Artikel personal finance kontan anggaran

77
KUMPULAN ARIKEL PERSONAL FINANCE KONTAN -ANGGARAN- Memulai Rencana Keuangan Mewujudkan Mimpi Selalu Hidup Sejahtera Oleh Bagus Marsudi - Kamis, 05 Agustus 2010 | 15:12 WIB Semua orang ingin hidup bahagia, sejahtera, dan sentosa. Tapi, mungkinkah keinginan itu bakal terwujud? Takdir memang ada di tangan Tuhan. Tapi, bukan mustahil kebahagiaan dan kesejahteraan itu bisa kita ciptakan sendiri, tentu dengan usaha dan kerja keras. Keinginan hidup lebih baik di masa mendatang adalah modal berharga. Pertanyaannya, bagaimana bisa mencapainya? Kunci dari semua itu adalah menata dan merencanakan keuangan kita secara matang. Hanya saja, dasar keinginan untuk mewujudkan kebahagiaan saja kurang kuat memotivasi kita untuk berdisiplin mengelola keuangan. Harus ada tujuan spesifik agar kita lebih fokus pada tujuan dan sasaran ke di masa mendatang. Bagaimana memastikan bahwa beberapa keinginan dalam hidup itu adalah tujuan utama kita? Kita harus menyadari bahwa sebuah mission impossible mewujudkan semua keinginan. Kita harus lebih bijak menentukan secara spesifik, apa saja tujuan utama itu. Caranya, kita harus mendata lebih dulu semua tujuan itu berdasarkan siklus dan tahap kehidupan. Misalnya, jika Anda sekarang masih lajang, mungkin membeli kendaraan, memiliki rumah, menikah termasuk tujuan hidup Anda. Setelah Anda menikah dan punya anak, membiayai pendidikan anak hingga jenjang paling tinggi, menyiapkan pensiun, menyiapkan dana untuk pernikahan anak, menjadi tujuan berikutnya. Di antara sekian banyak tujuan itu, kita harus menyortir dengan tetap berpijak di bumi. Artinya, dengan melihat kemampuan diri Anda dan keluarga, kondisi keuangan, dan unsur kebutuhan mendesak. Anda harus berani menentukan mana yang menjadi prioritas utama. Seringkali, dalam penentuan tujuan prioritas, muncul godaan-godaan di tengah jalan. Contoh, ketakutan atau kekhawatiran Anda atau pasangan Anda sakit berat atau meninggal dunia. Pelbagai risiko ini memang harus dipertimbangkan, tapi jangan mengganggu penentuan tujuan hidup. Faktor emosional itu justru akan mengganggu tujuan sesungguhnya 1

Transcript of Artikel personal finance kontan anggaran

Page 1: Artikel personal finance kontan anggaran

KUMPULAN ARIKEL PERSONAL FINANCE KONTAN

-ANGGARAN-

Memulai Rencana Keuangan

Mewujudkan Mimpi Selalu Hidup SejahteraOleh Bagus Marsudi - Kamis, 05 Agustus 2010 | 15:12 WIB

Semua orang ingin hidup bahagia, sejahtera, dan sentosa. Tapi, mungkinkah keinginan itu bakal terwujud? Takdir memang ada di tangan Tuhan. Tapi, bukan mustahil kebahagiaan dan kesejahteraan itu bisa kita ciptakan sendiri, tentu dengan usaha dan kerja keras.

Keinginan hidup lebih baik di masa mendatang adalah modal berharga. Pertanyaannya, bagaimana bisa mencapainya? Kunci dari semua itu adalah menata dan merencanakan keuangan kita secara matang. Hanya saja, dasar

keinginan untuk mewujudkan kebahagiaan saja kurang kuat memotivasi kita untuk berdisiplin mengelola keuangan. Harus ada tujuan spesifik agar kita lebih fokus pada tujuan dan sasaran ke di masa mendatang.

Bagaimana memastikan bahwa beberapa keinginan dalam hidup itu adalah tujuan utama kita? Kita harus menyadari bahwa sebuah mission impossible mewujudkan semua keinginan. Kita harus lebih bijak menentukan secara spesifik, apa saja tujuan utama itu. Caranya, kita harus mendata lebih dulu semua tujuan itu berdasarkan siklus dan tahap kehidupan.

Misalnya, jika Anda sekarang masih lajang, mungkin membeli kendaraan, memiliki rumah, menikah termasuk tujuan hidup Anda. Setelah Anda menikah dan punya anak, membiayai pendidikan anak hingga jenjang paling tinggi, menyiapkan pensiun, menyiapkan dana untuk pernikahan anak, menjadi tujuan berikutnya.

Di antara sekian banyak tujuan itu, kita harus menyortir dengan tetap berpijak di bumi. Artinya, dengan melihat kemampuan diri Anda dan keluarga, kondisi keuangan, dan unsur kebutuhan mendesak. Anda harus berani menentukan mana yang menjadi prioritas utama.

Seringkali, dalam penentuan tujuan prioritas, muncul godaan-godaan di tengah jalan. Contoh, ketakutan atau kekhawatiran Anda atau pasangan Anda sakit berat atau meninggal dunia. Pelbagai risiko ini memang harus dipertimbangkan, tapi jangan mengganggu penentuan tujuan hidup.

Faktor emosional itu justru akan mengganggu tujuan sesungguhnya perencanaan keuangan keluarga Anda. Kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan tidak bisa menjadi dasar tujuan perencanaan keluarga. Motivasi yang lebih mendasar adalah meraih dan mewujudkan kebahagiaan bagi Anda dan keluarga Anda.

Perencanaan keuangan bukan sekadar berkaitan dengan nilai uang. Kalau kita hanya menyederhanakan dalam hitungan angka, tujuan perencanaan keuangan tidak maksimal. Sebab, tak mungkin kita bilang, jatah uang memasukkan anak ke universitas Rp 75 juta dan biaya liburan hanya Rp 10 juta akan selalu jadi kenyataan.

Meski akhirnya kita harus berhitung dengan angka, tujuan perencanaan keuangan lebih besar dari itu, yakni memberikan yang terbaik bagi keluarga. Konkretnya, ini adalah cara mewujudkan kesenangan dan kebahagiaan bagi keluarga. Sukses tak cukup dihitung dari pencapaian angka. Lebih dari itu, ukuran tertinggi adalah kepuasan batin.

Skala waktu

Maka, saat menetapkan prioritas tujuan perencanaan keuangan keluarga, tidak ada salahnya kita mulai memilah tujuan dengan skala waktu: jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka pendek biasanya dalam kurun waktu 12 bulan. Sedangkan tujuan jangkap panjang bisa lebih dari satu tahun sampai puluhan tahun.

1

Page 2: Artikel personal finance kontan anggaran

Perencanaan jangka panjang dan pendek adalah sebagai pemilah kebutuhan mendesak dan penting. Kita acap sulit membedakan keduanya. Mungkin, kebutuhan dan tujuan kita adalah penting, tapi tidak mendesak saat ini. Misalnya, kita saat ini memiliki anak masih bayi dan berniat merencanakan pembiayaan pendidikan si buah hati. Biaya pendidikan anak jelas penting, tapi belum mendesak dilakukan dalam waktu dekat.

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tujuan perencanaan keuangan keluarga. Yakni, SMART: specific, measurable, achievable, realistic, dan time-frame.

Pertama, spesifik. Artinya, kita harus dapat membayangkan tujuan kita secara detail. Misalkan, untuk dana pendidikan anak, kita harus dapat memperkirakan calon universitas anak kita nanti. Kita juga harus dapat membayangkan kehidupan yang kita inginkan pada saat mengisi masa pensiun nanti.

Kedua, measurable (dapat diukur). Alat ukurnya adalah besaran uang. Misalkan, kita ingin menyusun rencana liburan akhir tahun. Kita harus memperkirakan kebutuhan anggaran berlibur bersama.

Ketiga, achievable atau dapat kita capai. Agar tidak menjadi pungguk merindukan bulan, sebaiknya tujuan keuangan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita.Keempat, realistis atau masuk akal, bukan khayalan yang tidak dapat diwujudkan.

Kelima, time-frame. Artinya, kita harus memiliki jangka waktu yang jelas untuk mencapainya. Misalkan untuk pendidikan anak, kita harus tahu jelas kapan anak akan kuliah. Kita juga harus mengetahui pada umur berapa kita akan pensiun dari pekerjaan kita

Memulai Rencana Keuangan

Inilah Tahap-tahap Merencanakan Keuangan Keluarga Oleh Umar Idris, Hendra Gunawan - Selasa, 10 Agustus 2010 | 12:31 WIB

JAKARTA. Tahap paling penting dalam perencanaan keuangan ialah saat memulai perencanaan itu. Kalau salah merencanakannya, bisa-bisa tujuan perencanaan keuangan itu sendiri tidak akan tercapai.

Ada beberapa pertanyaan mendasar sebelum memulai penyusunan rencana keuangan. Beberapa pertanyaan tersebut, antara lain, apa saja yang harus Anda siapkan? Bagaimana cara mengenali kebutuhan keluarga agar tidak salah dalam menyusun rencana keuangan? Di luar itu, tentu masih banyak lagi.

Jujur itu kunci

Menurut Freddy Pieloor, perencana keuangan dari Moneynlove, pada saat Anda mulai menyusun rencana keuangan keluarga, kejujuran dan komunikasi yang baik bersama pasangan adalah hal mutlak dan paling mendasar. "Diskusikan secara terbuka apa yang akan Anda direncanakan. Jangan ada yang disembunyikan," kata Freddy.

Kalau syarat utama ini sudah terpenuhi, tahap selanjutnya akan mudah Anda lalui. Tahap tersebut, yakni, pertama, penetapan tujuan keuangan. Kedua, identifikasi pemasukan dan rencana pengeluaran. Ketiga, evaluasi atas rencana itu.

Wiwit Prayitno, konsultan keuangan dari Asuransicerdas.com, menguraikan, pada tahap menetapkan tujuan keuangan keluarga, Anda harus menjabarkannya secara detail tujuan penggunaan uang Anda. Sebagai contoh, tujuan Anda adalah membiayai pendidikan anak, memiliki rumah, mobil, menjalani liburan, dan seterusnya.

2

Page 3: Artikel personal finance kontan anggaran

Dalam menetapkan tujuan keuangan tersebut, Anda harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. "Kebutuhan itu kalau Anda tidak memilikinya, maka hidup Anda akan selalu terganggu. Sebaliknya, keinginan itu muncul secara spontan," jelas Freddy.

Setelah menetapkan tujuan, Anda perlu memiliki disiplin tinggi agar tujuan keuangan tersebut tercapai. Tanpa disiplin, musykil tujuan tercapai.

Tahap kedua ialah menetapkan jumlah penghasilan dan pengeluaran. Dengan kata lain Anda harus tahu arus kas masuk dan arus kas keluar. Yang tergolong arus kas masuk (pendapatan) ialah gaji, tunjangan, bonus, serta penghasilan lain dari pekerjaan sampingan.

Freddy berpesan, pasangan suami istri yang sama-sama memiliki penghasilan harus rela menyatukan penghasilannya itu. "Gaji istri untuk keluarga dan gaji suami juga untuk keluarga," sambung Freddy.

Ingat, prinsip dasar dari keuangan adalah pendapatan harus lebih besar daripada pengeluaran. Ambil contoh, demi mengurangi pengeluaran wisata, Anda bisa menjarangkan berwisata, mengganti tujuan wisata dengan yang lebih murah, atau sama sekali menghapusnya jika tidak perlu.

Nah, ketika menetapkan jenis-jenis pengeluaran, Anda perlu menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasangan berdasarkan aktivitasnya. Bila suami seorang petugas marketing, mungkin perlu pengeluaran untuk membeli mobil. "Kalau istri bekerja hanya di kantor, mungkin tidak terlalu membutuhkan punya mobil sendiri," kata Freddy.

Dalam pos pengeluaran, perlu ada pos untuk pribadi. Untuk pos ini, prinsipnya, pengeluaran pribadi untuk suami dan istri harus seimbang. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.

Tahap selanjutnya menetapkan pos pengeluaran sesuai tujuan. Guna mencapai hal itu, ada beberapa langkahnya.

Pertama, Anda perlu menyiapkan dana darurat keluarga berkisar antara enam sampai 12 kali pengeluaran bulanan. Dana darurat ini harus dipisahkan dari dana lain. Hal ini sangat penting, agar situasi darurat itu tidak menghancurkan rencana keuangan secara keseluruhan. Menurut Freddy, dana darurat ini harus didahulukan. Fungsi dana ini untuk kelangsungan keluarga bila sewaktu waktu musibah datang, misalnya, terkena PHK, keluarga sakit berat, dan sebagainya.

Kedua, membeli atau memiliki asuransi untuk mengantisipasi risiko yang tidak diinginkan. Yang utama, belilah asuransi untuk si pencari nafkah. Asuransi ini sangat penting keberadaannya untuk membentengi finansial keluarga apabila pencari nafkah terkena risiko tidak bisa mencari nafkah atau meninggal dunia.

Ketiga, melakukan investasi untuk mengembangkan kekayaan. Bentuk investasi bisa bertujuan untuk pendidikan anak atau tujuan lain dalam jangka panjang. Jumlahnya, minimal 20% dari penghasilan rutin Anda agar nilai uang tidak tergerus inflasi.

Freddy menyarankan, pada tahap awal, Anda bisa berinvestasi pada instrumen jangka pendek di bank seperti tabungan. "Setelah terakumulasi, misalnya selama satu tahun, dipindah ke deposito," kata Freddy. Pilihan lain berinvestasi ialah secara rutin membeli reksadana. "Sekarang ini banyak reksadana kelas ritel, bisa Rp 100.000 per bulan, biar lebih cepat berkembang dan tidak tergerus inflasi," jelas Freddy.

Keempat adalah mengeluarkan pos untuk kebutuhan rutin keluarga, mulai dari membayar listrik, tagihan kebersihan, hingga kebutuhan belanja bulanan. Nah, berhubung nilai belanja bulanan lumayan besar, sebaiknya Anda belanja menggunakan kartu tabungan atau debit. Syukur-syukur bila ada program promosi dari bank. Sebagai contoh, ada hadiah cash back yang secara otomatis masuk ke dalam rekening tabungan kita bila kita berbelanja dalam jumlah tertentu.

Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi keuangan mempunyai fungsi untuk melihat apakah kita telah menyusun rencana yang baik, ada atau tidak kesalahan dari perencanaan tersebut, serta apakah perencanaan itu

3

Page 4: Artikel personal finance kontan anggaran

masih pada jalurnya untuk mewujudkan tujuan keuangan. Anda, misalnya, bisa beralih ke instrumen yang lebih menjanjikan jika portofolio lama kurang menguntungkan.

Kapan sebaiknya mengevaluasi rencana keuangan kita? "Bisa setiap enam bulan atau satu tahun," kata Freddy. Wiwit mengusulkan agar evaluasi dilakukan setiap tahun supaya tidak sering berubah.

Selamat merencanakan keuangan keluarga Anda

Memulai Rencana Keuangan

Kiat Menyusun Rencana Keuangan SendiriOleh Astri Karina Bangun - Selasa, 10 Agustus 2010 | 12:39 WIB

JAKARTA. Gaji naik tidak berarti bebas masalah keuangan. Demikian pengalaman Amir, seorang manajer tingkat menengah. Ini seperti ironi bagi Amir karena problem finansial justru muncul setelah ia menyandang posisi manajer dan mendapatkan gaji belasan juta rupiah. Padahal, tahun-tahun pertama berkarier, Amir mudah saja menyimpan penghasilan.

Sejatinya, banyak dari kita yang mengalami masalah sama seperti Amir. Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto, dalam bukunya Rahasia Mudah Mengelola Gaji, menggambarkan perubahan status pribadi dan sosial berbanding lurus dengan jumlah pengeluaran. Sementara, penghasilan dan kenaikan gaji berbanding terbalik dengan pengeluaran.

Maka, perlu perencanaan keuangan pribadi yang masak. Eko mengakui, perencanaan keuangan memang rumit. "Tapi, bisa dipelajari," ujarnya.

Perencana keuangan Muhamad Ichsan membenarkan pandangan Eko. Menurut pria yang memimpin lembaga perencana keuangan Prime Planner ini, setiap orang bisa membuat anggaran pribadi masing-masing.

Tahap-tahap perencanaan keuangan bisa diringkas sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan penggunaan uang

Pada tahap ini, Anda perlu menyusun daftar keinginan Anda yang membutuhkan dana. Tidak perlu membatasi daftar keinginan itu. Bisa saja daftar tersebut terdiri dari hal yang mendasar, seperti membeli rumah, hingga hal bersifat menghibur, semacam liburan.

Yang perlu diingat dalam tahap ini, jangan melupakan kebutuhan yang baru muncul di masa depan. Ambil contoh, biaya pendidikan anak bagi pasangan yang memiliki bayi.

2. Menyusun prioritas

Dari sedemikian banyak item yang tercantum dalam wish list Anda, tentu tidak semua harus dipenuhi. Ini sesuai dengan prinsip pemasukan manusia terbatas, sementara pengeluaran tidak ada batasnya.

Ini berarti, Anda harus menunda atau bahkan membuang sejumlah item yang ada dalam daftar Anda. Tahapan ini biasa disebut juga menyusun prioritas penggunaan uang.

Eko menyarankan, dalam tahap ini Anda menyusun anggaran pengeluaran ke dalam empat kategori prioritas. Kategori pertama adalah pengeluaran untuk keperluan sosial keagamaan, yang besar nilainya maksimal 10% dari total gaji.

Kategori kedua, cicilan utang, dengan porsi maksimal 30% dari gaji. Ketiga, untuk investasi dan proteksi minimal 20% dari gaji. Keempat, untuk kebutuhan hidup dengan porsi 40%.

4

Page 5: Artikel personal finance kontan anggaran

Eko punya alasan mengapa menempatkan kebutuhan hidup sebagai kategori terakhir. "Bagian ini adalah yang paling fleksibel, karena banyak pilihan," tutur Eko. Ia mengambil contoh anggaran untuk makan. Anda bisa mengatur mau makanan yang harganya berapa. Contoh lainnya transportasi.

Besaran porsi anggaran kebutuhan hidup juga fleksibel. Eko menjelaskan, bagi mereka yang tidak punya kewajiban melunasi utang, mungkin saja anggaran kebutuhan hidup diperbesar menjadi 70% dari total gaji. Singkatnya, jika tiga kelompok anggaran lain tidak terpakai seperti yang direncanakan semula, kelebihannya bisa dialihkan sebagai bujet kebutuhan hidup.

3. Merancang daftar pengeluaran

Sebuah rencana tentu tidak lepas dari proses evaluasi. Khusus untuk perencanaan keuangan, kegiatan evaluasi yang paling penting adalah memonitor seluruh pengeluaran. Itu sebabnya, Eko menyarankan agar Anda mencatat seluruh pengeluaran Anda. Dokumentasi pengeluaran ini bisa menjadi bahan penyusunan rencana keuangan berikutnya.

Anda juga jangan lupa memilah catatan pengeluaran sesuai kategori anggaran. Jadi, catatan pengeluaran sumbangan amal, ya, dimasukkan ke kelompok anggaran sosial-keagamaan. Pembayaran kartu kredit juga ditempatkan dalam catatan biaya pelunasan utang.

Jika Anda telah memiliki catatan pengeluaran rutin, paling tidak selama tiga bulan akan lebih mudah untuk menyusun rencana keuangan. Alasannya, Anda bisa membaca pola pengeluaran pribadi, baik yang rutin maupun yang non-rutin.

4. Menyusun Implementasi

Tahap berikutnya adalah menyusun model implementasi. Ada tiga model yang disarankan Eko. "Membuat kalender duit, menyusun sistem amplop, atau rekening komitmen," saran dia.Kalender duit adalah catatan pengeluaran pasti. Sedang pengeluaran tidak pasti harus dicadangkan pada pos khusus.

Sistem amplop adalah membagi seluruh penerimaan ke minimal empat amplop, sesuai empat prioritas. Masing-masing prioritas bisa diturunkan lagi ke dalam beberapa amplop tergantung dari perincian.

Jika Anda merasa sistem amplop terlalu ribet, rekening komitmen bisa dicoba, yakni dengan membagi dua rekening. "Pertama, rekening untuk jangka pendek, yaitu untuk kebutuhan hidup dan sosial keagamanan. Kedua, rekening untuk jangka panjang, yakni utang dan investasi," jelas Eko.

Tingkat bunga

Jika rencana keuangan yang Anda susun mencakup masa depan, seperti biaya pendidikan anak, jangan melupakan konsep nilai waktu uang. Time value of money mengacu perubahan nilai uang seiring dengan perjalanan waktu. Yang mempengaruhi perubahan nilai uang seperti inflasi dan tingkat bunga.

Jika Anda malas menghitung sendiri, Anda dapat memanfaatkan software keuangan dan investasi. Kebanyakan paket software finansial zaman sekarang menyediakan fasilitas itu, mulai dari menghitung kebutuhan dana pendidikan hingga mencatat portofolio investasi.

Yang lebih sulit dalam penyusunan perencanaan keuangan bukanlah tools atau rumus-rumus yang jelimet. Ichsan menegaskan, hanya ada dua faktor yang kerap menghambat seseorang menyusun perencanaan keuangan. "Dia punya waktu atau enggak? Dia mau atau tidak?" ujar dia.

Padahal, penyusunan sendiri, tidak rumit. "Paling lama satu jam saja," tandas Ichsan.

Dana darurat

5

Page 6: Artikel personal finance kontan anggaran

Menyiapkan dana darurat Oleh Yudho Winarto, Harris Hadinata, Azis Husaini - Senin, 16 Agustus 2010 | 21:06 WIB

JAKARTA. Cahyo tidak pernah menyangka perjalanan wisata bersama keluarganya bakal berubah jadi bencana. Awalnya, karyawan perusahaan swasta di Jakarta itu berniat menyenangkan istri dan anaknya berlibur di Puncak, Bogor.

Apa daya, niat bersenang-senang itu tidak terpenuhi. Di tengah jalan penginapan, mobil Cahyo yang memang sudah agak uzur itu rusak lantaran harus menaiki tanjakan terjal. Kerusakannya pun parah.

Alhasil, Cahyo malah harus sibuk mengurus perbaikan mobil selama liburan itu. Biaya perbaikan mobil itu pun me-nguras habis kocek Cahyo. Padahal, ia sudah nyaris tidak memiliki duit lagi. Akhir cerita, Cahyo harus sibuk mencari utangan ke mana-mana.

Cahyo mungkin tidak perlu bingung seandainya jauh-jauh hari menyisihkan dana darurat. Seperti namanya, ini adalah dana yang disiapkan untuk keadaan darurat dan membutuhkan pengeluaran lebih banyak dari biasanya.

Keadaan darurat itu sendiri bisa bermacam-macam. Salah satunya seperti kisah Cahyo tadi. Situasi darurat juga bisa berupa sakit keras yang menimpa anggota keluarga sehingga membutuhkan perawatan ekstra. "Dana darurat juga perlu kalau-kalau terjadi bencana," tutur Safir Senduk, seorang perencana keuangan.

Sesuai kondisi

Dalam teori perencanaan keuangan, penyisihan dana darurat merupakan prioritas utama. Bahkan, seseorang harus menyiapkan dana darurat dulu, sebelum menetapkan jatah menabung dan berinvestasi.

Saking pentingnya dana darurat, para perencana keuangan mengungkapkan dana ini baru boleh dipakai bila si pemilik dana berada dalam kondisi darurat. "Uang ini diibaratkan uang terakhir, sehingga kita harus berpikir bagaimana mempertahankan hidup," tandas Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting.

Berapa besar dana darurat yang harus disiapkan? Porsi tiap orang bisa berbeda-beda. "Patokannya antara tiga kali sampai 12 kali jumlah pengeluaran setiap bulan," terang Safir.Tentu saja, Anda harus memperhatikan jumlah tanggungan keluarga sebelum menetapkan plafon dana darurat. Porsi dana darurat juga bergantung pada status Anda.

Jika Anda belum menikah, dana darurat lebih minim ketimbang orang yang sudah menikah. Para perencana keuangan bersepakat menetapkan porsi dana darurat bagi para lajang sebanyak tiga kali nilai pengeluaran bulanan si lajang.

Jika sudah menikah, porsi dana darurat itu minimal enam kali jumlah pengeluaran bulanan keluarga Anda. Porsi dana darurat kian bertambah jika Anda memiliki anak. Minimal, Anda harus menyiapkan dana darurat 12 kali jumlah pengeluaran bulanan keluarga Anda.

Jadi, penentuan porsi dana darurat ini bergantung pada nilai pengeluaran tiap bulan. Oleh sebab itu, Anda wajib menghitung total pengeluaran Anda.

Taruh kata Anda menghabiskan Rp 5 juta sebulan. Jika Anda sudah menikah dan memiliki anak, Anda minimal harus memiliki dana darurat sebanyak Rp 60 juta.

Nah, karena ini dana darurat, akses atas dana ini juga harus mudah. "Tapi, uang itu jangan diutak-atik, kecuali untuk kebutuhan mendesak," tegas Eko.

6

Page 7: Artikel personal finance kontan anggaran

Lantas, di mana sebaiknya menaruh dana darurat ini? Silakan menyimpan duit di lemari atau di bawah bantal. Tapi, cara penyimpanan seperti itu amat berisiko dan uang tidak optimal berkembang.

Para perencana keuangan menyarankan Anda menaruh dana darurat itu di tabungan khusus alias terpisah dari rekening yang biasa digunakan untuk bertransaksi dan investasi. Anda juga bisa menyimpan dana itu dalam bentuk giro maupun deposito.

Pilihan lain adalah menempatkannya pada instrumen reksadana pasar uang. Selain memiliki dana darurat yang mudah diakses, Anda juga bisa memperoleh imbal hasil lumayan dari instrumen investasi itu.

Eko menyarankan agar setiap orang mulai menyisihkan dana darurat sejak menerima gaji pertama. Begitu pertama kali menerima gaji, segera sisihkan minimal 20% dari gaji tersebut sebagai dana darurat.

Jika memiliki dana darurat sesuai plafon minimal, Anda bisa tetap tenang menghadapi kondisi darurat yang membutuhkan biaya. Anda tidak perlu menjual harta atau mencari utangan ke sana ke mari demi memenuhi biaya.

Memulai rencana keuangan

Memilih perencana keuangan Oleh Astri Karina Bangun - Senin, 23 Agustus 2010 | 17:36 WIB

JAKARTA. Idealnya, setiap orang menyusun sendiri rencana keuangan masing-masing. Namun, tidak perlu berkecil hati jika Anda kesulitan menyusun rencana keuangan bagi diri sendiri. Maklum, dalam kenyataan sehari-hari, banyak orang yang tidak punya waktu atau pengetahuan memadai untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri. Ada juga orang yang kesulitan menjaga komitmen.

Nah, bila termasuk dalam kelompok tersebut, Anda bisa meminta jasa perencana keuangan. "Harus diakui, merencanakan keuangan tidak gampang. Ada orang yang bisa memajukan keuangan perusahaan, tapi tidak bisa mengelola keuangan diri sendiri," ujar

Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia.

Secara garis besar, tugas perencana keuangan adalah membantu klien mengukur kemampuan finansial serta memberikan pendampingan dalam memilih produk keuangan atau jenis investasi. Anda tidak perlu pusing menghitung dan memproyeksi alokasi dana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan Anda. "Dengan pendampingan perencana keuangan, klien punya pegangan. Tidak bingung dengan isu atau omongan orang," imbuh Eko.

Perencana keuangan Muhamad Ichsan menambahkan, perencana keuangan wajib mempresentasikan hak dan kewajiban ke kliennya dalam pertemuan pertama. Selanjutnya, perencana keuangan akan mengumpulkan data dan informasi klien, mulai dari informasi dasar seperti biografi sampai informasi keuangan, semacam penerimaan dan pengeluaran rutin. Perencana keuangan kemudian mengembangkan hasil analisis terhadap kliennya itu menjadi rekomendasi strategi.

Fase berikutnya adalah mengimplementasikan strategi yang sudah disiapkan. Tentu saja, perencana keuangan juga berkewajiban memantau implementasi dari rencana itu. Apakah target si klien sudah tercapai? Atau, apakah ada pos pengeluaran yang perlu dipangkas?

Dalam kegiatan perencanaan keuangan itu sendiri, ada dua tujuan yang paling penting. Yaitu, investasi dan proteksi. "Perencana keuangan membantu jangan sampai klien hanya mencapai satu tujuan utama, sementara tujuan yang lain tidak teraih," papar Ichsan.

7

Page 8: Artikel personal finance kontan anggaran

Tawaran Terbatas

Jika tertarik menggunakan jasa perencana keuangan, tentu Anda harus memilih yang paling sesuai. Selain mengetahui hal-hal dasar, seperti jenis layanan atau tarif, Anda juga perlu memahami hubungan antara perencana keuangan dan perusahaan jasa keuangan. Saat ini, ada perencana keuangan yang independen atau tidak terkait dengan lembaga keuangan, serta ada perencana keuangan yang terafiliasi alias bekerja untuk perusahaan keuangan tertentu.

Tentu, perencana keuangan independen punya ruang gerak yang lebih luas dalam memberikan rekomendasi produk keuangan ke klien. "Kami bisa menawarkan produk yang tidak ada di penasihat keuangan terafiliasi. Misalnya, investasi di properti,” kata Eko.

Cara kerja di antara penasihat keuangan independen memang tidak harus identik. Ada perencana keuangan independen yang bersedia memberi rekomendasi ke klien tentang produk investasi yang pas. Memang, tugas si perencana di sini hanya sebatas memberi masukan. Si klien tetap pegang kendali.

Namun, ada pula perencana keuangan independen yang lebih suka memberikan rekomendasi secara umum. "Kalau klien sudah punya referensi atas sebuah produk dan mereka meminta saran saya, baru saya berikan," ujar Muhamad Ichsan dari Prime Planner.

Dari segi biaya, menggunakan jasa perencana keuangan independen memang lebih mahal daripada jasa perencana keuangan terafiliasi. Maklumlah, perencana keuangan terafiliasi biasanya bekerja untuk bank, perusahaan sekuritas atau perusahaan asuransi.

Tentu, penasihat keuangan terafiliasi hanya menawarkan produk-produk yang dimiliki perusahaan tempat ia bekerja. "Biaya jasanya gratis, karena dapat kompensasi dari perusahaan," ujar Tri Djoko Santoso, perencana keuangan dari Panin Life yang juga Ketua Financial Planning Standards Board Indonesia.

Kiat Menyiapkan Biaya Pendidikan

Biaya Pendidikan Naik 20% Setahun, Siapkan Sejak Dini! Oleh Yudo Widiyanto, Azis Husaini - Selasa, 28 September 2010 | 13:02 WIB

PARA pakar perencanaan sering bilang bahwa pendidikan merupakan investasi terpenting dalam hidup setiap orang. Masalahnya, ongkos pendidikan semakin melangit saban tahun.

Menurut hitungan para perencana keuangan, biaya pendidikan di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15%–20% per tahun. Angka ini lebih dari dua kali lipat rata-rata kenaikan inflasi. Makanya, merencanakan biaya pendidikan anak sejak dini merupakan hal penting kalau tak ingin tergopoh-gopoh saat harus membayar.

Sebagai orangtua yang baik, sepantasnya Anda merencanakan dengan matang biaya sekolah anak. Nah, apa saja yang perlu Anda persiapkan?

Pertama, tentukan target kebutuhan dana pendidikan. Menurut Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, sejak anak lahir ke dunia, orangtua pasti sudah bisa memperkirakan pada usia berapa si anak akan masuk TK, SD, SMP, dan perguruan tinggi. Nah, cari informasi berapa biaya pendidikan saat ini atas setiap jenjang pendidikan tersebut.

Berdasarkan informasi itu, kita bisa memperkirakan kebutuhan dana buat sang anak kelak. Ambil contoh, biaya masuk SD saat ini Rp 6 juta, sementara anak Anda baru akan masuk SD empat tahun mendatang. Dengan

8

Page 9: Artikel personal finance kontan anggaran

asumsi kenaikan ongkos pendidikan sebesar 20% per tahun, berarti saat dia masuk SD nanti, Anda harus menyiapkan dana sekitar Rp 12,5 juta. "Perhitungan ini penting supaya Anda tidak gelagapan nantinya," kata Eko.

Setelah menentukan target kebutuhan dana, langkah kedua adalah memastikan cara mencapai target tersebut. Banyak pilihan yang bisa dilakukan. Menurut perencana keuangan Safir Senduk, salah satu cara menyiapkan dana pendidikan anak adalah lewat investasi aset seperti tanah. Namun, investasi ini hanya cocok untuk jangka panjang. "Kelemahan lain, tanah tidak selalu mudah untuk dijual kembali," papar dia.

Untuk kebutuhan dalam jangka pendek, Safir menyarankan Anda berinvestasi secara bertahap. Misalnya, lewat produk tabungan pendidikan. Ada beberapa keunggulan tabungan pendidikan ini. Selain suku bunga yang umumnya lebih tinggi daripada tabungan biasa, produk ini juga memiliki fasilitas asuransi jiwa.

Dengan begitu, kalau orangtua kehilangan penghasilan karena kematian, kecelakaan, atau sakit parah, dana pendidikan anak sudah terproteksi. "Ini salah satu keunggulan tabungan pendidikan," kata Direktur Konsumer PT Bank Bukopin Tbk Lamira S. Parwedi. Eko menyarankan orangtua menyisihkan 20% dari pendapatan setiap bulan untuk investasi di tabungan pendidikan.

Meski begitu, menurut Eko, investasi di tabungan pendidikan ini cuma cocok dipakai menyiapkan dana sekolah anak sampai bangku SD. Sedangkan untuk kebutuhan dana pendidikan dalam jangka panjang, misalnya lebih dari 10 tahun, Safir Senduk menyarankan supaya alokasi dana pendidikan dialihkan ke produk keuangan lain yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Setidaknya, produk investasi tersebut bisa memberikan imbal hasil minimal sama dengan kenaikan biaya sekolah anak per tahun. Contoh instrumen yang ideal adalah investasi di produk reksadana, saham, atau emas batangan.

(Diambil dari tulisan Edisi Khusus KONTAN Mei 2010)

RISIKO PERENCANAAN KEUANGAN

Mengurangi risiko dengan antisipasi matang Oleh Titis Nurdiana, Adi Wikanto - Kamis, 28 Oktober 2010 | 16:11 WIB

JAKARTA. Punya banyak uang, bisa foya-foya, tua bahagia, dan mati masuk surga. Barangkali, ini cita-cita kebanyakan orang. Namun, manusia memang hanya bisa berharap dan merencanakan. Hasilnya belum tentu sesuai harapan.

Begitu juga dalam perencanaan keuangan. Meski hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan, kita bisa mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko. "Antisipasi dengan mengelola risiko," tandas Prita Hapsari Gozie, Kepala Perencana Keuangan ZAP Finance. Mengelola

risiko bertujuan mencegah atau meminimalkan terjadinya kerugian dalam rencana keuangan.

Ada empat risiko dalam perencanaan keuangan: yakni risiko kehilangan penghasilan, risiko pasar, risiko kredit, serta risiko kesehatan. Risiko pasar terjadi ketika nilai aset lancar berkurang karena terpengaruh kondisi harga di pasar. Risiko kredit berupa kemungkinan gagal bayar atas obligasi atau utang yang kita miliki. Risiko kesehatan terjadi lantaran biaya kesehatan yang tinggi.

Menurut Ligwina Poerwo Hananto, Chief Executive Officer Quantum Magna Financial, upaya mengantisipasi risiko tak berarti harus membeli produk asuransi. Kita bisa melakukannya melalui tindakan pencegahan, mengurangi, membagi, atau mengalihkan risiko. "Agar terhindar dari risiko kerusakan mobil, Anda bisa menggunakan angkutan umum atau hati-hati berkendara," ujar Wina, panggilan karib Ligwina.

9

Page 10: Artikel personal finance kontan anggaran

Begitu pula dengan kesehatan. Untuk menghindari risiko sakit, misalnya, Anda bisa mencegahnya dengan mengatur pola makan dan olahraga teratur. "Asuransi kesehatan hanya menjadi tambahan untuk memastikan jika sakit tetap memiliki perlindungan," ujar Wina.

Risiko kehilangan penghasilan dapat ditanggulangi dengan beberapa cara. Salah satunya dengan memiliki asuransi jiwa untuk kepala keluarga. "Memiliki asuransi jiwa untuk menjamin masa depan keluarga," imbuh Prita.

Risiko kehilangan pekerjaan juga bisa diantisipasi dengan menyiapkan dana darurat. Bagi karyawan, nilai dana darurat yang ideal minimal enam kali pengeluaran bulanan. Sementara, untuk wiraswasta, minimal 12 kali pengeluaran bulanan. "Bisa juga dengan mempersilakan pasangan kita bekerja sehingga tak bergantung 100%," ujar Wina.

Sri Khurniatun, Kepala Perencana Keuangan dari Kurnia Consulting, menambahkan bahwa memiliki aset aktif seperti rumah kos, kontrakan, atau bisnis sampingan juga membantu mengantisipasi risiko atas kehilangan pekerjaan. "Pendapatan dari usaha-usaha sampingan ini bisa menjadi pos penghasilan lain," ujar Sri.

Mengukur risiko

Para perencana keuangan menyarankan, sebelum kita menghadapi risiko, sebaiknya kita memahami profil risiko pribadi kita masing-masing. Ada tiga variabel yang umumnya menjadi patokan menghadapi risiko dalam perencanaan keuangan keluarga.

Pertama, adalah bagaimana sikap atau toleransi Anda terhadap risiko. Kedua, seberapa besar kemampuan atau kapasitas keuangan Anda dalam menghadapi risiko. Terakhir, seberapa besar asumsi risiko yang ditetapkan. "Berkaca dari tiga faktor tersebut, masing-masing individu dengan tujuan keuangan tertentu memiliki kemampuan berbeda dalam menghadapi risiko," tandas Wina.

Ketika mencairkan pinjaman, Anda harus sadar bahwa ada kewajiban untuk mengembalikan. Oleh karena itu, sebelum berutang, Anda harus berhitung dulu berapa besar kemampuan untuk mengembalikan. "Kalau dirasa tak bisa membayar utang, jangan berutang," kata Wina.

Risiko investasi biasa menempel pada orang yang suka berinvestasi. Untuk itu, mereka harus menyesuaikan alokasi aset dengan cara berinvestasi sesuai dengan sifat pribadinya.

Cara mudah untuk mengetahui sifat pribadi ini adalah bertanya pada diri sendiri. Apakah di dalam kehidupan, kita cukup berambisi? Apakah kita termasuk orang yang sangat agresif di dalam menekuni pekerjaan atau apakah Anda menyukai hobi yang menantang?

Apabila jawaban Anda "iya", berarti Anda cenderung menjadi orang yang agresif. "Orang agresif sudah pasti lebih berani mengambil risiko," ujar Wina. Alhasil, Anda bisa mengalokasikan investasi Anda di dalam produk yang agresif. Begitu pula sebaliknya.

Selain itu, melakukan diversifikasi juga menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko. Teori kuno ini memang harus dilaksanakan sebagai salah satu cara ampuh untuk menurunkan tingkat risiko. "Dengan menyebar investasi di beberapa produk yang berlainan, Anda akan terhindar dari risiko penurunan nilai aset," ujar Wina.

KIAT BERBELANJA SESUAI KEBUTUHAN

Berbelanja sewajarnya saja, jangan gelap mataOleh Sam Cahyadi, Ruhut Ambaruta, Diade Riva Nugrahani - Kamis, 09 Desember 2010 | 15:38 WIB

10

Page 11: Artikel personal finance kontan anggaran

JAKARTA. Uang hasil jerih payah bekerja pada akhirnya memang digunakan untuk berbelanja. Tapi, jika salah memanfaatkannya, bisa-bisa kita pusing tujuh keliling.

Kita memang harus benar-benar teliti menggunakan uang, baik untuk membeli barang atau membayar jasa. "Setiap orang harus bisa mengukur kebutuhannya sendiri," kata Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning.

Menurut Bambang, mengukur kebutuhan belanja mutlak dilakukan agar kita tidak terjebak pada sebuah keinginan dan nafsu belanja semata. Jadi, berbelanjalah sesuatu yang memang menjadi kebutuhan kita.

Karena itu, sebelum memanfaatkan uang, kita harus menentukan apa saja kebutuhan kita pada saat itu. Kita juga harus menyusun daftar kebutuhan sesuai skala prioritas.

Setelah menyusun daftar kebutuhan, kita harus menyusun money tracking alias catatan arus keluar masuk keuangan. Cara ini bertujuan untuk mengukur kemampuan keuangan kita sebelum menghabiskannya. "Kalau kita tidak disiplin menyusun money tracking, keuangan kita berisiko menjadi lebih besar pasak daripada tiang," cetus Bambang.

Nah, setelah itu kita harus memastikan bahwa barang-barang tersebut benar-benar kebutuhan kita, atau sekadar keinginan belaka . "Cara mengukurnya, kalau barang atau aset yang kita beli minimal bisa menghasilkan aset lagi, artinya, aset itu adalah kebutuhan," terang Bambang.

Umumnya, perangsang berbelanja adalah iming-iming harga murah atau sedang ada program promosi. Jika kita memang membutuhkan barang tersebut dan ada dana cukup, silakan saja membelinya. Tapi, kalau hanya mengejar murah, padahal di rumah sudah memiliki banyak barang serupa, jangan sekali-kali membelinya.

Taruh kata kita sedang membutuhkan suatu barang, jangan pernah ragu membandingkan harga dari satu gerai dengan gerai lain. Dengan nilai manfaat yang sama tapi dengan biaya lebih murah, berarti kita sudah menghemat duit.

Manfaat ganda

Kendati mendapati program diskon harga barang kebutuhan kita, kita pun jangan terburu membelinya. Mungkin kita sudah merencanakan lama untuk membeli produk itu, tapi jika tak masuk anggaran bulanan, jangan memaksa membelinya. Sebab, jika harganya mahal dan di luar bujet bulanan kita, sudah pasti bakal mengganggu kas bulanan.

Akan lebih baik lagi apabila kita membeli barang konsumtif yang sekaligus bisa sebagai sarana investasi. Ambil contoh, kita membeli mobil dengan fasilitas cicilan dan memanfaatkannya sebagai usaha rental kendaraan. Upaya ini bisa menghasilkan uang, sehingga cicilan bulanan tidak memberatkan keuangan kita. "Artinya, kita belanja konsumtif untuk investasi," tandas Bambang.

Prinsip serupa bisa kita terapkan pada saat membeli rumah dengan fasilitas kredit. Jika tidak benar-benar terdesak menempati rumah tersebut, kita bisa menyewakan atau mengontrakkannya kepada orang lain, sehingga uang sewa itu bisa dimanfaatkan untuk membayar cicilan rumah. "Tapi, kita memang perlu mempertimbangkan lokasi yang strategis agar mendapatkan uang sewa tinggi," kata Bambang.

Mike Rini, perencana keuangan dari Mike Rini and Associates, membagi kebutuhan belanja menjadi dua kategori. Pertama, kebutuhan sehari-hari seperti belanja bahan pokok. Kedua, kebutuhan besar yang frekuensi pembeliannya jarang tapi nilainya besar.

Sebelum berbelanja kebutuhan sehari-hari, kita harus menyesuaikannya dengan jumlah kebutuhan seluruh anggota keluarga. "Jangan berbelanja kebutuhan sehari-hari melebihi konsumsi, karena bahan pokok bisa rusak jika disimpan terlalu lama," terang Mike.

Kita juga harus memperhitungkan masa pakai suatu barang sebelum membeli barang elektronik atau mobil.

11

Page 12: Artikel personal finance kontan anggaran

Jadi, tidak tepat seandainya kita membeli barang elektronik hanya karena sedang ada program diskon atau karena barang itu model terbaru.

Mike juga mengritik cara kebanyakan orang membeli sandang atau pakaian. Menurutnya, belanja pakaian sebenarnya cukup tiga sampai enam bulan sekali, sehingga tidak membeli pakaian sebulan sekali.

Nyatanya, banyak yang membeli baju baru setiap bulan sekali. "Selama masih layak pakai dan tidak ketinggalan mode, kita tidak perlu membeli pakaian baru," kata Mike.

EVALUASI TUJUAN KEUANGAN 2010

Mengapa mobil impian gagal masuk garasi? (1)Oleh Fransiska Firlana, Raymond Reynaldi - Kamis, 16 Desember 2010 | 12:47 WIB

JAKARTA. Menjelang pergantian tahun, Juanita tampak murung. Dia kembali gagal mewujudkan mimpinya untuk membeli mobil baru tahun ini. Padahal, impian itu sudah ia pendam sejak dua tahun silam.

Dia menyesali sikap hidup borosnya sepanjang Tahun Macan 2010. Diskon besar-besaran di berbagai pusat perbelanjaan telah menggodanya menghamburkan uang untuk membeli barang-barang yang sejatinya tidak begitu dia perlukan. Baju-baju pesta yang hanya sekali pakai atau tas-tas mahal yang lebih sering disimpan di kotak penyimpanan ketimbang dipakai sehari-hari ke kantor.

Tahun ini, ia juga harus melakukan pengeluaran tak terduga lantaran dia jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Sayang, ia belum memiliki asuransi.

Juanita bertekad, tahun depan ia harus memiliki asuransi dan lebih disiplin menyisihkan gajinya. Inilah resolusi keuangan Juanita untuk tahun depan.

Nah, apakah Anda juga seperti Juanita yang gagal mencapai target-target finansial tahun ini? Sebelum menapaki tahun yang baru, kini adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi terhadap perencanaan keuangan yang Anda buat untuk periode tahun ini.

Evaluasi ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan finansial Anda tahun ini tercapai sesuai jadwal. Evaluasi juga diperlukan sebelum kita membuat perencanaan keuangan ke depan.

Cek pencapaian target

Dalam melakukan evaluasi keuangan, Anda perlu memperhatikan tiga hal. Pertama, apakah target finansial yang Anda tetapkan tahun ini tercapai?

Ambil contoh, Anda mungkin menargetkan bisa membeli mobil baru, seperti halnya Juanita. Atau, Anda menargetkan bisa memperoleh imbal hasil dari investasi Anda minimal sebesar 30% pada tahun ini. Atau, Anda ingin melakukan renovasi rumah. “Cek apakah sudah sesuai harapan, di atas harapan, atau justru di bawah harapan,” tutur Budi Raharjo, Managing Partner One Consulting, sebuah lembaga penasehat keuangan.

Hal kedua yang harus Anda pertanyakan adalah, apakah target-target finansial tersebut berjalan sesuai jadwal atau tidak dan apakah hal tersebut telah dilakukan dengan benar sesuai perencanaan keuangan yang Anda susun sebelumnya.

Misalnya, dalam perencanaan keuangan, Anda sudah berencana melakukan investasi secara rutin dengan menginvestasikan Rp 500.000 setiap bulan ke produk reksadana saham. Cek, apakah hal tersebut konsisten

12

Page 13: Artikel personal finance kontan anggaran

Anda laksanakan. Jika tidak, tentu ini akan mempengaruhi perencanaan keuangan jangka panjang Anda. Sebab, hasilnya bisa saja tidak sesuai dengan harapan Anda.

Pertanyaan ketiga adalah, apakah ada perubahan yang bisa mempengaruhi kondisi keuangan Anda sepanjang periode rencana keuangan tahun ini? Perubahan yang dimaksud bisa berarti positif maupun negatif. Yang positif, misalnya, Anda mendapatkan bonus tak terduga dari perusahaan atau Anda mengalami kenaikan gaji. Bisa juga Anda mendapatkan pekerjaan baru yang menyebabkan penghasilan bulanan Anda melonjak cukup drastis. Atau, bintang Anda sedang terang sehingga mendapatkan warisan keluarga yang signifikan. Wow!

Namun, yang terjadi bisa sebaliknya. Perubahan itu bisa berarti, Anda mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga kehilangan penghasilan rutin. Atau, Anda mengalami banyak pengeluaran tidak terduga sepanjang 2010 sehingga dana darurat terkuras. Bahkan, tidak mustahil, Anda justru terjebak utang-utang baru. “Ini semua perlu penyesuaian dan antisipasi,” ujar Budi lagi.

(Bersambung)

PERENCANAAN KEUANGAN

Lakukan evaluasi perencanaan keuangan secara periodikOleh Fransiska Firlana, Raymond Reynaldi - Senin, 10 Januari 2011 | 18:53 WIB

JAKARTA. Pelaksanaan perencanaan keuangan harus dievaluasi secara rutin. Tujuannya, jelas, agar kesadaran kita akan kondisi finansial kita selalu terjaga.

Pertanyaannya, kapan evaluasi perencanaan keuangan tersebut mesti dibuat?

Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, berpendapat bahwa evaluasi bisa dilakukan setiap enam bulan atau satu tahun sekali. Khusus bagi orang yang baru pertama kali melakukan perencanaan keuangan alias pemula, Rakhmi menyarankan, evaluasi tersebut dibuat setiap tiga

bulan sekali.

"Evaluasi ini tidak hanya menjamin rencana kita bakal terwujud, tetapi sekaligus menjadi sarana mengubah gaya hidup yang terencana," jelas dia.

Sementara, perencana keuangan dari Shildt Consulting Joanes Widjajanto juga yakin, evaluasi rencana keuangan harus dilakukan. Tanpa evaluasi, kita tidak tahu apa rencana apa yang akan dibuat untuk tahun selanjutnya. Jadi, "Minimal evaluasi setiap akhir tahun," tegas dia.

Malah, perencana keuangan dari Kurnia Consulting, Sri Kurniatun mengatakan, evaluasi akan lebih baik bila dilakukan bulanan, atau minimal per tiga bulan. Tidak hanya dilakukan setiap akhir tahun. Ini berlaku bagi siapa saja. "Tujuannya mengantisipasi apabila terjadi perubahan dalam pelaksanaannya," ujar Sri.

Lebih lanjut, dia menyebut, jika evaluasi per akhir tahun, akan sulit mengantisipasi bila ada perubahan, misalnya perubahan penghasilan atau keperluan yang mendadak.

Evaluasi juga perlu dilakukan untuk memberikan kenyamanan di masa mendatang. "Ini menyangkut kebutuhan dana tahun selanjutnya," kata Joanes. Setelah tahu besaran dana yang dibutuhkan, Anda bisa memperkirakan sumber pendanaannya.

13

Page 14: Artikel personal finance kontan anggaran

Ambil contoh, bila penempatan dana di tabungan kurang menguntungkan, Anda bisa mengalihkan dana itu ke produk yang lebih menguntungkan, seperti deposito ataupun reksadana. Boleh juga, diinvestasi ke emas yang memiliki kenaikan harga relatif stabil.

KIAT ANTISIPASI KENAIKAN BBM

Berhemat bahan bakar agar kocek tidak terbakar (1) Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 25 Maret 2011 | 18:16 WIB

JAKARTA. Kenaikan harga BBM kerap menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Maklum, kenaikan harga BBM acap memantik lonjakan harga-harga kebutuhan pokok, juga harga di sektor pelayanan dan jasa. Kalau sudah begitu, daya beli (purchasing power) masyarakat pun melemah. Walhasil, kualitas hidup masyarakat semakin terpuruk.

Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, menilai kenaikan harga BBM lazim berdampak pada semua sektor. Tak hanya transportasi tapi juga sandang, pangan, dan papan. Nah, kalau inflasi ini terus terjadi, ekonomi rumah tangga yang tak mendapatkan kenaikan penghasilan (sesuai dengan inflasi) akan terancam.

Apalagi jika rumah tangga mempunyai utang dengan bunga mengambang. Soalnya, kenaikan inflasi bisa memicu kenaikan suku bunga yang berarti memicu kenaikan pada pembayaran cicilan utang tiap bulannya. "Bisa dibayangkan, penghasilan tetap, tapi pengeluaran bertambah tidak hanya di biaya hidup, tapi juga di pos pembayaran utang," kata Rakhmi.

Masa penyesuaian

Lanjut Rakhmi, biasanya rumah tangga membutuhkan waktu minimal tiga bulan hingga empat bulan untuk menyesuaikan diri. Menjadi lebih hemat atau justru mengubah pos-pos pengeluaran, atau menambah penghasilan. Selama satu hingga dua bulan pertama kalangan rumah tangga akan merasakan dampak kenaikan harga BBM tadi. Lalu, satu hingga dua bulan berikutnya mereka mulai menyesuaikan diri.

"Jadi, jika dalam tiga sampai empat bulan pertama dampak kenaikan BBM masih terasa memberatkan, itu sangat wajar," imbuh Rakhmi.

Dia mengingatkan, pada masa-masa penyesuaian ini setiap rumahtangga jangan buru-buru menggunakan dana cadangan. Sebab, kemungkinan defisit di awal pemberlakuan kebijakan kenaikan BBM sangat besar. Jangan sampai hanya karena belum terbiasa, kemudian dana cadangan terpakai. Padahal, sebenarnya masih bisa berhemat.

Tapi, lanjut Rakhmi, bila sudah lewat masa 3-4 bulan, penyesuaian tetap tak bisa dilakukan (memang tak ada lagi pos-pos yang bisa dikurangi), solusinya adalah menambah penghasilan yang signifikan untuk menutupi defisit tadi.

Nah, bagaimana seharusnya masyarakat mengatur ekonomi rumahtangga di saat harga BBM naik? Berikut ini beberapa tip sederhana yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

1. Evaluasi anggaran rumahtangga

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengevaluasi anggaran rumah tangga. Menurut Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Advisory, evaluasi tersebut terdiri dari dua komponen: pengeluaran dan pemasukan.

Ingat, pertama-tama Anda harus mengevaluasi aspek pengeluaran rumahtangga. Aspek ini terbagi dalam dua kategori, yakni pengeluaran bersifat harian (daily) dan masa mendatang (future). Item pengeluaran harian biasanya terdiri dari biaya makanan, pakaian, transportasi, komunikasi, iuran listrik, dan gas. "Nah, mampukah penghasilan Anda memenuhi biaya kegiatan sehari-hari rumahtangga," kata Mike.

14

Page 15: Artikel personal finance kontan anggaran

Sementara itu, tambah Mike, pengeluaran yang bersifat future terbagi dalam dua macam: terduga (predicted ) dan tidak terduga (unpredicted). Contoh dari pengeluaran terduga antara lain biaya memperpanjang surat tanda nomor kendaraan (STNK) mobil atau sepeda motor, biaya membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) rumah, dan biaya yang bersifat saving, seperti dana pendidikan serta dana pensiun.

Adapun pengeluaran yang tidak terduga biasanya menyangkut dana kesehatan atau kecelakaan. Semua komponen pengeluaran itu harus bisa Anda deteksi. Setelah itu, lakukan alokasi anggaran dengan cermat agar tidak menambah beban hidup Anda.

Mike mengakui, ketika biaya hidup naik, penghasilan seseorang biasanya juga akan naik. Masalahnya, penghasilan tersebut kerap tidak sesuai dengan biaya hidupnya. Oleh sebab itu, ketika harga kebutuhan pokok naik akibat lonjakan harga BBM, Anda dituntut meningkatkan penghasilan.

Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas kemampuan di tempat bekerja, mendiversifikasi penghasilan, dan meningkatkan pendapatan bisnis bagi wiraswasta. "Jadi, situasi kegiatan yang menghasilkan pendapatan harus dievaluasi. Semua itu bertujuan mengimbangi anggaran pengeluaran," imbuh Mike. (Bersambung)

KIAT ANTISIPASI KENAIKAN BBM

Berhemat bahan bakar agar kocek tidak terbakar (selesai)Oleh Dikky Setiawan - Senin, 04 April 2011 | 13:41 WIB

JAKARTA. Kenaikan harga BBM acap memantik lonjakan harga-harga kebutuhan pokok, juga harga di sektor pelayanan dan jasa. Lantas, bagaimana seharusnya mengatur ekonomi rumahtangga di saat harga BBM naik? Berikut ini lanjutan beberapa tip sederhana yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

2. Evaluasi aktivitas transportasi

Ini bertujuan agar Anda bisa menghemat anggaran transportasi sehari-hari, sehingga penghasilan yang didapat bisa dimanfaatkan secara maksimal. Evaluasi dilakukan selama sepekan, pada hari aktif bekerja atau masa berlibur.

Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Advisory bilang, evaluasi itu bisa dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Bagi Anda yang bekerja sebagai karyawan kantoran, sebaiknya menggunakan transportasi umum atau bike to work ketika hendak pergi ke kantor. Jika tetap ingin menggunakan kendaraan pribadi, usahakan memanfaatkannya secara kolektif. "Anda pergi ke kantor dengan teman, sehingga biaya bahan bakar bisa ditanggung bersama," saran Mike.

Cara lain, mengatur jalur transportasi yang kita lalui ketika beraktivitas di luar rumah. Sebelum bepergian dengan kendaraan pribadi, usahakan mengatur jalur transportasi yang akan kita lalui. Usahakan juga dalam sehari bisa selesai ke beberapa tempat. Jadi, efisiensi di waktu.

Joannes Widjajanto, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning, mempunyai cara lain untuk menghemat anggaran transportasi, yakni mengombinasikan penggunaan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Menurut Joannes, ketika hendak pergi ke kantor, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda motor, lalu dilanjutkan dengan kendaraan umum, seperti kereta api, angkot atau bus.

Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan menambahkan, penghematan lain yang bisa dilakukan, adalah mengurangi aktivitas berlibur menggunakan kendaraan pribadi. "Misalnya, biasa jalan-jalan setiap akhir pekan, sekarang dikurangi dan lebih banyak bermain di rumah," kata dia.

3. Evaluasi perawatan kendaraan

Langkah lain yang harus Anda lakukan untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM adalah mengevaluasi perawatan kendaraan pribadi. Tujuannya, kata Mike, demi menghemat konsumsi bahan bakar kendaraan. Yang

15

Page 16: Artikel personal finance kontan anggaran

tadinya Anda tidak peduli, sebaiknya mulai melakukan perawatan kendaraan secara optimal. "Jika mesin kendaraan Anda bagus, selain konsumsi BBM irit, juga bisa menghemat pembelian suku cadang," kata dia.

Saran senada diungkapkan Joannes. Dia bilang, ketika harga BBM naik, biasanya harga onderdil kendaraan bermotor juga ikut terkerek. Untuk menghemat pengeluaran biaya pembelian onderdil di bengkel, Anda harus mulai mempelajari perawatan kendaraan dengan baik. "Dengan memperlakukan kendaraan kita secara baik, kerusakannya bisa ditekan. Cara ini bisa menghemat pemborosan bahan bakar dan pembelian onderdil," imbuhnya.

4. Evaluasi jenis kendaraan

Selanjutnya, mengevaluasi jenis kendaraan yang Anda gunakan. Menurut Joannes, untuk menekan anggaran transportasi, tak ada salahnya Anda mencoba mengganti kendaraan Anda dengan jenis yang bisa menghemat bahan bakar. Sekarang banyak pilihan kendaraan. Misalnya, saat ini sudah ada mobil yang hanya mengonsumsi bahan bakar 1 liter, tapi bisa menempuh jarak hingga sejauh 15 km?20 km.

Mike mengatakan, biasanya penghematan banyak dilakukan oleh kalangan yang pas-pasan. Namun, dalam kasus lonjakan harga BBM, kalangan menengah atas bisa melakukan penghematan. Contohnya, jika seseorang sudah tak mampu memiliki mobil mewah, jangan sungkan mengganti mobilnya dengan model yang lebih ekonomis dan hemat BBM. "Kendati dari sisi prestise turun, tapi dia tetap memiliki mobil," kata Mike.

Nah, kini kembali pada Anda sendiri. Sanggup berhemat?

Ada kendaraan, ada pengeluaran rutin

Jika memang secara ekonomi Anda sudah merasa mampu memiliki kendaraan, baik roda empat maupun roda dua, tidak ada salahnya Anda membeli kendaraan dengan model yang sesuai keinginan. Namun, yang patut diperhatikan adalah konsekuensi memiliki mobil tersebut. Setidaknya, ada tiga pos pengeluaran pasti yang menjadi konsekuensi Anda akibat memiliki mobil.

Pertama, biaya operasional. Ingat, jika punya kendaraan, tentu akan ada biaya operasional yang harus Anda bayar. Mobil atau sepeda motor butuh bahan bakar yang harus Anda isi satu atau dua hari sekali. Belum lagi kalau Anda datang ke pusat perbelanjaan, tentu ada biaya parkir yang hitungannya per jam. "Jadi, semua itu meliputi biaya sehari-hari dalam penggunaan kendaraan," kata Rakhmi.

Kedua, biaya perawatan rutin. Jika memiliki kendaraan, Anda juga harus siap untuk merawat mobil itu. Anda perlu mengganti rutin suku cadang tertentu dan oli. Bentuk perawatan lainnya yaitu mencuci kendaraan setiap satu sampai dua hari sekali. Jika Anda malas mencuci sendiri, otomatis harus mengeluarkan biaya untuk jasa pencucian.

Ketiga, biaya perbaikan. Dalam banyak kasus, tidak sedikit orang yang memiliki kendaraan hanya bisa menggunakan, tanpa bisa memperbaiki. Kadang ketidaktahuan kita dalam merawat kendaraan bisa membuat kendaraan cepat rusak dan harus dibetulkan. "Karenanya, Anda harus bisa merawat sendiri," kata Rakhmi.

KIAT MERENCANAKAN ANGGARAN PERNIKAHAN

Merancang biaya nikah agar pesta tetap meriah (1)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 08 April 2011 | 19:03 WIB

JAKARTA. Pernikahan adalah momen terindah yang akan dikenang sepanjang hidup seseorang. Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkan momen pernikahan yang indah, tidak sedikit pasangan yang mengabadikan hari sakral tersebut dengan pesta yang meriah dan mewah.

Persiapan pernikahan yang panjang dan biaya pernikahan yang besar seolah terbayar. Kedua pengantin larut dalam kebahagiaan yang

16

Page 17: Artikel personal finance kontan anggaran

berbaur dengan tawa para sahabat, sanak keluarga, maupun kolega yang turut merayakan hari bahagia. Sayang, tidak sedikit pula, pasangan pengantin yang harus pusing usai pesta pernikahannya digelar. Mereka terbelit utang yang terkadang tidak kecil demi menutupi biaya pesta pernikahan.

Padahal, ungkap Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, bagian terpenting sebuah pernikahan adalah janji (akad) yang diucapkan dari kedua pasangan pengantin. Rakhmi mengingatkan, setelah momen pernikahan, masih banyak hal lain yang perlu dipersiapkan si pengantin untuk kehidupan rumahtangganya. Tentu saja, hal ini butuh biaya yang sangat banyak dibandingkan dengan sebuah pesta sesaat.

"Jadi, hindari utang karena sangat tidak sepadan hanya demi kesenangan satu hari, akhirnya si pengantin atau keluarganya sampai harus bersakit-sakit selama beberapa tahun kemudian akibat terbelit utang," imbuhnya.

Nah, untuk menghindari hal semacam itu, seseorang jelas harus merencanakan biaya pernikahan dengan matang. Lalu, bagaimana cara menyiapkan biaya itu? Berikut adalah tips merencanakan biaya pernikahan dari sejumlah perencana keuangan dan perencana pernikahan (wedding organizer).

Siapkan dana

Pada saat Anda dan pasangan telah menggelar lamaran atau telah menetapkan tanggal pernikahan, sebaiknya, saat itu juga mulai mempersiapkan biayanya. Menurut Rakhmi, lazimnya, persiapan nikah butuh waktu sekitar satu tahun hingga dua tahun. Namun, terkadang calon pengantin baru mulai mempersiapkan dana setelah mengetahui tanggal pernikahan.

Nah, karena jangka waktu yang singkat seperti itulah, biaya untuk menikah tidak bisa disimpan dalam instrumen investasi berisiko tinggi. "Harus disimpan dalam investasi yang cukup aman, seperti tabungan atau deposito. Alternatif lainnya bisa di reksadana pasar uang atau emas. Ini sekaligus untuk mempersiapkan mahar emas," katanya.

Tapi, sambung Rakhmi, kalau yang mempersiapkan dana pernikahan adalah orangtua, biasanya dilakukan dalam waktu yang panjang. Semakin panjang waktu persiapannya, semakin fleksibel tipe instrumen investasi yang bisa digunakan. "Tapi, bentuk investasinya juga harus disesuaikan dengan profil risiko orangtua," tambahnya.

Selain dengan cara menabung dan berinvestasi, menyiapkan biaya pernikahan bisa dilakukan dengan menjual aset tertentu yang dimiliki. Langkah ini lebih bijak dibandingkan dengan berutang. Menjual aset biasanya dilakukan oleh orangtua si calon pengantin.

Tetapkan pembagian porsi pembiayaan

Karena pernikahan merupakan penyatuan dua insan menjadi satu keluarga dan menyambung silaturahmi dua keluarga besar menjadi saudara, tidak ada salahnya Anda dan pasangan berbagi tanggungjawab membiayai pernikahan.

Menurut Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Advisory, dalam merencanakan pernikahan, seyogianya calon pengantin menggelar rapat pendanaan. Tujuannya untuk keterbukaan masing-masing pihak. Keterbukaan perlu dilakukan untuk menghindari masing-masing pihak dari janji ataupun perencanaan acara pernikahan di luar kemampuan keuangannya.

Pembagian tugas pembiayaan tergantung dari kesepakatan kedua pihak. Kata Mike, yang penting masing-masing calon pengantin dan keluarganya saling memberikan kontribusi biaya. "Persentasenya bisa 50%-50%, atau pihak pengantin pria yang lebih besar. Syaratnya adil dan terbuka," imbuh Mike.

Sependapat, Muhamad Ichsan, perencana keuangan dari Prime Planner, bilang, cara terbaik menanggung biaya pernikahan dengan membagi pendanaan. "Tapi, tren saat ini calon pengantin pria yang menyiapkan dana, dan pihak pengantin wanita yang aktif mengelola dananya," katanya.

17

Page 18: Artikel personal finance kontan anggaran

Tetapkan batas bujet pernikahan

Sederhana atau meriah sebuah acara pernikahan, sangat ditentukan jumlah dana yang tersedia. Karenanya, Anda perlu menetapkan batas maksimal anggaran untuk menghindari pengeluaran yang terlalu boros. Misalnya, biaya undangan pernikahan atau kebaya pernikahan yang kelewat mahal. Padahal, pengantin bisa menyewa.

Selain itu, penetapan batas bujet juga menjadi patokan dana yang harus Anda kumpulkan secara bertahap sejak awal. Batas anggaran juga berfungsi sebagai alat kendali pasangan pengantin dalam mempersiapkan pernikahan.

Dengan menetapkan batas anggaran, Anda pun bisa menghindari utang. "Yang membuat biaya pernikahan membengkak adalah banyak keinginan calon pengantin. Sebenarnya, lebih baik menyesuaikan dengan anggaran," kata Rosalin, pemilik Glow Wedding Organizer. (Bersambung)

KIAT MERENCANAKAN ANGGARAN PERNIKAHAN

Merancang biaya nikah agar pesta tetap meriah (selesai)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 15 April 2011 | 19:15 WIB

JAKARTA. Kendati menjadi momen terindah, sebuah pernikahan kerap membuat pusing kedua calon mempelai. Apalagi penyebabnya kalau bukan biaya pesta yang besar. Karena itu, merencanakan biaya pernikahan sejak dini merupakan langkah yang bijak.

Berikut adalah tips tambahan merencanakan biaya pernikahan dari sejumlah perencana keuangan dan perencana pernikahan (wedding organizer):

Tetapkan konsep acara pernikahan

Henny Susanto, pemilik The Greeny Organizer menyebut, langkah selanjutnya yaitu sesuaikan dengan anggaran yang telah Anda dan pasangan tetapkan. Anda berdua dapat menentukan konsep acara pernikahan yang diinginkan. Jika anggaran yang tersedia cukup besar, alternatif konsep dan perincian acara bisa lebih banyak. "Misalnya, menggunakan adat pernikahan daerah masing-masing, lengkap dengan hiburannya," kata Henny.

Namun, bila anggaran Anda tidak terlalu besar, pesta pernikahan yang sederhana pun dapat dibuat indah dan tidak terlupakan. Dengan kata lain, ujar Henny, dalam menggelar pesta pernikahan, Anda tidak harus mengikuti tren yang ada saat ini. "Jangan pernah memaksakan anggaran untuk pernikahan," sarannya.

Anda berdua bisa membuat skala prioritas tentang hal apa saja yang diinginkan dalam rangkaian acara pernikahan. Nah, hal-hal seperti ini harus dipenuhi terlebih dahulu. Bila dana masih tersedia, baru dapat ditambah detail yang lainnya.

Satu catatan, kata Henny, biaya menggelar pesta pernikahan di dalam (indoor) dan di luar ruangan (outdoor) berbeda. Biasanya, pesta pernikahan ala outdoor memakan biaya lebih besar daripada indoor, karena ada biaya pemasangan tenda untuk mengantisipasi turunnya hujan, atau biaya untuk pemanggilan pawang hujan.

Tetapkan alokasi biaya pernikahan

Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Advisory menyebut, umumnya biaya pernikahan terbagi tiga, yakni biaya internal, eksternal, dan cadangan. Nah, sebelum hari H pernikahan, sebaiknya Anda

18

Page 19: Artikel personal finance kontan anggaran

merancang susunan alokasi bujet itu. Cara ini akan memudahkan Anda menghitung anggaran pengeluaran pesta pernikahan.

Mike bilang, biaya internal biasanya meliputi biaya-biaya yang terkait langsung dengan kebutuhan si calon pengantin. Misalnya, biaya penghulu, adminstrasi kantor urusan agama (KUA), mahar, busana, serta rias pengantin.

Sedangkan biaya eksternal meliputi, biaya penyelenggaraan pesta pernikahan. Antara lain sewa gedung, izin penyelenggaraan, menu katering, pemasangan tenda, cetak undangan, dekorasi, kostum keluarga, suvenir, hiburan, upacara adat, dan dokumentasi pernikahan.

Adapun pada pos biaya tidak terduga, biasanya, meliputi kebutuhan- kebutuhan yang tidak termasuk di dalam alokasi biaya pernikahan. "Misalnya, ada alat perlengkapan pernikahan yang Anda sewa mengalami kerusakan dan Anda diwajibkan untuk menanggung kerusakannya," imbuh Mike.

Selain itu, dana cadangan juga diperlukan jika suvenir yang telah disediakan ternyata tidak cukup. "Porsi dana cadangan yang harus Anda siapkan ketika menggelar pernikahan sekitar 10% dari total biaya," katanya.

Nah, bekal merancang biaya pernikahan sudah lengkap. Kini, keputusan ada di tangan Anda. Selamat mencoba!

Hemat biaya, pesta pernikahan tetap ceria

Setiap pasangan yang akan menikah, niscaya, mendambakan pesta pernikahan yang sesuai keinginannya. Tapi, bukan berarti pasangan itu harus menghamburkan dana yang dimiliki. Bagaimana cara menghemat biaya pernikahan? Pada intinya, semua pos biaya pernikahan bisa dihemat. Namun, Anda harus mengetahui terlebih dahulu apa saja komponen biaya yang dibutuhkan dalam pesta pernikahan.

Menurut Henny, pada umumnya, pos terbesar biaya pesta pernikahan adalah katering dan sewa tempat. Kedua pos ini bisa memakan porsi biaya hingga 40% dari total biaya pernikahan. Porsi biaya selanjutnya adalah dekorasi (20%), busana pengantin dan dokumentasi (10%), serta undangan dan suvenir (10%). Ada pula biaya transportasi pengantin, baju keluarga, dan kue pengantin (10%), hiburan (5%), dan biaya lain-lain sekitar 5%.

Nah, yang paling mungkin dihemat adalah sewa tempat. Henny bilang, agar biaya sewa bisa lebih murah, usahakan mencari tempat yang berada di pinggiran kota. "Di pusat kota lebih mahal. Cari gedung yang independen, pengelolanya tidak banyak bekerjasama dengan vendor pesta pernikahan, seperti katering. Jadi, Anda bisa bayar sewa tempat saja," katanya.

Biaya makanan juga bisa dihemat, tapi hanya 5%. "Sediakan makanan yang mengenyangkan, seperti pasta. Dibandingkan kambing guling, menu pasta lebih mengenyangkan. Dari sisi biaya juga lebih murah," imbuh Henny.

Komponen biaya lain yang bisa dihemat adalah undangan pernikahan. Undangan bisa dibagi dua sesi. Jadi, Anda bisa mengundang kolega ketika akad nikah atau saat resepsi pernikahan saja. "Dekorasi dan dan hiburan juga bisa dihemat, kok," kata Rosalin, pemilik Glow Wedding Organizer.

KIAT MERANCANG PEMBELIAN MOBIL

Mobil idaman terbeli, kantong tetap terlindungi (1)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 27 Mei 2011 | 18:19 WIB

JAKARTA. Kebutuhan memiliki kendaraan roda empat bagi sebuah keluarga semakin meningkat. Indikasi ini bisa dilihat dari semakin banyaknya mobil pribadi yang berseliweran di jalan raya, terutama di

19

Page 20: Artikel personal finance kontan anggaran

kota-kota besar.

Selain memudahkan keluarga ketika bepergian, baik untuk urusan pekerjaan maupun urusan rumah tangga, mobil juga melindungi kita dari risiko kehujanan atau kepanasan saat bepergian. Selain itu, mobil Anda pun bisa digunakan membawa barang dalam jumlah banyak. Anda bisa pula menggunakannya untuk tujuan-tujuan produktif lainnya, seperti mendukung usaha, mengantar anak ke sekolah, dan mengajak keluarga berlibur.

Demi memiliki sebuah mobil, sebagian besar masyarakat di negeri ini rela merogoh koceknya dalam-dalam. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang membeli mobil dengan cara berutang dengan memanfaatkan pinjaman bank atau lembaga pembiayaan (multifinance).

Bukan aset investasi

Banyak orang juga cenderung buru-buru membeli mobil. Aneka tawaran pinjaman atau kredit dengan iming-iming uang muka kecil dan bunga murah menjadi salah satu pemicu munculnya kecenderungan tersebut.

Padahal, menurut Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, mobil atau jenis kendaraan lainnya masuk kategori barang konsumtif. "Mobil adalah benda yang mengalami penyusutan harga (depresiasi) dari tahun ke tahun," katanya. Karena itu, umumnya, mobil tidak bisa dijadikan sebagai aset investasi.

Melihat semua plus-minus tersebut, sebaiknya, Anda membuat perencanaan sebelum membeli mobil. Nah, apa saja yang harus Anda siapkan dalam merencanakan pembelian kendaraan, khususnya mobil? Berikut sejumlah tip sederhana yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

*Tentukan fungsi dan kegunaan kendaraan

Sebelum memutuskan membeli sebuah mobil, coba Anda renungkan kembali apakah tujuan niat itu untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga atau semata untuk memuaskan keinginan Anda? "Ingat. Membeli mobil merupakan sebuah pengeluaran, meskipun sebagian orang menjadikan mobil sebagai aset," ungkap Risza Bambang, perencana keuangan Shildt Financial Planning.

Risza juga mengingatkan, jangan sampai Anda berniat membeli mobil hanya karena ikut-ikutan segelintir orang yang ada di sekeliling Anda, semisal tetangga, teman, keluarga, atau kolega. Jadi, kata Risza, pastikan dahulu, apa, sih, fungsi atau kegunaan mobil yang Anda beli tersebut untuk kebutuhan sehari-hari? Jika memang Anda menilai belum perlu, ya, jangan memaksakan kehendak itu.

Eko Endarto menambahkan, membeli kendaraan yang difungsikan untuk kegiatan produktif (usaha) berbeda dengan membeli mobil untuk kebutuhan konsumtif. Jika untuk kegiatan usaha, tidak ada salahnya Anda membeli dengan cara kredit. Tapi, jika untuk kebutuhan konsumtif, ada baiknya Anda membelinya secara tunai.

*Lihat kondisi keuangan keluarga

Karena mobil merupakan barang konsumtif, sebelum membeli mobil, Anda harus mengaudit keuangan pribadi atau rumah tangga. Tujuannya untuk mengukur pengeluaran Anda ketika telah memiliki mobil. Caranya, Anda tinggal menghitung penghasilan keluarga per bulan. Setelah itu, hitung berapa pengeluaran keluarga per bulan sebelum membeli mobil.

Nah, setelah angkanya ketahuan, Anda tinggal menghitung komponen biaya yang harus dikeluarkan bila memiliki mobil. Jika menurut perhitungan Anda, penghasilan keluarga belum memadai untuk membeli mobil yang diinginkan, ya, jangan memaksakan diri untuk membeli, meskipun itu sebuah mobil bekas.

Sebagai patokan, Risza menyarankan, nilai mobil itu maksimal sekitar 15% dari total nilai aset yang Anda miliki. Contoh, jika Anda memiliki kekayaan senilai Rp 1 miliar, sebaiknya, Anda hanya memiliki kendaraan senilai RP 150 juta.

Tentu saja, memiliki merek mobil yang memiliki nilai jual kembali (resale value) tinggi lebih baik ketimbang memiliki mobil yang nilai jualnya terus merosot drastis. (Bersambung)

KIAT MERANCANG PEMBELIAN MOBIL

20

Page 21: Artikel personal finance kontan anggaran

Mobil idaman terbeli, kantong tetap terlindungi (Selesai)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 10 Juni 2011 | 15:20 WIB

JAKARTA. Kini, kebutuhan akan kendaraan roda empat bagi keluarga semakin meningkat. Namun, perlu diingat mobil atau jenis kendaraan lainnya masuk kategori barang konsumtif, dan umumnya tidak bisa dijadikan sebagai aset investasi.

Kendati tidak serumit urusan membeli rumah, membeli mobil juga membutuhkan sederet pertimbangan, seperti persiapan dana pembelian dan biaya operasional mobil. Bagaimana merencanakannya agar tak

mengganggu keuangan keluarga? Berikut,i lanjutan tip sederhana dalam merencanakan pembelian kendaraan, yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

*Tentukan alokasi biaya pembelian

Hal pertama yang harus dilakukan dalam menentukan alokasi biaya, yaitu mengetahui berapa jumlah dana yang Anda miliki saat ini dan menentukan sumber dana untuk membeli mobil. Cara terbaik dengan menyisihkan sebagian penghasilan Anda untuk pembayaran pembelian mobil, baik tunai atau kredit. Tak ada batasan dana yang bisa disisihkan. Semakin besar penghasilan yang Anda disisihkan, semakin cepat uang pembelian mobil terkumpul.

"Uang yang Anda sisihkan tadi, bisa ditaruh di instrumen investasi jangka pendek seperti tabungan atau deposito," saran Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting.

Anda harus memahami, biasanya ketika membeli mobil, baik tunai maupun kredit, diler mobil akan meminta Anda membayar biaya 'tanda jadi' atau booking fee agar mobil incaran Anda tidak dibeli orang lain. Lalu, jika Anda memilih membeli mobil dengan cara kredit, Anda harus menyiapkan uang muka sebagai mahar pembelian. Biasanya, uang muka kredit kendaraan berkisar 10%-30% dari harga mobil.

Saat ini, jangka waktu kredit mobil rata-rata 1 tahun-4 tahun. Tentu saja, sebaiknya, jumlah cicilan mobil Anda tidak terlalu besar. Patokannya, seharusnya, jumlah cicilan kredit mobil Anda tidak lebih dari sepertiga penghasilan Anda per bulan, sehingga sisanya atau dua per tiga penghasilan dapat dipakai untuk keperluan rumahtangga. Patokan ini sudah berlaku luas. Bahkan, pemberi pinjaman juga melihat kemampuan calon debitur dengan menggunakan angka acuan yang sama.

Anda juga harus menentukan jangka waktu kredit dengan bijak. Eko mengingatkan, semakin panjang jangka waktu cicilan, beban bunga kredit yang dipikul pembeli akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya.

Satu lagi, jika membeli mobil melalui kredit, Anda harus memilih lembaga kredit yang akan mendanai pembelian tersebut. Lembaga itu bisa berupa perusahaan pembiayaan atau bank. Biasanya, bunga cicilan kredit bank akan lebih rendah dibandingkan bunga multifinance.

*Tentukan alokasi biaya operasional

Perencanaan pembelian mobil tidak berhenti sampai mobil nongkrong di garasi. Ingat, ada sejumlah biaya operasional yang harus Anda keluarkan. Yang pasti, Anda harus menyediakan biaya pembayaran cicilan mobil per bulan jika Anda membeli mobil secara kredit. Selain itu, Anda juga harus menyiapkan biaya pembelian bahan bakar, pemeliharaan atau perawatan kendaraan, dan biaya pajak tahunan kendaraan.

"Anda juga harus menyiapkan biaya tidak terduga guna mengantisipasi ketika mobil terkena musibah seperti kecelakaan atau rusak diterjang bencana alam seperti banjir," kata Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan.

*Cermat memilih jenis mobil

21

Page 22: Artikel personal finance kontan anggaran

Banyak di antara kita yang pernah salah menghitung ketika membeli kendaraan. Mobil yang kita beli malah menjadi beban keuangan keluarga lantaran kerap mengalami kerusakan pada mesinnya. Untuk itu, perencana keuangan Shildt Financial Planning Risza Bambang menyebut, setelah Anda memastikan kesiapan membeli mobil, hal yang perlu Anda perhatikan adalah soal pemilihan jenis kendaraan.

Jika keuangan Anda hanya mampu membeli mobil secara kredit, terutama mobil bekas, Risza menyarankan Anda tidak membeli mobil yang mesinnya rewel. Pilihlah jenis kendaraan yang pemeliharaannya mudah dan murah. Jangan mudah tergoda dengan model trendi atau bodi yang mulus.

Menurut Risza, yang paling utama dalam membeli mobil adalah kondisi mesin. Ingat, kondisi mesin sangat menentukan biaya operasional (bahan bakar dan oli), serta biaya pemeliharaan mobil seperti servis, dan pembelian suku cadang.

Selain itu, jika berniat membeli mobil, sebaiknya Anda memilih jenis yang nilai jual kembalinya tinggi. Ada beberapa jenis mobil yang direkomendasikan Risza. Berdasarkan pengalaman dia, harga mobil tipe penumpang atau multi purpose vehicle (MPV), seperti Toyota Avanza, Toyota Innova, dan Nissan Livina memiliki nilai jual kembali (resale value) yang cukup tinggi.

Mobil yang memiliki nilai jual kembali tinggi memberikan keuntungan tersendiri bagi pembelinya. Sebab, dalam beberapa tahun, ada kemungkinan, harga mobil tersebut akan bertahan. Bahkan, alih-alih turun, ada mobil yang harganya justru naik.

Nah, kini, tiba saatnya Anda berhitung. Apakah Anda memang sudah benar-benar siap memiliki mobil?

JURUS MENGHITUNG INFLASI BIAYA PENDIDIKAN

Hitungan meleset, sekolah idaman cuma impian (1)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 01 Juli 2011 | 15:30 WIB

JAKARTA. Apa yang terbayang di benak Anda ketika tahun ajaran baru sekolah tiba? Niscaya hati kecil Anda akan mengatakan biaya pendidikan atau uang masuk sekolah tahun ini lebih mahal dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya.

Pendapat Anda memang tidak salah. Biaya pendidikan selalu melonjak setiap tahun. Bahkan, kenaikannya bisa dua kali lipat atau lebih dari laju inflasi. Lalu, apa faktor penyebab inflasi biaya pendidikan?

Dalam kacamata Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, ada sejumlah pemicu inflasi pendidikan. Pertama, inflasi biaya pendidikan dipicu inflasi ekonomi. Menurut Mike, inflasi ekonomi yang utama berkaitan dengan kebutuhan pokok (sembako). "Jika harga sembako mahal, gaji guru juga kian mahal. Harga kebutuhan lain, seperti bahan bangunan untuk fasilitas sekolah, ikut naik. Semua itu menyebabkan pihak sekolah mendongkrak biaya pendidikan," kata Mike.

Kedua, faktor pemicu inflasi biaya pendidikan adalah kurikulum sekolah tujuan. Menurut Mike, standar kurikulum sekolah umum, sekolah alam, atau sekolah internasional, memiliki perbedaan. Metode pembelajaran di sekolah bertaraf internasional biasanya bukan cuma mengacu kepada keterampilan ilmu pasti, namun juga kepada personal skill para siswa.

Tidak semua siswa memiliki skill dan bakat yang sama. Untuk menemukan bakat siswa, butuh waktu untuk pendekatan yang intensif. Nah, kata Mike, semakin terbukti bagus kurikulum yang ditawarkan sebuah sekolah, maka akan semakin mahal tarif biaya pendidikannya.

Ketiga, penyebab inflasi adalah fasilitas yang ditawarkan. Semakin lengkap fasilitas sebuah lembaga sekolah, semakin mahal pula biaya pendidikan di sekolah itu. Dan, jika semakin banyak lulusan dari sebuah sekolah yang memiliki penghasilan bagus, ranking sekolah itu akan semakin tinggi.

Lalu, bagaimana cara menghitung inflasi biaya pendidikan? Berikut ini adalah sejumlah tip sederhana menghitung inflasi biaya pendidikan yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

22

Page 23: Artikel personal finance kontan anggaran

Tentukan jenjang pendidikan anak

Sebelum melakukan perhitungan inflasi biaya pendidikan anak, terlebih dahulu Anda harus menghitung atau memperkirakan jenjang pendidikan yang kelak akan dilalui sang buah hati. Jenjang pendidikan diawali dari play group, taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, dan jenjang perguruan tinggi.

Nah, penentuan jenjang pendidikan ini dilakukan berdasarkan umur anak Anda. Katakanlah, usia anak saat ini baru menginjak dua tahun, dan Anda berencana mempersiapkan biaya pendidikan untuk jenjang SMA. Maka, usia anak Anda ketika masuk SMA diperkirakan 16 tahun.

Menurut Mike, menghitung jenjang pendidikan bertujuan untuk menentukan time horizon investasi biaya pendidikan yang dibutuhkan ketika anak memasuki sebuah jenjang pendidikan. Langkah ini akan memudahkan Anda dalam menghitung atau memperkirakan biaya pendidikan anak kelak.

Tentukan sekolah tujuan anak

Langkah selanjutnya adalah menentukan sekolah tujuan. Langkah ini berguna mengukur kemampuan finansial Anda dalam memenuhi biaya pendidikan anak ketika menempuh jenjang pendidikan di sekolah yang jadi tujuan. Maklum, kenaikan biaya pendidikan di setiap lembaga sekolah berbeda.

Contohnya, biaya pendidikan kuliah di universitas dalam negeri dengan universitas di Amerika Serikat. Selain karena faktor biaya hidup, perbedaan juga terletak pada tingkat inflasi ekonomi dan nilai mata uang yang digunakan.

Menurut Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning, menentukan sekolah tujuan anak juga berguna sebagai dasar mendapatkan informasi berapa biaya pendidikan yang dibutuhkan. Nah, biaya itu meliputi biaya masuk sekolah, SPP sekolah, buku dan perlengkapan sekolah, akomodasi seperti tempat tinggal, kebutuhan hidup, transportasi, dan komunikasi.

Di luar urusan biaya, Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan mengingatkan supaya orangtua juga menyesuaikan sekolah tujuan dengan visi pendidikan anak yang diinginkan orangtua. (Bersambung)

JURUS MENGHITUNG INFLASI BIAYA PENDIDIKAN

Hitungan meleset, sekolah idaman cuma impian (selesai)Oleh Dikky Setiawan - Jumat, 08 Juli 2011 | 14:28 WIB

JAKARTA. Biaya pendidikan sekolah anak terus melonjak setiap tahun. Bahkan, kenaikannya bisa jauh melewati angka inflasi. Bagaimana langkah menghitung inflasi biaya pendidikan ini agar sesuai dengan kebutuhan saat anak masuk sekolah?

Berikut ini adalah kelanjutan tip menghitung inflasi biaya pendidikan yang dirangkum KONTAN dari sejumlah perencana keuangan:

Mencari tahu biaya pendidikan di sekolah tujuan anak

Demi menghindari kesalahan perhitungan biaya pendidikan yang harus Anda siapkan, Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning menyarankan Anda mencari informasi sebanyak mungkin sebagai bahan referensi dalam menentukan dana pendidikan anak.

Caranya, bisa dengan mengecek di website sekolah tujuan atau menanyakan langsung ke bagian administrasi sekolah, kunjungan ke sekolah untuk menanyakan informasi kepada orangtua atau murid di sekolah tujuan itu.

Risza mengatakan, beberapa sekolah di dalam maupun luar negeri dengan pengalaman beroperasi yang mapan

23

Page 24: Artikel personal finance kontan anggaran

biasanya menyediakan informasi biaya yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan maupun akomodasi siswa. Beberapa sekolah bahkan mencantumkan biaya yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan di jaringan website.

Namun, kebanyakan sekolah hanya menyediakan informasi mengenai biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Sementara itu, biaya akomodasi dapat diperoleh dengan dengan mencari informasi dari keluarga, teman, atau siapa pun yang dapat dipercaya untuk memperoleh informasi yang akurat tentang biaya-biaya tersebut.

Carilah informasi mengenai biaya-biaya tersebut sejak sekarang meskipun anak Anda baru akan bersekolah beberapa tahun lagi. Sebab, Anda harus mencicil investasi biaya pendidikan anak Anda sejak sekarang. Berdasarkan data inilah, Anda bisa memperkirakan berapa dana yang harus Anda sisihkan saban bulan dan instrumen investasi apa yang tepat untuk mencapai tujuan ini.

Tentukan asumsi perhitungan inflasi

Kita memang tidak bisa memastikan jumlah biaya pendidikan anak kita kelak. Yang bisa kita lakukan adalah menggunakan asumsi tertentu. Dengan asumsi inflasi ini, kita mengalikan biaya pendidikan saat ini dan berapa tahun lagi anak kita masuk ke sekolah tersebut.

Menurut Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, ada beberapa pendekatan menentukan asumsi inflasi biaya pendidikan. Pertama, memakai asumsi umum, Jadi, inflasi biaya pendidikan dianggap setara dengan inflasi ekonomi. Jika inflasi nasional kita 6%, biaya pendidikan juga diasumsikan naik rata-rata 6%. Tapi, asumsi ini kerap meleset.

Kedua, memakai asumsi inflasi ekonomi, tapi dikalikan dua. Misal, angka inflasi ekonomi negara 6% per tahun, maka rata-rata angka inflasi biaya pendidikan diasumsikan 12% per tahun.

Ketiga, menggunakan asumsi usia anak. Semakin panjang jangka waktu mempersiapkan biaya pendidikan, dan Anda ingin merasa nyaman dalam mempersiapkan biaya sekolah anak, maka asumsi angka inflasi bisa dinaikkan. Sebaliknya, makin pendek jangka waktu persiapan, makin kecil asumsi inflasi yang digunakan.

Metode yang terbaik adalah, setelah mengetahui total biaya di sekolah yang Anda idamkan, cari tahu juga berapa kenaikan biaya pendidikan setiap tahun di sekolah tersebut. Asal tahu, setiap sekolah punya standar kenaikan biaya pendidikan yang berbeda-beda. Dengan angka inilah, Anda bisa menghitung secara lebih tepat biaya pendidikan anak Anda kelak.

Cara menghitung biaya pendidikan anak

Untuk menghitung dan memperkirakan jumlah biaya pendidikan anak Anda di masa depan, ada beberapa langkah yang bisa digunakan. Sebagai contoh, Anda akan mempersiapkan biaya pendidikan anak untuk masuk jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Ambil contoh, saat ini anak Anda baru berusia dua tahun. Dengan asumsi usia anak Anda ketika masuk SMA 16 tahun, masih ada waktu 14 tahun buat Anda untuk menyiapkan biayanya. Lalu, bagaimana cara menghitung biaya sekolah yang dibutuhkan saat anak Anda masuk SMA?

Untuk menghitung biaya yang dibutuhkan, Anda bisa menggunakan rumus future value: Biaya x (1+i)n.

Biaya dalam rumus itu adalah standar uang pangkal masuk sekolah tujuan saat ini. Sedangkan angka 1 di dalam kurung merupakan bilangan sederhana guna memudahkan Anda melakukan perkalian memperkirakan jumlah biaya pendidikan. Huruf i adalah tingkat inflasi pendidikan.

Adapun huruf n kecil yang berada di luar kurung adalah selisih atau jangka waktu tahun sekarang hingga tahun yang akan datang ketika anak Anda masuk SMA pada usia 16 tahun. Jadi, berapa biaya yang harus Anda siapkan untuk biaya anak masuk SMA?

24

Page 25: Artikel personal finance kontan anggaran

Taruh kata kini standar uang pangkal masuk SMA impian Anda Rp 10 juta. Sebagai acuan inflasi pendidikan, Anda bisa menggunakan asumsi saban tahun biaya pendidikan naik 15%.

Berdasarkan rumusan tersebut, menurut perhitungan Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, biaya pendidikan masuk SMA anak Anda 14 tahun mendatang Rp 70,76 juta. Tentu tidak akan persis betul, tapi cukup bermanfaat untuk memperkirakan secara jelas kebutuhan biaya pendidikan anak Anda di masa depan. Anda bisa siap-siap, kan?

PERENCANAAN KEUANGAN

Mengijon biaya sekolah dengan kepingan emas (1)Oleh Syamsul Ashar, Anastasia Lilin Y - Kamis, 08 September 2011 | 16:02 WIB

JAKARTA. Jika ingin mengejar kuda, tunggangi kuda yang lain. Jangan mengejar kuda dengan keledai, niscaya tak bakal tersusul. Ungkapan ini dapat menggambarkan laju biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berlari kencang tiap tahun, bahkan sering melonjak lebih tinggi di atas inflasi tahunan. Kita perlu instrumen investasi dengan kemampuan setara tapi aman untuk mengimbangi laju biaya pendidikan tersebut.

Salah satu instrumen investasi yang sering digunakan sejak dulu sebagai sarana lindung nilai dari gerusan inflasi adalah emas. Perencana Keuangan Shildt Financial Planning Joannes Widjajanto memperkirakan, keuntungan

yang dipetik dari investasi emas berkisar 15% - 20% per tahun.

Emas juga tergolong likuid karena dapat dijual atau digadaikan sewaktu-waktu. Menurut Direktur Operasional Perum Pegadaian Edy Prayitno, setiap tahun ajaran baru tiba, omzet gadai emas selalu melonjak 20% lebih tinggi ketimbang bulan biasa.

Nah, kapan kita harus memulai menabung emas? Joannes menyarankan, idealnya setiap keluarga menyiapkan biaya pendidikan anak sejak anak baru lahir. Dengan demikian beban yang harus ditanggung untuk biaya pendidikan pada 18 tahun - 20 tahun mendatang akan terasa ringan. Selain itu, keluarga muda biasanya masih belum terbebani banyak kebutuhan, sehingga lebih mudah menyisihkan uang untuk membeli emas. Mereka bisa menabung emas secara berurutan dimulai dari persiapan untuk biaya SD, disusul investasi untuk SMP dan selanjutnya SMA.

Anda memiliki pilihan menyimpan emas perhiasan ataupun batangan. Jika ingin berinvestasi sekaligus memakainya, Anda dapat membeli perhiasan. Namun, harga jual emas perhiasan lebih rendah dibandingkan emas batangan karena ada komponen harga pembuatannya.

Layaknya merencanakan keuangan, yang harus dilakukan pertama kali adalah menetapkan target jumlah dana yang ingin dikumpulkan. Misalnya, mengacu biaya pendidikan di sekolah favorit yang diidamkan sang orang tua atau anak.

Joannes menyarankan Anda menghitung dulu prediksi biaya pendidikan menggunakan fair value. Misalnya, dalam 10 tahun, asumsi kenaikan biaya pendidikan rata-rata 10% tiap tahun. "Inflasi pendidikan dan proyeksi kenaikan harga emas 15%-20% per tahun itu dapat menghitung berapa gram emas yang harus ditabung," katanya.

Sedangkan Achmad Gozali, perencana keuangan dari Safir Senduk Rekan and Financial Services Consultant, mempunyai perhitungan yang lebih sederhana. Indikatornya, jumlah biaya masuk sekolah yang dituju, besaran kebutuhan dana bulanan, lalu dikonversikan ke harga emas.

Misalnya, diketahui kebutuhannya sebesar 30 gram - 40 gram emas untuk biaya masuk SMP atau SMA. Setelah mengetahui target itu, Anda tinggal memilih cara yang paling pas dengan mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi. Berikut ini simulasi investasi emas untuk biaya pendidikan anak.

Menabung emas

Menabung emas untuk biaya pendidikan anak adalah cara paling konvensional yang telah dilakukan oleh nenek

25

Page 26: Artikel personal finance kontan anggaran

moyang kita. Metode menabung memakai emas masih layak digunakan saat sekarang. Orangtua bisa menyiapkan pendidikan anak dengan cara membeli emas secara mencicil.

Contohnya, Anda ingin menyekolahkan anak di SMP swasta favorit. Perkiraan biaya masuk tahun ini sebesar Rp 20 juta. Sementara biaya sekolah tiap bulan dan uang daftar ulang selama tiga tahun masa sekolah diperkirakan mencapai Rp 20 juta. Jika harga emas sekarang Rp 500.000 per gram, maka logam mulia yang dibutuhkan untuk menyekolahkan anak di SMP dengan nilai sekarang mencapai berat 40 gram emas.

Kalau sekarang si anak masih duduk di kelas tiga SD, berarti masih ada waktu tersisa tiga tahun untuk mengumpulkan emas 40 gram tersebut. Otomatis, tiap tahun Anda harus membeli emas minimal seberat 13,33 gram atau 1,11 gram per bulan. Kalau dengan harga emas yang berlaku sekarang, berarti Anda harus menyisihkan dana Rp 555.000 juta untuk membeli 1,1 gram emas saban bulan.

Begitu juga asumsi untuk biaya pendidikan SMA maupun perguruan tinggi. Anda dapat membuat perencanaan sesuai dengan target sekolah yang Anda inginkan. "Berapa besar tabungan emas yang ideal, harus menyesuaikan dengan biaya di sekolah yang hendak dituju," ujar Gozali.

Menurut Joannes, menabung emas ini cocok bagi investor tipe konservatif. Menabung emas dapat digunakan untuk investasi jangka panjang di atas 10 tahun.

Cicilan emas

Cara kedua yang bisa dipilih untuk mempersiapkan biaya sekolah anak dengan emas, yakni membeli emas dengan cara mencicil. Prinsipnya sama, kita membeli emas secara mencicil di perusahaan pegadaian atau bank syariah.

Di Perum Pegadaian, pembelian emas secara cicilan ini disebut dengan produk Kredit Mulia. Edy Prayitno menjelaskan, syaratnya nasabah atau investor hanya perlu menyerahkan fotokopi kartu identitas diri yang sah dan membayar uang muka 10% dari total harga emas yang ingin dibeli dengan cara cicilan. Berat minimal emas yang bisa dibeli secara kredit adalah lima gram dan cicilan maksimal selama dua tahun.

Sedangkan BRI Syariah menawarkan kepemilikan logam mulia dengan berat minimum 10 gram dan maksimum angsuran tiga tahun. Ada pula pinjaman dengan berat maksimum 14 kilogram dengan batas waktu cicilan sampai 15 tahun.

Yang perlu diingat jika membeli emas dengan cara ini, Anda akan dikenakan biaya penyimpanan emas untuk bank syariah. Biaya ini harus dibayar tiap bulan. Sedangkan Pegadaian memungut biaya administrasi 1%.

Sebagai ilustrasi, jika Anda ingin membeli emas seberat 25 gram dengan harga senilai Rp 12,44 juta, maka uang muka yang harus disediakan sebesar minimal Rp 1,86 juta atau setara 15% dari harga emas itu. Dengan asumsi biaya penyimpanan Rp 4.500 per gram, maka Anda harus membayar cicilan pinjaman bank sebesar Rp 993.455 per bulan selama 12 bulan untuk mengumpulkan 25 gram emas dalam setahun.

Begitu pula jika mempersiapkan biaya pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Dengan asumsi biaya pendidikan SMA sama dengan SMP, Anda perlu mengumpulkan sekitar 25 gram emas per tahun. Sedangkan untuk biaya kuliah bisa mengoleksi sekitar 35 gram per tahun.

Sementara jika ingin memenuhi biaya di semua level pendidikan, Anda perlu membeli gadai emas seberat 85 gram per tahun (asumsi harga emas batangan LM pecahan 10 gram Rp 5 juta, 25 gram sebesar Rp 12,44 juta, dan 50 gram senilai Rp 24,8 juta). Perkiraan cicilan bulanan sekitar Rp 3,7 juta selama 12 bulan.

Gozali mengingatkan, kalau memilih investasi emas untuk pendidikan dengan cara ini, maka Anda harus bersiap memperhitungkan kenaikan biaya penyimpanan. Biasanya bank atau pegadaian meninjau ulang biaya penyimpanan tiap empat bulan atau saban tahun. "Kalau biaya penyimpanan naik lebih besar dibandingkan kenaikan harga emas dalam setahun, arus kas Anda bisa terganggu," imbuh Gozali.

Bagi Joannes, menyiapkan biaya pendidikan dengan cicilan emas seperti ini cocok untuk investor konservatif dan dapat dipakai untuk investasi jangka pendek dan menengah.

Perlu diketahui, jika Anda menjadi nasabah bank syariah dan membeli emas dengan cara tersebut, maka nama Anda akan masuk dalam Sistem Informasi Debitur di Bank Indonesia (BI). Otomatis, Anda dianggap punya cicilan atau kredit senilai emas yang dibeli itu. Kondisi ini akan menyulitkan Anda untuk mendapat kredit di bank konvensional. Karena itu, Gozali menyarankan, jika ingin mendapatkan pembiayaan tambahan setelah

26

Page 27: Artikel personal finance kontan anggaran

memiliki cicilan beli gadai emas, sebaiknya di bank syariah lagi. "Bank syariah tidak menganggap beli gadai ini sebagai pinjaman," tukasnya. (bersambung)

PERENCANAAN KEUANGAN

Mengijon biaya sekolah dengan kepingan emas (selesai)Oleh Syamsul Ashar, Anastasia Lilin Y - Rabu, 14 September 2011 | 18:18 WIB

JAKARTA. Biaya pendidikan anak merupakan salah satu kewajiban yang perlu dipenuhi setiap orang tua sejak dini. Selain menabung uang, emas bisa mendukung anak dalam mengejar cita-citanya.

Menyiapkan biaya sekolah anak dengan menyimpan emas, bisa dilakukan melalui beberapa cara. Langkah cepat atau santai, tergantung kemampuan Anda. Selain dua cara yang sebelumnya sudah diuraikan di tulisan seri pertama, menyimpan emas juga bisa dilakukan melalui cara ketiga, yaitu berkebun emas.

Kebun emas

Cara paling cepat untuk menumpuk emas saat ini adalah dengan cara berkebun emas. Tapi ingat, cara yang satu ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi.

Sekadar informasi, kebun emas ini merupakan teknik mengumpulkan emas dengan cara gadai-menggadai. Yaitu, membeli satu emas batangan, lalu menggadaikannya. Duit hasil gadai kembali dibelikan emas, dengan berat yang sama dengan emas pertama.

Investor harus menambah dana agar bisa membeli emas dengan berat yang sama. Cara ini dilakukan hingga emas yang keempat. Tapi emas yang kelima jangan digadai lagi, melainkan disimpan untuk memanen tiga emas sebelumnya.

Sebagai gambaran, Perum Pegadaian menetapkan batas pinjaman 90% dari harga taksiran. Sedangkan BNI Syariah 85% untuk emas batangan dan maksimal 75% bagi perhiasan.

Ilustrasinya begini. Untuk mengumpulkan dana pendidikan masuk SMP memerlukan emas sebanyak 40 gram. Dengan asumsi harga emas 10 gram sebesar Rp 5 juta, lalu menggadaikan emas pertama ini sehingga dapat dana Rp 4,5 juta. Sehingga Anda perlu menambah dana Rp 500.500 untuk membeli emas kedua. Anda harus menyiapkan dana tambahan Rp 2 juta agar bisa membeli emas keempat.

Dengan asumsi biaya administrasi tiap transaksi gadai sebesar Rp 50.000, maka perlu dana tambahan Rp 150.000. Sehingga total biaya awal sebesar Rp 7,16 juta. Nah, kalau harga naik hingga 5% dalam empat bulan, maka nilai emas Anda akan berkembang menjadi Rp 26,28 juta.

Anda dapat melunasi pinjaman gadai dengan cara menjual emas kelima untuk menebus emas keempat, lalu menjualnya untuk menebus emas ketiga. Begitu seterusnya, hingga bisa menebus emas pertama. Dalam empat bulan, Anda bisa mendapat emas 10 gram plus sisa dana sekitar Rp 2,4 juta.

Kalau tak ingin menjual, Anda dapat menebus 40 gram emas itu sesuai pinjaman gadai yang sekitar Rp 18 juta. Asumsinya, pinjaman gadai sebesar 90% dari harga emas. Lalu di tambah biaya penyimpanan selama empat bulan yakni Rp 640.000. Kalau dana belum cukup, Anda dapat menebus satu atau dua batang dahulu. Sisanya bisa diperpanjang lagi dengan menambah ongkos sewa tempat.

Risiko berkebun emas ini sangat tinggi lantaran ada biaya pasti berupa biaya penitipan di bank. Jika kenaikan harga emas tidak bisa menandingi laju biaya penyimpanan, maka Anda akan rugi. Karena itu jangka waktu bisa diperpanjang hingga satu tahun, kalau harga emas seperti sekarang hampir pasti untung," kata Achmad Gozali, perencana keuangan dari Safir Senduk Rekan and Financial Services Consultant.

Kalau harga emas turun, risiko yang harus ditanggung adalah Anda harus menambah nilai jaminannya (top up). Karena risiko tinggi dan perlu keberanian berspekulasi, Perencana Keuangan Shildt Financial Planning Joannes Widjajanto mengganggap kebun emas hanya cocok untuk investor yang benar-benar paham. "Risiko berkurang dengan pengetahuan yang cukup," katanya.

27

Page 28: Artikel personal finance kontan anggaran

Nah, silakan mulai menabung emas buat masa depan pendidikan anak tercinta.

Mengelak dari risiko fluktuasi harga

Menanam duit untuk biaya pendidikan anak pada instrumen investasi emas dapat membebaskan orangtua dari ancaman hantu inflasi. Tapi ingat, bukan berarti menyimpan si kuning ini bebas risiko lo. Maklum, harga emas yang meloncat naik dalam satu tahun terakhir cukup mengkhawatirkan, dan bubble itu berpotensi pecah. Jika sampai harga emas jatuh, maka impian Anda menyekolahkan anak ke sekolah idaman bisa jadi buyar.

Gozali bilang, risiko terbesar investasi emas adalah gejolak harga. Sekadar mengingatkan, fenomena lonjakan harga emas secara drastis ini pernah terjadi pada tahun 1979.

Menurut catatan kantor berita Bloomberg, harga emas merangkak naik dari sebesar US$ 226 per ons troi pada April 1979. Tak genap satu tahun, harga logam telah meroket hingga mencapai rekor tertinggi US$ 850 pada 21 Januari 1980. Tapi setelah itu, harga emas jatuh hingga 68% ke level US$ 295 per ons troi pada Juni 1982. "Namun, selama 10 tahun terakhir rata-rata tetap naik seiring laju inflasi," kata Gozali.

Karena emas rawan terkoreksi, lebih bijak jika penempatan dana pendidikan bukan untuk jangka pendek melainkan jangka menengah dan panjang. "Minimal tiga tahun, agar investasi aman sesuai dengan tujuan," imbuh Gozali.

Kalau harga turun, risiko yang harus diterima adalah Anda harus menambah dana agar target dana pendidikan yang dibutuhkan tercapai. Risiko menjadi lebih besar apabila investasi emas dengan cara berkebun emas.

Meski begitu, Gozali tetap optimistis, kalaupun terjadi koreksi harga emas, tujuan investasi emas agar harta tidak tergerus inflasi tetap bisa tercapai. Selain itu, jangan menempatkan telur di satu keranjang. Siapkan investasi lain untuk pendamping emas.

KIAT KOCEK

Bergoyang samba di Brazil bukan sekadar mimpiOleh Syamsul Ashar, Dessy Rosalina - Jumat, 23 September 2011 | 12:29 WIB

JAKARTA. Penggila sepakbola di seluruh penjuru dunia pasti selalu menantikan perhelatan akbar FIFA World Cup. Memang, banyak pilihan agar kita dapat menyaksikan pertandingan sepakbola bermutu tinggi tersebut. Kita bisa menonton sendiri di rumah atau nonton bareng di kafe. Tapi, tentu tak ada yang mengalahkan kenikmatan menonton pertandingan itu langsung dari pinggir lapangan alias di dalam stadion.

Anda bisa masuk dalam golongan segelintir orang yang menikmati hal tersebut. Yang terdekat adalah Piala Dunia FIFA tahun 2014 di Brazil. Perhelatan akbar ini akan berlangsung satu bulan, mulai 12 Juni -13 Juli 2014. Jadi, masih ada waktu sekitar 45 bulan sejak sekarang untuk menyiapkan dana wisata spesial itu.

Duit mungkin tak jadi masalah buat orang yang berkantong tebal. Dengan mencuil Rp 100 juta atau Rp 200 juta dari tabungan, mereka bisa langsung terbang ke Brazil. Namun, Anda yang memiliki tabungan pas-pasan tak perlu berkecil hati. Asalkan mau disiplin mencicil investasi sejak sekarang, impian terbang ke Brazil benar-benar bisa menjadi kenyataan.

Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menyarankan, sebaiknya, sebelum melangkahkan kaki berangkat ke Brazil, Anda harus memastikan telah menunaikan semua kebutuhan wajib. Misalnya memiliki asuransi jiwa dan asuransi pendidikan anak. "Nonton piala dunia itu kebutuhan khusus yang tidak wajib, karena itu selesaikan yang wajib dulu," katanya.

Nah, jika semua kebutuhan wajib itu ditunaikan, Anda bisa mempertimbangkan beberapa strategi pengumpulan dana untuk menonton piala dunia. Pertama-tama, tetapkan perkiraan dana yang dibutuhkan untuk menuju Brazil, jangka waktu, ongkos penginapan, biaya akomodasi lainnya, dan tiket pertandingan.

28

Page 29: Artikel personal finance kontan anggaran

Jangan lupa, siapkan dana untuk membeli oleh-oleh. "Karena pasti ada dorongan membawa kenang-kenangan, setidaknya untuk diri sendiri," kata perencana keuangan MRE Financial & Business Advisory Mike Rini.

Anda dapat melakukan riset kecil-kecilan di internet untuk mengetahui harga tiket pesawat pergi-pulang Brazil. Selain itu, biasanya, beberapa maskapai dan biro perjalanan menawarkan paket wisata menuju tempat perhelatan piala dunia itu. Sayang, hingga saat ini, belum ada penerbangan langsung dari Indonesia menuju Brazil. Yang terdekat, Anda bisa memesan penerbangan langsung ke sana dari Singapura. Adapun perkiraan ongkos pesawat pergi-pulang sekitar US$ 3.000 per orang.

Untuk mencari tempat penginapan dan akomodasi selama di Brazil, Anda juga bisa melakukan riset dan langsung memesan kamar hotel di negara itu. Pilihan lainnya adalah memesan melalui biro perjalanan atau wisata. Misalnya, situs www.roadtrips.com menawarkan paket menonton pertandingan final piala dunia dengan menginap di Rio de Janeiro. Paket akomodasinya adalah menginap empat malam plus jalan-jalan city tour senilai US$ 4.295 per orang.

Nama hotel yang ditawarkan adalah Copacabana Beach. Jika memilih paket yang menawarkan fasilitas kelas satu ini, mungkin, Anda akan mendengar gemuruh sorak-sorai para suporter yang mendukung timnya masing-masing. Maklum, lokasi hotel itu sangat berdekatan dengan Maracanã Stadium, lokasi digelarnya partai puncak final World Cup 2014. Jika ingin melawat lebih lama dan bukan partai final, yakni 12 Juni - 28 Juni 2014, www.roadtrips.com menawarkan paket menginap US$ 3.595 per orang.

Sumber dana

Setelah membuat simulasi perkiraan harga tiket, penginapan, akomodasi dan belanja oleh-oleh, Anda bisa menaksir dana yang dibutuhkan untuk menonton langsung piala dunia. Misalnya Rp 100 juta per orang. Dengan asumsi waktu mengumpulkan dana selama 45 bulan, Anda harus menyisihkan dana minimal Rp 2,23 juta per bulan. Tentu, kebutuhan dana bakal membengkak jika Anda juga mengajak pasangan atau anak-anak. Nah, untuk itulah dibutuhkan instrumen investasi.

Perencana keuangan dari Quantum Magna Financial Ligwina Poerwo-Hananto bercerita, dia bersama suami juga sedang merencanakan liburan ke Brazil sekaligus menonton piala dunia 2014 di sana. Skema pendanaan yang sedang dia siapkan adalah menyisihkan Rp 2,6 juta per bulan, dan menempatkan di reksadana saham. Dia membuat estimasi tinggi, yakni imbal hasil mencapai 25% per tahun hingga 2014. Padahal, kepada para kliennya, dia hanya berani membuat estimasi return reksadana 15% per tahun. "Tercapai syukur, kalau tidak, tak apa-apa, yang penting sudah berusaha," katanya.

Sedangkan, Eko menyarankan, jika Anda memang punya dana lebih, sebaiknya menyisihkan dana itu sejak awal dan menyimpannya dalam bentuk deposito. Namun jika saat ini uang Anda pas-pasan, ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan. Pertama, menyisihkan dana dari pengeluaran yang konsumtif, misalnya bujet menonton bioskop, bujet makan di restoran, atau bujet liburan tahunan. "Prinsipnya, kalau mau bersenang-senang di masa depan, kita harus rela menderita di masa sekarang," katanya.

Kedua, berinvestasi pada produk yang berisiko menengah karena kebutuhan dananya sekitar tiga tahun ke depan.

Senada dengan Ligwina, Eko menganggap menonton piala dunia merupakan tujuan yang masih bisa tergantikan. Artinya, jika tidak tercapai, itu tidak menimbulkan masalah besar di kemudian hari.

Nah, dengan asumsi keterbatasan dana dan tidak wajib terpenuhi dalam tiga tahun, tak ada salahnya Anda menggunakan instrumen investasi berbau spekulasi. Misalnya, menyisihkan sebagian dana pada instrumen emas batangan dengan asumsi return per tahun 15%-20%. Pilihan lain menyisihkan dana untuk membeli reksadana pendapatan tetap. Asumsi return berkisar 18%-20% per tahun. Reksadana saham bisa menjadi pilihan lain, dengan asumsi return lebih dari 20% per tahun.

Menurut Eko, dengan asumsi penghasilan bulanan saat ini Rp 7 juta, sebaiknya Anda menggunakan 40% atau sekitar Rp 2,8 juta untuk biaya kebutuhan bulanan. Lalu, untuk asuransi pendidikan dan dana pensiun sebesar

29

Page 30: Artikel personal finance kontan anggaran

Rp 2 juta. Sisa gaji sebesar Rp 2,2 juta dapat diinvestasikan.

Nah, dengan investasi Rp 2,2 juta itu, dalam 36 bulan ke depan, akan terkumpul dana pokok Rp 79,2 juta. Jika return investasi mencapai 20% setahun, bakal terkumpul Rp 95 juta dalam periode itu. "Kekurangan Rp 5 juta bisa diambil dari tabungan atau dana darurat," imbuh Eko. Agar tidak terkena risiko rugi akibat selisih kurs, Eko menyarankan, Anda mengonversi tabungan rupiah ke dollar Amerika Serikat (AS) dalam tempo enam bulan sebelum waktu keberangkatan.

Selain itu, Mike Rini mengingatkan agar Anda menyiapkan dana tak terduga. Jangan lupa juga membeli asuransi perjalanan yang melindungi dari risiko kecelakaan dan kehilangan barang-barang. Sebaiknya Anda hanya membawa dana tunai 50%. Separuh lagi bisa berwujud kartu kredit. Dana tunai juga perlu dibagi dua, yaitu 50% receh dan sisanya bisa ditarik melalui ATM. Tujuannya untuk mengantisipasi kehilangan uang atau perampokan.

Agar lebih irit, Mike menyarankan cara backpackers. Anda dapat bergabung dengan komunitas bola dari Indonesia yang mau menonton ke Brazil. "Ini menghemat penginapan dan transportasi karena bisa patungan," katanya. Silakan mewujudkan mimpi bergoyang samba di Brazil!

KIAT KOCEK

Susun rencana agar niat suci tak sekadar mimpiOleh Anastasia Lilin Y - Jumat, 14 Oktober 2011 | 10:58 WIB

JAKARTA. Menunaikan rukun Islam kelima, yakni menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, merupakan hukum wajib bagi setiap muslim yang mampu. Padahal, di sisi lain, bagi kita yang tinggal di Indonesia, ongkos menunaikan ibadah purna itu tidak bisa dibilang murah. Pemerintah sudah menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2011 sebesar Rp 30,74 juta.

Bagi masyarakat yang berkantong tebal, ongkos sebesar itu mungkin tak sulit mereka penuhi. Namun, bagi masyarakat berpenghasilan pas-pasan, biaya naik haji tentu cukup berat. Akibatnya, keinginan berziarah ke Mekkah dan Madinah

harus beradu prioritas dengan pemenuhan kebutuhan hidup lain yang juga kian mahal.

Oleh sebab itu, bagi muslim yang belum sempat pergi haji, sebaiknya merencanakan ibadah secara matang, sejak jauh-jauh hari. Perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, Rakhmi Permatasari berujar, saat ini masih sangat sedikit umat muslim yang sudah merencanakan keuangan untuk beribadah haji maupun umroh. Menurut pengamatan Rahmi, sebagian besar orang baru memikirkan pergi haji setelah berusia 45 tahun. "Padahal kalau umur 30 tahun sudah bisa menyisihkan uang, kenapa tidak segera investasi?", ujarnya.

Perlu Anda pahami, kebutuhan dana haji tidak hanya terbatas pada ongkos naik haji (ONH). Setiap pergi haji, seseorang biasanya harus mengeluarkan biaya lain untuk menggelar acara selamatan. Belum lagi oleh-oleh dan biaya untuk kebutuhan hidup anak atau keluarga yang mau ditinggalkan.

Nah, agar pendanaan untuk pergi haji bisa mencukupi dan kita tidak tekor habis-habisan ketika pulang ke tanah air kembali, perencana keuangan dari One Consulting, M. Andoko, menyarankan Anda menghitung semua kebutuhan dana tersebut. Lalu, tetapkan kapan dana tersebut harus siap alias waktu keberangkatan ke tanah suci. Dengan begitu, Anda bisa membagi antara total kebutuhan dana dengan jangka waktu target dana terkumpul.

Setelah itu baru kita memilih instrumen investasi yang cocok dengan proyeksi pendapatan (return) investasinya. Setelah semuanya jelas, kita bisa mendaftarkan diri untuk antre berangkat haji.

Perlu mengevaluasi hasil investasi

Setelah menetapkan target dana, Anda bisa memilih investasi yang tepat, aman dan bersih dari riba. Pilihan itu penting agar ibadah Anda menjadi lebih afdol. Salah satu pilihan investasi tersebut, misalnya, tabungan haji yang ditawarkan oleh perbankan syariah. Anda juga dapat menabung dalam bentuk emas batangan, atau

30

Page 31: Artikel personal finance kontan anggaran

menempatkan dana pada investasi reksadana syariah. Pilihan harus disesuaikan dengan target dana dan jangka waktu yang ingin dicapai.

Rahmi mengingatkan, kalau ternyata pilihan investasi tersebut lebih dari setahun, Anda harus melakukan evaluasi. "Setidaknya setiap enam bulan sekali," katanya. Tujuan evaluasi ini adalah melihat sejauh mana pencapaian target investasi. Jika performa investasi yang dipilih ternyata memble, Rakhmi menyarankan Anda mengalihkan investasi ke keranjang lain agar mencapai tujuan tepat waktu.

Tapi, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory Mike Rini mengingatkan, calon haji tak boleh gegabah memindahkan portofolio investasi. Dia berpandangan, jika investasi keranjang lain yang risiko dan potensi gain ternyata lebih rendah, calon haji akan kehilangan potensi pertumbuhan dana. Sebaliknya, jika investasi dialihkan ke keranjang berpotensi gain tinggi, tentu risiko menjadi lebih tinggi pula.

Mike juga tak menyarankan calon jamaah haji menempatkan dana pada lebih dari satu instrumen investasi. Ongkos penempatan tidak akan sepadan dengan dana yang harus dikumpulkan.

Nah, jika ternyata performa investasi tak bagus dan proyeksi target dana bakal meleset, Mike menyarankan agar calon haji menambah setoran dana investasi. "Kalau memang sudah mentok juga, Anda harus realistis menunda rencana keberangkatan," imbuhnya.

Kini, kira-kira investasi mana yang paling cocok untuk mengantarkan Anda pergi ke tanah suci? Berikut ini ulasannya.

Tabungan Haji

Tabungan haji adalah produk perbankan yang sengaja disediakan untuk keperluan mengumpulkan dana naik haji. Tabungan haji ini merupakan bentuk investasi paling sederhana. "Tidak perlu menunggu punya dana besar untuk bisa mendaftar haji karena ada dana talangan dari bank," kata Direktur Utama Bank Mega Syariah, Benny Witjaksono.

Sesuai dengan ketentuan Kementerian Agama, setelah saldo minimal calon haji mencapai Rp 25 juta maka dia bisa segera mendaftarkan diri di Sistem Koordinasi Haji Terpadu (Siskohat) agar mendapatkan nomor antrean keberangkatan.

Nah, dana talangan dari bank berfungsi untuk memberikan pinjaman kepada calon haji yang ingin segera mendapatkan nomor antrean. Benny bilang, meski sudah mengantre di Siskohat, rata-rata calon haji baru mendapat giliran berangkat setelah antri tiga hingga lima tahun ke depan. Maklum, Indonesia hanya mendapat jatah kuota haji sebanyak 221.000 dari pemerintah Arab Saudi.

Tiap bank menetapkan besaran dana talangan dan syarat pengajuan yang berbeda. Biasanya calon jamaah harus sudah melunasi dana talangan tersebut sebelum berangkat haji.

Direktur Bisnis BNI Syariah Bambang Widjanarko mengakui nasabah yang berminat menggunakan dana talangan selalu bertambah tiap tahun. Per Juli 2011, BNI Syariah sudah mengucurkan dana talangan hingga Rp 112 miliar. "Target kami tahun ini Rp 144 miliar, bertumbuh dari tahun lalu yang hanya Rp 93 miliar," katanya.

Andoko menilai, tabungan haji ini memiliki keunggulan bisa berangkat tepat waktu. Sebab, bank akan membantu pendaftaran ke Siskohat. Jadi calon jamaah tidak perlu repot mendaftar sendiri untuk mendapat nomor antrean. Instrumen ini cocok bagi nasabah konservatif yang tidak mau banyak risiko. Hanya saja return dari penempatan dana itu sangat kecil.

Mike menilai instrumen ini paling banyak dipilih oleh masyarakat karena risiko rendah dan sangat sederhana. Dengan adanya dana talangan dan kewajiban mengangsur, calon haji juga dilatih untuk disiplin menabung tiap bulan alias membayar cicilan. "Tinggal autodebet juga bisa," ujarnya.

Emas

Kalau Anda berencana mengumpulkan dana haji antara tiga hingga lima tahun, Rakhmi mengatakan emas bisa menjadi pilihan jitu. Harga emas dalam 10 tahun terakhir yang selalu mengalami kenaikan. Dia memberikan gambaran, biaya yang harus dikeluarkan orang untuk naik haji 10 tahun silam sekitar Rp 20 juta. Dengan kisaran harga emas Rp 100.000 - 200.000 per gram, berarti butuh emas sebanyak 100 gram -200 gram.

31

Page 32: Artikel personal finance kontan anggaran

Namun, dengan kenaikan harga emas hingga di atas Rp 500.000 per gram saat ini dan biaya haji sekitar Rp 30 juta, dibutuhkan hanya sekitar 70 gram emas. "Kalau dihitung dengan emas justru biayanya berkurang," kata Rakhmi.

Sebelum membeli emas Mike menyarankan agar calon haji memperhitungkan proyeksi kenaikan harga emas dan kemungkinan kenaikan biaya ONH serta tempo pengumpulan dana. "Dari situ nanti bisa dihitung berapa emas yang harus dibeli dalam sebulan, tiga bulan sekali atau setahun," ujarnya.

Mengenai bentuk emas, para perencana keuangan menyarankan agar calon haji mengambil emas koin dan batangan. Harga jual instrumen ini tidak terpangkas biaya pembuatan, seperti halnya emas perhiasan. Jangan sampai lupa membeli emas bersertifikat resmi, misalnya Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk, karena akan turut mempengaruhi harga jual.

Agar penyimpanan emas ini aman Mike menyarankan untuk keperluan investasi jangka panjang di atas tiga tahun, sebaiknya calon haji menitipkan di safe deposit box (SDB) di bank atau pegadaian. Biaya penyewaan SDB ukuran kecil hanya sekitar Rp 200.000 per tahun.

Dia menambahkan, instrumen investasi emas tepat bagi calon haji yang cenderung moderat mengharapkan setidaknya return 10% per tahun. Tapi, pendanaan haji dengan cara menabung emas juga punya kelemahan, terutama jika calon haji tidak disiplin menepati jangka pembelian emasnya. Karena itu Mike menyodorkan skema investasi emas lain, yakni melalui gadai emas.

Reksadana

Instrumen lain yang perlu Anda pertimbangkan adalah menyiapkan dana haji dengan membeli reksadana. Instrumen ini menawarkan return tinggi bisa 6%-25% per tahun, tapi juga berisiko paling tinggi ketimbang tabungan haji dan emas.

Untuk menentukan jenis reksadana, apakah reksadana saham, campuran atau pasar uang, calon haji harus menyesuaikan dengan waktu pengumpulan dana yang ditetapkan. Prinsipnya, semakin lama jenjang investasinya maka bisa mengambil investasi yang berisiko lebih tinggi yakni reksadana saham. "Misalnya di atas lima tahun," kata Andoko.

Sementara untuk reksadana campuran paling pas untuk investasi berjangka tiga hingga lima tahun. Sedangkan reksadana pasar uang cocok buat investasi satu hingga dua tahun.

Nilai investasi awal yang harus digelontorkan pun tak besar karena calon haji bisa membuka saldo senilai Rp 250.000. Agar lebih afdol, Mike menyarankan agar calon haji memilih reksadana syariah.

Di luar itu, calon haji harus melakukan seleksi agar mendapatkan produk reksadana yang oke, misalnya reksadana yang berumur di atas tiga tahun. "Paling tidak kinerjanya di atas indeks syariah," kata Mike.

Selamat menabung dan berinvestasi. Rencanakan niat baik Anda agar tak cuma menjadi mimpi.

KIAT KOCEK

Taktik belanja cerdik berbekal duit elektronikOleh Syamsul Ashar, Mona Tobing - Selasa, 18 Oktober 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Orang bilang, sekarang zaman yang serba praktis. Di tengah kesibukan yang kian mendera sehingga waktu semakin terbatas, Anda tentu merasa terganggu jika harus menghadapi soal sepele. Misalnya, menunggu lama untuk menerima uang kembalian saat membayar belanjaan di supermarket atau di pintu jalan tol. Lebih kesal lagi kalau kembalian itu berupa uang receh semua atau diganti segepok permen. Alamak!

Seiring kemajuan teknologi, penggunaan uang elektronik atau e-money makin marak dalam beberapa tahun terakhir. Wujudnya bisa berupa kartu plastik

yang sudah terselip cip atau kartu telepon seluler. Sejatinya, uang elektronik mulai dikenal di Indonesia sekitar

32

Page 33: Artikel personal finance kontan anggaran

awal 2000-an. Bank Bali sebagai pionir menyebutnya dengan e-wallet. Sayang, e-wallet tak bisa berkembang pesat karena bank lebih fokus mengembangkan kartu debit.

Setelah kartu debit berkembang, uang elektronik mulai kembali dilirik sebagai alternatif pengganti uang tunai. Bank Indonesia (BI) mencatat, saat ini, ada enam bank, empat operator telepon, dan satu perusahaan jasa telekomunikasi yang resmi menyediakan uang elektronik. Pengguna dan volume transaksi e-money ini juga terus naik dalam lima tahun terakhir.

Uang elektronik memang membuat transaksi menjadi praktis. Pembeli tak perlu mengeluarkan setumpuk uang dari saku, sedangkan penjual tak usah repot menyediakan uang kembalian. Manfaatnya kian terasa jika dipakai untuk transaksi rutin sehari-hari.

Misalnya, para pelaju yang mengendarai mobil dari pinggiran Jakarta ke pusat kota saban hari. Mereka harus mengalokasikan bujet khusus harian untuk membayar bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan karcis untuk keluar-masuk jalan tol. Mungkin, ada dua atau tiga ruas tol yang harus dilewati untuk sekali jalan dengan kebutuhan uang sekitar Rp 15.000.

Tak hanya kaum bermobil, para pekerja yang menggunakan angkutan umum ke pusat kota Jakarta juga harus menyiapkan uang transportasi tiap hari. Moda transportasinya bisa berupa bus, kereta api, atau busway Trans Jakarta.

Khusus bagi pengendara motor atau mobil sendiri, mereka harus merogoh kocek lagi untuk membayar parkir. Anggarannya bisa sekitar Rp 10.000-Rp 15.000 sehari. Nah, tentu sangat merepotkan jika orang harus menyediakan uang tunai sejumlah itu tiap hari.

"Kalau memiliki kebutuhan rutin seperti itu, tepat jika menggunakan uang elektronik sebagai alat bayar karena Anda akan mendapatkan benefit-nya," kata M. Ichsan, perencana keuangan dari Prima Planer. Ia mencontohkan penggunaan uang elektronik terbitan salah satu bank yang menawarkan benefit berupa gratis bensin beberapa liter berdasarkan pembelian dalam jumlah tertentu. Ada pula diskon tarif parkir.

Berbagai diskon

Rico Usthavia Frans, Senior Vice President (SVP) Electronic Banking PT Bank Mandiri Tbk mengungkapkan, banyak keuntungan bagi pengguna kartu prabayar. "Bisa beli apa saja tanpa perlu kembalian. Transaksi lebih cepat," katanya.

Kartu prabayar Bank Mandiri juga bisa digunakan di sekitar 6.000 merchant. "Hampir semua Indomaret menerima dan sekitar 1.000 SPBU," kata Rico. Tawaran diskon yang diberikan Bank Mandiri tak banyak. Namun, beberapa merchant getol memberikan diskon bagi pengguna kartu prabayar ini.

Tingginya animo masyarakat memakai kartu elektronik ini tercermin dari jumlah nasabah pengguna kartu prabayar Bank Mandiri yang akan mencapai satu juta bulan depan. Bahkan, di akhir tahun nanti, ditargetkan jumlahnya 1,5 juta nasabah. Mandiri mematok target, frekuensi transaksi melalui e-money ini mencapai dua juta transaksi sebulan. Rico mengklaim, Bank Mandiri menguasai 55%-62% pasar transaksi uang elektronik di Indonesia.

Peningkatan pengguna uang elektronik juga terlihat pada Flazz BCA. Hingga awal Juli 2011, 2,8 juta kartu Flazz telah beredar. Selama 2011, PT Bank Central Asia (BCA) menargetkan, ada tambahan 400.000 baru. Sementara, transaksi Flazz BCA saban bulan mencapai sekitar Rp 33 miliar.

Manfaat kartu Flazz kian bertambah setelah BCA menggandeng Kompas Gramedia (KG). Dua korporasi ini meluncurkan kartu KG Value Card Flazz pada awal Juli lalu. Target pasarnya adalah pelanggan Grup Kompas beserta para karyawannya.

Unit usaha KG yang terlibat dalam kerjasama ini adalah Kontan, Kompas, Hotel Santika, Toko Buku Gramedia, dan Warta Kota. Jadi, pemilik kartu akan mendapat diskon sebesar 20% untuk setiap acara yang digelar unit KG dan diskon 10% untuk pembelian cenderamata. Selain itu, Hotel Santika memberikan diskon tarif 10%

33

Page 34: Artikel personal finance kontan anggaran

hingga 50% dan diskon buku di Toko Buku Gramedia sebesar 20% hingga 31 Agustus nanti.

Operator seluler terbesar di Indonesia, PT Telkomsel, juga terus mengembangkan T Cash. Mereka menjalin kerjasama dengan merchant yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Terakhir, pada pertengahan Juli, mereka menggandeng convenience store 7-Eleven untuk menawarkan modifikasi dari T Cash, yakni Tap-Izy.

Teknologi radio frequency identification (RFID) berikut cip dan antena yang tertanam pada kartu SIM memungkinkan kartu itu menjadi alat pembayaran. Sama halnya uang elektronik keluaran bank, pengguna cukup menyentuhkan ponselnya ke alat pembaca di kasir.

Tentu, kartu elektronik itu tak gratis. KG Value Card Flazz mesti ditebus dengan harga Rp 50.000. Cara lainnya adalah berlangganan media itu selama jangka waktu tertentu. Harga kartu uang elektronik terbitan bank juga rata-rata Rp 50.000, dengan batas maksimal pengisian Rp 1 juta. Telkomsel pun mematok harga kartu yang sama bagi pelanggan Hallo dan Simpati.

Alat untuk mengontrol bujet rumahtangga

Meski penggunaan uang elektronik berkembang pesat, sejatinya ada kecenderungan fasilitas ini hanya dipakai dalam transaksi tertentu. Misalnya uang elektronik hanya untuk membayar tarif tol, pembelian bensin, atau pembelian tiket moda transportasi.

Contohnya, kartu Bank DKI. Mereka menawarkan beragam fasilitas kepada pengguna kartu Jakcard. Yakni, pembelian tiket busway, kereta api komuter Jakarta, hingga berbelanja di 450 gerai Indomaret di wilayah Jakarta. Pengguna akan mendapat kemudahan karena tak perlu antri lama.

Sementara, pengguna E-toll Card Bank Mandiri mendapatkan fasilitas pintu gerbang khusus untuk pembayaran tol. Fasilitas ini yang menarik masyarakat untuk menggunakan uang elektronik sebagai alat bayar.

Agar fungsinya sebagai alat bayar berjalan lancar, Ichsan mengingatkan, konsumen harus memilih uang elektronik yang bisa diterima di banyak tempat, terutama tempat spesifik yang dibutuhkan. Ia menyarankan uang elektronik digunakan sesuai kebutuhan rutin seperti membayar tol, beli bensin, atau berbelanja di minimarket dan tempat makan yang spesifik. "Kalau pola seseorang masih suka makan di kakilima, susah pakai uang elektronik," katanya.

Selain itu, uang elektronik dapat dipakai untuk mengontrol bujet di setiap pos pengeluaran individu atau rumahtangga. Misalnya, keluarga bisa menggunakan kartu tunai prabayar itu untuk mengontrol pembelian bensin maupun belanja rumahtangga setiap bulan. Alih-alih memakai cara kuno, seperti dengan amplop, kartu semacam itu akan memudahkan keluarga mengalokasikan dana untuk pos-pos pengeluaran rutin.

Kartu tunai prabayar itu menawarkan kepraktisan kepada penggunanya. Selain tak perlu membawa setumpuk duit tunai, kita juga tak perlu ribet memasukkan sandi (PIN) atau membubuhkan tandatangan saat membayar di kasir.

Tapi, sebenarnya, uang elektronik tak lebih efisien ketimbang kartu debit. Kartu debit mempunyai fleksibilitas lebih tinggi karena memiliki batasan nilai transaksi lebih besar. Nah, silakan menimbang. Apakah Anda memang membutuhkan uang elektronik?

KIAT INVESTASI

Cari pelindung sebelum melongok dunia luar (1)Oleh Yuwono Triatmodjo - Jumat, 21 Oktober 2011 | 11:56 WIB

JAKARTA. Krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan daratan Eropa saat ini tidak hanya memukul bursa saham global. Pasar uang ikut bergejolak dan kurs valuta asing (valas) bergerak liar. Beberapa mata uang utama dunia seperti dollar AS, euro, yen Jepang, dan dollar Australia terkena imbasnya.

34

Page 35: Artikel personal finance kontan anggaran

Dollar AS, misalnya, bergerak naik-turun mengikuti kabar perkembangan penyelesaian krisis utang dan ekonomi di negara tersebut. Sementara mata uang euro yang selama ini dikenal stabil, belakangan keteteran lantaran krisis utang di beberapa negara zona Eropa.

Otomatis, kondisi ini turut membuat rupiah meriang. Setelah sempat lama bertahan di level Rp 8.500 per dollar AS, mata uang garuda ini mendadak anjlok dalam waktu singkat. Mengutip data Bloomberg, sepanjang bulan September lalu rupiah terkoreksi 7,25% ke posisi Rp 9.125 per dollar AS.

Untung saja penurunan rupiah tidak berlanjut. Sejak awal bulan ini rupiah bertahan di level Rp 8.900 per dollar AS. Fenomena tersebut tentu saja menggelisahkan semua pihak. Pemerintah cemas anggaran negara terancam jebol jika rupiah masih terus melemah. Sementara pelaku usaha kerepotan mengantipasi fluktuasi nilai tukar karena bisa mengancam aktivitas ekspor dan impor.

Sejatinya, tak hanya pemerintah dan pelaku usaha yang terpukul oleh gejolak nilai tukar rupiah. Sejumlah orang juga membutuhkan valas untuk membiayai rencana hidupnya. Seperti, orangtua yang saban bulan harus mengirimkan uang buat biaya hidup dan pendidikan anaknya di luar negeri.

Sementara orang yang berniat wisata rohani ke luar negeri atau menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi, juga membutuhkan mata uang asing. Kebutuhan yang sama juga dialami oleh mereka yang hendak melakukan perjalanan dinas atau berwisata ke negeri seberang.

Memang, biasanya orang mempersiapkan pendanaan untuk perjalanan ke luar negeri sejak jauh-jauh hari. Misalnya, orang menabung selama lima tahun untuk membiayai ibadah haji. Namun, fluktuasi atau penurunan nilai mata uang rupiah pasti akan mengganggu rencana dan target pendanaan yang sudah dipatok sebelumnya.

Nah, salah satu solusi mengatasi hal tersebut adalah melakukan lindung nilai (hedging) terhadap kebutuhan valas di masa mendatang. Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Advisory, bilang, pada dasarnya hedging memiliki dua tujuan: mengantisipasi inflasi dan mengamankan aset dari fluktuasi nilai tukar.

Dia menyarankan agar setiap orang memperhitungkan laju inflasi untuk membiayai rencana yang akan dilakukan di masa depan. Misalnya, orangtua yang mengirimkan uang saku bulanan ke anaknya yang sedang bersekolah di Amerika.

“Kita harus menghitung berapa besar kenaikan inflasi biaya hidup dan pendidikan di sana,” kata Mike. Alangkah baiknya jika orangtua juga mempersiapkan dana bulanan buat si anak selama kurun waktu tertentu, seperti satu tahun. Tujuannya agar lebih mudah dikelola.

Lindung nilai juga bermanfaat untuk menjaga kebutuhan dana valas dari ancaman fluktuasi. Jadi, naik-turunnya kurs mata uang dalam rentang yang lebar tidak akan mengganggu karena sudah dipatok di level tertentu.

Pertimbangkan waktu pemakaian dana

Namun, sebelum melakukan hedging, terlebih dahulu Anda perlu membagi kebutuhan berdasarkan skala prioritas. Waktu kebutuhan itu harus dipenuhi menjadi prinsip utama terhadap instrumen yang akan digunakan untuk melakukan hedging.

Secara sederhana, Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan ZAP Finance, membagi waktu kebutuhan itu menjadi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pembagian itu akan menentukan jenis investasi yang diambil untuk memenuhi pendanaan tersebut.

Jika kebutuhan Anda dalam jangka pendek, seperti biaya bulanan anak yang sekolah di luar negeri, carilah produk investasi yang memiliki likuiditas paling tinggi. “Untuk jangka waktu 2-3 tahun bisa menggunakan reksadana pendapatan tetap berdenominasi dollar AS,” ujar Prita.

Lewat produk ini, lanjut dia, Anda bakal memperoleh imbal hasil (return) sekitar 5% per tahun. Jumlahnya memang tidak terlalu besar lantaran jangka waktu investasinya singkat.

35

Page 36: Artikel personal finance kontan anggaran

Namun, jika Anda membutuhkan dana untuk jangka yang lebih pendek lagi, maka pilihannya terbatas hanya pada produk deposito atau bahkan tabungan dalam nominal dollar AS. Saat ini bunga deposito dollar AS berkisar 3% per tahun.

Sementara untuk kebutuhan jangka panjang, Anda bisa memilih produk investasi berimbal hasil tinggi, seperti reksadana saham. Kebutuhan jangka panjang itu seperti wisata rohani, ibadah haji, atau liburan. “Penempatan di reksadana saham untuk memaksimalkan return,” imbuh Mieke. Maklum, jangka waktu investasi lebih panjang.

Namun Mike dan Prita tidak menyarankan berinvestasi jangka panjang dalam produk berdenominasi dollar AS. Apalagi, produk investasi berbasis the Greenback ini di Indonesia masih terbatas. Misalnya, reksadana pendapatan tetap dollar AS. “Imbal hasilnya sama saja dengan deposito,” ujar Mike.

Instrumen deposito juga tidak cocok dipilih jika tujuannya ingin melakukan lindung nilai dana dari gerusan inflasi. Produk yang paling cocok untuk memaksimalkan return sekaligus hedging adalah reksadana saham.

Tapi Prita mengingatkan, reksadana saham hanya diperuntukkan bagi investor yang benar-benar paham risiko berinvestasi. Menurutnya, investor dengan kebutuhan dana jangka panjang yang layak memiliki produk tersebut. “Mungkin jangka waktunya berkisar delapan tahun,” kata dia. (bersambung)

KIAT INVESTASI

Cari pelindung sebelum melongok dunia luar (selesai)Oleh Yuwono Triatmodjo - Senin, 24 Oktober 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Uang tunai dalam mata uang asing (valas) menjadi kebutuhan ketika kita hendak bepergian ke luar negeri. Namun, fluktuasi nilai tukar dapat menghambat rencana pendidikan atau berlibur ke negeri jiran. Bagaimana cara melindunginya?

Setelah menetapkan jangka waktu kebutuhan dan instrumen investasi, Anda tinggal menanti hasilnya sesuai target awal. Biarkan investasi mengendap sesuai jangka waktu kebutuhan dana tersebut.

Ingat, jangan sampai tergoda untuk mengambil keuntungan dengan melakukan trading valas. Misalnya, membeli dollar AS saat harganya turun, dan menjual kembali saat harganya naik. “Jauhi unsur spekulasi dalam mengelola keuangan rumah tangga,” tukas Prita.

Pasalnya, tidak ada yang bisa menjamin pergerakan nilai tukar akan sesuai dengan keinginan Anda. Alih-alih ingin mendapat keuntungan, bisa jadi dana yang sudah dialokasikan untuk suatu tujuan tertentu itu mengalami penurunan nilai karena kecerobohan Anda sendiri.

Mike berpesan, persiapkanlah segala kebutuhan secara matang. Termasuk, merencanakan sumber dana dan bentuk pengelolaannya. Menjauhi unsur spekulasi adalah langkah bijak, dengan berpegang pada prinsip investasi.

Hitung cermat kebutuhan uang tunai

Setelah mendekati hari H, muncul pertanyaan: apakah perlu menukarkan rupiah ke mata uang negara yang bakal dituju? Budi Triadi Pratama, perencana keuangan dari Akbar Financial Check Up, bilang Anda perlu mencari tahu dulu tempat tujuan tersebut. “Jika daerahnya terpencil, bisa membawa banyak dana tunai dalam mata uang negara itu dari Indonesia,” imbuhnya.

Berapa besarnya? Anda harus menghitung biaya transportasi, akomodasi, oleh-oleh, dan kebutuhan wajar dana darurat di negara itu. Cara mengetahuinya, Anda bisa menggali informasi itu dari biro perjalanan wisata di dalam negeri.

36

Page 37: Artikel personal finance kontan anggaran

Namun, Anda juga perlu membawa alat transaksi elektronik seperti kartu kredit dan ATM bank yang berlaku secara internasional. Misalnya, kartu berlogo Mastercard atau Visa. Penggunaan kartu bisa mengurangi kerepotan membawa duit tunai dalam jumlah banyak.

Tetapi sebelum berangkat, pastikan dulu kepada pihak penerbit kartu dan ATM, apakah kartu tersebut bisa digunakan di negara tujuan atau harus membutuhkan aktivasi. Misalnya, untuk kartu ATM Bank Mandiri, Anda bisa melakukan penarikan uang tunai dalam mata uang negara tersebut pada mesin ATM berlogo Visa, Visa Electron atau Plus. Meski tabungan Anda dalam nominal rupiah, duit yang ke luar dari mesin ATM dalam mata uang negara itu. Kursnya ditentukan Visa International.

Selain itu, sebaiknya Anda membawa duit tunai dalam mata uang negara tujuan. Meski dollar AS merupakan alat transaksi paling populer di seluruh dunia, kebutuhan kita tetap mata uang negara setempat. Jadi, gejolak valas semestinya tidak menjadi halangan buat melongok dunia luar.

Alat Pelindung Nilai Konvensional

Sudah sejak zaman baheula, logam mulia menjadi sarana lindung nilai (hedging) yang paling ampuh dan jamak dipakai di seluruh dunia. Meski berusia lanjut, instrumen investasi ini terbukti cukup efektif untuk membendung penurunan nilai harta kekayaan Anda.

Si kuning ini juga cukup mumpuni sebagai alat lindung nilai untuk memenuhi kebutuhan valuta asing di tengah gejolak nilai tukar. Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan ZAP Finance, tetap merekomendasikan instrumen ini sebagai salah satu portofolio.

Jika ternyata kebutuhan Anda terhadap valas memiliki jangka waktu yang relatif panjang, antara tiga hingga lima tahun, Prita menyarankan sebagian dana yang telah disiapkan dalam bentuk emas. Sebagian lagi dana tersebut dapat ditempatkan di produk investasi berdenominasi mata uang asing sesuai kebutuhan.

Salah satu pertimbangan pemilihan emas adalah kenaikan harganya yang cukup menggiurkan. “Rata-rata per tahun berkisar antara 15% hingga 20%,” katanya.

Sementara di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu seperti sekarang, nilai tukar mata uang sangat rentan berfluktuasi. Maklum, tak ada jaminan, misalnya, rupiah tidak akan kembali lagi terpuruk ke posisi Rp 17.000 per dollar Amerika Serikat (AS) seperti saat krisis tahun 1997 silam.

Menurut Prita, metode konversi dalam investasi emas memang cocok dipilih jika Anda berniat menunaikan ibadah haji dalam jangka waktu lima tahun mendatang. Bisa juga jika jangka waktunya tidak dapat ditetapkan karena masih harus menanti jatah kursi untuk berangkat ke Tanah Suci.

Namun, sebenarnya peran emas sebagai alat lindung nilai yang paling ampuh bisa digantikan dengan instrumen investasi lain. Syaratnya, instrumen itu disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhan pendanaan. Misalnya, reksadana pendapatan tetap berdenominasi dollar untuk membiayai kebutuhan valas 2-3 tahun nanti.

KIAT KOCEK

Mengelola kas tak perlu gonta-ganti brankas (1)Oleh Teddy Gumilar - Selasa, 15 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Belakangan ini kening Rudy selalu berkerut setiap kali membaca hasil cetakan buku tabungannya di bank. Pria berusia 29 tahun ini bukan kebingungan membaca sejumlah kolom berisi deretan angka-angka yang mencatat duit keluar-masuk di rekening. Sejatinya, dia galau melihat saldo tabungannya perlahan-lahan tergerus oleh potongan biaya administrasi bank saban bulan.

37

Page 38: Artikel personal finance kontan anggaran

Selain itu masih ada potongan biaya transaksi ATM dan biaya lain-lain. Bunga tabungan yang dia peroleh saban bulan tidak bisa diharapkan untuk menutupi beragam potongan biaya tersebut.

Memang, total nilai potongan itu tidak terlalu besar, hanya belasan ribu rupiah. Sementara duit yang tersimpan di rekening Rudy antara Rp 1 juta sampai Rp 10 juta saban bulan. Toh, dia tetap merasa terganggu dengan biaya administrasi yang terus menggerogoti saldonya.

Tak hanya Rudy, sebagian orang yang masih menganggap bahwa menabung di bank bertujuan untuk “mengamankan’”duit, bahkan bisa bertambah karena memperoleh bunga, pasti merasa terganggu jika saldo tabungannya menciut.

Potensi penurunan bunga tabungan makin besar lantaran Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,50% pada awal Oktober lalu. Tujuan utamanya, agar bank bersedia menurunkan suku bunga kredit untuk memacu pertumbuhan sektor riil. Namun, bunga simpanan di bank otomatis juga ikut turun. Saat ini rata-rata bunga tabungan berkisar 0% sampai maksimal 2% per tahun.

Alhasil, tugas mengelola keuangan keluarga jadi semakin sulit. Di satu sisi, tabungan di bank diperlukan untuk menaruh dana kebutuhan hidup sehari-hari atau bulanan. Masalahnya, duit tabungan itu terancam tergerogoti terus oleh biaya administrasi bank yang lebih besar dari bunga.

Tabungan berbunga tinggi

Memang, saat ini ada beberapa bank yang menawarkan produk tabungan berbunga tinggi. Tak hanya itu, bank tersebut juga mengiming-imingi bebas biaya administrasi bulanan. Misalnya, Tabungan Maxi Save besutan Citibank. Bank asing ini menawarkan bunga mulai dari 3% untuk saldo minimal Rp 1 juta sampai 6,5% per tahun. Nasabah juga dibebaskan dari biaya administrasi jika saldo rata-rata minimum Rp 10 juta per bulan.

Ada pula Tabungan Siaga Bukopin Premium yang menerapkan sistem bunga berjenjang. Misalnya saldo ?Rp 100 juta - Rp 500 juta bakal mendapat bunga 4%. Jika saldonya di atas Rp 5 miliar, maka bunganya sampai 7% setahun.

Namun, sejumlah perencana keuangan tidak merekomendasikan untuk menyimpan dana kebutuhan bulanan di tabungan berbunga tinggi. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, meminta calon nasabah mencermati dulu persyaratan yang ditetapkan bank. Umumnya, bank membuat patokan saldo minimal di rekening jika si nasabah ingin memperoleh bunga tabungan tinggi.

Masalahnya, menurut Senior Advisor Akbar’s Financial Check Up Lisa Soemarto, ketentuan saldo minimal tersebut membuat fungsi tabungan sebagai pengatur arus kas pengeluaran bulanan menjadi terhambat. Nasabah mesti menempatkan dana yang lebih besar di tabungan tersebut dibandingkan jumlah kebutuhan pengeluaran rutin bulanan.

Pemilik dana juga terpaksa mengendapkan sejumlah dana yang tidak bisa dipakai dalam jangka waktu tertentu agar mendapatkan bunga yang optimal. "Fungsi tabungan itu sebaiknya lebih untuk cash flow bulanan," tukas Lisa.

Kalau pun syarat penempatan dana tidak besar, biasanya bank mendesain produk tabungan berbunga tinggi itu dengan mengunci dana nasabah yang mirip deposito atau tabungan berjangka. Jadi, dana yang tersimpan baru bisa cair dalam beberapa waktu tertentu. Bahkan, ada perjanjian jika saldo lebih rendah dari jumlah minimal yang ditetapkan maka dikenai biaya administrasi atau bunga yang diperoleh lebih kecil.

Nasabah yang menjadi pengelola keuangan keluarga juga perlu mencermati keberanian bank menawarkan bunga simpanan lebih tinggi. Sebagian orang mungkin menganggap hal tersebut wajar karena merupakan strategi bank memikat dana masyarakat. Namun, di sisi lain itu juga menunjukkan kebutuhan bank untuk menjaga likuiditas pendanaannya.

Calon nasabah yang berniat memperoleh tabungan berbunga tinggi, sebaiknya tetap memegang panduan tingkat

38

Page 39: Artikel personal finance kontan anggaran

bunga wajar yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sekadar informasi, pada 12 Oktober lalu, lembaga ini menetapkan tingkat bunga wajar di bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk simpanan bernominal rupiah sebesar 7% per tahun. Ini lebih rendah dari tingkat bunga LPS sebelumnya yaitu 7,25%.

Nah, kalau Anda ingin mendapatkan tabungan berbunga tinggi, pilihlah produk tabungan bank yang menawarkan bunga lebih tinggi dari bunga LPS. Tapi Anda harus selalu mengingat konsep high risk high return. "Kalau terjadi sesuatu pada bank, siap-siap saja uang Anda hilang," kata Rakhmi. (bersambung)

KIAT KOCEK

Mengelola kas tak perlu gonta-ganti brankas (selesai)Oleh Teddy Gumilar - Rabu, 16 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Bunga simpanan di bank terus melandai seiring tren penurunan BI rate. Meski bunga makin mini, tabungan tetap jadi wadah paling efektif untuk menyimpan duit kebutuhan bulanan. Bagaimana jika ada tawaran tabungan berbunga tinggi?

Senior Advisor Akbar’s Financial Check Up Lisa Soemarto tetap tidak merekomendasikan menyimpan dana kebutuhan bulanan di tabungan berbunga tinggi. “Jangan sampai dana bulanan Anda malah hilang karena risiko bunga yang tinggi,” katanya. Apalagi, sebenarnya Anda tidak terlalu perlu mencari

bunga tinggi karena tabungan itu hanya untuk menyimpan uang kebutuhan bulanan.

Senada dengan Lisa, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan Rakhmi Permatasari memberi saran, pengatur keuangan keluarga tak usah terlalu memperhitungkan bunga dan biaya administrasi yang mesti ditanggung jika menabung di bank. “Anda tidak usah memusingkan apakah bunganya tinggi atau rendah,” imbuhnya.

Pasalnya, dana di rekening tabungan tersebut biasanya selalu diisi secara rutin untuk kemudian dihabiskan. Misalnya untuk membayar beragam tagihan listrik, telepon di setiap awal bulan. Selain itu untuk membeli kebutuhan rutin rumahtangga, seperti belanja bulanan. Pola yang sama terus berulang setiap bulan sehingga nasabah akan kesulitan menjaga saldo minimal atau saldo rata-rata yang disyaratkan tabungan berbunga tinggi.

Rakhmi juga meminta nasabah memahami adanya biaya administrasi bank di tengah tingkat kompetisi antarbank yang makin ketat. "Administrasi paling Rp 15.000. Anggap saja itu upah buat bank atas fasilitas yang didapat oleh nasabah. Uang Anda aman, dan bisa ditarik kapanpun," katanya.

Untuk membiayai kebutuhan bulanan, sebaiknya memilih instrumen penyimpan dana yang bisa menunjang aktivitas arus masuk keluar dana. Yang paling cocok adalah tabungan biasa, meski beberapa bank menetapkan saldo minimal di rekening sebesar Rp 100.000.

Anda juga dapat menempatkan sebagian dana rutin dalam bermacam produk e-money. Kartu elektronik ini bisa dipakai untuk membayar parkir, jalan tol, bahkan belanja kebutuhan rumahtangga di supermarket.

Nah, berapa sebaiknya jumlah dana rutin yang ditempatkan di tabungan biasa? Freddy Pieloor, perencana Keuangan dari Money n Love, bilang, kebutuhan rutin bulanan setiap orang atau keluarga tergantung standar dan gaya hidup. Besaran idealnya antara 50%-70% dari penghasilan bulanan.

Biasanya, para karyawan menjadikan bank tempat perusahaan mentransfer gaji bulanannya sebagai rekening dana rutin. Ketika gaji sudah ditransfer ke rekening pada awal bulan, sebaiknya sisihkan dulu sekitar 30%-35% dari gaji ke rekening lain sebagai dana darurat. Besaran dana darurat ini 6-12 kali gaji, yang bisa dicicil. Misalnya, antara 5%-10% dari penghasilan bulanan.

Selain itu, Anda harus menyisihkan 5%-10% dari penghasilan bulanan untuk dana proteksi berupa asuransi, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, atau asuransi pendidikan anak. Pos lain adalah dana untuk investasi.

39

Page 40: Artikel personal finance kontan anggaran

Freddy tidak menyebutkan besaran dana dari gaji bulanan yang dapat disisihkan untuk berinvestasi di saham, reksadana, atau dana pensiun.

Nah, sisa dana dari penghasilan bulanan di tabungan biasa itulah yang khusus dipakai untuk membiayai kebutuhan tiap bulan. Jangan lupa, pilih bank yang punya aksesibilitas lebih. “Semakin mudah, murah, dan gampang dana itu diakses, makin recommended pula bank itu,” kata Rakhmi. Ada bank yang minim mesin ATM sendiri. Namun jika transaksi melalui ATM bank lain tidak dikenakan biaya penarikan tunai.

Nah, Anda lebih baik cerewet soal likuiditas dan aksesibilitas dana tabungan ketimbang bunga dan biaya administrasi bank untuk menyimpan dana kebutuhan bulanan.

Berlindung di bawah naungan bunga jumbo

Sebenarnya, Anda dapat memanfaatkan tabungan berbunga tinggi untuk merencanakan keuangan. Namun agar manfaat yang dipetik maksimal, sebaiknya peruntukan dan rencana waktu penggunaan dananya disesuaikan dengan persyaratan yang diatur produk tabungan tersebut.

Beberapa produk tabungan berbunga di atas rata-rata didesain untuk mengunci dana nasabah yang ada di tabungan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya sebuah produk tabungan premium mensyaratkan locking period satu tahun. Artinya, dana yang disimpan direncanakan akan digunakan untuk kebutuhan minimal 1 tahun ke depan.

Cara ini menguntungkan karena selain pokok tabungan lebih aman, nasabah bisa tetap menikmati keuntungan bunga. "Tabungan ini bisa digunakan untuk keperluan yang jangka waktunya sudah ditentukan, misalnya untuk keperluan perpanjangan STNK, pembayaran pajak, atau asuransi mobil yang preminya tahunan," kata Lisa Soemarto.

Selain itu, kebutuhan dana pendidikan juga bisa disimpan di produk bank ini. Yang perlu dihitung adalah dana yang disiapkan harus mempertimbangkan kenaikan biaya pendidikan sekitar 10%-20% per tahun.

Tabungan berbunga tinggi itu juga bisa dimanfaatkan untuk menyimpan dana darurat. Jumlah dana pos ini sebesar gaji selama beberapa bulan mungkin pas dengan persyaratan saldo minimum di sebuah produk tabungan. Misalnya seorang suami dengan dua anak bergaji Rp 10 juta. Dana darurat yang perlu disiapkan 9-12 kali gaji atau berkisar Rp 90 juta - Rp 120 juta. Nah, si suami dapat memilih tabungan premium yang mensyaratkan saldo minimal setara atau kurang dari dana darurat yang dianggarkan.

Namun, apapun rencana atau alokasinya, Anda harus disiplin. Pisahkan rekening tabungan berbunga tinggi dengan rekening untuk keperluan rutin bulanan.

ANGGARAN LIBURAN

Dana libur akhir tahunOleh Budi Pratama, Perencana Keuangan Akbar's Financial Check Up - Kamis, 17 November 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Memasuki bulan-bulan terakhir di penghujung tahun, seperti bulan Oktober dan November, sebagian masyarakat sudah mulai mempersiapkan rencana dan keinginan untuk berlibur panjang. Libur Hari Raya Natal dan libur Tahun Baru pun sudah mulai terbayang-bayang di kepala kita untuk segera diwujudkan menjadi kenyataan.

Setelah selama setahun penuh bekerja keras tanpa henti, sudah merupakan hak Anda untuk merencanakan liburan di penghujung tahun. Tentu saja, kewajiban yang sudah harus Anda persiapkan sejak sekarang adalah menyediakan dana liburan yang dibutuhkan. Dengan persiapan dana yang

40

Page 41: Artikel personal finance kontan anggaran

baik, liburan akan berjalan lancar, berkesan, dan menyenangkan, baik untuk Anda maupun para anggota keluarga.

Nah, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membahas persiapan liburan Anda dari sisi finansial.

Hal pertama yang perlu Anda perhatikan adalah lokasi atau tempat tujuan liburan. Maklum, sedikit-banyak, tempat berlibur akan berpengaruh terhadap besaran pengeluaran dan kebutuhan dana liburan Anda.

Beberapa orang atau keluarga ingin menghabiskan waktu liburannya di luar negeri. Sedangkan sebagian orang lagi memilih tujuan liburan yang lebih sederhana, seperti di dalam negeri atau malah hanya di dalam kota saja. Karena itu, tentukan tempat tujuan liburan Anda terlebih dahulu sehingga dapat persiapan dana liburan dapat dilakukan secara optimal.

Dalam melaksanakan liburan, ada beberapa orang yang menginginkan liburannya bersifat lebih personal. Nah, jika berencana melakukan perjalanan liburan yang lebih personal, Anda harus merencanakan sendiri seluruh detail liburan tersebut. Mulai dari mencari tiket moda transportasi, seperti pesawat terbang atau kereta api, sampai akomodasi lain seperti penginapan selama di tempat tujuan. Anda juga harus menentukan sendiri tempat atau lokasi yang akan dikunjungi selama liburan tersebut.

Membuat perencanaan liburan yang personal memang memakan waktu. Tetapi, liburan semacam ini menjadi lebih sesuai dengan keinginan Anda dan bisa dicocokkan dengan anggaran yang tersedia. Yang pasti, di dalam merencanakan liburan secara personal, Anda harus memastikan semua biaya secara detail dan memasukkannya ke dalam perhitungan perencanaan dana liburan.

Sementara jika tidak memiliki waktu untuk melakukan persiapan secara sendiri, Anda bisa memanfaatkan paket penawaran yang disediakan oleh beberapa agen atau biro perjalanan wisata. Mereka biasanya sudah menyediakan paket berdasarkan daerah tujuan serta jangka waktu liburan.

Biasanya di paket yang mereka tawarkan juga sudah mencakup semua biaya inti dari perjalanan liburan tersebut. Alhasil, Anda hanya perlu mempersiapkan beberapa biaya yang memang tidak di-cover oleh paket tersebut. Di antaranya dana belanja untuk oleh-oleh dan biaya transportasi di luar paket perjalanan. Misalnya untuk membayar taksi.

Selain itu, sebelum berangkat berlibur, Anda harus mempersiapkan dan memastikan telah memiliki dana darurat. Dana darurat sangat penting apabila ketika dalam perjalanan liburan Anda mengalami sesuatu yang tidak terduga. Sehingga, menuntut Anda harus mengeluarkan sejumlah uang pada saat itu juga.

Misalnya ketika Anda sedang berlibur, kendaraan yang digunakan tiba-tiba rusak dan harus segera dibawa ke bengkel. Di dalam situasi seperti itu, tentu saja, Anda membutuhkan dana tunai dalam waktu segera untuk membayar jasa perbaikan bengkel. Kesulitan bakal muncul jika tidak ada bengkel yang bersedia menerima pembayaran dengan alat pembayaran kartu plastik di tempat liburan tersebut.

Sedia asuransi jiwa dan asuransi kesehatan

Persiapan yang tidak kalah penting sebelum Anda berangkat berlibur akhir tahun adalah membuat atau membeli asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Jika Anda telah berkeluarga dan berencana meninggalkan anak di rumah, pastikan Anda telah memiliki asuransi jiwa. Sehingga, jika memang terjadi kemalangan yang menimpa Anda dan pasangan, kelangsungan kebutuhan hidup anak Anda tidak terganggu.

Selain asuransi jiwa, pastikan asuransi kesehatan Anda memiliki jaringan layanan yang luas. Tujuannya adalah, jika memang Anda harus dirawat di rumahsakit ketika berlibur di suatu tempat, biaya perawatan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut.

Selama berlibur, Anda pasti akan membelanjakan banyak dana. Tentu, tidak praktis dan tidak aman jika Anda harus membawa semua duit untuk membiayai kebutuhan liburan dalam bentuk dana tunai. Sebagai pertimbangan keamanan, akan lebih baik jika Anda mempersiapkan berbagai dana tersebut ke dalam rekening bank yang memiliki jaringan ATM dan debit yang luas.

41

Page 42: Artikel personal finance kontan anggaran

Jika memang Anda melakukan transaksi atau pembayaran dengan memakai kartu kredit, pastikan Anda langsung membayar lunas atau tepat pada waktu utang tersebut ketika pulang dari liburan. Selain itu, apabila Anda berencana menggunakan kartu kredit ketika berlibur, pastikan kartu tersebut bisa diterima di semua merchant.

Jangan lupa, jika Anda berencana liburan ke luar negeri, laporkan ke bank penerbit sebelum berangkat agar transaksi dapat berjalan lancar.

Untuk persiapan dana liburannya, bagi Anda yang sudah terbiasa membuat anggaran liburan setiap tahun tentu tidak akan merasa terlalu direpotkan dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Jika sudah membuat anggaran liburan sejak awal, biasanya, Anda juga telah memiliki gambaran tujuan dan biaya yang dibutuhkan. Sehingga, dana yang Anda butuhkan sudah tersedia dan siap di rekening Anda pada hari-H liburan.

Sedangkan Anda yang belum mempersiapkan anggaran jauh-jauh hari lantaran ide atau keinginan liburan memang datang agak mendadak, tentu, Anda akan menghadapi kesulitan. Maklum, Anda perlu mempersiapkan dana liburan dalam waktu yang terbatas.

Dalam kondisi seperti itu, yang bisa Anda lakukan adalah menggali sumber pendanaan dari berbagai dana yang diterima. Misalnya Anda bisa mengandalkan bonus atau tunjangan hari raya (THR). Nah, dana itu dapat dipakai untuk membiayai kebutuhan dana liburan.

Setelah menikmati liburan akhir tahun ini, tugas Anda selanjutnya adalah mempersiapkan lagi anggaran dana liburan untuk tahun depan. Tujuannya agar Anda dapat menikmati liburan yang lebih berkesan dibandingkan tahun sebelumnya. Selamat mempersiapkan liburan akhir tahun!

KIAT KOCEK

Prioritas dalam rencana keuanganOleh Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan ZAP Finance - Rabu, 23 November 2011 | 11:00 WIB

Bagi Anda yang pernah melalui kondisi krisis keuangan pada tahun 1998 dan tahun 2008 lalu seperti saya, pasti tidak akan memungkiri bahwa merencanakan keuangan tersebut semakin penting. Namun mempunyai rencana keuangan saja tidak cukup. Yang lebih penting, Anda harus tepat dalam menyusun prioritas rencana keuangan.

Meski Anda telah menyusun rencana sangat identik yang disesuaikan dengan investasi, sebetulnya ada skala prioritas yang berlaku untuk semua orang dalam membuat perencanaan keuangan. Apakah itu?

Pekan lalu, kantor saya mengadakan pelatihan membuat rencana keuangan untuk para pemula. Pada hari kedua, para peserta berkesempatan melakukan konsultasi one on one dengan para financial planner, dan melakukan financial check up sebagai tahap awal. Sehingga, sepulang dari pelatihan, setiap peserta pasti memiliki rencana keuangan yang disusun sendiri dengan bantuan para financial planner.

Di antara belasan peserta pelatihan tersebut terselip beberapa orang yang ternyata mampu menyisihkan 10% lebih dari gaji bulanannya. Jadi, seharusnya ada sisa arus kas hingga jutaan rupiah yang bisa disisihkan setiap tahun. Misalnya Rp 50 juta.

Ternyata, saya tidak bisa menemukan saldo tabungan yang seharusnya bernilai minimal Rp 50 juta. Nah, kemana larinya uang tersebut?

Saat membuat perencanaan keuangan, kita harus memulai dari prioritas yang paling tinggi. Apakah untuk investasi? Tentu saja bukan!

42

Page 43: Artikel personal finance kontan anggaran

Pertama, kita harus mengecek dan melunasi utang konsumtif. Ayo periksa daftar utang kita, masih adakah saldo utang kartu kredit dan saldo utang kredit tanpa agunan? Jika ada, maka lunasi dulu utang ini dengan duit tabungan yang Anda miliki.

Jika Anda gemar membayar tagihan kartu kredit dengan angka yang tetap, misalnya Rp 5 juta per bulan, hilangkanlah kebiasaan itu. Kita harus selalu membayar lunas pemakaian kartu kredit, berapapun jumlah tagihannya.

Kedua, arus kas harus positif. Ini berlaku untuk arus kas bulanan dan arus kas tahunan. Pos pengeluaran rumahtangga, tagihan listrik, belanja bulanan, serta belanja pribadi, harus bisa dibayar dari gaji bulanan. Sedangkan biaya liburan, Pajak Bumi dan Bangunan, biaya kurban, dan pengeluaran lain harus bisa dibayar dari dana bonus dan tunjangan hari raya (THR).

Kalau Anda bukan karyawan tetap, saat mendapat uang, biasakan langsung membagi jumlahnya untuk 12 bulan. Nah, bagaimana caranya supaya arus kas positif? Gampang, jangan besar pasak daripada tiang!

Ketiga, mempunyai dana darurat. Setelah arus kas kita positif, maka prioritas ketiga adalah memiliki dana darurat. Ketika menghadapi kondisi atau kebutuhan tak terduga, yang berperan banyak adalah dana darurat. Pasalnya, fungsi asuransi hanya untuk menggantikan duit setelah klaim kejadian diterima.

Nah, produk untuk menyimpan dana darurat tentu saja harus merupakan instrumen keuangan yang sangat likuid dan berisiko rendah. Suka atau tidak, tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat tersebut. Jika target ideal sudah tercapai, Anda bisa menyimpan kelebihan duit di reksadana pasar uang, obligasi ritel Indonesia (ORI), atau bahkan emas.

Membeli produk asuransi

Keempat, menentukan tujuan keuangan. Esensi utama dari sebuah rencana keuangan adalah memiliki tujuan keuangan. Mimpi-mimpi bukanlah tujuan keuangan. Investasi juga bukan tujuan keuangan, karena investasi adalah salah satu strategi mencapai tujuan keuangan.

Sebuah tujuan harus mempunyai target biaya, jangka waktu, dan strategi untuk mencapainya. Kalau tidak, itu namanya hanyalah karya sastra.

Kelima, menerapkan strategi sesuai dengan tujuan keuangan. Nah, bagian ini adalah sebuah tantangan tersendiri bagi banyak orang yang mencoba membuat rencana keuangan sendiri. Namun hal tersebut bukan mustahil dilakukan, melainkan harus dipilih secara cermat sesuai dengan profil risiko Anda, sumber dana, jangka waktu dan target return yang diinginkan.

Sebelum menentukan produknya, Anda wajib mengisi kuesioner profil risiko. Tujuannya untuk mengetahui apakah Anda seorang yang konservatif (tipe penabung sejati), moderat (setengah menabung, setengah investasi), atau seorang yang agresif (tipe pencari return setinggi-tingginya).

Keenam, membeli produk asuransi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Fenomena menarik dari hasil survei yang dilakukan kantor kami adalah banyak masyarakat sudah mulai berasuransi. Tapi di antara mereka sangat sedikit yang paham betul asuransi apa yang dibelinya. Kebutuhan asuransi juga harus menjadi prioritas karena kita mungkin tidak memiliki kemampuan untuk membayar premi secara ideal. Urutan wajib asuransi adalah asuransi jiwa (buat yang mempunyai tanggungan), asuransi kesehatan dan asuransi kerugian.

Saya kembali mengingatkan, asuransi itu bukan investasi. Anda harus memenuhi kebutuhan perlindungan penghasilan dengan asuransi, dan mencukupi kebutuhan untuk mencapai target saldo dengan investasi. Pastikan juga, investasi yang kita dimiliki sepenuhnya di bawah kendali Anda. Jadi, tidak diprioritaskan untuk membayar premi asuransi secara otomatis.

Berdasarkan pemaparan tersebut, saya meyakini bahwa setiap orang pasti dapat memiliki perencanaan keuangan. Dengan menggunakan skala prioritas yang tepat, kehidupan yang lebih indah dan sejahtera seperti yang diinginkan bakal lebih cepat terwujud.

43

Page 44: Artikel personal finance kontan anggaran

Namun rencana saja tidak cukup. Kita harus melakukan aksi nyata. People first, money later. Sayangi diri Anda dan keluarga dengan memberikan yang terbaik untuk kehidupan. Live a Beautiful Life!

KIAT KOCEK

Siapkan sejak sekarang, berpesta tahun depanOleh Anastasia Lilin Y, Syamsul Ashar - Rabu, 07 Desember 2011 | 17:11 WIB

JAKARTA. Tawaran diskon beragam produk setiap menjelang akhir tahun seperti sekarang memang menggiurkan. Aneka produk fashion dijual dengan korting sampai sepertiga harga normal. Beragam gadget canggih seri terbaru ditawarkan dengan diskon sampai separuh dari harga banderol. Siapa tak tergoda berbelanja?

Obral aneka jenis produk seperti ini biasa kita temui menjelang perayaan Natal, akhir tahun, lebaran, serta musim liburan di bulan Juni. Tak hanya di dalam negeri, musim diskon serupa juga bisa kita jumpai di luar negeri,

misalnya Singapura. Pedagang beraneka produk bermerek terkenal ramai-ramai banting harga.

Adrenalin belanja Anda boleh berlari kencang, tapi di saat seperti inilah kita kudu ekstra waspada. Jangan sampai kita menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang seminggu atau sebulan setelah dibeli teronggok tak berguna. “Tetapkan mana barang yang Anda butuhkan untuk dibeli, dan pilah mana barang yang sekadar Anda inginkan,” kata Perencana Keuangan Money Love Panji Harsono.

Anda bisa membuat daftar yang berisi beragam produk penunjang berbagai aktivitas. Misalnya pakaian, sepatu, dan tas untuk bekerja maupun sekolah Anak. Bisa juga berupa perkakas rumah tangga, termasuk furniture, kulkas, televisi, dan peralatan rumah lain. Bahkan, kalau perlu, untuk mendapat diskon pembelian kendaraan mobil atau motor.

Ada bermacam alasan membeli barang-barang itu. Salah satunya, mungkin karena kita belum memilikinya, padahal kita butuh. Bisa juga lantaran barang lama sudah rusak sehingga perlu diganti. "Dengan demikian diskon hanya menjadi momentum untuk memanfaatkan belanja hemat, bukan belanja karena diskon," kata perencana keuangan dari Kurnia Consulting, Sri Khurniatun.

Sri juga mengingatkan kita agar jangan gampang tergiur bantingan diskon jumbo yang kadang justru bikin pembeli gegabah dalam berbelanja. Syarat lama membeli barang “teliti sebelum membeli” tetap harus diterapkan saat banjir diskon melanda. Pasalnya barang yang kena diskon terkadang adalah barang yang cacat secara fisik.

Karena itu, jangan buru-buru. Anda perlu melakukan window shopping untuk membandingkan harga dan kualitas. “Lebih afdol kalau Anda tahu harga wajarnya,” saran Sri. Jangan lupa ajak teman saat belanja. Dia bisa menjadi penasihat memilih barang, termasuk mengingatkan bahwa isi troli sudah melebihi anggaran.

Perlu laci khusus pencegat diskon

Bicara soal perencanaan belanja, Lisa Soemarto, Perencana Keuangan dari Akbar’s Financial Check Up, menyarankan Anda untuk membuat daftar barang buruan sejak awal tahun. Anda bisa menempatkan rencana belanja diskon ini dalam daftar anggaran tahunan. Jadi, anggaran untuk belanja saat diskon berdampingan sejajar dengan alokasi pembayaran pajak mobil, premi asuransi, dan semacamnya.

Setelah menetapkan daftar kebutuhan dan alokasi dana, Anda harus menyiapkan “laci khusus” penyimpan dana bakal modal berburu diskon ini. Tapi, ingat, Lisa meminta Anda hanya mengalokasikan dana untuk belanja diskon dari “uang lebih”. Artinya, dana bakal modal memburu diskon sekadar dana yang tersisa setelah alokasi dana seluruh kebutuhan lain selesai ditetapkan.

44

Page 45: Artikel personal finance kontan anggaran

Kembali soal “laci khusus”, Sri malah menyarankan Anda untuk menyiapkan rekening khusus untuk belanja, baik belanja bulanan maupun belanja saat ada momen tertentu. Nah, rekening itu diisi dengan uang bonus, uang lembur, dan pendapatan tambahan. “Perencanaan harus dilakukan dan penggunaannya tak boleh lebih dari anggaran agar tak menggangu cash flow rumah tangga,” katanya.

Kalau memang dana yang Anda butuhkan untuk memburu barang diskon tidak terlalu besar, Panji membolehkan Anda menggunakan dana darurat. “Tapi hanya sementara. Setelah terpakai Anda harus disiplin untuk menutup kembali dana darurat tersebut,” kata Panji.

Sekadar gambaran, seorang lajang sebaiknya memiliki dana darurat senilai tiga kali pengeluaran bulanan. Adapun pasangan yang belum punya anak sebaiknya mengalokasikan dana darurat enam bulan pengeluaran. Nah, pasangan yang memiliki satu-dua anak harus memiliki dana darurat antara 9 - 12 bulan pengeluaran.

Meski begitu Panji maupun Sri lebih senang jika Anda menabung untuk memenuhi kebutuhan belanja diskon seperti ini. Toh, waktu kedatangan diskon sudah bisa diperkirakan sejak jauh-jauh hari. Berapa besar uang yang harus disisihkan untuk menantikan saat-saat diskon harga tiba, tentu tergantung kemampuan tiap-tiap keluarga. Bisa jadi, memang, masa menabung untuk mencegat diskon ini membutuhkan waktu lama.

Contohnya, kata Lisa, kalau Anda ingin memanfaatkan musim promosi dari showroom mobil menjelang akhir tahun untuk berganti kendaraan, ya, tentu masa menabung Anda harus dimulai sejak dua tahun sebelumnya, bukan pada awal tahun berjalan. Oh, iya, selain menjelang akhir tahun, biasanya para pedagang mobil juga menggelar diskon pada saat pameran otomotif tahunan yang di gelar pertengahan tahun.

Nah, khusus masa menabung untuk berburu diskon bernilai sangat gede seperti ini, Lisa menganjurkan Anda menyimpan uang dalam wahana investasi nondeposito dan nontabungan. Emas batangan, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan. Bahkan Anda boleh memarkir dana di surat utang yang aman, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI). “Deposito dipakai kalau masa menabung kurang setahun,” kata dia.

Bagaimana jika setelah menabung dana yang terkumpul masih kurang, padahal masa diskon akan segera berakhir? Kalau memang barang yang diincar benar-benar vital, ia menyarankan agar Anda berutang ke saudara, rekan, atau kantor saja. Dengan begitu Anda tak terbebani bunga pinjaman yang besar, syukur-syukur gratis.

Di luar pemanfaatan diskon dari barang-barang konsumsi, Lisa mengingatkan Anda agar juga jeli memanfaatkan “tawaran diskon” dari produk-produk investasi, misalnya investasi saham atau reksadana. Kapan itu berlangsung?

Diskon instrumen investasi bukan berasal dari penjual, tapi dari kondisi pasar. Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot, bisa jadi harga saham dan reksadana terdiskon besar. Nah, kalau memang layak, tak ada salahnya Anda menubruk diskon seperti ini. “Kalau beli produk investasi, kan, ada potensi gain di situ,” saran dia.

Jadi, jangan asal hajar diskon akhir tahun ini. Saat ini justru waktu yang tepat untuk membuat persiapan, lalu menabung, dan silakan berpesta pada musim diskon tahun depan.

KIAT KOCEK

Perlakuan darurat dana daruratOleh Budi Pratama, Perencana Keuangan Akbar's Financial Check Up - Rabu, 14 Desember 2011 | 14:03 WIB

JAKARTA. Hai sahabat kocek, bagaimana kondisi keuangan kalian semua? Kalau belum sehat, baca terus rubrik kocek ini. Bicara soal kesehatan keuangan, ada banyak sekali indikasi yang bisa digunakan. Salah satu indikasi yang sudah sering di bicarakan, bahkan sudah diketahui oleh mayoritas masyarakat adalah

45

Page 46: Artikel personal finance kontan anggaran

dana darurat. Apa, sih, dana darurat?

Sederhananya, dana darurat adalah sejumlah dana yang sudah dialokasikan secara TERPISAH untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat DARURAT.

Berdasarkan teori, besaran dana darurat bisa 3, 6, hingga 12 bulan kebutuhan hidup. Kondisi tersebut mungkin sudah banyak diketahui oleh mayoritas masyarakat. Namun, pada praktiknya, masih ada yang melakukan kesalahan dalam mengalokasikan dana darurat tersebut, baik dari segi perhitungan komposisi ideal sampai penempatannya.

Agar tidak terjadi salah kaprah, untuk kocek kali ini, dana darurat akan dikupas habis, dari segi konsep hingga implementasinya. Ada dua kata sakti alias kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu TERPISAH dan DARURAT.

Terpisah

Konsep dasar dari dana darurat adalah pengalokasian dana secara terpisah. Dalam implementasinya, ada porsi dan penempatan khusus untuk dana darurat dengan ketentuan sebagai berikut: Pertama, dana darurat HARUS dipisahkan dari dana investasi dan/atau tabungan jangka pendek lainnya.

Kedua, kartu kredit dan/atau fasilitas utang lainnya BUKAN dana darurat. Ketiga, Jika kartu kredit dan/atau fasilitas utang lainnya terpakai untuk keadaan darurat, SEGERA LUNASI.

Penempatan dana darurat TIDAK BOLEH digabungkan dengan penempatan kebutuhan atau tujuan keuangan lainnya. Termasuk juga tidak boleh digabungkan kedalam kebutuhan harian atau bulanan.

Sebagai contoh, katakanlah seseorang memiliki 3 rekening tabungan, yaitu tabungan bank A, B, dan C. Yang bersangkutan sudah terbiasa menggunakan rekening tabungan A untuk memenuhi kebutuhan harian, dan rekening tabungan B untuk kebutuhan tahunan dan bonus. Sementara itu, rekening tabungan C memang khusus dialokasikan untuk dana darurat. Jadi, kembali lagi ke kata kunci. Terpisah, terpisah, dan terpisah.

Darurat

Sesuai dengan namanya, dana darurat diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan darurat. Dalam hal ini lebih ditekankan kepada kejadian yang tidak terduga dan dibutuhkan biaya sesegera mungkin untuk memenuhi kebutuhan darurat itu.

Misalnya, kebutuhan ketika sakit mendadak, kecelakaan, PHK, terjadi kematian dalam anggota keluarga, dan semua kejadian darurat lainnya. Yang perlu diperhatikan, kondisi darurat tersebut tidak termasuk diskon dan liburan mendadak. Khusus untuk itu, sebaiknya disiapkan terpisah, ya.

Kondisi darurat seperti sakit dan rawat inap masih bisa ditanggung oleh asuransi, selama sahabat kocek memiliki asuransi yang dapat langsung menanggung ketika terjadi sakit (bukan bersifat reimburse). Perlu diperhatikan, jika sahabat kocek memiliki asuransi kesehatan dengan sistem reimburse, artinya sahabat kocek harus menyiapkan dana untuk menutupi biaya tersebut untuk sementara waktu sampai akhirnya dana tersebut diganti oleh pihak asuransi. Contoh ini pun berlaku untuk kejadian darurat lainnya.

Oleh karena dana darurat harus terpisah dan untuk memenuhi kebutuhan darurat. Dalam pengalokasiannya, dana darurat harus memenuhi 3 kriteria khusus, yaitu kemudahan, kecepatan, keamanan. Jadi, pastikan akses untuk mendapatkan dana darurat itu mudah dan tanpa prosedur yang berbelit-belit.

Sebagai contoh, bisa dipertimbangkan untuk menggunakan bank yang memiliki jaringan ATM terluas. Selain kemudahan, kecepatan pun penting dalam teknis dana darurat, sehingga dana yang diperlukan dapat sesegera mungkin diakses tanpa perlu menunggu proses pencairan yang lama.

Keamanan pun penting dalam alokasi dana darurat. Pastikan dana yang dialokasikan untuk dana darurat dimasukkan ke dalam produk yang aman, bebas dari risiko kenaikan dan penurunan nilai. Artinya, dana darurat

46

Page 47: Artikel personal finance kontan anggaran

bukan ditempatkan ke dalam produk investasi.

Sekali lagi, dalam penempatan dana darurat, hasil investasi yang kompetitif tidak dapat dijadikan acuan utama dalam menentukan produk atau tempat untuk pengalokasian dana darurat. Kembali lagi kepada karakter kemudahan, kecepatan, dan keamanan. Produk perbankan, seperti tabungan dan deposito, dapat dijadikan pilihan utama dalam pengalokasian dana darurat.

Sahabat kocek, kenali dahulu karakter dana darurat sebelum mulai mengalokasikan. Jangan sampai salah menyimpan dana darurat. Jika kondisinya harus sehat, maka sebaiknya tetap sehat.

KIAT INVESTASI

Anak nyaman berkuliah, investasi pun merekahOleh Anastasia Lilin Y - Kamis, 22 Desember 2011 | 11:00 WIB

JAKARTA. Impian kadang tidak selalu menjadi kenyataan. Namun, lebih baik jika kita merancang masa depan kita sejak sekarang ketimbang berjalan tanpa tujuan.

Prinsip ini pun berlaku bagi pendidikan anak kita kelak. Lebih baik sedini mungkin kita mempersiapkan biaya pendidikan mereka. Nah, agar bisa mendekati biaya yang mereka butuhkan kelak, kita mesti menggunakan asumsi. Ini dimulai dengan memperkirakan universitas yang menjadi tujuan belajar anak kita.

Ya, memang, belum tentu kelak anak kita masuk ke universitas tersebut. Tapi, dengan menetapkan target universitas dan bidang studinya, setidaknya kita akan membayangkan biayanya. Biaya pendidikan ini tak melulu biaya masuk, biaya kuliah per tahun, serta buku-buku. Ada biaya di luar itu, yakni biaya hidup yang meliputi makan dan transportasi. Biaya akan bertambah jika universitas yang menjadi pilihan berada di luar kota atau bahkan luar negeri.

Ada beragam pilihan tempat untuk tinggal anak yang jauh dari orangtuanya. Sebutlah asrama, indekos, rumah kontrak-an, atau bisa juga apartemen. Bukan kebetulan, saat ini banyak pengembang membangun apartemen yang khusus membidik pasar mahasiswa, terutama di kota-kota besar semacam Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Ambil contoh, di Surabaya ada apartemen High Point yang dikembangkan oleh PT Sambandha Wahana Development. Apartemen ini terletak di Jalan Siwalankerto, tak jauh dari Universitas Kristen Petra (UK Petra) dan Universitas Pelita Harapan (UPH) Surabaya. “UK Petra sebagai universitas swasta terbesar di Surabaya adalah pasar potensial,” ujar Juli Karyanto, Building Manager Sambandha Wahana Development.

Meski menyasar mahasiswa, harga jual unit apartemen High Point bukanlah harga bagi kantong pelajar. Ketika dipasarkan awal 2009, satu unit apartemen tipe studio seluas 24 meter persegi (m2) dihargai sekitar ?Rp 216 juta. Kini, harganya sudah berkisar Rp 384 juta. Selain tipe studio, ada tiga tipe lain yang lebih besar: satu kamar, dua kamar, dan tiga kamar. Masing-masing seluas 24 m2, 36 m2-44 m2, 46 m2–77 m2, dan 99 m2.

Dari 324 unit yang dibangun, Sambandha mempertahankan 40 unit untuk disewakan. Selebihnya dilepas ke pembeli. Meski mengusung konsep student apartement, Sambandha pun tidak membatasi tipe pembelinya. “Sebanyak 70% pembelinya adalah investor. Barulah sisanya orangtua mahasiswa dan masyarakat umum,” beber Juli.

Pemain lain yang juga tergiur menggarap pasar mahasiswa adalah PT Ciputra Surya Tbk. Anak kandung Grup Ciputra ini mengembangkan proyek Universitas Ciputra Apartement (UC Apartement) sejak 2008 di Surabaya juga. Mengenai pasar, Ciputra Surya tidak perlu repot mencari. Pasalnya, UC Apartement berada di satu lokasi dengan Universitas Ciputra.

Seperti halnya Swambandha, Ciputra Surya memperbolehkan siapa saja membeli unit apartemennya. Kini, satu tower bernama Barkeley yang terdiri dari 504 unit apartemen memiliki tingkat hunian lebih dari separonya. Direktur Ciputra Surya Sutoto bilang, karena menyasar mahasiswa, 90% unit apartemen ini bertipe studio.

Pertimbangan biaya

47

Page 48: Artikel personal finance kontan anggaran

Nah, di antara pilihan tempat tinggal sementara tadi, asrama boleh jadi yang paling hemat dari sisi bujet. Tapi, tidak semua universitas menyediakan asrama. Sudah begitu, belum tentu, si anak nyaman berada di asrama. Pertanyaan bagi orangtua, apakah membeli apartemen memang pilihan tepat untuk tempat tinggal anak Anda? Atau, lebih baik sewa saja apartemen, rumah, atau indekos?

Senior Financial Planner dari Akbar’s Financial Check Up Lisa Soemarto berpendapat, jika dana yang dianggarkan untuk biaya akomodasi lebih dari Rp 200 juta, membeli apartemen di dekat kampus bisa menjadi pilihan. Lisa mengatakan, pilihan untuk membeli apartemen atau merencanakan biaya indekos sangat bergantung pada kemampuan keuangan masing-masing keluarga.

Namun, ketika membeli apartemen jadi pilihan, Lisa mewanti-wanti soal angsuran kredit pemilikan apartemen (KPA) tiap bulannya. “Jika digabung dengan cicilan lain, jangan sampai lebih dari 30% dari total pendapatan keluarga,” ujarnya.

Managing Director Independent Financial Planner One Consulting M. Andoko menambahkan, baik indekos maupun membeli apartemen memiliki keuntungan dan kerugian. Dilihat dari segi biaya, biaya indekos lebih murah ketimbang membeli apartemen. Tapi, uang yang disetor hilang begitu saja. Sementara jika membeli apartemen, Anda akan menikmati kenaikan harga (capital gain) dan jika tak lagi dipakai, Anda bisa menyewakannya. Itu berarti, ada peluang meraih pendapatan pasif (passive income).

Namun, tentu saja, Anda harus menyisihkan dana lebih banyak jika ingin membeli apartemen. Lisa membandingkan antara indekos dan membeli apartemen, dana yang mesti persiapkan bisa selisih sekitar Rp 1 juta lebih saban bulan (lihat tabel simulasi).

Pilihan investasi

Andoko menambahkan, agar lebih efisien dan terukur, sebaiknya dana itu diinvestasikan di satu keranjang investasi. Ada beberapa jenis instrumen investasi yang bisa Anda pilih untuk merencakan biaya pendidikan.

Tabungan pendidikan

Kelebihan tabungan adalah nilai pokoknya tidak akan turun. Produk ini cocok bagi investor konservatif. Tapi, Andoko bilang, instrumen ini lebih cocok untuk kebutuhan dana pendidikan anak jangka pendek. Untuk jangka panjang, imbal hasilnya tidak optimal karena hanya 5%–8% per tahun.

Kelebihan lain, instrumen ini kadang dikombinasikan dengan produk asuransi yang memberi manfaat bila si nasabah meninggal, tertanggung akan mendapat uang pertanggungan.

Reksadana

Kelebihan reksadana, dengan modal yang relatif kecil, investor berkesempatan mendapatkan return relatif besar. Jangka waktu jadi faktor penting dalam menentukan jenis reksadana. Jika anak baru kuliah 12 tahun–17 tahun lagi, saran Andoko, orangtua memilih reksadana saham karena memberikan return rata-rata 12%–20% per tahun.

Tapi, jika jangka waktu investasi hanya 6 tahun–12 tahun, orangtua bisa memilih reksadana campuran yang secara historis memberikan return 10%–15%. “Kelemahan produk ini, nilai pokok uang yang kita setorkan bisa naik turun sesuai kondisi market,” ujarnya.

Saham

Masyarakat kita memang belum lazim memakai saham sebagai wadah persiapan dana pendidikan anak. Maklum, banyak yang masih awam dengan instrumen ini. Padahal, saham berpotensi menghasilkan return tertinggi dibanding dengan investasi lain. Cuma, memang ada risiko dana investasi awal Anda tergerus jika harga saham pilihan Anda anjlok.

Asuransi

Kelebihan asuransi yang tidak dimiliki instrumen investasi lain, seperti tabungan, reksadana, ataupun saham,

48

Page 49: Artikel personal finance kontan anggaran

yakni bila nasabah atau orangtua meninggal, iuran preminya bisa terus berjalan sesuai dengan kontrak dalam polis asuransi.

Dengan asuransi, nilai investasi setiap bulan akan berjalan terus sesuai kontrak polis, misalnya 14 tahun. “Kelemahan produk ini, bila tidak bisa membayar premi sampai masa kontrak selesai, nilai tunai asuransinya sangat kecil jika dibanding premi yang dibayar atau polis hangus,” ujar Andoko.

Nah, selamat menyusun rencana. Semakin dini Anda memulainya, hasilnya akan semakin maksi.

KIAT INVESTASI

Meracik investasi yang amanOleh Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan ZAP Finance - Jumat, 13 Januari 2012 | 11:27 WIB

JAKARTA. Naik-turunnya nilai investasi di sepanjang 2011 tentu saja memancing kegelisahan bagi banyak investor yang baru saja mulai terjun ke pasar modal dan juga logam mulia. Sehingga, satu pertanyaan yang pasti muncul setiap saya berkesempatan berbicara di seminar adalah, “Mbak, investasi apa yang paling aman untuk saya?”

Berbicara tentang risiko, seaman-amannya produk investasi, saya yakinkan, pasti ada risiko yang terkandung di dalamnya. Untuk semua pilihan investasi, Anda pasti akan berhadapan dengan tiga jenis risiko: kehilangan modal,

kesulitan mengubah menjadi dana tunai, dan kehilangan daya beli akibat inflasi. Di antara ketiga risiko ini, saya yakin sebagian besar dari investor pemula pasti akan menempatkan risiko kehilangan modal sebagai risiko yang paling tinggi.

Anda tak mungkin bisa menghindari ketiga risiko tersebut. Tapi, Anda harus bisa menghindari risiko yang menjadi ancaman utama untuk keperluan penggunaan dana itu, yang akhirnya menjadi investasi “teraman” untuk situasi Anda.

Untuk saya, meracik investasi yang aman harus disesuaikan dengan tujuan finansial kita. Istilah high risk, high return harus kita ubah menjadi highest possible return with calculated risk. Kita wajib mencari produk investasi yang bisa menghasilkan potensi imbal hasil tertinggi untuk semua tujuan finansial kita. Bingung? Ini dia caranya.

Pertama, untuk tujuan finansial di bawah setahun. Dana Liburan untuk persiapan mudik lebaran 2012 atau uang pangkal masuk SD untuk tahun ajaran 2012-2013 adalah contoh-contoh tujuan finansial kategori pertama. Untuk ini, Anda tidak bisa menolerir risiko terjadinya kehilangan modal karena datangnya kebutuhan adalah pasti dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, pilihan investasi Anda adalah tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang.

Anda perlu tahu, meski tabungan dan deposito bisa dikatakan produk yang dapat menjamin modal investasi dan juga hasilnya, di Indonesia risiko kehilangan modal tetap ada jika bank tempat Anda menyimpan dana ditutup. Lembaga Penjaminan Simpanan hanya akan mengganti dana Anda jika simpanan Anda tercatat di bank dengan nilai tak lebih Rp 2 miliar per bank, tingkat suku bunganya sesuai dengan ketentuan LPS, dan Anda tidak punya catatan kredit macet.

Jadi, jika Anda masuk ke daftar hitam Bank Indonesia akibat kredit macet atau deposito Anda memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, jangan merasa aman dulu. Bisa jadi, tabungan dan deposito Anda ternyata masih masuk kategori risiko kehilangan modal!

Sesuai dengan tujuan

Kedua, untuk tujuan dana darurat. Dana darurat yang hanya digunakan untuk keperluan tak terduga, seperti biaya rumah sakit, biaya mengganti kerusakan kulkas, masuk ke kategori ini. Risiko tidak bisa mencairkan investasi menjadi dana tunai sangat menakutkan. Tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat. Pilihan berikutnya adalah reksadana pasar uang karena dapat dicairkan kapan saja tanpa penalty.

49

Page 50: Artikel personal finance kontan anggaran

Akan halnya deposito berjangka, mencairkan sebelum jangka waktu berarti Anda akan membayar penalti, kecuali Anda berinvestasi di deposito iB Syariah.

Ketiga, untuk tujuan finansial di atas setahun. Dana pendidikan kuliah untuk anak usia 7 tahun, dana pensiun untuk Anda yang berusia 30-an, atau dana membeli rumah kedua, termasuk kedalam kategori ini. Untuk Anda yang masih menggunakan tabungan atau deposito untuk keperluan ini, Anda harus bangun dari mimpi.

Jika tabungan Anda hanya memberikan hasil 2% setahun, sementara tingkat inflasi mencapai 6% setahun, maka dengan mendiamkan saja uang tersebut, Anda sebetulnya kehilangan 4% dari uang tadi. Jadi, meski modal investasi Anda mungkin aman, Anda kehilangan daya beli lebih dari setengahnya.

Contoh nyata yang banyak dihadapi oleh mereka yang saat ini punya anak remaja adalah kekurangan modal untuk dana masuk kuliah. Sepuluh tahun yang lalu, instrumen yang sangat popular untuk mempersiapkan dana pendidikan adalah asuransi pendidikan.

Meski produk ini pasti punya manfaat, sayangnya hasil investasi hanya sebesar bunga tabungan biasa. Faktanya, rata-rata kenaikan biaya pendidikan bisa mencapai 15% setahun di kota-kota besar. Alhasil, orang tua sudah bersusah payah berhemat, tetap saja uangnya tak cukup.

Mencari kombinasi yang seimbang bagi tujuan finansial Anda adalah seni dalam membuat portofolio investasi yang “aman” untuk Anda. Apapun situasi kehidupan Anda, saya menyarankan Anda menyimpan dana di produk yang risiko kehilangan modal dan risiko likuiditasnya rendah, minimal sejumlah 3 bulan pengeluaran rutin.

Semakin berisiko pekerjaan Anda, karena situasi bisnis yang kurang baik atau pilihan bekerja sebagai freelancer, maka perbesarlah jumlah dana yang ditempatkan di produk ini.

Seiring dengan pengalaman berinvestasi, Anda akan memahami kinerja berbagai aset investasi dan risiko yang dapat terjadi. Terpenting, Anda tetap merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Live a beautiful life!

KIAT KOCEK

Mengoptimalkan dana kebutuhan jangka pendekOleh Anastasia Lilin Y - Jumat, 20 Januari 2012 | 11:00 WIB

JAKARTA. Lantaran Putri bakal lulus sekolah dasar (SD) sekitar enam bulan lagi, Ibu Klara mencairkan investasi jangka panjangnya di reksadana saham, bulan ini. Investasi ini memang sengaja Ibu Klara lakukan untuk memenuhi kebutuhan dana masuk ke sekolah menengah putri semata wayangnya tersebut.

Kebetulan, awal tahun ini, hasil investasinya sudah mencapai asumsi dana pendidikan yang dibutuhkan untuk masuk ke sekolah idaman Putri. Ibu Klara khawatir, jika menunggu tiga bulan lagi, yakni saat Putri mendaftar ke sekolah

tersebut, nilai investasinya justru turun.

Masalahnya, kini setelah dana investasi tersebut cair, Ibu Klara bingung mau menempatkannya di mana. Untuk sementara ini, dia menempatkan dana tersebut di tabungan yang biasa dia pergunakan untuk transaksi belanja sehari-hari. Tapi, ia khawatir, uang tersebut tanpa ia sadari akan terpakai untuk belanja barang-barang yang tidak begitu dia perlukan. Sebab, sudah jadi kebiasaan Ibu Klara, jika melihat angka tabungan yang tertera di layar ATM masih berderet-deret, ia tidak akan segan menggesekkan kartu debitnya untuk berbelanja ‘barang-barang perempuan’.

Sebenarnya, selain tabungan, ada beberapa wadah lain untuk menyimpan dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek. Sebut saja, deposito, dan reksadana pasar uang. Namun, masing-masing instrumen memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi, pemilihan wadah ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan keuangan kita.

“Ada tiga hal yang harus dipahami, yakni kesesuaian jangka waktu dengan kebutuhan, likuiditas, dan potensi return-nya,” ujar Risza Bambang, perencana keuangan dari Shildt Financial Planning.

Bedakan kebutuhan rutin dan tidak rutin 50

Page 51: Artikel personal finance kontan anggaran

Dalam perencanaan keuangan, kebutuhan dana jangka pendek adalah dana yang pemanfaatannya kurang dari satu tahun. Itu berarti, dana tersebut harus ditempatkan di produk yang memiliki likuiditas tinggi. Maksudnya, produk tersebut memungkinkan si pemilik dana mencairkan dananya dengan mudah, kapan pun dia membutuhkannya.

Namun, seperti dijelaskan oleh Risza, kita harus menyesuaikan setiap produk yang kita pilih dengan kebutuhan kita. Meski sama-sama bersifat jangka pendek, sebenarnya kebutuhan ini masih bisa dipecah menjadi kebutuhan yang bersifat rutin dan kebutuhan yang tidak rutin.

Kebutuhan rutin terdiri dari pos-pos pengeluaran yang rutin dikeluarkan setiap bulan. Biasanya, meski tidak selalu sama, nilainya bisa diperkirakan dan relatif tidak berubah dari waktu ke waktu. Contoh kebutuhan rutin adalah belanja kebutuhan rumah tangga bulanan, pembayaran rekening listrik, tagihan telepon dan internet, upah pembantu dan sopir, service kendaraan, serta uang saku anak.

Sementara, kebutuhan non-rutin bulanan, misalnya renovasi rumah, dana pendidikan anak setahun ke depan, dana liburan, dana mudik, atau pembayaran pajak bumi dan bangunan.

Meski tidak rutin, kebutuhan dana jangka pendek tersebut masih bisa dijadwalkan. Namun, ada juga kebutuhan jangka pendek yang tidak terjadwal dan bersifat darurat. Misalnya, jika mobil kita mengalami kecelakaan dan kerusakannya tidak ditanggung oleh asuransi. Untuk kebutuhan semacam ini, kita sebaiknya menyiapkan dana darurat yang ditempatkan di wadah terpisah.

Nah, kita setelah mengetahui berbagai jenis kebutuhan jangka pendek kita, kita tinggal menyesuaikannya dengan wadah atau produk yang cocok. Dari sisi likuiditas, tidak bisa dipungkiri, tabungan merupakan produk yang paling likuid di antara jenis wadah dana jangka pendek lainnya.

Apalagi, hampir semua produk tabungan kini dilengkapi dengan kartu ATM dan fasilitas transaksi elektronik lainnya, seperti internet banking atau mobile banking. Dengan demikian, pemilik rekening tabungan tidak perlu repot mengantri ke petugas teller di kantor bank bersangkutan. Ia cukup pergi ke mesin ATM, membuka koneksi internet, atau pencet tuts telepon selulernya untuk melakukan berbagai transaksi.

Namun, faktor likuiditas yang tinggi ini juga bisa menjadi kelemahan, terutama bagi mereka yang kurang bisa mengontrol pengeluarannya. Selain itu, dari sisi return, bunga tabungan sangat mini. Saat ini berkisar 2% per tahun, bahkan kurang. Jelas, dibandingkan laju inflasi yang hampir 4%, nilai uang Anda sebenarnya akan berkurang jika disimpan di tabungan.

Jadi, tabungan cocok sebagai wadah dana jangka pendek bersifat rutin dan dana darurat. Tapi ingat, rekening dana darurat harus dipisahkan dari tabungan untuk kebutuhan rumah tangga rutin. “Dengan adanya kartu debet maka makin likuid, jadi bisa diambil sewak-waktu,” kata Risza.

Tidak bisa berharap return yang tinggi

Sementara, deposito dan reksadana pasar uang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan di bawah satu tahun yang tidak bersifat rutin bulanan.

Dari sisi likuiditas, reksadana pasar uang memang bisa diambil sewaktu-waktu. Tapi, pencairannya agak repot karena harus mengurus administrasinya dan transfer dananya perlu waktu. Sementara deposito tidak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo. Jika nekad, Anda akan menanggung risiko terkena penalti.

Dari sisi keamanan, sepanjang sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), produk deposito seaman tabungan. Nilai dana Anda tidak akan turun. Berbeda ceritanya jika dana tersebut disimpan di reksadana pasar uang. Nilai dana Anda mungkin saja turun akibat fluktuasi harga efek yang jadi aset dasarnya.

Dari sisi return, deposito dan reksadana pasar uang bisa memberikan return lebih tinggi daripada tabungan. Secara historikal, kedua produk ini menghasilkan return di atas 5% per tahun. Jadi, sedikit di atas tingkat inflasi.

Namun, perencana keuangan dari TGRM Financial Planning Services Taufik Gumulya mengingatkan, investor memang tak bisa mengharapkan return banyak-banyak untuk investasi kurang dari setahun. “Investasi jangka pendek itu bukan untuk spekulasi dan tidak berharap bunga,” katanya.

51

Page 52: Artikel personal finance kontan anggaran

52