Antivirus

4
ANTIVIRUS Virus adalah jasad biologis, bukan hewan, bukan tanaman, tanpa struktur sel dan tidak berdaya untuk hidup dan memperbanyak diri secara mandiri. Mikroorganisme harus menggunakan system enzim dari sel tuan rumah untuk sintesis asam nukleat,protein-proteinnya, dan perkembangbiakannya. Selanjutnya virus adalah mikroorganisme hidup yang terkecil (besarnya 20-300 mikron) kecuali prion yaitu penyebab penyakit sapi gila BSE dan P. Infeksi virus Penularan virus dimulai dengan pelekatan virus pada dinding sel, yang dihidrolisa oleh enzim-enzim. Lalu DNA atau RNA memasuki sel, sedangakan salut proteinnya ditinggalkan diluar. Didalam sel virus bertindak sebagai parasit dan menggunakan proses-proses asimilasi sel yang bersangkutan untuk membentuk vrion-vrion baru. Dengan demikian perbanyakan (replikasi) tidak berlangsung melalui pembelahan vrion induk seperti bakteri. Pada proses ini sel-sel yang dimasukinya dirusak tetapi gejala-gejala penyakit baru mulai tampak bila perbanyakan vrion sudah mencapai puncaknya. Penggolongan Virus Virus yang paling sering mengakibatkan penyakit pada manusia dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yakni virus DNA dan virus RNA, dengan masing-masing DNA dan RNA di dalam intinya. a. Virus DNA meliputi antara lain kelompok herpes : herpes simplex (penyebab antara lain penyakit kelamin), herpes zoster (penyebab sinannaga, “shingles”). Dan varicella zoster (cacar air). Juga virus Epstein-Barr (demam kelenjar/”kissing disease”/ mono –nucleuosis infectiosa), parvovirus,adenovirus (gastroenteritis), variiola ( cacar, “sinallpox”), dan cytomegalovirus= CMV (pada pasien AIDS) termasuk kelompok virus ini juga. Human papillomavirus (HPV), yang menjadi penyebab kutil genital dan kanker cervix, menurut perkiraan ditularkan secara seksual. b. Virus RNA terpenting adalah HIV (penyebab AIDS), virus-virus hepatitis (penyakit kuning), rhinovirus ( salesma) dan polio virus ( penyebab lumpuh pada anak-anak polio myelitis). Begitu pula virus influenza (flu), rotavirus (diare), virus rubella (rode hond), bermacam-macam paramyxovirus : virus rubeola= morbili

description

obat antivirus

Transcript of Antivirus

ANTIVIRUSVirus adalah jasad biologis, bukan hewan, bukan tanaman, tanpa struktur sel dan tidak berdaya untuk hidup dan memperbanyak diri secara mandiri. Mikroorganisme harus menggunakan system enzim dari sel tuan rumah untuk sintesis asam nukleat,protein-proteinnya, dan perkembangbiakannya. Selanjutnya virus adalah mikroorganisme hidup yang terkecil (besarnya 20-300 mikron) kecuali prion yaitu penyebab penyakit sapi gila BSE dan P. Infeksi virusPenularan virus dimulai dengan pelekatan virus pada dinding sel, yang dihidrolisa oleh enzim-enzim. Lalu DNA atau RNA memasuki sel, sedangakan salut proteinnya ditinggalkan diluar. Didalam sel virus bertindak sebagai parasit dan menggunakan proses-proses asimilasi sel yang bersangkutan untuk membentuk vrion-vrion baru. Dengan demikian perbanyakan (replikasi) tidak berlangsung melalui pembelahan vrion induk seperti bakteri. Pada proses ini sel-sel yang dimasukinya dirusak tetapi gejala-gejala penyakit baru mulai tampak bila perbanyakan vrion sudah mencapai puncaknya.Penggolongan VirusVirus yang paling sering mengakibatkan penyakit pada manusia dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yakni virus DNA dan virus RNA, dengan masing-masing DNA dan RNA di dalam intinya.a. Virus DNA meliputi antara lain kelompok herpes : herpes simplex (penyebab antara lain penyakit kelamin), herpes zoster (penyebab sinannaga, “shingles”). Dan varicella zoster (cacar air). Juga virus Epstein-Barr (demam kelenjar/”kissing disease”/ mono –nucleuosis infectiosa), parvovirus,adenovirus (gastroenteritis), variiola ( cacar, “sinallpox”), dan cytomegalovirus= CMV (pada pasien AIDS) termasuk kelompok virus ini juga. Human papillomavirus (HPV), yang menjadi penyebab kutil genital dan kanker cervix, menurut perkiraan ditularkan secara seksual.

b. Virus RNA terpenting adalah HIV (penyebab AIDS), virus-virus hepatitis (penyakit kuning), rhinovirus ( salesma) dan polio virus ( penyebab lumpuh pada anak-anak polio myelitis). Begitu pula virus influenza (flu), rotavirus (diare), virus rubella (rode hond), bermacam-macam paramyxovirus : virus rubeola= morbili (campak=”measles”) dan virus beguk (“mumps”) serta berbagai flavivirus (yellow fever= demam kuning, dengue = demam berdarah).Pengobatan infeksi virus 1. Saluran pernapasanA. Amantadin dan rimantadin. Khasiatnya beberapa obat antivirus berguna sebagai obat profillaktik misalnya amantadin dan derivatnya rimantadin menunjukan sama efektivnya dalam mencegah infeksi influenza A. (Amantadin juga efektif untuk pengobatan beberapa kasus penyakit Parkinson, diketahui bahwa antivirus amantadin yang digunakan dalam pengobatan influenza berpengaruh pula sebagai antiparkinson dimana fungsinya meningkatkan sintesis, pengeluaran atau ambilan dopamine dari neuron yang sehat.

Mekanisme kerjanya, mekanisme antivirus yang tepat untuk amantadin dan rimantadin belum diketahui pasti. Bukti-bukti terakhir menunjukan penghambatan terhadap protein membrane matrik dari virus, M2 yang berfungsi sebagai saluran ion. Saluran ini diperlukan untuk fusi beberapa membrane virus dengan membrane sel yang kemudian membentuk endosom. ( terbentuk bila virus masuk sel dengan cara endositosis).

Efek samping amantadin sebagian besar berhubungan dengan SSP. Gejala neurologi ringan termasuk imsonia, pusing dan ataxia. Efek yang lebih berat pernah dilaporkan ( Misalnya halusinasi, kejang). Obat harus diberikan hati-hati pada pasien dengan masalah psikaterik, aterosklerosis otak, gangguan ginjal atau epilepsy. Rimantadin menyebabkan reaksi SSP lebih sedikit karena tidak banyak melintasi sawar otak darah. Amantadin dan rimantadin harus digunakan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui, karena terbukti bersifat embriotoksik dan teratogenik pada tikus.

B. RibavirinKhasiatnya digunakan untuk mengobati bayi dan anak-anak dengan infeksi RSV yang berat. Rerspon yang baik dari hepatitis A akut dan influenza A dan influenza B. ribavirin dapat menurunkan mortalitas dan viremia demam lassa.Cara kerja obat ini dipelajari hanya untuk influenza. Ribavirin pertama diubah menjadi derivate prima-phosfat, hasil pertama berupa senyawa ribavirin triphosfat (RTP), yang di phostulasikan bersifat antivirus dengan menghambat sintesis MRNA virus. Efek samping : efek samping dilaporkan pada penggunaaan oral atau suntiakn ribavirin termasuk anemia tergantung dosis pada penderita demam lassa. Peningkatan bili rubin juga telah dilaporkan. Aerosol dapat lebih aman meskipun fungsi pernapasan pada bayi dapat memburuk cepat setelah permulaan pengobatan aerosol dan karena itu monitoring sangat perlu. Karena terdapat efek teratogenik pada hewan percobaan, ribavirin dikontara indikasikan pada kehamilan.

2. Pengobatan infeksi virus Herpes A. AsiklovirMerupakan obat antivirus yang paling banyak digunakan karena efektif terhadap virus herpes. Cara kerja : suatu analog guanosin yang tidak memilki gugus glukosa, menggalami monofosforilasi dalam sel oleh enzim yang dikode herves virus, timidin kinase. Karena itu, sel-sel yang di infeksi virus sangat rentan. Analog mono fosfat diubah ke bentuk di-dan trifosfat oleh sel penjamu. Trifosfat asiklovir berpacu denga deoksiguanosintrifosfat ( dGTP) sebagai suatu substrat untuk DNA polymerase dan masuk kedalam DNA virus yang menyebabkan terminasi rantai DNA yang premature. Ikatan yang ireversibel dari tempelate primer yang mengandung asiklovir ke DNA polymerase melumpuhkan enzim. Zat ini kurang efektif terhadap enzim penjamu.

3. Pengobatan penyakit defisiansi imun didapat (aids) A. ZidovudinSalah satu oabat yang paling efektif dan terakhir disetujui untuk pengobatan infeksi HIV dan AIDS adalah anolog pirimidin, tiga-azido-tiga-deokcitimidin ( AZT).Cara kerja : AZt harus diubah menjadi nukleosid trifosfat yang sesuai dengan timidin kinase penjamu utnuk mendapatkan aktifitas antivirusnya. AZT-trifosfat kemudian dimasukkan ke dalam rantai DNA virus yang bertumbuh ( tetapi bukan iti prenjamu) oleh cadangan transcriptase. Karena AZT tidak memiliki hidroksil pada posisi 3’, kaitan 5’ sampai 3’ fosfodiester lain tidak terbentuk. Akibatnya sintesis rantai DNA terhenti dan reflikasi virus tidak terjadi.kekurangan relative transcriptase reverse virus ini disebabkan karena masuknya AZT keadalam proses yang dikatalisasi virus ; DNA-polimerase selular lebih

efektif. Selain itu fosforilase asanm deoksitimidilat ( dTMP) menjadi difosfat ( dTDP) dihambat oleh azido-timidin-monofosfat ( AZT-MP). Efek samping : meskipun kelihatannya bersifat spesifik AZT toksik terhadap sumsum tulang. Misalnay anemi dan ,leucopenia berat dapat terjadi pada pasien yang mendapat dosis tinggi. Sakit kepala juga dapat sering terjadi. Kejang telah dilaporkan pada pasien AIDS lanjut. Toksisistas AZT diperkuat jika glukuronidasi berkurang karena pemberian obat-obat seperti probenesid, asetaminophen, klorazepam, indometasin dan cimitidin.

4. Iterveron Iterveron merupakan glikoprotein yang terjadi alamiah jika ada perangsangan dan mengganggu kemampuan virus menginfeksi sel. Meskipun Interveron menghambat pertumbuhan bergbagai virus invitro, aktifitas invivo pada virus mengecewakan. Pada waktu ini iterveron disintesis dengan teknologi DNA rekombinan. Ada tiga jenis interferon yaitu alfa, beta dan gamma salah asatu dari 15 jenis alfa interveron, alfa 2 B telah disetujui untuk pengobatn hepatitis B dan C, dan terhadap kanker seperti leukemia sel berambut dan sarcoma Kaposi. Mekanisme kerjanya menyangkut induksi enzim sel penjamu ( misalnya: suatu protein kinase, 2’, 5’- oligoadenilat sintase dan fosfodiesterase) yang menghambat translasi RNA virus dan akhirnya menyebabkan degradasi mRNA dan tRNA iterveron diberikan secraa intravena dan masuk ke cairan sumsum tulang. Efek samping termasuk demam, letragi, depresi sumsum tulang, fgangguan kardiovaskular seperti gagal jantung kongestiv dan reaksi hipersensitif akut. Gagal hati dan infiltrasi paru jarang.