APLIKASI TINDAKAN TEKNIK COUNTER PRESSURE...
Transcript of APLIKASI TINDAKAN TEKNIK COUNTER PRESSURE...
APLIKASI TINDAKAN TEKNIK COUNTER PRESSURE
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. S DENGAN PERSALINAN
KALA I FASE AKTIF DI RUANG VK
RSUD SUKOHARJO
DISUSUN OLEH:
ERINDA FRESTIANA
NIM. P.12023
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
APLIKASI TINDAKAN TEKNIK COUNTER PRESSURE
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. S DENGAN PERSALINAN
KALA I FASE AKTIF DI RUANG VK
RSUD SUKOHARJO
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Progam Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH:
ERINDA FRESTIANA
NIM. P.12023
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “APLIKASI TINDAKAN TEKNIK COUNTER
PRESSURE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny.S DENGAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI
RUANG VK RSUD SUKOHARJO”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Ibu Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program
studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
vi
4. Ibu Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji I yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dan bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya laporan karya tulis
ilmiah.
5. Ibu Noor Fitriyani, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji II yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dan bimbingan serta menfasilitasi demi sempurnanya
laporan karya tulis ilmiah.
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku beserta saudaraku yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, Mei 2015
Erinda Frestiana
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ....................................................................... 6
1. Kala I persalinan ............................................................ 6
2. Nyeri ............................................................................... 25
3. Teknik Counter Pressure ............................................... 33
B. Kerangka Teori....................................................................... 35
C. Kerangka Konsep ................................................................... 36
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset ............................................................ 37
B. Tempat Dan Waktu ................................................................ 37
C. Media Atau Alat Yang Digunakan.......................................... 37
D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ..................... 37
E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset ......................... 39
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ........................................................................ 40
B. Pengkajian .............................................................................. 40
C. Masalah Keperawatan ............................................................ 45
D. Rencana Keperawatan ............................................................ 46
viii
E. Implementasi Keperawatan .................................................... 47
F. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 49
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................. 50
B. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 53
C. Intervensi Keperawatan .......................................................... 55
D. Implementasi Keperawatan .................................................... 58
E. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 66
B. Saran ....................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Loogbook
Lampiran 2 : Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 3 : Asuhan Keperawatan
Lampiran 4 : Jurnal
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi KTI
Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24 jam, tampak
komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi (Sumarah, 2008). Persalinan
adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Wiknjosastro, 2008).
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari world
health organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah
500.000 orang meninggal akibat kehamilan dan persalinan, 99 % kematian
tersebut terjadi di Negara berkembang 50 % nya terjadi di Indonesia dan
mesir (WHO, 2012). Dari data yang diperoleh dari survey demografi dan
kesehatan Indonesia (SDKI) September 2013, diperoleh fakta mengejutkan
mengetahui angka kematian ibu dan anak (SDKI) memberikan hasil angka
kematian ibu (AKI) mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka
kematian ibu (AKI) di provinsi jawa tengah 2009 berdasarkan laporan di
kabupaten/kota sebesar 117,02 kelahiran hidup. Presentasi yang terendah
adalah di kota Tegal yaitu sebesar 38,91 kelahiran hidup. Salah satu
2
penyebab tingginya (AKI) adalah trauma pada ibu dan janin akbat nyeri
persalinan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Berdasarkan
studi kasus yang dilakukan penulis di RSUD Sukoharjo, pada tahun 2014
jumlah ibu yang melahirkan adalah sebesar 110 orang (13,2%).
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala 1, jika sudah terjadi
pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10
menit selama 40 detik. Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga
serviks membuka lengkap (10 cm), kala I persalinan terdiri atas dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase aktif yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap. Dari pembukaan 4cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10cm. Terjadi penurunan bagian kebawah janin (Wiknjosastro, 2008).
Berdasarkan jurnal Rejeki, dkk (2013) yang berjudul Tingkat Nyeri
Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage Dan Counter
Pressure. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada ibu intranatal
kala I fase aktif setelah dilakukan tindakan Counter Pressure nyeri
pinggang menjadi menurun.
Teknik Massage Counter Pressure merupakan teknik dengan
memberikan penekanan pada sumber/daerah nyeri punggung atau sacrum.
Penekanan tersebut dapat menggunakan kepalan tangan (Potter & Perry,
2005). Teknik Massage Counter Pressure bertujuan untuk melepaskan
ketegangan, kaku dan kegelisahan di dalam tubuh terutama pada daerah
3
punggung atau sacral. Teknik Massage Counter Pressure selama proses
persalinan akan membantu mengatasi kram pada otot, menurunkan nyeri,
kecemasan, mempercepat proses persalinan, menghilangkan tegangan otot
pada paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot
sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif
dalam membantu mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan relatif
aman karena hampir tidak ada efek samping yang ditimbulkan (Yuliatun,
2008).
Hasil pengkajian persalinan pada Ny.S pada tanggal 09 Maret 2015
jam 11.00 WIB. kontraksi uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi 25 detik DJJ
142 kali/menit dengan pembukaan 5 cm, kontraksi uterus tiap 10 menit his 4
kali durasi 45 detik DJJ 144 kali/menit dengan pembukaan 6 cm, kontraksi
uterus tiap 10 menit his 5 kali durasi 50 detik DJJ 144 kali/menit dengan
pembukaan 8 cm, kontraksi uterus tiap 10 menit his 5 kali durasi 50 detik
DJJ 144 kali/menit dengan pembukaan lengkap. Didapatkan hasil
pengkajian bahwa Ny.S mengeluh nyeri pinggang bagian bawah kanan,
dengan skala nyeri 7.
Melihat atar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengaplikasikan
penelitian yang dilakukan Rejeki, dkk (2013) dalam bentuk karya tulis
ilmiah pada Ny. S dengan judul “Pemberian Tekhnik Counter Pressure
Terhadap Penurunan Nyeri pada Asuhan Keperawatan Ny. S dengan
Persalinan Kala I Fase Aktif di Ruang VK RSUD Sukoharjo”.
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan hasil tindakan Pemberian Teknik Counter Pressure
Terhadap Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Asuhan Ny.S
Dengan Persalinan Normal di Ruang VK RSUD Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri persalinan kala I fase aktif.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri persalinan kala I fase aktif.
c. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri persalinan kala I fase aktif.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri persalinan kala I fase aktif.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri persalinan kala I fase aktif.
f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian teknik Counter
Pressure terhadap penurunan nyeri kala I fase aktif pada asuhan
Ny. S dengan persalinan normal di Ruang VK RSUD Sukoharjo.
5
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Profesi Keperawatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktek
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi kepada mahasiswa dalam kegiatan proses belajar
mengajar tentang asuhan keperawatan pada ibu persalinan normal.
3. Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan serta dapat menerapkan standar asuhan
keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan.
4. Manfaat Bagi Pembaca
Sebagai sumber informasi mengenai keperawatan penyakit khususnya
nyeri persalinan kala I fase aktif.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kala I Persalinan
a. Definisi
Kala 1 merupakan periode terlama dalam persalinan.
Karena pada tahap ini terjadi kontraksi pada otot-otot rahim yang
memanjang dan memendek. Serviks juga akan melunak, menipis,
dan mendatar, kemudian tertarik. Intensitas rasa nyeri dari
pembukaan pertama sampai sepuluh akan bertambah tinggi dan
semakin sering sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan
bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan perobekan
jalan lahir bagian bawah (Andarmoyo&Suharti, 2013).
Kala I adalah mulai dari his teratur sampai pembukaan
lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka karena
his:kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin
sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang
tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah
spontan pada saat akhir kala I. Kala satu persalinan dimulai sejak
7
terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (Yanti, 2009).
Kala I persalinan yaitu dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan
menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap.
b. Fase kala 1 persalinan
Kala I persalinan terdiri dari tiga fase, yaitu (Griffin, 2000):
1) Fase Laten
Dimulai saat masuknya persalinan dan diakhiri dengan
masuknya persalinan fase aktif. Durasi 6-8 jam untuk
primipara, dan 5-3 jam untuk multipara. Aktivitas uterine:
lembut, sering dan tidak teratur, kontraksi setiap 5-30 menit,
durasi 10-30 detik. Serviks menjadi lembut dan cair pada
pembukaan 3-4 cm.
2) Fase Aktif
Dimulai dari masuknya fase aktif dan mengalami kemajuan
sampai fase trasnsisi. Pembukaan 4-7 cm, durasi 4-6 jam untuk
primipara, 2-4 jam untuk multipara. Aktifitas Uterine: sedang,
23 setiap 2-5 menit, dengan durasi 30-90 detik. Pembukaan
serviks untuk primipara 1.2 cm/jam. Untuk multipara 1.5
cm/jam, sama seperti fase transisi.
8
3) Fase Transisi
Pembukaan sudah mencapai 8-10 cm (Griffin, 2000).
c. Respon Klien saat Persalinan Kala I
Menurut Burroughs (2011) respon klien saat persalinan kala I
adalah sebagai berikut:
1) Fase Laten
Klien merasa senang dan sangat bersemangat menanti
kelahiran bayinya, banyak bicara dan ingin sekali mandiri,
ingin mendapat informasi tentang perawatan dirinya sendiri,
banyak ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi saat
persalinan.
2) Fase Aktif
Klien merasa gelisah, kontraksi semakin kuat menyebabkan
kecemasan, menjadi lebih mandiri sehingga klien tidak banyak
meminta bantuan untuk memenuhi kebutuhannya, klien lebih
banyak menuntut ditemani oleh orang-orang terdekat, untuk
mendapatkan bimbingan atau takut saat kontraksi.
3) Fase Transisi
Klien mudah tersinggung, tidak terkontrol saat kontraksi,
bersendawa, perasaan mual dan ingin muntah, gemetar,
kehilangan kontrol pikiran dan takut akan kesendirian.
9
d. Perubahan fisiologis pada kala I yaitu:
1) Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan
kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan
diastolic rata-rata 5-10 mmHg.
2) Perubahan metabolism
Selama persalinan metabolisme karbohidrat akan naik secara
perlahan.
3) Perubahan suhu tubuh
Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat, suhu
mencapai tertinggi selama persalinan dan segera turun setelah
kelahiran.
4) Perubahan denyut jantung
Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi
dibanding selama periode persalinan sebelum masuk
persalinan.
5) Pernafasan
Pernafasan terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan sebelum
persalinan.
e. Perubahan psikologi dalam kala I yaitu (Kuswanti, 2013):
6) Perasaan tidak enak.
7) Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
10
8) Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara
lain apakah persalinan akan berjalan normal.
9) Menganggap persalinan sebagai cobaan.
10) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
penolongnya.
11) Apakah bayinya normal atau tidak .
12) Apakah ibu sanggup meraat bayinya.
13) Ibu merasa cemas
f. Etiologi
Penyebab partus belum diketahui benar yang ada hanyalah teori
komplek, antara lain (Nugroho, 2012):
1) Faktor hormone
2) Struktur rahim
3) Pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi
g. Tahapan Persalinan
Pada kala I serviks membuka sampai terjadinya pembukaan 10 cm,
kala I dinamakan pula kala pembukaan. Lendir bersemu darah
berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Proses membuka serviks dibagi dalam 2 macam :
1) Fase laten
Berlangsungnya selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
11
2) Fase aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3
macam :
a) Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengkap.
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir
lengkap atau telah lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan
serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung
kira-kira 13 jam dan pada multigravida kira-kira 7 jam (Kuswanti,
2013).
h. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Yanti (2009) tanda–tanda seorang ibu yang memasuki
masa persalinan adalah:
1) His persalinan
Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-
sifat sebagai berikut :
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut depan.
12
b) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat
intensitasnya.
c) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat.
d) Mempunyai pengaruh pada pembukaan cerviks.
2) Bloody show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa kapiler darah terputus.
3) Premature Rupture of membrane
adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong
dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau
selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan
lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya
cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-
kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.
Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam
24 jam setelah air ketuban keluar.
i. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu (Kuswanti,
2013):
13
1) Power (tenaga/kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligament.
2) Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri atas bagian keras tulang-tulang panggul
(rangka panggul) dan bagian lunak (otot-otot, jaringan-jaringan
dan ligament-ligamen).
3) Passenger (janin dan plasenta)
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kepala janin banyak mengalami cedera pada saat
persalinan sehingga dapat membahayakan kehidupan janin.
Pada persalinan, karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel
dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat
menyisip antara tulang satu dengan tulang lain (molase),
sehingga kepala bayi bertambah kecil. Biasanya jika kepala
janin sudah lahir maka bagian-bagian lain janin akan dengan
mudah menyusul.
j. Manajemen kala I
Menurut Kuswanti (2013) manajemen kala I yaitu:
14
1) Mengidentifikasi masalah
Bidan melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang
ditemukan
2) Mengkaji riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan sekarang dari
mulai his, ketuban, perdarahan pervagina bila ada.
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ibu meliputi keadaan umum, pemeriksaan
head to toe, vaginal toucher.
4) Pemeriksaan janin
Kesejahteraan janin diperiksa dengan DJJ yang meliputi
frekuensi, irama dan intensitas.
5) Menilai data dan membuat diagnosis
Diagnosis dirumuskan berdasar data yang ditemukan.
6) Menilai kemajuan persalinan
Kemajuan persalinan dinilai dari pemeriksaan fisik dan vaginal
toucher
7) Membuat rencana asuhan kebidanan kala I.
k. Asuhan Keperawatan Kala I
1) Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
15
mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan
lingkungan (Dermawan, 2012).
Pengkajian yang dilakukan pada persalinan kala I adalah:
a) Anamnesis/wawancara
(1) Identifikasi klien (biodata)
(2) Gravida (kehamilan), para (persalinan), abortus
(keguguran), jumlan anak yang hidup
(3) HPHT (Hari Pertama Haid yang Terakhir)
(4) Taksiran persalinan
(5) Riwayat penyakit (sebelum dan selama kehamilan)
termasuk alergi
(6) Riwayat persalinan
b) Pengkajian kala I
Menurut Mitayani (2013) pengkajian yang dilakukan pada
kala I yaitu:
(1) Pemeriksaan fisik
(2) Tanda-tanda vital
(3) Auskultasi DJJ
(4) Kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah,dan kemajuan persalinan
(5) Perineum
16
c) Periksa abdomen
(1) Tinggi fundus uteri (TFU)Menentukan presentasi dan
(2) letak janin
(3) Menentukan penurunan bagian terbawah janin
(4) Memantau denyut jantung janin (DJJ)
(5) Menilai kontraksi uterus.
Fase Aktif: Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit,
lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules,
pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm), terdapat
penurunan bagian terbawah janin.
d) Periksa dalam (PD)
(1) Tentukan konsistensi dan pendataran serviks (termasuk
kondisi jalan lahir)
(2) Mengukur besarnya pembukaan
(3) Menilai selaput ketuban
(4) Menentukan presentasi dan seberapa jauh bagian
terbawah telah melalui jalan lahir
(5) Menentukan denominator (petunjuk)
e) Riwayat yang harus diperhatikan (Chapman, 2006):
(1) Pernah bedah sesar (sectio caesarea)
(2) Riwayat perdarahan berulang
(3) Prematuritas atau tidak cukup bulan
(4) Ketuban pecah dini (ketuban pecah sebelum waktunya)
17
f) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik bermanfaat untuk mengevaluasi
kesehatan ibu. Observasi yang penting yaitu adanya
edema, jaringan parut pada abdomen, dan pada palpasi
ditentukan tinggi fundus (Mitayani, 2013).
2) Diagnosa keperawatan
a) Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
penurunan suplai O2 plasenta sekunder akibat kontraksi
uterus
b) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama
persalinan
c) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat
nyeri selama persalinan
d) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan
berhubungan dengan kurangnya informasi yang dimiliki
ibu
e) Cemas berhubungan dengan krisis situasional akibat
proses persalinan
18
3) Perencanaan
a) Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
penurunan suplai O2 plasenta sekunder akibat kontraksi
uterus
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …
diharapkan tidak terjadi fetal distress dengan KE : DJJ 120-
160x/menit
Intervensi:
(1) Kaji DJJ tiap 30 menit
Rasional: untuk mengetahui DJJ sehingga dapat
dilakukan tindakan dengan segera apabila terjadi
peningkatan atau perlambatan.
(2) Sarankan ibu untuk tidak berbaring telentang lebih dari
10 menit
Rasional: jika terlentang maka berat janin, uterus, air
ketuban akan menekan vena cava inferior, hal ini dapat
mengakibatkan turunnya sirkulasi darah dari ibu ke
plasenta
(3) Catat kemajuan persalinan
Rasional: persalinan lama/disfungsional dengan
perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah
kelelahan ibu, stres berat, infeksi dan hemoragi karena
atonia/ruptur uterus
19
(4) Catat DJJ bila ketuban pecah, periksa lagi 5 menit
kemudian dan observasi perineum terhadap prolaps tali
pusat
Rasional: perubahan pada tekanan cairan amniotik
dengan ruptur dan prolaps tali pusat dapat menurunkan
transfer oksigen ke janin
(5) Kolaborasi pemberian oksigen
Rasional:meningkatkan oksigen ibu yang tersedia untuk
ambilan fetal
b) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama
persalinan.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …
diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan
kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya
sebagai proses fisiologis persalinan
Intervensi:
(1) Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan,
frekuensi, durasi, intensitas, dan gambaran
ketidaknyamanan)
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
(2) Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui dan
dialami
20
Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda –
beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat
tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta
dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan
(Henderson, 2006)
(3) Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap
nyeri
Rasional:mengidentifikasi jalan keluar yang harus
dilakukan
(4) Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
Rasional: tidak menambah nyeri klien
(5) Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti
relaksasi, massage, pola pernafasan, pemberian posisi,
obat – obatan
Rasional: memungkinkan lebih banyak alternative yang
dimiliki oleh ibu, oleh karena dukungan kepada ibu
untuk mengendalikan rasa nyerinya (Rajan dalam
Henderson, 2006)
(6) Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu,
tetapi ingin di tempat tidur anjurkan untuk miring ke
kiri
(7) Rasional: nyeri persalinan bersifat sangat individual
sehingga posisi nyaman tiap individu akan berbeda,
21
miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah
jantung ibu.
c) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat
nyeri selama persalinan
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …
diharapkan ibu tidak mengalami keletihan dengan kriteria
evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu
menyatakan masih memiliki cukup tenaga.
Intervensi:
(1) Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi
indicator terhadap status hidrasi dan energy ibu.
(2) Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara
kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan
menghemat energy yang dibutuhkan untuk persalinan
(3) Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang-
orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan
dan motivasi bagi ibu
(4) Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan
minuman atau makanan kepada ibu
22
Rasional: makanan dan asupan cairan yang cukup akan
memberi lebih banyak energy dan mencegah dehidrasi
yang memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak
teratur.
d) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan
dengan kurangnya informasi yang dimiliki ibu
Tujuan: setelah diberikan tindakan keperawatan selama …
diharapakan ibu dapat memahami proses persalinan dengan
kriteria evaluasi: ibu menyatakan dapat menerima
penjelasan perawat, ibu kooperatif
Intervensi:
(1) Kaji pengetahuan yang telah dimiliki ibu serta kesiapan
ibu menerima informasi
Rasional: untuk mengefektifkan penjelasan yang akan
diberikan
(2) Menjelaskan tentang proses persalinan serta apa yang
mesti dilakukan oleh ibu
Rasional: untuk memberikan informasi kepada ibu
dengan harapan terjadi perubahan tingkat pengetahuan
dan psikomotor dari ibu sehingga ibu kooperatif
(3) Menjelaskan tentang kemajuan persalinan, perubahan
yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan
hasil pemeriksaan
23
Rasional: memberikan gambaran pada ibu tentang
persalinan yang sedang dijalani, mengurangi
cemas dengan harapan keadaan psikologis ibu tenang
yang dapat mempengaruhi intensitas his
(4) Memberi pujian atas sikap kooperatif ibu
Rasional: pujian dapat meningkatkan harga diri serta
dapat menjadi motivasi untuk melakukannya lagi
e) Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …
diharapkan kecemasan berkurang dengan kriteria evaluasi :
tampak rileks, ibu kooperatif dalam teknik relaksasi dan
napas dalam, ibu melaporkan cemas berkurang, TD stabil
Intervensi:
(1) Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan
fisiologis pada persalinan sesuai kebutuhan
Rasional: pendidikan dapat menurunkan stres dan
ansietas dan meningkatkan kemajuan persalinan
(2) Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk
melahirkan anak, latar belakang budaya dan peran
orang terdekat
Rasional: memberikan informasi dasar, ansietas
memperberat persepsi nyeri, mempengaruhi
penggunaan teknik koping dan menstimulasi pelepasan
24
aldosteron yang dapat meningkatkan resospsi natrium
dan air
(3) Pantau TTV sesuai indikasi
Rasional: stres mengaktifkan sistem adrenokortikal
hipofisis-hipotalamik, yang meningkatkan retensi dan
resorpsi natrium dan air dan meningkatkan eksresi
kalium. Resorpsi natrium dan air dapat memperberat
perkembangan toksemia intapartal/ hipertensi,
kehilangan kalium dapat memperberat penurunan
aktivitas miometrik.
(4) Pantau pola kontraksi uterus, laporkan disfungsi
persalinan
Rasional: pola kontraksi hipertonik atau hipotonik
dapat terjadi bila stres menetap dan memperpanjang
pelepasan katekolamin
(5) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan,
masalah dan rasa takut
Rasional : stres, rasa takut dan ansietas mempunyai
efek yang dalam pada proses persalinan, sering
memperlama fase pertama karena penggunaan
cadangan glukosa ; menyebabkan kelebihan epinefrin
yang dilepaskan dari stimulasi adrenal, yang
menghambat aktivitas miometrial ; dan meningkatkan
25
kadar norepinefrin yang cendrung meningkatkan
aktivitas uterus.
(6) Demonstrasikan metode persalinan dan relaksasi,
berikan tindakan kenyamanan
Rasional: menurunkan stresor yang dapat memperberat
ansietas; memberikan strategi koping
2. Nyeri
a. Definisi
Nyeri adalah suatu ketidaknyamanan rangsang subyektif dan
pengalaman emosional yang dihubungkan dengan kerusakan
jaringan baik yang potensial maupun aktual yang digambarkan
dalam istilah-istilah kerusakan (Potter & Perry, 2005).
Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung
saraf khusus. Selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri
disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks dan distensi
perineum (Kuswanti, 2013).
b. Penyebab Nyeri
Nyeri terjadi karena adanya stimulus nyeri, antara lain (Eli kosasih,
2015):
1) Fisik (termal, mekanik, elektrik)
2) Kimia
26
Apabila ada kerusakan pada jaringan akibat adanya
kontinuitas jaringan yang terputus, maka histamin, bradikinin,
serotonin, dan prostaglandin akan diproduksi oleh tubuh. Zat-
zat kimia ini akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini
diteruskan ke Central Nerve System (CNS) untuk kemudian
ditransmisikan pada serabut tipe C yang menghasilkan nyeri,
seperti tertusuk (Eli kosasih, 2015).
c. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya
dibedakan menjadi dua, yaitu (Wilkinson, 2013):
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang actual
atau potensial dengan itensitas ringan sampai berat dengan
akhir yang tepat diantisipasi atau dapat diramalkan dan
durasinya kurang dari enam bulan.
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang actual
atau potensial dengan itensitas ringan sampai berat dengan
akhir yang tepat diantisipasi atau dapat diramalkan dan
durasinya lebih dari enam bulan.
27
d. Proses Terjadinya Nyeri
Menurut Andarmoyo (2013) proses terjadinya nyeri yaitu:
Proses terjadinya nyeri merupakan suatu rangkaian yang
rumit, dalam hal ini dibutuhkan pengetahuan mengenai struktur dan
fisiologis sistem persarafan karena sistem inilah yang memegang
kendali dalam terciptanya nyeri.
Sel saraf atau neuron terdiri dari badan sel dan dua sel
tonjolan yang terutama bertanggunga jawab untuk transmisi impuls
saraf, termasuk impuls nyeri. Menonjol dari badan sel adalah
tonjolan pendek bercabang yang dinamakan dendrit yang
menerima rangsangan sensorik dari lingkungan luar sel dan
mentransmisikan menuju badan sel. Tonjolan ini disebut neuron
atau serat aferen (sensorik), yaitu serat saraf yang memantau
masukan sensorik dan membawa informasi ini dari perifer ke
susunan saraf pusat.
e. Faktor–faktor yang mempengaruhi respons nyeri
Faktor-faktor yang mempengaruhi respons nyeri antara lain
(Andarmoyo, 2013):
1) Usia
Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri
dan prosedur yang dilakukan perawat menyebabkan nyeri.
Sebab, mereka belum dapat mengucapkan kata-kata untuk
mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri
28
kepada orang tua atau petugas kesehatan. Pada sebagian anak,
terkadang segan untuk mengungkapkan keberadaan nyeri yang
ia alami disebabkan mereka takut akan tindakan perawatan
yang harus mereka terima nantinya.
2) Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak terbeda secara bermakna
dalam berespons terhadap nyeri. Beberapa kebudayaan
memengaruhi jenis kelamin dalam memaknai nyeri (misal:
menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan
tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan boleh
menangis dalam situasi yang sama).
3) Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan memengaruhi cara
individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang
diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.
4) Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri memengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap
nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar
belakang budaya individu tersebut. Individu akan
mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila
nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan,
hukuman dan tantangan
29
5) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat memengaruhi persepsi nyeri. Perhatikan yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respons nyeri yang
menurun.
6) Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks.
Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri
juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas.
7) Keletihan
Keletihan/kelelahan yang dirasakan seseorang akan
meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan akan
menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan
kemampuan koping
8) Pengalaman sebelumnya
Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian
episode nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang
berat maka ansietas atau bahkan rasa takut dapat muncul.
f. Skala Nyeri
Skala nyeri adalah alat yang digunakan untuk membantu
mendiagnosa dan mengukur intensitas nyeri. Skala yang paling
sering digunakan adalah (Graham, 2006):
30
1) Skala Visual
Skala visual adalah gambar anatomi wajah manusia untuk
membantu menjelaskan rasa nyeri. Skala visual yang paling
popular adalah skala tingkat nyeri gambar wajah oleh Wong
Baker, berupa ekspresi wajah untuk menunjukan rasa nyeri
yang dirasakan. Biasanya digunakan pada bayi/anak yang
belum bisa berbicara juga digunakan pada pasien yang sudah
tua dan mengalami kerusakan kognitif/sulit berbicara.
Gambar 2.1
skala nyeri visual
2) Skala Verbal
Gambar 2.2
skala nyeri verbal
31
3) Skala Numerik
Skala ini paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas
nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik. Alat ukur ini
digunakan secara fleksibel dan merujuk tingkatan nyeri secara
verbal dengan skala 0-10 yang dilengkapi dengan jangkar kata
dengan angka sepanjang garisnya. Pasien diminta untuk
menetapkan tingkat nyeri yang sesuai dengan kemungkinan 0-
10, dengan 0 sama dengan tidak nyeri dan 10 sama dengan
nyeri paling hebat.
Gambar 2.3
skala nyeri numerik
g. Pengurangan rasa nyeri
Beberapa metode pengurangan rasa sakit :
1) Terapi farmakologis
Terapi obat yang disuntikan ibu dengan tujuan untuk
mengurangi rasa nyeri ketika menghadapi persalinan, baik itu
anastesi umum yang disuntikan secara epidural, spinal ataupun
sekedar regional.
32
2) Terapi non farmakologis
Terapi yang tidak menggunakan obat-obatan, tetapi dengan
memberikan berbagai teknik yang dapat mengurangi rasa nyeri
saat persalinan tiba, yaitu (Kuswanti, 2013):
a) Kompres panas
Tindakan ini akan menigkatkan aktivitas rahim, kompres
panas meningkatkan suhu kulit local, mengurangi spasme
otot, dan meningkatkan ambang nyeri.
b) Kompres dingin
Untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi otot, mengurangi
pembengkakan dan menyejukan kulit. Kompres dingin akan
memperlambat transmisi nyeri melalui neuron-neuron
sensorik.
c) Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, dan nyeri sendi,
hidroterapi juga dapat mengurangi efek gravitasi bersama
ketidaknyamanan yang berkaitan dengan struktur lainnya.
d) Counterpressure
Tekanan yang terus menerus selama kontraksi dilakukan
pada tulang sacrum wanita atau kepalan salah satu tangan
atau peremasan pada kedua pinggul.
33
3. Teknik Counter Pressure
a. Definisi
Counter Pressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara
meletakkan tumit tangan atau bagian bagian datar dari tangan, atau
juga menggunakan bola tenis pada daerah lumbal dimana ia sedang
mengalami sakit punggung (Lane, 2009).
Teknik massage counter pressure adalah teknik massage untuk
nyeri pinggang persalinan dengan metode nonfarmakologi
(tradisional), yaitu dengan menekan persyarafan pada daerah nyeri
pinggang ibu bersalin, menggunakan kepalan tangan ke pinggang
ibu selama 20 menit dengan posisi duduk. Penekanan dilakukan
ketika responden mengalami kontraksi uterus (yang menimbulkan
nyeri pinggang) pada kala I fase aktif (Yuliatun, 2008).
b. Teknik Massage Counter Pressure
Teknik Massage Counter Pressure dilakukan dengan memberi
penekanan pada sumber daerah nyeri pinggang persalinan yang
dirasakan sehingga dapat melepaskan ketegangan otot, mengurangi
nyeri pinggang persalinan, memperlancar peredaran darah, dan
akhirnya akan menimbulkan relaksasi. Teknik Massage Counter
Pressure selama proses persalinan akan membantu mengatasi kram
pada otot, menurunkan nyeri, kecemasan, mempercepat proses
persalinan, menghilangkan tegangan otot pada paha diikuti
ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot sekitar pelvis
34
dan memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif dalam
membantu mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan relatif
aman karena hampir tidak efek samping yang ditimbulkan
(Yuliatun, 2008).
Dengan pemberian masase dengan Teknik Counter Pressure
dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju
medulla spinalis dan otak, selain itu dengan tekanan yang kuat pada
saat memberikan teknik tersebut maka akan dapat mengaktifkan
senyawa endhorophin yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang
belakang dan otak, sehingga tranmisi dari pesan nyeri dapat
dihambat dan menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Nastiti,
2012).
c. Prinsip atau tujuan teknik massage counter pressure
Prinsip atau tujuan teknik massage counter pressure yaitu
memberikan block pada daerah nyeri sehingga nyeri dapat
dikurangi (Page, 2000). Pelaksanaan massage yang benar dapat
mengurangi nyeri serta mengurangi ketegangan otot dan individu
dapat mempersepsikan massage sebagai stimulus untuk rileks,
kemudian muncul respon relaksasi sehingga dapat mengurangi
tingkat nyeri pinggang persalinan (Potter&Perry, 2005).
35
B. Kerangka teori
Gambar 2.4
Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
memepengaruhi
persalinan:
- power
(kekuatan/tenaga)
- passage (jalan
lahir)
- passenger (janin
dan plasenta)
Persalinan kala
I fase aktif Kontraksi
Nyeri persalinan
Massase Counter
Pressure
Tanda-tanda persalinan:
- his persalinan
- Bloody show
- Premature rupture of membrane
36
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.5
Kerangka Konsep
Nyeri persalinan
kala I fase aktif
Massase counter
pressure
Nyeri
teratasi
37
BAB III
METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset
Subjek dari aplikasi riset ini adalah pada Ny.S, G2 P1 A0. Usia 36 tahun
dengan keluhan nyeri pinggang pada kala I persalinan.
B. Tempat Dan Waktu
Aplikasi riset ini dilakukan di Ruang VK RSUD Sukoharjo pada tanggal 09
Maret 2015, pukul 11.00 WIB, tindakan Counter Pressure dilakukan selama
15-30 menit.
C. Media Dan Alat Yang Digunakan
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan :
1. Lotion
2. Bantal (1)
D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset
Prosedur tindakan yang dilakukan yaitu:
1. Tawarkan pasien mau dipijat atau tidak
2. Posisikan pasien duduk atau telungkup yang nyaman.
Menurut simkin & ancheta (2005), adapun cara yang dapat dilakukan pada
aplikasi tindakan counter pressure adalah:
38
1. Cara 1
Melakukan tekanan kuat yang terus menerus selama kontraksi pada
tulang sacrum wanita dengan kepalan salah satu tangan.
Gambar 3.1
Counter pressure cara 1
2. Cara 2
Melakukan peremasan kedua pinggul kemudian menekan kedalam arah
titik tengah panggul dengan seluruh telapak tangan secara terus menerus
sepanjang kontraksi (Simkin & Ancheta, 2005).
39
Gambar 3.2
Counter pressure cara 2
E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset
Alat ukur yang digunakan mengevaluasi aplikasi riset dengan pengukuran
skala nyeri yaitu skala numeric (Graham, 2006).
Gambar 3.3
Skala Numerik
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : nyeri berat
10 : nyeri sangat berat
40
BAB IV
LAPORAN KASUS
Pada bab ini menjelaskan tentang laporan pengelolaan asuhan keperawatan
yang dilakukan pada Ny.S dengan persalinan normal kala I fase aktif di Ruang
VK RSUD Sukoharjo. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Identitas Pasien
Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 09 Maret 2015 pada pukl 11.00
WIB dengan metode autoanamnese dan alloanamnese, pengamatan,
observasi langsung, pemeriksaan fisik menelaah catatan medis, dan catatan
perawat.
Klien bernama Ny. S berumur 36 tahun, berjenis kelamin perempuan,
agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Kijilan,
RT/RW 1/7, Sukoharjo. Penanggung jawab pasien adalah Tn.S umur 40
tahun, pekerjaan sebagai pegawai swasta, pendidikan SMA, hubungan
dengan klien adalah sebagai suami.
B. Pengkajian
Dari hasil pengkajian pada tanggal 09 Maret 2015 didapatkan data
umum kesehatan TB 155 cm, BB 70 kg. BB sebelum hamil 55 kg, Ny.S
mengatakan tidak mempunyai masalah kesehatan khusus dan tidak
41
mengkonsumsi obat-obatan selama hamil, Ny.S tidak mempunyai alergi
obat, Eliminasi buang air kecil Ny.S mengatakan dalam buang air kecil 4-5
x/hari warna keruh, Eliminasi buang air besar Ny.S mengatakan dalam
buang air besar 1x/hari konsistensi padat, Pola tidur Ny.S mengatakan tidak
ada masalah dalam pola tidurnya, tidur siang lebih dari 2 jam, tidur malam
lebih dari 7 jam.
Riwayat kehamilan sekarang Ny.S mengatakan kehamilan sekarang
ini direncanakan. Riwayat haid Ny.S mengatakan pertama haid pada umur
12 tahun, siklus lebih dari 28 hari, lama haid lebih dari 7 hari. Status
obstretikus G2P1A0 hamil 41 minggu. HPHT ( hari pertama hari terakhir) 23
Mei 2014. Usia kehamilan 41 minggu. HPL (Hari Perkiraan Lahir) 2 Maret
2015.
Riwayat kehamilan dan persalinan lalu kehamilan ini adalah
persalinan yang ke-2. Persalinan lalu dengan persalinan normal, cara lahir
spontan, BB lahir 3100 gram, keadaan langsung menangis, umur sekarang
12 tahun. Jumlah kunjungan pada kehamilan ini adalah Trisemester I
sebanyak 3 kali, trisemester II sebanyak 3 kali, trisemester III sebanyak 3
kali.
Masalah kehamilan sekarang ini Ny.S mengatakan pada trisemester I
sering mual muntah, pada trisemester II tidak ada keluhan, pada trisemester
III mengeluh pusing dan perut sering kenceng kenceng. Riwayat menyusui
pada Ny.S mengatakan menyusui sampai dua tahun. Riwayat KB Ny.S
mengatakan pernah KB spiral dua tahun yang lalu. Pelajaran yang di
42
inginkan saat ini adalah relaksasi nafas dalam. Setelah lahir yang diharapkan
membantu dalam pengasuhannya adalah suami, orangtua dan orang lain.
Riwayat persalinan sekarang pada tanggal 08 Maret 2015 jam 22.00
WIB, Ny.S dibawa ke RSUD sukoharjo dengan keluhan perut terasa
kenceng-kenceng, keluar lendir darah, dan kemudian dibawa keruang
bersalin. Dan dilakukan tindakan pemeriksaan dalam baru pembukaan satu
jari longgar dan DJJ 148 kali/menit dengan tekanan darah 130/80 mmHg,
Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,50C, pernafasan 20 kali/menit, kontraksi tiap
his 2 kali/menit dengan kekuatan adekuat, frekuensi dan kualitas denyut
jantung janin (DJJ) 148 kali/menit, teratur dengan durasi 25-30 detik
kualitas kuat.
Pemeriksaan fisik Ny.S mengatakan saat hamil BB naik 15 kg. saat
diperiksa keadaan umum baik, compos mentis. Saat dilakukan tanda tanda
vital hasilnya tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan
22 kali/menit, suhu 36,40C. saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
mata kanan kiri simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pada
pemeriksaan hidung didapatkan simetris, bersih, tidak ada polip. Pada
pemeriksaan mulut didapatkan simetris, mukosa bibir kering, tidak
stomatitis. Pada pemeriksaan telinga kanan kiri simetris, tidak ada benjolan,
tidak ada serumen. Pada pemeriksaan leher tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
Pada pemeriksaan jantung inspeksi didapatkan hasil ictus cordis tidak
tampak, palpasi hasilnya ictus cordis teraba di ictus cordis 4 dan 5, perkusi
43
hasilnya suara jantung pekak, auskultasi hasilnya bunyi jantung I dan II
normal regular, tidak ada suara tambahan. Pada pemeriksaan paru inspeksi
didapatkan hasil kanan kiri simetris, tidak ada jejas, palpasi hasilnya vocal
vremitus kanan dan kiri sama, ekspansi paru kanan kiri sama, perkusi
hasilnya suara paru sonor, auskultasi hasilnya vesikuler pada seluruh lapang
paru. Pada pemeriksaan payudara didapatkan hasil putting susu menonjol,
simetris, aerola melebar dengan hiperpigmentasi, tidak ada benjolan
abnormal, tidak terdapat lesi, colostrums belum keluar.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil inspeksi terdapat linea
nigra, striae, auskultasi terdapat hasil DJJ 148 kali/menit, bising usus 20
kali/menit, perkusi hasilnya pekak, palpasi hasilnya pada leopard I tinggi
fundus uterus 32 cm, dibagian fundus teraba lunak (bokong), pada leopard II
teraba punggung sebelah kiri, ekstremitas disebelah kanan, leopard III
presentasi kepala, bulat dan keras (kepala), leopard IV sudah masuk pintu
atas panggul 3/5 bagian.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium dilakukan pada tanggal 09
Maret 2015. Didapatkan data yaitu leukosit 9.7 (N 3.6-11.0), eritrosit 3.85
(N 3.80-5.20), hemoglobin L 10.9 g/dl (N 11.7-15,5), hematokrit L 32.4 (N
35-47), MCV 84.2 103/ul (N 80-100), MCH 28.3 Pg (N 26-34), MCHC
H33.6 g/dl (RNF), trombosit 202 (N 150-450), RDW-CV H15.2 L (N 11.5-
14.5), PDW 13.7 FL, MPV 11.5 103/ul , P-LCR 35.8 %, PCT 0.23 %,
NRBC 0.20 (N 0-1) 106/ul , neutrofil 67.8 10
3/ul (N 53-75), limfosit L 20.5
44
(N 25-40), monosit H 9.60 (N 2-8), eosinofil L 1.80 (N 2.00-4.00), basofil
0.30 (N 0-1), GDS 102 (N 70-120), HBs Ag N-reaktif ( N-reaktif).
Selama dirawat diruang VK Ny.S mendapatkan terapi medis infus RL
dengan dosis 20 tetes/menit golongan dan kandungan elektrolit nutrisi
fungsinya untuk mengembalikan elektrolit pada dehidrasi, oxytocin dengan
dosis 5 ul/ml golongan dan kandungan uterotonik dan relaksan uterus
fungsinya untuk kelahiran normal dan penderitanya yang peningkatan darah
tinggi harus dihindarkan.
Laporan persalinan kala I pada tanggal 09 Maret 2015 jam 11.00 WIB
didapatkan hasil tanda dan gejala perut mules terasa kenceng-kenceng,
keluar lendir darah, VT pembukaan 5 cm, DJJ 144 kali/menit, dengan
didapatkan pemeriksaaan tanda tanda vital tekanan darah 130/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,40C, hasil
pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 5 cm, keadaan psikososial
Ny.S mengatakan bagian bawah punggung terasa nyeri, P nyeri karena
kontraksi, Q nyeri seperti ditusuk tusuk, R nyeri bagian punggung bawah, S
skala nyeri 7, T nyeri timbul sewaktu waktu. Kebutuhan khusus klien Ny.S
yaitu ingin didampingi suami dan keluarganya. Mendapatkan pengobatan
infus RL 24 tetes/menit.
Pada observasi kemajuan persalinan kala I fase aktif lebih dari 8 jam.
Pada tanggal 09 Maret 2015 jam 11.00 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit
his 4 kali durasi 25 detik DJJ 142 kali/menit dengan pembukaan 5 cm, jam
11.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi 25 detik DJJ 142
45
kali/menit, jam 12.00 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi
30 detik DJJ 136 kali/menit, jam 12.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit
his 4 kali durasi 30 detik DJJ 144 kali/menit, jam 13.00 WIB kontraksi
uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi 45 detik DJJ 144 kali/menit dengan
pembukaan 6 cm, jam 13.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 5 kali
durasi 50 detik DJJ 144 kali/menit, jam 14.00 WIB kontraksi uterus tiap 10
menit his 5 kali durasi 50 detik DJJ 144 kali/menit dengan pembukaan 8 cm,
jam 14.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 5 kali durasi 50 detik DJJ
144 kali/menit dengan pembukaan lengkap.
C. Masalah Keperawatan
Pada kala I persalinan didapatkan data subyektif Ny.S mengatakan
perut mules, terasa kenceng-kenceng, nyeri pinggang bawah, P: nyeri karena
kontraksi, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri bagian punggung bawah,
S: skala nyeri 7, T: nyeri timbul sewaktu-waktu. Data obyektif ditandai
dengan Ny.S tampak meringis menahan sakit, tekanan darah 130/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,40C, DJJ 142
kali/menit, kontraksi 4 kali/10 menit durasi 25 detik, Pembukaan 5 cm.
Maka penulis merumuskan prioritas diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi uterus).
Pada kala I persalinan didapatkan data subyektif Ny.S mengatakan
takut dan cemas akan keadaan persalinannya. Data obyektif Ny.S terlihat
46
gelisah dan cemas. Maka penukis merumuskan diagnosa keperawatan
ansietas berhubungan dengan proses persalinan.
D. Rencana Keperawatan
Berdasarkan rumusan masalah yang didapatkan maka penulis
menyusun, rencana keperawatan kala I dengan diagnosa keperawatan nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi). Tujuan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali 24 jam diharapkan nyeri akut
teratasi dengan kriteria hasil Ny.S mampu mengontrol nyeri, nyeri
berkurang 5 menjadi 2, terlihat nyaman, vital sign dalam batas normal.
Intervensi yang akan dilakukan adalah kaji nyeri P,Q,R,S,T secara
komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan
Ny.S, observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan dengan memonitor
vital sign dan DJJ secara rasional, anjurkan Ny.S untuk miring kiri, berikan
teknik non farmakologi (Teknik Counter Pressure), kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian analgesik dengan rasional untuk mengurangi rasa
nyeri persalinan kala I.
Rencana keperawatan kala I dengan diagnosa ansietas berhubungan
dengan proses persalinan. Tujuan setelah dilakukan tindakan asuhan
keperaatan selama 1 kali 24 jam diharapkan kecemasan dapat teratasi
dengan kriteria hasil Ny.S terlihat tenang, komunikatif, kooperatif.
Intervensi yang dilakukan adalah kaji tingkat dan penyebab
kecemasan Ny.S dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan
47
Ny.S, beri informasi yang cukup mengenai proses persalinan dengan
rasional untuk mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan
pengetahuan pasien, beri pendampingan libatkan keluarga dengan rasional
untuk menurunkan intensitas cemas Ny.S, ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam dengan rasional untuk mengendurkan otot dan massage, atur posisi
miring kekiri dengan rasional untuk memberikan pasien suasana nyaman
dan posisi yang rileks.
E. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan kala I nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera biologis (kontraksi uterus) jam 11.00 WIB mengkaji nyeri P,Q,R,S,T
dengan data subjektif Ny.S mengatakan perut mules, terasa kenceng, nyeri
bagian punggung. P nyeri karena kontraksi, Q nyeri seperti ditusuk tusuk, R
nyeri bagian punggung bawah, S skala nyeri 7, T nyeri timbul sewaktu
waktu. Respon data objektif Ny.S terlihat kesakitan menahan nyeri.
Jam 11.15 WIB memonitor His, vital sign dan DJJ dengan data
subjektif Ny.S mengatakan mau diperiksa, respon data objektif perut klien
terasa kenceng-kenceng, His 10 menit 4 kali durasi 25 detik, DJJ 142
kali/menit, TD 130/80 mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit,
suhu 36,40C.
Jam 11.30 WIB menganjurkan klien untuk miring kekiri dengan data
subjektif Ny.S mengatakan mau menerima saran dari perawat, respon data
objektif Ny.S lebih nyaman dengan posisi miring.
48
Jam 12.00 WIB memberikan pijat Teknik Counter Pressure selama 15
- 30 menit dengan data subjektif Ny.S mengatakan mau dipijat, respon data
objektif klien terlihat merasakan pijatan Teknik Counter Pressure yang
diberikan, skala nyeri 7.
jam 12.25 WIB mengkaji nyeri P,Q,R,S,T dengan data subjektif Ny.S
mengatakan perut mules, terasa kenceng, nyeri bagian punggung. P nyeri
karena kontraksi, Q nyeri seperti ditusuk tusuk, R nyeri bagian punggung
bawah, S skala nyeri 6, T nyeri timbul sewaktu waktu. Respon data objektif
Ny.S terlihat kesakitan menahan nyeri.
Jam 12.30 WIB memberikan kembali pijat Counter Pressure 15-30
menit dengan data subjektif Ny.S mengatakan mau dipijat kembali, respon
data objektif Ny.S terlihat lebih nyaman setelah dipijat yang kedua.
Jam 13.00 WIB memberikan kembali pijatan Counter Pressure 15-30
menit dengan data subjektif Ny.S mengatakan mau dipijat kembali, respon
data objektif Ny.S terlihat lebih nyaman setelah diberikan tindakan pijat
Counter Pressure yang ketiga dengan skala nyeri 7 menjadi 4.
Tindakan keperawatan kala I dengan diagnosa keperawatan ansietas
berhubungan dengan proses persalinan. Jam 13.10 WIB mengkaji tingkat
dan penyebab kecemasan dengan data subyektif Ny.S mengatakan merasa
takut akan persalinannya, respon data obyektif Ny.S terlihat gelisah, takut.
Jam 13.25 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan data
subyektif Ny.S mengatakan mau diajarkan, respon data obyektif Ny.S
terlihat melakukan relaksasi dengan baik.
49
Jam 13.45 WIB memberikan informasi mengenai proses persalinan
dengan data respon subyektif Ny.S mengatakan mau, respon data obyektif
Ny.S tampak mengerti dan paham.
Jam 13.50 WIB menganjurkan Ny.S miring kekiri dengan respon data
subyektif Ny.S mengatakan mau, respon data obyektif Ny.S terlihat lebih
nyaman dengan posisi miring kiri.
F. Evaluasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis kemudian dilakukan
evaluasi pada kala I persalinan tanggal 09 Maret 2015 jam 14.35 WIB,
dengan metode SOAP yaitu masalah keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis (kontraksi uterus), dengan data subjektif Ny.S
mengatakan nyeri punggung sudah berkurang, P: nyeri karena kontraksi, Q:
nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri bagian punggung bawah, S: skala nyeri
4, T: nyeri timbul sewaktu-waktu. Data objektif Ny.S terlihat lebih nyaman,
TD 120/80mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu
36,70C. Masalah nyeri akut sudah teratasi dan intervensi dihentikan.
Evaluasi kala I persalinan dengan metode SOAP yaitu masalah
keperawatan ansietas berhubungan dengan proses persalinan, dengan data
subyektif Ny.S mengatakan sudah tenang dan tidak gelisah. Data obyektif
Ny.S terlihat lebih tenang dan rilek. Masalah ansietas teratasi dan intervensi
dihentikan
50
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas tentang, Pemberian Teknik Counter
Pressure Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan
Persalinan Kala I Fase Aktif, yang sudah dilakukan penulis Diruang VK RSUD
Sukoharjo pada tanggal 09 Maret 2015.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Setiadi, 2012).
Pengkajian dalam kasus ini dilakukan pada tanggal, 09 Maret 2015
jam 11.00 WIB. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data
pengkajian dengan menggunakan metode autoanamnesa dan alloanamnesa.
Autoanamnesa adalah pengkajian yang dilakukan secara langsung kepada
Ny.S, alloanamnesa yaitu pengkajian yang melihat di dasarkan data dalam
status Ny.S dan dari keluarga. Pada kasus ini penulis mendapatkan data
pada pengkajian kala I yaitu Ny.S mengatakan mules, perut terasa kenceng-
kenceng, nyeri pinggang bawah, nyeri karena kontraksi, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri bagian punggung bawah, skala nyeri 7, nyeri timbul
sewaktu-waktu, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali/menit,
51
pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,40C, DJJ 142 kali/menit, kontraksi 4
kali/10 menit durasi 25 detik, Pembukaan 5 cm.
Pada observasi kemajuan persalinan kala I fase aktif lebih dari 8 jam.
Pada tanggal 09 Maret 2015 jam 11.00 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit
his 4 kali durasi 25 detik DJJ 142 kali/menit dengan pembukaan 5 cm, jam
11.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi 25 detik DJJ 142
kali/menit, jam 12.00 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi
30 detik DJJ 136 kali/menit, jam 12.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit
his 4 kali durasi 30 detik DJJ 144 kali/menit, jam 13.00 WIB kontraksi
uterus tiap 10 menit his 4 kali durasi 45 detik DJJ 144 kali/menit dengan
pembukaan 6 cm, jam 13.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 5 kali
durasi 50 detik DJJ 144 kali/menit, jam 14.00 WIB kontraksi uterus tiap 10
menit his 5 kali durasi 50 detik DJJ 144 kali/menit dengan pembukaan 8 cm,
jam 14.30 WIB kontraksi uterus tiap 10 menit his 5 kali durasi 50 detik DJJ
144 kali/menit dengan pembukaan lengkap.
Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per 10
menit. Aktivitas his yaitu hasil perkalian frekuensi dengan amplitude, diukur
dengan unit Montevideo. Durasi his yaitu lamanya setiaphis berlangsung
yang diukur dengan detik. Datangnya his apakah sering, teratur atau tidak.
Interval antara dua kontraksi yaitu masa relaksasi. Pada permulaan
persalinan, his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali
dalam 2 menit. Pada ibu, akan terasa nyeri karena iskemia rahim dan
52
kontraksi rahim, serta terdapat peningkatan nadi dan tekanan darah
(Kuswanti, 2013).
Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
(Setyohadi, dkk, 2011). Nyeri dalam persalinan kala I terjadi akibat
kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi serviks, penipisan serviks, dan
iskemia pada uterus. Nyeri akibat dilatasi serviks dan iskemia pada uterus
adalah nyeri visceral yang dirasakan oleh ibu pada bagian bawah abdomen
dan menyebar ke daerah lumbal, punggung dan paha. Nyeri yang dirasakan
ibu karena adanya transmisi impuls nyeri melalui saraf tertentu. Impuls
saraf nyeri berasal dari serviks dan corpus uteri, yang ditransmisikan oleh
serabut saraf eferen melalui pleksus uterus, pleksus pelviks, pleksus
hipogastrik inferior, midle, posterior, dan masuk ke lumbal kemudian
masuk ke spinal melalui L1, T12, T11, dan T10, dimana nyeri yang
dirasakan oleh ibu pada daerah perut bagian bawah dan pinggang (Bobak,
2005).
Pada kasus Ny.S didapatkan data bahwa Ny.S mengalami kecemasan
karena takut dan cemas dalam menghadapi persalinan pertamanya. Ny S
tampak gelisah, raut wajah tampak tegang. Sesuai dengan teori ansietas
mungkin dapat terjadi pada nyeri persalinan karena hubungan nyeri dan
ansietas bersifat kompleks, ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri,
tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas.
53
Suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem limbic
yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem
limbic dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk
atau menghilangkan nyeri (Potter & Perry, 2006).
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai pengalaman/
respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang
aktual atau potensial/proses hidup untuk mencapai hasil akhir sehingga,
perawat menjadi akuntabel (Hermand, 2012).
Menurut Setiadi (2012) diagnosa prioritas adalah diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif dimana sumber keperawatan akan
diarahkan untuk pencapaian tujuan. Setelah penulis mendapatkan data
pengkajian Ny. S pada tanggal 09 Maret 2015 jam 11.00 WIB, penulis dapat
merumuskan beberapa diagnosa keperawatan.
Pada kala I penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu, nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi). Nyeri akut
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (Hermand, 2012).
Batasan karakteristik nyeri yaitu perubahan perubahan tekanan darah,
perubahan frekuensi jantung, perilaku distraksi, mengekspresikan perilaku,
sikap melindungi area nyeri, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan
54
nyeri yang dapat diamati, melaporkan nyeri secara verbal, gangguan tidur
(Hermand, 2012).
Data hasil pengkajian yang mendukung diagnosa nyeri akut mencakup
data obyektif, data subyektif dan hasil pemeriksaan. Data subyektif Ny.S
mengatakan perut mules, terasa kenceng-kenceng, nyeri pinggang bawah, P:
nyeri karena kontraksi, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: nyeri bagian
punggung bawah, S: skala nyeri 7, T: nyeri timbul sewaktu-waktu. Data
obyektif yang ditemukan Ny.S tampak meringis menahan sakit, tekanan
darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu
36,40C, DJJ 142 kali/menit, kontraksi 4 kali/10 menit durasi 25 detik,
Pembukaan 5 cm.
Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri akut berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut maslow yaitu masuk dalam kebutuhan tingkat kedua
mencakup keamanan dan kenyamanan yang merupakan kebutuhan paling
dasar pertama yang harus diprioritaskan (Potter dan perry, 2005).
Pada kala I penulis merumuskan diagnosa yang kedua yaitu
kecemasan berhubungan dengan proses persalinan. Ansietas adalah perasaan
tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons : perasaan
takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan
syarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Hermand,
2012).
55
Batasan karakteristik ansietas adalah penurunan produktivitas,
gelisah, mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa
hidup, kesedihan yang mendalam, ketakutan, wajah tegang, peningkatan
ketegangan, gemetar (Hermand, 2012).
Data yang mendukung diagnosa keperaatan ansietas meliputi data
subyektif dan data obyektif sesuai dengan batasan karakteristik. Hasil
pengkajian Ny.S mengatakan takut dan cemas akan keadaan persalinannya.
Data obyektif Ny.S terlihat gelisah dan cemas.
Menurut kebutuhan menurut maslow ansietas masuk dalam kebutuhan
priorotas kedua keamanan dan kenyamanan. Penulis memprioritaskan
diagnosa ansietas sebagai diagnosa kedua setelah nyeri, karena ansietas
tidak bersifat urgent (Potter dan perry, 2005).
C. Intervensi Keperawatan
Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah
diagnosa keperawatan. (Setiadi, 2012). Perencanaan/ Intervensi adalah
bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai
pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan klien (Setiadi, 2012).
Menurut Setiadi (2012), kriteria hasil merupakan standart evaluasi
yang merupakan gambaran tentang faktor - faktor yang dapat memberi
56
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat
pertimbangan.
Menurut Dermawan (2012), penulisan tujuan dan kriteria hasil
berdasarkan ”SMART” meliputi specific yaitu dimana tujuan harus spesifik
dan tidak menimbulkan arti ganda, measurable yaitu dimana tujuan
keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku pasien (dapat
dilihat, didengar, dirasakan, dan dibau), achievable yaitu tujuan harus dapat
dicapai, dan hasil yang diharapkan, ditulis perawat, sebagai standar
mengukur respon klien terhadap asuhan keperawatan, reasonable/realistic
yaitu dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
tujuan dan hasil yang diharapkan singkat dan realistis dengan cepat
memberikan klien dan perawat suatu rasa pencapaian, time yaitu batas
pencapaian harus dinyatakan dalam penulisan kriteria hasil dan mempunyai
batasan waktu yang jelas.
Menurut Rohmah (2012) Penulis menuliskan Intervensi yang dilakukan
pada pasien dengan menggunakan prinsip ONEC (Observation, Nursing
intervention, Education, Collaboration).
Pada kala I persalinan dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi uterus). Berdasarkan
diagnosa keperawatan tersebut tujuan yang diharapkan adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali 24 jam diharapkan nyeri akut
teratasi dengan kriteria hasil Ny.S (mampu mengontrol nyeri , nyeri
57
berkurang 5 menjadi 2, terlihat nyaman, vital sign dalam batas normal T
120/80 mmHg, nadi : 60-80x/menit).
Intervensi pada kala I dengan diagnosa keperawatan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi uterus) adalah kaji
nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas
nyeri yang dirasakan Ny.S, observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan dengan rasional mengetahui skala nyeri, memonitor vital
sign dan DJJ dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum dan denyut
jantung janin, anjurkan Ny.S untuk miring ke kiri dengan rasional untuk
mempercepat proses persalinan, berikan teknik non farmakologi (Teknik
Counter Pressure), kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik dengan
rasional untuk mengurangi nyeri persalinan kala I (Kusuma, H dan Nurarif,
2012).
Pada kala I persalinan dengan diagnosa keperawatan yang kedua
ansietas berhubungan dengan proses persalinan. Berdasarkan diagnosa
tersebut tujuan yang diharapkan adalah setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan selama 1 kali 24 jam diharapkan kecemasan dapat teratasi
dengan kriteria hasil Ny.S terlihat tenang, komunikatif, kooperatif.
Intervensi keperawatan pada kala I yang kedua dengan diagnosa
ansietas berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan) adalah
gunakan pendekatan yang menenangkan dengan rasional membuka
kepercayaan kepada perawat, jelaskan upaya prosedur selama tindakan
dengan rasional mengurangi kecemasan Ny.S, beri informasi tentang
58
persiapan persalinan dengan rasional membuka pengetahuan Ny.S,
observasi vital sign dengan rasional mengetahui status kesehatan, beri
dukungan dan support kepada Ny.S dengan rasional memotivasi dan
mengontrol perasaan Ny.S (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Proses implementasi penulis mengkaji kembali klien, memodifikasi
rencana asuhan, dan menuliskan kembali hasil yang diharapkan sesuai
dengan kebutuhan. Komponen implementasi dari proses keperawatan
mempunyai lima tahap : ,mengkaji ulang, menelaah, dan memodifikasi
rencana asuhan yang sudah ada, mengidentifikasi area bantuan,
mengimplementasikan intervensi keperawatan, dan mengkomunikasikan
intervensi (Potter dan perry, 2005).
Dalam pembahasan ini penulis berusaha menerangkan hasil riset
keperawatan manfaat pemberian teknik counter pressure terhadap
penurunan nyeri pada asuhan keperawatan Ny.S dengan persalinan kala I
fase aktif. Tindakan keperawatan yang penulis lakukan selama 1 hari
kelolaan pada asuhan keperawatan Ny.S dengan persalinan kala I fase aktif.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosa kala I dengan
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi uterus).
59
Pada tanggal 09 Maret 2015, mengkaji tingkat nyeri P,Q,R,S,T untuk
mengetahui tingkat skala nyeri. Tujuan dilakukan tindakan untuk
mengetahui tingkat nyeri, karakteristik nyeri P : provocate, tenaga kesehatan
harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri pada penderita yang
mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang diderita
dengan faktor psikologisnya. Q: quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu
yang subyektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien
mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit
nyeri dalam atau superfisal, atau bahkan seperti digencet. R: region, untuk
mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan
semua bagian/ daerah yang dirasakan tidak nyaman. S: scale, tingkat
keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh
penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri
harus bisa digambarkan menggunakan skala yang sifatnya kuantitas. T :
time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian nyeri,
perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama menderita,
seberapa sering kambuh (Judha, 2013).
Memonitor His, vital sign dan DJJ untuk untuk mendengarkan
Denyut Jantung Janin (DJJ) dalam rahim ibu dan untuk menghitung jumlah
denyut jantung janin per menit (Rukiyah, 2009).
Menganjurkan klien untuk miring ke kiri untuk kontraksi uterus lebih
efektif, karena tidak terlalu menekan proses pembukaan akan berlangsung
60
secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman
(Kuswanti, 2013).
Memberikan pijat teknik counter pressure selama 15-30 menit.
Teknik counter pressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara
meletakkan tumit tangan atau bagian bagian datar dari tangan, atau juga
menggunakan bola tenis pada daerah lumbal dimana ia sedang mengalami
sakit punggung (Lane, 2009).
Massage harus dilakukan selama 15-30 menit supaya dapat
memberikan efek terapeutik dan untuk mencapai relaksasi yang maksimal
yaitu dengan mengendurkan otot yang tegang, sehingga dapat membuka
aliran darah yang sempit (Kokjhon et al, 1999). Macam-macam teknik
massage yang dapat digunakan dalam proses persalinan adalah teknik
effleurage, teknik kneading (remasan), dan teknik counter pressure
(Yuliatun, 2008).
Teknik massage counter pressure adalah teknik massage untuk nyeri
pinggang persalinan dengan metode nonfarmakologi (tradisional), yaitu
dengan menekan persyarafan pada daerah nyeri pinggang ibu bersalin,
menggunakan kepalan tangan ke pinggang ibu selama 20 menit dengan
posisi duduk. Penekanan dilakukan ketika responden mengalami kontraksi
uterus (yang menimbulkan nyeri pinggang) pada kala I fase aktif
(Yuliatun, 2008).
Teknik massage counter pressure bertujuan untuk melepaskan
ketegangan, kaku dan kegelisahan di dalam tubuh terutama pada daerah
61
punggung atau sacral. Teknik massage counter pressure selama proses
persalinan akan membantu mengatasi kram pada otot, menurunkan nyeri,
kecemasan, mempercepat proses persalinan, menghilangkan tegangan otot
pada paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena relaksasi pada otot-otot
sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun melewati jalan lahir, efektif
dalam membantu mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan relatif
aman karena hampir tidak efek samping yang ditimbulkan (Yuliatun, 2008).
Prinsip atau tujuan teknik massage counter pressure yaitu
memberikan block pada daerah nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi
(Page, 2000). Pelaksanaan massage yang benar dapat mengurangi nyeri
serta mengurangi ketegangan otot dan individu dapat mempersepsikan
massage sebagai stimulus untuk rileks, kemudian muncul respon relaksasi
sehingga dapat mengurangi tingkat nyeri pinggang persalinan
(Potter & Perry, 2005).
Prosedur tindakan teknik counter pressure yaitu, melakukan tekanan
kuat yang terus menerus selama kontraksi pada tulang sacrum wanita
dengan kepalan salah satu tangan. Melakukan peremasan kedua
pinggul kemudian menekan kedalam arah titik tengah panggul dengan
seluruh telapak tangan secara terus menerus sepanjang kontraksi
(Simkin & Ancheta, 2005).
Pemberian teknik counter pressure sesuai dengan jurnal penelitian
yang dilakukan oleh rejeki, dkk (2013) dengan judul “Tingkat Nyeri
Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik Back-Effluerage Dan Counter
62
Pressure”. Hasil penelitian tersebut adalah Setelah dilakukan tindakan
masase dengan teknik Counter Pressure didapatkan hasil yang cukup baik
yaitu adanya penurunan tentang nyeri dari skala nyeri tak tertahankan ke
skala berat, dari nyeri berat ke skala sedang hingga ringan.
Selain jurnal Rejeki, dkk (2013) juga ada jurnal pendukung yaitu
jurnal Anggreini, dkk (2013) dengan judul Efektivitas Teknik Abdominal
Lifting Dan Counter Pressure Dalam Mengatasi Nyeri Persalinan fase Aktif
Kala I Dirumah Sakit Daerah Tidar Kota Magelang . Yang menyatakan
bahwa counter pressure efektif dalam dalam mengatasi nyeri persalinan fase
aktif kala I.
Tindakan keperawatan kala I dengan diagnosa keperawatan ansietas
berhubungan dengan proses persalinan.
Pada tanggal 09 Maret 2015, mengkaji tingkat dan penyebab
kecemasan. Rasa cemas dan takut akan meningkatkan respons individual
terhadap rasa sakit pada saat proses persalinan (tanpa didampingi) dan rasa
takut atas kegagalan persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan
(Kuswanti, 2013).
Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Bernafas dalam keadaan
rileks sewaktu his, dengan meminta ibu untuk menarik nafas, tahan nafas
sebentar, kemudian lepaskan dengan cara meniup waktu ada his (Kuswanti,
2013).
Memberikan informasi mengenai proses persalinan. Setiap ibu
membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya, sehingga mampu
63
mengambil keputusan dan ibu juga perlu diyakinkan bahwa kemajuan
persalinannya normal. Penjelasan tentang proses dan perkembangan
persalinan. Wanita yang telah siap mempunyai anak biasanya mengetahui
proses-proses persalinan dan mereka ingin di informasikan mengenai
perkembangannya (Kuswanti, 2013).
Menganjurkan Ny.S miring kekiri untuk kontraksi uterus lebih
efektif, karena tidak terlalu menekan proses pembukaan akan berlangsung
secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman
(Kuswanti, 2013).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. Tujuan adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
(Setiadi, 2012).
Catatan SOAP terdiri atas empat langkah yang disarikan dalam proses
pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk
mendikumentasikan asuhan pasien dalam rekan medis sebagai catatan
kemajuan. S (Subjektif) Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang
dikatakan pasien tersebut, O (Objektif) Data yang diperoleh dari apa yang
dilihat apa yang dirasakan oleh bidan saat melakukan pemeriksaan dan
64
laboraturium, A (Assesment), Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data
objektif dan subjektif, P (Perencanaan).
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan
yang telah dibuat. SOAP adalah catatan tertulis secara singkat, lengkap dan
bermanfaat bagi bidan atau pemberi asuhan yang lain (Kuswanti, 2013).
Evaluasi pada kala I yang dilakukan pada tanggal 09 Maret 2015,
dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis (kontraksi uterus). Subjektif Ny.S mengatakan nyeri punggung
sudah berkurang, P: nyeri karena kontraksi, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk,
R: nyeri bagian punggung bawah, S: skala nyeri 4, T: nyeri timbul sewaktu-
waktu. Objektif Ny.S terlihat lebih nyaman, TD 130/80mmHg, nadi 80
kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,70C. Masalah nyeri akut sudah
teratasi dan intervensi dihentikan.
Hasil akhir evaluasi diagnosa pertama nyeri akut setelah dilakukan
intervensi selama 1 x 24 jam terjadi penurunan skala nyeri dari skala 7
menjadi skala 4, hal ini tidak sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan
skala nyeri 5 turun menjadi 2.
Evaluasi pada kala I yang dilakukan pada tangal 09 Maret 2015.
masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan proses persalinan.
Subyektif Ny.S mengatakan sudah tenang dan tidak gelisah. Obyektif Ny.S
terlihat lebih tenang dan rilek. Masalah ansietas teratasi dan intervensi
dihentikan.
65
Evaluasi akhir diagnosa ansietas teratasi. Hal ini sesuai dengan
kriteria hasil yang penulis harapkan.
66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pada kala I persalinan didapatkan data subyektif Ny.S
mengatakan perut mules, terasa kenceng-kenceng, nyeri pinggang
bawah, P: nyeri karena kontraksi, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R:
nyeri bagian punggung bawah, S: skala nyeri 7, T: nyeri timbul
sewaktu-waktu. Data obyektif ditandai dengan Ny.S tampak meringis
menahan sakit, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali/menit,
pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,40C, kontraksi 4 kali/10 menit
durasi 25 detik, pembukaan 5 cm.
Pada kala I persalinan didapatkan data obyektif Ny.S
mengatakan takut dan cemas akan keadaan persalinannya. Data
obyektif ditandai Ny.S terlihat gelisah dan cemas.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.S dengan kala I
persalinan yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera biologis (kontraksi uterus), yang kedua adalah ansietas
berhubungan dengan proses persalinan.
67
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang akan dilakukan pada kala I dengan diagnosa
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi)
adalah kaji nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif, monitor vital sign
dan DJJ, anjurkan Ny.S untuk miring kiri, berikan teknik non
farmakologi (teknik counter pressure), kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgesik.
Intervensi yang akan dilakukan pada kala I dengan diagnosa
ansietas berhubungan dengan proses persalinan adalah kaji tingkat dan
penyebab kecemasan Ny.S, beri informasi yang cukup mengenai
proses, beri pendampingan libatkan keluarga, ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam, atur posisi miring kekiri.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan penulis pada diagnosa pertama dan
kedua sudah sesuai dengan intervensi yang sudah penulis susun.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi yang dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam pada
diagnosa pertama dan kedua, masalah nyeri akut serta ansietas sudah
teratasi.
6. Hasil Analisa
Hasil penerapan tindakan Keperawatan non farmakologi
pemberian teknik counter pressure pada persalinan kala I yang
dilakukan terjadi penurunan nyeri.
68
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan Rumah Sakit Umum khususnya RSUD Sukoharjo dapat
memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan
kerja sama baik antara tim kesehatan maupun klien, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada
umumnya dan dapat mengaplikasikan pemberian teknik counter
pressure terhadap penurunan nyeri, khususnya pada pasien dengan
persalinan normal.
2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya
pada klien gangguan pemenuhan rasa nyaman nyeri dengan persalinan
normal. Perawat diharapkan dapat mengaplikasikan pemberian teknik
counter pressure terhadap penurunan nyeri.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih
berkualitas dan profesional agar tercipta perawat yang profesional,
terampil, inovatif, aktif, dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etika
keperawatan. Dan dapat mengaplikasikan pemberian teknik counter
pressure terhadap pasien dengan keluhan nyeri pinggang khususnya
pada pasien dengan persalinan normal.
69
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz
Media. Jogjakarta.
Anggraeni, dkk. 2013. Efektifitas Teknik Abdominal Lifting Dan Counter Pressure
Dalam Mengatasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Kala I Di Rumah Sakit
Umum Daerah Tidar Kota Magelang.. Jurnal.ummgl.ac.id Diakses
pada 20 Mei 2015 (20:20).
Bobak, Lowdermilk & Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC.
Jakarta.
Hastarni, dkk. 2011. Efektivitas Teknik Kneading Dan Counterpressure Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di
Rsia Bunda Arif Purwokerto. www.ojs.akbidylpp.ac.id. Diakses pada
20 Mei 2015 (21:00).
ISO. (2011). Informasi Spesialite Obat. PT.ISFI. Jakarta.
Judha, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri Persalinan. Nuha medika.
Yogyakarta.
Kuswanti, dkk. 2013. Askeb II Persalinan. Penerbit Pustaka Pelajar (Anggota
IKAPI). Yogyakarta.
Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika. Jakarta
Selatan
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan System
Persarafan. Salemba Medika. Jakarta.
Hermand. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Nugroho, Dr. Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,
Penyakit Dalam. Nuha Medika. Yogyakarta.
Nurarif Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2012. Handbook Health Student.
Mediaction Publishing. Yogyakarta.
Oxorn, harry dan forte William R. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi
Persalinan. YEM.Yogyakarta.
70
Potter, Patricia A. & Perry, Griffin Anne. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik Edisi 4. Alih bahasa:
Komalasari, Renata. EGC. Jakarta.
Rukiyah, Ai Yeyeh., & Yulianti Lia. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan). Trans Info Media. Jakarta.
Setiadi. 2012. Konsep Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Penerbit
Graham Ilmu. Yogyakarta.
Setyohadi, dkk. 2012. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam ( Emergency In
Internal Medicine). Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Interna
Publishing. Jakarta.
Simkin, Penny & Ancheta, R. (2005). Buku Saku Persalinan. EGC. Jakarta.
Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Penerbit Fitramaya. Yogyakarta.
Yanti, Damai., & Sundawati, Dian. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Refika
Aditama. Bandung.
Yuliatun, L. 2008. Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode
Nonfarmakologi. Bayu Media Publishing. Malang.
Wiknjosastro, Gulardi H, Et All. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR.
Jakarta.
Wilkinson, Judith m., & Ahern Nancy R. 2013. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Penerbit EGC Medical Publisher. Jakarta.