Ari
-
Upload
ari-kurniasari -
Category
Documents
-
view
235 -
download
9
Transcript of Ari
1. Restorasi rigid: restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model
cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan; dilakukan lebih dari satu kali
kunjungan karena pada kunjungan pertama dibuat di laboratorium, kemudian kunjungan
berikutnya pemasangan; terbuat dari bahan yang rigid/keras; biaya ebih mahal daripada
restorasi plastis dan sebelum dipasangkan kedalam kavitas restorasi rigid pasien ditumpat
sementara untuk melindungi pulpa.
2. Inlay: restorasi rigid yang diletakkan diantara cups untuk memperbaiki gigi yang rusak dari
ringan sampai sedang yaitu tidak merusak keseluruhan mahkota (porselen, komposit, emas)
dan kerusakan melibatkan sebagian cups.
3. Onlay: rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih cups; dilakukan apabila
morfologi mengalami perubahan akibat restorasi sebelumnya/karies; apabila pada gigi
indikasi inlay/onlay namun diberi tumpatan direk dikhawatirkan gigi akan pecah karena
tidak kuat menahan beban kunyah.
4. Karies sekunder: karies yang terjadi pada tepi restorasi karena kebocoran tepi pada kavitas
dan tambalan dan preparasi kavitas yang kurang baik; menyebar di dalam/ditepi restorasi
karena terjadi akumulasi debris pada tepi restorasi; disebut juga restorasi rekurent karena
tumpatan bocor sehingga bakteri mudah masuk.
5. Kelas II: kavitas/ karies proksimal gigi geligi posterior untuk rahang atas MO dan rahang
bawah MOD
STEP 2 (Menetapkan Permasalahan)
1. Kondisi seperti apa yang menyebabka karies sekunder?
2. Bagaimana gambaran klinis dan penatalaksanaan karies sekunder?
3. Apa saja pertimbangan dokter gigi menyarankan restorasi rigid?
4. Sebutkan macam-macam restorasi rigid beserta definisi!
5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid?
6. Jenis restorasi rigid apa yang sesuai skenario?
7. Bahan-bahan apa yang digunakan padarestorasi rigid?
8. Bagaimana desain preparasi klas II MO dan bagaimana tahap preparasi?
STEP 3
1. Penyebab karies sekunder:
- Preparasi kavitas yang kurang benar
- Perbedaan koefisien thermal antara bahan, email dan dentin
- Adanya daerah kelembapan
- Permukaan tumpatan kasar sehingga debris mudah melekat
- Terjadinya tumpatan overhanging
- Pecahnya tumpatan
2. Gejala klinis dan penatalaksanaan karies sekunder
Gejala klinis karies sekunder dan karies primer pada dasarnya sama, perbedaan terjadi pada proses
terjadinya, dimana pada karies sekinder terjadi setelah dilakukan restorasi (post operative)
Penatalaksanaan pada karies sekunder adalah dengan membersihkan daerah karies sekunder dan
memperbaiki tumpatan sebelumnya.
3. Pertimbangan restorasi rigid
Karies meluas yang melibatkan cups sehingga diperlukan restorasi rigid untuk mengimbangi daya
kunyah
4. Macam-macam restorasi rigid beserta definisi
- Inlay: restorasi rigid yang dilakukan pada gigi yang melibatkan sebagian cups
- Onlay: rekonsrtuksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih cups
- Veneer: permukaan gigi yang dilapisi oleh bahan yang menyerupai gigi; diindikasikan pada
gigi yang mengalami perubahan warna sehingga tidak sama dengan gigi asli atau gigi
sebelahnya
- Full crown: menyelubungi seluruh mahkota
- Mahkota pasak: diberikan pada gigi yang sudah mengalami perawatan saluran akar serta
sebagian besar mahkota klinis sudah rusak dan retensi berasal dari saluran akar
5. Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid
A. Inlay
Indikasi:
- Menggantikan tambaan yang lama
- Kavitas kecil yang melebar ke proksimal
- Mengembalikan estetik pada gigi posterior
- Memerlukan kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
- Menghindari deposit makanan
- Karies yang lebar dan dangkal
Kontraindikasi:
- Frekuensi karies tinggi
- OH jelek
- Pasien dengan kebiasaan bruxism
B. Onlay
Indikasi
- Kerusakan posterior masih terdapat dinding lingual maupun bukal
- Karies interproksimal gigi posterior dan fraaktur tonjol
- Abrasi gigi posterior yang luas
- Mengganti gigi posterior yang rusak
- Posterior yang mengalami tekanan yang kuat
Kontraindikasi
- Dinding bukal, lingual rusak
- OH buruk insidensi karies tinggi
- Mahkota pendek
- Kavitas yang kecil
C. Veneer
Indikasi
- Fraktur sebagian mahkota
- Mahkota mengalami perubahan warna
- Kelainan bentuk gigi
- Gigi atrisi, abrasi dan erosi yang berat
Kontraindikasi
- Pasien OH buruk
- Gigi tambalan yang besar
- Pasien dengan usia < 10 tahun karena tanduk pulpa tinggi
- Mahkota klinis pendek
D. Full Crown
Indikasi
- Merupakan pilihan terakhir
- Karies yang sangat luas
- Mahkota klinis pendek
Kontraindikasi
- Pasien dengan OH buruk
E. Mahkota pasak
Indikasi
- Gigi yang tidak dapat ditumpat
- Kehilangan cups
- Jaringan periodontal rusak
- Akar gigi masih bagus karena untuk retensi
- Gigi antagonis bagus agar tidak mengiritasi
- Retensi bagus karena akan menerima beban berat
Kontraindikasi
- Karies pada gigi yang belum meluas pada pit dan fisure
- Terjadi kerusakan jaringan periodontal
- Tidak ada gigi antagonis
- Kondisi gigi crowded
- Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota
- Resorbsi processus alveolaris > 1/3
- Akar pendek
- Kelainan jaringan periapikal
- Diniding saluran akar tipis
6. Jenis restorasi rigid pada skenario
Inlay karena pada skenario dapatdiketahui bahwa keadan kinis gigi pasien yaitu karies sekunder
pada sisi proksimal yang menghadap bukal dan melibatkan sebagian cups, dan pada kasus skenario
terjadi pada gigi 24 dimana pada gigi tersebut membutuhkan faktor estetik karena ada beberapa
pasien yang apabila tersenyum gigi premolar tampak serta gigi masih vital dan belum mencapai
pulpa.
7. Bahan restorasi rigid
Bahan restorasi rigid terdiri dari logam (emas) dan non logam (porselain dan keramik)
Emas: terdiri dari 60% alloy emas dan 20%emas murni
Porselain: warna dapat disesuaikan dengan warna gigi sehingga estetis baik, toleransi jaringan
sekitar baik namun ketahanan terhadap beban yang terlalu keras kurang/ketahanan rendah dan
proses pembuatan sulit
8. Desain dan tahap preparasi kavitas kelas II MO
Desain kavitas
Pada skenario dapat diketahui bahwa pasien sebelumnya pernah ditambal dengan komposit dan juga
terjadi karies sekunder, sehingga pada pasien tersebut memerlukan desain kavitas yang lebih luas
dari desain kavitas sebelumnya. Pembuata dovetail dapat dilakukan pada bentukan fisure di sisi
yang satunya dangan mengikuti bentukan fisure dan boks proksimal dibuat lebih melebar.
Tahap preparasi Kavitaskelas II MO
Outline form
Secara umum outline form inlay klas II sesuai dengan outline kavitas untuk amalgam kelas
II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence form, retention form, extention for
prevention dan convenience form nya
Preparasi dinding oklusal
-melakukan preparasi dengan mengikuti bentukan outline form yang telah dibuat sedalam 2-2,5 mm
dengan menggunakan “tapered fissure flat end”
-membentuk dinding kavitas divergen 3-5 derajat ke arah oklusal. Tidak ada undercut dan line angle
dibuat tajam
Preparasi bidang proksimal
-Melanjutkan preparasi bagian oklusal ke arah proksimal sampai batas daerah yang mudah
dibersihkan (interdental papila)
-Membentuk dinding bukal dan lingual divergen 3-5 derajat ke arah oklusal
-Membuat dinding gingiva sampai batas papila interdental, datar, tegak lurus dengan sumbu gigi ( -+
2mm diatas garis servikal)
-Membuat bevel yang membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan pada axio-pulpal line angel
dan permukaan cavo surface enamel margin
-Dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal bebas kontak sebesar ujung sonde
-Menghaluskan semua bidang preparasi menggunakan finishing bur
-Membuat cetakan percobaan pada malam tuang untuk melihat apakah hasil preparasi sudah baik
atau belum
Cara mencetak percobaan
full crown
Inlay Onlay Veneer Mahkota pasak
Karies/Kavitas
Restorasi
Pemilihan Bahan
Indikasi dan kontraindikasi
Kelebihan dan Kekurangan
Tahap Pekerjaan
Rigid Plastis
-memanaskan malam tuang diatas api sampai lunak (jangan sampai meleleh) kemudian memilinnya
sampai panjang dan lurus
-selanjutnya menekan malam tersebut kedalam kavitas sampai menutupi seluruh kavitas dan
permukaan oklusal gigi. Pada saat menekan mengusahakan supaya searah dengan sumbu gigi
Tumpatan Sementara
Trial Inlay: pada kunjungan kedua, dilihat retensi
-Tumpatan sementara dibongkar
-Trial inlay, memperhtikan adanya tonjolan kecil atau tidak
-Sisa tambalan/undercut dimodifikasi dan dibentuk kembali
STEP 4 (Mapping)
STEP 5 (Menentukan Tujuan Belajar)
LEARNING OBJECTIVE
Mampu menjelaskan restorasi rigid berdasarkan bahan yang digunakan
a) Definisi
b) Indikasi dan kontraindikasi
c) Kelebihan dan kekurangan
d) Tahap pekerjaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Restorasi Rigid
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang kedokteran gigi.
Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi gigi yang rusak atau mengganti gigi
yang hilang, sehingga dapat mengembalikan fungsi kunyah, fungsi bicara, dan fungsi estetika gigi
tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah
menemukan teknik dan bahan untuk merestorasi berbagai kelainan atau kerusakan gigi khususnya
yang berkaitan dengan estetika (T.R. Pitt Ford, 1993 : 61).
Secara garis besar bahan restorasi yang kini beredar dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar berdasarkan keadaan saat akan ditambalkannya, yaitu bahan restorasi plastis dan restorasi non
plastis (rigid). Bahan restorasi plastis ditumpatkan ke kavitas ketika keadaannya masih lunak dan
masih dapat dibentuk, yakni masih dalam keadaan plastis, sebelum bahan tersebut berubah
keadaannya menjadi masa keras dan rigid. Bahan restorasi rigid dibuat di luar mulut dan setelah jadi
baru ditumpatkan ke dalam kavitas. Jenis bahan ini banyak digunakan bagi restorasi ekstrakorona
yang retensinya ditentukan oleh bentuk preparasi kavitas dan dibantu dengan penyemenan (T.R. Pitt
Ford, 1993 : 61).
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya
restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih
mahal untuk pasien
Berlawanan dengan sifat bahan tumpatan plastis yang bisa dimanipulasi selama melakukan
penumpatan, ada sekelompok bahan restorasi yang harus dibentuk dan diselesaikan dahulu diluar
mulut sebelum ditumpatkan ke dalam gigi atau diatas gigi yang telah dipreparasi. Jika restorasinya
cocok dengan kavitas yang telah dipreparasi didalam gigi disebut restorasi intrakorona, sedangkan
jika cocok menutupi gigi yang telah dipreparasi disebut restorasi ekstrakorona. Sifat mekanik yang
sangat baik dari bahan restorasi kelompok ini telah menyebabkan meluasnya pemakaian restorasi
ekstrakorona. Dalam restorasi intrakorona bahan tersebut sedikit digunakan karena dengan bahan
tumpatan plastis pekerjaan bisa lebih mudah, lebih cepat, dan jauh lebih murah. Jika pada gigi
terdapat kavitas yang sangat luas, maka lebih baik menambal kavitas dengan bahan restorasi plastis
yang memperoleh restorasi tambahannya misalnya dari pin, lalu membuat restorasi ekstrakorona
untuk melindungi tonjolnya yang telah lemah. Cara demikian lebih baik daripada membuat restorasi
rigid intrakorona misanya inlay emas yang tidak menyediakan perlindungan yang diperlukan dan
retensinya jelas
tidak memadai (Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Retensi restorasi rigid diperoleh dari bentuk geometric preparasinya, dibantu oleh selapis
tipis semen perekat yang juga berfungsi mencegah bocornya tepi tumpatan atau masuknya bakteri
(Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Bertahun-tahun lamanya bahan yang banyak digunakan untuk restorasi rigid adalah aloi
emas tuang dan kaca keramik atau porselen dental. Kedua bahan ini dalam bentuk modifikasinya
dapat juga dikombinasikan sehingga memiliki estetika yang baik yang disebabkan oleh porselen
dental dan mempunyai kekuatan seperti aloi metalnya, hasilnya adalah restorasi metal keramik atau
sering disebut sebagai mahkota bonded porcelain (Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, resin komposit, porselen
fused to metal dan kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan
tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi
memiliki masalah estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling
unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya, dua
sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu
pembuatan di laboratorium.
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect. Teknik
semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin
komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured
sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid
satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak
marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium
dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan
sementara dan kunjungan berulang.
2.2 Macam-macam restorasi rigid
2.2.1 Inlay
Inlay merupakan tambalan yang berada diantara cups, sehingga ukurannya biasanya tidak
begitu luas. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit, dan kadang-kadang dari emas.
Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal.
Restorasi ini dibentuk di luar mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi
yang telah dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi :- Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar- Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),
misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ RestSeat”, untuk gigi tiruan.
- Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa kepuncak cusp- Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami
kerusakan akibat adanya karies sekunderKontraindikasi :
- Frekuensi karies tinggi- OH pasien jelek- Permukaan oklusal yang berat
Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang besar untuk
mencukupi tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien yang memilki bruxism atau
kebiasaan clenching. Meihat permukaan oklusal dapat menjadi indikasi apakah gigi pasien
bruxism/clenching.
- Ketidakmampuan untuk memeliharanya
Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive dapat
menetralkan berbagai kontraindikasi, adhesive teknik memerlukan real-perfect moisture
control.yang menjamin keberhasilan kliniknya.
- Preparasi subgingival yang tajam
Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi dengan kedalaman
tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan mempengaruhi cetakan dan akan sulit
untuk di selesaikan.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
- Waktu preparasi singkat, dan
- Beberapa gigi dapat dipreparasi dalam 1 visit.
Kekurangan:
- Membutuhkan pekerjaan laboratorium, dan
- Biaya lebih mahal.
Tahap Preparasi
1. Dinding – dinding sejajar dan undercut dihilangkan,
2. Slice pada permukaan proksimal (lurus atau miring sedikit dengan disk atau tappered),
3. Dibuat parit pada 2/3 buccal groove dan 2/3 lingual groove diteruskan ke oklusal,
4. Dibuat sampai daerah self cleansing daerah bawah free gingival margin, dan
5. Tepi proksimal dihaluskan dengan diamond disk.
Inlay Klas I
1. Pemasangan isolator karet
2. Dinding-dinding oklusal harus ditiruskan dari dinding pulpa untuk memungkinkan model
atau bentuk tuangan ditarik kearah oklusal. Seluruh dinding oklusal ditiruskan dari dinding
pulpa kearah oklusal.
3. Email diambil dengan bur No. 170 dan 171 pada kecepatan tinggi. Tujuan pertama adalah
untuk melokasikan tinggi dinding pulpa pada dentin. Sebagai pedoman yang reatif, perlu
dijelaskan bahwa dinding pulpa akan meluas sampai ke dentin yakni tept pada batas
hubungan natara dentin dan email.
4. Persyaratan khusus yang harus diperhatikan untuk preparasi klas I adalah saat menelusuri
lingir tepi distal dan mesial, lingir fungsional dibuat tetap utuh dan tidak melemah.
Penyudutan dinding distal dan mesial dari preparasi adalah penting untuk mempertahankan
ingir tepi.
5. Apabila keries oklusal menyerang dan melemahkan tonjol, regangan preparasi harus
diperluas untuk berakhir pada email yang memiliki dukungan dentin yang baik. Sering
karies oklusal dari molar bawah meluas sampai ke alur bukal, sehingga harus disertakan di
dalam regangan preparasi. Apabila hal ini diperlukan, alur oklusal diakhiri pada permukaan
bukal dengan bur No.170.
6. Apabila penetrasi karies meluas sampai melebihi kedalaman normal yang diperlukan untuk
preparasi dan merupakan penyebab rusaknya pulpa, basis merupakan indikasi. Tanpa
mempersoalkan penetrasi karies, preparasi ditempatkan pada lokasi kedalaman yang ideal.
Demikian juga email yang tidak mempunyai dukungan, harus dibuang. Pada akhir preparasi
ini, karies sisa lainnya dibuang dan dirawat.
Inlay Klas II
A. Outline form
Secara umum outline form inlay klas II sesuai dengan outline kavitas untuk amalgam kelas
II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence form, retention form, extention for
prevention dan convenience form nya
B. Tahap preparasi kavitas
Preparasi dinding oklusal
- melakukan preparasi dengan mengikuti bentukan outline form yang telah dibuat sedalam 2-
2,5 mm dengan menggunakan “tapered fissure flat end”
- membentuk dinding kavitas divergen 3-5 derajat ke arah oklusal. Tidak ada undercut dan
line angle dibuat tajam
Preparasi bidang proksimal
- Melanjutkan preparasi bagian oklusal ke arah proksimal sampai batas daerah yang mudah
dibersihkan (interdental papila)
- Membentuk dinding bukal dan lingual divergen 3-5 derajat ke arah oklusal
- Membuat dinding gingiva sampai batas papila interdental, datar, tegak lurus dengan sumbu
gigi ( -+ 2mm diatas garis servikal)
- Membuat bevel yang membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan pada axio-pulpal line
angel dan permukaan cavo surface enamel margin
- Dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal bebas kontak sebesar ujung sonde
- Menghaluskan semua bidang preparasi menggunakan finishing bur
- Membuat cetakan percobaan pada malam tuang untuk melihat apakah hasil preparasi sudah
baik atau belum
Cara mencetak percobaan
- memanaskan malam tuang diatas api sampai lunak (jangan sampai meleleh) kemudian
memilinnya sampai panjang dan lurus
- selanjutnya menekan malam tersebut kedalam kavitas sampai menutupi seluruh kavitas dan
permukaan oklusal gigi. Pada saat menekan mengusahakan supaya searah dengan sumbu
gigi
Cara menilai hasil cetakan percobaan
- hasil cetakan halus dan tidak ada undercut
- channel, dovetail dan bevel terlihat
2.2.2 Onlay
Onlay merupakan modifikasi dari MOD inlay dimana telah terjadi kerusakan mengenai
lebih dari 1 cups atau lebih dari 2/3 dataran oklusal. Biasanya lebih luas dari inlay dan menutupi
salah satu atau lebih tonjol gigi tersebut.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi:
- Abrasi gigi posterior yang luas
- Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian bukal dan lingual masih
sehat
- Memperbaiki fungsi oklusi
- Lebar ishtmus telah melebihi sepertiga jarak antar cups
- Mahkota klinis masih tinggi
- Untuk restorasi posterior pasca perawatan saluran akar dengan dinding bukal dan lingual
masi utuh.
- Sebagai pengganti restorasi amalgam yang rusak
- Sebagai restorasi karies interproksimal gigi posterior
Kontraindikasi :
- Dinding bukal dan lingual rusak
- Mahkota klinis yang pendek
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
1. Menutpi sebagian / seluruh permukaan oklusal sehingga memperbaiki fungsi oklusi
(anatomis dan fungsi)
2. Tekanan oklusal onlay bisa di teruskan merata ke jaringan gigi.
3. Tekanan pada onlay lebih menyatu
4. Mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingiva
Tahapan Pekerjaan:
1. Pemasangan isolator karet
2. Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang digunakan adalah
bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan tinggi.
3. Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan email-dentin yang
sehat.
4. Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan
bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu
gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi.
Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan
kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
5. Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan
cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada
pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding
email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi
gingiva. Preparasi dibuat miring 10o terhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide kecepatan
tinggi.
6. Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan bur ukuran
medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies telah dibuang, periksa kembali untuk
memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan
semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang
dikehendaki.
7. Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur pengakhir kecepatan
rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di
tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan
gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi
dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas.
Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya
tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan undercut,
mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan
tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson
halus dan kuncup dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan meningkatkan
kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis. ( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
8. Finishing
Hasil preparasi diperiksa dalam keadaan kering dan pencahayaan baik sehingga dapat dilihat
langakah sudah tepat atau belum. Hasil preparasi mempunyai kemiringan antar dinding sebanyak 6-
10 derajat. Jika ada undercut atau keleihan haris diperbaiki. Penghalusan dilakukan dengan poin
atau roda caret abrasif.
Permukaan dalam kavitas yang kasar akibat bur intan silindris, dihaluskan dengan bur
pengakhir dalam kecepatan tinggi yaitu bur tungsten carbide dan bur baker curson.
9. Pencetakan gigi
Mula-mula membuat dahulu cetakan akurat dari gigi yang telah dipreparasi dalam lengkung
giginya untuk membuat model bagi pembuatan restorasinya. Untuk itu biasanya diperlukan suatu
sendok cetak khusus, yang pada umumnya dibuat dari resin akrilik pada model studi, sebelum
pasien dijanjikan untuk preparasi gigi. Biasanya pencetakan dilakukan dengan memakai bahan
cetak elastomer seperti bahan vynil polysiloxane, karena keelastikan dan kestabilannya yang baik.
10. Prosedur Laboratorium
Hasil cetakan diisi oleh gips keras untuk die sampai sebatas 2 mm dari tepi gingiva ke arah
apeks. Kemudian hasil pengecoran dikirim ke laboratorium untuk dibuatkan onlay jadinya.
11. Percobaan pada pasien
Kontak aproksimal harus diperksan dan disesuaikan sebelumnya. Pas tidaknya restorasi
harus dinilai jika banyak kekurangan pembuatan onlay harus diulang sedangkan jika belebihan
dapat di potong dan disesuaikan. Sebelum penyemenan restorasi di poles kembali.
BAB III. PEMBAHASAN
(Step 7)
3.1 Inlay/Onlay Logam
Indikasi:
- Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai ke aproksimal
- Sebagai penyangga bridge- Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar
meskipun masih dangkal- Pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,- Pada kasus kasus dimana di perlukan :- Perlindungan terhadap jaringan periodontal- kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga- menghindari terjadinya penimbunan sisi makanan- untuk menambah tambalan padakelas IV- Bila keadaan sosial ekonomi pasien mengijinkan
Kontraindikasi:
- Kebersihan rongga mulut yang jelek- Pada pasien dengan insident karies yang tinggi- Pada pasien muda dibawah 10 tahun
Kelebihan
- Memiliki kekuatan tarik dan tekan yang besar
- Tidak mudah mengalami keretakan
Kekurangan
- Estetik kurang karena warna tidak sesuai warna gigi
Tahap Pekerjaan restorasi rigid logam :
Inlay Logam Direct
Kunjungan pertama
1. Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan bur
fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan
bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
2. Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai dicapai
pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah bukopalatal.
3. Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan
dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol merupakan daerah
yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan
dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa
ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang
benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
4. Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus di
dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan membuang
dentin karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin
telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi
dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur
runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan
terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway merupakan hal yang
sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran
ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari
karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat,
hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
Pembersihan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang,
periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut padadaerah pertautan email-
dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial, maka
undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada
tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
5. Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk
memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di
daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan
dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak
diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi
baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan
undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung.
Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan
menigkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
6. Pelapikan
Setelah preparasi selesai, meletakkan pelapik semen pada dinding aksial kavitas terutama
dikavitas yang dalam. Selain itu pelapikan akan sekaligs menghilangkan undercut yang mungkin
ada dan mengurangi badan tuang yang tidak perlu. Bahan pelapik yaitu ZEO, yang cepat mengeras,
SIK, semen seng fosfat dan semen polikarboksilat. Pelapik semen kalsium hidroksida tidak cocok
digunakan disini karena semen akan terelepas saat percobaan pola malam
- Semen diaduk pada glass plate sampai kental.
- Sejumlah kecil semen diambil dengan ujung sonde dan diletakkan di dinding aksial
kavitas
- Semen dipadatkan pada dinding tadi dengan instrumen penghalus berbentuk buah pir
yang diolesi dahulu dengan bahan separator yang cocok (alkohol 10% untuk semen OSE
atau spirtus bagi semen yang lain)
- Kelebihan semen dibuang dengan eskavator tajam sebelum mengeras
7. Pola malam
Kavitas dilapisi selapis tipis bahan separator misalnya microfilm (Kerr, Romulus, Michigan,
Amerika Serikat). Ujung malam inlay untuk penggunaan klinik dipanaskan perlhan-lahan diatas api
bunsen. Ketika malam melunak, malam dimanipulasi oleh jari operator. Ujung malam dipotong dan
diletakkan diatas jari operator dan lewatkan sebentar diatas nyala api sebelum dibawa ke rongga
mulut dan ditekankan masuk kavitas, ditekan sampai malam mendingin. Pola malam kemudian
diangkat dengan menusukkan sonde atau instrumen plastis datar pada kelebihan malam di ridge
tepi. Permukaan dalam pola malam diperiksa. Jika pola malam sudah baik, dikembalikan lagi
kedalam kavitas.
Tahapan selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam. Sprue terbuat dari kawat
bulat lurus berdiameter sekitar 1mm dan panjang 15mm. Sprue dipanaskan dan setelah ditambah
selapis malam inlay disekelilingnya, sprue ditusukkan ditengah pola malam dan dibiarkan sampai
dingin. Sprue berfungsi sebagai pegangan untuk menarik pola malam dari kavitas dan untuk
membentuk saluran tempat mengalirnya logam setelah pola ditanam dan spruenya diangkat
8. Tumpat sementara
Setelah itu kavitas ditumpat dengan restorasi sementara. Selama menunggu selesainya restorasi,
restorasi sementara dapat dipasang dengan tujuan untuk:
1. Mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi
2. Mencegah penetrasi bakteri pada dentin yang baru dipotong yang bisa membahayakan pulpa
3. Memugar oklusi gigi dan mencegah over erupsi dan bergesernya gigi
4. Mencegah kerusakan sisa gigi seperti tonjol yang mungkin bisa fraktur
5. Memugar kontak aproksimal sehingga dapat mencegah terselipnya makanan diantara gigi
yang bisa merusak jaringan periodonsiumnya
6. Memugar penampilan
Bahan untuk restorasi sementara hendaknya mudah digunakan, efektif, tidak iritan, dan
murah harganya. Sementara berbagai restorasi sementara siap pakai mudah diperoleh, yang paling
baik adalah membuat restorasi sementara sendiri dengan cetakan alginate sebelum preparasi sebagai
mold. Tuangkan bahan restorasi secukupnya pada pengaduk kertas, lalu tambahkan katalis dalam
jumlah yang sesuai. Bahan tersebut diaduk dengan sempurna lalu masukkan ke cetakan gigi dengan
instrument plastis datar, hati-hati jangan sampai ada udara yang terjebak. Cetakan dicetakkan
kembali ke gigi dan tahan sampai bahan cetak menjadi elastic dan tidak dapat diubah-ubah. Cetakan
dibuka dan periksa restorasinya apakah ada udara yang terjebak. Restorasi sementara biasanya
mempunyai kelebihan diatas region gingival dan gigi sebelahnya. Kelebihan tersebut dibersihkan
dengan hati-hati menggunakan instrument plastis datar dan restorasi biasanya akan keluar dari gigi
yang dipreparasi bersama-sama dengan kelebihannya, tetapi hati-hati jangan sampai merusak
restorasi yang belum mengaras sempurna.restorasi sementara harus diangkat dari gigi selama
keadaannya masih elastic untuk mencegah terjebaknya restorasi, kemudian dibiarkan mengeras;
pengerasan dapat dipercepat dengan mencelupkannya pada air panas . kelebihan bahan pada
mahkota sementara didaerah tepi gingival atau dibawah kontak aproksimal dibuang setelah keras,
paling baik dengan disk ampelas dengan kekasaran medium, lalu restorasi dicpbakan pada gigi.
Setiap kelebihan di daerah gingival harus dibuang agar tidak menyebabkan iritasi pada jaringan
gingival setalah dipasang. Oklusi dicek dan keprematuran oklusi antar tonjol dan dalam gerak
mandibula lateral dan protusi diperiksa dengan kertas artikulasi dan dihilangkan;hampir tak dapat
dihindarkan pasti ada keprematuran di oklusal yang harus dibuang. Restorasi jangan sampai sama
sekali tidak ada oklusi karena bisa timbul overerupsi.
Andaikata ada bagian gigi yang hilang sebelum preparasi, teknik ini masih dapat digunakan.
Pertama-tama buatlah dahulu cetakan alginate sebelum gigi dipreparasi. Setelah cetakan diangkat
dari mulutalginat didaerah sasaran diambil dengan eskavator lebar baru kemudian dibuat konstruksi
restorasi sementaranya. Jika restorasi sementara sedikit lebih besar sebagai akibat terlalu banyaknya
pengambilan alginate, kelebihan tersebut dapat dengan mudah dikoreksi kembali ampai bentuknya
benar dengan disk ampelas. Metode lain adalah memugar defek pada model studi dengan malam,
masahi model dengan air, buat cetakannya dan buat mahkota sementaranya seperti yang telah
diuraikan sebelumnya.
Setelah restorasi sementaranya dibetulkan, permukaannya dihaluskan menggunakan bur
roda karet sebelum disemenkan dengan penyemenan sementara Zn.O-eugenol. Semen biasanya
disajikan dalam kemasan dua pasta. Masing-masing pasta dalam jumlah yang sama diadukan di
kertas pengaduk yang disediakan. Semen kemudian dilapiskan pada permukaan dalam restorasi
dengan instrument plastis datar, kemudian dimasukkan ke gigi pada posisi yang tepat dan semen
dibiarkan mengeras serta kelebihan semen dibuang dengan eskavator. Membuang kelebiahn semen
di interprosimal dengan benag gigi sangat penting dilakukan karena akan mencegah timbulnya
iritasi pada jaringan gingival.
Pada kunjungan berikut, restorasi sementara dapat diangkat dengan mudah denmgan
menempatkan pahat di tepi gingival, mendorongnya kearah gigi untuk mengangkat puncaknya
kearah belakang preparasi champer dan putar pegangannya. Dengan cara ini, semen pelekat dapat
dilepaskan secara efektif, dan mahkota akan lepas. Kelebihan semen yang tersisa dibuang dengan
eskavator dan kapas sebelum restorasi dicoba.
Restorasi sementara normalnya bertahan beberapa minggu tetapi sebagian bahkan dapat
bertahan lebih lama. Jika restorasi sementara tipis dan menjadi sasaran beban oklusal yang berat,
restorasi tersebut dapat pecah dalam kurun waktu yang tidak lama. Keprematuran oklusal dapat pula
menyebabkan hilangnya retensi atau fraktur (Ford, 1993).
Prosedur laboratorium
Sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form, ditutup dengan bumbung tuang lalu
dituangi dengan bahan investmen dan dibiarkan mengeras. Jika telah mengeras, cone-shaped form
dan sprue diangkat dengan pinset. Bumbung tuang kemudian diletakkan dalam pembakaran
(temperatur bumbung tuang dalam pembakaran mencapai 7000C yang dinaikkan perlahan-lahan)
sampai malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar habis lalu logam cair dicorkan dan
dibiarkan mengeras. Ketika masih panas bumbung tuang dicelupkan kedalam air sehingga
investmen akan pecah dan mudah dibuka. Sprue dipotong, biasanya disisakan sedikit sebagai
pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas. Inlay direk yang kecil biasanya tidak dipoles sampai
dicobakan di dalam mulut (Kidd, 2000).
Kunjungan Kedua
Restorasi sementara dibuka dan kavitas dibersihan serta diperiksa dari sisa-sisa tambalan
sementara. Untuk sebagian besar inlay kecil dianjurkan memakai isolator karet agar bila terjatuh
tidak ada resiko tertelan (Kidd, 2000). Sebelum dicobakan kedalam kavitas, permukaan dalam inlay
harus diperiksa dengan teliti memakai alat pembesar. Kemudian inlay dicobakan kedalam kavitas.
Jika restorasinya telah pas, tepi inlay diburnis dengan burnisher tangan dengan gerakan dari inlay ke
gigi. Suatu daerah tepi yang tampak terlalu tebal dapat dikurangi dengan finishing bur baja bulat
dan kecil atau dengan stone putih low speed. Jika telah ditipiskan, logam dapat diburnis kembali.
Tepi inlay dipoles dengan poin karet pumis dan caret. Kemudian inlay diangkat dan sprue dipotong
dengan disk karborondum dan sisa permukaan dipoles dengan roda karet abrasif. (Kidd, 2000)
Kavitas lebih dahulu dicuci, diisolasi dan dikeringkan untuk penyemenan dalam kavitas.
Semen yang digunakan adalah semen ionomer kaca. Campuran semen dilapiskan ke permukaan
dalam inlay lalu ke dinding-dinding kavitas. Inlay kemudian dimasukkan dan tekan dengan
burnisher yang diletakkan di tengah-tengah inlay. Setelah itu gulungan kapas diletakkan di
permukaan oklusal dan pasien diminta menggigit keras-keras sehingga inlay terdorong ke posisi
yang tepat dan mengurangi ketebalan semen perekat. Permukaan oklusal dipoles dengan pasta
pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikuti oleh whiting pada but caret supaya kemengkilatan
sempurna.
Inlay Logam Indirek
Teknik preparasi inlay logam indirek sama dengan inlay logam direk, yang membedakan
keduanya adalah pada proses pencetakan. Pencetakan pada inlay logam indirek menggunakan bahan
cetak elastomer. Cetakan dari rahang antagonis dibuat dengan alginat. Syarat penting dari cetakan
adalah semua permukaan oklusal gigi tercetak tanpa gelembung udara sehingga model atas dan
bawah bisa diartikulasikan dengan benar (Kidd, 2000).
Rekaman hubungan antaroklusal dibutuhkan jika cukup banyak gigi yang
beroklusi. Tapi jika oklusi diragukan, bisa dibuat rekaman antaroklusal yang baik pada posisi
intercuspal, dengan menggunakan malam yang dilunakkan dengan pemanasan dan digigitkan.
Bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik oleh karena itu permukaan gigi yang dipreparasi harus
kering. Gigi diisolasi dengan kapas serta bisa menggunakan saliva ejector. Rincian permukaan
oklusal dari seluruh cetakan harus diperiksa karena lubang kosong akibat gelembung udara nantinya
akan terisi gips dan menghalangi oklusi model (Kidd, 2000).
3.2 Inlay/Onlay Resin Komposit
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
- Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin email
- Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika
mempertimbangkan segi estetik
- Restorasi yang tidak menyediakan seluruh kontak oklusal
- Restorasi yang tidak memiliki kontak oklusal yang berat
- Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan
- Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat sisa struktur gigi yang melemah
- Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan untuk mahkota
Kontraindikasi
- Gigi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut
- Semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi komposit
- Insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga
- Pasien dengan kebiasaan bruxism
- Ketika terjadi tekanan oklusal yang berat
- Pada restorasi yang meluas ke permukaan akar. Kebanyakan, perluasan ke permukaan akar
dengan restorasi komposit akan terbentuk V-shaped gap (celah kontraksi) di antara akar dan
komposit. Celah ini muncul akibat dari penyusutan polimerisasi komposit lebih besar
daripada initial bond strength komposit terhadap dentin pada akar. V-shaped gap terdiri atas
komposit pada sisi restorasi dan denti yang terhibridisasi pada sisi akar. Efek jangka panjang
dari timbulnya celah tersebut masih belum diketahui
- Pasien yang memiliki kebiasaan grinding atau clenching
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
- Menghasilkan derajat polimerisasi yang lebih tinggi
- Memperbaiki sifat fisik dan ketahanannya terhadap kehausan
- Tidak abrasif untuk struktur gigi yang berlawanan
- estetik
- pengurangan struktur gigi secara konservatif (pengurangan struktur gigi minimal)
- mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks/rumit
- ekonomis (bila dibandingkan dengan mahkota dan restorasi gigi secara tidak langsung)
- insulasi
- keuntungan bonding
- microleakage berkurang
- mengurangi terjadinya karies sekunder
- mengurangi sensitifitas post operative
- meningkatkan retensi
- meningkatkan kekuatan struktur gigi yang tersisa
- mudah dipolish
- tidak mengalami diskolorasi
- melekat pada permukaan gigi secara mekanis, yaitu melalui mikropit yang ada pada
permukaan email
Kekurangan
- Kemungkinan besar penggunaannya terlokalisir
- Adanya efek pengerutan polimerisasi (shrinkage polymerisation)
- Tidak diketahuinya biokompatibilitas dari beberapa komponen
- Membutuhkan waktu lebih untuk restorasi
- Elastisitas rendah
- Dapat terjadi fraktur pada marginal ridge
- Adanya beberapa teknik yang sensitive, seperti:
- etching, priming, penempatan bahan adhesif
Tahap pekerjaan resin komposit:
1. Pemasangan isolator karet
2. Warna resin harus dipilih denga menggunakan penuntun warna
3. Preparasi sama seperti inlay logam
4. Tepi cavosurface gingiva harus dibevel untuk meningkatkan mekanisme bonding etsa dan
menghilangkan kelemahan email
5. Bevel cavosurface tidak perlu dibuat sebab ada batang email yang bisa dietsa
6. Sudut garis internal harus dibulatkan untuk mengurangi stres, pada onlay pengasahan tonjol
minimal harus 1,5 mm
7. Sistem inlay direk: mengaplikasikan media separasi (misalnya gliserin atau larutan agar) ke
gigi yang dipreparasi. Tambalan gigi kemudian dibentuk, disinar dan diambil dari kavitas
inlay. Inlay kasar ini kemudian disinar lagi selama 6 menit atau dipanaskan samapi 1000C
selama 7 menit.
8. Sistem inlay indirect: menggunakan cetakan dan kemudian model dikerjakan di
laboratorium. Selain pengerasan dengan sinar konvensional dan panas, pemprosesan
laboratorium menggunakan pemanasan dan tekanan (1400C atau 2840F/85 psi selama 10
menit) untuk polimerisasinya. Pemanasan dan tekanan ini biasanya digunakan untuk resin
pasimikro yang homogen, yang dianggap mempunyai kandungan pasi lebih tinggi, pori-
porinya lebih sedikit, dan stabilitas warnanya lebih baik daripada versi yang diaktifkan sinar.
9. Jika preparasi sudah mendekati pulpa perlu diaplikasikan selapis Ca(OH)2 yang cepat
mengeras pada daerah didekat pulpa. Semua dentin harus ditutup dengan pelapik semen
ionomer kaca yang berfungsi sebagai pelindung pulpa dan untuk adhesi bagi resin.
10. Kemudian kavitas dietsa
Pada umumnya etsa dipasok dalam bentuk gel agar peletakan bahan dapat lebih
dikendalikan. Selama peletakan usahakan agar gelembung udara antara kedua bahan tidak
masuk karena jika ada gelembung udara daerah tersebut tidak dapat teretsa. Setelah dietsa,
asam harus dibilas dengan air selama 20 detik, kemudian enamel dikeringkan. Tanda
keberhasilan etsa tampak pada permukaan enamel yang berwarna putih salju. Enamel ini
harus dijaga agar tetap kering sampai resin diletakkan, tujuannya untuk membentuk ikatan
yang baik. Kontak dengan saliva atau darah misalnya, walaupun hanya sebentar dapat
menghalangi pembentukan resin tag yang efektif dan mengurangi kekuatan ikatan. Jika
terjadi kontaminasi, kontaminan harus segera dibersihkan, enamel dikeringkan serta dietsa
kembali selama 10 detik (lebih singkat dari waktu etsa awal).
11. Teknik Primer
Primer harus diaplikasikan pada semua struktur gigi yang dipreparasi dengan
menggunakan microbrush atau applicator. Pabrik akan menentukan lama aplikasi bahan
primer serta lama penyinaran. Apabila sudah dilapisi dengan primer maka dentin seharusnya
mengkilap secara rata, dan jika terdapat bagian yang kering maka harus diberi lapisan
primer lagi.
12. Penempatan Adhesif
Jika sistem bonding tidak menyatukan primer dan adhesive, maka bonding adhesive
diaplikasikan. Microbrush atau applicator digunakan untuk mengaplikasikan bahan adhesive
semua bagian atau struktur gig yang telah di etsa dan di primer. Harus diperhatikan agar
bahan adhesive tidak mengalir ke bagian yang lain. Apabila sudah diaplikasikan, bahan
adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran cahaya. Setelah polimerisasi material komposit
akan terikat secara langsung dengan bahan adhesive tersebut.
13. Self cured atau light cured komposit dapat diinsersi dengan instrument tangan atau syringe.
Komposit self-curing jarang digunakan untuk restorasi klas V karena light-curing
mempunyai banyak kelebihan dibanding self-curing. Diusapakan campuran komposit self-
cured pada preparasi dengan menggunakan instrument tangan sambil vibrasi. Ujungnya
dapat dilubrikasi dengan bonding adhesive. Biasanya prosedur ini dilakukan dua kali supaya
preparasi terisi penuh atau lebih. Kemudian eksesnya dibersihkan dimulai dari gingival
cavosurface margin dengan menggunakan eksplorer NO. 2 atau dengan menggunakan blade
pada instrument komposit, seterusnya pada bagian struktur gigi yang tidak dipreparasi,
gingival dan terakhir pada bagian yang dipreparasi. Jika komposit mulai mengeras, maka
konturing harus dihentikan.
Material light-cured direkomendasikan umumnya untuk preparasi klas V disebabkan oleh
working time yang lebih lama dan kontur yang dapat dikontrol sebelum terjadi polimerisasi.
Hal ini sangat berguna pada restorasi dengan preparasi yang besar atau pada preparasi
dengan merginnya yang terletal pada cementum, karena instrument rotasi dapat merusakan
struktur gigi.
14. Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi.Sedangkan polishing
digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera
setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah
pengerasan awal. (Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3)
3.3 Inlay/Onlay Porselen
Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan dalam (pit surface) yang
dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay ini disemenkan dengan semen komposit terhadap
email yang sudah dietsa atau ke basis semen ionomer kaca yang dietsa. Jadi, desain retentif dari
kavitas kurang penting dibandingkan untuk inlay logam tuang konvensional. Disini karies dan
restorasi yang lama harus dibuang, tetapi basis ionomer kaca umumnya dibuat cukup tebal, kadang-
kadang di atas subpelapik hidroksida kalsium, dan berfungsi sebagai pembonding dan penguat
dentin yang masih ada pada tonjol gigi. Inlay atau onlay porselen disini terutama berfungsi untuk
memberikan lapisan permukaan oklusal yang tahan keausan(Sturdevant, 2006; Baum, 1985).
Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada cukup email atau permukaan ionomer kaca
untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik pencetakannya sama untuk logam tuang indirek.
Untuk penyemenan digunakan resin komposit khusus. Inlay dikembalikan dari laboratorium dengan
permukaan dalam yang telah dietsa menggunakan asam hidrofluorik atau hanya dibiarkan kasar
setelah dilepas dari die refraktori dengan cara sandblasting. Gigi diisolasi dengan isolator karet,
inlay sementara dilepas, dan email serta setiap semen ionomer kaca yang membentuk bagian
preparasi dietsa, dicuci dan dikeringkan.
Resin kemudian diaplikasikan menurut petunjuk pabrik. Pada pemakaian beberapa semen
perekat reaksi pengerasan bisa dipercepat dengan penyinaran dan reaksi pengerasan akan berlanjut
secara kimia. Kelebihan semen akan lebih mudah dibersihkan pada saat semen belum mengeras
sempurna. Jika semen sudah mengeras, isolator karet dilepas dan oklusi dicek dengan kertas
artikulasi serta diasah dengan bur intan kecil. Permukaan yang diasah bisa dipoles dengan disk
pemoles komposit atau dengan roret dan poin yang khusus dibuat untuk memoles porselen (Kidd,
2000).
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi:
- Pada kasus dimana faktor estetik sangat penting diperhatikan- Pada daerah yang mengalami erosi disebbabkan oleh cara menyikat gigi
yang salah- Pada kavitas yang besar di permukaan proksimal gigi depan
Kontraindikasi :
- Padakelas I, II, IV
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
- Warnanya dapat disesuaikan dengan warna gigi
- Daya kondensasinya rendah dan tolerandi dari jaringan lunak sangat baik
- permukaannya licin seperti kaca
Kekurangan :
- Ketahanan yang rendah terhadap benturan
- Kurang dapat beradaptasi terhadap dinding kavitas
- untuk pembuatannya dibutuhkan suatu tungku yang special (khusus)
Tahap pekerjaan restorasi rigid porselen:
Kunjungan Pertama
1. Tumpatan amalgam dibongkar
2. Kavitas dibersihkan
3. Preparasi kavitas
Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunkan bur
fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan bukan
bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terbentuknya undercut.
Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal sampai dicapai
pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah bukopalatal.
Desain Preparasi Kavitas
Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas utama
yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal masing-
masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi yang masih ada berada pada keadaan
yang terlalu banyak tekanan selama prosedur sementasi dan jika sudut lebih dari 100, retensinya
bermasalah.
Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur kuncup dan
dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway diantara tonjol merupakan daerah
yang paling sempit dan melebar kearah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan
dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa
ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang
benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini kavitas harus di
dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan membuang
dentin karies pada daerah pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin
telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi
dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur
runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya dari kemungkinan
terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway merupakan hal yang
sangat penting sehingga bagian boks dan keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran
ke arah gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari
karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat,
hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
Pembuangan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies telah terbuang,
periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut padadaerah pertautan email-
dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih terdapat undercut pada dinding aksial, maka
undercut tersebut biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada
tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur. Hal ini untuk
memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di
daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan
dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak
diluaskan lebih ke dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradapatsi
baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding aproksimal karena akan menciptakan
undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung.
Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan
menigkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
1. Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.
- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-kali kunjungan
2. Restorasi sementara
Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat sementara, seperti zinc
oksid eugenol.
Kunjungan Kedua
3. Tumpatan rigid sementara dibongkar
4. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating medium
(cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks band, wedge atau cincin
penahan untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.
5. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan menggunkan bur untuk
menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistemis.
6. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
7. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan pada gigi tersebut.
8. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan eskavator
sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi
restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen
selama jam-jam pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan
pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada
berbagai sikat.
3.4 Inlay/Onlay Porcelain fused to metal (PFM)
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan. Berdasarkan
perbedaan temperature ada tiga tipe porselen gigi yaitu :
a. Regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC).
b. Alumunious porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC).
c. Metal bonding porcelain (temperatur tinggi 800-1050 oC).
PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal.
Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari
kekuatan mulut.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
- Restorasi pada gigi posterior yang memburuhkan kekuatan dan estetik
- Penambalan kavitas kelas II yang dalam dan meluas sampai CEJ, misal karies yang dalam
pada area proksimal prmolar dan molar
- Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan
Kontraindikasi
- Tidak dianjurkan bila terdapat banyak karies atau tekanan oklusal yang besar
- Pada prparasi subgingiva yang dalam
- Pada pasien yang memiliki kebiasaan bruxism, clenching dan excessive water
- Daerah yang tidak dapat diisolasi secara adekuat
- Alergi terhadap logam
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
- Memiliki kekuatan yang baik
- Memiliki esteik yang bagus
Kekurangan
- Menimbulkan reaksi alergi dan reaksi mekanis
- Biaya mahal
Teknik pekerjaan porcelain fused to metal:
Secara umum bentuk preparasi gigi pada restorasi rigid harus mempunyai ketinggian
maksimum dan keruncingan yang minimum mengikuti anatomi gigi yang terlibat untuk
memperoleh retensi dan resistensi yang optimal.
1. Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5o.
2. Tidak ada undercut.
3. Internal line angle tajam.
4. Eksternal line angle membulat.
5. Retensi dovetail, istmus 1/3 atau < 1/3 antar puncak tonjol.
6. Ketebalan restorasi 2,5 mm.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Restorasi rigid adalah Restorasi yang dibuat diluar Rongga Mulut dari bahan yang rigid
disemen pada preparasi kavitas gigi dengan bahan perantara golongan semen. Macam-
macam restorasi rigid antara lain inlay, onlay, veneer, full crown, mahkota pasak.
2. Bahan restorasi rigid yang digunakan yaitu logam tuang, komposit, porselen dan porselain
fused to metal.
3. Indikasi dari restorasi rigid antara lain:
Sebagai restorasi single unit / untuk retainer jembatan
Dipakai pada gigi P atau M yang tidak memerlukan estetik
Gigi dengan karies servikal luas (sirkuler)
Dekalsifikasi / Enamel Hipoplasi
Untuk memperbaiki F/ kunyah :
Mahkota klinis pendek
Membentuk kembali anatomi gigi yang hilang
Bila mahkota sebagian / Pinledge / inlay merupakan kontra indikasi
Untuk gigi yang dilingkari Clasp
4. Kontra indikasi :
Sisa mahkota kurang
Restorasi yang perlu estetik
OH buruk
Gusi sensitif terhadap logam
Indeks karies meningkat
5. Ringkasan preparasi inlay dan onlay
1. Dengan menggunakan bur no 170, potong ragangan oklusal
2. Membuat kedalaman dinding pulpa
3. Dinding email memerlukan dukungan dentin yang kuat
4. Preparasi bias meliputi ½ boks proksimal
5. Bur no 169/170 digunakan untuk membentuk boks proksimal
6. Kontak dengangigi tetangga dipreparasi dari seluruh arah
7. Pahat bersudut 2/hatchet email digunakan untuk memperluas/menghaluskan dinding-
dinding yang dipreparasi,
8. Seluruh dinding proksimal dan oklusal harus memberikan kemudahan pada waktu
memasang restorasi tuang,
9. Bevel gingiva ditempatkan pada semua dinding gingival denganmenggunakan
pembentuk sudut, pengasah tepi/bur nyala api
10. Preparasi bisa memerlukan basis tambahan
11. Dengan roda intan yang kecil/bur bilah lurus, permukaan oklusal dikurangi minimal 10
mm untuk mendapatkan jarak yang bagus, dan
12. Bevel oklusal dan lingual dibentuk dengan menggunakan bur email pengakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Ford, T.R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi.Jakarta:EGC.
Tarigan R., 1993, Tambalan Inlay, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta
Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan
Arief Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W. B.Saunders.
Kidd, E.A.M. 2000. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard. Edisi 6.Jakarta: Widya Medika.
Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. StLouis Mosby.