Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

63
ANESTETIK INTRAVENA Pembimbing : dr. Helmi, Sp.AN Disusun Oleh : Sami Rahmawati Stase Anestesi RS Islam Pondok Kopi Periode 19 November – 18 Desember 2012

Transcript of Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Page 1: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ANESTETIK INTRAVENA

Pembimbing :dr. Helmi, Sp.AN

Disusun Oleh :Sami Rahmawati

Stase AnestesiRS Islam Pondok Kopi

Periode 19 November – 18 Desember 2012

Page 2: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

PENDAHULUAN

• Banyak digunakan sebagai adjuvant inhalasi maupun berdiri sendiri sbg anestetik tunggal alat yg digunakan tdk rumit

• Anestetik intravena selain untuk induksi juga dapat digunakan untuk rumatan anestesia, tambahan pada anelgesia regional atau untuk membantu prosedur diagnostik.

• Contoh : tiopental, ketamin, dan propofol.

Page 3: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

TUJUAN

• Induksi anestesi

• Induksi dan pemeliharaan anestesi bedah singkat

• Tambahan pada anastesia regional

• Menimbulkan sedasi pada tindak medik

• Untuk membantu prosedur diagnostik.

Page 4: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Anestesi IV Ideal

• Cepat menghasilkan hipnosis• Punya efek analgetik• Menimbulkan amnesia pasca anestesia• Dampak buruknya mudah dihilangkan oleh

antagonisnya• Cepat dieliminasi oleh tubuh• Tdk atau sedikit mendepresi fungsi respirasi dan

kardiovaskular• Pengaruh farmakokinetiknya tdk bergantung pada

disfungsi organ.

Page 5: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Kriteria tersebut sulit dicapai oleh satu obat kombinasi bbrp obat

• Kebanyakan anestesi IV digunakan untuk induksi, tetapi kini anestetik IV lebih digunakan untuk pemeliharaan dan sebagai adjuvant anestetik inhalasi.

• Sehingga dimungkinkan pemberian dosis anestetik inhalasi yang kecil/sedikit

Page 6: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Jenis-Jenis Obat IV

• Barbiturat• Benzodiazepin• Opioid• Jenis lain

- ketamin- Etomidat- Propofol

Page 7: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

BARBITURAT

• Seperti anestetik inhalasi, barbiturat juga bekerja menghilangkan kesadaran dengan cara memfasilitasi pengikatan GABA di membran neuron SSP.

• Barbiturat untuk Anestesi adalah yang kerja singkat. Mis: tiopental, metoheksital, tiamilal

• Diberikan secara bolus intravena atau secara infus.

Page 8: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Tiopental (pentotal, tiopenton)

• Dikemas dalam bentuk tepung atau bubuk berwarna kuning, berbau belerang

• Dalam ampul 500 mg atau 1000 mg.

• Larutkan dalam akuades steril sampai kepekatan 2,5% (1 ml = 25 mg)

• Dosis 3 – 7 mg/kg, disuntikkan perlahan hingga habis dalam 30 – 60 detik

Page 9: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Sifat sangat alkalis; pH 10 – 11, suntikan keluar vena menimbulkan nyeri hebat, masuk ke arteri akan menyebabkan vasokonstriksi & nekrosis jaringan sekitar.

• Bila hal tsb terjadi dianjurkan suntikan infiltrasi lidokain.

Page 10: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Bergantung dosis & kecepatan suntikan akan menyebabkan :

– Pasien berada dalam keadaan sedasi, hipnosis, anastesia, atau depresi nafas

– Menurunkan aliran darah otak, tekanan liquor, tekanan intrakranial

– Diduga dapat melindungi otak akibat kekurangan O2

– Dosis rendah bersifat anti-analgesi

• Dapat diberikan secara kontinyu pada kasus tertentu di unit intensif perawatan, jarang untuk anastesia intravena total.

• Dalam darah 70 % diikat albumin & 30 % bentuk bebas.

Page 11: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

BENZODIAZEPIN

• Diazepama, lorazepam, dan midazolam.

• Dgn dosis induksi anestesia menyebabkan tidur, mengurangi cemas, dan menimbulkan efek anterograd tapi tdk berefek analgesik

• Digunakan untuk menimbulkan sedasi pada tindakan yg tdk membutuhkan analgesia, misal: endoskopi, kateterisasi, kardioversi, atau tindakan radiodiagnostik.

Page 12: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Cara Kerja• Diazepam IV segera didistribusikan ke otak

tapi efeknya baru tampak setelah beberapa menit.

• Kadarnya segera turun krn adanya redistribusi

• Setelah 6-8 jam, sedasi muncul lagi penyerapan ulang

• Waktu paruh memanjang seiring dengan peningkatan usia

Page 13: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Sist. kardiovaskular relatif minimal sering dipakai pada pasien gangguan jantung

• Benzodiazepin hrs disuntikkan perlahan menghindari flebitis dan trombosis

• Dosis induksi : 0,1-0,5mg/kgBB

• Untuk menimbulkan sedasi → diberikan penambahan 2,5mg diazepam tiap 30 detik diberikan pada pasien tidur ringan atau terjadi nigtagmus, ptosis, atau gangguan bicara.

Page 14: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

OPIOID(Morfin, petidin, fentanil, sufentanil)

• Untuk induksi diberikan dosis tinggi

• Tidak menganggu kardiovaskular, banyak digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan jantung.

• Banyak digunakan selain morfin efek analgesia dan anestesiaa lebih kuat dan depresi napas lebih ringan

Page 15: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Opioid jg merupakan tambahan pada anestesia dengan anestesia inhalasi atau anestesia IV lainnya dosis IV lain lebih sedikit

• Lama kerja (fentanil) 30 menit• Untuk anastesia opioid digunakan fentanil

dosis induksi 20–50mg/kg, lanjut dengan dosis rumatan 0,3–1mg/kg/menit.

Page 16: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

KETAMIN

• Ketamin kurang digemari untuk induksi anestesia karena sering menimbulkan - takikardi- hipertensi- hipersalivasi- nyeri kepala- pasca anestesi dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur, mimpi buruk

Page 17: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Anestesia dengan ketamin diawali dengan Disosiasi mental pada 15 menit pertama, kadang sampai halusinasi.

• Disosiasi ini biasanya disertai dengan keadaan kataleptik misalnya: - pupil dilatasi- salivasi- lakrimasi- gerakan-gerakan tungkai spontan- peningkatan tonus otot

• Kesadaran segera pulih setelah 10-15 mnt• Analgesia bertahan sampai 40 mnt, analgesia

berlangsung sampai 1-2 jam.

Page 18: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Dikemas dalam cairan bening kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg), 5 % (1 ml = 50 mg), dan 10 % (1 ml = 100 mg)

• Dosis

– Bolus untuk induksi intravena 1 – 2 mg/kg

– Intramuskular 3 – 10 mg

• Jika diberikan, sebelumnya diberikan sedasi midazolam (dormicum) atau diazepam (valium) dosis 0,1mg/kg intravena

• Untuk mengurangi salivasi diberikan sulfas atropin 0,01mg/kg.

Page 19: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

PROPOFOL• Dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu

• Bersifat isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg)

• Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, jadi beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1–2mg/kg intravena

• Pengenceran hanya boleh dengan dekstrosa 5 %

• Dosis :

– Dosis bolus untuk induksi 2–2,5mg/kg

– Dosis rumatan untuk anastesia intravena total 4-12mg/kg/jam

– Dosis sedasi untuk perawatan intensif 0,2mg/kg

– Dosis harus dikurangi pada manula

• Tidak dianjurkan pada anak <3 tahun & wanita hamil

Page 20: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Setelah penyuntikan propofol, kemudian di pertahankan dengan pemberian opiat, N2O dan/atau anestetik inhalasi lain.

• Kelebihan :

- pemulihan lebih cepat

- konfusi pasca bedah minimal

- kurang menyebabkan mual-muntah

Page 21: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ANESTETIK INHALASI

Pembimbing :dr. Helmi, Sp.AN

Disusun Oleh :Sami Rahmawati

Stase AnestesiRS Islam Pondok Kopi

Periode 19 November – 18 Desember 2012

Page 22: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Farmakokinetik Anestesia bergantung pada kadar anestetik di SSP

Kadarnya ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi transfer anastetik dari alveoli paru darah jaringan otak

Kecepatan induksi bergantung pada kecepatan dicapainya kadar efektif anastetik di otak

Membran alveoli sangat mudah dilewati oleh zat anestetik Difusi dari alveoli ke aliran darah

Page 23: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Faktor Penentu Kecepatan Transfer Anestetik di Jaringan Otak

1. Kelarutan anestetik dalam darah

2. Kadar anestetik dalam udara inspirasi

3. Ventilasi paru

4. Kecepatan aliran darah paru

5. Perbedaan Tekanan Parsial

Page 24: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Tekanan Parsial

• Proporsi yang menggambarkan keadaan suatu gas yang berada dalam suatu campuran gas yang dihirup oleh pasien (udara inspirasi).

• Dapat diatur melalui vaporizer

Page 25: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

KELARUTAN ANESTETIK DALAM DARAH

• Dinyatakan dalam koefisien partisi darah/gas.

• Perbandingan antara kadar anestetik dalam darah dengan kadarnya dalam udara inspirasi pada saat dicapai keseimbangan.

Page 26: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Anestetik Sukar Larut

• N2O, desfluran, sevofluran• Koefisien partisi rendah• Ketika berdifusi perlu sedikit molekul

menaikkan tekanan parsial tek. Parsial dlm darah mudah naik induksi cepat

Page 27: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Anestetik Mudah Larut

• Dietileter dan metoksiflurane• Koefisien partisi tinggi• Ketika berdifusi perlu banyak molekul

menaikkan tekanan parsial tek. Parsial dlm darah sulit naik induksi sangat lama

Page 28: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Kadar anestetik dalam udara inspirasi

• Kadar anestetik dalam campuran gas yang dihirup menentukan tekanan maksimum yang dicapai di alveoli maupun kecepatan naiknya tekanan parsial di arteri

• Kadar anestetik yang tinggi akan mempercepat transfer anestetik ke darah, sehingga akan meningkatkan kecepatan induksi anestesia.

Page 29: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Ventilasi Paru

• Hiperventilasi mempercepat masuknya anestetik gas ke sirkulasi dan jaringan. Tetapi hal ini hanya nyata pada anestetik yang larut baik dalam darah seperti halotan dan dietileter

Page 30: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Kecepatan Aliran Darah Paru

• Semakin cepat aliran darah paru, semakin cepat pua pemindahan anestetik dari udara inspirasi ke darah.

• Tapi, hal ini akan memperlambat peningkatan tekanan darah arteri sehingga induksi anestesia akan lebih lambat, khususnya oleh anestetik dengan tingkat kelarutan sedang dan tinggi

Page 31: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Perbedaan Tekanan Parsial

• Perbedaan kadar anestetik dalam areri dan vena terutama bergantung pada ambilan anestetik oleh jaringan.

• Darah vena yang kembali ke paru mengandung anestetik yang lebih sedikit dari arteri.

• Semakin besar perbedaan keseimbangan dlm jaringan otak semakin lama tercapai.

Page 32: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Farmakodinamik• Dasar terjadinya stadium anestesi adalah adanya

perbedaan kepekaan berbagai bagian SSP terhadap anastetik

• Sel-sel substansial gelatinosa dikornu dorsalis di medula spinalis peka sekali terhadap anestetik

• Penurunan aktifitas neuron didaerah ini menghambat transmisi sensorik dari rangsang nosiseptik tahap analgesia (stadium I)

Page 33: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Aktivitas neuron yang kompleks pada kadar anestetik yang lebih tinggi. penghambatan berbagai neuron inhibisi dan mudahnya pelepasan neurotransmitter eksitasi. (stadium II)

• Depresi hebat pada jalur naik di sistem aktivasi retikular dan penekanan aktivitas refleks spinal (stadium III).

Page 34: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

KADAR ANESTETIK MINIMUM (KAM)

• Hubungan antara dosis dan respon sulit ditentukan sulit meghitung kadar anestetik di otak.

• Kadar anestetik yang masuk ke paru kadar di hitung melalui alveolus.

• KAM : kadar anestetik yang dinyatakan dalam persen tekanan parsial terhadap tekanan 760 mmHg, yang membuat 50% orang tidak bereaksi ketika diberi suatu rangsang nyeri.

Page 35: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Umumnya orang emerlukan 0,5-1,5 KAM untuk anestesia.

• Turun usia lanjut, hipotermia, penggunaan obat2 tambahan (opioid analgesik, simpatolitik, ata hipnotik sedatif)

• KAM tdk dipengaruhi : BB, jenis kelamin, dan tinggi badan.

Page 36: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

EFEK SAMPING dan TOKSISITAS

• Delirium• Muntah• depresi napas• penumpukan lendir penekanan fungsi

mukosilier• Gang. Fungsi hati• dll

Page 37: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

OBAT-OBAT ANESTETIK INHALASI• Nitrogen Monoksida (N2O)• Siklopropan• Eter• Halotan• Enfluran• Isofluran• Desfluran• Sevoluran• Fluroksen• Xenon

Page 38: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

NITROGEN MONOKSIDA (N2O)

• Gas yang tdk berwarna, tdk bau, tdk berasa, lebih berat dari udara.

• Mudah terbaka eter (ledakan)• Anestetik yg sukar larut dlm darah kurang

kuat sekarang pembawa zat anestetik lain.• Kelarutan buruk masa induksi cepat dicapai

dan cepat dilewati.

Page 39: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Relaksasi otot kurang aik + obat pelumpuh otot. Kurang mendepresi kotraktilitas jantung

peredaran darah tdk terganggu Anestesia lama : mual, muntah, kesadaran lambat. N2O memiliki efek analgesia yg baik (20% dlm

oksigen = 15 g morfin) Kadar optimum sekitar 53% Eksresi : paru-paru

Page 40: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

SIKLOPROPAN

• Anestetik inhalasi yang kuat, berbentuk gas, bau spesifik, tdk berwarna.

• Mudah terbakar dan meledak sist. Lingkar tertutup.

• 1% menimbulkan analgesia tanpa hilang kesadaran

Page 41: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

Efek samping- depresi pernapasan ringan- fibrilasi atrium- aritmia atrioventrikuler- ekstrasistol ventrikuler- mudah terjadi perdarahan- masa pemulihan mual, muntah, delirium

Tdk menghambat kontraktilitas otot jantung dan tekanan arteri tetap/sedikit meningkat syok

Page 42: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ETER/DIETILETER

• Cairan tdk berwarna yg mudah menguap, berbau tdk enak, mengiritasi sal. Nafas, mudah terbakar dan meledak.

• Udara terbuka teroksidasi menjadi peroksida dan bereaksi dengan alkohol membentuk asetaldehida eter yg terbuka beberapa hari sdh tdk baik

• Kelebihan : murah, relatif tdk toksik, dpt digunakan dgn peralatan sederhana.

Page 43: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Anestetik kuat• Analgesik kuat 10-15% dlm darah (sadar)

• Efek samping- Kadar tinggi relaksasi otot, hamatan neuromuskular- Iritasi sal nafas- rangsang sekresi kel. Bronkus- salivasi- dilatasi pembuluh darah- ginjal vasokonstriksi GFR menurun- mual, muntah

Page 44: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Eksresi : paru, sebagian kecil malalui urine, keringat, air susu.

• Penggunaan : tdk dianjurkan pada pembedahan kauterisasi

Page 45: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

HALOTAN• Cair, tdk berwarna, berbau enak, tdk mudah meledak

dan terbakar.• Anestetik kuat tapi analgesik lemah.• Secara langsung menghambat otot jantung dan otot

polos pembuluh darah serta menurunkan aktivitas saraf simpatis.

• Penurunan td :a. depresi langsung dari miokardb. dihambatnya refleks baroreseptor terhadap hipotensi

Page 46: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Efek Samping- bradikardi- refleks vagal meningkat- vasodilatasi pemlh darah otot dan otak- aritmia jantung +agonis adrenergik

1. ventilasi memadai2. kadar epi < 1:100.0003. dosis dewasa , 10 ml dl larutan

1:100.000 dlm 10 menit atau 30 ml dlm 1 jam

Page 47: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Penggunaan berulang dapat menyebabkan nekrosis hati, dengan gejala anoreksia, mual, dan muntah

• Eksresi : 20 % metabolisme tubuh urine

Page 48: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ENFLURAN• Anestetik eter berhalogen yang tidak mudah terbakar• Fase induksi relatif lambat• Sekresi kel saliva dan bronkus hanya sedikit tdk perlu

artropin pra anestetik• Relaksasi otot rangka lebih baik daripada halotan

dosis pelumpuh otot non depol diturunkan• Kadar tinggi:– Depresi kardiovaskular– Perangsangan sSP– Relaksasi otot rahim perdarahan pasca persalinan– Hipokarbia pola frek EEG meningkat kejang

Page 49: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Eksresi : paru-paru dan di hati (ion flour)• Ion flour tdk mengganggu fungsi ginjal

aman• Efek samping pasca pemulihan:

- menggigil hipotermia- gelisah- delirium- mual- muntah- depresi napas

Page 50: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ISOFLURAN

• Halogenasi eter yg pada dosis anestetik atau subanestetik menurunkan laju metabolisme otak terhadap oksigen, tetapi meninggikan aliran darah otak dan tekanan intrakranial.

• Hal ini dapat dikurangi dengan teknik anestesia hperventilasi, sehingga isofluran banyak digunakan untuk bedah otak.

Page 51: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

• Efek terhadap jantung dan curah jantung minimal gang. Koroner

• Isofluran dengan konsentrasi >1% terhadap uterus hamil relaksasi & kurang responsif dengan oksitosin perdarahan pasca persalinan.

Page 52: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

DESFLURAN

• Cairan yang mudah terbakar, tapi tdk mudah meledak, tdk korosif pd logam, sulit menguap.

• Induksi pemulihan cepat (5-10 menit penghentian obat rangsang verbal +)

• Sifat iritatif :- batuk, sesak napas, spasme laring tdk digunakan untuk induksi)

Page 53: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

SEVOFLURAN

• Bau tdk menyengat, dan tdk merangsang jalan napas.

• Efek kardiovaskular stabil, jarang aritmia• Kerugian: zat yg tdk stabil terurai menjadi

zat nefrotoksik

Page 54: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ANESTETIK KAUDAL

Pembimbing :dr. Helmi, Sp.AN

Disusun Oleh :Sami Rahmawati

Stase AnestesiRS Islam Pondok Kopi

Periode 19 November – 18 Desember 2012

Page 55: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

ANALGESIA KAUDAL

adalah analgesia di ruang epidural pada daerah kaudal

melalui hiatus sakralis.

Page 56: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

IndikasiBedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya hemoroid, fistula paraanal.

Kontra IndikasiSeperti analgesia spinal dan analgesia epidural.

Page 57: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

1. Posisi pasien telungkup dengan simfisis diganjal (tungkai dan kepala lebih rendah dari bokong) atau dikubitus lateral, terutama pada wanita hamil.

2. Dapat digunakan jarum suntik biasa atau jarum dengan kateter vena (venocath, abbocath) ukuran 20-22 pada pasien dewasa.

3. Pada dewasa biasanya digunakan volum 12-15 ml (1-2 ml/segmen).

TEKNIK

Page 58: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

4. Identifikasi hiatus sakralis diperoleh dengan menemukan kornu sakralis kanan dan kiri yang sangat mudah teraba pada penderita kurus dan spina iliaka superior posterior. Dengan menghubungkan ketiga tonjolan tersebut diperoleh hiatus sakralis.

Page 59: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

5. Setelah dilakukan tindakan dan antiseptik pada daerah hiatus sakralis, ditusukkan jarum yang mula-mula 90° terhadap kulit. Setelah diyakini masuk kanalis sakralis arah jarum diubah 45°-60° dan jarum didorong sedalam 1-2 cm. Kemudian suntikkan NaCl sebanyak 5 ml secara agak cepat sambil meraba apakah ada pembengkakan di kulit untuk menguji apakah cairan masuk dengan benar di kanalis kaudalis

Page 60: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal
Page 61: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal
Page 62: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal
Page 63: Anestesi IV, Inhalasi, Dan Kaudal

TERIMA KASIH