Anti Piretik
description
Transcript of Anti Piretik
ANTIPIRETIK
Syarifah Fitria Ulfa, S.Farm., Apt.
Farmakologi Kebidanan
SOAL PENGANTAR Apa itu demam? Apa itu Antipiretik? Bagaimana cara kerja Antipiretik? Apa bahaya demam bagi ibu hamil dan
menyusui? Apa saja obat-obatan yang termasuk ke
dalam golongan antipiretik?
DEMAM Merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Demam merupakan reaksi tangkis dari tubuh
terhadap infeksi Demam adalah peninggian suhu tubuh dari
variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand, 2005).
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau axillary temperature ≥37,2°C (Kaneshiro & Zieve, 2010).
PENYEBAB DEMAM Faktor Infeksi
Bakteri : pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, dll Virus : viral pneumonia, influenza, demam berdarah dengue,
demam chikungunya, dll Jamur : coccidioides imitis, criptococcosis, dll Parasit : malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Faktor Non Infeksi faktor lingkungan penyakit autoimun : arthritis, systemic lupus erythematosus
(SLE) keganasan : Penyakit Hodgkin, Limfoma nonhodgkin,
leukemia, dll pemakaian obat-obatan: antibiotik, difenilhidantoin, dan
antihistamin Bayi : Efek samping imunisasi Gangguan SSP : perdarahan otak, status epileptikus, koma.
BAHAYA DEMAM BAGI IBU HAMIL DAN MENYUSUI Prostaglandin diatas 37 minggu kelahiran
prematur Dibawah 14 minggu abortus Suhu yang terlalu tinggi bahaya janin
OBAT-OBAT ANTIPIRETIK Paracetamol Ibuprofen Aspirin Metamizole Na/Antalgin
CARA KERJA ANTI PIRETIK Obat antipiretik bekerja dengan cara
menurunkan standar suhu tersebut ke nilai normal.
PARACETAMOL Kategori : B Parasetamol diberikan secara oral dan diabsorpsi
cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi di dalam plasma dicapai dalam 30-60 menit. Masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh dan berikatan dengan protein plasma secara le
Dosis : 300-1000 mg, 3-4 kali sehari. Maks: 4 g per hari.
Anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, maksimum 1,2 g/hari.
Anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun: 60 mg/kali
PARACETAMOL Kontraindikasi :
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat Penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol
Parasetamol dapat digunakan dengan dosis normal pada semua umur kehamilan, untuk indikasi analgetik antipiretik
Informasi obat : Diminum segera setelah makan atau bersama dengan
makanan Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi alergi.
Efek samping : Ruam, pembengkakan, kesulitan bernapas – gejala alergi Tekanan darah rendah atau hipotensi Trombosit dan sel darah putih menurun Kerusakan pada hati dan ginjal – ketika mengalami overdosis
ASPIRIN Nama lain : Asam Asetil Salisilat dapat digunakan, namun untuk trimester
ketiga harus dihindari.
IBUPROFEN Kategori : C (s/d kehamilan 30 minggu) Kategori : D (kehamilan diatas 30 minggu) Disarankan bahwa wanita hamil tidak menggunakan
ibuprofen atau obat lain selama trimester ketiga, karena masa ini dianggap sebagai masa kritis kehamilan.
Menggunakan ibuprofen pada masa akhir kehamilan mungkin menghambat persalinan, menyebabkan penurunan jumlah cairan ketuban, atau menyebabkan tekanan darah tinggi di paru-paru janin.
Dalam beberapa kasus, penggunaan ibuprofen mungkin diperkenankan, tetapi hanya atas pengawasan ketat dari dokter.
Ibu hamil diatas 30 minggu tidak di anjurkan meminum obat ini karena dapat menyebabkan penutupan ductus arteriosus prematur dan memperlambat waktu lahir.
IBUPROFEN Dosis : 300-800 mg, 4 kali sehari. Untuk anak-anak dosisnya ialah 5-10 mg/kg
berat badan, 3-4 kali sehari.
METAMIZOLE NATRIUM Metamizole atau dipiron merupakan anti nyeri kuat dan anti
demam, metamizole dapat memberikan efek dua hingga empat kali lebih efektif dibandingkan ibuprofen atau parasetamol. Pengunaan metamizole dapat menurunkan demam secara signifikan dan dapat mempertahankan suhu tubuh dalam waktu yang lebih lama dibandingkan ibuprofen
Cara kerja natrium metamizole adalah dengan menghambat rangsangan nyeri pada susunan saraf pusat dan perifer.
Penggunaan natrium metamizole dikontraindikasikan pada pasien dalam keadaan hipersensitivitas metamizole, wanita hamil dan menyusui, pasien bertekanan darah rendah (sistolik < 100 mmHg), pasien bayi di bawah 3 bulan atau bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien dengan gangguan ginjal dan hati berat, serta gangguan pembekuan darah / kelainan darah.
Penggunaan natrium metamizole dapat menimbulkan ruam pada kulit. Risiko penggunaan metamizole yang berbahaya adalah agranulositosis atau pemecahan sel darah putih non-granul, risiko ini meningkat dengan penggunaan jangka panjan
Penggunaan obat Analgetik-Antipiretik pada saat mengandung bagi ibu hamil harus diperhatikan. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat secara sembarangan dapat menyebabkan cacat pada janin. Sebagian obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menembus plasenta sampai masuk ke dalam sirkulasi janin, sehingga kadarnya dalam sirkulasi bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi.
Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat bersifat toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat.Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran.Pengaruh obat bersifat teratogenik, jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomic (kelainan/kekurangan organ tubuh) pada pertumbuhan organ janin.Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal.Sedangkan pengaruh obat yang bersifat letal adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.
KATEGORI OBAT DALAM KEHAMILAN Kategori A Kategori B : Kategori C Kategori D Kategori X
KATEGORI A: Yang termasuk dalam kategori ini adalah
obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Obat-obat yang termasuk dalam kategori A antara lain adalah parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan asam folat.
KATEGORI B: Obat kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya
pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Mengingat terbatasnya pengalaman pemakaian pada wanita hamil, maka obat-obat kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada hewan, yaitu:
B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin (fetal damage). Contoh obat-obat yang termasuk pada kelompok ini misalnya simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
B2: Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin, tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona adalah obat-obat yang masuk dalam kategori ini.
B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Sebagai contoh adalah karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
KATEGORI C: Merupakan obat-obat yang dapat memberi
pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomic semata-mata karena efek farmakologiknya. Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali). Sebagai contoh adalah analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika.
KATEGORI D Obat-obat yang terbukti menyebabkan
meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin. Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam, valproat, steroid anabolik, dan antikoagulansia.
KATEGORI X Obat-obat yang masuk dalam kategori ini
adalah yang telah terbukti mempunyai risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Sebagai contoh adalah isotretionin dan dietilstilbestrol.
KUIS !! Sebutkan obat-obat antipiretik yang aman
buat ibu hamil dan menyusui! Jelaskan kategori keamanan obat bagi ibu
hamil dan menyusui menurut FDA Apakah paracetamol boleh diberikan
sebelum makan? Kenapa?