APENDISITIS tyara

3
APENDISITIS Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Bisa menyerang pada siapa saja, namun lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun. Patofisiologi Apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, benda asing, striktur (penyempitan pada duktus) karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma (tumor). Obstruksi tersebut menyebabkan pembendungan pada mukus yang diproduksi mukosa. Jumlah mukus makin lama makin banyak, namun keterbatasan elastisitas dinding apendiks menyebabkan tekanan intralumen meningkat. Tekanan intralumeen tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat seperti inilah terjadinya apendisitis akut fokal yang ditandai dengan gejala nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus berlanjut, maka tekanan akan terus meningkat. Hal ini akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Karena peradangan yang ditimbulkan akan terus meluas hingga mengenai peritoneum, maka akan menimbulkan rasa nyeri di perut daerah kanan bawah atau regio inguinalis dextra yang disebut dengan apendisitis supuratif akut.

Transcript of APENDISITIS tyara

Page 1: APENDISITIS tyara

APENDISITIS

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang merupakan penyebab

abdomen akut yang paling sering. Bisa menyerang pada siapa saja, namun lebih sering

menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun.

Patofisiologi

Apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel

limfoid, benda asing, striktur (penyempitan pada duktus) karena fibrosis akibat peradangan

sebelumnya, atau neoplasma (tumor). Obstruksi tersebut menyebabkan pembendungan pada

mukus yang diproduksi mukosa. Jumlah mukus makin lama makin banyak, namun keterbatasan

elastisitas dinding apendiks menyebabkan tekanan intralumen meningkat. Tekanan intralumeen

tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema, diapedesis bakteri, dan

ulserasi mukosa. Pada saat seperti inilah terjadinya apendisitis akut fokal yang ditandai dengan

gejala nyeri epigastrium.

Bila sekresi mukus terus berlanjut, maka tekanan akan terus meningkat. Hal ini akan

menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Karena

peradangan yang ditimbulkan akan terus meluas hingga mengenai peritoneum, maka akan

menimbulkan rasa nyeri di perut daerah kanan bawah atau regio inguinalis dextra yang disebut

dengan apendisitis supuratif akut.

Apabila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang akan diikuti

dengan gangren (kematian jaringan) yang disebut apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang

sudah rapuh itu pecsh, msks akan terjadi apendisitis perforasi.

Namun bila proses tersebut berjalan dengan lambat, omentum dan usus yang berdekatan

akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate

apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau bisa juga menghilang.

Pada anak-anak, terjadinya perforasi itu lebih mudah karena omentum lebih pendek dan apendiks

lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis serta ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih

kurang. Sedangkan pada orang tua perforasi lebih mudah terjadi karena telah ada gangguan

pembuluh darah.

Page 2: APENDISITIS tyara

Manifestasi Klinis

Keluhan yang pertama kali muncul pada kasus apendisitis biasanya adalah rasa nyeri di

daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2 sampai 12 jam,

rasa nyeri akan berpindah ke kuadran kanan bawah dan akan menetap serta akan diperparah bila

berjalan atau batuk. Selain itu terdapat juga keluhan anoreksia (hilangnya selera makan), malaise

(rasa tidak nyaman) dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terjadi konstipasi, tetapi

kadang terjadi diare, mual, dan muntah.

Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu menemukan lokasi nyeri.

Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda Rovsing, psoas, dan obturator positif

akan meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.

Pemeriksaan Penunjang

Dalam kasus ini biasanya akan terjadi leukositosis ringan (10.000-20.000/ml) dengan

meningkatnya jumlah netrofil. Pemeriksaan urin diperlukan untuk membedakan dengan kelainan

pada ginjal dan saluran kemih. Pada apendisitis akut tidak diperbolehkan melakukan barium

enema, sedangkan pada apendisitis kronis tindakan ini dibenarkan. Pemeriksaan USG dilakukan

bila telah terjadi infiltrate apendikularis.

Diagnosis Banding

Gastroenteritis akut ditandai dengan muntah dan diare lebih sering dari pada apendisitis,

lokasi nyeri tidak jelas dan berpindah-pindah. Adenitis mesenterikum, gejala dan tandanya

identik dengan apendisitis, namun lebih sering pada anak-anak dan didahului infeksi saluran

nafas. Sedangkan divertikulitis meckeli lokasi nyeri lebih medial.