repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL...

184
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU (STUDI KASUS PEMBERDAYAAN PERAJIN TENUN SONGKET KHAS MELAYU WINDA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.) Oleh : Nurul Andani NIM : 1113054000033 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI

DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU

(STUDI KASUS PEMBERDAYAAN PERAJIN

TENUN SONGKET KHAS MELAYU WINDA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.)

Oleh :

Nurul Andani

NIM : 1113054000033

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

i

ABSTRAK

NURUL ANDANI

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Di Kelurahan Maharatu,

Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru (Studi Kasus Pemberdayaan

Perajin Tenun Songket Khas Melayu Winda).

UMKM memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi. Dengan

adanya keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kelurahan

Maharatu, ternyata UMKM tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan serta

dapat meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat. Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda yang terletak di Kelurahan Maharatu Kecamatan, Marpoyan

Damai, Pekanbaru, yang bergerak dibidang pembuatan kain tenun songket melayu

dikatagorikan cukup mampu meningkatkan keberdayaan ekonomi pada individu

ataupun keluarga pengrajin melalui kontribusinya terhadap UMKM tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemberdayaan

yang dilakukan oleh Tenun Songket Khas Melayu Winda, mengetahui faktor

penghambat serta pendukung yang didapat oleh Tenun Songket Khas Melayu

Winda dalam proses pemberdayaan, serta untuk mengetahui hasil yang diperoleh

oleh pengrajin tenun serta masyarakat sekitar dari pemberdayaan yang dilakukan

oleh usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda di Kelurahan Maharatu,

Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Dengan perumusan masalah (1)

bagaimanakah proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda terhadap pengrajin tenun? (2) apa factor yang menjadikan

penghambat serta pendukung dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda? Serta (3) apa hasil yang diperoleh oleh

pengrajin tenun dari Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?.

Metodologi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Dengan analisis deskriptif yang didapatkan dari data-data yang telah

berhasil diolah secara sistematis baik berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari

orang yang dapat diamati. Subyek penelitian ini adalah pelaku dari Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda.

Hasil studi menemukan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda yang berfokus pada pemberdayaan

perempuan terlihat bahwa enabling (pemungkinan), empower (penguatan), dan

supporting (penyokong) dapat meningkatkan kualitas para pengrajin dari segi

pelatihan, pengetahuan, motivasi dan cukup mampu meningkatkan keberdayaan

ekonomi pada individu ataupun keluarga pengrajin tenun. Selain itu faktor yang

menjadi penghambat dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda berasal dari bahan baku.

Key Word: Pemberdayaan, Pengarjin Tenun Songket, UMKM

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur selalu panjatkan kehadirat Allah SWT atas

berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul

“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Di Kelurahan Maharatu,

Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru (Studi Kasus Pemberdayaan Perajin

Tenun Songket Khas Melayu Winda)”.dapat diselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Junjungan Nabi

Muhammad SAW, yang telah merubah zaman jahiliyah menjadi zaman penuh

ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi

tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada Ibu Rosita Tandos, M. A, M. ComDev selaku pembimbing

yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat

berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh sadar

dan ketulusan pula kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

iii

2. Bapak Suparto M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Konumikasi, Ibu Dr. Hj. Roudhonah M. Ag

selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam dan sekaligus pembimbing akademik, serta Bapak Drs. M. Hudri.

M.Ag, selaku Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, terima

kasih atas segala ilmu dan motivasi yang telah diberikan selama masa studi di

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

4. Segenap dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan seluruh Civitas

Akademik yang telah memberi wawasan keilmuan dan membimbing penulis

selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ny. Winda Wati Azman selaku Pemilik Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda yang telah memberi izin dan informasi. Semoga kepemimpinan Ibu

selalu diberkahi Allah SWT.

6. Mama tercinta Hj. Eda Gusma dan Hj. Netriyu Koto, yang selalu tulus ikhlas

mendoakan penulis sehingga lancar dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga

setiap doa dan pengorbanan mendapat belasan berlipat dari Allah SWT.

Amiin.

7. Papa tercinta (Alm) H. Saukani dan Drs. H. Asril, yang selalu memberi

dukungan materi maupun moril semasa beliau hidup, serta memberi motivasi

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

iv

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga beliau ditempatkan

di Jannah. Amiin.

8. Seluruh Pengrajin Tenun Songket di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda. Terimakasih atas semua pelayanan dan pertisipasinya kepada penulis

selama melakukan penelitian. Semoga semua amal kebaikan dilipatgandakan

Allah SWT.

9. Kawan-kawan Seperjuangan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam angkatan 2013 dan Kakak serta Adik kelas semua yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti

perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

10. Kepada Kakak tersayang Ditha Septiandani, Adik-Adik Tercinta Muhammad

Luthfi, Nurhasna Febriana, Nurhasni Febriani yang selalu memberi motivasi

dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Kawan-kawan seperjuangan, Deba Hibatullah, Nur Syamsiyah, Syeli

Santriawati S. Ked, Cut Helena, Tascya Lexnarita, Dzakiyyah, Linda Fazria,

Jamillah, Mir‟atun nisa, Sarah Fauziah Audina, Aulia Ulfa, dan Abdul

Rahman yang telah mendukung penulis menyelesaikan skripsi.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran

dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 21 September 2017

Nurul Andani

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

E. Metodologi Penelitian ................................................................................ 7

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 15

G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 24

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan .......................................................................................... 27

1. Definisi Pemberdayaan...................................................................... 27

2. Pemberdayaan Sebagai Proses .......................................................... 30

B. Pemberdayaan Perempuan ....................................................................... 34

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

vi

C. Pemberdayaan Ekonomi ........................................................................... 35

1. Definisi Ekonomi .............................................................................. 35

2. Pemberdayaan Berbasis Ekonomi ..................................................... 36

3. Indikator keberdayaan Ekonomi ....................................................... 39

D. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ................................................. 40

1. Definisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ............................ 40

2. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ............................ 42

3. Jenis-Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ....................... 44

4. UMKM SebagaiFasilitasPemberdayaan ........................................... 45

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambara Umum Usaha Tenun Songket Kas Melayu Winda Di Kelurahan

Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru ................................................. 47

1. Profil dan Sejarah Berdirinya Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda ................................................................................................. 47

2. Visi dan Misi Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda ................ 49

3. Modal/PendanaanUsaha Tenun Songket Khas Melayu Winda ......... 50

4. Proses Produksi Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda ............ 50

5. Pemasaran Hasil Produk Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

……………………………………………………………………..... 52

B. Letak Geografis Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda ............... 53

1. Letak dan Batas Wilayah ................................................................... 53

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA HASIL LAPANGAN

A. Proses Pemberdayaan Yang Dilakukakan Oleh Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda ............................................................................. 56

1. Pemungkinan Dalam Proses Pemberdayaan ..................................... 59

2. Penguatan Dalam Proses Pemberdayaan .......................................... 65

3. Penyokongan Dalam Proses Pemberdayaan ..................................... 70

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

vii

B. Faktor-Faktor Yang Menjadikan Penghambat Serta Pendukung Dalam

Pemberdayaan ........................................................................................ 78

C. Hasil Yang Diperoleh Para Pengrajin Tenun Dari Pemberdayaan Yang

Dilakukan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda ......................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 92

B. Saran ................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Informan ................................................................................................. 11

Tabel 2 Data Kependudukan Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai,

Pekanbaru................................................................................................ 55

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru

............................................................................................................................... 54

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah sosial merupakan permasalahan yang sering muncul

dikehidupan bermasyarakat. Masalah sosial juga merupakan suatu

fenomena yang memiliki berbagai macam dimensi. Dengan berbagai

macam dimensi permasalahan sosial, hal tersebut sering dijadikan suatu

objek penelitian untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Namun, hingga

saat ini permasalahan tersebut tak kunjung usai.

Pada umumnya masalah sosial sering ditafsirkan sebagai suatu

kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian warga bermasyarakat.1

Salah satu masalah sosial yang sering ditemukan di masyarakat yaitu

masalah kemiskinan. Kemiskinan adalah sebuah fenomena yang

memiliki multidimensi. Kondisi ini bukan hanya disebabkan oleh

hambatan ekonomi saja, akan tetapi aspek sosial, politik dan budaya

bisa menjadi salah satu penyebab dari kemiskinan2. Badan pusat

statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada

bulan September 2016 mencapai 27,76 juta orang atau sekitar 10,70

persen dari penduduk Indonesia. Persentase tersebut mengalami

1 Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya (Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar,

2008) hal. 1 2 Sri Harini, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Dalam Model-Model

Kesejahteraan Sosial Islam Perspektif Filosofis dan Praktis (Yogyakarta: PT LKIS 2007) hal. 110

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

2

pengurangan jika dibandingkan dengan kondisi maret 2016 sebesar

28,01 juta orang atau 10,86 persen.3

Menurut Gunawan Sumodiningrat, penyebab kemiskinan dapat

dilihat dari beberapa aspek diantaranya: (1) rendahnya kualitas sumber

daya manusia, baik secara motivasi maupun penguasaan manajemen dan

teknologi, (2) kelembagaan yang belum mampu menjalankan dan

mengawal pelaksanaan pembangunan, (3) sarana dan prasaranan yang

belum merata, (4) minimnya modal, (5) serta berbelitnya prosedur dan

peraturan yang ada di pemerintahan.4

Menurut peneliti dari kelima penjabaran di atas, hal paling tersulit

untuk diselesaikan adalah terkait kualitas sumber daya manusia. Untuk

menyelesaikan masalah tersebut, salah satu metode untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dengan cara melakukan pemberdayaan

masyarakat, seperti yang dilakukan oleh beberapa Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) di kota Pekanbaru.

Pada saat ini kaum perempuan tidak hanya beraktifitas di ranah

domestik saja, akan tetapi kaum perempuan juga telah berkecimpung di

ranah publik. Sejak abad ke-18 gerakan sosial feminisme telah di suarakan

sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan dari gerakan tersebut

menjadi suatu langkah bagi kaum perempuan untuk terus berkreatifitas.

Paradigma terkait peranan perempuan telah berubah di masyarakat

khususnya di kota-kota besar.

3Http://Setkab.Go.Id/bps-per-September-2016-jumlah-penduduk-miskin-Indonesia.

(Diakses pada tanggal 16 februari 2017 pukul 11.25 WIB) 4 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial Kajian Ringkas Tentang Pembangunan

Manusia, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara), hal. 8

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

3

Peran wanita dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi menjadi suatu

keharusan, akibat semakin terdesaknya kebutuhan hidup. Sulitnya keadaan

ekonomi seringkali memaksa anggota keluarga khususnya perempuan

untuk membantu menambah pemasukan dana dalam keluarganya. Hal ini

terlihat jelas pada keluarga yang ekonominya rendah. Namun tidak semua

keluarga yang ekonominya rendah saja para perempuan membantu

keluarganya untuk menambah pemasukan dana dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Dibeberapa aspek keluarga yang ekonominya menengah

ke atas-pun juga turut serta berkecimpung dalam pasar ekonomi sebagai

refleksi kondisi social-ekonomi bisa juga diartikan sebagai suatu motif

intrinsik (yang datang dari dalam dirinya) yaitu menunjukan eksistensinya

sebagai manusia yang mampu hidup mandiri di dalam keluarga maupun di

dalam kehidupan masyarakat.5

Kota Pekanbaru merupakan kota terbesar yang ada di Provinsi Riau.

Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota

dengan tingkat pertumbuhan migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Dengan

tingginya tingkat pertumbuhan migrasi dan urbanisasi, Kota Pekanbaru

menjadi pusat perputaran ekonomi yang ada di Provinsi Riau. Laju

Pertumbuhan ekonomi menjadikan masyarakat Kota Pekanbaru dituntut

harus meningkatkan keberdayaannya agar dapat menjadi masyarakat yang

sejahtera.

Kelurahan Maharatu merupakan salah satu kelurahan yang ada di

kota Pekanbaru, di Kelurahan tersebut terdapat sebuah Usaha Mikro, Kecil

5 Kris Budiman, Feminografi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1999), hal. 96.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

4

dan Menengah (UMKM) yang memiliki tujuan membantu masyarakat

Provinsi Riau khususnya perempuan dalam meningkatkan keberdayaan

ekonomi. Dengan adanya UMKM tersebut ternyata cukup mampu

membantu masyarakat kelurahan Maharatu dan masyarakat dari berbagai

daerah di Provinsi Riau dalam menyediakan lapangan kerja dengan tujuan

untuk meningkatkan keberdayaan ekonomi.

Eksistensi dari UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda telah

mencapai Asia Tenggara6. Hal ini membuktikan bahwa UMKM memiliki

peran penting dalam pembangunan ekonomi. Dengan adanya keberadaan

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kelurahan Maharatu,

ternyata UMKM tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan serta dapat

meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan demikian,

berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas penulis ingin

mengetahui lebih dalam terkait kegiatan pemberdayaan berbasis ekonomi

yang dilakukan oleh UMKM Tenun Songket Khas Melayu, di Kelurahan

Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian skripsi yang

berjudul: “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Di

Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru

(Studi Kasus Pemberdayaan Perajin Tenun Songket Khas Melayu

Winda)”.

6 http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/05/03/news-video-tenun-songket-melayu-riau-

mendunia (Diakses tanggal 7 Oktober 2017, pukul 14:59)

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

5

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Karena demikian luasnya permasalahan yang terdapat dalam

kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda ini, maka penulis membatasi penelitian ini pada

ruang lingkup pemberdayaan perempuan yang berfokus pada proses

pemberdayaan pengrajin tenun di usaha tersebut, faktor-faktor yang

menjadi penghambat dan pendukung dalam pemberdayaan, serta hasil

yang diperoleh dari pemberdayaan tersebut.

2. Rumusan Masalah

Setelah membatasi masalah di atas, maka perumusan masalah

tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda terhadap pengrajin tenun?

b. Apa faktor yang menjadikan penghambat serta pendukung dalam

pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

c. Apa hasil yang diperoleh oleh pengrajin tenun dari Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

6

1. Untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

Tenun Songket Khas Melayu Winda di Kelurahan Maharatu,

Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat serta pendukung yang

didapat oleh Tenun Songket Khas Melayu Winda dalam proses

pemberdayaan.

3. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh pengrajin tenun serta

masyarakat sekitar dari pemberdayaan yang dilakukan oleh usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda di Kelurahan Maharatu,

Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan penelitian ini diharapkan memiliki

manfaat baik secara akademik maupun praktik:

1. Manfaat Akademik

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kekayaan

wacana mengenai pemberdayaan masyarakat bagi jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Selain itu, diharapkan

penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti

dan pembaca tentang proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

Tenun Winda serta memberikan informasi kepada pembaca bahwa

pemberdayaan dapat dilaksanakan melalu kegiatan-kegiatan yang

sederhana.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

7

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Pemerintah Provins Riau pada umumnya dan Pemerintah Kota

Pekanbaru khususnya dalam mengevaluasi adanya usaha kerajinan

yang diterapkan di Kelurahan Maharatu terhadap tingkat

keberhasilannya dalam mengurangi kemiskinan.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui

sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan

metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat

dalam penelitian.7

Untuk memperoleh data peniliti menggunakan metodologi

penelitian kualitatif, sebagai penelitian lapangan yang bermaksud

untuk memahami fenomena apa yang dialami masyarakat

(Pemerintah, pengelola), misalnya perilaku, presepsi, motivasi,

tindakan dan lain sebagainya dengan cara mendeskripsikan dalam

bentuk kata-kata bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.8

7 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), hal. 41. 8Winarno Surakhmad, Pengantar penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1982) h. 28

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

8

Di dalam buku Lexy J. Moleong yang berjudul Metodologi

Penelitian Kualitatif, ia mengutip pernyataan Bogdan dan Taylor

bahwa metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan

pada latar dan individu tersebut secara utuh.9

Dalam pendekatan kualitatif penulis menghimpun data,

mengolah, menganalisis, dan menafsirkan secara mendetail.10

Jadi,

dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih

tepat dengan objek yang diamati oleh peneliti, dimana peneliti tidak

hanya meneliti bentuk partisipasi objek tetapi peneliti juga meneliti

perilaku objek terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Macam dan Sumber Data.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua

macam, yaitu data primer dan data data sekunder.

a. Data primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

objek penelitian yaitu pemilik Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda, pengrajin tenun songket melayu winda serta orang-orang

9Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1991), hal. 3 10

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997), hal. 21.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

9

yang dapat menjadi sumber informasi dan dapat memberikan data

yang sesuai dengan masalah yang diteliti.11

b. Data Sekunder

Data-data yang peneliti kumpulkan dari catatan-catatan di

lapangan dan data-data pelengkap lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, penulis mengaggap teknik yang

penulis lakukan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu

berupa pengumpulan data dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan

gambar.12

Dalam penelitian penulis melakukan teknik pengumpulan

data melalui:

a. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan

mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung di

lapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta mencatat

fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar

aspek dalam fenomena tersebut13

.

Dalam observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengamatan langsung kepada suatu obyek yang diteliti. Observasi

digunakan untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat,

11

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Linnya (Jakarta: Kencana ,2007), hal. 68 12

Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, ( Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), hal. 40 13

Indriati Yulistiani, Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, ( Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001), hal. 16

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

10

kegiatan pemberdayaan serta pengaruh-pengaruh pemberdayaan

terhadap perajin Tenun Songket Winda Pekanbaru.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan suatu alat

pengumpulan informasi secara langsung tentang beberapa jenis

data14

. Penulis menggunakan wawancara purposive sampling yaitu

penulis mewawancarai sampel dari suatu kelompok yang diteliti.

Dalam purposive sampling tidak ada kriteria baku mengenai berapa

jumlah informan. Purposive sampling termasuk satu dari beberapa

jenis pengambilan sample non-probabilitas (nonprobability

sampling) yang biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif15

.

Penulis dalam wawancara ini untuk memperoleh data melalui

informasi yang didengar, yang sebelumnya ditayakan terlebih

dahulu kepada informan, berkaitan dengan masalah penelitian.

Sehingga dapat menemukan data atau keterangan mengenai proses

pemberdayaan yang ada di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda dengan cara tanya-jawab secara langsung terhadap pekerja

tenun, dan pemilik tenun. Ada pun yang menjadi Informan dalam

penelitian ini adalah:

14

Sutrisno Hadi, Metodology Reseach (Yogyakarta: Andi Offiset, 1989), hal. 49 15

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 187

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

11

Tabel 1

Informan

No Penentuan

Informan Nama Informasi Yang Dicari

Teknik

Pengumpulan

Data

1 Pemilik Usaha/

Pembimbing

Winda Wati

Azman

Profil Usaha, Seputar

Produk Tenun, Seputar

Karyawan, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

2 Pengrajin Tenun Jumita

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

3 Pengrajin Tenun Roly Paslah

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

4 Pengrajin Tenun Tania Hermawati

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

5 Pengrajin Tenun R. Yusmi

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

6 Pengrajin Tenun Ayu

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

7 Pengrajin Tenun Mona Lisa

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

8 Pengrajin Tenun Icha Yulis

Islamiyah

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

9 Pengrajin Tenun Yulinza Putri

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

10 Pengrajin Tenun Dewi Kurnia

Sari

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

11 Pengrajin Tenun Henny Anggraini

Seputar Pekerjaan, Seputar

Kehidupan Pribadi, Seputar

Pemberdayaan

Wawancara

Sumber data dari: hasil penentuan informan berdasarkan teknik purposive sampling

c. Studi Dokumen

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

12

Studi Dokumen biasanya digunakan untuk memperoleh data

yang tidak didapat oleh wawancara atau pengamatan, tetapi hanya

diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan

menelaah buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet16

dan sumber

lain yang berkaitan denganan proses pemberdayaan Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda dalam peningkata kesejahteraan

ekonomi masyarakat.

4. Teknik Analisis Data

Nasir mengemukakan analisa data merupakan bagian yang

sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisa data

tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan

masalah penelitian17

. Menurut Lexy J. Moleong bahwa analisis lebih

kepada pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah

dikumpulkan, kemudia di kelompokkan. Jadi teori disini dari bawah

ke atas, yaitu sejumlah bagian yang banyak data yang di kumpulkan

dan saling berhubungan18

.

Dalam menganalisa data penelitian ini, penulis menggunakan

analisis deskriptif, dengan menggunakan proses induktif, menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data dengan hasil

yang diperoleh pengamatan penulis secara langsung di lapangan. Pada

saat menganalisa data observasi, penulis menginterpretasikan catatan

16

Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), hal. 34. 17

Moh. Nasir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghaila Indonesia, 1993), hal. 405 18

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Reamaj Rosda Karya,

2007), hal. 247

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

13

lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah itu peneliti

menganalisa kategori-kategorinya.

5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan dan validitas data dalam rangka

penelitian, tentunya diperlukan teknik pemeriksaan data guna menjaga

keabsahan data da validitas data. Dalam hal ini peneliti menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut19

:

a. Kredibilitas

Derajat kepercayaan atau kredibilitas menggunakan teknik

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara.

2. Membandingkan dengan keadaan dan perspektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan data dokumen

yang berkaitan, masalah yang diajukan penelitian

pemanfaatan dokumen atau data sebagai bahan

perbandingan20

b. Kriteria Kepastian

19

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Reamaj Rosda Karya,

2007), hal. 124 20

Farida Yusuf Taybnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 116

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

14

Scriven mengutarakan bahwa masih banyak unsur kualitas

yang melekat pada konsep objektif, dalam hal ini dapat digali dari

pengertian bahwa sesuatu objektif berarti dapat dipercaya, faktual,

dan dapat dipastikan. Dari sisi peneliti dapat membuktikan bahwa

data-data ini terpercaya. Kepercayaan ini didasarkan pada hasil

data-data yang dapat diperoleh dari hasil rekaman wawancara

terhadap subyek penelitian21

.

6. Instrumen dan Alat Bantu

Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

manusia (peneliti) itu sendiri. Disini peneliti harus berperan aktif

terhadap suatu masalah yang akan diteliti di lapangan. Pengertian

instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segala

dari keseluruhan proses penelitian22

.

Dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan

belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah penulis

sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas,

maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian

sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara.23

21

Farida Yusuf Taybnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 166 22

Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2007), hal. 168.

23

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-2, hal. 60.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

15

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber utama dicatat

melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes,

pengambilan foto atau film24

. Pada penelitian ini, peneliti dibekali

dengan beberapa alat sebagai pembantu catatan dan ingatan, seperti

alat-alat tulis, kamera, dan perekam suara.

7. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda di Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai,

Pekanbaru. Sedangkan waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan,

terhitung sejak Maret 2017 hingga Juli 2017.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas perpustakaan (literature)

yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada

penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk

membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan

untuk penulisan skripsi ini, terkait dengan memilih metode penelitian,

melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi dalam

pembahasan25

.

24 Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), cet-22, hal. 15. 25

Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesisi dan Disertasi),

(Jakarta: Center for Quality Developmet And Assurance), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007),

hal. 20

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

16

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan

penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya sebagai suatu karya ilmiah,

maka langkah awal yang peneliti tempuk adalah merangkai terlebih dahulu

beberapa karya tulis penelitian yang memiliki tema yang sama dengan

yang akan peneliti teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat

diketahui bahwa apa yang peneliti teliti sekarang tidak sama dengan

peneliti sebelumnya.

Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan

peneliti akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang

memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti, anatara lain:

1. Dalam tinjauan pustaka yang digunakan oleh peneliti, salah satu

skripsi yang ditemukan bahwa skripsi tersebut membahas

mengenai peran pemberdayaan yang dilakukan oleh pengusaha

tempe. Berdasarkan temuan lapangan yang demikian di analisis

bahwa pengusaha tempe memberikan ilmu dan keterampilan

kepada warga yang membutukan di RT 16 RW 09 Kelurahan

Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, serta membantu

memberikan pekerjaan kepada warga yang membutuhkan dengan

tujuan dapat mengeluarkan warga dari garis kemiskinan. Dari

temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengusaha tempe

melakukan praktik pemberdayaan dalam usaha yang ia jalani26

.

26 Nurmah, Peran Pengusaha Pembuatan Tempe Dalam Pemberdayaan Masyarakat

(Studi Kasus di RT 16 RW 09 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan), (Jakarta:

Skripsi Mahasiswi program studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013)

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

17

2. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi

tersebut membahas mengenai pemberdayaan ekonomi dan

evaluasinya terhadap keluarga yang dilakukan oleh UPPKS Cut

Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tanggerang

Selatan. Temuan lapangan yang dikaitkan dengan teori

menumbuhkan sebuah analisis, skrispi tersebut membahas terkait

program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan pada tahapan

dari perencanaan program, pengorganisasian, serta pelaksanaan

kegiatan oleh UPPKS untuk masyarakat agar tepat guna. Serta

pelaksanaan evaluasi yang membahas hambatan dalam

permodalan, serta pemasaran produk yang terbatas.27

3. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit

Pamulang Indah dan kontribusi Bank Sampah terhadap

kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit Pamulang Indah

cukup signifikan. Program ini telah berhasil memproduksi

sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan

kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di

Perumahan Bukit Pamulang Indah dan dengan kegiatan Bank

Sampah ini menjadi icon Tangerang Selatan dalam penanganan

masalah lingkungan, sehingga berpengaruh besar terhadap warga

dan pihak institusi itu sendiri. Penelitian ini menggunakan

27 Erna Milana, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok UPPKS Cut

Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tanggerang Selatan), (Jakarta: Mahasiswi

program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012)

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

18

metodologi kualitatif. Yaitu pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen dimana peneliti ikut berperan aktif dalam

melakukan kegiatan Bank Sampah Melati Bersih, guna untuk

melihat sejauh mana partisipasi, kesadaran masyarakat

perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 dalam

melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik, juga

mengajak masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.28

4. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa yang berhubungan dengan program simpan

pinjam adalah dari proses pemberdayaan baik dari pihak BMT

maupun dari pihak nasabah itu sendiri. Adapun perubahan yang

telah dialami oleh para nasabah yang ikut serta dalam program

ini yaitu penghasilan yang mereka dapat telah mengalami

perubahan, bahkan bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari

melainkan untuk yang lainnya pun sudah terpenuhi. Terkait

dengan proses yang diberikan oleh BMT yaitu BMT terjun

langsung dalam menangani masalah yang ada dari para pedagang

yang ada dipasar Leuwi. Liang, selain itu BMT juga ada

pembinan mengenai BMT itu sendiri, karena masih ada

masyarakat yang belum mengerti apa gunanya dari BMT itu

selain untuk nabung dan simpan pinjam. Dengan demikian,

28 Bunga Nur Mawaddah Nasution, Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan

Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan, ( Jakarta:

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2013)

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

19

adanya pemberdayaan masyarakat maupun nasabah pasar Leuwi.

Liang yang ikut dalam program simpan pinjam di BMT Khairul

Ummah Leuwi. Liang ini dapat berjalan secara kondusif,

berjalan dengan lancar dan seoptimal mungkin, baik dalam segi

pendapatan yang mereka peroleh sekarang dan nanti29

.

5. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat

yang dilakukan oleh kerajinan tempurung kelapa Cumplung Adji

melalui tiga tahap, yakni: menciptakan keadaan mengembangkan

potensi masyarakat, memperkuat potensi, mengembangkan

ekonomi masyarakat. Dampak positif yang dirasakan

masyarakat meliputi: mengurangi pengangguran, meningkatkan

pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya adalah:

debu-debu hasil pengamplasan dapat mempengaruhi kesehatan

pernafasan para pekerja dan polusi lingkungan disekitar rumah

produksi.30

6. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa strategi yang dilakukan oleh Koperasi

Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) melalui 4 tahap,

yakni: melalui pelatihan usaha, tujuan pelatihan ini untuk

memeberikan arahan dan memotivasi terhadap anggota KP3Y,

29

Lia Fitria Farhana, Peberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam : studi kasus

program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah LewLiang-Bogor, (Jakarta: Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012) 30 Merla Liana Herawati, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan

Tempurung Kelapa: Studi Di Dusun Santan Guwosari Pajangan Bantul, (Yogyakarta: Fakultas

Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014)

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

20

pendampingan, hal ini berfungsi sebagai pengarah maupun

pembimbing, agar kegiatan usaha yang digelutinya berhasil,

permodalan, hal ini salah satu faktor penting dalam dunia usaha,

pemasaran, adanya pemasaran dapat melahirkan wirausaha sejati,

yang saling melengkapi, memperkuat dan memperluas pasar.

Dampak adanya usaha kerajinan perak yang dirasakan oleh

masyarakat yaitu dapat mengurangi pengangguran dan

meningkatkan pendapatan masyarakat31

.

7. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

proses dan hasil pemberdayaan ekonomi di Wisata Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan Wilayah Kabupaten Lampung

Barat. Proses pemberdayaan dijelaskan dalam empat dimensi,

yaitu: Akses terhadap Informasi, Inklusi dan Partisipasi,

Akuntabilitas dan Kapasitas Organisasi Lokal. Hasilnya dibagi

menjadi dua indikator, yaitu: Indikator pemberdayaan tidak

langsung dan indikator pemberdayaan secara langsung. Hasil

yang diperoleh yaitu: proses pemberdayaan ekonomi yang telah

dilakukan Balai Besar TNBBS dan penduduk desa Kubu Perahu

masih belum berjalan dengan optimal, hasil pemberdayaan

ekonomi di Desa Kubu Perahu yang belum mencapai

keberhasilan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

31 Nimayah, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal Melalui Kerajinan Perak Oleh

Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) Di Kotagede Yogyakarta, (Yogyakarta:

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015)

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

21

Perlu adanya peningkatan kerja sama yang lebih baik antara

Balai Besar TNBBS dan orang-orang Desa Kubu Perahu yang

terkait dengan komunitas tersebut pemberdayaan ekonomi

Masyarakat juga membutuhkan pemikiran kritis, kreatif dan

inovatif dalam memanfaatkan potensi dan peluang yang ada

pemberdayaan ekonomi32

.

8. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa penelitian ini menjelaskan terkait pondok

Pesantren As-Salafiyyah yang berada di daerah Sukabumi

merupakan wujud nyata dari perbedaan jaman serta kebutuhan

akan beragama yang baik hadir di tengah-tengah masyarakat

yang berkomunitas sebagai petani. Pendirian pondok pesantren

As-Salafiyyah, menjawab keluhan masyarakat akan minimnya

lapangan kerja yang berada di daerah tersebut. Karena dengan

adanya pondok pesantren As-Salafiyyah ini, masyarakat yang

minim akan pengalaman bekerja dan tidak mempunyai riwayat

hidup mampu memiliki penghasilan tetap dengan bekerja di

pondok pesantren ini dengan lapangan usaha yang telah

disediakan oleh pimpinan pondok pesantren As-Salafiyyah ini

yaitu KH. Ahmad Makki. Dengan penempatan pondok pesantren

pada pusat aktivitas ini diharapkan dapat membantu masyarakat

sekitar yang berkekurangan, khususnya para janda-janda miskin

32 Muhammad Zulfikar, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Disekitar Obyek Wisata

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Barat, Studi Kasus Di Desa

Kubu Perahu, (Lampung: Universitas Lampung Bandar Lampung 2016).

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

22

dan para pengangguran yang tidak mempunyai pekerjaan tetap

agar mempunyai penghasilan dan memiliki kegiatan tetap

dikarenakan bekerja di pondok pesantren As-Salafiyyah ini.

Keunikan pondok pesantren As-Salafiyyah dalam program

pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar yang kurang mampu

adalah program percetakan kitab kuning, Pembudidayaan ikan

hias, dan program santunan rutin untuk masyarakat sekitar,

banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar pondok

pesantren33

.

9. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa penelitian ini menjelaskan bahwa Program

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ini membuka

peluang bagi masyarakat pesisir untuk mempermudah akses

permodalan. Untuk melaksanakan hal ini, maka Dinas Perikanan

dan Kelautan Langkat menunjuk Koperasi Nelayan Langkat

sebagai pelaksana Program PEMP di Kecamatan Tanjung Pura

Kabupaten Langkat dengan tujuan mempermudah akses

permodalan bagi masyarakat pesisir di Kecamatan Tanjung Pura

Kabupaten Langkat. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa implementasi Program Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kecamatan Tanjung Pura belum

tepat sasaran dan penggunaan dananya. Penggunaann dana yang

didapat hanya sebagian kecil saja yang dibelikan peralatan-

33

Abdul Basit, Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-Salafiyah

Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2009)

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

23

peralatan maupun kepentingan perikanan dan kelautan serta

banyak keterlembatan pengembalian dana pinjaman yang

disebabkan karena menurunnya keuntungan, menurunnya

penjualan dagangan serta modal yang menipis dan menurunnya

perputaran uang. Akan tetapi secara kasat mata semuanya

kegiatannya berjalan dengan lancar34

.

10. Dalam Skripsi yang gunakan sebagai tinjauan pustaka, skripsi ini

menemukan bahwa penelitian ini menjelaskan bahwa dampak

pemberdayaan masyarakat melalui usaha kerajinan tangan

Rumput Aji yaitu membangun dan mengembangkan potensi

masyarakat, merubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih

maju, masyarakat menjadi aktif dalam berinteraksi sosial,

masyarakat menjadi pemilih cerdas dalam pemilihan umum,

melestarikan budaya lokal yaitu gotong royong. (2) Manfaat

pemberdayaan masyarakat melalui usaha kerajinan tangan

Rumput Aji yaitu menambah pendapatan ekonomi, memotivasi

kepada masyarakat dengan membiayai pendidikan anak atau

cucunya ke jenjang yang lebih tinggi, menambah ilmu

keterampilan serta pengalaman dalam bidang keterampilan. (3)

Faktor pendukung pemberdayaan masyarakat melalui usaha

kerajinan tangan Rumput Aji antara lain: sumber daya manusia,

masyarakat, pemerintah, letak geografis. Sedangkan faktor

34 Razak Miraza, Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

(PEMP) Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat (Sumatra Utara: Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara 2009)

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

24

penghambat adalah kesulitan bahan baku daun pandan,

pemasaran, dan keterbatasan modal35

Dari kesepuluh karya ilmiah di atas, penulis mencoba menjadikan

sebuah proses pembelajaran yang bisa dijadikan acuan dalam

perbandingan karya ilmiah yang sedang penulis lakukan. Dimana letak

perbedaan karya ilmiah yang sedang penulis lakukan bertumpu pada

pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi, yang berfokus pada

pengrajin tenun songket khas melayu. Dalam penelitian ini peneliti ingin

mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Tenun Songket

Melayu Winda di Kelurahan Maharatu, Pekanbaru. Selain untuk

mengetahui proses pemberdayaan, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor

penghambat dan pendukung serta hasil pemberdayaan perajin Tenun

Songket Melayu terhadap kesejahteraan ekonomi.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakanlah

sistematika penulisan. Penulis mengunakan acuan pendoman penulisan

Karya Ilmiah standar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

terbitan CeQDA. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan

pemahaman mengenai penelitian ini. Maka dari itu, penulis membagi

skripsi ini ke dalam lima BAB. Adapun sistematika penulisannya sebagai

berikut:

35 Wuri Aryati, Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Kerajinan Tangan

Rumput Aji Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga Di Dusun Tanjung Gunung Desa Tanjung

Harjo Nanggulan Kulonprogo (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta 2015)

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

25

BAB I : PENDAHULUAN.

Pada Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan

Sistematika Penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab II ini berisi tentang landasan teori diantaranya: Teori yang

berkaitan dengan Pemberdayaan dan Proses Pemberdayaan,

Pemberdayaan Perempuan, Pemberdayaan Ekonomi, serta teori

yang berkaitan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Bab III berisi Gambaran Umum, meliputi: Profil dan Sejarah

Berdirinya Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, Visi dan

Misi Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

Modal/Pendanaan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

Proses Produksi Tenun Songket, Pemasaran Hasil Produksi Tenun

Songket, serta Letak Geografis Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan

Damai, Pekanbaru.

BAB IV:TEMUAN DAN ANALISA HASIL LAPANGAN

Bab IV berisi tentang Analisa Hasil Penelitian meliputi: Proses

pemberdayaan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, Faktor

Penghambat dan Pendukung yang di peroleh Usaha Tenun

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

26

Songket Khas Melayu Winda, serta Hasil dari pemberdayaan

tersebut

BAB V : PENUTUP

Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

27

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan

1. Definisi Pemberdayaan

Manusia dilahirkan ke dunia untuk mencari kehidupan yang lebih

baik. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur‟an bahwa setiap manusia

sebagai makhluk sosial seharusnya dapat bekerja sama, saling

menguntungkan dan saling memanusiakan. Sebagaimana disebutkan dalam

Al-Qur‟an Surat Ali Imran ayat 110:

اس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالل ة أخرجت للن كنتم خير أم ولو

ن وأكثرهم الفاسقون آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنو

“Kamu adalah umat terbaik yang diturunkan ditengah manusia untuk

menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran (Kejahatan) dan

beriman kepada Allah, sekiranya ahli kitab beriman kepada Allah,

tentulah itu lebih baik mereka. Diantara mereka ada yang beriman

dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali

Imran 3:110).

Ayat tersebut merupakan landasan teologis bahwa pemberdayaan

juga dilaksanakan dalam ajaran agama Islam. Dalam pandangan agama

Islam, pemberdayaan harus dilakukan secara terus-menerus. Indonesia

yang merupakan penduduk mayoritas Islam dituntut untuk melakukan

upaya-upaya pemberdayaan yang sistematis untuk melahirkan masyarakat

yang berkualitas1.

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemerkuasaan (empowerment)

berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide

1 Nanih Machendrawity, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung; PT Remaja

Rosdakarya, 2001), hal. 29

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

28

utama pemberdayaan bersentuhan dengan suatu kemampuan dengan

tujuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan,

terlepas dari keinginan dan minat mereka.12

Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teori pemberdayaan dikarnakan pemberdayaan yang

dilakukan di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda berdasarkan

keinginan pemberdaya untuk membuat orang lain melakukan apa yang

diinginkan tak terlepas dari keinginan dan minat mereka, seperti teori yang

dikemukakan oleh Edi Suharto diatas.

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, melakukan

pemberdayaan melalui proses panjang. Usaha tersebut merekrut perajin

tenun songket dari warga sekitar UMKM serta berbagai daerah terpencil di

Provinsi Riau untuk dilatih menjadi perajin tenun, dengan tujuan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan para perajin songket dalam

masyarakat, serta untuk membantu mengeluarkan perajin tenun songket

dari ketidakberdaayan secara ekonomi.

Pemberdayaan masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai

suatu proses yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun manusia

atau masyarakat. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah

dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah

kemiskinan. Selain itu sebagai tujuan, pemberdayaan merujuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu,

1

2 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005)

hal. 57

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

29

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya lebih

baik.3

Sesuai dengan teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui suatu perubahan yang merujuk pada perubahan sosial.

Perubahan sosial yang dimaksud adalah suatu perubahan dari masyarakat

yang belum berdaya menjadi masyarakat yang berdaya, serta melihat

kemampuan yang sebelumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup

menjadi masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan-

kemampuan tersebut merupakan, kemampuan yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.

Dari sekian banyaknya teori pemberdayaan, maka peneliti

menggunakan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, yang

dianggap dapat menjadi suatu acuan dalam penelitian skripsi, diantaranya:

a. Menurut Gunawan Sumohadiniggrat, pemberdayaan adalah

upaya membangun daya yang dimiliki dhu‟afa dengan

mendorong, memberikan motivasi, dan meningkatkan

3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005)

hal. 57

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

30

kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka serta berupaya

untuk mengembangkannya.4

b. Penguatan (empowering) merupakan suatu upaya

menumbuhkan peran dan kemandirian sehingga masyarakat

baik tingkat individu, kelompok, kelembagaan, maupun

komunitas memiliki tingkat kesejahteraan yang jauh lebih baik

dari sebelumnya, memiliki akses pada sumberdaya, memiliki

kesadaran kritis, mampu melakukan pengorganisasian dan

control social dari segala aktivitas pembangunan yang

dilakukan di lingkungan5.

Dari pemaparan keseluruhan teori pemberdayaan dapat

disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang

memiliki proses yang panjang dan memiliki tujuan untuk memajukan

masyarakat dari berbagai aspek, di antaranya aspek sosial, politik maupun

ekonomi. Jika hal-hal yang dipaparkan di atas tidak terdapat dalam suatu

praktik pemberdayaan, maka hal tersebut masih belum bisa dikatakan

suatu bentuk pemberdayaan, karna pemberdayaan merupakan suatu

kemampuan untuk memandirikan masyarakat dari segala aspek.

2. Pemberdayaan Sebagai Proses

Sebagai proses, pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan

untuk memperkuat dan atau mengoptimalkan keberdayaan kelompok

lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

4Gunawan Sumohadininggrat, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat,

(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997) hal. 165 5 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2014), h. 95-96

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

31

masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai proses, merupakan proses

yang berkesinambungan sepanjang hidup seseorang. Isbandi mengutip

pernyataan Hogan bahwa pemberdayaan merupakan suatu proses yang

berkesinambungan sepanjang komunitas masih ingin melakukan

perubahan dan perbaikan dan juga tidak hanya terpaku pada suatu program

saja.6

Yang dimaksud dengan pemberdayaan sebagai proses adalah

pemberdayaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga masyarakat

yang diberdayakan dapat menjadi mandiri selama komunitas atau

organisasi masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan tidak

terpaku pada suatu program. Dalam konteks penelitian ini, pemberdayaan

yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda seperti

yang dipaparkan oleh Hogan yang dikutip Isbandi Rukminto, usaha tenun

tersebut melakukan pemberdayaan secara berkesinambungan hingga

perajin yang diberdayakan menjadi mandiri.

Hogan mengambarkan proses pemberdayaan yang

berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri dari lima tahapan

utama7:

a. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan

dan tidak memberdayakan (recall depowering/empowering

experiences).

6 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta: FE-

UI, 2002), Seri II, hal. 173 7 Isbandi Rukminto Adi 2002, h. 173 dalam buku H. Samsir Salam & Amir Fadilah,

Sosiologi Pedesaan, (Lembaga Penelitian UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 241.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

32

b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi praktik

pemberdayaan dan tidak pemberdayaan (discuss reasons for

deperwomen/empowerment).

c. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna (identify

useful power bases).

d. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan

mengimplementasikannya (develop and implement action

plans).

Sedangkan menurut Ife (2014) mengatakan pemberdayaan

masyarakat sejatinya merupakan proses. Dalam mengevaluasi program

pemberdayaan masyarakat, siapa pun harus melihat proses. Orang-orang

yang menekankan pada „hasil‟ perlu menyadari bahwa untuk

pemberdayaan masyarakat, proses yang baik merupakan hasil terpenting

yang dapat dicapai. Proses yang baik akan mendorong masyarakat untuk

menentukan tujuan mereka sendiri dan tetap menguasi program hingga

akhir.8 Pemberdayaan sebagai suatu proses bergerak dalam tahapan-

tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan tertentu ke tahap berikutnya,

yakni mencakup kemajuan dan perubahan.

Lalu menurut Edi Suharto pemberdayaan sebagai proses memuat

lima dimensi, diantaranya: 9

8 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development Edisi Ke-3 (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2014), h. 365

9 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT

Refika Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

33

1. Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan suasana iklim

yang memungkinan potensi klien berkembang secara

optimal.

2. Penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan

dan kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan

masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

3. Perlindungan (protecting), yaitu melindungi masyarakat

terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas

oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan

yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara kuat dan

yang lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok

kuat terhadap kelompok lemah.

4. Penyokongan (Supporting), yaitu memberikan bimbingan

dan dukungan agar klien mampu menjalankan peranan dan

tugas-tugas kehidupannya.

5. Pemeliharaan (fortering), yaitu memelihara kondisi yang

kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi

kekuasaan antara kelompok dalam masyarakat.

Dari keseluruhan teori terkait pemberdayaan sebagai proses,

peneliti secara khusus menggunakan teori Edi Suharto. Dari kelima (5)

dimensi yang dijabarkan oleh Edi Suharto, terdapat tiga (3) dimensi yang

akan digunakan dalam penelitian ini, diantaranya:

a. Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan suasana iklim yang

memungkinan potensi klien berkembang secara optimal.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

34

b. Penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

c. Penyokongan (Supporting), yaitu memberikan bimbingan dan

dukungan agar klien mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas

kehidupannya.

B. Pemberdayaan Perempuan

Seperti yang dipaparkan sebelumnya, pemberdayaan berkaitan erat dengan

proses pemungkinan, penguatan dan penyokongan seseorang. Jika membahas

terkait pemberdayaan perempuan, pemberdayaan tersebut dimulai dari

peningkatan akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi. Karena tidak dapat

dipungkiri bahwa banyak perempuan yang mengalami ketidakadilan dalam

distribusi sumberdaya ekonomi.10

Pada dasarnya seorang perempuan memberdayakan perempuan lain

merupakan suatu bentuk kepedulian seorang perempuan untuk meningkatkan

kesejateraan perempuan, seperti yang dilakukan oleh pemilik Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda. Pemilik usaha tersebut melakukan pemberdayaan

kepada kaum perempuan dikarnakan adanya rasa kepedulian yang tinggi kepada

kaum perempuan serta pemilik usaha tersebut merasa berdaya untuk membatu

kaum perempuan muda khususnya dengan tujuan menjadikan kaum perempuan

menjadi lebih berdaya dalam menentukan sebuah pilihan, serta memiliki

kekuasaan terhadap ekonomi.

10

Herliawati Agus P, Upaya Pemberdayaan ekonomi perempuan, (Depok: Jurnal

Universitas Indonesia, 2009), hal. 39

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

35

Terkait pemberdayaan perempuan upaya yang dilakukan adalam konteks

penciptaan kondisi atau suasana yang kondusif dapat dilakukan dengan cara11

:

1. Mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki.

2. Menciptakan aksesbilitas terhadap berbagai peluang yang

menjadikannya semakin berdaya.

3. Tindakan pelindungan terhadap potensi sebagai bukti keberpihakan

untuk mencegah dan membatasi persaingan yang tidak seimbang

dan cenderung eksploitasi terhadap yang lemah oleh yang kuat.

C. Pemberdayaan Ekonomi

1. Definisi Ekonomi

Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa Yunani,

oicos dan nomos. Oicos yang memiliki arti rumah dan nomos yang

memiliki arti aturan. Maka ekonomi dapat diartikan sebagai aturan-aturan

untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga

rakyat maupun dalam rumah tanga negara.12

Jadi ekonomi merupakan suatu

tata cara aturan yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidup mereka terhadap alat pemuas kebutuhannya yang bersifat langka.

Cara yang dimaksud disini adalah yang berkaitan dengan aktivitas orang

11 Roosganda Elizabeth, Pemberdayaan Wanita Mendukung Strategi Gender

Mainstreaming Dalam Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan, hal. 131

http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE25-2e.pdf (Diakses pada tanggal 8 Agustus 2017

pukul 22:08 WIB)

12

Asep Usman Ismail (e, Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu'afa

(Jakarta: Dakwah Press Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2008), hal. 221

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

36

dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran

dan konsumsi jasa-jasa serta barang-barang langka.13

Paul A. Samuelson dalam Ekonomi Islam: Telaah Analitik

Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam, mendefinisikan ekonomi sebagai

kajian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan

sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang

dan jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi.14

Menurut Asep Usman Ismail dalam Pengembangan Komunitas

Muslim Ekonomi secara umum juga diartikan sebagai hal yang

mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang

langka untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia yang

terkait dengan konsumsi, produksi, dan distribusi.15

Dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu yang berkontribusi

dalam nilai kehidupan sehari-hari yang membahas penerapan ilmu-ilmu

yang ada didalam masyarakat. Mulai dari permasalahan kemiskinan,

pendapatan, produksi, konsumsi, dan distribusi.

2. Pemberdayaan Berbasis Ekonomi

Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pemberdayaan ekonomi, karna

isu-isu yang diangkat dalam penelitian ini berfokus pada pemberdayaan yang

13 Asep Usman Ismail, Pengalaman Al-Qur’an TentangPemberdayaanDhuafa, (Jakarta:

Dakwah Press, 2008) hal. 222

14

Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), Cet Ke-1, hal.2.

15

Yusra Kilun (ed), Pengembangan Komunitas Muslim: Pemberdayaan Masyarakat

Kampung Badak Putih dan Kampung Satu Duit, (Jakarta: Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah,

2007), hal. 57.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

37

dapat meningkatkan keberdayaan ekonomi Perajin Tenun Songket Khas Melayu

Winda.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Munandar yang dikutip oleh

Ismet Firdaus dan Ahmad zaky, bahwa pemberdayaan ekonomi dapat

didefinisikan sebagai suatu program kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga

atau pemerintah dalam meningkatkan keterampilan hidup, permodalan

sekelompok orang agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dan membuat

kondisi hidupnya lebih baik dengan mengembangkan usaha.16

Berbicara tentang suatu usaha, pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda berawal dari pemilik usaha yang

diberdayakan oleh orang lain, lalu beliau berinisiatif untuk memberdayakan orang

lain agar dapat mandiri seperti dirinya tanpa bergantung kepada orang lain. Suatu

masyarakat dikatakan berdaya jika memiliki kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar hidup, perekonomian yang stabil, memiliki kemampuan

beradaptasi dengan perubahan lingkungan, memiliki kemampuan menghadapi

ancaman-ancaman dari luar, memiliki kemampuan berkreasi serta berinovasi

dalam mengaktualisasikan dirinya.17

Maka pemberdayaan ekonomi adalah penguatan pemilikan faktor-faktor

produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat

untuk mendapatkan gaji atau upah yang memadai, dan penguatan masyarakat

16

Ismet Firdaus dan Ahmad zaky, pengembangan ekonomi Masyarakat Upaya

Meningkatkan Equity Perempuan Dhuafa Desa Bojong Indah Parung, dalam Asep Usman Ismail

(ed), Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu'afa (Jakarta: Dakwah Press Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2008), hal. 225-226

17

Nur Mahmudi Isma‟il, Strategi Pemberdayaan Umat dan Pencetakan SDM Unggul”,

dalam Hotmatua Daulay dan Mulyanto (ed), Membangun SDM dan Kapabilitas Teknologi Umat,

(Bandung: ISTECS, 2001), hal. 28

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

38

untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan yang harus

dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakat itu sendiri, maupun

aspek kebijakannya.18

Pemberdayaan dibidang ekonomi merupakan upaya untuk membangun

daya masyarakat dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya. Dalam konteks permasalahan sederhana, ekonomi rakyat

merupakan strategi “bertahan hidup” yang dikembangkan oleh penduduk

masyarakat miskin, baik di kota maupun di desa.19

Yang dimaksud dengan

strategi bertahan hidup khususnya pada masyarakat miskin, adalah cara yang

digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan makan dan minum.

Pada umumnya, setiap manusia memerlukan makan dan minum sehingga

banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi hal tersebut.

Dengan demikian, cara yang paling ampuh digunakan untuk mengurangi

kekacauan tersebut adalah dengan cara pemberdayaan. Pemberdayaan berbasis

ekonomi sangat ampuh mengurangi masalah kemiskinan. Seperti Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda, usaha ini telah membantu pemerintah Provinsi Riau

untuk mengurangi masalah kemiskinan. Metode yang digunakan untuk

mengurangi tingkat kemiskinan adalah dengan cara memberdayakan wanita-

wanita yang kesehariannya tidak produktif untuk menjadi wanita yang produktif.

Wanita-wanita ini diajak bekerja serta diberi pelatihan menenun songket. Jika

perajin tenun songket tidak bisa bekerja dikarenakan sesuatu hal, namun perajin

18 Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan

Teoritik dan Implementasi, (Jakarta: Seminar Pemberdayaan masyarakat, 2000), hal. 3

19

Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), hal.

4

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

39

tersebut memiliki keinginan untuk tetap bekerja, pihak UMKM dapat memberikan

pinjaman alat (kredit alat) kepada perajin tenun, sehingga perajin tersebut tetap

dapat menghasilkan uang dan mereka tetap menjadi manusia yang produktif.

Membangun ekonomi rakyat harus berarti meningkatkan kemampuan

rakyat dengan cara mengembangkan dan memberdayakannya. Upaya

menggerakan sumber daya untuk mengembangkan potensi rakyat akan

meningkatkan produktifitas rakyat serta akan mampu meningkatkan sumber daya

manusia.

3. Indikator keberdayaan Ekonomi

Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pemberdayaan

berbasis ekonomi, dapat dilihat dari beberapa indikator yang

dikemukakan oleh Edi Suharto. Menurut Edi Suharto terdapat delapan

(8) indikator keberdayaan ekonomi, diantaranya:20

a. Kebebasan mobiltas: kemampuan individu untuk pergi keluar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya

b. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk

membeli barang tanpa bantuan orang lain.

c. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu

membeli barang-barang sekunder atau tersier.

d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga.

e. Kebebasan relative dari dominasi keluarga.

f. Memiliki kesadaran hukum politik

20 Edi Suharto, Membangun Rakyat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), hal. 64-66

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

40

g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes yang berkaitan

dengan permasalahan masyarakat.

h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga, memiliki

rumah, tanah, dan asset produktif.

Dari delapan (8) indikator yang dikemukakan oleh Edi

Suharto terkait pemberdayaan ekonomi, terdapat empat (4) indikator

yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Kebebasan mobiltas: kemampuan individu untuk pergi keluar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya

2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk

membeli barang tanpa bantuan orang lain.

3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu

membeli barang-barang sekunder atau tersier.

4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga.

D. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

1. Definisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah telah

dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu daerah yang

memberdayakan UMKM adalah Provinsi Riau. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Riau tahun 2016,

bahwa Riau memiliki 367.696 UMKM yang tersebar di setiap

daerahnya. Wilayah yang merupakan jumlah UMKM terbanyak adalah

Kota Pekanbaru yang berjumlah 68.728 UMKM. Banyaknya UMKM

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

41

di Riau ternyata cukup mampu menyediakan lapangan kerja bagi

warga sekitar UMKM21

.

Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dijelaskan

dalam UU Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) No. 20 tahun

2008 adalah sebagai berikut:22

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

21

Wawancara Pribadi, Dinas Koperasi Kota Pekanbaru, pada tanggal 2 Maret 2017

pukul 13:20 WIB

22

Ernani Hadiyati, Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan

Usaha Kecil, (Malang: Jurnal Universitas Ganjayana) hal. 5

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

42

Dari penjabaran di atas bahwa Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda termasuk pada golongan usaha kecil. Jika dilihat dari

sejarah terbentuknya Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

bahwa usaha tersebut merupakan usaha yang bergerak dibidang

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, serta dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar.

2. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No.

20 Tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM

sebagai berikut :23

a. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,-

(Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau;

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,- (Tiga Ratus Juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) sampai

paling banyak Rp500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) tidak

23 Ernani Hadiyati, Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan

Usaha Kecil, (Malang: Jurnal Universitas Ganjayana), hal. 5

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

43

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,- (Tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,-(Dua

miliar lima ratus juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,- (Lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,-(sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,-

(Dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,-(Lima puluh milyar rupiah).

Selain itu menurut Titik S. Partomo dan Abd. Rachman

Soejoedona, kriteria umum UMKM dapat dilihat dari ciri-cirinya yang

pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu: 24

1. Struktur organisasi yang sangat sederhana;

2. Tanpa staf yang berlebihan;

3. Pembagian kerja yang “kendur”

4. Memiliki hierarki manajerial yang pendek;

5. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses

perencanaan;

6. Kurang membedakan asset pribadi dari asset perusahaan.

24 Titik Sartika Partomo dan Abd Rachman Soejoedona, Ekonomi Skala Kecil, Menengah

dan Koperasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 15

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

44

Dari ke enam (6) kriteria yang dipaparkan oleh Titik dan Abd

Rachman, terdapat tiga (3) poin yang memiliki keterkaitan dengan Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda, diantaranya:

a. Struktur organisasi yang sangat sederhana

b. Tanpa staf yang berlebihan

c. Kurang membedakan asset pribadi dengan asset perusahaan.

Penjabaran kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

dimaksudkan untuk memperkuat fakta Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda merupakan termasuk dari bagian UMKM. Sehingga dapat

mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian skripsi.

3. Jenis-Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Selain berdasarkan Undang-Undang tersebut, jika dilihat dari sudut

pandang perkembangannya Rahmana (2008) mengelompokkan UMKM

dalam beberapa kriteria. Kriteria tersebut dibagi menjadi empat (4) bagian,

diantaranya25

:

a. Livelihood Activities: UMKM yang hanya memiliki tujuan untuk

mencari nafkah dan tidak memiliki jiwa kewirausahaan.

b. Micro Entreprise: UMKM yang bersifat pengrajin dan tidak

bersifat kewirausahaan.

c. Small Dynamic Entreprise: UMKM yang cukup memiliki jiwa

kewirausahaan.

d. Fast Moving Entreprise: UMKM yang benar-benar memiliki jiwa

kewirausahaan.

25

https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/strategi%20Pemberdayaan%20UMKM.

pdf (diakses pada tanggal 2 Agustus 2017, pukul 14:26)

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

45

Dari ke empat (4) bagian yang telah dipaparkan di atas, yang

memiliki keterkaitan erat dengan penelitian ini adalah Micro Entreprise.

Micro Entreprise, memiliki kriteria yang sama dengan Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda. Usaha tenun songket tersebut hanya bersifat

pengrajin dan tidak bersifat kewirausahaan. Usaha Tenun Sngket Khas

Melayu Winda yang bergerak pada bidang pengrajin kain tenun memang

tidak seutuhnya memiliki jiwa kewirausaahan. Usaha tersebut, lebih

mengedepankan prinsip memandirikan para pengrajin tenun untuk dapat

hidup lebih baik tanpa bergantung dengan orang lain. Sehingga dalam

usaha tersebut terdapat konteks pemberdayaan.

4. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Sebagai Fasilitas

Pemberdayaan.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwa pemberdayaan

merupakan suatu kegiatan yang memiliki proses panjang dan memiliki

tujuan untuk memajukan masyarakat dari berbagai aspek. Jika

pemberdayaan dikaitkan dengan UMKM, maka sesuai dengan Undang-

Undang No. 20 Tahun 2008 pasal 5 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah yang berisi sebagai berikut26

:

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,

berkembang dan berkeadilan.

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

26

www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf (Diakses

pada tanggal 11 Agustus 2017, pukul 20:22)

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

46

c. Meningkatkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam

pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat

dari kemiskinan.

Dari pemaparan di atas, bahwa keterkaitan pemberdayaan dengan UMKM

sangatlah erat. Seperti yang dipaparkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

pasal 5 pada butir ketiga (3), Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki peran

penting dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Sebagai contoh nyata dari pemaparan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

pasal 5 pada butir ketiga (3) tersebut, dapat merujuk kepada Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda. Usaha tersebut telah menjadi fasilitas dalam pemberdayaan.

Dengan kata lain, UMKM dapat memfasilitasi program pemberdayaan dengan

tujuan untuk pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Dengan demikian UMKM memiliki peran penting untuk memandirikan

masyarakat Indonesia. Maka dari itu, peneliti mengambil tema skripsi

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi dengan alasan untuk melihat proses

pemberdayaan yang dilakukan UMKM untuk memandirikan masyarakat

Indonesia, khususnya Provinsi Riau.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

47

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambara Umum Usaha Tenun Songket Kas Melayu Winda Di

Kelurahan Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru.

1. Profil dan Sejarah Berdirinya Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda adalah salah satu

usaha yang bergerak dibidang pembuatan kain songket Melayu Riau.

Usaha tersebut didirikan pada tanggal 23 februari 2005. Alasan

berdirinya Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda adalah untuk

melestarikan budaya serta adat-istiadat melalui kerajinan tenun

songket. Sebagai pendiri Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

Ny. Winda Wati Azman sudah memiliki pengalaman dibidangnya

selama 5 tahun dan memperoleh dasar-dasar pengalaman pembuatan

kain sejak dari SMKN 4 Pekanbaru dengan mengambil jurusan

Tekstil1.

Awal berdirinya Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda hanya

dengan modal usaha yang terbilang sangat minim serta berbagai

macam kendala-kendala lainnya. Namun dengan semangat serta

keuletan yang terus dijalaninya hingga saat ini, Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda terus berkembang secara bertahap. Sebagai

modal awal Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda hanya

1 Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

48

48

memiliki satu unit alat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), hingga

tahun 2007 Usaha Tenun Songket Khas Melayu sudah memiliki 7

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), dari alat tersebutlah Ny. Winda

dan anak didiknya memproduksi kain tenun yang indah12

.

Pada tahap awal proses pemasaran hasil tenun tersebut, Ny.

Winda memasarkan hasil tenunnya kepada tetangga-tetangga dan

warga sekitar dengan teknik door to door (dari pintu ke pintu), namun

sejak tahun 2010 dengan berkembangnya usaha tersebut Ny. Winda

melakukan pemasaran melalui penyebaran kartu nama kepada

wedding organizer (WO) hingga pemasangan iklan di televisi lokal.

Selain itu Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda juga sering

mengikuti berbagai event untuk mengenalkan produk-produk

handalan dari hasil Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda.

Disamping itu, selain memasarkan hasil tenun tersebut Ny. Winda

juga mengajak dara-dara Melayu untuk bergabung dan

mengembangkan usaha tenun tersebut.

Dari tahun ketahun Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

terus berkembang dengan keuletan, ketekunan, motivasi dan

menanamkan jiwa entrepreneur sehingga kain Tenun Songket

Melayu Khas Winda mampu bersaing dengan produk tenun yang

lain. Usaha tersebut terus mengalami peningkatan mulai dari

bertambahnya alat tenun, karyawan dan permintaan akan kain

1

2 Wawancara Ny. Winda Wati Azman pada tanggal 17 Juli 2017

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

49

49

tenun. Dari tahun 2007 hingga tahun 2017 Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda terus melihatkan perkembangan usahanya

yang sangat pesat dan sampai saat ini Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda sudah memiliki 35 ATBM dan memiliki 33 orang

karyawan/pengrajin kain tenun3.

2. Visi dan Misi Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

a. Visi

Meningkatkan eksistensi tenun songket khas melayu

kepada masyarakat Indonesia, serta melalui Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda dapat menjadi sarana lapangan

pekerjaan bagi masyarakat.

b. Misi

1. Meningkatkan jumlah pemasukan atau omset yang

didapatkan untuk mengembangkan Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda.

2. Meningkatkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat

Provinsi Riau.

3. Meningkatkan produksi serta kualitas tenun songket untuk

bersaing di pasar ekonomi.

3. Modal/Pendanaan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Untuk tahap awal pendanaan atau modal yang digunakan untuk

membentuk Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda adalah sebesar

3 Wawancara Ny. Winda Wati Azman pada tanggal 17 Juli 2017

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

50

50

5 juta rupiah pada tahun 2005. Modal awal tersebut berasal dari dana

pribadi pemilik usaha. Akan tetapi saat ini pendanaan yang digunakan

untuk mengembangkan usaha tersebut melalui perputaran uang yang

dilakukan oleh pemilik usaha dari hasil penjualan tenun songket.

4. Proses Produksi Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Pada dasarnya kata songket berasal dari bahasa melayu yaitu

sungkit yang artinya mengait atau mencungkil. Hal ini berkaitan

dengan proses pembuatan kain songket tersebut yang menggunakan

metode mengaitkan benang dengan benang lainnya. Kerajinan tenun

melayu sudah terkenal pada masa kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada

masa itu banyak pedagang dari luar negeri seperti dari Terengganu

Malaysia, Singapura dan lainnya mengkomsumsi hasil kerajinan tenun

songket. Hal tersebut telah mendorong masyarakat untuk memajukan

dan melestarikan sebagai keahlian tradisional4.

Pada zaman dahulu, kain songket hanya dipakai oleh para

bangsawan karna bahan-bahan yang digunakan memiliki kandungan

emas ataupun perak, serta proses pembuatan yang cukup rumit dan

dibutuhkannya skill dan ketelitian yang tinggi. Kain songket tidak

hanya dimaksudkan untuk golongan masyarakat kelas atas saja, akan

4 Kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2014/06/08/sejarah-kerajinan-tenun-songket-

siak/ (diakses pada tanggal 2 Agustus 2017 pukul 14:53)

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

51

51

tetapi saat ini setiap orang bisa menggunakan kain songket karena

benang emas yang digunakan merupakan benang emas sintetis.5

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda melakukan proses

produksi dengan cara memperoleh bahan-bahan untuk membuat kain

dengan cara meng-impor benang. Benang-benang tersebut memiliki

macam-macam jenis, diantaranya benang emas, benang perak, benang

kristal. Benang-benang yang di impor berasal dari Singapura dan

India, alasan pemilik usaha melakukan impor benang karena kualitas

benang lokal cenderung rapuh berbeda dengan benang yang di impor

dari luar. Namun ada juga benang-benang yang berasal dari lokal

diantaranya, benang sutra, dan benang polister6.

Dalam membuat sebidang kain pengrajin tenun membutuhkan

sebuah alat tenun bukan mesin (atbm) dan benang dasar sesuai pesanan

konsumen. Benang dasar tersebut digulungkan ke sebuah penyanggah

benang yang disebut dengan boom, lalu benang tersebut dikaitkan

kepada penyanggah benang. Setelah itu, benang tersebut dimasukkan

kedalam gun. Pemasukan benang ke gun merupakan proses yang

cukup rumit, proses tersebut dilakukan dengan cara di cucuk (di tusuk)

dengan cara satu persatu. Setelah proses tersebut selesai lalu,

memasukan benang ke sisir. Kegunaan sisir tersebut adalah untuk

memisahkan benang-benang, setelah selesai memisahkan benang para

5 Kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2014/06/08/sejarah-kerajinan-tenun-songket-

siak/ (diakses pada tanggal 2 Agustus 2017 pukul 14:58) 6 Wawancara Ny. Winda Wati Azman pada tanggal 17 Juli 2017

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

52

52

pengrajin mulai mensetel jarak benang untuk mengetahui apakah ada

benang yang putus, dan jika ada maka benang-benang tersebut di

sambung kembali dengan cara diikat dengan teknik tertentu.

Setelah selesai mensetel benang-benang tersebut, maka pengrajin

akan mengetes kembali dengan cara melantak (mengayun) untuk

mengetahui apakah masih ada terdapat benang yang masih putus. Jika

proses melantak telah selesai dan para pengrajin sudah yakin bahwa

tidak ada benang yang putus maka para pengrajin sudah bisa membuat

sebidang kain dengan motif yang sudah ditentukan.

Untuk sebidang kain dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 7 hari

kerja, namun pengerjaan tersebut tergantung dengan motif yang di

pesan oleh konsumen7. Setelah kain tersebut selesai di tenun maka

tahap akhir adalah finishing. Tahap finishing ini membutuhkan sebuah

mesin jahit dan benang sesuai dengan warna kain tenun, pengarjaan

finishing ini dikerjakan oleh pemilik usaha. Selain mengerjakan

tahapan finishing, pemilik usaha juga menilai apakah hasil tenun yang

dikerjakan oleh pengrajin tenun sesuai dengan pesanan atau tidak.

5. Pemasaran Hasil Produksi Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda

Untuk tahap pemasaran, Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda melakukan pemasaran dengan berbagai cara. Pada tahap awal

berdirinya usaha tenun ini adalah dengan cara door to door, lalu

7 Wawancara Ny. Winda Wati Azman pada tanggal 17 Juli 2017

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

53

53

mempromosikan produk tenun tersebut kepada pihak pemerintah.

Pemasaran kepada pemerintah merupakan salah satu strategi yang

dilakukan untuk menigkatkan eksistensi tenun songket melayu yang di

produksi oleh Usaha Winda. Selain itu Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda, juga bekerja sama dengan beberapa Wedding

Organizer dan pemasangan iklan di stasiun Riau Televisi (RTV).

B. Letak Geografis Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Letak dan Batasan Wilayah

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota

Pekanbaru merupakan pemekaran dari Kelurahan induk yakni sebagian

dari Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya dan Kelurahan

Sidomulyo Kecamatan Tampan, berdasarkan peraturan daerah Nomor

4 Tahun 2003.

Kantor Lurah Maharatu diresmikan pada tanggal 23 Desember

2004 dan merupakan salah satu Kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Marpoyan Damai dengan luas 3.370,56 m2

dan

bertopografi daratan berbatasan dengan beberapa kelurahan, yaitu:

a. Sebelah Timur : Kelurahan Simpang Tiga

b. Sebelah Barat : Kelurahan Sidomulyo Timur

c. Sebelah Utara : Kelurahan Sidomulyo Timur

d. Sebelah Selatan : Desa Kubang Raya dan Sidomulyo Barat

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

54

54

Gambar 1

Peta Kelurahan Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru.

Sumber dari: Kelurahan Maharatu Marpoyan Damai

Akan tetapi pada Januari Tahun 2017 Kota Pekanbaru kembali

melakukan pemekaran daerah, salah satunya adalah Kelurahan

Maharatu. Dari pemakaran tersebut, wilayah Kelurahan Maharatu

menjadi 2.350,00 m2 dan bertopografi daratan berbatasan dengan

beberapa kelurahan, yaitu:

1. Sebelah Timur : Kelurahan Simpang Tiga

2. Sebelah Barat : Kelurahan Sidomulyo Timur

3. Sebelah Utara : Kelurahan Sidomulyo Timur

4. Sebelah Selatan : Perintihan Marpoyan

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

55

55

Kelurahan Maharatu saat ini memiliki 10 RW (Rukun Warga)

dan 39 RT (Rukun Tetangga), dengan jumlah penduduk sebanyak

11.440 jiwa, laki-laki sebanyak 5.167 jiwa dan perempuan sebanyak

6.273 jiwa, serta jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 3.116 KK.

Tabel 2

Data Kependudukan Kelurahan Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru.

No. Uraian Luas

(M2)

Jumlah

RT

Jumlah

KK

Jumlah Jumlah

Jiwa Laki-Laki Perempuan

1 RW. 001 80.000 2 19 66 61 127

2 RW. 002 55.000 4 397 1.034 1.096 2.130

3 RW. 003 480.000 4 734 770 879 1.649

4 RW. 004 14.133 3 149 338 327 665

5 RW. 005 452.500 3 228 517 636 1.153

6 RW. 006 60.000 4 630 807 1.739 2546

7 RW. 007 20.000 3 - - - -

8 RW. 008 3.000 3 418 403 454 857

9 RW. 009 907.971 7 378 906 753 1.659

10 RW. 010 277.400 6 163 326 328 654

JUMLAH 2.350.004 39 3.116 5.167 6.273 11.440

Sumber dari: Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

56

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA HASIL LAPANGAN

Pada umumnya masalah sosial sering ditafsirkan sebagai suatu

kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian warga bermasyarakat. Salah

satu masalah sosial yang sering ditemukan di masyarakat yaitu masalah

kemiskinan. Menurut Gunawan Sumodiningrat, salah satu penyebab

kemiskinan berasal dari rendahnya kualitas sumber daya manusia, baik

secara motivasi maupun penguasaan manajemen dan teknologi1. Untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia metode yang dapat

digunakan terkait peningkatan sumber daya manusia adalah praktik

pemberdayaan.

Pemberdayaan atau pemerkuasaan selalu bersentuhan dengan suatu

kemampuan dengan tujuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang

kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka2. Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan teori pemberdayaan dikarnakan pemberdayaan

yang dilakukan di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda berdasarkan

keinginan pemberdaya untuk membuat orang lain melakukan apa yang

diinginkan tak terlepas dari keinginan dan minat mereka. Selain itu peneliti

secara khusus juga menggunakan teori pemberdayaan perempuan.

Pemberdayaan yang dilakukan kepada perempuan dimulai dari

peningkatan akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi. Karena

1

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial Kajian Ringkas Tentang Pembangunan

Manusia, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara), hal. 8

2 Nanih Machendrawity, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung; PT Remaja

Rosdakarya, 2001), hal. 29

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

57

tidak dapat dipungkiri bahwa banyak perempuan yang mengalami

ketidakadilan dalam distribusi sumberdaya ekonomi.1.23

Pada dasarnya seorang perempuan memberdayakan perempuan lain

merupakan suatu bentuk kepedulian seorang perempuan untuk

meningkatkan kesejateraan perempuan, seperti yang dilakukan oleh

pemilik Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda. Pemilik usaha

tersebut melakukan pemberdayaan kepada kaum perempuan dikarnakan

adanya rasa kepedulian yang tinggi kepada kaum perempuan serta pemilik

usaha tersebut merasa berdaya untuk membatu kaum perempuan muda

khususnya dengan tujuan menjadikan kaum perempuan menjadi lebih

berdaya dalam menentukan sebuah pilihan, serta memiliki kekuasaan

terhadap ekonomi.

Jika melihat dari sejarah berdirinya UMKM tersebut bahwa Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda pada dasarnya terbentuk dengan

tujuan untuk meningkatkan mata pencaharian pemilik usaha. Namun,

dengan seiiring berjalannya waktu tujuan tersebut menjadi berkembang

menjadi memelihara peninggalan adat masyarakat melayu serta membantu

masyarakat yang tidak berdaya agar menjadi lebih berdaya. Seperti yang

disampaikan oleh pemilik usaha sebagai berikut:

“Alasan awalnya buka usaha ini itu, ya buat sumber mata

pencaharian lah ya. Tapi lama kelamaan, usaha yang kakak bangun

sama suami ini itu, jadi berkembang alasannya. Buat ngelestarikan

3 Herliawati Agus P, Upaya Pemberdayaan ekonomi perempuan, (Depok: Jurnal

Universitas Indonesia, 2009), hal. 39

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

58

tenun songket, terus bisa bantu orang, yang tadinya ga kerja terus

kakak ajarkan nenenun, jadi kerja, nah dia kerja punya penghasilan

jadinya kan”4

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, melakukan

pemberdayaan melalui beberapa proses. Usaha tersebut merekrut perajin

tenun songket dari warga sekitar UMKM serta berbagai daerah terpencil di

Provinsi Riau untuk dilatih menjadi perajin tenun. Seperti yang

disampaikan oleh pemilik Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

berikut ini:

"Kalau karyawannya kebanyakan dari daerah Taluk Kuantan sama

Rokan Hilir. Karna suami kakak dari Taluk, kakak dari Rohil. Tapi

ada juga yang dari daerah lainnya, memang kebanyakan dari Taluk

sama Rohil. Dari lingkungan sekitar rumah ada juga".5

Dari pernyataan di atas yang disampaikan oleh pemilik usaha

bahwa Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda yang bergerak pada

bidang industri pengrajin tenun serta dominasi pengrajinnya adalah

perempuan dapat dikatakan bahwa kegiatan pemberdayaan yang

dilakukan oleh UMKM tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan

keberdayaan perempuan.

Dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat terdapat sebuah

proses, hambatan-hambatan serta hasil yang diraih dalam mencapai

tujuan dari pemberdayaan tersebut. Maka dari itu, sesuai dengan

4 Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

5 Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

59

rumusan masalah peneliti akan membahas tentang beberapa temuan

lapangan serta menganalisis tamuan lapangan tersebut:

A. Proses Pemberdayaan Yang Dilakukakan Oleh Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda.

Pemberdayaan masyarakat secara lugas dapat diartikan

sebagai suatu proses yang dilakukan dengan tujuan untuk

membangun manusia atau masyarakat. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Selain itu sebagai tujuan, pemberdayaan merujuk pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu,

masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya lebih baik.6

Sesuai dengan teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui suatu perubahan yang merujuk pada perubahan social.

Perubahan social yang dimaksud adalah suatu perubahan dari

masyarakat yang belum berdaya menjadi masyarakat yang berdaya,

serta melihat kemampuan yang sebelumnya tidak dapat memenuhi

kebutuhan hidup menjadi masyarakat yang dapat memenuhi

kebutuhan hidup. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan,

6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005)

hal. 57

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

60

kemampuan yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti

memiliki kepercayaan diri, maupun menyampaikan aspirasi,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Dalam konteks penelitian ini, pemberdayaan yang

dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda seperti

yang dipaparkan oleh Hogan (2000) yang dikutip Isbandi

Rukminto, usaha tenun tersebut melakukan pemberdayaan secara

berkesinambungan hingga perajin yang diberdayakan menjadi

mandiri. Seperti yang disampaikan oleh pemilik usah sebagai

berikut:

"Untuk jangka waktu dari proses pemberdayaan ini itu,

nggak ada. sampai mereka berhentilah baru proses

pemberdayaannya berenti. karna kan memang ini itu, bukan

suatu program"7.

Menurut Edi Suharto pemberdayaan sebagai proses

memuat lima (5) dimensi yang dilakukan dalam sebuah proses

pemberdayaan, diantaranya adalah pemungkinan, penguatan,

perlindungan, penyokongan, dan pemeliharaan. Akan tetapi, dari

kelima (5) dimensi yang dipaparkan oleh Edi Suharto terdapat tiga

(3) dimensi yang ditemukan dilapangan berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan studi dokumen yang telah dilakukan

7 Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

61

peneliti, sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai alat analisis

dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Pemungkinan (enabling) Dalam Proses Pemberdayaan.

Katagori pemungkinan (enabling) dalam proses

pemberdayaan yang dipaparkan oleh Edi Suharto

merupakan suatu tahapan awal dari proses pemberdayaan

yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda. Pemungkinan berasal dari kata “mungkin” yang

memiliki arti boleh jadi8. Akan tetapi yang dimaksud

dengan pemungkinan (enabling) yang diapaparkan oleh

Edi Suharto adalah menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinan potensi klien berkembang secara optimal9.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pemungkinan adalah

suatu kondisi dimana fasilitator menciptakan keadaan

yang memungkinkan obyek pemberdayaan untuk dapat

mengembangkan potensinya.

Terkait pemberdayaan perempuan yang dilakukan

oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda upaya

yang dilakukan dalam konteks penciptaan kondisi atau

suasana yang kondusif. Selain itu dalam menciptakan

suasana atau iklim yang dapat mengembangkan potensi

8 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mungkin (Diakses pada tanggal 23 Agustus 2017

pada pukul 20:13 WIB) 9 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT

Refika Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

62

klien pihak pemberdaya menyediakan sarana dan

prasarana untuk melancarkan proses pemberdayaan

tersebut. Sarana yang disediakan oleh pihak pemberdaya

berupa sebuah alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada

setiap obyek pemberdayaan untuk melaksanakan proses

pemberdayaan serta prasarana yang diberikan oleh pihak

pemberdaya kepada obyek pemberdayaan merupakan

fasilitas tempat tinggal yang di khususkan kepada klien

yang berasal dari luar daerah Pekanbaru, dan

disediakannya makan sebanyak 3 (tiga) kali sehari untuk

menunjang kelancaran proses pemberdayaan. Hal tersebut

diperkuat oleh beberapa pengrajin tenun songket,

diantaranya:

"Kalau disini tinggal sama Ka Winda, sama makan

kami udah dari sini. Jadi kami itu ada jadwal piket,

ada yang masak ada yang bersih-bersih. yang

masak kami juga, tapi kalau bahan-bahan buat

masak ka winda yang sediain. Setiap orang dapat

alat tenun masing-masing. Kayak meja kerja gitu

kak.10

"Aslinya dari Taluk Kuantan, tapi kalo disini

tinggal sama ka winda. Kalau makan dapat dari

sini. Setiap orang dapat alat."11

“Orang tua tinggalnya di Taluk Kuantan kak, di

kampung bang Azman ni juga. Kalau disni semua-

semuanya udah di tanggung kak, dari makan,

10 Wawancara pribadi dengan Mona Lisa, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Senin 24 Juli 2017).

11 Wawancara pribadi dengan Roly Paslah Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Selasa 25 Juli 2017).

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

63

tempat tinggal, terus dapat alat. Kita tinggal kerja

yang baik aja.”12

Dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda menurut para

klien bahwa pemungkinan merupakan tahapan yang

penting dalam proses pemberdayaan tersebut. Seperti yang

disampaikan oleh pengrajin tenun songket sebagai berikut:

“Alhamdulillah kami disini disediakan tempat

tinggal, makan udah ditanggung. Jadi nggak mikir

yang lain-lain lagi kami kak.”13

“Kami kan rumahnya jauh kak, kalau kami nggak

dikasih tempat tinggal disini, dimana kami

tinggal.”14

Dari pernyataan di atas bahwa para pengrajin tenun

songket menilai bahwa sarana dan prasaran merupakan hal

penting dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda. Akan tetapi,

terdapat salah satu pernyataan menarik oleh seorang

pengrajin tenun songket, sebagai berikut:

“Itu jadi penting karena kalau kami nggak dikasih

tempat tinggal sama makan mana mau kami kerja

disini kak.”15

12

Wawancara pribadi dengan Heny Anggraini Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Selasa 25 Juli 2017). 13

Wawancara pribadi dengan Ayu, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru, Senin

24 Juli 2017). 14

Wawancara pribadi dengan R. Yusmi, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Jum'at 21 Juli 2017) 15

Wawancara pribadi dengan Dewi Kurnia Sari, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017).

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

64

Maka dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarana

yang diberikan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda menjadi penting dikarenakan awal ketertarikan

para pengrajin tenun songket untuk berkontribusi di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda.

Selain itu pihak pemberdaya juga menciptakan

suasana yang nyaman dengan tujuan untuk memberikan

kebahagiaan jasmani dan rohani para pengrajin tenun

songket. Seperti yang disampaikan oleh pengrajin tenun

songket sebagai berikut:

“Iya menikmati. Senang punya banyak tema, betah

karna kerja ga dipaksa.”16

“ Senanglah soalnya sudah sesuai"17

“Menikmati kerja disini, soalnya fikirannya tenang

karna fokusnya ke kain aja.”18

Selain itu terdapat salah satu pernyataan menarik

yang disampaikan oleh pengrajin tenun songket di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda sebagai berikut:

“Iya, senang kerja disini. Ya bisa ketemu jodoh

disini.”19

16

Wawancara pribadi dengan Ayu, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru, Senin

24 Juli 2017).

17 Wawancara pribadi dengan Tania Hermawati, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at, 21 Juli 2017). 18

Wawancara pribadi dengan Dewi Kurnia Sari, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017). 19

Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Jum'at 21 Juli 2017).

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

65

Dari pernyataan-pernyataan di atas bahwa pihak

pemberdaya menyediakan fasilitas serta menciptakan

suasana yang nyaman untuk mendukung proses

pemberdayaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemungkinan (enabling) merupakan hal yang paling

mendasar untuk melancarkan suatu proses pemberdayaan

meliputi sarana dan prasarana serta suasana yang

mendukung agar proses pemberdayaan berjalan dengan

baik.

2. Penguatan (empowering), Dalam Proses Pemberdayaan

Kategori yang kedua dalam proses pemberdayaan

yang dipaparkan oleh Edi Suharto terkait proses

pemberdayaan yaitu penguatan (empowering). Secara

bahasa penguatan memiliki arti yaitu perbuatan yang

menguati atau menguatkan20

. Penguatan (empowering)

merupakan suatu upaya menumbuhkan peran dan

kemandirian sehingga masyarakat baik tingkat individu,

kelompok, kelembagaan, maupun komunitas memiliki

tingkat kesejahteraan yang jauh lebih baik dari

sebelumnya, memiliki akses pada sumberdaya, memiliki

kesadaran kritis, mampu melakukan pengorganisasian dan

control social dari segala aktivitas pembangunan yang

20

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penguatan (Diakses pada tanggal 23 Agustus 2017

pada pukul 21:30 WIB)

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

66

dilakukan di lingkungan21

. Sedangkan menurut Edi

Suharto yang dimaksud dengan penguatan (empowering),

yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya22

. Penguatan yang dipaparkan

oleh Edi Suharto lebih spesifik dalam memperkuat ilmu

pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki oleh klien

serta memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Dalam pemecahan masalah serta memenuhi

kebutuhan hidup para pengrajin tenun, pihak pemberdaya

melakukan proses tersebut pada tahapan penyokongan.

Sehingga dalam proses penguatan pemberdaya hanya

befokus kepada penguatan dalam meningkatkan

pengetahuan para klien.

Memperkuat pengetahuan yang dilakukan oleh

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda terkait proses

pemberdayaan terletak pada pengetahuan yang berfokus

pada bidang tenun songket. Pengetahuan yang dibagi oleh

UMKM tersebut dibidang tenun songket meliputi motif-

21

Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2014), h. 95-96 22

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT

Refika Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

67

motif terkait kain tenun songket khas melayu Riau, serta

diberikannya pelatihan dalam menenun songket.23

Menurut Dr. Anwar pelatihan merupakan suatu

usaha yang memiliki perencanaan dan diselenggarakan

oleh suatu lembaga ataupun fasilitator yang bertujuan

untuk mencapai penguasaan dalam keterampilan,

pengetahuan, serta sikap sesuai dengan kebutuhan para

peserta pelatihan.24

Alasan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

memberikan pelatihan kepada objek pemberdayaan

dikarenakan calon pengrajin tenun yang ingin

berkontribusi kepada UMKM tersebut belum memiliki

dasar ilmu dalam menenun.25

Selain itu pelatihan yang

diberikan bertujuan untuk mengetahui apakah calon

pengrajin tersebut memiliki keuletan, kerapihan serta

konsentrasi yang tinggi dalam menenun. Seperti yang

disampaikan oleh salah satu pengrajin tenun songket di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda sebagai

berikut:

23

Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017). 24

Dr. Anwar, M. Pd, Manajemen Pemberdayaan Perempuan: Perubahan Sosial Melalui

Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan, (Bandung: Alfabeta 2007) hal. 107

25

Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

68

"Belum juga, kalau yang kerja disini rata-rata belum

pernah belajar nenun."26

“Belum bisa sama sekali. Dilatih dulu, kan belum

pernah nenun sebelumnya.”27

Pihak pemberdaya akan melakukan pelatihan kepada

para pengrajin dalam jangka waktu kurang lebih satu (1)

bulan. Akan tetapi, dalam proses pelatihan ini terdapat

perbedaan waktu pada setiap pengrajinnya, dikarenakan

setiap orang memiliki daya tangkap yang berbeda

sehingga dalam pelatihan ini waktu yang dibutuhkan

untuk dapat menguasai teknik dalam menenun menjadi

fleksibel. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa

pengrajin tenun songket di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda, sebagai berikut:

"Kalau belajarnya aja 1 minggu udah pandai, tapi

kalo sama motif 1 bulan lah kira-kira. Itu motif

gampang 1 bulan, kalo yang motif susah 2 bulan lah.

yang lama itu belajar dimotif."28

.

"Iya kak. Belajar nenun dulu, alhamdulillah 2 hari

langsung ngerti gimana cara makai alatnya. karna

udah bisa, langsung belajar motif songket. belajar

motifnya 2 minggu itu yang nggak padat, kalo motif

yang padatnya sebulan lah kira-kira."29

26 Wawancara pribadi dengan R. Yusmi, Pengrajin Tenun Songket Melayu (Pekanbaru,

Jum'at 21 Juli 2017). 27

Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Serta Pembimbing di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Jum'at 21 Juli 2017). 28

Wawancara pribadi dengan Yulinza Putri, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017).

29

Wawancara pribadi dengan Icha Yulis Islamiyah, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017).

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

69

" Iya ikut. 2 bulan udah bisa semuanya lah."30

Dari ketiga pernyataan di atas yang disampaikan

oleh para pengrajin tenun songket Khas Melayu Winda

terlihat jelas bahwa proses pelatihan dalam pemberdayaan

pada bidang pengrajin tenun songket terbilang cukup sulit,

dikarenakan dibutuhkannya kesabaran, ketelitian serta

skill dalam melakukan teknik penenunan.

Selain itu penguatan yang diberikan kepada obyek

pemberdayaan terkait proses pemberdayaan berupa

pengetahuan terkait tenun songket. Pengetahuan tersebut

terkait motif-motif yang menjadi ciri khas dari tenun

songket melayu Riau. Seperti yang disampaikan oleh salah

satu pengrajin tenun songket sebagai berikut:

"Biasanya kalau lagi senggang, kami suka bahas

tentang motif tenun kak. Kan setiap motif punya

ceritanya masing-masing. Nah disitulah kami tau

kalau motif tu ada ceritanya."31

Dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda pengrajin

tenun songket mengutarakan bahwa proses penguatan

menjadi penting dalam proses pemberdayaan yang mereka

jalani. Proses tersebut menjadi penting dikarenakan

30 Wawancara pribadi dengan Mona Lisa, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Senin 24 Juli 2017).

31 Wawancara pribadi dengan Ayu, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru, Senin

24 Juli 2017).

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

70

pengetahuan terkait motif songket menjadi hal yang utama

dalam menenun sebuah kain songket. Seperti yang

disampaikan oleh salah satu pengrajin tenun songket

sebagai berikut:

“Kalau kita nggak tau, motif songketnya, giamana

caranya kami bikinnya.”32

Dalam proses penguatan yang diberikan oleh pihak

pemberdaya, terdapat kekurangan dalam proses tersebut.

Kekurangannya adalah pihak pemberdaya hanya

memberikan penguatan terkait motif serta produksi tenun

songket saja, pihak pemberdaya tidak memberikan ilmu

pengetahuan terkait pemasaran produk. Seperti yang

dipaparkan oleh pengrajin tenun sebagai berikut:

“ Nggak masarin. Kami Cuma buat aja.”33

“Ngga ikut masarin, yang ngejualin bos aja.”34

Dari seluruh pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa proses penguatan yang dilakukan oleh pihak

pemberdaya yang berfokus pada pengetahuan terkait tenun

songket serta pelatihan terkait produksi tenun songket.

Proses penguatan tersebut menjadi penting dikarenakan

memiliki tujuan untuk menambah wawasan pengrajin

32

Wawancara pribadi dengan Roly Paslah Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Selasa 25 Juli 2017). 33

Wawancara pribadi dengan Dewi Kurnia Sari, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017). 34

Wawancara pribadi dengan Roly Paslah Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Selasa 25 Juli 2017).

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

71

tenun songket serta keahlian dalam memproduksi tenun

songket. Sangat disayangkan pihak pemberdaya tidak

memberikan penguatan terkait proses pemasaran produk.

Sedangkan, pemasaran produk merupakan salah satu hal

penting dalam susunan pemberdayaan terkait proses

penguatan.

3. Penyokongan (supporting), Dalam Proses Pemberdayan

Kategori yang ketiga dalam proses pemberdayaan

yang dipaparkan oleh Edi Suharto terkait proses

pemberdayaan yaitu penyokongan (supporting). Secara

bahasa penyokong memiliki arti orang yang menyokong;

penderma.35

Akan tetapi yang dimaksud dengan

penyokongan (supporting) yang dipaparkan oleh Edi

Suharto terkait dengan proses pemberdayaan yaitu

memberikan bimbingan dan dukungan agar klien mampu

menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.36

Dalam konteks ini penyokongan yang dilakukan

dalam proses pemberdayaan oleh Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda tergolong dalam penyokongan

(supporting) mental. Maksud dari penyokongan

(supporting) mental adalah, pihak pemberdaya

memberikan motivasi kepada pengrajin (klien) dengan

35

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penyokong (Diakses pada tanggal 2 September

2017 pada pukul 10:38 WIB) 36

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT

Refika Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

72

tujuan untuk dapat memecahankan masalah kehidupan

para pengrajin serta memenuhi kebutuhan hidup para

pengrajin tenun.

Motivasi yang diberikan pihak pemberdaya kepada

klien (pengrajin) terdiri dari motivasi kerja, motivasi

dalam kemandirian, motivasi dalam menyelesaikan

permasalahan kehidupan para pengrajin serta memberikan

motivasi agar dapat memenuhi kebutuhan hidup para

pengrajin tenun. Motivasi kerja diberikan kepada setiap

pengrajin dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas diri

para pengrajin tenun dalam segi pekerjaan. Seperti yang

disampaikan oleh beberapa pengrajin tenun songket

sebagai berikut:

"Biasanya kak winda suka ngasih motivasi kalo

udah mulai rasa bosan, diajarin nenun kan terus

dikasih motivasi buat rajin kerja biar bisa bantu

orang tua ".37

“Ka winda berperan penting dalam hidup kakak.

Karna kakak selalu di kasih motivasi biar bisa

berkembang. Biasanya di kasih tau “kalo udah

nikah, kalo bisa bantu suami buat nambah nambah

nyari uang dari nenun”.38

37 Wawancara pribadi dengan R. Yusmi, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Jum'at 21 Juli 2017). 38

Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Serta Pembimbing di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Jum'at 21 Juli 2017).

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

73

“Terus kadang-kadang ka winda suka ngasih

motivasi buat belajar tentang motif motif. Biar bisa

ningkatin keahlian dalam nenun”.39

Selain diberikan motivasi pada aspek pekerjaan,

pihak pemberdaya melakukan penyokongan (supporting)

atau motivasi kepada klien dalam memenuhi kebutuhan

hidup. Seperti yang disampaikan oleh beberapa pengrajin

sebagai berikut:

"Kadang-kadang ka winda suka ngingatin kalo kerja

yang rajin, hasilnya juga buat kalian-kalian juga nya

".40

“Suka di nasehatin kadang-kadang sama bos disuruh

rajin kerjanya, jangan males karna kan semuanya

untuk diri kita juga, sama dinasehatin jangan boros-

boros, ditabung uangnya biar bisa beli mesin

sendiri”.41

Selain motivasi kerja, motivasi atau penyokongan

(supporting) dalam proses pemberdayaan yang dilakukan

oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda adalah

penyokongan (supporting) dalam kemandirian. Seperti

yang disampaikan oleh salah satu pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda sebagai

berikut:

39

Wawancara pribadi dengan Tania Hermawati, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at, 21 Juli 2017).

40 Wawancara pribadi dengan Tania Hermawati, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at, 21 Juli 2017). 41

Wawancara pribadi dengan Ayu, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru, Senin

24 Juli 2017).

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

74

"Kita suka di ingatkan kalau perempuan harus bisa

usaha ga numpang minta aja. kira-kira gitu lah

kak".42

Proses penyokong (supporting) atau motivasi

merupakan proses yang sangat penting dalam

pemberdayaan. Dikarenakan, penyokongan (supporting)

mental akan sangat berpengaruh atas kualitas hidup

seseorang. Jika seseorang tidak memiliki motivasi hidup

maka kemungkinan besar bahwa orang tersebut akan

menjadi salah satu objek dari masalah sosial di

masyarakat. Seperti pernyataan pemilik usaha sebagai

berikut:

“Adek-adek ni sering kakak kasih motivasi, biar

mereka jadi sadar kalau kita ni hidup harus

berusaha, harus punya wawasan paling tidak di

bidang tenun ni lah. Semuakan untuk adek-adek ni

juga hasilnya”43

“Kalau mereka berwawasan, punya skill, paling

tidak mereka sedikit berkualitaslah hidupnya,

apalagi yang putus-putus sekolahkan”44

Akan tetapi dari proses pemberdayaan pada segi

penyokongan, terdapat beberapa pengrajin tenun merasa

tidak diberi motivasi oleh pihak pemberdaya. Seperti yang

diungkapkan oleh beberapa pengrajin tenun sebagai

berikut:

42 Wawancara pribadi dengan Yulinza Putri, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017). 43

Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017). 44

Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

75

"Nggak pernah dikasih nasihat-nasihat gitu kami

kak. tapi ntah lah ya kalau yang lain" 45

.

"Kalau nasihat-nasihat ndak ada pernah dikasih kak,

yang penting kerja aja yang baik"46

Penyokongan (supporting) atau motivasi diri akan

sangat berpengaruh atas kualitas hidup seseorang. Jika

seseorang tidak memiliki motivasi hidup maka

kemungkinan besar bahwa orang tersebut akan menjadi

salah satu objek dari masalah sosial di masyarakat. Dari

seluruh pernyataan di atas terkait proses pemberdayaan

pada segi penyokongan atau motivasi maka dapat

disimpulkan bahwa proses tersebut merupakan proses

yang harus dijalani dari setiap praktik pemberdayaan agar

objek pemberdayaan dapat membuka fikiran agar menjadi

individu yang berdaya.

Dari ketiga (3) proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

UMKM tenun Songket Khas Melayu Winda yang berfokus pada

pemberdayaan perempuan terlihat bahwa enabling (pemungkinan),

empower (penguatan), dan supporting (penyokong) memiliki

dampak serta hasil dari proses pemberdayaan. Karena proses yang

dilakukan dapat meningkatkan kualitas para pengrajin dari segi

pelatihan, pengetahuan dan motivasi. Pelatihan yang diberikan

45 Wawancara pribadi dengan Dewi Kurnia Sari, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017).

46 Wawancara pribadi dengan IchaYulis Islamiyah Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017).

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

76

selama kurang lebih 1 bulan dapat menjadi modal awal para

pengrajin untuk memulai usahanya senidiri. Menurut informasi

yang diperoleh dari pemilik usaha serta beberapa pengrajin tenun

songket bahwa terdapat beberapa anak didik yang telah memiliki

usaha sendiri dibidang produksi tenun songket.47

Dari fakta yang ditemukan dilapangan dapat dikatakan

bahwa pelatihan yang didukung oleh penguatan serta dukungan

yang kuat dapat menjadikan seseorang menjadi individu yang

berdaya, serta dapat menimbulkan perasaan nyaman secara jasmani

dan rohani. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan cara-cara

sederhana, dengan memberikan dukungan melalui motivasi, ilmu

yang di ajarkan kepada masyarakat yang kurang berdaya serta

pelatihan yang diberikan mampu membuat masyarakat khususnya

masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya. Berdaya yang

dimaksudkan adalah upaya membangun daya yang dimiliki dhu‟afa

dengan mendorong, memberikan motivasi, dan meningkatkan

kesadaran tentang potensi yang dimiliki mereka serta berupaya

untuk mengembangkannya.48

Pada proses pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM

tersebut terdapat sebuah fakta yang ditemukan oleh peniliti pada

beberapa klien (pengrajin tenun), pengrajin tersebut merasa tidak

mendapatkan penguatan mental ataupun motivasi dari pihak

47 Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017). 48

Gunawan Sumohadininggrat, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat,

(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997) hal. 165

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

77

pemberdaya. Dengan kata lain, pihak pemberdaya tidak melakukan

penyokongan (supporting) mental pada aspek motivasi dalam

pekerjaan secara merata. Dilihat dari beberapa pernyataan yang

disampaikan oleh para pengrajin tenun songket di atas dapat

dikatakan bahwa dalam proses pemberdayaan pada konteks

penyokong (supporting) atau motivasi, pihak UMKM masih belum

merata dalam melaksakannya. Selain penguatan mental, pihak

pemberdaya juga tidak memberikan penguatan terkait pemasaran

produk. Menurut peneliti pemasaran produk merupakan hal penting

yang harus dibagi kepada objek pemberdayaan. Untuk menjadikan

objek pemberdayaan menjadi mandiri serta dapat mengembangkan

usahanya sendiri, objek pemberdayaan harus menerima pelatihan

terkait proses membentuk suatu usaha, proses produksi serta proses

pemasaran. Akan tetapi, pada UMKM Tenun Songket Khas

Melayu Winda hanya mengajarkan proses produksi saja. Sehingga

proses pemberdayaan yang dilakukan menjadi kurang efektif.

Jika merujuk kembali pada teori proses pemberdayaan yang

dipaparkan oleh Edi Suharto, terdapat perbedaan antara teori

dengan fakta yang dilapangan. Menurut Edi Suharto pemberdayaan

sebagai proses memuat lima dimensi, diantaranya49

: pemungkinan

(enabling), penguatan (empowering), perlindungan (protecting),

penyokongan (Supporting), pemeliharaan (fortering). Akan tetapi

yang terjadi dilapangan proses pemberdayaan yang dilaksanakan

49 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT

Refika Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

78

oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda hanya memuat

tiga (3) dimensi saja, diantaranya: pemungkinan (enabling),

penguatan (empowering), penyokongan (supporting). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam praktik pemberdayaan yang

dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda dengan

proses pemberdayaan yang dikaitkan dengan tiga (3) dimensi teori

yang dipaparkan oleh Edi Suharto terbilang cukup mampu dalam

meningkatkan keberdayaan pengrajin tenun songket di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda. Alasan peneliti tidak

menggunakan dua (2) dimensi yang dipaparkan oleh Edi Suharto,

karena perlindungan (protecting) yang didapat hanya berasal dari

pemerintah dikhususkan untuk UMKM Tenun Songket Khas

Melayu Winda saja tidak secara khusus kepada perajin tenun

songket dan UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda pun tidak

melakukan perlindunga kepada pengrajin tenun songket sehingga

menurut peneliti proses pemberdayaan pada aspek perlindungan

masih tergolong lemah. Begitupun dengan pemeliharaan

(foterting), pihak pemberdaya tidak melakukan pemeliharaan

terhadap objek pemberdayaannya. Menurut peneliti pemeliharaan

merupakan proses yang memiliki dampak jangka panjang.

Pemeliharaan sendiri merupakan proses melindungi masyarakat

terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh

kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak

seimbang (apalagi tidak sehat) antara kuat dan yang lemah, dan

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

79

mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok

lemah.

B. Faktor-Faktor Yang Menjadikan Penghambat Serta Pendukung

Dalam Pemberdayaan.

Berdirinya suatu usaha selalu memiliki faktor yang dapat

menghambat serta memberi dukungan kepada usaha tersebut.

Begitu pula dengan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda.

Usaha tersebut mengalami pasang surut dari produksi hingga

distribusi. Permasalahan yang sering menjadi penghambat dari

produksi berasal dari bahan baku. Bahan baku tersebut merupakan

benang yang diimpor dari berbagi negara diantaranya Singapura,

Malaysia, dan India. Bahan baku tersebut terkadang sangat sukar di

dapatkan karena adanya permainan pasar sehingga bahan baku

tersebut mengalami kelangkaan.50

Benang-benang tersebut terdiri

dari benang emas, benang perak, benang kristal serta benang

polister. Alasan pihak Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

melakukan impor dikarenakan kualitas benang yang Indonesia

miliki tidak sebanding dengan kualitas benang impor, sehingga

pihak UMKM tersebut memilih untuk mengimpor benang tersebut.

Namun, walaupun benang emas, polister, perak ataupun benang

kristal yang berasal dari lokal memiliki kualitas kurang bagus,

benang katun yang dimiliki oleh Indonesia merupakan benang yang

berkualitas tinggi. Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

50 Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

80

menyuplai benang katun berasal dari kota kembang yaitu kota

Bandung.

Selain itu yang menjadi penghambat dalam proses

pemberdayaan berasal dari proses itu sendiri. Salah satu proses

yang menjadi penghambat dari proses pemberdayaan berasal dari

pelaksanaan pelatihan. Hambatan-hambatan yang dialami oleh

pengrajin tenun-pun beragam, seperti yang diungkapkan oleh

pengrajin tenun sebagai berikut:

“ Kendalanya mesin rusak, benang emasnya rusak, belum

belajar motif ”51

“ Paling benang putus, kalo ngga teropongnya jatuh”.52

“ Karna mesin rusak jadi lama bikin kainnya. Soalnya kan

kalo disini setiap orang udah alat masing-masing. Kalo

mesin kita rusak kita ga bisa bikin kain. Kalo yang paling

sering benang putus. Benang itu tu putus gara-gara kadang

benangnya yang rapuh kadang sisirnya suka ada yang

tajam”.53

Berdasarkan proses yang dijalani objek pemberdayaan serta

hambatan yang ditemui terdapat beberapa calon pengrajin tenun

tidak sanggup mengikuti pelatihan menenun, sehingga waktu

pelatihan yang diberikan belum selesai para calon pengrajin tenun

tersebut memilih hengkang dari pelatihan dengan alasan mereka

51

Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Serta Pembimbing di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Jum'at 21 Juli 2017). 52

Wawancara pribadi dengan Heny Anggraini Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Selasa 25 Juli 2017). 53

Wawancara pribadi dengan Mona Lisa, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Senin 24 Juli 2017).

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

81

tidak memiliki potensi dalam menenun (keuletan, kerapihan serta

konsentrasi yang tinggi dalam menenun)54

.

Hambatan-hambatan yang ditemui tidak hanya berasal dari

proses pemberdayaan saja, hal yang menjadi penghambat

pelaksanaan praktik pemberdayaan juga datang dari individu-

individu objek pemberdayaan. Seperti yang disampaikan oleh

beberapa pengrajin tenun songket sebagai berikut:

“Kadang ngerasa bosan sama capek, karna kan tiap hari

ngerjain ini”.55

“Paling rindu-rindu orang tua aja”56

“Kadang ya capek, kalo dulu-dulukan kepikiran anak ga ada

yang megang, jadi kadang suka ga fokus”.57

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam praktik

pemberdayaan hambatan dapat berasal dari mana saja. Namun

dalam penelitian ini, hambatan yang ditemui berasal dari objek

pemberdayaan, proses pelatihan, serta sarana-sarana

pemberdayaan.

Disetiap ada masalah pasti selalu ada hikmah dibaliknya,

begitu juga dengan hambatan. Disetiap hambatan selalu ada

dukungan yang diberikan. Dukungan yang dimiliki oleh UMKM

tersebut terletak pada kerja sama dengan pemerintah Kota

54

Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017). 55

Wawancara pribadi dengan Yulinza Putri, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017). 56

Wawancara pribadi dengan IchaYulis Islamiyah Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017). 57

Wawancara pribadi dengan Tania Hermawati, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at, 21 Juli 2017).

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

82

Pekanbaru dalam menyuplai seragam kepemerintahan. Tenun

Songket Melayu merupakan lambang (icon) yang dimiliki oleh

Tanah Lancang Kuning, sehingga motif-motif tenun songket selalu

digunakan untuk menjadi seragam para pegawai kepemerintahan.

Dengan kualitas kain yang dimiliki oleh UMKM tersebut,

pemerintah Provinsi Riau sering bekerjasama dengan UMKM

Tenun Songket Khas Melayu Winda untuk menjadi distributor

seragam, buah tangan tamu kenegaraan serta acara-acara terkait

dengan kebanggan Provinsi Riau.

C. Hasil Yang Diperoleh Para Pengrajin Tenun Dari Pemberdayaan

Yang Dilakukan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda.

Ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat

pemuas kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud

disini adalah yang berkaitan dengan aktivitas orang dan masyarakat

yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan

konsumsi jasa-jasa serta barang-barang langka.58

Dalam konteks permasalahan sederhana, ekonomi rakyat

merupakan strategi “bertahan hidup” yang dikembangkan oleh

penduduk masyarakat miskin, baik di kota maupun di desa.59

Yang

dimaksud dengan strategi bertahan hidup khususnya pada

58 Asep Usman Ismail, Pengalaman Al-Qur’an TentangPemberdayaanDhuafa, (Jakarta:

Dakwah Press, 2008) hal. 222

59

Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), hal.

4

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

83

masyarakat miskin, adalah cara yang digunakan untuk dapat

memenuhi kebutuhan makan dan minum.

Setiap manusia memerlukan makan dan minum sehingga

banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk dapat

memenuhi hal tersebut. Dengan demikian, cara yang paling ampuh

digunakan untuk mengurangi kekacauan tersebut adalah dengan

cara pemberdayaan. Pemberdayaan berbasis ekonomi sangat

ampuh mengurangi masalah kemiskinan. Jumlah penduduk miskin

(penduduk yang berada di bawah garis kemiskin) di Provinis Riau

pada bulan Maret 2017 sebesar 514,40 ribu jiwa (7,78 persen). Jika

dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2016

yang berjumlah 515,40 ribu jiwa (7,98 persen), penduduk miskin di

Provinsi Riau mengalami penurunan sebanyak 0,78 ribu jiwa60

.

Seperti Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, usaha

ini telah membantu pemerintah Provinsi Riau untuk mengurangi

masalah kemiskinan. Metode yang digunakan untuk mengurangi

tingkat kemiskinan adalah dengan cara mengembangkan potensi

masyarakat, memberikan ilmu terkait potensi yang dimiliki serta

memberikan motivasi kepada para target pemberdayaan.

Dari ketiga (3) proses pemberdayaan yang dilakukan oleh

UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda yang berfokus pada

pemberdayaan perempuan, terlihat bahwa enabling (pemungkinan),

60 https://riau.bps.go.id/Brs/view/id/530 (Diakses pada tanggal 14 Agustus 2017 pada

pukul 11:21)

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

84

penguatan (empowering) dan supporting (penyokong) merupakan

suatu proses pemberdayaan yang memiliki tujuan meningkatkan

keberdayaan para pengrajin tenun. Dalam konteks ekonomi proses

pemberdayaan pada segi penyokongan (supporting) yang dilakukan

dalam Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda terletak pada

permodalan alat tenun (ATBM). Permodalan yang dimaksudkan

pada kondisi perajin tenun songket yang tidak bisa bekerja

dikarenakan sesuatu hal, namun perajin tersebut memiliki

keinginan untuk tetap bekerja, pihak UMKM dapat memberikan

pinjaman alat (kredit alat) kepada perajin tenun, sehingga perajin

tersebut tetap dapat menghasilkan uang dan mereka tetap menjadi

manusia yang produktif.

Berdasarkan data yang ditemukan dilapangan bahwa

pelatihan yang diberikan kepada para pengrajin tenun dapat

menjadi modal awal yang dimiliki setiap klien (pengrajin tenun).

Modal yang dimaksudkan adalah setiap klien yang ingin membuka

usaha dibidang tenun, tentunya membutuhkan skill dalam

menenun. Dengan adanya pelatihan ini, skill yang diperoleh dapat

menjadi dasar ataupun modal yang dimiliki oleh setiap penenun,

karena untuk membuka suatu usaha maka setiap orang harus

memiliki skill serta pengalaman dalam bidang tersebut, sehingga

usaha yang dijalankan dapat bergerak maju dan menjadikan orang

tersebut lebih berdaya secara ekonomi. Jika merujuk pada teori

pemberdayaan ekonomi yang dikemukakan oleh Munandar yang

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

85

dikutip oleh Ismet Firdaus dan Ahmad zaky bahwa pemberdayaan

ekonomi tidak hanya melihat kemampuan ekonomi seseorang akan

tetapi keterampilan hidup serta kemandirian objek pemberdayaan

menjadi suatu aspek dalam katagori keberdayaan.

Dilihat dari sisi ekonomi proses pemberdayaan yang

dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda ternyata

memiliki dampak atau hasil yang dapat meningkatkan keberdayaan

ekonomi para pengrajin. Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu

pemberdayaan berbasis ekonomi, dapat dilihat dari beberapa

indikator keberdayaan ekonomi yang dikemukakan oleh Edi

Suharto. Menurut Edi Suharto terdapat delapan (8) indikator

keberdayaan ekonomi61

, akan tetapi dari delapan (8) indikator yang

dikemukakan oleh Edi Suharto terkait pemberdayaan ekonomi,

terdapat empat (4) indikator yang ditemukan berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan kepada objek pemberdayaan,

diantaranya: kebebasan mobiltas, kemampuan membeli komoditas

kecil, kemampuan membeli komoditas besar, terlibat dalam

pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga.

Merujuk dari keempat (4) indikator tersebut hasil yang

ditemukan di lapangan adalah para pengrajin tenun songket di

UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda mampu untuk pergi

keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya. Seperti yang

61

Edi Suharto, Membangun Rakyat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2005), hal. 64-66

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

86

disampaikan oleh beberapa pengrajin tenun songket sebagai

berikut:

"Udah pernah jalan-jalan ke SUMBAR (Sumatra Barat), ke

Jogja, paling kalau di Riau ini Tembilahan kak"62

“Ke SUMBAR (Sumatra Barat) sama ke Bagan Siapi-

Api”.63

“Paling jalan-jalan ke Sumbar (Sumatra Barat), sama ke

Bagan Siap-Api itu juga jalan-jalan karna bos yang

ngajak”.64

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh para pengrajin

tenun membuktikan bahwa adanya peningkatan ekonomi yang

dirasakan oleh para pengrajin tenun di Usaha Tenun Songket

Melayu Winda. Selain memiliki kemampuan untuk pergi keluar

rumah atau wilayah tempat tinggal, para pengrajin tenun juga

mampu membeli barang-barang sekunder atau tersier dan membeli

barang tanpa bantuan orang lain. Seperti yang di utarakan oleh

beberapa informan sebagai berikut:

"Alhamdulillah udah bisa bantu orang tua buat bayar

sekolah adek-adek, sekalian kebutuhan sehari-hari bisa

tercukupilah paling nggak"65

"Udah bisa beli HP, Emas (cincin dan kalung), paling sama

kebutuhan sehari-hari".66

62 Wawancara pribadi dengan Heny Anggraini Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Selasa 25 Juli 2017). 63

Wawancara pribadi dengan Dewi Kurnia Sari, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017). 64

Wawancara pribadi dengan IchaYulis Islamiyah Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017). 65

Wawancara pribadi dengan R. Yusmi, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Jum'at 21 Juli 2017).

66

Wawancara pribadi dengan Roly Paslah Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Selasa 25 Juli 2017).

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

87

"Kalau beli umah, kendaraan belum lagi kak. Tapi kan udah

bisa beli HP sendiri tanpa minta sama orang tua, kebutuhan

sehari-hari lah. Setidaknya beli handbody (body lotion)

nggak minta.67

Selain itu perajin tenun songket yang sudah menikah

memiliki peran penting dalam rumah tangganya. Salah satu perajin

tenun songket mengutarakan bahwa ia berkontribusi dalam

mengambil keputusan dalam rumah tangga, seperti yang

disampaikan oleh salah satu perajin tenun songket sebagai berikut:

“Pas suami mau kredit honda kan, dia tanya ke kami. Boleh

apa ndak. Terus kata kami nggak boleh kan, karena masih

banyak pengeluaran. Abis itu kami ngomong-ngomong,

nggak jadi suami ambil honda”

Dari pernyataan di atas terlihat jelas bahwa perempuan

memiliki peran penting dalam keluarga. Jika dikaitkan denga teori

keberdayaan ekonomi maka perajin tenun songket yang

berkontribusi di UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda dapat

dikatakan sudah masuk ditahap akan berdaya, karena salah satu

indikator keberdayaan yang dipaparkan oleh Edi Suharto adalah

terlibatnya dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga.

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda mempunyai

pengaruh untuk perekonomian para pengrajin tenun. UMKM

tersebut memberikan keuntungan kepada wanita yang tidak

produktif menjadi produktif, sehingga mereka memiliki

67

Wawancara pribadi dengan Yulinza Putri, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017).

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

88

penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti

yang diungkapkan oleh pengrajin tenun songket sebagai berikut:

“Kalo ekonomi terbantu kali. Bisa beli apa-apa sendiri,

ngga mengharapkan gaji suami paling tidak. Kalo mau

ngasih orang tua kan ga mungkin minta suami, dari hasil

kita lah bisa buat bantu orang tua”.68

Para pengrajin tenun berangkat ke UMKM tersebut dengan

tujuan untuk bisa mengurangi beban orang tua mereka, menjadi

mandiri secara sifat serta mencari pengalaman hidup. Seperti yang

diungkapkan oleh beberapa pengrajin tenun songket sebagai

berikut:

“Hasilnya, karna tinggal sama bos kan jadi bisa mandiri.

Ngga ngerek ke orang tua terus, jadi bisa nenun, bisa

masak”.69

“Yang utama hasilnya bisa dapat ilmu, kalo kemandirian

udah pasti. Kadang-kadang suka di nasehatin disuruh giat

kerja, karna asilnya juga untuk diri sendiri. Sama ekonomi

meningkat, udah bisa nyekolahin adek yang paling kecil.

Itu ajanya kira-kira”.70

“Jadi punya pengalaman yang orang lain belum tentu

pernah ngalamin kan kak. Ya rasa ingin taunya jadi tinggi

gitu lah. Biar bisa ngerubah nasib keluarga. Apalah kami

yang orang tuanya petani karet. Kakak tau lah ya kan”.71

Dengan diberikannya pelatihan menenun yang pada

dasarnya mereka (pengrajin tenun) tidak bisa menenun sama sekali,

68

Wawancara pribadi dengan Tania Hermawati, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at, 21 Juli 2017). 69

Wawancara pribadi dengan Ayu, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru, Senin

24 Juli 2017). 70

Wawancara pribadi dengan Roly Paslah Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Selasa 25 Juli 2017). 71

Wawancara pribadi dengan Heny Anggraini Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Selasa 25 Juli 2017).

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

89

diberikannya ilmu terkait pembuatan tenun songket dari mulai

struktur alat hingga pemilihan benang yang berkualitas, serta

motivasi yang diberikan menjadikan para pengrajin tenun tersebut

menjadi seseorang yang mempunyai nilai tersendiri.

Dari kontribusi para pengrajin tenun di UMKM tersebut,

mereka memperoleh penghasilan dalam sistem 2 minggu sekali

(borongan). Untuk selembar kain tenun songket dengan motif-

motif tabur mereka memperoleh Rp. 100.000,00,- per-lembarnya.

Namun pada motif padat, mereka memperoleh Rp. 150.000,00,-

per-lembarnya. Dalam proses pembuatan kain tenun songket

melayu tersebut, dibutuhkan dua (2) hingga empat (4) hari kerja.

Jika dikalkulasikan dalam dua (2) minggu, para pengrajin tersebut

akan memperoleh sekitar Rp. 400.000,00,- rupiah hingga Rp.

500.000,00,-. Penghasilan yang diperoleh tersebut diluar proyek

ataupun bonus-bonus lainnya. Jika pengrajin tenun mendapatkan

proyek yang diberikan oleh pihak pemberdaya maka penghasilan

yang diraih dari hasil proyek tersebut bisa mencapai Rp. 3.000.000

rupiah hingga Rp. 4.000.000 rupiah per-proyek72

.

Dari penghasilan yang diperoleh pengrajin tenun songket di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, para pengrajin tenun

merasa bahwa penghasilan yang mereka miliki mampu

meningkatkan keberdayaan ekonomi pengrajin. Seperti yang

72

Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Jum'at 21 Juli 2017).

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

90

diungkapkan oleh beberapa pengrajin tenun songket sebagai

berikut:

“Ngerasain senang, puas karna dapat bantu orang tua,

kebutuhan sendiri terpenuhi, nggak minta-minta lagi sama

orang tua”.73

“Terbantu, karna bisa nyukupin kebutuhan sehari-hari”.74

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 10 orang

informan, ternyata 6 informan mengutarakan bahwa ia merasa

terbantu secara ekonomi keluarganya dan dirinya. Akan tetapi,

terdapat 4 orang informan mengutarakan ia hanya merasa terbantu

pada aspek dirinya sendiri tidak pada keluarganya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa pemberdayaan yang dilakukan dengan proses

pemungkinan (enabling), penguatan (empowering) dan penyokong

(supporting) oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

dikatagorikan cukup mampu meningkatkan keberdayaan ekonomi

pada individu ataupun keluarga pengrajin tenun.

Akan tetapi, jika merujuk kepada teknik yang digunakan

dalam penelitian ini bahwa tidak ada perbedaan antara keberdayaan

yang dialami oleh para pengrajin tenun songket yang sudah lama

berkontribusi dengan pengrajin tenun yang baru berkontribusi di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda. Secara logika,

pengrajin tenun songket yang sudah lama berkontribusi di UMKM

73

Wawancara pribadi dengan IchaYulis Islamiyah Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017). 74

Wawancara pribadi dengan Mona Lisa, Pengrajin Tenun Songket Melayu, (Pekanbaru,

Senin 24 Juli 2017).

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

91

tersebut seharusnya lebih berdaya secara ekonomi dibandingkan

dengan pengrajin tenun yang baru bekontribusi. Akan tetapi yang

ditemukan dilapangan bahwa hanya ada satu (1) pengrajin tenun

yang terlihat berhasil dalam proses pemberdayaan yang

dijalaninya, pengrajin tersebut adalah JT. JT mengutarakan bahwa

ia memiliki satu (1) ATBM yang dibeli dari pemilik Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda melalui kredit ATBM kepada pihak

UMKM. JT membeli alat tersebut dari hasil yang ia dapat dari

berkontribusi kepada Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

selama 9 tahun. Dari kontribusi tersebut, ia mampu membuka

usaha yang bergerak pada tenun songket dan bekerja sama dengan

kakak kandungnya yang dulunya pernah berkontribusi dengan

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda juga. Saat ini JT

beserta kakaknya telah memiliki 3 alat tenun bukan mesin

(ATBM), dan memiliki 2 anak didik. Usaha tersebut beroprasi di

kampung halaman JT yaitu di Rokan Hilir, dan saat ini JT yang

sudah menetap di Kota Pekanbaru tetap mendedikasikan diri

kepada Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda menjadi

seorang pembimbing dalam pembelajaran tenun songket.75

Jika kembali merujuk kepada teori terkait indikator keberdayaan

ekonomi yang dipaparkan oleh Edi Suharto, bahwa dari delapan (8)

indikator yang dipaparkan ternyata hanya ada (4) indikator yang dapat

diukur terkait keberdayaan ekonomi. Sehingga dapat disimpulkan dari

75 Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Serta Pembimbing di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Jum'at 21 Juli 2017).

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

92

keseluruhan hasil proses pemberdayaan dapat dikatakan Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda pada praktik pemberdayaan pengrajin tenun

dikatagorikan cukup mampu dalam memberdayakan pengrajin tenun.

Akan tetapi pada segi ekonomi, keberhasilan dalam praktik pemberdayaan

dikatagorikan masih belum berhasil. Dikarenakan jika melihat kembali

kepada teori, keberhasilan dalam praktik pemberdayaan dapat dilihat dari

delapan (8) indikator yang dipaparkan oleh Edi Suharto. Namun pada

kenyataan yang ada bahwa para pengrajin tenun songket yang

berkontribusi di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda masih belum

memenuhi keseluruhan dari indikator tersebut.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang yang sudah diteliti melalui pengumpulan data

yang telah diperoleh berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada pengrajin

tenun songket melayu di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda yang berfokus pada pemberdayaan perempuan

terlihat bahwa proses pemberdayaan yang dikaitkan dengan tiga (3)

dimensi teori yang dipaparkan oleh Edi Suharto yaitu enabling

(pemungkinan), empower (penguatan), dan supporting (penyokong)

terbilang cukup mampu dalam meningkatkan keberdayaan

pengrajin tenun songket di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda.

2. Dalam praktik pemberdayaan hambatan dapat berasal dari mana

saja. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pemberdayaan

yang dilakukan oleh Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

berasal dari bahan baku, objek pemberdayaan, proses pemberdayaan

pada segi pelatihan, serta sarana-sarana pemberdayaan. Dan faktor

pendukung dalam proses pemberdayaan dimiliki oleh UMKM

tersebut terletak pada kerja sama yang dilakukan dalam menyuplai

seragam kepemerintahan. Dengan kualitas kain yang dimiliki oleh

UMKM tersebut, pemerintah Provinsi Riau sering bekerjasama

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

94

dengan UMKM untuk menjadi distributor seragam, buah tangan

tamu kenegaraan serta acara-acara terkait dengan kebanggan

Provinsi Riau.

3. Dari keseluruhan hasil proses pemberdayaan dapat dikatakan Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda pada praktik pemberdayaan

pengrajin tenun dikatagorikan cukup mampu dalam memberdayakan

pengrajin tenun. Akan tetapi pada segi ekonomi, keberhasilan dalam

praktik pemberdayaan dikatagorikan masih belum berhasil. Dikarenakan

jika melihat kembali kepada teori, keberhasilan dalam praktik

pemberdayaan dapat dilihat dari delapan (8) indikator yang dipaparkan

oleh Edi Suharto. Namun pada kenyataan yang ada bahwa para pengrajin

tenun songket yang berkontribusi di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda masih belum memenuhi keseluruhan dari indikator tersebut.

B. Saran

UMKM diharapkan dapat meningkatkan kualiatas dalam proses

pemberdayaan. Pihak pemberdaya diharapkan dapat lebih merata

dalam proses penyokongan serta memberikan pengetahuan tentang

pemasaran produk, agar objek pemberdayaan mampu memasarkannya

sendiri.

UMKM merupakan salah satu fasilitator dalam pemberdayaan

masyarakat di Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru. Maka dari itu

peneliti menyarankan untuk lebih diperbanyak lagi UMKM dibeberapa

kota di Provinsi Riau. Dikarenakan UMKM itu sendiri memiliki peran

yang baik dalam meningkatkan keberdayaan ekonomi masyarakat dari

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

95

segi penyediaan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dibidang industri kerajinan tangan.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial

Jakarta: FE-UI, 2002

Agus, Herliawati ,Upaya Pemberdayaan ekonomi perempuan, Depok: Jurnal

Universitas Indonesia, 2009.

Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan: Perubahan Sosial Melalui

Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan, Bandung: Alfabeta

2007

Budiman, Kris, Feminografi, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1999.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Linnya Jakarta: Kencana,2007.

Firdaus, Ismet dan Ahmad zaky, Pengembangan ekonomi Masyarakat Upaya

Meningkatkan Equity Perempuan Dhuafa Desa Bojong Indah Parung,

dalam Asep Usman Ismail (ed), Pengalaman Al-Qur’an Tentang

Pemberdayaan Dhu'afa Jakarta: Dakwah Press Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah, 2008.

Hadiyati, Ernani Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan

Usaha Kecil, Malang: Jurnal Universitas Ganjayana

Harini, Sri, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Dalam Model-Model

Kesejahteraan Sosial Islam Perspektif Filosofis dan Praktis Yogyakarta:

PT LKIS 2007

Hutomo, Mardi Yatmo Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi:

Tinjauan Teoritik dan Implementasi, Jakarta: Seminar Pemberdayaan

masyarakat, 2000

Ife, Jimdan Tesoriero, Frank, Community Development Edisi Ke-3 Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014

Isma‟il, Nur Mahmudi Strategi Pemberdayaan Umat dan Pencetakan SDM

Unggul”, dalam Hotmatua Daulay dan Mulyanto (ed), Membangun SDM

dan Kapabilitas Teknologi Umat, Bandung: ISTECS, 2001

Ismail, Asep Usman e, Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu'afa

Jakarta: Dakwah Press Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2008.

Kahf, Monzer, Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

97

96

Kilun, Yusra (ed), Pengembangan Komunitas Muslim: Pemberdayaan

Masyarakat Kampung Badak Putih dan Kampung Satu Duit, Jakarta:

Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah, 2007

Machendrawity, Nanih, Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung; PT Remaja

Rosdakarya, 2001

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1991.

Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, Yogyakarta: Aditya Media, 1996

Nasdian, Fredian Tonny Pengembangan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia, 2014

Nasir D, Moh., Metode Penelitian Jakarta: Ghaila Indonesia, 1993

Nasuhi, Hamid Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesisi dan Disertasi),

Jakarta: Center for Quality Developmet And Assurance, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007

Partomo, Titik Sartika dan Abd Rachman Soejoedona, Ekonomi Skala Kecil,

Menengah dan Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002

Salam, Samsir dan Fadilah, Amir,Sosiologi Pedesaan, (Lembaga Penelitian UIN

Syaraif Hidayatullah Jakarta, 2008

Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya Yogyakarta: PT. Pustaka

Pelajar, 2008.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: PT

Refika Aditama, 2005.

Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Sosial Kajian Ringkas Tentang

Pembangunan Manusia, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004.

Surakhmad, Winarno, Pengantar penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1982.

Taybnafis, FaridaYusuf, Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1997.

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

98

96

Yulistiani, Indriati Ragam Penelitian Kualitatif, Penelitian Lapangan, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: UI, 2001

Sumber Internet

Elizabeth, Roosganda, Pemberdayaan Wanita Mendukung Strategi Gender

Mainstreaming Dalam Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan,

hal. 131 http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE25-2e.pdf

(Diakses pada tanggal 8 Agustus 2017 pukul 22:08 WIB

Http://Setkab.Go.Id/bps-per-September-2016-jumlah-penduduk-miskin-

Indonesia. (Diakses pada tanggal 16 februari 2017 pukul 11.25 WIB)

http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/05/03/news-video-tenun-songket-

melayu-riau-mendunia (Diakses tanggal 7 Oktober 2017, pukul 14:59)

Https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/strategi%20Pemberdayaan

%20UMKM.pdf (diakses pada tanggal 2 Agustus 2017, pukul 14:26)

www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf

(Diakses pada tanggal 11 Agustus 2017, pukul 20:22)

Https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mungkin (Diakses pada tanggal 23

Agustus 2017 pada pukul 20:13 WIB)

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penguatan (Diakses pada tanggal 23

Agustus 2017 pada pukul 21:30 WIB)

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penyokong (Diakses pada tanggal 2 September

2017pada pukul 10:38 WIB

https://riau.bps.go.id/Brs/view/id/530 (Diakses pada tanggal 14 Agustus

2017 pada pukul 11:21)

Kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/2014/06/08/sejarah-kerajinan-

tenun-songket-siak/ (Diakses pada tanggal 2 Agustus 2017 pukul 14:53

Sumber Tinjauan Pustaka

Abdul Basit, Program Pemberdayaan Ekonomi Pada Pondok Pesantren As-

Salafiyah Desa Cicantayan Cisaat Sukabumi (Jakarta: Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009)

Farhana, Lia Fitria, Peberdayaan masyarakat melalui simpan pinjam :studi kasus

program simpan pinjam di BMT Khairul Ummah Lew Liang-Bogor,

(Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012)

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

99

96

Herawati, Merla Liana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan

Tempurung Kelapa: Studi Di Dusun Santan Guwosari Pajangan Bantul,

(Yogyakarta: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2014)

Milana, Erna Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok UPPKS

Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tanggerang Selatan),

(Jakarta: Mahasiswi program studi Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2012)

Miraza, Razak Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir (PEMP) Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat(Sumatra

Utara: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara

2009)

Nasution, Bunga Nur Mawaddah Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus

Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan

13 Tangerang Selatan, ( Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013)

Nimayah, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Lokal Melalui Kerajinan Perak

Oleh Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) Di

Kotagede Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2015)

Nurmah, Peran Pengusaha Pembuatan Tempe Dalam Pemberdayaan Masyarakat

(StudiKasus di RT 16 RW 09 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta

Selatan), (Jakarta: Skripsi Mahasiswi program studi Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2013)

Zulfikar, Muhammad Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Disekitar Obyek

Wisata Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Wilayah Kabupaten

Lampung Barat, Studi Kasus Di Desa Kubu Perahu, (Lampung:

Universitas Lampung Bandar Lampung 2016).

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

100

96

Sumber Wawancara

Wawancara Pribadi, Dinas Koperasi Kota Pekanbaru, pada tanggal 2

Maret 2017 pukul 13:20 WIB

Wawancara pribadi dengan Ny. Winda Wati Azman, Pemilik Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda, (Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Jumita, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at 21 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Tania Hermawati, Pengrajin Tenun Songket

Melayu, (Pekanbaru, Jum'at, 21 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan R. Yusmi, PengrajinTenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Jum'at 21Juli 2017)

Wawancara pribadi dengan Icha Yulis Islamiyah, Pengrajin Tenun

Songket Melayu, (Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Mona Lisa, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Dewi Kurnia Sari, Pengrajin Tenun Songket

Melayu, (Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Ayu, Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Roly Paslah PengrajinTenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Selasa 25 Juli 2017).

Wawancara pribadi dengan Heny Anggraini Pengrajin Tenun Songket Melayu,

(Pekanbaru, Selasa 25 Juli 2017

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

DATA PENGRAJIN TENUN SONGKET KHAS MELAYU WINDA

NO NAMA PENGRAJIN TENUN ASAL DAERAH

1 Hayati Nufus Meranti

2 Hidayatul Munawaroh Pasir Pangaraian

3 Jumita Pekanbaru

4 Roly Paslah Taluk Kuantan

5 Fatimah Dumai

6 Khoirun nisa Meranti

7 Yulinza Putri Pekanbaru

8 Tria Nanda Rokan Hulu

9 Icha Yulis Islamiyah Taluk Kuantan

10 Tania Hermawati Pekanbaru

11 R. Yusmi Taluk Kuantan

12 Dona Dwi Sari Rokan Hilir

13 Fitri Anisa Rokan Hilir

14 Mona Lisa Bagan Siapi-Api

15 Ayu Taluk Kuantan

16 Henny Anggraini Taluk Kuantan

17 Dewi Kurnia Sari Taluk Kuantan

18 Ana Anggraini Rokan Hulu

19 Farah Putri Pasir Pangaraian

20 Nabila octavia Ujung Batu

21 Firmansyah Rokan Hilir

22 Muhammad rifki Tandun

23 Nasrulloh Tandun

24 Muhammad Nasir Meranti

25 Fahmi Abdulloh Pelelawan

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

CATATAN LAPANGAN PENELITIAN

Pekanbaru, Senin 17 Juli 2017

Pada hari senin tepat pada tanggal 17 Juli 2017, untuk pertama kalinya saya

datang ke Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda dalam rangka untuk melakukan

wawancara kepada pemilik usaha. Pada pukul 10:28 pagi, saya sampai di UMKM

tersebut. Setelah saya sampai, saya mengamati keadaan di UMKM tersebut terlihat

bahwa para pengrajin tenun sedang sibuk membuat kain tenun diiringi dengan dentuman-

dentuman keras yang dihasilkan oleh alat tenun bukan mesin (ATBM). Setelah menunggu

selama 10 menit sambil mengamati keadaan sekitar, pemilik usaha kemudia menghampiri

saya. Ketika saya menyampaikan keinginan dan maksud kedatangan saya, pemilik usaha

menyarankan untuk saya kembali lagi ke UMKM tersebut pada pukul 15:30 dikarenakan

pemilik usaha sedang kerepotan untuk mengurus pesanan kain tenun sogket. Setelah itu

saya memutuskan untuk kembali pada pukul yang sudah dijanjikan pemilik usaha

tersebut.

Pada pukul 15:45 saya kembali tiba di UMKM tersebut. Pada saat itu, saya

langsung bertemu dengan pemilik usaha. Lalu kami memulai wawancara pada pukul

15:57. Tepat pada pukul 17:21 prosesi wawancara yang saya lakukan dengan pemilik

usaha telah selesai. Pada saat itu, keadaan di UMKM tersebut sudah mulai sepi, para

pengrajin tenun terlihat mulai membersihkan sisa-sisa benang yang berserakan di lantai.

Sebagian ada yang terlihat sedang bersenda gurau di atas ayunan, dan sebagiannya lagi

terlihat sedang asik bermain volly dihalaman UMKM tersebut. Sebelum saya berpamitan

pulang, saya sempat menanyakan kepada salah satu pengrajin tenun terkait kegiatan

setelah menenun dari pukul 08:00 hingga 17:00. Pengrajin yang beriinisial HA, bahwa

kegiatan mereka setelah menenun adalah bermain volly terkadang bermain bola ping

pong dan kegiatan-kegiatan mengasyikkan lainnya. Dan pada pukul 17:40 saya berpamit

pulang kepada pemilik usaha dan beberapa pengrajin tenun.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Pekanbaru, Jum'at 21 Juli 2017

Pada kunjungan kedua yang saya lakukan dengan tujuan untuk melaksanakan

wawancara kepada para pengrajin tenun songket yang bertepatan pada hari Jum'at pukul

15:10 saya tiba di UMKM tersebut. Ketika saya sampai, tanpa menunggu lama saya

langsung menghampiri kepada pemilik UMKM tersebut meminta izin untuk

melaksanakan wawancara dengan para pengrajin tenun songket di UMKM tersebut. Pada

saat itu saya bertanya kepada pemilik UMKM, siapakah pengrajin tenun yang paling

lama berkontribusi di UMKM Tenun songket Khas Melayu Winda. Lalu pemilik usaha

menyarankan kepada pengrajin yang berinisial JT untuk bisa saya wawancara.

Kemudian, saya menghampiri JT dan menyampaikan maksud dan tujuan saya

untuk mewawancarai pengrajin tersebut. Ketika itu, ia meminta saya untuk menunggu

hingga penglilitan benang emas di teropong yang ia lakukan selesai. Keadaan dan

suasana yang saya lihat tak berbeda jauh dengan keadaan sebelumnya. Masih terlihat para

pengrajin tenun sibuk dengan kerjaannya masing-masing. Terlihat beberapa pengrajin

yang sedang asik mengajarkan penenun lain, lalu ada juga yang sedang mendengarkan

lagu dangdut, yang padahal suara dentuman ATBM lebih besar dibandingkan lagu

dangdut yang ia putar, lalu ada juga pengrajin tenun yang sibuk menangani anak pemilik

yang sedang berlarian di sekitar ATBM yang pada dasarnya itu sangat berbahaya untuk

anak yang berumur 2 tahun. Setelah 5 menit kemudian, saya sudah dipersilahkan untuk

melaksanakan wawancara oleh JT.

Pada pukul 15:19 saya memulai wawancara pertama saya dengan pengrajin tenun

songket, dan pada pukul 16:06 saya sudah selesai melaksanakan wawancara dengan JT.

Setelah mengucapkan terimakasih atas partisipasinya JT, saya langsung menuju kepada

informan saya yang kedua. Informan ini disarankan oleh JT, dikarenakan ia termasuk

kedalam katagori pengrajin yang sudah lama berkontribusi dengan UMKM tersebut.

Informan saya yang kedua ia berinisial TH. Tanpa basa basi, saya langsung mengutarakan

maksud dan tujuan saya untuk melakukan wawancara.

Pada saat itu saya memulai wawancara saya dengan TH pada pukul 16:10. Ketika

saya sedang wawancara ada hal menarik terjadi antara saya dengan TH. TH yang sedang

tidak fokus membuat kain tenun dikarenakan melakukan wawancara bersama saya, ia

melakukan kesalahan dalam pembuatan motif kain, sehingga ia mulai menyalahkan saya

dikarenakan wawancaranya tak kunjung usai. Pada akhirnya, tepat pukul 16:43 saya

menyelasaikan wawancara saya dengan TH. Kemudian saya kembali bertanya dengan

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

TH, siapakah yang sudah lama berkontribusi dengan UMKM tersebut. Lalu TH

menyarankan RY untuk dapat diwawancarai.

Tanpa menunggu lama, saya langsung menghampiri RY. Pada saat itu RY sedang

asik menenun menggunakan earphone ditelinganya, sehingga ketika saya menghampiri ia

tidak menyadari keberdaan saya di sampingnya. Dan akhirnya saya memutuskan untuk

menyadarkan RY bahwa saya ingin melakukan wawancara terkait penelitian saya.

Setelah saya mengutarakannya, RY dengan senang hati membantu saya. Pada pukul

16:48 saya memulai wawancara saya bersama RY, di tengah-tengah wawancara saya

dengan RY tiba-tiba ada seorang pengrajin tenun menghampiri saya dengan RY. Akan

tetapi, saya tidak menghiraukan pengrajin tersebut dan saya tetap melanjutkan wawancara

saya. Akan tetapi terdapat raut wajah yang tidak enak dari muka RY, sehingga ia

mengutarakan bahwa wawancara tersebut ditunda untuk sementara waktu dikarenakan ia

mendapat jadwal piket untuk membersihkan arena menenun. Kemudian saya

mengizinkan RY. Selang 10 menit ia melaksanakan piketnya yang membersihkan sisa

benang, menata bangku-bangku serta menyusun kain-kain yang sudah ditenun dan masuk

kepada tahapan finishing, lalu kami melanjutkan wawancara yang tertuda tai. Dan pada

akhirnya pada pukul 17:30 saya mengakhiri sesi wawancara tersebut.

Pada saat itu keadaan dan suasana UMKM tersebut terlihat sama denga hari

sebelumnya. Akan tetapi terlihat beberapa pengrajin tenun yang sedang sibuk memotong

bahan-bahan makanan. Ketika saya menghampiri dan menanyakan kegiatan apa yang

sedang mereka lakukan, mereka menyampaikan bahwa mereka sedang menyiapkan

makan malam untuk para pengrajin lainnya dan mengutarakan bahwa mereka mempunyai

jadwal piket untuk memasak maupun bersih-bersih. Selain itu mereka menyampaikan

bahwa mereka hanya memasak saja dan bahan-bahan makanan tersebut disediakan oleh

pemilik UMKM.

Setelah mengamati kesibukan para pengrajin tenun songket tersebut, saya

memutuskan untuk pamit pulang dengan para pengrajin tenun songket tersebut. Ketika

saya menuju kepemilik UMKM tersebut, terlihat bahwa pemilik UMKM sedang

melakukan briefing bersama beberapa pengrajin tenun songket. Ketika saya menghampiri

terlihat bahwa pemilik usaha sedang mengajarkan pembentukan pola-pola motif songket

kepada pengrajin tenun songket. Setelah mengamati terlihat terdapat beberapa teknik

dalam membuat sebuah pola di sebuah kertas pola, tak lama setelah itu saya berpamitan

kepada pemilik usaha dan beberapa pengrajin tenun yang sedang briefing dengan pemilik

usaha.

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Pekanbaru, Sabtu 22 Juli 2017

Pada hari ketiga dalam melaksanakan wawancara saya kembali datang ke

UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda. Setelah sampai saya langsung bertemu

dengan pemilik usaha dan memberitahu bahwa saya akan kembali mewawancarai

pengrajin tenun. Pada saat itu, UMKM tersebut sedang ramai dipenuhi dengan beberapa

tamu yang ingin memesan kain tenun songket di usaha tersebut. terlihat JT sedang sibuk

melayani tamu tersebut dan beberapa pengrajin tenun sedang mengukur badan tamu

tersebut untuk dibuatkan sebuah pola baju dan salah satunya sibuk mencatat hasil

pengukuran tersebut. Setelah saya mengamati kejadian tersebut, saya langsung

menghampiri salah satu pengrajin tenun songket yang terlihat berbeda dengan pengrajin

lainnya. Pengrajin tersebut terlihat bahwa adanya kelainan pada mata kirinya. Sehingga

saya memutuskan untuk mewawancarai pengrajin tesebut. Setelah saya menyampaikan

maksud dan tujuan saya kepada pengrajin tenun tersebut, ia bersedia untuk saya

wawancarai.

Pada pukul 10:32 saya memulai wawancara dengan pengrajin tenun songket YP,

dan pada pukul 11.00 saya menyelesaikan wawancara saya dengan YP. Ketika saya

melakukan wawancara terlihat bahwa YP terlihat handal dalam menenun dan tidak

terlihat kesulitan walaupun dengan kondisi mata yang berbeda dengan pengrajin pada

umumnya. Setelah itu saya menghampiri salah satu pengrajin tenun yang menurut

informsi dari YP bahwa pengrajin tersebut sudah lam berkontribusi dengan UMKM

tersebut. Akan tetapi, ia menolak untuk saya wawancarai dikarenakan ia sedang mengejar

target penyelasaian dalam menenun. Kemudia saya memutuskan untuk mewawancarai

pengrajin yang tergolong baru dalm kontribusinya dengan Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda. Setelah saya bertanya kembali dengan YP, saya disarankan untuk

mewawancarai ICI.

Lalu saya menghampiri ICI untuk melakukan wawancara, terlihat ICI sedang

sibuk menenun serta menyusun benang perak pada susunan-susunan benang. Pada pukul

11:04 saya memulai sesi wawancara saya dengan ICI hingga 11:25. Setelah saya

menyelesaikan wawancara saya, terliha beberapa pengrajin tenun sudah tidak berada

diposisinya masing-masing. Ketika itu saya langsung bertanya kepada ICI apakah waktu

istirahat telah tiba. Sambil berjalan menuju ruang tunggu, ICI menjelaskan bahwa waktu

mereka menenun dari pukul 08:00 hingga 11:30, dan mulai kembali pada pukul 13:00

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

hingga pukul 17:00. Dan seperti biasa saya melihat, beberapa pengrajin tenun mulai

mebersihkan bahan-bahan makanan, dan beberapa diantaranya terlihat sedang bersenda

gurau dengan para pengrajin tenun songket. Akan tetapi ada hal menarik yang saya temui

kala itu. Saya melihat salah satu pengrajin tenun sedang diberikan nasihat terkait masalah

yang ia alami. Berdasarkan hal tersebut, saya menilai bahwa pemberian motivasi yang

diberikan tidak secara bersamaan. Akan tetapi secara individu, sehingga dapat

membangun hubungan emosional yang baik antara pengrajin tenu dengan pemilik usaha.

Setelah pemilik usaha telah selesai berbincang dengan salah satu pengrajin tenun

tersebut, saya langsung menghampiri pemilik usaha dan meminta izin untuk pamit

pulang. Ketika saya menghampiri sepeda motor saya, saya melihat TH sedang berjualan

di warung kelontong di sebelah UMKM tersebut. ketika saya menghampiri dan bertanya

apa yang ia lakukan, ia menjawab bahwa warung kelontong tersebut milik orang tuanya.

Ketika ia sedang istirahat ia menjaga warung tersebut sembari menjaga anak-anaknya

yang dititip kepada orang tuanya. Setelah itu saya berpamitan dengan TH.

Pekanbaru, Senin 24 Juli 2017

Pada hari keempat dalam pelaksanaan wawancara, saya kembali datang ke

UMKM Tenun Songket Khas Melayu Winda. Kala itu matahari sedang menuju ufuk

barat dan mulai memasuki waktu Ashar. Ketika saya sampai di UMKM tersebut, saya

tidak melihat keberadaan pemilik usaha tersebut, dengan itu saya memutuskan untuk

menghampiri salah satu pengrajin tenun songket yang tepat berada dekat pintu. Pengrajin

tersebut sedang asik mendengarkan musik melalui telepon genggamnya. Ketika saya

menghampiri dengan santai ia mengutarakan bahwa ia siap untuk di wawancarai. Dan

pada pukul 15:47 saya memulai prosesi wawancara saya dengan ML, dan berakhir pada

pukul 16:02.

Setelah itu, saya menghampiri pengrajin tenun songket tepat diseberang ATBM

ML. Setelah saya mengutarakan maksud dan tujuan saya, saya memulai wawancara saya

pada pukul 16:05 hingga 16:35. Pada hari itu, tak banyak yang dapat saya amati

dikarenakan kegiatan yang dijalani pengrajin tenun cenderung sama dari hari ke hari.

Setelah itu saya merambah ke ujung ruangan. Terlihat seorang pengrajin tenun memiliki

tubuh yang cenderung kurus sedang asik memainkan ATBM nya. Ketika saya

menghampiri dan mengutarakan maksud dan tujuan saya, terlihat pengrajin tersebut yang

bernama DKS ini mau tak mau untuk saya wawancarai.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Pada pukul 16:39 saya memulai wawancara saya dengan DKS, ditengah-tengah

pelaksanaan wawancara terlihat pemilik usaha sedang membangun ATBM bersama salah

satu asisten laki-laki. Ketika saya memberikan pertanyaan terkait hambatan yang ia

alami, pemilik usaha menggodai DKS dengan memberikan jawaban yang nyeleneh

dengan maksud dan tujuan untuk menciptakan suasana yang santai dan kekeluargaan. dan

pada akhirnya pada pukul 16:58 saya menyelesaikan sesi wawancara bersama DKS.

Seperti biasa keadaan pada hari itu, terlihat sama dengan hari-hari sebelumnya.

Selasa, 25 Juli 2017

Pada akhirnya sampailah hari terakhir pada pelaksanaan wawancara. Kali ini saya

menghampiri salah satu pengrajin tenun yang sedang asik bercanda dengan para asisten

laki-laki. Lalu saya mengutarakan maksud dan tujuan saya kepa pengrajin tersebut, dan

pengrajin tersebut menyetujui untuk saya wawancara. Sebelum saya memulai wawancara

asisten laki-laki mengungkapkan bahwa ia juga ingin di wawancarai oleh saya, karna ia

merasa dirinya cukup mampu menjawab segala pertanyaan yang saya berikan. Pada pukul

12:45 saya memulai sesi wawancara saya dengan HA dan selesai pada pukul 13:12. Pada

sesi wawancara bersama HA banyaknya sautan-sautan nyeleneh yang disampaikan oleh

para asisten laki-laki terhadap pernyataan HA. Dari hal tersebut saya menilai bahwa

suasana yang diciptakan sangat nyaman, karna saya pribadi-pun merasa disambut dengan

hangat oleh seluruh pengrajin serta asisten laki-laki yang berkontribusi di UMKM

tersebut.

Untuk informan yang terakhir, saya secara khusus menunggu salah satu pengrajin

tenun yang sudah lama berkontribusi dengan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda.

Akan tetapi, pengrajin tersebut, terlihat sangat sulit untuk diminta waktunya. Sehingga

saya memutuskan untuk kembali ke UMKM tersebut pada ba'da Ashar. Pada pukul 16:05

saya sudah sampai kembali di UMKM tersebut, pada saat itu saya langsung menghampir

pengrajin tenun yang berinisial RP untuk dimintai wawancara. Akan tetapi, ia menolak.

Setelah saya mencoba membujuk dan meyakinkan bahwa saya butuh informasi yang ia

miliki dalam menyelesaikan penelitian saya sehingga akhirnya-pun ia bersedia untuk saya

wawancarai.

Pada pukul 16:17 saya memulai sesi wawancara saya bersama RP hingga pukul

16:30. Pada sesi wawancara saya bersama RP terlihat bahwa ia seperti hidup segan mati

tak mau ketika saya wawancarai. Dan hasil wawancara yang saya lakukan bersama RP

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

tidak seefektif dengan mewawancarai pengrajin tenun lainnya. Dan setelah selesainya

saya melakukan wawancara bersama sepuluh pengrajin tenun, berarti berakhir pula

pengamatan dan penilaian saya secara langsung terkait kondisi Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda. Lalu, saya bertemu dengan pemilik usaha dan menyatakan selesai

pada sesi wawancara serta saya berpamitan pulang kepada seluruh pengrajin tenun

songket di UMKM tersebut.

Pekanbaru, Sabtu 29 Juli 2017

Pada hari ini saya benar-benar mengakhiri tahapan dari penelitian saya. Saya

kembali mengunjungi Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda untuk mengambil

dokumentasi serta penyerahan surat pemberitahuan bahwa saya telah melakukan

penelitian di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda. seperti biasa suasana serta

kondisi UMKM tersebut tidak berbeda jauh dengan kondisi-kondisi sebelumnya.

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS USAHA

Nama :

Nama Inisial :

Hari/Tanggal :

Umur :

Jabatan :

Tempat :

Agama :

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Bagaimana proses awal berdirinya Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

2. Sudah berapa lama Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda di

dirikan?

3. Apa yang menjadi alasan anda untuk memulai Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

4. Apa maksud dan tujuan anda untuk memulai Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

5. Berasal dari mana sumber dana atau modal Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

6. Kendala-kendala apa yang di temukan dalam menjalankan Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

7. Strategi apa yang anda gunakan agar tidak mengalami kebangkrutan?

8. Strategi apa yang digunakan untuk memasarkan hasil produk Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

9. Adakah kerjasama yang dilakukan Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda dengan instansi lain?

10. Dampak apa yang didapatkan dalam membuka Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

B. Seputar Produk Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Apa saja bahan-bahan yang di perlukan dalam pembuatan produk

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

2. Bagaimana cara memperoleh bahan-bahan yang diperlukan untuk

membuat sebuahTenun Songket Khas Melayu Winda?

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

4. Kendala-kendala apa yang di temukan dalam membuat sebuah Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

C. Seputar Karyawan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Berapakah jumlah karyawan yang dimiliki Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

2. Bagaimana proses perekrutan karyawan di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

3. Apakah ada pelatihan yang dilakukan oleh pihak Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda kepada karyawannya?

4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melatih karyawan tersebut?

D. Seputar Pemberdayaan

1. Menurut anda apa itu pemberdayaan?

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

2. Menurut anda adakah pemberdayaan dalam usaha yang anda jalankan?

3. Jika iya, dimanakah letak pemberdayaan dalam usaha yang anda

jalankan?

4. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

5. Apa yang menjadi kendala-kendala dalam pemberdayaan di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

6. Apa target utama dalam pelaksanaan pemberdayaan di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama :

Nama Inisial :

Hari/Tanggal :

Umur :

Jabatan :

Tempat :

Agama :

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

4. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

5. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

8. Setelah bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda, apakah

anda terbantu pada bidang ekonomi?

9. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

10. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

11. Bagimana cara menjaga kualitas kain tenun songket melayu?

12. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

13. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

14. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

2. Berapakah jumlah anak anda?

3. Dimanakah anda tinggal?

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

C. Seputar Pemberdayaan

1. Apa yang anda pahami tentang pemberdayaan?

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

2. Menurut anda apakah ada pemberdayaan dalam Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

3. Jika ada, dimanakah letak pemberdayaan dalam Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

4. Sebagai target pemberdayaan, apakah anda merasa lebih berdaya?

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS USAHA

Nama : Ny. Winda Wati Azman

Nama Inisial : WWA

Hari/Tanggal : Senin, 17 Juli 2017

Umur : 36 Tahun

Jabatan : Pemilik Usaha (Merangkap Pembukuan, Bendahara dan

Pembimbing Pelatihan Tenun)

Tempat : Jl. Impres Gg. Ikhlas No. 70 RT 01 RW 08 Kelurahan

Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru (Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda)

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Bagaimana proses awal berdirinya Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Hmm.. awalnya usaha tenun ini tuh berdiri tahun 2005. Sebelumnya kakak

tu, udah pernah kerja di tenun wan fitri. Dulu kakak kan sekolah di SMK

4, ambil jurusan tekstil. Karna kakak, ambil jurusan tekstil, jadinya belajar

tentang tenun, terus magang di wan fitri. Setelah lulus kan, kakak ga

punya biaya buat kuliah, jadinya kakak kerja lah di wan fitri tu. Karna

udah pernah magang situ, kakak langsung di terima kerja disitu. Kakak

ikut wan fitri itu sekitar 5 tahunan. Karna kakak udah ngerasa udah punya

pengalaman, terus kakak juga memutuskan untuk menikah, akhirnya

keluarlah kakak dari wan fitri tu. Nah pas tahun 2005 itulah kakak

ngebangun usaha ini sama suami kakak.

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

2. Sudah berapa lama Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda di dirikan?

Itunglah dari tahun 2005 sampai sekarang, sekarang tahun 2017. Kira-kira

udah 12 tahun lah, hampir 13 tahun

3. Apa yang menjadi alasan anda untuk memulai Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Alasan awalnya buka usaha ini tu, ya buat sumber mata pencaharian lah

ya. Tapi lama kelamaan, usaha yang kakak bangun sama suami ini tu, jadi

berkembang alasannya. Buat ngelestarikan tenun songket, terus bisa bantu

orang, yang tadinya ga kerja terus kakak ajarkan nenenun, jadi kerja, nah

dia kerja punya penghasilan jadinya kan.

4. Apa maksud dan tujuan anda untuk memulai Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Ya itu, yang kakak bilang tadi. Maksud dan tujuannya awalnya buat jadi

mata pencaharian. Terus berkembang untuk memelihara adat kan, karna

kan tenun songket termasuk dari adat istiadat kita orang melayu.

5. Berasal dari mana sumber dana atau modal Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Awal pertama kakak buka usaha ini, modal awalnya dari pribadi. Waktu

buka usaha tenun ini tu, kakak baru punya 1 ATBM (alat tenun bukan

mesin). Modal awalnya usaha ini tu sekitar 5 jutaan. Itu udah sama alat

tenun, benang segala macamnya lah.

6. Kendala-kendala apa yang di temukan dalam menjalankan Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Waktu awal-awal kendalanya ada di modal, tempat tinggal. Karna sebelum

kakak tinggal disini (tempat usaha sekarang), kakak tinggal di jalan melati

selama 6 bulan, abis itu kakak pindah ke jalan durian 4 tahun, setelah itu

baru tinggal disini. Sebelum tinggal disini kendalanya itulah, modal sama

tempat tinggal kan. Dulu modalnya masih dikit, terus tempat tinggal kakak

masih sempit, jadi ga muat lah alat-alat tenun ni. Seiring berjalannya

waktu, karna usaha alhamdulillah mulai berkembang, bisa lah kakak beli

rumah disini. Kalo sekarang kendalanya di bahan baku, karna benang kan

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

ada yang impor, karna permainan pasar kan, jadi bahan-bahan tu banyak

yang di tumpuk, kayak penimbunan bahan-bahan baku.

7. Strategi apa yang digunakan untuk memasarkan hasil produk Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Awal-awal pemasarannya, kakak sama suami door to door, terus ke

pemerintahan juga kakak pasarkan hasilnya, karna kan pemerintah

seragam kerjanya kan itu, baju kurung melayu. Abis itu, ke wedding

organizer. Karna udah di pasarkan kemana-mana, orang-orang tu lah yang

datang ke tempat kakak beli langsung. Pernah juga pasang iklan di TV, di

RTV.

8. Adakah kerjasama yang dilakukan Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda dengan instansi lain?

Ya itu, ke pemerintah. Baru-baru ini kami kerja sama, sama bank BI. Jadi

kami bikin program pemberdayaan di sekitar lingkungan usaha. Kami

memberdayakan petani-petani di sekitar lingkungan ni, buat belajar nenun.

Ya.. alasannya karna mereka petani-petani ni ada yang sakit kulit, gara-

gara waktu mereka kerja di ladang, terus masuk lah cacing-cacing ke

dalam kulitnya, gatal-gatalkan jadinya. Abis tu, kakak sama suami, ada

inisiatif buat ngajarin mereka. Yang di ajarin ibu-ibu petani itu. Kalo

biasanya kan kami ngajak anak-anak mudanya aja. Karna iba pulak kan

ngeliat udah tua-tua masih kerja di ladang, panas-panas lagi. Jadi dapatlah

10 alat tenun dari kerja sama itu.

9. Hasil apa yang didapatkan dalam membuka Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Yang paling utama, faktor ekonomi lah ya. Karna kan sekarang sumber

mata pencaharian utama keluarga kakak, terus ada rasa kepuasan batin,

karna kalo kita bantu orang ada rasa kepuasan tersendiri yang kita rasain.

Selain itu, ya paling dampak sosial. Dampak sosialnya ya, kita bisa

bersosialisasi sama warga-warga karna ada program tadi. Ya gitulah kira-

kira.

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

B. Seputar Produk Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Apa saja bahan-bahan yang di perlukan dalam pembuatan produk

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Bahan utamanya benang. Benang tu banyak pula macamnya, ada

benang emas, perak, katun, benang kristal, benang sutra sama benang

polister. Terus butuh mesin jait buat finishing, atbm yang paling

penting.

2. Bagaimana cara memperoleh bahan-bahan yang diperlukan untuk

membuat sebuah Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Bahan-bahannya ada yang impor, ada juga yang dari lokal. Kalo yang

impor, Kayak benang emas, perak itu biasanya ngambil dari singapura

kalo ga india. Kakak, impor benang emas perak sama yang lainnya itu,

karna benang lokal bisanya kualitasnya kurang bagus, kadang

benangnya rapuh. Kan kita mengutamakan kualitas. Kalo benang yang

ngambil dari lokal biasanya kakak ngambil dari bandung.

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Tergantung motif sama pengrajinnya. Kalo diliat dari motif itu bisa 3

sampai 7 hari. Kalo motifnya biasa aja, maksudnya ga padat gitu

motifnya paling 3 sampai 4 hari jadi. Kalo yang padat ya bisa

seminggu baru jadi. Kalo dari pengrajin, kalo pengrajinnya baru 4

sampai 5 hari baru jadi itu juga motif yang gampang-gampang, kalo

yang udah lam-lama motif biasa itu paling sama dia 2 sampai 3 hari

udah jadi.

4. Kendala-kendala apa yang di temukan dalam membuat sebuah Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Kalo dari pembuatannya, kendalanya biasa di atbm nya kadang-

kadang, paling benang. Ya ga jauh-jauh lah dari itu.

C. Seputar Karyawan Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

1. Berapakah jumlah karyawan yang dimiliki Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Karyawannya ada 25 yang disini, ada 8 yang di belakang aulia

hospital. Jadi yang di aulia hospital ini punya kakak juga, karna

disini udah ga muat tempatnya kan, terus permintaan juga

lumayan banyak. Yang disini perempuan ada 20 orang, yang laki-

laki ada 5 orang. Kalo yang di belakang aulia hospital itu semua

perempuan. Nah yang disana itu, Cuma proses produksi aja, kalo

pemasaran tetap disini. Kalo ada apa-apa adek adek itu telfon

kesini.

2. Bagaimana proses perekrutan karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Kalo perekrutan, kami ga ada kriteria khusus. Jadi siapa aja yang

mau kerja, yang mau belajar dan punya niat mau, pasti kami

terima. Kalau karyawannya kebanyakan dari daerah taluk kuantan

sama rokan hilir. Karna suami kakak dari taluk, kakak dari rohil.

Tapi ada juga yang dari daerah lainnya, memang kebanyakan dari

taluk sama rohil. Dari lingkungan sekitar rumah ada juga.

3. Sarana dan prasarana apa saja yang diberikan kepada karyawan

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kalau sarana sama prasarananya yang kakak kasih buat adek-adek

ini cuma tempat tinggal buat yang dari luar kota, makan 3 kali

sehari, alat tenun buat mereka kerja, paling itu aja.

4. Apakah ada pelatihan yang dilakukan oleh pihak Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda kepada karyawannya?

Pasti ada. Karna mereka rata-rata ga punya basic nenun. Jadi kakak

ngajarinnya benar-benar dari nol kali.

5. Apa tahapan-tahapan yang diberikan dalam melaksanakan

pelatihan menenun?

Yang pertama ya dari pengenalan alat tenunnya. Terus motif-motif

songket, terus cara bikinnya. Adek-adek ini kakak kasih pelatihan

sekalian kakak ngasih pengetahuan tentang sejarah motifnya.karna

kan setiap motif punya cerita masing-masing.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melatih karyawan

tersebut?

Waktu pelatihannya, tergantung orangnya lah ya. Karna kan orang

beda-beda cara nangkapnya gimana. Kalo standarnya 1 bulan. Itu

juga motif yang gampang-gampang. Kalo motif yang susah bisa

ampe 3 bulan.

7. Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam proses pelatihan?

Kendalanya, paling adek-adek ini nagkapnya ga cepat jadi kakak

yang ngelatih harus sabar. Mereka kan nangkapnya beda-beda. Ada

yang cepat ada yang lambat. Kadang alatnya bermasalah, jadi

harus gantian buat belajar. Kadang ada juga belum selesai masa

pelatihan, dia udah minta pulang. Alasannya ga punya bakat. Jadi

alatnya udah dibikin kan, jadi ngga kepakai. Kakak harus cari

gantinya. Karnakan alat itu dia kalau nggak dipakai ada-ada aja

masalahnya. Untung-untung yang laki-laki ga sibuk, masih bisa

bantu-bantu nenun orang itu. Kalau sibuk kan, sayang jadinya.

8. Strategi apa yang digunakan untuk mengembangkan karyawan

menjadi individu yang mandiri?

Mengembangkannya, dengan cara ngasih penguatan motivasi. Kan

adek-adek ini kebanyakan baru lulus sekolah, ada juga yang putus

sekolah, biar mereka mandiri harus sering-sering dikasih motivasi.

Jadi kakak tu ngasih motivasi ke adek-adek ni supaya jangan

ngikut orang terus, maksudnya apa yang mereka dapat disini,

setidaknya mereka bisa kembangkanlah. Ngga tergantung dengan

orang lain. Semuanya jugakan untuk adek-adek ini juga hasilnya.

D. Seputar Pemberdayaan

1. Menurut anda apa itu pemberdayaan?

Pemberdayaan itu, membantu yang kurang berdaya menjadi lebih

berdaya. Gitulah kira-kira.

2. Menurut anda adakah pemberdayaan dalam usaha yang anda jalankan?

Kalo menurut kakak pribadi, ada pemberdayaannya.

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

3. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Ya prosesnya, pertama kakak latih adek-adek ni dari belum bisa nenun

sampai bisa nenun. Terus sambil melatih sambil kakak kasih tau

jelasin tentang tenun-tenun songket, kan mereka bikin kain harus tau

dulu motif-motifnya apa aja. Sekalian belajar sejarah gitu. Terus

motivasi biar dia berkembang, nggak ngikut orang lain terus, belajar

mandiri lah. Terus karna adek-adek ini masih pada baru baru lulus

sekolah, mereka kakak didik juga lah kayak adek sendiri. Dari sikap,

terus peraturan-peraturan, karna kan mereka rata-rata tinggal disini,

jadi kakak punya jam malam, kakak bagaikan orang tua mereka lah

disini. Terus sekali 3 bulan, ada evaluasi untuk adek-adek ni. Untuk

jangka waktu dari proses pemberdayaan ini tu, ngga ada. Sampai

mereka berhentilah baru proses pemberdayaannya berenti. Karna kan

memang ini itu, bukan suatu program tapi kakak melakukan ini selain

buat bantu meningkatkan ekonomi kelurga kakak, dan meningkatkan

ekonomi mereka serta mereka juga punya pola pikir yang berkembang

lah. Berpikir maju lah gitu.

4. Apa yang menjadi kendala-kendala dalam pemberdayaan di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kendala-kendalanya paling ada yang dari adek-adek ni. Kalo dari

mereka kendalanya, ya ada yang melanggar aturan yang udah kakak

bikin, terus kadang-kadang mereka berantem antara penun ni kan.

Kalo mereka berantem, pertama kakak kasih pengertian terus kakak

ingatkan biar jangan berkelahi. Tapi udah kakak ingatkan, ngga juga.

Terus kakak ingatkan lagi, ngga juga. Akhirnya kakak berhentikan lah

keduanya. Paling-paling itu aja sih kendalanya. Kalo nggak kendala-

kendalanya, ada yang mau kerja disini terus kita latih, taunya mereka

ga betah. Jadi belum juga bisa nenenun mereka udah nyerah duluan.

Alasannya sih ga bakat buat nenun Kalo dari produksi udah kakak

jelaskan tadi.

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apa hasil yang diperoleh dari proses pemberdayaan yang anda

lakukan?

Ya Alhamdulillah sudah banyak yang jadi mitra usaha tenun ini. Dulu

mereka kerja disini, terus nikahkan tapi mereka juga masih pengen

kerja. Mereka beli alatnya sekalian bahannya beli ke kakak juga, terus

hasilnya dijual kemana aja sama mereka. Kadang ke toko-toko, kadang

jual sendiri, paling sering sih ke kakak. Kakak bersyukur kali, apa

yang kakak kerjakan bisa bermanfaat ke orang lain.

6. Apa target utama dalam pelaksanaan pemberdayaan di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Kalau target utama dari pemberdayaan, ya kakak dan suami pengen

adek-adek ni terbantu secara ekonomi, wawasan, terus mereka bisa

mandiri secara secara sikap. Karna kan mereka jauh dari orang tua,

terus harus belajar buat bisa mengatur diri gitu. Kalo dari usaha tenun

ini, kakak pengennya kalo orang dengar tenun songket langsung

ingatnya winda gitu. Jadi istilahnya pengen tenun songket yang kakak

produksi bisa mendunia lah. Gitu amiin.

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Jumita

Nama Inisial : JI

Hari/Tanggal : Jum‟at, 21 Juli 2017

Umur : 29 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun/Pembimbing

Tempat : Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Udah hampir 9 tahun. Tahun 2009 mulai kerja disini.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Kakak masih sepupuan sama kak winda. Jadi kakak di ajak kerja

disini, kan waktu itu kak winda butuh karyawan, jadi kakak ditawarkan

kerja disini.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum, kerja disini untuk pertama kali.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ngga ada proses apa-apa. Langsung kerja aja.

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum bisa sama sekali.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya, dilatih dulu. Kan belum pernah nenenun sebelumnya.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Awalnya mau bantu orang tua, tapi lama-lama jadi hobi.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Kalo disini gajinya per- 2 minggu. Itungannya sistem borongan. Kalo

diliat dari perlembarnya 150 ribu perlembar. Kalo di jumlah jadi

perbulan sekitar 1,5 juta perbulan.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Kalau yang tinggal disini dapat tempat tinggal, makan 3 kali sehari.

Tapi, karna kakak tinggalnya di depan (Jalan impres Gg. Ikhlas) paling

dapat makan siang aja.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

3-4 hari.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Paling mesin rusak, benang emasnya rusak, belum belajar motif. Itu

aja paling.

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Kalo pemasaran, urusannya kak winda. Kalo kami buat kain aja.

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya, senang kerja disini.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Sudah

2. Berapakah jumlah anak anda?

Belum ada.

3. Dimanakah anda tinggal?

Di jalan impres ini juga. (Jl. Impres Gg. Ikhlas, Kelurahan Maharatu,

Marpoyan Damai, Pekanbaru)

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Rumah mertua.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Iya, pernah. Kalo keluar kota ngajar biasanya. Dulu pernah ngajar

menenun. (Ita mengajar di karenakan, pemilik usaha mengajukan

proposal kerja sama kepada pemerintah, terkait pelatihan tenun

songket melayu. Lalu pemilik usaha (Ny. Winda Wati Azman),

menunjuk Ita sebagai pelatih dalam kegiatan menenun tersebut).

Pernah ngajar di Anambas 1 bulan, Perawang 1 bulan, Rokan Hulu

(Rohul) 2 minggu, Siak 2 minggu, Pekanbaru sekali 1 bulan, terus 2

minggu, Tanjung Pinang 2 minggu. Kalo yang di Pekanbaru, ngajar di

LP (Lembaga Permasyarakatan). (dari hasil program ini, Ita bisa

mendapat 3-4 juta di setiap programnya).

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Mesin tenun 1 (harganya sekitar 7 juta), TV, meja TV, alat-alat dapur,

motor, HP, setrika, rescoocker, lemari, isi-isi rumah lah.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Ya terbantu, kebutuhan hidup terpenuhi.

8. Apakah Anda memiliki tanggungan kredit/hutang?

Kalo dulu pernah kredit honda, tapi udah lunas. Kalo sekarang nggak

ada.

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ya, dari ngga bisa nenun jadi bisa nenun. Yang tadinya belum punya

penghasilan, jadi punya penghasilan. Yang tadinya belum dewasa jadi

bisa dewasa. Banyak proses yang udah kakak jalani.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama bekerja disini?

Iya, merasa berdaya. Ekonomi terbantu, sekalian bisa bantu orang tua

dan suami.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kadang ada rasa bosan, terus ngerasa jauh dari orang tua. Ya cara

ngehilanginnya ya shopping, jalan-jalan. Tapi sejauh ini belum ada

niat buat berhenti.

12. Apa hasil yang anda rasakan dari proses pemberdayaan ini?

Jadi bisa nenun, bisa bantu orang tua, apa yang diinginkan bisa

tercapai, ekonomi keluarga sangat terbantu, ya terus bisa ketemu jodoh

disini. Alhamdulillahnya sekarang udah punya alat tenun di rumah.

Jadi kakaknya kakak dulu kerja disini (kakak kandung dari Ita), terus

nabungkan jadi kakaknya kakak, karna nikah terus berhenti. Dia buka

usaha tenun juga. Kakak kerja sama lah istilahnya, nanti hasilnya

dikasih ke orang tua. Itu khusus untuk bantu orang tua. Ka winda

berperan penting dalam hidup kakak. Karna kakak selalu di kasih

motivasi biar bisa berkembang. Biasanya di kasih tau “kalo udah

nikah, kalo bisa bantu suami buat nambah nambah nyari uang dari

nenun” ya sekarang bisa punya alat tenun sendiri, kakaknya kakak bisa

buka usaha tenun sendiri, abis itu bisa bantu orang tua jadinya.

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Tania Hermawati

Nama Inisial : TH

Hari/Tanggal : Jum‟at, 21 Juli 2017

Umur : 21 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun

Tempat : Di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Dari 2010 kak, tapi keluar masuk, keluar masuk gitu kami.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Taunya dari orang tua, orang tua yang nyuruh kerja disini. Karna kan

kak, kami sekolah sampai SMP aja, nganggur sebulan terus bilang

bosan sama orang tua, yaudah disuruh kerja disini jadinya.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum kerja dimana-mana. Ini yang pertama.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Ngga ada kak, Cuma ditanya serius kerja apa nggak, bilang serius

yaudah langsung kerja.

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum kak, belajar dari nol kerja disini.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya. Yang ngasih pelatihan kadang ka ita, kadang ka winda. Kalau ga

di latih mana bisa kami bikin ini semua (sambil menunjuk kain tenun)

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ngga ada alasan apa-apa kak, dari pada nganggur mending kerja kan.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Kalo itungnya sebulan 1,2 juta.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Alat tenun, makan siang. Udah itu aja. Soalnya kan kami nggak tinggal

disini.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Motif yang gampang 2 hari, kalo yang rapat 2-3 hari.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Kendalanya benang putus, kalo putusnya banyak kan jadi lama

selesainya. Terus proses nyucuk (memasukan benang ke gun) lama.

Biasanya ada yang tukang ngerjainnya, kalo orang-orang tu ngga

masuk, ya nyucuk sendiri. Itu bisa 1-2 hari proses nyucuk itu.

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Kami nggak memasarkan tenun, kami cuma bikin aja.

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Senanglah, udah sesuai soalnya.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Sudah.

2. Berapakah jumlah anak anda?

Anak ada 2, yang pertama 3 tahun, yang kedua 1 tahun.

3. Dimanakah anda tinggal?

Di Jl. Impres Gg. Khlas No. 52 RT 01 RW 16, Kelurahan Maharatu,

Marpoyan Damai, Pekanbaru.

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Nggak,tinggal di rumah orang tua.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Paling jalan-jalan ke SUMBAR (Sumatra Barat), kalo nggak ke

kampung suami, ke Teluk Pulau (Bagan Siapi-Api)

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Beli emas, hape, baju dll lah.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Iya terbantu, mencukupi kebutuhan lah.

8. Apakah anda memiliki angsuran kredit/hutang?

Kalo sekarang ngga, tapi dulu pernah ngambil motor tapi gagal. Karna

dulu berenti kerjakan, anak ga ada yang ngurusin, jadi ga ada

pemasukan, gagal kredit motor. Terus pernah juga pas suami mau

kredit honda kan, dia tanya ke kami. Boleh apa ndak. Terus kata kami

nggak boleh kan, karena masih banyak pengeluaran. Abis itu kami

ngomong-ngomong, nggak jadi suami ambil honda

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Terus baru-baru ini, ngambil mesin cuci buat orang tua. Jadi kami

bayar kreditnya 3 bulan pertama aja. Kan orang tua buka laundry,

karna punya mesin cuci itu. Nah angsurannya dari hasl laundry itulah.

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Yang ga tau jadi tau, yang gapunya apa-apa jadi punya. Gitu lah. Terus

kadang-kadang ka winda suka ngasih motivasi buat belajar tentang

motif motif. Biar bisa ningkatin keahlian dalam nenun. Selain itu juga

ka winda ngingatin kalau kerja yang rajin, hasilnya huga buat kalian-

kalian juganya.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Iya, berdaya secara ekonomi dan ilmu tentang nenun. Kalo secara

ekonomi ya bisa beli emas contohnya.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kadang ya capek, kalo dulu-dulukan kepikiran anak ga ada yang

megang, jadi kadang suka ga fokus.

12. Apa hasil yang anda rasakan dari proses yang dijalanin?

Pertama bahagia, abis tu ada rasa nyaman, ekonomi sangat terbantu,

jadi punya ilmu. Kalo ekonomi terbantu kali. Bisa beli apa-apa sendiri,

ngga mengharapkan gaji suami paling tidak. Kalo mau ngasih orang

tua kan ga mungkin minta suami, dari hasil kita lah bisa buat bantu

orang tua.

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : R. Yusmi

Nama Inisial : RY

Hari/Tanggal : Jum‟at, 21 Juli 2017

Umur : 21 tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun

Tempat : Di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Empat jalan lima tahun lah. Tahun 2012 masuk pertama kali.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Dari saudara. Saudara yang ngajak kerja disini.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum pernah.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ngga ada proses apa apa. Dulu waktu pertama kali kesini, saudara

yang bilang ke kak winda kalo mau kerja disini. Setelah dibilang ke

kak winda ama saudara, langsung kerja disini.

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum juga, kalo yang kerja disini rata-rata belum pernah belajar

nenun.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iyalah. Karna kan pertama kali kesini belum bisa apa-apa. Jadi dilatih

dulu biar bisa.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Karna mau kerja aja, ngga ada alasan apa-apa.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

1 juta palingan, kalo itungnya per- 2 minggu kadang 400 kadang 300.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Tempat tinggal, makan 3 kali sehari. Itu juga kalau makan kan kami

yang masak kak. Udah ada jadwal piketnya. Kami kan rumahnya jauh

kak, kalau kami nggak dikasih tempat tinggal disini, dimana kami

tinggal hehe.. sama alat tenun.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Kalo yang motif padat 3 hari, kalo yang renggang motifnya 1 sampai 2

hari jadi.

11. Kendala apa yang ditemukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Ngga ada kendala apa-apa sih. Karna kan, udah terbiasa kerja begini,

jadi ga ada kendala apa-apa. Orang udah kerjaan sehari-hari kok.

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Nggak ikut, masarin hasil tenun.

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya menikmati, senanglah kerja disini.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum

2. Berapakah jumlah anak anda?

-

3. Dimanakah anda tinggal?

Kalo orang tua di taluk kuantan, tapi kalo disini di ya di rumah ka

winda ini.

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Rumah orang tua.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ya paling kalo pergi jalan-jalan keluar dari pekanbaru ni ke SUMBAR

(Sumatra Barat)

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Kebutuhan sehari-hari, kalo elektronik hape aja.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Ngga terlalu, tapi alhamdulillah bisa bantu orang tua buat bayar

sekolah adek-adek, sekalian kebutuhan sehari-hari bisa tercukupilah

paling nggak. (RY merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Ia bisa

membiayai adiknya yang ke 2 dan ke 3)

8. Apakah andan memiliki tanggungan kredit/hutang?

Nggak pernah ambil kredit, soalnya ga berani. Takut ga kebayar.

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ya prosesnya kayak kita di ajarin nenun kan terus dikasih motivasi

buat rajin kerja biar bisa bantu orang tua. Biasanya kak winda suka

ngasih motivasi kalo udah mulai rasa bosan, diajarin nenun kan terus

dikasih motivasi buat rajin kerja biar bisa bantu orang tua. Proses jadi

mandiri, karna kan belum pernah pisah sama orang tua, baru kerja

disini pisah sama orang tua.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Setelah kerja disini, merasa berdaya secara ekonomi.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Karna awal-awal baru datang kesini suka pusing, karna ga bisa nenun.

Abis itu kan harus teliti sama benang-benangnya. Itu awal-awal aja,

kalo sekarang aman-aman aja alhamdulillah

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Alhamdulillah Jadi punya ilmu nenun, jadi tahu tentang tenun, udah itu

aja sih.

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Yulinza Putri

Nama Inisial : YP

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juli 2017

Umur : 20 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun Songket

Tempat : Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Udah satu tahun lebih dah, Agustus 2016 dulu masuk sini.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Dari kakak ipar. Dulu kakak ipar kerja disini, tapi sekarang udah

keluar.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum lagi, ini yang pertama.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Dulu waktu abis lulus SMA, di ajak kakak ipar kerja disini. Dari pada

nganggur kan, jadi mau-mau aja di ajak kerja disini.

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum juga kak.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya, dilatih dulu. Kan belum pandai waktu datang kesini. Belajar dulu.

Belajar nenun ini, kalau belajarnya aja 1 minggu udah pandai, tapi

kalo sama motif 1 bulan lah kira-kira. Itu motif gampang 1 bulan, kalo

yang motif susah 2 bulan lah. Yang lama itu belajar di motif.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Mencari uang, membantu orang tua. Itu aja nya.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Kalo di itung-itung sebulan 1 juta.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Karna nggak tinggal disini ya Cuma makan siang aja ama alat tenun

sih kak.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Kalo motif-motif yang gampang 2 hari nya, tapi kalo motif susah bisa

nymape 4-5 hari.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Kalo nenun ni kak, susah-susah gampang. Yang susah itu di motif.

Tergantung motifnya juga tingkat kesusahannya. Kalo yang gampang

motifnya bunga-bunga tabur. paling yang lain-lain itu masalahnya di

mesin, di gun, kadang di talinya, kadang juga di gun nya.

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Ngga ikutan, Cuma buat kain aja kami.

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya kak. Happy lah enjoy.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

eh belum lagi kak.

2. Berapakah jumlah anak anda?

-

3. Dimanakah anda tinggal?

Di depan kak, di jalan ni juga (Jl. Impres Gg. Ikhlas, Kelurahan

Maharatu, Marpoyan Damai).

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Rumah orang tua baru kak.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Paling ke SUMBAR (Sumatra Barat) sama ke Bagan Siapi-Api itu

juga di ajak jalan-jalan ama bos.

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Kalau beli rumah, kendaraan belum lagi kak. Tapi kan udah bisa beli

hape sendiri tanpa minta orang tua, kebutuhan sehari-hari lah.

Setidaknya beli handbody (body lotion) nggak minta.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

(Hehe) biasa-biasa aja kak. Kalo dibilang terbantu, ya terbantu. Tapi

kalo di bilang sangat terbantu, ngga juga. Paling cukup buat kebutuhan

sehari-hari aja.

Lumayan lah kak, bisa beli kebutuhan sehari-hari.

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

8. Apakah anda memiliki tanggungan kredit/hutang?

Nggak ada, belum berani kak.

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Kami bisa punya ilmu punya pengalaman, bisa punya penghasilan

tanpa memberatkan orang tua, terus kita suka di ingetin kalo

perempuan harus bisa usaha ga numpang minta aja. Kira-kira gitu lah

kak.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Ya lumayan lah ya kak.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kadang ngerasa bosen sama capek, karna kan tiap hari ngerjain ini.

Tapi kalo dipikir-pikir ini bisa buat jadi modal awal buat buka usaha

sendiri. Paling tidak bisa punya alat sendiri lah.

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Hasilnya ngerasa senang, bahagia, beruntung di ajak kerja disini, bisa

punya ilmu, punya pengalaman.

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Icha Yulis Islamiyah

Nama Inisial : IYI

Hari/Tanggal : Sabtu, 22 Juli 2017

Umur : 19 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun Songket

Tempat : Di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Udah 2 tahun

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Tau dari kawan kak. Kawan ngajak kerja disini.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum pernah kak.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ngga berproses. Kawan yang ngajak kesini, terus bilang kalo kami

mau kerja kan, terus udah langsung di ajarin nenun.

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum kak. Disini belajar dulu baru bisa kerja.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya kak. Belajar nenun dulu, alhamdulillah 2 hari langsung ngerti

gimana cara makai alatnya. Karna udah bisa, langsung belajar motif

songket. Belajar motifnya 2 minggu itu yang ngga padat, kalo motif

yang padatnya sebulan lah kira-kira.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Alasannya karna pingin bantu orang tua, sekalian nyari pengalaman

lah kak.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Gaji 1 juta sebulan.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Disini dapat alat tenun buat kerja, tempat tinggal. Karna kan icha

rumahnya di taluk, jadi icha bersyukur jadi ga mikir tinggal dimana.

Terus makannya udah di tanggung juga kak. Kita juga yang masak,

ada jadwal piketnya.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Kalo yang murah 3 hari udah siap, kalo yang susah 3-4 hari lah baru

siap.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Masalah dari buat tenun ni, kalo benang putusnya banyak

nyambungkannya susah. Paling itu aja kak, krana kan tenun ni semua

berkaitan dengan benang.

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Nggak ikut jualan songket kami kak.

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya menikmati, karna kan tinggal sama bos jadi ga usah mikirin

kontrakan, makan ama yang lainnya.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum

2. Berapakah jumlah anak anda?

-

3. Dimanakah anda tinggal?

Kalo orang tua tinggal di taluk kuantan. Karna lagi kerja disini

tinggalnya sama bos.

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Kalo orang tua, udah rumah sendiri.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Paling jalan-jalan ke Sumbar (Sumatra Barat), sama ke Bagan Siapi-

Api itu juga jalan-jalan karna bos yang ngajak.

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Barang-barang yang bisa dibeli Cuma peralatan dapur untuk orang tua,

hape sama kipas angin. Udah itu aja kak.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Terbantu kak.

8. Apakah Anda memiliki tanggunga kredit/hutang?

Kalo pribadi ngga ada kak, tapi kalo orang tua ngga tau lah.

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Prosesnya biasa-biasa aja kak. Tapi ya icha disini jadi belajar, terus

jadi punya ilmu yang belum pernah icha dapat di sekolah. Kalau

nasihat-nasihat ndak ada pernah dikasih kak yang penting kerja yang

baik. Jadi selama ini biasa-biasa aja.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

kalo di tanya selama kerja disini jadi merasa berdaya atau nggak,

jawabnya iya berdaya

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Nggak ada. Paling rindu-rindu orang tua aja, tapi kalo minta pulang ya

tinggal bilang aja. Nanti juga boleh

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Kalo proses yang dialamin selama ini hasilnya bisa ngerasain senang,

puas karna dapat bantu orang tua, kebutuhan sendiri terpenuhi (ga

minta-minta lagi sama orang tua).

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Mona Lisa

Nama Inisial : ML

Hari/Tanggal : Senin, 24 Juli 2017

Umur : 18 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun Songket

Tempat : Di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Dari tahun 2015 (2 tahun)

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Dari kakak. Kakak yang bawak kesini. Dulu kakak kerja disini.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Ini kerja pertama. Waktu lulus SD di rumah aja bantu orang tua, baru

tahun 2015 itulah mulai kerja.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ngga ada proses, langsung kerja aja.

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum, baru belajar disini.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya ikut. 2 bulan udah bisa semuanya lah.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Karna ga mau ngerepotin orang tua, sama nyari pengalaman.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

900 ribu, tapi tergantung dapat berapa kainnya per-bulan sih. Tapi

biasanya 900 ribu tapi kadang lebih.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Makan kami udah dari sini. Jadi kami itu ada jadwal piket, ada yang masak

ada yang bersih-bersih. yang masak kami juga, tapi kalau bahan-bahan buat

masak ka winda yang sediain. Setiap orang dapat alat tenun masing-masing.

Kayak meja kerja gitu kak.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

2-3 hari yang motif jarang, motif padat 3-4 hari.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Karna mesin rusak jadi lama bikin kainnya. Soalnya kan kalo disini

setiap orang udah alat masing-masing. Kalo mesin kita rusak kita ga

bisa bikin kain. Kalo yang paling sering benang putus. Benang itu tu

putus gara-gara kadang benangnya yang rapuh kadang sisirnya suka

ada yang tajam.

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Ngga tau, karna kan kerja Cuma buat bikin kain aja, ngga jualan.

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Menikmati, seneng jadi banyak kawan disini, kalo sakit kita ga di

paksa kerja. Semuanya tergantung kita.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum

2. Berapakah jumlah anak anda?

3. Dimanakah anda tinggal?

Kalo orang tua tinggal di Bagan Siapi-Api. Kalau disini tinggal sama Ka

Winda,

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Kalo orang tua, udah rumah sendiri.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ke Sumbar (Sumtra Barat)

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Beli Hape, emas, TV sama bantu beli peralatan rumah untuk orang tua,

sama beli kebutuhan dapur.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Iya terbantu.

8. Apakah anda memiliki tanggunga kredit/hutang?

Nggak.

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Ya prosesnya mungkin bisa bikin mandiri kali. Karna kami Cuma lulus

SD jadi kami punya ilmu sedikit. Paling gitu gitu aja.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Iya merasa berdaya.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kalo dari semua proses yang dijalanin, kadang-kadang ngerasa capek

karna tiap hari begini-begini aja. Tapi gimana lagi, dari pada ngga

ngapa-ngapain kan. Apalagi kayak kami ni cuma lulus SD aja (haha)

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Hasilnya bisa nyukupin kebutuhan sehari-hari, bisa punya ilmu

walaupun sedikit. Itu aja nya,

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Ayu

Nama Inisial : A

Hari/Tanggal : Senin, 24 Juli 2017

Umur : 20 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun Songket Khas Melayu Winda

Tempat : Di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Udah 3 tahun.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Dari kakak sepupu. Kakak sepupu dulu kerja disini.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Nggak ada proses, langsung aja.

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum juga.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iyalah, kalo ngga, nggak akan bisa kita kerja disini.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ngga ada alasan. Pingin kerja aja, karna kan udah lulus SMK terus

karna ga ada biaya kuliah, jadi kerja jadinya.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Tergantung kain, kadang 700 ribu. Paling banyak pernah dapat 1 juta.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Alhamdulillah kami disini disediakan tempat tinggal, makan udah di

tanggung. Jadi nggak mikir yang lain-lain kami kak. Sama alat tenun

juga disediain.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

2-3 hari kalo lagi rajin (hehe), kalo biasanya 3-4 hari. Tapi tergantung

motifnya juga.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Kendalanya di motif. Karna motif agak susah jadi lama bikinnya,

mesin kadang rusak, sisirnya yang rusak lah. Kalo kami Cuma bisa

pakainyo kak. Kalo perawatan sama bener-benerin alat ni ada juga

orangnya.

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Ngga masarin songket. Itu urusan bos, kami ngga ikut-ikutan.

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya menikmati. Senang punya banyak teman, betah karna kerja ga

dipaksa.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum

2. Berapakah jumlah anak anda?

3. Dimanakah anda tinggal?

Di Taluk Kuantan. Kalo disini tinggalnya di belakang (rumah pemilik

usaha).

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Udah rumah sendiri.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ke Bagan Siapi-Api, ke Sumbar (Smatra Barat).

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Hape, emas, kebutuhan sehari-hari.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Iya, iya terbantu.

8. Apakah anda memiliki tanggungan kredit/hutang?

Ngga tau orang tua, kalo kami sendiri ngga pernah ambil kredit.

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Proses yang dijalanin yah kayak kerja biasa aja. Tapi biasanya kami

suka bahas tentang motif tenun kak. Kan setiap motif punya cerita

masing-masing. Nah disitulah kami tau kalau motif tu ada ceritanya.

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Berdaya. Bisa kerja, punya uang sendiri tanpa minta orang tua. Bisa

beli apa-apa sendiri.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ngga ada sih, karna tinggal disini ya hidup musti kerja sama. Karna

kan hidupnya sama-sama. Terus jadi harus ngerti satu sama lain biar ga

berantem. Tapi, awal-awal ngerasain dikit-dikit masalah. Soalnya kan

dulu sekolahnya jurusannya akuntansi tapi malah kerjanya jurusan

tekstil. Melencengnya jauh, paling masalahnya ya harus belajar lagi

dari awal. Tapi ngga pengaruh juga sih.

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Hasilnya, karna tinggal sama bos kan jadi bisa mandiri. Ngga ngerek

ke orang tua terus, jadi bisa nenun, bisa masak. Disini di ajarin masak

juga, kadang sama bos kadang sama kawan-kawan. Terus suka di

nasehatin kadang-kadang sama bos disuruh rajin kerjanya, jangan

males karna kan semuanya untuk diri kita juga, sama di nasehatin

jangan boros-boros, di tabung uangnya biar bisa beli mesin sendiri.

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Dewi Kurnia Sari

Nama Inisial : DKS

Hari/Tanggal : Senin, 24 Juli 2017

Umur : 20 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun Songket

Tempat : Di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Baru 1 tahun.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Taunya dari teman (nunjuk pengrajin tenun lainnya. Pengrajin tersebut

adalah icha), dulu icha yang ngajak kerja disini.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum ada kerja lagi, ini yang pertama.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Waktu nyampe sini, icha ngomong ke ka winda kalo deiw mau kerja.

Setelah icha ngomong langsung kerja besoknya.

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya, dilatih cara kerjanya gimana sama motifnya. Dewi bisa 1 minggu

udah bisa nenun, kalo sama motifnya 1 bulan.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Cari pengalaman, sama biar bisa bantu orang tua.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Kadang 600 ribu, kadang 700 ribu.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Yang paling penting kami udah dapat tempat tinggal, makan, sama

yang pasti udah dapat alat tenun. Kalau nggak ada alat kan ga bisa

kerja kak. Tempat tinggal itu jadi penting karena kalau kami nggak

dikasih tempat tinggal sama makan mana mau kami kerja disini kak

hehe…

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Beda-beda. Biasanya dewi bikin kain untuk laki-laki 1-2 hari jadi.

Kalo untuk perempuan agak lama, sekitar 2-3 hari.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Sering putus benang, sama talinya juga sering putus.

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Nggak masarin. Kami Cuma buat aja

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya merasa menikmati. Karna bisa bikin fikiran tenang. Jadi ga mikir

kemana-mana soalnyakan fokus ke kain aja.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum lagi.

2. Berapakah jumlah anak anda?

3. Dimanakah anda tinggal?

Sama kayak icha, di Taluk Kuantan. Kalo disini ya sama kak winda.

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Kalo yang di taluk, rumah orang tua. Itu udah rumah sendiri.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Ke SUMBAR (Sumatra Barat) sama ke Bagan Siapi-Api

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Bisa beli hape sendiri, kalo yang lain-lain belum pernah lagi belinya.

Paling kebutuhan sehari-hari.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Kalo secara pribadi ya terbantu. Tapi kalo keluarga masih kurang.

8. Apakah anda memiliki tanggungan kredit/hutang?

Ada. Lagi kredit honda untuk orang rumah.

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Biasa kak. Kayak kerja biasa. nggak ada dikasih motivasi. Nggak

pernah dikasih nasihat-nasihat gitu kak, tapi ntah lah kalau yang lain.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Merasa belum merasa berdaya dewi lagi.

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kalo proses yang selama setahun yang dewi jalanin, paling

masalahanya kadang-kadang suka berantem sama kawan disini. Ya

sala-salah faham dikit lah, wajar kalo kata orang mah.

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Ya hasilnya dewi bisa nenun, terus jadi mandiri kan ga tinggal sama

orang tua dapat beli kebutuhan (kayak hape), punya pengalaman sama

dapat temen baru.

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Henny Anggraini

Nama Inisial : HA

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Juli 2017

Umur : 21 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun Songket

Tempat : Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

1 tahun kak.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Tau dari bos kak. Suami kakak winda itu masih ada hubungan keluarga

(sesanak gitu lah). Terus di ajak kerja disini. Kata abang tu kalo udah

lulus SMA ikut abang lah kerja, buat cari-cari pengalaman.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum lagi kak.

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Nggak ada proses apa-apa langsung kerja aja.

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Baru belajar disini.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iyalah kak, kan belum bisa nenun sebelumnya sama juga kayak yang

lain. Belajar nenun 1 bulan itu motif tabur paling, karna udah bisa

nenun terus belajar motif yang padat. Kalo itu seminggu udah bisa dari

yang belajar sebelumnya.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Bantu orang tua, biar mandiri, sama nambah skill.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Biasanya sebulan dapat 8 lembar, kalo di itung itung 1 juta lebih lah.

Pernah paling banyak 1,2 dapat gajinya.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Kalau disini semua-semuanya udah ditanggung kak, dari makan,

tempat tinggal, terus dapat alat. Kita tinggal kerja yang baik aja . Itu aja

kak.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Kalo untuk bidang laki-laki 2-3 hari baru siap, kalo untuk perempuan

3-4 hari baru siap. Terus kadang-kadang tergantng motifnya juga kak.

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Paling benang putus, kalo ngga teropongnya jatuh. Itu palingan.

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Ngga pernah masarain. Kalo masarin kain Cuma bos aja.

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iyaa. Seneng kak.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum kak.

2. Berapakah jumlah anak anda?

-

3. Dimanakah anda tinggal?

Orang tua tinggalnya di Taluk Kuantan kak. Di kampung bang Azman

ni juga.

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Alhamdulillah udah rumah sendiri.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Udah pernah jalan-jalan ke SUMBAR (Sumatra Barat), ke Jogja,

paling kalau di Riau ini Tembilahan kak.

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Cuma beli hape, setrika untuk ibu di rumah, kipas angin sama

kebutuhan sehari-hari kak.

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Iya terbantu kak. Kan kalo kita orang susah ni kak, punya kerja dan

penghasilan tiap bulannya itu udah bersyukur kak. Alhamdulillah kami

masih bisa kerja, bisa bantu orang tua. Setidaknya ngurangin beban

biaya lah.

8. Apakah anda memiliki tanggungan kredit/hutang?

Kalo sekarang ngga ada kak. Tapi dulu pernah ngambil kredit kulkas

tapi alhamdulillah udah selesai.

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Banyak proses yang dijalanin kak. Belajar nenun, tau tentang motif

tenun, belajar jadi mandiri, punya ilmu, banyaklah kak. ka winda ni,

punya skill dia. Dia kembangkan ke orang lain, jadi kayak berbagi

ilmu gitu lah kak. Itu juga proses ya kan kak? hehe

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Jadi berdaya kak. Jadi sehari-hari kami ada kerjaan, bisa bermanfaat

lah untuk orang lain. Ngga diam-diam aja di rumah, terus untungnya

bisa ngehasilin uang.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Paling kadang-kadang kami ngerasa bosan. Ya solusinya biasanya

dengerin musik, terus kalo hari libur kerja nongkrong di stadion sambil

joging-joging. Kalo nggak biasanya sore-sore suka main volly kami

disini kak.

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Jadi punya pengalaman yang orang lain belum tentu pernah ngalamin

kan kak. Karna bos masih sesanak, ngeliat dia punya usaha kayak gini

sendiri terus penghasilannya banyak lah ya kak dibanding keluarga

kami kan, jadi sekarang pingin tau lebih jauh tentang tenun. Ya rasa

ingin taunya jadi tinggi gitu lah. Biar bisa ngerubah nasib keluarga.

Apalah kami yang orang tuanya petani karet. Kakak tau lah ya kan.

(hehe). Insyaallah bisa terbantu, tiap 2 bulan sekali udah bisa ngasih

uang ke orang tua. Buat bantu-bantu kebutuhan sehari-hari.

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

PEDOMAN WAWANCARA PENGRAJIN TENUN

Nama : Roly Paslah

Nama Inisial : RP

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Juli 2017

Umur : 25 Tahun

Jabatan : Pengrajin Tenun/Pembimbing

Tempat : Di Usaha Tenun Sngket Khas Melayu Winda

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir :

1. SD/MI

2. SMP/Mts

3. SMA/MA

4. SI/SII/SIII

DAFTAR PERTANYAAN

A. Seputar Pekerjaan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Udah 6 tahun.

2. Dari mana anda mengetahui Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda?

Dari bos nya langsung. Jadi dulu waktu sebelum kerja disini, ka winda

lagi ke taluk kan, terus nanya sama orang-orang kalo ada yang mau

kerja ga. Yaudah karna mau kerja, ikut ke sini jadinya.

3. Sebelum bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?

Belum pernah. Kalo dulu lulus SMA nggak kerja, di rumah aja bantu

kakak.

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

4. Bagaimana proses untuk menjadi karyawan di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Nggak pakai proses.

5. Apakah anda sudah bisa menenun sebelum bekerja di Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Belum, baru disini belajarnya.

6. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Usaha Tenun

Songket Khas Melayu Winda?

Iya. Pelatihannya, 1 bulan sampai benar-benar bisa sekalian motif-

motif. Terus ga tau motif. Kalau ga tau motif gimana caranya kami

bikinnya. Tapi kalo nenun biasa tanpa motif 2-3 hari juga udah bisa.

7. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi pengrajin tenun songket

di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Mau menyendiri, terus sekalian nyari uang sendiri. Biar ga ngerepotin

kakak, sekalian nyari ilmu.

8. Berapakah gaji anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu

Winda per-hari/bulan?

Gaji per- dua minggu. Kalo per- dua minngu bisa dapat 4-5 lembar.

Kalo di itung sebulan kira-kira 1,5 juta lah.

9. Sarana dan prasarana apa yang anda dapat dari Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Karna rumah jauh dapat tempat tinggal, terus kalau makan dapat dari

sini juga. Tapi kalau makan kami juga yang masak. Ada jadwal piket.

Setiap orang dapat alat tenun untuk buat kain, itu aja.

10. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk membuat sebidang kain

tenun songket melayu?

Motif yang padat 3-4 hari, untuk bahan baju 2 hari palingan. Tapi

tergantung motif juga lah.

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

11. Kendala apa yang di temukan dalam proses pembuatan kain tenun

songket?

Paling benang putus, tapi jarang juga. Karna kan kalo kita kerja hati-

hati, rapi, pasti jarang benang putus.

12. Bagaimana cara memasarkan hasil produk Tenun Songket Khas

Melayu Winda?

Ngga ikut masarin, yang ngejualin bos aja.

13. Apakah anda menikmati pekerjaan anda?

Iya. Perasaannya senang, bisa dapat pembelajaran dalam menenun.

B. Seputar Kehidupan Pribadi

1. Apakah anda sudah berkeluarga?

Belum

2. Berapakah jumlah anak anda?

-

3. Dimanakah anda tinggal?

Aslinya dari Taluk Kuantan, tapi kalo disini tinggal sama ka winda.

4. Apakah rumah pribadi/kontrak?

Kalo yang di Taluk Kuantan rumah sendiri.

5. Apakah anda pernah keluar kota/negri selama anda bekerja di Usaha

Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Paling Cuma ke SUMBAR (Sumatra Barat), ke Baga Siapi-Api, sama

mutar-mutar Taluk paling.

6. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

barang- barang apa saja yang dapat anda beli? Ex: rumah, kendaraan,

furniture, elektronik, dll.

Udah bisa beli Hape, Emas (cincin dan kalung), paling sama

kebutuhan sehari-hari.

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

7. Selama anda bekerja di Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda,

apakah anda merasa terbantu secara financial/ekonomi?

Iya terbantu. Terbantunya tu bisa bantu bayar sekolah adek. Kan

kakak anak ke-6 dari 7 bersaudara, jadi anak yang terakhir ni jadi

taggungan kakak.

8. Apakah anda memiliki tanggungan kredit/hutang?

Nggak ada.

9. Bagaimana proses yang dijalani selama ini di Usaha Tenun Songket

Khas Melayu Winda?

Nggak ada proses apa-apa. Buat kerja disini nggak ada proses. Kalau

yang dijalanin selama ini ya, dapat ilmu tentang tenun, cerita-cerita

sejarah motif kain, dapat masukan-masukan biar mandiri. Banyaklah.

10. Apakah anda merasa lebih berdaya selama kerja disini?

Berdaya kok. Berdayanya tu, udah bisa hidupin diri sendiri paling

tidak.

11. Kendala-kendala apa yang anda rasakan dari proses yang dijalani di

Usaha Tenun Songket Khas Melayu Winda?

Kadang ngerasa bosan. Itu aja paling.

12. Apa hasil yang didapat dari proses yang dijalanin selama ini?

Yang utama hasilnya bisa dapat ilmu, kalo kemandirian udah pasti.

Kadang-kadang suka di nasehatin disuruh giat kerja, karna asilnya juga

untuk diri sendiri. Sama ekonomi meningkat, udah bisa nyekolahin

adek yang paling kecil. Itu ajanya kira-kira.

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

DOKUMENTASI KEGIATAN PENGRAJIN TENUN SONGKET

DI USAHA TENUN SONGKET KHAS MELAYU WINDA

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36936/1/NURUL ANDANI-FDK.pdf · PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI . DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN

96