ultrasound untuk anti aging

download ultrasound untuk anti aging

of 25

Transcript of ultrasound untuk anti aging

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    1/25

    REFERAT

    HIGH FREQUENCY DUAL WAVE

    ULTRASOUNDuntuk ANTI AGING

    Oleh:M Faiz K Anwar G99141163

    M Rama Anshorie G99141164

    Paksi Suryo Bawono G99141165

    Dwi Budi Narityastuti G99141166

    Christian Ganda W A G99141167

    Diena Ashlihati G99122035

    Pembimbing

    Dr. dr. Hj. Noer Rachma, Sp.KFR

    KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

    S U R A K A R T A

    2014

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    2/25

    2

    HALAMAN PENGESAHAN

    Makalah Referat Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik dengan judul:

    HIGH FREQUENCY DUAL WAVE ULTRASOUNDuntuk ANTI AGING

    Oleh:

    M Faiz K Anwar G99141163

    M Rama Anshorie G99141164

    Paksi Suryo Bawono G99141165

    Dwi Budi Narityastuti G99141166

    Christian Ganda W A G99141167

    Diena Ashlihati G99122035

    Telah disetujui untuk dipresentasikan pada:

    Hari Jumat, Tanggal 15 Desember 2014

    Dr. dr. Hj. Noer Rachma, Sp.KFR

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    3/25

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    4/25

    4

    C.

    Rumusan Masalah

    1.

    Apa yang di maksud dengan penuaan?

    2. Apa yang dimaksud dengan ultrasound therapy?

    3. Bagaimana efek ultrasound therapy pada proses penuaan kulit?

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    5/25

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Aging/Penuaan

    Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua

    makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh, termasuk kulit

    (Jusuf, 2005). Penuaan kulit merupakan suatu bagian dari proses penuaan

    alami manusia yang berbeda di masing-masing organ, jaringan, bahkan

    berbeda di tingkat sel seiring berjalannya usia. Penuaan pada organ-organ lain

    selain kulit, terutama penuaan pada organ dalam sulit dilihat tanpa alat bantu,

    akan tetapi penuaan pada kulit merupakan jenis penuaan yang

    memperlihatkan perubahan yang jelas dan nampak mata seiring

    bertambahnya usia (Ganceviciene et al.,2012). Sjerobabski-Masnec dan

    Situm (2010) menyatakan bahwa penuaan kulit adalah proses degeneratif

    multisistem yang meliputi kulit dan sistem pendukungnya. Penuaan kulit

    merupakan prosef yang progresif, di mana faktor lingkungan yang berperan di

    proses ini juga akan mempengaruhi penampilan. Perubahan ini biasanya

    mulai tampak pada usia sekitar 30 tahun (Sjerobabski-Masnec dan Situm,

    2010).

    Mulainya proses penuaan kulit pada tiap orang berbeda-beda. Pada orang

    tertentu, proses penuaan kulit terjadi sesuai dengan usianya, akan tetapi pada

    orang lain mungkin waktu dimulainya penuaan kulit lebih cepat dari usianya.

    Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mempercepat proses

    penuaan kulit (Jusuf, 2005). Penuaan kulit (skin aging) merupakan suatuproses biologis yang kompleks, yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik

    maupun ekstrinsik. Faktor intrinsik yang diketahui meliputi antara lain faktor

    genetik, metabolisme seluler, hormon, dan proses metabolisme tubuh,

    sedangkan faktor ekstrinsik yang diketahui antara lain pengaruh paparan

    sinar yang lama, polusi, radiasi, dan pengaruh bahan kimia. Hal ini

    menyebabkan munculnya perubahan di setiap lapisan kulit yang bertahap,

    terutama pada lapisan terluar yang terlihat (Ganceviciene et al.,2012).

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    6/25

    6

    B. Mekanisme Pada Aging

    Proses penuaan kulit diakibatkan oleh cronological agingdanphotoaging. Baik

    cronological aging maupun photoaging disebabkan oleh akumulasi lama berbagai

    proses. Namun penyebab utama dari photoaging adalah paparan sinar matahari dan

    pigment kulit. Proses penuaan kulit sendiri bisa diakibatkan oleh stress fisik dengan

    berbagai mekanisme (Dunn, 2011).

    Stress psikologis, simpatis kelenjar adrenal dan kerusakan DNA (Hara,2011).

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    7/25

    7

    Stress fisik akan memacu kelenjar adrenal untuk melepaskan catecolamin

    (epineprin dan nonpeineprin) yang akan berakibat memacu saraf simpatis. Hal ini

    akan mengakibat kenaikan tekanan darah, laju pernafasan dan denyut nadi, jika

    berlangsung lama hal ini akan berakibat negatif bagi tubuh. Kenaikan katekolamin

    yang bersifat kronik akan mengakibatkan kerusakan DNA dan immunosuppression.

    Katekolamin berkerja pada reseptor 2, reseptor ini akan mengaktifkan

    isoproterenol, menurut Hara et alisoprenol akan mengkibatkan penurunan gen p53.

    Penurunan gen p53 akan menyebabkan kerusakan DNA (Hara,2011).

    1. Akut stress dan kronik stress: jalur katecolamin

    Terdapat perbedaan antara stres akut dan kronis terhadap bagaimana tubuh

    mempertahankan homeostasis. Stres akut dapat dianggap menguntungkan,

    sedangkan stres kronis dianggap merugikan kemampuan tubuh untuk melawan

    penyakit, mempertahankan homeostasis, dan mencegah penuaan. Stres akut

    diduga memobilisasi sel-sel kekebalan, meningkatkan migrasi sel ke jaringan

    yang rusak, dan meningkatkan kekebalan adaptif seluler dan humoral melalui

    mekanisme jalur katekolamin (Dunn,2011).

    Meskipun stres akut bermanfaat dalam situasi seperti pemulihan dari lukaatau infeksi, secara umum diterima bahwa stress yang berkepanjangan (stres

    kronis atau episode berulang dari stres akut) memiliki efek sebaliknya, yaitu

    imunosupresi. Pada orang yang sehat, epinefrin diproduksi pada respon terhadap

    stres akut dan memiliki efek stimulasi pada kemotaksis, yang dapat

    mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk merespon patogen. Pada individu

    dengan stress kronis, stimulasi adrenergik secara simultan terus memobilisasi

    sel-sel kekebalan tubuhtanpa istirahat. Ketika stres akut timbul dalam kondisi ini,

    stimulasi katekolamin tidak dapat memberikan dorongan untukkemotaksis saat

    yang paling dibutuhkan (Dunn,2011).

    2.

    Akut vs kronis Stres: renin-angiotensin

    Sistem (RAS) diaktifkan terutama untuk menurunan aliran darah ginjal,

    tetapi juga diaktifkan oleh sinyal yang dihasilkan dari sistem simpatis dan HPA

    direspon terhadap stres fisik atau psikososial. Fisiologi RAS dimulai dengan sel

    juxtaglomerular dari ginjal yang melepaskan renin, yang pada gilirannya

    mengaktifkan angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi, pelepasan aldosteron

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    8/25

    8

    danhormon antidiuretik, dan efek lainnya. Stres berkepanjangan atau berulang

    memicu RAS, hal ini dapat menyebabkanperadangan pembuluh darah dan

    aterosklerosis. Sel-sel inflamasi biasanya mengekspresikan angiotensin II tipe 1

    reseptor (AGTR1) dan telah menunjukkan bahwa angiotensin II memodulasi

    perilaku dan distribusi sel inflamasi. Peradangan adalah komponen dari inisiasi

    dan perkembangan aterosklerosis dan aktivasi berkepanjangan RAS dapat

    berkontribusikerusakan pembuluh darah imun (Dunn,2011).

    Angiotensin II diberikannya efeknya melalui berbagai mekanisme

    intraseluler. Bekerja melalui AGTR1, protein kinase C (PKC) dan jalur, Janus

    kinase [JaK] angiotensin II merangsang monosit dan makrofag untuk

    meningkatkan produksi berbagaisitokin dan mediator inflamasi. Aktivasi

    berkepanjangan dari RAS juga dapat menyebabkan kanker tumorogenesis;

    angiotensin II telah ditunjukkan untuk mempromosikan angiogenesis dan invasi

    pada melanoma dan sel kanker payudara. Renin-angiotensin system dan stres

    oksidatif - Angiotensin II dapat merangsang produksi ROS NADPH oksidase-

    tergantungdalam neutrofil melalui beberapa jalur molekuler termasuk MAP

    kinase, ERK, dan fosfolipase A2 Angiotensis IIjuga menghambat sintesis heme

    oxygenase antioksidan-1 di neutrofil manusia. Stres oksidatif juga memainkanperan penting dalam secara kronologis dan photoaging di kulit. Dalam sel

    bertekanan normal, ada keseimbangan reaktif spesies oksigen (ROS) produksi

    dari mitokondria dan ekspresi enzim antioksidan, termasuk katalase, superoksida

    dismutase (SOD), dan glutation peroksidase. Ketika sel berada di bawah stres,

    bagaimanapun, keseimbangan ini terganggu dan radikal bebas yang tak terkendali

    dapat mengubah kemapuan sel. Hilangnya kapasitas antioksidan di wajah

    meningkat ROS juga mengaktifkan transkripsi NF-, yang mempromosikan

    transkripsi berbagai gen inflamasi dan proliferasi. Angiotensin II itu sendiri juga

    dapat langsung meningkatkan aktivitas NF-].Hasil akhir dari jalur ini adalah

    ketidakseimbangan radikal bebas oksidatif dengan kerusakan DNA yang

    dihasilkan dan peningkatan ekspresi gen proliferasi dan sitokin inflamasi, yang

    dapat menyebabkan penyakit penuaan dan usia terkait seperti kanker dan

    aterosklerosis. Menghambat angiotensin II atau reseptor AGTR1 telah

    ditunjukkan untuk memblokir jalur ini dan menghasilkan ROS. Valsartan blokade

    reseptor AGTR1 secara signifikan mengurangi pembentukan ROS pada neutrofil

    diisolasi dari subyek manusia. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    9/25

    9

    dan angiotensin receptor blocker juga mengurangi transkirp DNA NF-kBn

    mengikat monosit, neutrofil, dan sel-sel. Temuan ini menarik mengingat berbagai

    angiotensin receptor blocker (misalnya Valsartan) yang saat ini digunakan untuk

    pengobatan penyakit kardiovaskular. Selain itu, in vitro dan studi observasional

    menunjukkan bahwa ACE inhibitor dan angiotensin receptor blocker dapat

    menghambat beberapa jenis kanker, termasuk kanker kulit Sebuah studi kohort

    besar 2008 pasien yang berisiko tinggi untuk karsinoma sel basal dan sel

    skuamosa menemukan bahwa pasien menggunakan ACE-inhibitor atau

    angiotensin receptor blocker sistemik mempunyai tingkat plorifasi kanker lebih

    rendah daripada non-pengguna secara signifikan. Meskipun studi ini tidak

    menunjukkan hubungan sebab akibat, penulis berspekulasi bahwa hasil asosiasi

    dari memblokir jalur angiotensin karena obat anti-hipertensi lainnya tidak

    memiliki sama efek(Hara,2011).

    3. Stres dan sumbu HPA

    Hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) axis merespon stres psikologis atau

    fisiologis mensekresi corticotrophin releasing hormone (CRH) dan ACTH,

    mediasi pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal. Dalam kondisi streskronis, tingginya glukokortikoid memiliki banyak efek negatif termasuk

    imunosupresi, atrofi jaringan dan percepatan proses penuaan pada hampir semua

    jaringan termasuk kulit. Kelebihan glukokortikoid, baik dari pengobatan eksogen

    atau penyakit endogen (misalnya Cushing syndrome) memiliki beberapa efek

    merusak pada kulit. Glukokortikoid dapat menyebabkan atrofi dan gangguan

    penyembuhan luka dengan mengganggu keratinosit dan fungsi fibroblast. Hal Ini

    terjadi dari penurunan sistesis Hyaluronan dan penipisan glikosaminoglikan,

    serta mengurangi kolagen dan produksi lipid. struktural kulit mengalami berubah

    menjadi atrofi dan penipisan kulit, peningkatan kehilangan air transepidermal

    terkait dengan gangguan penghalang permeabilitas kulit, dan mudah memar

    dengan gangguan penyembuhan luka, efek ini mirip dengan penuaan kulit pada

    geriatri.Pada tingkat molekuler diperkirakan bahwa glukokortikoid memediasi

    efek ini melalui berbagai mekanisme dimediasi oleh intraseluler reseptor

    glukokortikoid (GCR). Glukokortikoid mengikat hasil GCR di translokasi ke

    nukleus, dimana memodulasi transkripsi baik dengan langsung mengikat DNA

    atau melalui interaksi protein-protein dengan transkripsi Faktor sendiri. Di antara

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    10/25

    10

    faktor-faktor transkripsi yang terkena adalah activator protein-1, Smad3, dan NF-

    . Gen dipengaruhi oleh interaksi ini termasuk yang diperlukan untuk sintesis

    lipid serta produksi protein matriks ekstraselular kolagen, proteoglikan dan

    elastinsMungkin tidak mengherankan, blocker glukokortikoid juga telah

    digunakan untuk mencegah psikologis perubahan stress pada struktur dan fungsi

    kulit. Sebuah studi tahun 2006 tikus yang dirangsang stres sdalam bentuk cahaya

    secara terus menerus dan suararadio selama 48 jam. Para penulis melaporkan

    bahwa GCR blokade dengan mifepristone (Mifeprex) serta reseptor CRH

    dengan antalarmin dapat mencegah atau memperbaiki beberapa kelainan kulit

    yang disebabkan oleh stres psikologis termasuk proliferasi keratinosit,

    penghalang permeabilitas homeostasis, dan integritas stratum korneum

    (Dunn,2011).

    4. Stres dan kolinergik Pathway

    Sedikit yang diketahui tentang hubungan antara stres, sinyal kolinergik, dan

    penuaan. sistem saraf parasimpatis aktivasi menengahi berbagai fungsi, termasuk

    kontraksi otot dan sekresi kelenjar serta perubahan dalam proliferasi sel dan

    migrasi. Aktivasi sistem saraf parasimpatis asetilkolin (Ach) dari serat saraf, yangmengaktifkan reseptor ACh nicotinic dan / atau reseptor muscarinic ACh pada

    organ target. Sel-sel kekebalan tubuh, termasuk sel-sel dendritik, sel mast,

    neutrofil, dan makrofag, memiliki komponen jalur sinyal cholinerg. Localized

    kolinergik signaling juga dapat menekan kekebalan kulit, sehingga infeksi dan

    penyembuhan luka terhambat. Dysregulated produksi keratinosit peptida

    antimikroba seperti cathelicidin dan defensin yang dihasilkan dari aktivitas Ach

    secara persisten dapat berkontribusi untuk berbagai penyakit termasuk infeksi

    bakteri serta atas dermatitis, psoriasis, dan pemfigus Meskipun penelitian obat

    antikolinergik untuk pencegahan penuaan kulit kurang, berbagai obat

    antikolinergik yang saat ini digunakan dalam dermatologi, termasuk antihistamin

    topikalseperti diphenhydramine, oxybutynin (hiperhidrosis), dan toksin

    botulinum (Dunn,2011).

    Menurut Jusuf (2005) ada berbagai macam teori proses penuaan yang

    telah dikemukakan, namun mekanisme yang pasti belum diketahui sampai

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    11/25

    11

    saat ini. Hal ini dikarenakan karena terhentinya proses pertumbuhan fisik dan

    mulainya proses penuaan sendiri tidak memiliki batas waktu yang jelas. Teori

    penuaan yang sudah diketahui antara lain (Jusuf, 2005):

    1.

    Teori Replikasi DNA

    Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan disebabkan kematian sel

    perlahan, antara lain akibat pengaruh sinar Ultraviolet (UV) yang merusak

    DNA sehingga mempengaruhi masa hidup sel.

    2. Teori Kelainan Alat

    Proses penuaan terjadi akibat kerusakan DNA, sehingga terbentuk molekul

    yang tidak sempurna menimbulkan kelainan enzim intraselular yang

    mengakibatkan keru7sakan atau kematian sel.

    3. Teori Ikatan Silang

    Proses penuaan merupakan akibat pembentukan ikatan silang yang

    progresif dari protein intraseluler dan interseluler kolagen, sehingga

    menyebabkan kolagen menjadi kurang lentur dan kurang tegang.

    4.

    Teori Neuro-Endokrin

    Proses penuaan diatur oleh organ-organ penghasil hormon seperti thymus,

    hipotalamus, hipofisis, dan tiroid yang mengatur keseimbangan hormonal

    dan regenerasi sel tubuh manusia.

    5. Teori Radikal Bebas

    Teori ini lebih banyak dipercaya sebagai penyebab proses penuaan.

    Radikal bebas merupakan molekul di dalam tubuh yang memiliki elektron

    yang tidan berpasangan, sehingga tidak stabil dan reaktif. Radikal bebas

    akan terus menyerang sel-sel tubuh yang normal untuk mendapatkan

    pasangan elektron, sehingga proses penuaan akan cepat terjadi. Selain itu,

    hal ini juga dapat memicu timbulnya kanker.

    Terdapat dua mekanisme patofisiologi lainnya yang baru-baru ini

    dikemukakan tentang penuaan kulit. Teori pertama berdasarkan produksi

    berlebih dari matrix metalloproteinases(MMPs) karena inflamasi kronis atau

    paparan UV danatau radiasi infrared yang lama. Jaringan ikat secara normal

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    12/25

    12

    akan seimbang dalam produksi dan kerusakannya. Peningkatan MMP akan

    menyebabkan ketidak seimbangan pada tingkat produksi dan kerusakan pada

    jaringan ikat. Berdasarkan durasi dan kekuatan dari proses ini, jaringan ikat

    akan kembali normal seutuhnya danatau hanya sebagian. Aktivasi MMP

    terjadi pada penuaan alami dan karena induksi sinar. Peningkatan MMP dapat

    terjadi secara drastis, meskipun dengan radiasi UV yang memerahkan kulit

    yang cukup untuk menimbulkan degradasi jaringan ikat kulit yang signifikan.

    Pasofisiologi produksi MMP ini mendasari strategi baru untuk pencegahan

    dan penanganan pada penuaan kulit. Strategi ini berdasrkan inhibisi dari

    produksi dan aktifitas MMP secara spesifik pada kulit (Dirk Meyer Roger et.

    al, 2012).

    Patofisiologi kedua pada penuaan kulit berhubungan dengan penurunan

    produksi Heat shock protein (HSP) (Dirk Meyer Roger et. al, 2012).HSP

    terbagi menjadi beberapa jenis protein sesuai beral molekulernya, dan

    diantaranya terdapat HSP 70 dan HSP 90 yang bertanggung jawab dalam

    pengenalan dan pelipatan protein. HSP ditemukan di seluruh jenis sel. Di

    dalam sel, HSP berfungsi untuk melindungi sel dari stress yang dapat

    menimbulkan kerusakan molekuler yang berbahaya. Selain itu, HSP yang

    berada di membran sel dan di luar sel berfungsi untuk menunjukkan efek

    sitotoksis yang meningkatkan kematian sel. Pada penuaan, kerusakan protein

    akhir-akhir ini dapat dikaitkan dengan penurunan produksi HSP, dan hal ini

    dipercaya menimbulkan peningkatan sebagian abnormalitas sel dan apoptosis

    sel (Paulose, 2009). HSP Modulasi HSP merupakan komponen penting dalam

    pengobatan gerontologi modern yang digunakan untuk menunda proses

    penuaan danatau untuk mengurangi tanda-tanda penuaan. Efek ini dapat

    melalui kolerasi dari aktifitas HSP dan fibroblas dan produksi kolagen (Dirk

    Meyer Roger et. al, 2012).

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    13/25

    13

    C. Faktor Yang Mempengaruhi Aging

    Proses penuaan kulit mempunyai dua fenomena yang saling berkaitan

    yaitu proses menua intrinsik dan ekstrinsik (Jusuf,2005).

    1. Proses Menua Intrinsik

    Merupakan proses menua fisiologik yang berlangsung secara alamiah,

    disebabkan berbagai faktor dari dalam tubuh sendiri seperti genetik,

    hormonal dan rasial. Fenomena ini tidak dapat dicegah/dihindari dan

    mengakibatkan perubahan kulit yang menyeluruh sesuai dengan

    pertambahan usia (Jusuf,2005).

    a.) Genetik

    Faktor genetik mempengaruhi saat mulai terjadi proses menua

    pada seorang seperti pada orang yang memiliki jenis kulit kering

    cenderung mengalami menua kulit lebih awal (Jusuf,2005).

    b.) Rasial

    Manusia terdiri dari bermacam-macam ras dan masing-masing

    mempunyai struktur kulit yang berbeda terutama yang berperan

    didalam system pertahanan tubuh terhadap lingkungan seperti

    peranan pigmen melanin sebagai proteksi terhadap sinar matahari.

    Ras kulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari (sunburn),

    lebih mudah terjadi gejala kulit menua dini, daripada kanker kulit

    dan kanker kulit di bandingkan ras berwarna (Jusuf,2005).

    c.) Hormonal

    Pengaruh hormon sangat erat hubungannya dengan umur.

    Proses menua fisiologis lebih jelas terlihat pada wanita yang

    memasuki masa klimak terium atau menopause. Pada masa itu

    penurunan fungsi ovarium menyebabkan produksi hormone seks

    seperti hormon esterogen berkurang dan akibatnya akan terjadi

    atrofi sel epitel vagina, pengecilan payudara, timbul tanda-tanda

    menua pada kulit seperti kulit menjadi kering dan elastisitasnya

    berkurang (Jusuf,2005).

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    14/25

    14

    2. Proses Menua Ekstrinsik

    Terjadi akibat berbagai factor dari luar tubuh. Faktor lingkungan

    seperti sinar matahari, kelembapan udara, suhu dan berbagai factor

    eksternal lainnya dapat mempercepat proses menua kulit sehingga terjadi

    penuaan dini. Perubahan pada kulit terutama terjadi di daerah terpajan

    seperti kulit wajah sehingga wajah terlihat lebih tua, tidak sesuai dengan

    usia yang sebenarnya. Berbagai usaha dapat dilakukan untuk

    mencegah/memperlambat terjadinya penuaan dini(Jusuf,2005).

    a.) FaktorLingkungan

    1.)

    Sinar matahari

    Sinar matahari merupakan factor utama penyebab

    terjadinya proses menua kulit. Penuaan dini yang terjadi

    akibat paparan sinar matahari disebut dengan photoaging.

    Paparan sinar matahari kronik akan menghasilkan radikal

    bebas yang menyebabkan berbagai kerusakan struktur kulit

    serta menurunkan respon imun (Jusuf,2005).

    Radikal bebas ini akan menyebabkan berbagai kerusakan

    pada kulit yaitu:

    1.

    Kerusakan enzim-enzim yang bekerja mempertahankan

    fungsi sel sehingga terjadi kerusakan pada sel-sel.

    2. Kerusakan protein dan asam-asam amino yang merupakan

    struktur utama kolagen dan elastin sehingg serat-seratnya

    menjadi kaku, tidak lentur dan kehilangan elastisitas.

    3. Kerusakan pembuluh darah kulit sehingga menjadi lebar

    dan menipis.

    4. Terjadi gangguan distribusi pigmen melanin dan melanosit

    sehingga terjadi pigmentasi yang tidak merata.

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    15/25

    15

    2.)

    Kelembapan udara

    Kelembapan udara yang rendah di daerah

    pegunungan/dataran tinggi, ruangan AC, paparan angin dan

    suhu dinginkan menyebabkan kulit menjadi kering sehingga

    mempercepat proses menua kulit (Jusuf,2005).

    Secara garis besar gejala penuaan intrinsik dan penuaan ekstrinsik

    (photoaging) dapat dibedakan sebagai berikut:

    Penuaan Intrinsik Penuaan Ekstrinsik

    Kulit tipis danhalus Kulitmenebal dan kasar

    Kulitkering Kulitkering

    Keruthalus, garis ekspresi lebih dalam Kerutlebih dalam dan nyata

    Kulitkendur Bercakpigmentasi tidak teratur

    dapattimbul tumor jinak Pelebaran pembuluh darah

    (telangiektasi)

    Dapat timbul tumor jinak, pra

    kanker maupun kanker kulit

    (Jusuf NK, 2005)

    Pada sumber lain, didapatkan mekanisme penuaan kulit secara klasik

    dikelompokkan menjadi penuaan intrinsik, yang merupakan penuaan kulit

    secara alami dan bertahap, dan penuaan ekstrinsik, yangdipengaruhi oleh

    faktor fisik dan kimia seperti paparan sinar matahari (Murina et al, 2012;

    Sjerobabski-Masnec dan Situm, 2010).Penuaan intrinsik biasanya dimulai pada usia sekitar 20 tahun,. Di dalam

    kulit, produksi kolagen mulai berkurang dan elastisitas menurun. Pergantian

    kulit mati dengan kulit baru juga melambat. Sistem pendukung kulit, seperti

    tulang, kartilago, dan kompartemen subkutan juga mengalami penurunan

    pada proses penuaan. Demineralisasi tulang dan perubahan arsitektur

    kartilago serta perubahan pada kompartemen subkutan seperti penurunan

    ukuran, fungsi, dan penyebaran sel lipid, juga berpengaruh pada kulit,

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    16/25

    16

    terutama pada wajah (Sjerobabski-Masnec dan Situm, 2010). Pengurangan

    lipid pada kulit yang menua berkontribusi menurunkan kadar hormon

    estrogen dan testosteron. Penurunan kadar hormon seks ini menimbulkan

    kekeringan kulit, keriput, dan penurunan kolagen sehingga menyebabkan

    penurunan elastisitas kulit (Murina et al, 2012).

    Mekanisme penuaan ekstrinsik biasanya disebabkan oleh kerusakan

    epidermal serta pembentukan kembali kolagen dalam kulit dan matrik protein

    ekstraselular. Penuaan kulit ekxtrinsik paling banyak dipengaruhi oleh

    pengaruh paparan sinar ultraviolet (UV) yang kronis. Faktor paparan lain

    dapat berupa asap rokok, sinar inframerah (IR), dan ozon. Paparan radiasi UV

    menyebabkan terjadinya mekanisme photoaging (Murina et al, 2012).

    Photoaging adalah proses degeneratif multisistem yang mempengaruhi kulit

    dan sistem pendukungnya. Pada kulit dengan paparan sinar matahari yang

    lama, kepadatan melanosit jauh lebih meningkat, yang kemudian

    menimbulkan eritema, pengurangan hidrasi pada stratum korneum, dan

    menimbulkan kerutan. Pada kulit dengan paparan sinar UV kronis mengalami

    hipertrofi epidermis, penebalan stratum korneum, ireguler keratinosit dan

    melanosit, dan jumlah sel langerhans di epidermis berkurang, sehingga

    menyebabkan respon imun berkurang. Perubahan yang terjadi di kulit karena

    photoaging berupa penurunan kolagen tipe I dan II, degenerasi jaringan

    fibrosa elastis, dan dilatasi pembuluh darah kulit. Photoaging pada daerah

    yang terkena sinar matahari dapat menimbulkan tanda-tanda kerutan kasar,

    kekeringan, dan perubahan pigmen kulit (Sjerobabski-Masnec dan Situm,

    2010).

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    17/25

    17

    D. Klasifikasi Photoaging

    Tipe Karakteristik

    1. Tidak keriput Tipikal usia 2030 tahun

    Photoaging awal

    Sedikit perubahan pigmen

    Tidak ada keratosis

    Sedikit atau tidak ada keriput

    2. Keriput dalam gerakan Tipikal usia 3040 tahun

    Awal menuju pertengahan photoaging

    3.

    Keriput saat istirahat

    4. Hanya keriput

    (Ivi NP, 2008)

    E. Kelainan yang Terjadi pada Proses Penuaan

    Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas dan merupakan benteng

    utama terhadap invasi pathogen dan dehidrasi. Kulit terdiri dari 3 lapisan

    yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan. Di dalamnya terdapat folikel

    rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, pembuluh darah, dan berbagai

    organ lain (Jusuf,2005).

    Pada lansia terjadi penurunan fungsi kulit, namun hal ini tidak terlepas

    dari perubahan histologist serta struktur dari kulit itu sendiri. Demikian pula,

    kita tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor-faktor lain yang bias timbul

    bersamaan, yaitu pengaruh lingkungan serta perubahan hormonal

    (Jusuf,2005).

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    18/25

    18

    Tabel 1.Gambaran perubahan histologist kulit pada penuaan kulit

    Epidermis Dermis Apendiks

    - Taut epidermo-

    dermal mendatar

    - Atrofi - Depigmentasi

    rambut

    -

    Tebal berkurang/

    variatif

    -

    Fibroblast berkurang Konversi rambut

    terminal kevelus

    - Bentuk dan ukuran

    sel

    - Pembuluhdarah

    berkurang

    Nail plate abnormal

    - Melanosit berkurang - Sel mast berkurang Kelenjar berkurang

    -

    Sellangerhans

    berkurang

    -

    Capillary loop

    - Akhiran saraf

    abnormal

    F. Ul trasound Therapy

    1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ul trasound Therapy

    Terapi ultrasound adalah suatu terapi dengan menggunakan getaran

    mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz dengan

    tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik melalui proses tertentu. Terapi

    ini menggunakan arus listrik yang dialirkan lewat transducer yang

    mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi serta

    memproduksi gelombang suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta

    ke dalam tubuh.

    Peralatan yang dipergunakan pada terapi ultasound adalah generator

    penghasil frekuensi gelombang yang tinggi, dan transducer yang terletak

    pada aplikator. Transducer terbuat dari kristal sintetik seperti barium

    titanate atau sirkon timbal titanat yang memiliki potensi piezeloelectric

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    19/25

    19

    yakni potensi untuk memproduksi arus listrik bila dilakukan penekanan

    pada kristal. Terapi ultrasound biasanya dilakukan pada rentang frekuensi

    0.8 sampai dengan 3 megahertz (800 sampai dengan 3,000 kilohertz).

    Frekuensi yang lebih rendah dapat menimbulkan penetrasi yang lebih

    dalam (sampai dengan 5 sentimeter). Frekuensi yang umumnya dipakai

    adalah 1000 kilohertz yang memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3

    sampai 5 cm dibawah kulit. Pada frekuensi yang lebih tinggi misalkan

    3000 kilohertz energi diserap pada kedalaman yang lebih dangkal yakni

    sekitar 1 sampai 2 cm. Gelombang suara dapat mengakibatkan molekul

    molekul pada jaringan bergetar sehingga menimbulkan energi mekanis dan

    panas. Penetrasi energi ultrasound bergantung pada jenis dan ketebalan

    jaringan. Jaringan dengan kadar air yang tinggi menerap lebih banyak

    energi sehingga suhu yang terjadi lebih tinggi. Pada jaringan lokasi yang

    paling berpotensi untuk terjadi peningkatan suhu yang paling tinggi adalah

    antara tulang dan jaringan lunak yang melekat padanya(Watson,2000).

    Terdapat dua pendekatan pada pelaksanaan terapi ultrasound yakni

    gelombang kontinyu dan gelombang intermittent (pulsed). Pada kasus

    dimana tidak diinginkan terjadinya panas seperti pada peradangan akut,

    gelombang intermiten lebih dipilih. Gelombang kontinyu lebih

    menimbulkan efek mekanis seperti meningkatkan permeabilitas membran

    sel dan dapat memperbaiki kerusakan jaringan.

    Terapi ultrasound berbeda dengan diagnostic ultrasound yang

    menggunakan gelombang suara intensitas rendah yang digunakan untuk

    menghasilkan gambar struktur internal tubuh. Terapi ultrasound dengan

    intensitas tinggi yang terfokus dapat digunakan untuk menghancurkan

    jaringan yang tidak diinginkan seperti batu ginjal, batu empedu,

    hyperplasia prostat dan beberapa jenis tumor fibroid.

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    20/25

    20

    Gambar 1. Unit Ultra Sound

    2.

    Efek Fisiologis Ultrasound Therapy

    Efek thermal terapi ultrasound ditemukan sangat bermanfaat dalam

    terapi gangguan musculoskeletal, menghancurkan jaringan parut dan

    membantu mengulur tendon. Penggunaan ultrasound dalam terapi panas

    dapat dikombinasikan dengan stimulasi elektrik pada otot. Kombinasi ini

    dapat meningkatkan kemampuan pembersihan sisa metabolisme,

    mengurangi spasme otot serta perlengketan jaringan. Ultrasound terapetik

    juga memiliki efek anti peradangan yang dapat mengurangi nyeri dan

    kekakuan sendi. Terapi ini dapat digunakan untuk memperbaiki

    impingement (jepitan) akar syaraf dan beberapa jenis neuritis (peradanagn

    saraf) dan juga bermanfaat untuk penyembuhan paska cedera

    (Baker,2001).

    Gambar 2. Penetrasi Gelombang Ultrasound

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    21/25

    21

    Selain efek thermal, terapi ultrasound juga menghasilkan efek non

    thermal berupa kavitasi dan microstreaming. Kavitasi merupakan proses

    dimana terdapat bentukan gelembung udara yang dapat membesar dalam

    jaringan sehingga dapat meningkatkan aliran plasma dalam jaringan.

    Microstreaming merupakan desakan gelombang suara padamembran sel

    yang dapat meningkatkan kerja pompa sodium sel yang dapat

    mempercepat proses penyembuhan (Baker,2001).

    3. Pengaruh ultrasound pada kondisi biologias yang berkaitan dengan

    penuaan.

    Salah satu faktor penuaan adalah fibroblast. Fibroblast yang berkurang

    dapat menyebabkan berkurangnya turgor kulit. Hal tersebut terjadi karena

    adanbya ketidak seimbangan keseimbangan jaringan ikat dan akumulasi

    progresif fibrocyt di jaringan ikat yang inaktif. Proses ini menyebabkan

    penurunan kandungan kolagen di kulit dan dapat menurunkan

    glikosanimoglikan, yang kemudian akan dapat menurunkan turgor kulit

    (Dirk Meyer Roger et. al, 2012). Peningkatan proliferasi dari fibroblast

    dapat terjadi pada pemberian ultrasound (US) pada gelombang 1-3MHz.

    Pada penelitian lainnya terdapat juga peningkatan jumlah kolagen dengan

    menggunakan pulsed ultrasound treatment (0.10.3 W/cm2 SATA, 1

    MHz)yang dilakukan pada hewan uji yaitu babi yang telah dilukai (Kerry,

    2001).Pada penggunaan ultrasound konvensional 1MHz 1:4 pulsasi dan

    dengan long wave ultrasound 45MHz secara continue menyebabkan

    peningkatan produksi fibroblas sebesar 35-52%. US 45MHz juga

    meningkatkan produksi kolagen sebesar 112%. Selain fibroblas dan

    kolagen, kedua US ini juga sedikit menstimulasi IL-1 tanpa diikuti

    peningkatan level IL-6 and TNF (Nghiem, 1999).

    Peningkatan matrix metalloproteinases (MMP) akan menyebabkan

    ketidak seimbangan pada tingkat produksi dan kerusakan pada jaringan

    ikat. Berdasarkan durasi dan kekuatan dari proses ini, jaringan ikat akan

    kembali normal seutuhnya danatau hanya sebagian. Aktivasi MMP terjadi

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    22/25

    22

    pada penuaan alami dan karena induksi sinar. Peningkatan MMP dapat

    terjadi secara drastis, meskipun dengan radiasi UV yang memerahkan kulit

    yang cukup untuk menimbulkan degradasi jaringan ikat kulit yang

    signifikan (Dirk Meyer Roger et. al, 2012). Low-intensity ultrasound dapat

    menurunkan jumlah MMP-1 yang merupakan matrix protein degradasi

    sehingga dapat menurunkan proses degradasi jaringan ikat yang terjadi

    akibat meingkatnya MMPs akibat paparan sinar UV (Byung, 2006).

    Selain itu low-intensity ultrasound juga dapat menstimulasi transforming

    growth factor (TGF)-1 dan 3yang dapat memperbaiki kerusakan kulit

    (Kwideok, 2006).

    Modulasi HSP merupakan komponen penting dalam pengobatan

    gerontologi modern yang digunakan untuk menunda proses penuaan

    danatau untuk mengurangi tanda-tanda penuaan. Efek ini dapat melalui

    kolerasi dari aktifitas HSp dan fibroblas dan produksi kolagen (Dirk Meyer

    Roger et. al, 2012). Pada ultrasound dengan frekuensi 1MHz secara

    kontinyu dapat meningkatkan kadar HSP sehingga dapat meningkatkan

    produksi kolagen yang pada akhirnya akan mengurangi tanda-tanda

    penuaan (Ki Won Nam,2014).

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Nam%20KW%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Nam%20KW%5Bauth%5D
  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    23/25

    23

    BAB III

    PENUTUP

    A.Kesimpulan

    Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa

    yang membuat tua tidak sebaik baru dan ketika laju kegagalan meningkat

    bersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang

    sekarat. Proses penuaan dapat di kurangi dengan cara memperbaiki pola hidup

    dan ada beberapa modalitas terapi yang dapat digunakan sebagai anti-aging,

    seperti menggunakan terapi ultrasound. Ultrasound dapat digunakan untuk

    melawan penuaan kulit karena terbukti dapat merangsang penurunan faktor-

    faktor intrinsik pada penuaan kulit. Metode ini memodulasi aktifitas MMP,

    HSP dan memulihkan jaringan jaringan yang telah rusak yang akhirnya dapat

    memperbaiki penuaan kulit.

    B.Saran

    Ultrasound dapat digunakan dalam pencegahan penuaan kulit namun perlu

    adanya penelitian lebih lanjut.

  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    24/25

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    Watson, T. (2000). "The role of electrotherapy in contemporary physiotherapy pr

    actice" Manual Therapy 5(3): 132 141.

    Baker, K. G., V. J. Robertson, et al. (2001). "A review of therapeutic

    ultrasound: biophysical effects." Physical Therapy 81(7): 1351.

    Arovah, Novita I., Dasar-Dasar Fisioterapi

    Hara MR, Kovacs JJ, Whalen EJ, Rajagopal S, Strachan RT, Grant W, et al. A

    stress response pathway regulates DNA damage through [2]-

    adrenoreceptors and -arrestin-1. Nature. 2011. doi: nature10368 [pii]10.1038/nature10368. PubMed PMID: 21857681.

    Dunn Jeffrey H dan Koo John, Psychological Stress and skin aging: A review of

    possible mechanisms and potential therapies. 2011. Dermatology Online

    Journal

    Jusuf NK. 2005. KulitMenua. Departemenilmupenyakitkulitdankelamin FK

    USU; Medan

    N. Puizini-Ivic. Skin aging.ActaDermatoven.2008; 17:47-52

    Byung Hyune Choi, Jeong-Im Woo,Byoung-Hyun Min andSo Ra Park . Low-

    intensity ultrasound stimulates the viability and matrix gene expression of

    human articular chondrocytes in alginate bead culture. Journal of

    Biomedical Materials Research Part A.2006.Volume 79A, Issue 4,pages

    858864

    Dirk Meyer-Rogge, Frank Rsken, Peter Holzschuh, Bruno Dhont,

    IljaKruglikov. Facial Skin Rejuvenation with High Frequency Ultrasound:

    Multicentre Study of Dual-Frequency Ultrasound. Journal of Cosmetics,

    Dermatological Sciences and Applications, 2012, 2, 68-73

    Kerry G Baker,Valma J Robertson andFrancis A Duck. A Review of

    Therapeutic Ultrasound: Biophysical Effects. Physical Therapy July

    2001 vol. 81 no. 7 1351-1358

    Ki Won Nam, Dong YelSeo,Min Hee Kim.Pulsed and Continuous Ultrasound

    Increase Chondrogenesis through the Increase of Heat Shock Protein 70

    Expression in Rat Articular Cartilage. J PhysTher Sci. May 2014; 26(5):

    647650.

    http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jbm.a.v79a:4/issuetochttp://ptjournal.apta.org/search?author1=Kerry+G+Baker&sortspec=date&submit=Submithttp://ptjournal.apta.org/search?author1=Valma+J+Robertson&sortspec=date&submit=Submithttp://ptjournal.apta.org/search?author1=Francis+A+Duck&sortspec=date&submit=Submithttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Nam%20KW%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Seo%20DY%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Kim%20MH%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Kim%20MH%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Seo%20DY%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Nam%20KW%5Bauth%5Dhttp://ptjournal.apta.org/search?author1=Francis+A+Duck&sortspec=date&submit=Submithttp://ptjournal.apta.org/search?author1=Valma+J+Robertson&sortspec=date&submit=Submithttp://ptjournal.apta.org/search?author1=Kerry+G+Baker&sortspec=date&submit=Submithttp://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jbm.a.v79a:4/issuetoc
  • 8/10/2019 ultrasound untuk anti aging

    25/25

    Kwideok Park, Brent Hoffmeister,Dong Keun Han, Karen Hasty.Therapeutic

    ultrasound effects on interleukin-1 stimulated cartilage constructin vitro.

    Ultrasound in Medicine and Biology , Volume 33 , Issue 2 , 286 -

    295doi:10.1016/j.ultrasmedbio.2006.08.009

    Nghiem Doan, Peter Reher, Sajeda Meghji, Malcolm Harris. In vitro effects of

    therapeutic ultrasound on cell proliferation, protein synthesis, and

    cytokine production by human fibroblasts, osteoblasts, and monocytes.

    April 1999 Volume 57, Issue 4, Pages 409419

    Andriani D. (2012). Penuaan kulit dan perubahan hormonal. Denpasar : Makalah

    National Symposium and Workshop on Anti Aging Medicine.

    Dirk Meyer, Roger et,al. (2012) : Facial Skin Rejuvination With High Frequency

    Ultrasound : Multi Centre Study Of Dual-Frequency Ultrasound. Journal

    of cosmetics.

    Castillo-Garzn M, Ruiz JR, et al. (2006). Anti-aging therapy through fitness

    enhancement. Clinical Interventions in Aging :1(3) 213220

    Jusuf KN. (2005). Kulit menua. Majalah Kedokteran Nusantara : 38 (2) 184-188

    Ganceviciene R, Liakou A, et al. (2012). Skin anti-aging strategies. Dermato-

    Endocrinology 4:3, 308319

    Cunningham W. Aging and photo-aging. Dalam: Baran R, Maibach HI editor.

    Textbook of Cosmetic Dermatology, ed.2 London: Marin Dunitz Ltd

    1998: 445-67

    Klatz, R. 2003. Acknowledgements. In : Klatz, R. 2003. Anti-Aging

    Medical Therapeutics volume 5. Chicago : The A4M Publication. p.3.

    http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://dx.doi.org/10.1016/j.ultrasmedbio.2006.08.009http://www.joms.org/issue/S0278-2391(00)X0210-8http://www.joms.org/issue/S0278-2391(00)X0210-8http://dx.doi.org/10.1016/j.ultrasmedbio.2006.08.009http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301562906018047