Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

14
Ber – PTK dengan Jurnal Refleksi Oleh: Agus Sunaryo (guru di SMPN 5 Tulungagung) A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kegiatan tulis menulis bukan sesuatu yang asing bagi setiap manusia. Ketika baru belajar setiap anak selalu diperkenalkan dengan simbol-simbol dan tulisan-tulisan. Sehingga tidak ada orang yang tidak mengenal tulisan. Lebih jauh pemahaman tentang tulisan sudah merambah pada kegiatan menulis, yaitu membuat tulisan-tulisan. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Ada empat macam kemampuan dalam berbahasa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran bahasa. Dengan hasil tulisan maka setiap orang akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal. Kegiatan menulis memerlukan konsentrasi secara penuh agar mendapat menghasilkan tulisan yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Mengungkapkan ide, gagasan, pendapat, perasaan dalam bentuk tulisan merupakan pekerjaan yang sulit. Ditegaskan oleh Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) yaitu menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Namun jika kegiatan menulis menjadi suatu kebiasaan, maka yang sulit akan menjadi mudah.

Transcript of Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

Page 1: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

Ber – PTK dengan Jurnal Refleksi

Oleh: Agus Sunaryo(guru di SMPN 5 Tulungagung)

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Kegiatan tulis menulis bukan sesuatu yang asing bagi setiap manusia. Ketika

baru belajar setiap anak selalu diperkenalkan dengan simbol-simbol dan tulisan-

tulisan. Sehingga tidak ada orang yang tidak mengenal tulisan. Lebih jauh

pemahaman tentang tulisan sudah merambah pada kegiatan menulis, yaitu

membuat tulisan-tulisan.

Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Ada empat macam

kemampuan dalam berbahasa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Kemampuan menulis memiliki peranan yang penting dalam proses

pembelajaran bahasa. Dengan hasil tulisan maka setiap orang akan dapat

mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.

Kegiatan menulis memerlukan konsentrasi secara penuh agar mendapat

menghasilkan tulisan yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15)

menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan

ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.

Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5)

menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau

pikiran dan perasaan.

Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk

menghasilkan sebuah tulisan. Mengungkapkan ide, gagasan, pendapat, perasaan

dalam bentuk tulisan merupakan pekerjaan yang sulit. Ditegaskan oleh Heaton

dalam St. Y. Slamet (2008: 141) yaitu menulis merupakan keterampilan yang sukar

dan kompleks. Namun jika kegiatan menulis menjadi suatu kebiasaan, maka yang

sulit akan menjadi mudah.

Fenomena bahwa menulis adalah pekerjaan yang sulit juga sangat dirasakan

oleh guru. Meskipun guru pada dasarkan sudah sangat sering dan banyak

menghasilkan tulisan-tulisan. Terlebih jika tulisan itu menyangkut masalah laporan

hasil penelitian yang sangat terkenal dengan sebutan ‘PTK”.

Pengamatan penulis tentang kegiatan guru, khususnya untuk menulis hasil

laporan PTK masih jauh dari harapan. Pemerintah telah mewajibkan kepada guru

bahwa untuk dapat naik pangkat, salah satu syarat adalah membuat tulisan yang

diantaranya adalah dalam bentuk laporan PTK. Kenyataan menunjukkan bahwa

banyak karya-karya yang masih diragukan orisinalitasnya. Kondisi ini yang

Page 2: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

sebenarnya sangat memprihatinkan, utamanya tentang kemauan dan kemampuan

guru dalam menulis.

Namun penulis punya keyakinan bahwa semua guru memiliki kemampuan

untuk menulis. Aturan-aturan tentang menulis menjadi salah satu beban yang

dianggap berat oleh sebagian besar guru. Prosedur dengan segala ketentuan yang

lain tentang penelitian juga menjadi faktor yang dapat mematikan kemauan guru

untuk menulis. Sehingga kemauan untuk menulis menjadi berkurang bahkan

hilang.

Dalam kesempatan ini penulis ingin memotivasi kepada guru-guru yang

masih belum memiliki kemauan untuk menulis, khususnya tulisan yang berupa

laporan PTK, dengan membuat jurnal refleksi. Dengan jurnal refleksi yang ditulis

dan disusun secara lengkap dan berurutan, akan memudahkan bagi guru untuk

menulis laporannya. Bahkan dalam waktu singkat, dengan memiliki jurnal refleksi,

guru akan mampu membuat artikel tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

2. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam tulisan ini adalah apakah

dengan jurnal refleksi guru dapat meningkatkan kemampuan dan kemauan guru

dalam menulis khususnya membuat laporan hasil PTK ?

3. Tujuan

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan

kemauan guru dalam menulis laporan PTK dengan membuat jurnal refleksi.

4. Manfaat

Bagi guru, tulisan ini diharapkan dapat menumbuhkan kemauan untuk

melaksanakan PTK dan menulis laporannya. Selain itu juga membantu guru dalam

memberikan pemahaman yang benar tentang PTK.

B. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Hakekat Penelitian

Beberapa makna penelitian dari berbagai sumber:

a. Proses pembentukan dari sebuah teori yang diajukan

b. Proses pencarian dan penemuan jawaban secara ilmiah 

c. Proses mencari jawaban atau hal – hal yang ingin diketahui jawabannya.

d. Kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

suatu pengetahuan

e. Kegiatan ilmiah guna menemukan ilmu baru 

Page 3: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

Jadi dari uraian diatas bahwa penelitian merupakan proses yang berjalan

secara terus menerus dan tidak akan pernah merupakan hasil akhir karena sering

kali penelitian seseorang ditundukkan oleh penelitian orang lain yang mampu

membantah kebenaran hasil penelitian sebelumnya.

2. Makna PTK

Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas sebagai proses pengkajian

masalah pembelajaran di kelas melalui refleksi diri untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi

nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Suharsimi Arikunto, PTK (classroom action research) adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat dia mengajar, dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis

pembelajaran.

Karakteristik PTK

Inisiatif muncul secara spontan sebagai wujud kepedulian guru terhadap

ketidakoptimalan proses dan hasil pembelajaran.

Berpijak pada permasalahan praktis yang dialami guru.

Dilakukan melalui suatu siklus reflektif, dan bentuk partisipasi atau keter- libatan

orang lain.

Bersifat kasuistik, mengkaji masalah spesifik dalam pembelajaran yang

sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru.

Menggunakan konteks alamiah kelas.

Dilakukan secara “kolaboratif-konsisten” sebagai kerjasama kolegial untuk

seluruh tahapan penelitian.

Bersifat longitudinal, PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu

(misalnya 2-3 bulan) secara kontinu.

Bersifat partikular-spesifik, PTK tidak bermaksud melakukan generalisasi untuk

mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digenaralisasi.

Bersifat partisipatoris, artinya guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan

dan sasaran yang perlu diubah.

Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut

sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti.

Mengutamakan kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan

penelitian, bukan keterwakilan jumlah sampel secara kuantitatif.

Bermaksud mengubah kenyataan dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik

dan memenuhi harapan.

Manfaat

Memperbaiki pembelajaran

Page 4: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

Pengembangan kemampuan profesional

Menumbuhkan rasa percaya diri

Meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum/program

pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.

3. Disorientasi PTK

Pemahaman setiap guru tentang PTK masih sangat beragam. Konsep dasar

PTK masih belum sepenuhnya dikaji lebih mendalam. Berbagai kegiatan termasuk

diklat tentang PTK masih banyak yang diorientasikan pada konsep dasar yang ada

dipermukaan saja. Sangat wajar jika pemahaman terhadap konsep PTK juga

menjadi bervariasi.

Terlepas dari masalah perbedaan pemahaman tentang konsep dasar PTK,

pada dasarnya setiap guru sudah melaksanakan PTK. Bukti nyata bahwa guru

telah melaksanakan PTK misalnya:

a. Setiap guru selalu berusaha untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Guru juga selalu mendorong siswa dengan berbagai cara atau metode agar

selalu aktif dalam pembelajaran.

c. Guru juga menggunakan berbagai cara melakukan evaluasi agar tepat

sasaran.

d. Guru akan selalu berusaha untuk dapat mengelola kelas yang dapat menjamin

anak dapat belajar secara baik.

Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan bentuk

tindakan ketika ada permasalahan yang terjadi pada suatu kelas. Tindakan-

tindakan yang mengarah pada perbaikan setiap proses dalam pembelajaran

dengan tujuan tertentu maka dapat dikatakan bahwa guru telah melaksanakan

‘Penelitian Tindakan Kelas’.

Namun pemahaman sebagian besar guru tentang PTK bahwa untuk dapat

melakukan PTK harus menyusun proposal yang didalamnya ada judul,

permasalahan, tujuan, kajian teori, instrumen, dan analisis. Untuk menyusun

perangkat tersebut sudah cukup banyak menguras tenaga dan pikiran. Kenyataan

ini menjadikan guru semakin merasa kesulitan untuk dapat menyiapkan berbagai

peangkat tersebut. Sehingga hampir semua guru menganggap bahwa PTK itu sulit

dan sulit. Kondisi tersebut yang pada akhirnya dapat memupus kemauan guru

untuk ber-PTK.

Menumbuhkan kemauan guru untuk ber PTK akan menjadi kunci

keberhasilan bagi siapapun agar guru memiliki kemauan yang besar untuk

menulis. Kondisi inilah yang ingin penulis luruskan sehingga muncul anggapan

bahwa PTK itu mudah dan mudah.

Page 5: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

C. Jurnal Refleksi

1. Pengertian Jurnal Refleksi

Berdasarkan Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang kompentensi guru

disebutkan bahwa guru senantiasa harus melakukan tindakan reflektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran (kompetensi pedagogik). Guru dituntut

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas, dan

memanfaatkan hasil refleksi tersebut untuk perbaikan dan pengembangan

pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

Jurnal refleksi adalah catatan tentang peristiwa-peristiwa yang dilakukan

oleh guru pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Catatan tersebut dapat

berupa kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Tidak hanya catatan yang baik-baik

saja, tetapi juga termasuk catatan yang kurang baik.

Jurnal refleksi (learning journal) adalah  sebuah dokumen yang secara terus-

menerus bertambah dan berkembang, biasanya ditulis oleh seorang pembelajar

untuk mencatat setiap kemajuan belajarnya. Jurnal refleksi sangat bermanfaat bagi

pembelajar itu sendiri.

Catatan yang berupa jurnal refleksi dilakukan oleh guru pada saat

melaksanakan pembelajaran di kelas. Bagian yang dapat dicatat dalam jurnal

antara lain aktivitas setiap anak dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan guru

dalam melaksanakan pembelajaran, dan berbagai permasalahan yang muncul pada

saat pembelajaran.

Catatan berupa jurnal refleksi guru yang dipaparkan secara detil menjadi

bahan bagi guru dalam menganalisis setiap persoalan yang muncul. Sehingga guru

memiliki cara yang lebih tepat dalam mengatasi setiap permaalahan dalam

pembelajaran. Kemampuan guru menemukan cara yang tepat dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran akan berdampak pada kegiatan pembelajaran yang

akan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

2. Mengapa Dengan Jurnal Refleksi

Dalam Program BERMUTU (Better Education through Reformed

Management and Universal Teacher Upgrading) yang saat ini sedang digulirkan

oleh Kemendikbud, Jurnal refleksi atau Learning journal  merupakan salah satu

mata kajian dalam kegiatan pengembangan profesi, baik yang dilakukan oleh guru,

kepala sekolah maupun pengawas sekolah.

Apabila jurnal refleksi dapat dibudayakan di kalangan para guru, maka

secara otomatis guru telah melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas. Yang

pada gilirannya dapat meningkatkan kegiatan pembeljaran yang dilaksanakan oleh

guru.

Page 6: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

3. Manfaat Jurnal Refleksi

Guru secara konsisten harus melakukan penulisan jurnal guru. Dengan jurnal

yang ditulis secara baik, maka ada beberapa manfaat positif yang diperoleh, yaitu: 

a. Jurnal bisa menjadi sumber inspirasi untuk melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

b. Jurnal dapat menjadi alat kontrol pelaksanaan kinerja guru, yang digunakan

sebagai salah satu bahan penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan

pengawas.

c. Jurnal untuk penilaian diri sendiri (Self Assesment), hal ini untuk menilai

apakah kita sebagai guru akan memperoleh nilai yang sangat baik sekali,

baik sekali, baik, kurang baik atau tidak baik dalam proses pembelajaran.

4. Isi Jurnal Refleksi

Guru dalam membuat jurnal refleksi sebaiknya secara berkelanjutan.

Semakin banyak yang dibuat, akan semakin baik. Jurnal refleksi menyajikan fakta-

fakta dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Fakta-fakta yang ada

selanjutnya dapat dianalisis untuk menemukan permasalahan sekaligus

menemukan cara untuk mengatasinya. Cara mengatasi permasalahan yang

ditemukan hendaknya dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Proses kegiatan

pada pertemuan tersebut juga dicatat lagi dalam bentuk jurnal refleksi secara

lengkap. Sehingga fakta-fakta pembelajaran dalam jurnal refleksi akan dapat

menjadi data ketika guru menulis laporan PTK.

Adapun isi yang sebaiknya ditulis dalam jurnal refleksi adalah:

a. Proses kegiatan, dapat berupa deskripsi atau poin-poin. Berisi tentang apa yang

terjadi/apa yang dilihat/ apa yang dilakukan. Termasuk menyebut nama anak

jika diperlukan. Semakin lengkap semakin baik.

b. Rasa dan Pikiran, yaitu tentang yang dirasakan/pikirkan sehubungan dengan

yang dialami. Misalnya: saya merasa belum puas dengan hasil yang saya capai

hari ini.

c. Evaluasi, yaitu tentang yang baik/tidak baik, bermanfaat/tidak bermanfaat dari

peristiwa/pengalaman tersebut.

d.Analisis, yaitu tentang yang kita pahami dari peristiwa/pengalaman itu. Misalnya:

mengapa hanya beberapa anak yang aktif bekerja dalam kerja kelompok?

e.Kesimpulan, berisi tentang yang seharusnya dilakukan/sebaiknya dilakukan.

f. Rencana ke depan, yaitu tentang apa yang akan dilakukan pada kegiatan

berikutnya.

Page 7: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

D. Kesimpulan

Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan dari pengalaman yang

dialami oleh guru pada saat melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran

dicatat secara lengkap dalam bentuk jurnal refleksi. Catatan-catatan tersebut

merupakan fakta-fakta yang dialami dan dilihat pada saat pembelajaran. Ketika

muncul permasalahan, maka guru langsung dapat mencari dan menentukan cara

mengatasinya. Berbagai cara mengatasi masalah selanjutnya dilaksanakan pada

pertemuan berikutnya. Pada saat guru melaksanakan pada pertemuan berikutnya,

juga dilakukan pencatatan-pencatatan dalam bentuk jurnal refleksi. Sehingga

dengan jurnal refleksi yang telah dimiliki oleh guru akan dapat dijadikan sebagai

data untuk menulis laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas.

Agar fakat-fakta yang dicatat dapat digunakan sebagai data penelitian secara

valid, sebaiknya guru menerapkan cara mengatasi masalah tersebut beberapa kali

pertemuan secara terus menerus. Sehingga muncul beberapa jurnal refleksi.

Disarankan agar guru minimal memiliki tiga jurnal refleksi. Jurnal yang pertama

merupakan studi pendahuluan sebagai bahan menyusun bab I dalam PTK,

sekaligus menyusun kajian teori dan metode penelitian.

Jurnal refleksi kedua dapat merupakan rangkuman dari 2 atau 3 kali

pertemuan, sehingga dapat digunakan sebagai data pada siklus I. Sedangkan jurnal

refleksi ketiga juga merupakan rangkuman dari beberapa pertemuan, yang

selanjutnya dapat digunakan sebagai data pada siklus II.

Jika guru masih kesulitan untuk membuat laporan PTK, dapat menulis dalam

bentuk artikel atau makalah. Sehingga tidak butuh waktu panjang dan halaman

yang banyak, cukup antara 5 – 10 halaman. Jika dalam bentuk makalah, seanjutnya

dapat digunakan sebagai bahan seminar pada MGMP.

Selamat mencoba, semoga sukses !!!!!

Page 8: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

Contoh Jurnal Refleksi

Pertemuan 1 (sebagai pra-tindakan)

A. Kegiatan Awal1. Guru memberikan salam dan menanyakan kondisi siswa2. Sebagian siswa yang dalam menjawab salam kurang serius3. Guru mereview materi minggu yang lalu dengan memberikan dua pertanyaan4. Sebagian besar siswa belum memberikan respon

B. Kegiatan Inti5. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang ... 6. Guru bertanya tentang ...7. Siswa tidak ada yang menjawab8. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara sukarela 9. Guru menjawab sendiri pertanyaannya 10. Ada 2 siswa asik berbicara sendiri, nama ..... dan .....11. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan penjelasan guru12. Guru melanjutkan menjelaskan materi pelajaran tentang ...13. Guru menyuruh siswa membuka LKS halaman ....14. Guru memberikan penjelasan cara mengerjakan LKS15. Guru menyuruh siswa mengerjakan LKS16. Ada 4 siswa yang serius mengerjakan, sebagian besar yang lain bicara sendiri dengan

temannya17. Guru mengingatkan agar LKS segera dikerjakan18. Guru mengontrol pekerjaan siswa19. Guru membantu salah satu siswa nama ..... dalam mengerjakan LKS20. Guru menunjuk nama ..... untuk menjawab pertanyaan dalam LKS21. ...... menjawab 22. Guru menunjuk siswa lain nama .... untuk menilai jawaban temannya tadi23. .... memberikan jawaban24. Guru memberikan penghargaan terhadap jawaban siswa yang benar25. Guru memberikan pertanyaan terbuka untuk semua siswa 26. Guru menunjuk .... untuk menjawab27. ...... tidak menjawab pertanyaan28. Guru menunjuk siswa lain nama ....29. ..... menjawab30. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan31. Guru memberi penjelasan/melengkapi jawaban siswa32. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapatnya33. Beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan guru

C. Kegiatan Penutup34. Guru merumuskan kesimpulan35. Guru melakukan evaluasi secara lesan36. Guru menunjuk beberapa siswa untuk satu pertanyaan37. Ada 4 siswa yang dapat menjawab dengan benar, sedangkan 5 siswa belum dapat

menjawab pertanyaan38. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah39. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

Catatan guru:1. Merasa kurang puas dengan kondisi pembelajaran yang telah dilakukan2. Yang kurang antara lain:

Belum memberikan apersepsi dan motivasi pada kegiatan awal Metode yang digunakan merasa belum cocok Penjelasan guru belum dapat diserap siswa

3. Yang akan dilakukan:

Page 9: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

Akan melakukan kegiatan awal sesuai dengan rencana Menggunakan metode diskusi pada pertemuan berikutnya Melakukan evaluasi dengan tes tulis dan lesan

4. Rencana metode diskusi Membentuk kelompok dengan anggota 5 siswa, ada 6 kelompok, 2 kelompok

beranggotakan 6 siswa Kelompok dibentuk secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa Guru membagi permasalahan kepada masing-masing kelompok Satu kelompok satu permaslahan Siswa berdiskusi Guru membimbing diskusi Guru dan kolaborator mengamati kegiatan diskusi masing-masing kelompok Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi Kelompok lain memberikan tanggapan Guru menyempurnakan jawaban siswa Bersama siswa merumuskan kesimpulan Melakukan evaluasi

Pertemuan 2 dan 3 (sebagai Siklus I)

A. Kegiatan Awal1. Guru memberikan salam dan menanyakan kondisi siswa2. Ada sebagian kecil siswa yang dalam menjawab salam kurang serius3. Guru mereview materi minggu yang lalu dengan memberikan dua pertanyaan4. Sebagian besar siswa memberikan respon yang baik dengan memberikan jawaban secara

bersama5. Guru menunjuk salah satu anak untuk menjawab6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran7. Semua siswa memperhatikan penjelasan8. Guru bertanya tentang materi yang berkaitan dengan pengalaman siswa9. Salah satu anak nama ............... menjawab10. Guru mempertegas tentang materi yang akan dibahas

B. Kegiatan Inti11. Guru memberikan petunjuk model pembelajaran diskusi12. Guru membentuk kelompok, ada 6 kelompok dengan anggota 5 siswa, dan yang 2

kelompok beranggotakan 6 siswa13. Guru membagi permasalahan kepada masing-masing kelompok14. Siswa melakukan diskusi15. Guru berjalan berkeliling setiap kelompok16. Sambil berkeliling guru memberikan bimbingan pada kelompok 3 dan 617. Kelompok 1 nama ...& .... kurang aktif, ..... sangat aktif18. Kelompok 2 : ...... kurang aktif19. Kelompok 3 : ..... , ......, dan ..... kurang aktif20. Kelompok 4: ......., ......... kurang aktif21. Kelompok 5 : ........, ........ aktif, lainnya kurang22. Kelompok 6 : ......, ........, .......... kurang aktif, ........, ........ sangat aktif23. Guru mengingatkan agar setiap anggota ikut aktif dalam diskusi kelompok24. Guru menepuk punggung salah satu siswa dari beberapa kelompok25. Anak nama ....... dari kelompok 4 bertanya26. Guru mendengarkan pertanyaan siswa dan menghargai pertanyaannya dan

menggunakan pertanyaan itu untuk memberi informasi kepada seluruh kelas27. Kelompok 6 presentasi hasil kerja kelompok28. ................... dari kelompok 1 bertanya29. ................... dari kelompok 6 menjawab, ..................... menambahkan30. .................... dari kelompok 3 memberikan tanggapan31. Yang presentasi bergantian, semua kelompok mendapat giliran

C. Kegiatan Penutup

Page 10: Artikel Ber PTK Dengan Jurnal Refleksi

1. Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan2. Guru melakukan evaluasi secara lesan3. Guru menunjuk beberapa siswa untuk satu pertanyaan4. Ada 6 siswa yang dapat menjawab dengan benar, sedangkan 4 siswa belum dapat

menjawab pertanyaan5. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah6. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

Catatan guru:1. Merasa puas dengan kondisi pembelajaran yang telah dilakukan2. Yang kurang antara lain:

Keterlibatan siswa dalam diskusi belum optimal Masih ada kelompok yang kurang aktif Peringatan guru belum dapat dipatuhi siswa dalam diskusi Tes tulis belum dapat dilaksanakan

3. Yang akan dilakukan: Guru membentuk kelompok baru dengan memperhatikan aktifitas siswa Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi Akan memberikan tugas tambahan kepada siswa yang tidak aktif Melakukan evaluasi dengan tes tulis dan lesan

4. Rencana metode diskusi Membentuk kelompok baru dengan anggota 5 siswa, ada 6 kelompok, 2

kelompok beranggotakan 6 siswa, dengan membagi secara merata siswa aktif. Kelompok dibentuk secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa Guru mengingatkan agar siswa aktif, bagi yang tidak aktif akan diberi tugas

tambahan Guru membagi permasalahan kepada masing-masing kelompok Satu kelompok satu permasalahan Siswa berdiskusi Guru membimbing diskusi Guru dan kolaborator mengamati kegiatan diskusi masing-masing kelompok Guru memberikan tugas khusus kepada siswa yang tidak aktif dalam diskusi

kelompok Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi Kelompok lain memberikan tanggapan Guru menyempurnakan jawaban siswa Bersama siswa merumuskan kesimpulan Melakukan evaluasi dengan tes tulis

Pertemuan 4 dan 5 (sebagai siklus II) Dst.