ARI TRI WIJAYANTI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/57587/15/TESIS TANPA BAB...
Transcript of ARI TRI WIJAYANTI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/57587/15/TESIS TANPA BAB...
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
MATEMATIKA BERBASIS MASALAH PADA PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS
(Tesis)
Oleh
ARI TRI WIJAYANTI
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
MATEMATIKA BERBASIS MASALAH PADA PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS
Oleh
ARI TRI WIJAYANTI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
Pada
Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
DEVELOPING OF PROBLEM-BASED MATHEMATICS
STUDENT WORKSHEETS ON UNDERSTANDING
MATHEMATICAL CONCEPTS
By
ARI TRI WIJAYANTI
This study is a research and development by following the path of Borg & Gall
which includes 7 steps, namely preliminary research, planning, developing initial
types /products, initial testing, major product revisions, field trials and revising
operational products. The purpose of this study was to develop problem-based
Student Worksheets in understanding students' mathematical concepts. The
research problem was how to develop problem-based Student Worksheets on
understanding mathematical concepts of students. The study was conducted at
Manba'ul Ulum Gayau Sakti Middle School with the research subject of grade
VIII students in the academic year 2018/2019. The results showed that the
researchers analyzed, designed a Student Worksheets with good and valid
responses in accordance with the provisions of Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) through the validation results from experts so that the Student
Worksheets was feasible to be used in learning. In addition, the results of the
study show that in terms of covers, contents, and results, it is effectively used.
This can be seen from the study of the effect of Student Worksheets more
effectively than not using problem-based Student Worksheets on understanding
mathematical concepts of students.
Keywords : LKPD uses Problem Base, an Understanding of Mathematical
Concepts
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
MATEMATIKA BERBASIS MASALAH PADA PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS
Oleh
ARI TRI WIJAYANTI
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan mengikuti alur Borg &
Gall yang mencakup 7 (tujuh) langkah yaitu penelitian pendahuluan, perencanaan,
mengembangkan jenis/produk awal, uji coba tahap awal, revisi produk utama, uji
coba lapangan dan melakukan revisi terhadap produk operasional. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
berbasis masalah pada pemahaman konsep matematis peserta didik Adapun
masalah penelitiannya adalah bagaimana mengembangkan LKPD berbasis
masalah pada pemahaman konsep matematis peserta didik. Penelitian
dilaksanakan di SMP Manba’ul Ulum Gayau Sakti dengan subjek penelitian siswa
kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peneliti menganalisis, mendesain suatu LKPD dengan
respon yang baik dan valid sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) melalui hasil validasi dari para ahli sehingga LKPD layak digunakan
dalam pembelajaran. Selain itu hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat dari
segi sampul, isi, maupun hasilnya efektif digunakan. Hal ini terlihat dari
penelitian pengaruh LKPD lebih efektif dari pada tidak menggunakan LKPD
berbasis masalah pada pemahaman konsep matematis peserta didik.
Kata kunci : LKPD, Berbasis Masalah, Pemahaman Konsep Matematis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kecamatan Seputih Agung, Desa Bumi Kencana, Kabupaten
Lampung Tengah, Lampung pada tanggal 7 Januari 1988. Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Mujiono dan Ibu Hartiyem.
Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Aisiyah Bustanul
Athfal (ABA) Bandar Jaya pada tahun 1994. Penulis menyelesaikan pendidikan
dasar di SD Negeri 1 Bumi Kencana pada tahun 2000, pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 8 Terbanggi Besar yang sekarang menjadi SMPN 1
Seputih Agung, Lampung Tengah pada tahun 2003, dan pendidikan menengah
atas di SMA Negeri 1 Seputih Agung pada tahun 2006. Penulis menyelesaikan
sarjana Program Studi Pendidikan Matematika di Universitas Lampung pada
tahun 2011.
Penulis pernah menjadi guru Matematika di SMP Assyifa Bumi Kencana, SMP
Manba’ul Ulum Gayau Sakti Seputih Agung , dan SMK Negeri 3 Terbanggi
Besar pada tahun 2012-sekarang. Penulis melanjutkan pendidikan pada Program
Studi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Lampung Tahun 2014.
Persembahan
Dengan Mengucap Syukur Kepada Allah SWT Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku
kepada:
Bapakku Mujiono dan Ibuku tercinta Hartiyem, yang telah
membesarkan,
mendidik, mencurahkan kasih sayang, dan selalu mendoakan
kebahagiaan dan keberhasilanku.
Suamiku Abi Fadila serta seluruh keluarga besar yang terus
memberikan dukungan dan doanya padaku. Rekan-rekan yang selalu memberikan inspirasi,
dukungan dan kebersamaan penuh makna.
Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.
Sahabat-sahabat seangkatan selama menempuh pendidikan yang telah
memberikan warna setiap harinya.
Almamater Universitas Lampung tercinta
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis dengan judul “Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD)
matematika pada pemahaman konsep matematis” adalah salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Mustofa, M. A., Ph. D., selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Lampung, beserta staf dan jajarannya yang
telah memberikan perhatian dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung, beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Dr. Caswita, M.Si, selaku Ketua Jurusan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Pascasarjana Universitas Lampung
dan selaku pembimbing akademik serta pembimbing I atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
penyusunan ini.
4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika di Pascasarjana Universitas Lampung dan
selaku penguji I atas kesediannya untuk membahas, memberikan
bimbingan, saran, dan kritik dalam penyusunan ini.
5. Ibu Dr. Asmiati, M.Si., selaku pembimbing II atas kesediannya untuk
memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam penyusunan ini.
6. Ibu Dr. Nurhanurawati, M.Pd selaku penguji atas kesediannya untuk
membahas, memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
penyusunan ini.
7. Bapak dan ibu dosen Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang
bermanfaat.
8. Bapak M. Khofit Nawawi selaku Kepala SMP Manbaul Ulum Seputih
Agung, Lampung Tengah, yang telah memberikan izin untuk
penelitian.
9. Ibu Murniati, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika di SMP
Manbaul Ulum Seputih Agung, Lampung Tengah.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan
pada penulis, mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan
semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, 21 Juni 2019
Ari Tri Wijayanti
DAFTAR ISI
Halaman
PERSEMBAHAN .......................................................................................... i
SANWACANA ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan LKPD ................................................................................ 7
2.2 Masalah .................................................................................................... 14
2.3 Pemahaman Konsep .................................................................................. 15
2.4 Penelitian yang Relevan ........................................................................... 19
2.5 Definisi Operasional ................................................................................. 19
2.6 Kerangka Berpikir ......................................................................................20
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................... 22
3.2 Prosedur Penelitian ................................................................................... 22
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 24
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................................25
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................................26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 33
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................51
5.2 Saran .........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli ................................................................... 26
3.2 Kriteria Interpretasi Validasi ................................................................... 27
3.3 Kriteria Penilaian Pilihan Jawaban ......................................................... 28
3.4 Konversi Skor Menjadi Pernyataan Penilaian ......................................... 28
4.1 Hasil Validasi Tahap 1 Oleh Ahli Materi ............................................... 36
4.2 Hasil Validasi Tahap 2 Oleh Ahli Materi ............................................... 38
4.3 Hasil Validasi Tahap 1 Oleh Ahli Media ................................................ 40
4.4 Hasil Validasi Tahap 2 Oleh Ahli Media ................................................ 42
4.5 Saran Perbaikan Validasi Ahli Materi dan Ahli Media .......................... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Contoh LK yang digunakan pada saat pembelajaran ............................... 4
2.1 Langkah-langkah penggunaan Research and Development Method (R&D
method) ................................................................................................... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Lembar Validasi LKPD Ahli Materi ........................... 54
Lampiran 2 Lembar Validasi LKPD Ahli Materi ........................................... 55
Lampiran 3 Kisi-kisi Lembar Validasi LKPD Ahli Media ............................. 68
Lampiran 4 Lembar Validasi LKPD Ahli Media ............................................ 69
Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Respon Guru .................................................... 82
Lampiran 6 Angket Respon Guru .................................................................. 83
Lampiran 7 Rangkuman Valiasi Ahli Materi ................................................. 90
Lampiran 8 Rangkuman Validasi Ahli Media ............................................... 94
Lampiran 9 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ...................................... 95
Lampiran 10 Angket Respon Peserta Didik .................................................... 96
Lampiran 11 Data Nilai Siswa Kelas Kontrol ................................................ 98
Lampiran 12 Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen .......................................... 99
Lampiran 13 Perhitungan Uji Normalitas .......................................................100
Lampiran 14 Perhitungan Uji Homogenitas ...................................................106
Lampiran 15 Perhitungan Uji Hipotesis ..........................................................108
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian...................................................................109
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................110
Lampiran 18 LKPD Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ........................112
Lampiran 19 Dokumentasi Pelaksanaan Penerapan ......................................156
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika memiliki peran sebagai ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dalam memajukan daya pikir manusia. Hal tersebut mengakibatkan
berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi sangat cepat.
Perkembangan yang sangat cepat tersebut sebanding dengan tantangan yang
semakin rumit. Dalam menghadapi tantangan itu diperlukan suatu kemampuan
yang melibatkan pemikiran kritis, logis, dan kreatif. Pemikiran kritis dan kreatif
termasuk dalam kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi yang menjadi salah
satu tujuan utama pembelajaran matematika. Pernyataan ini didukung oleh The
National Education Association Research Division tahun 2012 yang menyatakan
bahwa “Student acquisition of high order thinking skills is now a national goal.”
Hal ini menunjukkan bahwa kemahiran peserta didik dalam berpikir tingkat
tinggi sekarang menjadi tujuan nasional.
National Council of Teacher of Mathematics (1999) menyatakan, tujuan
pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan mengeksplorasi,
menyusun konjektur; dan menyusun alasan secara logis, menyelesaikan masalah
non rutin; berkomunikasi secara matematis dan menggunakan matematika sebagai
alat komunikasi, menghubungkan antar ide matematika dan aktivitas intelektual
2
lainnya. Ini berarti, peserta didik ditantang kemampuan berpikir kreatifnya dalam
menyelesaikan masalah matematis. Banyak peserta didik yang kurang tertantang
untuk mempelajari dan menyelesaikan permasalahan tersebut, terutama soal-soal
matematis tingkat tinggi sehingga menyebabkan kemampuan pemahaman konsep
matematis peserta didik menjadi rendah.
Hal ini diperkuat oleh hasil survey dari Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 1999, 2003, 2007, dan 2011. Hasil survei empat
tahunan TIMSS, pada keikutsertaan pertamakali tahun 1999 Indonesia berada
pada peringkat 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003 Indonesia berada pada
peringkat 34 dari 46 negara, dan ranking Indonesia pada TIMSS tahun 2007 turun
menjadi ranking 36 dari 48 negara. Standar Internasional untuk kategori mahir
625, tinggi 550, sedang 475 dan rendah 400. Hasil yang dicapai peserta didik
Indonesia tersebut masuk pada kategori rendah, jauh dari kategori mahir (625)
dimana pada kategori ini peserta didik dapat mengorganisasikan informasi,
membuat perumuman, memecahkan masalah tidak rutin, mengambil dan
mengajukan argumen pembenaran simpulan. Dimana pada kategori mahir inilah
yang ingin dicapai dalam kurikulum pendidikan matematika disekolah
(Napitupulu, 2008).
Bentuk soal-soal dalam TIMSS adalah pilihan ganda dengan 4 atau 5 pilihan
jawaban, isian singkat dan uraian. Kerangka penilaian kemampuan bidang
matematika yang diuji menggunakan istilah dimensi dan domain. Dalam TIMSS
2011 Assesment framework (Mullis, dkk: 2009) penilaian terbagi atas dua
dimensi, yaitu dimensi konten dan dimensi kognitif. Penilaian dimensi konten
untuk kelas VIII SMP terdiri atas empat domain, yaitu: bilangan, aljabar,
3
geometri, data dan peluang. Untuk itu, pengembangan LKPD ini difokuskan pada
kelas VIII.
Penilaian dimensi kognitif pada kelas VIII SMP terdiri dari tiga domain, domain
pertama adalah pengetahuan, mencakup fakta-fakta, konsep dan prosedur yang
harus diketahui peserta didik. Domain kedua adalah penerapan, yang berfokus
pada kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dan pemahaman konsep
untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan. Domain yang paling
penting adalah yang ketiga yaitu domain penalaran, yang berfokus pada
penyelesaian masalah non rutin, konteks yang kompleks dan melakukan langkah
penyelesaian masalah yang banyak. Berdasarkan hasil observasi, maka LKPD ini
lebih berfokus pada pemahaman konsep matematis.
Hasil TIMSS yang rendah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu
faktor penyebabnya antara lain karena peserta didik di Indonesia kurang terlatih
dalam menyelesaikan soal-soal kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan
kreativitas dalam meyelesaikannya. Soal-soal pada kategori tersebut merupakan
karakteristik soal-soal TIMSS. Dalam penelitian yang dilakukan Iryanti (2010)
menunjukkan presentasi waktu pembelajaran matematika di Indonesia lebih
banyak digunakan untuk membahas atau mendiskusikan soal-soal dengan
kompleksitas rendah yaitu sebesar 57% dan untuk membahas soal-soal dengan
kompleksitas tinggi menggunakan waktu yang lebih sedikit sekitar 3%. Pada
kenyataan ini dibutuhkan pemahaman konsep peserta didik yang baik.
Pemahaman konsep dapat dibangun dengan memperbanyak latihan yang
terstruktur. Zulkardi (2003) menyatakan bahwa mata pelajaran matematika
4
menekankan pada konsep. Guna membangun konsep tersebut diperlukan suatu
media yang dapat membangun pemahaman konsep matematis peserta didik.
SMP Manbaul Ulum merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di Desa
Gayau Sakti Kabupaten Lampung Tengah. Sekolah ini sudah berdiri sejak 2008
dengan sistem boarding school serta keterbatasan IT dan membatasi penggunaan
IT. Pada SMP ini pembelajarannya masih menggunakan media pembelajaran
lembar kerja (LK) yang dibeli dari penerbit. LK yang dibeli tersebut hanya
mengandalkan rangkkuman dan soal latihan, masih belum memberikan
pemahaman konsep matematis. Berikut bentuk LK yang digunakan oleh peserta
didik sebagai satu-satunya referensi di tempat tersebut.
Gambar 1.1 Contoh LK yang digunakan pada saat pembelajaran
5
Dari gambar tersebut, dapat dilihat isi dari Lembar Kerja tersebut hanya
memaparkan alur pembelajaran, cerita pengantar, sedikit rangkuman, dilanjutkan
soal latihan. Memperhatikan hal di atas, maka dikembangkanlah LKPD
matematika berbasis masalah pada pemahaman konsep matematis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut: Bagaimanakah mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) matematika berbasis masalah pada pemahaman konsep matematis?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan LKPD matematika berbasis
masalah pada pemahaman konsep matematis peserta didik.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat teoritis dan praktis sebagai
berikut.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian yang akan dilakukan diharapkan secara teoritis mampu memberikan
kontribusi terhadap pembelajaran matematika terutama LKPD yang digunakan.
LKPD yang dimaksud adalah LKPD berbasis masalah yang dapat memfasilitasi
kemampuan pemahaman konsep matematis.
6
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif LKPD matematika pada
pemahaman konsep matematis.
2. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi dalam usaha meningkatkan
pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematis.
3. Pengambil Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan penggunaan LKPD yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan LKPD
Pengembangan menurut kamus besar bahasa Indonesa memiliki arti sebagai
proses, cara, dan perbuatan mengembangkan. Menurut Seels & Richey
(Sumarno, 2012) pengembangan berarti proses menterjemahkan atau
menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002
pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan
pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer dan Richey (Sumarno, 2012)
pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan,
tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisis
kontekstual. Pengembangan sendiri bertujuan untuk menghasilkan produk
berdasarkan temuan-temuan uji lapangan.
Pengembangan pada penelitian ini yang dimaksud adalah proses memperbaiki
dari produk yang sudah ada dan disesuaikan dengan keadaan berdasarkan hasil
observasi.
8
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal
maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur
dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh,
selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta
kemampuan- kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah,
meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu, dan
kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri (Wiryokusumo,
2011).
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah (2008: 8-9) pengembangan
LKPD harus didasarkan pada berbagai alasan sebagai berikut :
a. Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya LKPD yang
dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum
b. Karakteristik sasaran, artinya LKPD yang dikembangkan dapat disesuaikan
dengan karakteristik PD sebagai sasaran, karakteristik tersebut meliputi
lingkungan social, budaya, geografis maupun tahapan perkembangan PD.
c. Pengembangan LKPD harus dapat menjawab atau memecahkan masalah
atau kesulitan dalam belajar.
Pengembangan LKPD di sekolah perlu memperhatikan karakteristik peserta didik
dan kebutuhan peserta didik sesuai kurikulum, yaitu menuntut adanya partisispasi
aktif dari PD lebih banyak dalam pembelajaran. Pengembangan LKPD menjadi
salah satu alternatif LKPD yang akan bermanfaat bagi PD menguasai kompetensi
9
tertentu, karena LKPD dapat membantu PD menambah informasi tentang materi
yang dipelajari melalui kegiatan belajar sistematis.
Menurut Sugiyono (2009: 298–302), langkah-langkah penelitian dan
pengembangan ditunjukkan pada diagram berikut:
10
1. Identifikasi masalah
Penelitian dan pengembangan diawali dengan adanya suatu masalah.
Masalah muncul ketika terjadi penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi (terjadi penyimpangan antara idealita dan realita).
Namun demikian, sebuah masalah juga dapat dijadikan potensi. Suatu hal
akan menjadi sebuah masalah atau potensi tergantung dari sudut pandang
subjek yang menilainya.
Data tentang potensi dan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini
dicari sendiri.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual dan up to
date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diaharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam research and development bermacam-
macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk yang dihasilkan adalah
produk yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia yakni produk
yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan dan
bermanfaat ganda. Lain lagi dalam bidang pendidikan, produk yang
dihasilkan akan berorientasi pada peningkatan efektivitas pembelajaran
dan peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hasil akhir dari tahap ini
adalah berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.
4. Validasi Desain
11
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk secara rasional akan efektif atau tidak. Dikatakan secara
rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan
pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar tenaga ahli yang
sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi oleh pakar dan para ahli, maka akan
dapat diketahui kelemahan dan kekurangannya. Setelah diketahui
kelemahan dan kekurangan maka peneliti akan memperbaiki desain
produk tersebut.
6. Ujicoba Produk
Borg dan Gall (1983: 784) menyatakan bahwa: “The primary purpose of
the main field test which is to determine the success of the new product in
meeting its objectives, the secondary purpose is to collect information that
can be used to improve the course in the next revision”. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah tujuan dari ujicoba ada 2 yaitu (1) untuk
menentukan sukses atau tidaknya produk untuk mencapai tujuan; (2)
mengumpulkan informasi untuk penyempurnaan produk.
12
LKPD merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam
menambah pemahaman konsep siswa. Menurut Trianto (2010: 222) LKPD adalah
panduan bagi siswa yang digunakan untuk melakukan penyelidikan
atau pemecahan masalah. LKPD memuat sekumpulan kegiatan yang harus
dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
suatu kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian tertentu. Hal tersebut
didukung oleh pernyataan Prastowo (dalam Katriani, 2014) yang berpendapat
LKPD dapat didefinisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang
dicapai.
13
Menurut Darmodjo (1992: 40) LKPD merupakan sarana pembelajaran yang
dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas peserta
didik dalam proses belajar-mengajar. Jika keterlibatan peserta didik meningkat,
maka terdapat pengetahuan baru yang diperoleh peserta didik sehingga secara tidak
langsung, pemahaman konsepnya mulai tertanam. Menurut Devi (2009: 32) LKPD
adalah lembar-lembar berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Sejalan
dengan pengertian LKPD tersebut, maka dalam penelitian ini dikembangkan
lembaran yang hanya berisi tugas. Lembaran ini dikombinasikan dari modul,
buku, LKPD, serta permainan yang dikonsep menjadi satu dan disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
LKPD merupakan lembaran yang berisi uraian singkat materi dan soal-soal yang
disusun langkah demi langkah secara teratur dan sistematis yang harus
dikerjakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga mempermudah
pemahaman konsep terhadap materi pelajaran yang dikehendaki. Hal tersebut
menyiratkan bahwa LKPD sangat berperan dalam proses pembelajaran karena
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, penggunaan LKPD dalam
pembelajaran matematika dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya
menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri di dalam kelas.
Sehingga LKPD sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan siswa
dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan pendekatan multikultural
maupun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa.
14
LKPD ini dapat digunakan oleh guru untuk mengajak peserta didik belajar
sambal bermain . LKPD ini didesain secara menarik, dengan menggunakan tokoh
kartun. Latihan dibuat untuk individu, diskusi kelompok, dan juga uraian, untuk
membantu pemahaman konsep peserta didik. Warna LKPD dibuat tidak begitu
mencolok, tapi bervariasi, sehingga peserta didik memiliki semangat yang baru
dalam membuka setiap lembarnya.
2.2 Masalah
Masalah merupakan kesenjangan, ketidaksesuaian harapan dengan
kenyataan. Masalah dapat dipandang identik dengan suatu pertanyaan
karena mempunyai persamaan, yaitu memerlukan suatu jawaban
(Ruseffendi, 1988). Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya
pemahaman konsep matematis peserta didik SMP Manba’ul Ulum. Untuk
menanggulangi permasalahan tersebut, pembelajaran bisa dimulai dengan
pemberian pertanyaan atau masalah untuk membantu pembentukan
konsep. Senada dengan Ruseffendi, Yee (Syukur, 2004) menyatakan
bahwa pengajaran matematika melalui pemberian suatu masalah yang
harus dipecahkan oleh peserta didik dapat menjadi alat yang baik bagi
peserta didik untuk membentuk konsep-konsep dalam matematika.
Menurut Yaniawati (2001) bahwa ciri terpenting dari masalah terbuka
adalah tersedianya kesempatan yang luas bagi siswa untuk menggunakan
suatu cara yang dianggapnya paling sesuai dalam menyelesaikan suatu
masalah. Masalah yang memungkinkan memiliki jawaban benar maupun
15
cara yang beragam disebut masalah terbuka (open-ended problem).
Suryadi (2005) memperjelas bahwa masalah terbuka merupakan suatu
masalah yang diformulasikan sedemikian hingga memiliki kemungkinan
beragam jawaban benar baik dipandang dari cara maupun hasil.
Penyajian LKPD berbasis masalah disini merupakan LKPD yang
mengkoordinir pemahaman peserta didik untuk menyimpulkan suatu
langkah penyelesaian soal seperti eliminasi, substitusi atau grafik maupun
pengertian seperti variable, persamaan, dan juga linear.
2.3 Pemahaman Konsep
Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga
pemahaman konsep matematika bagi siswa menjadi sangat penting. Belajar
konsep merupakan hal yang paling mendasar dalam proses belajar matematika,
oleh karena itu seorang guru dalam mengajarkan sebuah konsep haruslah
senantiasa beracuan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pada penelitian ini tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yakni pemahaman
konsep pada materi statistika, dimana materi tersebut sangat erat kaitannya
dengan penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kompetensi
dasar dan indikator statistika berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar
a) Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajiannya (tabel,
diagram garis, diagram batang,, dan diagram statistika).
16
b) Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang, dan diagram statistika
2) Indikator
a) Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data.
b) Menginterpretasikan data hasil pengamatan.
c) Memahami teknik penyajian data dua variabel menggunakan tabel, grafik
batang, diagram statistika, dan grafis.
Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan
objek-objek atau peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak ke dalam ide abstrak
tersebut (Hudojo, 2003: 124). Sedangkan konsep menurut Winkel (2004:
92) adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri
yang sama. Sebuah konsep dalam matematika pada dasarnya saling berkaitan
antara satu dan lainnya, sehingga apabila siswa belum menguasai kemampuan
dasar dalam memahami matematika tersebut maka tujuan pembelajaran
yang diharapkan tidak mungkin tercapai dan dipastikan bahwa siswa akan
mengalami kesulitan dalam merancang penyelesaian dan melaksanakan
rancangan penyelesaian masalah. Sebaliknya melalui konsep yang telah dipahami
siswa akan mampu dengan mudah mengaitkan serta memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Menurut Hamalik (2002:164) beberapa kegunaan konsep sebagaiberikut:
1) Konsep mengurangi kerumitan lingkungan.
17
2) Konsep membantu siswa untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada
di sekitar mereka.
3) Konsep dan prinsip untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan
lebih maju. Siswa tidak harus belajar konstan tetapi dapat menggunakan
konsep- konsep yang telah dimilikinya untuk mempelajari sesuatu yang baru.
4) Konsep mengarahkan kegiatan instrumental.
5) Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran.
Pemahaman menurut Bloom (Winkel, 2004: 274) mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dalam arti yang dipelajari. Kemampuan memahami dapat juga
disebut dengan istilah “mengerti”. Seorang siswa dikatakan telah mempunyai
kemampuan mengerti atau memahami apabila siswa tersebut dapat menjelaskan
suatu konsep tertentu dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat
membedakan, dan dapat mempertentangkan konsep tersebut dengan konsep lain.
Sehingga dapat disimpulkan kemampuan pemahaman konsep matematika adalah
kemampuan siswa berupa penguasaan materi pembelajaran matematika, dimana
siswa tidak hannya sekedar mengetahui atau mengingat beberapa konsep yang
dipelajari, tetapi mampu mengungkapkan kembali bentuk lain yang mudah
dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep
yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Kemampuan
tersebut mencakup tiga hal yaitu, translasi yang mencakup penerjemahan
pengetahuan atau gagasan dari bentuk abstrak ke bentuk konkret atau
sebelumnya, interpretasi yang mencakup kemampuan untuk mencirikan
18
merangkum pikiran utama dari suatu gagasan, serta ektrapolasi yang mencakup
kemampuan untuk menterjemahkan, mengartikan serta menyelesaikan masalah.
Adapun indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:
1) Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu kemampuan siswa
untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya.
2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya), yaitu kemampuan siswa untuk dapat menge-
lompokkan objek menurut sifat-sifatnya.
3) Memberikan contoh dan non contoh dari konsep, yaitu kemampuan
siswa dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi yang
telah dipelajari.
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
yaitu kemampuan siswa menggambar atau membuat grafik, membuat
ekspresi matematis, menyusun cerita atau teks tertulis.
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep,
yaitu kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu atau cukup suatu konsep
yang terkait.
6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu, yaitu kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai
dengan prosedur.
19
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah,
yaitu kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
(Kesumawati, 2010: 28-29)
2.4 Penelitian yang Relevan
Fitriani , M. Hasan dan Musri (2016) telah melakukan pengembangan LKPD
berbasis masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas belajar
peserta didik pada materi larutan penyangga Di SMA Negeri 8 Bnanda Aceh
terhadap peserta didik kelas XI. Hasil penilaian pakar terhadap kualitas LKPD
memperoleh skor sebesar 3,4 (baik), hasil tanggapan guru dan peserta didik
terhadap LKPD sebesar 89,28 % dan 77,14 % memberikan respon positif.
Peningkatan pemahaman konsep peserta didik yang diperoleh yaitu 0,61
dengan kategori sedang
2.5 Definisi Operasional
1. Pengembangan adalah suatu proses, cara atau perbuatan
mengembangkan. Penelitian pengembangan ini merupakan suatu jenis
penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji teori, tetapi untuk
menghasilkan atau mengembangkan produk, dalam penelitian ini produk
yang dikembangkan adalah LKPD.
2. Pengembangan LKPD matematika adalah suatu usaha untuk
menghasilkan sumber belajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang dicapai.
20
3. Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa
dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep
matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri, bukan
menghafal.
2.6 Kerangka Berpikir
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
belajar siswa.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Salah satu kendala yang
ditemui dalam pembelajan matematika di SMP Manba’ul Ulum ialah sumber
belajar matematika yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran hanya buku
teks pembelajaran matematika sehingga hal tersebut diindikasikan menjadi salah
satu penyebab tergolong masih rendahnya pemahaman konsep matematis.
Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah sumber belajar,
maka dibutuhkan sumber belajar lain yang dapat digunakan guru untuk
menunjang proses pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang dapat
digunakan adalah LKPD. LKPD yang digunakan di SMP manba’ul Ulum belum
21
mampu menanamkan pemahaman konsep. Oleh sebab itu dikembangkanlah
LKPD matematika berbasis masalah pada pemahaman konsep matematis.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Research and Development adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut. Sehingga menghasilkan produk LKPD dan
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji
keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas.
b. Subjek Penelitian dan Pengembangan
Subjek dalam ujicoba bahan ajar adalah siswa SMP Manba’ul Ulum Gayau
Sakti, Lampung Tengah.
c. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau dipilih sesuai tujuan dan
dengan sengaja. Karena bahan ajar yang akan dihasilkan diperuntukkan bagi
siswa SMP maka lokasi penelitian yang dipilih adalah SMP Manba’ul Ulum.
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran
matematika bagi siswa SMP ini melalui beberapa tahap yaitu:
23
a. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah dilakukan dengan cara melihat, survei dan melakukan
penelitian pendahuluan untuk mengumpulkan informasi tentang potensi dan
permasalahan dalam pembelajaran siswa SMP Manbaul Ulum.
b. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data sebagai tindak lanjut dari penelitian pendahuluan yang
telah ada. Dalam hal ini, peneliti merumuskan karakteristik bahan ajar untuk
pembelajaran matematika bagi siswa SMP.
c. Desain Produk
Menyusun bahan ajar matematika bagi siswa SMP berdasarkan standar isi
dalam Kurikulum KTSP.
d. Validasi Desain
Validasi produk yang dilakukan oleh ahli dan praktisi yang telah ditunjuk.
Setelah di validasi, produk di lakukan revisi sampai bisa digunakan.
e. Uji Coba Produk
Melakukan ujicoba bahan ajar untuk pembelajaran matematika bagi siswa
SMP. Uji coba ini dilakukan pada beberapa siswa dengan skala kecil 5 s.d 10
orang.
f. Revisi Desain
Melakukan revisi bahan ajar berdasarkan hasil ujicoba.
g. Uji Coba Produk
Pada uji coba produk ini dilakukan pada kelas besar dan melakukan uji
pengaruh penggunaan LKPD.
24
h. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba pada kelas besar, peneliti melakukan revisi akhir.
Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya LKPD yang dihasilkan benar-benar
siap dilapangan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui:
a. Dokumen
Dokumen yang digunakan merupakan dokumen hasil penelitian tentang
pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran bagi siswa SMP dalam
melaksanakan pendidikan inklusi di Lampung Tengah. Selain itu, peneliti
juga melakukan studi referensi baik dari buku maupun dari internet. Data
yang diperoleh dari dokumen ini adalah data tentang pentingnya
pengembangan bahan ajar matematika bagi siswa SMP.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh masukan perbaikan data dari ahli
dan praktisi (guru).
c. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respons apakah media yang disajikan
dapat berguna dalam proses pembelajaran yang dikembangkan. Evaluasi
LKPD dilakukan oleh validator ahli media dan validator ahli materi.
Sedangkan uji coba LKPD dengan memberikan angket peserta didik. Angket
yang digunakan peneliti adalah angket positif yaitu dengan hasil skor
tertinggi dari angket dikategorikan dalam angket terbaik.
25
3.4 Instrumen Penelitian
Pengembangan bahan ajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan
dari pembimbing yang kemudian divalidasi oleh ahli. Untuk memvalidasi bahan
ajar diperlukan instrumen berupa lembar penilaian. Lembar penilaian dalam
penelitian dan pengembangan ini akan digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap produk bahan ajar. Lembar penilaian berisi butir-butir penilaian bahan
ajar sesuai dengan BSNP. Ahli akan memberikan penilaian dengan mengisi
checklist pada setiap butir penilaian dengan kriteria layak atau tidak layak. Pada
butir yang dinilai belum layak, ahli akan memberikan masukan perbaikannya.
Lembar penilaian yang disusun ada dua macam yaitu, Lembar penilaian untuk
ahli materi dan lembar penilaian untuk ahli media.
Setelah produk divalidasi langkah selanjutnya adalah ujicoba produk. Dalam
ujicoba produk diperlukan instrumen berupa:
a. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan wawancara
kepada praktisi yaitu guru matematika di SMP Lampung Tengah.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam
penelitian ini. Hal-hal yang dicatat adalah masukan-masukan baik dari
praktisi (guru) maupun dari siswa selama proses ujicoba. Kejadian-kejadian
unik atau kesulitan-kesulitan yang dialami siswa akan dicatat karena hal ini
akan berguna untuk menganalisis apakah perlu diadakan perbaikan pada
bagian-bagian bahan ajar yang sulit dipahami oleh siswa.
26
c. Tes
Tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah Post test. Post test diberikan
setelah ujicoba bahan ajar pada skala besar selesai dilaksanakan. Hal ini
diberikan untuk mengetahui seberapa besar ketercapaian LKPD yang sudah
dibuat.
3.5 Teknik Analisis Data
a. Analisis data angket
Awalnya peneliti membuat lembar validasi yang berisi beberapa pernyataan.
Lalu validator mengisi angket dengan memberi tanda ceklis pada kategori
yang disediakan oleh peneliti berdasarkan skala likert yang terdiri dari 5 skala
penilaian sebagai berikut :
Table 3.1 Skor Penilaian Validasi ahli
Keterangan skorSangat Baik (SB) 5
Baik (B) 4Cukup (C) 3Kurang (K) 2
Sangat Kurang (SK) 1
Hasil validasi yang tertera dalam lembar validasi LKPD akan dianalisis
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = angka persentasi data angket
f = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
27
Kemudian, hasil dari persentase validasi LKPD tersebut dapat dikelompokan
dalam kriteria interpretasi skor menurut skala likert sehingga akan diperoleh
kesimpulan tentang kelayakan LKPD kriteria interpretasi skor menurut skala likert
adalah sebagai berikut:
Table 3.2 Kriteria Interpretasi Validasi
Interval Kriteria0% ≤ x≤20% Sangat Tidak Layak
20% <x≤40% Tidak Layak40% <x≤ 60% Cukup Layak60% < x≤80 % Layak80% <x≤100% Sangat Layak
b. Uji Kemenarikan, Uji Kemudahan dan Uji Kemanfaatan
Instrumen angket untuk menganalisis kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan
memiliki empat pilihan jawaban. Data kemenarikan, kemudahan, dan
kemanfaatan produk memiliki empat pilihan jawaban yang sesuai dengan konten
pertanyaan, yaitu “Sangat Tidak Setuju (STS)”, “Tidak Setuju (TS)”, “Setuju
(S)”, dan “Sangat Setuju (SS)”. Instrumen angket untuk memperoleh data
kemudahan produk memiliki empat pilihan jawaban, yaitu “Tidak Mudah”,
“Kurang Mudah”, “Mudah”, dan “Sangat Mudah”.
Instrumen angket untuk memperoleh data kemanfaatan produk juga memiliki
empat pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan, yaitu: “Tidak
Bermanfaat”, “Kurang Bermanfaat”, “Bermanfaat”, dan “Sangat Bermanfaat”.
Pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian
produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang
diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor, selanjutnya hasilnya
28
dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan
jawaban ini dapat dilihat Tabel 1.
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Pilihan Jawaban.Pilihan Jawaban
SkorUji Kemenarikan Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan
Sangat menarik Sangat Mudah Sangat Bermanfaat 4
Menarik Mudah Bermanfaat 3
Kurang menarik Kurang Mudah Kurang Bermanfaat 2
Tidak menarik Tidak Mudah Tidak Bermanfaat 1
Instrumen yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, sehingga skor
penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah
sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan
kualitas dan tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang
dikembangkan menurut responden. Pengkonversian skor menjadi pernyataan
penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 3. 4 Konversi Skor Menjadi Pernyataan Penilaian.
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 - 4,00 Sangat Menarik3 2,51 – 3,25 Menariik2 1,76 – 2,50 Kurang Menarik1 1,01 – 1,75 Tidak Menarik
c. Analisis Keefektifan
Keefektifan produk yang dikembangkan berupa LKPD Berbasis Masalah
Pada Pemahaman Konsep Matematis Siswa dapat dilihat dari hasil tes .
29
d. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Jika data tidak
berdistribusi normal maka akan dilanjutkan dengan statistik non parametrik.
Uji kenormalan yang digunakan peneliti adalah uji liliefors, dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi
(α) = 0,05
3) Statistik uji
Dengan :
F(zi) : p(z zi); z n(0,1)
S(zi) : proporsi cacah z zi terhadap seluruh cacah zi
Xi : skor responden
4) Daerah kritik (dk) = { l | l > l a;n } ; n adalah ukuran sampel
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik.
6) Kesimpulan
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima.
sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal jika H0
ditolak.
30
e. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian-varian dari
sejumlah populasi sama atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji Bartlett
dengan menggunakan rumus:
hitung =
tabel = (a.k-1)
Hipotesis dari uji bartlett adalah sebagai berikut :
H0 : Data homogen
H1 : Data tidak homogen
Kriteria penarikan kesimpulan untuk uji bartlett sebagai berikut :
hitung tabel maka H0 diterima.
Langkah-langkah uji bartlett :
1) Hipotesis
H0 = =
H1 : ≠2) Taraf signifikan
(α) = 0,05
3) Statistik uji
hitung =
dengan :
S2 : varians gabungan, dimana
B : nilai bartlett, dimana
31
Dk : derajat kebebasan (n-1)
N : banyak ukuran sampel
4) Daerah kritik
hitung tabel(0,05;dk = k 1), maka H0 ditolak
hitung < tabel(0,05;dk = k 1), maka H0 diterima
5) Kesimpulan
(variansi data homogen) jika h0 diterima
H1 = tidak semua varians sama (varians data tidak homogen) h0 ditolak.
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan prosedur yang berisi kesimpulan aturan yang menuju
pada suatu keputusan apakah akan menerima atau menolak hipotesis. Setelah
dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan
homogenitas, maka selanjutnya uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada
taraf = 0,05. Untuk menguji dua rata-rata digunakan formulasi uji-t.
Menurut walpolpel hipotesis uji sebagai berikut :
H0 : 1 2 (rata –rata peningkatan kemampuan siswa yang mendapat
pengajaran dengan menggunakan bahan ajar LKPD berbasis masalah pada
pemahaman konsep matematis siswa kurang dari sama dengan rata-rata
32
kemampuan siswa yang mendapat pengajaran dengan menggunakanLKS
cetak dan modul yang tersedia di sekolah).
H1 : 1 2 (rata-rata peningkatan kemampuan Matematis siswa yang
mendapat pengajaran dengan Menggunakan bahan ajar LKPD berbasis
masalah pada pemahaman konsep matematis siswa lebih baik dari rata-rata
peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan LKPD yang
tersedia di sekolah).
Untuk menguji hipotesis di atas, penulis dalam penelitian ini menggunakan
rumus t-test pooled varian.
Ttabel = t (, n1 + n2 – 2)
Keterangan :
= Rata-rata nilai kelas eksperimen
= Rata-rata nilai kelas kontrol
= Varian kelas eksperimen
= Varian kelas kontrol
= Jumlah peserta didik kelas eksperimen
= Jumlah peserta didik kelas control
Hipotesis uji :
H0 : 1 2
H1 : 1 > 2
Kriteria pengujian adalah : jika maka h0 diterima.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dan pengembangan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan LKPD ini berdasarkan Borg and Gall yaitu
melalui penelitian pendahuluan, perencanaan, mengembangkan jenis produk
awal, uji coba tahap awal, revisi produk utama, uji coba lapangan dan melakukan
revisi terhadap produk operasional.
5.2 Saran
Selanjutnya saran kepada peneliti selanjutnya yaitu terus mengembangkan LKPD
pada materi yang lain, untuk memperkaya khasanah ilmu dan sumber bahan ajar.
DAFTAR PUSTAKA
.Amir, M.T. 2010. Inovasi Pendidikan melalui problem base learning (bagaimanapendidik memberdayakan pembelajar di era pengetahuan). Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Barak, Moses. & Doppelt, Yaron. (2000). Using Portfolio to Enhance CreativeThinking. The Journal of Technology Studies Summer-Fall 2000, VolumeXXVI, Number 2. http://scholar.lib.vt.edu/ejournals.
DepartemenPendidikan Nasional,2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar,Jakarta: DEPDIKNAS
Dini Kinati Fardah Universitas Negeri Semarang Email: [email protected] Kreano, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan MatematikaFMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012
Edward, Betty. (1996). The Left and Right Sides of the Brain.http://members.ozemail.com.au. Download 3 Juli 2003.
Ervync, G. 1991. “Mathematical Creativity”. Dalam Tall, D. AdvancedMathematical Learning. London: Kluwer Academic Publisher
Evans, James R. (1991). Creative Thinking in the Decision and ManagementSciences. Cincinnati: South-Western Publishing Co.
Haylock, Derek. (1997). Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren.http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. Download 6Agustus 2002.
Herman, Tatang. 2006. Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkankemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengahpertama (SMP). Disertasi Pada PPS UPI, Bandung: tidak diterbitkan
Infinite innovation. Ltd. 2001. (2001). Creativity and Creative Thinking.http://www.brainstorming.co.uk/tutorials/tutorialcontents.html. Download13 April 2001.
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What it is and whyit’s here to stay. Thousand Oaks: Corwin Press,Inc.
Krathwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview.Journal Theory Into Practice, Vol. 41(4)
53
Krutetskii, V.A. (1976). The Psychology of Mathematical Abilities inSchoolchildren. Chicago: The University of Chicago Press.
Leung, Shukkwan S. (1997). On the Role of Creative Thinking in Problem posing.http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. Download 6Agustus 2002.
Munandar, S.C. Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan KreativitasAnakSekolah. Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia.
Novitasari, Whidia. (2006). Penerapan Pemecahan Masalah dengan Pendekatan“What’s Another Way” Untuk Meningkatkan Kemampuan BerpikirKreatif Siswa. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri SurabayaOlson, Robert W. (1996). Seni Berpikir Kreatif. Sebuah Pedoman Praktis.(Terjemahan Alfonsus Samosir). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pehkonen, Erkki (1997). The State-of-Art in Mathematical Creativity.http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006tentang Standar Isi.
Ruggiero, Vincent R. (1998). The Art of Thinking. A Guide to Critical andCreative Thought. New York: Longman, An Imprint of Addison WesleyLongman, Inc.
Silver, E. A. 1997. “Fostering Creativity through Instruction Rich in MathematicalProblem Solving and Problem Posing”. The International Journal onMathematics Education, Vol 29(3)
Silver, Edward A. (1997). Fostering Creativity through Instruction Rich inMathematical Problem Solving and Thinking in Problem Posing.http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29 (June1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. Download 6Agustus 2002.
Siswono, Tatag Yuli Eko (2004a). Mendorong Berpikir Kreatif Siswa melaluiPengajuan Masalah (Problem Posing). Makalah disajikan dalamKonferensi Himpunan Matematika Indonesia di Denpasar, Bali. 23-27 Juli2004.