Angina Pectoris

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti tertekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien beristirahat. Oleh karena itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian menunjukkan pula bahwa penderita yang simtomatis prognosisnya lebih buruk dari yang tanpa simtom. Data saat ini menunjukkan bahwa bila penderita asimtomatis atau dengan simtom ringan, kematian tahunan pada penderita dengan lesi pada satu dan dua pembuluh darah koroner adalah 1.5% dan kira-kira 6% untuk lesi pada tiga pembuluh darah koroner. Kalau pada golongan terakhir ini kemampuan latihan (exercise capacity) penderita baik, kematian tahunan adalah 4% dan bila ini tidak baik kematian tahunannya kira- kira 9%, karena itu penderita harus dipertimbangkan untuk revakularisasi. (Sumber : Asikin Hanafiah 1996) Survey Kesehatan Rumah Tangga Nasional Departemen Kesehatan 1986 melaporkan angka kematian didaerah perkotaan dan dipedesaan untuk penyakit jantung koroner masing-masing 53.5 dan 24.6 per 100.000 penduduk. Ini relative masih rendah dibandingkan Negara maju. Sebagai gambaran, Negara tetangga kita singapura mempunyai angka kematian untuk penyakit jantung koroner sebanyak 215 per 100.000 penduduk pada tahun 1984. (Sumber : Asikin Hanafiah 1996) Penanganan individu penderita angin pektoris disesuaikan dengan tujuan akhir terapi dan gejala. Saat ini, penanganan angina pektoris biasa menggunakan terapi medikamentosa yang mencakup obat golongan nitrat, β-blocker, antagonis kalsium, dan antiplatelet seperti aspirin. Selain terapi obat-obatan, terdapat juga terapi revaskularisasi yaitu terapi intervensi berupa Percuteneus Coronary Intervention (PCI) dan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG).

description

ysy

Transcript of Angina Pectoris

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangAngina pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti tertekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien beristirahat. Oleh karena itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Penelitian menunjukkan pula bahwa penderita yang simtomatis prognosisnya lebih buruk dari yang tanpa simtom. Data saat ini menunjukkan bahwa bila penderita asimtomatis atau dengan simtom ringan, kematian tahunan pada penderita dengan lesi pada satu dan dua pembuluh darah koroner adalah 1.5% dan kira-kira 6% untuk lesi pada tiga pembuluh darah koroner. Kalau pada golongan terakhir ini kemampuan latihan (exercise capacity) penderita baik, kematian tahunan adalah 4% dan bila ini tidak baik kematian tahunannya kira-kira 9%, karena itu penderita harus dipertimbangkan untuk revakularisasi. (Sumber : Asikin Hanafiah 1996)Survey Kesehatan Rumah Tangga Nasional Departemen Kesehatan 1986 melaporkan angka kematian didaerah perkotaan dan dipedesaan untuk penyakit jantung koroner masing-masing 53.5 dan 24.6 per 100.000 penduduk. Ini relative masih rendah dibandingkan Negara maju. Sebagai gambaran, Negara tetangga kita singapura mempunyai angka kematian untuk penyakit jantung koroner sebanyak 215 per 100.000 penduduk pada tahun 1984. (Sumber : Asikin Hanafiah 1996)Penanganan individu penderita angin pektoris disesuaikan dengan tujuan akhir terapi dan gejala. Saat ini, penanganan angina pektoris biasa menggunakan terapi medikamentosa yang mencakup obat golongan nitrat, -blocker, antagonis kalsium, dan antiplatelet seperti aspirin. Selain terapi obat-obatan, terdapat juga terapi revaskularisasi yaitu terapi intervensi berupa Percuteneus Coronary Intervention (PCI) dan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Terapi ini digunakan pada kasus angina yang tidak sembuh dengan pengobatan medikamentosa.B. Tujuan penulisan1. Tujuan umumDengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan mengetahui materi tentang angina pectoris dan asuhan keperawatannya.2. Tujuan khususa. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang pengertian angina pectoris.b. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang etiologi angina pectoris.c. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang manifestasi klinis angina pectoris.d. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang anatomi fisiologi jantunge. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang klasifikasi angina pectorisf. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang patofisiologi angina pectoris.g. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang komplikasi angina pectoris.h. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang asuhan keperawatan pada angina pectoris.C. Manfaat penulisan1. Bagi Institusi PendidikanDengan adanya makalah ini dapat menambah referensi materi tentang angina pectoris dan dapat membantu dalam proses perkuliahan.2. Bagi MahasiswaDengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahmi, mengetahui dan menambah wawasan tentang angina pectoris.

BAB IITINJAUAN TEORIA. Anatomi fisiologiJantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otat. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot sarat lintang, tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.1. Bentuk JantungBentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpil (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.2. LetakDidalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastrium anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kota V dan VI dua jari dibawah papila mamae pada tempet ini teraba adanya pukulan jantung disebut iktus kordis.3. Lapisan jantung :a. EndokardiumEndokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.b. MiokardiumMiokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan bundalan otot.c. PerikardiumPerikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yaitu bertemu dipangkal jantung membentuk kantung jantung. Antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung.4. Siklus Jantunga. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra menuju keparu paru,. Mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinestra untuk paru paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.b. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru paru masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Di dalam berisi dalam yang banyak mengandung O2.6. Daya Pompa JantungDalam keadaan istirahat jantung beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan, kecepatan jantung dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20 25 liter/menit. Setiap menit sejumlah volume darah yang tepat sama sekalidialirkan dari vena ke jantung, apabila pengambalian dari vena tidak seimbang dan vantrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantung jadi membengkak berisidarah sehingga tekanan dalam vena naik dan dalam jangka waktu lama bisa menjadi edema.B. PengertianAngina Pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.(Brunner & Suddarth, 2005). Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779)C. Klasifikasi1. Angina Pektoris StabilAwitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas dan durasi nyeri 3 15 menit.Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :a. Angina nocturalNyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak.b. Angina dekubitusAngina yang terjadi saat berbaring.c. Iskemia tersamarTerdapat bukti objektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukan gejala.2. Angina Pektoris Tidak StabilDurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat dan lebih sering ditemukan depresi segmen ST. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.3. Angina Prinzmental (Angina Varian).Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevasi segmen ST. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akutdan dapat terjadi aritmia.D. EtiologiEtiologi dari penyakit gangguangan sistem kardiovaskuler berhubungan dengan gangguan sirkulasi koroner ataupun angina pektoris ini adalah ;a. Ateriosklerosis,merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri. b. Spasme arteri koronerc. Anemia berat,Artritis dan Aorta InsufisiensiUnstable angina pektoris adalah suatu sindroma klinik yang berbahaya, yang di mana merupakan pola angina pektoris yang bisa berkembang menjadi infak miokard akut (IMA). Unstable angina pektoris biasanya di sebabkan oleh ruptur plak ateroma yang di sebabkan oleh trombosit dan faktor koagulasi sehingga terbentuk trombus intralumial yang semioklusi.E. Manifestasi klinisGejalanya adalah sakit dada sentral atau restrosentral yang dapat menyebar kesalah satu atau kedua tangan, leher atau punggung. Sakit sering timbul pada kegiatan fisik maupun emosi atau dapat timbul spontan waktu istirahat.Penderita dengan angina pektoris dapat dibagi dalam beberapa subset klinik. Penderita dengan angina pektoris stabil, pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh kegiatan dan oleh faktor faktor pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak ada perubahan dalam hal frekwensi, lama dan faktor faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebih lama dari 15 menit). Pada angina pektoris tidak stabil, umumnya terjadi perubahan perubahan pola : meningkatnya frekwensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor pencetusnya. Sering termasuk di sini sakit waktu istirahat, pendeknya terjadicrescendo ke arah perburukan gejala gejalanya. Subset ketiga adalahangina Prinzmetal (variant) yang terjadi karena spasme arteri koronaria.Faktor pencetus yang paling banyak menyebabkan angina adalah kegiatan fisik, emosi yang berlebihan dan kadang kadang sesudah makan. Semua keadaan ini meningkatkan kebutuhan oksigen miokard dengan mengingkatkan baik denyut nadi maupun tekanan darah sistemik. Hasil perkalian kedua parameter ini merupakan indeks dari kebutuhan oksigen miokard.F. PatofisiologiAngina pektoris adalah jeritan otot jantung yang merupakan sakit dada kekurangan oksigen; suatu gejala klinik yang disebabkan oleh iskemia miokard yang sementara. Ini adalah akibat dari tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard.Telah diketahui bahwa sel endotel pembuluh darah mampu melepaskan endothelial derived relaxing factor (FDRF) yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial derived constricting factor (EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah.Pada keadaan normal, penglepasan EDRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui perangsangan reseptor muskarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Berbagai substansi lain seperti trombin, Adenosin Difosfat (ADP), adrenalin, serotonin, vasopresin, histamin dan noradrenalin juga mampu merangsang penglepasan EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah.Pada keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerosis, maka serotonin, ADP dan asetilkolin justru merangsang penglepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerosis pembuluh darah juga merangsang penglepasan EDCF.Berhubung karena sebagian besar penderita AP juga menderita aterosklerosis di pembuluh darah koroner, maka produksi EDRF menjadi berkurang sebaliknya produksi EDFC bertambah sehingga terjadi peningkatan tonus A. Koronaria.Adenosin sebenarnya memiliki efek kardioprotektif karena substansi ini menghambat penglepasan enzim proteolitik, menghambat interaksi endotel dan neutrofil, menghambat agregasi platelet dan menghambat interaksi penglepasan tromboksan. Akan tetapi, Crea, dkk (1990) telah membuktikan nyeri dada angina adalah disebabkan karena adenosin.Nyeri dada AP terutama disalurkan melalui aferen saraf simpatis jantung. Saraf ini bergabung dengan saraf somatik cervico thoracalis pada jalurascending di dalam medulla spinalis, sehingga keluhan angina pektoris yang khas adalah nyeri dada bagian kiri atau substernal yang menjalar ke bahu kiri terus ke kelingking tangan kiri.G. Komplikasia. Aritmia supraventrikularTakikardia sinus merupakan aritmia yang paling umum dari tipe ini. Jika hal ini terjadi sekunder akibat sebab lain, masalah primer sebaiknya diobati pertama. Namun, jika takikardi sinus tampaknya disebabkan oleh stimulasi simpatik berlebihan, seperti yang terlihat sebagai bagian dari status hiperdinamik, pengobatan dengan penghambat beta yang relatif kerja singkat seperti propanolol yang sebaiknya dipertimbangkan.b. Gagal jantungBeberapa derajat kelainan sesaat fungsi ventrikel kiri terjadi pada lebih dari separuh pasien dengan infark miokard. Tanda klinis yang paling umum adalah ronki paru dan irama derap S3 dan S4. Kongesti paru juga sering terlibat pada foto thoraks dada. Peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri dan tekanan arteri pulmonalis merupakan temuan hemodinamik karakteristik, namun sebaiknya diketahui bahwa temua ini dapat disebabkan oleh penurunan pemenuhan diastolik ventrikel dan / atau penurunan isi sekuncup dengan dilatasi jantung sekunder.c. Sistole prematur ventrikelDepolarisasi prematur yang jarang dan sporadik terjadi pada hampir semua pasien dengan infark dan tidak memerlukan terapi. Sementara dulu, ekstrasistole ventrikel distolik yang sering, multifokal atau dini secara rutin diobati, terapi farmakologik sekarang disediakan untuk pasien dengan aritmia ventrikel yang lama atau simptomatik. Terapi antiaritmia profilaktik dengan tiadanya takiaritmia ventrikel yang penting secara klinis, dikontra indikasikan karena terapi seperti itu dapat dengan jelas meningkatkan mortalitas selanjutnya.H. PatogenesisAngina pektoris adalah timbul karena iskemik akut yang tidak menetap akibat antara ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen miokard. Beberapa keadaan yang menjadi penyebab :1. Faktor di luar jantungPada orang yang mendertita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner yang begitu terbatas maka hipertensi sistemik dan pemakaian obattan simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O.2. Sklerotik Arteri KoronerSebagian besar penderita ATS mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap dan di akibatkan oleh plak sklerotik yang lama atau tampa di sertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembulu darah koroner.3. Agregasi TrombositStenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran darah sehingga mengakibatkan peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini akan mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.4. Perdarahan Plak AteromaRobeknya plak ateroma kedalam pembuluh lumen darah kemungkinan mendahului terbentuknya trombus yang nantinya mengakibatakan penyempitan arteri koroner.5. Spasme Arteri KoronerPeningkatan kebutuahn O miokard dan berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyebab ATS, Spasme dapat terjadi pada arteri koroner normal ataupun pada stenosis pembuluh darah koroner.I. Pemeriksaan diagnostic1. ElektrokardiogramGambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.2. Foto Rontgen DadaFoto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang kadang tampak adanya klasifikasi arkus aorta.3. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGO atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. 4. Uji Latihan JasmaniKarena pada angina pektoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu uji latihan jasmani. Pada uji tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alattreadmill, atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal, dan selama latihan EKG dimonitor demikian pula setelah selesai EKG terus dimonitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih lebih bila di samping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pektoris.Di tempat yang tidak mempunyai treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.5. Penyadapan JantungPenyadapan jantung untuk membuat arteriografi koroner merupakan salah satu pemeriksaan yang paling penting, baik untuk diagnosis penyakit jantung koroner maupun untuk merencanakan penatalaksanaan selanjutnya. Pada pasien angina pektoris dapat dilakukan pemeriksaan arteriografi koroner secara selektif, baik untuk tujuan diagnostik untuk konfirmasi adanya penyempitan pembuluh koroner, maupun untuk merencanakan langkah selanjutnya pada pasien angina.6. Diagnosa dan Diagnosa Banding Sakit di dada dapat berasal dari berbagai struktur, termasuk di sini jantung, jaringan ikat sekelilingnya seperti perikardium, paru paru dan pleura. Begitu pula kelainan pembuluh darah besar, mediatinum, esophagus dan alat tubuh di bawah diafragma seperti perut dan kantung empedu. Kelainan meuromuskular dan muskuloskeletal di daerah tersebut juga dapat memberikan keluhan yang sama. J. PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary angioplasty).a. Farmakologi1. Golongan nitratNitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut, mekanisme venanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner, eveknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskular. Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia miokard.Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan.Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.2. Penyekat beta-adrenergikTujuan pemberian penyekat beta adalah memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian aritmia vebtrikel yang serius.Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.3. Ca- antagonisDipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekuensi serangan pada beberapa bentuk angina, cara kerjanya memperbaiki spasme koroner dengan cara menghambat tonus vasometer.Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.4. Nitrat dan NitritMerupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.b. Non FarmakologisAda berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluhdarah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.K. WOCL. Asuhan keperawatan secara teoritis1. PengkajianUntuk pengkajian tentang informasi mereka yang mengalami serangan jantung atau nyeri angina maka pertanyaan yang sesuai mencakup:a. Kapan terjadi serangan?b. Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya?c. Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?d. Berapa menit nyeri berlangsung?e. Bagaimana nyeri berkurang?2. Diagnosa yang muncul berdasarkan teoritis:a. Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardiumb. Ansietas berhubunhan dengan rasa takut akan kematianc. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasid. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung3. Intervensi keperawatana. Pencegahan nyerib. Mengurangi kecemasanc. Penyuluhan pasien dan pendekatan asuhan dirumah4. EvaluasiHasil yang diharapkan adalah:a. Bebas dari nyerib. Menunjukkan penurunan kecemasan1) Memahami penyakit dan tujuan perawatannya2) Mematuhi semua aturan medis3) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis4) Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeric. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi1) Mejelaskan proses terjadinya angina2) Menjelaskan alas an tindakan pencegahan komplikasi3) EKG dan kadar enzim jantung normal4) Bebas dari tanda dan gejala infark miokard akutd. Memahami program perawatan diri1) Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi2) Kebiasaan sehari-hari merupakan penyesuaian gaya hidup.BAB IIITINJAUAN KASUSA. Kasus pemicuBpk. W usia 53 tahun, agama islam, suku bangsa melayu, pekerjaan PNS. Alamat tinggal jln. Tarmidzi Kadir No. 16 Thehok Jambi, masuk RS Tanggal 18 juni 2013, ruang jantung, kelas II. Klien masuk rumah sakit karena keluhan nyeri dada yang menjalar ke leher dan bahu disertai dengan sesak nafas. Keluhan ini terjadi saat klien membantu tetangganya mengangkat barang-barang karena pindah rumah. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri dadanya masih menjalar ke leher dan bahu. Leher juga masih terasa seperti terjepit dan terbakar. Nyeri berlangsung selama 30 menit sekali dengan duraswsi selama 5 menit dengan skala nyeri 6. Klien mengeluh pada saat nyeri dada nafasnya juga terasa sesak. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh TD: 140/100 mmHg, N: 96x/M, RR: 30x/M, S: 36.50C, mukosa bibir klien tampak kering dan pucat. Kafilarevil 4 detik, ekstremitas bawah klien teraba dingin dank lien tampak banyak berkeringat. Klien juga mengeluh mual namun tidak sampai muntah. Klien mempunyai riwayat merokok sejak sebelum menikah sejak berusia 18 tahun yang disertai dengan kebiasaan minum kopi pada pagi hari. Klien mengeluh nyeri dada ini dirasakannya sejak 5 tahun yang lalu, yang mana nyeri sering timbul setelah klien melakukan pekerjaan yang berat. Klien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit. Hanya beberapa kali periksa dengan dokter di puskesmas, selebihnya klien membeli obat di warung. Dari keterangan keluarga klien diperoleh bahwa keluarga klien (Bapak dan dua orang saudara klien) mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Namun keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti klien ataupun penyakit jantung lainnya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapat Hb: 12gr%, Leukosit 10.000 ml3.B. Asuhan Keperawatan1. Pengkajiana. Identitas Klien1) Nama Klien : Tn. W2) Usia : 53 Th3) Agama : Islam4) Alamat : jln. Tarmidzi Kadir No. 16 Thehok Jambib. Alasan Masuk Rumah Sakit : karena keluhan nyeri dada yang menjalar keleher dan bahu disertai sesak nafas.c. Keluhan utama saat pengkajian : nyeri dada yang menjalar ke leher dan bahud. Riwayat Kesehatan saat ini :P : nyeri dada yang menjalar ke leher dan bahu disertai sesak nafas.Q : seperti terjepit dan terbakarR : Bagian dada yang menjalar ke leher dan bahuS : Skala nyeri 8T : 5 Menite. Riwayat Kesehatan masa lalu :1) Penyakit yang pernah diderita : hipertensi2) Pernah dirawat : tidak pernahBila ya, kapan dan di mana : tidak ada3) Pernah dioperasi : tidakBila ya, waktu di operasi : tidak adaTempat operasi : tidak adaJenis tindakan operasi : tidak ada4) Alergi terhadap obat, makan dll : tidak adaBila ya, sebutkan : tidak ada5) Imunisasi : tidak ada6) Kebiasaan merokok, alkohol, dan obat-obatan : yaf. Riwayat Kesehatan Keluarga : keluarga klien (bapak dan dua saudara klien) mempunyai riwayat penyakit hipertensi.g. Pemeriksaan Fisik :1. Tanda-tanda vital1) TD : 140/100 mmHg2) N : 96 x/M3) RR : 30 x/M4) S : 36,50C5) Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat6) Kafilarevil 4 detik7) Ekstremitas bawah klien teraba dingin8) Klien tampak berkeringat2. Keadaan umum :Penampilan : Tampak pucatPosisi saat dikaji : BerbaringPostur tubuh : NormalEkspresi wajah : Tampak pucatBahasa tubuh : Tidak dikaji3. Sistem integumentWarna kulit : NormalWarna rambut : BerubanKuku : PanjangTurgor kulit : ElastisTekstur kulit : Bersisik4. KepalaBentuk : BulatKesimetrisan : NormalNervus V & VII : NormalKeadaan rambut : Beruban (agak kusam)Kondisi kulit kepala : Kotor5. MataPersebaran alis : SimetrisWarna alis : Hitam Keputih-putihanSklera : NormalKonjungtiva : NormalIris : NormalKornea : NormalPupil : NormalAlat bantu penglihatan : Tidak ada6. Telinga :Daun telinga : BersihKesimetrisan : SimetrisLubang telinga : BersihMembran timpani : Tidak dikajiStatus pendengaran : Normal7. Hidung dan penciuman :Ukuran dan bentuk : NormalPatensi jalan napas : Banyak LendirNervus olfactory : NormalStatus penciuman : Sensitif8. Mulut dan orofaring :Bibir : KeringGigi : KariesBunyi napas : Tidak adaGusi : MerahNervus VII & IX : NormalLidah : BersihNervus XIII : NormalMukosa : Tampak KeringPalatum : Bersih9. Thoraks dan paru-paru :Pernafasan : Terganggu (Tidak normal)Thorax posterior : SimetrisAuskultasi paru : Normal10. Jantung dan pembuluh darah :Tekanan darah : HipertensiNadi karotis : Terasa kuatNadi apical : Tidak NormalNadi perifer : Tidak normal11. Abdomen :Bentuk : NormalKulit : NormalBunyi peristaltic : Tidak ada12. Sistem muskuloskeletal :Punggung : SimetrisTulang vertebra : NormalSendi : Terasa NyeriPergerakan : TerbatasEkstremitas atas : TergangguEkstremitas bawah : Teraba dingin13. Catatan khususa. Apakah pasien mengerti tentang penyakitnya : Tidakb. Keharmonisan hubungan keluarga : Baikc. Orang yang paling dekat : Istri dan anakh. Pemeriksaan Laboratorium : -1. Hb : 12gr%2. Leukosit : 10.000 ml3Program terapia. Obat-obatan : Nitrogliserin, Penyekat -adrenergikb. Diet : Tinggi Kalium Tinggi Proteinc. Fisioterapi

2. Analisa DataNama Klien : Tn. WUsia : 53 ThnNoDataEtiologiProblem

1DS: - Klien mengatakan nyeri dada yang menjalar ke leher dan bahu - klien mengatakan sesak nafasDO: - TD : 140/100 mmHgN : 96 x/MS : 36,50CMukosa bibir klien tampak kering dan pucatpeningkatan afterloadPenurunan curah jantung

2DS : Klien mengeluh nyeri dadayang menjalar keleher dan bahu yang berlangsung selama lebih kurang setiap 30 menit sekali dengandurasi selama 15 menit.DO : - Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat Klien tampak banyakBerkeringat. Iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koronerNyeri (akut)

3DS : Klien mengeluh nyeri dan sesak ketika beraktivitasDO : Klien tampak pucat dan lemah.Klien tampak sesak nafas ketika beraktivitasKetidakseimbangan suplai oksigen miokard dan kebutuhanIntoleransi aktifitas

4DS : klien mengatakan sering membeli obat di warung sedangkan klien memiliki riwayat penyakit hipertensiKlien sering bertanya tentang penyakitnyaDO: klien tampak sering bertanya tentang penyakitnyaKlien tampak gelisah dan bingungKesalahan interpretasiKurangnya pengetahuan