Artikel Keungangan

7
Nilai Tukar Rupiah Sangat Mengkhawatirkan Peningkatan volatilitas mengakibatkan beberapa dampak yang signifikan. Salah satu dampaknya berkaitan dengan mata uang rupiah. Pasalnya, peningkatan tersebut mengakibatkan nilai tukar rupiah menjadi sangat melemah. Peningkatan volatilitas sendiri diakibatkan dari penarikan dana global yang terus-menerus khususnya di negara-negara berkembang. Investor asing sendiri sudah melakukan aksi jual mata uang rupiah hingga mencapai lebih dari Rp. 10 triliun. Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Investor melakukan tindakan jual ini untuk mengatasi kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. Investor masih menunggu kepastian hasil rapat yang diadakan oleh Federal Open Market Committee. Rapat ini sendiri akan menentukan langkah yang harus diambil oleh investor selanjutnya khususnya jika suku bunga di Amerika Serikat jadi dinaikkan. Walaupun level pelemahan nilai tukar rupiah tidak lebih dari 0.5% namun kondisi ini dinilai sangat mengkhawatirkan. Secara spesifik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada pada level Rp. 12.723. Bahkan, pada perdagangan sebelumnya rupiah anjlok tajam, hampir menyentuh angka Rp, 13.000 per dolar Amerika Serikat. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari pelemahan tersebut, Bank Indonesia akhirnya melakukan intervensi. Namun, ekonom melihat bahwa kondisi pelemahan ini tidak hanya dialami oleh mata uang rupiah saja. Menurut mereka hampir semua mata uang dunia juga mengalami pelemahan karena masih menunggu hasil rapat FOMC. Intervensi bukan satu-satunya jalan yang diambil oleh Bank Indonesia, pihaknya juga melakukan pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder. Tentu saja, semua pihak mengharapkan agar kondisi segera normal kembali sehingga nilai tukar rupiah berada pada posisi yang aman. Tidak semua ekonom memiliki pendapat yang sama. Beberapa ekonom juga merasakan keresahan yang sama. Mereka menilai bahwa pelemahan nilai tukar rupiah sudah terlalu rendah dan tak wajar. Diprediksi bahwa kondisi ini semakin parah dengan paniknya pasar. Selain itu, pasokan likuiditas dolar Amerika Serikat juga sangat terbatas dengan persebaran yang tidak merata. Hal ini terlihat dari pembagian valas yang hanya dimiliki oleh bank-bank besar di dunia sedangkan bank kecil tidak mendapatkan jatah apapun. Menurut mereka wajar saja jika nilai mata uang rupiah mengalami tekanan namun seharusnya nilai pelemahannya tidak sampai pada nilai yang sekarang. Pasalnya, pemerintah sendiri juga sudah melakukan upaya seperti memperbaiki nilai fiskal melalui pencabutan subsidi bahan bakar minyak.

description

Artikel iseng

Transcript of Artikel Keungangan

Page 1: Artikel Keungangan

Nilai Tukar Rupiah Sangat Mengkhawatirkan

Peningkatan volatilitas mengakibatkan beberapa dampak yang signifikan. Salah satu dampaknya berkaitan dengan mata uang rupiah. Pasalnya, peningkatan tersebut mengakibatkan nilai tukar rupiah menjadi sangat melemah.Peningkatan volatilitas sendiri diakibatkan dari penarikan dana global yang terus-menerus khususnya di negara-negara berkembang. Investor asing sendiri sudah melakukan aksi jual mata uang rupiah hingga mencapai lebih dari Rp. 10 triliun.Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Investor melakukan tindakan jual ini untuk mengatasi kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. Investor masih menunggu kepastian hasil rapat yang diadakan oleh Federal Open Market Committee.Rapat ini sendiri akan menentukan langkah yang harus diambil oleh investor selanjutnya khususnya jika suku bunga di Amerika Serikat jadi dinaikkan. Walaupun level pelemahan nilai tukar rupiah tidak lebih dari 0.5% namun kondisi ini dinilai sangat mengkhawatirkan.Secara spesifik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada pada level Rp. 12.723. Bahkan, pada perdagangan sebelumnya rupiah anjlok tajam, hampir menyentuh angka Rp, 13.000 per dolar Amerika Serikat.Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari pelemahan tersebut, Bank Indonesia akhirnya melakukan intervensi. Namun, ekonom melihat bahwa kondisi pelemahan ini tidak hanya dialami oleh mata uang rupiah saja. Menurut mereka hampir semua mata uang dunia juga mengalami pelemahan karena masih menunggu hasil rapat FOMC.Intervensi bukan satu-satunya jalan yang diambil oleh Bank Indonesia, pihaknya juga melakukan pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder. Tentu saja, semua pihak mengharapkan agar kondisi segera normal kembali sehingga nilai tukar rupiah berada pada posisi yang aman.Tidak semua ekonom memiliki pendapat yang sama. Beberapa ekonom juga merasakan keresahan yang sama. Mereka menilai bahwa pelemahan nilai tukar rupiah sudah terlalu rendah dan tak wajar. Diprediksi bahwa kondisi ini semakin parah dengan paniknya pasar.Selain itu, pasokan likuiditas dolar Amerika Serikat juga sangat terbatas dengan persebaran yang tidak merata. Hal ini terlihat dari pembagian valas yang hanya dimiliki oleh bank-bank besar di dunia sedangkan bank kecil tidak mendapatkan jatah apapun.Menurut mereka wajar saja jika nilai mata uang rupiah mengalami tekanan namun seharusnya nilai pelemahannya tidak sampai pada nilai yang sekarang. Pasalnya, pemerintah sendiri juga sudah melakukan upaya seperti memperbaiki nilai fiskal melalui pencabutan subsidi bahan bakar minyak.Efektivitas belanja negara merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Rasio hutang juga harus diperbaiki kembali. Utang yang awalnya hanya digunakan untuk non produktif harus dialihkan pada anggaran yang lebih produktif.Jika Anda saat ini sedang menjajaki dunia investasi, maka Anda tidak boleh gegabah ataupun panik. Pelajari semua kondisi kemudian lakukan tindakan yang minim risiko namun tetap memberikan keamanan dan keuntungan bagi investasi Anda tersebut.

Page 2: Artikel Keungangan

Subsidi Bunga KUR, Senjata Utama Pemerintah Atasi Masalah Ekonomi

Kondisi Rupiah yang belum lepas dari zona merah membuat banyak pihak khawatir dengan masalah ini. Sebenarnya, masalah Rupiah maupun masalah perekonomian lainnya dapat diselesaikan dengan satu solusi. Solusi yang dibutuhkan disini adalah meningkatkan peran dunia usaha dalam negeri menjadi lebih besar lagi.Bila dunia usaha di Indonesia, khususnya UKM, berkembang pesat, maka akan tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan. Kesejahteraan rakyat Indonesia juga meningkat serta daya beli masyarakat akan semakin tinggi. Bila kondisi ini dapat dicapai, maka Indonesia akan terbebas dari segala permasalahan ekonomi.Pemerintah saat ini tampaknya fokus pada peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Hal ini terlihat dari keputusan Pemerintah untuk memberikan subsidi bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang cukup besar. Besar subsidi yang diberikan pemerintah mencapai Rp. 1 triliun.Menurut Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), pemberian subsidi yang besar ini tidak terlalu mengkhawatirkan Pemerintah. Pemerintah nantinya akan mengalokasikan anggaran untuk subsidi kredit pada sektor lainnya untuk digunakan pada subsidi bunga kredit KUR.JK mengungkapkan subsidi-subsidi kredit dari sektor peternakan, pangan dan lainnya akan digabung menjadi satu. Nantinya, anggaran ini akan digunakan khusus untuk KUR.Langkah awal yang dilakukan Pemerintah adalah menurunkan bunga kredit KUR. Suku bunga KUR sebelumnya yang mencapai 22 persen terlalu tinggi dan diturunkan menajdi 12 persen. Menurut JK, langkah ini diambil agar pertumbuhan dunia usaha di Indonesia akan semakin meningkat. Dan pertumbuhan dunia usaha yang pesat akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat.Namun, langkah penambahan subsidi bunga KUR ini membuat khawatir beberapa pihak, khususnya bila langkah ini akan memperbesar beban subsidi bunga di APBN 2015. Akan tetapi, JK memastikan bahwa langkah ini tidak akan berdampak terlalu besar. Pemerintah saat ini mash sanggup untuk melakukannya tanpa adanya pinjaman dari pihak asing. Kalaupun anggaran yang tersedia masih kurang, Pemerintah masih sanggup untuk menambahnya.Menurut Menteri Keuangan RI, Bambang Brodjonegoro, anggaran yang ditetapkan untuk subsidi bunga kredit seperti dalam APBN 2015 sebesar Rp. 400 miliar. Dengan adanya keputusan untuk menaikkan subsidi bunga KUR menjadi Rp. 1 triliun, Pemerintah saat ini harus mendapatkan dana tambahan sebesar Rp. 600 miliar.Namun, untuk berhasil, penambahan subsidi bunga KUR ini memerlukan dukungan dan langkah lebih jauh untuk merealisasikannya. Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi dan edukasi yang dilakukan secara terus menerus. Masyarakat harus tahu mengenai cara-cara mendapatkan pinjaman, langkah untuk mendirikan usaha dan lain sebagainya.Proses administrasi dan pengurusan pinjaman, serta infrastruktur juga harus diperbaiki. Selama ini, masyarakat enggan menggunakan fasilitas-fasilitas seperti ini karena adanya proses yang rumit. Kemudahan dalam mendapatkan pinjaman juga harus diperhatikan, agar lebih banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas ini yang tentunya baik untuk perkembangan dunia usaha Indonesia.

Page 3: Artikel Keungangan

Beberapa Efek Kenaikan Dolar

Saat ini seperti yang kita ketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar memang sangat melemah dari waktu ke waktu. Mungkin orang awam tidak begitu peduli dengan hal ini. Namun ini tentu menjadi hal yang sangat diwaspadai bagi pengusaha, investor dan beberapa orang yang setiap harinya menjalankan bisnisnya. Tentu saja mereka tidak mau gulung tikar seperti ketika tahun 1998 bukan? Krisis memang bisa terjadi kapan saja ketika keadaan ekonomi seperti saat ini.Dolar yang semakin menguat memang disebabkan karena Amerika telah berhasil keluar dari krisis yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Amerika juga berhasil mengurangi angka pengangguran disana sehingga mereka menarik stimulus yang sebelumnya diberikan kepada beberapa Negara di Asia. Dengan penarikan stimulus ini tentu sangat berdampak bagi keadaan ekonomi dan perdagangan di Asia sendiri.

Beberapa Efek Kenaikan DolarSaat ini seperti yang kita ketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar memang sangat melemah dari waktu ke waktu. Mungkin orang awam tidak begitu peduli dengan hal ini. Namun ini tentu menjadi hal yang sangat diwaspadai bagi pengusaha, investor dan beberapa orang yang setiap harinya menjalankan bisnisnya. Tentu saja mereka tidak mau gulung tikar seperti ketika tahun 1998 bukan? Krisis memang bisa terjadi kapan saja ketika keadaan ekonomi seperti saat ini.Dolar yang semakin menguat memang disebabkan karena Amerika telah berhasil keluar dari krisis yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Amerika juga berhasil mengurangi angka pengangguran disana sehingga mereka menarik stimulus yang sebelumnya diberikan kepada beberapa Negara di Asia. Dengan penarikan stimulus ini tentu sangat berdampak bagi keadaan ekonomi dan perdagangan di Asia sendiri.Tidak hanya rupiah yang memang melemah namun hampir semua nilai mata uang asing kecuali dolar, melemah. Hal ini tentu bukan tanpa dampak atau efek. Lalu apa efek dari kenaikan dolar ini sendiri? Ada beberapa sektor yang sangat terpengaruh karena kenaikan dolar ini. Apa saja itu?

Sektor-Sektor yang Terkena Dampak Naiknya DolarDolar sendiri semakin menguat bukan hanya karena keadaan ekonomi Amerika yang sudah menguat. Hal ini juga sebagai dampak dari rencana kenaikan BBM dan juga ketidakstabilan ekonomi Indonesia beberapa waktu yang lalu. Seperti yang kita ketahui, rupiah memang semakin melemah sejak setelah lebaran. Rupiah semakin melemah sampai sekarang telah masuk ke angka Rp. 11.000.Rupiah yang cenderung melemah ini menyebabkan beberapa usaha makro di Indonesia tidak bisa berjalan dengan baik. Seperti yang kita ketahui, usaha makro sangat membutuhkan kondisi ekonomi yang stabil dan bukan labil seperti sekarang ini. Menguatnya dollar juga membuat ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran yang ada.Memang ketika rupiah merosot dan dolar naik, ini menunjukkan bahwa permintaan akan mata uang rupiah di Indonesia sendiri sedang sangat menurun. Jika sudah begini tentu saja malahan membuat biaya impor beberapa bahan baku ke luar negeri menjadi meningkat juga. Artinya pengusaha akan membutuhkan dana yang lebih besar ketika akan mengimpor semua hal ke luar negeri.

Page 4: Artikel Keungangan

Selain mempengaruhi impor ke luar negeri, suku bunga juga akan meningkat di beberapa bank karena banyak sekali perubahan investasi di Indonesia setelah dollar menguat. Efek yang sangat berbahaya bagi Indonesia adalah inflasi. Inflasi bisa terjadi dan tentu saja ketika inflasi terjadi, semua harga barang-barang akan merangkak naik.

Segera Cari Solusi dari Dampak TersebutOleh karena itu, sebenarnya BI dan pemerintah harus segera mencari solusi agar semua efek itu tidak terjadi. Saat ini saja harga beberapa barang memang sudah merangkak naik. Ini tentu kondisi yang sangat buruk bagi semua masyarakat Indonesia. Dollar yang naik bukan hanya berdampak bagi investor besar, atau pengusaha saja namun bagi masyarakat kecil.

Page 5: Artikel Keungangan

Kebijakan BI Masih Akan Tetap Ketat

Nilai tukar Rupiah yang melemah dan hingga pekan ini belum keluar dari zona merah membuat

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mengeluarkan beberapa kebijakan. Salah satu yang paling

terkenal adalah menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 7,5%. Pada pekan ini atau

tepatnya hari Selasa, 18 Agustus, BI akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Pada RDG kali ini, dipastikan adanya pembahasan mengenai kebijakan BI mengenai suku bunga acuan yang ditetapkan sejak akhir tahun lalu. Namun, para pengamat ekonomi memprediksi bila BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan tetap pada angka 7,5%. Hal ini akan dilakukan guna untuk memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha untuk terus berkembang. Nantinya, kondisi ini diharapkan dapat mengatrol nilai tukar Rupiah yang melemah.RDG yang diadakan pekan ini merupakan RDG triwulan. Artinya, Gubernur BI, Agus Martowardojo dan jajaran deputi BI akan menyampaikan langsung mengenai hasil rapat ini. Hasil ini nantinya juga akan menjadi titik untuk rencana ke depannya guna memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia tahun ini. Hal ini diperlukan karena selain nilai tukar Rupiah yang terus melemah, pelambatan ekonomi pada kuartal I tahun ini juga akan dipengaruhi oleh hasil dari RDG kali ini.Menurut Gundy Cahyadi, ekonom dari DBS, BI diperkirakan masih akan memperketat kebijakan moneter mereka. Dengan mempertahankan kebijakan BI untuk suku bunga acuan yang tinggi, diharapkan dapat memperbaiki posisi Rupiah terhadap Dollar AS.Mungkin hal ini yang harus diutamakan saat ini, karena nilai tukar Rupiah akan menjadi tolak ukur kondisi perekonomian Indonesia. Dengan memperbaiki posisi Rupiah, diharapkan dapat membuat sektor lain ikut terangkat yang akan memberikan dampak positif ke depannya.Sedangkan untuk masalah perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini, Gundy mengungkapkan Pemerintah diperkirakan akan mengeluarkan kebijakan baru. Kebijakan ini nantinya akan berhubungan dan mengatur pengeluaran fiskal negara. Kebijakan ini akan memberikan dampak besar bagi aktivitas ekonomi Indonesia hingga akhir tahun nanti.Selain itu, Gundy juga berharap bila Pemerintah akan mendorong realisasi belanja negara. Hal ini juga akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.Pada dasarnya, semua pihak, baik Pemerintah dan BI harus bekerjasama untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini tidak dapat dikatakan membaik. Kebijakan dan keputusan yang tepat akan menentukan apakah Indonesia akan mampu mengaruhi tahun ini dengan baik.Kebijakan BI dan Pemerintah yang tepat juga akan dapat mendukung UKM Indonesia yang menjadi penopang utama perekonomian Indonesia serta kehidupan masyarakat. Bila kondisi ideal ini dapat diwujudkan, maka bukan tidak mungkin Indonesia dapat keluar dari segala masalah perekonomian seperti yang dihadapi saat ini. Dampaknya, nilai tukar Rupiah akan membaik, ekonomi Indonesia stabil dan berbagai masalah sosial yang ada dalam masyarakat dapat terselesaikan.