Makalah Angina Pectoris
-
Upload
dhewyzrhizzhalld-pattinsond -
Category
Documents
-
view
1.477 -
download
0
Transcript of Makalah Angina Pectoris
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
Oleh:
SHINTA DEWI K.
AKADEMI KEPERAWATAN ANDAKARA JAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME.,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan segenap kemampuan saya, walaupun
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Makalah ini kami beri judul “Trauma Dada dan Pneumotoraks
” yang terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik berupa moril, materil, dan saran-saran. Oleh karena
itu, sudah selayaknya saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Jakarta, September 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang……………………………………………………….
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………….
C. Ruang Lingkup……………………………………………………….
D. Metode Penulisan…………………………………………………….
E. Sistematika Penulisan………………………………………………...
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................
A. Pengertian………………………………………………………………
B. Patofisiologi…………………………………………………………….
1. Etiologi………………………………………………………………..
2. Proses Penyakit……………………………………………………..
3. Manifestasi klinik……………………………………………………
C. Penatalaksanaan………………………………………………………..
D. Pengkajian Keperawatan………………………………………………
E. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………
F. Perencanaan Keperawatan……………………………………………
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengkajian………………………………………………………………
B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………
C. Perencanaan……………………………………………………………..
D. Penatalaksanaan………………………………………………………...
E. Evaluasi………………………………………………………………
BAB IVPENUTUP.......................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit
jantung koroner ( PJK ) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang cukup penting. Di Negara-negara maju dan beberapa Negara
berkembang seperti Indonesia, PJK merupakan penyebab kematian utama.
Di Amerika Serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50 % dari penderita PJK
mempunyai manifestasi awal Angina Pectoris Stabil ( APS ). Jumlah pasti penderita
angina pectoris ini sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insidens angina pectoris
pertahun pada penderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000
penduduk. Asosiasi jantung Amerika memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS
ini di Amerika serikat. Tapi data ini nampaknya sangat kecil bila
dibandingkan dengan laporan dari dua studi besar dari Olmsted Country dan
Framingham, yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3%
sampai 3.5% dari penderita APS pertahun, atau kurang lebih 30 penderita APS
untuk setiap penderita infark miokard akut
Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannya terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih
komprehensif. Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya
infark miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta
mengurangi symptom dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Pada
penderita yang berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan awal didapatkan
kemungkinan sedang atau tinggi untuk menderita suatau PJK perlu dilakukan test
secara non invasif maupun invasive untuk memastikan diagnosa serta menentukan
stratifikasi resiko. Penderita APS dengan resiko tinggi atau resiko
sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu dilakukan tindakan
revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mampu
menerapkan keperawatan pada klien dengan angina pectoris.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Diperoleh pengetahuan mengenai angina pectoris
b. Diperoleh gambaran pelaksanaan keperawatan dengan angina
pectoris
2. Tujuan Khusus
a. Mendapat gambaran dalam melakukan pengkajian pada pasien
dengan angina pectoris
b. Mendapatkan gambaran dalam menentukan masalah keperawatan
pada pasien dengan angina pectoris
c. Mendapat gambaran dalam merencanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan angina pectoris
d. Mendapat gambaran dalam melaksanakan evaluasi pada pasien
dengan angina pectoris
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini kami membahas tentang angina pectoris
D. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan metode studi
kepustakaan yaitu dengan membaca, menelaah, mempelajari, memahami
buku-buku, diklat, dan sumber lain untuk mendapatkan hasil dasar ilmiah
yang berhubungan dengan isi makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan makalah ilmiah ini dijelaskan secara sistematis yang
dibagi dalam 4 bab, yaitu:
BAB I :PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II :TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis yang meliputi konsep dasar penyakit (pengertian),
patofisiologi (etiologi, proses penyakit, manifestasi klinis, komplikasi),
penatalaksanaan medis, pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
BABIII :PEMBAHASAN
Pembahasan yang berisi tentang kesenjangan antara teori dan kasus
di seluruh tahapan pada proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan.
BAB IV :PENUTUP
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik
miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar
keperawatan kardiotorasik, 1993)
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat
di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul
pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr.
H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak
dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler).
A. Patofisiologi
1. Etiologi
Ateriosklerosis
Spasme arteri koroner
Anemia berat
Artritis
Aorta Insufisiensi
2. proses penyakit
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan
suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri
dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak
diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa
tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang
paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat,
maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat
pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih
banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen,
maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat
Oksid0 yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif.
Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi
dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena
suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila
penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan
glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme
ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang,
maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi
oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
Bagan:
Faktor resiko
Dapat diubah/dimodifikasi
Diet/hiperlipidemia Rokok Hipertensi Stress Obesitas DM Kurang aktifitas Pemakaian
kontrasepsi oral
Tidak dapat diubah
Usia Jenis kelamin Ras Herediter Kepribadian tipe A
Pembentukkan jaringan parut
Plak fibrosaKontraksi otot polos
Difusi otot polos
Proliferasi otot polos ke intima
- trombosit
- penimbunan fibrin
Invasi akumulasi lipidEkskresi zat vaso aktif
(serotonin,asetilkolin)
Agregasi trombositDefisit NO Peningkatan permeabilitas
Cidera sel endotel arteri Turbulensi aliran darah
Berkembang
Tak berkembang
Garis lemak 15 th
Ketidakseimbangan suply dengan kebutuhan O2 miokard yang bertambah
Penurunan jumlah Hb
Anemia berat Aktifitas berlebihPenyempitan/blok lebih dari 75 %
Oklusi arteri
Menonjol ke dalam lumen,
arteri menjadi kaku
Lesi komplikataArteritisSpasme koroner
Metabolisme
anaerob
Asam Laktat
Rasa lelah, lemasMK 1 : Nyeri Akut
Penurunan COP
Penurunan aliran koroner
Nyeri
Penurunan stroke volume
Aorta insufisiensi
Gangguan kontraksi ventrikel kiri
Beban kerja jantung meningkat
Peningkatan curah jantung Hipoksia sel energi kurang
Kompensasi jantungKebutuhan O2 miokard meningkat
Iskemik
3. Gambaran Klinis
1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan
daerah inter skapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat
dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan
3. Penatalaksanaan
Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :
Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian
meningkatkan kuantitas hidup
Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan
demikian meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian oksigen
( dengan meningkatkan aliran darah koroner ) dan menurunkan kebutuhan oksigen
( dengan mengurangi kerja jantung ).
Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia.
- Penyekat Beta
MK 2 : Intoleransi Aktifitas
obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut
jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding
ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok
atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol,
propranolol, nadolol.
- Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi
symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan
antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan
preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah
satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi
terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat
dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12 jam. Obat golongan nitrat dan
nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.
- Kalsium Antagonis
obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga
terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium
antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan
resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin,
bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut
- Terapi antiplatelet, obatnya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik
akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita dapat diberikan
tiiclopidin atau clopidogrel.
- Terapi Antitrombolitik, obatnya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan
antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan resiko terjadinya ischemia pada
penderita dengan factor resiko .
- Terapi penurunan kolesterol, simvastatin akan menurunkan LDL ( low
density lipoprotein ) sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah
atheroskelerosis maka aliran darah di arteria koronaria lebih baik.
Revaskularisasi Miokard
Angina pectoris dapat menetap sampai bertahun-tahun dalam bentuk serangan
ringan yang stabil. Namun bila menjadi tidak stabil maka dianggap serius, episode
nyeri dada menjadi lebih sering dan berat, terjadi tanpa penyebab yang jelas. Bila
gejala tidak dapat dikontrol dengan terapi farmakologis yang memadai, maka
tindakan invasive seperti PTCA ( angioplasty coroner transluminal percutan ) harus
dipikirkan untuk memperbaiki sirkulasi koronaria.
Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok
mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung
bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk
mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin
yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah.
Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau
ambisius.
4. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya, sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan tersebut.
Langkah utama dari pengkajian adalah mengumpulkan data, yang diperoleh
dari berbagai sumber, diantaranya dari pasien sendiri, dari keluarga pasien sendiri,
dari catatan medis, dan catatan kep[erawatan serta sunber-sunber lainnya.
Adapun data yang perlu dikumpulkan pada kasus angina vectoris adalah
sebagai berikut :
1. Identitas Pasien
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola tidur dan istirahat
e. Pola aktivitas
f. Pola sensori dan kognitif
g. Pola penanggulangan stress
Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
2. Sistem integument
3. Kepala
4. Muka
5. Mata
6. Telinga
7. Hidung
8. Mulut dan faring
9. Leher
10. Thoraks
11. Jantung
12. Abdomen
13. Inguinal-Genitalia-Anus
14. Ekstrimitas
15. Tulang belakang
E. Diagnosa Keperawatan
Setelah data terkumpul langkah berikutnya adalah menganalisa data, sehingga
diperoleh diagnosa keperawatan yang artinya adalah masalah kesehatan actual
dan potensial terjadi masalah kesehatan ( pada seseorang atau kelompok atau
keluarga) yang dapat ditangani secara mandiri oleh perawat untuk menentukan
tindakan-tindakan keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menanggulangi
atau mengurangi masalah tersebut.
Adapun kemungkinan diagnose keperawatan yang ada pada pasien angina
vectoris adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian
yang tiba-tiba.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
F. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
Intervensi :
Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam
pertama) dengan posisi semi fowler.
Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah
makan.
Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
Kolaborasi pengobatan.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kurangnya curah jantung.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas
perawatan diri sesuai indikasi.
Catat warna kulit dan kualittas nadi.
Tingkatkan katifitas klien secara teratur.
Pantau EKG dengan sering.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang
tiba-tiba.
Intervensi :
Jelaskan semua prosedur tindakan.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti
sebelumnya.
Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk
menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan
stabilitas jantung.
Kolaborasi.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi :
Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus
episode angina.
Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan
merokok, perubahan diet dan olah raga.
Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas,
hindari tegangan.
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidakenak
yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan
oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis.
Rasa tidakenak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan, rasa
terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti
sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah
retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan
lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan.
Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat
aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis, spasme
pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin, makan makanan berat
dan stress.
Tipe Angina Pectoris
- Angina Stabil
Dapat diramal, konsisten, terjadi saat latihan dan hilang dengan istirahat.
Dibedakan antara lain :
Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat dikurangi dengan duduk
tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
Angina Dekubitus : Angina saat berbaring
Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif ischemia ( seperti tes pada stress tetapi pasien tidak
menunjukkan gejala
- Angina Non stabil ( angina prainfark, angina kresendo )
Frekwensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat secara progresif.
Angina non stabil di bedakan antara lain :
Angina Refrakter atau intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
- Varian angina
Angina Prinzmetal
Nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST pada EKG, di duga
disebabkan oleh spasme arteri koroner
B. Saran
Saran yang akan kami berikan berdasarkan masalah yang kami temukan selama
pembuatan makalah ini adalah;
1.Perpustakaan
Diharapkan agar perpustakaan memperbanyak sumber bacaan terutana yang
berhubungan dengan tuberculosis
2.kelompok
Agar lebih ditingkatkan kembali kekompakannya dalam pembuatan makalah
selanjutnya agar menndapatkan hasil semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
2. Chung, EK. 1996. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.
3. Doenges, Marylinn E. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
4. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
volume 2. Jakarta: EGC.
5. Long, C, Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Bandung: IAPK.
6. Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
7. Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi Buku I. Jakarta: EGC.
8. Tucker, Susan Martin.1998. Standar Perawatan Pasien Volume I. Jakarta: EGC
9. Underwood, J C E. 1999. Pathologi Volume 1. Jakarta: EGC
10.Brunner. 2002. Keperawatan Medical-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC.