Anmal Fakhri Skenario B Kelompok 1 Blok 26 DENGUE SHOCK SYNDROME
Anmal sae
-
Upload
zahrunisa-al-jannah -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
description
Transcript of Anmal sae
![Page 1: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/1.jpg)
Interpretasi dari Keadaan umum : pucat, lemah
Letih, Lelah, Lesu, dan lemah sering disebut sebagai gejala anemia atau merupakan istilah yang
disebut kadaan kurang darah. Anemia yang sangat umum dijumpai di Indonesia adalah anemia
gizi. Ditinjau dari segi kesehatan masyarakat, anemia gizi lebih disebabkan oleh kekurangan zat
besi, dibandingkan dengan kekurangan zat gizi lain. Oleh karena itu, anemia gizi sering disebut
sebagai anemia kurang besi dan sekarang lebih popular hanya disebut sebagai anemia.
Kulit pucat merupakan salah satu dari ciri-ciri lain dari penderita anemia, yang disebabkan kadar
Hb rendah. Ciri-ciri lain adalah nafas pendek dan sedikit sesak, akibat kekurangan oksigen. Sel
darah merah merupakan pembawa oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh. Jika terjadi anemia,
berarti kadar Hb rendah, sehingga oksigen yang dibawa juga lebih sedikit atau berkurang.
Karena itulah penderita anemia kekurangan oksigen.
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening.
Tidak ditemukannya pembesaran KGB karena cacing hanya mengganggu penyerapan nutrisi
tubuh di system GIT, tepatnya di usus halus, jadi tidak berpengaruh pada imunitas tubuh.
Mengapa cacing tambang ini bisa menyebabkan fe berkurang
Pada daerah-daerah tertentu, anemia dapat dipengaruhi oleh investasi cacing tambang. Cacing
tambang yang menempel pada dinding usus dan memakan makanan membuat zat gizi tidak
dapat diserap secara sempurna. Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi.
Gigitan cacing tambang pada dinding usus juga menyebabkan terjadinya pendarahan sehingga
tubuh akan kehilangan banyak sel darah merah.
![Page 2: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/2.jpg)
Pemeriksaan tambah an
Pemeriksaan Laboratorium yang mendukung
Untuk anemia mikrositik hipokrom, dilakukan pemeriksaan NER (Nilai eritrosit rata-rata) yang
terdiri dari VER, HER, KHER
1. VER (Volume Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hematokrit dengan jumlah
eritrosit (dalam juta) x 10. Satuannya fL. Nilai normalnya 80-98 fL. Jika lebih besar dari pada
normal : eritrositnya makrositer Jika lebih kecil dari pada normal : eritrositnya mikrositer.
2. HER (Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin dengan jumlah
eritrosit (dalam juta ) x 10 . Satuannya pg. Nilai normalnya 27-32 pg Jika lebih kecil dari normal
biasanya eritrosit hipokrom
3. KHER (Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata). Yaitu perbandingan nilai hemoglobin
dengan nilai hematokrit x 100. Satuannya g/dL. Nilai normalnya 31-35 g/dL. Jika lebih kecil dari
normal biasanya eritrosit hipokrom. Kalau perhitungan sudah menunjukan bahwa eritrosit
mikrositik hipokrom, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan apus darah tepi untuk melihat
morfologi darah tepi.
Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan ialah SI, TIBC, Saturasi transferin, feritin serum dan
elektroforesis Hb. Biasanya elektroforesis Hb lebih menunjukan untuk sindrom talasemia.
Differential Diagnoses
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia sideroblastik
Thalasemia
![Page 3: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/3.jpg)
Jenis-jenis anemia
A. ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM
Penyebab dan patofisiologi anemia normositik normokrom
Anemia normositik normokrom dapat terjadi karena
a) Hemolitik
b) Pasca perdarahan akut
c) anemia aplastik
d) sindrom mielodisplasia
e) alcoholism
f) anemia pada penyakit hati kronik
Patofisiologi anemia ini terjadi karena pengeluaran darah / destruksi darah yang berlebih
sehingga menyebabkan Sumsum tulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoiesis.
Sehingga banyak eritrosit muda (retikulosit) yang terlihat pada gambaran darah tepi. Jika
retikulosit tidak ditemukan, maka dicurigai adanya anemia aplastik, anemia def besi dan b12
yang tidak diobati, terapi radiasi, masalah endokrin, kegagalan sumsum tulang, sindrom
mielodisplasia, dan alkoholism.
B. ANEMIA MAKROSITIK NORMOKROM
DEFINISI
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik
yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.
Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel
darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.
Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal
(megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.
![Page 4: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/4.jpg)
Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat
dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker
(misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).
PENYEBAB
Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia pernisiosa.
Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di bagian
akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).
Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein yang
dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan
masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus
dan dibuang melalui tinja.
Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12
tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam
makanan sehari-hari.
Tetapi karena hati menyimpan sejumlah besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan
muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12.
Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12
adalah:
pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin
B12
penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
vegetarian.
![Page 5: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/5.jpg)
GEJALA
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi
sistem saraf dan menyebabkan:
kesemutan di tangan dan kaki
hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
pergerakan yang kaku.
Gejala lainnya adalah:
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
penurunan berat badan
warna kulit menjadi lebih gelap
linglung
depresi
penurunan fungsi intelektual.
C. ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI (ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROMIK )
Definisiensi Besi
Adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut
oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekuranganzatbesi.
Terdapatnya zat Fe dalam darah baru diketahui setelah penelitian oleh Lemery dan Goeffy
(1713), kemudian Pierre Blaud (1831) mendapatkan bahwa FeSO4 dan K2CO3 dapat
memperbaiki keadaan krorosis, anemia akibat defisiensi Fe.
Penyebab
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia
![Page 6: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/6.jpg)
subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
selama hamil.
Penyebab lain defisiensi besi adalah:
1. Asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu belaka sampai
usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang hanya memakan sayur- sayuran
saja
2. Gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi.
3. Kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan saluran cerna yang lambat
karena polip, neoplasma, gastritis varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid.
Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium,
gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.
1. Stadium 1.Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan
dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat
besi) dalam darah berkurang secara progresif.
2. Stadium 2.Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk
pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih
sedikit.
3. Stadium 3.Mulai terjadi anemia.Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal,
tetapi jumlahnya lebih sedikit.Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.
4. Stadium 4. Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan
mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang
sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
5. Stadium 5. Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan
timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin
memburuk.
Gejala
![Page 7: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/7.jpg)
Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya.
Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:
Glositis : iritasi lidah
Keilosis : bibir pecah-pecah
Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
Proses Eritropoiesis
Eritopoiesis dibentuk selama beberapa minggu pertama gestasi (pembentukan janin) selama
trisemester kedua kehamilan, sel darah merah janin di produksi dalam hati, limpa,dan
limponodus. Setelah lahir sum-sum tulang menjadi sisiprinsip dari produksi sel darah merah.
Setelah remaja, sum-sum merah dari tulang membranosa antara lain pelvis, iga, sternum dan
veterbrae mengambil alih fungsi ertitropoietik utama.
Proses pematangan sel darah merah:
1. Tahap Proeritroblas, yaitu: Tahap pertama setelah koloni eritroit membentuk unit suatu sel
dengan nukleus yang sangat besar.
2.Tahap eritroblas basofilik, yaitu; Tahap dimana mulainya sintesis hemoglobin.
3. Tahap eritroblas polikromatik(tahap normoblas), yaitu: Tahap akhir dari sintesis DNA, dan
pembelahan sel.
4. Tahap eritroblas ortokromatik, yaitu: Menunjukkan pengisutan dan autolisis nukleus. Nukleus
sisa akan disingkirkan dan dipisahlkan dari sel.
![Page 8: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Tahap Retikolosit, yaitu: Sel ini tidak memiliki nukleus dan memasuki sirkulasi tempat ia
menjadi eritrosit matang. Eritrosit berbentuk diskus atau lempengan yang mana selnya dapat
bergerak dalam ruang yang rapat untuk mengambil atau melepaskan oksigen.
Hb 6,2 g/dL, Ht : 18vol%, RBC : 2.480.000/mm3, WBC : 7.400/mm3, Trombosit : 386.000/mm3, diff. count : 0/2/5/63/26/4, MCV ; 72 fL, MCH : 25 pg, MCHC : 30%
Besi serum 30 g/ L. TIBC 560 g/ dL, ferritin ng/mL
Feses :telur cacing tambang positif, darah samar positif
Interpretasi (jelaskan mekanisme dan penyebab) dari periksaan laboratorium
Hb 6,2 g/dL, kadar Hb normal adalah
Pada kasus terjadi penurunan Hb disebabkan oleh turunnya jumlah asupan Fe kedalam tubuh pasien,
Ht: 18vol%, kadar Ht normal adalah
![Page 9: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/9.jpg)
Terjadi penurunan kadar Ht, Ht sendiri adalah hematokrit Hematokrit menunjukkan persentase
zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Jadi karena proses
eritropoiesis terganggu maka pembentukan komponen Hb dan Eritrosit yang merupakan zat
komponen darah akan terganggu juga dan mengalami penurunan.dan otomatis persentase zat
padat darah juga akan menurun.
RBC: 2.480.000/mm3
Kadar normalnya
Terjadi penurunan RBC karena penurunan jumlah asupan Fe dalam tubuh juga, akibat dari
proses pembentukan RBC/ Eritropoiesis terganggu.
WBC: 7.400/mm3
Kadar normalnya
![Page 10: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/10.jpg)
Kadar WBC masih normal,
Trombosit : 386.000/mm3,
Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah, jadi masih termasuk
kadar normal.
diff. count : 0/2/5/63/26/4,
Diff count / Hitung Jenis Leukosit
1. Basofil : 0 – 1 (%)
2. Eosinofil : 1 – 3 (%)
3. Batang : 2 – 6 (%)
4. Segmen : 50 – 70 (%)
5. Limfosit : 20 – 40 (%)
6. Monosit : 2 – 8 (%)
Hasilnya masih tergolong normal semua.
MCV ; 72 fL,
Adalah pengukuran besarnya sel yang dinyatakan dalam micrometer kubik, dengan nilai rentang
normal dari 81-96 µm3
MCV yang kurang dari 81µm3 menunjukkan sel mikrositik karena berukuran lebih kecil dari 7
µm3 dari sediaan apus.
MCH : 25 pg,
![Page 11: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/11.jpg)
Mengukur jumlah Hb yang terdapat dalam satu eritrosit dan ditentukan melalui pembagian
jumlah Hb dalam 1000 ml darah, nilai normal adalah sekitar 27-31 pg/eritrosit. Jadi tergolong
tidak normal karena kurang dari 27 pg,
MCHC : 30%
Mengukur jumlah Hb dalam 100 ml eritrosit packed. Didapat dengan membagi ukuran Hb
dengan Ht dan dinyatakan dalam gram/100ml (g/dl). Batas normalnya adalah 30-36 g/100ml
darah, hasil yang kurang dari 30 g/dl adalah hipokromik karena sel-sel ini tampak pucat pada
sediaan apus
Besi serum 30 µg/ L.
Besi serum normalnya >50µg/dl, sedangkan pada kasus kurang, jadi tidak normal. Karena
kurangnya asupan dari Fe kedalam tubuh sendiri.
TIBC 560 µg/ dL,
TIBC menunjukan tingkat kejenuhan apotransferin terhadap besi, kadar normalnya <350 µg/dl
Pada anemia diffisiensi besi kadar TIBC meningkat, dan hasil lab menunjukkan TIBC
meningkat.
ferritin 8 ng/mL
feritin serum merupakan indicator cadangan besi yang sangat baik kecuali pada keadaan
inflamasi dan keganasan tertentu, kadar normal biasanya di atas 100 mg/dl, jadi hasil lab
menunjukan kadar ferritin/ cadangan besi menurun drastic akibat kurangnya pasokan Fe dalam
tubuh sehingga tubuh menggunakan cadangan Fe dari tubuh kita sendiri, namun karena tidak ada
input jadi lama kelamaan cadangan akan habis dan menurun drastic.
Feses :telur cacing tambang positif, darah samar positif
Telur cacing tambang positif artinya Tn. T terinfeksi cacing tambang, kemungkinan terjadi pada
saat dia berkebun tanpa alas kaki, yang memudahkan cacing masuk kedalam tubuh Tn.T, karena
cacing tambang dapat menembus masuk kedalam kulit manusia secara langsung.
![Page 12: Anmal sae](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9932550346d0339c1e4b/html5/thumbnails/12.jpg)
Darah samar positif bisa juga di akibatkan oleh adanya pendarahan pada usus halus akibat
gigitan cacing tambang.