Anmal sae

16
Interpretasi dari Keadaan umum : pucat, lemah Letih, Lelah, Lesu, dan lemah sering disebut sebagai gejala anemia atau merupakan istilah yang disebut kadaan kurang darah. Anemia yang sangat umum dijumpai di Indonesia adalah anemia gizi. Ditinjau dari segi kesehatan masyarakat, anemia gizi lebih disebabkan oleh kekurangan zat besi, dibandingkan dengan kekurangan zat gizi lain. Oleh karena itu, anemia gizi sering disebut sebagai anemia kurang besi dan sekarang lebih popular hanya disebut sebagai anemia. Kulit pucat merupakan salah satu dari ciri-ciri lain dari penderita anemia, yang disebabkan kadar Hb rendah. Ciri-ciri lain adalah nafas pendek dan sedikit sesak, akibat kekurangan oksigen. Sel darah merah merupakan pembawa oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. Jika terjadi anemia, berarti kadar Hb rendah, sehingga oksigen yang dibawa juga lebih sedikit atau berkurang. Karena itulah penderita anemia kekurangan oksigen. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ditemukannya pembesaran KGB karena cacing hanya mengganggu penyerapan nutrisi tubuh di system GIT, tepatnya di usus halus, jadi tidak berpengaruh pada imunitas tubuh.

description

w

Transcript of Anmal sae

Page 1: Anmal sae

Interpretasi dari Keadaan umum : pucat, lemah

Letih, Lelah, Lesu, dan lemah sering disebut sebagai gejala anemia atau merupakan istilah yang

disebut kadaan kurang darah. Anemia yang sangat umum dijumpai di Indonesia adalah anemia

gizi. Ditinjau dari segi kesehatan masyarakat, anemia gizi lebih disebabkan oleh kekurangan zat

besi, dibandingkan dengan kekurangan zat gizi lain. Oleh karena itu, anemia gizi sering disebut

sebagai anemia kurang besi dan sekarang lebih popular hanya disebut sebagai anemia.

Kulit pucat merupakan salah satu dari ciri-ciri lain dari penderita anemia, yang disebabkan kadar

Hb rendah. Ciri-ciri lain adalah nafas pendek dan sedikit sesak, akibat kekurangan oksigen. Sel

darah merah merupakan pembawa oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. Jika terjadi anemia,

berarti kadar Hb rendah, sehingga oksigen yang dibawa juga lebih sedikit atau berkurang.

Karena itulah penderita anemia kekurangan oksigen.

Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening.

Tidak ditemukannya pembesaran KGB karena cacing hanya mengganggu penyerapan nutrisi

tubuh di system GIT, tepatnya di usus halus, jadi tidak berpengaruh pada imunitas tubuh.

Mengapa cacing tambang ini bisa menyebabkan fe berkurang

Pada daerah-daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing tambang. Cacing

tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan makanan membuat zat gizi tidak

dapat diserap secara sempurna. Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi.

Gigitan cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya pendarahan sehingga

tubuh akan kehilangan banyak sel darah merah.

Page 2: Anmal sae

Pemeriksaan tambah an

Pemeriksaan Laboratorium yang mendukung

Untuk anemia mikrositik hipokrom, dilakukan pemeriksaan NER (Nilai eritrosit rata-rata) yang

terdiri dari VER, HER, KHER

1. VER (Volume Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hematokrit dengan jumlah

eritrosit (dalam juta) x 10. Satuannya fL. Nilai normalnya 80-98 fL. Jika lebih besar dari pada

normal : eritrositnya makrositer Jika lebih kecil dari pada normal : eritrositnya mikrositer.

2. HER (Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan jumlah

eritrosit (dalam juta ) x 10 . Satuannya pg. Nilai normalnya 27-32 pg Jika lebih kecil dari normal

biasanya eritrosit hipokrom

3. KHER (Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin

dengan nilai hematokrit x 100. Satuannya g/dL. Nilai normalnya 31-35 g/dL. Jika lebih kecil dari

normal biasanya eritrosit hipokrom. Kalau perhitungan sudah menunjukan bahwa eritrosit

mikrositik hipokrom, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan apus darah tepi untuk melihat

morfologi darah tepi.

Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan ialah SI, TIBC, Saturasi transferin, feritin serum dan

elektroforesis Hb. Biasanya elektroforesis Hb lebih menunjukan untuk sindrom talasemia.

Differential Diagnoses

Anemia akibat penyakit kronik

Anemia sideroblastik

Thalasemia

Page 3: Anmal sae

Jenis-jenis anemia

A.  ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM

Penyebab dan patofisiologi anemia normositik normokrom

Anemia normositik normokrom dapat terjadi karena

a) Hemolitik

b) Pasca perdarahan akut

c) anemia aplastik

d) sindrom mielodisplasia

e) alcoholism

f) anemia pada penyakit hati kronik

Patofisiologi anemia ini terjadi karena pengeluaran darah / destruksi darah yang berlebih

sehingga menyebabkan Sumsum tulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoiesis.

Sehingga banyak eritrosit muda (retikulosit) yang terlihat pada gambaran darah tepi. Jika

retikulosit tidak ditemukan, maka dicurigai adanya anemia aplastik, anemia def besi dan b12

yang tidak diobati, terapi radiasi, masalah endokrin, kegagalan sumsum tulang, sindrom

mielodisplasia, dan alkoholism.

B.  ANEMIA MAKROSITIK NORMOKROM

DEFINISI

Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik

yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.

Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel

darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.

Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal

(megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.

Page 4: Anmal sae

Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat

dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.

Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker

(misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).

PENYEBAB

Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia pernisiosa.

Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di bagian

akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).

Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein yang

dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan

masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus

dan dibuang melalui tinja.

Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12

tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam

makanan sehari-hari.

Tetapi karena hati menyimpan sejumlah besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan

muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12.

Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12

adalah:

pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin

B12

penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)

pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap

vegetarian.

Page 5: Anmal sae

GEJALA

Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi

sistem saraf dan menyebabkan:

kesemutan di tangan dan kaki

hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan

pergerakan yang kaku.

Gejala lainnya adalah:

buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru

luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar

penurunan berat badan

warna kulit menjadi lebih gelap

linglung

depresi

penurunan fungsi intelektual.

C.   ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI (ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROMIK )

Definisiensi Besi

Adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut

oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekuranganzatbesi.

Terdapatnya zat Fe dalam darah baru diketahui setelah penelitian oleh Lemery dan Goeffy

(1713), kemudian Pierre Blaud (1831) mendapatkan bahwa FeSO4 dan K2CO3 dapat

memperbaiki keadaan krorosis, anemia akibat defisiensi Fe.

Penyebab

Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia

Page 6: Anmal sae

subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi

selama hamil.

Penyebab lain defisiensi besi adalah:

1. Asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu belaka sampai

usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang hanya memakan sayur- sayuran

saja

2. Gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi.

3. Kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan saluran cerna yang lambat

karena polip, neoplasma, gastritis varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid.

Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi

Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium,

gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.

1. Stadium 1.Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan

dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat

besi) dalam darah berkurang secara progresif.

2. Stadium 2.Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk

pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih

sedikit.

3. Stadium 3.Mulai terjadi anemia.Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal,

tetapi jumlahnya lebih sedikit.Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.

4. Stadium 4. Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan

mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang

sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.

5. Stadium 5. Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan

timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin

memburuk.

Gejala

Page 7: Anmal sae

Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya.

Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:

Glositis  : iritasi lidah

Keilosis : bibir pecah-pecah

Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.

Proses Eritropoiesis

Eritopoiesis dibentuk selama beberapa minggu pertama gestasi (pembentukan janin) selama

trisemester kedua kehamilan, sel darah merah janin di produksi dalam hati, limpa,dan

limponodus. Setelah lahir sum-sum tulang menjadi sisiprinsip dari produksi sel darah merah.

Setelah remaja, sum-sum merah dari tulang membranosa antara lain pelvis, iga, sternum dan

veterbrae mengambil alih fungsi ertitropoietik utama.

Proses pematangan sel darah merah:

1. Tahap Proeritroblas, yaitu: Tahap pertama setelah koloni eritroit membentuk unit suatu sel

dengan nukleus yang sangat besar.

2.Tahap eritroblas basofilik, yaitu; Tahap dimana mulainya sintesis hemoglobin.

3. Tahap eritroblas polikromatik(tahap normoblas), yaitu: Tahap akhir dari sintesis DNA, dan

pembelahan sel.

4. Tahap eritroblas ortokromatik, yaitu: Menunjukkan pengisutan dan autolisis nukleus. Nukleus

sisa akan disingkirkan dan dipisahlkan dari sel.

Page 8: Anmal sae

5. Tahap Retikolosit, yaitu: Sel ini tidak memiliki nukleus dan memasuki sirkulasi tempat ia

menjadi eritrosit matang. Eritrosit berbentuk diskus atau lempengan yang mana selnya dapat

bergerak dalam ruang yang rapat untuk mengambil atau melepaskan oksigen.

Hb 6,2 g/dL, Ht : 18vol%, RBC : 2.480.000/mm3, WBC : 7.400/mm3, Trombosit : 386.000/mm3, diff. count : 0/2/5/63/26/4, MCV ; 72 fL, MCH : 25 pg, MCHC : 30%

Besi serum 30 g/ L. TIBC 560 g/ dL, ferritin ng/mL

Feses :telur cacing tambang positif, darah samar positif

Interpretasi (jelaskan mekanisme dan penyebab) dari periksaan laboratorium

Hb 6,2 g/dL, kadar Hb normal adalah

Pada kasus terjadi penurunan Hb disebabkan oleh turunnya jumlah asupan Fe kedalam tubuh pasien,

Ht: 18vol%, kadar Ht normal adalah

Page 9: Anmal sae

Terjadi penurunan kadar Ht, Ht sendiri adalah hematokrit Hematokrit menunjukkan persentase

zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Jadi karena proses

eritropoiesis terganggu maka pembentukan komponen Hb dan Eritrosit yang merupakan zat

komponen darah akan terganggu juga dan mengalami penurunan.dan otomatis persentase zat

padat darah juga akan menurun.

RBC: 2.480.000/mm3

Kadar normalnya

Terjadi penurunan RBC karena penurunan jumlah asupan Fe dalam tubuh juga, akibat dari

proses pembentukan RBC/ Eritropoiesis terganggu.

WBC: 7.400/mm3

Kadar normalnya

Page 10: Anmal sae

Kadar WBC masih normal,

Trombosit : 386.000/mm3,

Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah, jadi masih termasuk

kadar normal.

diff. count : 0/2/5/63/26/4,

Diff count / Hitung Jenis Leukosit

1. Basofil : 0 – 1 (%)

2. Eosinofil : 1 – 3 (%)

3. Batang : 2 – 6 (%)

4. Segmen : 50 – 70 (%)

5. Limfosit : 20 – 40 (%)

6. Monosit : 2 – 8 (%)

Hasilnya masih tergolong normal semua.

MCV ; 72 fL,

Adalah pengukuran besarnya sel yang dinyatakan dalam micrometer kubik, dengan nilai rentang

normal dari 81-96 µm3

MCV yang kurang dari 81µm3 menunjukkan sel mikrositik karena berukuran lebih kecil dari 7

µm3 dari sediaan apus.

MCH : 25 pg,

Page 11: Anmal sae

Mengukur jumlah Hb yang terdapat dalam satu eritrosit dan ditentukan melalui pembagian

jumlah Hb dalam 1000 ml darah, nilai normal adalah sekitar 27-31 pg/eritrosit. Jadi tergolong

tidak normal karena kurang dari 27 pg,

MCHC : 30%

Mengukur jumlah Hb dalam 100 ml eritrosit packed. Didapat dengan membagi ukuran Hb

dengan Ht dan dinyatakan dalam gram/100ml (g/dl). Batas normalnya adalah 30-36 g/100ml

darah, hasil yang kurang dari 30 g/dl adalah hipokromik karena sel-sel ini tampak pucat pada

sediaan apus

Besi serum 30 µg/ L.

Besi serum normalnya >50µg/dl, sedangkan pada kasus kurang, jadi tidak normal. Karena

kurangnya asupan dari Fe kedalam tubuh sendiri.

TIBC 560 µg/ dL,

TIBC menunjukan tingkat kejenuhan apotransferin terhadap besi, kadar normalnya <350 µg/dl

Pada anemia diffisiensi besi kadar TIBC meningkat, dan hasil lab menunjukkan TIBC

meningkat.

ferritin 8 ng/mL

feritin serum merupakan indicator cadangan besi yang sangat baik kecuali pada keadaan

inflamasi dan keganasan tertentu, kadar normal biasanya di atas 100 mg/dl, jadi hasil lab

menunjukan kadar ferritin/ cadangan besi menurun drastic akibat kurangnya pasokan Fe dalam

tubuh sehingga tubuh menggunakan cadangan Fe dari tubuh kita sendiri, namun karena tidak ada

input jadi lama kelamaan cadangan akan habis dan menurun drastic.

Feses :telur cacing tambang positif, darah samar positif

Telur cacing tambang positif artinya Tn. T terinfeksi cacing tambang, kemungkinan terjadi pada

saat dia berkebun tanpa alas kaki, yang memudahkan cacing masuk kedalam tubuh Tn.T, karena

cacing tambang dapat menembus masuk kedalam kulit manusia secara langsung.

Page 12: Anmal sae

Darah samar positif bisa juga di akibatkan oleh adanya pendarahan pada usus halus akibat

gigitan cacing tambang.