Apklin Pemeriksaan Protein

2
Aplikasi Klinis Pemeriksaan Protein Urin Sindroma Nefrotik Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis (GN) ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan lipiduria. Proteinuria masif merupakan tanda khas SN, tetapi pada SN berat yang disertai kadar albumin serum rendah ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada SN. Umumnya pada SN fungsi ginjal normalkecuali sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir (Prodjosudjadi, 2006). Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh Glomerulonefritis primer dan sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung, obat atau toksin, dan akibat penyakit sistemik. Glomerulonefritis primer atau idiopatik merupakan penyebab SN yang paling sering. Penyebab sekunder akibat infeksi yang sering dijumpai misalnya pada GN pasca infeksi streptokokus atau infeksi virus hepatitis B, akibat obat misalnya obat antiinflamasi non- steroid atau preparat emas organik, dan akibat penyakit sistemik misalnya pada lupus eritematosus sistemik dan diabetes melitus. Pada beberapa episode SN dapat sembuh sendiri dan menunjukkan respons yang baik terhadap terapi steroid, tetapi sebagian lain dapat berkembang menjadi kronik (Bagga, 2011).

description

cwcscsve

Transcript of Apklin Pemeriksaan Protein

Page 1: Apklin Pemeriksaan Protein

Aplikasi Klinis Pemeriksaan Protein Urin

Sindroma Nefrotik

Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis (GN)

ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan

lipiduria. Proteinuria masif merupakan tanda khas SN, tetapi pada SN berat yang disertai kadar

albumin serum rendah ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Proteinuria juga berkontribusi

terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada SN. Umumnya pada SN fungsi ginjal

normalkecuali sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir

(Prodjosudjadi, 2006).

Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh Glomerulonefritis primer dan sekunder akibat

infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung, obat atau toksin, dan akibat penyakit

sistemik. Glomerulonefritis primer atau idiopatik merupakan penyebab SN yang paling sering.

Penyebab sekunder akibat infeksi yang sering dijumpai misalnya pada GN pasca infeksi

streptokokus atau infeksi virus hepatitis B, akibat obat misalnya obat antiinflamasi non-steroid

atau preparat emas organik, dan akibat penyakit sistemik misalnya pada lupus eritematosus

sistemik dan diabetes melitus. Pada beberapa episode SN dapat sembuh sendiri dan

menunjukkan respons yang baik terhadap terapi steroid, tetapi sebagian lain dapat berkembang

menjadi kronik (Bagga, 2011).

Page 2: Apklin Pemeriksaan Protein

REFERENSI

Prodjosudjadi W., 2006. Sindrom Nefrotik dalam Aru W.S., Bambang S., Idrus A., Marcellius S.K., Siti S. (Ed).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta, Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal. 1174 - 81

Bagga, Arvind, and R. N. Srivastava. "Nephrotic syndrome." Pediatric Nephrology 4 (2011):

159-200.