Apendisitis

7
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendiks pada dewasa berukuran 10 cm ( kisaran 3 – 15 cm ) dan berbentuk tabung. Namun pada bayi apendiks berbentuk kerucut , lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya. Apendisitis merupakan suatu keadaan inflamasi dan kasus akut yang sering dijumpai. Penyebab ( Etiologi ) apendisitis menyebabkan nekrosis pada sel goblet dan menyebabkan penyumbatan ( fekalith ). Penyebab ( Etiologi ) apendisitis adalah hyperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks. Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, 2002 ). Apendisitis adalah suatu peradangan pada appendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat katup ileocecal ( Long, Barbara C, 1996 ). Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering ( Arif Mansjoer dkk, 2000 ). Apendisitis adalah kondisi dimana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur ( Anonim, 2007 ). 2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas patofisiologi. 6

description

Apendisitis

Transcript of Apendisitis

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Apendiks pada dewasa berukuran 10 cm ( kisaran 3 15 cm ) dan berbentuk tabung. Namun pada bayi apendiks berbentuk kerucut , lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya.

Apendisitis merupakan suatu keadaan inflamasi dan kasus akut yang sering dijumpai. Penyebab ( Etiologi ) apendisitis menyebabkan nekrosis pada sel goblet dan menyebabkan penyumbatan ( fekalith ). Penyebab ( Etiologi ) apendisitis adalah hyperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks.

Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada sekum tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, 2002 ).

Apendisitis adalah suatu peradangan pada appendiks yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat katup ileocecal ( Long, Barbara C, 1996 ).

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering ( Arif Mansjoer dkk, 2000 ).

Apendisitis adalah kondisi dimana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur ( Anonim, 2007 ).

2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas patofisiologi.

BAB II APENDISITIS

1. Pengertian

Apendiks adalah organ yang berbentuk seperti jari dan melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal, apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur namun karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, apendiks sering mengalami penyumbatan ( Brunner & Sudarth, 2002 ).

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang diakibatkan hiperplasi jaringan limfoid, fekalith, atau cacing. ( ovedolf, 2006 ).

Apendisitis adalah inflamasi di apendiks yang dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feces atau akibat terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahnya ( Corwin, 2009 ).

2. Etiologi

Penyebab apendisitis di antaranya yaitu :

1. Obstruksi yang disebabkan oleh hiperplasi jaringan limfoid, fekalith atau cacing.

2. Infeksi bakteri.

3. Jenis kelamin, laki -laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan terutama pada usia 15 30 tahun, karena pada usia tersebut terjadi peningkatan jaringan limfoid.

4. Tergantung pada bentuk apendiks ( apendiks terlalu panjang, masa apendiks

pendek, penonjolan jaringan limfoid di lumen apendiks, kelainan katup pangkal apendiks ). ( Nuzulul, 2009 ).

5. Makanan yang dikonsumsi.

3. Klasifikasi

Apendiks digolongkan menjadi:

1. Apendiks akut

Apendiks akut adalah inflamasi pada apendiks yang disebabkan oleh

hiperplasia jaringan limfoid, fekalith atau cacing. Yang terbagi menjadi:

a. Apendiks akut segmentalis yang dicirikan terjadinya striktur setelah sembuh.

b. Apendisitis purulenta difusi yaitu sudah bertumpuk dengan nanah.

2. Apendisitis Kronik

a. Apendisitis kronik parsial yaitu terbentuknya striktur setelah sembuh.

b. Apendisitis kronik obliteritiva yaitu apendisitis miring dan biasanya terjadi pada lansia.

3. Tumor apendiks

4. Patofisiologi

Patologi apendisitis berawal dari jaringan mukosa dan menyebar ke seluruh dinding apendiks. Jaringan mukosa pada apendiks menghasilkan lendir, terjadinya obstruksi menghasilkan terhambatnya aliran lendir ke sekum . Makin lama mukus makin banyak dan menyebabkan bendungan mukus di lumen apendiks. Karena keterbatasan elastisitas dinding apendiks hal tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan tersebut mengakibatkan terhambatnya aliran limfe, sehingga menimbulkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri di daerah epigastrum di sekitar umbilikus ( Mansjoer 2005 ).

Jika sekresi mukus terus berlanjut, tekanan intra luminal meningkat hal ini mengakibatkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan berdiapedesis. Peradanganpun akan meluas dan mengenai peritoneum setempat, sehingga menimbulkan nyeri di perut kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut.( Faradillah, 2009 ).

Bila kemudian aliran arteri terganggu maka akan terjadi infark dinding apendiks yang disusul dengan terjadinya gangren. Keadaan ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila kemudian dinding apendiks pecah maka terjadi tahap perforasi. ( Faradillah, 2009 ).

5. Komplikasi

Komplikasi terjadi akibat terlambatnya penanganan baik oleh klien maupun tenaga kesehatan. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:

1. Abses

Abses merupakan peradangan apendiks yang berupa pus.

2. Perforasi

Perforasi adalah pecahnya apendisitis yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga perut.

3. Peritonitis

Peritonitis merupakan peradangan peritonium, yang merupakan komplikasi paling bahaya baik dalam keadaan akut maupun kronis.

6. Askep Apendisitis

1. Pengkajian

Keluhan utama yang dirasakan oleh klien biasanya berupa nyeri di bagian kanan bawah perut, disertai rasa mual, diare, dan demam.

Riwayat kesehatan lalu yang berkaitan dengan apendisitis adalah kebiasaan pola makan kaya serat atau tidak. Kebiasaan eliminasi juga dipertimbangkan dalam pengumpulan data data untuk penegakan diagnosa.

Pemeriksaan fisik, keadaan umum klien sakit/ sadar / koma, sistem sirkulasi: takikardi, sistem respirasi: takipnea, pernapasan dangkal.Aktivitas / istirahat: malaise, termoregulasi : demam, sistem eliminasi: terkadang konstipasi, kondisi psikologi: cemas.

2. Diagnosa

Pre Operasi

1. Nyeri akut b.d agen fisik

2. Kekurangan volume cairan b.d mual dan muntah

3. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan informasi yang diberikan

Pasca Operasi

1. Nyeri akut b. d agen injuri fisik

2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif

3. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Apendiks adalah organ berbentuk tabung, berukuran 6 10 cm. Pada bayi apendiks berbentuk kerucut. Fungsi apendiks sebagai organ yang berperan pada sistem pertahanan tubuh. Apendisitis adalah inflamasi apendiks yang disebabkan oleh hiperplasia jaringan limfoid, fekalit, dan cacing. Tekanan intra luminal pada apendisitis tidak sebanding dengan elastisitas dinding apendiks, pengosongan lumen apendiks abnormal dan menimbulkan tanda dan gejala apendisitis.

2. Kritik dan Saran

Inflamasi pada apendiks menyebabkan gangguan terhadap sistem tubuh, diperlukan penanganan khusus sehingga tekanan intra luminal apendiks menurun dan derajat kesehatan membaik.

6