Artikel Ilmiah

4
ARTIKEL ILMIAH PEMANFAATAN LIMBAH TEMPE YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI SUBSTITUSI JAGUNG TERHADAP DAYA CERNA PROTEIN KASAR DAN BAHAN KERING ITIK PETELUR Permintaan produk hasil peternakan khususnya daging dan telur itik setiap tahun semakin meningkat (Sipora dkk., 2009). Faktor yang memegang peranan penting dari usaha peternakan itik selain dari bibit dan tata laksana pemeliharaan, yaitu pakan (Suharno dan Amri, 2010). Kontribusi biaya untuk pakan cukup tinggi sekitar 60 – 80% (Wizna dkk., 1995). Salah satu bahan pakan yang harus ada dalam ransum itik adalah jagung, yang jumlahnya sebesar 50 – 65% dari total ransum (Suharno dan Amri, 2010). Guna menekan besarnya biaya pakan maka dibutuhkan bahan pakan alternatif. (Bidura, 2005). Salah satu bahan pakan alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan unggas adalah limbah tempe yang berupa kulit ari biji kedelai. Peningkatan kualitas dari limbah tempe dapat dilakukan melalui proses fermentasi (Sukada dkk., 2003). Menurut Wizna dkk (1995), penggunaan bakteri selulolitik (Cellulomonas sp.) dapat merombak serat kasar serta meningkatkan protein kasar. Penggunaan bakteri Cellulomonas sp. yang diisolasi dari saluran pencernaan ulat grayak (Spodoptera litura F.) diharapkan mampu memfermentasi limbah tempe dengan baik jika dibandingkan dengan bakteri selulolitik lainnya. Menurut Hapsari (2010),

description

tugas dispersi padat

Transcript of Artikel Ilmiah

ARTIKEL ILMIAHPEMANFAATAN LIMBAH TEMPE YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI SUBSTITUSI JAGUNG TERHADAP DAYA CERNA PROTEIN KASAR DAN BAHAN KERINGITIK PETELURPermintaan produk hasil peternakan khususnya daging dan telur itik setiap tahun semakin meningkat (Sipora dkk., 2009). Faktor yang memegang peranan penting dari usaha peternakan itik selain dari bibit dan tata laksana pemeliharaan, yaitu pakan (Suharno dan Amri, 2010). Kontribusi biaya untuk pakan cukup tinggi sekitar 60 80% (Wizna dkk., 1995). Salah satu bahan pakan yang harus ada dalam ransum itik adalah jagung, yang jumlahnya sebesar 50 65% dari total ransum (Suharno dan Amri, 2010).Guna menekan besarnya biaya pakan maka dibutuhkan bahan pakan alternatif. (Bidura, 2005). Salah satu bahan pakan alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan unggas adalah limbah tempe yang berupa kulit ari biji kedelai. Peningkatan kualitas dari limbah tempe dapat dilakukan melalui proses fermentasi (Sukada dkk., 2003). Menurut Wizna dkk (1995), penggunaan bakteri selulolitik (Cellulomonas sp.) dapat merombak serat kasar serta meningkatkan protein kasar.Penggunaan bakteri Cellulomonas sp. yang diisolasi dari saluran pencernaan ulat grayak (Spodoptera litura F.) diharapkan mampu memfermentasi limbah tempe dengan baik jika dibandingkan dengan bakteri selulolitik lainnya. Menurut Hapsari (2010), penggunaan 15% tepung limbah tempe yang difermentasi oleh bakteri selulolitik dan proteolitik pada ayam pedaging mampu meningkatkan daya cerna protein menjadi 91,48%, serta daya cerna serat kasar menjadi 77,63%.

PEMAANFAATAN LIMBAH KULIT SINGKONG SEBAGAI PUPUK (BIOTEKNOLOGI) DAN OBAT CACINGSingkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,tergantung dari jenis singkong yang ditenam.Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin. Nah,kalau daun dan isinya begitu bermanfaat dan sangat bernutrisi tinggi untuk kita bagaimanakah dengan kulitnya? Apakah kulit singkong hanya sebagai limbah/sampah dari singkong? Hal ini sering kali disepelekan oleh sebagian besar orang,namun ternyata selain dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong,kulit singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Selengkapnya dibahas dalam poin-poin berikut ;DESKRIPSIBerdasarkan bentuknya sampah digolongkan menjadi sampah organik,anorganik,dan sampah berbahaya. Maka kulit singkong ini tergolong dalam sampah Organik karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Selama ini 70% dari jumlah volume total sampah di Indonesia merupakan jenis sampah organik.Oleh karena pengolahan dari sampah yang dapat terdegradasi ini sangat membantu dan meminimalisasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selama ini pengolahan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Misalnya saja,seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di tempat pembuangan akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi,sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan anorganik. Padahal,dengan mengelola sampah besar ditingkat lingkungan terkecil seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat dikurangi. Apalagi kulit singkong sering dianggap remeh dan menjadi limbah rumah tangga padahal ada banyak menfaat yang didapat dari kulit singkong.DAMPAKWalaupun sampah organik/limbah kulit singkong banyak memiliki manfaat dan dapat diolah menjadi kompos, pakan ternak, dan bioenergi bukan berarti limbah ini tidak memiliki dampak negative. Dampak negative yang dapat timbul adalah jika kita membakar sampah asal-asalan karena dapat mengganggu kesehatan. Masalah lain dari sampah organik/limbah kulit singkong adalah kelembapannya.Sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang tidak terbakar berterbangan juga berakibat terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya.Partikel-partikel yang tak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap.CARA PENGOLAHAN1. Pupuk (bioteknologi)Sisa kulit singkong dicacah kecil-kecil, diletakkan di dalam kotak kayu yang diberi air gula merah, disiram diatasnya, lalu tunggu beberapa hari tanpa terkena sinar matahari. Setelah beberapa hari (2 minggu), disaring dengan adukan pasir,dan yang halus itulah yang dijadikan pupuk.2. Obat cacingDiperlukan 60 gr kulit batang singkong dan 30 gr daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.Lakukan teratur setiap hari hingga sembuh.