Teori Anemia

92
TEORI – KONSEP & MODEL2X KEPERAWATAN DI DUNIA 1. Pengertian Teori, Konsep Dan Model keperawatan Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep. 2. Tujuan Teori Dan Model Keperawatan Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya : 1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan- kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk

Transcript of Teori Anemia

Page 1: Teori Anemia

TEORI – KONSEP & MODEL2X KEPERAWATAN DI DUNIA

1. Pengertian Teori, Konsep Dan  Model keperawatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.

2. Tujuan Teori Dan Model Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :

1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.

2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.

4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

3. Karakteristik Teori Dan Model Keperawatan

Page 2: Teori Anemia

Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :

1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan

2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis

3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan

4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian

5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan

4. Macam-Macam Model Teori Menurut Beberapa Ahli Keperawatan

A.  Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.

Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.  Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

B.  Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers

Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.

Page 3: Teori Anemia

Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari :

a. Integritas  :  Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan        yang lain.

b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.

c. Helicy       :  terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

C.   Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine

Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di antaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.

D.  Virginia Henderson (Teori Henderson)

Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan). Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

1. Konsep Utama Teori Henderson

Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.

Page 4: Teori Anemia

Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1)    Bernapas secara normal

2)    Makan dan minum dengan cukup

3)    Membuang kotoran tubuh

4)    Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan

5)    Tidur dan istirahat

6)    Memilih pakaian yang sesuai

7)    Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan  pakaian dan mengubah lingkungan

8)    Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen

9)    Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai

10)  Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat

11)    Beribadah sesuai dengan keyakinan

12)    Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi

13)    Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi

14)    Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada  perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit)

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.

1.    Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien

Page 5: Teori Anemia

2.    Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien

3.    Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.

Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.

E.  Imogene King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:

1.    Informasi kesehatan

Page 6: Teori Anemia

2.    Pencegah penyakit

3.    Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit

F.  Dorothe E. Orem (Teori Orem)

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :

1.  Perawatan Diri Sendiri (self care)

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care  itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan

kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

ketiga,  adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ;  keempat, kebutuhan self care  merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh,  self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.

2.  Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan  kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

3.  Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.

G.  Jean Watson (Teori Watson)

Page 7: Teori Anemia

`                       Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Teori human caring

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat menbgembangkan vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1.   Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.

2.  Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.

3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga.

4.  Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi padanya nantinya.

5.    Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.

H.  Sister Calista Roy (Teori Roy)

Page 8: Teori Anemia

Model Adaptasi Roy

ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.

1.  Elemen keperawatan

Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).

Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.

2.  Elemen manusia

Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.

Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.

Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.

Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.

3.  Elemen lingkungan

Page 9: Teori Anemia

Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

4.  Elemen sehat

Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi

Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.

1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.

2.  Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.

http://hendryprihantara.wordpress.com/2012/09/11/teori-konsep-model-

keperawatan-di-dunia/

TEORI PERUBAHAN PERILAKU

BAB IPENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus)

dan respon. Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap

psikomotor dan tindakan (ketrampilan).

Page 10: Teori Anemia

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orang tua, teman,

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses

belajar.

Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari

oleh perilaku terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang

saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output.

lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku

tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian

terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian

terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.

Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu

sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu

terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan

yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba

merubah perilaku yang serupa.

1.2       Rumusan Masalah

1.        Bagaimana definisi perilaku ?

2.        Menjelaskan perubahan perilaku ?

3.        Bagaimana bentuk-bentuk perubahan perilaku ?

4.        Menjelaskan faktor pembentuk perilaku ?

1.3       Tujuan

1.        Untuk mengetahui definisi perilaku.

2.        Untuk mengetahui perubahan perilaku.

3.        Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan perilaku.

4.        Untuk mengetahui faktor pembentuk perilaku.

Page 11: Teori Anemia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1       Definisi

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya

adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku

manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup: berjalan,

berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal

(internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan

perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan

bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik

dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme

tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini

merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku

manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal

untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya.

Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan

perilaku tersebut.

Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial :

1.        Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu

penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.

2.        Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah

perilaku.

3.        Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta

pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas kesehatan. Kesiapan

Page 12: Teori Anemia

individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan

terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil

kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan

bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.

2.2       Perubahan Perilaku

Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah

pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku

merupakan tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai

penunjang program-program kesehatan yang lainnya, banyak teori tentang

perubahan perilaku.

1.        Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi

dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources).

Proses perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar,

proses tersebut menggambarkan bagaimana belajar pada individu yang

terdiri dari :

a.         Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak.

b.         Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia

mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c.          Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d.         Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunya efek tindakan dari individu tersebut

(perubahan perilaku).

Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus-Organisme-Respons.

a.         Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak

rangsangan (stimulus).

b.         Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran

(learning process).

Page 13: Teori Anemia

c.          Materi pembelajaran adalah stimulus.

Perubahan perilaku berdasarkan teori S-O-R dapat di gambarkan sebagai

berikut :

Teori S-O-R

Page 14: Teori Anemia

 

2.        Teori Festinger (Dissonance Theory)

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan

antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil

(conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka

dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).

Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan

melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan

akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:

Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif

yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.

Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena

ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran

perikasa hamil).

3.        Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu

terjadi karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat

Page 15: Teori Anemia

mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut

dapat mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu

stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi yakni:

a.         Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek).

b.         Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila

hujan, panas).

c.          Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap

gejala sosial).

d.         Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam

menjawab situasi (marah, senang).

4.        Teori Kurt Lewis

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu

keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan

kekuatan penahan (restraining forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah

apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri

seseorang yakni :

a.         Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.

b.         Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

c.          Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

2.3       Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

a.         Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi

perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.

b.        Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang

direncanakan oleh yang bersangkutan.

Page 16: Teori Anemia

c.         Kesiapan berubah (readiness to change): Perubahan perilaku karena

terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana

proses internal ini berbeda pada setiap individu.

2.4       Faktor Pembentuk Perilaku

Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a.       Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b.      Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c.       Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku tersebut, maka kegiatan promosi

kesehatan sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarajkan kepada 3 faktor

tersebut:

a.         Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepaada faktor predisposisi

adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan

kesehatan.

b.        Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin

(enabling) adalah memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian

atau pengembangan masyarakat.

c.         Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat

(reinforcing) adalah berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh

masyarakat, baik formal maupun non formal.

Page 17: Teori Anemia

BAB IIIPENUTUP

3.1       Kesimpulan

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak

pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik

(keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor

genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup

termasuk perilaku manusia.

Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a.       Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b.      Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c.       Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

3.2       Saran

Berbagai sumber telah dikumpul sebanyak-banyaknya demi

terselesaikannya makalah ini. Namun, sebagai manusia biasa yang

membutuhkan bantuan orang lain, penulis mengaharapkan dukungan baik

dalam bentuk kritik dan saran, semoga dengan itu semua dapat membuat

makalah ini semakin baik dan berguna bagi semua orang.

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/teori-perubahan-perilaku.html

Page 18: Teori Anemia

Konsep Teori Model Health Promotion Model Pender

Mei 26, 2012 by semaraputraadjoezt | Leave a comment

Juniartha Semara Putra

Konsep Teori Model Health Promotion Model  Pender

            Perubahan paradigma ini menempatkan perawat pada posisi kunci dalam

peran dan fungsinya. Hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan

lain yang dilakukan oleh perawat (Cohen, 1996). Perubahan peradigma pelayanan

kesehatan dari kuratif kearah promotif dan peventif ini telah direspon oleh ahli

teori keperawatan Pender dengan menghasilkan karya tentang Health Promotion

Model atau model promosi kesehatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu

teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive

theory) yang  konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis.

1.      Komponen Teori Model Promosi Kesehatan

Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut:

a.        Teori Nilai Harapan (Expectancy value Theory)

Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis.

Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya yang akan tetap digunakan

dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu

Hasil tindakan bersifat positif

Pengambilan tidakan untuk menyempurnakan hasil yang di inginkan

b.       Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)

     Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan perilaku yang

saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada

Pengarahan diri (self direction)

 Pengaturan diri (self regulation)

 Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy)

Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar

Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai petunjuk untuk

tindakan yang akan datang.

Page 19: Teori Anemia

 Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan merencanakan

tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu

 Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk generasi dan

mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu me1akukan trial and error 

 Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri untuk

memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan ekstemal untuk

menciptakan motivasi dalam bertindak.

Refleksi diri, berfikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif

memodifikasinya

Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan refleksi diri.

Kepercayaan diri terdiri dari:

1.      Pengenalan diri (self atribut)

2.      Evaluasi diri ( self evaluation)

3.      Kemajuan diri (self efficacy)

            Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan-

tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar dari pengalaman

yang lain, persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi tertentu.

Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan (capability) yang berlebihan

yang membentuk kompetensi dan kepercayaan diri. Kemajuan adalah konstruksi

sentral dari HPM.

2.      Asumsi dari Model Promosi Kesehatan

a.       Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan dapat

mengekspresikan keunikannya

b.      Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk

penilaian terhadap kemampuannya

c.       Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba

mencapai keseirnbangan perubahan diri yang stabil.

d.      Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.

e.        Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan

lingkungannya secara terus menerus

f.       Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal

yang perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

Page 20: Teori Anemia

g.      Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting

untuk perubahan perilaku

3.      Proposisi Model Pomosi Kesehatan

a.       Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi

kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

b.       Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan

keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

c.       Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan

tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.

d.        Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan

tindakan.

e.       Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat

menambah hasil positif.

f.       Ketika eniosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku,

maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak

g.      Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu

menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang

sudah ada.

h.       Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal

yang penting yang mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk

berperilaku promosi kesehatan.

i.         Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau

mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.

j.        Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih

memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu

yang lama.

k.      Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan perilaku

yang diharapkan apabila seseorang mempunyai kontrol yang rendah dan

kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.

l.        Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan

lingkungan fisik yang mendorong rnelakukan tindakan kesehatan

4.      Penjelasan model HPM pender

Page 21: Teori Anemia

A.    Karakteristik dan pengalaman individu

1.      Perilaku sebelumnya

 Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam

pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:

Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi

kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang mempermudah

seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.

Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self efficacy,

manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut.

Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat itu ataupun setelah

perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai

informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut

di kemudian waktu. Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat

perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku

tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan

perilaku tersebut dan meningkatkan level/ kadar  efficacy dan pengaruh positif

melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.

2.      Faktor Personal

Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya. Faktor –

faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara

alami oleh target perilaku

3.       Faktor Biologis Personal 

Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas,

status menopause, kapasitasa erobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.

4.       Faktor Psikologis Personal 

Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri, motivasi,

kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat

5.        Faktor social kultural 

Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

B.     Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific Cognitionsand

Affect)

1.      Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)

Page 22: Teori Anemia

Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada antisipasi

terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat merupakan

representasi mental dan konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan teori expecting

value.

2.       Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to Actions)

Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian

empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata

dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku

promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun

nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi mengenai ketidaktersediaan,

tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-

tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks,

rintangan dan personal cost dari perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan

dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak

kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi

perilaku / gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan.

Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-

perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan

tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak

tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar.

Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi prornosi

kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan

seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan.

3.       Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)

Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment / keputusan dari

kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara

nyata. Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalarn

tujuan. Perceived self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk

menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya

adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost)

sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan

kompetensi dalam domain Motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku

Page 23: Teori Anemia

yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan ketrampilan dalam performance

seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang

lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil

            Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe

informasi :

1.          Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan

evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau

umpan balik yang diberikan

2.          Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan

hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.

3.          Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai kemampuan

untuk melaksanakan tindakan tertentu.

4.          Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang

menyatakan kemampuannya

5.           Dalam HPM,  self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity

related affect. Makin positif  affeck, makin besar persepsi eficacynya,

sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang

tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku

yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara

langsung dengan harapan efficacy dan secara tidak langsung dengan

mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.

Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan Aktivitas)

      Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,

didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan,

sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan

dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif

terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul

terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-

related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related).

      Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah individu

akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku lamanya.

Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan

Page 24: Teori Anemia

perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan dengan

afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif kemungkinan akan

dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan perasaan positif dan negatif.

Dengan demikian, keseimbangan di antara afek  positif dan negative sebelum, saat

dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui. 

      Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap yang

dikemukakan olch Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih

mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada

respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang

diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus diuraikan

sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam beberapa instrument untuk

mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan

positif. Hal ini tidak rnengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi

telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. 

Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara  self-efficacy dan

activity related affect.

      McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat latihan

merupakan predictor yang penting terhadap Efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap

keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumberi

informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related Affect dikatakan

mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung

melalui  self-efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.

Interpersonal Influences

Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku,

kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau

tidak  bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal

pada perilaku promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara

kandung), teman, dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal

meliputi: norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial

(dorongan instrumental dan emosional) dan modeling (pembelajaran melalui

mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal ini pada

Page 25: Teori Anemia

sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk

melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar

pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk

suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang

lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnyadari perilaku kesehatan dan

merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif

social. Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara

langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk

komitmen terhadap rencana tindakan

      Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh

pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk berperilaku

dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal, individu mungkin akan

melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan dukungan social

bagi mereka.

Pengaruh Situasional (Situational Influences)

Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan

dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh situasi

pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada,

kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan

dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam

perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang mereka rasa lebih

cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari

pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada lingkungan

yang tidak aman dan mengancarn. Lingkungan yang menarik  juga lebih

diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan

Dalarn HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh

langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara

langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang

diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai

contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan

klarakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta.

Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh

Page 26: Teori Anemia

situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya

dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting

bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam

mengembangkan stategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerirnaan

dan pemelihaman perilaku kesehatan.

C.     Hasil Perilaku

      Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari

suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke

arah perilaku yang di harapkan

o   Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)

Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak.

Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan berperilaku.

Tanggung dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi

menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:

o   Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan tempat

yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian, dengan

mengabaikan pilihan berkompetensi

o   Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan, membawa

dan memperkuat perilaku

o   Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat yang

berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan kemungkinan yang

disengaja dan yang lebih lanjut bahvva perencanaan tindakan (POA) yang

dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di implementasikan. Tanggung

jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering mengahasilkan

tujuan yang baik” namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan

o    Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan

 Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada

alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari

yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku

promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang

sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang

rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung

Page 27: Teori Anemia

jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat

memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal

lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku

dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif

menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku

promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat dimana

individu mampu Melawan pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya

menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi” pilihan kompetetisi adalah memilih

makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan;

mengemudi dengan melewati pusat rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu

pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan

kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah

satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang

harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada

kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak baik/thengtintungkan dapat terjadi.

Pilihan kompetisi  dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena

pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan

yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.  Ada

terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan

menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan

atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan daripada

yang lain. Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri

sendiri. Komitmen  yang kuat untuk trieteneanikati tindakan dapat mendukung

pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan

kornpetisi atau pilihan. Didalarn HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera

dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku

kesehatan sebagaimana penganth tanggung jawab modera

o   Perilaku Prornosi Kesehatan

Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga

disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan

adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun harus dicatat

bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk

Page 28: Teori Anemia

mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan,

khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua

aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif

disepanjang proses kehidupan

APLIKASI MODEL HEALTH PROMOTION

NOLA J. PENDER PADA KASUS IBU PRIMIPARA TRIMESTER III

A. Gambaran Kasus

            Ny. M (25 th), G1 P0 A0, umur kehamilan 38-39 minggu. Tekanan darah

100/60 mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37°C. Keadaan umum

baik, penampilan rapi, gaya berjalan lordosis, mudah kelelahan dan kadang-

kadang timbul his. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada

gangguan penglihatan. Nafsu makan baik, 3x sehari diselingi bubur dan susu, BB

bertambah 11 kg dari sebelum hamil. BAB 1x sehari, BAK lebih sering terutama

malam hari. Tidur 8 jam/hari, lelap dan bangun tampak segar. Riwayat menarche

usia 13 th, siklus haid 30 hari selama 5-6 hari. Pada pemeriksaan abdomen

didapatkan data: TFU 3 jari dibawah prosesus xipoideus, bayi tunggal, pada

fundus teraba bokong, presentasi kepala, kepala janin sudah masuk pintu atas

panggul, punggung janin berada disebelah kanan ibu, DJJ 147x/menit.

            Ny. M tinggal di rumah kontrakan bersama dengan suami yaitu Tn. W

(27th) dan ibu Tn. W yaitu Ny. T (55th) yang sementara tinggal di rumah Tn. W

untuk menemani Ny. W selama proses persalinan dan merawat bayinya. Keluarga

Tn. W merupakan pasangan baru menikah dan dalam tahap mempersiapkan

kelahiran anak pertama. Pernikahan mereka disetujui oleh kedua belah pihak

keluarga dan janin yang dikandung merupakan anak yang sangat diharapkan.

Dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan. Pembuat keputusan tehadap

permasalahan dalam keluarga diambil oleh Tn W, tetapi terdapat diskusi dalam

keluarga tersebut.

            Norma budaya menganut budaya jawa tetapi tidak diterapkan dalam semua

sisi kehidupan. Keluarga saling menyayangi dan komunikasi berjalan dengan

baik. Jika ada keluarga yang sakit dibawa berobat ke Puskesmas. Selama

kehamilan Ny. W memeriksakan kehamilan di bidan praktek. Stessor yang

dialami saat ini adalah menghadapi persalinan, tidak mengetahui tanda-tanda

Page 29: Teori Anemia

persalinan dan bagaimana melahirkan nanti. Ny. W sering bertanya tentang

kehamilannya kepada ibu mertuanya. Ny. W ingin mengetahui kondisi janinnya

dan ingin mengetahui cara menghadapi proses persalinan nanti.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

            Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus melakukan

pengkajian komprehensif agar dapat mengembangkan rencana asuhan

keperawatan. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat adalah :

a.       Pengkajian karakteristik dan pengalaman individual yang meliputi pengkajian

perilaku sebelumnya dan pengkajian faktor personal.

            Pengkajian perilaku sebelumnya meliputi pengalaman kehamilan

sebelumnya. Hasil pengkajian ini menunjukkan ibu hamil pertama dengan usia

kehamilan 38-39 minggu, belum ada pengalaman persalinan sebelumnya. Ibu

tidak mengetahui tentang tanda-tanda persalinan. Ibu melakukan perawatan

antenatal dengan memeriksakan kehamilannya di bidan praktek.

            Pengkajian faktor personal meliputi faktor biologis (usia, jenis kelamin,

indeks massa tubuh, status pubertas, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan,

keseimbangan), faktor psikologis (harga diri, motivasi diri, kompetensi personal,

status kesehatan sebelumnya, definisi tentang kesehatan) dan faktor sosial budaya

(ras, etnik, penyesuaian diri, status sosial ekonomi). Hasil pengkajian ini

menunjukkan bahwa usia ibu 25 tahun, Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi

90x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37°C. Keadaan umum baik, penampilan

rapi, gaya berjalan lordosis, mudah kelelahan dan kadang-kadang timbul his

(braxton hicks). Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada

gangguan penglihatan. Nafsu makan baik, 3x sehari diselingi bubur dan susu, BB

bertambah 11 kg dari sebelum hamil. BAB 1x sehari, BAK lebih sering terutama

malam hari, ibu sulit untuk memulai tidur. Riwayat menarche usia 13 th, siklus

haid 30 hari selama 5-6 hari. Ibu berasal dari betawi tetapi suami berasal dari

jawa. Norma budaya menganut budaya jawa tetapi tidak diterapkan dalam semua

sisi kehidupan. Keluarga saling menyayangi dan komunikasi berjalan dengan

baik. Suami Ny. M bekerja sebagai pegawai toko keramik dengan penghasilan

Page 30: Teori Anemia

rata-rata 1 juta perbulan. Keluarga dapat menyisihkan penghasilan untukpersiapan

persalinan.

b.      Pengkajian perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu yang meliputi

persepsi tentang manfaat tindakan, persepsi tentang hambatan tindakan, persepsi

tentang kemampuan diri, aktivitas yang berhubungan dengan sikap, pengaruh

interpersonal dan pengaruh situasional. Pengaruh interpersonal meliputi norma,

dukungan sosial dan role model. Pengaruh interpersonal terutama berasal dari

keluarga,kelompokdan tenaga kesehatan

c.       Pengkajian mengenai hasil perilaku yang meliputi komitmen terhadap rencana

tindakan, tuntutan yang mendesak dan adanya pilihan-pilihan yang lebih baik

serta perilaku promosi kesehatan.

2. Diagnosa Keperawatan

a.       Masalah karakteristik dan pengalaman individual

Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan

mengenai tanda-tanda persalinan

Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan pada akhir

kehamilan

Intolerans aktivitas berhubungan dengan meningkatnya berat badan dan

perubahan pusat gravitas

 Nyeri berhubungan dengan kontraksi braxton hicks

b.      Masalah perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu

Penerimaan progresif terhadap kehadiran j

anin

Memulai fantasi tentang personalityjaninMengembangkan hubungan kerja

yang langsung kepada dukungan saling menguntungkan selama kehamilan dan

parenting

Mengenali saling ketergantungan antar anggota keluarga

c.        Masalah hasil perilaku

Memulai persiapan lingkungan bagi bayi baru lahir

 Persiapan progresif terhadap persalinan

Membuat rencana persalinan untuk mengkomunikasikan keinginan

personal terhadap pengalaman melahirkan

Page 31: Teori Anemia

3. Intervensi

a.       Karakteristik dan pengalaman individual

Koping individu tidak efektif dapat diatasi dengan mendiskusikan tanda-

tanda persalinan pasti/palsu (true labor dan false labor) yang meliputi frekuensi,

durasi dan intensitas kontraksi, pecahnya ketuban dan bloody show.

 Gangguan pola tidur dapat diatasi dengan meyakinkan pada ibu bahwa

gangguan tidur normal terjadi pada akhir kehamilan, mendiskusikan dan

mendemontrasikan teknik relaksasi, effleurage, penggunaan bantal sebagai

penyokong, mengajarkan mengenai posisi yang nyaman saat tidur, menganjurkan

untuk mandi air hangat dan minum susu sebelum tidur serta mengeksplorasi

suasana yang nyaman untuk memulai tidur (seperti kasur yang empuk, lampu

dimatikan dan suasana hening).

 Intolerans aktivitas dapat diatasi dengan mengajarkan postur tubuh yang

baik, tidur dengan menggunakan banyak bantal, mengajarkan teknik bernapas,

menganjurkan ibu untuk sering istirahat ketika melakukan aktivitas serta

penggunaan alat bantu ketika beraktivitas.

Nyeri yang berhubungan dengan kontraksi braxton hicks dapat diatasi

dengan mengkaji frekuensi, kekuatan dan keteraturan kontraksi untuk mengetahui

apakah merupakan tanda persalinan pasti/palsu, meyakinkan ibu bahwa braxton

hikcs merupakan kondisi yang normal saat kehamilan, menganjurkan ibu untuk

berjalan/beraktivitas ketika braxton hicks, mengajarkan teknik pernapasan dan

relaksasi serta menganjurkan ibu untuk miring ke kiri pada saat istirahat/tidur.

b.      Perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu

Penerimaan progresif terhadap kehadiran janin dapat ditingkatkan dengan

menunjukkan bagian-bagian janin saat pemeriksaan abdomen, mengusahakan agar

ibu dapat mendengar denyut jantung janin, reinforce hasil observasi ibu terhadap

janin serta memberikan informasi mengenai karakteristik janin sesuai dengan

umur kehamilan.

Memulai fantasi tentang personality janin dapat diintervensi dengan

mengeksplorasi fantasi ibu dan meyakinkan bahwa berfantasi mengenai janin

merupakan sesuatu yang normal.

Page 32: Teori Anemia

Mengembangkan hubungan kerja yang langsung kepada dukungan saling

menguntungkan selama kehamilan dan parenting dapat ditingkatkan dengan

menganjurkan ibu untuk membagi perasaannya dengan suami, memberikan

informasi mengenai kelas prenatal, memberikan reinforcement saat ibu sudah

melakukan teknik pernapasan dan relaksasi yang benar serta memberikan

informasi mengenai parenting.

Mengenali saling ketergantungan antar anggota keluarga dapat ditingkatkan

dengan memberikan reinforcemet saat anggota keluarga saling berbagi perasaan

dan mengembangkan cara supaya pasangan terlibat dalam kehamilan, persalinan

dan bayi.

c.       Hasil perilaku

o   Memulai persiapan lingkungan bagi bayi baru lahir dapat ditingkatkan melalui

pemberian informasi tentang jenis-jenis perlengkapan yang penting bagi bayi,

bagaimana cara merawat bayi dan memberikan reinforcement terhadap persiapan

yang telah dilakukan.

o   Persiapan progresif terhadap persalinan dapat ditingkatkan melalui pemberian

informasi mengenai metode persalinan, mengajarkan teknik pernapasan dan

relaksasi serta meminta ibu untuk mendemontrasikan dan mengoreksi teknik yang

kurang benar.

o   Membuat rencana persalinan untuk mengkomunikasikan keinginan personal

terhadap pengalaman melahirkan dapat ditingkatkan dengan mengekplorasi

alternatif yang realistis terhadap pengalaman persalinan, memberikan

reinforcmentterhadap pembuatan keputusan dan mengkomunikasikan keinginan

ibu kepada petugas kesehatan dimana ibu akan melahirkan.

http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/konsep-teori-model-health-

promotion-model-pender/

Penerapan Teori Model Keperawatan

KASUS :

Page 33: Teori Anemia

Tuan B 24 th merasa dirinya tidak berharga, karena tidak ada keluarga yang mau

mendengarkannya. Keluarga mengatakan bapak B di rumah tidak mau keluar

kamar dan merawat diri baik makan maupun kebersihan diri. Keputusan

membawa tuan B ke RSJ karena keluarga tidak tahu cara merawat tuan B yang

sering berbicara sendiri jika sudah malam hari. Tuan B mengatakan bahwa yang

sering datang pada malam hari tersebut adalah pamannya, dan hanya pamannya

yang mau mendengarkan keluhannya. Tuan B pendidikannya tamat SMA, pernah

bekerja di perusahaan tetapi keluar karena tidak cocok dengan teman sekerja.

Tuan B mengatakan orang-orang tidak menghargai dirinya, merasa tidak ada

gunanya merawat diri atau tidak akan pergi kemana-mana dan tidak akan bertemu

dengan orang lain.

Teori yang tepat digunakan untuk menyelesaikan kasus diatas yaitu,

1.       Teori Dorothea Orem

Tuan B 24 th merasa bahwa dia tidak diperhatikan oleh keluarganya. Tidak ada

yang mau mendengarkan keluh kesahnya. Itu berarti keluarga dari Tuan B tidak

dapat memenuhi segala kebutuhan Tuan B seperti kebutuhan istirahat, nutrisi dan

sosialisasi. Maka dari itu pada teori orem dijelaskan bahwa keluarga merupakan

suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. Masalah-masalah

kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota

keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil

keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Keluraga Tuan B

seharusnya tidak perlu membawa Tuan B ke RSJ jika kelurganya menerapkan

Teori ini karena dengan pendekatan kepada Tuan B secara interpersonal pun

Tuan B akan bisa lebih membuka diri untuk bersosialisasi dengan anggota kelurga

lainnya. Sehingga akan memperkecil kemungkinan Tuan B masuk ke RSJ, karena

Tuan B akan merasa lebih diacuhkan dan merasa terisolasi dari lingkungan yang

normal jika dia dimasukkan ke dalam RSJ. Dan juga dijelaskan bahwa Tuan B 24

th, di rumah tidak mau keluar kamar dan merawat diri baik makan maupun

kebersihan diri. Itu berarti bahwa Tuan B tidak memiki kemampuan self care,

Page 34: Teori Anemia

dalam teori orem ada 3 konsep yang berhubungan yaitu self care, self care deficit

dan sistem-sistem keperawatan. Tuan B tidak mampu menjalankan konsep yang

pertama yaitu self care. Seharusnya Tuan B dapat menjalankan konsep teori orem

yang pertama yaitu self care dengan cara memenuhi kebutuhan udara, air,

makanan, kebersihan, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi social,

pencegahan dari bahaya, dan pengenalan fungsi mahluk hidup. Dengan cara

tersebut Tuan B tidak akan lagi mengabaikan kesehatan untuk merawat dirinya

sendiri. Self care deficit, Tuan B sangat membutuhkan orang lain untuk

membantunya merawat diri. Paman Tuan B mengambil peran yang besar, karena

hanya paman Tuan B yang mengerti bagaimana kondisi dan perkembangan Tuan

B saat itu. Dan dengan adanya Paman Tuan B, Tuan B akan sedikit bisa terbantu

untuk menumbuhkan rasa kemandirian untuk merawat diri. Sedangkan konsep

yang ketiga, yaitu sistem-sistem keperawatan, diberikan apabila Tuan B benar-

benar sudah tidak bisa merawat dirinya sendiri dan juga pihak keluarganya sudah

benar-benar positif ingin memasukkan Tuan B ke dalam RSJ. Dengan begitu

perawat memegang penuh untuk menumbuhkan kembali rasa kemandirian Tuan B

dalam merawat diri. Tidak itu saja, namun perawat juga mempunyai tugas

memberikan edukasi kepada keluarga Tuan B untuk bisa menumbuhkan rasa

kemandirianya merawat diri. Karena yang selama ini terjadi adalah Keluarga Tuan

B kurang memberikan perhatian kepada Tuan B. Teori Model Keperawatan Orem

ini sangat cocok untuk menangani kasus Tuan B.

2.       Teori Callista Roy

Teori Roy dikenal dengan Teori Adaptasi Roy. Teori ini lebih menekankan

pentingnya individu untuk mempertahankan perilaku secara adaptif dan mampu

merubah perilaku yang maladaptif agar dapat meningkatkan kesehatannya. Teori

model keperawatan ini sangat cocok untuk Tuan B, karena Model keperawatan

Roy ini terdapat 3 tingkatan adaptasi manusia yang belum bisa dilakukan oleh

Tuan B.

Yang pertama adalah Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan

dengan seseorang. Selama ini Tuan B selalu memilih menyendiri dan tidak ingin

berinteraksi dengan orang lain. Ini dikarenakan Tuan B tidak ingin beradaptasi

dengan orang lain. Maka dari itu Tuan B membutuhkan seseorang yang dapat

Page 35: Teori Anemia

memperkuat rasa adaptif Tuan B terhadap lingkungan sekitarnya. Yang kedua

yaitu Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik

internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi,

diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan

dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti isolasi

social. Tuan B selama ini merasa terisolasi dari lingkungannya, mulai dari

keluarga yang mengacuhkannya dan teman kerja yang tidak cocok. Keadaan

seperti ini akan mengkibatkan munculnya rasa dari dalam diri Tuan B bahwa

orang-orang disekitarnya dan lingkunganya tidak bisa adaptasi dengannya,

sehingga Tuan B merasa bahwa dirinya tidak perlu beradaptasi dengan orang lain.

Seharusnya orang-orang disekitar Tuan B, seperti Keluarga dan teman kerja

memberikan stimulus kepada Tuan B agar dia dapat berinteraksi dengan

lingkungan. Dan terjalinnya suatu interaksi sosial. Yang ketiga adalah Stimulus

residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada

tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu

berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk

toleransi. Pada kasus Tuan B, selama ini menunjukkan bahwa dia tidak cocok

dengan orang-orang disekitarnya karena merasa tidak diperhatikan, dan memilih

untuk menyendiri. Seharusnya Tuan B diberi kesempatan untuk mendapatkan

perhatian lebih dari Kelurganya, karena Kelurga memiliki andil yang lebih besar

dalam menciptakan rasa adaptif Tuan B. Sehingga akan tumbuh dari dalam diri

Tuan B untuk lebih bertoleransi dengan orang-orang disekitarnya.

Disamping itu, sistem adaptasi CALLISTA ROY memiliki empat mode

adaptasi yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependent.

Yang pertama Fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi

fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat,

integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi

endokrin. Dalam kasus Tuan B, di rumah dia tidak mau keluar kamar dan merawat

diri baik makan maupun kebersihan diri. Ini menunjukkan bahwa Tuan B belum

bisa beradaptasi fisiologis dengan cara memenuhi kebutuhan individunya seperti

makan dan minum serta beraktifitas. Sehingga terganggungnya sisitem kesehatan

dalam tubuhnya. Sangat perlu untuk Tuan B memenuhi kebutuhan secara

Page 36: Teori Anemia

fisioligis untuk mempertahankan kesehatan dalam tubuhnya. Yang kedua adalah

konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola

interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kasusunya, setiap

hari Tuan B hanya berdiam diri di dalam kamar, dan tidak mau berinteraksi

dengan orang lain. Seharusnya Tuan B tidak menutup diri dalam lingkungan

karena dengan membuka diri dalam lingkungannya. Tuan B akan mengenal pola-

pola interaksi sosial dengan orang disekitarnya sihingga tidak muncul anggapan

bahwa dirinya diacuhkan oleh orang-orang disekitarnya. Yang ketiga adalah

fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan

bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam

berhubungan dengan orang lain. Tuan B keluar dari pekerjaannya karena merasa

tidak cocok dengan teman kerjanya. Ini dikarenakan Tuan B tidak dapat

menyesuaikan diri dalam lingkungan kerjanya, seharusnya yang dilakukan Tuan B

adalah belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya, sehingga dia selalu

nyaman dengan apa yang dia temui. Dan terjalinlah hubungan sosial dengan

rekan-rekan kerjanya. Dan yang keempat adalah interdependent merupakan

kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang

dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun

kelompok. Tuan B selalu tertutup dengan segala aktifitasnya, selalu menyendiri

dan merasa tidak ada yang memperdulikannya, seharusnya Tuan B dapat

membuka diri dengan keluarganya, mencurahkan keluh kesahnya selama ini dan

mencari solusi masalahnya. Dengan terjalinnya hubungan antara Tuan B dan

kelurganya rasa kasih sayang antar anggota keluarga akan muncul sehingga Tuan

B merasa diperdulikan dan diperhatikan oleh lingkungannya dan tidak akan

menutup diri untuk berinteraksi secara sosial.

Setelah membaca kasus yang ada, Teori Dorothea Orem dan Teori Callista

Roy sangat cocok untuk Model Keperawatan yang dilakukan untuk kasus Tuan

B. Karena antara self care dan adaptasi adalah dua komponen yang saling

berhubungan dan penting dalam menyelesaikan suatu kasus kesehatan. Dan

konsep keperawatan ini dapat digunakan di Indonesia dengan mempertahankan

Page 37: Teori Anemia

keuntungan, memanfaatkan kesempatan, memperbaiki kelemahan serta menekan

ancaman kesehatan yang ada.

http://leandmamend.blogspot.com/2012/12/penerapan-teori-model-

keperawatan.html

Teori dan model konseptual asuhan kebidanan

Teori dan Model Konseptual Asuhan Kebidanan

A.    Pendahuluan

Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan

kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan

berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya

adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses

penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.

Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu

kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk

menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.

Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide  yang

menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat

memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu

dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.

B.    Dasar Pemikiran, Fokus Dan Tujuan Dalam Teori Kebidanan

1.     Reva rubin

Page 38: Teori Anemia

Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin

mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak

khususnya ibu bersalin. Penelitian dan pengamatan dilakukan selama

lebih dari 20,tahun dengan lebih dari 6000 responden.    

Tujuan Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang

perempuan mencapai peran menjadi seseorang dan hal apa sajakah

yang memengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Penelitian ini dilakukan dengan bantuan para siswa bidan. Data

dikumpulkan melalui wawancara langsung dan melalui telepon yang

berlangsung selama 1-4 jam. Subjek penelitian di dapatkan di klinik

antenatal dan postnatal. Data-dat berkaitan dengan masalah-masalah

yang timbul dalam pencapaian peran menjadi ibu diberi kode

kemudian dianalisis.

Menurut Rubin seorang sejak hamil sudah mempunyai harapan

sebagai berikut :

a.     Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi.

b.     Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang

sangat berarti bagi ibu dan bayi.

c.      Penentuan gambar identitas diri.

d.     Mengerti tentang arti memberi dan menerima.

Perubahan yang umum terjadi pada perempuan ketika hamil

adalah :

a.     Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih

baik, untuk bisa berperan sebagai calon ibu dan mampu memerhatikan

perkembangan janinnya.

b.     Membutuhkan sosialisasi.

Page 39: Teori Anemia

Tahapan Psikososial (Psikososial Stage)

1.     Anticipatory stage

Tahap ini ibu-ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi

dengan anak yang lain.

2.     Honeymoon stage

Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya.. Pada tahap ini, ibu

memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain.

3.     Plateu stage

Ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah mampu

menjadi ibu. Tahap ini membutuhkan waktu beberapa minggu dan ibu

akan melanjutkan sendiri.

4.     Disngagement

Merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada

tahapan ini peran sebagai orang tua belum jelas.

Reaksi umum pada kehamilan, biasanya swbagai berikut :

a.     Trimester I

Ambiven, takut, fantasi, khawatir

b.     Trimester II

Perasaan lebih enak, meningkatkannya kebutuhan untuk mempelajari

tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik,

pasif, introvert, kadang egosentrik dan self centered.

c.      Trimester III

Berperasaan aneh, semberono, jelek. Menjadi lebih introvert,

mereflesikan terhadap pengalaman masa kecil.

Tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu hamil :

Page 40: Teori Anemia

a.     Gambaran tentang idaman

Sebuah gambaran ideal/positif mengenai perempuan yang berhasil

melaksanakan perannya sebagai ibu yang baik. Seorang ibu muda

akan mempunyai seseorang yang dijadikannya contoh bagaimana

seharusnya menjadi seorang ibu.

b.     Gambaran tentang diri

Gambaran mengenai dirinya sendiri dihasilkan melalui pengalaman.

Gambaran diri seorang perempuan adalah bagaimana seorang

perempuan tersebut memandang dirinya, sebagai bagian dari

pengalaman diri, terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan.

c.      Gambaran tubuh

Perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan selama proses

kehamilan dan perubahan spesifik yang terjadi selama kehamilan serta

setelah melahirkan.

Tahap pelaksanaan peran menjadi seorang ibu :

a.     Taking on

Wanita meniru dan melakukan peran ibu, dikenal sebagi tahap meniru.

Dalam tahap taking on terdapat kegiatan mimicry (peniruan) yaitu

perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil dengan

cara melihat, mendengar dan melaksanakanpengalaman menjadi

seorang ibu. Misalnya : apa yang dilakukan saat persalinan atau

bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan role play

(mencoba bermain peran) yaitu menciptakan kondisi di masa yang

akan datang dengan sengaja, misalnya : berlatih merawat bayi dengan

menjadi pengasuh anak temannya atau mencoba menyuapi anak kecil.

b.     Taking in

Page 41: Teori Anemia

Taking in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya

meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan

dimasa yang akan datang, misalnya : akan seperti apa proses

persalinannya nanti atau baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti.

Dan kegiatan introjections, projection, dan rejection yang merupakan

tahap dimana perempuan menirukan model-model yang ada sesuai

dengan pendapatnya. Dalam tahap ini, bisa terjadi proses penerimaan

dan penolakan. Misalnya : saat ibu memandikan bayinya di rumah, dia

akan melakukannya berdasarkan apa yang dipelajari di rumah sakit

atau di tempat lainnya.

c.      Leting go

Merupakan fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan

aktivitas yang sudah dilaksanakannya. Perempuan tersebut

mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu dan menghilang tindakan

yang dia anggap sudah tidak tepat lagi.

Faktor-faktor yang memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa

menjadi orang tua pada masa postpartum adalah :

a.     Respon dan dukungan dari teman dan keluarga.

b.     Hubungan dari pengalaman melahirkan.

c.      Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu

(sebelumnya)

d.     Pengaruh budaya

2.     Rammona Mercer

Mercer merupakan seorang perawat yang sangat perhatian

terhadap proses persalinan. Dai adalah salah satu murid Reva Rubin

Page 42: Teori Anemia

yang telah menghasilkan banyak karya ilmiah. Sepanjang karirnya

selama 30 tahun, Mercer melakukan 2 penelitian penting yaitu efek

stress antepartum pada keluarga dan pelaksanaan ibu. Teori Mercer

lebih menekan pada stres antepartum dan mencapai peran ibu. Ia

mengidentifikasi seorang perempuan pada awal postpartum, yang

menunjukkan bahwa perempuan akan lebih mendekatkan diri pada

bayinya disbanding dengan melakukan tugas sebagai seorang ibu pada

umumnya.

            Efek stres anteparum

Tujuan:  Memberikan  dukunagn selama hamil untuk mengurangi

lemahnya lingkungan serta dukungan social dan kurangnya

kepercayaan diri.

Enam faktor yang mempunyai hubungan dengan status

kesehatan :

a.     Hubungan interpersonal

b.     Peran keluarga

c.      Stres antepartum, komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman

negative dari hidup

d.     Dukungan social

e.     Rasa percaya diri

f.       Gangguan rasa takut, depresi, dan keraguan

Selain itu, menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru

yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang

diri sendiri. Mencer melihat bahwa menjadi seorang ibu tidak hanya

pribadi perempuan yang menjadi ibu, tetapi dia juga melihat kesulitan-

kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan peran ibu. Oleh karena

Page 43: Teori Anemia

itu, peran dan partisipasi suami/pasangan sangat penting untuk

meyakinkan dan memberikan penghargaan untuk peran baru ini.

Penghargaan diri, status kesehatan, dan dukungan social diperkirakan

mempunyai efek langsung yang positif terhadap dan pengaruh negetif

terhadap fungsi keluarga. Hubungan ini dibuktikan dalam suatu

penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara stress

anteprtum dan hubungan/fungsi keluarga. Sampel penelitian yaitu ibu

hamil dengan resiko tinggi yang masuk rumah sakit dibandingkan

dengan ibu hamil dengan resiko rendah, usia kehamilan antara 24-34

minggu.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepadaa ibu dan

pasangannya. Hasil penelitiannya yaitu terdapat 6 variabel yang

terkait dengan fungsi keluarga :

a.        Stres antepartum yang disebabkan kombinasi dari peristiwa masa lalu

yang tidak menyenangkan dan risiko kehamilan.

b.       Dukungan sosial

c.        Harga diri

d.       Kontrol diri

e.        Kegelisahan

f.         Depresi

Hubungan antara ke 6 variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a.     Stres yang diakibatkan peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan,

dan risiko kehamilan diperkirakan memiliki efek negative terhadap

harga diri dan status kesehatan.

Page 44: Teori Anemia

b.     Harga diri, status kesehatan, dan dukungan sosial diperkirakan

memiliki efek yang positif terhadap kegelisahan dan depresi, yang

pada akhirnya memberi efek negative terhadap fungsi keluarga.

Pencapaian peran ibu

Empat langkah (tahapan) dalam peran untuk menjadi seorang ibu

adalah :

a.     Anticipatory

Suatu masa sebelum menjadi ibu, yang dimulai dengan penyesuaian

social dan psikologi terhadap peran barunya nanti, dengan

mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.

Contoh : Latihan memasak, belajat tentang ASI, belajar tentang

merawat anak, dll.

b.     Formal

Mulai dengan peran sesungguhnya sebagai seorang ibu, bimbingan

peran secara formal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

sistem perempuan dari wanita.

Contoh : Orang tua (ibu) mengajarkan cara perawatan bayi pada

anaknya (ibu muda)

c.      Informal

Saat perempuan telah mampu menemukan jalan yang unik dalam

melaksanakan peran barunya ini.

d.     Personal

Pencapaian peran ibu dengan baik tergantung dari diri sendiri. Mencer

melihat bahwa peran aktif seorang perempuan dalam percapaian peran

umumnya dimulai sejak bayi lahir, yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan

postpartum.

Page 45: Teori Anemia

Faktor-faktor yang memengaruhi perempuan dalam pencapaian

peran ibu yaitu :

a.     Faktor ibu

1)    Umur ibu pada waktu melahirkan anak pertama

2)    Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak pertama

3)    Memisahkan ibu dan anak secepatnya

4)    Stres sosial

5)    Dukungan sosial

6)    Konsep diri

7)    Kepribadian

8)    Perilaku

9)    Status kesehatan ibu

b.     Faktor bayi

1)    Temperamen

2)    Kesehatan bayi

c.      Faktor-faktor lain

1)    Latar belakang budaya

2)    Status perkawinan

3)    Status sosial ekonomi

Faktor-faktor pendukung pencapaian peran ibu :

a.     Emosional support

Perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya, dan mengerti.

b.     Informational support

Membantu individu untuk menolong dirinya sendiri, dengan

memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan

masalah situasi.

c.      Physical support

Page 46: Teori Anemia

Pertolongan langsung seperti membantu merawat bayi dan

memberikan dukungan dana.

d.     Appraisal support

Berupa informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan

bagaimana ia menampilkan dalam peran, sehingga memungkinkan

individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan

dengan penampilan orang lain.

3.     Ela Joy Lehrman

Dalam teori ini, Lehram menginginkan agar bidan mampu

melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada

perempuan hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.

Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan

antenatal yaitu :

1.     Asuhan yang berkesinambungan

2.     Keluarga sebagai pusat asuhan

3.     Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan

4.     Tidak ada intervensi dlam asuhan

5.     Fleksibilitas dalam asuhan

6.     Keterlibatan dalam asuhan

7.     Advokasi pada klien

8.     Waktu

Asuhan partisipasi

Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan

perencanaan pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian

Page 47: Teori Anemia

dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi

pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut jantung.

Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut

kemudian diujicobakan oleh Morten pada pasien post partum. Dari

hasil penerapan tersebut, Morten menambahkan 3 komponen lagi ke

dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :

1.     Teknik terpeutik

2.     Pemberdayaan

3.     Hubungan sesama      

Teknik terapeutik

Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses

perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif,

mangkaji, klarifikasi, humor, sikap yang tidak menuduh, pengakuan,

fasilitas, pemberian izin.

            Empowerment (pemberdayaan)

                        Sesuatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan;

bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan

kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai, dan

memberi dukungan.

Lateral relationship (hubungan sesama)

Menjalani hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka,

sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak

akrab ; misalnya sikap empati dan berbagi pengalaman.

4.     Ernestine Wiedenbach

Page 48: Teori Anemia

Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu

proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr.

Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara

induktif berdasarkan pengalaman  dan observasinya dalam praktik.

Konsep yang luas, menurut Wiedenbach yang nyata di temukan

dalam keperawatan, yaitu :

1.     The agent : perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain

2.     The recipient : wanita, keluarga, masyarakat

3.     The goal : goal dari intervensi (tujuan)

4.     The means : metode untuk mencapai tujuan

5.     The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial,

dan professional)

The agent (the midwife)

                        Wiedenbach mengutarakan empat konsep yang

memengaruhi praktik keperawatan yaitu filosofi, tujuan, praktik, dan

seni. Filosofi Wiedenbach tentang asuhan kebidanan dan tindakan

kebidanan dapat dilihat dalam uraiannya yang jelas pada perawatan

maternitas dimana ada kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk

mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu dan

ayah dalam persiapan menjadimorang tua.

The goal (purpose)

Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang

membutuhkan pertolongan. Sadari bahwa kebutuhan masing-masing

individu perlu diketahui sebelum menentukan tujuan. Bila kebutuhan

ini sudah diketahui, dapat diperkirakan tujuan yang akan dicapai

dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional, atau

Page 49: Teori Anemia

psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien,

bidan/perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta

pikirannya.

The recipient

Perempuan, menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak

mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan

bahwa recipient adalah individu yang berkompeten dan mampu

melakukan segalanya sendiri, sehingga bidan/perawat memberi

pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami lesulitah

dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

The means

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan terdiri dari empat

tahap, yaitu :

1.     Identifikasi kebutuhan klien

2.     Ministration : memberikan dukungan dalam mencari pertolongan

yang dibutuhkan

3.     Validation : mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan

bantuan yang dibutuhkan

4.     Coordination : koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan pasien

Untuk bisa membantu pasien, bidan/perawat harus memiliki :

1.     Pengetahuan, untuk bisa memahami kebutuhan pasien

2.     Penilaian, kemampuan pengambilan keputusan

3.     Keterampilan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasien

Page 50: Teori Anemia

Framework

Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi

dan professional.

5.      Jean Ball

(Teori kursi goyang = keseimbangan emosional ibu)

Tujuannya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi

keadaan emosi ibu dalam layanan maternitas. Psikologi dalam hal ini tidak

hanya pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir

dalam memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan,

persalinan, dan masa postpartum adalah masa untuk mengadopsi peran

baru.

                       

Hypotesa Ball :

             Respon emosional perempuan terhadap perubahan yang terjadi

bersama dengan kelahiran anak yang memengaruhi kepribadian seseorang

dan dengan dukungan yang berarti, mereka mendapatkan system keluarga

dan sosial.

Persiapan yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa postpartum akan

memengaruhi respon emsional perempuan dalam perubahan yang

dialaminya pada proses pelahiran anak.

  Terdapat tiga faktor yang memengaruhi keadaan emosional ibu saat

postpartum yaitu:

1.      Kepribadian ibu

2.      Dukungan dari keluarga/lingkungan social

3.      Layanan yang diberikan bidan

Kesejahteraan seseorang perempuan sangat tergantung pada

efektifitas 3 elemen tersebut. Bila semua faktor di atas positif, maka derajat

Page 51: Teori Anemia

emosional akan baik. Tetapi bila keadaan 3 faktor tersebut negatif, derajat

keadaan emosional buruk. Meski demikian, setiap faktor saling berinteraksi

satu sama lain. Jika kekurangan satu faktor diimbang denga kelebihan

faktor lain, keadaan emosi ibu manjadi akan menjadi baik. Ketiga faktor

tersebut digambarkan sebagai kursi goyang, dengan layanan maternitas

sebagai landasan dan tiang penyangganya adalah dukungan keluarga serta

kepribadian ibu. Kekokohan setiap elemen saling berkaitan satu sama lain.

    

Teori Jean Ball dalam konsep :

Women               :      Ball memutuskan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, sosial

dan psikologi seorang perempuan dalam proses melahirkan.

Health                 :      Merupakan pusat  dari model Jean Ball. Tujuan d ari postnatal care 

adalah  supaya perempuan mampu menjadi seorang ibu.

Environment      :      Lingkungan social dan organisasi dalam sistem dukungan asuhan post

natal.

Midwifery           :      Berdasarkan penelitian asuhan post natal, misalnya dikhawatirkan kurang

efektif karena kurangnya pengetahuan tentang kebidanan.

Self                      :      Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan adalah memberikan

dukungan dan membantu seorang perempuan untuk menjadi yakin dengan

perannya sebagai seorang ibu.

C.     Kesimpulan

Fungsi konsep adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena

yang diobservasinya, sedangkan teori adalah jalur logika atau penalaran

yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkannya. Ada beberapa teori

yang memengaruhi model kebidanan yaitu Teori Reva Rubin, Ramona T.

Mercer, Ernestine Wiedenbach, Ella Joy Lehrman, dan Jean Ball.

http://wulanendah58.blogspot.com/2012/08/teori-dan-model-konseptual-

asuhan.html

Page 52: Teori Anemia

MODEL DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT DOROTEA

OREM DAN VIRGINIA HANDERSON

Posted on 3 December 2012 by yantholife

0

MODEL DAN TEORI KEPERAWATAN

1. TEORI KEPERAWATAN MENURUT DOROTEA OREM2. DEVINISI

Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan- hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan keperawatan (Afaf Ibrahim Meleis, 1997).

Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan member solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan di berbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.

Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari.

Teori Dorothea Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik keperawatan dan penulis tertarik untuk menelaah teori ini, dimana ia hanya berfokus pada lingkup praktik keperawatan.

Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri klien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal. Orem mengembangkan tiga teori yang saling berhubungan yaitu teori “self care deficit”,teori self care, dan teori nursing system(Tomey). Tiga teori tersebut berfokus  pada peran manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka sendiri.

Page 53: Teori Anemia

1. Teori Self Care Deficit2. Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan

yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri.

1. Teori Self Care

Wang and Laffrey (2004, p. 123) menyatakan bahwa self care adalah fungsi regulasi manusia yang berdasarkan pada kemampuan individu untuk melakukan perawatan dirinya. Hal tersebut digambarkan dalam hubungan antara self care, self care agency dan therapeuthic demand (diri, maka defisit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien  untuk melakukan tugas perawatan dirinya self care : Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang mempunya potensi untuk berkembang, atau mengembsangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkunganl. Self care digunakan untuk mengontrol au faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi aktivitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berproses untuk mencapai kesejahteraannya. Self care agency agen perawan sendiri adalah kekuatan individi yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial operasi-operasi produksi untuk keperawatan mandiri. Ada 3 aspek yakni:

1. Agen (orang yang mengambil tindakan).2. Self care agent (penyedia perawatan mandiri).3. Dependent care agent (penyelenggara perawatan yang tidak mandiri)

Therapeutic Self Care Demands:

Tunutan perawatan diri harus seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu dilakukan upaya-upaya dengan cara menggunakan metode-metode untuk mengembalikan kemampuan tersebut

Nursing Agency :

Merupakan upaya keperawatan untuk dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan mencapai kemandirian yang dapat dilakukan dengan cara : mengenali kebutuhannya, memenuhi kebutuhan, melatih kemampuannya.

Contidioning factor :

Merupakan kondisi atau situasi di sekitar individu yang dapat mempengaruhi individu dalam memenuhi kebutuhan self care-nya.

Page 54: Teori Anemia

1. Teori Nursing System

Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendesain dan menyediakan perawatan yang mengatur kemampuan individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan diri (Kozier, Erb, & Blais, 1997 dalam Jean Bridge, Sally Cabell, and Brenda Herring, 2006). Sistem pelayanan yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan self care individu dan memberikannya secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan kemampuan :

1. Wholly compensatory nursing system Diberikan pada klien dengan ketergantungan tinggi, jika :

1. tidak mampu melakukan aktivitas, contoh :2. klien tak sadar3. tahu melakukan gerakan tapi tidak boleh ada gerakan, contoh pada

klien fraktur tulang belakang4. tidak mampu memberi alasan tindakan self care tapi bisa dengan

bimbingan,contoh pada :

retardasi mental

1. Partly comensatory nursing system diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan sebagian/parsial. Biasanya perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh klien, misalnya pada lansia.

2. Supportive educative nursing systemd iberikan dengan pemulihan/ketergantungan ringan. Memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi klien untuk melakukan self care.

HOLLY COMPENSATORY SYSTEM

Menyelesaikan therapeutik self care klien Kompensasi ketidakmampuan klien dalam memenuhi self care Mendukung dan melindungi klien.

PARTLY COMPENSATORY SYSTEM

Menjalankan beberapa kegiatan self care Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcareMembantu klien sesuai kebutuhan Tindakan SUPPORTIVE  - EDUCATIVE SYSTEM

Kebutuhan self care menurut Orem Terdapat tiga tipe kebutuhan self care menurut Orem yaitu kebutuhan universal dan perkembangan perawatan diri/self care serta penyimpangan kesehatan.

Kebutuhan universal self care

Menyeimbangkan pemasukan udara, air, dan makanan.

Page 55: Teori Anemia

Pembekalan perawatan berhubungan dengan proses eliminasi dan eksresi. Mencapai keseimbangan antara aktivitas dan istirahat Menghindari risiko-risiko yang membahayakan bagi kehidupan, peran dan

tercapainyakesejahteraan

Meningkatkan fungsi/peran dan perkembangan dalam kelompok sosial berdasarkanpotensi manusia, batasan-batasan, dan keinginan manusia untuk menjadi normal(Orem, 1985 dalam Meleis, 1997).

Kebutuhan perkembangan/kemajuan self care

Menyeimbangkan kondisi kehidupan yang mendukung proses kehidupan dan perkembangan, dimana manusia berproses menuju tingkat yang lebih tinggi dan menjadi matang.

Pembekalan keperawatan ditujukan untuk mencegah terjadinya kehilangan kondisi/faktor yang mendukung perkembangan manusia.Kebutuhan self care deviasi/penyimpangan kesehatan.

Menjaga individu dari kondisi lingkungan fisik maupun biologis yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit dan menimbulkan kesadaran terhadap efek dari kondisi patologik.

Secara efektif mengembalikan individu dari kondisi patologis seperti deformitas atau abnormalitas dimanai perawat berupaya mengkompensasi gangguan yang terjadi.

Memodifikasi konsep diri dan gambaran diri pada seseorang dalam menerima kesehatan dan perawatan kesehatan.

Mempelajari efek dari kondisi patologi dan penangan yang mungkin digunakan untuk mengembangkan kemampuan individu.

D. Proses Keperawatan Menurut Teori Orem

Proses keperawatan menurut Orem terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,rencana tindakan dengan rasional ilmiah, implementasi dan evaluasi.

PengkajianPengkajian diarahkan pada factor personal, universal self care, defelopmental self care,health deviation, self care defisit.

Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien.

Perencanaan

Tujuan : dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand danmeningkatkan kemampuan self care.

Page 56: Teori Anemia

Membuat nursing system : Wholly compensatory, Partly  compensatory, atau supportive.educative.Membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.

PelaksanaanDiarahkan untuk meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care,dan menurunkan self care deficitnya

EvaluasiMenilai keefektifan tindakan perawatan dalam : meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya.

Tahap Pertama – pengumpulan data pada 6 area yaitu : status kesehatan individu; persepsi dokter tentang status kesehatan individu; persepsi individu tentang kesehatannya sendiri; tujuan kesehatan dalam konteks latar belakang kehidupan individu, gaya hidup, dan status kesehatannya; kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care; kapasitas individu untuk melakukan self care.Tahap kedua : perawat menentukan tingkat ketergantungan individu, dimana perawatdapat menetapkan apa yang akan dilakukan untu membantu individu/klien.Tahap ketiga : melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pada komponen diagnosekeperawatan. selanjutnya melakukan evaluasi tingkat keberhasilan perawatan

 

 

 

1. 2.      TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HANDERSON

A. DEFINISI

Keperawatan menurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari Keperawatan untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien sembuh atau meninggal dengan tenang. Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar.

Dari referensi tersebut asumsi dari individu yaitu :

1. Individu perlu mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional2. Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan

kemandirian atau meninggal dengan damai

Page 57: Teori Anemia

3. Individu membutuhkan kekuatan yang diperlukan, keinginan atau pengetahuan untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan.

Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary atau emplementary).Perawat sebagai partner penolong pasien dan kalau perlu sebagai pengganti pasien.Focus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam makan, bernafas normal.

Tempat memenuhi kebutuhan dasar: bergerak dengan mempertahankan, eliminasi sampah tubuh, minum adequate merubah dengan yang cocok. Tidur dan istirahat, posisi yang diinginkan, mempertahankan temperature tubuh dalam rentang normal dengan mengatur menjaga tubuh, pakaian dan mendidik lingkungan.

1. 1.      Holisme.

Model perawat yang dijelaskan oleh Virginia handerson adalah model konsep aktifitas sehari-hari dengan mengambarkan gambaran fungsi utama perawat yaitu menolong orang yang sakit/sehat dalam usaha menjaga kesehatan atau menghadapi kematian dengan tenang.

Teori Henderson berfokus pada individu berdasarkan pandangan, yaitu jasmani(body) dan rohani (mind) yang tidak dapat dipisahkan.

Menurut Henderson manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama.Kebutuhan – kebutuhan individu tercermin dalam 14 komponen asuhan Keperawatan dasar (basic nursing care):

1).   bernafas dengan normal,

2).   nutrisi,

3).   eliminasi,

4).   gerak dan keseimbangan tubuh,

5).   istirahat tidur,

6).   berpakain,

7).   mempertahankan sirkulasi,

8).   personal hygiene,

9).   rasa aman dan nyaman,

10).   berkomunikasi,

Page 58: Teori Anemia

11).   kebutuhan spiritual,

12).   kebutuhan rekreasi,

13).   kebutuhan bekerja,

14).   kebutuhan bermain dan rekreasi dan kebutuhan belajar.

Pemahaman konsep teori Keperawatan Henderson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya, diantaranya:

1. Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan.

2. Dalam melaksanakn ADL individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi dewasa yang di pengaruhi oleh pola asuh,lingkungan dan kesehatan.

3. Dalam melaksanakan ADL individu di kelompokkan menjadi : terhambat dalam melakukan aktifitas,belum dapat melakukan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas.

2. Caring.

Caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri.

Tujuan asumsi mendasari konsep caring

1. Caring hanya hanya efektif bila diperlihatkan dan dipraktikan secara interpersonal.

2. Caring terdiri dari karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuha manusia atau klien.

3. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang yang tidak hanya

saat itu juga namun juga mempengruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya.

5. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

6. Caring merupakan inti dari Keperawatan.

1. Caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai prilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dalam membantu klien yang sakit.

            3. Humanisme.

Orang humanis yang meyakini kebaikan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen dalam bekerja untuk kemanusiaan.

Page 59: Teori Anemia

Contoh prilaku yang manusiawi adalah empaty,simpaty,terharu dan menghargai kehidupan.

Dalam Keperawatan humanism merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan bio, psiko, sosio, cultural.

Perawat yang mengunakan pendekatan humanism dalam prakteknya memperhitungkan semua yang di ketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran,perasaan,nilai-nilai, pengalaman dalam dunia keperawatan.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan.

Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem lebih menekankan pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya tanpa ada ketergantungan dengan orang lain (mandiri).

2. Model konseptual yang dikembangkan oleh Orem terdiri dari tiga yaitu theory deficit self care, theory self caredan nursing system.

3. Ada tiga tingkatan kemampuan individu untuk mememnuhi kebutuhan self care-nya yaitu :

wholly compensatory nursing system, Partly comensatory nursing system, Supportive educative nursing system.

1. Proses keperawatan menurut Orem yaitu melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus melalui analisis data, mendesain sistem keperawatan dengan menentukan tingkat ketergantungan dan menetapkan diagnosa keperawatan; perencanaan untuk pemberian asuhan perawatan dan evaluasi untuk pengontrolan.

2. Proses keperawatan menurut Henderson  yaitu melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus melalui analisis data, mendesain sistem keperawatan dengan menentukan tingkat ketergantungan dan menetapkan diagnosa keperawatan; perencanaan untuk pemberian asuhan perawatan dan evaluasi untuk pengontrolan

Teori model dan konsep yang dikemukakan oleh Orem dan henderson memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan untuk perkembangan teori menjadi lebih baik dan bisa secara luas diaplikasikan di berbagai area keperawatan.

http://yantholife.wordpress.com/2012/12/03/model-dan-teori-keperawatan-

menurut-dorotea-orem-dan-virginia-handerson/

Page 60: Teori Anemia

Teori BLUM tentang kesehatan masyarakat

I Putu Arya Ramadhan on 1 June 2012 — 2 Comments

Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya

2. Perilaku

Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.

3. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.

4. Keturunan

Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronehial.

Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan, yaitu:

Page 61: Teori Anemia

1. Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua.

2. Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari masyarakat.

3. Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.

4. Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit.

5. Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.

6. Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.

7. Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem.

8. Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya, keluarga, komunitas dan bangsanya.

9. Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap sesamanya.

10. Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial.

11. External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi.

12. Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/teori-blum-tentang-kesehatan-

masyarakat/