Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

9
30 Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam Menghambat SARS-CoV-2 ERIS SEPTIANA Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI Kompleks Cibinong Science Center Jl. Raya Jakarta Bogor KM 46, Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat 16911 Tel. 021 – 8754587/ Fax. 021 8754588 Email: [email protected] Pendahuluan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus Korona penyebab sindrom pernapasan akut berat yang dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Penyakit ini dilaporkan muncul pertama kali di daerah Wuhan, China pada sekitar akhir tahun 2019 dan saat ini telah menyebar ke hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia (Sanders et al., 2020). SARS-CoV-2 merupakan virus dari keluarga Coronaviridae yang memiliki selubung (envelope). Struktur selubung pada virus ini terlibat dalam aspek-aspek penting dari siklus hidup virus (Schoeman & Fielding, 2019). Virus Korona dapat menyebabkan beberapa penyakit, termasuk bronkitis, gastroenteritis, hepatitis, penyakit sistemik, dan bahkan kematian pada burung, manusia, atau hewan lainnya. Analisis genomik menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki kemiripan dengan virus Korona terdahulu yaitu SARS-CoV dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Islam et al., 2020). Dalam usaha penanggulangan wabah COVID-19, beberapa pendekatan pengobatan telah dilakukan. Salah satunya yaitu dengan mencoba beberapa antivirus yang telah terbukti efektif dalam menghambat perkembangan SARS-CoV dan MERS-CoV. Klorokuin dan Hidroklorokuin memiliki kemampuan memblokir masuknya virus ke dalam sel inang dengan menghambat fungsi reseptor inang, proses perombakan protein, dan pengasaman lingkungan sel inang. Agen ini juga memiliki efek meningkatkan sistem imun dengan meningkatkan produksi sitokin (Zhou et al., 2020). Lopinavir, antivirus yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA untuk mengobati HIV, menunjukkan aktivitas in vitro melawan virus Korona melalui penghambatan 3- chymotrypsin-like protease (3CL pro ), sebuah protein yang berperan dalam perbanyakan virus (de Wilde et al., 2014). Ribavirin, merupakan antivirus yang dapat menghambat kerja RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) virus (Cameron & Castro, 2001). Penelitian in vitro baru-baru ini menemukan bahwa Favipiravir dan Remdesivir secara nyata menghambat infeksi SARS-CoV-2 pada sel normal Vero E6 (Wang et al., 2020a). Penelitian terbaru telah melaporkan bahwa beberapa obat antivirus tersebut telah diujicobakan pada pasien SARS-CoV-2 diantaranya adalah Hidroksiklorokuin (Mahevas et al., 2020), Lopinavir- Ritonavir dan Ribavirin (Hung et al., 2020), Remdesivir (Wang et al., 2020b) dan Tocilizumab (Xu et al., 2020). BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Transcript of Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

Page 1: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

30

Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam Menghambat SARS-CoV-2

ERIS SEPTIANA Pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI Kompleks Cibinong Science Center Jl. Raya Jakarta Bogor KM 46, Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat 16911 Tel. 021 – 8754587/ Fax. 021 8754588 Email: [email protected]

Pendahuluan Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus Korona penyebab sindrom pernapasan akut berat yang dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Penyakit ini dilaporkan muncul pertama kali di daerah Wuhan, China pada sekitar akhir tahun 2019 dan saat ini telah menyebar ke hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia (Sanders et al., 2020). SARS-CoV-2 merupakan virus dari keluarga Coronaviridae yang memiliki selubung (envelope). Struktur selubung pada virus ini terlibat dalam aspek-aspek penting dari siklus hidup virus (Schoeman & Fielding, 2019). Virus Korona dapat menyebabkan beberapa penyakit, termasuk bronkitis, gastroenteritis, hepatitis, penyakit sistemik, dan bahkan kematian pada burung, manusia, atau hewan lainnya. Analisis

genomik menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki kemiripan dengan virus Korona terdahulu yaitu SARS-CoV dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Islam et al., 2020). Dalam usaha penanggulangan wabah COVID-19, beberapa pendekatan pengobatan telah dilakukan. Salah satunya yaitu dengan mencoba beberapa antivirus yang telah terbukti efektif dalam menghambat perkembangan SARS-CoV dan MERS-CoV.

Klorokuin dan Hidroklorokuin memiliki kemampuan memblokir masuknya virus ke dalam sel inang dengan menghambat fungsi reseptor inang, proses perombakan protein, dan pengasaman lingkungan sel inang. Agen ini juga memiliki efek meningkatkan sistem imun dengan meningkatkan produksi sitokin (Zhou et al., 2020). Lopinavir, antivirus yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA

untuk mengobati HIV, menunjukkan aktivitas in vitro melawan virus Korona melalui penghambatan 3-chymotrypsin-like protease (3CLpro), sebuah protein yang berperan dalam perbanyakan virus (de Wilde et al., 2014). Ribavirin, merupakan antivirus yang dapat menghambat kerja RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) virus (Cameron & Castro, 2001). Penelitian in vitro baru-baru ini menemukan bahwa Favipiravir dan Remdesivir secara nyata menghambat infeksi SARS-CoV-2 pada sel normal Vero E6 (Wang et al., 2020a). Penelitian terbaru telah melaporkan bahwa beberapa obat antivirus tersebut telah diujicobakan pada pasien SARS-CoV-2 diantaranya adalah Hidroksiklorokuin (Mahevas et al., 2020), Lopinavir-Ritonavir dan Ribavirin (Hung et al., 2020), Remdesivir (Wang et al., 2020b) dan Tocilizumab (Xu et al., 2020).

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 2: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

31

Selain penggunan antivirus sintetis, pemanfaatan antivirus berbasis produk bahan alam juga layak dipertimbangkan dalam pengobatan COVID-19. Alam menyediakan sumber bahan kimia yang melimpah yang dapat dijelajahi jenis senyawa aktifnya untuk pengembangan obat termasuk antivirus. Sampai saat ini, sejumlah obat herbal secara utuh atau senyawa aktif yang terkandung di dalamnya telah menunjukkan aktivitas

antivirus potensial. Pengajuan penggunaan resep obat herbal tradisional juga telah dilakukan terhadap beberapa pasien COVID-19 di beberapa negara, salah satunya di China (Ren et al., 2020). Akan tetapi, masih belum banyak penelitian yang melaporkan tentang efektivitas penggunaan obat herbal sebagai anti-SARS-CoV-2. Beberapa senyawa bahan alam yang telah dilaporkan efektif dalam menghambat SARS-CoV maupun MERS-CoV layak

untuk diujicobakan pada SARS-CoV-2, mengingat secara genetika ada kemiripan di antara ketiga virus tersebut. Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini akan dipaparkan tentang prospek senyawa aktif antivirus berbasis produk bahan alam yang telah dilaporkan memiliki aktivitas antivirus terhadap SARS-CoV dan/atau MERS-CoV yang diharapkan juga memiliki potensi untuk menghambat SARS-CoV-2.

Gambar 1. Gambaran ringkas siklus hidup virus mulai dari perlekatan hingga pelepasan

serta target senyawa antivirus yang potensial (Sanders et al., 2020).

Siklus Hidup SARS-CoV-2 Secara ringkas, siklus

hidup SARS-CoV-2 (Gambar 1) diawali oleh perlekatan virus dengan reseptor

Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) pada permukaan sel inang yang difasilitasi oleh protein spike (protein S) yang merupakan

bagian dari struktur menyerupai paku pada virus. Proses selanjutnya adalah masuknya virus ke dalam sel inang untuk melepaskan

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 3: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

32

materi genetiknya yang difasilitasi oleh protein transmembran TMPRSS2 (Hoffmann et al., 2020). Setelah materi genetik virus dilepaskan di dalam sel inang, terjadi proses translasi dan perbanyakan materi genetik, serta perakitan

partikel virus baru yang dilakukan oleh beberapa protein seperti Papain-like protease (PL pro), 3CL pro, Helikase dan RdRp (Zhavoronkov et al., 2020). Setelah dalam bentuk sempurna, partikel virus (virion) kemudian lepas dari

sel yang terinfeksi melalui eksositosis dan mencari sel inang lainnya. Protein-protein yang terlibat dan proses yang terjadi pada siklus hidup virus merupakan target senyawa antivirus yang efektif.

Gambar 2. Beberapa senyawa antivirus bahan alam yang berpotensi menghambat SARS-

CoV-2, teaflavin-3,3’-digalat dari teh hitam, kurkumin dari kunyit, mangostin

dari manggis, dan alil disulfida dari bawang putih.

Senyawa Aktif Antivirus SARS-CoV dan Mekanisme Kerjanya Secara in vitro

Senyawa aktif antivirus dari tanaman obat memiliki mekanisme penghambatan yang beragam (Tabel 1). Jalan masuk virus merupakan target yang menarik untuk terapi karena dapat memblokir penyebaran virus pada tahap awal, sehingga meminimalkan kesempatan

bagi virus untuk berevolusi dan membangun resistensi obat. Perlekatan SARS-CoV diketahui terjadi akibat adanya ikatan antara protein S dengan reseptor ACE2 pada permukaan sel inang. Molekul kecil yang dapat mengikat dengan afinitas tinggi pada protein S2 dari SARS-CoV dapat mengganggu fungsi protein S, sehingga akan mencegah SARS-CoV untuk memasuki sel inangnya. Senyawa Emodin merupakan senyawa

yang didapatkan salah satunya dari tanaman obat ketepeng badak (Cassia alata) yang mampu menghambat perlekatan protein S (Ho et al., 2007). Senyawa Luteolin merupakan senyawa yang dapat diperoleh dari tanaman seledri (Apium graveolens) yang memiliki aktivitas gangguan terhadap protein S2 SARS-CoV sehingga menghambat perlekatan SARS-CoV dengan sel inang (Yi et al., 2004).

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 4: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

33

Tabel 1. Senyawa antivirus dari tanaman obat

No. Nama senyawa Sumber Mekanisme kerja Jenis virus Pustaka

1 Emodin Ketepeng badak (Cassia alata)

menghambat protein S

SARS-CoV* Ho et al. (2007)

2 Luteolin Seledri (Apium graveolens)

menghambat protein S

SARS-CoV* Yi et al. (2004)

3 Teaflavin-3,3’-digalat

Teh hitam (Camellia sinensis)

menghambat 3CLpro

SARS-CoV* Chen et al. (2005)

4 Kurkumin Kunyit (Curcuma sp.)

menghambat 3CLpro

SARS-CoV* Wen et al. (2007)

5 Kaemferol Jambu biji (Psidium guajava)

menghambat PLpro

SARS-CoV* Park et al. (2017)

6 Kuersetin Jeruk (Citrus aurantium)

menghambat PLpro

SARS-CoV* Park et al. (2017)

7 Ekstrak kasar Amis-amisan (Houttuynia cordata)

menghambat RdRp

SARS-CoV* Lau et al. (2008)

8 Mirisetin Cengkeh (Syzygium aromaticum)

menghambat helikase

SARS-CoV* Yu et al. (2012)

9 Skutelarein Sapu manis (Scoparia dulcis)

menghambat helikase

SARS-CoV* Yu et al. (2012)

10 10-gingerol Jahe (Zingiber officinalis)

Anti-inflamasi SARS-CoV* Tejasari, (2007)

11 Oleoresin Jahe (Zingiber officinalis)

Imunostimulan SARS-CoV* Tejasari, (2007)

12 Mangostin Manggis (Garcinia mangostana)

menghambat protein S

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

13 Piseatanol Anggur (Vitis vinifera)

menghambat protein S

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

14 Alil disulfida Bawang putih (Allium cepa)

menghambat protein S

SARS-CoV-2**

Thuy et al. (2020)

15 Andrograpisida Sambiloto (Andrographis paniculata)

menghambat 3CLpro

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

16 Biorobin Beringin (Ficus benjamina)

menghambat 3CLpro

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

17 Neohesperidin Jeruk (Citrus aurantium)

menghambat PLpro

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

18 (-)-Epigalokatekin galat

Teh hitam (Camelia sinensis)

menghambat PLpro

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

19 14-Hidroksisi perotundon

Rumput teki (Cyperus rotundus)

menghambat RdRp

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

20 Teaflavin 3,3’-di-O-galat

Teh hitam (Camelia sinensis)

menghambat RdRp

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

21 Filaemblisin B Buah malaka (Phyllanthus emblica)

menghambat helikase

SARS-CoV-2**

Wu et al. (2020)

Keterangan: *Pengujian secara in vitro; **Pengujian secara in silico

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 5: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

34

Setelah virus masuk ke dalam sel inang, maka virus akan mengeluarkan materi genetiknya, dilanjutkan oleh perbanyakan materi genetik tersebut untuk perakitan virion baru. Beberapa protein yang bertanggung jawab dalam tahap ini dapat dijadikan target agen antivirus, salah satunya adalah 3CLpro. 3CLpro berperan dalam membantu proses perubahan polipeptida replikase menjadi protein fungsional yang berperan penting dalam perbanyakan virus, sehingga menjadikan protein ini sebagai salah satu target antivirus. Ekstrak teh hitam (Camellia sinensis) dan senyawa aktifnya Teaflavin-3,3’-digalat (TF3) (Gambar 2) dilaporkan mempunyai aktivitas penghambatan terhadap 3CLpro dari SARS-CoV (Chen et al., 2005). Selain itu, kurkumin, yang banyak ditemukan pada rimpang genus Curcuma juga dilaporkan dapat menghambat aktivitas enzimatik 3CLpro dari SARS-CoV (Wen et al., 2007). Selain 3CLpro, sistein protease lain yang dapat dijadikan taget antivirus adalah PLpro. PLpro tidak hanya bertanggung jawab untuk memproses poliprotein virus, tetapi juga terlibat dalam respon imun terhadap virus sehingga berfungsi sebagai faktor virulensi yang penting bagi virus. Senyawa Kaemferol

dan Kuersetin yang dapat ditemukan pada tanaman jambu biji (Psidium guajava) dan kulit jeruk (Citrus aurantium) mempunyai aktivitas penghambatan PLpro dari SARS-CoV (Park et al., 2017).

Target lain yang bisa dituju untuk menghambat perkembangan virus adalah RdRp. RdRp pada SARS-CoV adalah enzim utama yang bertanggung jawab untuk sintesis untai RNA positif dan negatif. RdRp merupakan enzim esensial dalam kompleks replikasi yang diharapkan mengandung protein virus dan seluler tambahan. Ekstrak tanaman obat amis-amisan (Houttuynia cordata) memiliki aktivitas penghambat enzim RdRp dan dilaporkan dapat menurunkan aktivitas enzim tersebut dibandingkan dengan kontrol (Lau et al., 2008). Selain RdRp, enzim yang berperan penting dalam replikasi virus adalah helikase. Senyawa Mirisetin yang diketahui banyak terkandung dalam tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Skutelarein yang dapat ditemukan pada tanaman sapu manis (Scoparia dulcis) telah dilaporkan mempunyai aktivitas penghambatan enzim helikase (Yu et al., 2012).

Selain itu, respon inflamasi atau peradangan yang luar biasa telah

menyebabkan kematian pasien yang terinfeksi SARS-CoV, MERS-CoV, atau SARS-CoV-2. Oleh karena itu, agen antiinflamasi mungkin bisa mengurangi tingkat keparahan dan kematian. Senyawa 10-gingerol merupakan senyawa yang ada di dalam tanaman jahe (Zingiber officinalis) telah dilaporkan memiliki kemampuan dalam menghambat agen pencetus inflamasi IL-1β, IL-6, dan TNF-α (Ho et al., 2013). Tanaman jahe juga mengandung senyawa yang dapat meningkatkan imunitas alami tubuh (imunostimulator). Oleoresin memiliki aktivitas imunostimulator dengan meningkatkan produksi sel T pembantu CD4+ dan sel T sitotoksik CD8+ (Tejasari, 2007).

Senyawa Aktif Antivirus SARS-CoV-2 dan Mekanisme Kerjanya Secara in silico

Studi terbaru melalui molecular docking melaporkan bahwa beberapa senyawa asal tanaman obat dapat menghambat beberapa protein SARS-CoV-2. Wu et al. (2020) telah melaporkan bahwa beberapa senyawa dari tumbuhan memiliki aktivitas anti-SARS-CoV-2. Senyawa Mangostin yang terdapat di dalam manggis (Garcinia mangostana) dan

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 6: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

35

Piseatanol yang diisolasi dari buah anggur (Vitis vinifera) dapat menghambat protein S dari SARS-CoV-2. Alil disulfida dan Alil trisulfida dari bawang putih (Allium cepa) mampu berikatan kuat dengan reseptor ACE2 dan protease utama SARS-CoV-2 sehingga menghalangi penempelan virus pada sel inang (Thuy et al., 2020).

Senyawa Andrograpisida dan

Andrograpanin yang terdapat di dalam tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) serta Biorobin dari tanaman beringin (Ficus benjamina) mempunyai aktivitas penghambatan terhadap 3CLpro. Neohesperidin dari jeruk dan (-)-Epigalokatekin galat dari teh mampu menghambat PLpro. Selain itu, senyawa 14-Hidroksisiperotundon dan Sugetriol-3,9-diasetat yang

terdapat dalam tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) serta Teaflavin 3,3’-di-O-galat asal tanaman teh dapat menghambat enzim RdRp virus. Enzim helikase SARS-CoV-2 dapat dihambat aktivitasnya oleh senyawa Filaemblisin B dan Filaemblinol yang diisolasi dari tanaman buah malaka (Phyllanthus emblica) (Wu et al., 2020).

Gambar 3. Gambaran molecular docking antara senyawa kurkumin dengan protein SARS-

CoV-2. (A) Struktur tiga dimensi protein S SARS-CoV-2. (B) Struktur tiga dimensi dari kurkumin. (C) Prediksi situs perlekatan kurkumin pada protein S SARS-CoV-2. (D) Reaksi residu asam amino protein S SARS-CoV-2 dengan kurkumin (Rane et al., 2020).

Peluang dan Tantangan Pengembangan Senyawa Bahan Alam Antivirus SARS-CoV 2

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan kandidat

antivirus SARS-CoV-2 berbasis bahan alam. Prinsip yang pertama adalah bahwa senyawa anti-SARS-CoV-2 yang terkandung dalam sumber tanaman harus dapat diserap oleh tubuh melalui jalur oral. Kedua,

ramuan yang dipilih harus mengandung senyawa aktif yang terbukti secara biologis sebagai anti-SARS-CoV-2 (Zhang et al., 2020).

Indonesia mempunyai beragam tanaman obat tradisional yang telah lama

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 7: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

36

dikonsumsi untuk mengobati berbagai penyakit. Beberapa tanaman obat tersebut mengandung senyawa aktif yang salah satunya sebagai antivirus. Senyawa aktif antivirus dari tanaman obat Indonesia seperti Kurkumin, Katekin, Zingerol, Gingerol, Alisin, Kuersetin Epikatekin galat memiliki aktivitas penghambatan SARS-CoV-2 secara in silico (Khaerunnisa et al., 2020). Oleh karena itu, peluang pengembangan obat tradisional Indonesia sebagai kandidat obat anti-SARS-CoV-2 terbuka lebar.

Tantangan yang dihadapi dalam pencarian senyawa bahan alam sebagai anti-SARS-CoV-2 diantaranya adalah SARS-CoV-2 memiliki perbedaan sekuens genom dibandingkan dengan SARS-CoV atau MERS-CoV yang kemungkinan besar disebabkan oleh mutasi, sehingga tingkat efektivitas senyawa alami terhadap dua virus Korona sebelumnya mungkin berbeda terhadap virus SARS-CoV-2. Untuk mengatasi hal tersebut, teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat digunakan. Dari perspektif molekuler, AI dapat digunakan untuk beberapa tujuan seperti memperkirakan struktur protein penting di SARS-CoV-2 (Gambar 3), mengidentifikasi obat-obat lain yang sudah digunakan namun dapat digunakan kembali sebagai antivirus

(drug repurposing), mengusulkan senyawa baru yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat, mengidentifikasi target potensial untuk dikembangkan sebagai kandidat vaksin, meningkatkan efektivitas diagnosis, dan untuk lebih memahami tingkat infeksi dan keparahan akibat virus (Bullock et al., 2020). Efek antivirus Korona dari senyawa alami yang telah dikonfirmasi sebagian besar masih sebatas pengujian secara in vitro terhadap sel yang dikultur. Efektivitasnya secara in vivo belum terjamin, sehingga menimbulkan tantangan tersendiri untuk pengujian yang lebih menyeluruh. Oleh karena itu, pengembangan lebih lanjut dan komprehensif dari senyawa bahan alam sebagai anti SARS-CoV-2 masih sangat dibutuhkan.

Daftar Pustaka Bullock J, Luccioni A, Pham KH,

et al. (2020): Mapping the Landscape of Artificial Intelligence Applications against COVID-19. https://arxiv.org/pdf/2003.11336.pdf

Cameron C, dan Castro C. (2002): The Mechanism of Action of Ribavirin: Lethal Mutagenesis of RNA Virus Genomes Mediated by the Viral RNA-Dependent RNA Polymerase, Current Opinion in Infectious Diseases, 14, 757-64. doi:

10.1097/00001432-200112000-00015.

Chen CN, Lin C, Huang KK, et al. (2005): Inhibition of SARS-CoV 3C-like Protease Activity by Theaflavin-3,3 '- digallate (TF3), Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, 2(2), 209-215. doi: 10.1093/ecam/neh081.

de Wilde A, Jochmans D, Posthuma C, et al. (2014): Screening of an FDA-Approved Compound Library Identifies Four Small-Molecule Inhibitors of Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus Replication in Cell Culture, Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 58, 4875-4884. doi: 10.1128/AAC.03011-14.

Ho SC, Chang KS, Lin CC. (2013): Anti-Neuroinflammatory Capacity of Fresh Ginger is Attributed Mainly to 10-gingerol, Food chemistry, 141, 3183-91. doiSa: 10.1016/j.foodchem.2013.06.010.

Ho TY, Wu SL, Chen JC, et al. (2007): Emodin Blocks the SARS Coronavirus Spike Protein and Angiotensin-Converting Enzyme 2 Interaction, Antiviral Research, 74, 92-101. doi: 10.1016/j.antiviral.2006.04.014.

Hoffmann M, Kleine-Weber H, Schroeder S, et al. (2020): SARS-CoV-2 Cell Entry Depends on ACE2 and TMPRSS2 and Is Blocked by a Clinically Proven Protease Inhibitor, Cell, 181. doi: 10.1016/j.cell.2020.02.052.

Hung IFH, Lung KC, Tso EYK, et al. (2020): Triple

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 8: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

37

Combination of Interferon Beta-1b, Lopinavir–Ritonavir, and Ribavirin in the Treatment of Patients Admitted to Hospital with COVID-19: An Open-Label, Randomised, Phase 2 Trial, The Lancet. doi: 10.1016/s0140-6736(20)31042-4.

Islam MT, Sarkar C, El-Kersh DM, et al. (2020): Natural Products and Their Derivatives Against Coronavirus: A Review of the Non-Clinical and Pre-Clinical Data, Phytotherapy Research, doi: 10.1002/ptr.6700.

Khaerunnisa S, Kurniawan H, Awaluddin R, et al. (2020): Potential Inhibitor of COVID-19 Main Protease (Mpro) From Several Medicinal Plant Compounds by Molecular Docking Study, Preprints. doi: 10.20944/preprints202003.0226.v1.

Lau KM, Lee KM, Koon CM, et al. (2008): Immunomodulatory and Anti-SARS Activities of Houttuynia cordata, Journal of Ethnopharmacology, 118(1), 79–85. doi: 10.1016/j.jep.2008.03.018.

Mahevas M, Tran VT, Roumier M, et al. (2020): Clinical Efficacy of Hydroxychloroquine in Patients with Covid-19 Pneumonia who Require Oxygen: Observational Comparative Study Using Routine Care Data, BMJ, 369. doi: 10.1136/bmj.m1844.

Park JY, Yuk HJ, Ryu HW, et al. (2017): Evaluation of

Polyphenols from Broussonetia papyrifera as Coronavirus Protease Inhibitors, Journal of Enzyme Inhibition and Medicinal Chemistry, 32, 504-512. doi: 10.1080/14756366.2016.1265519.

Rane JS, Chatterjee A, Kumar A, et al. (2020): Targeting SARS-CoV-2 Spike Protein of COVID-19 with Naturally Occurring Phytochemicals: An in Silco Study for Drug Development, ChemRxiv, doi: 10.26434/chemrxiv.12094203.v1.

Ren JL. (2020): Traditional Chinese Medicine for COVID-19 Treatment, Pharmacological Research, 155, 104743, doi: 10.1016/j.phrs.2020.104743.

Sanders JM, Monogue ML, Jodlowski TZ, et al. (2020): Pharmacological Treatments for Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Rreview, JAMA, doi: 10.1001/jama.2020.6019.

Schoeman D, dan Fielding BC. (2019): Coronavirus Envelope Protein: Current Knowledge, Virology Journal, 16, 69. doi: 10.1186/s12985-019-1182-0.

Tejasari. (2007): Evaluation of Ginger (Zingiber officinale Roscoe) Bioactive Compounds in Increasing the Ratio of T-Cell Surface Molecules of CD3+CD4: CD3+CD8+ In-Vitro, Malaysian Journal of Nutrition, 13, 161-170.

Thuy B, My T, Hai N, et al. (2020): Investigation into

SARS-CoV-2 Resistance of Compounds in Garlic Essential Oil, ACS Omega, 5(14), 8312–8320. doi: 10.1021/acsomega.0c00772

Wang M, Cao R, Zhang L, et al. (2020a): Remdesivir and Chloroquine Effectively Inhibit the Recently Emerged Novel Coronavirus (2019-Ncov) In Vitro, Cell Research, 30, 1-3. doi: 10.1038/s41422-020-0282-0.

Wang Y, Zhang D, Du G, et al. (2020b): Remdesivir in Adults with Severe COVID-19: A Randomised, Double-Blind, Placebo-Controlled, Multicentre Trial, Lancet, 395, 1569-1578. doi: 10.1016/S0140-6736(20)31022-9.

Wen CC, Kuo YH, Jan JT, et al. (2007): Specific Plant Terpenoids and Lignoids Possess Potent Antiviral Activities against Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus, Journal of Medicinal Chemistry, 50, 4087-4095. doi: 10.1021/jm070295s.

Wu C, Liu Y, Yang Y, et al. (2020): Analysis of Therapeutic Targets for SARS-CoV-2 and Discovey of Potential Drugs by Computational Methods, Acta Pharmaceutica Sinica B. doi: 10.1016/j.apsb.2020.02.008.

Xu X, Han M, Li T, et al. (2020): Effective Treatment of Severe COVID-19 Patients with Tocilizumab, Proceedings of the National Academy of Sciences. doi: 10.1073/pnas.2005615117.

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020

Page 9: Prospek Senyawa Bahan Alam Sebagai Antivirus Dalam ...

38

Yi L, Li Z, Yuan K, et al. (2004): Small Molecules Blocking the Entry of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus into Host Cells, Journal of Virology, 78(20), 11334–11339. doi: 10.1128/JVI.78.20.11334-11339.2004.

Yu MS, Lee J, Lee JM, et al. (2012): Identification of Myricetin and Scutellarein as Novel Chemical Inhibitors of the SARS Coronavirus Helicase, nsP13, Bioorganic &

Medicinal Chemistry Letters, 22, 4049-4054. doi: 10.1016/j.bmcl.2012.04.081.

Zhang DH, Wu KL, Zhang X, et al. (2020): In Silico Screening of Chinese Herbal Medicines with the Potential to Directly Inhibit 2019 Novel Coronavirus, Journal of Integrative Medicine, 18. doi: 10.1016/j.joim.2020.02.005

Zhavoronkov A, Aladinskiy V, Zhebrak A, et al. (2020): Potential COVID-2019 3C-

like Protease Inhibitors Designed Using Generative Deep Learning Approaches, ChemRxiv. doi: 10.26434/chemrxiv.11829102.v2.

Zhou D, Dai SM, dan Tong Q. (2020): COVID-19: a recommendation to examine the effect of hydroxychloroquine in preventing infection and progression, Journal of Antimicrobial Chemotherapy. doi: 10.1093/jac/dkaa114.

BioTrends Vol.11 No.1 Tahun 2020