Obat-obatan Aritmia

28
Obat-obatan Aritmia

description

dah ya ahaha

Transcript of Obat-obatan Aritmia

Page 1: Obat-obatan Aritmia

Obat-obatan Aritmia

Page 2: Obat-obatan Aritmia

Obat-obatan Aritmia dibagi menjadi

Kelas 1 : yang berfungsi memblokade kanal Na pada membran sel sehingga menurunkan kecepatan maksimal depolarisasi ( Vmaks ) pada fase 0, sehingga tidak tejadi potensial aksi baru yang berarti mencegah timbulnya ekstrasistol.tergantung dari intensitasnya meblokade kanal Na tersebut. Kelas 1 dibagi menjadi : Klas 1A : kinetik kerjanya intermediate, memperpanjang masa repolarisasi potensial aksi.

Menurunkan Vmaks pada semua heart rate. Contoh : kuinidin, prokainamid, disopiramid. Klas 1B : kinetik kerjanya cepat dan memperpendek repolarisasi potensial aksi hanya

ringan. Mempunyai efek yang ringan terhadap kasus dengan heart rate rendah, tetapi mempunyai efek lebih besar pada kasus dengan heart rate tinggi. Contoh : lidokain, meksiletin, fenitoin, tokainid.

Klas 1C : kintik kerjanya lambat dan mempunyai efek kecil terhadap repolarisasi potensial aksi. Contoh :propafenon, flekainid, lorkainid.

Pada penelitian obat2an klas 1 ini tidak menunjukan penurunan angka kematian secara signifikan dibandingkan dengan kontrol.

Page 3: Obat-obatan Aritmia

Klas 2 : obat anti simpatik : menurunkan otomatisasi nodus SA, memperpanjang refrakter nodus AV. Golongan ini adalah peyekat beta, misal propanolol dan lainya. Pemberian penyekat betapada pasien pasca IMA menunjukan penurunan angka mortalitas secara signifikan, dengan mencegah terjadinya suddent cardiac death dan IMA berulang. Golongan ini menurunkan kejadian terjadinya ventricular activity ( VA ) complex termasuk VT.

Klas 3 : golongan ini memblokade kanal kalium sehingga repolarisasi potensial aksi diperpanjang dan pada EKG dapat dilihat dengan perpanjang QT. obat ini menekan terjadinya VA kompleks, dengan memperlama periode refrakter. Contoh : amiodaron, bretilium, sotalol ( termasuk gol. Penyekat beta ).

Kelas 4 : antagonis kalsium. Memperlambat kecepatan konduksi dan memperpanjang masa refrakter dari jaringan dengan potensial aksi yang slow respos misal Nodus AV. Contoh : verapamil, diltiazem. Gol ini tidak bermanfaat pada VA kompleks. Pada pasien dengan VT bila diberikan virapamil dapat menyebabkan kolaps hemodinamik.

Page 4: Obat-obatan Aritmia

Golongan 1A

• Nama obat :– Kuinidin– Prokainamid– disopiramid

Page 5: Obat-obatan Aritmia

KUINIDIN Faramakodinamik :

Meningkatkan irama sinus melalui penghambatan kolinergik, atau secara refleks meningkatkan aktivitas simpatis meningkatkan kecepatan sinus dan memperkuat konduksi nodus AV.

Mempunyai sifat penyekat reseptor α vasodilatasi.

Page 6: Obat-obatan Aritmia

Farmakokinetik : A : kuinidin sulfat ( absorsi cepat dan kadar puncak plasma 60 – 90 menit ). Kuinidin glukonat ( penyerapan

lambat kurang sempurna, kadar puncak plasma 3-4 jam ) D : 90% terikat protein plasma. Didistribusikan ke seluruh jaringan, kecuali otak. Vol distribusinya 2-3 liter/kg. M : sebagian besar di hati E : filtrasi oleh glomerulus, eksresi oleh tubuli proksimal. Ekskresi diperkuat bia urin asam. Waktu paruh

eliminasi 6 jam. Sediaan, dosis, cara pemberian :

Hanya tersedia per oral, keadaan tertentu dapat IM atau IV. Dosis oral biasa : 200-300 mg ( 3 atau 4x sehari ).

Penggunaan terapi : Pengobatan takikardi supraventrikular proksimal. Sindrom wolff-parkison-white = obat ini memperlambat konduksi dan meningkatkan refraktor serabut

tambahan mencegah serangan PSVT. Efeksamping :

Kadar obat yang tinggi, efek toksik terhadap jantung menjadi berat blokade atau henti SA, blokade AV derajat tinggi, aritmia ventrikel atau asistol.

Sinkop atau mati mendadak.

Page 7: Obat-obatan Aritmia

Prokainamid Farmakodinamik :

Menurunkan kecepatan picu serabut purkinje. Farmakokinetik :

A : cepat hampir sempurna pada per oral. Kadar puncak 45-70 menit ( kapsul ), sedikit lebih lambat ( tablet ).

D : sekitar 20% terikat protein plasma. Ditribusi seluruh jaringan, kecuali otak. Vol distribusi 2 liter/kg.

M : hati E : ginjal. Eliminasi dalam bentuk utuh. Peningkatan pH urin, menurunkan ekskresi.

Sediaan, dosis, cara pemberian : Tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul ( 250 – 500 mg ), sebagai tablet lepas lambat ( 250-1000

mg ). Suntikan prokainamid hidroklorida berisi 100 atau 500 mg/ml = IM dan IV. Kadar plasma efektif untuk aritmia antara 3-10 ug/ml, kadang lebih tinggi.

Efeksamping : Takikardi paradoksal ventrikel akibat perlambatan frekuensi denyut atrium pd fibrilasi atrium. Hipotensi Pusing, psikosis, halusinasi, depresi.

Page 8: Obat-obatan Aritmia

Golongan 1B Nama obat :

Lidokain Fenitoin Tokainid Meksiletin

Page 9: Obat-obatan Aritmia

Lidokain Farmakodinamik :

Menekan automatisasi serat purkinje yang terdepolarisasi dan teregang. Menigkatkan arus K+ keluar sel. Hiperpolarisasi dan peningkatan kecepatan konduksi.

Farmakokinetik : A : mengalami metabolisme ekstensi sewaktu melewati hati hanya 1/3 yang dapat

mencapai sirkulasi sistemik. Hampis semua diserap jika pemberian IM. D : 70% terikat protein plasma. Distribusi ce[at, vol distribusi 1 liter/kg. M : detilasi di hati menghasilkan metabolit aktis dan tak aktif. Klirens lidokain mendekati

kecepatan aliran darah di hati perubahan aliran darah hati mengubah kecepatan metabolisme.

E : waktu paruh eliminasi sekitar 100 menit. Sediaan, dosis, cara pemberian :

Tersedia dalam larutan untuk IV. Kadar efektif : dosis 0,7-1,4 mg/kgBB IV. Dosis berikutnya ( 5 menit kemudian ) ≤ 200-300

mg dalam waktu 1 jam.

Page 10: Obat-obatan Aritmia

Penggunaan terapi : Aritmia ventrikel. Efektif terhadap aritmia ventrikel yang disebabkan infrak miokard akut, bedah jantung

terbuka, digitalis. Efeksamping :

Pada kadar tinggi pendengaran berkurang, disorientasi, kedutan otot, kejang dan henti nafas harus segera diturunkan dosisnya.

Utama : pada ssp ( disosiasi, parestesia, mengantuk dan agitasi ).

Page 11: Obat-obatan Aritmia

Fenitoin Farmakodinamik :

Mempengaruhi serabut aferen vagus. Menekan serabut eferen saraf simpatis jantung yang terangsang pada intosikasi digitalis.

Farmakokinetik : A : absorpsi pada sal cerna lambat dan tak menentu. Absorpsi setelah suntikan IM

lambat dan tak sempurna. D : 90% terikat protein plasma ( albumin ). IV fenitoin diebar cepat ke jaringan. M : lambat dan tidak dipengaruhi aliran darah hati. E : dieliminasi melalui hidroksilasi dari hati dan metabolitnya tidak berkhasiat.

Sediaan, dosis, cara pemberian : Peroral atau IV secara intermitten. IV : 100 mg fenitoin yang diberikan tiap 5 menit sampai aritmia terkendali atau timbul

ES. Kecepatan suntikan ≤ 50 mg/menit. Biasanya dosis : 700mg, jarang ≥ 1000mg. Peroral, dimulai dengan dosis tinggi, karena fenitoin memiliki waktu paruh yang panjang.

Hari 1 : 15mg/kgBB, hari 2 : 7,5 mg/kgBB , dosis pemeliharaan : 4-6 mg/kgBB.

Page 12: Obat-obatan Aritmia

Penggunaan terapi : Aritmia ventrikel dan atrium yang disebabkan digitalis. Efektif mengatasi aritmia ventrikel yang timbul setelah bedah jantung terbuka, infrak

miokard. Mengurangi kejadian aritmia ventrikel dalam tahun pertama setelah infrak miokard bila

kadar plasma dipertahankan diatas 10 ug/ml dengan dosis 400-500 mg/hari Efektif untuk aritmia ventrikel karena intoksikasi digitalis.

Efeksamping : Gejala SSP ( mengantuk, nistagmus, vertigo, ataksia dan mual ).

Page 13: Obat-obatan Aritmia

Golongan 1C Nama obat :

Flekainid. Enkainid Propafenon.

Page 14: Obat-obatan Aritmia

Flekainid Farmakodinamik :

Efeknya relative kecil terhadap repolarisasi, lama potensial aksi, masa refrakter efektif di serabut purkinje.

Memperpanjang masa refrakter nodus AV dan serabut tambahan. Farmakokinetik :

A : hampir sempurna setelah per oral. Kadar puncak plasma 3 jam. M : hati. E : 40% dalam bentuk utuh dalam urin.

Sediaan,dosis,cara pemberian : Tablet 50, 100 dan 150 mg. Dosis dapat dinaikan tipa 4 hari dengan menambahkan 100 mg/hari ( max 400-600

mg/hari), pemberian 2 atau 3 x sehari. Efeksamping :

Gagal jantung diperberat. Dosis yang tinggi = gangguan pengelihatan pada 10-15% pasien. Menimbulkan disfungsi sinus.

Page 15: Obat-obatan Aritmia

Golongan 2 Nama obat :

Propanolol. Asebutolol. Esmolol.

Page 16: Obat-obatan Aritmia

Propanolol Faramakodinamik :

Meningkatkan arus masuk ion K+. Pada kadar Na+ ( efek stabilisasi membran ). Meniadakan respons premature beramplitudo rendah. Merepolarisasi jaringan yang terdepolarisasi.

Faramakokinetik : A : baik, tapi metabolisme lintas pertama bioavaelabilitas menjadi 25 %. E : waktu paruh eliminasi 4 jam. Eliminasi berkurang jika darah ke hati berkurang.

Sediaan, dosis, cara pemberian : Per oral = pengobatan aritmia jagnaka lama. Efek terapi jika kadar plasma ( 20-1000 mg/ml ) Dosis : 30-320 mg/hari. Biasanya diberikan 3 sampai 4 x sehari. Darurat = IV, dosis : 1-3 mg dalam bebrapa menit disetai pemantauan EKG,TD dan tekanan arteri pulmonalis.

Efeksamping : Hipotensi. Gagal ventrkel kiri. Blok AV atau asistol karena hambatan konduksi di nodus AV. Penghentian mendadak pada pasien angina pektoris memperberat angina dan aritmia jantung dan

menimbulkan infrak miokard akut.

Page 17: Obat-obatan Aritmia

Golongan 3 Nama obat :

Bretilium. Amiodaron. Satolol.

Page 18: Obat-obatan Aritmia

Bretilium Farmakodinamik :

Repolarisasi dan peningkatan kecepatan konduksi pd daerah yang terdepolarisasi dengan cara melepaskan katekolamin.

Mencegah pelepasan NE. Awal pemberian meningkatkan kontraktilitas miokard, ttp dapat menimbulkan

hipertensi ortostatik. Farmakokinetik

A : per oral buruk, karena merupakan ammonium kwarterner. E : IM eliminasi hampir semuanya mml ginjal, tanpa metabolisme. Waktu paruh 9

jam, pasien pada gagal jantung naik menjadi 15-30 jam. Sediaan, dosis, cara pemberian :

Larutan 50mg/ml. Perlu diencerkan menjadi 10 mg/ml. Dosisnya 5-10 mg/kgBB per infuse selama 10-30 menit. Berikutnya dosis diberikan 1-2

jam bila aritmia blm teratasi / 6 jam sekali untuk pemeliharaan.

Page 19: Obat-obatan Aritmia

Pengguanaan terapi : Aritmia ventrikel yang megancam jiwa, yang gagal di obati degnan obat anti-aritmia

seperti lidokain dan prokainamid. Takikardi ventrikel. Fibrilasi ventrikel.

Efeksamping : Hipotensi. Mual dan muntah.

Page 20: Obat-obatan Aritmia

Satolol Farmakodinamik :

Menurunkan automatisasi, karena obat ini merupakan β-bloker. Penghambatan adrenoreseptor-β menurunkan fungsi jantung pada pasien yang

curah jantungnya dipertahankan oleh aktivitas simpatis. Farmakokinetik :

A : cepat per oral. Bioavaelabilitasnya hampir 100%. D : kadar max plasma dicapai 2-3 jam, hanya sedikit yang terikat protein plasma. Waktu

paruh 10-11 jam. E : urin dalam bentuk tak berubah.

Sediaan,disosi,cara pemberian : Aritmia ventrikel 2 x 80-320 mg. Dosis awal 2 x 80mg/hari,bila perlu dosis ditambah tipa 3-4 hari. Keberhasilan terapi dinilai dengan pencatatan EKG selama 24 jam degnan stimulasi

ventrikel terprogram.

Page 21: Obat-obatan Aritmia

Penggunann terapi : Obat utama pada aritmia ventrikel yang maligna. Takikardi supraventrikular paroksisimal. Fibrilasi atrium.

Efeksamping : Gagal jantung ( 1% ). Proaritmia ( 2,5% ). Bradikardi ( 13% ).

Page 22: Obat-obatan Aritmia

Golongan 4 ( antagonis kalsium ) Nama obat :

Verapamil. Diltiazem.

Obat lainnya : Digitalis ( digoxin ). Magnesium. Adenosin.

Page 23: Obat-obatan Aritmia

Verapamil dan diltiazem

Farmakodinamik : Efek elektro kardiografi : memperlambat kecepatan ventrikel pada fibrilasi atrium dan

meningkatkan interval PR. Efek eltrofisologi : memperlambat pembentukan imupuls di nodus SA, menurunkan

kecepatan depolarisasi fase 4 di serabut purkinje. Menurunkan kecepatan konduksi nodus AV dan memperpanjang massa refrakter

fungsiolanal nodus AV. Framakokinetik :

A : kira-kira 7 jam. M : dimetabolisme di hati setelah pemberian oral, bioavaelabilitasnya hanya 20%.

Indikasi : Aritmia.

Kontraindikasi : Pasien hipertensi, gagal jantung berta, sindrom sinus, WPW sindrom dan takikardi

ventrikel.

Page 24: Obat-obatan Aritmia

Efeksamping :

Saluran cerna : konstipasi. Pada pasien degnan WPW dan FA : meningkatkan frekuensi denyut ventrikel. Pada pasien degnan takikardia vetrikel : hipotensi berat atai fibrilasi ventrikel.

Dosis : Verampamil : 5-10 mg IV selama 2-3 menit. Diltiazem : 60-90 mg tipa 6 jam untuk pencegahan PSVT.

Interaksi : Verampamil + beta bloker /digitalis menimbulkan bradikasrdi/ blok AV yang nyata. Verampamil/diltiazem + reserpin/metildopa mendepresi sinus

memperhebat bradikardi sinus.

Page 25: Obat-obatan Aritmia

Digitalis ( digoxin ) Farmakodinamik :

Menghambat aliran kalsium di nodus AV dan aktivasi aliran kalium yang diperantarai asetilkolin di atrium.

Efek tidak langsung hiperpolarisasi, pemendekan potensial aksi atrium, dan peningkatan masa refrakter di nodus AV mengakhiri aritmia pada nodus AV dan mengendalikan denyut ventrikel pada FA.

Farmakokinetik : A : absorbsi baik dalam tubuh. D : distribusi luas dalam jaringan termasuk SSP. M : di hati. E : ginjal dan usus feses.

Indikasi : Fibrilasi atrium pada gagal jantung. Ventrikel takikardi.

Kontraindikasi : Bradikardi, blok AV drajat 2 & 3, WPW, hipokalemia, kardiomiopati, obstruksi hipertrofik.

Page 26: Obat-obatan Aritmia

Efeksamping : Henti jantung

Dosis : 0,125 mg- 0,25 mg.

Interaksi : Digitalis + kalium mengurangi efek digitalis terutama toksik. Digitalis + kalsium aritmia. Digitalis + magnesium perubahan elektrolit tubuh.

Page 27: Obat-obatan Aritmia

Adenosin Farmakodinamik :

Mengaktifkan aliran ion kalium yang sensitive asetilkolin di atrium, sinus dan nodus AV menghasilkan pemendekan lama potensial aksi, hiperpolarisasi dan perlambatan otomatisasi normal.

Menghambat efek elektrofisologi AMP siklik yang meningkat karena stimulasi simpatis dapat menurunkan aliran ion k+ memperpanjang masa refrakter nodus AV.

Farmakokinetik : A : absorbsi T ½ dalam beberapa detik. D : transport aktif kedalam semua sel. M : dimetabolisme oleh enzim DA minase menjadi metabolit tidak aktif.

Indikasi : Takikardi ventrikel, PSVT

Efeksamping : Asistol sementara, muka merah, pernafasan sinkat atau dada seperti terbakar. Jarang : sakit kepala, hipotensi, mual dan kesemutan.

Dosis : pemberian secara bolus intravena 6 mg, bila perlu dengan dosis 12 mg.

Page 28: Obat-obatan Aritmia

REFF : BUKU FARMAKO UI DAN BUKU IPD UI, INTERNET