Anti Dia Bet

22
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diabetes merupakan penyakit yang dapat menggangu metabolisme glukosa dimana glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ Dalam melakukan aktifitas, akan memerlukan energi baik itu berupa aktifitas fisik maupupun psiologik. Energi yang ada pada manusia sebagian besar dan hampir seluruhnya berasal dari glukosa yang dikomsumsi dan dimetabolisme oleh tubuh. Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber energi ini tidak berlansung sebagaimana mestinya, yang mungkin disebabkan berbagai faktor, diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang berperan dalam metabolisme tersebut. Glukosa yang tidak dimetabolisme tersebut dapat mengganggu kerja fisiologis tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit akibat kerusakan organ yang dapat ditimbulkannya. Pada percobaan kali ini akan diamati kegunaan obat-obat antidiabetik glibenklamin, metformin serta glukofan dan juga infuse the hijau pada hewan coba mencit (Mus musculus)dengan melihat efek penurunan kadar gula darah dengan menggunakan alat ukur gula darah yaitu glukometer I.2 Maksud Praktikum Maksud dari percobaan ini adalah utuk mengetahui dan memahami efek obat-obat antidiabetes pada hewan coba mencit ((Mus musculus) I.3 Tuhuan Praktikum Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan menentukan efek bat-obat antidiabetes yaitu glibenklamin,metformin, glukofan, dan infus teh hijau 5% pada hewan coba mencit (Mus musculus). I.5 Manfaat Praktikum Penentuan efek obat antidiabetes yaitu glibenklamin,metformin, glukofan, dan infus teh hijau 5% pada hewan coba mencit (Mus musculus) yang telah diinduksi dengan glukosa 10 % menggunakan

Transcript of Anti Dia Bet

Page 1: Anti Dia Bet

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Diabetes merupakan penyakit yang dapat menggangu metabolisme glukosa dimana glukosa

yang seharusnya menjadi bermanfaat dan merupakan sumber energi, berubah menjadi musuh dalam

tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ

Dalam melakukan aktifitas, akan memerlukan energi baik itu berupa aktifitas fisik maupupun

psiologik. Energi yang ada pada manusia sebagian besar dan hampir seluruhnya berasal dari glukosa

yang dikomsumsi dan dimetabolisme oleh tubuh.

Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber energi ini tidak berlansung

sebagaimana mestinya, yang mungkin disebabkan berbagai faktor, diantaranya disfungsi organ-organ

tubuh yang berperan dalam metabolisme tersebut.

Glukosa yang tidak dimetabolisme tersebut dapat mengganggu kerja fisiologis tubuh dan

dapat menyebabkan komplikasi penyakit akibat kerusakan organ yang dapat ditimbulkannya.

Pada percobaan kali ini akan diamati kegunaan obat-obat antidiabetik

glibenklamin, metformin serta glukofan dan juga infuse the hijau pada hewan coba mencit (Mus

musculus)dengan melihat efek penurunan kadar gula darah dengan menggunakan alat ukur gula

darah yaitu glukometer

I.2 Maksud Praktikum

Maksud dari percobaan ini adalah utuk mengetahui dan memahami efek obat-obat

antidiabetes pada hewan coba mencit ((Mus musculus)

I.3 Tuhuan Praktikum

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan menentukan efek bat-obat antidiabetes

yaitu glibenklamin,metformin, glukofan, dan infus teh hijau 5% pada hewan coba mencit (Mus

musculus).

I.5 Manfaat Praktikum

Penentuan efek obat antidiabetes yaitu glibenklamin,metformin, glukofan, dan infus teh

hijau 5% pada hewan coba mencit (Mus musculus) yang telah diinduksi dengan glukosa 10 %

menggunakan alat glukometer dan pengukuran penentuan kadar glukosa darah mencit pada menit

30’, 60’,90’

Page 2: Anti Dia Bet

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Penelitian insulin merupakan bab yang menarik dalam farmakoterapi.Tahun 1869

Langherhans menemukan kelompok sel dalam pangkreas yang disebut sesuai dengan namanya.

Tahun 1889 von Mering atau Minkowski dapat menunjukkan pada anjing suatu kondisi penyakit yang

terjadi setelah pangkreasnya diambil. Kondisi penyakit ini mirip dengan gambaran klinik diabetes

melitus. Gejala-gejala ini dapat dihilangkan lagi dengan implantasi jaringan pankreas dibawah kulit.

Walau pun demikian mereka tidak berhasil memelihara ekstrak kelenjar pankreas yang telah diambil,

yang dengan ekstrak ini memungkinkan pengobatan hewan percobaan (Mutschler, 1991).

Insulin adalah polipeptida dengan BM kira-kira 6000. Polipeptida ini terdiri dari 51 asam

amino  tersusun dalam dua rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30

asam amino. Antara rantai A dan B terdapat 2 jembatan disulfide yaitu antara A-7 dengan B-7 dan A-

20 dengan B-19. Selain iu masih terdapat jembatan disulfide antara asam amino ke-6 dan ke-11 pada

rantai AKarena insulin babi lebih mirip insulin insani maka dengan bahan insulin babi mudah dibuat

insulin insani semisintetik. Disamping itu juga dapat disintesis insulin manusia dengan teknik

rekombinan DNA  (Ganiswarna,dkk,1995).

Proinsulin disintesis dalam elemen poliribosom reticulum endoplasmic sel ß pancreas.

Prohormon tersebut ditransfer kesistem reticulum endoplasmic dan kemudian ke kompleks Golgi.

Ditempat terakhir ini terjadi perubahan proinsulin menjadi insulin. Granula yang mengandung insulin,

proinsulin dalalm jumlah kecil dan peptide-C kemudian terlepas dari apparatus Golgi

(Ganiswarna,dkk, 1995).

Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relativ

maupun absolute. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa kedalam sel terhambat serta

metabolismenya terganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami

metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40%

diubah menjai lemak. Pada diabetes mellitus seua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat

Page 3: Anti Dia Bet

masuk kedalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.

Sebenarnya hiperglikemia sendiri relativ tidak berbahaya, kecuai bila hebat sekai hingga darah darah

menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya ialah glikosuria yang timbul,

karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis meningkat sehingga disertai dengan

hilangnya berbagai elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya

elektrolit kepada penderita diabetes yang tidak diobati. Karena adanya dehidrasi, maka badan

berusaha mengatasinya dengan banyak minum (polidipsia). Badan diberi 4 kalori untuk setiap gram

glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan dihipotalamus

oleh kurangnya pemakaian glukosa dikelenjar itu (Ganiswarna,dkk,1995).

Kadar glukosa  serum puasa normal (teknik autonalisis) adalah 70-110

mg/dl. Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dl.

Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hamper semuanya diabsorpsi oleh tubulus ginjal selama

kadar glukosa dalam plasma tidak melebihi 160-180 mg/dl. Jika konsentrasi tubulus naik melebihi

kadar ini, glukosa tersebut akan keluar bersama urine, dan keadaan ini disebut

sebagai glikosuria(Katzung,2002).

Kemampuan seseorang untuk mengatur kadar gkukosa plasma agar tetap dalam batas-

batas normal dapat ditentukan melalui tes (1) kadar glukosa serum puasa, dan (2) respons glukosa

seru terhadap pemberian glukosa (Mycek,dkk,2001).

Metabolisme glukosa, setelah karbohidrat dari makanan dirombak dalam usus, glukosa

lalu diserap kedalam darah dan diangkut ke sel-sel tubuh. Untuk penyerapannya kedalam sel-sel

tubuh diperlukan insulin, yang dapat dianggap sebagai “kunci untuk pintu sel”. Sesudah masuk

kedalam sel, glukosa lantas diubah menjadi energi atau ditimbun sebagai cadangan. Cadangan ini

digunakan bila tubuh kekkurangan energi karena misalnya berpuasa beberapa waktu ( Tan,dkk,

2002).

Sekresi insulin diatur tudak hanya oleh kadar glukosa darah tetapi juga oleh hormon lain

dan mediator autonomic. Sekresi insulin umummnya dipacu oleh ambilan glukosa darah yang tinggi

dan difosforilasi dalam sel-ß pancreas (Mycek,dkk,2001).

Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polieptida yang

dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sekresi insulin diatur tidak hanya diatur oleh kadar glukosa darah

tetapi juga hormon lain dan mediator autonomik. Sekresi insulin umumnya dipacu oleh ambilan

glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi dalam sel  pankreas. Insulin umumnya diisolasi dari

pankreas sapi dan babi, namun insulin manusia juga dapat menggantikan hormon hewan untuk

terapi. Insulin manusia diproduksi oleh strain khusus E. Coli yang telah diubah secara genetik.

mengandung gen untuk insulin manusia. Insulin babi paling mendekati struktur insulin manusia, yang

dibedakan hanya oleh satu asam amino. Gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping yang paling

Page 4: Anti Dia Bet

umum dan serius dari kelebihan dosis insulin. Reaksi samping lainnya berupa lipodistropi dan reaksi

alergi.Diabetes militus ialah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relatif maupun

absolut. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta

metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami

metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40%

diubah menjadi lemak (Siswandono, 1995).

Pada diabetes melitus semua proses terganggu, glukosa tidak dapat masuk kedalam sel,

sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenarnya hiperglikemia

sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat sekali hingga darah menjadi hiperosmotik terhadap

cairan intrasel. Yang nyata berbahaya ialah gliosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretik

osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai efektrolit. Hal ini yang

menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada penderita diabetes yang tidak

diobati.Karena adanya dehidrasi , maka badan berusaha mengatasinya dengan banyak minum

(polidipsia). Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap hari gram glukosa yang diekskresi

(Katzung,dkk,2002).

Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh kurangnya

pemakaian glukosa dikelenjar itu. (Ganiswara,1995)

Diabetes militus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang

khususnya menyangkut metabolisme hidratarang (glukosa) di dalam tubuh. Tetapi metabolisme

lemak dan protein juga terganggu (Lat. Diabetes = penerusan, mellitus = manis madu)

(Tan,dkk,2002).

Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa

sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Akibatnya ialah glukosa bertumpuk didalam darah

(hiperglikemia) dan akhirnya dieksresikan lewat kemih tanpa digunakan (glycosuria). Karena itu

produksi kemih sangat meningkat dan pasien harus kencing, merasa amat haus, berat badan

menurun dan berasa lelah Rata-rata 1,5-2% dari seluruh penduduk dunia menderita diabetes yang

bersifat menurun. Di indonesia, penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5% dari 200 jatu

penduduk, sedangkan di Eropa mencapai 3-5% (Tan,dkk,2002).

Diabetes merupakan penyakit tunggal. Diabetes merupakan suatu grup sindrom heterogen

yang semua gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan oleh

defisiensi insullin relatif atau absolut. Pelepasan insullin yang tidak adekuat diperberat oleh glukagon

yang berlebihan. Diabetes menimpa kira-kira 10 ribu individu atau kira-kira 5% populasi Amerika

Serikat, dan seperdelapan penyebab kematian di negara ini. Diabetes dapat dibagi menjadi dua grop

berdasarkan kebutuhan atas insullin : diabetes melitus tergantung insullin (IDDM atau tipe I) dan

Page 5: Anti Dia Bet

diabetes melitus tidak tergantung insullin (NIDDM atau tipe II). Kira-kira satu sampai dua juta pasien

menderita IDDM : sisanya 80 samapai 90% penderita NIDDM (Mycek ,dkk,2001).

Pankreas adalah organ lonjong kira-kira 15 cm, yang terletak dibelakang hati. Organ ini terdiri

dari 98% sel-sel dengan sekresi ekstren, yang memproduksi enzim-enzim cerna (pankreatin) yang

disalurkan keduodenum dengan sekresi intern, yakni hormon-hormon insullin dan glukagon yang

disalurkan langsung kealiran darah (Tan,dkk,2002).

Ada 4 jenis sel endokrin, yakni  (Tan,dkk,2002) :

1.      Sel alfa, yang memproduksi hormon glukagon.

2.      Sel beta, dengan banyak granul berdekatan membran selnya, yang berisi insulin. Setiap hari

disekresikan CA 2 mg (=50 UI) insulin, yang dengan aliran darah diangkat kehati. Kira-kira 50%

hormon ini dirombak disini, sisanya diuraikan di ginjal.

3.       Sel D memproduksi somastotatin (antagonis somatropin)

4.      Sel PP memproduksi PP (Pancreatic polypeptide), yang mungkin berperan pada empedu.

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk

heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh

secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiprglikemia puasa dan postprandial,

aterosklerotik dan penyakit vaskuler mikroangiopati, dan neuropati. Manifestasi klinis hiperglikemia

biasanya sudah bertahun-tahun mendahului timbulnya kelainan klinis dari penyakit vaskularnya.

Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi

glukosa) dapat tepat beresiko mengalami komplikasi metabolik diabetes (Price,dkk,1995)

Empat kategori agen anti diabetik yang kini tersedia di Amerika Serikat : Sekretagog insulin

( sulfonylurea, meglitinide ), biguanide, thiazolidinedione, dan penghambat glucosidase-alfa.

Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling lama dan secara tradisional merupakan pilihan

pengobatan awal untuk diabetes tipe II. Golongan insulin sekretagog  dengan kerja cepat yang baru,

meglitinide, merupakan alternatif terhadap sulfonyurea golongan tolbutamide dengan masa kerja

pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam perkembangan sejak awal tahun 1980-an, adalah

agen yang sangat efektif untuk menurunkan resistensi insulin (Price,dkk,1995).

Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polipeptida yang dihubungkan

oleh ikatan disulfida. Disintesis sebagai protein prekursor (pro-insulin) yang mengalami pemisahan

proteolitik untuk membentuk insulin pada peptida C, keduanya disekresi oleh sel-β pankreas ( Mycek

dkk,2001).

Empat kategori agen anti diabetik yang kini tersedia di Amerika Serikat : Sekretagog insulin

( sulfonylurea, meglitinide ), biguanide, thiazolidinedione, dan penghambat glucosidase-alfa.

Sulfonylurea dan biguanide yang tersedia paling lama dan secara tradisional merupakan pilihan

pengobatan awal untuk diabetes tipe II. Golongan insulin sekretagog  dengan kerja cepat yang baru,

Page 6: Anti Dia Bet

meglitinide, merupakan alternatif terhadap sulfonyurea golongan tolbutamide dengan masa kerja

pendek. Thiazolidinedione, yang sedang dalam perkembangan sejak awal tahun 1980-an, adalah

agen yang sangat efektif untuk menurunkan resistensi insulin (Katzung, dkk,2002).

Kepulauan langerhans pada penkreas membentuk organ endokrin yang menyekresikan

insulin yaitu sebuah hormon antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan daibetes. Insulin ialah

sebuah protein yang dapat turut dicerna oleh enzim-enzim pencerna protein dan karena itu tidak

diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin mengendalikan kadar glukosa

dan bila digunakan sebagai pengobatan dalam hal kekurangan seperti pada diabetes, ia memperbaiki

kemampuan sel tubuh untuk mengabsorpsi dan menggunkan glukosa dan lemak (Pearce, 2006).

Secara klinik , defisiensi (kekurangan) insulin mengakibatkan hiperglikemia yaitu kadar gula

darah yang tinggi, turunnya berat bedan, lelah dan poliuria (sering buang air kecil), disertai haus,

lapar, kulit kering, mulut dan lidah kering. Akibatnya juga ketosis serta asidosis dan kecepatan

bernapas bertambah (Pearce, 2006).

Keadaan sebaliknya ialah hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat terjadi akibat

kelebihan dosis insulin , atau karena pasien tidak makan makanan (atau muntah barangkali) sesudah

suntikan insulin, sehingga kelebihan insulin dalam darahnya menyebabkan koma hipoglikemia

(Pearce, 2006).

Demikian maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat disebabkan tidak adanya

insulin atau terlampau banyak insulin (konma hipoglikemia) yang diobati dengan glukosa (Pearce,

2006).

Enzim-enzim pankreas  (Watson, 2002) :

1. Tripsinogen diubah menjadi tripsin aktif oleh enterokinase, enzim yang disekresi usus halus. Dalam

bentuk aktifnya, tripsin mengubah pepton dan protein menjadi asam amino.

2. Amilase mengubah zat pati, baik yang masak dan tidak masak menjadi maltosa (gula malt)

3. Lipase mengubah lemak manjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu mengemulsi lemak yang

meningkatkan area permukaan.

II.2 Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Teh Hijau (Camelia sinensis)

(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/144_16AntioxidantTea.html)

Divisi                           : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Sub divisi                    : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)

Kelas                           : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)

Sub Kelas                    : Dialypetalae

Page 7: Anti Dia Bet

Ordo (bangsa)             : Guttiferales (Clusiales)

Familia (suku)             : Camelliaceae (Theaceae)

Genus (marga)             : Camellia

Spesies (jenis)              : Camellia sinensis

2. Morfologi dan anotomi Teh Hijau (Camelia

sinensis)(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/144_16AntioxidantTea.html)

Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi; daun teh diperlakukan dengan panas

sehingga terjadi inaktivasi enzim. Pemanasan ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan udara

kering dan pemanasan basah dengan uap panas (steam). Pada pemanasan dengan suhu 85°C

selama 3 menit, aktivitas enzim polifenol oksidase tinggal 5,49%. Pemanggangan (pan firing) secara

tradisional dilakukan pada suhu 100-200°C sedangkan pemanggangan dengan mesin suhunya

sekitar 220-300°C. Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma danflavor yang lebih kuat

dibandingkan dengan pemberian uap panas. Keuntungan dengan cara pemberian uap panas, adalah

warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang

3. Khasiat Teh Hijau (Camelia sinensis)(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/

144_16AntioxidantTea.html)

Salah satu zat antioksidan non nutrien yang terkandung dalam teh, yaitu catechin (katekin)

dapat menyimpan atau meningkatkan asam askorbat pada beberapa proses metabolisme. 3,8 Studi

epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau berbanding terbalik dengan kadar serum

kolesterol total (TC) dan low density lipoprotein (LDL-C), tetapi tidak terhadap trigliserida (TG)

dan high density lipoprotein (HDL-C). 9,10 Teh efektif mencegah virus influensa A dan B selama

masa kontak yang pendek. 11 Selain itu diet fluorin yang terkandung dalam daun teh (Camellia

sinensis) dapat berfungsi kariostatik pada tikus Wistar

II.3 Uraian Bahan

1. Uraian Zat Aktif

a.  Alkohol (Dirjen POM, 1995)

      Nama resmi                         :  Aethanolum

Page 8: Anti Dia Bet

      Nama lain                            :   Etanol

RM/BM                               :   C2H5OH/46,07

                   : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan bergerak ;bau khas; rasa panas. Mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

                  : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.

                    : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,  ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

                         Kegunaan                                :  Sebagai  antiseptikum

b . Air Suling (Dirjen POM, 1995)

      Nama resmi                             : Aquadestillata

      Nama lain                                : Aqua,Air sulingRM/BM                                   : H2O/18,02

                     :cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak        mempunyai rasa

      Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik

      Kegunaan                                : sebagai pelarut

c.       Glibenklamin (Glibenklamida (Ditjen POM,1995)

Nama resmi                             : Glibenclamidum

      Nama lain                                : GlibenklamidaRM/BM                                   : C23H28ClN3O5S/494,00

Rumus bangun                        :

                      :  Serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak berbau atau hampir berbau.

                    : Praktis tidak larut dalam air dan dalam eter; sukar larut dalam etanol dan dalam methanol; larut sebagian

dalam kloroform.

      Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik

      Kegunaan                               : Sebagai anti-diabetik

d.      Metformin (Ditjen POM,1995)

Nama Resmi                            : Metformini hydrochloridum

Nama lain                                : Metformin Hidroklorida

RM / BM                                 : C4H11N5.HCl / 165,6

                      :Serbuk hablur putih,tidak berbau atau hampir tidak berbau,higroskopik

                     : Mudah larut dalam air,praktis tidak larut dalam eter,sukar larut dalam etanol

                      : Dalam wadah tertutup baik

II.4 Uraian Obat

Page 9: Anti Dia Bet

a. Glibenklamin® (ISO, 2006), (Hardjasaputra, 2002)

Nama paten                 :     Renabetic, Glukovance, Daonil, Euglucon, Glukonik, Abenon, Aldiab, Amaryl, Glamega, Condiabet,

Diabenese, Diacell, Diamicron,Fimediab.

                  :     Kontrol Hiperglikemia pada diabetes non insulin dependen yang tidak dapat dikontrol dengan diet dan

biguanid,Sebagai pengganti obat hipoglikemik oral yang lain (biguanid atau sulfonilurea)disebabkan

efek samping atau kegagalan respon

Kontra Indikasi           :     Diabetes melitus dependen (tipe I), Hiperglikemia berat dan serius (ketotik atau non-ketotik) pada semua

jenis diabetes (misal pada penyakit akut atau koma),penyakit hati, Gagal ginjal berat, kehamilan atau

menyusui, Gangguan fungsi adrenal, hipersensitifitas terhadap obat dan operasi.

Efek Samping             :     Hipoglikemia merupakan efek samping utama glibenklamid yang biasanya bersifat ringan,tetapi kadang

– kadang bisa bersifat berat dan berkepanjangan. Dapat menimbulkan efek samping saluran cerna

seperti mual,rasa tidak enak diperut atau anoreksia. Reaksi alergi kulit seperti Pruritus,

eritema,Urtikaria,Ruam kulit morbiliform atau makulo-papular dan fotosensitivitas. Efek samping yang

jarang terjadi adalah ikterus kolestatik ringan, lekopenia reversibel, trombositopenia,

pansitopenia,agranulositosis

Farmakodinamik         :     Glibenklamid mempunyai efek farmakologi jangka panjang dan pendek seperti golongan sulfonilurea

pada umumnya. Selama pengobatan jangka pendek,ia meningkatkan sekresi insulin dari sel beta

pulau langerhans,sedangkan pada pengobatan jangka panajang efek utamanya adalah meningkatkan

efek insulin terhadap jaringan perifer dan penurunan pengeluaran glukosa dari hati (efek ekstra

pankreatik)

Farmakokinetik           :     obat ini terikat pada protein serum, dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan oleh hati atu ginjal

b. Metformin ® (ISO,2006)

Nama Paten                 :     Methergin, Methicol, Methioson, methovin, Methycobal, Metidrol, Benofomin, Forbetes,

metphica,Diabex

                  :     Diabetes orang dewasa yanhg tidak terkontrol dengan memuaskan oleh diet dan obat lain,pengobatan

utama dan tambahan tunggal atau kombinasi dengan insulin atau sulfonilurea

Kontra Indikasi           :     Komadiabetik dan ketoasidosis,Gangguan fungsi ginjal yang serius,penyakit hati kronis,kegagalan

jantung ,Miokardial infark,Alkoholism,Keadaan penyakit kronik atau akut berkaitan dengan hipoksia

jaringan,laktat asidosis,hipersensitivitas terhadap biguanid.

Efek Samping             :     Jarang terjadi gangguan saluran cerna,bersifat reversibel pada saluran lambung dan usus, termasuk

anoreksia, gangguan perut,mual, muntah,rasa logam pada mulut dan diare.

Page 10: Anti Dia Bet

Farmakodinamik         :     Kerjanya untuk menurunkan glukosa darah tidak tergantung pada adanya fungsi pankreatik sel-sel B.

Glukosa tidak menurun pada subjek normal setelah puasa satu malam,tetapi kadar glukosa darah

pasca prandial mereka menurun selama pemberian biguanid. Mekanisme kerja yang diusulkan

adalah stimulasi glikolisis secara langsung dalam jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa dari

darah, penurunan glukoneogenesis hati, melambatkan absorbsi glukosa dari saluran cerna dengan

peningkatan perubahan glukosa menjadi laktat oleh enterosit dan penurunan kadar glukagon plasma

(Katzung,2002).

Farmakokinetik           :     metformin memiliki waktu paruh 1,5 – 3 jam dan tidak terikat pada protein plasma. Tidak dimetabolisme

dan diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif. Sebagai akibat penyakatan glukoneogenesis

metformin,onat tersebut diduga mengganggu ambilan asam laktat oleh hati (Katzung,2002).

II.    5 Uraian Hewan

1.      Karaksteristik Hewan Coba (Malole, 1989):

Berat badan dewasa   - jantan             :        20-40 g

                                    - betina            :           25-40 g

Mulai dikawinkan        - jantan           :        50 hari   

                                     - betina           :           50-60 hari       

Siklus birahi                                        :        4-5 hari

Produksi anak                                     :        8/bulan

Lama kehamilan                                  :        19-21 hari

Jumlah pernapasan                              :        94-163/menit

Tidal volume                                       :        0,09-0,23

Detak jantung                                     :        325-780/menit

Volume darah                                     :        76-80 mg/kg

Tekanan darah                                     :        113-147/81-106 mmHg

Glukosa dalam darah                          :        62-175 mg/dL

Cholesterol                                          :        26-82 mg/dL

Kalsium dalam serum                          :        3,2-9,2 mg/IL

Phosfat dalam serum                           :        2,3-9,2 mg/IL

Page 11: Anti Dia Bet

Hemoglobin                                        :        10,2-16,6 mg/dL

Masa pubertas                                     :        35 hari

Masa beranak                                      :        Sepanjang tahun

Jumlah sekali lahir                               :           4-12 ekor

Lama hidup                                         :           2-3 tahun

Masa tumbuh                          : 6 bulan

Masa menyusui                       : 21 hari

Frekuensi kelahiran                 : 4 tiap tahun

Suhu tubuh                              : 37,90 C – 39,20 C

Kecepatan respirasi                 : 136-216 per menit

Tekanan darah                         : 146-106 mmHg

Volume darah                         : 7,3% BB

2.      Klasifikasi(http://www.Iwandarmansyah.web.id/madical)

      Kingdom                  :     Animalia

      Phyllum                    :     Chordata

      Subphyllum              :     Vertebrata

      Class                         :     Mamalia   

      SubClass                  :     Theria

      Ordo                         :     Rodentia

      Familia                     :     Muridae

      Genus                       :     Mus

      Spesies                     :     Mus musculus            

II.                6 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja percobaan kali ini (Anonim 2010) :

Kelompok I

a.       Mencit I, diberi larutan control Na. CMC 1 % per oral, kemudian diambil darahnya melalui vena

marginalis selanjutnya diamati kadar glukosa pada 90, 120, 150, dan 180 menit.

b.      Mencit 2, diberi larutan glukosa 50 % dengan dosis 1g/Kg kemudian diukur kadar glukosa pada 90,

120, 150, dan 180 menit

Page 12: Anti Dia Bet

Kelompok II

a.       Mencit I, diberi larutan glukosa 50 % per oral dengan dosis 1g/Kg, kemudian diberi suspensi

glibenclamid selanjutnya diamati kadar glukosa pada 90, 120, 150, dan 180 menit.

b.      Mencit 2, diberi larutan glukosa 50 % dengan dosis 1g/Kg, selanjutnya diberi suspensi glukophage

kemudian diukur kadar glukosa pada 90, 120, 150, dan 180 menit

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat yang Dipakai

a.       Batang pengaduk

b.      Gelas kimia

c.       Gelas ukur

d.      Glukometer

e.       Kanula

f.       Kertas Timbang

g.       Label

h.      Spoit 1 ml

i.        Sendok tanduk

j.        Timbangan Analitik

III.2 Bahan yang Digunakan

a.      Aquadest

b.      Betadine

c.      Etanol

d.      Glibenklamid@

e.      Glukofan@

f.       Infus herba teh hijau 5%

g.      Metformin@

Page 13: Anti Dia Bet

III. 3 Cara Kerja

1.   Penyiapan Hewan

a)      Hewan coba dimandikan sehari sebelum dilakukan percobaan.

b)      Hewan coba hendaknya dipuasakan semalam sebelum percobaan

c)      Sebelum digunakan hewan tersebut harus terlebih dahulu ditimbang

d)     Diberikan tanda pada bagian tertentu dari hewan coba untuk menyatakan berat hewan coba

2.   Penyiapan Bahan

a)      Penyiapan sampel

1.      Dibuat teh hijau sebanyak 5 ml dan didispersikan dengan dispersi akuaest sebanyak 50 ml

b)      Penyiapan Obat

1.      Glibenklamin

a)      Ditimbang 50 mg Glibenklamin dan didispesikan dengan akuadest

b)      Dipipet 1 ml dari larutan a dan dicukupkan volumenya dengan aquadest  hingga 10 ml (larutan b)

c)      Dipipet 0,4 ml larutan b dan dicukupkan volumenya dengan Na-akuadest hingga 10 ml

2.      Metformin

a)      Ditimbang 50 mg Metformin dan didispesikan dengan akuadest hingga 10 ml (larutan a)

b)      Dipipet 1 ml dari larutan a dan dicukupkan volumenya dengan akuadest  hingga 10 ml (larutan b)

c)      Dipipet 0,4 ml larutan b dan dicukupkan volumenya dengan akuadest hingga 10 ml

3.      Glikofan

a)      Ditimbang  50 mg Glukovan dan dispersikan dengan 10 ml akuadest (larutan a)

b)      Dipipet 13,5 ml larutana dan cukupkan volumenya dengan akuadest hingga 10 ml

3.Perlakuan Hewan Coba

1.      Diukur kadar glukosa puasa mencit (Mus musculus)

2.      DiInduksi dengan gula 10 % sebanyak 1 ml

3.      Setelah 30 menit,kadar glukosa mencit diukur kembali

4.      a.   Mencit 1 (22 mg) diberikan obat metforminsebanyak 0,73 ml

b.      Mencit 2 (23 mg) diberikan obat Infus the hijausebanyak 0,76 ml

c.       Mencit 3 (21 mg) diberikan obat Infus the hijausebanyak 0,7 ml

Page 14: Anti Dia Bet

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengkuran kadar glukosa darah mencit

PERLAKUAN BB/GR VP(MLKADAR GLUKOSA DARAH

Puasa(Mg/Dl)

v. awal 30’ 60’ 90’

Metformin ®22 0,73 151 162 185 121 112

Infus teh hijau

23 0,76 102 132 118 83 86

21 0,7 136 136 156 102 153

% penurunan setelah induksi

Awal – akhir               x 100 %

Awal

Metformin             : 162 – 112  x 100%

                                                112

                              : 44,64 %

Infus the hijau       a. : 132 – 86  x 100%

                                          86

                              : 53,48 %

                     b. : 136 – 153   x 100%

                                 153

                     : -11,11 %

% Infuse teh hijau a + % infuse the hijau b

                                 2

: 53,48 + (-11,11)

         2

: 21,18 %

Page 15: Anti Dia Bet

BAB V

PEMBAHASAN

Diabetes melitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin relativ yang

terjadi jika produksi indulin tidak sesuai dengan kebutuhannya maupun defisiensi absolute yang

terjadi jika pancreas tidak berfungsi lagi dalam mensekresi insulin.

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan yang paling sering terjadi. Salah satu

kelenjar endokrin yaitu pankreas sebagai insulin tidak normal. Diabetes terdapat 2 tipe, yaitu :

1.      Diabetes melitus tergantung insulin (IDDM ; tipe I) disebabkan oleh defisiensi absolut atau

penghancuran sel β yang dapat mengurangi produksi insulin. Biasanya terjadi sebelum usia 15 tahun

dan mengakibatkan penurunan berat badan, hiperglikomia, hetoksidosis, asteroksis, kerusakan retina

dan gagal ginjal. Karena sel batu pada langerhans rusak maka pasien membutuhkan injeksi insulin.

2.      Diabetes melitus tidak tergantung insulin,(N-IDDM;tipe II) disebabkan oleh penurunan pelepasan

insulin atau kelainan respon jaringan terhadap insulin yang menyebabkan hiperglikemia, tetapi tidak

hetoksidosis. Tipe ini sering terjadi pada usia lebih dari 35 tahun

Gejala – gejala penyakit diabetes melitus adalah Polyuria yaitu volume urin yang banyak atau

sering buang air kecil,Poltpipsia yaitu kurangnya cairan dalam tubuh,Polyphagia yaitu banyaknya

makan yang dapat menyebabkan meningkatnya glukosa dalam darah.

Kadar glukosa  serum puasa normal (teknik autoanalisis) adalah 70-110

mg/dl. Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mg/dl.

Glukosa difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan hamper semuanya diabsorpsi oleh tubulus ginjal selama

Page 16: Anti Dia Bet

kadar glukosa dalam plasma tidak melebihi 160-180 mg/dl. Jika konsentrasi tubulus naik melebihi

kadar ini, glukosa tersebut akan keluar bersama urine, dan keadaan ini disebut sebagai glikosuria.

Tujuan dilakukanny percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan efek

bat-obat antidiabetes yaitu glibenklamin, metformin, glukofan, dan infus teh hijau 5% pada hewan

coba mencit (Mus musculus).

Pada praktikum ini digunakan hewan uji yaitu mencit jantan, hal ini disebabkan karena mencit

betina mengalami fase estrus dimana pada fase ini terjadi peningkatan hormone estrogen dan

hormone pertumbuhan yang akan mempengaruhi sekresi insulin.

Sebelum perlakuan mencit dipuasakan terlebih dahulu dipuasakan untuk menghilangkan

faktor makanan. Walaupun demikian faktor variasi biologis dari hewan tidak dapat dihilangkan

sehingga faktor ini relatif dapat mempengaruhi hasil.

Sebelum pemberian obat antidiabetes hewan uji terlebih dahulu diinduksi dengan glukosa 10

% hal ini bertujuan agar kadar glukosa hewan uji meningkat sehingga mudah diuji dengan obat-obat

antidiabetes dan dapat dilihat efek terapi dari obat obat antidiabetik oral yang digunakan.

Mekanisme kerja obat-obat hipoglikemik oral secara umum ada 4 yaitu:

1.      Menurunkan absorbsi karbohidrat yaitu golongan biguanid Metformin, dan Akarbose dari golongan

glikooksidase inhibitor.

2.      Menurunkan sekresi insulin yaitu golongan sulfonilurea generasi kedua dan Miglitinid.

3.      Menurunkan ambilan glukosa dihati yaitu golongan Biguanid.

4.      Meningkatkan ambilan glukosa dijaringan periver  yaitu golongan sulfonil urea generasi kedua

tiasolidindion dan biguanid.

 Mekanisme kerja dari golongan sulfonilurea yaitu mengontrol glukosa tanpa meningkatkan

insulin, golongan ini biasa digunakan untuk pengobatan DM tipe I. Golongan Biguanid memproduksi

glukosa dihati tanpa menurunkan absorbsi karbohidrat, dan melakukan glukogenolisis dihati atau

penguraian glukosa. Golongan glukosidase inhibitor mekanisme kerjanya menghambat enzim

glukosidase yang merombak karbohidrat menjadi gula yang terdapat diusus halus, golongan ini biasa

digunakan untuk pengobatan DM tipe II.  Golongan miglitinid mekanisme kerjanya yaitu merangsang

sekresi insulin, sedangkan golongan Tiazolidindion mengurangi resistensi insulin dan golongan ini

cocok untuk pengobatan DM tipe II.

Obat hipoglikemik oral dari golongan sulfonylurea yang digunakan yaitu Glibenklamin dengan

mekanisme kerjameningkatkan sekresi insulin dari sel beta pulau langerhans,sedangkan pada

pengobatan jangka panajang efek utamanya adalah meningkatkan efek insulin terhadap jaringan

perifer dan penurunan pengeluaran glukosa dari hati (efek ekstra pankreatik)

Sedangkan Obat Hipoglikemik Oral dari golongan Biguanid yang digunakan

adalah Metformin dengan mekanisme kerja menurunkan glukosa darah tidak tergantung pada adanya

Page 17: Anti Dia Bet

fungsi pankreatik sel-sel B. Glukosa tidak menurun pada subjek normal setelah puasa satu

malam,tetapi kadar glukosa darah pasca prandial mereka menurun selama pemberian biguanid.

Mekanisme kerja yang diusulkan adalah stimulasi glikolisis secara langsung dalam jaringan dengan

peningkatan eliminasi glukosa dari darah, penurunan glukoneogenesis hati, melambatkan absorbsi

glukosa dari saluran cerna dengan peningkatan perubahan glukosa menjadi laktat oleh enterosit dan

penurunan kadar glukagon plasma.

Percobaan ini digunakan alat glukometer, dengan alasan bahwa alat glikometer merupakan

alat yang otometik memudahkan dalam memperoleh hasil glokosa darah, periksaan dengan

menggunakan alat ini memerlukan waktu yang reltif singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik.

Adapun cara penggunaan dari alat glukometer tersebut yaitu penyaiapan alat dan strip glukotest,

masukka strip glukotest kedalam bagian ujung glukometer, teteskan darah pada tempat reagen strip

glukotest, kemudian dibaca kadar gula yang tertera pada layar glukometer, dimana mekanisme kerja

dari alat glukometer yaitu dalam strip terdapat enzim glukooksigenase yang mana jika sampel darah

mengenai strip maka akan langsung terbaca oleh glukometer.

Pada percobaan kali ini dilakukan dengan membandingkan efek dari obat-obat anti diabetes

melitus golongan sulfonylurea yaitu Glibenklamin, golongan biguanid yaitu Metformin, dan Glukovan

serta herba teh hijau dengan konsentrasi 5 %, tetapi karena ada factor kesalahan jadi Cumana obat

metformin dan infuse the hijau yang diuji cobakan

Adapun hasil dari % penurunan setelah induksi pada obat metformin yaitu sebesar 44,64 %

sedangkan pada infuse the hijau yang diberikan dengan 2 perbandingan antara infuse teh hijau

pertama dan infuse teh hijau kedua didapat hasil % penurunan setelah induksi sebesar 21,18 %

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa obat golongan biguanide memberikan efek

yang lebih cepat bila dibandingkan dengan  infuse the hijau. Hal ini dapat dilihat dari penurunan kadar

glukosa darah mencit dari pengukuran setelah dipuasakan,kadar setelah induksi hingga menit ke 90

setelah pemberian obat. Kadar glukosa mencit menurun dan mendekati kadar glukosa normal yaitu

79 mg/dl. Dimana Kadar glukosa normal manusia adalah 70 mg - 120 mg/dl sedangkan pada mencit

62-175 mg/dl.

Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa penurunan kadar glukosa darah

yang terjadi setelah pemberian sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi

insulin dipankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan perangsangan oleh glukosa, karena

ternyata pada saat hiperglikemia gagal merangsang sekresi insulin dalam jumlah yang mencukupi,

obat-obat tersebut masih mampu merangsang sekresi insulin. Itulah sebabnya mengapa obat-obat ini

sangat bermanfaat pada penderita diabetes  dewasa yang pankreasnya masih mampu memproduksi

insulin. 

Page 18: Anti Dia Bet

Beberapa faktor kesalahan yang mungkin mempengaruhi data yang diperoleh yaitu,

kurangnya mencit jantan yang diujikan sehingga praktikum tidak efesien, kurangnya waktu puasa

mencit, kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang mencit sehingga akan berpengaruh pada

volume pemberian pada mencit dan tidak sempurnanya suatu obat masuk kedalam tubuh mencit

akibat cara perlakuan pemberian yang salah.

BAB V

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahan obat

paling efektif dan % penurunannya paling besar yaitu metformi kemudian infus teh hijau

B. Saran

Sebaiknya penyusunan meja kelompok pada laboratorium dapat diseimbangkan