Anestetik Umum-2.pptx
-
Upload
aisyah-syah -
Category
Documents
-
view
51 -
download
5
Transcript of Anestetik Umum-2.pptx
Anestetik Umum
Nurina Hasanatuludhhiyah, dr
Introduction
Introduction
Anestesia – hilangnya sensasi nyeri yang disertai maupun tidak disertai hilangnya kesadaran
Anestetik – obat yang digunakan untuk menimbulkan anestesia
Anestetik umum umum
lokal
Anestetik
Anestetik umum Anestetik lokal
Hilang rasa pada seluruh bagian tubuh disertai hilang kesadaran
Bekerja di sistem saraf pusat
Hilang rasa pada area tertentu tubuh tanpa disertai hilang kesadaran
Bekerja di sistem saraf perifer
Anestetik umum
AnalgesiaAmnesiaHilang kesadaranHambatan reflek sensorik dan otonomikRelaksasi otot rangka
Tujuan anestesi umum
Tipe Anestesi Umum
Anestetik intravena
Anestetik inhalasi
Balanced anesthesia
Sistem anestesia
• Tetes terbuka (open drop)• Tetes setengah terbuka (semi-open drop
system)• Semi tertutup/sistem Mappleson (semi-closed
system)• Tertutup (closed)
Obat anestetik ideal
Induce smooth & rapid loss of consciousness
Prompt recovery after its administration is discontinued
Wide margin of safety & devoid of adverse effects
Stages of Anesthesia
I. Stadium analgesia
Delirium ; amnesia ; irregular respiration ; muntah
Durasi dan tingkat keparahan harus dibatasi dgn meningkatkan konsentrasi anestetik
II. Stadium eksitasi
awalnya analgesia tanpa amnesia
pada stadium analgesia lanjut - analgesia & amnesia
Stages of Anesthesia
III.Stadium pembedahan
Depresi SSP yg berat - termasuk pada pusat vasomotor dan pusat napas
IV. Stadium depresi medula
Dimulai dg kembalinya pernapasan teratur – stadium berlanjut hingga terjadi apnea
4 plane – perubahan pada gerakan mata, reflek mata dan ukuran pupil
Stages of Anesthesia-Guedel’s sign
Target utama anestetik umum
Mekanisme dan Jalur
Nyeri
Farmakodinamik-mekanisme kerja
• Perubahan neurotransmisi di berbagai bagian saraf
• Interaksi langsung dg komponen membran saraf spesifik
• Target molekuler GABAA receptor-chloride channel co : anestetik inhalasi, barbiturat, benzodiazepin, etomidat, propofol
Farmakodinamik-mekanisme kerja
• Antagonisme kerja asam glutamat pada reseptor NMDA channel co : ketamin, N2O
• Hiperpolarisasi membran melalui aktivasi kanal kalium
• ↓ durasi pembukaan nicotinic receptor-activated cation channels
• Aktivasi reseptor glisin
Inhaled Anesthetics
• Gas - N2O = gas gelak
- siklopropan• Cairan mudah menguap
- ether - isoflurane - halothane -desflurane - enflurane
- sevoflurane
Inhaled Anesthetics - Pharmacokinetics
Ambilan & distribusiFaktor u/ kecepatan tercapainya konsentrasi
terapetik dalam otak :• Kelarutan• Konsentasi anestetik dalam udara inspirasi• Ventilation paru• Aliran darah paru• Gradien konsentrasi arteri vena
Anestetik inhalasi - farmakokinetikKelarutan• Index kelarutan -
koefisien partisi darah :gas
Menentukan afinitas relatif anestetik terhadap darah dibanding terhadap udara inspirasi
Semakin larut gas anestetik (koef. partisi darah :gas tinggi) → semakin lambat kecepatan kenaikan tekanannya dalam darah arteri & otak → induksi lebih lambat
Koefisien partisi darah: gas
Relasi berbanding terbalik antara kelarutan dalam darah dengan kecepatan kenaikan tekanan dalam darah arteri
Anestetik inhalasi - farmakokinetik
• Konsentrasi anestetik dlm udara inspirasi
Efek langsung terhadap tekanan maksimum yg dapat dicapai dalam aveoli dan kecepatan kenaikan tekanannya dalam darah arteri
Konsentrasi anestetik dalam udara inspirasi ↑ → kecepatan induksi ↑
Anestetik inhalasi - farmakokinetik
• Ventilasi paru
Kecepatan kenaikan tekanan gas anestetik dalam darah arteri bergantung langsung pada frekuensi dan kedalaman ventilasi
Besarnya efek bervariasi tergantung koef partisi darah:gas
Inhaled Anesthetics - Pharmacokinetics
Anestetik inhalasi - farmakokinetik
• Aliran darah paru
Aliran darah paru ↑ → kecepatan kenaikan tekanan anestetik dalam darah ↓, terutama anestetik dengan kelarutan darah yang sedang hingga tinggi
Aliran darah paru ↓ → kecepatan kenaikan tekanan anestetik dalam darah ↑ → mempercepat induksi
Anestetik inhalasi - farmakokinetik
• Gradien konsentrasi arteri vena
Tergantung pada ambilan anestetik oleh jaringan, termasuk jaringan non neural
Darah vena mungkin mengandung anestetik yg lebih sedikit scr bermakna dibanding darah arteri
Semakin besar gradien → semakin lama waktu yang diperlukan u/ mencapai ekuilibrium
Anestetik inhalasi - farmakokinetik
• Faktor thd ambilan anestetik oleh jaringan
Koefisien partisi jaringan : darah
Kecepatan aliran darah ke jaringan
Gradien konsentrasi
Anestetik inhalasi - farmakokinetik
• Eliminasi
Waktu pemulihan bergantung pada kecepatan eliminasi anestetik dari otak
adanya arus balik obat dari SSP ke aliran darah dan dikeluarkannya obat
dari aliran darah ke paru
Anestetik inhalasi - farmakokinetikKecepatan eliminasi tergantung :• Koefisien partisi darah : gas• Aliran darah paru• Ventilasi paru• Kelarutan jaringan dari anestetik
Koefisien partisi darah: gas rendah → eliminasi lebih cepat → pemulihan cepat
Klirens anestetik inhalasi terutama melalui paru, namun bisa melalui hepar
Minimum Alveolar Anesthetic Concentration (MAC)
MAC adalah konsentrasi (persentase campuran gas di dalam alveoli atau tekanan parsial anestetik) median yang mengakibatkan imobilitas pada 50% penderita apabila terpajan suatu stimulus noksius (rangsang nyeri) misal, insisi bedah
Dapat mengukur potensi relatif suatu anestetik umum, semakin kecil MAC → semakin poten
Minimum Alveolar Anesthetic Concentration (MAC)
MAC dipengaruhi oleh : - umur makin tua MAC - hipotermia MAC - obat analgesik opioid, simpatolitik, sedatif-hipnotik MAC - hamil MAC - alkoholik kronik MAC
Efek sistem organ anestetik inhalasi
Sistim Kardiovascularhampir semua me tekanan arteri halothane, enflurane me CO (bradikardi)Isoflurane, desflurane,sevoflurane me tahanan vaskuler sistemik
Sistim Kardiovascularhampir semua me tekanan arteri halothane, enflurane me CO (bradikardi)Isoflurane, desflurane,sevoflurane me tahanan vaskuler sistemik
Sistem Respiratorisemua agent menurunkan fungsi respirasimenurunkan kepekaan pada CO2menurunkan tidal volume
Efek sistem organ anestetik inhalasi
Otak• ↓ metabolic rate otak
• Agen dg kelarutan tinggi → ↑ aliran darah otak (tidak dibolehkan pada tumor otak dan head injury
• Ginjal↓ aliran darah ginjal• Hepar ↓ aliran darah hepar Perubahan fungsi hepar terutama Halothane• Otot rahimRelaksasi otot polos (Gol. Halogenated)
Toksisitas• Hepatotoksisitas
Halothane → pembentukan metabolit reaktif• Nefrotoksisitas
metabolisme methoxyflurane, enflurane, sevoflurane → pembentukan ion floridamethoxyflurane tidak dipakai lagi
ToksisitasHipertermia maligna• Kelainan genetik AD• Pada pemakaian anestetik general bersamaan
relaksan otot
• Takikardi Hipertensi
• Rigiditas otot berat
• Hipertermi
• Hiperkalemi
• asidosis
↑ kalsium bebas dalam sel otot rangka
antidot
Dantrolene
Nitrous oxide (dinitrogen monoxide; N2O)
• Gas tdk berwarna, tdk berbau, tdk mudah terbakar kecuali bila dicampur anestetik yg mudah terbakar
kelarutan dalam darah rendah → waktu induksi, recovery cepat
Tidak dimetabolisme potensi anestesi kurang kuat, analgesia baik• Penggunaan klinis sebagai ajuvan
Preparat anestetik inhalasi
Nitrous oxide (dinitrogen monoxide;N2O)• Sedikit mendepresi kontraktilitas jantung;
stimulasi simpatik• me↓ respon ventilasi terhadap hipoksia• me↑ aliran darah otak dan tekanan intrakranial,
bila diberikan bersama anestetik intravena efek tsb berkurang
• Tidak merelaksasi otot; tdk me↑ efek neuromuscular blocking agent
Preparat anestetik inhalasiEther (diethyl ether) • anestetik inhalasi bentuk cairan yang mudah
menguap, mudah meledak • iritasi merangsang sekresi kelenjar bronkhus• analgesia kuat• relaksasi otot sempurna• induksi dan recovery lambat karena kelarutan
dalam darah tinggi
Halothane• 2-bromo-2-chloro-1,1,1-trifluoroethane • tidak irritatif, tidak meledak• Koef partisi darah:gas tingggi → induksi relatif
lambat• 60-80% dieliminasi paru dlm btk tdk berubah• Sebagian dibiotransformasi o/ CYP hepar menjadi
trifluoroacetic acid → perubahan protein → reaksi imun → fulminant halothane-induced hepatic necrosis (jarang)
Halothane• Potensi anestesi kuat• u/ maitenance• Digunakan pd anak ok induksinya dpt ditoleransi• Efek bronkodilator • Kekuatan kontraksi jantung , CO , Tekanan darah
(hipotensi), bradikardi, ↓ reflex baroreseptor• depresi nafas dapat terjadi pada kadar yang
menimbulkan anestesi; penurunan respons ventilasi thd ↑ CO2
Halothane
• SSP: ↑ TIK; ↓ metabolisme otak• Otot: relaksasi otot rangka;potensiasi
neuromuscular blocking agent; kontraksi (malignant hyperthermia); relaksasi otot uterus;
• Ginjal : ↓ RBF; ↓ GFR (reversibel)• Hepar & GI tract : ↓ aliran darah; fulminant
hepatic necrosis
Enflurane• 2-chloro-1,1,2-trifluoroethyl difluoromethyl ether;
tdk mudah terbakar; bau tdk menyengat• Koef partisi darah:gas tinggi – induksi > lambat• 2-8% metabolisme o/ CYP2E1→ fluoride (tdk
membahayakan ginjal kec pemakaian dg INH)• u/ maintenance• ↓ tek drh arteri; ↓kontraktilitas miokard; hipotensi; • ↓ respons ventilasi (> halothane, isoflurane);bronkodilator
Enflurane• SSP: ↑ TIK; ↓ metabolisme otak; seizure• Otot; relaksasi bermakna; ↑ efek non-depol
muscle relaxant; relaksasi otot uterus• Ginjal : ↓ RBF; ↓ GFR; metabolit fluoride-
jangka panjang nefrotoksik (kasusnya jarang)• Hepar & GI tract : ↓ aliran darah; tdk
hepatotoksik
Isoflurane• 1-chloro-2,2,2-trifluoroethyl difluoromethyl
ether tidak mudah terbakar; bau menyengat• Koef partisi darah:gas < halothane, enflurane
→ induksi & pemulihan > cepat• >99% diekskresi unchanged o/ paru; 0,2%
metabolisme o/ CYP2E1 → tdk toksik• Tdk mutagen;tdk teratogen;tdk karsinogen• u/ maintenance
Isoflurane
• ↓ tek darah arteri; hipotensi (ok ↓ resistensi perifer); vasodilator koroner; ↓fungsi baroreseptor; perubahan konsentrasi scr cepat → hipertensi & takikardi sementara (stimulasi simpatik)
• Depresi ventilasi• Bronkodilator• Iritan → batuk; laringospasme
Isoflurane
• ↑ aliran drh otak → ↑ TIK (< halothane, enflurane); ↓ metabolisme otak
• Otot: relaksasi otot rangka;potensiasi neuromuscular blocking agent; relaksasi otot uterus;
• Ginjal : ↓ RBF; ↓ GFR (reversibel)• Hepar & GI tract : ↓ aliran darah
Desflurane
• difluoromethyl 1-fluoro-2,2,2-trifluoromethyl ether, tdk mudah terbakar
• Koef partisi darah:gas sgt rendah →induksi & pemulihan sgt cepat
• > 99% dieliminasi tdk berubah o/ paru• u/ operasi rawat jalan• Iritasi saluran napas – batuk, salivasi,
bronkospasme → tdk u/ induksi
Desflurane
• ↓ PVR; hipotensi; takikardi (saat induksi atau kenaikan konsentrasi mendadak) – stimulasi simpatik
• ↓ tidal volume; >1 MAC minute ventilation↓• Bronkodilator, namun iritan thd sal. napas• ↓metabolisme otak; ↑ aliran darah otak; ↑ TIK (dpt dicegah dg hiperventilasi)• Relaksasi otot lgs & potensiasi neuromuscular
blocking agent
Sevoflurane• fluoromethyl 2,2,2-trifluoro-1-
[trifluoromethyl]ethyl ether ; tidak mudah terbakar kec bila reaksi dg absorben
• Koef partisi darah:gas rendah → induksi cepat• 3% -biotransformasi o/ CYP2E1 hepar• Anestesi rawat jalan; induksi (tidak iritatif)• CVS: hipotensi; ↓ PVR; ↓ CO; tdk takikardi • Respirasi : ↓ tidal vol; ↑ RR; ↓ minute vol;
bronkodilator poten
Sevoflurane
• CNS : ↑ aliran drh otak; ↓ metabolisme otak; • Relaksasi otot; ↑ efek neuromuscular blocking
agent• Interaksi sevoflurane dg CO2 absorbent →
compound A- transient renal injury
Anestetik intravena
• sebagai ajuvan maupun anestetik tunggal• Tujuan anestetik intravena
• Induksi anestesia
• Induksi & pemeliharaan anestesia pada tindak bedah singkat
Anestetik intravena
• Karakteristik anestetik intravena yg ideal• Cepat menimbulkan hipnosis
• Mempunyai efek analgesia
• Amnesia pasca anestesia
• Dampak buruknya mudah dihilangkan o/ antagonisnya
• Cepat dieliminasi
• Tidak atau sedikit mendepresi respirasi dan kardiovaskular
• Pengaruh farmakokinetiknya tdk bergantung disfungsi organ
Preparat anestetik parenteral1. derv.barbiturate :
-thiopental; Thiamylal; Methohexital2. derv.benzodiazepin
-diazepam,lorazepam,midazolam3. Opioid :Fentanyl; Sufentanyl;Ramifentanyl4. derv.Imidazole :
- etomidat 5. der.alkil-phenol : - propofol 6. ketamin
Barbiturat
- thiopental; Thiamylal; Methohexital - u/ induksi- DOA sangat pendek ok redistribusi
Barbiturat
• Depresi kardiovaskuler dan respirasi• ↓ metabolisme otak; me aliran darah
cerebral me TIK (u/ cedera otak; tumor otak)
• Barbiturat kerja singkat : Tiopental; Metoheksital; Tiamilal
Barbiturate
• OOA thiopental : 10-30 dtk, DOA: 5-8 menit• Methohexital lebih poten & mpy wkt eliminasi
cepat lebih disukai drpd thiopental untuk operasi singkat (short ambulatory surgery)
Benzodiazepin
• Diazepam; lorazepam; midazolam • Sedative; anxiolytic; amnestic; kontrol agitasi akut →
premedikasi• Diazepam, Lorazepam (tidak larut air)→ nyeri dan iritasi
lokal pada suntikan• Midazolam diberikan sebelum px masuk kamar operasi
– OOA > cepat• OOA lebih lama drpd barbiturat• Dosis tinggi sedasi dalam memperpanjang periode
recovery anestesi
Analgesik opioid
• Fentanil; Sulfentanil; Alfentanil; Remifentanil• Fentanyl & sulfentanil –u/ premedikasi &
ajuvan anestetik i.v dan inhalasi – analgesia perioperatif
• Alfentanil & remifentanil – ko-induksi dg anestetik sedative-hypnotic i.v (ok OOA cepat)
Propofol ( 2,6 diisopropylphenol)
• OOA hampir sama dg Barbiturat namun pemulihan > cepat
• u/ induksi & maintenance • TIVA atau teknik anestesia berimbang• Pilihan u/ operasi rawat jalan• nyeri tempat injeksi, TIK turun, antiemetic
potent• Depresi kardiovaskular >
Etomidat
• depresi kardiovaskuler dan respirasi minimal• Induksi dan recovery cepat• mual, muntah, supresi adrenocortical respons• nyeri tempat injeksi• Menurunkan miocardial oxygen consumtion
pilihan untuk penderita PJK
Ketamine - Induksi dan recovery cepat - CBF meningkat TIK meningkat - anestesia dissosiative - emergence phenomenon :fenomena psikis,
mimpi, disorientasi - stimulasi kardiovaskuler ( denyut jantung,
curah jantung, tekanan darah me ) Kontraindikasi untuk Penderita PJK
- depresi nafas minimal, bronkodilator potent cocok pasien kelainan paru, asma anak
• Thiopental dan propofol paling biasa digunakan
Thiopental sudah lama terbukti keamanannya
Propofol recovery paling cepat Etomidat baik pada px hipotensi, PJK Ketamin baik untuk px asma, anak
PREMEDIKASITujuan :• Mengurangi kecemasan • Memperlancar induksi• Mengurangi keadaan gawat anestesi• Meningkatkan efek analgesia, muscle relaksan • Mengurangi timbulnya hipersalivasi,
bradikardia, muntah selama atau sesudah anestesi
Macam Obat Premedikasi
1. Golongan Antikolinergik :menghambat hipersekresi kelenjar
bronkhus/saliva dan mencegah bradikardiPreparat atropin i.m/i.vPengaruh pada anestesi – mendilatasi pupil
2. Golongan Analgesik narkotik
me kecemasan dan ketegangan me nyeri memiliki sifat anestetik → KAM ↓kerugian : waktu pemulihan memanjang,
spasme/kolik bilier/ ureter, konstipasi,retensi urin, hipotensi, depresi nafas
Preparat :Sulfentanil, Remifentanil, Fentanil, Alfentanil, Morfin, Meperidin
3. Barbiturat /non barb. barbituratmempercepat sedasi terutama untuk anakwaktu pemulihan tidak memanjang, kurang
menimbulkan reaksi yang tidak diiinginkan, kurang menghambat pernapasan dan sirkulasi dibandingkan morfin
preparat pentobarbital, sekobarbital Non barbiturat Jarang digunakan kecuali penderita alergi
barbiturat preparat etinamat, glutetimid, khloral
hidrat
4. Tranquilizer/neuroleptik
• efek sedasi• anti aritmia• anti histamin• biasanya kombinasi dengan barbiturat
atau analgesik opioid • preparat : prometazin, triflupromazin,
hidroksizin, droperidol
5.Benzodiazepin
• me kecemasan; amnesia retrograd• Lorazepam kurang menimbulkan efek kumulatif
dibanding diazepam• Preparat lorazepam,diazepam,midazolam
Traditional monoanesthesia vs modern balanced anesthesia
ANESTETIK LOKAL
Kuliah Farmakologi FK UnairOleh dr. Nurina H
ANESTESI LOKALDefinisi :• hambatan konduksi impuls• reversible• daerah terbatas • persepsi sensoris terutama nyeri berkurang• kesadaran masih ada
Anestetik lokal : sekumpulan obat yang menghambat hantaran syaraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan syaraf dengan kadar yang cukup
Syarat Anestetik Lokal Ideal :• toksisitas rendah, tdk iritasi, tdk merusak
jaringan, bila terserap tdk menyebabkan keracunan sistemik (batas keamanan lebar)
• tdk menimbulkan reaksi alergi• efektif suntikan/topikal : onset cepat,
duration of action panjang• dapat dikombinasikan dgn vasokostriktor• larut dlm air, stabil dlm penyimpanan dan
sterilisasi
Dasar-dasar Neurofisiologi :
Potensial membrane terjadi krn :
• ion K lebih permiabel keluar sel
• adanya anion yg tdk dpt berdifusi keluar
• adanya pompa Na & K( 3 ion Na ditukar 2 ion K)
Potensial aksi :depolarisasi dan repolarisasi
• Depolarisasi :Rangsangan permiabilitas membran terhadap ion Na meningkat Na masuk kedalam selMuatan dalam sel + + + depolarisasi
• Repolarisasi :Ion K keluar sel lewat kanal diperkuat menurunnya pemasukan ion natrium ke dalam sel
Efek Anestetik Lokal pada serabut saraf :
• nilai ambang eksitasi meningkat , konduksi impuls lambat, kecepatan peningkatan potensial aksi menurun, amplitudo potensial berkurang, menurunkan potensial membran istirahat
• kemampuan membangkitkan potensial aksi hilang.
MEKANISME KERJA Anestetik Lokal
• Mencegah terjadi depolarisasi
menurunkan permiabilitas membran terhadap ion Na
tidak terjadi konduksi impuls saraf
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KERJA ANESTETIK LOKAL :
1. Anatomi serat syaraf2. Sifat Anestesi Lokal : a. hub struktur kimia & aktifitas b. pKa obat c. efek vasodilatasi d. sifat ikatan prot e. biotransformasi3. Pengaruh pH Jaringan4. Pengaruh vasokonstriktor
1. Anatomi serat Syaraf :
a. diameter serat syaraf : diameter kecil lebih peka
b. selubung myelin: tidak bermyelin/selubung myelin tipis lebih peka
Kepekaan tidak tergantung pada fungsi sel syaraf
Urutan hilangnya rasa : nyeri, dingin, panas, rabaan, tekanan dalam
2a. Hub. Struktur Kimia & Aktifitas : Aromatik ( lipofilik ) daya penetrasi ke membran saraf Amina ( hidrofilik ) daya penetrasi ke jaringan
2b. Pengaruh pKa AL:
pKa menunjukkan jumlah persentase A.L dalam bentuk non-ion pada pH fisiologik jaringan (7,4).
Makin rendah pKa makin banyak bentuk non-ion yang
dilepaskan mula kerja lebih cepat
2c. Efek vasodilatasiMakin kuat efek vasodilatasi AL makin cepat obat meninggalkan daerah kerjanya masuk ke dalam peredaran darah sistemik DOA cepat
2d. Sifat ikatan protein :Kemampuan mengikat prot kuat ikatan membran sel saraf lebih kuat Masa kerja AL lebih panjang
3. Pengaruh pH jaringan thdp kerja AL : pH alkalis/basa non ion meningkat
AL lebih efektif pH asam contoh pada jaringan yang
meradang non ion menurun (Basa bebas) AL kurang efektif
Selain itu jaringan radang mengalami peningkatan vaskularisasi, penurunan nilai ambang nyeri
4. Pengaruh vasokonstriktor terhadap Anestetik Lokal :
memperpanjang DOA mengurangi toksisitas sistemik mengurangi aliran darah pada daerah
operasi
Obat simpatomimetik untuk vasokonstriktor: Adrenalin Nor Adrenalin Fenilefrin diberikan dalam kadar efektif minimal
Efek Samping Vasokonstriktor
Rangsangan alfa dan beta adrenergik Perlambatan penyembuhan luka, udem,
nekrosis
Oleh karena itu kontraindikasi pada :• Operasi jari tangan/kaki iskhemik (gangren)• Penderita gangguan kardiovaskular,hipertiroid
Efek Farmakologi AL: Saraf Perifer : hambatan saraf sensoris
Dosis besar hambatan saraf motorik dan otonom S.S.P : terabsorpsi sirkulasi drh menembus
sawar drh otak :a. Stimulasi SSPgelisah, tremor, konvulsib. Depresi SSPletargi, koma, depresi pernapasan kematian
• Sambungan saraf otonom : Menghambat transmisi pada neuromuskuler
junction (blockade kanal Na di membrn sel hambatan depolarisasi
• Kardiovaskular : Jantung : aktifitas “pace maker” menurun
eksitabilitas & konduksi menurun antiaritmia
• Pembuluh darah perifer : vasodilatasi efek langsung pada otot polos vaskuler (simpatolitik) kecuali kokain vasokontriksi
(simpatomimetik)
Farmakokinetik anestetik lokal:• Absorbsi : Absorbsi lokal menembus membran saraf
efek A. Lokal. Absorbsi sistemik otak, hepar, ginjal , jantung, paru,
otot bergaris, jaringan lemak
Biotransformasi : Gol Ester : hidrolisa dalam plasma oleh pseudo
Kholinesterase P.A.B.A (Para Amino Benzoic Acid) penyebab Alergi.
Gol Amida : metabolisme di hepar oleh enzim mikrosom metabolit aktif setara senyawa asal
• Ekskresi : melalui ginjal
• Efek samping & toksisitas : Hipersensitif : dermatitis, bronchospas me, anaphilaxis
Toleran & adiksi : (terutama Kokain)
CNS stimulasi diikuti depressi : Salivasi, gelisah, tremor, konvulsi, koma, depresi pernafasan
Penggolongan A. Lokal menurut rumus Kimia:
1. Gol Ester : a. Ester As Benzoat : Kokain,
b. Ester As Para Amin Benzoat : Prokain, Propoksikain, Tetrakain, Benzokain
2. Gol. Amida :a. Silidin : Lidokain, Mepivakain, Bupivakain, Etidokain
b. Toluidin : Prilokain
Procain (Gol. Ester)
Lidocain (golongan amida)
Long actionMedium action Short action Long action
(bupivacaine,ropivacaine)
(lidocaine) (procaine) (tetracaine)
Local Anesthetics
Surface action(benzocaine,
cocaine)
Pilihan untuk penggunaan klinis biasanya berdasar pada duration of action
EstersAmides
(Novocaine ®)(Xylocaine ®)
Farmakodinamik kokain :
• Euforia krn depresi pusat inhibisi• Penggunaan berulang menyebabkan adiksi, toleransi• Khasiat simpatomimetik dengan hambatan re-uptake
NE di ujung saraf simpatis sehingga terjadi efek pada Pemb drh vasokontriksiJantung takikardiMata midriasis, konstriksi pemb drh konjungtiva, sclera pucat
• Kerusakan epitel kornea
Farmakokinetik kokain :
• Absorpsi : segala tempat termasuk selaput lendir. Absorbsi lebih cepat dari detoksikasi & ekskresi sangat toksik
• Detoksikasi di hepar
• Ekskresi melalui urin
Toksisitas kokain
• Sering menyebabkan keracunan akut (toksisitas tinggi)
• Gejala : rangsangan SSP gelisah, bingung, suhu naik, midriasis, mual-muntah, sakit perut, kejang, penurunan kesadaran, depresi pernapasan, kematian.
• Tx : pemberian Diazepam & Barbiturat secara
I.V, pernapasan buatan.
PROKAIN• Termasuk golongan para amino benzoat (PABA)
yang menghambat kerja sulfonamid.• Anestesi Lokal sintetik pertama (parenteral)• OOA lambat, DOA singkat.
FARMAKODINAMIK Potensi lebih lemah dari kokain Toksisitas lebih kurang dari kokain Dapat menyebabkan CNS dan CVS depresi (dosis
tinggi)
Farmakokinetik prokain• OOA lambat (3-5 menit)• DOA pendek (vasodilatasi), ikatan prot kecil, dihidrolisa oleh
pseudocholinesterase• Metabolit PABA menyebabkan alergi
PENGGUNAAN KLINIS PROKAIN
• Anest infiltrasi (0,5-1%), dosis tanpa epinefrin 7 mg/kg
• Anestesi blok
• Topikal tidak efektif (sukar diserap mukosa)
TETRAKAIN• Potensi & toksisitas 10X prokain• OOA lambat• DOA > dari prokain: hidrolisa paling lambat, ikatan dengan
plasma protein kuat• Derivat PABA, sifat serupa prokain
PENGGUNAAN KLINIS :• Anestesi topikal : mata 0,5 % : hidung & tenggorokan
larutan 2%• Anestesi spinal• Tergeser oleh bupivakain
LIDOKAIN ( XILOKAIN )
• Dibanding prokain : mula kerja >cepat (3-5 menit), DOA > panjang & lebih poten
• Dapat digunakan dengan tanpa ditambah vasokonstriktor
• Prototype dari AL golongan amid
Farmakokinetik Lidokain
• Abs : mudah ( topikal/suntikan
• Metb : di hepar >lambat dari prokain
• Ekskresi : melalui urin
Toksisitas lidokain
• Di metabolisme lebih lambat di hepar lebih toksik pd Px gangguan fungsi hepar
• Hasil metabolit aktif toksisitas meningkat• Efek samping pada CNS lebih kecil
Penggunaan Klinik lidokain (luas)
• A. infiltrasi : 0,25 – 0,5 %• A. topikal : 2-10%• Dosis tanpa epinefrin : 3-4 mg/ kgBB
dgn epinefrin : 5-6 mg/kg BB
• Mempunyai efek anti aritmia mengurangi depolarisasi fase 4 serabut purkinye penurunan arus pacu, peningkatan pengeluaran ion K dari sel mempercepat repolarisasi
• Tx aritmia ventrikel akibat IMA
Pemb : I.V (dlm infus) 0,7 – 1,4 mg/kg BB
BUPIVAKAIN • Penggunaan luas karena DOA panjang• OOA lambat
• Keuntungan : masih terhindar dari rasa nyeri relatif lama post operasi tanpa perlu analgesik
• Potensi bupivakain >>lidokainDosis tanpa epinefrin: 2 mg/ kg BB
• Toksisitas : bupivakain > lidokain (cardiotoxic)meningkat pd asidosis, hiperkarbia, hipoksemia
PRILOKAIN
• Potensi besar dari prokain• OOA dan DOA > lama dari prokain• Toksisitas < dari lidokain (cepat dimetabolisme
di hepar)• Efek vasodilator kecil• Darah menyebabkan met-Hb (dosis besar)
sehingga tidak digunakan pada tindakan obstetrik(neonatal met-Hb)
Teknik pemberian AL :
1. Anestesi permukaan/topikal pada ujung saraf sensorik : luka, luka bakar, ulkus
2. Anestesi Infiltrasi: intra dermal/ subkutan/ submukosa, daerah lebih luas, ring blok (hati-hati pada jari, telinga, hidung & penis)
3. Anestesi Blok: memblok impuls pada batang saraf sehingga tidak diteruskan ke cabang saraf : anestesi mandibular, anestesi spinal, anestesi epidural, anestesi kaudal
• Anestesi spinal-injeksi AL ke dlm CSF di dlm lumbar space (L2-S) mhasilkan anestesi pada bagian tubuh yang diinginkan dengan efek sistemik yg dpt diabaikan.
-efek ke saraf simpatis tergantung dari posisi px dan barisitas obat
- preparat umumnya: lidokain, tetracain, & bupivakain
• Anestesi Epidural-injeksi AL ke dalam ruang epidural, bisa melalui hiatus sakralis (anestesi kaudal), lumbal, thoracal, & cervical.
-preparat: short & long acting
-efek ke saraf simpatis tidak ada sehingga tidak mengganggu respon kardiovaskuler
Tempat injeksi anestetik lokal di dan sekitar medulla spinalis