MKLH KUALIFIKASI S3
Transcript of MKLH KUALIFIKASI S3
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
1/35
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
2/35
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho-NYA lah penulis
malakah yang berjudul "Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Yang
Partisipatif Sebagai Prasyarat Progresivitas Penegakan Hukum i Era Transisi"
dapat diselesaikan tepat waktu !akalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir
ujian kualiikasi mahasiswa Program #oktor $lmu %ukum &ndip angkatan '$( tahun
)**+)**
Pemilihan judul ini berangkat dari kegundahan penulis melihat suatu kenyataan
bahwa setelah reormasi berjalan kurang lebih .. tahun berbagai peraturan perundang-
undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah sudah /ukup banyak bahkan pedoman
untuk pembentukanpun telah disusun oleh pemerintah, bahkan bisa dibilang sudah tara
hipperegulated society, tetapi kenyataannya dalam implementasinya banyak yang
tumpang tindih, multi tasir, ego sektoral,disharmonisasi bahkan /epat mengalami
perubahan bahkan penegakan hukumnya hasilnya juga tidak signiikan 0elemahan-
kelemahan tersebut bisa jadi karena produk hukumnya belum parsisipati masih berpola
pikir legalistik-positi1istik Penegakan hukum juga masih kurang maksimal karena
tekanan politik, ekonomi dan mental para penegak hukum yang kurang!elihat kenyataan seperti tersebut diatas, maka makalah ini berusaha menawarkan
suatu model pembentukan yang partisipati yang diharapkan sebagai salah satu sarana
penegakan hukum yang progresi di era transisi
Pada kesempatan ini u/apan terima kasih saya tujukan kepada semua dosen
pengampu mata kuliah pada semester $ dan $$ yang telah banyak membuka wawasan baru
yang begitu luas tentang /akrawala ilmu hukum dari perspekti ilmu-ilmu non hukum
Semua itu sangat berguna untukmempertajam analisis hukum yang sekarang di era
transisi sedang mengalami "sakit" &/apan terima kasih juga khusus penulis haturkan
kepada 2egawan ilmu hukum Pro #r Satjipto 3ahardjo,S% yang dengan penuh
kesabaran di tengah-tengah kesibukan beliau masih "kerso" memberi tambahan ilmu
lewat diskusi-diskusi ke/il #emikian pula kepada Pro #r Arie %idayat,S%!S,
Pror#r Paulus %S,S%, Pro 4smi Warasih,S%!S, Pro#r Aji Samekto,S%!%, #r
ii
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
3/35
Nanik Trihastuti,S%!% terima kasih telah meluangkan waktu untuk diskusi berkaitan
dengan tugas-tugas perkulihan selama ini Tidak lupa kepada #osen-dosen di Program
#oktor $lmu %ukum &N#$P yang selama dua semester memberikan ilmu yang sangat
bermanaat bagi penulis, juga kepada rekan-rekan pengelola yang dengan kesabaran
telah banyak membantu saya khususnya yang berkaitan dengan inormasi penting tentang
perkulihan dan terakhir pada rekan-rekan satu angkatan yang selalu memberikan
masukan lewat diskusi-diskusi dimanapun berada
Saya yakin tidak ada gading yang tak retak, makalah ini jauh dari sempurnya bahkan
mungkin tidak memenuhi harapan , karena itu kepada Tim Penguji 0ualiikasi saya
haturkan terima kasih dengan harapan semoga saya masih dapat menerima masukan
untuk bekal penulisan selanjutnya
Semarang, )5 6uli )**
Penulis
iii
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
4/35
A!TAR "S"
%alaman
%alaman 6udul i
0ata Pengantar ii
#atar $si i1
"# PENAH$%$AN
.. 7atar 2elakang .
.) 8okus 0ajian dan Permasalahan 9
""# KERANGKA PE&"K"RAN
). 4ra Transisi dan Penegakan %ukum Progresi :
)) 0onsep Teoritik Pembentukan Peraturan Perundang-&ndangan .*
"""# PE&'AHASAN
;. 0ondisi Produk %ukum Sebelum 3eormasi .)
;) 0ondisi Produk %ukum Pas/a 3eormasi .9
;; Pembentukan Peraturan Perundang-&ndangan yang Partisipati ))
"(# S"&P$%AN AN SARAN
5. Simpulan ):
5) Saran )+
A!TAR P$STAKA
i1
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
5/35
PE&'ENT$KAN PERAT$RAN PER$NANG-$NANGAN YANG
PART"S"PAT"! SE'AGA" PRASYARAT PR)GRES"("TAS
PENEGAKAN H$K$& " ERA TRANS"S"
)%EH * %"TA TYESTA A%+
"# PENAH$%$AN
,#,# %atar 'eakang
2agaimana wajah hukum $ndonesia setelah .** tahun 0ebangkitan Nasional, pas/a
+* tahun Sumpah Pemuda dan setelah hampir :5 tahun Proklamasi 0emerdekaan serta
setelah .. tahun $ndonesia memasuki masa reormasi<
Walaupun tidak dapat dikatakan berlangsung mulus, dalam praktek sudah .. tahun
bangsa $ndonesia memasuki masa reormasi #alam khasanah politik $ndonesia,
pengertian era reormasi merujuk pada masa berhentinya Presiden Soeharto sebagai
Presiden 3$ pada tanggal ). !ei .+ 2erhentinya Soeharto diakibatkan oleh adanya
protes yang bertubi-tubi dan terus menerus dari kalangan rakyat khususnya mahasiswa
ditengah merosotnya keadaan sosial dan ekonomi 0emudian digantikan oleh Wakil
Presiden 26 %abibie yang kemudian dilantik menjadi Presiden 3$
Seiring dengan reormasi, berbagai tuntutan kemudian digulirkan untuk memperbaiki
kondisi dan struktur ketatanegaraan yang meliputi= >.? amandeman & .59@ >)?
Penghapusan #wi 8ungsi A23$@ >;? penegakan supremasi hukum, penghormatan %A!,
dan pembrantasan korupsi, kolusi dan nepotisme>00N?@ >5? desentralisasi dan hubungan
yang adil antara pusat dan daerah >otonomi daerah? dan >:? mewujudkan kehidupan
demokrasi. 4ra ini kemudian diikuti dengan pembentukan 0abinet 3eormasi Namun
kabinet ini tidak berumur panjang, hanya sekitar .; >tiga belas? bulan saja kemudian
diselenggarakan pemilihan umum pada tahun ., walaupun banyak kekurangan,
namunpemilihan umum tahun tersebut dinyatakan sebagai pemilu demokratis kedua
setelah pemilu pertama di tahun .99 Satu setengah tahun seyelah berkuasa, Presden
. &ntuk mendalami hal ini, lihat !ajelis Permusyawaratan 3akyat 3epublik $ndonesia >!P3-3$?
Panduan Dalam Memasyarakatkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194! "atar #elakang$ Proses$ dan %asil Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 194 >6akarta,
Sekretariat 6edral !P3 3$, )**;?, hal ;
.
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
6/35
26 %abibie meletakan jabatan setelah pidato pertanggungjawabannya ditolak oleh !P3-
3$ dalam Sidang &mum tanggal . ktober .)
Setelah melakukan penyempurnaan terhadap 0etetapan !P3 No $$!P3.B;
Tentang "Tata/ara Pemilihan Presiden #an Wakil Presiden 3epublik $ndonesia";menjadi
0etetapan !P3 No ($!P3. tentang "Tata/ara Pen/alaonan dan Pemilihan
Presiden #an Wakil Presiden 3epublik $ndonesia",5 maka !P3 kemudian mengangkat
0% Abdulrahman Wahid menjadi Presien 3$9 dan !egawati Soekarnoputri sebagai
Wakil Presiden 3$:
Namun Pemerintahan Presiden Wahid tidak berlangsung ama, hanya sekitar )*
bulan Setelah digun/ang Skandal 2ulog yang dikenal dengan 2uloggate $, dan setelah
melalui ) >dua? kali memorandum #P3, maka melalui 0etatapan No $$!P3)**.
tentang "Pertanggungjawaban Presiden 3epublik $ndonesia 0% Abdulrahman Wahid" B
!P3 akhirnya memutuskan untuk memberhentikan Abdulrahman Wahid sebagai
Presiden 3$ serta menyatakan tidak berlaku 0etetapan !P3 N ($$!P3. tentang
"Pengangkatan Presiden 3epublik $ndonesia"+ Putusan ini diambil setelah Presiden
Abdulrahman Wahid tidak hadir dan menolak untuk memberikan pertanggungjawaban
dalam Sidang $stimewa !P3 Tahun )**. serta penerbitan !aklumat Presiden 3$
Tanggal ); 6uli )**. yang dinilai telah sungguh-sungguh melanggar haluan negara
Sejalan dengan hal itu, melalui 0etetapan !P3 No $$$!P3)**. tentang
"Penetapan Wakil Presiden 3epublik $ndonesia !egawati Soekarnoputri Sebagai
) 7ihat 0etetapan !P3 No $$$!P3. tentang CPertanggung&a'aban Presiden Republik Indonesia Pro()Dr) Ing) #acharuddin *usu( %abibie+ #alam !P3 3$, 0etetapan !P3 %asil Sidang &mum !P3 3$
Tahun .> Sekretariat 6enderal !P3 3$,6akarta, .?, hal 59-9*; #epartemen Penerangan 3$, ,etetapan MPR RI Tahun 19-. > Pradnya Paramita,6akarta, .B+?, hal 5B-95
5 !ajelis Permusyawaratan 3akyat, ,etetapan/ketettapan Ma&elis Permusya'aratan Rakyat Republik Indonesia %asil 0idang mum MPR RI Tahun 1999, op/it, hal +-:9 Ibid , lihat 0etetpan !P3 3$ No ($$!P3. tentangC Pengangkatan Presiden Republik IndonesiaC,hal B-.*.: $bid, 0etetapan !P3 No($$$!P3. tentang C Pengangkatan akil Presiden Republik IndonesiaC,
hal .*;-.*BB !P3 3$, Putusan 0idang Istime'a MPR RI Tahun 2331 >6akarta, Sektetaris 6enderal !P3 3$, )**.? ,hal ..-.B+ Ibid , Pasal ) ) Ibid , Pasal .
)
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
7/35
Presiden 3epublik $ndonesia".* #engan ketetapan tersebut diangkatlah !egawati
Soekarnoputri menjadi Presiden 3$ untuk masa jabtan tahun .-)**5
Sebagai hasil pemilihan Presiden #an Wakil Presiden yang diselenggarakan se/ara
langsung untuk pertama kalinya di $ndonesia pada tahun )**5, terpilih pasangan Presiden
dan Wakil Presiden Susilo 2ambang Yudoyono dan ! Yusu 0alla Pada pelaksanaan
Pemilu pada tahun tersebut tidak hanya pemilihan presiden dan wakil presiden yang
dilakukan se/ara langsung, tetpai juga pemilihan anggota #P3,#P3# dan #P# serta
pemilihan 0epala #aerah baik di tingkat Pro1insi, kabupaten maupun 0ota
diselenggarakan se/ara langsung $nilah perkembangan demokrasi pas/a reormasi di
$ndonesia
#i era pas/a reormasi berbagai tuntutan telah di lakukan diantaranya pemilihan
langsung terhadap pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota #P3,#P3# dan #P#,
Pemilihan langsung terhadap kepala daerah baik di tingkat pro1insi, kabupaten maupun
kota #i samping itu telah dipenuhinya %A! dalam 0onstitusi utamanya di dalam 2A2
' A tentang %A! mulai Pasal )+ A sampai dengan Pasal )+ 6 #ipenuhinya pengaturan
oonomi daerah termasuk pembagian kewenangan pusat dan daerah dengan dirubahnya
Pasal .+ menjadi Pasal .+, .+A dan .+2, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
ditetapkannya && No )) tahun . tentang Pemerintahan #aerah yang diganti dengan
&& No ;) Tahun )**5 Tentang Pemerintahan #aerah dan && No ;; Tahun )**5
Tentang Perimbangan 0euangan Pusat dan #aerah 2ahkan PPnya sudah ada sebagai
pelaksana dari && N ;) tahun)**5 , yaitu PP No ;+ Tahun )**B Tentang Pembagian
0ewenangan Pusat dan #aerah serta PP No 5. Tahun )**B tentang ST0 0ebebasan
pers juga sudah diatur dengan keluarnya berbagai peraturan perundang-undangan yang
mendukungnya seperti && No + Tahun .) tentang Perilman@ && No;: Tahun .
tentang Telekomunikasi@ && No 5* Tahun . Tentang Pers@ && No ;) Tahun )**)
tentang Penyiaran@ PP No .. Tahun )**9 tentang7embaga Penyiaran@ PP No .) tahun
)**9 Tahun )**9 tentang Publik 33$@ PP No .; Tahun )**9 tentang 7embaga Penyiaran
Publik T(3$ dll, Perlindungan terhadap perempuan dan anak, diwujudkan dengan
ditetapkannya berbagai undang-undang, seperti && No ); Tahun )**) tentang
.* !ajelis Permusyawaratan 3akyat 3epublik $ndonesia, Putusan 0idang Istime'a MPR RI Tahun 2331,
op)cit , hal .-)5
;
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
8/35
Perlindungan Anak, && No ); Tahun )**5 tentang Penghapusan 0ekerasan #alam
3umah Tangga, && N )B Tahun )**B tentang Tindak Pidana Perdagangan rang
Tetapi dalam pas/a reormasi walaupun se/ara materiisi atau se/ra ormalitas telah
dipenuhi dengan ditetapkannya berbagai peraturan perundang-undangan, tetapi
kenyatannya sampai saat ini persoalan-persoalan masih perlu mendapat perhatian yang
tidak kalah kuat dibandingkan sebelum terjadinya reormasi %al ini dapat dilihat dalam
konteks $ndonesia kekinian ada yang lebih merisaukan tidak hanya persoalan ketidak
sesuaian antara "la' in the book " dan "la' in action" tetapi maraknya praktik
penyimpangan maia peradilan *udicial corruption adalah 1irus yang sedang pelan-pelan
membunuh hukum $ndonesia 2ahkan Hendarman Soepand.i dalam pidato
penganugerahan #oktor %onaris Dausa menyatakan bahwa korupsi di $ndonesia sudah
sangat parah bahkan mewabah di berbagai se/tor kehidupan berbangsa dan bernegara
0orupsi ini telah merusak sistem hukum, demokrasi, politik, ekonomi, sosial budya, serta
kepentingan dan nilai-nilai nasional yang telah di/ita-/itakan oleh The ounding athers
3epublik $ndonesia 2ahkan menurut pemerhati korupsi, korupsi telah menjadi sema/am
budaya yang mengakar dalam kehidupan bernegara@ sudah merambah ke seluruh lini
kehidupan masyarakat, sehingga memun/ulkan stigma negati bagi Negara dan bangsa
$ndonesia dalam pergaulan masarakat internasional.. 0ondisi yang demikian sangat
berpengaruh terhadap kehidupan hukum di $ndonesia khususnya dalam hal penegakan
hukumnya, yaitu masih lemahnya penegakan hukum selama ini
,#/# !okus Ka.ian an Permasaa0an
0ajian ini diokuskan pada suatu proses pembentukan peraturan perundang-
undangan yang demokratis atau partisipati, adapti yang mampu mendorong aparat
penegakan hukum bertindak responsi dan progresi sehingga diharapkan dapat
men/iptakan suasana tertib di bidang peraturan perundang-undangan, tertib di bidang
hukum dan tertib di masyarakat serta dapat di/apai rasa keadilan di dalam masyarakat
.. 7ihat Hendarman Soepand.i, Membangun #udaya 5nti ,orupsi 0ebagai #agian Dari ,ebi&akan
IntegralPenanggulanagan ,orupsi Di Indonesia, #isampaikan Pada Penganugerahan #oktor %onarisDausa #i &N#$P, Semarang, .+ 6uli )** #alam tulisan tersebut disampaikan juga data tentang kondisi
korupsi di $ndonesia yang masih rawan dengan $P0 >indeks Prestasi 0orupsi? dari atas di peringkat .):
atau berada di posisi 95 dari bawah dengan $P0 ),: di tahun )**+i 0orupsi? hal E
5
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
9/35
6adi hukum yang dihasilkan akan benar-benar membahagiaan rakyat di masa transisi
seperti sekarang yang sedang dihadapi oleh bangsa ini
8okus kajian tersebut di atas berangkat dari kondisi krisis politik, ekonomi, sosial
dan budaya yang diikuti pula krisis di bidang penegakan hukum yang ada selama ini dan
belum terselesaikan dengan baik 2ahkan oleh !rit.of 1apra dinyatakan bahwa masa
transisi berada dalam krisis global yang serius, yaitu suatu krisis yang komplek dan
multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan kesehatan, mata
pen/aharian, kualitas lingkungan dan hubungan sosial, ekonomi, teknologi, dan politik
0risis ini merupakan krisis dalam dimensi-dimensi intelektual, moral, dan spiritual= suatu
krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam /atatan sejarah umat manusia.)
Selanjutnya, 1apra mengutip sebuah /erita surat kabar "The ashington Post6 memuat
suatu /erita yang berjudul "The 7upboard o( ideas is #are" >.B? yang men/eritakan
tentang pemikir-pemikir besar yang mengaku bahwa mereka tidak mampu lagi
meme/ahkan persoalan-persoalan kebijakan yang paling mendesak bagi bangsa mereka .;
$ni yang oleh 1apra disebutnya bahwa kita sekarang berada dalam titik balik peradaban
8turning point ?
Persoalannya setelah menghadapi reormasi di masa transisi menuju kearah sistem
pemerintahan yang lebih demokrasi, timbul pertanyaan mendasar mengapa hukum belum
juga mampu untuk mengatasi persoalan bangsa ini< &ntuk itu perlu diingat kembali
bagaimana tujuan dan arah negara, karena hukum diperlukan dalam rangka men/apai
tujuan negara &ntuk mengetahui hukum ma/am apa yang sebaiknya dihasilkan pada
masa reormasi di era transisi ini pelu juga diketahui gambaran produk hukum sebelum
terjadinya reormasi >orde baru? dan produk hukum masa reormasi yang sudah
dihasilkan 0arena masa reormasi sekarang ini kondisi politik, ekonomi, sosial dan
budaya belum baik bahkan bisa dibilang masih /arut marut bahkan jauh dari keinginan
awal pada saat digulirkan reormasi, maka perlu kiranya di/arikan jalan keluar, salah satu
/ara dengan membentukan hukum yang partisipati
2erdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pokok dalam tulisan ini adalah =
.) !rit.of 1apra, The eb o( "i(e$5 Ne' 0ynthesis o( Mind and Mather >4disi $ndonesia= *aring/å
,ehidupan$ isi #aru :pistemologi dan ,ehidupan, terjemahan Saut Pasaribu?, =8ajar Putaka 2aru,
Yogyakarta )**.,hal .B-.+@ 7ihat juga !rit.op 1apra, The Turning Point$ Titik #alik Peradaban 0ains$
Masyarakat$ dan ,ebangkitan ,ebudayaan, Penerjemah ! Thoyibi, 6ejak, Yogyakarta, )**B,hal ;.B-
;.+.; !rit.of 1apra, The Turning PointFF Ibid$ hal +
9
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
10/35
. !engapa implementasi penegakan hukum di era transisi masih sulit dilakukan <
) 2agaimana pembentukan peraturan perundang-undangan yang partisipati yang
mampu mendorong penegakan hukum progresi di masa transisi<
""# KERANGKA PE&"K"RAN
""#,# Era Transisi an Penegakan Hukum Progresif
Pengertian transisi.5 dapat dilihat dari berbagai sisi oleh karena itu deinisi mengenai
transisi tidak ada kesepakatan, karena masing-masing memberikan deinisi tergatung dari
sudut pandangnya Pengertian transisi menurut Satya Arinanto, dapat dilihat dari sisi
politik, ekonomi maupun hukum
#ari sisi politik , diartikan sebagai peralihan atau perubahan pemerintahaan yang
terjadi di berbagai negara di belahan dunia #imana kekuatan oposisi telah berubah
menjadi penguasa, sementara di belahan dunia lain ada sebagian negara walaupun tidak
sepenuhnya terputus dengan reGim sebelumnya yang lalim, namun telah menjauhkan diri
dari mereka dan dari warisan pelanggaran %A! yang dilakukan oleh reGim sebelumnya
yang bersiat otoriter Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa transisi itu suatu
perubahan dari pemerintahan yang bersiat otoriter ke arah demokrasi, pengertian ini
sesuai juga dengan pemikiran Samue#P# Huntington dalam bukunya ";elombang
Demokrasi ,etiga".9
3untuhnya Tembok 2erlin yang akhirnya menyatukan 6erman 2arat dan Timur
adalah /ontoh perubahan sistem pemerintahan otoriter ke demokrastis yang kemudian
terbentuk satu 0onstitusi 3epublik 8ederal 6erman
#ari kasus yang terjadi di 6erman menunjukan bahwa untuk menuju demokrasi
selalu menempuh jalan panjang dan berliku, tidak jarang dalam suasana penuh ketidak
.5 Satya Arinanto, Politik Pembangunan %ukum Nasional,Pidato Pada Pengukuhan Sebagai Huru 2esar
Tetap Pada 8akutas %ukum &$ , 6akarta, .+ !aret )**:, hal)-5.9 7ihat SamuelP#Huntington2 dalam ;elombang Demokratisasi ,etiga, bahwa gerakan menuju
demokrasi terjadi di berbagai Negara, seperti di Portugal di tahun .B5 dan .B9@ di 2rasil pada tahun .B;6enderal 4milio !di/i mengakhiri masa jabatannya dan di tahun .B5 6enderal 4rnestoHeisel memulai
proses keterbukaan politik dalam pemerintahannya, Tahun .B5 di Yunani telah terjadi runtuhnya reGim
para /olonel dan dimulainya pemerintahan yang dipilih se/ara demokratis 6adi selama ;* tahun terakhir
sudah sekitar ;* negara mengalami pergeseran dari otoliter menjadi demokrasi,Terjemahan= Asril!arjohan, Pustaka &tami Hraiti, 6akarta, hal ;-5 7ihat juga Satya Arinanto2 dalam %5M DalamTransisi Politik Di Indonesia, bahwa transisi politik diartikan Transisi politik diartikan juga dari reGim
otoriter ke suatu sistem yang lebih demokratis, hal99
:
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
11/35
pastian 2agi sistem pas/a otoriter, robohnya bangunan negara, atau sekurang-kurangnya
ketika bangunan negara tidak lagi dapat memainkan peran dengan baik, ditengah
kegaluan dan harapan masyarakat pada bangunan yang menggantikannya, amat
memerlukan pengeloaan sistem yang luar biasa komplek $ntroduksi institusi-institusi
baru untuk mengganti yang lama merupakan tahap yang harus dilalui sebelum memasuki
konsolidasi demokrasi
#ari sisi ekonomi, menurut 3o0n Pi4kes dan Adrian Smit0 sebagaimana dikutip
Satya Arinanto,.: telah memun/ulkan dua issu krusial dalam pemahaman politik
ekonomi, pertama2 "a relati
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
12/35
perubahan pemerintahan yang terjadi di berbagai negara #engan menga/u pada pendapat
tersebut, maka $ndonesia yang sejak tahun .+ telah mengalami reormasi dapat juga
disebut bahwa $ndonesia juga masih dalam masa transisi
Transisi se/ara umum diartikan adanya perubahan dari reGim otoliter ke arah yang
sistem pemerintahan yang demokratis Persoalan reGim otoriter terkait erat dengan
terminologi totaliterisme !enurut !ran5 &agnis Suseno, totaliterisme adalah istilah
ilmu politik untuk menyebut suatu gejala paling mengejutkan dalam sejarah umat
manusia, suatu gejala yang se/ara mendadak men/uat dalam bagian pertama dari abad
ke-)* yang baru lalu@ negara totaliter
Negara totaliter bukan hanya sekedar mengontrol kehidupan masyarakat dengan
ketat dan mempertahankan dengan tegas kekuasaan sebuah elit politik ke/il yang
despotik@ ia bukan sekedar sebuah reGim seorang diktator yang haus kekuasaan #engan
demikian negara totaliter adalah sebuah sistem politik yang dengan melebihi bentuk-
bentuk kenegaraan despolitik tradisional-se/ara menyeluruh mengontrol, menguasai, dan
memobilisasikan segala segi kehidupan masyarakat.+
%akekat totaliterime dengan tepat dilukiskan oleh George )r6e dalam bukunya
5nimal arm sebagaimana dikutip oleh Satya Arinanta. Penguasa tidak hanya mau
memimpin tanpa gangguan dari bawah@ ia tidak hanya mau memiliki monopoli
kekuasaan $a justru mau se/ara akti menentukan bagaimana masyarakat hidup dan mati@
bagaimana mereka bangun, makan, belajar dan bekerja $a juga mau mengontrol apa yang
mereka pikirkan@ dan siapa yang tidak ikut, akan dihan/urkan Akhirnya Satya Arinanto
berpendapat dalam disertasinya mengenai %ak Asasi !anusia #alam Transisi Politik #i
$ndonesia mengartikan transisi politik sebagai peralihan atau perubahan pemerintahan
yang terjadi di berbagai negara #engan menga/u pada pendapat tersebut, maka
$ndonesia yang sejak tahun .+ telah mengalami reormasi dapat juga disebut bahwa
$ndonesia juga masih dalam masa transisi
Se/ara komprehensi, pendekatan hukum harus menggunakan teori atau pendekatan
0ukum progresif dari Sat.ipto Ra0ard.o %ukum Progresi pada prinsipnya bertolak
.+ 7ihat 0ata Pegantar !ran5 &agnis Suseno #alam %annah arendt, The ?riginal og Ttotalitariaism$
5tau 5sal/Usul Totalitarisme$ 6ilid $$$ = Totalitarisme, Tej6! Soebijanta, Yayasan bor $ndonesia,6akarta, .9halEi. Satya Arinanta, %5M Dalam Transisi Politik Di Indonesia, Pusat Studi %TN &$, 6akrta, )**+,
hal.*)
+
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
13/35
dari dua komponen baisi dalam hukum, yaitu peraturan dan perilaku 8rules and
beharules and beha
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
14/35
substansi peraturan, metode pembentukan, serta proses dan prosedur pembentukan
peraturan perundang-undangan Setiap bagaian kegiatan tersebut harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sendiri agar produk hukum tersebut dapat berlaku sebagaimana
mestinya, baik se/ara yuridis, politis maupun se/ara sosiologis leh karena itu lanjut
Krems)B, pembentukan peraturan perunang-undangan bukanlah merupakan kegiatan
yuridis semata, melainkan merupakan suatu kegiatan yang bersiat interdisipliner Artinya
setiap akti1itas pembentukan peraturan perundang-undangan memerlukan bantuan ilmu-
ilmu lain agar produk hukum yang dihasilkan dapat diterima dan mendapat pengakuan
dari masyarakat serta untuk mewujudkan /ita-/ita dan tujuan negara)+
Pembentukan hukum adalah kegiatan perumusan hukum ke dalam bentuk yang
tertulis Tuntutan terhadap hukum modern, seperti yang diutarakan $nger) yaitu untuk
menjadi positi dan publik, melahirkan tradidi hukum yang ditulis atau tertulis
Sebagaimana tradisi yang dianut oleh ciperinece$ melainkan melibatkan
pengalaman,penilaian, dan memasuki ranah pemberian makna !elalui sylogisme dan
kesimpulan logis kita tidak akan menemukan sesuatu yang baru, seperti dikehendaki oleh
penemuan hukum 2ahkan 10ares Samford sebagaimana dikutip oleh Sat.ipto
Ra0ard.o berpendapat bahwa pekerjaan merumuskan pasal adalah pekerjaan yang
)B $bid)+ 7ihat Tujuan Negara dalam Pembukaan & .59 Alenia keempat, yaitu melindungi segenap bangsa
$ndonesia dan seluruh tumpah darah $ndonesia, memajukan kesejahteraan umum, men/erdasrkan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia) 7ihat Satjipto 3ahardjo, Pena(siran %ukum Bang Progresi( , 2a/aan &ntuk !ahasiswa P#$% &N#$P#alam !ata 0uliah $lmu %ukum #an Teori %ukum, )**9;* Satjipto 3ahardjo, Mendudukan Undang Undang Dasar$ 0uatu Pembahasan Dari optic Ilmu %ukum
Umum$ 2adan Penerbit &ndip, Semarang, )**B, hal ;B
.*
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
15/35
berkaitan dengan keba0asaan2 hal ini berarti menyangkut permainan bahasa >language
game? 0alau hukum itu dituntut untuk membuat rumusan-rumusan, maka pada waktu
yang sama ia ditaksirkan akan gagal menjalankan tugasnya #alam perpekti tersebut
hukum itu sudah 4a4at sejak dilahirkan $nilah tragedi 0ukum leh karena itu
legitimasi untuk menolong suasana /a/at tersebut adalah menganggap hukumitu produk
dokumen yang tidak /a/at, karena inilah satu-satunya /ara untuk memberikan
keper/ayaan kepada masyarakat;. 7egitimasi seperti itu memang perlu, supaya hukum
segera dapat dijalankan, jadi ini juga alasan pragmatis 6adi hukum akan di/ari dan
diper/aya masyarakat manakala ia mampu menjalankan tugas memandu dan melayani
masyarakatnya &ntuk itu ia tidak dapat bergayut ke belakang melainkan ke masa kini
dan masa depan $tulah hakekat hukum progresi dan penasiran hukum yang progressi
Pembentukan hukum juga harus mengingat asas-asas hukum, karena asas hukum
merupakan .antungnya dari hukum;)$a bagian yang integra dan vita dalam proses
legislasi Asas hukum adalah sebuah /ara untuk memasukan pesan dan dimensi etis serta
moral dalam hukum $a tidak boleh ada di situ hanya sekedar sebagai hiasan atau
kelengkapan suatu undang-undang #engan demikian ia mngangkat kualitas hukum,
bukan hanya sebuah karya rasional, melainkan suatu karya yang sarat dengan panduan
moral bagi kehidupan masyarakat leh karena itu dalam pembuatannya memerlukan
pemikiran yang sungguh-sungguh dan mengingatkan para legislator tidak hanya
men/antumkan sebagai asihon sikap yang dekian akan menurunkan derajat >a degrade?
kemuliaan asas hukum;; 6adi dalam proses legislasi harus bisa mengetahui ru0 dari
Pembukaan & .59 yang kemudian akan dijabarkan se/ara konkret dalam bentuk &&
%al ini memang sangat tergantung dari kemampuan para legislator untuk dapat mengakat
ruh yang ada dalam tujuan negara
"""# PE&'AHASAN
"""#,# Kondisi Produk Hukum :$ndang-undang; Sebeum Reformasi#
Produk hukum sangat terkait dengan politik yang ada pada saat pemerintahan itu
berjalan, oleh karena itu kalau dilihat se/ara periodesasi produk hukum yang terjadi
;. $bid;)7ihat Satjipto 3ahardjo $ 5sas/5sas %ukum, 2a/aan !ahasiswa P#$%, Semarang, )**:;; Ibid
..
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
16/35
sebelum reormasi, maka akan terkait dengan kondisi poltik pemerintahan saat itu pula
0aitan antara kondisi politik dengan produk hukum telah dilakukan penelitian oleh &o0
&a0fud &8konigurasi poltik? maupun 1ariabel
berpengaruh >karakter produk hukum? ke dalam dua ujung yang dikotomis (ariabel
konigurasi politik dibagi atas konigurasi demoktatis dan konigurasi otoriter >non
demokratis? sedangkan karakter produk hukum dibagi atas produk hukum berkarakter
responsi dan produk hukum yang berkarakter ortodoks atau konser1ati 0onsep tersebut
menjadikan konigurasi demokratisakan menghasilkan produk hukumyang responsi atau
otonom, sedangkan konigurasi nondemokrasi akan menghasilkan produk hukum yang
konser1atiortodoks
0ondisi orde lama maupun di masa orde baru yang politiknya otoriter, hukum-
hukum yang lahir selalu berkaraker ortodokskonser1ati Tetapi sebelum itu, pada saat
sistem politik berlanggam demokratis, hukum-hukum tampil dengan karakter responsi
dan populistik
Selama era otorialisme orde baru pembangunan pranata-pranata hukum, selain
pembentukannya didominasi oleh lembaga eksekuti, tujuanyapun dibelokan menjadi =
. Sebagai sarana legitimasi kekuasaan pemerintah@
) Sebagai sarana memasilitasipertumbuhan ekonomi@
; Sebagai sarana untuk menasilitasi proses rekayasa sosial
$si produk hukum pada masa orde baru memiliki karakter yang sangat konser1ati, yaitu =
. Pembuatanya sangat sentraistik , didominasi oleh lembaga eksekuti Selama era
orde baru tak ada satupun && yang dilahirkan berdasarkan inisiati #P3 0enyataan
ini menyebabkan proses penyaluran inspirasi tentang pembangunan hukumdan
perundang-undangan tidak dapat disalurkan se/ara eekti melalui #P3 atau
partaipolitik melainkan harus disampaikan melalui lembaga eksekuti 0asus
penolakan Presiden tidak mau menandatangani 3&& Penyiaran padahal sudah
disetujui dalam sidang di #P3, merupakan salah satu /ontoh mengnai karakter yang
demikian
;5 &o0 &a0fud#&, Membangun Politik %ukum$ Menegakan ,onstitusi, 7P;4S, 6akarta,, )**:, hal:B-
:+
.)
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
17/35
) $sinya berwatak positivistik-instrumentaistik dalam arti lebih banyak dijadikan
instrumen atau alat untuk membenarkan>mempositikan? atau memberi wadah
hukum terhadap keinginan-kenginan penguasa 0einginan penguasa yang tidak ada
wadah hukumnya biasanya dibuatkan wadah hukum agar keinginan itu menjadi
benar se/ara hukum %al ini berlaku di berbagai bidang seprti, ekonomi,
politik,administrasi, dsb
; Dakupan bersiat open interpretative, membuka peluang untuk ditasirkan dengan
berbagai peraturan lanjutan tetapi yang harus diteri sebagai tasir yang benar adalah
tasir yang berasal dari pemerintah >Presiden? #alam kaitan tersebt dapat disebut
banyak && pokok atau isi && yang mendelegasikan kewenangan pengaturan lebih
lanjut pada peraturan tingkat di bawahnya >PP?, demikian pula PP akan
mendelegasikan lebih anjut kepada 0eppres dan keppres mendelegasikan lagiepada
Permen0epmen Pendekatan seperti ini sebenarnya di dalam hukum perundang-
undangan adalah hal yang wajar, persoalan hanya ketika banyak masalah prinsip
yang memang harus ditetapkan di dalam && tetapi kemudian dipaksakan
didelegasikan ke peraturan di bawahnya 6adi materi muatan yang tidak sesuai
dengan jenis peraturan perundang-undangan
5 Penegakannya seringkali membelokan kasus yang kuat indikasinya sebagai kasus
hukum menjadi sekedar kasus salah prosedur yang dianggap bukan masalah hukum
0ita dapat men/atat tentang ini sebagai /ontoh dari gunjang-ganjing kasus dugaan
penyalahgunaan uang negara di #epatemen Perhubungan atau kasus dana 6amsostek
di #epartemen Tenaga 0erja yang seharusnya disidik sebagai kasusu hukum tetapi
ternyata menjadi selesai hanya dengan pernyataan Presiden bahwa kasus ini hanya
salah prosedur dan telah dilaporkan kepada Presiden Pengaburan kasus hukum yang
seperti ini dilakukan sebagai pelindungan konstituensi atau perlindungan korp karena
jika kasusu yang seperti ini benar-benar diselesaikan se/ara hukum, maka yang akan
terkena bukan hanya satu pejabat atau satu instansi melainkan juga banyak pejabat-
pejabat dan instansi lain yang melakukan hal yang sama sehingga konstituensi
>korp? menjadi gun/ang 0erap kali terjadi jugasustau kasus diselesaikan dengan
/ara menampilkan kambing hitam sebagai pelaku kejahatan padahal si kambing
hitam ini hanyalah orang yang dikorbankan atau di/oba dikorbankan untuk dibayar
.;
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
18/35
dan menutupi pelaku sebenarnya !asyarkat tentu masih ingat dengan kasus
terbunuhnya !arsinah di Sidoarjo dan terbunuhnya wartawan &din di 6ogyakarta;9
#alam kaitan dengan perlindungan konstituensi ini pula lembaga peradilan dan
instrumen-instrumen penegak hukum lainnya diinter1ensi oleh lembaga eksekuti
untuk menjalankan prosedur hukum yang harus mengikuti skenario penguasa@
9 Seringkali juga hukum-hukum yang resmi berlaku dilanggar oleh kebijakan
pragmatis untuk men/apai target satu program yang digariskan oleh pemerintah
Yang terjadi di sini adalah pengutamaan atau peletakan kebijakan diatas peraturan
hukum yang sah Dontohnya adalah masalah pembebasan tanah >yang berawal
Permendagri No .9 Tahun .B9 pada Tahun.B9 !engadri mengeluarkan
Permendagri No .9 Tahun .B9 terakhir diperbarui dengan 0eppres No 99 Tahun
.; Tentang pengadaan tanah? yang jelas-jelas bertentangan dengan && N )*
Tahun .:. Tentang Agraria Dontoh lain PP )* Tahun .5 Tentang Pemilikan
Saham #alam Perusahaan Yang #ididrikan #alam 3angka Penanaman !odal Asing,
yang membuka peluang bagi masuknya modalasing untuk industri nasional,
termasuk industri pers padahal telah ada && No .. Tahun .:: tentang 0etentuan-
0etentuan Pokok Pers >terakhir diperbaharui dengan && No ). Tahun .+) Tentang
Perubahan atas &ndang-&ndang Nomor .. Tahun .:: Tentang 0etentuan-
0etentuan Pokok Pers Sebagaimana telah #iubah #engan &ndang-&ndang Nomor 5
Tahun .:B? yang melarang industri pers nasional dimasuki oleh modal asing;:
2eberapa /iri dari gambaran kondisi produk hukum masa orde baru tersebut juga
disebabkan karena aturan yang menjadi dasar pembentukan peraturan perundang-
undangan masih bersiat parsial dan tersebar di berbagai peraturan perundang-
undangan;B Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa tipe hukum pada masa orde baru
;9 7ihat &o40 &a0fud &,C Prospek Politik %ukum Pasca Pemilu 1999C !akalah &ntuk Stadium
Heneral 7egal Skill Training #i 8akultas %ukum &ni1ersitas Widya !ataram, 6ogyakarta, )* April .;: 7ihat &o40 &a0fud &, J Dimensi %ukum PPNo)23 Tahun 1994C #alam 6urnal 4konomi, (ol5,
ktober .5, hal 5*-55;B Sebelum reormasi, landasan pembentuan peraturan perundang-undangan masih ada && #arurat No )
tahun .9* tentang penerbitan 7embaran Negara dan 2erita Negara@ seperti 0eppres .++ tahun .+tentang proses pembentukan peraturan perundang-undangan, 0eppres Tahun .B+ Tentang Teknik
penyusunan peraturan perundang-undangan, $npres No .9 Tahun .B* tentang, && N . Tahun .59
Pengumuman , && No ) Tahun .9* tentang 7embaran Negara #an 2erita Negara
.5
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
19/35
adalah represi ;+ 0eadaan yang demikian ini menyebabkan hukum kehilangan otonomi,
otentisitas dan proesionalisme dalam bekerja %ukum jadi terkooptasi dengan
kekuasaan, dan akhirnya tidak mampu menyelesaiakn pekerjaan dengan benar;
"""#/# Kondisi Produk Hukum :$ndang-undang; Pas4a Reformasi
!enyadari ada berbagai kelemahan hukum dimasa orde baru, maka di era
reormasi5* agenda pertama dan penting adalah mengembalikan ungsi hukum, yaitu
memberi perlindungan dan keadilan kepada masyarakatnya 0arena tujuan kehadiran
hukum menurut 'e44aria sebagaimana dikutip Emi +arasi0 >)**9?, bahwa hukum itu
pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin
rakyat >to pro.?
Presidenlah yang mempunyai kewenangan membentuk undang-undang #engan
demikian terjadi pergeseran kekuasaan dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan dari Presiden ke #P3 %al ini membawa konsekuensi juga pada dasar hukum
pembentukan peraturan perundang-undang Pada saat kekuasaan membentuk && masih
ada pada Presiden, pedoman untuk membentuk diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan mulai dari undang-undang, $npres dan 0eppres Tetapi dengan
berpindahnya kekuasaan membentuk && ada pada #P3, maka tidaklah mungkin
pedoman sebagai dasar pembentukan peraturan perundang-undangan di dasarkan pada
;+ %i0at P0iipe Nonet an se5ni4k2 %ukum Responsi( , Penerjemah 3aisul !utaKin, 2andung, Nusa
!edia, %al+;; Esmi +arasi0, Pranata %ukum 0ebuah Telaah 0osiolosi, Semarang= Penerbit PT Suryandaru &ama,)**9 hal9
5* 7ihat Satya Arinanto, %5M Dalam Transisi Politik Di Indonesia$ Pusat Studi %TN &$, 6akarta, )**+ mengartikan transisi suatu perubahan dari pemerintahan yang bersiat otoriter ke arah demokrasi, 0alau
demikian dengan menga/u pendapat di aatas, maka di $ndonesia saat ini masih dapat digolongkan dalamkondisi transisi politik karena adanya dari orde baru yang dinilai otoriter ke arah perubahan yang lebih
demokratis dengan adanya gerakan reormasi #i tahun .+ 6adi reormasi adalah bagian dari masa
transisi 7ihat juga pemikiran Samue#P# Huntington dalam bukunya , The Third a
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
20/35
$npres maupun 0eppres leh karena itu !P3 melalui Tap !P3 No $$$!P3)***
Tentang Sumber %ukum #an Tata &rutan Peraturan Perundang-undangan Pasal :
menyebutkan bahwa tata /ara pembentukan peraturan perundang-undangan diatur dengan
undang-undang #emikian juga dalam Pasal ))A disebutkan bahwa tata /ara
pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang &ntuk menindaklanjuti
ketentuan tersebut pada tahun )**5 dikeluarkanlah && No .* Tahun )**5 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan && ini merupakan suatu tonggak sejarah
di bidang peraturan perundang-undangan, karena && ini merupakan suatu pedoman baku
dan satu-satu pedoman bagi para peran/ang peraturan perundang-undangan dalam
membentuk peraturan perundang-undangan 2erlakunya && tersebut berakibat berbagai
peraturan perundang-undangan yang mengatur pembentukan peraturan perundang-
undangan yang sebelumnya ada dinyatakan tidak berlaku #alam && tersebut proses
pembentukan meliputi peren/anaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan,
pembahasan, pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan !elihat prosedur yang
seperti ini diharapkan hasil yang diperoleh adalah "baik" Namun ternyata dalam praktek
yang terjadi pada proses persiapan jarang dilakukan dengan baik Seharusnya dalam
tahap persiapan adalah tahap dimana peran/ang akan mengumpulkan inormasi sebanyak
mungkin dan menggali persoalan-persoalan yang ada dimasyarakat yang nantinya akan
dirumuskan dalam pasal-pasal Pertanyaan yang mun/ul kemudian adalah, apakah
dengan adanya pedoman baku ini berakibat produk hukum yang dihasilkan pada saat itu
menjadi suatu produk hukum yang "baik"< marilah kita lihat, bagaimana kondisi produk
hukum dalam hal ini khususnya jenis undang-undang pas/a reormasi
Pada awal reormasi bergulir, pada saat Pemerintahan %abibie, melalui %abibie
Dentre !uladi5) sudah menggagas mengenai reormasi di bidang hukum,bahwa
pemerintah harus se/ara sistematis menerapkan reormasi yang didasarkan kepada
elemen-elemen sistem hukum 4lemen sistem hukum yang digunakan a/uan adalah
sistem hukum sebagaimana dijelaskan oe0 %a6ren4e !riedman
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
21/35
mempunyai ungsi untuk mendukung, bekerjanya system hukum >men/akup wadah
atau bentuk dari system hukum seperti lembaga-lembaga hukum, dan hubungan atau
pembagian kekuasaan antar lembaga hukum? #engan demikian, maka pemerintah
seharusnya melakukan pembenahan struktur hukum melalui penguatan kelembagaan
penegakan hukum seperti !A, !0, 0Y termasuk juga lembaga penegak hukum di
tingkat daerah baik pro1insi maupun kabupatenkota Penguatan tersebut meliputi
peningkatan proesionalisme, transparansi,menerapkan se/ara adil berdasarkan hati
nurani dan keyakinannya, menguatkan kearian lokal untuk memperkaya sistem
hukum nasional serta memberdayakan yurisprudensi Persoalan yang mun/ul pada
era orde baru berkaitan dengan penegakan hukum adalah tidak bebasnya lembaga
peradilan dari inter1ensi pemerintah karena pembinaan administrasi, kepegawaian
dan inansiil hakim berada di bawah pemerintah leh karena itu salah satu tuntutan
reormasi adalah peradilan yang bebas dan mandiri 0emudian di era reormasi hal
tersebut diatasi dengan dikeluarkannya && No ;9 Tahun. tentang Penyatuan
0ekuasaan 0ehakiman di bawah !A, harapannya supaya hakim taat dan memiliki
kebebasan >tanpa tekanan pihak manapun? serta kemandirian di dalam memutus
suatu perkara Tetapi dalam kenyataannya isu &udicial 7orruption bukan semakin
menurun dan lebih baik tetapi semakin parah bahkan mun/ul istilah mafia
peradian karena adanya kasus-kasus seperti, upaya penyuapan hakim agung, jaksa
yang menerima suap dalam penanganan kasus, jual beli 1onis oleh pegawai
pengadilan, penyuapan oleh polisi dan lain sebagainya !enurut &o0# &a0fud#
&
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
22/35
sebagai aparat yang minta dilayani oleh masyarakat, sementara konsep birokrasi
pas/a reormasi paradigmanya adalah pelayanan maksimal kepada masyarakat
pen/ari keadilan, sehingga walaupun reormasi materi hukum sudah dilakukan
namun reormasi birokrasi belum menyentuh para aparat karena hasilnya tidak
signiikan dan tetap saja hasilnya seperti yang sekarang terjadi Semakin buruknya
wajah penegakan hukum di $ndonesia sekarang ini membuat keper/ayaan
masyarakat kepada aparat penegak hukumpun luntur, yang terjadi hukum menjadi
panglima, hukum mun/ul dengan wajah beringas lewat perilaku para masyarakat
yang melakukan penjarahan tanah, penjarahan hasil bumi, dimana-mana, demo yang
dilakukan dengan bringas tanpa etika apalagi moral $nilah gambaran masa transisi
yang memang merupakan masa perubahan yang membawa dampak bagi sebagian
besar masyarakat, bahwa kebebasan yang baru diraihnya adalah kebebasan yang
tanpa batas >hal inilah yang diartikan oleh sebagian warga masyarakat yang sudah
lama hidup dalam kungkungan hukum yang ketat? Perubahan kebijakan untuk
menata kembali bangunan hukum yang hampir rapuh terjadi dengan peren/ana yang
belum matang betul sehingga sering terjadi kebijakan dan aturan yang saling
tumpang tindih karena rendahnya koordinasi antar unsur yang ada dalam masyarakat
%al-hal seperti ini harus tetap diantisipasi oleh pemerintah pada saat itu dengan
berbagai upaya mengingat sangat /epat perubahan-perubahan terjadi bahkan kaang
tanpa dapat diduga5: &ntuk mengatasi /arut marutnya situasi politik, ekonomi serta
sosial budaya, pemerintahan se/ara kelembagaan telah membentuk berbagai lembaga
baru dalam bentuk komisi 0omisi Perlindungan Anak $ndonesia >0PA$?, 0omisi
Pembrantasan 0orupi> 0P0?, 0omisi Nasional %ak Asasi !anusia >0omnas %A!?,
0omnas Perempuan, 0omisi mbusman, 0omisi Penyiaran dan lain-lain, yang
bertugas melayani >au>iliary bodies? kepentingan masyarakat dalam men/ari
keadilanPembentukan komisi ini dilakukan untuk men/apai men/apai tujuan negara
yang semakin komplek apalagi di masa transisi
5: !isalnya adalam ketentuan && Pemilu tentang #PT yang /ukup membuat bingung para warga
masyarakat karena banyak yang tidak terdatar dalam #PT, akhirnya !0 mengeluaran Putusan adanya
keberlakuan 0TP bagi mereka yang tidak terdatar dalam #PT@ Putusan lain yang /ukup spektakuler adalahmengenai suara terbanyak #alam hal ini !0 sudah mulai berlandaskan pemikiran progresi, dimana dalam
memutuskan perkara tidak semata- mata berdasarkan keadilan prosedural tetapi sudah berdasarkan keadilan
substanti %al ini merupakan langkah maju dalam menghadapi masa transisi seperti sekarang ini
.+
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
23/35
Pembentukan lembaga pelayanan ini juga harus jelas tugas dan kewenangannya
sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih kewenangan, karena tumpang tindihnya
kewenangan berakibat pula pada tumpang tindih produk hukum yang dihasilkakan,
disamping itu dapat menimbulkan dissinkronisasi dan disharmonisasi di bidang
peraturan perundang-undangan leh karena itu Satjipto 3ahardjo berusaha
melakukan upaya perbaikan pada aparat penegakan hukum tidak semata-mata
dilakukan dengan peningkatan proesional hakim tetapi justru pada pendidikan
hukum #i lembaga pendidikan inilah yang seharusnya men/etak aparat penegak
hukum dengan hati nurani5B
) "egal 0ubstance >Substansi hukum?, yaitu hasil aktual yang diterbitkan oleh sistem
hukum yang berupa norma-norma hukum, baik peraturan perundangan-undangan
maupun keputusan yang digunakan oleh para penegak hukum maupun oleh mereka
yang diatur hukum Persoalan materi hukum sebetulnya sejak masa reormasi sudah
/ukup banyak peraturan perundang-undangan baik tingkat pusat maupun tingkat
daerah yang dibentuk sudah jauh lebih baik di bandingkan pada saat orde baru atau
orde lama, karena pada saat sekarang telah ada satu pedoman baku bagi
pembentukan peraturan perundang-undangan, yaitu && N.* Tahun )**5 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan #imana persoalan kewenangan
pembentukan && sudah menjadi kewenangan dari #P3 5+ #i samping itu proses
pembentukannya sudah lebih partisipati karena se/ara eksplisit memang diatur
dalam ketentuan && tersebut %anya saja dalam beberapa peraturan perundang-
undangan tingkat daerah masih banyak yang tidak berbasis reaseht dengan menyusun
naskah akademik Sehingga sampai saat ini masih /ukup banyak perda yang
dissinkronisasi dengan peraturan di atasnya 7ain halnya pada saat orla atau orba,
peraturan perundang-undangan yang dihasilkan banyak yang sangat memihak
pengauasa, karena kewenangan pembentukan && pada saat itu berada di Presiden,
pedoman pengaturannyapun masih tersebar di berbagai peraturan perundang-
undangan Namun demikian ke depan perlu ada perbaikan melalui peninjauan
5B 7ihat Sat.ipto Ra0ard.o, Pendidikan %ukum Bang #erhati Nurani, %arian Suara !erdeka, Semarang,
6umat, .B 6uli )**, hal;5+ lihat Pasa /9 ayat :,; $$ ,= %asil Amandemen perubahan tahun kesatu %al ini sesuai tututan
reormasi adanya pemisahan kekuasaan yang tegas antara lembaga pembentuk &&, yaitu #P3 >yang
sebelumnya dilakukan oleh Presiden? dengan lembaga pelaksana &&, yaitu 4ksekuti >Presiden?
.
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
24/35
kembali dan penataan kembali peraturan perundang-undangan untuk memperhatikan
tertib perundang-undangan dengan memperhatikan asas umum dan hirarkhi
perundang-undangan serta pengaturan se/ara jelas kewenangan membentuk
peraturan perundang-undangan baik lembaga semua lembaga negara baik pusat,
daerah dan desa Sebetulnya sudah /ukup banyak peraturan perundang-undangan
yang dihasilkan pada masa reormasi ini, tetapi /ukup banyak pula yang tidak
sinkron dengan peraturan di atasnya, buktinya masih ada sekitar 5** hasil perda yang
bertentangan dengan && dan ada sekitar .) perda yang dianggap diskriminati
karena menyangkut syariat agama Ada juga beberapa && yang disharmonisasi,
misalnya berkaitan dengan usia anak, $ndonesia telah meratiikasi 0on1ensi %ak
Anak, dimana dalam kon1ensi tersebut dinyatakan yang disebut anak adalah mereka
yang berusia di bawah .+ tahun, tetapidi && N . Tahun .B5 Tentang Perkawinan
yang masih berlaku sampai saat ini usia kawin terendah bagi perempuan .: tahun
#emikian pula pengertian di && 0etenagakerjaan atau && Pekerja Anak masih
belum ada keseragaman %al seperti /ukup membingungkan pada pelaksanan dan
aparat penegak hukum yang menjalankan tugasnya di lapangan Adanya && yang
/epar mengalami perubahan seperti misalnya && No )) Tahun . tentang
Pemerintahan #aerah yang baru berumur 5 tahun sudah diganti dengan && No ;)
Tahun )**5 Tentang Pemerintahan #aerah, padahal !uer
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
25/35
sebaliknya &paya peningkatan budaya hukum dapat dilakukan dengan /ara antara
lain, pendidikan, sosialisasi berbagai peraturan perundang-undangan, serta adanya
suri tauladan dari para pemimpin negara dan jajarannya dalam mematuhi hukum dan
penegakan supremasi hukum %a6ren4e !riedman>9 menegaskan bahwa
komponen budaya merupakan motor penggerak bagi sebuah tatanan hukum
Setiap bangsa memiliki bentuk kehidupan sosialnya sendiri > (orm o( social li(e?, dari
bentuk yang khas inilah masing-masing bangsa memilki hukumnya sendirileh
karena itu hukum suatu bangsa bukan merupakan himpunan sejumlah besar
peraturan, melainkan suatu bangunan yang ber6atak dan bermakna>,
"""#8# Pembentukan Peraturan Perundang-$ndangan yang Partisipatif
Se/ara normati Pemerintah telah mengeluarkan && No .* Tahun )**5 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dimana dalam ketentuanya Pasal .
disebutkan bahwa pembetukan peraturan perundang-undangan adalah suatu proses
pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari peren/anaan,
persiapan, teknik penyususnan, perumusan, pembahasan,pengesahan,pengundangan dan
penyebarluasan Proses peren/anaan dilakukan dengan penyususnan Program 7egislasi
Nasional >pusat? atau Program 7egislasi #aerah >#aerah?Penyusunan peren/anaan ini
merupakan hasil koordinasi antara Presiden da #P3 melalui !enteri >Presiden? dan
2aleg >#P3? Sebaiknya dalam tahap ini partisipasi masyarakat telah dilibatkan, karena
sebetunya pengertian partisipasi berarti ada peran serta atau keikutsertaan >mengawasi,
mengontrol dan mempengaruhi? masyarakat dalam suatu kegiatan pembentukan
peraturan dari peren/anaan sampai dengan e1aluasi pelaksanaan peraturan9) 6adi pada
saat penyusunan peraturan apa saja yang akan disusun, penyusun harus tahu hal-hal mana
yang akan disusun dengan skala prioritas dengan mengingati bahwa pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah proses penurunan norma hukum dari & kepada
peraturan di bawahnya
Tahap persiapan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh #P3 harus
berbasisi riset Pada tahap ini seharusnya disusun suatu naskah akademik >walaupun &&
9* Sat.ipto Ra0ard.o, %ukum Dan #udaya %ukum$ 2a/aan &ntuk !ahasiswa P#$% &ndip, Semaran,)**99. ) Ibid)$9) 7ihat kamus besar 2ahasa $ndonesia, )**., hal +;.
).
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
26/35
No .* Tahun )**5 tidak mengatur? tetapi ini merupakan langkah yang baik, karena
merupakan wujud tanggung jawab se/ara ilmiah mengenai konsepsi, latar belakang,
tujuan, sasaran yang ingin di/apaidan lingkup, jangkauan, obyek atau arah pengaturan
suatu 3&& 6adi di dalam naskah akademik itulah paradigma kehidupan kemasyarakatan
yang hendak dituju dirumuskan se/ara terperin/i Sehingga sangat wajar kalau di dalam
naskah akademik digunakan berbagai pendekatan bidang ilmu >interdisipliner? tidak
hanya pendekatan yuridis semata dan hasil yang diharapkan /ukup komprehensi
#engan naskah akademik ini sekaligus menghindari adanya tumpang tindih dan
disharmonisasi hasil Tahap penyusunan naskah akademik mestinya sarat dengan
masukan dari berbagai kalangan masyarakat, akademisi, politis dan siapa saja yang
sangat dekat dengan persoalan dalam rangka penyusunan suatu peraturan perundang-
undangan Partisipasi penuh sangat dibutuhkan pada tahap ini0arena
mengimplementasikan prinsip-prinsip demokrasi merupakan amanat reormasi yang
harus dipenuhi dalam penyelenggaraan di Negara 0esatuan 3epublik $ndonesia
0onsekuensinya adalah penyediaan ruang bagi partisipasi publik yang seluas-luasnya
3akyat sebagai elemen utana ci
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
27/35
Adapun tahapan partisipasi menurut Sherry Arntein9: berdasarkan kekuatan
masyarakat untuk mempengaruhi hasil akhir peraturan =
. !anipulasi >manipulation?
) Terapi >therapy?
; Penginormasian >in(orming ?
5 0onsultasi >consultation?
9 Peredaman> placation?
: 0emitraan > partnership?
B #elegasi kekuasaan >delegated po'er ?
+ 0endali masyarakat >citi=en control ?
2erdasarkan tahapan tersebut Sirajuddin mengklasiikasikan delapan tingkat partisipasi
tersebut di atas menjadi tiga tingkat Tingkatan peertam diklasiikasikan sebagai tidak
partisipati >non parti/ipation?, yaitu tingkat manipulasi dan terapi Tingkat kedua disebut
dengan partisipasi semu >degree o Takonism? yaitu tingkat peredaman, konsultasi dan
inormasi #alam tingkatan ini masyarakat didengar dan berpendapat tetapi tidak ada
jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh
Tingkatan yang ketiga adalah kekuasaan masyarakat >degree o /itiGen power? yaitu
tingkat kemitraan, delegasi kekuasaan, dan kendali masyarakat #alam tingkatan ini
masyarakat memiliki pengaruh dalam proses penentu kebijakan9B
Peran serta masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
sebenarnya se/ara normati sudah diatur di dalam && No .* Tahun )**5 pada Pasal 9;,
bahwa berhak memberiak masukan se/ara lisan maupun tertulis, dalam rangka
penyiapan, atau tahap pembahasan #ari pasal tersebut sebetulnya masih kurang jelas
pengaturannya, karena bagaimana prosedur, proses dan dalam bentukorum apa serta
siapa yang dimaksud dengan masyarakat #i samping itu peran serta hanyalah hak yang
berarti masyarakat boleh berperan dan boleh tidak #an seberapa kuat daya ikat dari
peran serta juga tidak ada ketentuannya #alam kenyataannya peran serta ini hanya
sebagai justiikasi adanya peran atau partisipasi masyarakat 0arena hampir seluruh
9: 3a5im Hamidi, pDit, hal959B Sira.uddin2 ?p)cit hal .+;
);
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
28/35
masukan yang diberikan tidak mengubah konsep yang sudah diran/ag oleh #P3 6adi
3&& yang dihasilkan masih sangat bernuansa poltik Soy %ubis mengatakan bahwa
pembentukan peraturan perundang-undangan tidak pernah lepas dari adanya tiga
landasan, yaitu yuridis, sosiologis dan politis 6ika landasan politis yang dominan karena
wakil rakyat kerap kali tidak mengindahkan kepentngan yang diwakili >rakyat? tetapi
konstituennya9+ Sat.ipto Ra0ad.o melihat pembuatan peraturan perundang-undangan
sebagai medan pembentukan dan pergumulan kepentingan, dan sebagai suatu
pelembagaan konlik sosial, memandang bahwa && sekaligus berungsi sebagai sarana
peyelesaian konlik #engan demikian peraturan perundang-undangan sebagai /erminan
suasana konlik antar kekuatan dalam masyarakat9
Tahap Teknik penyusunan merupakan tahap pengetrapan teknik, dari hasil naskah
akademik kemudian dengan pedoman teknik yang baku disusun bentuk ran/angannya
#alam pekerjaan ini dibutuhkan ketrampilan para peran/ang untuk mampu menuangkan
naskah akademik ke dalam bahasa hukum Pekerjaan ini merupakan proses perumusan
yang /ukup sulit
Tahap perumusan dilakukan oleh pemrakarsa untuk menyempurnakan ran/angannya
dengan rumusan normanya, bentuknya yang sesuai dengan pedoman yang ada dalam
7ampiran && No .* Tahun )**5 Pada tahap inipun partisipasi masyarakat masih
diperlukan untuk lebih menyempurnakan hasil sebelum diserahkan kepada Presiden
untuk disetujui dan akhirnya akan dibahas bersama pada tahap pembahasan di #P3 #i
sinilah biaanya "malapetaka" itu mun/ul", karena suda bertemu dengan para politisi yang
latar belakang berbeda-beda dengan moti1asi yang beragam sehingga pada saat proses
pembahasan biasanya mereka hanya berpikir parsial artinya hanya memikirkan
kelompoknya sendiri siapa yang punya dukungan kuat maka dialah yang akan
menguasasi rimba hukum 0ondisi ini memang pelan-pelan harus diberikan wa/ana
bahwa berbi/ara pembentukan hukum adalah untuk kepentingan bangsa dan negara,
untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan sekelompok orang Pertanyaan yang
9+ ! Solly 7ubis #alam 6oko Prakoso $ Proses Pembauatn Perda Dan #eberapa Penyempurnaan, .+9,
Hhalia $ndonesia, hal 9:9 Satjipto 3ahardjo, 0osiologi %ukum! Perkembangan Metode$ Dan Pilihan Masalah, &ni1ersity Press,
)**;, hal.)B sebenarnya tidak hanya partisipasi saja terapi tarnsparansi juga merupakan unsur penetraldalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan 7ihat juga !as A/hmad Santoso, Hood
;o
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
29/35
mungkin mun/ul apakah mungkin< %al ini akan kembali lagi pada persoalan budaya, dan
hati nurani
Tahap pengesahan akan ditandai dengan persetujuan bersama antara Presiden dan
#P3 dan diakhiri dengan penandatanganan 3&& tersebut, dengan demikian 3&&tersebut
sudah menjadi && dan baru berlaku se/ara sah 0eberlakuan mengingat kalau &&
tersebut telah diundangkan dalam 7embaran Negara Selanjutnya supaya berlaku
mengikat, maka harusnya diikuti dengan segera peraturan pelaksananya, tetapi dalam
praktek selama ini memang aturan pelaksana tidak dengan segera disusun sehingga
sangat mengganggu proses penegakan hukumnya:*
$tulah tahapan yang se/ara normati diatur dalam&& No .* Tahun )**5,
persoalannya adalah bagaimana hukum itu dibuat agar dapat mewujudkan tujuan yang
telah ditetapkan itu <
%on !uer?, menunjukan adanya "delapan prinsip legalitas" > principles o( legality?
yang harus di/ermati dan diperhatikan oleh pembuat hukum, yaitu =
. Sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan artinya ia tidak boleh
mengandung sekedar keputusan-keputusan yang bersiat ad ho/@
) Peraturan-peratura yang telah dibuat itu harus diumumkan@
; Peraturan tidak boleh berlaku surut@
5 Peraturan-peraturan disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti@
9 Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang bertentangan satu
sama lain@
: Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuttutan yang melebihi apa yang dapat
dilakukan@
B Peraturan tidak boleh sering diubah-udah@
+ %arus ada ke/o/okan antara peraturan yang diundangkan deha untuk
pelaksanaannya sehari-hari
Apa yang telah disajikan oleh 8uller hendaknya jadi perhatian para pelaku pembentukan
peraturan perundang-undangan
:* $ngat kasus Pilkada dimana PP mengenai pelaksanaan Pilkada tidak dengan segera ditetapkan sehingga/ukup membuat rumit pemerinah daerah yang akan segera melaksanakan pemilihan langsung Seperti yang
terjad pada saat pemilihan Walikota Semarang di tahun )**9 yang lalu:. 7on 8uller p Dit, ;+-;
)9
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
30/35
Peraturan sudah dibuat sebagus mungkin tidak menjamin penegakan hukum dapat
terlaksana dengan baik,oleh karena itu usaha untuk menyusun peraturan yang baik tetap
diupayakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalamsetiap tahap sesuai dengan
porsinya dan dalam pelaksanannya memang dibutuhkan aparat penegak yang progresi
supaya penegakan hukum dapat maksimal dan tujuan untuk mensejahterakan dan
men/apai rasa keadilan rakyat dapat ter/apai 0arena dalam kenyataannya tidaklah akan
mungkin dibentuk peraturan perundang-undangan yang sempurna, karena hal ini
menyangkut manusia dengan berbagai ragam kepentingan dan latar belakangnya
"(# S"&P$%AN AN SARAN
"(#,# Simpuan
2erdasarkan uraian dan pembahasan di atas, maka ada beberapa simpulan sebagai
berikut=
. 0ondisi produk hukum di masa orde baru memilliki /iri-/iri sebagai berikut =
a 2ersiat sentralistik@
b #idominasi oleh eksekuti, karena & .59 memang memberi kewenangan
pembentukan && pada ekesekuti@
/ 2erwatak positi1istik-instrumentalistik@
d Dakupannya bersiat open interpretati1e@
e Penegakan hukumnya lemah
#asar hukumpembentukannya terdapat diberbagai peraturan perundang-
undangan@
g Sering dilanggar sendiri oleh penguasa dengan alasan target program@
h #iungsikan untuk mempertahankan status Kuo@
i Tidak dibedakannya antara peraturan dan keputusan sebagai penetapan
) 0ondisi produk hukum masa reormasi memiliki /iri sebagai berikut =
a 7andasan hukum pembentukan peraturan perundang-undangan sudah baku
dengan keluarnya && No .* Tahun )**5 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan@
b 7embaga Pembentuknya ada pada legislati@
):
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
31/35
/ Pembentukannya masih kurang partisipati@
d Partisipasi masih diartikan hanya sekedar "terlibat"@
e Produknya masih banyak yang tumpang tindih dan disharmonis, salah satunya
karena pengaturan yang belum jelas mengenai kedudukan dan tugas
kelembagaan dalam struktur ketatanegaraan@
Pembentukannya kurang adanya kajian yang mendalam
g 0endala yang dihadapi adalah pada manusia sebagai pelaku yang kurang
memiliki sensiti1itas, kreati1itas, ino1asi, respon dan kurang ada keberanian
untuk bersikap proresi @
h Pembentukan Peraturan perundang-undangan sudah lebih teren/ana
; 0elemahan dibidang pembntukan peraturan perundang-undangan perlu adanya
reormasi se/ara substansi, harus lebih progresi didalam menggali persoalan-
persoalan yang ada di masyarakat dengan berpedoman pada ruh yang ada dalam
& .59 sehingga partisipasi dalam arti yang sesungguhnya haruslah dilakukan@
se/ara struktural, perlu pengaturan kembali kedudukan dan tugas kewenangan dari
kelambaga dalam struktur ketatanegara sehingga produk yang dihasilkan tidak
tmpang tindih, oleh karena itu proses sinkronisasi dan harmonisasi menjadi sangat
penting dalam proses pembentukan &ntuk itu pembentukannya harus betul-betul
berbasis riset@ se/ara budaya hukumnya, karena hal ini berkaitan dengan manusianya
maka perlu pemberdayaan para pihak yang terlibat dalam proses pembentukan untuk
dapat mnengaah hati nurani supaya rasa keadilan dan kemanusiaannya mun/ul &ntuk
itu perlu ada pemahaman, sosialisasi dan pendidikan yang menunjang hal tersebut
"(#/# Saran
&ntuk memperbaiki pembentukan peraturan perundang-undangan supaya penegakan
hukumnya dapat berjalan dengan baik di era transisi sebagimana telah disimpulkan di
atas, dapatlah dikemukakan saran sebagai berikut=
. Segera dilakukan pembaharuan terhadap ketentuan hukum khususnya yang
menyangkut pedoman pembentukan peraturan perundang-undangan, khususnya
ketentuan mengenai perlunya disusun naskah akademik yang mengatur proses atau
mekanismenya #isamping itu masalah partisipasi juga diatur se/ara lebih jelas,
)B
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
32/35
dalam bentuk apa masyarakat dapat ikut berpartisipasi, mekanismenya seperti apa
dan seberapa jauh masyarakat dapat ikut serta dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan
) Perlunya peningkatan kualitas para anggota #P3#P3# maupun jajaran pemerintah,
terutama yang mempunyai tugas dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan Termasuk perlunya ditingkatkan daya ino1ati, kreati1itas dan
progresi1itasnya
; &ntk meningkatkan integritas dan moral aparat penegak hukum, penegakan kode etik
dilakukan se/ara tegas dan transparan, bahkan peran lembaga independen sangat
diperlukan, misalnya 0Y yang bertugas mengawasi perilaku hakim, 0P0 yang
bertanggung jawab atas ke/urangan yang dilakukan baik pihakpemerintah maupun
legislati khususnya dalam penyusunan produk hukum Perlunya diberdayakan
pengawasan terhadap produk-produk hukum yang tidak sesuai, diskriminati, saling
tumpang tindih, disharmonis
5 0ultur atau budaya huummasyarakat sangat menentukan juga patuh dan tidaknya
kepada peraturan yang sudah ditetapkan leh karena itu dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan di samping memperhatiakan perkembangan global
juga harus memperhatikan lingkungan masyarakatnya sehingga hukum tidak
ditinggalkan oleh masyarakatnya
)+
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
33/35
(# !TAR P$STAKA
P0iippe Nonet 7 P0iip Se5ni4k , "a' and 0ociety Transition! To'ard Responsi
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
34/35
, " Dimensi %ukum PPNo)23 Tahun 1994" #alam 6urnal 4konomi,
(ol5, ktober .5
," Prospek Politik %ukum Pasca Pemilu 1999" !akalah &ntuk Stadium
Heneral 7egal Skill Training #i 8akultas %ukum &ni1ersitas Widya
!ataram, 6ogyakarta, )* April .
, " Dimensi %ukum PPNo)23 Tahun$ Tulisan 7epas
, " Membangun Politik %ukum$ Menegakan ,onstitusi6$ 7P;4S,6akarta, )**:
P0iipe Nonet an se5ni4k2 %ukum Responsi( , Penerjemah 3aisul !utaKin, 2andung,
Nusa !edia
3udy Alonso >4ditor?, !ewujudkan #esentralisasi Politik, Adeksi, 6akarta, )**:
Samue#P#Huntington, The Third a
-
8/16/2019 MKLH KUALIFIKASI S3
35/35
, #iarkan %ukum Mengalir$ 7atatan ,ritis Tentang
Pergulatan Manusia dan %ukum, jakarta, Penerbit 2uku 0ompas,
)**B
, Membedah %ukum Progresi( , 6akarta =Penerbit 2uku
0ompas, )**:
Siradjudin, >4ditor? %ak 3akyat !engontrol Negra@ !engontrol !odel Partisipasi
!asyarakat #alam Penyelenggaraan tonomi #aerah, !alangDorruption Wa/th dan YAPP$0A, )**:
Kamus 'esar 'a0asa "ndonesia2 /99,#
$$ Negara Repubik "ndonesia ,=#
&a.eis Permusya6aratan Rakyat Repubik "ndonesia >!P3-3$? Panduan Dalam
Memasyarakatkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194! "atar #elakang$ Proses$ dan %asil
Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia194 >6akarta, Sekretariat 6edral !P3 3$, )**;?
$ndang-$ndang Nomor ,9 Ta0un /99