Anemia - Eka

5
Anemia UPT PUSKESMAS BANGSRI 1 SPO No. Dokumen Ditetapkan Oleh KEPALA UPT PUSKESMAS BANGSRI 1 dr. Umi Widi Hastuti Penata 4a NIP. 196408272000032001 No. Revisi Tgl Terbit Halaman 1. Penger ti an Anemia adalah Penurunan kadar Hemoglobin yang menyebabkan penurunan kadar oksigen yang didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan (sindrom anemia). 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Anemia Defisiensi Besi di Puskesmas Bangsri I. 3. Kebija kan Keputusan Kepala Puskesmas No . /2015 Tentang Pelayanan Klinis 4. RRefer ensi Depkes R.I. 2007 . Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 Permenkes No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinik Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer. 5.Prosedur Anamnesa lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging dan penurunan konsentrasi. Faktor Risiko a. Ibu hamil b. Remaja putri c. Pemakaian obat cephalosporin, chloramphenicol jangka panjang

description

SPO

Transcript of Anemia - Eka

Page 1: Anemia - Eka

Anemia

UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

SPONo.

Dokumen

Ditetapkan Oleh

KEPALA UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

dr. Umi Widi Hastuti Penata 4a

NIP. 196408272000032001

No. Revisi

Tgl Terbit

Halaman

1.Pengertian Anemia adalah Penurunan kadar Hemoglobin yang menyebabkan penurunan

kadar oksigen yang didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan

berbagai keluhan (sindrom anemia).

2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Anemia

Defisiensi Besi di Puskesmas Bangsri I.

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No . /2015 Tentang Pelayanan Klinis

4. RRefere

nsi

Depkes R.I. 2007 . Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007

Permenkes No.5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinik Dokter di

Fasilitas Pelayanan Primer.

5. Prosedur Anamnesa

lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing, telinga

berdenging dan penurunan konsentrasi.

Faktor Risiko

a. Ibu hamil

b. Remaja putri

c. Pemakaian obat cephalosporin, chloramphenicol jangka panjang

d. Status gizi kurang

e. Faktor ekonomi kurang

Pemeriksaan Fisik Patognomonis

a. Mukokutaneus: pucat–indikator yang cukup baik, sianotik, atrofi papil

lidah (anemia defisiensi besi dan anemia pernisiosa), alopesia (anemia

defisiensi besi), ikterik (anemia hemolitik), koilonikia (anemia defisiensi

besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut kusam, vitiligo (anemia

pernisiosa).

b. Kardiovaskular : takikardi, bising jantung.

Page 2: Anemia - Eka

Anemia

UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

SPONo.

Dokumen

Ditetapkan Oleh

KEPALA UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

dr. Umi Widi Hastuti Penata 4a

NIP. 196408272000032001

No. Revisi

Tgl Terbit

Halaman

c. Respirasi : frekuensi napas (takipnea).

d. Mata: konjungtiva pucat.

Tanda dan gejala lain dapat dijumpai sesuai dengan penyebab dari anemia

tersebut, yaitu:

a. Mata: dapat mencerminkan adanya manifestasi dari suatu anemia

tertentu (misal : perdarahan pada anemia aplastik)

b. Gastrointestinal : ulkus oral dapat menandakan suatu imunodefisiensi

(anemia aplastik, leukemia), colok dubur

c. Urogenital (inspekulo) : massa pada organ genitalia wanita

d. Abdomen : hepatomegali, splenomegali, massa

e. Status gizi kurang

Faktor Predisposisi

a. Infeksi kronik

b. Keganasan

c. Pola makan (Vegetarian)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah: Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), leukosit, trombosit,

jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH,

MCHC, retikulosit.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil

pemeriksaan darah dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.

Page 3: Anemia - Eka

Anemia

UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

SPONo.

Dokumen

Ditetapkan Oleh

KEPALA UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

dr. Umi Widi Hastuti Penata 4a

NIP. 196408272000032001

No. Revisi

Tgl Terbit

Halaman

Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO:

- Laki-laki: > 13 g/dl

- Perempuan: > 12 g/dl

- Perempuan hamil: > 11 g/dl

Komplikasi

a. Gagal jantung

b. Syncope

Penatalaksanaan

Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan kegawatan (misal:

anemia gravis atau distres pernafasan), pasien segera dirujuk.

Pada anemia defisiensi besi:

a. Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari dengan besi elemental 50 – 65 mg

1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental,

195; 39).

2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).

3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).

b. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual, muntah,

heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.

c. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka

dilakukan koreksi parenteral segera.

Kriteria rujukan

a. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).

b. Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter

layanan primer, dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.

Page 4: Anemia - Eka

Anemia

UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

SPONo.

Dokumen

Ditetapkan Oleh

KEPALA UPT PUSKESMAS BANGSRI 1

dr. Umi Widi Hastuti Penata 4a

NIP. 196408272000032001

No. Revisi

Tgl Terbit

Halaman

Prognosis

Prognosis umumnya tidak sampai mengancam jiwa, namun dubia ad bonam

karena sangat tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Bila penyakit

yang mendasarinya teratasi, dengan nutrisi yang baik, anemia dapat teratasi.

6.Unit Terkait IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, Apotek, Laboratorium