Anti Aging

36
I. PENDAHULUAN Proses penuaan meupakan proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Banyak teori yang menjelaskan mengenai proses penuaan sel antara lain teori Telomere, Teori “wear-and tear”, Teori Mutasi Somatik, Teori “akumulasi kesalahan” ,Teori akumulasi sampah, Teori autoimun, teori “Aging-Clock”, Teori “Cross-Linkage”, Teori “radikal bebas “, Mitohormesis. Secara umum teori penuaan dibagi dalam 3 kelas besar. Walaupun demikian, proses penuaan sel adalah multifaktorial baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Teori Aging (Penuaan) A. Teori sel Teori Wear and Tear Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini berdasarkan pada beban penggunaan (pekerjaan) sel jaringan tubuh yang berlangsung lama, disertai pengaruh diet yang berlebihan, beban fisik dan stres. Mengakibatkan sel jaringan rapuh (robek), dan mati. Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit). Teori “clock” dan “counter”: Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere (clock) yang terdapat pada bagian akhir setiap chromosom di dalam inti sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere akan mengecil dan memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan sel menua dan mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut telomerase

description

anti aging cream

Transcript of Anti Aging

Page 1: Anti Aging

I. PENDAHULUAN

Proses penuaan meupakan proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Banyak teori yang menjelaskan mengenai proses penuaan sel antara lain teori Telomere, Teori “wear-and tear”, Teori Mutasi Somatik, Teori “akumulasi kesalahan” ,Teori akumulasi sampah, Teori autoimun, teori “Aging-Clock”, Teori “Cross-Linkage”, Teori “radikal bebas “, Mitohormesis. Secara umum teori penuaan dibagi dalam 3 kelas besar. Walaupun demikian, proses penuaan sel adalah multifaktorial baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.

Teori Aging (Penuaan)

A. Teori sel Teori Wear and Tear Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini berdasarkan pada beban penggunaan (pekerjaan) sel jaringan tubuh yang berlangsung lama, disertai pengaruh diet yang berlebihan, beban fisik dan stres. Mengakibatkan sel jaringan rapuh (robek), dan mati. Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit).

Teori “clock” dan “counter”: Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere (clock) yang terdapat pada bagian akhir setiap chromosom di dalam inti sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere akan mengecil dan memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan sel menua dan mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut telomerase (counter) yang dapat memperpanjang usia telomere. Sebagian besar sel tubuh mengandung telomerase, tetapi dalam keadaan “off” (tidak aktif) sehingga sel dapat tua dan mati, sedangkan dalam beberapa sel tubuh lain dalam posisi “on” misalnya hemopoietic cells asal sel darah yang tidak bisa mati (immortal). Contoh lain sel kanker yang tidak dapat tua (mati), karena ia memproduksi telomerase (“on”) sehingga telomere tetap aktif. Dimasa datang terapi telomere dapat mengontrol waktu hidup setiap sel, menghambat telomerase pada sel kanker untuk menghentikan pertumbuhannya dan memperpanjang usia telomere pada aging sel sehingga sel tersebut menjadi remaja kembali.

Dr. Wong’s Hypothesis Grace Wong, Ph.D., adalah ilmuwan di departemen oncology

moleculair Genentech menyatakan aging disebabkan terjadinya degradasi

Page 2: Anti Aging

protein didalam sel akibat oksigen radikal bebas yang mengaktifasi enzim proteases (destructive enzym), banyaknya protein yang rusak mengakibatkan aging sel dapat mengalami apoptosis (mati). Antioxidant, seperti vitamin C dan E dapat mengikat radikal bebas dan mencegah aktifitas proteases. Pada penelitiannya ditemukan pula bahwa hormon pertumbuhan (HP) ternyata dapat mengaktifasi terbentuknya protease inhibitor yang menghambat langsung kerja proteases. Pada laboratorium percobaannya, HP mampu melindungi binatang dari efek radikal bebas yang mematikan saat dilakukan radiasi dan hyperoxia. Ini berarti bahwa biarpun banyak radikal bebas didalam sel akan tidak mampu mengaktifasi proteses sehingga proses kematian sel tidak terjadi. Pada penelitian akhir-akhir ini, menunjukan HP tidak hanya mempengaruhi sel saja, tetapi bekerja juga pada DNA (blueprint of the cell).

Accumulated Glycosolation Endproduct (AGE) Tanda lain dari aging sel adalah protein mengalami proses cross-

linking (perlekatan). Suatu bentuk yang terjadi saat molecul gula mengikat protein dan DNA yang dikenal sebagai glycosolation yang membentuk AGE. Ini yang menyebabkan terjadinya katarak pada mata, penyumbatan pada pembuluh darah, hambatan filtrasi pada ginjal.

B. Teori Neuroendokrin Dr. Dilman’s Hypothesis Vladimair Dilman mengatakan hypothalamic-pituitary axis dibentuk sebagai neuroendocrine “clock” aging. Seperti telomere “clock” yang mengontrol berapa kali suatu sel membelah diri, neuroendocrine mengatur waktu usia rata-rata sistim organ tubuh kita. Pada saat kita muda feedback system antara hypothalamus, pituitary gland dan kelenjar endokrin lain bekerja sangat baik seperti thermostat ruangan. Mekanisme ini disebut homeostasis. Tetapi saat kita tua thermostat menjadi terganggu atau rusak, sehingga mengganggu homeostasis yang menyebabkan timbulnya proses aging pada sel dan sistim organ tubuh kita. Dr. Dilman yakin dengan mengembalikan homeostasis seperti pada saat kita remaja merupakan kunci untuk mengatur aging. Dialah yang mengilhami para anti-aging physicians bahwa aging dapat diobati.

C. Teori Imunitas Dr. Keith Kelley, peneliti imunologis University of Illinois mengatakan

“Adanya hubungan terjadinya proses penuaan dengan penyusutan kelenjar thymus”. Kelenjar thymus adalah organ utama pertama dari sistem imunitas yang terletak pada tulang dada atas bagian belakang, dimana berfungsi sebagai tempat pematangan T-cell lymphocytes yang peranannya sangat penting untuk

Page 3: Anti Aging

melawan penyakit. Pada usia rata-rata 12 tahun kelenjar thymus mulai menyusut, sampai usia 40 tahun terlihat tipis kecil dan sukar diketemukan pada usia diatas 60 tahun. Akibatnya T-cell lymphocyte berkurang seiring kita tua yang membuat terjadinya Auto Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dimana disertai dengan meningkatnya penyakit-penyakit seperti kanker, penyakit infeksi, penyakit autoimmune, dll. Pada penelitiannya dengan memberikan suntikan GH3 sel ( sel yang dibiakan dilaboratorium yang dapat mengeluarkan GH ) pada tikus tua dimana kelenjar tymusnya sudah menyusut. Kelenjar tymus membesar dan tikus tua tersebut menjadi tikus muda kembali. Ini membuktikan adanya hubungan antara penuaan dengan menyusutnya kelenjar tymus dan menurunnya hormon pertumbuhan. Hasil penelitiannya di publikasikan pada papernya, “GH3 Pituitary Adenoma Implants Can Reverse Thymic Aging”.

D. Teori Radikal BebasRadikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil,

mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan diorbit luarnya. Molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya. Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah.

Oksigen yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang sangat reaktif , dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari reactive oxygen species (ROS), satu bentuk radikal bebas.

Sebenarnya radikal bebas, termasuk ROS, penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh kita. Namun bila dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dia akan menyerang sel itu sendiri. Struktur sel yang berubah turut merubah fungsinya, yang akan mengarah pada proses munculnya penyakit.

Adapun faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

Proses Menua Intrinsik, atau proses menua sejati karena berlangsung alamiah, dari dalam tubuh sendiri secara fisiologis. Perubahan kulit menyeluruh sejalan dengan bertambahnya usia.

Proses Menua Ekstrinsik, terjadi akibat berbagai faktor dari (lingkungan) seperti matahari, perubahan iklim dan radical bebas yang dapat mempercepat proses menua pada kulit. Proses menua ekstrinsik yang paling cepat terlihat yaitu pada kulit yang sering terpajan wajah , leher, tangan.

Page 4: Anti Aging

Penyebab Penuaan Dini• Melupakan sunscreenSinar matahari merupakan penyebab utama terjadinya penuaan kulit. Walau terhalang awan, sinar matahari tetap dapat sampai ke kulit saat terik. Memilih sunscreen yang memiliki perlindungan luas dan bisa menghalangi UVA sekaligus UVB. Selain itu, pilihlah sunscreen yang juga diperkaya oleh formula antioksidan seperti resveratrol, vitamin C, atau idebenone. Formula ini akan memberikan perlindungan ekstra terhadap radikal bebas. • Melupakan perawatan pada bagian tangan dan leher Wajah bukan satu-satunya yang butuh dilindungi. Paparan sinar matahari berlebih pada kulit tangan dan leher juga akan menimbulkan masalah yang sama besarnya. Kedua area ini juga menunjukkan tanda-tanda penuaan seperti, munculnya bintik hitam, kering, dan hilangnya kekencangan kulit.• Memakai make – up saat tidur• Bergonta – ganti produk perawatan• Memakai banyak produk perawatan sekaligus• Menghemat waktu tidur

Mekanisme terjadinya Aging atau Penuaan Gejala Penuaan

Kerut/keriput merupakan gejala utama penuaan pada kulit. Namun umur bukanlah penyebab utama. Hanya garis tawa (laugh lines) yang merupakan dampak alami dari penuaan. Garis-garis di sekitar sudut mata seperti juga kerut antara hidung dan bibir bagian atas disebabkan serat elastis dalam kulit berkurang sehingga menyebabkan kulit mengendur dan melipat menjadi kerut/keriput. Sebagian besar garis-garis wajah dan kerut/keriput disebabkan oleh pemaparan berlebihan terhadap sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut/keriput, dan melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar dan karsinoma.

Terjadinya Kerut/Keriput Berkurangnya ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan

dengan hilangnya serat elastin dan kolagen. Kolagen dan elastin adalah komponen utama lapisan dermis. Hilangnya serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan kulit sehingga menimbulkan kerut/keriput. Kolagen merupakan komponen utama di epidermis, dengan 75% berat kering dan 18-30% volume lapisan epidermis. Kolagen kaya akan asam amino hidroksiprolin, hidroksilisin, dan glisin.

Fibroblast dermis memproduksi prekursor yang dikenal sebagai pro kolagen. Pro kolagen ini mengandung terdiri dari 300-400 asam amino tambahan pada

Page 5: Anti Aging

setiap cabangnya, tambahan ini dipindahkan setelah sekresi menghasilkan molekul kolagen.

Gambar 1. Kulit Kekurangan Kolagen

Gambaran klinis penuaan kulit sebagai berikut:1. Kulit kering, disebabkan karena menurunnya fungsi/aktifitas kelenjar minyak,

kelenjar keringat dan hormon estrogen, serta penguapan air yang berlebihan. Jumlah kelenjar keringat aktif menurun sehingga produksi keringat berkurang.

2. Permukaan kulit kasar, tipis dan bersisik, karena lapisan tanduk mudah lepas dan ada kecenderungan sel sel yang mati saling melekat di permukaan kulit. Selain itu terjadi kelainan pada proses keratinisasi, disertai perubahan ukuran dan bentuk sel lapisan tanduk, sebagian berkelompok dan mudah lepas sehingga terlihat sebagai sisik yang kasar.

3. Kulit menjadi kendor terutama pada dagu, elastisitas berkurang, menggelantung dengan kerutan atau keriput (wrinkles) dan garis ekspresi lebih jelas. Keadaan ini disebabkan oleh karena perubahan faktor penunjang kulit, antara lain : Sel pembentuk kologen berkurang, menyebabkan pembentukan baru dan

penggantian yang tua menjadi lambat sehingga jumlah berkurang. Serat elastin lebih mengeras dan menebal sehinggga daya kenyal

berkurang dan kulit menjadi kurang lentur, tak dapat tegang Proses menua pada tulang dan otot mengecil (atrofi) dan jaringan lemak

bawah kulit menipis disertai kehilangan daya kenyalnya. Pengaruh kontraksi otot mimik yang tidak diikuti kontraksi kulit yang

sesuai sehingga terlihat alur keriput didaerah wajah.4. Bercak pigmentasi tidak merata pada permukaan kulit karenadistribusi pigmen

melanin dan prolifrasi sel pembuat pigmen (melanosit), disertai fungsi yang menurun sehingga pengumpulan pigmen melanin tidak teratu

Page 6: Anti Aging

Anti Aging atau Anti Kerut/Anti KeriputEfek Penuaan

Anda tidak bisa membalikan waktu dan menjadi muda. Bagaimanapun, dengan kemajuan teknologi pengobatan kulit sekarang, anda dapat menghilangkan efek dari penuaan dan photoaging (penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari). Anda tidak dapat menjadi muda tapi anda dapat terlihat muda dan lebih menarik dengan perawatan anti penuaan atau lebih dikenal dengan anti aging.

Anti aging atau anti penuaan adalah sediaan untuk mencegah proses degeneratif. Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-noda gelap. Kerutan ataupun keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis. Indonesia mempunyai iklim tropis dengan sinar matahari melimpah yang dapat menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulit atau penuaan dini (premature aging). Masalah yang timbul pada kulit akibat sinar matahari dapat diatasi dengan pengobatan dermatologis.

Gambar 2. Perbedaan Penampang kulit

Pengobatan yang diaplikasikan langsung ke kulit biasanya lebih efektif. Kosmetika anti kerut/anti keriput sangat digemari oleh para wanita saat ini. Memang kerut/keriput identik dengan usia yang sudah lanjut. Namun, kerut/keriput dapat muncul pada wanita muda yang lebih dikenal dengan sebutan penuaan dini (premature aging). Sinar UV dianggap sebagai penyebab utama terjadinya penuaan dini. Oleh sebab itu, kosmetika dan perawatan tubuh yang berfungsi sebagai anti kerut/anti keriput banyak digunakan untuk mencegah dan menghilangkan dampak penuaan dini.

Untuk menghilangkan dampak dari sinar UV dan sebagai anti kerut/anti keriput, telah tersedia banyak kosmetika yang mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menangkap radikal bebas dalam kulit akibat sinar UV dan polusi. Molekul antioksidan berfungsi sebagai sumber hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut, antioksidan mengikat

Page 7: Anti Aging

energi yang akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan “mengorbankan dirinya” untuk teroksidasi oleh radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin. Diantara antioksidan yang paling sering digunakan adalah vitamin C yang telah terbukti secara ilmiah. Vitamin C terbukti menekan proses pigmentasi kulit sehingga banyak juga digunakan sebagai bahan pemutih kulit wajah (whitening). Disamping juga mencegah proses pembentukan bintik kecil kulit (freckle), bintik coklat kulit (brownspots) serta memulihkan efek kantong mata (eye-sack). Proses pencerahan kulit dengan vitamin C dianggap lebih aman dibanding bahan lain, seperti hidroquinone sehingga cocok bagi kulit wanita di Asia.

Definisi creamCream merupakan sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air

tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III). Menurut Moh. Anief, cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe cream ada 2, yaitu tipe air minyak (w/o) dan tipe minyak air (o/w). Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV cream adalah sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Ukuran partikel emulsi sekitar >1000 nm.

Cream merupakan bentuk kosmetik perawatan klasik karena range stabilitasnya yang lebar. Bentuk ini diformulasikan dengan minyak, humectan, air, dan komponen lainnya.

Kualitas dasar krim, yaitu:1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari

inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.

2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen.

3. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.

4. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan 

Klasifikasi cream1. Tipe O/W

Page 8: Anti Aging

Pada cream tipe O/W fase minyak dan fase air disiapkan secara terpisah kemudian dicampur. Cream O/W (moisturizing cream) yang digunakan akan hilang tanpa bekas. Pembuatan cream O/W sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (non ionik) yang umumnya merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular. Cream ini menggunakan surfaktan non inonik (setil alcohol) dan surfaktan ampifilik (stearil alcohol) agar menjadikan cream lebih stabil. 2. Tipe W/O

Berbeda dengan tipe W/O, cream jenis ini membutuhkan pengemulsi dengan HLB (Hydrophile/Lipophile Balance) sekitar 5-7. Prinsip cream ini sama dengan tipe O/W, kecuali fase air ditambahkan ke dalam fase minyak. Cream berminyak mengandung zat pengemulsi W/O yang spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, misal Ca. Cream W/O dan O/W membutuhkan emulgator yang berbeda. Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fase.

Komponen cream anti aging Komponen sediaan cream anti aging terdiri atas :

1. Fase minyak (hidrokarbon, lilin, asam lemak dll);

2. Fase air (humektan, alkohol, pengental dan air murni);

3. Surfaktan/emulgator - nonionic : gliserin stearat, PEG sorbitan sabun asam lemak, dll; - anionic : sabun asam lemak, sodium alkil sulfat, dll.

4. Tambahan- antioksidan (BHT, BHA, Vitamin C, Vitamin E, Hormon pertumbuhan (growth hormone), dll. - pengawet (asam sorbat, golongan paraben, dll) - antikelat (EDTA) - anti mikroba - parfum, pewarna dan lain-lain.

Dalam sediaan anti aging terdapat beberapa zat tambahan yang dapat menambah aktivitas sediaan anti penuaan diantaranya adalah

Pelembabmengatasi keringnya kulit dengan memakai bahan-bahan yang dapat menarik, menahan atau mengikat air dalam lapisan stratum korneum). Kerja dari pelembab ini bukanlah menambah kelembaban pada kulit, tetapi ia mencegah hilangnya kelembaban yang telah ada.

Antioksidan Antioksidan merupakan salah satu bahan yang terdapat pada kosmetik antipenuaan. Antioksidan dapat menghentikan, menghambat, atau memperbaiki serangan radikal bebas yang mempercepat penuaan maka

Page 9: Anti Aging

sangat masuk akal bila tubuh mengkonsumsi banyak antioksidan. Semakin banyak antioksidan yang berguna untuk melindungi membran – membran lemak sel – sel, protein – protein dan DNA genetik dalam batas – batas yang tidak berbahaya maka semakin berkurang kemampuan radikal bebas untuk menyerang dan menimbulkan kerusakan. Bila semakin kecil kerusakannya maka semakin kecil kemungkinan adanya tanda- tanda proses penuaan pada tubuh.

Ekstrak dari Tumbuhan Beberapa ekstrak tumbuhan yang sering digunakan pada kosmetik anti penuaan diantaranya adalah Sesamum indicum, Theobroma, Uncaria Gambir, Mangifera indica, Centella asiatica, Echinacea purpurea, Camelia sinensis, Thea sinensis dan lain – lain. Setiap ekstrak tumbuhan tersebut mengandung  kandungan zat aktif yang berperan dalam proses anti penuaan dini pada kulit.

Tabir Surya Tabir Surya bertujuan perlindungan kulit terhadap sinar matahari dengan penyerapan radiasi sinar UV dan pantulan cahaya. Banyak kosmetik krim dan losion anti penuaan mengandung campuran tabir surya UV A dan UV B dengan SPF 15 sampai 20.

Page 10: Anti Aging

II. FORMULA KRIM ANTI AGING

Kriteria sediaan cream yang baik Cream yang baik, harus memiliki kriteria :

1. Mudah dioleskan merata pada kulit.

2. Mudah dicuci besih dari daerah lekatan.

3. Tidak berbau tengik.

4. Bebas partikulat keras dan tajam.

5. Tidak mengiritasi kulit.

6. Dalam penyimpanan, harus memiliki sifat sebagai berikut :

Harus tetap homogen dan stabil.

Tidak berbau tengik.

Bebas partikulat keras dan tajam.

Tidak mengiritasi kulit. (Formularium Kosmetik Indonesia Hal 33)

Formula Cream anti aging Sediaan cream anti aging dimaksudkan untuk mengembalikan penampilan yang kencang dan muda pada kulit wanita berusia diatas 40 tahun. Bahan aktif yang terpenting adalah hormon-hormon folikel dan bahan yang erat hubungannya dengan itu, seperti estrogen concenterate/sintesis dan bahan-bahan kompleks, seperti ekstrak plasenta. Sedangkan bahan aktif yang lain tergolong sebagai anti oksidan seperti ; α-tokoferol (Vitamin E), As. askorbat (Vitamin C) dan mungkin juga terdapat royal jelly, hidrolisat protein, dan enzim-enzim.

Contoh formula

I II FungsiParaffin wax ………………………….. - 7,0 Basis krimPetrolatum ………………………….. - 42,5 Emollient, skin

protectanAlmond oil ………………………….. 2,5 - PelembabIsopropyl myristate

………………………….. - 4,0 Emollient

Cethyl alcohol ………………………….. 0,8 2,0 Emulsifier Anhydrous lanolin ………………………….. - 4,0 Emulsifier Stearic acid ………………………….. 20,0 - Emulsifier Pregnenolone ………………………….. 0,5 - Zat aktif anti

aging steroid

Page 11: Anti Aging

hormonEstrogen concenterate

………………………….. - 0,5 Zat aktif anti aging berupa hormon

Triethanolamine ………………………….. 1,8 - Emulsifier Sorbitan mono-oleate

………………………….. - 4,0 Surfaktan non ionik

Magnesium sulfate ………………………….. - 0,2 Glycerol ………………………….. 5,0 - Humektan,

emollientSorbitol liquid ………………………….. - 2,0 Humektan Preservative ………………………….. 0,2 0,2 Pengawet Perfume ………………………….. 0,2 0,2 Pewangi Air ………………………….. 69,2 33,4 Pelarut

Page 12: Anti Aging

III. CARA PEMBUATAN

Metode pembuatan Umumnya, tanpa memperhatikan tipe emulsi w/o atau o/w, campur zat

pengemulsi yang larut dalam minyak ke dalam fase minyak, jika perlu pemanasan, dan zat emulsi yang larut dalam air ke fase air. Tambahkan fase air ke dalam fase minyak, dengan hati-hati, suhu kedua fase diatur lebih kurang sama.

Jika dalam formula terdapat parfum atau minyak atsiri, ditambahkan ke dalam campuran setelah suhu mencapai suhu 45-500 C.

Cream tipe O/W ini dibuat dengan mencampurkan fase minyak yang terdiri atas fase minyak, surfaktan, anti oksidan yang telah dibuat sebelumnya dan dipanaskan pada suhu 70-800C dan ditambahkan parfum kemudian dilakukan proses stirring pada suhu 700C. Fase minyak ini kemudian ditambahkan kedalam fase air (purified water) yang telah dicampur dengan humektan pada suhu 700C kemudian didinginkan. Fase minyak ditambahkan kedalam fase air untuk dilakukan pre eliminary emulsification suhu 700C. Dan dilakukan proses emulsifikasi suhu 700C dengan alat Homomixer untuk membuat partikel seragam. Setelah itu dilakukan proses filtering dan proses pendinginan menggunakan Heat Exchanger untuk membuat krim dalam kualitas stabil.

Saat proses ini harus diperhatikan setting putaran kecepatan silinder dan temperatur final sehingga diperoleh krim yang stabil. Kemudian dimasukkan kedalam tangki penyimpanan untuk selanjutnya diisikan kedalam wadah-wadah (proses filling).

Page 13: Anti Aging

IV. EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan pada sediaan cream Anti aging, yaitu: A. Uji Mikrobiologi terdiri dari :

1) Angka Lempeng Total Menurut persyaratan yang ditetapkan oleh Badan POM tidak boleh lebih dari 5x102 koloni/ ml. 2) Mikroba Patogen

Menurut persyaratan yang ditetapkan oleh Badan POM mikroba patogen (Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans) harus negatif.

B. Uji Stabilitas Krim:

1) Organoleptis atau penampilan fisik Uji organoleptis dilakukan secara visual dengan menggunakan panca indera, yang meliputi warna, bau dan bentuk sediaan. 2) Homogenitas Pada pemeriksaan ini secara makroskopik dilihat apakah kadar atau ukuran partikel zat aktif sama di seluruh bagian krim. Untuk zat aktif yang larut dalam fase internalnya dilihat apakah ukuran partikel minyak sama di seluruh bagian krim. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan alat metalograf. Adapun caranya adalah sebagai berikut :

- Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih dan kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis, kemuian ditutup dengan kaca preparat (cover glass).

- Preparat krim diletakkan pada tempat yang tersedia pada metalograf. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran 400 kali. Krim dinyatakan homogen apabila krim mempunyai fase dalam yang tampak rata dan tidak menggumpal.

3) Uji Viskositas (sifat Aliran) Secara umum kenaikan viskositas akan meningkatkan stabilitas sediaan. Walaupun viskositas merupakan kriteria penampilan pokok, penggunaannya untuk pengkajian shelf-life tidak berkenaan dengan harga viskositas absolut, tetapi engan perubahan dalam viskositas selama penyimpanan. Pada saat menguji viskositas dapat diketahui kecenderungan atau kemajuan terjadinya creaming dan breaking. Menggunakan viskometer ostwald. 4) Uji pH

Page 14: Anti Aging

Krim sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika krim memiliki pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu asam dapat menyebabkan iritasi kulit. Untuk membantu kulit mempertahankan pH, beberapa sediaan topikal disesuaikan dengan pH kulit. pH krim dapat dengan mudah diketahui dengan

Uji Efek Anti Aging Dengan melihat ekspresi gen MMP-1 yang terdapat dalam sel fibroblas. Pengujian langsung, dimana krim diberikan kepada panelis, setelah kulit

dibersihkan. Dilihat perubahan kulit selama 12 minggu pemakaian (Lumines

Page 15: Anti Aging

Formula Krim Anti aging di Pasaran

POND’S AGE MIRACLEHarga : Rp 85.000,00

Karakteristik Bahan:

Water (Air)Digunakan sebagai pelarut atau diluent.

CyclopentasiloxaneMerupakan pelembab yang biasa digunakan pada sediaan untuk intensiv kolagen. CPS merupakan golongan silikon yang biasa dipakai pada sediaan untuk rambut dan kulit. CPS sangat mudah larut sehingga membuat kulit nampak lebih bersinar. Pada sediaan untuk kulit CPS memeliki beberapa peran,

Page 16: Anti Aging

seperti mengikat bahan lain menjadi satu, melembutkan kulit, melumasi kulit (melembabkan kulit).

GlycerinMerupakan zat tambahan yang digunakan untuk emollient, humektan/pembasah. Dikenal juga sebagai gliserol merupakan bahan pembantu yang tidak berbau dan berbentuk cairan kental. Karena sifat kelembabannya gliserin gliserin dapat menarik air dari udara sehingga membuat kulit selalu lembab. Gliserin aman untuk digunakan.

Caprilyl MethiconeMerupakan Alkilmetil silikon berbentuk cairan jernih. Digunakan pada kosmetik untuk membuat kulit terasa selembut sutera, mudah menyebar, mengurangi ketebalan dan ketidaknyamanan dari bahan berminyak lain. Seperti kebanyakan silikon Caprilyl methicone mempunyai kelebihan secara temporary dalam meningkatkan penampilan wajah dengan mengisi garis-garis halus dan keriput dan memberikan penampilan yang lebih muda. Disamping itu, berfungsi juga sebagai co-solubilizer antara silikon dan minyak organik, dan membantu menyebarkan vitamin, pigmen, serbuk hidrofobik, dan bahan lainnya yang terdapat pada sediaan kosmetik.

Caprylic/Capric TrigliseridaMerupakan fraksi spesifik dari minyak kelapa. Asam lemak yang dihasilkan lebih stabil, dan disukai kulit. Asam Caprylic/Capric membuat kulit kering dan lembut yang diperoleh dari esternya. Memiliki viskositas yang rendah, stabilitas oksidatif yang sangat baik, perlindungan terhadap antioksidan dengan waktu paruh yang tidak terbatas. Penggunaan pada kulit biasanya untuk kulit yang sensitif dan berminyak.

Dimethicone CrosspolymerMerupakan salah satu dari grup Silikon Elastomer. Silikon jenis ini digunakan dalam produk kulit menghasilkan efek perasaan halus yang luar biasa, perasaan elegan menggunakan krim, tidak lengket, kering, halus dan memberikan efek penanda halus. Crosspolymer dimethicone biasanya dibuat dalam bentuk gel transparan. Crosspolymer dimethicone adalah bahan utama dari krim tabir surya, lotion matahari, sun spray, krim tangan, produk anti penuaan wajah dan sebagainya. Produk yang dibuat oleh Crosspolymer Dimethicone dapat disebut sebagai "bubuk mousse", "mousse tabir surya", "cream halus", "dasar halus" dan seterusnya.

DimethiconeDigunakan secara luas dalam produk kosmetik sebagai lotion pelembab, dan didaftarkan sebagai bahan aktik dengan tujuan melindungi kulit. Beberapa kosmetik menggunakan dimethicone hingga konsentrasi 15%. Menurut CIR, dimeticone dan polimer lainnya yang berhubungan dinyatakan aman untuk digunakan.

Page 17: Anti Aging

Pottasium ChlorideDigunakan untuk pengatur PH, selain itu KCl dapat digunakan untuk membersihkan permukaan kulit dari sel-sel kulit mati.

PEG-10 DimethiconeMerupakan polimer yang dibuat dari dimethicone dan polyoxyethylen. Digunakan sebagai agen mengkondisikan kulit dengan cara membuat miscellaneous.

Sucrose DistearateDigunakan sebagai moisturizer, emollient, emulsifier,

Titanium Dioxide/DimehiconeDigunakan sebagai pemberi warna (pemutih), mengentalkan, sunscreen. Jika terhirup mungkin dapat menyebabkan karsinogenik pada manusia. Menyebabkan resiko kesehatan kulit tapi hal ini bergantung pada reaksi kulit.

Acryates CrosspolymerBerfungsi sebagai penstabil emulsi, bahan peningkat viskositas mengandung air, bahan peningkat viskositas tidak mengandung air, pembentuk film, dan pengontrol viskositas.

Stearyl DimethiconeBerfungsi sebagai agen pengkondisi kulit- oklusif

ParfumeDigunakan sebagai korigensia, agar sediaan harum.

Stearic acidDigunakan sebagai emulsifier, merupakan bahan yang larut dalam lemak.

Magnesium SulfateDigunakan sebagai bahan yang dapat meningkatkan daya lekat krim pada kulit.

CholesterolMerupakan turunan steroid yang merupakan hormon digunakan untuk mengencangkan kulit.

Disteardimonium HectoriteDerivat sayuran yang merupakan zat pengsuspensi digunakan untuk mengentalkan sediaan yang berbasis minyak dan berfungsi sebagai penstabil emulsi.

DMDM HydantoinBerwarna putih, dan berbentuk kristal padat. Digunakan sebagai pengawet yang merupakan turunan dari formaldehid. Dapat menyebabkan iritasi pada kulit alergi dan sensitif.

Isomerized Linoleic AcidBerfungsi sebagai film forming (pembentuk film), pengkondisian kulit.

Ammonium LactateMerupakan moisturizer, digunakan untuk kulit kering, bersisik, dan gatal

Disodium EDTADigunakan sebagai antioksidan, tergolong antioksidan sinergis.

Page 18: Anti Aging

Acetamide MEABerfungsi sebagai moisturizer yang dapat meningkatkan kelembaban pada permukaan kulit.

Octadecene Retynil Palmitate

Berfungsi sebagai agen pengkondisi kulit - miscellaneous Cetyl alcohol

Berfungsi sebagai emulsifier Butylen Glycol

Berfungsi sebagai pelarut, dan agen untuk menurunkan viskositas. Helianthus Annus (sunflower)

Agen pengkondisi kulit-oklusif, emollient, pelindung. Iodopropynyl Butylcarbamate

Sebagai pengawet mencegah atau memperlambat pertumbuhan bakteri, sehingga melindungi kosmetik dan produk perawatan pribadi dari pembusukan.

BHTSebagai antioksidan

Cl 17200Sebagai pemberi warna pada sediaan kosmetik

OLAY 7 TOTAL EFFECTSHarga: Rp 75.000,00

Page 19: Anti Aging

Karakteristik Bahan:

WaterDigunakan sebagai pelarut atau diluent.

GlycerinMerupakan zat tambahan yang digunakan untuk emollient, humektan/pembasah. Dikenal juga sebagai gliserol merupakan bahan pembantu yang tidak berbau dan berbentuk cairan kental. Karena sifat kelembabannya gliserin gliserin dapat menarik air dari udara sehingga membuat kulit selalu lembab. Gliserin aman untuk digunakan.

Ethylhexyl SalicilateSalicylate Ethylhexyl (juga dikenal sebagai Slicylate Octyl) adalah senyawa organik yang digunakan sebagai bahan dalam tabir surya dan kosmetik untuk menyerap sinar UVB dari matahari.

NiacinamideNiacinamide juga dikenal sebagai amida asam nikotinat dan nicotinamide, amida dari asam nikotinat, yaitu vitamin B3 (juga dikenal sebagai niacin). Aplikasi topikal dari Niacinamide telah terbukti dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dan ceramide pada kulit, mencegah kulit dari kehilangan kadar air, mengurangi hiperpigmentasi dan merangsang mikrosirkulasi di dermis, menurut studi yang dipublikasikan.

Butyl MethoxydibenzoylmethaneDi Amerika terdaftar dengan nama Avobenzone, bila diterapkan ke kulit, menyerap sinar UV. Selain menyebabkan kulit terbakar, radiasi UV merupakan penyebab signifikan dari penuaan dini pada kulit dan memberikan kontribusi untuk perkembangan melanoma dan bentuk lain dari kanker kulit.

Page 20: Anti Aging

Butil methoxydibenzoylmethane juga dapat digunakan untuk melindungi kosmetik dan produk perawatan pribadi dari kerusakan dengan cara menyerap, sinar UV.

Isopropyl Isostearatedigunakan dalam produk kecantikan sebagai pengikat, emollient,agen pengkondisian kulit, dan humektan. Ini membantu mengunci kelembaban dan membuat kulit terasa halus.

OctocryleneBahan aktif tabir surya. digunakan sebagai bahan aktif dalam tabir surya karena kemampuannya untuk menyerap UVB dan UVA gelombang pendek (ultraviolet) sinar dan melindungi kulit dari kerusakan DNA langsung

Phenylbenzimidazole Sulfonic acidBahan aktif tabir surya Juga dikenal sebagai Ensuizole adalah senyawa organik yang digunakan dalam tabir surya dan kosmetik lainnya dan produk kecantikan dengan tabir surya SPF atau komponen karena kemampuannya untuk memblokir sinar UVB. memiliki kemampuan untuk memblokir sinar UVB, namun tidak melindungi terhadap sinar UVA jangka panjang, karena ini, sering dipasangkan dengan bahan-bahan lainnya, termasuk avobenzone, titanium dioksida, zinc oxide atau Tinosorb.

Polyacrylamideditemukan dalam produk-produk tabir surya untuk membantu mempertahankan tabir surya pada kulit setelah perendaman dalam air. Manik Polyacrylamide kecil dapat digunakan dalam produk pembersih kulit sebagai abrasif.

Triethanolaminemembantu untuk membentuk emulsi dengan mengurangi tegangan permukaan zat yang akan diemulsikan sehingga bahan yang larut dalam air dan larut minyak dapat dicampur bersama-sama. Selain itu, juga digunakan untuk mengontrol pH kosmetik dan produk perawatan pribadi.

Stearyl alcoholmembantu untuk membentuk emulsi dan mencegah emulsi dari memisahkan menjadi minyak dan komponen cair. Bahan-bahan ini juga mengurangi kecenderungan untuk menghasilkan produk jadi busa saat dikocok.

Tocopheryl acetateDibentuk dari vitamin E, agen kulit udara alami dan antioksidan. Ini adalah ester dari asam asetat dan Tokoferol dan sering digunakan sebagai alternatif untuk Tokoferol murni (atau diencerkan Vitamin E) karena dianggap lebih stabil dan kurang asam.

C-13 -14 IsoparaffinBerfungsi sebagai pelarut

Benzyl alcoholBerfungsi sebagai Pengawet, Pelarut, Agen penurun viskositas.

Panthenol PTFE

Page 21: Anti Aging

Sebuah pelembab penetrasi mendalam yang menyerap ke dalam kulit dan diubah menjadi asam pantotenat, vitamin B kompleks.

Cetyl AlcoholBerfungsi sebagai emulsifier

Titanium DioxideDigunakan sebagai pemberi warna (pemutih), mengentalkan, sunscreen. Jika terhirup mungkin dapat menyebabkan karsinogenik pada manusia. Menyebabkan resiko kesehatan kulit tapi hal ini bergantung pada reaksi kulit.

Behenyl alcoholEmulsifier yang menjaga minyak dan bagian cair tidak berpisah. Fungsi lainnya termasuk mengubah kekentalan cairan, meningkatkan kapasitas berbusa, dan menstabilkan busa. Ketika diterapkan pada kulit, itu memberikan nuansa halus dan membantu mencegah hilangnya kelembaban.

Sucrose PolycottonseedateBerfungsi sebagai emollient, emulsifier,

CarbomerCarbomers membantu untuk mendistribusikan atau mensuspensikan bahan padat tidak larut dalam cairan. Mereka juga digunakan untuk menjaga emulsi dari memisahkan menjadi minyak dan komponen cair. Carbomer sering digunakan untuk mengontrol konsistensi dan aliran kosmetik dan produk perawatan pribadi.

EthylparabenSebuah pengawet yang ditemukan dalam produk perawatan kulit, sering digunakan untuk merawat kulit kering melalui minyak esensial seperti kayu putih dan minyak primrose

FragranceBerfungsi sebagai odoris pemberi aroma.

MethylparabenPengawet

Laureth-7Sebuah surfaktan dan emulsifier. Laureth-7 digunakan sebagai pengemulsi dan surfaktan dalam formulasi berbagai produk mandi, mata, wajah, rambut, pembersihan dan produk tabir surya, serta pelembut kutikula, deodoran dan produk pelembab.

Cetearyl alcoholAlkohol Cetearyl dan alkohol lemak lainnya menjaga emulsi dari memisahkan menjadi minyak dan komponen cair. Bahan-bahan ini juga digunakan untuk mengubah kekentalan produk cair dan untuk meningkatkan kapasitas berbusa atau untuk menstabilkan busa.

Cetearyl glucoside

Page 22: Anti Aging

Dibentuk oleh kondensasi alkohol cetearyl (asam lemak) dengan glukosa. Dapat diturunkan secara alami (dari kelapa / minyak jagung) atau kimiawi disintesis. Emulsifier digunakan dalam minyak dalam formulasi air. Ini membantu menjaga kelembaban kulit dan rambut, dan memberikan beludru setelah sentuhan.

PEG-100 stearateSebuah emollient dan emulsifier. PEG-100 Stearate terutama digunakan oleh industri kosmetik dan perawatan kecantikan sebagai emolien, emulsifier, dan pelembab, meskipun PEG stearates secara umum juga dikenal untuk membersihkan kulit dan rambut dengan membantu air untuk bercampur dengan minyak dan kotoran sehingga mereka dapat dihilangkan.

Propyl parabenBerfungsi sebagai pengawet, dan pewangi

Sodium ascorbyl phospateDerivat vitamin C. dianggap menjadi pelopor yang sangat stabil Vitamin C yang mampu membebaskan antioksidan kuat di kulit

Disodium EDTADigunakan sebagai antioksidan, tergolong antioksidan sinergis.

PEG-4 laurateBerfungsi sebagai surfaktan dan emulsifying agent.

BHTBerfungsi sebagai antioksidan.

Stearic acidDigunakan sebagai emulsifier, merupakan bahan yang larut dalam lemak.

Butylphenyl propionalBerfungsi sebagai bahan wewangian.

Zinc oxideSeng oksida digunakan sebagai agen bulking dan pewarna. Dalam produk obat OTC, digunakan sebagai pelindung kulit dan agen tabir surya.

Benzyl salicilateBerfungsi sebagai bahan wewangian dan sebagai penyerap sinar ultraviolet.

Iodopropynyl ButylcarbamateSebagai pengawet mencegah atau memperlambat pertumbuhan bakteri, sehingga melindungi kosmetik dan produk perawatan pribadi dari pembusukan.

Camelia sinensis leaf extractEkstrak daun dari tanaman teh camellia sinensis. Sering disebut sebagai ekstrak teh hijau. ahli kulit yang paling umum merekomendasikan teh hijau sebagai antioksidan kuat, anti-inflamasi dan bahan anti-penuaan.

Hydroxyisohexyl 3-cyclohexane carboxaldehyde

Page 23: Anti Aging

Sebuah bahan parfum juga dikenal sebagai Lyral. Hydroxyisohexyl 3-Cyclohexene carboxaldehyde adalah wewangian dan bahan masking digunakan dalam produk perawatan kulit.

Alpha- isomethyl iononeDigunakan sebagai parfum. Menambahkan wewangian untuk berbagai produk termasuk lotion aftershave, mandi gelembung, produk perawatan rambut dan pelembab.

Ammonium polyacrylateEmulsi stabilizer, surfaktan, pembentul film.

TriethoxycaprylysilaneMerupakan emulsifier Sedikit informasi yang tersedia mengenai Triethoxycaprylylsilane, tetapi diklasifikasikan sebagai eter siloksan yang berfungsi sebagai agen pengikat dan emulsifier

Cl 19140Pemberi warna kosmetik (acid yellow)

Cl 16035Pemberi warna kosmetik (allura red)

Loreal Plenitude Revitalift Anti-Wrinkle & Firming Night Cream

Karakteristik Bahan:

Water Digunakan sebagai pelarut atau diluent.

CyclohexasiloxaneTerutama bekerja sebagai agen pendingin kulit dan emolien. Seperti semua silikon lainnya, bahan ini memiliki fluiditas unik yang membuatnya mudah spreadable. Ketika diterapkan pada kulit, memberikan perasaan halus & licin dengan sentuhan dan bertindak seperti air ringan penolak dengan membentuk lapisan pelindung pada kulit. Hal ini juga dapat mengisi garis-garis halus / kerutan, memberikan wajah yang sementara "gemuk" terlihat.

Page 24: Anti Aging

Mineral OilBerfungsi sebagai emollient, dan pelarut.

GlycerinMerupakan zat tambahan yang digunakan untuk emollient, humektan/pembasah. Dikenal juga sebagai gliserol merupakan bahan pembantu yang tidak berbau dan berbentuk cairan kental. Karena sifat kelembabannya gliserin gliserin dapat menarik air dari udara sehingga membuat kulit selalu lembab. Gliserin aman untuk digunakan.

Nylon 66Opasitas, Bulking, pengendali Viskositas

Myristyl MyristateLilin ester. Miristil miristat merupakan enhancer emulsi yang baik yang menanamkan efek opasitas putih atau penampilan mengkilap, dan merupakan agen kekentalan efektif juga.

Dipropylene Glycoldigunakan sebagai pelarut dan agen penurunan viskositas cosmtics dan produk perawatan pribadi.

Stearic AcidDigunakan sebagai emulsifier, merupakan bahan yang larut dalam lemak.

Palmitic AcidDalam penuaan kulit kadar asam palmitat dapat menurun sebanyak 56%. digunakan dalam produk kecantikan dan kosmetik untuk berbagai properti, termasuk sebagai bahan wewangian, agen opasitas, surfaktan, bahan pembersih, zat pengemulsi, dan emolien

Glyceryl StearateStearat gliseril bertindak sebagai pelumas di permukaan kulit, yang memberikan penampilan kulit lembut dan halus. Hal ini juga memperlambat hilangnya air dari kulit dengan membentuk penghalang di permukaan kulit. Stearate gliseril, dan Stearate Gliseril SE membantu untuk membentuk emulsi dengan mengurangi tegangan permukaan zat yang akan diemulsikan.

Lithium Magnesium Sodium SilicateBulking Agent, Agen Meningkatkan Viskositas - Aqueous; pengontrol viskositas

PEG 20 Stearatemembersihkan kulit dan rambut dengan membantu air untuk bercampur dengan minyak dan kotoran sehingga mereka dapat dibilas lagi.

Stearyl Alcohol

Page 25: Anti Aging

membantu untuk membentuk emulsi dan mencegah emulsi dari memisahkan menjadi minyak dan komponen cair. Bahan-bahan ini juga mengurangi kecenderungan untuk menghasilkan produk jadi busa saat dikocok.

Triethanolaminemembantu untuk membentuk emulsi dengan mengurangi tegangan permukaan zat yang akan diemulsikan sehingga bahan yang larut dalam air dan larut minyak dapat dicampur bersama-sama. Selain itu, juga digunakan untuk mengontrol pH kosmetik dan produk perawatan pribadi.

Tocopheryl AcetateDibentuk dari vitamin E, agen kulit udara alami dan antioksidan. Ini adalah ester dari asam asetat dan Tokoferol dan sering digunakan sebagai alternatif untuk Tokoferol murni (atau diencerkan Vitamin E) karena dianggap lebih stabil dan kurang asam.

Cetyl AlcoholBerfungsi sebagai emulsifier

MethylparabenPengawet

Disodium EDTADigunakan sebagai antioksidan, tergolong antioksidan sinergis.

PropylparabenBerfungsi sebagai pengawet, dan pewangi

Fragrance.Berfungsi sebagai odoris pemberi aroma.

Page 26: Anti Aging

DAFTAR PUSTAKA

Ainnley Wada And Paul J. Weller, Handbook Of Pharmaceutical Exipients.

Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Dr. Retno Iswari Tranggono, Sp.KK, & Dra. Fatma Latifah, Apt

Cosmeology-Theory and Practice, Karlheinz and Andreas Domsch, volume III, 2005

Cyril A Keele, M.D and Eric Neil, M.D. “Samson Wright’s Applied Physiology”. Oxford University Press, Twelfth Edition, 1971. § 57 (494-500)

H.D Goulden, Emil G Harmann Donald, H. Power edward sagarin.1957.Cosmetics science and technology. Interscience Publishers Inc: New york

Harry’s Cosmetology eigth edition, edited by Matin M. Rieger, Ph.d, Chemical Publishing Co, Inc New York 2000

http://www.cosmeticsinfo.org/ingredient_details.php

http://www.truthinaging.com/ingredients

http://www.cosmeticanalysis.com/cosmetic-ingredients

http://www.ewg.org/skindeep/ingredient

Immanuel, Suzanna. Pemeriksaan Laboratorium dalam Anti Aging Medicine. Artikel dari Cermin Dunia Kedokteran vol. 35 no. 2/161 (Apr. 2008), halaman 82

International Hormone Society, “A Practical Application of Treating Adult Hormone Deficiencies”, First Practical Symposium, Las Vegas November 30th – December 1th 2004.

Mykytyn, Courtney Everts. Anti Aging Medicine : A Patient / Practitioner Movement to Redefine Aging: Artikel dari Social Science & Medicine (www.elsevier.com/locate/sosscimed) vol.62 no.3 (Feb.2006), halaman 643-653

Page 27: Anti Aging

New cosmetic science, edited takeo mitsui, Ph.d Former Senior Executive Director And Director Research And Development Division Shiseido Co. Ltd 1997.

Rieyer M. R., 2000, Harry’s Cosmetiology, Eighth Edition, Chemical Publishig Co., Inc., New York.

Robert Berkow, M.D., Editor. The Merck Manual of Diagnosis and Therapy. Thirteenth edition 1977. Chapter 12, 1244 – 1265.

Ronald Klatz, M.D . “Ten Weeks To A Younger You” . Copyright 1999: 17 – 26

Wasiaatmadja, Syarif. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.UI-Press: Jakarta