mklh ARITMIA JANTUNG

14
BAB I PENDAHULUAN Aritmia adalah kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi, ketidakteraturan, tempat asal denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung. Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap tahunnya. Di Amerika Utara, prevalensi Atrial Fibrilasi diperkirakan meningkat dua sampai tiga kali lipat pada tahun 2050. Ini menunjukan bahwa kejadian aritmia semakin meningkat setiap tahunnya. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah peradangan jantung, gangguan sirkulasi koroner, intoksikasi obat, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat, gangguan metabolic, gangguan endokrin, gangguan irama jantung akibat gagal jantung, tumor jantung atau penyakit degenerasi. Klasifikasi aritmia sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan impuls dan gangguan sistem konduksi. Sebuah aritmia mungkin "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala-gejala yang mungkin muncul seperti palpitasi, dada berdebar – debar, pusing atau kepala terasa melayang , sesak napas, dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada, merasa lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah), kesadaran menurun. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang aritmia jantung khususnya ventrikel ekstra sistol.

Transcript of mklh ARITMIA JANTUNG

Page 1: mklh ARITMIA JANTUNG

BAB I

PENDAHULUAN

Aritmia adalah kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi,

ketidakteraturan, tempat asal denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung.

Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap

tahunnya. Di Amerika Utara, prevalensi Atrial Fibrilasi diperkirakan meningkat dua sampai

tiga kali lipat pada tahun 2050. Ini menunjukan bahwa kejadian aritmia semakin meningkat

setiap tahunnya. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah

peradangan jantung, gangguan sirkulasi koroner, intoksikasi obat, gangguan keseimbangan

elektrolit, gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, gangguan psikoneurotik dan

susunan saraf pusat, gangguan metabolic, gangguan endokrin, gangguan irama jantung akibat

gagal jantung, tumor jantung atau penyakit degenerasi.

Klasifikasi aritmia sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan impuls dan gangguan

sistem konduksi. Sebuah aritmia mungkin  "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun. 

Gejala-gejala yang mungkin muncul seperti palpitasi, dada berdebar – debar, pusing atau

kepala terasa melayang , sesak napas, dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada, merasa

lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah), kesadaran menurun.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang aritmia

jantung khususnya ventrikel ekstra sistol.

Page 2: mklh ARITMIA JANTUNG

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

I. KASUS

Tn. H (25 tahun) mengeluh lemas, dada rasa tak enak, palpitasi. Gambaran EKG

Interpretasi hasil EKG Tn H (25 th) adalah:

HR1500/23= 66 denyut/menit (normal)

PR interval tidak ada/ tidak isolektrik

Gelombang QRS 2,5 kotak kecil durasinya 2,5 x 0,04= 0,10 detik

Gelombang P tidak ada setelah diikuti 2 gelombang QRS normal

ST segmen mengalami depresi segmen ST iskemia

Maka dapat disimpulkan bahwa Tn H (25 tahun) menderita Aritmia Jantung

VES trigemini.

II. ARITMIA JANTUNG

A. DEFINISI

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering

terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada

frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau

otomatis (Doenges, 1999).

Page 3: mklh ARITMIA JANTUNG

Kelainan denyut jantung yang melputi gangguan frekuensi atau irama atau

keduanya (Smeltzer, 2001).

VES/PVC (Ventrikel Ekstra Sistol/Premature Ventrikel Contracttion) adalah

B. ETIOLOGI

Menurut Sudoyo dkk (2006) menyebutkan aritmia dapat terjadi karena hal-hal

yang mempengaruhi kelompoksel-sel yang mempengaruhi automatisitas dan system

penghantarnya, diantaranya:

1. Persarafan autonom dan obat-obatan yang mmpengaruhinya;

2. Lingkungan sekitarnya seperti beratnya iskemia, pH, dan berbagai elektrolit dalam

serum, obat-obatan;

3. Kelainan jantung fibrotis dan sikatris, inflamasi, metabolit-metaolit dan jaringan-

jaringan abnormal/degenerative dalam jantung seperti amiloidosis, kalsifikasi dan

lain-lain;

4. Rangsangan dari luar jantung seperti pace maker.

C. KLASIFIKASI

1. Aritmia Nodus Sinus

a. Bradikardia Sinus

Bradikardia sinus terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi

digitalis, peningkatan tekanan intracranial, atau infark miokard. Berikut

adalah karakteristik bradiakrdia sinus

o Frekuensi: 40-60 × denyut/menit

o Gelombang P: mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal

o Kompleks QRS : biasanya normal

o Hantaran: biasanya normal

o Irama: reguler

b. Tahikardia Sinus

Takikardia sinus data disebabkan oleh demam , kehilangan darah

akut, anemia, syok, latihan, ggagal jantung kongestif, nyeri, keadaan

hipermetabolisme, kecemasan, simpatomimetika atau pengobatan

parasimptomatik. Pola EKG takikardia snus adalah:

o Frekuensi: 100-180 × denyut/menit

Page 4: mklh ARITMIA JANTUNG

o Gelombang P: mendahului setiap komleks QRS, dapt tenggelam

dalam gelombang T yang mendahuluinya; interval PR normal

o Kompleks QRS: biasanya mempunyai durasi normal

o Hantaran: biasanya normal

o Irama: regular

2. Aritmia Atrium

a. Kontraksi premature atrium (PAC)

PAC dapat disebabkan oleh iritabilitas otot atrium karena kafein,

alohol nikotin, miokardium arterium yang terenggang seperti pada CHF,

stress atau kecemasan, hipokalemia, cedera infark, atau keadaan

hipermetabolik. PAC mempunyai sifat sebagai berikut:

o Frekuensi: 60-100 denyut permenit

o Gelombang P: biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan

gelombang P yang berasal dari nodus SA. Tempat lain pada atrium

telah menjadi irritable (peningkatan otomatisasi) dan melepaskan

implus sebelum nodus SA melepaskan implus secara normal. Interval

PR dapat berbeda dengan interval pR implus yang berasal dari nodus

SA.

o Kompleks QRS: biasanya normal, menyimpang atau tidak ada. Bila

vebtrikel sudah menyelesaikan fase repolarisasi, mereka dapat

merespon stimulus atrium ini dari awal.

o Hantaran: biasanya normal

o Irama: regular, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan terjadi

lebih awal dalam siklus dan biasanya tidak akan mempunyai jeda

kompensasi yang lengkap (waktu antara kompleks yang mendahului

dn kompleks yang mengikuti lebih pendek dari waktu untuk dua

interval RR)

b. Takikardia Atrium Paroksismal (PAT)

PAT adalah takikardia atrium yang ditandai dengan awitan

mendadak, dicetuskan oleh emosi, tembakau kafein, kelelahan, pengobatan

simpatomimetik, atau alcohol. PAT ditandai oleh:

o Frekuensi: 150-250 denyut/menit

Page 5: mklh ARITMIA JANTUNG

o Gelombang P: ektopik dan mengalami distorsi disbanding gelombang

P normal; dapat ditemukan pada awal gelombang T; interval PR

memendek (< 0,12 detik)

o Kompleks QRS: biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi

apabila terjadi penyimpangan hantaran.

o Hantaran; biasanya normal

o Irama: regular

c. Fluter Atrium

Fluter atrium terjadi bila titik focus di atrium yang menangkap

irama jantung dan membuat implus antara 250-400 kali per menit. Fluter

Atrium ditandai sebagai berikut:

o Frekuensi: Frekuensi atrium 250-400 kali per menit

o Irama: regular atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya

o Gelombang P: tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji

yang dihasilkan oleh focus di atrium yang melepaskan implus dengan

cepat. Gelombang ini disebut juga gelombang F.

o Kompleks QRS: konfigurasinya normal dan waktu hantarannya juga

normal.

o Gelombang T: ada, namun bias tertutup oleh gelombang fluter.

d. Fibrilasi atrium

Fibrilasi atrium biasanya berhubungan dengan penyakit jantung

aterosklerosis, penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif,

tirotoksikosis, cor pulmonal, atau penyakit jantung congenital. Fibrilasi

atrium ditandai sebagai berikut:

o Frekuensi: Frekuensi atrium 350-600 denyut permenit; respon

ventrikuler biasanya 120- 200 denyut permenit.

o Gelombang P: tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak

undulasi yang ireguler, dinamakan gelombang fibrilasi atau

gelombang f, interfal PR tidak dapat diukur.

o Komplek QRS: biasanya normal

Page 6: mklh ARITMIA JANTUNG

o Hantaran: biasanya normal melalui ventrikel ireguler, karena nodus

AV tidak berespon terhadap frekuensi atrium yang cepat, maka

impuls yang dihantarkan menyebabkan ventrikel berespon ireguler.

o Irama: ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Iregularitas

irama di akibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV.

3. Aritmia ventrikel

a. Kontraksi premature ventrikel (PVC)

PVC terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC

bias disebabkan oleh toksikasi digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam,

asidosis, latihan atau peningkatan konsentrasi katekolamin. Kontraksi

premature ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut:

o Frekuensi: 60-100 denyut per menit

o Gelombang P: tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel

o Kompleks QRS: biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10

detik. Mungkin berasal dari satu focus yang sama dalam ventrikel;

atau mungkin memiliki berbagai bentuk konfigurasi bila terjadi dari

multi focus di ventrikel.

o Hantaran: terkadang retrograde melalui jaringan penyambung dan

atrium

o Irama: ireguler bila terjadi denyut prematur

b. Bigemini Ventrikel

Bigemini ventrikel biasanya disebabkan intoksikasi digitalis,

penyakit arteri koroner, MI akut, dan CHF. Bigemini ventrikel memiliki

karakter sebagai berikut:

o Frekuensi: dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi

biasanya kurang dari 90 denyu per menit.

o Geombang P: seperti yang diterangkan pada PVC; dapat tersembunyi

dalam kompleks QRS

o Kompleks QRS: setiap denyut adalah dengan ompleks QRS yang

lebar da terdapat jeda kompensasi lengkap

o Hantaran: denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal,

namun PVC yang mulai berselang-seling pada ventrikelakan

Page 7: mklh ARITMIA JANTUNG

mengakibatkan hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan

atrium.

o Irama: ireguler

Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ke tiga maka disebut

Trigemini; tiap denyut ke empat disebut Quadrigemini.

c. Takikardia ventrikel

Takikardia ventrikel ini disebabkan peningkatan iritabilitas

miokard. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri

koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardia ventrikel

mempunyai karakter sebagai berikut.

o Frekuensi: 150-200 denyut per menit

o Gelombang P: biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila

terlihat, tidak selalu mempunyai pola yang sesuai dengan QRS.

Kontraksi ventrikel tidak berhubungan dengan kontraksi atrium.

o Kompleks QRS; mempunyai konfigurasi yang sama dengan

konfigurasi PVC—lebar dan ane, dengan gelombang T terbalik.

Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal, menghasilkan

dneyut gabungan.

o Hantaran: berasal dari ventrikel dengan kemungkinan hantaran

retrograde ke jringan penyambung dan atrium

o Irama: biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takikardia ventrikel

ireguler

d. Fibrilasi ventrikel

Fibrilasi ventrikel adalah denyut yang cepat dan tidak efektif.

Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan jenis aritmia lain.

Fibrilasi ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut:

o Frekuensi: cepat, tidak terkordinasi, tidak efektif

o Gelombang P: tidak terlihat

o Kompleks QRS: cepat, undulasi ireguler tanpa pola yang khas

(multifokal). Ventrikel hanya memiliki gerakan yang bergetar.

Page 8: mklh ARITMIA JANTUNG

o Hantaran: banyak focus di ventrikel yang melepaskan impuls pada

saat yang sama mengakibatkan hantaran tidak terjadi; tidak terjadi

kontraksi ventrikel.

o Irama: sangat ireguer, tidak terkoordinasi, tanpa pola yang khusus.

4. Abnormalitas Hantaran

a. Penyekat AV derajat-satu

Disebabkan oleh penyakit jantung organic atau akibat efek digitalis.

Karakteristiknya, yaitu:

o Frekuensi: bervariasi, biasanya 60-100 dpm

o Gelombang P; mendahului setiap kompleks QRS. Interval PR

berdurasi lebih dari 0,2 detik

o Kompleks QRS mengikuti gelombang P, biasanya normal

o Hantaran menjadi lambat, biasanya di setiap tempat antara jaringan

penyambung dan jaringan Purkinje, menghasilkan interval PR yang

panjang. Hantaran ventrikel biasanya normal.

o Irama ; biasanya regular

b. Penyekat AV derajat-dua

Disebabkan oleh penyakit jantung organic, MI, atau intoksikasi

digitalis dan biasanya mnyebabkan pnurunan curah jantung.

Karateristiknya, yaitu:

o Frekuensi; 35-55 dpm, frekuesnsi atrium dapat lebih cepat dua, tiga,

atau empat kali frekuesnsi ventrikel

o Gelombang P; trdapat dua, tig, atau empat kali kompleks QRS.

Interval PR biasanya normal.

o Kompleks QRS biasanya normal

o Hantaran: sat atau dua impuls tidak dihantara ke ventrikel

o Irama:biasanya lambat dan regular.

c. Penyekat AV derajat-tiga

Disebabkan oleh penyakit jantung organic, MI, atau intoksikasi

digitalis. Frekuensi jantung berkurang drastic mengakibatkan penurunan

perfusi ke organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, paru, dan kulit.

Karakteristiknya, yaitu:

Page 9: mklh ARITMIA JANTUNG

o Asal: impuls berasal dari nodus SA, tetapi tidak dihantarkan

Purkinje.

o Frekuensi: frekuensi atrium 60-100 dpm, frekuensi ventrikel 40-60

dpm bila irama yang lolos dari darerah penyambung, 20-40 dpm

dari daerah ventrikel.

o Gelombang P: gelombang P yang berasal dari SA node terlihat

regular sepanjang irama, namun tidak ada hubungannya dengan

kompleks QRS.

o Glombang QRS: bila irama yang lolos dari darerah penyambung,

maka kompleks QRS membpunyai konfigurasi supraventrikuler

yang normal, tetapi tidak berhubungan dengan gelombang P.

kompleks QRS terjadi regular. Bila irama yang lolos berasal dari

ventrikel, kompleks QRS berdurasi 0,10 detik lebih lama, dan

biasanya lebar dan landai. Kompleks QRS tersebut mempunyai

durasi seperti pada PVC.

o Hantaran: nodus SA melepaskan impuls, dan gelombang P dapat

dilihat. Namun mereka disekat dan tidak dihantarkan ke ventrikel.

Irama yang lolos dari daerah penyambung biasanya dihantarkan

secara normal ke ventrikel. Irama yang lolos dari vntrikel biasanya

ektopik dengan konfigurasi yang menyimpang.

o Irama: biasanya lambat tetai regular.

d. Asistol Ventrikel

Pada asistol ventrikel tidak akn terjadi kompleks QRS. Tidak ada

denyut jantung, denyut nadi dan pernapasan. Asistol ventrikel mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

o Frekuensi: tidak ada

o Gelombang P: mungkin ada, tetapi tidak dapat dihantarkan ke nodus

AV dan ventrikel

o Kompleka QRS: tidak ada

o Hantaran: kemungkinan hanya melalui atrium

o Irama: tidak ada