampai saat ini, jumlah koleksi kudanil milik Indri sudah mencapai ratusan. Saking banyaknya, banyak pernak-pernik yang akhirnya ia simpan rapi di dalam gudang. “Mobil saya juga sempat dipenuhi kudanil, cuma sekarang sudah saya bersihkan kare-na kelihatan penuh,” kisah wanita yang pernah kuliah di Australia ini.

Sampai saat ini, Indri masih rajin berbu-ru pernak-pernik kudanil. Cuma, belakang-an ia jarang menemukan pernak-pernik yang bagus. “Tapi saya tidak sampai terob-sesi untuk memelihara kudanil sungguhan, kok,” canda dia. Syukurlah kalau begitu.

Francisca Bertha Vistika

Dok.Prib

adi

KONTAN/Carolus Agus Waluyo

TRIBU

NN

EWS/G

ani K

urniaw

an

Mengejar Rekor Usia

Tokoh24 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015

Tabungan Akhirat

PT KAI tawarkan tiket kereta dengan harga hanya Rp 70.000.

Agung Jatmiko

Usia 70 tahun bukan cuma menjadi milik Republik Indonesia. Tahun ini,

PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga berulang tahun yang ke-70. Tanggal 28 September nanti, perusahaan keretaapi pelat me-rah ini genap 70 tahun.

PT KAI pun berbagi kebaha-giaan, dengan menebar tiket promosi seharga Rp 70.000 per penumpang untuk kereta jenis komersial alias yang tidak men-dapat subsidi dari pemerintah. Enggak tanggung-tanggung, ada 70.000 kursi dengan harga “mi-ring” yang berlaku untuk semua kelas, baik eksekutif, bisnis, maupun ekonomi.

Program bertajuk Harga Ser-ba Rp 70 Ribu ke Semua Tujuan ini berlaku untuk pemesanan dan keberangkatan 42 keretaapi (KA) mulai 7–28 September. Misalnya, KA Argo Bromo Ang-grek, KA Gajayana, dan KA Tu-rangga untuk kelas eksekutif. Lalu, KA Senja Utama Solo, KA Jayabaya, dan KA Menoreh, contohnya, untuk kelas bisnis. Sedang perjalanan di Sumatra: KA Sriwijaya, KA Sindangmar-ga, serta KA Sribilah.

Selain sebagai bentuk ungka-pan syukur atas usia 70 tahun dan apresiasi kepada masyara-kat lantaran sudah setia memi-lih keretaapi, Agus Komarudin, Vice President Corporate Com-munication PT KAI, bilang, promo itu juga untuk mendong-krak penjualan tiket.

Maklum, selama weekday

alias Senin–Kamis tingkat kete-risian penumpang atawa load factor kereta-kereta PT KAI ti-dak penuh, rata-rata sebesar 80%. Beda dengan weekend yang load factor-nya bisa men-capai 90%–100%. Tapi, “Load factor 80% bukan buruk. Dari promo ini load factor bisa ber-tambah 5% sampai 10% saja su-dah bagus,” kata Agus.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, September termasuk salah satu bulan yang paling rendah jumlah penumpang ke-retaapi. Sebab, September ter-masuk low season. Selama September 2014 lalu, jumlah penumpang keretaapi tercatat sebanyak 4,96 juta orang. Se-dang di Juni dan Desember 2014 yang merupakan high season, jumlah pasasir ular besi masing-masing mencapai 5,56 juta orang dan 5,77 juta orang.

Pendapatan turun

Sayang, Agus tidak mau me-nyebutkan berapa banyak kursi yang tersedia dari setiap rang-kaian kereta yang harganya Rp 70.000. Dia cuma mengata-kan, masing-masing KA menda-pat jatah sekitar 1.600 kursi de-ngan tarif Rp 70.000 itu.

Dan, PT KAI memiliki sistem sendiri untuk pendistribusian tiket-tiket ini. Agus menerang-kan, jumlah kursi bertarif mu-rah itu tidak ditentukan di hari tertentu dan jam tertentu. De-ngan kata lain, saban hari jum-lah yang dijual tidak selalu sama. Bahkan, petugas loket pun tidak mengetahui di hari tersebut ada berapa tiket promo yang tersedia. “Intinya, kami sudah mengatur sistemnya,

agar menjadi kejutan bagi pra pelanggan,” ujar Agus.

Dengan promo tiket murah tersebut, Agus mengakui oto-matis pendapatan PT KAI sela-ma bulan ini akan turun. Soal-nya, harga tiket KA Argo Bromo Anggrek rute Jakarta–Surabaya yang menjadi andalan PT KAI saja bisa mencapai Rp 485.000 per penumpang.

Meski bakal ada penurunan pendapatan, Agus menegaskan, PT KAI tidak masalah dengan

hal itu. Sebab, promo ini lebih merupakan wujud syukur dan apresiasi kepada pelanggan mereka. “Kami tidak memikir-kan keuntungan yang diperoleh. Sama halnya dengan tiket gratis yang kami bagikan saat HUT RI Ke-70 lalu,” ujar Agus.

Hanya, ketika ditanya soal biaya tetap atau fixed cost yang tertutup lewat promo ini, Agus tidak menyangkalnya. Ia menje-laskan, besaran biaya tetap un-tuk moda transportasi memang sama saja, antara ada penum-pang ataupun tidak ada. Jadi, jika lewat promo tersebut ting-kat keterisian kereta naik, tentu bisa meringankan beban biaya tetap di masa low season.

Apalagi, Agus menambahkan, September tahun ini tidak be-

nar-benar low season. Pasalnya, ada momen Hari Raya Idul Adha. Biasanya, banyak yang mudik untuk merayakan Lebar-an Haji. Alhasil, tingkat keterisi-an kereta bakal tinggi.

Selain Harga Serba Rp 70 Ribu ke Semua Tujuan, di masa low season ini PT KAI juga menggelar program Diskon 10%–15% KAI Mudik Hebat. Un-tuk mendapatkan potongan harga ini, bagi pemudik Lebaran lalu dengan periode perjalanan 7–27 Juli bisa menunjukan tiket keretanya untuk pembelian berikutnya. Promo ini berlaku untuk pembelian tiket selama 1 Agustus–30 November, de-ngan keberangkatan sampai 15 Desember nanti.

Dengan mengadakan berma-cam promo ini, Agus menegas-kan, PT KAI tidak bakal mende-rita kerugian. Berkaca ke peng-alaman tahun lalu yang juga gencar menawarkan berbagai promo seperti cashback, PT KAI masih membukukan kenaikan pendapatan 21% di-banding tahun sebelumnya. Se-hingga, Agus tetap percaya diri aneka promo tidak akan men-datangkan dampak negatif bagi kinerja perusahaannya.

Menurut Yuswohady, peng-amat marketing management,

bermacam promo yang ditawar-kan PT KAI ini merupakan ben-tuk sales dengan tujuan mendo-rong penjualan tiket, tidak le-bih. Hanya, ia mengapresiasi langkah promo yang tak terlalu sering dilakukan oleh BUMN keretaapi itu. Strategi ini popu-ler dengan sebutan soft sales. Pasalnya, ada beberapa perusa-haan yang begitu menggebu-gebu mendorong penjualan de-ngan mengadakan promo tiap bulan. “Strategi seperti ini bisa jadi bumerang,” katanya.

PT KAI, diakui Yuswohady, cukup cerdik dalam menjalan-kan strategi penjualan ini. Me-reka cenderung menunggu mo-men tertentu untuk mengada-kan promo. Misalnya, momen HUT RI dan PT KAI. Tentu, jika melakukan soft sales, PT KAI tidak akan bisa mendorong penjualan setiap bulan.

Sisi positifnya, citra PT KAI tidak akan jatuh karena mela-kukan diskon terus-menerus. “Perusahaan yang setiap bulan menerapkan diskon bakal kehi-langan kepercayaan karena di-anggap menaikkan harga. Tapi, kalau caranya adalah memanfa-atkan momen tertentu, akan dipandang sebagai hal yang wajar,” ujar Yuswohady.

Selamat Ultah PT KAI. o

Serba 70 Ribu di Hari Ulang Tahun ke-70

“Dari promo ini

load factor bisa

bertambah 5%

sampai 10% saja

sudah bagus,”

kata Agus.

Jumlah Penumpang Kereta dari Tahun ke Tahun (Ribu orang)

Wilayah 2011 2012 2013 2014 2015*

Jawa Jabodeta-bek 121.105 134.087 158.482 208.492 194.899

Jawa Non-Jabodetabek 72.936 63.709 53.529 64.106 36.384

Sumatra 5.295 4.382 3.994 4.904 3.097

Total 199.336 202.178 216.005 277.502 184.380

Ket *: sampai Juli Sumber: BPS

KONTAN/Muradi

ManajemenTABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 25

Indomaret memungut biaya untuk isi ulang Mandiri E-Money.

Dian S. Pertiwi, Ruisa Khoiriyah

Bagi Arief yang setiap hari beraktivitas pulang pergi rumah–tempat kerja me-

numpang commuter line atawa keretaapi listrik (KRL), ada tiga benda superpenting yang wajib dibawa. Selain telepon selular dan dompet berisi kartu-kartu identitas, uang elektronik alias e-money menjadi salah satu item yang harus dia tenteng ke mana-mana.

Ketergantungan karyawan swasta yang berkantor di Jakar-ta ini pada uang elektronik cu-kup besar. Soalnya, e-money memudahkan dia naik KRL. Dengan e-money, Arief tidak perlu lagi mengantre tiket di lo-ket setiap kali hendak naik KRL. Cukup sentuhkan e-money pada portal stasiun, perjalanan pun bisa lancar dilakukan.

Juga ketika kehabisan saldo, Arief bisa dengan mudah meng-isi ulang (top up) e-money-nya melalui gerai minimarket, mi-salnya. Uang elektronik milik Arief adalah terbitan Bank Man-diri: Mandiri E-Money.

Hanya, Arief rada terkejut saat hendak mengisi saldo Man-diri E-Money di gerai Indomaret beberapa waktu lalu. “Ternyata ada fee top up Rp 1.000,” kata-nya. Sedang bila memakai Indo-maret Card, ia tidak dibebani biaya isi ulang. Akhirnya, kare-na lebih sering bertemu gerai Indomaret, dia pun beralih menggunakan Indomaret Card sebagai uang elektronik. “Toh, kegunaannya sama saja dengan Mandiri E-Money,” ujarnya.

Pengalaman serupa dialami pula Febrian baru-baru ini kala mengisi ulang Mandiri E-Money di gerai Indomaret. Gratis fee top up hanya untuk pengisian saldo Indomaret Card, yang merupakan produk uang elek-tronik co-branding Bank Man-diri dengan Indomaret.

Sementara untuk Mandiri E-Money yang bukan produk co-branding seperti kepunyaan Febrian dikenai biaya isi ulang Rp 1.000. “Aneh saja kalau dike-nakan fee. Karena itu, kan, uang-uang kita sendiri yang kita transfer ke bentuk e-money,” ujar karyawan swasta di Jakar-ta Selatan ini.

Yang dialami Margono berbe-da lagi. Ketika mau mengisi ulang saldo Indomart Card mi-liknya, sang kasir mensyaratkan konsumen harus membeli satu item barang dahulu di gerai ter-sebut, baru isi ulang saldo bisa dilakukan. “Padahal, saat saya isi ulang sebelumnya di tempat yang sama tidak ada syarat se-perti itu,” kata karyawan swasta pengguna setia KRL ini.

Kok, bisa beda-beda kebijak-annya? Wiwiek Yusuf, Direktur Pemasaran PT Indomarco Pris-matama, pengelola jaringan In-domaret, bilang, penarikan bia-ya isi ulang bagi pemegang Mandiri E-Money memang di-berlakukan di semua gerai In-domaret. Sedangkan untuk isi ulang uang elektronik lain, se-perti Flazz Card terbitan Bank Central Asia (BCA) dan Brizzi keluaran Bank Rakyat Indone-sia (BRI), Indomaret tidak me-ngenakan fee tambahan.

Pada dasarnya, Wiwiek men-jelaskan, kerjasama isi ulang setiap uang elektronik dengan bank memang berbeda-beda. Tapi yang pasti, untuk setiap fasilitas top up uang elektronik

sebenarnya ada biayanya beru-pa fee koneksi dan manajemen uang (cash management).

Sebab, gerai Indomaret me-nerima uang dalam bentuk tu-nai dari pemegang e-money yang hendak mengisi ulang sal-do kartunya. “Tergantung dari kesepakatan antara gerai dan bank, siapa yang menanggung fee itu,” ucap Wiwiek.

Biaya isi ulang uang elektro-nik bisa dibebankan ke konsu-men, bank, atau gerai minimar-ket. Saat ini, baru Mandiri E-Money yang biaya isi ulangnya

ditanggung oleh konsumen. Untuk Indomaret Card, gerai memberikan subsidi sehingga tak perlu kena top up fee. Cuma, “Bisa saja suatu saat konsumen yang dibebankan untuk mem-bayar fee,” kata Wiwiek.

Tidak masalah

Tapi, pengenaan fee bagi pe-megang Mandiri E-Money yang mengisi ulang di gerai Indoma-ret, menurut Wiwiek, bukan kebijakan baru. Pemungutan biaya itu sudah berlaku sejak pertama kali Indomaret menye-diakan fasilitas top up bagi pe-megang Mandiri E-Money.

Yang pasti, Indomaret tidak menganggap pengenaan fee ini

sebagai tambahan penghasilan gerai. “Itu sebatas biaya opera-sional, kami tidak mengambil laba atau menjadikannya pen-dapatan,” tegas Wiwiek.

Bank Mandiri bukan tidak tahu menahu dengan kebijakan pengenaan fee isi ulang kartu elektronik terbitan mereka. Rahmat Broto Triaji, Senior Vice President Transaction Banking Retail Bank Mandiri, mengungkapkan, manajemen Indomaret sudah mendiskusi-kan kebijakan tersebut lebih dulu sama banknya sebagai pe-nerbit kartu. “Kami tidak mem-permasalahkan,” ujarnya.

Meski begitu, bank pelat me-rah ini tidak khawatir pamor Mandiri E-Money bakal berku-rang akibat pengenaan biaya tambahan tersebut. Menurut Rahmat, nominal fee Rp 1.000 bukanlah angka yang besar bila dibandingkan dengan kemu-dahan akses mengisi ulang Mandiri E-Money di jaringan Indomaret yang jumlahnya saat ini mencapai 11.400 gerai terse-bar di seluruh Indonesia.

Selain itu, pengguna Mandiri E-Money juga sejatinya memi-liki banyak pilihan akses isi ulang, bukan terbatas di gerai Indomaret. Dus, bila memang tidak ingin terkena fee, peme-gang Mandiri E-Money masih punya banyak pilihan tempat isi ulang lain, seperti di ATM atau lewat ponsel.

Lalu, soal perbedaan perlaku-an pengenaan fee antara Mandi-ri E-Money dengan Indomaret Card yang sama-sama diterbit-kan oleh Bank Mandiri, Rahmat menyatakan, juga telah melalui pembahasan bersama. “Indo-maret meminta privilese untuk Indomaret Card agar tidak per-lu terkena fee, ya, kami ber-ikan,” ungkap Rahmat.

Nah, kalau kelak banyak na-sabah Mandiri E-Money yang akhirnya beralih memakai In-domaret Card, Bank Mandiri ti-dak merasa rugi. Pasalnya, tuju-an utama bank milik pemerin-tah ini adalah agar uang nasabah mengendap lebih lama di bank. “Mau pakai Mandiri E-Money atau Indomaret Card, uangnya sama-sama tetap ada di Bank Mandiri,” tegas Rahmat.

Saat ini, jumlah uang elektro-nik terbitan Bank Mandiri su-dah mencapai enam juta kartu. Angka ini meningkat cukup pe-sat ketimbang tahun lalu yang baru empat juta keping. Sedang volume transaksi uang elektro-nik hingga semester I–2015 se-banyak Rp 1,77 triliun atau tumbuh 53,9% dibanding semes-ter I–2014. Bank Mandiri me-nargetkan pertumbuhan bisnis uang elektronik mereka hingga akhir tahun mencapai 50%.

Buat Indomaret, perbedaan perlakuan beban fee itu boleh jadi memang diarahkan untuk mendongkrak daya tarik Indo-maret Card. Soalnya, tentu akan lebih menguntungkan bisnis Indomaret jika semakin banyak pemakai Indomaret Card. Fre-kuensi dan volume belanja pe-megang kartu di Indomaret berpeluang makin besar.

Maklumlah, selain fitur stan-dar uang elektronik laiknya terbitan Bank Mandiri lainnya, seperti GazCard, e-Toll Card, juga gelang e-money, Indomaret Card memiliki keunggulan se-macam tawaran diskon produk tertentu di gerai Indomaret.

Wiwiek membeberkan, sejak terbit pertama kali tahun 2009 hingga saat ini, Indomaret Card yang sudah beredar jumlahnya mencapai 2,5 juta kartu. “Tahun ini kami targetkan bisa bertam-bah 500.000 kartu lagi sehingga

Indomaret tidak mengenakan fee tambahan untuk isi ulang Indomaret Card agar brand equity-nya bisa terdongkrak.KONTAN/Baihaki

Kutip Biaya Produk Lain, biar Merek Sendiri Naik

Indomaret

memiliki daya

tawar kuat dari

sisi jaringan

gerai yang paling

luas di Indonesia.

26 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Marketing

mencapai 2,8 juta kartu di akhir tahun nanti,” jelas dia.

Perlu inovasi lebih

Di mata pengamat pemasa-ran dan manajemen, langkah Indomaret mengutip biaya un-tuk isi ulang Mandiri E-Money sah-sah saja. Pungutan itu seba-gai bentuk imbalan jasa layanan yang diberikan gerai kepada pemilik e-money.

Sedangkan bagi Bank Mandiri sebagai penguasa pasar uang elektronik, pembebanan itu ti-dak akan menjatuhkan citra produknya. “Daya tawar Bank Mandiri kuat dengan keuntung-an uang elektronik yang dia beri, makanya dia berani beban-kan biaya itu ke nasabah,” kata Asnan Furinto, pengamat dan praktisi manajemen dari Binus University, Jakarta.

Asnan melihat, persaingan di bisnis ritel saat ini cukup ketat dengan margin relatif tipis. Pe-ritel mau tidak mau harus krea-tif mencari peluang tambahan pendapatan, termasuk lewat la-yanan top up e-money.

Biaya ekstra Rp 1.000, menu-rut Asnan, belum cukup mem-bebani pemegang uang elektro-nik. Terlebih, bila motivasi uta-ma konsumen mendatangi gerai Indomaret untuk belanja.

Sebaliknya, kalau konsumen menyambangi gerai Indomaret sekadar untuk mengisi ulang uang elektronik mereka, biaya ekstra Rp 1.000 bisa saja terasa mengganggu. Sehingga, ada ke-mungkinan konsumen akan le-bih memilih isi ulang uang elek-tronik di ATM atau di gerai peri-tel lain. “Jadi, sebenarnya ini lebih ke masalah memanfaat-kan dinamika psikologi konsu-men saja,” kata Asnan.

Maka itu, saran Asnan, Indo-maret perlu memikirkan strate-gi dan inovasi lebih luas, agar konsumen yang mendatangi gerainya bertujuan untuk he-donic atau mendapatkan peng-alaman belanja yang menye-nangkan. Alih-alih sekadar da-tang mengisi ulang e-money mereka (utilitarian).

Caranya, bisa dengan men-ciptakan suasana gerai yang le-bih nyaman, pelayanan ramah, informasi produk lebih lengkap, dan antrean di kasir tidak pan-jang. “Ketika konsumen menda-patkan pengalaman belanja yang menyenangkan, biaya tambahan top up tidak akan jadi persoalan,” ujar Asnan.

Daniel Saputra, pengamat marketing management, ber-pendapat senada. Indomaret memiliki kelebihan dari sisi ja-ringan gerai yang luas. “Di ilmu marketing, ada istilah ambang batas harga yakni perbandingan antara biaya dan keuntungan,” kata dia. Ketimbang membayar parkir di ATM atau bank yang minimal Rp 2.000, biaya top up di Indomaret sebesar Rp 1.000 tentu terasa lebih ringan.

Adapun perbedaan perlakuan dengan Indomaret Card, Asnan bilang, bisa dipahami, meng-ingat dari sisi brand equity masih kalah dengan Mandiri E-Money. Dus, dengan tidak membebankan biaya isi ulang, Indomaret Card bisa bersaing sama Mandiri E-Money yang le-bih kuat mereknya.

Bagi sebagian orang, uang Rp 1.000 memang masih sangat berharga. Arief, salah satu con-tohnya, yang lebih baik beralih memakai Indomaret Card ke-timbang Mandiri E-Money yang isi ulang saldonya di Indomaret terkena pungutan seceng. o

Langkah PT Indomarco Prismatama, pengelola jaringan mini-market Indomaret, mengutip biaya isi ulang uang elektronik ter-bitan Bank Mandiri, Mandiri E-Money, agaknya tidak terlepas dari pantauan pesaing terdekat PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, pemi-lik jaringan minimarket Alfarmart dan Alfamidi.

Perusahaan ritel yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menggelar promo gratis biaya isi ulang saldo kartu elektronik keluaran Bank Mandiri lainnya: e-Toll Card. Tapi sejatinya, promo itu bukan hal yang terlalu baru. Soalnya, sebe-lum promo digelar pun, isi ulang di Alfamart untuk uang elektronik memang tidak dipungut biaya. “Dari awal kami tidak pungut biaya alias gratis untuk isi ulang saldo e-money,” ujar Solihin, Direktur Corporate Affair PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

Alfamart juga belum berencana mengutip fee top up uang elektronik dalam waktu dekat. Peritel yang memiliki jaringan se-kitar 9.800 gerai hingga akhir tahun 2014 lalu itu tengah fokus untuk meningkatkan kualitas layanan, termasuk fasilitas isi ulang e-money. “Semakin banyak fasilitas di merchant kami, maka akan memberi nilai bagi konsumen untuk mampir dan memung-kinkan mereka belanja,” jelas Solihin.

Santoso, Head of Consumer Card Bank Central Asia (BCA), berujar, kebijakan BCA sejauh ini memang membebaskan biaya isi ulang Flazz, kendati Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 tentang Uang Elektronik membolehkan penerbit kartu mengutip biaya layanan fasilitas e-money. Info saja biaya layan-an e-money ini, mulai biaya pembelian pertama kali, biaya isi ulang saldo, biaya tarik tunai, juga biaya administrasi bila uang elektronik tidak digunakan selama periode tertentu. Aturan main itu termuat dalam Pasal 12A beleid tersebut.

Sekilas, pungutan biaya tambahan itu agak sedikit kontras dengan keinginan otoritas mendorong less cash society di Indonesia. Apakah mungkin mendorong orang meninggalkan uang kartal bila seseorang harus membayar lebih mahal ketika memakai uang elektronik akibat biaya-biaya itu?

Asnan Furinto, pengamat dan praktisi manajemen dari Binus University, Jakarta, menilai, biaya tambahan dengan nilai yang tidak signiikan belum akan membuat pengguna uang elektronik beralih lagi ke uang kartal. Sebab, “Pengguna uang elektronik, kan, sudah dimanjakan dari sisi kepraktisan dan akseptansi penggunaan yang semakin luas,” kata Asnan.

Tambah lagi, saat ini pengguna uang elektronik semakin luas, termasuk kalangan menengah ke bawah. Data BI mencatat, hingga Juli 2015 uang elektronik yang beredar mencapai 41 juta kartu, dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,94 triliun. o

Jadi Andalan Pesaing

Membangun Bisnis Virtual

Bisnis virtual yang bisa diakses dari mana saja dan dikerjakan dari mana

saja, di mana saja, serta kapan saja merupakan model bisnis paling ideal di era low-cost air-line. Dengan beberapa ratus dollar Amerika Serikat (AS) saja, Anda bisa dengan mudah berada di belahan planet yang lain. Dulu, pekerjaan seperti ini hanya bisa dinikmati penulis dan konsultan berstatus peker-ja lepas alias freelancer.

Sekarang, dengan berbagai aplikasi software yang me-mungkinkan rapat tanpa perlu tatap muka langsung, sehingga bisnis bisa dijalankan dari mana saja. Tentu, asumsinya setiap pihak yang terlibat punya work ethics yang sangat baik berda-sarkan performance dan out-put. Ini masih menjadi salah satu tantangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Bila Anda seorang mantan karyawan yang ingin mulai ber-bisnis online, mungkin yang di-bayangkan adalah menjual ber-bagai produk. Kini marak pen-j u a l a n p a k a i a n d a n produk-produk konsumsi de-ngan toko virtual, bahkan pe-sanan kue dan katering untuk acara pesta serta arisan.

Coba pertimbangkan bisnis yang 100% digital distribusinya. Menjual jasa dalam bentuk ad-vis bisa dikemas sebagai video, e-book, maupun berbagai apli-kasi komputer dan smartphone. Ini memang memerlukan jasa produksi dan jasa distribusi serta pemasaran di internet. Namun, hal itu bukan merupa-kan halangan berarti.

Jasa coaching mungkin pa-ling banyak dijumpai di dunia maya. Para online marketer juga menawarkan berbagai jasa coaching dalam seni menjual. Uniknya, lebih banyak yang menjual “bagaimana menjadi kaya dengan menjual produk digital” ketimbang mereka yang sungguh-sungguh menjual pro-duk digital.

Kini, era Amazon Kindle yang luar biasa telah menelurkan satu juta e-book yang diterbit-kan per tahun. Mungkin angka ini mengejutkan bagi para pem-baca Indonesia, karena tampak-nya 1.000 judul e-book pun tidak

dicapai dalam satu tahun.Dengan Kindle e-book reader

yang harganya hanya US$ 79 maupun aplikasi gratis Kindle untuk Android dan iPad, setiap pembaca bisa dengan mudah menikmati buku-buku elektro-nik yang kini harganya lebih murah dari sebungkus kacang goreng, yakni cuma seharga 99 sen per download. Tentu, ini mengguncangkan dunia pener-

bitan konvensional, sehingga merger di antara publishing houses raksasa terjadi. Hachet-te merger dengan Hyperion, Penguin dengan Random Hou-se, Houghton Mifflin dengan Harcourt, dan HarperCollins dengan Simon & Schuster.

Para jutawan Kindle berwa-jah beragam, dari yang agak hippie dengan fiksi-fiksi para-normal vampire, mantan agen CIA penulis thriller, sampai yang business coach dengan tip-tip bisnis renyah. Dan, Ama-zon masih akan terus mencetak banyak jutawan Kindle. Laku

keras jika didesain dengan tem-plate yang tepat. Tapi, ini bukan perkara gampang karena saing-annya luarbiasa banyak.

Gaya hidup superagile

Tim Ferris, bapak bisnis vir-tual superagile, dengan buku best-seller-nya The Four-Hour Workweek, membukakan mata banyak pembaca bahwa gaya hidup superagile alias sangat fleksibel telah mendarahdaging dalam segelintir wirausahawan-wati. Cara membangun bisnis virtual superagile:

Pertama, lakukan inventari-sasi keterampilan Anda. Anda perlu sangat lancar mengemu-kakan ide-ide berharga yang bisa dijual. Jika tidak, Anda bisa mencari profesional yang mem-bantu daya analisis dan sintesis yang terpancar ke luar. Jika Anda pandai memasarkan ide, cari bentuk yang ideal sebagai format digitalisasi. Ingat, ide apapun yang bisa dijual pasti mendapat tempat di web.

Kedua, kenali struktur paling tepat untuk pembungkusan ke-trampilan Anda. Tim Ferris memilih bentuk buku cetak, buku elektronik, podcast (radio online), dan video (disalurkan via Youtube atau Vimeo). Tentu saja, gaya komunikasi sesuai dengan format yang dituju perlu ditingkatkan.

Ketiga, menjual merchandise yang berhubungan dengan ide-ide dan keterampilan yang Anda jual. Jika Anda menjual kursus memasak online, maka mer-chandise yang sesuai bisa dili-hat di blog Martha Stewart, An-thony Boudain, Martin Yan, Emeril, dan Rachael Ray.

Keempat, jika Anda lebih berketerampilan teknis, berba-gai bentuk konten bisa dijual laris manis, termasuk jasa kon-sultasi pembuatan konten. De-ngan modal sebuah laptop, aplikasi editing dan kamera di-gital atau video, seluruh dunia menjadi milik Anda.

Akhir kata, kuasai ketrampil-an bernarasi karena setiap kon-ten memerlukan daya tarik magnetik. Dan, ini hanya bisa dilakukan dengan narasi alias kisah yang tak terlupakan. o

Jennie M. Xue,

Kolumnis Internasional dan Pengajar Bisnis, tinggal di California, AS, www.jenniexue.com

Anda perlu

sangat lancar

mengemukakan

ide-ide berharga

yang bisa dijual.

Jika tidak, Anda

bisa mencari

profesional.

Refleksi

Marketing TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 27

Industri produk telekomuni-kasi merupakan industri yang membesarkan nama

saya. Saya kenal betul industri ini, lebih dari 20 tahun saya berkarier dalam industri itu. Mulai customer service mana-ger hingga menjadi pembuat dan pengambil keputusan.

Saya ditunjuk sebagai direk-tur utama Tiphone Mobile pada 2012 lalu. Saya menerimanya karena merasa tertantang me-ngembangkan perusahaan ini lebih besar lagi. Pendahulu saya memberikan fondasi yang cu-kup baik pada perusahaan. Be-liau telah berhasil mengantar-kan Tiphone Mobile listing di bursa melalui penawaran sa-ham perdana atawa initial pu-blic offering (IPO). Kami pun punya dana segar untuk eks-pansi dan berkembang.

Ketika diberi tanggungjawab sebagai direktur utama, yang ada dalam pikiran saya adalah meningkatkan bisnis level per-usahaan, mempertahankan bis-nis yang sudah ada, dan mela-kukan inovasi, agar kinerjanya terus berkembang. Bisnis uta-ma Tiphone Indonesia adalah

penjualan pulsa isi ulang. Bisnis ini tetap dipertahankan sebagai tulang punggung pendapatan perusahaan. Alasannya, pulsa sudah menjadi salah satu kebu-tuhan mendasar. Orang bisa ti-dak makan, tapi pulsa harus tersedia agar bisa berkomuni-kasi dengan orang lain.

Cuma, bisnis ini tidak akan tumbuh siginifikan jika daya jangkaunya tidak bertambah. Karena itulah, saya fokus pada peningkatan jaringan PT Teles-indoshop dan reseller. Kami te-rus menambah jaringan Teles-indo Shop pada daerah-daerah yang punya potensi. Untuk menjangkau yang berada di pe-losok, kami mengandalkan re-seller. Pada 2012 lalu, Telesin-doshop memiliki 90 gerai dan 125.000 reseller aktif. Oh, iya, Telesindoshop adalah anak usaha Tiphone Mobile. Tiphone Mobile mengakuisisi Teleshin-doshop awal 2011 silam.

Tentu tak sebatas menambah jaringan. Saya juga mendorong para reseller berkembang dan menawarkan lebih banyak pro-duk telekomunikasi pada ma-syarakat. Gampangnya, mereka

menjadi supermarket. Jika se-karang hanya jualan pulsa, be-soknya mereka akan menjual aksesori bahkan telepon seluler (ponsel) yang tentu dipasok

oleh Tiphone Mobile. Dengan berkembangnya bisnis mereka, tentu akan berdampak positif pada pendapatan kami.

Agar reseller berkembang, saya memanfaatkan kedekatan Tiphone Mobile pada perbank-an. Kami berikan rekomendasi ke bank, reseller mana saja yang berperilaku dan berkinerja baik. Bank pun terbantu meng-indentifikasi debitur sebelum

memberikan pinjaman. Strategi lainnya, saya berusa-

ha meningkatkan kinerja per-usahaan ini dengan memperku-at ekosistem bisnis. Tiphone Mobile juga merupakan distri-butor resmi dan terbesar dari PT Telkomsel. Tapi, untuk bisa berkomunikasi, masyarakat ti-dak hanya butuh pulsa, mereka juga butuh ponsel. Nah, kami berusaha untuk menjadi distri-butor beberapa merek yang di-anggap punya nama dan banyak peminatnya di Indonesia.

Untuk mewujudkannya, kami lakukan dengan cara merger atau akuisisi. Tahun 2013, Ti-phone Mobile mengakuisisi PT Mitra Telekomunikasi Selu-lar. Perusahaan ini importir resmi produk-produk Apple. Di tahun yang sama, kami juga mengakuisisi PT Perdana Mulia Mukmur dan PT Point Multime-dia Nusantara. Kedua perusaha-an ini adalah distributor resmi produk Samsung. Keputusan ini kami ambil karena ingin menja-jakan produk Samsung, tapi Samsung sudah menutup pelu-ang distributor resmi mereka di Indonesia bertambah.

Mau mendengar

Boleh dikatakan, sejauh ini cara yang telah saya rumuskan cukup berhasil. Sekarang Ti-phone Mobile memiliki hampir 100 cabang dan lebih dari 200.000 reseller yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kinerja perusahaan ini juga te-rus menunjukkan hasil positif. Itu tercermin dari pertumbuhan pendapatan laba bersih. Bah-kan, dalam kondisi ekonomi sulit, kinerja kami bisa tumbuh dua digit. Sepanjang semester I–2015, Tiphone Mobile berhasil mencatatkan laba bersih seba-nyak Rp 182,52 miliar, tumbuh 19,4% dibanding periode yang sama tahun 2014 lalu. Aset kami juga tumbuh sebesar 26,49% menjadi Rp 6,35 triliun.

Selain strategi yang tepat, kunci sukses Tiphone Mobile juga terletak pada manajemen sumber daya manusia (SDM). Soalnya, merekalah yang men-jadi pelaksana dari strategi ter-sebut. Sebagai pemimpin, saya selalu berusaha menginsipirasi tim. Di depan saya memberi te-ladan, di tengah saya berusaha memberi semangat, dan di bela-kang saya memberi dorongan untuk mencapai tujuan bersa-ma yang telah disepakati.

Saya memang lebih banyak memberikan contoh dengan tu-run langsung ke lapangan. Bia-sanya, karyawan hanya menye-rap 50% materi workshop dan implementasi seringkali beda dengan teori. Lagipula, saya punya segudang pengalaman dalam industri ini karena me-mulai karier dari bawah. Saya anggap cara ini sangat efektif dalam mengontrol kinerja kar-yawan. Tiphone Mobile memi-liki 2.000 karyawan–3.000 kar-yawan tenaga pemasaran. Akan susah dikendalikan bila tidak diawasi secara langsung.

Selain itu, saya juga mencip-takan atmosfer kerja yang nya-man. Saya berusaha memfasili-tasi kebutuhan karyawan sesuai dengan bidangnya, juga menge-nali potensi mereka dan mem-berdayakan talenta yang dimili-ki. Dengan begitu, saya akan menempatkan seseorang di po-sisi yang seharusnya. Dan, saya beruntung karena punya SDM yang solid, berpengalaman le-bih dari 10 tahun dalam bisnis distribusi telekomunikasi.

Kunci lainnya adalah: mau mendengar. Saya sering mela-kukan kunjungan ke daerah-daerah, menyambangi reseller. Saya berusaha mempelajari ke-biasaan mereka dan mendengar keinginan mereka. Bagi saya, ini penting. Dengan mengetahui keinginan dan kebiasaan resel-ler, saya bisa menciptakan bis-nis dan sinergi lebih baik lagi.

Kuncinya adalah Mau Mendengar

Tan Lie Pin, Direktur Utama Tiphone Mobile Indonesia:

Di tengah kelesuan ekonomi, bisnis PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk masih berkibar. Laba bersihnya tumbuh dua digit. Ini tak lepas dari strategi Direktur utama Tan Lie Pin. Lalu, apa rencananya ke depan? Lily Salim, panggilan Tan Lie Pin, membeberkannya kepada jurnalis Tabloid KONTAN Roy Franedya, Kamis lalu.

Selain strategi

yang tepat, kunci

sukses Tiphone

Mobile juga

terletak pada

manajemen SDM.

KONTAN/Muradi

28 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 CEO

Pabrik baru

Tentu, ke depan Tiphone Mo-bile akan terus berekspansi. Saya punya mimpi: Tiphone Mobile sebagai perusahaan dis-tribusi telekomunikasi dan digi-tal terbesar. Kami ingin seperti Unilever dan P&G. Jika kedua perusahaan ini bergerak dalam distribusi barang kebutuhan konsumen, maka kami di pro-duk telekomunikasi. Unilever dan P&G mempunyai produk yang beragam dan distribusi yang handal. Karena itu, mere-ka bisa menekan biaya pengi-riman. Jika hanya mengirim satu produk saja, sudah pasti biayanya bakal tinggi.

Makanya, saya terus berusa-ha memperkuat dan memper-luas jaringan distribusi Tiphone Mobile. Saya juga berusaha me-lengkapi ekosistem bisnis yang ada. Tujuannya, agar jaringan distribusi tidak sia-sia. Dari situ, saya berencana membangun pabrik ponsel di daerah Cika-rang, Bekasi, dengan menggan-deng Arima Communications. Kebijakan ini didasarkan pada regulasi baru pemerintah.

Dulu, banyak perusahaan ti-dak terpikir bikin pabrik ponsel lokal karena alasan praktis. Perusahaan lebih memilih mengimpor full set ponsel dan tidak dikenakan pajak barang mewah. Sementara jika meng-impor spearpart ponsel, ada pajak 5%. Sekarang, regulasi-nya berbeda. Pemerintah men-dorong perusahaan bikin ponsel di dalam negeri dan wajib me-makain konten lokal.

Saya juga melihat pembuatan ponsel lokal memiliki peluang bisnis yang cerah, bersinergi dengan kebijakan pemegang saham. Tahun lalu, PT Teleko-munikasi Indonesia (Telkom) Tbk resmi menjadi pemegang saham Tiphone Mobile. Melalui anak usahanya PT PINS Indo-nesia, Telkom memiliki 25% sa-

ham Tiphone Mobile.Saat ini Telkom sedang me-

mutar otak mendongkrak kiner-ja. Pendapatan perusahaan tele-komunikasi pelat merah ini ter-ancam stagnan lantaran pasar kelewat penuh. Salah satu cara-nya, dengan mendorong pelang-gan yang selama ini memakai jasa telepon (voice) dan pesan singkat (SMS) menjadi pelang-gan data. Jumlahnya mencapai 70 juta pelanggan.

Berdasarkan karakteristik, pelanggan tersebut adalah orang-orang yang efisien, tidak memerlukan ponsel mahal. Yang mereka butuhkan adalah ponsel murah dengan layanan yang optimal. Di sinilah peran Tiphone Mobile. Pabrik terse-but akan memasok kebutuhan bagi pelanggan Telkom yang membutuhkan ponsel murah dengan layanan optimal.

Rencana lain ke depan, Ti-phone Mobile akan memperbe-sar pendapatan dari jasa yang diberikan. Kami sedang mengu-rus izin dari regulator untuk menggarap bisnis branchless banking. Nantinya, masyarakat bisa melakukan setoran dan ta-rik tunai, pembayaran tagihan listrik dan air, hingga pemba-yaran cicilan pinjaman di resel-ler kami. Platform untuk ini se-dang kami kembangkan.

Di Malaysia, Telekomunikasi Indonesia International (Telin) Sdn. Bhd. mempercayakan kami membuka jaringan distri-busi voucher prabayar. Kami membidik enam juta tenaga kerja Indonesia (TKI) yang be-kerja di perkebunan. Di Singa-pura, Telkomsel dan Singtel mempercayakan kami menge-lola GraPARI. Kami menyedia-kan sumber daya untuk mem-perbaiki produk Telkomsel dan Singtel jika ada keluhan dari pelanggan hingga isi pulsa.

Dengan berbagai rencana ini, saya yakin Tiphone memiliki potensi untuk terus tumbuh. o

Lebih dari 20 tahun menggeluti distribusi produk telekomunika-si, membuat Tan Lie Pin paham bentul seluk beluk bisnis terse-but. Pekerjaan itu juga membuat perempuan yang akrab dipang-gil Lily Salim itu sering keliling Indonesia.

Pengalaman Lily menjelajah nusantara berawal dari penuga-sannya untuk menjual produk Telkomsel di Kota Medan, Sumatra Utara. Kala itu nama Telkomsel yang berdiri di Batam (1995) belum banyak dikenal di Medan. Ternyata, kerja kerasnya berha-sil. Produk Telkomsel mendapatkan apresiasi bagus di Medan. Sejak itu, wanita 47 tahun ini diminta keliling Indonesia untuk menjajakan produk-produk Telkomsel.

Nah, berangkat dari penugasan inilah Lily senang blusukan ke daerah-daerah terpencil untuk membuka jaringan. Kebiasaan itu terus dia jalankan hingga menjabat sebagai orang nomor satu Tiphone Mobile. “Bulan lalu saya baru dari Sebatik, Kalimantan Timur. Tempatnya jauh, harus naik pesawat dari Jakarta, lalu kapal perintis selanjutnya perahu kecil,” ujarnya.

Lily bilang, traveling ke daerah-daerah terpencil walaupun untuk urusan kerja cukup mengasyikkan. Soalnya, dia bertemu dengan banyak orang dan menambah teman.

Pengalaman panjang dalam bidang distribusi alat telekomuni-kasi tentu juga membuat jebolan Universitas Jayabaya, Jakarta, ini cukup paham tentang handset dan aplikasi terbaru. Ini untuk menunjang pekerjaannya. Namun, ada kalanya Lily menjaga ja-rak dengan alat-alat komunikasi. Salah satu caranya: dengan melakukan meditasi. Hampir setiap hari ia berusaha meluangkan waktu untuk bermeditasi. Bahkan dia menyediakan waktu khu-sus, lo, untuk meditasi. Saban tahun ia menghabiskan waktu selama 12 hari penuh untuk melakukan aktivitas tersebut. Biasanya kegiatan ini Lily lakukan di akhir tahun.

Lokasinya meditasinya di daerah Gunung Geulis, Bogor. “Ibarat baterai, meditasi seperti mengisi ulang. Pikiran-pikiran menjadi jernih dan tenang saat meditasi,” kata Lily yang memulai karier sebagai customer service manager.

Lily menambahkan, dirinya ketagihan melakukan meditasi di daerah pegunungan lantaran bisa merasa jauh dari suara ponsel. “Juga pekerjaan yang membebani pikiran,” ujarnya. o

Keliling Indonesia dan Meditasi di Gunung

Kuat dan

Lentur

Hari-hari belakangan ini, kondisi ekonomi negara kita layaknya sebuah

misteri. Seolah-olah tak ada yang bisa menganalisis dan me-ramalkan, berapa angka per-tumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, ataupun Indeks Harga Saham Gabungan akan menuju? Semuanya seolah serba tak pas-ti. Oleh karenanya, begitu sulit (jika tidak ingin dikatakan mus-tahil) untuk diprediksi. Jargon populer uncertainty is the new certainty seperti menemukan kebenaran yang nyata dalam situasi seperti sekarang.

Namun, jika ditelusuri lebih jauh, persoalan ketidakpastian tak hanya terjadi baru-baru ini. Sejak beberapa tahun silam du-nia usaha sudah dilingkupi de-ngan suasana ketidakpastian. Hanya, bulan-bulan terakhir ini kondisi ketidakpastian seakan longsor dengan curamnya, dan membuat orang kehilangan ke-percayaan diri untuk memikir-kan, menganalisis, dan membuat p e r k i r a a n atas kondisi di hari-hari mendatang.

M e l a l u i analisis waca-na, kita bisa melihat ada beberapa ko-sakata yang lazim diucapkan oleh para pelaku usa-ha dalam bebera-pa tahun terakhir, semisal: wait and see, gejolak ekono-mi, ataupun menan-ti respons pasar. Is-tilah cautious opti-m i s m y a k n i optimisme penuh kehati-hatian yang sejak beberapa tahun lalu begitu populer (karena sering diucapkan oleh para petinggi negara dan pengamat ekonomi dunia dalam konteks pemulihan ekonomi di Eropa khususnya Yunani) juga tak jarang muncul dalam sesi dialog ekonomi dan bisnis.

Bila dicermati, kosakata di atas mencerminkan sikap pela-ku usaha yang tak pernah sepe-nuhnya optimistis, tapi sekali-gus juga tidak sudi pesimistis terhadap kondisi yang ada. Ti-daklah keliru jika dikatakan saat ini kita hidup dalam suasa-na VUCA, yaitu volatile (mudah berubah), uncertain (tak me-nentu), complex (kompleks), dan ambigous (tak jelas). Isti-lah yang awalnya digunakan oleh Pentagon, Departemen Pertahan Amerika Serikat (AS), untuk menggambarkan situasi geopolitik dunia tersebut, saat ini juga berlaku bagi konteks ekonomi dan bisnis.

Sebagai entitas yang terko-neksi dengan komunitas global dan regional, tentunya Indone-sia tak bisa lepas dari pengaruh eksternal. Oleh karena itu, ti-daklah mengherankan jika kon-disi ekonomi di AS ataupun

China akan ikut mempengaruhi kondisi ekonomi negara lainnya pula termasuk Indonesia. Per-forma ekonomi AS yang mem-baik dan membuat bank sen-tralnya mengambil ancang-an-cang meningkatkan suku bunga, telah menimbulkan goncangan di bursa efek Jakarta.

Sama halnya pula kebijakan China yang mendevaluasi mata uang negaranya, yuan, demi p e n i n g - katan daya

saing ekspor, juga ikut menye-ret nilai tukar rupiah. Itulah risi-ko hidup sebagai bagian dari sebuah komunitas mondial yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sedemikian dah-syat pengaruh eksternal, seo-rang rekan bertanya setengah seloroh, “masih adakah peluang bagi kita untuk hidup di atas kaki sendiri?”

Tipe manusia

Seorang psikolog AS Julian B. Rotter pada tahun 1954 me-ngembangkan teori psikologi kepribadian yang sangat terna-ma, yang dikenal juga teori lo-cus of control. Menurut Rotter,

ada tipe manusia yang meng-anggap hidupnya (sikap, perila-ku, dan juga keputusannya) di-tentukan oleh pihak luar, yang disebutnya sebagai external lo-cus of control. Orang-orang se-perti ini merasa tak berdaya di-kepung oleh lingkungan di seki-tarnya, dan menyerahkan segenap arus hidupnya kepada pihak-pihak di luar dirinya.

Sebaliknya, ada juga tipe ma-nusia yang menganggap hidup-nya ditentukan oleh dirinya sendiri, dan disebut pula seba-gai internal locus of control. Orang-orang semacam ini yakin bahwa dia memiliki hak dan tanggungjawab untuk mengelo-la arah hidupnya sendiri. Ahli perilaku organisasi Stephen Covey menyebut manusia de-ngan external locus of control sebagai insan reaktif, dan ma-nusia internal locus of control sebagai insan proaktif.

Manakah yang lebih baik di antara dua pilihan ke-pribadian di atas? Untuk

menjelaskannya, p e r k e n a n k a n saya mengguna-kan perumpaan di bawah ini. Su-dah diketahui bersama, karena posisi geografis-nya yang berada pada tiga lem-peng benua (Eu-rasia, Pasifik, dan Laut Filipina),

Jepang menja-di negeri yang sangat rawan

gempa bumi. Ini adalah fakta geo-grafis yang meling-kupi kehidupan warna negeri mata-

hari terbit. Praktis tak bisa me-reka hindari!

Alih-alih meratapi dan me-ngecam takdir geografis terse-but, ahli bangunan di Jepang justru mengembangkan filosofi konstruksi yang memungkin-kan mereka untuk hidup ber-dampingan dengan suasana ra-wan bencana, yaitu bangunan yang kuat sekaligus lentur. Fon-dasi yang tertancap kuat ke da-lam dan tiang yang lentur meng-hadapi goncangan, membuat bangunan-bangunan di sana siap dan antisipatif menghadapi risiko gempa bumi yang bisa muncul setiap saat.

Sesungguhnya, ini mirip se-kali dengan kehidupan pohon bambu yang banyak kita jumpai di bumi pertiwi. Pohon bambu memiliki akar yang tertancap kuat di dalam perut bumi, seka-ligus juga batang yang menju-lang tinggi ke angkasa. Saat diti-up angin yang kencang sekali-pun, pohon bambu hanya akan bergoyang-goyang sejenak un-tuk tegak kembali. Akarnya te-tap kuat dan batangnya juga utuh tak terpatahkan.

Menghadapi goncangan, kita memang harus kuat di dalam sekaligus juga lentur menye-suaikan diri ke luar. o

Ekuslie Goestiandi, Pemerhat i Manajemen dan Kepemimpinan

Menghadapi

goncangan, kita

memang harus

kuat di dalam

sekaligus lentur

menyesuaikan

diri ke luar.

Refleksi

CEO TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 29

Yang Protes Itu Pemilik Kapal-Kapal Besar

Menaikkan nilai ekono-mis sektor perikanan dan kelautan memang

bukan target yang mudah. Susi Pudjiastuti pun tidak setengah-setengah mengejarnya. Berba-gai kebijakan berani pun ia am-bil seperti menenggelamkan kapal penangkap ikan asing yang beroperasi di wilayah per-airan Indonesia.

Tentu, perlu upaya lebih dari sekadar penenggelaman kapal pencuri ikan saja. Nah, apa saja yang sudah disiapkan Susi demi meningkatkan daya saing in-dustri perikanan? Kepada war-tawan Tabloid Kontan, Dadan M. Ramdan dan beberapa war-tawan lain, Menteri KKP Susi Pudjiastuti membeberkan ber-bagai agenda kerjanya. Berikut petikan dari wawancara yang berlangsung selama kunjung-an kerja Menteri Susi ke Si-ngapura, tiga pekan lalu:

KONTAN: Apa program Kemente-rian Kelautan dan Perikanan di tahun 2016?SUSI: Pakan mandiri untuk aquaculture. Ke-marin saya mela-kukan kunjungan kerja ke Norwegia. Satu agendanya adalah mengunjungi pameran aquaculture terbesar di dunia. Saya pi-kir kita bisa ba-nyak belajar dari Norwegia. Kendati ukuran-nya kecil, negeri ini bisa mengeks-por Salmon dengan nilai hingga US$ 10 miliar.

Aquaculture Nor-wegia juga tidak hanya untuk memenuhi kebu-tuhan konsumsi di dalam negeri. Konsumsi dalam negeri mereka tidak sam-pai sepersepuluh dari produksi. Jadi, 90% dari produksi diekspor. Saya pikir ini aquaculture

yang harus kita contoh. Selama 10 tahun terakhir, kita mengem-bangkan aquaculture hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik karena tak ada ikan dari laut.

Yang paling memprihatinkan, 70% dari biaya produksi ikan aquaculture kita ada di pakan yang merupakan bahan impor. Saat dollar nilainya tinggi se-perti sekarang, itu akan mem-bebani pembudidaya. Cost dari aquaculture sendiri menjadi sangat tinggi.

Itulah kenapa kita mengalo-kasikan anggaran yang sangat besar di 2016 untuk pakan man-diri. Kalau aquaculture kita bergan-

tung pada pakan impor, kita ti-dak akan kuat, gampang ter-ganggu oleh pasar global, seper-ti sekarang.

KONTAN: Konsep aquacultu-re yang pas untuk Indonesia itu seperti apa?SUSI: Saya lebih ingin me-ngembangkan aquaculture yang tidak membutuhkan pa-kan, seperti rumput laut. Atau, kita merevitalisasi situ, danau, mengembalikan ke alam dulu. Jadi pemerintah akan meng-adakan restocking di sungai dan danau. Tentu, ini perlu pe-nataan karena saya dengar be-berapa danau sudah overpopu-lated oleh keramba. Terakhir yang sangat dengar, kualitas air di Danau Toba sudah sangat ti-dak baik karena intensifikasi aquaculture di sana.

Jadi perlu penertiban, pena-taan ulang tata ruang dan daya dukung dari danau itu sendiri. Kembali ke yang saya lihat di Norwegia, sustainibility pada akhirnya akan menjadi satu ke-rangka dari semua kegiatan aquaculture. Bagaimana meng-atur kuota tangkap, mengatur penyakit tidak muncul sehingga tidak perlu antibiotik, sampai bagaimana kita bisa memenuhi ketentuan dunia yang mengha-ruskan ikan sehat.

KONTAN: Dari hasil kun-jungan ke Norwegia, ada yang terkait dengan pengelolaan hasil perikanan?SUSI: Dua hari penuh kami melakukan workshop bilateral.

Pemerintah Norwegia, di-

wakili seluruh institusi yang terkait dengan penegakan hu-kum untuk illegal fishing. Di sana, illegal fishing termasuk kejahatan ekonomi karena per-ikanan merupakan sumber pen-dapatan terbesar di Norwegia, setelah minyak. Nah, empat lembaga Norwegia akan mem-beri bantuan operasional untuk kasus-kasus hukum. Mereka juga akan membantu penyiapan tenaga pengawas dan penegak hukum yang andal di sini.

Mereka juga akan membantu penyiapan petugas pajak yang andal. Harapannya, nanti di pa-jak ada task force untuk tax crime di bisnis perikanan.

KONTAN: Seberapa besar po-tensi kerugian negara akibat kecurangan pajak perusaha-an-perusahaan itu? SUSI: Sekarang ada 29 perusa-haan yang akan dibawa ke Dir-jen Pajak untuk diekseminasi. Ini informasi yang sangat berni-lai bagi Dirjen Pajak. Saya kira dalam waktu dekat akan ada hasilnya. Satu perusahaan saja yang relatif kecil, bisa merugi-kan hingga Rp 50 miliar.

KONTAN: Kembali soal ille-gal fishing, apa saja manfaat yang sudah terlihat saat ini?SUSI: Hasilnya luar biasa di Selatan Aceh karena tidak ada lagi kapal-kapal besar. Ikan tuna anjing pun bisa tertangkap di Aceh. Ikan itu sebelumnya tidak pernah ada di sana.

KONTAN: Berapa target eks-por kita di tahun ini?SUSI: Targetnya US$ 5,4 miliar itu naik 18% dari tahun lalu. Saya mau lebih besar dari itu. Itu rencana kerja biasa.

KONTAN: Ada yang meng-kritik penegakan hukum beru-pa peledakan kapal berdampak buruk terhadap nelayan kita?SUSI: Apanya yang buruk? Kan

ikannya menjadi banyak. Nah, kita tahun depan me-

miliki dana belanja kapal Rp 4 triliun untuk nela-yan. Jadi ada sekitar 3.000 unit-4.000 unit ka-pal berbobot 5 gross ton (GT). Kapal ini akan di-bagi. Seleksi siapa yang akan menerima dise-

rahkan ke daerah-daerah. Ke koperasi.

KONTAN: La-rangan penggu-naan alat tang-

kap tertentu juga menuai protes,

ya?SUSI: Larangan itu dulu juga di-protes nelayan kecil. Nelayan kecil tidak se-

nang dengan can-trang dan trawl. Ke-

napa protes nela-yan kecil tentang cantrang tidak ada? Yang bilang

disetop itu siapa?

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan

Sejak hari pertama diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti selalu dikelilingi kon-troversi. Mulai penampilannya hing-ga berbagai kebijakannya mengun-dang perhatian publik. Terlepas dari berbagai keriuhan yang kerap meng-iringinya, Susi yang tamatan sekolah menengah ini mengusung misi besar. Ia berniat mengerek nilai ekonomis dari sektor perikanan dan kelautan di negeri ini.

Tidak hanya pernyataan dan tindakannya yang kerap mengundang reaksi publik. Penampilan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sering mem-betot perhatian khalayak.

Seperti penampilan Susi saat menjadi pembicara utama dalam kuliah umum yang digelar di Rajaratnam School of International Studies (RSIS), di Nanyang Technological University di Singapura, akhir Agustus lalu. Di depan ratusan ma-hasiswa tersebut, wanita kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini tampil dengan rambut berwarna merah burgundi.

Susi mengaku menyem-patkan diri hingga tengah malam untuk menyemir rambut di kamar hotel tem-patnya menginap. “Kayak begini, nih, yang disuka. Semalaman saya kurang ti-dur,” tutur dia.

Susi memilih warna itu dengan alasan agar sesuai dengan pakaian bermotif batik yang dikenakan. Memang, ibu dari tiga anak itu terlihat lebih muda.

Gaya Susi mengendarai sepeda motor juga menjadi bahan perbincangan. Foto itu sendiri diambil saat dia mengunjungi kawasan K a l i m a n t a n T i m u r , November 2014 silam. Maklumlah, motor yang ia kendarai adalah motor yang umum digunakan pria.

Riwayat Pendidikan:n SMPn SMAN 1 Yogyakarta

(tidak tamat)

Riwayat Pekerjaan:n Menteri Kelautan dan

Perikanann Pemilik dan Presiden Di-

rektur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir produk perikanan

n Pemilik dan pengelola PT ASI Pudjiastuti Avia-tion, pemilik maskapai pe-nerbangan Susi Air. o

Begadang demi

Rambut

KONTAN/stvgott

30 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Dialog

Kami melarang tetapi belum di-enforce. Jangan salah mengerti, yang dilarang itu penggunaan alat tangkap cantrang. (Larang-an penggunaan cantrang ini tertuang dalam Peraturan Men-teri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan penggunaan alat pe-nangkapan ikan pukat hela atau trawls dan pukat tarik atau sei-ne nets).

KONTAN: Menurut Anda, siapa yang kemarin mengge-lar demonstrasi menentang aturan itu di kantor KKP?SUSI: Itu pemilik kapal-kapal besar yang mengatasnamakan nelayan kecil.

KONTAN: Organisasi mari-tim internasional (IMO) akan mendesak negara asal kapal flagstate untuk bertanggungja-wab atas kejahatan yang dila-kukan kapal. Jadi, flagstate bisa dituntut. Indonesia ke-marin mengeluarkan banyak flagstate. Apa upaya mencegah Indonesia tidak kena tuntutan di masa mendatang?SUSI: Yang kita takutkan, In-donesia sempat meng-issue 1.300 kapal asing untuk meng-gunakan bendera Indonesia. Dalam register sekarang ini Yamabiru Grup, Dwikarya Grup bendera Indonesia. Kalau mere-ka melakukan seperti yang dila-kukan di Thailand itu, jika ada penegakan hukum, negara kita bisa terkena liability atas per-budakan atau pencurian ikan.

Saya tidak tahu akan muncul kasus seperti apa. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Perhubung-an harus bekerja very closely untuk membereskan masalah ini. Jadi kapal-kapal yang sudah kita tutup izinnya, ya harus dideregistrasi. Tidak boleh dia keluar Indonesia tanpa didere-gistrasi. Nanti mereka bisa melakukan kegiatan yang kita tidak tahu apa. Kebijakan ini memang dilakukan karena ba-nyak negara yang menjual ben-dera saja.

KONTAN: Dari beberapa per-nyataan Anda, Anda terkesan anti impor garam. Apa ada alasan untuk menolak impor?SUSI: Enggak begitu. Begini, kebutuhan total garam kita se-kitar 4,1 juta ton atau 4,2 juta ton. Produksi nasional kita 2,7 juta. Seharusnya, impor kita maksimal 1,4 juta ton. Bahkan, impor 1,1 juta ton sebenarnya sudah cukup. Kalau garam im-por masuk di saat panen, harga garam lokal di tingkat petani tinggal berkisar Rp 200-Rp 300.

Garam impor ini banyak dipa-kai sebagai bahan mengoplos garam pangan. Memang, ada yang butuh garam industri, se-perti Asahi yang memang harus garam bersih.

Kalau garam industri, kuali-tasnya memang berbeda. Kadar NaCl-nya tinggi, kadar magnesi-umnya rendah, kemudian keke-ringannya bagus. Garam Indo-nesia tidak banyak yang bisa begitu. Maka, Asahi dan pabrik kimia lain harus impor.

Tapi kebutuhan mereka itu maksimal 1,1 juta ton. Tetapi impornya setiap tahun tetap berkisar 2,2 juta ton hingga 2,7 juta ton.

KONTAN: Bagaimana de-ngan penegakan hukum untuk kasus pencurian ikan?SUSI: Untuk kapal-kapal yang langsung ditenggelamkan ada 100 kasus lebih. Administrasi sudah dilakukan. Jadi tidak menunggu lama setelah ditemu-

kan pelanggaran. Yang dicabut izinnya ada 168 dan yang terke-na pidana ada 49 perusahaan.

KONTAN: Setelah Anda men-jadi Menteri Kelautan dan Perikanan, apa ada modus baru pencurian ikan?SUSI: Hasil tangkapan kapal kecil dinaikkan ke kapal besar. Jadi, kapal kecilnya yang ber-operasi untuk menangkap tuna. Satu kapal kecil ini bisa menda-pat ikan senilai Rp 80 juta. Satu kapal tertangkap di Ambon. Ada ratusan kapal kecil yang melakukan modus seperti ini.

KONTAN: Sejauh ini bagai-mana dukungan dari luar ne-geri terhadap industri per-ikanan Indonesia?SUSI: Sangat baik buktinya Amerika Serikat membebaskan impor tarif untuk produk per-ikanan kita. Ini memberi sup-port cash in hampir US$400 juta karena nilai eksport kita sekitar US$ 1,8 miliar. Itu mena-ikkan harga di tingkat petani. Yang saya tahu harga di tam-bak-tambak vannamae di Pang-andaran dan Pantai Selatan lain sudah naik dari Rp 43.000 per kg menjadi Rp 47.000 per kg.

Norwegia juga terbuka untuk semua produk perikanan dari Indonesia. Saya minta juga In-donesia menjadi importir sal-mon dari Norwegia untuk re-processing. Kita lihat saja China dan Polandia yang mengimpor ribuan ton salmon dari Norwe-gia untuk di-fillet, di-smoked, lantas diekspor kembali ke pa-sar Eropa.

KONTAN: Anda berniat membuka keran impor salmon dari Norwegia?SUSI: Untuk reekspor akan dibuka. Tapi harus dijajaki dulu ada tidak yang mau. Tapi saya pikir itu potensi besar untuk kita: ada penyerapan tenaga kerja dan kita bisa mendapat fee yang lumayan.

KONTAN: Setelah bertugas hampir setahun, Anda melihat apa persoalan utama perikan-an di Indonesia?SUSI: Persoalan selama ini adalah bagaimana kita bisa menjaga ketersediaan stok. Jadi pas produk banyak, bisa kita simpan dan gunakan di saat kosong karena nelayan tidak bisa melaut setiap hari.

Kita akan investasi di 15 pu-lau dengan nilai Rp 1,5 triliun untuk pengadaan fasilitas yang terintegrasi. Ada kapal cold sto-rage, kapal angkut dan fasilitas processing. Harus sustanaible fisheries. Kalau yang trawl ti-dak ada karena cara tangkap-nya menghabiskan ikan. Yang patut diingat, China pun sudah melarang kapal model trawl.

Kenapa harus dibuat satu set? Ya agar bisnis processing jalan. Nilai investasi untuk satu pu-launya Rp 100 miliar.

Kami mau pembangunan satu pulau yang terintegrasi itu men-jadi model pembangunan pesi-sir seluruh Indonesiadi masa depan. Jadi tidak boleh ada ka-pal, tetapi tidak ada pelabuhan. Atau, ada pelabuhan, tetapi ti-dak ada kapal. Atau, ada kapal, tetapi tidak ada cold storage. Jadi harus ada satu paket yang lengkap. Dan fasilitas lengkap itu nanti akan diserahkan ke kelompok, yang berbentuk ko-perasi. Karena si pengelola ha-rus berbadan hukum. Kami su-dah bekerjasama dengan Men-teri Usaha Kecil dan Menengah. Di tahun ini, ada 800 kelompok nelayan yang akan dikukuhkan sebagai koperasi. o

Membalikkan

Sentimen

Beban ekonomi yang dipi-kul pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf

Kalla (JK) tidaklah ringan. Roda ekonomi terasa kian berat kare-na pemerintah tidak dapat se-penuhnya fokus untuk meng-atasi masalah perlambatan ekonomi domestik. Ada berba-gai masalah yang mendadak muncul, seperti polemik pene-gakkan hukum.

Jika kita berpikir dengan ke-pala dingin, tidak seharusnya kita mencibir terlalu dini peme-rintahan yang baru bekerja se-lama paruh pertama, untuk ne-gara sebesar dan seluas Indone-sia. Ketidaksabaran dan terlalu mudah menyanyikan lagu sum-bang, akhirnya justru membuat kondisi perekonomian negara ini semakin terpuruk.

Memang, masyarakat jadi mudah mempertanyakan ke-mampuan pemerintahan karena kabinet Jokowi-JK memasang janji dan target yang sangat tinggi di awal masa kerjanya. Target yang sangat tinggi itu memunculkan harapan yang luar biasa di masyarakat.

Wajar ketika realita jauh me-lenceng dari harapan awal, sen-timen negatif menyeruak. Me-mang ironis, terlalu tingginya target yang dipasang justru ber-ujung negatif di mata masyara-kat dan investor. Bukankah se-harusnya target yang tinggi, bisa menjadi penambah energi untuk bisa melakukan penca-paian yang maksimal?

Mari kita lihat perjalanan perekonomian Indonesia sam-pai semester I-2015. Di awal pemerintahannya, Jokowi-JK melakukan gebrakan yang sa-ngat berani. Pemerintah meng-alihkan pos subsidi bensin. Ti-dak ada yang menyangka, akhirnya Indonesia terbebas dari sandera subsidi BBM yang berlangsung hampir 70 tahun.

Kebijakan ini menuai senti-men positif di pasar. Penghe-matan subsidi BBM membuat ruang fiskal pemerintah mele-bar. Subsidi energi turun drastis dari Rp 350 triliun selama tahun 2014 menjadi Rp 138 triliun di APBNP 2015.

Pengalihan subsidi itu me-mungkinkan Pemerintahan Jo-kowi-JK membangun infra-struktur secara intensif dan berkelanjutan. Selama ini, infra-struktur yang terbatas merupa-kan biang masalah bagi pereko-nomian Indonesia. Masyarakat dan pebisnis tentu menyambut positif keinginan niat ini.

Beberapa bulan berselang, lembaga pemeringkat interna-sional Standard and Poor’s (S&P) memberikan apresiasi terhadap perekonomian Indo-nesia. Outlook perekonomian Indonesia dikerek naik dari stabil menjadi positif. Ini arti-nya, tinggal selangkah lagi pe-ringkat utang Indonesia menuju investment grade.

Namun rasa optimistis itu tak berumur panjang. Aura positif, berbalik menjadi negatif. Per-tumbuhan ekonomi sampai se-mester I-2015 sungguh menge-

cewakan, hanya 4,7%, lebih rendah dibandingkan posisi ta-hun lalu, yaitu 5,1%.

Pengeluaran pemerintah ga-gal memainkan peran sebagai penyangga perlambatan ekono-mi domestik. Realisasi pengelu-aran pemerintah sampai semes-ter I hanya 39%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu 40%. Pertum-buhan pengeluaran pemerintah di kuartal II-2015 hanya 2,3% jika dibandingkan tahun lalu alias year-on-year (yoy), turun dari kuartal I, 2,7% yoy.

Sisi konsumsi rumah tangga, yang menyumbang sekitar 50% - 55% pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga tampak meri-saukan. Angka pertumbuhan terlihat melambat, dari 5,01%

yoy di kuartal I 2015 menjadi 4,97% yoy di kuartal II. Sinyal tergerusnya daya beli, jika dibi-arkan akan berpotensi memper-lambat perekonomian secara keseluruhan.

Gagal kelola inflasi

Satu penyebab penurunan daya beli adalah ketidakkonsis-tenan dan buruknya upaya pe-merintah menjaga tingkat infla-si. Selama dua bulan pertama di tahun ini terjadi deflasi masing-masing 0,2% dan 0,4%. Namun selama April – Juli, inflasi tam-pak kurang terkendali.

Kebijakan yang berkaitan de-ngan pangan seolah-olah tidak diperhitungkan secara akurat, berapa permintaan dan paso-kannya. Ini yang menyebabkan harga daging sapi bergejolak justru setelah perayaan Lebar-an. Agak sulit diterima akal ka-lau pemerintah tidak mampu menghitung kebutuhan dan stok yang ada. Mungkinkah ada pihak yang bermain, yang se-ngaja menggerogoti kredibilitas pemerintah?

Akibatnya pengendalian in-flasi tahun ini, terlihat lebih bu-ruk dibandingkan tahun lalu. Inflasi makanan bergejolak (vo-latile food) sepanjang Mei – Juli 2015 secara rata-rata 1,8%. Ang-ka itu naik dua kali lipat diban-dingkan tahun lalu.

Koordinasi yang macet antar kementerian juga terlihat pada kenaikan harga-harga yang di-atur pemerintah (administered price). Inflasi harga yang diatur pemerintah selama Mei – Juli 2015 rata-rata 0,9%, lebih tinggi dari tahun lalu, yaitu 0,8%.

Menarik untuk disimak, pada April 2015 lima harga yang di-atur pemerintah justru naik bersamaan. Masing-masing ada-lah elpiji, bensin, solar, angkut-an dalam kota, dan tarif kereta api. Ini baru pertama kali terja-di. Kelima komponen tadi me-nyumbang inflasi sebesar 0,33% dari total inflasi bulanan sebe-sar 0,36% di bulan April 2015. Dengan kata lain, kelima kom-ponen harga yang diatur peme-rintah tersebut menyumbang inflasi 92% di bulan itu.

Situasi suram pun muncul karena ekonomi melambat, in-flasi kurang terkendali, plus ru-piah terdepresiasi akibat imbas pasar global. Untuk membalik-kan keadaan ini, pemerintah perlu mengambil kebijakan dan melakukan komunikasi yang efektif dan rasional.

Kuncinya, pemerintah harus melakukan tindakan riil, yang mudah dimengerti masyarakat, pebisnis dan investor. Tunjuk-kan bahwa pengeluaran peme-rintah melalui pembangunan infrastruktur berjalan mulus sejak kuartal III hingga akhir tahun ini.

Koordinasi antar kementeri-an harus makin solid agar kebi-jakan yang diambil saling men-dukung. Bukan kebijakan se-saat, yang emosional, hingga akan dilihat rakyat sebagai ke-bijakan yang plin plan.

Jika itu dilakukan pemerintah secara maksimal, saya kira ma-syarakat akan mengapresiasi. Walau pertumbuhan ekonomi tetap melambat, sentimen nega-tif tak bertambah.

Apalagi ada banyak penyebab yang menganggu ekonomi kita. Pemulihan ekonomi global ber-jalan di tempat, terutama kare-na ekonomi Tiongkok melam-bat. Ada lagi faktor anjloknya harga komoditas dan ketidak-pastian kenaikan bungan acuan di Amerika Serikat.

Rangkaian kombinasi masa-lah itu menyebabkan upaya pe-mulihan ekonomi global sema-kin kompleks dan tidak menen-tu. Akibatnya, perekonomian domestik ikut terganggu.

Yang penting dan sangat di-tunggu adalah pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan melakukan usa-ha dan tindakan yang maksimal untuk menjaga perekonomian yang kini dalam kondisi sulit. Dengan kata lain, mengutip dari Lynn Northrop adalah “Do so-mething, feel a little better. Do more, feel even better.” o

Anton Hendranata, Ekonom

Selama April

2015, lima harga

yang diatur

pemerintah

mengalami

kenaikan.

Analisis Ekonomi

Dialog TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 31

Uji ketahanan OJK dan BI menyatakan bank bisa menyerap risiko

Roy F., Dian S., Galvan Y.

Rupiah betul-betul tak ber-daya. Sudah dua pekan terakhir mata uang garu-

da berkutat d i k isaran Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, Ka-

mis (11/9) lalu, rupiah melemah 0,5% ke posisi Rp 14.333 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjuk-kan pelemahan rupiah sebesar 0,7% menuju Rp 14.322.

Ini posisi rupiah terlemah se-jak 1998. BI pun sudah menya-takan, nilai tukar rupiah sudah di bawah fundamentalnya. Al-hasil, pelemahan rupiah tentu mendatangkan rasa cemas akan datangnya krisis moneter se-perti 1997–1998. Kala itu ekono-mi Indonesia mendapat han-taman telak yang berasal dari pelemahan rupiah yang mem-buat banyak bank kolaps.

Bagi perbankan, kondisi se-macam ini bisa membawa ma-salah. Rupiah yang terus keok melawan dollar AS bisa mem-buat banyak pelaku usaha yang berutang ke bank kesulitan membayar cicilan. Maklum, se-bagian besar bahan baku meru-pakan produk impor. Alhasil, dollar yang mahal membuat harga barang yang mereka pro-duksi ikutan menjadi mahal. Celakanya, daya beli masyara-kat sedang memble sehingga penjualan kian merosot.

Kalau sudah begini, perbank-an bakal menorehkan pening-katan rasio kredit bermasalah atawa nonperforming loan (NPL). Keadaan ini menuntut bank mengerek pencadangan yang akan berujung pada peng-gerusan rasio modal atau capi-tal adequacy ratio (CAR).

Tak berhenti sampai di situ. Bank juga harus menghadapi risiko likuiditas valuta asing (valas). Dalam kondisi pele-mahan rupiah seperti sekarang, banyak pihak yang masih belum bersedia melepas valas mereka. Perbankan bisa mengalami ke-sulitan likuiditas jika tidak pu-nya pasokan valas, sementara ada kewajiban utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

Meski bakal banyak masalah akibat pelemahan rupiah, Otori-tas Jasa Keuangan (OJK) masih

percaya diri perbankan Indone-sia bisa menyerap segala risiko yang muncul. Mengacu pada stress test yang mereka lakukan Maret lalu, saat rupiah berteng-ger di kisaran Rp 13.000 per dollar AS, bank kita masih cu-kup kuat menyerap risiko keti-ka mata uang merah putih me-nyentuh level Rp 14.000. Soal-nya, pendapatan bank masih didominasi oleh bunga kredit. Sedangkan penghasilan bank dalam valas sangat kecil.

Masih kuat

Dalam uji ketahanan terse-but, menurut OJK, hanya ada empat bank sampai lima bank umum kegiatan usaha (BUKU) I yang modalnya tergerus signifi-kan. Lembaga superbodi itu su-dah meminta para pemegang saham bank-bank tersebut un-tuk menambah modal.

Tiga bank sudah menginjeksi modal tambahan sebesar Rp 150 miliar sampai Rp 300 miliar. Sementara dua bank lainnya melakukan penyesuaian strategi bisnis agar tak membe-ratkan bisnis mereka.

Cuma, Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Per-bankan OJK, mengklaim, seka-lipun nilai tukar rupiah menem-bus angka Rp 15.000 per dollar AS, perbankan kita masih kuat. “Tapi, ada kenaikan NPL. Kalau modal tergerus, bank harus tambah modal,” tegasnya.

Hasil uji ketahanan perbank-an oleh BI juga menunjukkan hal yang sama. Dalam stress test BI terhadap risiko pasar, mulai suku bunga, nilai tukar, sampai surat berharga negara (SBN), kondisi permodalan perbankan masih kuat.

Hasil uji ketahanan dengan asumsi kenaikan suku bunga hingga 5%, CAR bank hanya turun 62 basis poin (bsp).

Katanya, Masih Kuat Sekalipun Rupiah 15.000

KeuanganKeuangan32 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015

Sudah antisipasi

Walau terlihat masih aman, sejumlah bank sudah melaku-kan langkah antisipasi. Bank Rakyat Indonesia (BRI), misal-nya. Bank spesialis usaha mik-ro, kecil, dan menengah ini te-lah menggelar uji ketahanan dengan asumsi rupiah di Rp 16.000 per dollar AS. Hasil tes memperlihatkan, CAR BRI ma-sih di atas 8%. Cuma, “NPL bisa naik menjadi 2,5%,” kata Sunar-so, Wakil Direktur Utama BRI. Pada medio 2015 lalu, CAR bank pelat merah ini sebesar 20,15% dan NPL-nya 2,2%.

Sebagai langkah antisipasi, BRI akan menjaga likuiditas valas mereka. BRI bakal mem-bawa LDR valas ke kisaran 50%–60% sampai akhir tahun. Tingkat likuiditas ini akan dise-suaikan dengan memastikan tercukupinya kebutuhan dan pertumbuhan kredit valas.

Tak cuma itu, BRI akan selek-tif dalam menyalurkan kredit valas. BRI hanya memberikan pinjaman valas pada perusaha-an yang pendapatannya dalam mata uang asing. BRI juga bakal mengerem penyaluran kredit pada sektor yang rentan terke-na dampak pelemahan rupiah. “Kami memang sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit valas,” ucap Budi Satria, Sekre-taris Perusahaan BRI.

Saat ini, porsi kredit valas BRI hanya 10%–11% dari total kredit. Sementara NPL valas di rentang 1,2% hingga 1,4%.

Bank Mandiri juga sudah me-lakukan langkah antisipasi de-ngan melakukan stress test. Bank dengan aset terbesar ini menggelar uji nilai tukar Rp 13.500 sebagai asumsi terendah dan Rp 15.800 sebagai asumsi moderat. Hasilnya: kondisi per-modalan Bank Mandiri cukup memadai. Bahkan mereka ma-sih bisa berkinerja positif.

Kartika Wirjoatmodjo, Direk-tur Keuangan Bank Mandiri, bi-lang, dalam kondisi pelemahan rupiah tersebut, NPL banknya masih bisa dikendalikan. Bank Mandiri telah melakukan pen-cadangan yang optimal. Mereka berencana tetap mempertahan-kan coverage ratio di level 130% sampai dengan akhir tahun. Pada Juni , coverage ratio Bank Mandiri sebesar 135%.

Langkah serupa juga diambil Bank CIMB Niaga. Vera Handa-jani, Direktur Risk Manage-ment CIMB Niaga, mengatakan, banknya selalu melakukan comprehensive stress test tiap enam bulan atau lebih sering bila situasi dianggap membu-tuhkan uji ketahanan itu. Ske-nario stress test yang digunakan mencakup keadaan moderat dan ekstrim, dengan memper-timbangkan situasi lain serta diminta oleh regulator. “Kedua hasil stress test yang kompre-hensif dan konservatif memper-lihatkan kemampuan CIMB Ni-aga menjaga kecukupan modal dan tingkat likuiditas dalam kondisi stress hingga satu bulan ke depan,” beber Vera.

Menurut CIMB Niaga, pele-mahan rupiah tidak berpenga-ruh signifikan. Pasalnya, porsi kredit berdominasi dollar AS sangat kecil dari total kredit CIMB Niaga. Selain itu, mayori-tas pinjaman tersebut berasal dari perusahaan yang penda-

patan dalam dollar AS. Nah, saat ini yang menjadi

perhatian CIMB Niaga adalah dampak pelemahan rupiah ter-hadap aktivitas ekonomi. Dep-resiasi rupiah bisa mempenga-ruhi kualitas aset dan keterlam-batan kredit. Sebagai langkah antisipasinya, sejak awal tahun CIMB Niaga secara proaktif mengambil beberapa upaya. Contohnya, menambah penca-dangan aktiva produktif, mela-kukan restrukturisasi, meng-adakan review dan stress test terhadap berbagai portfolio sektor industri, menentukan strategi untuk antisipasi pem-burukan kualitas debitur.

Segendang sepenarian. Ha-ryono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada Interna-sional, mengklaim, pelemahan rupiah tidak berefek besar ter-hadap banknya. Soalnya, porsi pinjaman dollar AS hanya 1% dari total kredit mereka. “Seba-gian besar penyaluran kredit

kami juga pada sektor perda-gangan. Mereka ambil barang jadi kemudian jual dengan di-tambah margin,” ujarnya.

Walau tak berdampak gede, bukan berarti Bank Mayapada tidak menyiapkan langkah anti-sipasi. Dalam rangka menjaga likuiditas, Bank Mayapada me-naikkan secondary reserve atau dana yang ditempatkan di BI dalam bentuk sertifikat BI dan Sertifikat Deposito BI menjadi 18% dari total dana pihak ketiga (DPK). Padahal, bank sentral

hanya mematok 10%.Bank Mayapada dalam waktu

dekat juga akan menawarkan saham perdana dengan target mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 650 miliar. Uang ini akan membuat CAR-nya naik menjadi 14%. Aksi korporasi ini dipercepat sebagai bentuk anti-sipasi kondisi pasar yang kian tidak kondusif. “Dalam rencana bisnis, awalnya kami berencana melakukannya di akhir tahun nanti,” ungkap Haryono. Sedia payung sebelum hujan. o

KONTAN/Muradi

Meski masih kuat

menghadapi

pelemahan

rupiah, rasio

kredit macet

bank bakal naik.

Hasil uji ketahanan dengan asumsi kenaikan suku bunga hingga 5%, CAR bank hanya tu-run 62 basis poin (bsp). Depre-siasi nilai tukar rupiah sampai 50%, juga hanya memangkas CAR 3 bps. Sedang simulusi penurunan harga SBN 25% memperlihatkan, modal bank hanya tergerus 185 bps.

BI juga melakukan stress test dengan asumsi bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) me-lakukan normalisasi suku bu-nga. Dalam ujian ini, alat likuid perbankan akan turun 16% pada akhir 2015. Sementara tingkat likuiditas perbankan turun 287 bps. Kondisi itu masih aman lantaran di atas threshold 8,5%. Tapi, BI melakukan pengujian

menggunakan data keuangan bank tahun 2014 lalu.

Industri perbankan memang cukup sehat. Bank terus memu-puk modal. Pada Juni lalu, CAR perbankan ada di kisaran 20,28%, lebih tinggi dari posisi akhir 2014 sebesar 19,57%. Se-bagian besar modal perbankan merupakan modal inti (tier I) yang berasal dari pemegang sa-ham dan modal ditahan.

Kondisi likuiditas perbankan pun masih terjaga. Rasio inter-mediasi atau loan to deposit ratio (LDR) sudah turun jadi 88,46%. Adapun rasio alat likuid masih berkisar 17,35%.

Nah, yang sedikit mengkha-watirkan sejauh ini hanya NPL bank. Sejak awal tahun kredit bermasalah terus menunjukkan tren kenaikan. Per Juli lalu, NPL ada di angka 2,55%. Memang, masih jauh dari treshold 5%, tapi sudah mendekati 3% yang berarti lampu kuning.

Perkembangan Giro Wajib MinimumGWM Sem I–2012 Sem II–2012 Sem I–2013 Sem II–2013 Sem I–2014 Sem II-2014

Utama (%) 62,52 63,15 62,95 55,76 56,14 56,16

Sekunder (%) 19,54 19,73 19,67 27,88 28,07 28,08

LDR (%) 3,42 2,38 1,71 0,76 0,48 0,64

Valas (%) 14,53 14,74 15,67 15,61 15,31 15,13

Total GWM (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber: Bank Indonesia

Kredit Komoditas Utama Ekspor

KomoditasBaki Debet

per Desember 2014 (Rp t)

Pangsa thd Total Kredit (%)

Pertumbuhan (%)

Rasio NPL Gross (%)

Des’13 Des’14 Des’13 (yoy) Des’14 (yoy) Des’13 Des’14

Kelapa Sawit 188,81 4,31 5,19 31,95 20,60 0,84 1,19

Karet 24,98 0,70 0,69 20,83 (2,49) 1,22 3,06

Batubara 46,15 1,22 1,27 7,09 4,09 1,39 7,03

TPT 122,45 2,92 3,37 24,35 15,32 2,17 3,57

Sumber: Bank Indonesia

Kewajiban Valas Perbankan (triliun rupiah)

Periode < 12 bulan > 12 bulan

Juni 2012 (0,16) 0,28

Desember 2012 (0,56) 19,08

Juni 2013 0,97 20,80

Desember 2013 2,77 19,19

Juni 2014 4,92 20,95

Desember 2014 4,44 20,87Sumber: Bank Indonesia

Keuangan �KeuanganTABLOID KONTAN �14�September�-�20�September�2015 33

OJK merilis stimulus lanjutan untuk industri keuangan nonbank.

Agung Jatmiko, Ruisa Khoiriyah

Tekanan kelesuan ekono-mi domestik semakin hari semakin mencemaskan.

Banyak indikator yang mem-perlihatkan rapor perekonomi-an Indonesia dipenuhi oleh warna merah.

Yang terbaru, survei yang di-gelar Bank Indonesia (BI) me-nunjukkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) bulanan per Agustus 2015 lalu diperkirakan minus 6,1% dibanding Juli 2015 yang masih tumbuh 4,9%. Artinya, daya beli masyarakat benar-be-nar berada dalam tekanan.

Sedang kondisi pasar keuang-an juga belum memperlihatkan sinyal kebangkitan. Pergerakan harga saham dan obligasi makin mengenaskan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum mampu beranjak dari ki-saran 4.300-an. Yield obligasi negara tenor 10 tahun bahkan sudah melambung di atas 9,2%. Kurs rupiah atas dollar Amerika Serikat (AS) juga tak tertolong hingga terjerembab di level Rp 14.322, Kamis (10/9).

Tekanan di pasar keuangan yang tak jua mereda ini perla-han tapi pasti melahirkan efek buruk yang serius bagi kesehat-an industri keuangan. Akhirnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali merilis kebijakan baru untuk stimulus industri keuang-an, Jumat (4/9).

Pertama, relaksasi aturan permodalan perusahaan asu-ransi. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) No-mor 24 Tahun 2015 tentang Pe-nilaian Investasi Surat Utang dan Penyesuaian Modal Mini-mum Berbasis Risiko bagi Per-

usahaan Asuransi dan Perusa-haan Reasuransi, dan SE No. 25/2015 tentang Penilaian In-vestasi Surat Berharga Syariah dan Perhitungan Dana untuk Mengantisipasi Risiko Kegagal-an Pengelolaan Kekayaan dan/atau Kewajiban Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusaha-an Reasuransi Syariah.

Melalui beleid itu, OJK menu-runkan tolok ukur modal mini-mum berbasis risiko (MMBR), dari semula 100% menjadi 50%. Informasi saja, hitungan solva-bilitas risk based capital (RBC) perusahaan asuransi mengacu pada tujuh schedule. Nah, OJK merelaksasi dua di antaranya yakni investasi dan kapitalisasi aset, dengan cara menurunkan skornya menjadi 50%.

Adapun RBC tetap harus me-menuhi angka 120% seperti ke-tentuan yang berlaku saat ini. “Perhitungan ke 120% itu saja yang kami relaksasi,” terang Dumoly F. Pardede, Deputi Ko-misioner Pengawas Industri Keuangan NonBank OJK.

Hasil uji ketahanan

Penurunan kinerja pasar sa-ham dan obligasi yang cukup drastis belakangan telah ber-dampak buruk bagi kesehatan permodalan perusahaan asu-ransi. Maklum, hampir semua perusahaan asuransi berinves-tasi di pasar modal terutama di instrumen saham. “Setengah dari total portofolio perusahaan asuransi kita ada di pasar sa-ham,” beber Dumoly.

Alhasil, ketika harga saham berjatuhan seperti sekarang, dampak pada RBC tidaklah ke-cil. Begitu pula efek dari pele-mahan nilai tukar rupiah.

Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisioner OJK dan Kepala Eksekutif Pengawas In-dustri Keuangan NonBank OJK, mengungkapkan, lembaganya

telah menggelar simulasi stress test. Hasilnya, bila nilai tukar rupiah menembus Rp 14.000 per dollar AS, ada tiga perusa-haan asuransi umum yang RBC-nya turun dari level minimal 120%. Lalu, jika mata uang garu-da kian melemah ke Rp 15.000 per dollar AS, bertambah satu lagi perusahaan asuransi umum yang terganggu modal.

Di industri asuransi jiwa juga sami mawon. OJK mencatat, ada empat perusahaan hingga lima perusahaan yang berisiko

terganggu masalah modal dan likuiditas kalau nilai mata uang Uwak Sam semakin mahal. “Bagi perusahaan-perusahaan tersebut, relaksasi seperti ini sangat diperlukan, agar RBC kembali memenuhi ketentuan,” ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).

Kedua, untuk industri dana pensiun (dapen), OJK melong-garkan teknis pencatatan inves-tasi. Perusahaan dapen diizin-kan melakukan penilaian inves-tasi surat berharga memakai nilai penebusan terakhir tanpa didukung dokumen tertulis atau nilai perolehan diamortisasi. “Yang penting ada catatan akuntasinya,” kata Dumoly.

Tujuan relaksasi ini adalah agar nilai investasi dana pensi-un tidak jebol akibat kejatuhan pasar modal. OJK berharap, kebijakan-kebijakan tersebut

bisa menjadi penenang para stakeholder industri dapen, baik pelaku maupun nasabah. “Kare-na tanpa insentif, bisa-bisa in-dustri panik, padahal bisnisnya berhubungan dengan keperca-yaan,” papar Dumoly.

Lantas, bagaimana dengan industri pembiayaan atau multi-finance? Surat resmi berisi re-laksasi untuk industri pembia-yaan sampai Kamis (10/9) lalu, memang belum diteken. Na-mun, Dumoly bilang, OJK sudah menyiapkan dasar aturan yang membolehkan multifinance menyalurkan refinancing.

Soalnya, OJK melihat ada tumpukan dana yang besar di multifinance, baik dari hasil penerbitan obligasi maupun kredit perbankan. “Bila tidak disalurkan menjadi pembiaya-an, membuat cost of fund men-jadi tinggi,” jelas Dumoly.

Batas refinancing dipatok maksimal Rp 200 juta dan harus diasuransikan. Toh, OJK tak khawatir relaksasi itu bakal melahirkan masalah baru, mi-salnya, lonjakan nonperfor-ming finance (NPF). “Kan, su-dah ada mekanisme manajemen risiko,” ujar Dumoly.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), mengapresiasi langkah OJK ini. Cuma, pelaku industri kurang yakin stimulus itu bisa langsung mengerek pertumbuhan. “Ma-salahnya, daya beli masyarakat ada atau tidak?” katanya.

Industri pembiayaan memang babak belur akibat terimbas kejatuhan kinerja industri oto-motif. Ketika daya beli jatuh, sebagai industri turunan, multi-finance sulit berkelit. “Kita lihat saja dua bulan atau tiga bulan lagi bagaimana efek stimulus tersebut,” imbuh Suwandi.

Ya, lebih baik ada stimulus, daripada tidak samasekali, bu-kan? o

Obat Kuat Lanjutan agar Bisa Bertahan

Modal

perusahaan

asuransi goyah

akibat tekanan

pasar saham

dan rupiah.

Sibuk Benahi Industri Non-Bank

Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) me-longgarkan beberapa

aturan, agar keberlangsung-an bisnis industri keuangan bisa tetap berjalan di tengah tekanan ekonomi, bukan se-kali ini dirilis. Akhir Juli lalu, OJK malah mengeluarkan 35 kebijakan stimulus bagi in-dustri di bawah naungannya, guna merespon kondisi per-ekonomian domestik yang makin mencemaskan.

Khusus untuk industri ke-uangan nonbank, kebijakan stimulus ketika itu ada em-pat macam. Pertama, pe-longgaran nonperforming financing (NPF) perusahaan pembiayaan. Kedua, pe-ngembangan asuransi perta-nian. Ketiga, pembentukan rating agency untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keempat, pengem-bangan lembaga keuangan mikro. Namun, belum ada kebijakan yang ditujukan untuk industri asuransi mau-pun dana pensiun.

Dumoly F. Pardede, Depu-ti Komisioner Pengawas In-dustri Keuangan NonBank OJK, mengakui, kebijakan lanjutan yang ditujukan un-tuk asuransi dan dana pensi-un, sifatnya lebih responsif terhadap perkembangan ter-akhir perekonomian dan pa-sar keuangan. “Kalau lang-kah responsif yang bersifat sementara, tidak perlu ma-suk paket,” kata dia.

Yang pasti, stimulus lan-jutan yang baru dirilis awal September itu berlaku sela-ma kondisi perekonomian lesu seperti saat ini. “Ketika ekonomi kembali normal, surat edaran itu tidak lagi berlaku,” ujar Dumoly.

Nah, dalam waktu dekat OJK juga bakal merilis kebi-jakan baru untuk industri asuransi penjaminan dan asuransi perhubungan lintas darat. Sayang, Dumoly eng-gan membeberkan gambaran dua kebijakan itu.

Selain menyorot industri asuransi, OJK juga tengah menggodok kebijakan revi-talisasi modal ventura. Da-lam pandangan regulator, industri modal ventura ma-sih ketinggalan perkembang-annya dibandingkan industri keuangan lain. “Bukan kare-na perusahaan modal ven-tura lemah, tapi karena OJK yang memang kurang perha-tian,” aku Dumoly.

Kebijakan revitalisasi mo-dal ventura tersebut salah satunya akan membidik ten-tang insentif perpajakan, khususnya untuk UMKM dan bisnis startup. Kemudian, perubahan ketentuan modal minimal perusahaan modal ventura dan kewajiban me-miliki rasio ekuitas minimal 30% atas modal disetor.

Semoga semua obat kuat itu betul-betul cespleng. o

KONTAN/Muradi

34 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 Keuangan

Bangun Jalan di Daerah dan Desa

SAAT ini proyek infrastruktur menjadi andalan pemerintah untuk mempercepat putaran roda ekonomi. Berbagai proyek skala besar, baik yang berben-tuk pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, pelabuhan, atau rel keretaapi dijanjikan akan terwujud.

Ada baiknya pemerintah memperhatikan proyek infra-struktur skala kecil-kecilan. Bentuk konkretnya adalah pembangunan jalan baru di se-tiap daerah tingkat kecamatan. proyek mikro ini juga bisa beru-pa perbaikan akses, baik jalan maupun jembatan yang menuju daerah pedesaan.

Untuk proyek mikro ini mungkin peran pemerintah pu-sat lebih sebagai pengarah atau perancang. Pelaksanaannya berada di tangan daerah.

Proyek ini bisa mendatang-kan manfaat ekonomi bagi me-reka yang terlibat di dalamnya. Kegunaan lain yang tak kalah penting adalah mengantisipasi kepadatan lalu lintas di berba-gai kota.

Kenyataannya, sampai kini banyak kabupaten atau kota di Pulau Jawa sekalipun yang tak memiliki jalan baru. Padahal, daerah kabupaten atau kota tersebut berada di jalur yang ramai. Ambil contoh kota tem-pat saya tinggal, Kroya, yang sangat bergantung pada Jalan Ahmad Yani. Itu adalah satu-satunya akses untuk keluar masuk wilayah kota.

Abdul Rosyid, Kroya,Jawa Tengah

Pemerintah Belum Serius Atasi Asap

KABUT asap akibat kebakaran hutan kembali melanda sejum-lah wilayah di negeri ini. Ini termasuk bencana karena me-nimbulkan kerugian material maupun nonmaterial.

Di atas kertas, kita bisa me-nyudahi gangguan kabut asap akibat kebakaran hutan. Namun alih-alih hilang, kabut asap jus-tru muncul setiap tahun.

Pengelolaan hutan dan per-kebunan yang asal-asalan serta minimnya penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran merupakan alasan mengapa bencana kabut asap tidak per-nah usai.

Daripada menyalahkan iklim dan cuaca, pejabat yang terkait dengan pengelolaan hutan dan penegakan hukum harus beker-ja lebih serius. Jika tidak, ben-cana kabut asap akan terus melanda negeri ini hingga hutan kita akhirnya gundul.

Yosef Wijaya, Tomang, DKI Jakarta

SELAMA menggunakan lis-trik prabayar, saya merasa ti-dak pernah merasa berhadap-an dengan mafia, seperti yang disinyalir Menteri Rizal Ramli. Potongan yang dikenakan un-tuk tiap kali pembelian adalah fee admin Rp 2.500 per trans-aksi dan pajak penerangan, yang juga ada jika kita ber-langganan listrik dengan sis-tim pasca-bayar.

0852 86547***

SUDAH menggunakan uang pajak rakyat, masih pula men-catut nama para pemilihnya. Rakyat perlu menuntut per-gantian pimpinan DPR.

0812 89262***

SEMOGA pergantian pimpin-an Bareskrim Polri mening-katkan kualitas penegakan hukum di negeri ini.

0819 1889***

Surat & PendapatGedung KONTAN

Jl. Kebayoran Lama No. 1119Jakarta 12210

Telepon(021) 535 7636(021) 532 8134

Faksimili(021) 535 7633

SMS0817 0177 738

[email protected]

PERTANYAAN:

Saya berniat menghapus nomor pokok wajib pajak (NPWP) milik ayah saya, yang telah meninggal. Perta-nyaannya, apakah harta yang selama ini tercantum dalam Surat Pemberitahuan (SPT) ayah saya, yaitu rumah dan tempat usaha, bisa dialihkan ke SPT milik saya?

Selama ini, rumah tersebut ditempati ibu dan adik saya. Selain itu, kami bermaksud mengontrakkan tempat usa-ha ke pihak ketiga. Apakah pengalihan tersebut membutuhkan surat wa-risan?

Terimakasih atas pen-jelasan Bapak.

Priskila,

Jakarta Barat

JAWABAN:

UNTUK menghapus NPWP, yang perlu dilakukan adalah mengajukan permohonan peng-hapusan NPWP oleh wajib pa-jak (WP) dan/atau ahli waris-nya, jika WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjek-tif dan/atau objektif, sesuai ke-tentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Misalnya karena WP orang pribadi yang

telah meninggal dunia.Sedang warisan yang belum

terbagi, dalam penjelasan Un-dang-Undang Pajak Penghasil-an (PPh), merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Penunjukan warisan se-bagai subjek pajak pengganti bertujuan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap da-pat terlaksana.

Sebagai subjek pajak, waris-an yang belum terbagi menggu-nakan NPWP dari WP orang pribadi yang meninggalkan wa-risan. Dan yang menerima wari-san, dalam hal Anda adalah istri almarhum, akan menggantikan subjek pajak.

Jadi, Anda perlu mengajukan surat permohonan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdaf-tar untuk mengubah NPWP dari almarhum menjadi istri almar-

hum. Permohonan harus diser-tai akta kematian. Biasanya, KPP akan mengubah identitas NPWP tersebut.

UU PPh Pasal 4 ayat 3 huruf b menyatakan bahwa warisan merupakan Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak. Jadi, warisan yang diterima dari orangtua tidak terutang PPh.

Penerima bisa melaporkan harta warisan di dalam SPT Ta-hunan PPh Orang Pribadi dalam kolom Penghasilan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak. Warisan yang diterima juga dilaporkan dalam daftar harta yang dimiliki di akhir tahun.

Adapun pembagian wari-san harus dibuatkan akta notaris sebagai bukti oten-

tik.Penghasilan dari pe-

nyewaan tempat usaha termasuk penghasilan

sewa atas tanah dan bangunan yang terutang PPh final, dengan tarif sebesar 10% . Penghasilan dari sewa tempat usaha itu ha-rus dilaporkan ahli waris dalam SPT-nya.

Demikianlah penjelasan dari kami, semoga bermanfaat. o

Agus Susanto Lihin dan Hendra WijanaPraktisi Pajak

Kirimkan pertanyaan untuk rubrik Konsultasi Pajak

ke alamat e-mail: [email protected]

(sertakan data diri)

Harta Warisan Belum Dibagi

Konsultasi Pajak

SMS

Surat & SMS TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 35

WARTAWAN ”KONTAN” SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA APA PUN DARI NARA SUMBER

Penerbit: PT Grahanusa Mediatama Surat Izin: Surat Keputusan Menpen Nomor 307/ SIUPP/B.1/1996, tanggal 19 Maret 1996. Direktur: Lukas Widjaja, Ardian Taufik Gesuri Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Ardian Taufik Gesuri Dewan Redaksi: Ardian Taufik Gesuri, Mesti Sinaga, Hasbi Maulana, Hendrika Yunapritta, Djumyati Partawidjaja, Titis Nurdiana, Bagus Marsudi, Ahmad Febrian, Markus Sumartomdjon, R. Cipta Wahyana, Barly Haliem Noe, Asih Kirana Wardani, Johana Ani Kristanti, Umar Idris, Harris Hadinata, Thomas Hadiwinata, Yuwono Triatmodjo, Khomarul Hidayat, Syamsul Ashar, SS Kurniawan, Havid Vebri, Wahyu Tri Rahmawati, Uji Agung S. Asnil

Bambani Amri, Lamgiat Siringoringo, Sanny Cicilia, Barratut Taqiyyah, Sandy Baskoro, Ruisa Khoiriyah, Avanty Nurdiana, Adi Wikanto, Dupla Kartini, Ignatius Andri Indradie, Rizki Caturini, Fransiska Firlana S., Anastasia Lilin, Roy Franedya Hutabarat, Amal Ihsan Hadian, Azis Husaini, Dessy Rosalina Pasaribu, Anna Suci Perwitasari, Fitri Nur Arifenie, Yudho Winarto, Dikky Setiawan, Herlina Kartika D., Hendra Gunawan, A. Herry Prasetyo, Amailia Putri Hasniawati, Tedy Gumilar, Sofyan Nur Hidayat, Christine Novita, Fahriyadi, Ragil Nugroho, Mona Debora Tobing, Nina Dwiantika, Asep Munazat Zatnika K, Wahyu Satriani Ari Wulan, Dea Chadiza Syafina, Petrus Dabu, Noverius Laoli, Adisti Dini Indreswari, Handoyo, Narita Indrastiti, Muhammad Yazid, Dadan M. Ramdan, Tendi Mahadi, Marantina Napitu, Merlinda Riska, Melati Amaya Dori, Dina Farisah, Agus Triyono, Ignatia M. Sri Sayekti, Dityasa Hanin F., Tri Sulistiowati, Surtan Pantas H.S., Agung Jatmiko, Agustinus Beo Da Coasta, Margareta Engge Kharismawati, Maria Elga Ratri Ayudi, Oginawa Ramadhan Prayogo, Adinda Ade Mustami, Raden Roro Putri W., Annisa Anindita Wibawa, Issa Almawadi, Adhitya Himawan, Francisca Bertha Vistika Putri, Mimi Silvia, Wuwun Nafsiah, Benediktus Krisna Y., Ranimay Syarah, Pratama Guitarra, Narita Indrastiti Sekretariat Redaksi: Kun Sulistyowati Manager Produksi & Pengarah Rancang Grafis: Indra Surya Rancang Grafis: Candra Kusmana, Hendrik ST Oloan Tambunan, Steve G.A., Pj. Praksa, Thomas Luhur M. Redaktur Foto: Hendra Suhara Fotografer: Achmad Fauzie, Carolus Agus Waluyo, Wicaksono Daniel Prabowo, Cheppy A. Muchlis, Muradi, Baihaki, Fransiskus Parulian Penyelaras Warna: Pandji Indra, Alri Kemas N. Riset dan Dokumentasi Foto: Melly Anne Firdianti, Dedi Sukamto, Nasrudi Kaisuku Redaksi Bahasa: Tri Adi Sarwoko, Catur Ari Wibowo Perpustakaan dan Pemelihara Data: Deni Riaddy, Deti Riswiani, Priyanto, Nugroho, Iklan: Aris Akhmadi, B. Erna Haryati, Sesilia Artanto, M. Iqbal, Risang Wahyu P., Indah Sulistyorini M., Farrel Dewantara, Nurul Maulidya L., Yosua Agus, FX Tutur Wibowo, Adhika Kirana, Hani Sukma Adji Corporate Circulation: Eko Suranto Marketing Communication: Thomas Y. Widyanto, Tutur Wibowo, Renggo Kutut Kujantoko, Gusmaiwan Lubis, Lucky Alan KontanAcademy: Margaretha Matasak, Guido S. Radityo, Ngadirin Alamat Redaksi: Gedung KONTAN, Jalan Kebayoran Lama No. 1119 Jakarta 12210 Iklan: Gedung KOMPAS GRAMEDIA, Jalan Palmerah Selatan No. 22-28 unit II Lt. 2, Jakarta Selatan 10270 Sirkulasi: Gedung KOMPAS, Jalan Gajah mada No.109-110A Jakarta 11140 Telepon: Redaksi (021) 535 7636, 532 8134, Iklan (021) 536 79909, 548 3008 Faksimile: Redaksi: (021) 535 7633, Iklan: (021) 5369 9080, Sirkulasi (021) 260 0972 E-mail: [email protected], Web site: www.kontan.co.id, Dicetak oleh: Percetakan PT Gramedia Isi di luar tanggung jawab percetakan. Tarif Iklan Tabloid Kontan 3015: Display / Advertorial min. FC 31.000,-/mmk (min.600 mmk), BW 26.000,-/mmk (min.40 mmk), Iklan Kuping, Halaman depan FC 12.000.000, Halaman dalam FC 5.600.000, Halaman belakang FC 11.500.000, Banner, Halaman depan FC 31.500.000, Halaman dalam BW 4.350.000, Halaman dalam FC 9.000.000, Halaman belakang FC 16.000.000, Kolom. 8x terbit, 1 kolom x 100 mm, BW 4.000.000, 2 kolom x 50 mm BW 4.000.000, 2 kolom x 100 mm BW 7.800.000, Surcharge untuk halaman 3 & 40 (Back cover) 20%, Catatan: Tarif di atas belum termasuk diskon Agensi dan PPN 10%, berlaku 1 Januari 2015, harga dalam IDR.

Tabloid

Pemerintah gelontorkan paket kebijakan ekono-mi jilid I. Sayang, tak ada yang baru.

Fransiska Firlana, Merlinda Riska, Narita Indrastiti S

etelah sempat molor seki-tar sepekan, paket kebi-jakan ekonomi yang dijan-

jikan akhirnya muncul juga. Pada Rabu (9/9) sore kemarin,

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi tim ekonomi Kabi-net Karya, mengumumkan se-rangkaian kebijakan yang ber-tujuan untuk mendorong daya saing industri nasional, mem-percepat proyek strategis seka-ligus peningkatan investasi di bidang properti.

Untuk mencapai peningkatan daya saing industri nasional, jurus yang disiapkan pemerin-tah adalah memangkas aturan yang selama ini dinilai meng-hambat selera berbisnis. Nah, menurut catatan pemerintah, ada 134 peraturan yang layak untuk dievaluasi.

Pada paket tahap I yang di-umumkan kemarin, baru 89 peraturan yang dideregulasi. Perinciannya, 23 aturan berasal dari Kementerian Perdagangan, 15 aturan dari Kementerian Perindustrian (Kemperin), 10 aturan dari Kementerian Ke-uangan, 10 aturan dari Kemen-terian Tata Agraria dan Tata Ruang, dan 11 aturan dari Ke-menterian Energi Sumber Daya Manusia. Ada juga aturan dari kementerian lain, hingga total ada 17 kementerian dan lemba-ga yang menyumbang aturan untuk dilonggarkan di paket ta-hap pertama.

Menteri Perindustrian Saleh Husin berharap paket kebijakan tersebut mampu meningkatkan optimisme pelaku industri. Di Kemperin, deregulasi yang di-terbitkan antara lain Peraturan Presiden tentang Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu dalam Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, dan akan efektif berlaku Januari 2016. Ada juga penghapusan Peraturan Mente-ri ESDM No 3/2010 tentang alo-kasi dan pemanfaatan gas bumi

untuk kebutuhan dalam negeri. “Kami siap berkoordinasi de-ngan Kementerian ESDM untuk mempercepat pelaksanaan ke-bijakan harga gas,” ujar Saleh.

Kebijakan stimulus ekonomi juga menyinggung pengem-bangan kawasan industri. “Dampak paket ini adalah pe-ngembangan kawasan industri akan lebih menyebar, tidak ha-nya terpusat di Jawa,” kata Dir-jen Pengembangan Perwilayah-an Industri Kemperin, Imam Haryono.

Suara industri

Pebisnis menyambut baik deregulasi yang menggelinding dalam paket tahap awal. Na-mun, mereka berharap kebijak-an tersebut bisa segera direali-sasikan dan sesuai dengan ke-butuhan berikut kondisi di lapangan.

Ambil contoh rencana penu-runan harga gas untuk industri. Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Safiun menyatakan, pemerintah harus segera menu-runkan harga gas bumi untuk industri. “Penurunan harga gas untuk industri ini tidak bisa di-tunggu sampai tahun depan. Harus tahun ini, malah kalau bisa secepatnya. Kami tidak dapat menunggu terlalu lama lagi, kalau tahun depan, bisa-bisa sudah gulung tikar semua industrinya,” kata Safiun.

Selama ini, harga gas dunia terus menurun, kondisi pasar global lesu, sedang di dalam negeri harga gas tak kunjung bergerak. Padahal, bahan baku impor sudah naik lantaran rupi-ah melemah. Situasi ini ber-

Pemerintah berniat menambah daftar negara pengimpor sapi.KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Paket Kebijakan yang Kurang Greget

NasionalNasional36 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015

ujung pada kenaikan ongkos produksi. “Ongkos jadi naik, daya beli turun, akhirnya peng-usaha terpaksa melepas para pekerjanya. Di catatan saya, gara-gara hal ini, PHK terjadi di mana-mana, ada 200.000 peker-ja di industri tekstil dilepas, lalu ada 2000-an pekerja di industri keramik juga dilepas. Maka itu, pemerintah perlu segera menu-runkan harga gas industri sebe-sar 50% dari harga saat ini,” tu-tur Safiun lagi.

Sementara kalangan nelayan memiliki harapan pemerintah lebih cermat dalam mengkaji kebutuhan nelayan. Dalam pa-ket kebijakan disebutkan ada-nya kebijakan elpiji untuk nela-yan demi efisiensi biaya. Untuk konversi dari solar ke elpiji, nelayan akan dibekali dengan alat konverter.

Nah inilah yang menjadi per-soalan. Menurut Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh In-donesia (HNSI) Yussuf Solichi-en konverter itu hanyalah sup-lemen mesin kapal. Jadi, mesin kapal yang berbahan solar dibe-ri konverter untuk elpiji.

Konverter tidak masalah bila digunakan di medan yang pasti seperti jalur darat. Namun bila alat itu dipasang di mesin kapal yang harus menghadapi situasi yang tak bisa diantisipasi, se-perti hantaman ombak, tentu akan menyulitkan.

Yussuf memberi saran supaya alat konverter itu diganti de-ngan mesin, bukan sekadar suplemen, tetapi mesin yang benar-benar menggunakan gas sebagai bahan bakar. “Kami ti-dak menolak apabila solar di-ganti gas, karena kami melaku-kan ujicoba berlayar dengan mesin berbahan bakar gas. Me-mang lebih irit,” ujar dia.

Dia memberi perbandingan apabila berlayar dengan mesin berbahan solar menelan biaya Rp 100.000, maka ongkos yang ditempuh dengan mesin berba-han gas hanya Rp 40.000. Yussuf bilang, ujicoba itu merupakan hasil kerjasama dengan produ-sen mesin dari Amerika.

Mesin berbahan gas itu bisa dipasang di kapal-kapal kecil. “Belum bisa dinikmati semua nelayan karena mesin-mesin dengan BBG ini masih butuh sertifikasi,” kata Yussuf.

Saat ini, HNSI menyiapkan kerjasama untuk mendapatkan sertifikasi dari Balai Pengem-bangan Perikanan Tangkap di Semarang. Setelah itu, baru mesin berbahan gas itu bisa di-jual ke nelayan.

Pun demikian dengan kebi-jakan soal perdagangan khusus-nya terkait stabilitas harga ko-moditi pangan khususnya da-ging sapi yang ditanggapi dingin importir. Pemerintah mempu-nyai kebijakan bakal memper-luas negara impor sapi.

Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (As-pidi) Thomas Sembiring menga-takan pemerintah harus jujur belum bisa mencapai target swasembada daging. Dia me-nuding, kenaikan harga daging yang terjadi akhir-akhir ini di-karenakan pemerintah menu-tup keran impor daging. “Ter-nyata kapasitas lokal belumlah cukup. Akibatnya harga melon-jak,” ujar dia.

Bila pemerintah mau impor sapi dari India, jelas akan me-

langgar Undang-Undang karena India merupakan negara yang belum bebas dari penyakit mu-lut dan kuku. Risiko penyakit yang masuk nantinya akan di-tanggung oleh peternak sapi di sini. Memang, harga sapi India lebih murah. Namun harus di-pertimbangkan pula, harga mu-rah itu justru menyurutkan gai-rah pasar peternak lokal.

Sementara bila impor dari Meksiko, memang sudah bebas dari penyakit mulut dan kuku. Namun bagaimana dari sisi har-ganya: lebih murah atau lebih murah? Bisa jadi justru lebih mahal. Sebab lokasinya lebih jauh dari Indonesia.

Biar begitu, secara umum Thomas setuju adanya negara importir baru untuk daging sapi. Namun, jangan dimonopo-li Perum Bulog. “Kalau hanya Bulog yang main ya mematikan importir yang lain. Karena Bu-log bisa saja menjual dengan harga jauh di bawah pasar,” kata Thomas.

Perlu detail

Tim Riset Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan, dampak dari kebijakan deregu-lasi ini tak bisa cepat dirasakan sebab setelah deregulasi terse-but ditandatangani presiden, pemerintah akan membutuhkan waktu untuk menetapkan atur-an pelaksananya.

Menurut Aldian, ada bebera-pa paket yang bukan hal baru dan sudah masuk dalam prog-ram di tahun ini. ”Detail lanjut-an dari paket ini penting untuk membedakan dari kebijakan-kebijakan pemerintah sebelum-nya,” katanya.

Ekonom INDEF Enny Sri Hartati menilai paket kebijakan yang dinamakan September 1 belum mampu meningkatkan ekspektasi pasar. “Paket kebi-jakan ini belum berhasil me-ningkatkan kepercayaan dan keyakinan para pelaku usaha. Lantaran isinya masih belum konkret,” ujar dia.

Padahal, dalam situasi seperti ini, kredibilitas pemerintah ha-rus dijaga dengan kemampuan mengelola kepercayaan pasar. Namun rupanya, kebijakan yang selama ini ditunggu-tung-gu oleh para pelaku tidak jelas bentuk implementasinya.

Menurutnya, aturan yang akan dideregulasi masih meng-awang-awang. Masyarakat, ter-masuk pebisnis belum tahu aturan mana saja yang diubah, ditambah, dihilangkan, dan di-harmonisasikan.

Bahkan, tidak ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab dalam melakukan harmonisasi aturan ini. “Siapa yang menjadi kepalanya, ditugaskan ke siapa deregulasinya,” ujar Enny. Nah, pertanyaan-pertanyaan soal ke-tidakjelasan inilah yang mem-buat industri justru tidak me-respon secara positif.

Enny menyarankan agar pe-merintah segera menjelaskan apa bentuk konkret dari dere-gulasi. “Instrumennya masih belum jelas, pengusaha masih bertanya-tanya kemudahan dan kelonggaran apa saja yang akan diberikan untuk meningkatkan produktivitas,” katanya.

Ditunggu kejelasannya, ya Pak Presiden. o

Deregulasi di bidang energi sudah digembor-kan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada awal September lalu. Mantan Gubernur BI itu mewacanakan adanya pelonggaran persyaratan ekspor mineral kon-sentrat mentah tanpa pemurnian.

Rencananya, pelonggaran ekspor tambang ini bakal diberikan ke para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang telah melakukan pembangunan smelter hingga tahap 30% sele-sai. Sampai Juli 2015, ada 88 perusahaan yang sedang membangun smelter. Dari jumlah terse-but, ada 25 perusahaan yang proses pemba-ngunan smelter-nya sudah hampir tuntas.

Dengan pelonggaran itu diharapkan bisa memberikan sedikit otot ke pemasukan negara. Hanya saja, pemerintah masih mempertimbang-kan pelonggaran pembatasan ekspor lantaran khawatir rencana peningkatan nilai tambah de-ngan pembangunan smelter oleh para IUP justru akan terbengkalai. “Kami masih akan duduk sa-ma-sama dengan para pengusaha pertambang-an yang membangun smelter itu. Saya belum bisa jawab iya atau tidak. Tapi memang itu salah satu yang sedang kami kaji. Kalau arahannya mengatakan lebih baik tidak, ya tidak. Kalau arahannya setuju, ya ayo. Ini kan baru usulan sebagai bagian identifikasi kami yang perlu dilakukan penilaian dan studi lebih lanjut,” papar Darmin.

Ketua Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) Erry Sofyan meminta pemerintah melonggarkan persyaratan ekspor untuk mineral bauksit. Alasan dia, untuk meng-olah bauksit menjadi alumina membutuhkan Smelter Grade Alumina (SGA) yang nilai investa-sinya sebesar US$ 1,1 miliar. “Dengan nilai in-vestasi sebesar itu, apakah ada perbankan yang mau memberikan pinjaman jika cashflow tidak lancar? Investasi kan sebanyak 30% dari internal, 70% dari pinjaman,” kata dia.

Asosiasi bauksit ini meminta adanya kelong-garan ekspor bauksit sebesar 40 juta ton per ta-hun. Pasalnya, saat ini produksi dari anggota APB3I diantaranya PT Harita Grup memiliki pro-duksi 11 juta ton, PT Bintan Alumina 5 juta ton PT, Nusa Pati Grup 3 juta ton, PT Gesit Grup 3 juta ton. Serta Kota Waringin Raya 6 juta ton. “Hitungan kami, selain mendatangkan devisa sekitar US$ 1,6 miliar dan penambahan pajak sekitar Rp 4,7 triliun. Selain itu juga membuka lapangan kerja baru untuk sekitar 40.000 pekerja di industri ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Jonathan Handojo, Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) menilai pelonggaran ekspor mineral mentah justru bakal membuat para pe-megang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sudah membangun mineral kecewa. Alasannya, jika keran ekspor dibuka, maka yang sudah membangun smelter akan kesulitan mencari ba-han mentah.

Jonathan bilang, ada 21 perusahaan smelter yang bergabung di dalam asosiasinya. Dan 12 di antaranya merupakan perusahaan smelter yang menggunakan mineral nikel. Menurut dia, para pengusaha smelter ini telah siap untuk menyele-saikan pembangunannya.

“Pelonggaran ekspor akan membuat semangat membangun smelter kembali turun. Ketika peng-usaha sudah komitmen untuk membangun smel-ter, berarti mereka sudah memperhitungkan be-rapa dana investasinya. Bagaimana cashflow dan pinjamannya. Jadi, tidak masuk akal memin-ta kelonggaran ekspor di tengah-tengah pemba-ngunan smelter,” papar dia.

Apalagi, harga komoditas dunia saat ini terus menurun, sehingga bisa dipastikan devisa ekspor mineral mentah yang mengalir ke negara tetap minim. Sejatinya, insentif tax holiday dan tax al-lowance sudah cukup mumpuni sebagai insentif menggairahkan industri ini. o

Maju Mundur Aturan Smelter

Nasional NasionalTABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 37

Industri asuransi lokal masih punya waktu 5 tahun untuk menggen-jot penetrasi pasar.

Amal Ihsan H., Surtan Siahaan, Christine Novita N.

Jika tidak ada aral melin-tang, di kuartal Ill 2015 ini, PT Asuransi Staco Mandiri

akan beralih kepemilikan. Tune Insurance Holding Bhd, perusa-haan asuransi asal Malaysia, akan resmi menjadi pemilik baru Staco.

Mengutip The Malaysia Insi-der, Junior Cho, Chief Executi-ve Officer Tune Insurance me-nyatakan, perusahaan itu me-nyediakan dana segar hingga US$ 10 juta untuk aksi akuisisi ini. Tune Insurance bakal men-jadi pemegang saham mayoritas Staco Mandiri, dengan porsi kepemilikan 50,001% saham.

Tune Insurance mengakuisisi Staco Mandiri dari pemilik ma-yoritasnya saat ini yakni Dana Pensiun Bank Mandiri Dua yang menguasai 62,79% saham. Dari pemilik mayoritas itu, Tune membeli 33,69% saham Staco. Sisa saham lainnya dibeli dari pemegang saham lain, seperti Yayasan Kesejahteraan Pensiun Bank Dagang Negara dan Dana Pensiun Pertamina.

Tune bukan satu-satunya asuransi asing yang berminat mencaplok perusahaan lokal. Insurance Australia Group (IAG), perusahaan asal Negeri Kanguru, sudah lebih dulu mengakuisisi PT Asuransi Paro-

lamas. April lalu, IAG resmi mengantongi izin beroperasi di negara kita.

Menurut Yusman, Direktur Pengaturan, Penelitian, dan Pe-ngembangan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Ke-uangan (OJK), IAG membeli 80% saham Parolamas.

Indonesia sudah lama masuk radar bisnis IAG. “Dengan jum-lah penduduk terbesar keempat di dunia serta jumlah dan per-kembangan kelas menengah membuat kami antusias terha-dap peluang di Indonesia, kata Mike Wilkins, Chief Executive Officer (CEO) IAG seperti dipu-blikasikan situs resmi IAG.

Maraknya pemodal asing yang mengincar perusahaan asuransi Indonesia ini sebenar-nya sangat masuk di akal. Soal-nya, peluang bisnis asuransi di negeri ini sangat menggiurkan.Menurut Muliaman Dharman-syah Hadad, Ketua Dewan Ko-misioner OJK,, hingga 2014 lalu, rasio penetrasi asuransi di In-donesia masih 2,14%. Angka itu didapat dari pembagian nilai premi bruto dengan produk do-mestik bruto (PDB).

Rasio tersebut jauh tertinggal dibanding negara lain di ASE-AN. Penetrasi asuransi di Ma-laysia misalnya tercatat menca-pai 4,9%. Sedangkan Thailand sekitar 4,7%. Adapun di Singa-pura, tingkat penetrasi asuransi sudah 6,3%. Sebagai perban-dingan, penetrasi asuransi di kawasan Uni Eropa mencapai 7,8%. “Penetrasi industri asu-ransi di negara ASEAN lain su-dah masuk awal mature (ma-

tang) hingga kurang menarik sebagai pasar investasi,” kata Hendrisman Rahim, Ketua De-wan Asuransi Indonesia.

Dengan jumlah penduduk se-kitar 240 juta lebih dan kelas menengah yang terus tumbuh, pasar asuransi kita adalah yang terbesar dan paling menarik di kawasan Asia Tenggara. Selain penetrasi yang rendah, jumlah tertanggung asuransi pun sa-ngat jauh dibandingkan dengan total jumlah penduduk Indone-sia. Artinya, peluang pertum-buhan asuransi di negeri ini masih sangat luas.

Jangan heran, pendapatan

premi asuransi jiwa maupun asuransi umum tumbuh pesat. Tahun lalu, realisasi perolehan premi industri asuransi umum sebesar Rp 56,1 triliun atau naik 18% dari tahun 2013 yang sebe-sar Rp 46,8 triliun. Adapun rata-rata kenaikan pendapatan pre-mi industri asuransi jiwa men-capai 16% setiap tahun.

Peluang yang sangat menggi-urkan tersebut tak ayal membu-at pemodal asing intensif mem-

bidik perusahaan asuransi lo-kal. Menurut Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), situasinya makin me-riah setelah nilai tukar rupiah anjlok. Nilai akuisisi perusaha-an asuransi lokal menjadi lebih murah di mata asing.

Lantas apa dampak kondisi pasar yang menggiurkan itu bagi industri asuransi nasional menjelang pemberlakuan Ma-syarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? Meski tenggat waktu integrasi sektor keuangan ASE-AN baru akan terjadi 2020 men-datang, sudah muncul kekha-watiran kalau industri asuransi Tanah Air bakal gagap mengha-dapi era persaingan bebas. Apa-lagi, kalau mengingat konse-kuensi MEA yang secara oto-matis menjadikan kita sasaran pasar asuransi ASEAN.

Selain karena kondisi yang sudah diuraikan di atas, kondisi pasar asuransi kita yang liberal juga membuka akses masuknya asuransi asing. Melongok kajian Claessens dan Glaessner yang meneliti indeks keterbukaan sektor asuransi di ASEAN, sek-tor asuransi kita sebenarnya termasuk yang paling terbuka setelah Singapura.

Indeks bernilai antara 1 hing-ga 5 dengan nilai indeks 5 untuk yang paling terbuka, dan nilai indeks 1 untuk yang paling ter-tutup (lihat infografis). Indone-sia memiliki komitmen keter-bukaan sektor asuransi yang tinggi karena kepemilikan asing dibolehkan hingga 80% dan bisa ditingkatkan. Hanya Singapura

yang pasar asuransinya lebih terbuka dari kita.

Tak ada pilihan lain, pemain asuransi lokal harus membena-hi diri menghadapi ancaman persaingan. Salah satunya de-ngan mengoptimalkan kelebih-an akses jangkauan pelayanan dan pemahaman pasar domes-tik. Perusahaan asuransi dalam negeri sudah hadir di seluruh wilayah Indonesia, menjangkau banyak rumahsakit, dan mema-hami permintaan pasar lokal.

Makanya, Dumoly F. Parde-de, Deputi Komisioner Peng-awas Industri Keuangan Non-Bank OJK, menilai, meski Indo-nesia berpotensi menjadi pasar utama MEA, industri asuransi lokal sejatinya sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Produk asuransi di pasar lokal sudah sangat banyak dan berva-riasi serta menjangkau wilayah yang sangat luas.

Keterbatasan SDM

Dengan adanya MEA, yang terjadi adalah persaingan harga. Ujungnya, konsumen yang di-untungkan. Sementara dari as-pek modal, sudah banyak asu-ransi lokal yang sudah kukuh. “Asuransi Mandiri kuat, Sinar Mas kuat, BCA kuat. Jasindo, Jiwasraya, dan BRIngin juga kuat,” ujar Dumoly.

Untuk mendukung asuransi lokal, OJK sudah rmenyiapkan delapan paket arah kebijakan pengembangan industri asuran-si. Pertama, penyesuaian, pe-nyempurnaan dan harmonisasi

Harus Siap Jadi Pasar Paling Menggiurkan

Indeks

keterbukaan

sektor asuransi

kita salah satu

yang paling

tinggi di ASEAN.

KONTAN/Baihaki

Menyambut MEA 2015Menyambut MEA 201538 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015

regulasi industri. Ini sudah ter-cermin dari penerbitan aturan mengenai tarif premi, aturan uji kepatutan dan kelayakan direk-si, komisaris, tenaga ahli dan tenaga kerja asing, termasuk tata kelola dan mekanisme pengawasan berbasis risiko.

Kedua, pengembangan asu-ransi mikro untuk mewujudkan financial inclusion. Strategi-nya, regulator menyusun grand design pengembangan produk asuransi mikro bersama-sama pelaku industri.

Ketiga, efektivitas pengawas-an, baik terhadap konglomerasi keuangan maupun BPJS Kese-hatan. Keempat, optimalisasi kapasitas reasuransi dalam ne-geri untuk mengurangi defisit neraca pembayaran. Kelima, penguatan permodalan perusa-haan asuransi dan keenam, ko-ordinasi pemanfaatan perusa-haan asuransi jiwa.

Ketujuh, peningkatan kapasi-tas sumber daya manusia (SDM) di bidang asuransi. Salah satu-nya, lewat program 1.000 aktua-ris dan rencana sertifi kasi un-derwriter (tenaga ahli yang melakukan seleksi risiko). Ke-delapan, perlindungan konsu-men melalui rencana memben-tuk Lembaga Penjamin Peme-gang Polis (LPPP), regulasi, termasuk literasi keuangan.

Cuma, Hendrisman menilai, tantangan yang dihadapi indus-tri justru pada inovasi produk asuransi. Nah dalam konteks inilah, kehadiran produk asu-

ransi mikro menjadi penting. Produk ini akan berperan mem-buka akses pasar, sekaligus menggugah kesadaran berasu-ransi di kalangan masyarakat menengah ke bawah.

In penting karena berdasar-kan hasil Survei Nasional Lite-rasi Keuangan OJK pada semes-ter pertama tahun lalu, masya-rakat Indonesia yang tergolong melek informasi atau well lite-rate terhadap industri asuransi hanya 17,84%. Artinya, dari se-tiap 100 orang, hanya 18 orang yang paham asuransi.

Banyak masyarakat yang me-nilai produk asuransi sebagai barang mewah. Sedang kalang-an masyarakat yang mampu ti-dak begitu percaya dengan manfaat asuransi. Karena itu, penting meningkatkan keperca-yaan masyarakat terhadap pro-duk asuransi.

Upaya menjajal pasar baru ini sangat baik lantaran bakal men-dorong penetrasi industri asu-ransi kita. Sekarang, lebih dari 80% potensi pasar asuransi be-lum tersentuh, atau bahkan, belum sadar berasuransi. De-ngan pasar yang sangat potensi-al plus akan hadirnya produk asuransi mikro secara resmi pada 2016 mendatang, industri asuransi optimistis pasar akan tumbuh secara signifikan. Itu akan meningkatkan penetrasi asuransi.

Firdaus Djaelani, Kepala Ek-sekutif Pengawas Industri Ke-uangan Non-Bank OJK, meng-

ungkapkan, lembaganya tidak akan membuka pasar asuransi Indonesia untuk semua segmen. OJK memilih strategi menjajaki kerjasama pemasaran asuransi dengan industri asuransi ASE-AN di tiga sektor usaha, yaitu marine hull insurance, avia-tion insurance, dan transpor-tation cross border.

OJK sengaja memulai dari tiga jenis asuransi tersebut ka-rena sifatnya yang lintas negara. OJK juga sudah bertukar pen-dapat dengan otoritas Singapu-ra seputar permodalan, layanan, dan produk baru asuransi. Se-lain memperkuat kerjasama dengan negara lain, OJK akan membentuk perusahaan reasu-ransi raksasa alias Giant Re.

Dengan pembentukan per-usahaan reasuransi diharapkan premi reasuransi tidak lagi mengalir ke luar negeri. Tahun lalu, outfl ow premi reasuransi ke luar negeri, nilainya menca-pai Rp 8 triliun. Selama ini, pro-duk reasuransi banyak digarap oleh perusahaan asing.

Tak cuma produk, asing juga masuk ke sumber daya manusia (SDM) asuransi juga tak kalah pelik. Saat ini, tak sedikit asing yang masuk ke Indonesia. Asu-ransi asing memang ada yang memakai ekspatriat. ”Tapi, ini pengecualian bagi profesi ex-pert, seperti aktuaris dan un-derwriter,” kata Hendrisman. Untuk profesi ini, kita masih kekurangan sumber daya. Su-dah jumlahnya terbatas, kuali-

tasnya pun kurang bersaing.Sementara, pasar kerja ahli

asuransi di luar negeri sudah jenuh. Alhasil, Indonesia menja-di pasar bagi pekerja asing. Ada kekhawatiran, profesi expert justru akan dikuasai asing. Se-karang saja, dari target 1.000 aktuaris yang digagas OJK, kita baru punya 200 orang. Industri asuransi dan OJK sudah punya program untuk mengembang-kan sertifikasi bagi agen asu-ransi sebagai sarana mening-katkan daya saing menghadapi serbuan asuransi asing.

Tenaga pemasar asuransi juga masih ada yang yang belum memenuhi ketentuan standar. Sekitar 24% dari total tenaga pemasar atau sekitar 106.463

agen belum mengantongi serti-fi kat profesi.

OJK sudah menggulirkan an-tisipasi agar SDM asuransi asing tidak menguasai pasar tenaga kerja dalam negeri. Caranya melalui peningkatan SDM se-perti sertifi kasi. OJK juga akan memantau tenaga kerja asing asuransi. OJK berniat memerik-sa ahli-ahli bidang asuransi dan ketersediaannya di Indonesia. Misal untuk ahli penghitungan tarif premi kendaraan bermo-tor, tidak perlu mengambil dari luar negeri..

OJK juga sudah menyiapkan beasiswa bagi calon aktuaris dan menggandeng sejumlah universitas untuk menjaring calon SDM profesional. ❏

Sumber: Claessens dan Glaessner

Indeks Keterbukaan Sektor Asuransi ASEAN (%)

Malaysia

Thailand

Filipina

Indonesia

Singapura

2,1

2,8

2,9

3,1

4,1

E D I S I K H U S U S S e p t e m b e r 2 0 1 5Harga Rp 14.000

Memilih Lokasi

Prospek Pasar

Mencari Pembiayaan

Investasi Properti saat Pasar Sepi

Memilih LokasiDi manakah lokasi premium yang masih bisa menawarkan prospek investasi menarik di saat pasar sedang lesu? Bagi mereka yang ingin tutup mata, lokasi apa saja yang layak untuk dirambah?

Prospek PasarSeberapa meriah pasar rumah, apartemen, ruko-rukan di masa kini? Bagaimana prospek pasar tiap-tiap jenis properti tersebut di dalam dan luar Jabodetabek?

Mencari PembiayaanMencari pembiayaan yang paling ideal untuk berinvestasi di properti. Apa saja sumber dana yang tersedia, dan apa yang patut

Investasi Properti saat Pasar Sepi

Kontan Edisi Khusus September 2015

Menyambut MEA 2015 Menyambut MEA 2015TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015 39

Kedai Tabloid

40 TABLOID KONTAN 14 September - 20 September 2015

Menikmati menu nasi goreng hitam di Legoh Jakarta.

Fransiska Firlana

Lokasi kuliner di Jakarta yang akhir-akhir ini men-jadi spot favorit adalah

Pasar Modern Santa di Keba-yoran Baru, Jakarta. Ya, sejak tahun lalu, lantai atas pasar ini disulap menjadi food court yang dengan gaya kekinian anak muda. Kios-kios berukur-an 2 meter (m) x 2 m saling beradu penampilan dan menu.

Salah satu gerai yang layak dijajal adalah Legoh. Namanya memang sudah tak asing, sebab gerai ini merupakan cabang dari Rumah Makan Legoh yang berpusat di Bandung dan sudah populer bagi pecinta kuliner.

Di Legoh Pasar Santa, ada banyak menu yang ditawarkan mulai nasi goreng, aneka olahan ayam, bebek, ikan lele, dan cumi. Semua itu diolah dengan berbagai cara, ada rica, cabe ijo, goreng tepung (gotep), go-tep rica, gotep mentega, gotep cabe ijo, gotep rawit, dan lada garam. “Tentukan selera pedas sendiri, ada pedas santai, pedas mampus, dan pedas super

mampus,” kata Melati, salah seorang pegawai gerai Legoh.

Nah, menu yang paling ba-nyak dipesan pembeli di sini adalah nasi goreng hitam. Menu nasi goreng yang dibanderol Rp 28.000 per porsi ini memang berwarna hitam. Warna hitam diperoleh dari tinta cumi.

Usai pesan, sekitar 10 menit menanti, nasi goreng hitam ter-saji dengan telur mata sapi. Tampilannya sederhana tapi aromanya mengundang. Yang cukup kentara adalah aroma kemangi yang segar.

Ya, nasi goreng berwarna hi-tam ini memang berkolaborasi dengan hijaunya daun bawang dan daun kemangi yang kecok-

latan. Jadi, aromanya wangi. Ketika sesendok nasi hitam

masuk ke mulut, rasa gurih dan pedas menyeruak, membuat Anda tak ingin berhenti me-nyendok. “Saya baru pertama mencoba, dan rasanya memang enak, mantap. Apalagi ada po-tongan cuminya. Bumbunya pas, tidak keasinan,” kata Wa-wan Maulana, seorang karya-wan swasta di Jakarta.

Tak rahasia

Melati menjelaskan, tak ada bumbu rahasia dari menu nasi goreng hitam ini. Bawang me-rah dan putih yang dihaluskan

kasar ditumis, ditambah dengan cabai sesuai selera pemesan. Lalu masukkan nasinya plus tinta cuminya. Setelah itu baru daun bawang dan daun kema-ngi ditaburkan. Aduk-aduk sampai nasi tanak dan warna merata. Tak lupa diberi garam secukupnya. “Tinta cuminya dikirim dari Legoh yang di Ban-dung,” kata Melati.

Menu lain yang bisa dijajal adalah lele lada garam. Lele yang berukuran jumbo, bisa untuk berdua, digoreng dengan tepung. Lalu disajikan dengan cincangan bawang putih goreng dan irisan cabai rawit. Begitu saja? Ya, tapi ternyata paduan lele, bawang putih goreng, dan cabai rawit mentah itu cocok sekali. Pas untuk menemani nasi yang masih hangat. Harga-nya, Rp 29.000 per porsi.

Ingin mencoba? Langsung saja ke Pasar Santa. Legoh buka hari Selasa–Minggu, jam 11 pagi

hingga 9 malam. o

LegohLt. Food Court, Pasar Santa, Jalan Wolter

MonginsidiKebayoran Baru Jakarta Selatan

Koordinat GPS: -6.239008, 106.813090

Nasi Hitam yang Memikat dan Nikmat

KONTAN/Muradi