ARITMIA

18
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ARITMIA

description

askep ARITMIA

Transcript of ARITMIA

ARITMIA

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN ARITMIA

KONSEP DASAR

ARITMIA

1. Pengertian

Aritmia adalah gangguan pembentukan dan / atau penghantaran implus.

Aritmia sinus normal ialah suatu irama jantung dengan pemacu di simpul sinus dengan frequensi 60 90 /menit.

Jantung yang bukan irama sinus normal ialah aritmia.

Pembagian :

1. Gangguan pembentukan implus

Gangguan pembentukan implus di sinus

Gangguan pembentukan implus di Atria

Gangguan impuls di penghubung AV

Gangguan pembentukan impuls di ventrikel

2. Gangguan penghantaran impuls

Block sinus atrial

Block atrial ventrikuler

Block intra ventrikuler

Pembagian aritmia secara klinis :

Takhi Aritmia

Bradi Aritmia

Bradi Taki Aritmia

2. Etiologi dari aritmia

Etiologi dari suatu aritmia tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi secara praktis perlu ditentukan penyakit jantung dasar yang menyertai aritmia tersebut.

Pada umumnya semua penyakit jantung dapat menyebabkan aritmia.

Aritmia sering berhubungan dengan jenis penyakit dasarnya.

Aritmia yang memerlukan tindakan emergensi.

Keadaan hemodinamik : bila tekanan sistolik < 90 mmHg dengan tanda-tanda hipoperfusi.

Keluhan nyeri dada, sesak nafas, pre syncope, syncope atau kesadaran menurun.

Pada gagal jantung.

Aritmia yang gawat yaitu : aritmia yang disertai gangguan hemodinamik.

Derajat kegawatan suatu aritmia tergantung :

1. Jenis Aritmia

1) Frekwensi ventrikel > 160 x/m

2) Frekwensi ventrikel < 40 x/m

3) Takikardi ventrikel atau fibrilasi ventrikel

2. Kelainan Dasar Jantung

Keadaan miokrad yang jelek akan memperburuk bila disertai aritmia.

Contoh : infark miokrad akut, miokraditis, kardiomiopati, gagal jantung.

3. Kelainan di luar hantung dapat menambah kiegawatan suatu aritmia

Misal : gangguan elektrolit, asam biasa, anemia, demam.

3. Patofisiologi

Gangguan irama jantung secara elektrofisiologik dapat disebabkan oleh :

1) Gangguan pembentukan rangsang

2) Gangguan penghantaran (konduksi) rangsang

3) Gangguan pembentukan dan penghantaran rangsang

1) Gangguan pembentukan rangsang

Gangguan ini dapat terjadi secara aktif atau pasif. Bila 93 rangsangan terbentuk secara aktif di luar urutan jarak hantaran normal, seringkali menimbulkan gangguan irama ektropil dan bila terbentuk secara pasif sering menimbulkan escape rythm (irama pengganti).

2) Gangguan Konduksi

Kelainan irama jantung juga dapat disebabkan oleh hambatan pada hantaran (konduksi) aliran rangsang yang disebut blokade sehingga mengakibatkan 1 (satu) adanya aliran rangsang yang sampai kebagian miokrad yang seharusnya menerima rangsang untuk di mulai kontraksi.

3) Gangguan pembentukan dan konduksi rangsangan

Gangguuan irama jantung dapat terjadi sebagai akibat 93 pembentukan rangsang bersama gangguan hantaran rangsang.

Secara klinis terlihat gejala :

1. Tekanan darah menurun ( shock kardiogetik

2. Gagal Jantung ( edema paru akut.

3. Curah jantung mendekati nol ( henti jantung

4. Pingsan

4. Penatalaksanaan.

Tujuan pengobatan aritmia :1. Mengkonversi aritmia menjadi irama sinus.

2. Bila tujuan di atas tidak dapat dicapai, maka tujuan alternatif ialah mengendalikan frekwensi ventrikel yang optimal untuk hemodinamik yaitu 60 100 x/menit

3. Mengobati etiologi dari aritmia atau penyakit dasar jantung yang menyertai.

Indikasi Pengobatan Aritmia

Aritmia tidak memberi keluhan (asymtomatik) dan tidak ada gangguan hemodinamik tidak memerlukan pengobatan.

Aritmia yang gawat memerlukan terapi.

Sarana untuk pengobatan aritmia :Obat-obat anti aritmia

DC shock

ICD (Implantable Cardioverter Defibillator)

Pemacu Jantung

Pengobatan ablasi dengan frekwensi radio

KONSEP

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN ARITMIA

1. PENGKAJIAN

1.1 Biodata

1.2 Keluhan Utama

Nyeri dada, sesak, berdebar, syncope

Kesadaran menurun

Hipotensi/shock

1.3 Riwayat Penyakit Sekarang

P:Nyeri dada

Q:Nyeri dada dirasa terus menerus dan disertai sesak / berdebar

R:Nyeri dada sebelah kiri

S:Nyeri bertambah berat bila digunakan beraktivitas dan berkurang jika digunakan beristirahat (semi fowler)

1.4 Riwayat Penyakit Dahulu

IMA, HT, Kardiomiopati (semua penyakit jantung dapat menyebabkan aritmia).

1.5 Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga ada yang menderita HT, Penyakit cardiovaskuler.

1.6 ADL

a. Aktivitas

Mengalami kelemahan, letih, nafas pendek.

b. Nutrisi

Penurunan nafsu makan, perubahan BB.

c. Istirahat

Sulit tidur karena dada sesak dan nyeri.

1.7 Psiko, sosial, spiritual

Psiko = ansietas, gelisah.

2. PEMERIKSAN FISIK

Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan dan karena kerja.

Tanda : Perubahan frekuensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga

Sirkulasi

Gejala: Riwayat IM sebelumnya / akut (90%-95% mengalami disritmia), GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.

Tanda : Perubahan TD, contoh denyut kuat; pulpus alternan (denyut kuat teratur / denyut lemah); nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah).

Definisit nadi (perbedaan antara nadi apikal dan nadi radial).

Bunyi jantung dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat (gagal jantung, syok).

Edema, dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).

Haluan urine; menurun bila curah jantung menurun berat.

Integritas Ego

Gejala: Perasaan gugup (disertai takidisritmia), perasaan terancam.

Stresor sehubungan dengan masalah medik.

Tanda : Cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.

Makanan / Cairan

Gejala: Hilang napsu makan, anoreksia.

Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).

Mual/muntah.

Perubahan berat badan.

Tanda : Perubahan berat badan.

Edema.

Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.

Pernapasan krekels.

Neursosensori

Gejala: Pusing , berdenyut, sakit kepala.

Tanda : Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung, kehilangan memeori, perubahan pola bicara / kesadran, pingsan, koma

Perubahan perilaku, contoh, meyerang, letargim halusinasi.

Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar)

Kehilangan refleks tendon dalam dengan disritmia yang mengancam hidup (takikardia ventrikel, bradiakrdi berat)

Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala: Nyeri dada, ringan sampoai berat, dimana dapat atau tudak bisa hilang oleh obat antiangina.

Tanda: Perilaku distraksi, contoh gelisah.

Pernapasan

Gejala : Penyakit paru kronis

Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.

Napas pendek

Batuk (dengan atau tanpa produksi sputum).

Tanda : Perubahan kecepatan/kedalam pernafasan selama episode disritmia

Bunyi napas; bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal.

Hemoptisis.

Keamanan

Tanda : Demam

Kemerahan kulit (reaksi obat).

Infla.masi, eritema, edema (trombosis superfisial).

Kehilangan tonus otot/kekuatan.

Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Faktor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke.

Penggunaan / tak menggunakan obat yang dijual bebas, contoh sirup batuk dan analgesik berisi ASA.

Kurang pemahaman tentang proses penyakit / program terapeutik

Adanya kegagalan untuk memperbaiki, contoh disritmia berulang / tak dapat sembuh yang mengancam hidup

Pertimbangan

:DRG menunjukkan rerata lama : 3,2 hari

Rencana Pemulangan:Perubahan penggunaan obat / terapi

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

3.1 EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe /sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung

3.2 Monitor holter : Gambaran EGK (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah / kerja) juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung / efek obat antidisritmi

3.3 Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

3.4 Skan pencitraan miokardia : Dapat menunjukkan area iskemik / kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa

3.5 Tes Stress Latihan : Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia

3.6 Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan disritmia

3.7 Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin, dan lain-lain

3.8 Pemeriksaan tiroid : Peningkatan atu penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan / meningkatkan disritmia

3.9 Laju sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut / aktif, contoh endokarditis sebagai faktor pencetus untuk disritmia

3.10 GDA/Nadi Oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan / mengeksaserbasi disritmia

4. RUMUSAN DIAGNOSA

4.1 Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen

4.2 Gangguan rasa nyaman nyeri (nyeri dada) sehubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung

4.3 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang penyebab / kondisi pengobatan sehubungan dengan kurang informasi / salah pengertian kondisi medis / kebutuhan terapi

4.4 Cemas berhubungan dengan peningkatan cardiac out put

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

5.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN I

Kemungkinan dibuktikan oleh :

1. Laporan verbal tentang keletihan dan kelemahan

2. Frekuensi jantung atau respon TD terhadap aktivitas abnormal

3. Rasa tidak nyaman saat bergerak atau dispnea

4. Perubahan-perubahan EKG mencerminkan eskemia, disritmia

Hasil yang diharapkan / kriteria evakuasi

Pasien akan :-Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan / diperlukan

-Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

-Menunjukkan penurunandalam tanda-tanda intoleran fisiologi

Intervensi

Mandiri :

1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20x/menit di atas frekuensi istirahat

R/ Peningkatan tekanan darah yang nyata selama / sesudah aktivitas. (Tekanan sistolik meningkat 40 mmHg/tekanan diastolik meningkat 20 mmHg) dispnea atau nyeri dada, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan

2. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi. Misal : menggunakan kursi saat mandi, duduk sambil menyisir rambut atau menyikat gigi

R/ Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu keseimbangan antara suplay dan kebutuhan O23. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas / perawatan diri. Jika dapat toleransi berikan bantuan sesuai kebutuhan

R/ Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba, memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

5.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN II

Tindakan / intervensi

Mandiri

1. Raba nadi (radial, karoid, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal atau defisit nadi

R/ Perbedaan frekuensi, kesamaandan keteraturan nadi menunjukkan efek gangguan curah jantung pada sirkulasi sistemik/ perifer

2. Auskultaasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan nadi

R/ Disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan pendengaran daripada dengan palpasi. Pendengaran terhadap bunyi jantung ekstra atau penurunan nadi membantu mengidentifikasi disritmia pada pasien tak terpantau

5.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN III

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1. Kaji ulang fungsi jantung normal / konduksi elektrikal

R/ Memberikan dasar pengetahuan untuk memahami variasi individual dan memahami alasan intervensi terapeutik

2. Jelaskan / tekankan masalah disritmia khsusu dan tindakan terapeutik pada pasien / orang terdekat

R/ Informasi terus menerus / baru (contoh masalah yang sedang terjadi atau memerlukan tindakan kontrol panjang) dapat menurunkan cemas sehubungan dengan ketidaktahuan dan menyiapkan pasien / orang terdekat. Pendidikan pada orang terdekat mungkin penting bila pasien lansia, mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran atau tak mampu atau takminat belajar / mengikuti instruksi.

3. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/ orang terdekat untuk dibawa pulang

R/ Mengikuti pengingat dapat meningkatkan pemahaman pasien dan kerjasama dengan program yang diperlukan

DAFTAR PUSTAKA

Marilyn E. Dongoes, (1999), RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Edisi 3, EGC, Jakarta.

Soeparman, (1990), ILMU PENYAKIT DALAM, Edisi I, Jakarta.

Hudak, dkk (1997), KEPERAWATAN KRITIS, Edisi I, EGC, Jakarta.