Timss Dan Pisa

41
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan sains masih rendah. Hal ini terungkap dalam hasil studi The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003 yang menyatakan bahwa kemampuan sains siswa SMP Indonesia berada pada peringkat ke-37 dari 46 negara (TIMSS, 2004). Hal ini merupakan manifestasi penerapan pola pendidikan yang kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa. Selama ini pola pengajaran yang terjadi terlalu menekankan pada tuntutan hasil akhir yang akan diperoleh siswa, tanpa melihat bagaimana proses yang harus dijalani. Pendidikan IPA Terpadu merupakan produk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang tidak lain melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan hanya dikhususkan untuk siswa jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan IPA Terpadu (integrated science) sebagaimana telah diterapkan di negara-negara barat, mencoba menggabungkan, memadukan dan mengintegrasikan pembelajaran IPA dalam satu kesatuan yang utuh. Dengan pengimplementasian pembelajaran IPA Terpadu ini, diharapkan materi-materi IPA yang terpisah-pisah dalam beberapa bidang studi, yakni Fisika, Kimia, dan Biologi dapat diajarkan secara terpadu dan menyeluruh dalam satu bidang studi, IPA Terpadu.

Transcript of Timss Dan Pisa

Page 1: Timss Dan Pisa

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan sains masih rendah. Hal ini

terungkap dalam hasil studi The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)

tahun 2003 yang menyatakan bahwa kemampuan sains siswa SMP Indonesia berada pada

peringkat ke-37 dari 46 negara (TIMSS, 2004). Hal ini merupakan manifestasi penerapan

pola pendidikan yang kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa. Selama ini pola

pengajaran yang terjadi terlalu menekankan pada tuntutan hasil akhir yang akan diperoleh

siswa, tanpa melihat bagaimana proses yang harus dijalani.

Pendidikan IPA Terpadu merupakan produk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) 2006 yang tidak lain melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan hanya dikhususkan untuk siswa jenjang

Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan IPA Terpadu

(integrated science) sebagaimana telah diterapkan di negara-negara barat, mencoba

menggabungkan, memadukan dan mengintegrasikan pembelajaran IPA dalam satu kesatuan

yang utuh. Dengan pengimplementasian pembelajaran IPA Terpadu ini, diharapkan materi-

materi IPA yang terpisah-pisah dalam beberapa bidang studi, yakni Fisika, Kimia, dan

Biologi dapat diajarkan secara terpadu dan menyeluruh dalam satu bidang studi, IPA

Terpadu.

Tidak perlu melihat negara maju karena pada kenyataannya mereka sudah maju.

Berdasarkan data hasil PISA (Program for International Assessment of Student) tahun 2009,

peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Ada tiga aspek

yang diteliti PISA, yakni kemampuan membaca, matematika, dan sains, berikut hasil survey

PISA tahun 2009; Reading (57), Matematika (61) dan Sains (60). Dengan predikat ini bisa

mencerminkan bagaimana sistem pendidikan Indonesia yang sedang berjalan saat ini.

Berdasarkan data PISA tahun 2009 tersebut, anak Indonesia masih rendah dalam

kemampuan literasi sains diantaranya mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta

ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains.

Page 2: Timss Dan Pisa

Berdasarkan data prestasi sains di TIMSS (Trends in International Mathematics and

Science Study) Indonesia pada tahun 2003 Indonesia berada diurutan 36 dan tahun 2007

diurutan 41. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan di Indonesia memang harus terus

dilakukan. Perlu diupayakan penataan pendidikan yang bermutu dan terus menerus yang

adaptif terhadap perubahan zaman. Rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia itu

memang tidak terlepas dari hasil yang dicapai oleh pendidikan kita selama ini.

Page 3: Timss Dan Pisa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian TIMSS

TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) merupakan studi internasional yang

dilakukan oleh IEA (International Association for the Evaluation of Educational

Achievement) setiap empat tahunan, sejak tahun 1955. TIMSS menilai prestasi matematika

dan sians siswa serta mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan sekolah,

kurikulum, dan pembelajaran. TIMSS berfungsi antara lain adalah description or mirror

functions, a bench marking, monitoring of quality of education, as a large scale policy

research (Plomp, 1999). Hasil studi TIMSS dapat dimanfaatkan untuk: assist to generate

policy questions, comparisons in relation to relevant common policies rather than to

reference groups, need for improved data analysis method, and need for different ways of

presenting the data.

Indonesia telah tiga kali berpartisipasi dalam TIMSS, yaitu tahun 1999, 2003, dan

2007, tetapi hanya mengikutkan siswa grade 8 (siswa kelas VIII SMP/MTs). Capaian siswa

kelas 8 di Indonesia terhadap tiga kali keikutsertaan dalam TIMSS (TIMSS-R 1999, TIMSS

2003, TIMSS 2007) dalam Matematika dan Sains yang berada di papan bawah dibandingkan

capaian siswa setingkat di beberapa negara di Asia (Hongkong, Japan, Korea, Taiwan,

Malaysia, Thailand). Rata-rata skor prestasi sains siswa Indonesia pada TIMSS tahun 1999,

2003, dan 2007 secara berturutan adalah 435, 420, dan 433. Dengan skor tersebut siswa

Indonesia menempati peringkat 32 dari 38 negara (tahun 1999), peringkat 37 dari 46 negara

(tahun 2003), dan peringkat 35 dari 49 negara (tahun 2007). Rata-rata skor siswa Indonesia

pada TIMSS 2007 di bawah skor rata-rata yaitu 500, dan hanya mencapai Low International

Benchmark. Dengan capaian tersebut, rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali

sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai

topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Pemanfaatan

hasil studi internasional seperti TIMSS dapat ditindaklanjut.

Pemanfaatan hasil studi internasional seperti TIMSS dapat ditindaklanjuti dengan

menganalisis faktor-faktor penentu hasil belajar sains dengan cara yang berbeda. Data hasil

TIMSS perlu dikaji guna meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam bidang

matematika dan sains. Kajian tersebut meliputi:

Page 4: Timss Dan Pisa

(1) Kompetensi-kompetensi mana yang telah dikuasai dan kompetensikompetensi mana yang

belum dikuasai oleh siswa-siswi Indonesia berdasarkan hasil tiga kali TIMSS;

(2) Bagaimana tingkat penguasaan siswa Indonesia relatif terhadap benchmark internasional

(rata-rata internasional) dalam masing-masing kompetensi yang diases dalam TIMSS; dan

(3) Penyebab-penyebab kelemahan siswa Indonesia dalam masing-masing kompetensi yang

diukur oleh TIMSS yang diinferensi dari spesifikasi respon sampel siswa terhadap setiap

butir soal TIMSS.

Tujuan TIMSS

Tujuan TIMSS adalah untuk mengukur prestasi matematika dan sains siswa kelas

VIII di negara-negara peserta. Bagi Indonesia, manfaat yang dapat diperoleh antara lain

adalah untuk mengetahui posisi prestasi siswa Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi

siswa di negara lain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi ini

diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan

mutu pendidikan.

Apa yang diukur?

Dasar penilaian prestasi matematika dan sains dalam TIMSS dikategorikan ke dalam

dua domain, yaitu isi dan kognitif. Distribusi spesifikasi dari penilaian tersebut adalah

sebagai berikut:

Domain isi matematika:

1. Bilangan

2. Aljabar

3. Geometri

4. Data dan Peluang

Domain isi sains:

1. Biologi

2. Kimia

3. Fisika

4. Ilmu Bumi

Page 5: Timss Dan Pisa

Domain kognitif, baik untuk matematika maupun untuk sains:

1. Pengetahuan

2. Penerapan

3. Penalaran

Indonesia sendiri masuk sebagai negara partisipan tahun 1999.  Ini berarti saat anak-anak

itu diujikan masih hidup di zaman ORBA.  2003 dan 2007 anak-anak yang diuji hidup di

zaman reformasi.  Indonesia sendiri sebagai partisipan untuk 8 th Grade (kelas 2 SMP).  Pada

TIMSS tahun 2007 ada 3 negara baru yang ikut, salah satunya dari Asia Tenggara yaitu

Thailand.  Tetapi ada juga yang tidak lagi menjadi partisipan yaitu Philipina.  Philipina

sendiri secara rangking selalu di bawah Indonesia.

Indonsia sudah dua tahun 2003 dan 2007 ini prestasi sains di TIMSS memalukan, selalu

kalah dengan Negara Palestiana, Negara yang sedang berkecamuk perang. Tahun 2003

Palestina Ada di urutan 34 Tahun 2007 ada di urutan 34.  Bandingkan dengan Indonesia 2003

diurutan 36 2007 diurutan 41.

TIMSS menyediakan informasi penting untuk pengembangan kebijakan, untuk

mendorong akuntabilitas publik, untuk memungkinkan daerah kemajuan atau penurunan

prestasi untuk diidentifikasi dan dimonitor, dan untuk mengatasi permasalahan yang muncul.

Sekitar 50 negara ikut berpartisipasi dalam TIMSS. TIMSS putaran pertama diadakan pada

tahun 1995, putaran kedua pada tahun 1999, putaran ketiga pada tahun 2003, dan berlanjut

seterusnya setiap empat tahun sekali.

TIMSS 1999

TIMSS pertama kali diadakan pada tahun 1995, saat itu ikut berpartisipasi 41 negara.

Negara-negara tersebut mengevaluasi prestasi matematika dan sains murid-murid kelas

ketiga, keempat, ketujuh, kedelapan, dan pada tahun terakhir sekolah menengah.

TIMSS 1999 menggunakan teknik sampling untuk mencapai cakupan yang luas (total

308 item) secara sistematis didistribusikan di 8 buku uji dan booklet dibagikan secara acak

kepada siswa. Setiap siswa menyelesaikan satu booklet tes selama 90 menit.

Secara keseluruhan, ada 162 item matematika dan 146 item ilmu pengetahuan.

Sekitar sepertiga dari item disusun menggunakan format respon, dan item sisanya pilihan

Page 6: Timss Dan Pisa

ganda. Untuk tahun 1999, TIMSS akan melaporkan  penilaian untuk matematika dan sains

dengan 11 pokok bahasan.

Matematika :

1.      Fractions and number sense 4.      Geometri

2.      Measurement 5.      Aljabar

3.      Representasi data, analisis, dan probabilitas

Sains :

1.      Ilmu bumi 4.      Kimia

2.      Ilmu pengetahuan hidup 5.      Scientific inquiry and the nature of science

3.      Fisika 6.      Isu lingkungan dan sumber daya

TIMSS pada tahun 1995 dan 1999 dikembangkan melalui upaya kolaborasi antara

Pusat Studi Internasional, pendidik ( bidang matematika dan sains) dari seluruh dunia, dan

perwakilan negara-negara yang ikut berpartisipasi. Sekitar sepertiga dari item dalam

penilaian 1995 disimpan untuk mengukur tren dari waktu ke waktu. Dalam mengembangkan

tes tahun 1999, instrument pada tahun 1995 yang dirilis ke publik digantikan dengan item

dengan isi, format, dan kesulitan yang serupa. Penggantian item dan panduan skoring

dikembangkan dengan bantuan dari Science and Mathematics Item Replacement Committee,

sekelompok  pendidik matematika dan pendidik sains terkemuka dari seluruh dunia. Item

yang diuji coba pada tahun 1998 di tes lapangan yang luas yang melibatkan 31 negara, dan

telah ditinjau oleh Koordinator Nasional Penelitian, yang melakukan review dalam negara

dengan panel pendidik matematika dan ilmu pengetahuan dan ahli pengukuran.

TIMSS 1999 mengumpulkan informasi yang luas tentang pengajaran dan

pembelajaran matematika dan sains di seluruh dunia. Melalui serangkaian kuesioner, TIMSS

mengumpulkan informasi tentang kurikulum, praktik pembelajaran, kebijakan, dan latar

belakang siswa dan sikap. Banyak pertanyaan juga diminta pada tahun 1995, provididing tren

untuk negara-negara yang berpartisipasi dalam kedua penilaian.

Page 7: Timss Dan Pisa

TIMSS 2003

TIMSS 2003 adalah putaran ketiga dari TIMSS yang serius melakukan serangkaian penilaian

internasional yang dilaksanakan di negara-negara di dunia untuk mengukur tren dalam

matematika dan sains di kelas keempat dan kedelapan. TIMSS sangat membantu negara –

negar yang ikut serta untuk memperoleh kesempatan memperoleh informasi komparatif

tentang siswa mereka mengenai prestasi dalam matematika dan sains. Dalam TIMSS 2003

terdapat 49 negara yang ikut serta.

IEA, TIMSS, PIRLS, dan  National Center for Education Statistics ( dari U. S

Department of Educations) bekerja sama dengan negara peserta untuk menjelaskan secara

rinci mengenai matematika dan sains tentang konten yang akan dinilai untuk memperbarui

hasil pembelajaran.

Dalam TIMSS 2003 matematika terbagi dalam lima domain contents yaitu, jumlah,

aljabar, pengukuran, geometri, dan data. Setiap domain content dijelaskan topik yang akan

dinilai dan setiap area topic ini diuraikan dengan jelas untuk kelas keempat dan kelas

kedelapan. Ada empat domain kognitif dalam setiap domain content yaitu mengetahui fakta

dan prosedur, pemahaman konsep, pemecahan masalah rutin, dan penalaran.

Seperti tujuan TIMSS yang berupaya untuk mengetahui keberhasilan kurikulum

dalam suatu negara melalui tes yang diujikan, pada tahun 2003 pun dilakukan tes yang serupa

yang diujikan pada sampel kelas dalam suatu sekolah yang diambil secara acak pada setiap

negara. TIMSS cukup konsisten memberikan laporan mengenai keberhasilan kurikulum

matematika dan sains kepada setiap negara yang ikut serta.

TIMSS 2007

TIMSS 2007 adalah TIMSS keempat dalam siklus penilaian komparatif internasional

yang didedikasikan untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dalam matematika dan

sains bagi siswa di seluruh dunia. Dilakukan setiap empat tahun di kelas keempat dan

kedelapan, TIMSS menyediakan data tentang tren dalam matematika dan prestasi sains dari

waktu ke waktu.

Untuk menginformasikan kebijakan pendidikan di negara-negara yang berpartisipasi,

penilaian ini di seluruh dunia dan proyek penelitian juga secara rutin mengumpulkan

informasi latar belakang yang luas yang membahas kekhawatiran tentang kuantitas, kualitas,

Page 8: Timss Dan Pisa

dan isi dari instruksi. Sebagai contoh, TIMSS 2007 mengumpulkan informasi rinci tentang

matematika dan ilmu pengetahuan cakupan kurikulum dan pelaksanaan, serta persiapan guru,

ketersediaan sumber daya, dan penggunaan teknologi.

Pengembangan Kerangka Kerja Penilaian TIMSS 2007 merupakan usaha bersama

yang luas yang melibatkan individu dan kelompok ahli dari lebih dari 60 negara di seluruh

dunia. Terdapat tiga kerangka kerja untuk melaksanakan TIMSS 2007, yaitu Kerangka

Matematika, Kerangka Sains, dan Kerangka Kontekstual untuk kuesioner. Hal ini juga

memberikan gambaran dari desain penilaian, termasuk parameter umum untuk pembangunan

item. Kerangka kerja konten TIMSS untuk tahun 2007 sangat tergantung pada upaya-upaya

luas yang dikeluarkan untuk memperbaharui kerangka kerja untuk tahun 2003.

Laporan Teknis TIMSS 2007 menyediakan dokumentasi teknis tentang desain dan

pelaksanaan penilaian, termasuk rincian proses yang mendasari pengembangan instrumen

TIMSS tahun 2007 dan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel, pengumpulan

data, skala, analisis data, dan pelaporan. Secara khusus, TIMSS 2007 Laporan Teknis

menyediakan dokumentasi rinci tentang prosedur dan metode yang digunakan oleh TIMSS

untuk menyediakan data perbandingan internasional berkualitas tinggi. Laporan ini

menjelaskan multi-faceted perhatian terhadap kualitas dan langkah-langkah jaminan kualitas

yang banyak diterapkan dari memperbarui kerangka kerja penilaian untuk TIMSS 2007

melalui rilis dari database internasional dan Panduan Pengguna

Tabel berikut menunjukkan peringkat prestasi matematika dan sains siswa antar-negara

peserta (Tahun 2007 rata-rata skor internasioanal = 500 dan standar deviasi = 100):

Tabel 2.1.1   Skor Rata-rata Prestasi Matematika

TIMSS 1999   TIMSS 2003   TIMSS 2007

No. Negara Skor   No. Negara Skor   No. Negara Skor

1 Singapura 604   1 Singapura 605   1 Taiwan 598

2 Korea Selatan 587   2 Korea Selatan 589   2 Korea Selatan 597

3 Taiwan 585   3 Hongkong 586   3 Singapura 593

4 Hongkong 582   4 Taiwan 585   4 Hongkong 572

5 Jepang 579   5 Jepang 570   5 Jepang 570

Page 9: Timss Dan Pisa

6 Belgia 558   6 Belgia 537   6 Hungaria 517

7 Belanda 540   7 Belanda 536   7 Inggris 513

8 Slowakia 534   8 Estonia 531   8 Rusia 512

9 Hungaria 532   9 Hungaria 529   9 Amerika Serikat 508

10 Kanada 531   10 Malaysia 508   10 Lituania 506

11 Slovenia 530   11 Latvia 508   11 Ceko 504

12 Rusia 526   12 Rusia 508   12 Slovenia 501

13 Australia 525   13 Slowakia 508     Internasional 500

14 Finlandia 520   14 Australia 505   13 Armenia 499

15 Ceko 520   15 Amerika

Serikat

504   14 Australia 496

16 Malaysia 519   16 Lituania 502   15 Swedia 491

17 Bulgaria 511   17 Swedia 499   16 Malta 488

18 Latvia 505   18 Skotlandia 498   17 Skotlandia 487

19 Amerika

Serikat

502   19 Inggris 498   18 Serbia 486

20 Inggris 496   20 Israel 496   19 Italia 480

21 Selandia Baru 491   21 Selandia Baru 494   20 Malaysia 474

  Internasional 487   22 Slovenia 493   21 Norwegia 469

22 Lituania 482   23 Italia 484   22 Siprus 465

23 Italia 479   24 Armenia 478   23 Bulgaria 464

24 Siprus 476   25 Serbia 477   24 Israel 463

25 Rumania 472   26 Bulgaria 476   25 Ukraina 462

26 Maldova 469   27 Rumania 475   26 Rumania 461

27 Thailand 467     Internasional 467   27 Bosnia

Herzegovina

456

28 Israel 466   28 Norwegia 461   28 Libanon 449

29 Tunisia 448   29 Maldova 460   29 Thailand 441

30 Masedonia 447   30 Siprus 459   30 Turki 432

31 Turki 429   31 Masedonia 435   31 Yordania 427

32 Yordania 428   32 Libanon 433   32 Tunisia 420

33 Iran 422   33 Yordania 424   33 Georgia 410

Page 10: Timss Dan Pisa

34 INDONESIA 403   34 Iran 411   34 Iran 403

35 Cili 392   35 INDONESIA 411   35 Bahrain 398

36 Filipina 345   36 Tunisia 410   36 INDONESIA 397

37 Maroko 337   37 Mesir 406   37 Siria 395

38 Afrika Selatan 275   38 Bahrain 401   38 Mesir 391

        39 Palestina 390   39 Algeria 387

        40 Cili 387   40 Maroko 381

        41 Maroko 387   41 Kolombia 380

        42 Filipina 378   42 Oman 372

        43 Botswana 366   43 Palestina 367

        44 Saudi Arabia 332   44 Botswana 364

        45 Gana 276   45 Kuwait 354

        46 Afrika Selatan 264   46 Elsavador 340

                47 Saudi Arabia 329

                48 Ghana 309

                49 Qatar 307

 

Tabel 2.1.2   Skor Rata-rata Prestasi Sains

 

TIMSS 1999   TIMSS 2003   TIMSS 2007

No. Negara Skor   No. Negara Skor   No. Negara Skor

                     

1 Taiwan 569   1 Singapura 578   1 Singapura 567

2 Singapura 568   2 Taiwan 571   2 Taiwan 561

3 Hungaria 552   3 Korea Selatan 558   3 Jepang 554

4 Jepang 550   4 Hongkong 556   4 Korea Selatan 553

5 Korea Selatan 549   5 Estonia 552   5 Inggris 542

6 Belanda 545   6 Jepang 552   6 Hungaria 539

7 Australia 540   7 Inggris 544   7 Ceko 539

8 Ceko 539   8 Hungaria 543   8 Slovenia 538

9 Inggris 538   9 Belanda 536   9 Hongkong 530

10 Finlandia 535   10 Amerika 527   10 Rusia 530

Page 11: Timss Dan Pisa

Serikat

11 Slowakia 535   11 Australia 527   11 Amerika Serikat 520

12 Belgia 535   12 Swedia 524   12 Lituania 519

13 Slovenia 533   13 Slovenia 520   13 Australia 515

14 Kanada 533   14 Selandia Baru 520   14 Swedia 511

15 Hongkong 530   15 Lituania 519     Internasional 500

16 Rusia 529   16 Slowakia 517   15 Skotlandia 496

17 Bulgaria 518   17 Belgia 516   16 Italia 495

18 Amerika

Serikat

515   18 Rusia 514   17 Armenia 488

19 Selandia Baru 510   19 Latvia 512   18 Norwegia 487

20 Latvia 503   20 Skotlandia 512   19 Ukraina 485

21 Italia 493   21 Malaysia 510   20 Yordania 482

22 Malaysia 492   22 Norwegia 494   21 Malaysia 471

23 Lituania 488   23 Italia 491   22 Thailand 471

  Internasional 488   24 Israel 488   23 Serbia 470

24 Thailand 482   25 Bulgaria 479   24 Bulgaria 470

25 Rumania 472   26 Yordania 475   25 Israel 468

26 Israel 468     Internasional 474   26 Bahrain 467

27 Siprus 460   27 Maldova 472   27 Bosnia

Herzegovina

466

28 Maldova 459   28 Rumania 470   28 Rumania 462

29 Masedonia 458   29 Serbia 468   29 Iran 459

30 Yordania 450   30 Armenia 461   30 Malta 457

31 Iran 448   31 Iran 453   31 Turki 454

32 INDONESIA 435   32 Masedonia 449   32 Siria 452

33 Turki 433   33 Siprus 441   33 Siprus 452

34 Tunisia 430   34 Bahrain 438   34 Tunisia 445

35 Cili 420   35 Palestina 435   35 INDONESIA 427

36 Filipina 345   36 Mesir 421   36 Oman 423

37 Maroko 323   37 INDONESIA 420   37 Georgia 421

38 Afrika Selatan 243   38 Cili 413   38 Kuwait 418

Page 12: Timss Dan Pisa

        39 Tunisia 404   39 Kolombia 417

        40 Saudi Arabia 398   40 Libanon 414

        41 Maroko 396   41 Mesir 408

        42 Libanon 393   42 Algeria 408

        43 Filipina 377   43 Palestina 404

        44 Botswana 365   44 Saudi Arabia 403

        45 Gana 255   45 Maroko 402

        46 Afrika Selatan 244   46 Elsavador 387

                47 Botswana 355

                48 Qatar 319

                49 Ghana 303

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi siswa Indonesia berada signifikan di

bawah rata-rata internasional. Indonesia pada tahun 1999 berada di peringkat ke 34 dari 38

negara, tahun 2003 berada di peringkat ke 35 dari 46 negara, dan tahun 2007 berada di

Page 13: Timss Dan Pisa

peringkat ke 36 dari 49 negara . Dengan jumlah negara peserta yang sama seperti dalam

matematika, untuk rata-rata skor prestasi sains posisi Indonesia tidak jauh berbeda. Siswa

Indonesia pada tahun 1999 berada di peringkat ke 32, pada tahun 2003 berada di peringkat ke

37, dan pada tahun 2007 berada di peringkat ke 35.

2.2 Survei Internasional PISA

Pengertian PISA

PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi internasional tentang

prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Studi ini

dikoordinasikan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development)

yang berkedudukan di Paris, Perancis. PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap

tiga tahun sekali, yaitu pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan seterusnya. Indonesia mulai

sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2000. Pada tahun 2000 sebanyak 41 negara

berpartisipasi sebagai peserta sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 40 negara dan

pada tahun 2006 melonjak menjadi 57 negara.

Dalam melakukan studi ini, setiap negara harus mengikuti prosedur operasi standar

yang telah ditetapkan, seperti pelaksanaan uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket,

penentuan populasi dan sampel, pengelolaan dan analisis data, dan pengendalian

mutu. Desain dan implementasi studi berada dalam tanggung jawab konsorsium internasional

yang beranggotakan the Australian Council for Educational Research (ACER), the

Netherlands National Institute for Educational Measurement (Citogroep), the National

Institute for Educational Policy Research in Japan (NIER), dan WESTAT United States.

 

Tujuan PISA

Tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa

sekolah berusia 15 tahun di negara-negara peserta. Bagi Indonesia, manfaat yang dapat

diperoleh antara lain adalah untuk mengetahui posisi prestasi literasi siswa Indonesia bila

dibandingkan dengan prestasi literasi siswa di negara lain dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Oleh karena itu, hasil studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan mutu pendidikan.

Page 14: Timss Dan Pisa

Apa yang diukur?

Dasar penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains dalam PISA memuat

pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum dan pengetahuan yang bersifat lintas kurikulum.

Masing-masing aspek literasi yang diukur adalah sebagai berikut:

 

Membaca: memahami, menggunakan, dan merefleksikan dalam bentuk tulisan.

Matematika: mengidentifikasikan dan memahami serta menggunakan dasar-dasar

matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Sains: menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami

fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada

lingkungan.

 Tabel berikut menunjukkan peringkat prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa

antar-negara peserta (rata-rata skor internasioanal = 500 dan standar deviasi = 100):

 

Tabel 2.2.1.   Skor Rata-rata Prestasi Literasi Membaca

       PISA 2000            PISA 2003            PISA 2006  

                     

No. Negara Skor   No. Negara Skor   No. Negara Skor

                     

1 Finlandia 546   1 Finlandia 543   1 Korea Selatan 556

2 Kanada 534   2 Korea Selatan 534   2 Finlandia 547

3 Selandia Baru 529   3 Kanada 528   3 Hongkong 536

4 Australia 528   4 Australia 525   4 Kanada 527

5 Irlandia 527   5 Liechtenstein 525   5 Selandia Baru 521

6 Hongkong 525   6 Selandia Baru 522   6 Irlandia 517

7 Korea Selatan 525   7 Irlandia 515   7 Australia 513

8 Inggris 523   8 Swedia 514   8 Liechtenstein 510

9 Jepang 522   9 Belanda 513   9 Polandia 508

10 Swedia 516   10 Hongkong 510   10 Swedia 507

11 Austria 507   11 Belgia 507   11 Belanda 507

12 Belgia 507   12 Norwegia 500   12 Belgia 501

Page 15: Timss Dan Pisa

13 Islandia 507     Internasional 500   13 Estonia 501

14 Norwegia 505   13 Swis 499     Internasional 500

15 Prancis 505   14 Jepang 498   14 Swis 499

16

Amerika

Serikat 504   15 Makau 498   15 Jepang 498

  Internasional 500   16 Polandia 497   16 Taiwan 496

17 Denmark 497   17 Prancis 496   17 Inggris 495

18 Swis 494   18

Amerika

Serikat 495   18 Jerman 495

19 Spanyol 493   19 Denmark 492   19 Denmark 494

20 Ceko 492   20 Islandia 492   20 Slovenia 494

21 Italia 487   21 Jerman 491   21 Makau 492

22 Jerman 484   22 Austria 491   22 Austria 490

23 Liechtenstein 483   23 Latvia 491   23 Prancis 488

24 Hungaria 480   24 Ceko 489   24 Islandia 484

25 Polandia 479   25 Hungaria 482   25 Norwegia 484

26 Yunani 474   26 Spanyol 481   26 Ceko 483

27 Portugis 470   27 Luksemburg 479   27 Hungaria 482

28 Rusia 462   28 Portugis 478   28 Latvia 479

29 Latvia 458   29 Italia 476   29 Luksemburg 479

30 Israel 452   30 Yunani 472   30 Kroasia 477

31 Luksemburg 441   31 Slowakia 469   31 Portugis 472

32 Thailand 431   32 Rusia 442   32 Lithuania 470

33 Bulgaria 430   33 Turki 441   33 Italia 469

34 Meksiko 422   34 Uruguay 434   34 Slowakia 466

35 Argentina 418   35 Thailand 420   35 Spanyol 461

36 Cili 410   36 Serbia 412   36 Yunani 460

37 Brasil 396   37 Brasil 403   37 Turki 447

38 Masedonia 373   38 Meksiko 400   38 Cili 442

39 INDONESIA 371   39 INDONESIA 382   39 Rusia 440

40 Albania 349   40 Tunisia 375   40 Israel 439

41 Peru 327           41 Thailand 417

                42 Uruguay 413

                43 Meksiko 410

Page 16: Timss Dan Pisa

                44 Bulgaria 402

                45 Serbia 401

                46 Yordania 401

                47 Rumania 396

                48 INDONESIA 393

                49 Brasil 393

                50 Montenegro 392

                51 Kolumbia 385

                52 Tunisia 380

                53 Argentina 374

                54 Azerbeijan 353

                55 Qatar 312

                56 Kirgistan 285

 

Tabel 2.2.2   Skor Rata-rata Prestasi Literasi Matematika

       PISA 2000            PISA 2003            PISA 2006  

                     

No. Negara Skor   No. Negara Skor   No. Negara Skor

                     

1 Hongkong 560   1 Hongkong 550   1 Taiwan 549

2 Jepang 557   2 Finlandia 544   2 Finlandia 548

3 Korea Selatan 547   3 Korea Selatan 542   3 Hongkong 547

4 Selandia Baru 537   4 Belanda 538   4 Korea Selatan 547

5 Finlandia 536   5 Liechtenstein 536   5 Belanda 531

6 Australia 533   6 Jepang 534   6 Swis 530

7 Kanada 533   7 Kanada 532   7 Kanada 527

8 Swis 529   8 Belgia 529   8 Makau 525

9 Inggris 529   9 Makau 527   9 Liechtenstein 525

10 Belgia 520   10 Swis 527   10 Jepang 523

11 Prancis 517   11 Australia 524   11 Selandia Baru 522

12 Austria 515   12 Selandia Baru 523   12 Belgia 520

13 Denmark 514   13 Ceko 516   13 Australia 520

14 Islandia 514   14 Islandia 515   14 Estonia 515

Page 17: Timss Dan Pisa

15 Liechtenstein 514   15 Denmark 514   15 Denmark 513

16 Swedia 510   16 Prancis 511   16 Ceko 510

17 Irlandia 503   17 Swedia 509   17 Islandia 506

  Internasional 500   18 Austria 506   18 Austria 505

18 Norwegia 499   19 Jerman 503   19 Slovenia 504

19 Ceko 498   20 Irlandia 503   20 Jerman 504

20

Amerika

Serikat 493     Internasional 500   21 Swedia 502

21 Jerman 490   21 Slowakia 498   22 Irlandia 501

22 Hungaria 488   22 Norwegia 495     Internasional 500

23 Rusia 478   23 Luksemburg 493   23 Prancis 496

24 Spanyol 476   24 Polandia 490   24 Inggris 495

25 Polandia 470   25 Hungaria 490   25 Polandia 495

26 Latvia 463   26 Spanyol 485   26 Slowakia 492

27 Italia 457   27 Latvia 483   27 Hungaria 491

28 Portugis 454   28

Amerika

Serikat 483   28 Luksemburg 490

29 Yunani 447   29 Rusia 468   29 Norwegia 490

30 Luksemburg 446   30 Portugis 466   30 Lithuania 486

31 Israel 433   31 Italia 466   31 Latvia 486

32 Thailand 432   32 Yunani 445   32 Spanyol 480

33 Bulgaria 430   33 Serbia 437   33 Azerbeijan 476

34 Argentina 388   34 Turki 423   34 Rusia 476

35 Meksiko 387   35 Uruguay 422   35

Amerika

Serikat 474

36 Cili 384   36 Thailand 417   36 Kroasia 467

37 Albania 381   37 Meksiko 385   37 Portugis 466

38 Masedonia 381   38 INDONESIA 360   38 Italia 462

39 INDONESIA 367   39 Tunisia 359   39 Yunani 459

40 Brasil 334   40 Brasil 356   40 Israel 442

41 Peru 292           41 Serbia 435

                42 Uruguay 427

                43 Turki 424

                44 Thailand 417

Page 18: Timss Dan Pisa

                45 Rumania 415

                46 Bulgaria 413

                47 Cili 411

                48 Meksiko 406

                49 Montenegro 399

                50 INDONESIA 391

                51 Yordania 384

                52 Argentina 381

                53 Kolumbia 370

                54 Brasil 370

                55 Tunisia 365

                56 Qatar 318

                57 Kirgistan 311

 

Tabel 2.2.3   Skor Rata-rata Prestasi Literasi Sains

 

       PISA 2000            PISA 2003            PISA 2006  

                     

No. Negara Skor   No. Negara Skor   No. Negara Skor

                     

1 Korea Selatan 552   1 Finlandia 548   1 Finlandia 563

2 Jepang 550   2 Jepang 548   2 Hongkong 542

3 Hongkong 541   3 Hongkong 539   3 Kanada 534

4 Finlandia 538   4 Korea Selatan 538   4 Taiwan 532

5 Inggris 532   5 Liechtenstein 525   5 Estonia 531

6 Kanada 529   6 Australia 525   6 Jepang 531

7 Selandia Baru 528   7 Makau 525   7 Selandia Baru 530

8 Australia 528   8 Belanda 524   8 Australia 527

9 Austria 519   9 Ceko 523   9 Belanda 525

10 Irlandia 513   10 Selandia Baru 521   10 Liechtenstein 522

11 Swedia 512   11 Kanada 519   11 Korea Selatan 522

12 Ceko 511   12 Swis 513   12 Slovenia 519

13 Prancis 500   13 Prancis 511   13 Jerman 516

14 Norwegia 500   14 Belgia 509   14 Inggris 515

Page 19: Timss Dan Pisa

  Internasional 500   15 Swedia 506   15 Ceko 513

15

Amerika

Serikat 499   16 Irlandia 505   16 Swis 512

16 Hungaria 496   17 Hungaria 503   17 Makau 511

17 Islandia 496   18 Jerman 502   18 Austria 511

18 Belgia 496     Internasional 500   19 Belgia 510

19 Swis 496   19 Polandia 498   20 Irlandia 508

20 Spanyol 491   20 Slowakia 495   21 Hungaria 504

21 Jerman 487   21 Islandia 495   22 Swedia 503

22 Polandia 483   22

Amerika

Serikat 491     Internasional 500

23 Denmark 481   23 Austria 491   23 Polandia 498

24 Italia 478   24 Rusia 489   24 Denmark 496

25 Liechtenstein 476   25 Latvia 489   25 Prancis 495

26 Yunani 461   26 Spanyol 487   26 Slowakia 493

27 Rusia 460   27 Italia 486   27 Islandia 491

28 Latvia 460   28 Norwegia 484   28 Latvia 490

29 Portugis 459   29 Luksemburg 483   29

Amerika

Serikat 489

30 Bulgaria 448   30 Yunani 481   30 Slowakia 488

31 Luksemburg 443   31 Denmark 475   31 Spanyol 488

32 Thailand 436   32 Portugis 468   32 Lithuania 488

33 Israel 434   33 Uruguay 438   33 Norwegia 487

34 Meksiko 422   34 Serbia 436   34 Luksemburg 486

35 Cili 415   35 Turki 434   35 Rusia 479

36 Masedonia 401   36 Thailand 429   36 Italia 475

37 Argentina 396   37 Meksiko 405   37 Portugis 474

38 INDONESIA 393   38 INDONESIA 395   38 Yunani 473

39 Albania 376   39 Brasil 390   39 Israel 454

40 Brasil 375   40 Tunisia 385   40 Cili 438

41 Peru 333           41 Serbia 436

                42 Bulgaria 434

                43 Uruguay 428

                44 Turki 424

Page 20: Timss Dan Pisa

                45 Yordania 422

                46 Thailand 421

                47 Rumania 418

                48 Montenegro 412

                49 Meksiko 410

                50 INDONESIA 393

                51 Argentina 391

                52 Brasil 390

                53 Kolumbia 388

                54 Tunisia 386

                55 Azerbeijan 382

                56 Qatar 349

                57 Kirgistan 322

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi literasi membaca,

matematika, dan sains siswa Indonesia berada signifikan di bawah rata-rata

internasional. Untuk literasi membaca, Indonesia pada tahun 2000 berada di peringkat ke 39

dari 41 negara, tahun 2003 berada di peringkat ke 39 dari 40 negara, dan tahun 2006 berada

di peringkat ke 48 dari 56 negara . Dengan jumlah negara peserta yang sama seperti dalam

literasi membaca, untuk rata-rata skor prestasi literasi matematika posisi Indonesia tidak jauh

berbeda. Siswa Indonesia pada tahun 2000 berada di peringkat ke 39, pada tahun 2003 berada

di peringkat ke 38, dan pada tahun 2006 berada di peringkat ke 50. Begitu pula untuk rata-

rata skor prestasi literasi sains, posisi Indonesia masih jauh di bawah rata-rata

internasional. Siswa Indonesia pada tahun 2000 berada di peringkat ke 38, pada tahun 2003

berada di peringkat ke 38, dan pada tahun 2006 berada di peringkat ke 50. 

Table 2.2.4 Posisi Indonesia dibandingkan negara-negara lain berdasarkan studi PISA:

Tahun

StudiMata Pelajaran

Skor Rata-

rata

Indonesia

Skor Rata-rata

Internasional

Peringkat

Indonesia

Jumlah

Negara

Peserta

Studi

2000 Membaca 371 500 39 41

Matematika 367 500 39

Sains 393 500 38

Page 21: Timss Dan Pisa

2003

Membaca 382 500 39

40Matematika 360 500 38

Sains 395 500 38

2006

Membaca 393 500 48 56

Matematika 391 500 5057

Sains 393 500 50

2009 Membaca 402 500 57 65

Matematika 371 500 61

Sains 383 500 60

2.3 Kemampuan fisika siswa Indonesia dalam TIMSS

Makalah singkat ini mengungkap profil penguasaan siswa dalam ketiga TIMSS,

khususnya dalam bidang Fisika, serta perbandingannya terhadap rata-rata internasional, dan

menyajikan hasil diagnosis terhadap kemungkinan penyebab kelemahan siswa Indonesia

dalam domain konten dan kognitif yang diukur dalam TIMSS. Makalah ini juga berisi

masukan terhadap pengambil kebijakan guna peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam

bidang fisika.

Untuk mengukur kemampuan sains siwa, TIMSS menggunakan instrumen tes tertulis

dengan format pilihan ganda dan uraian. Jumlah seluruh item 67, terdiri atas 427 item

(62,69%) Multiple Choice (MC) dan item (52,9%) uraian. Bahan kajian makalah ini adalah

seluruh respons dan capaian siswa terhadap butir soal fisika yang digunakan dalam TIMSS

1999, TIMSS 2003 dan TIMSS 2007. Soal-soal dalam domain kognitif memuat tugas-tugas

(tasks) yang meminta siswa untuk: (i) memperlihatkan pengetahuan tentang alat, metode, dan

prosedur (=Knowing); (ii) menerapkan pengetahuan untuk melakukan penyelidikan ilmiah

(=Applying); (iii) menggunakan pengertian ilmiah untuk memberikan penjelasan berdasarkan

bukti (= Reasoning). Hasil kajian awal terhadap cakupan domain kognitif ketiga TIMSS

tidak sama, maka domain kognitif soal-soal sains TIMSS 1999 dan 2003 merujuk pada

kerangka domain kognitif pada TIMSS 2007 (knowing, applying, reasoning).

Data sekunder dari laporan TIMSS selama tiga periode akan digunakan sebagai data

utama guna mengkaji kemampuan fisika siswa Indonesia, baik ditinjau dari aspek kognitif

(knowing, applying, reasoning). Untuk mengkaji kemampuan siswa Indonesia, baik ditinjau

Page 22: Timss Dan Pisa

dari aspek kognitif (knowing, applying, reasoning), maupun aspek konten Fisika, data

sekunder dari laporan TIMSS selama tiga periode seperti ditunjukan pada Tabel 2.3.1

berikut.

Hasil Analisis

Soal-soal TIMSS tahun 1999,2003, dan 2007 sebagai data sekunder diambil dari TIMSS-

almanac dan TIMSS-item released. Pemanfaatan data sekunder dari laporan TIMSS selama

tiga periode digunakan sebagai data utama guna mengkaji butir soal Fisika TIMSS dan

kemampuan siswa Indonesia ditinjau dari aspek kognitif (knowing, applying, reasoning) serta

perbandingannya dengan kemampuan siswa Internasional. Sebagai gambaran awal,

berdasarkan data sekunder dari laporan TIMSS selama tiga periode tersebut diperoleh profil

distribusi soal-soal TIMSS seperti ditunjukkan pada Tabel di atas. Tabel tersebut

menunjukkan bahwa berdasarkan tipe soal terdapat kecenderungan jumlah butir soal tipe

mulitiple choice (pilihan berganda) pada tiap tahun TIMSS lebih banyak jumlahnya

dibandingkan dengan soal essay. Pada TIMSS tahun 1999 jumlah soal pilihan berganda

merupakan jumlah soal yang paling banyak (76,19%), akan tetapi soal ini menurun

jumlahnya pada tahun 2003 dan bertambah lagi pada tahun 2007. Pada tahun 2003 jumlah

soal pilihan berganda dan soal essay seimbang (pilhan berganda 12 dan essay 11 soal).

Page 23: Timss Dan Pisa

Tabel 2.3.2 Profil Distribusi Butir Soal Fisika TIMSS Tahun 1999, 2003, dan 2007 Berdasarkan Tipe Soal dan domaian Kognitif

Secara visual, profil distribusi butir soal Fisika TIMSS berdasarkan tipe soal selama tiga

periode dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 2.3.1 Profil distribusi Butir Soal TIMSS Tahun 1999, 2003, dan 2007 BerdasarkanTipe Soal

Berdasarkan aspek domain kognitif terdapat kecenderungan jumlah butir soal

reasoning pada TIMSS tahun 1999 dan tahun 2003 merupakan jumlah soal paling banyak

dibandingkan dengan aspek koginitif knowing maupun applying. Pada TIMSS tahun 2007

jumlah butir soal applying menjadi lebih banyak dibandingkan dengan aspek koginitif

knowing maupun reasoning. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan soal-soal

TIMSS yang akan datang proporsi soal applying lebih banyak dibandingkan soal knowing

dan reasoning. Secara visual, profil distribusi butir soal Fisika TIMSS berdasarkan domaian

kognitif selama tiga periode dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 2.3.2 Profil distribusi Butir Soal TIMSS Tahun 1999, 2003, dan 2007 Berdasarkan

Domain Kognitif

Page 24: Timss Dan Pisa

Berdasarkan hasil interpretasi terhadap kemampuan siswa Indonesia baik ditinjau dari aspek

kognitif (knowing, applying, reasoning), maupun aspek konten Fisika yang ditunjukkan pada

table. Diperoleh rata-rata kemampuan kognitif knowing (40,37) lebih tinggi dibandingkan

dengan aspek kognitif applying (36,96) dan reasoning (33,01). Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan siswa Indonesia rata-rata masih berada pada kemampuan knowing yaitu

kemampuan dalam memperlihatkan pengetahuan tentang alat, metode, dan prosedur fisika.

Tabel 2.3.3. Profil kemampuan Kognitif Siswa Indonesia Pada TIMSS

Secara visual, profil kemampuan fisika siswa Indonesia pada TIMSS berdasarkan tiap

aspek domain kognitif selama tiga periode dapat dilihat pada Gambar berikut. Tabel dan

Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada aspek kognitif knowing

dan reasoning menurun pada tiap tahun. Sedangkan kemampuan siswa pada aspek kognitif

applying meningkat pada tahun 2003, akan tetapi menurun kembali pada tahun 2007. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan fisika siswa Indonesia masih harus ditingkatkan pada

semua aspek, terutama pada aspek reasoning.

Table 2.3.4 Profil kemampuan Fisika Siswa Pada TIMSS Tahun 1999, 2003, dan 2007 Berdasarkan Domaian Kognitif

Page 25: Timss Dan Pisa

Kemampuan siswa Indonesia pada aspek kognitif pada TIMSS 1999 menunjukkan

kemampuan tertinggi (55,93) dibandingkan aspek kognitif lainnya pada tahun yang sama

maupun pada tahun 2003 dan 2007. Berdasarkan capaian tersebut menggambarkan bahwa

pembelajaran sains di Indonesia (1) belum memberikan kesempatan pada siswa untuk

memperoleh pengetahuan tentang alat, metode dan prosedur fisika; (2) belum melatih

kemampuan menerapkan pengetahuan untuk melakukan penyelidikan ilmiah; dan (3) belum

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan pengertian ilmiah sehingga siswa

dapat memberikan penjelasan berdasarkan bukti.

Gambar 2.3.3 Profil Kemampuan Siswa Indonesia Pada TIMSS Tahun 1999, 2003, dan 2007Berdasarkan Domain Kognitif

Pencapaian siswa Indonesia pada TIMSS pada tahun 2007 tidak menjadi lebih baik,

bahkan menurun. Hal ini perlu diantisipasi dengan cerdik oleh para praktisi di lapangan,

bukan dengan cara sekedar membantu siswa latihan soal, melainkan dengan cara

membekalkan kemampuan menerapkan dan bernalar (berpikir tingkat tinggi dan mencermati

data yang disajikan dalam berbagi bentuk tampilan. Kemampuan membaca pemahaman

siswa Indonesia sangat kurang dan perlu dibantu, karena banyak soal essay yang tidak

direspon. Kalaupun direspon, responnya menunjukkan penalarannya masih tingkat rendah,

linier, dan terpisah-pisah (tidak komprehensif).

Dalam tiga tahun TIMSS rata-rata capaian siswa Indonesia dibawah rata-rata internasional

seperti yang ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut .

Tabel 2.3.5 Rata-rata Capaian Siswa Indonesia dibandingkan Rata-rata Internasional

Page 26: Timss Dan Pisa

Pencapaian rata-rata fisika siswa Indonesia sebesar 34,57 lebih kecil dibandingkan

rata-rata Internasional sebesar 43,40. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang

diterapkan di Indonesia berbeda dengan proses pembelajaran di negara-negara lain. Apabila

ditinjau dari tujuan kurikulum Nasional yaitu KTSP yang berorientasi pada kompetensi

sebenarnya memiliki tujuan yang sama dengan target TIMSS yaitu mengukur kompetensi

siswa. Sehingga yang perlu ditekankan adalah tataran implementasi kurikulum yang masih

belum berorientasi pada kompetensi yang diharapkan. Permasalahan lain adalah

ketidakbiasaan siswa dalam menjawab bentuk soal yang berbentuk tabel, diagram, menguji

kemampuan analisis, dam problem solving. Kebanyakan soal-soal yang biasa digunakan pada

ulangan umum dan UN masih berorientasi pada pengetahuan semata, sehingga perlu adanya

pembiasaan pada siswa untuk berlatih soal-soal yang menguji kemampuan berpikir dan

bernalar siswa. Kemampuan guru dalam mengembangkan soalsoal ‘ala TIMSS’ perlu

ditingkatkan, sehingga siswa Indonesia dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya

melalui proses assessment yang dapat mengukur kemampuan sains yang beragam.

Kecenderungan dalam tiga tahun TIMSS pencapaian rata-rata fisika terhadap

pencapaian rata-rata fisika internasional, diperoleh kecenderungan capaian Fisika siswa

Indonesia dan siswa Internasional dalam tiga tahun TIMSS sama-sama menurun. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kesulitan soalsoal TIMSS meningkat, sehingga baik siswa

Indonesia maupun rata-rata siswa internasional mengalami kesulitan dalam menjawab soal

TIMSS. Rata-rata skor capaian internasional hanya 43,40 dan siswa Indonesia mencapai

34,57. Hal ini menujukkan bahwa kecenderungan proses pembelajaran baik nasional maupun

internasional belum mengarahkan kepada kemampuan berpikir.

Tabel 2.3.6. Rata-rata Capaian Fisika Siswa Indonesia dibandingkan Rata-rata Internasionalpada Tiap Tahun TIMSS

Klasifikasi kemampuan yang diukur pada TIMSS 2007 lebih sederhana dibandingkan TIMSS

1999 dan TIMSS 2003 yaitu terdiri dari kemampuan kognitif knowing, applying dan

reasoning. Pencapaian rata-rata nasional terhadap internasional dapat dilihat pada Tabel di

bawah ini.

Tabel 2.3.7 Rata-rata Capaian Fisika Siswa Indonesia dibandingkan Rata-rata Internasional

Berdasarkan Domain Kognitif

Page 27: Timss Dan Pisa

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada domain kognitif reasoning

merupakan yang paling rendah dibandingkan domain kognitif applying dan knowing baik

secara nasional maupun internasional. Tetapi apabila dibandingkan kemampuan siswa

Indonesia aspek reasoning memperoleh 29,10 sedangkan rata-rata internasional 40,21. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan reasoning siswa Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan

rata-rata internasional. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran sains di Indonesia

pada umumnya belum melatih siswa untuk menganalisis, memecahkan masalah, melakukan

sisntesis, membuat hipotesis, membuat rencana percobaan, merumuskan kesimpulan,

membuat generalisasi, mengevaluasi dan mempertimbangkan. Demikian halnya sistem

evaluasi yang diterapkan di Indonesia belum terbiasa menggunakan soal-soal yang mengukur

kemampuan tersebut. Kemampuan applying siswa Indonesia hanya mencapai rata-rata 36,23

sedangkan rata-rata internasional 43,80. Hal tersebut mencerminkan kemampuan siswa dalam

membandingkan, mengklasifikasi, menggunakan model, membuat hubungan, dan

menginterpretasi informasi ilmiah masih perlu ditingkatkan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Page 28: Timss Dan Pisa

TIMSS ( Trends in International Mathematics and Science Study) dibentuk oleh

International Association for the Evaluation of Educational Achievement ( IEA). IEA juga

membentuk Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS). TIMSS dirancang

untuk membantu negara di seluruh dunia meningkatkan belajar siswa dalam Matematika dan

Sains. TIMSS mengumpulkan data prestasi pendidikan beberapa Negara terlihat bahwa

kemampuan siswa Indonesia masih sangat rendah dan itu tidak terlipas dari sumber daya

alam manusia tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan pembaharuan terhadap pendidikan di

Indonesia.

B.     SARAN

1.      Setiap negara hendaknya bisa ikut serta dalam Trends in International Mathematics and

Science Study agar mampu mengevaluasi system pendidikan yang telah dimiliki.

2.      Trends in International Mathematics and Science Study bisa lebih giat memberi saran

kepada setiap negara untuk kemajuan pendidikan negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/

Trends_in_International_Mathematics_and_Science_Study.18November2010

http://saorajaku.wordpress.com/2012/05/04/peningkatan-minat-siswa-pada-ilmu-alam/

Page 29: Timss Dan Pisa

http://id.wikipedia.org/wiki/Program_Penilaian_Pelajar_Internasional

http://www.pergerakankebangsaan.org/?p=736

http://karya1-ilmiah.blogspot.com/2012/07/pengembangan-soal-matematika-

model.html#r82SBD47GAX5kQGO.99

http://aplikasikimia.blogspot.com/

http://sekolahdi.blogspot.com/2010/05/un-dan-masa-depan-pendidikan-indonesia.html

http://www/collegenet.co.uk/admin /download/inside the black box_23_doc.pdf

http://litbang.kemdikbud.go.id/detail.php?id=215