Anatomi Kulit

14
DERMATITIS SEBOROIK Yang harus dipelajari: Histologi lapisan kulit stratum korneum sampai dermis Kelompok2 dermatitis (masih kurang, banyak banget, ) Dermatitis seboroik Efloresensi Diagnosis banding Faktor resiko Anatomi Kulit Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu : 1. Lapisan epidermis atau kutikel 2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin) 3. Lapisan subkutis (hipodermis) Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak. 1. Lapisan Epidermis terdiri atas stratum korneum, lusidum, granulosum, spinosum dan basale. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk) Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakam 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohilain. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki

description

Anatomi kulit

Transcript of Anatomi Kulit

Page 1: Anatomi Kulit

DERMATITIS SEBOROIK

Yang harus dipelajari:

Histologi lapisan kulit stratum korneum sampai dermis Kelompok2 dermatitis (masih kurang, banyak banget, ) Dermatitis seboroik Efloresensi Diagnosis banding Faktor resiko

Anatomi Kulit

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu :

1. Lapisan epidermis atau kutikel2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)3. Lapisan subkutis (hipodermis)

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

1. Lapisan Epidermis terdiri atas stratum korneum, lusidum, granulosum, spinosum dan basale.

Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)

Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.

Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakam 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohilain. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki

Stratum spinosum (stratum malpighi) atau disebut juga prickle cell layer (lapisan akanta) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak di tengah. Sel sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng ke bentuknya. diantara sel-sel stratum spinosum terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercelullar bridges) yang terdirir dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di atara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.

Stratum basal terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar. Lapisan ini merupakan

Page 2: Anatomi Kulit

lapisan epidermis yang paling bawah. Sel sel basal ini mengadaakan mitosis dan berfngsi reproduktif. Lapisan ini terdri dari 2 jenis sel:

o Sel kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,

dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar selo Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel sel berwarna

muda deang sitoplama basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes)

2. Lapisan dermis, berada dibawah epidermis dan lebih tebal dari epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Lapisan ini dibagi menjaadi 2 yaitu :

Pars papilare bagian yang menonjol ke epidermis berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah

Pars retikulare bagian yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dan semakin bertambah umur menjadi kurang larut sehingga menjadi tidak stabil. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elsatis.

3. Lapisan subkutis terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel sel lemak didalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yg terletak disubkutis (Pleksus profunda).

Adneksa Kulit (kulit, kuku rambut)

A. Kelenjar kulit terdiri dari ;1. Kelenjar keringat (glandula sudorifera) Kelenjar ekrin (kecil, terletak dangkal,sekret encer)

Kelenjar ini sudah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan, dan mulai berfungsi pada 40 minggu setelah kelahiran. Berbentuk spiral dan bermuara langsung ke permukaan kulit. Terletak diseluruh permukaan kulit dan terbanyak terletak di telapak tangan, kaki dan aksila. Sekresi tergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, panas dan stress emosional

Kelenjar apokrin (besar, dalam dan kental)Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terletak di aksila, areola mamae, pubis, labia minora dan saluran telinga luar. Pada pubertas smulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa dengan PH 4-6,8.

Page 3: Anatomi Kulit

2. Kelenjar palit (glandula sebasea)Terletak diseluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar palit biasanya tedapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut. Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi hormon androgen. Pada pubertas menjadi besar dan aktif.

B. KukuBagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis yang menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium, sedangakan kulit yang ditutupi kuku bebas disebut hoponikium.

C. RambutTerdiri dari akar rambut (yang terbenam dalam kulit) dan batang rambut (diluar kulit). Ada 2 macam rambut: rambut lanugo adalah rambut halus, tidak ada pigmen dan terdapat pada bayi. Dan rambut terminal adalah rambut kasar dengan pigmen, dan terdapat pd dewasa. Pada dewasa pertumbuhan rambut dipengaruhi hormon androgen. Rambut notmal dan sehat berkilat, elasstis dan tidak mudah patah dan dapat menyerap air. Rambut terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen.

Efloresensi

Makula : Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mataContoh : melanoderma, leukoderma, purpura, petekie, ekimosis

Eritema : Kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah kapiler yang reversibel

Urtika : Edema setempat yg timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan Vesikel : Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari setengah

cm garis tenga dan mempunyai dasar, vesikel berisi darah disebut vesikel hemoragik Pustul : Vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel

disebut vesikel hipopion. Bula : Vesikel yang berisi lebih besar. Kista : Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel. Isi kista terdiri

atas hasil dindingnya yaitu serum, getah bening, keringat, sebum, sel-sel epitel, lapisan tanduk dan rambut.

Abses : Kumpulan nanah dalam jaringan. Abses biasanya terbentuk dari infiltrat peradangan. Sel dan jaringan hancur membentuk nanah. Dinding abses terdiri artas jaringan sakit yang belum menjadi nanah.

Page 4: Anatomi Kulit

Papul : penonjolan diatas permukaan kulit, sirkumskirp, diameter kurang dari ½ cm, berisi zat padat.

Nodus : masa pada sirkumskrip, terletak di subkutan atau kutan, dapat menonjol, bila diameternya lebih kecil dari 1 cm disebut nodulus.

Plak : peninggian diatas permukaan kulit , rata dan berisi zat padat , diamternya 2 cm atau lebih.

Tumor : Benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan. Infiltrat : Tumor terdiri atas kumpulan radang. Vegetasi : pertumbuhan berupa penonjolam bulat atau rucing yang menjadi satu

vegetasi dapat dibawah permukaan kulit misalnya pada tubuh, dalam hal ini disebut granulasi, seperti pada tukak.

Sikatriks : terdiri dari jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan licin dan tidak dapat adneksa kulit. Secara klinis terlihat menonjol karena kelebihan jaringan ikat. Bila sikatriks hipertrofik menjadi patologik , pertumbuhan melampaui batas luka disebut keloid .

Erosi : Kelainan kulit disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui strartum basal

Eskoriasi : bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores sampai papil. Maka akan terlihat darah dan serum yg keluar. Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare.

Ulkus : hilangnya jaringan yang lebih dalam dari eskoriasi. Ulkus mempunyai dinding, isi, tepi, dasar.

Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama dapat halus sebagai taburan tepung, maupun lapisan tebal dan luas sebagai lembaran kertas. Dapat dibedakan misalnya pitiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis), iktioaiformis (seperti ikan), kutikular (tipis), lamelar (berlapis), membranosa atau eksfoliatika (lembaran) dan keratotik (terdiri atas zat tanduk)

Krusta : cairan tubuh yang mengering, dapat bercampur dengan jaringan nekrotik, maupun benda asing. Warnanya ada berbagai macam. Kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan berasal dari pus kehitaman berasal dari darah.

Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas Guma : infiltrat sirkumskrip, menahun, destruktif, biasanya melunak Eksantema : kelainan pd kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak

berlangsung lama, umumnya didahului demam. Fagedenikum : proses yang menjurus ke dalam dan meluas (ulkus tropikum, ulkus

molle) Terebrans : proses yang menjurus ke dalam Monomorf : Kelainan kulit yang pada satu ketika terdiri atas ganya satu macam

ruam kulit Polimorf : kelainan kulit yang sedang berkembang, terdiri dari macam2

efloresensi. Telangiektasis : Pelebaran kapiler yang menetap pd kulit Roseola : eksantema yang lentikular berwarna merah tembaga pada sidilis dan

frambusia

Page 5: Anatomi Kulit

Galopans : proses yang cepat meluas (ulkus diabetekum galopans)

Ukuran

Miliar : jarum pentul Lentikular : biji jagung Numular : uang logam Plakat : lebih besar dari plakat

Susunan kelainan

Linear : seperti garus lurus Sirisnar/anular : lingkaran Arsinar : bulan sabit Polikistik : pinggiran yang saling menyambung Korimbiformis : susunan seperti induk ayam dikelilingi anaknya

Bentuk lesi

Teratur : bulat, lonjong, seperti ginjal dll Tidak teratur : tidak mempunyai bentuk

Penyebaran dan lokalisasi

Sirkumskrip : batas tegas Difus : tidak tegas Generalisata : tersebar pd sebagian bagian tubuh Regional : daerah tertentu badan Universal : seluruh tubuh Soliter : hanya satu lesi Herpetiformis : vesikel berkelompok Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu Diskret : terpisah satu sama lain Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti oleh penyembuhan

jaringan yang ditinggalkan Irisformis : eritema berbentuk bulat lonjong dengan vesikel warna yang lebih

gelap ditengahnya. Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama Bilateral : kedua belah badan Unilateral : satu badan

Macam-macam dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama dan likenifikasi) dan keluhan gatal.

Page 6: Anatomi Kulit

1. Dermatitis Kontak : disebabkan oleh substansi yang menempel pd kulit. Terdiri dari dermatitis iritan (nonimunologik) jadi tanpa didahului proses sensitisasi dan dermatitis kontak alergi terjadi setelah sensitisasi terhadap suatu alergen.

Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Dapat terjadi berbagai umur,ras dan jenis kelamin Dihubungkan dengan pekerjaan (akibat kerja) Etiologi : bahan yang bersifat iritan (asam, alkali, deterjen, serbuk kayu) Faktor yang mempengaruhi kelainan kulit : ukuran molekul, daya larut, konsentrasi,

lama kontak, gerakan, trauma fisis, suhu, lingkungan, faktor individu (tebal kulit) Gejala klinis : iritan kuat menimbulkan gejala akut sedangakan iritan lemah

menibulkan gejala kronis Histopatologik : DKI akut (vasodilatasi didalam dermis, edema intrasel , nekrosis

epidermal). DKI kronis ( kerusakan epidermis yang menibulkan vesikel atau bula. Didalam vesikel atau bule ditemukan limfosit dan neutrofil)

Diagnosis : anamnesis dan pengamatan gambaran klinis, uji tempel dengan bahan yg dicurigai

Terapi : hindari pajanan, KS topikal dan pemakaian alat pelindung diri

Dermatitis Kontak Alergik (DKA)

Terjadi pada orang yang kulitnya peka (hipersensitif) Etiologi : bahan kimia sederhana (<1000 dalton, lipofilik, sangat reaktif, dapat

menembus str korneum sehingga bisa mencapai sel epidermis) Gejala klinis : Pada keadaan akut: eritematosa, edema, papulovesikel, vesikel atau

bula, erosi dan eksudasi bila vesikel atau bula pecah. Pada keadaan kronis : kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, dan fisur.

Predileksi : tangan, lengan, wajah, telinga, leher, badan, genital, paha. Diagnosis : anamnesis (pakai sabuk yang ada logamnya, pekerjaanm obat sistemik,

dll) dan pemeriksaan klinis.

Dermatitis Atopik (D.A)

Biasanya pada bayi dan anak anak Riwayat atopi pada keluarga (D.A, rinitis alergik, asma bronkial) Gejala klinis : papul, gatal, lalu mengalami ekskoriasi dan likenifikasi. Predileksinya

di lipatan (fleksural).

Dermatitis Seboroik (D.S)

Kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat yang predileksinya berada di tempat-tempat seboroik dan diserrai dengan peningatan produksi sebum (seborrhea) dari kulit kepala dan daerah muka serta tubuh yang kaya akan folikel sebaceous.

Page 7: Anatomi Kulit

Penyebabnya belum diketahui pasti, faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan.

Infeksi bakteri oleh : Pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Dimana pertmbuhan p.ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang msk ke dalam epidermis maupun karena sel jamur itu sendiri melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans.

D.S berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea. Glandula tersebut akif pada bayi yang baru lahir, meudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti.D.S pada bayi terjadi pada bulan bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidensinya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua. D.S sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.

D.S juga dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat seperti pada psoriasis. Pada orang yang mempunyai faktor predisposisi, timbulnya D.S dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stress, emosional, infeksi atau defisiensi imun.

Gejala klinis : Eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya kurang

tegas. D.S yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan tsb disebut pitiriasis sika atau ketombe. Sedangkan bentuk yang berminyak disebut ptiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta yang tebal. Rambut pada tempat tsb mempunyai kecenderungan rontok.

Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, telinga dan leher.

Pada bentuk yang lebih berat lagi seluruh kepala tertutup oleh krusta yang kotor dam tidak berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala bayi disebut cradle cap.

Pada daerah supraorbital, skuama skuama halus dapat terlihat di alis mata, kuliy dibawahnya eritematosa dan gatal disertai dengan bercak skuama kekuningan, dapat pula terjadi blefaritis.

D.S dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut panyakit Leiner. Pada penderita HIV dapat juga mengalami penyakit ini.

Pedileksi : kulit kepala, kening, sekitar hidung , alis mata dan pada dada bagian tengah serta di telinga bagian luar, lipatan bawah areola, lipat paha, anogenital, lipatan nasolabial. Lokasi ini banyak menghasilkan sebum atau kandungan lemak yang diproduksi ileh kelenjar khusus yang melindungi bagian epidermis dari kulit. Biasanya kelainan berupa ketombe atau dandruff

Faktor resiko : makanan (tinggi lemak dan alkohol), iklim (insiden eingkat pada keadaan dingin), keturunan, lingkungan (kulit menjadi lembab dan maserasi akan

Page 8: Anatomi Kulit

lebih mudah menimbulkan penyakit), infeksi (kemungkinan oleh P. Ovale), kelelahan dan definsiensi imun.

Histopatologis : pada D.S akut dan subakut, tersebar superficial ifiltrat perivascular dari limfosit dan histiosit, dari spongiosis yang ringan sampai berat, hiperplasia bentuk psoriasis ringanganm Pinku’s “spurting papilla” hampir sering sebagao cii khas dari dermatitis seboroik sama seperti psoriasis, tetapi abses Munro tidak ada, penyumbatan folikel oleh karena orthokeratosis dan parakeratosis dan kerak-kerak yang mengandung neutrofil. Pada D.S kronis terdapat dilatasi pe,buluh darah kapiler dan vena pada plexus superficial.

D.S pada bayi (usia 2-10 minggu)Penyakit ini terjadi pada bayi didominasi pada bulan-bulan pertama kehidupan

sebagai penyakit inflamasi yang terutama mempengaruhi rambut dan kulit kepala dengan lipatan intertriginosa berminyak yang disertai sisik dan kerak. Daerah lainya seperti wajah, dada dan leher juga dapat terpengaruh.

Pada kepala (kulit kepala daerah frontal dan parietal) khas disebut cradle crap dengan krusta tebal, pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang/ tidak gatal.

Pada lokasi lain seperti lipatan belakang telinga dan leher lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang terutup dengan skuama yang berminyak, kurang/tidak gatal. Perjalanan penyakit ini pd bayi biasanya berlanjut mingguan sampai bulanan. Kekambuhan juga jarang terjadi.

D.S pada dewasa (pubertas, rata-rata usia 18-40 tahun, dapat usia tua)Umumnya gatal dan biasanya pd area seboroik, bersifat kronis dan mudah

kambuh. Sering berkaitan dengan kelelaham stress atau paparan sinar matahari. Perjalanan penyakit biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Periode perbaikan pada musim panas dan kambuh kembali pd musim dinin, pembesaran lesi dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan musim terutama efek dari paparan sinar matahari.

Diagnosis banding :o Psoriasis : berbeda dengan D.S karena terdapat skuama yang berlapis-lapis

diserati dengan tanda tetesan lilin dan Auspiz. Tempat predileksinya juga berbeda. Skuama pd psoriasis lebih tebal dan putih seperti mika, kelainan kulit juga pada perbatasan wajah dan scalp dan tmpat-tempat lain sesuai dengan tempat predileksinya.

o Psoriasis inversa : yang mengenai daerah fleksor juga dapat menyerupai D.S

o Kandidosis : pada kandidosis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas

tegas denga satelit disekitarnya yang predileksinya pd lipatan paha dan perianal.o Otomikosis dan otitis eksterna : D.S yang menyerang saluran telinga luar akan

mrip dengan otomikosis dan otitis eksterna. Pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna menyebabka tanda-tanda radang, jika akut terdapat pus.

Pengobatan :

Page 9: Anatomi Kulit

Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan, misalnya stress emosional dan kurang tidur, dan diet rendah lemak.Pengobatan sistemik :

o Kortikosteroid

Pada kasus yg berat diberikan Prednison 20-30 mg sehari. Dosis diturunkan perlahan jika sudah ada perbaikan. Pemberiaan Antibiotik diperlukan apabila disertai penyakit sekunder

o Isotretinoin

Pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%, akibatnya terjadi pengurangan sebum. Dosisnya 0.1-0.3 mg per kg berat badan per hari. Perbaikan terlihat setelah 4 minggu. Setelah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari selama beberapa tahun.

o Narrow band UVB (TL-01)

Pada D.S yang parah dapat digunakan narrow band UVB yg cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami perbaikan.

o Ketokonazol

Bila pada sediaan langsung terdapat P.Ovale yang banyak dapat diberikan ketokonazol dengan dosis 200 mg per hari.

Pengobatan topikalo Pada ptiriasis sika dan oleosa, seminggu 2-3 kali scalp dikeramasi selama 5-15

menit misalnya dengan Selenium sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi emolien misalnya krim urea 10%. Obat yang lain yang dpat dipakau untuk D.S adalah

o Resoin 1-3 %

o Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar

o Sulfur praesipitatum 4-20 % dapat digabung dengan asam salisilat 3-6 %

o Kortikosteroid, misalnya hidrokortison 2 12

%. Pada kasus dengan inflamasi

yang berat dapat dipakai kortikosteroid yang lebih kuat misalnya betametason valerat, asalkan jangan dipakau terlalu lama karena efek sampingnya.

o Krim ketokonazol 2% dapat diaplikasikan bila pada sediaan langsung terdapat

banyak P.ovale. Prognosis : sebagaian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak

sukar disembuhkan meskipun terkontrol.