ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

99
ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA UDARA DAN TOMBOL LIFT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2019 SKRIPSI Oleh INDRI OCTAVIANI NIM. 141000001 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

Transcript of ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

Page 1: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN

PADA UDARA DAN TOMBOL LIFT DI RUMAH SAKIT

UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

INDRI OCTAVIANI

NIM. 141000001

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

Page 2: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN

PADA UDARA DAN TOMBOL LIFT DI RUMAH SAKIT

UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

INDRI OCTAVIANI

NIM. 141000001

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

Page 3: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

i

Page 4: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

ii

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 20 Mei 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Ir. Evi Naria, M.Kes.

Anggota : 1. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M.

2. Dra. Nurmaini M.K.M., Ph.D.

Page 5: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

iii

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Sanitasi Sarana Lift dan Total Kuman pada Udara dan Tombol Lift di

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2019” beserta

seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Mei 2019

Indri Octaviani

Page 6: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

iv

Abstrak

Lift merupakan salah satu pelayanan rumah sakit modern yang digunakan banyak

orang secara bergantian. Tidak adanya SOP pembersihan lift dapat mengakibatkan

lift jarang dibersihkan dan berkemungkinan besar menyebabkan udara dan tombol

lift terkontaminasi berbagai kuman. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis sanitasi sarana lift dan total kuman pada udara dan tombol lift di

RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif

observasional. Penelitian melakukan observasi terhadap sanitasi lift, menghitung

jumlah pengguna lift dalam dua jam sebelum melakukan pengambilan sampel

udara dan tombol lift. Penelitian menggunakan 8 lift dengan satu kali

pengambilan sampel yang dilakukan saat mobilitas gedung lift tinggi. Swab

tombol lift diambil 8 sampel dan 3 sampel untuk udara dalam lift kemudian

diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya kuman di udara dan tombol lift serta

mengetahui total kuman pada udara dan tombol lift. Batas total kuman udara

dalam lift mengikuti peraturan ruang pertemuan dan batas total kuman pada

tombol lift mengikuti peraturan dinding ruang perawatan menurut Kepmenkes

No.1405/MENKES/SK/XI/2004 masing-masing yaitu 200-500 CFU/m3 dan 5-10

CFU/m3. Jumlah pengguna lift paling banyak ditemukan di lift II yaitu sebanyak

223 orang dan jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift paling banyak

didapatkan pada lift I (88 orang). Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel

terkontaminasi mikroba. Hasil pemeriksaan total kuman pada udara lift dua

sampel telah melebihi batas standar yaitu pada lift II sebesar 580 CFU/m3 dan lift

I sebesar 520 CFU/m3 dan satu sampel masih dalam batas standar yaitu pada lift

IV sebesar 360 CFU/m3. Hasil pemeriksaan total kuman pada tombol lift

menunjukkan seluruh sampel telah melebihi batas standar dan paling banyak

ditemukan pada lift VII yaitu sebesar 63,37 CFU/cm2. Sehingga dapat dikatakan

sanitasi sarana lift RSUP H. Adam Malik Medan kurang diperhatikan karena

masih terdapat kuman di udara dan tombol lift sehingga pihak rumah sakit sudah

seharusnya melakukan pembersihan di lift dan membuat SOP pembersihan lift.

Kata kunci : Lift, kuman, rumah sakit, udara

Page 7: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

v

Abstract

Elevator is one of the modern hospital services that many people use in turn. Absence

of SOP cleaning elevators can cause elevators are rarely cleaned and most likely

cause air and lift button contaminated various germs. The purpose of this research is

to analyse the sanitary facilities of elevators and total germs on air and elevator

button in RSUP H. Adam Malik Medan. This type of research is a descriptive

observational. Research performs observation of elevator sanitation, counting the

number of lifts users within two hours prior to conducting air sampling and lift

button. The study used 8 lifts with one sampling performed during high-lift building

mobility. Swab elevator button was taken 8 samples and 3 samples for air in the

elevator was then inspected to find out there was no germs in the air and the elevator

button as well as knowing the total germ on the air and elevator button. The total air

germ limit in the elevator following meeting room rules and the total germ limit on

the elevator button follows the wall of treatment room regulation according to

Kepmenkes No.1405/MENKES/SK/XI/2004 respectively 200-500 CFU/m3 and 5-10

CFU/m3. The number of elevator users is most found in elevator II, which is 223

people and the number of elevator users pressing the elevator button is most obtained

on the lift I (88 people). The results of the study showed all microbial contaminated

samples. The result of the total germ inspection of the air elevator in two samples has

exceeded the standard limit on the elevator II of 580 CFU/m3 and the elevator I of

520 CFU/m3 and one sample is still within the standard boundary of the elevator IV

of 360 CFU/m3. The total germ test result on the elevator button shows that the entire

sample has exceeded the standard limit and is most found in the VII elevator of 63.37

CFU/cm2. So it can be said sanitary facilities of elevator RSUP H. Adam Malik

Medan is less concerned because there are still germs in the air and the elevator

button so that the hospital is supposed to do cleaning in the elevator and make SOP

cleaning the elevator.

Keywords : Elevator, germ, hospital, air

Page 8: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karunia-Nya

sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Sanitasi Sarana Lift dan Total Kuman

pada Udara dan Tombol Lift di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan Tahun 2019” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, begitu banyak orang-orang yang telah

memberikan bantuan, dukungan, motivasi, dan doa. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Taufik Ashar, M.K.M., selaku Ketua Departemen Kesehatan

Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

sekaligus Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam

penyempurnaan skripsi ini.

4. Ir. Evi Naria, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan dan

masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Dra. Nurmaini M.K.M., Ph.D., selaku Dosen Penguji II yang telah

meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

vii

6. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes., selaku Dosen Penasehat Akademik

yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat USU.

7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah

diajarkan selama ini kepada penulis.

8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Dian Afriyanti.

9. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Non Medis RSUP H. Adam Malik

Medan, Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah, dan Kepala Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan yang telah mengizinkan dan membantu penulis

melakukan penelitian.

10. Teristimewa untuk orang tua (Sukedi dan Sumiarsih) yang telah memberikan

kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik dan memberi

dukungan kepada penulis.

11. Terkhusus untuk saudara/i dan keluarga penulis (Diah Sekar Ningsih, Yuli

Safitri, Sudiono, Nisma Sari, Edi Saputra, Suminarno, Sumiati dan

Sumarsih) yang telah memberikan semangat kepada penulis.

12. Rekan-rekan Seperjuangan Periode 2017-2018, di keluarga besar HMI FKM

USU yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

13. Teman-teman terdekat (Rhimna, Zizha, Kak Diana, Kak Ika, Bang Akbar,

Angga, Bang Madi, Dek Ina, Dek Ica, Dek Neny, Zul, Bima, Suci, Astri dan

Mora) yang selalu mendukung penulis dan saling menyemangati satu sama

lain dalam mengerjakan skripsi.

14. Semua pihak yang telah berjasa dan tidak dapat disebutkan satu per satu atas

bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat

bagi pembaca.

Medan, Mei 2019

Indri Octaviani

Page 11: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

ix

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i Halaman Penetapan Tim Penguji ii Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii Abstrak iv Abstract v Kata Pengantar vi Daftar Isi ix Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Lampiran xiii Daftar Istilah xiv Riwayat Hidup xv Pendahuluan 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5

Tinjauan Pustaka 7

Sanitasi 7 Pengertian sanitasi 7 Sanitasi tempat-tempat umum 7 Sanitasi rumah sakit 9 Sanitasi lift 19

Pengaruh Udara terhadap Kesehatan 21 Mikroba udara 22 Penyehatan udara 25

Mikroorganisme yang Mengkontaminasi Tombol Lift 28 Penyebaran Mikroba Patogen 28 Pencegahan Kontaminasi Mikroba Patogen 30

Desinfeksi 30 Sinar ultraviolet 32 Cuci tangan 33

Landasan Teori 34 Kerangka Berpikir 36

Metode Penelitian 37 Jenis Penelitian 37 Lokasi dan Waktu Penelitian 37 Subjek Penelitian 37 Definisi Konsep 38

Page 12: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

x

Metode Pengumpulan Data 39 Metode Analisis Data 43

Hasil Penelitian dan Pembahasan 44

Hasil Penelitian 44

Deskripsi wilayah penelitian 44

Sanitasi sarana lift di RSUP H. Adam Malik Medan 47

Jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift serta keberadaan

kuman pada tombol lift dan total kuman pada tombol lift di RSUP

H. Adam Malik Medan 48

Jumlah pengguna lift yang masuk lift serta keberadaan kuman

udara lift dan total kuman pada udara lift di RSUP H. Adam

Malik Medan 50

Pembahasan 51

Sanitasi sarana lift di RSUP H. Adam Malik Medan 51

Jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift serta keberadaan

kuman pada tombol lift dan total kuman pada tombol lift di RSUP

H. Adam Malik Medan 52

Jumlah pengguna lift yang masuk lift serta keberadaan kuman

udara lift dan total kuman pada udara lift di RSUP H. Adam

Malik Medan 56

Keterbatasan Penelitian 58

Kesimpulan dan Saran 59

Kesimpulan 59

Saran 60

Daftar Pustaka 62

Lampiran 65

Page 13: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

xi

Daftar Tabel

No

Judul

Halaman

1 Beberapa Penyakit Bawaan Udara

23

2 Indeks Angka Kuman Udara menurut Ruang atau Unit

Rumah Sakit

24

3 Kode dan Lokasi Lift untuk Pengambilan Sampel di RSUP

H. Adam Malik Medan

40

4 Pengambilan Sampel Swab Tombol Lift RSUP H. Adam

Malik Medan

41

5 Pengambilan Sampel Udara Lift RSUP H. Adam Malik

Medan

41

6 Kode dan Lokasi Lift untuk Pengambilan Sampel di RSUP

H. Adam Malik Medan

46

7 Aspek Sanitasi Sarana Lift yang Diamati

48

8 Hasil Perhitungan Jumlah Pengguna Lift yang Menekan

Tombol Lift dan Hasil Pemeriksaan Mikroba pada Tombol

Lift di RSUP H. Adam Malik Medan

49

9 Hasil Perhitungan Jumlah Pengguna Lift yang Masuk Lift

dan Pemeriksaan Mikroba pada Udara Lift

50

Page 14: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka berpikir 36

Page 15: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Izin Survei 65

2 Surat Izin Penelitian 66

3 Surat Observasi 67

4 Pengambilan Sampel Udara Lift 68

5 Pengambilan Sampel Swab Tombol pada Udara Lift 70

6 Hasil Pemeriksaan Total Kuman pada Udara Lift 71

7 Hasil Pemeriksaan Total Kuman pada Tombol Lift 72

8 Kepetusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit

74

9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24

Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan

Perawatan Bangunan Gedung

75

10 Dokumentasi Penelitian 76

Page 16: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

xiv

Daftar Istilah

BLU Badan Layanan Umum

CFU Conoly Forming Unit

CMU Central Medical Unit

ICU Intensive Care Unit

KEMENKES RI Kementerian Kesehatan Repubrik Indonesia

PERMENKES RI Peraturan Menteri Kesehatan Repubrik Indonesia

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

SOP Standar Operasional Prosedur

TTU Tempat-Tempat Umum

UGD Unit Gawat Darurat

WHO Word Health Organisation

Page 17: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

xv

Riwayat Hidup

Penulis bernama Indri Octaviani berumur 22 tahun, dilahirkan di Medan

pada tanggal 01 Oktober 1996. Penulis beragama Islam, anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Sukedi dan Ibu Sumiarsih.

Pendidikan formal dimulai di TK Al-Husna 2002. Pendidikan sekolah

dasar di SDN 1 050643 Bahorok Tahun 2002-2008, sekolah menengah pertama di

SMPN 1 Bahorok Tahun 2008-2011, sekolah menengah atas di SMAN 4 Medan

Tahun 2011-2014, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi

S1 Kesehatan Masyarakat pada Tahun 2014 di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2019

Indri Octaviani

Page 18: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan

sumber infeksi juga merupakan pusat sumber dari segala macam mikroorganisme.

yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Mikroorganisme patogen

tersebut bisa hidup dan berkembangbiak di rumah sakit sehingga bisa berada

dimana saja seperti di udara, air, lantai, makanan dan benda medis atau non medis

lainnya. Maka dari itu wajib untuk memperhatikan dan mengendalikan hal-hal

yang berkemungkinan untuk terjadinya penyebaran infeksi (Kemenkes, 2012).

lnfeksi nosokomial yaitu infeksi yang didapatkan dari rumah sakit.

Penyakit tersebut merupakan salah satu penyebab paling besar kematian pasien

yang sedang dirawat di rumah sakit. Beberapa penelitian menyatakan bahwa

terjadinya infeksi tersebut dapat berhubungan dengan keadaan rumah sakit yang

tidak saniter, maka dari itu rumah sakit perlu untuk memperhatikan aspek sanitasi

(Kemenkes, 2018).

Infeksi nosokomial bisa berasal dari mikroorganisme yang didapat melalui

individu lain atau cross infection dan juga dapat berasal. dari diri pasien sendiri

(flora normal) atau endogenous infection. Faktor eksternal merupakan penyebab

dari infeksi yang paling banyak terjadi di.rumah sakit karena penyebarannya

lewat makanan, udara dan bahan atau benda-benda tidak steril (Ducel, 2001

dalam Kemenkes, 2018).

Segala jenis mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan juga parasit

bisa mengakibatkan infeksi nosokomial. Jenis mikroorganisme yang sering

Page 19: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

2

berpotensi terjadinya infeksi nosokomial yaitu Proteus sp., Escherichia colii,

Staphylococcus aureus, Candida albicans, dan Pseudomonas aeruginosa (Elliot et

al, 2013).

Penelitian oleh Ginting, M. (2008), menyatakan bahwa proporsi infeksi

nosokomial di RSUP H. Adam Malik Medan, sebanyak 62,5% dengan penyebab

infeksi nosokomial terdiri dari 7 spesies kuman, gram positif (60%), gram negatif

(20%), jamur (20%) dan Candida sp (10%). Hasil penelitian oleh Jeyamohan dan

Darshini (2010), yang juga dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh

angka prevalensi sebanyak 5,6% pasien menderita infeksi nosokomial luka

operasi dan kelompok usia diatas 65 tahun paling banyak menderita infeksi

nosokomial yaitu sebanyak 33,3%. Sedangkan jenis bakteri yang banyak

ditemukan adalah Staphylococcus Aureus sebesar 33,3%.

Bakteri yang terdapat pada udara ruang rumah sakit merupakan salah satu

agen penyebar penyakit infeksi nosokomial. Penyebaran infeksi tersebut dapat

terjadi dari orang sakitike orang sakit maupun orang sakit ke orangisehat melalui

transmisi dari udara yang ada di rumah sakit (Dacarro et al, 2003).

Udara yang bersih itu diperlukan setiap detik bagi tercapainya masyarakat

yang sehat, maka kualitas udara harus diusahakan agar selalu bersih (Soemirat,

2009). Maka dari itu untuk menciptakan kualitas udara rumah sakit yang sehat,

Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan batas indeks angka

kuman dalam ruangan rumahi.sakit dalam Keputusan Menterii Kesehatan 1204

Tahun 2004 (No.1204/MENKEiS/SK/ X/2i004).

Benda-benda yang ada di lingkungan rumah sakit juga dapat menyebabkan

infeksi nosokomial. Stetoskop, seragam medis/dokter, keyboard, handphone dan

Page 20: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

3

mouse komputer serta tombol lift yang berada di rumah sakit merupakan benda

mati yang pernah diteliti dan berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial

(Treakle e. al, 2009; Anastasiades et al, 2009; Gupta et al, 2014; Badr et al, 2012;

Kandel et al, 2014 dalam Audiva, 2016).

Lift ataupun elevator sebagai alat tranformasi vertikal yang banyak

dimanfaatkan orang merupakan salah satu pelayanan rumah sakit modern. Infeksi

dapat menyebar melalui tangan yang berkontak dengan permukaan tombol lift

yang nantinya digunakan untuk berinteraksi dengan pasien, apalagi jika

penggunaan lift pasien, lift pengunjung dan lift servis digabung. Sehingga tombol

lift berpotensi sebagai sumber kontaminasi bakteri. Kolonisasi pada permukaan

benda telah dilaporkan sebagai faktor yang berpotensi terhadap penyebaran

bakteri. Pertumbuhan tersebut bisa hidup pada permukaan benda dalam waktu

yang berbeda-beda, mulai dari berjam-jam hingga berbulan-bulan (Kandel et al,

2014; Nworie et al, 2012; Ismail, 2013 dalam Audiva, 2016). Penelitian oleh

Kandel (2014) menyatakan bahwa tombol lift memiliki prevalensi kolonisasi yang

lebih tinggi secara signifikan daripada permukaan toilet (61% v. 43%).

Dalam hal sanitasi, pada pemeliharaan kebersihan pintu dan ruang dalam

lift harus dibersihkan semua bekas telapak jari ataupun kotoran, minimal dua kali

dalam satu hari ataupun sesuai kebutuhan. Pemeliharaan kebersihan lift tersebut

dilakukan agar selalu terjaga kebersihannya dan selalu laik fungsi (Permen PU,

2008).

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan termasuk

rumah sakit umum tipe A yang dikelola oleh pemerintah pusat yang memiliki

berbagai layanan serta berbagai fasilitas yang canggih dengan total jumlah tempat

Page 21: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

4

tidur lebih dari 700 unit serta kuantitas dan kualitas staf medis yang baik. Rumah

sakit ini menerima banyak rujukan dari berbagai rumah sakit kabupaten/kota

sehingga memiliki sangat banyak pasien. Rumah sakit difasilitasi dengan 18 lift

untuk pelayanan di rumah sakit. Dengan banyaknya pasien dan pengunjung,

memungkinkan frekuensi penggunaan lift juga tinggi.

Berdasarkan hasil observasi awal, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam

Malik Medan tidak memiliki Standard Operasional Prosedur (SOP) untuk

pembersihan lift dan tidak ada perlakuan atau peran dari cleaning service terhadap

lift. Lift hanya dibersihkan secara fisik tanpa menggunakan desinfektan oleh

maintenance lift. Dalam hal pengoperasiannya, lift pasien, lift pengunjung dan lift

servis digabung.

Pemeriksaan kebersihan fisik lift hanya dilakukan selama seminggu sekali

dan perawatan lift dilakukan sebulan sekali dan mengelap bagian lift yang terbuat

dari stainless steel dengan minyak WD (cairan pelumas anti karat) untuk

membersihkan kotoran yang ada di permukaan seperti debu dan tidak bersifat

desinfektan. Lift juga selalu dalam keadaan tertutup jika tidak dioperasionalkan

dan tidak pernah terkena sinar matahari. Hal ini dapat mengakibatkan lift menjadi

sarang kuman dan dapat berpotensi untuk penyebaran bakteri dalam lift.

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu diteliti total kuman pada udara dan

tombol lift dikarenakan pengguna lift akan selalu menghirup udara dalam lift dan

akan menyentuh tombol lift saat akan mengoperasionalkan lift.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari permasalahan yang telah dijelaskan di

atas, lift RSUP H. Adam Malik Medan sangat berpotensi untuk terjadinya

Page 22: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

5

kontaminasi berbagai mikroorganisme patogen karena ruangan selalu tertutup,

tidak pernah terkena matahari, digunakan banyak individu berbeda dan tidak ada

dilakukan pembersihan secara kimia atau didesinfektan. Oleh karena itu

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:. bagaimana sanitasi sarana lift

yang dilakukan pada lift dan berapa total kuman pada udara dan tombol lift RSUP

H. Adam Malik Medan.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Mengetahui sanitasi sarana lift dan total kuman pada

udara dan tombol lift di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam

MalikkMedan.

Tujuan khusus. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sanitasi sarana lift yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik

Medan.

2. Mengetahui keberadaan kuman pada udara dan tombol lift di RSUP H. Adam

Malik Medan.

3. Mengetahui jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift di RSUP H.

Adam Malik Medan.

4. Mengetahui total kuman pada tombol lift di RSUP H. Adam Malik Medan.

5. Mengetahui jumlah pengguna lift yang masuk lift di RSUP H. Adam Malik

Medan.

6. Mengetahui total kuman pada udara lift di RSUP H. Adam Malik Medan.

Manfaat.Penelitian

Manfaat penelitian analisis bakteri patogen pada lift di RSUP H. Adam

Malik Medan adalah :

Page 23: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

6

Bagi peneliti. Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman dalam bidang hygiene sanitasi terutama mengenai mikroorganisme

patogen yang dapat terdapat pada udara dan tombol lift di RSUP H. Adam Malik

Medan.

Institusi pendidikan. Menambah data dan ilmu pengetahuan sebagai

bahan pustaka untuk penelitian selanjutnya terkhusus dalam lingkup program

studi ilmu kesehatan masyarakat khususnya bidang kesehatan lingkungan.

Pihak Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Hasil dari

informasi terkait total kuman pada udara dan tombol lift rumah sakit dalam

penelitian ini dapat dijadikan sebagai:

1. Tambahan kepustakaan.

2. Saran dalam pencegahan penyakit infeksi.

3. Bahan masukan atau pertimbangan di dalam pengawasan-pengawasan

sanitasi fasilitas umum rumah sakit dalam penggunaan lift.

Masyarakat. Adapun manfaat dari penelitian ini kepada masyarakat

antara lain yaitu:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan bahaya pencemaran kuman

yang ada di rumah sakit.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengendalian atau

pencegahan infeksi yang harus dilakukan di rumah sakit.

Page 24: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

7

Tinjauan Pustaka

Sanitasil

Pengertianlsanitasi.lSanitasi yaitu salah satu cara untuk mencegah

berjangkitnya sebuah penyakit yang menular melalui cara memutus mata rantai

dari sumbernya dan imerupakan iupaya kesehatan masyarakat yang memfokuskan

pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat

kesehatan (Arifin, 2009 dialam Kemenkes RI, 2018).

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia sanitasi merupakan

pemeliharaan kesehatan. Environmental sanitation ataupun sanitasi lingkungan

yaitu upaya pengendalian dari segala faktor lingkungan fisik manusia yang

berkemungkinan memberikan efek yang dapat merugikan perkembangan fisik dan

kesehatan atau daya tahan hidup manusia (Kemenkes RI, 2018).

Sanitasi tempat-tempat umum. Tempat untuk megadakan kegiatan

umum yang diadakan oleh badan pemerintah, non pemerintah ataupun per orang

yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan

yang tetap serta memiliki fasilitas disebut sebagai TTU atau Tempat-Tempat

Umum (Depkes.RI, 2007 dalam Ikhtiar, 2017).

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat.

yang paling cukup mendesak karena tempat umum merupakan tempat bertemunya

berbagai masyarakat dengan berbagai penyakit yang dimiliki oleh masyarakat

tersebut. Maka dari itu tempat umum merupakan tempat penyebaran berbagai

penyakittterutama penyakit-penyakit yang penularannya melalui minuman,

makanan, air dan udara. Dengan demikian, sanitasi.tempat-tempat umum harus

Page 25: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

8

memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan

mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. (Mukono, 2006 dalam Ikhtiar, 2017).

Dalam menciptakan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU) bersih

untuk melindungi kesehatan masyarakat dari segala kemungkinan penularan

penyakit dan gangguan kesehatan lainnya, maka dilakukan pengawasan dan

pemeriksaan sanitasi TTU yang bertujuan untuk:

1. Memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkata.

2. Membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat untuk menciptakan

lingkungan bersih dan sehat di tempat-tempat umum (Chandra, 2007 dalam

Ikhtiar, 2017).

Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) juga bermanfaat untuk:

1. Pencegahan penyebaran penyakit infeksi.

2. Pencegahan munculnya bau tidak sedap.

3. Mencegah kecelakaan.

4. Mencegah pencemaran.

5. Menurunkan jumlah kesakitan.

6. Menjadikan lingkungan bersih, nyaman dan sehat (Widyati R, 2002 dalam

Ikhtiar, 2017).

Menurut Ikhtiar (2017), batasan-batasan untuk membedakan suatu tempat

termasuk tempat umum atau tidak yaitu :

1. Memiliki tempat dan kegiatan utuh/permanen.

2. Ada berbagai aktifitas yang berkemungkinan menyebabkan terjadinya

penyakit infeksi, penyakit akibat kerja dan kecelakaan.

3. Tempat umum digunakan untuk masyarakat umum.

Page 26: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

9

4. Mempunyai fasilitas atau punper lengkapan-perlengkapan yang

berkemungkinan menyebabkan penyakit ataupun kecelakaan.

Menurut Ikhtiar (2017), sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) terdiri atas

empat bagian sesuai dengan ruang lingkupnya yaitu:

1. Berhubungan dengan sarana pariwisata dan jenis

2. Berhubungan dengan sarana perhubungan

3. Berhubungan dengan sanitasi sosial

4. Berhubungan dengan komersial lainnya

Tempat-Tempat Umum (TTU) memiliki potensi sebagai tempat terjadinya

penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan

lainnya. Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan

sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola

secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit atau

tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi

(Candra, 2007). Tempat umum meliputi restoran, kolam renang, sekolah, bioskop,

tempat ibadah, salon kecantikan, rumah sakit, pasar, hotel, pusat perbelanjaan,

terminal, stasiun, tempat rekreasi, taman hiburan, rumah sakit dan lainnya

(Santoso, 2015).

Sanitasi rumah sakit. Sebagai tempat umum, rumah sakit merupakan

sarana kesehatan tempat berkumpulnya orang sakit dan orang sehat, dapat terjadi

penularan penyakit serta memungkinkan lingkungan tercemar dan kesehatan

terganggu (Depkes RI 2009). Rumah Sakit sebagai lingkungan abiotik merupakan

tempat proses penyembuhan, pemulihan dan penunjang lainnya perlu seperti

ruang untuk pelayanan (rawat jalan, inap, UGD, radioterapi) dan ruang instalasi

Page 27: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

10

penunjang seperti laboraturium klinik, farmasi, gizi, IPRS, kamar jenazah, ruang

administrasi klinik, bagian koridor dan lainnya.

Sebagai lingkungan biotik rumah sakit merupakan depot pengumpulan

(collection depot) bagi segala macam penyakit (menular dan tidak menular).

Rumah sakit selalu dihuni oleh berbagai penjamu yang rentan (suceptible host)

seperti anak-anak, orang tua yang kondisinya lemah jika terpapar organisme

patogen (Santoso, 2015).

Sanitasi rumah sakit merupakan hal yang ada dalam sehari-hari dan terus

berlangsung secara bersama-sama dengan kegiatan medis dan non-medis yang

menyertainya (Kemenkes RI, 2018). Sanitasi rumah sakit juga merupakan usaha

dalam melakukan pengawasan segala macam faktor lingkungan biologis, fisik,

kimia di rumah sakit yang bisa menyebabkan ataupun berkemungkinan

menimbulkan pengaruh tidak baik terhadap kesehatan jasmani, rohani dan

kesejahteraan sosial bagi petugas, penderita, pengunjung dan masyarakat sekitar

rumah sakit (Santoso, 2015).

Upaya sanitasi.rumah sakit. Berdasarkan sifatnya, upaya-upaya tersebut

dibagi menjadi upaya yang bersifat fisik dan non fisik, meliputi (Santoso, 2015) :

Upaya yang bersifat fisik. Upaya-upaya yang bersifat fisik seperti

penyediaan:

1. IPAL

2. Air bersih

3. Sarana cuci tangan

4. Masker

5. Sarana pembuangan sampah

Page 28: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

11

Upaya non fisik. Adapun upaya-upaya yang bersifat non fisik berupa:

1. Pemeriksaan

2. Pengawasan

3. Penyuluhan

4. Pelatihan

Manfaat dari upaya sanitasi rumah sakit. Manfaat dari upaya

sanitasi.rumah sakit antara lain yaitu:

1. Kejadian yang memungkinkan re-infeksi dan saling infeksi di rumah sakit

dapat berkurang.

2. Proses penyembuhan pasien dapat dipercepat.

3. Biaya akibat infeksi (pasien, staf, pengunjung rumah sakit) dapat berkurang.

4. Berkurangnya dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat.

5. Meningkatnya citra rumah sakit, bersih, sehat dan menyenangkan.

Ruang lingkup sanitasi rumah sakit. Sesuai dengan pengertian dan

upaya-upaya sanitasi rumah sakit tersebut, lingkup sanitasi menjadi luas. Menurut

Imam Santoso (2015), yang termasuk ruang lingkup sanitasi di rumah sakit

adalah aspek:

1. Kerumahtanggaan (Housekeeping).

2. Sanitasi khusus

3. Dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi.

4. Pengendalian serangga dan hewan pengganggu.

5. Pengawasan penderita dan keluarga yang berkunjung ke rumah sakit.

6. Peraturan perundang-undangan di bidang sanitasi rumah sakit.

7. Penanggulangani bencana.

Page 29: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

12

8. Pengawasan terhadap kesehatan petugas laboratorium.

9. Pencegahan berbagai bahan radioaktif.

10. Melakukan standaariisasi rumah sakit.

Sanitsi rumah sakit bertujuan untuk menciptakan keadaan lingkungan

rumah sakit yang memenuhii.persyaratan sanitasi, menjamin pencegahan infeksi

nosokomial, menyokong prosesipengobatan dan penyembuhan pasien.

Aspek kerumahtanggaan (Housekeeping). Adapun aspek-aspek dari

kerumahtanggaan (Housekeeping) antara lain yaitu:

1. Kebersihan gedung secara keseluruhan yaitu kebersihan seluruh bangunan

rumah sakit yang merupakan bentuk fisik hasil kegiatan konstruksi.yang

bersatui bersama tempatnya, sebagian ataupun keseluruhannya yang ada di

atas atau di bawah tanah dan air yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan

rumah sakit (Permenkes RI, 2016).

2. Kebersihan dinding dan lantai. Lantai harus dibuat dari bahan-bahan kuat,

halus, tidak menyerap air, tidak licin, berwarna terang dan bagian luar rata

agar tidak sulit dibersihkan secara rutin tiga kali dalam satu hari ataupun jika

diperlukan. Pertemuan lantai dan dinding harus berbentuk lengkung agar

mudah membersihkannya (Permenkes RI, 2017).

3. Pemeriksaan karpet lantai. Pembersihan kotoran dan debu dilakukan setiap

hari. Namun dalam persyaratan teknis desain dan konstruksi bangunan terkait

lantai, permukaan lantai tidak boleh dilapisi karpet (Permenkes RI, 2017).

4. Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet. Untuk menjaga kebersihan

kamar mandi dan toilet, harus tersedia toilet yang cukup untuk pasien,

pengunjung, dan petugas serta berfungsi dengan baik. Dilakukan pembersihan

Page 30: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

13

minimal tiga kali sehari. Toilet harus bersih, tidak berbau, kering atau tidak

terdapat genangan air, sirkulasi udara baik, bebas dari serangga dan hewan

pengganggu, tersedia sarana cuci tangan pakai sabun/desinfektan dan

kemiringan lantai cukup, tersedia tempat sampah dan tersedia air yang cukup

(Kemenkes RI, 2012).

5. Penghawaan dan pembersihan udara. Terkait penghawaan udara rumah sakit

yaitu sistem pengaturan udara dan instalasi ventilasi merupakan.instalasi

penataan udara. terhadap bangunan rumah sakit. Instalasi ventilasi dibagi

menjadi ventilasi alami dan ventilasi buatan yang harus mengikuti batasan-

batasan atau aturan sesuai fungsi masing-masing. Sistem instalasi tata udara

pada bangunan rumah sakit harus dibuat sedemikian agar dapat menghindari

timbulnya transmisi penyakit (Permenkes RI, 2017).

6. Gudang dan ruangan. Kebersihan diruang bangunan dan halaman adalah

sebuah kondisi atau keadaan ruangan dan bangunan terlepas dari bahaya

ataupun resiko minimal untuk terjadinya infeksi silang dan masalah kesehatan

dan keselamatan kerja (Kemenkes RI, 2004).

7. Pelayanan makanan dan minuman. Pengolahani makanan untukipenderita/

pasien wajib dikerjakan oleh tenaga terlatih. Seluruh permukaan di dapur

wajib yang mudah dibersihkan dani tidak gampang menimbulkan

jamur..Tempatipenyimpanan bahan-bahan makanan kering harus mengikuti

syarat-syaratipenyimpanan bahan makanan yaitu bahan makanan tidak

menempel ke lantai, dinding iataupun ke atap.

Page 31: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

14

Makanan yang hangat harus dirancang agar bisa segera dikonsumsi pasien

sebelum menjadi dingin. Makanan dimasak hygienis sehingga siap untuk

dikonsumsi pasien. Suhu makanan yang diangkut dari tempat pengolahan ke

tempat penyajian harus dipertahankan, yaitu: Makanan yang akan disajikan lebih

dari 6 jam dari waktu pengolahan harus diatur suhunya pada suhu dibawah 4°C

atau dalam keadaan beku 0°C; Makanan yang akan disajikan kurang dari 6 jam

dapat diatur suhunya dengan suhu kamar asal makanan segera dikonsumsi dan

tidak menunggu; Pemanasan kembali makanan beku (reheating) dengan

pemanasan biasa atau microwave sampai suhu stabil terendah 60°C (Kemenkes

RI, 2018).

Aspek sanitasi khusus. Adapun aspek-aspek dari sanitasi khusus rumah

sakit antara lain yaitu:

1. Penanganan sampah kering mudah terbakar, sampah kering tidak mudah

terbakar dan sampah basah. Sampah/limbah rumah sakit dibagi atas berbagai

jenis mulai dari yang berjenis infeksius, non infeksius, benda tajam hingga

cair. Limbah infeksius dan yang tajam dihancurkan menggunakan

incinerator, yang non infeksius lalu dibawa ke tempat pembuangain akhir,

limbah cair dibuang ke spoeIhoek. Lift pengangkut limbah harus dibedakan

dari lift lainnya terutama lift untuk mengangkut pasien. Jika tidak

memungkinkan, waktu pengangkutan limbah harus diatur karena lift

berpotensi memfasilitasi transmisi bakteri sehingga harus dilakukan

pemisahan antara lift pasien, pengunjung dan lift servis (Permenkes, 2017;

Kandel et al, 2014 ; Permenkes, 2016).

2. Tipe incinerator rumah sakit. Incinerator yang harus memenuhi syarat

teknologi tertentu yakni incinerator rumah sakit/puskesmas.

Page 32: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

15

3. Proses operasional dan kesehatan kerja. Laksanakan periksa kesehatan secara

berkala pada seluruh petugas, yang merupakan petugas.kesehatan ataupun

non kesehatan (Permenkes RI, 2017).

4. Pencahayaan dan instalasi listrik. Semua ruangan untuk dimanfaatkan sebagai

tempat kerja ataupun sebagai tempat penyimpanan barang/peralatan butuh

diberikan penerangan (Kemenkes RI, 2004).

5. Radiasi

6. Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian. Harus ada Standar Prosedur

Operasional penatalaksanaan linen di fasilitas pelayanan kesehatan. Tahap-

tahap untuk menangani pengangkutan dan pendistribusian linen wajib jelas,

aman dan. kebutuhan pelayanan terpenuhi (Permenkes, 2017).

7. Teknik aseptik

8. Fasilitas cuci tangan

9. Baju operasi.

10. Sistem isolasi sempurna

Aspek disinfeksi, sterilisasi dan dekontaminasi. Dekontaminasi merupakan

usaha untuk mengurangi ataupun meniadakan pencemaran oleh mikroba-mikroba

yang ada di peralatan, ruangan, manusia dan bahan dengan menggunakan

desinfeksi dan sterilisasi melalui mekanisme fisik dan kimia. Desinfeksi yaitu cara

ataupun usaha agar dapat meminimalkan ataupun meniadakan jumlah mikroba

yang menyebabkan penyakit (kecuali spora) melalui upaya fisik dan kimia.

Sementara sterilisasi yaitu cara agar meniadakan segala mikroba melalui upaya

fisika dan kimia (Kemenkes RI, 2018).

Page 33: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

16

Aspek Pengendalian Serangga dan Hewan Pengganggu. Dicukupi

peralatan untuk bisa menghalangi serangga dan tikus masuk, tempat penyimpanan

air wajib menggunakan tutup dan harus bebas. dari jentik nyamuk(Santoso, 2015).

Menurut Menteri Kesehatan Nomor: 374/MENKES/PER/III/2010

pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik

atau mekanis, penggunaan agen biotik, kimiawi, baik terhadap vektor maupun

tempat perkembangbiakan dan perubahan perilaku masyarakat serta dapat

mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal sebagai alternatif.

Aspek Pengawasan Pasien dan Pengunjung.Rumah Sakit. Adapun aspek-

aspek dari pengawasan pasien dan pengunjung. rumah sakit antara lain yaitu:

1. Penindakan petugas terinfeksi

2. Pengawasan pengunjung rumah sakit

3. Keselamaitan dan keamanan penderita

Menurut Santoso (2015), bagian sanitasi yang dianggap paling penting

antara lain adalah :

1. Program sanitasi housekeeping yang termasuk penyehatan ruangan, bangunan

dan lingkungan rumah sakit.

2. Program sanitasi dasar.yang meliputi:

a. Penyediaan air minum,

b. Pengolahan limbah padat dan juga cair.

c. Penyehatan makanan dan minuman.

d. Pengendalian serangga, tikus. dan hewan pengganggu.

3. Program dekontaminasi yang mencakup pencemaran lingkungan dikarenakan

mikroorganisme, partikel kimia dan radiasi.

Page 34: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

17

4. Program penyuluhan.

5. Program pengembangan management dan peraturan perundang-undangan.

Dalam sanitasi rumah sakit, harus ada prinsip-prinsip kesehatan

lingkungan agar lingkungan rumah sakit tetap terjaga. Adapun prinsip-prinsip itu

adalah (Santoso, 2015):

1. Meniadakan (eliminasi) atau memberantas kuman dan sumber kuman.

2. Membunuh kuman dengan sterilisasi.

3. Membuat lingkungan tidak cocok untuk kehidupan kuman.

4. Memotong, memutuskan, memberantas siklus antara reservior dan tempat

penularan.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004 (1204/Menkes/SK/X/

2004) tentang kesehatan lingkungan rumah sakit yaitu meliputi sanitasi untuk

mengendalian faktor-faktor lingkungan kimia, biologi, fisik dan sosial psikologi

di rumah sakit. Program-program sanitasiidi rumah sakit terbagi atas penyehatan

bangunan dan juga ruangan, penyehatan air, penyehatan makanan dan minuman,

penyehatan tempat pencucian umum termasuk tempat pencucian linen,

pengendalian.serangga dan tikus, desinfeksi dan sterilisasi, serta pengendalian

infeksi nosokomial perlindungan radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, dan

pengelolaan limbah atau sampah.

Kondisi sanitasi rumah sakit akan sangat berpengaruh pada meningkatnya

penyakit-penyakit yang berhubungan dengan infeksi nosokomial ataupun infeksi

yang didapatkan dari rumah sakit. Infeksi tersebut tidak didapatkan pasien saat

masuk ke rumah sakit, namun setelah lebih kurang dari 72 jam berada di rumah

sakit (Karen Adams & Janet M. Corrigan, 2003 dalam Kemenkes RI, 2018).

Page 35: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

18

Menurut Roeshadi (1991) dalam Kemenkes RI 2018, secara umum faktor

yang mempengaruhi terjadinya nosokomial terdapat dua bagian besar yaitu:

1. Faktor endogen yaitu meliputi umur, jenis kelamin, imun tubuh, penyakit

penyerta dan kondisi-kondisi lokal.

2. Faktor eksogen yaitu meliputi lamanya pasien dirawat, petugas ataupun

keluarga yang merawat, alat-alat medis dan lingkungan rumah sakit).

Pasien memperoleh infeksi nosokomial dapat melalui dirinya sendiri

(auto-infection), melalui petugas yang merawat di rumah sakit, melalui pasien lain

yang dirawat dalam tempat atau ruangan yang sama di rumah sakit tersebut,

melalui keluarga pasien yang bekunjung ke rumah sakit tersebut, melalui alat-alat

yang dipakai di rumah sakit tersebut dan dapat melalui alat-alat makan yang

disediakann rumah sakit atau diperoleh dari luar rumahhsakit.

Faktor lingkungan tidak.kalah pentingnya selaku faktor penunjang dari

terjadinya infeksi nosokomial. Faktor lingkungan itu termasuk air sebagai bahan.

yang harus dibuang (disposiaI) dan udara (Kemenkes RI, 2018).

Kontak antara pasien dan bermacam-macam mikroorganisme tersebut

tidak selalu menyebabkan gejala klinis. karena banyak faktor lainnya yang dapat

menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial.

Terjadinya suatu infeksi bergantung pada:

1. Sifat/karakteristik mikroorganismenya.

2. Resistensi pada berbagai zat antibiotik.

3. Tinggi rendahnya virulensi.

4. Banyaknya materi infeksius.

Page 36: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

19

Segala mikroorganisme termasuk jamur, bakteri, parasit dan virus dapat

menimbulkan infeksi nosokomial. Infeksi tersebut dapat diperoleh dari

mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross-infection) ataupun

diakibatkan dari flora normal pasien itu sendiri (endogenou- infection). Flora

normal dapat menyebabkan infeksi oleh karena adanya perpindahan dari habitat

alami ke luar, misalnya pindah kesaluran kemih, atau adanya kerusakan jaringan

(luka), atau tidak adekuat pemberian antibiotik sehingga diikuti adanya

pertumbuhan kuman yang berlebihan. Infeksi yang paling sering terjadi di rumah

sakit tersebut lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu penyakit yang

ditularkan dari makanan, udara dan benda-benda ataupun bahan tidak steril

(Kemenkes RI, 2018).

Sanitasi lift. Transportasi vertikal untuk dipakai sebagai pengangkut

manusia ataupun baranggdisebut elevator ataupun lift. Alat tersebut sering

dimanfaatkan di berbagai gedung tingkat tinggi dan gedung biasanya lebih dari.

tiga ataupun empat lantai. Gedung-gedung tersebut contohnya rumah sakit

atau.hotel (Surahman, 2012 dalam Audiva, 2016).

Peraturan tentang lift dirumah sakit telah diatur di dalam Peraturan

Menteril Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016, sebagai berikut:

1. Instalasi transportasi vertikal terdiri atas lift, eskalator, dan/atau lift pelayan.

2. Lift terdapat dari lift pengunjung, lift penderita/pasien dan lift servis.

3. Jumlah, kapasitas, ukuran, dan .konstruksi lift harus berdasarkan fungsi. dan

luas bangunan rumah sakit, jumlah pengguna ruangan dan keselamatan

pengguna bangunan rumah sakit.

4. Luas lift pasien paling kecil I,50 x 2,30 meter. Dengan lebar pintu tidak

Page 37: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

20

kurang dari 1,20 meter. Untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan

brankar/tempat tidur pasien bersama yang mengantar.

5. Dalam hal lift pengunjung dimanfaatkan untuk lift pasien, ukuran lift

pengunjung dengan lift pasien wajib memiliki ukuran yang sama.

6. Segala bangunan rumah sakit yang memakai lift harus.tersedia lift khusus

kebakaran. (ground-fIoor).

7. DaIam hal rumah sakit tidak adanya lift khusus kebakaran, jadi lift pasien, lift

pengunjung dan lift servis dapat mengatur waktu penggunaannya agar dalam

kondisi darurat bisa dipakai khusus oleh petugas kebakaran.

8. Ketentuan teknis lift lkebakaran dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Perancangan. dan penyediaan lift sebagai sarana hubungan vertikal antar

lantai harus memperihatikan (Permen PUPR, 2017):

1. Keselamatan, kenyamanan dan kemudahan pengguna bangunan gedung dan

pengunjung bangunan gedung.

2. Kewajiban penyediaan lift untuk setiap bangunan gedung dengan ketinggian

bangunan lebih dari lima lantai.

3. Kewajiban penyediaan lift penyandang disabilitas untuk sarana perhubungan

dengan ketinggian bangunan lebih dari satu lantai seperti bandara, stasiun

kereta api dan pelabuhan laut.

4. Kewajiban penyediaan lift penumpang/pasien dan lift penyandang disabilitas

bagi bangunan gedung kesehatan.

5. Penyediaan lift untuk bangunan gedung dengan ketinggian lebih dari satu

lantai sesuai dengan kebutuhan atau fungsi bangunan gedung.

Page 38: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

21

Tata cara pemeliharaan kebersihan lift yaitu :

1. Menyiapkan alat-alat kebersihannya juga bahan pembersihan seperti lap

chamois, vacuum cleaner, multi purpose cleaner, concor dust, pembersih

lantai, ember dan mop.

2. Memakai APD atau Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan, sepatu dan

masker disaat sedang bekerja.

3. Matikan lift di lantai paling atas.

4. Letakkan tanda wet floor sign (tanda peringatan) pada tempat yang tepat.

5. Pembersihan ruang lift dimulai dari plafon, dinding dan tombol lift

menggunakan lap chamois dan concore duste.

6. Vacum lantai lift. yang ditutup karpett atau pel lantai lift dengan floor cleaner

dan mop.

7. Bersihkan frame dan rel lift menggunakan multi purpose cleaner.

8. Bersihkan pintu lift menggunakan glass cleaner.

9. Lakukan pemeriksaan pengharum ruang yang auto air freshener,

masih.iberfungsi atau tidak. Jika tidak ada, semprot pengharum ruang manual.

10. Pada pintu lift dan ruang dalam lift harus dibersihkan dari segala bekas

telapak jari ataupun kotoran minimal dua kali dalam satu hari ataupun sesuai

dengan kebutuhan (Dokumen RSUD Mandau, 2013; Permen PU, 2008).

Pengaruh Udara terhadap Kesehatan

Udara sangat penting bagi manusia. Selama hidup, manusia setiap detik

akan memerlukan udara sebab kebanyakan manusia tidak dapat bertahan hidup

bila tidak ada udara lebih dari tiga menit. Udara berbentuk gas dan ditemukan

dimana saja maka dari itu manusia tidak pernah memikirkannya atau

memperhatikannya.

Page 39: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

22

Kebanyakan penyakit-penyakit yang ditimbulkan tergolong penyakit

saluran pernafasan, seperti peradangan jaringan paru-paru, jantung, asthma,

emphysema dan lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena udara memasuki tubuh

lewat saluran pernafasan. Beberapa penyakit yang penyebabnya adalah

pencemaran udara juga dapat menyamai penyakit-penyakit umum seperti penyakit

kulit, penyakit mata, ginjal, hati bahkan demam.

Pengaruh kualitas udara terhadap kesehatan udara dapat dibagi menjadi

dua bagian, yakni udara bebas dan udara tak bebas. Udara bebas adalah udara

yang secara alamiah ada di sekitar kita. Sedangkan udara tak bebas adalah udara

yang didapat dalam ruangan gedung-gedung, seperti rumah, pabrik, bioskop,

sekolah, rumah sakit dan lainnya (Soemirat, 2009).

Mikroba udara. Pada udara bebas khususnya bagi partikulat yang hidup

seperti mikroba diudara yang terbawa angin atau proses-proses lain. Kebanyakan

mikroba terdiri dari jenis sapropit contohnya bakteri, jamur, virus dan spora.

Udara bukan tempat dari kehidupan alami mikroba. Lamanya mikroba di udara

tergantung kecepatan angin dan kelembaban udara, sedangkan banyak tidaknya

mikroba udara lebih ditentukan oleh aktivitas/kondisi lingkungan sekitar.

Kualitas dan kuantitas udara tak bebas sering kali ditentukan oleh

penghuni gedung. Keberadaan mikroba di udara dipengaruhi oleh keadaan seperti

suhu dan kelembaban yang menjadi faktor penting dalam pertumbuhan mikroba

dan paling banyak ditemukan dalam ruangan. Apabila kualitas baik, tentunya

tidak akan terjadi penyakit akibatnya. Tetapi apabila udara tak bebas itu tercemar,

maka efeknya akan sangat nyata karena aliran tidak bebas, sehingga pencemar

mempunyai banyak kesempatan untuk masuk ke dalam tubuh penghuni dan dalam

konsentrasi yang ada di dalam udara tersebut (Soemirat, 2009; Waluyo, 2009).

Page 40: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

23

Segolongan pencemar yang bersifat biologis sangat penting terutama yang

berada di udara tak bebas. Golongan ini terdiri atas berbagai jenis mikroba

patogen, baik jamur, metazoa, bakteri maupun virus. Mikroba yang terdapat di

udara lingkungan rumah sakit kebanyakan adalah jamur dan bakteri (Soemirat,

2009).

Penyakit yang disebabkannya sering kali diklasifikasikan sebagai penyakit

yang menyebar lewat udara. Beberapa mikroba penyebab beserta penyakit yang

disebabkannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1

Beberapa Penyakit Bawaan Udara

Agen Penyakit

Carynebacterium diphtheriase

Mycobacterium tuberculosis

Bordetella pertussis

Diplococcus pneumoniae

Parotitis epidemica virus

Virus varicella

Virus marbilli

Virus influenza

Enterobius vermicularis

Histoplasma capsulatum

Diphtheriae

Tuberculosa

Pertusis

Pneumonia

Parotitis epidemika

Varicella

Morbilli

Influenza

Oxyuriasis

Histoplasmosis

Sumber: Soemirat, 2009

Seperti telah diuraikan terdahulu, udara bukanlah habitat alamiah mikroba,

oleh karena itu mikroba tersebut tidak dapat bertahan lama di dalam udara, kecuali

spora-spora, telur-telur cacing dan virus. Keberadaannya di udara tak bebas

dimuangkinkan karena aliran udara tidak terlalu besar, oleh karena itu

mikrobandapat bertahan lebih lama.

Dengan demikian, kemungkinan untuk memasuki tubuh pun menjadi lebih

besar. Hal iniidibantu pula oleh taraf kepadatan penghunii ruangan, sehinggai

Page 41: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

24

penularan penyakit iinfeksi ilewat iudara isebagian ibesar iterlaksana lewat udarai

tak bebas (Soemirat, 2009).

Menurut KEPMENKES No. 1204 Tahun 2004 tentang kesehatan

lingkungan rumah sakit, standar kuantitas kuman udara ruang rumah sakit yaitu:

1. Tidaki berbaui (terutamai bebas dari H2S dan amonia).

2. Kadar debui(particulatie-matter) berdiameter kurang dari 10 mikron dengan

rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dani tidak

mengandung debu asbes.

3. Indeks angka kuman untuk setiapi ruang atau unit sepertiitabel berikut.

TabeI 2

Indeks Angka Kuman Udara menurut Ruang atau Unit Rumah Sakit

Ruang atau Unit Batas Maksimal Mikroorganisme Udara (CFU/ m3)

Operasii l0

Bersalin 200

Pemulihan/perawatan 200-500

Observasi bayi 200

Perawatan bayi 200

Perawatan prematur 200

ICU 200

Jenazah/ autopsi 200-500

Penginderaan medis 200

Laboraturium 200-500

Radiologi 200-500

Sterilisasi 200

Dapur 200-500

UGD 200

Administrasi, pertemuan 200-500

Ruang luka bakar 200

Sumber: Kepmenkes, 2004

Adapun untuk lantai dan dinding rumah sakit, harus bersih dengan tingkat

kebersihan sebagai berikut (Kepmenkes, 2004).

Page 42: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

25

Ruang operasi : 0 – 5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas ganggren

Ruang perawatan : 5 – 10 CFU/cm2

Ruang Isolasi : 0 – 5 CFU/cm2

Ruang UGD : 5 – 10 CFU/cm2

Penyehatan udara. Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan

persyaratan penyehatan udara dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan

rumah sakit, maka harus menjalankan upaya sebagai berikut (Permenkes RI,

2019):

Kualitas udara ruangan. Kualitas udara ruangan harus selalu dipelihara

agar tidak berbau, tidak mengandung debu dan gas, termasuk debu asbes yang

melebihi ketentuan.

Penghawaan ruangan. Seluruh ruangan di rumah sakit didesain agar

memenuhi ketentuan penghawaan ruangan, terutama ruang-ruang tertentu seperti

ruang operasi, ruang intensif, ruang isolasi, perawatan bayi, laboratorium, ruang

penyimpanan B3, dan ruangan lain yang memerlukan persyaratan khusus.

Pengukuran mikrobiologi udara. Pengukuran mikrobiologi udara dapat

dilakukan secara mandiri menggunakan peralatan laboratorium dan peralatan

ukur yang sesuai atau dapat dilakukan oleh laboratorium luar yang telah

terakreditasi secara nasional. Pengukuran mikrobiologi udara dilakukan:

1. Sebagai salah satu metode investigasi bila terjadi wabah dan lingkungan

dianggap sebagai media transmisi/penularan atau sumber infeksi. Hasil

pemeriksaan tersebut menjadi salah satu faktor yang menentukan program

penanggulangan wabah.

Page 43: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

26

2. Pengawasan/monitor adanya potensi tersebarnya mikroba membahayakan dan

evaluasi keberhasilan proses pembersihan. Misalnya rumah sakit menangani

pasien dengan antraks yang menggunakan peralatan rumah sakit atau alat

bantu pasien, kemudian dilakukan sterilisasi pada alat. Sebelum digunakan

untuk pasien lain maka dilakukan uji sterilitas untuk memastikan spora

antraks sudah musnah.

3. Sebagai quality assurance untuk evaluasi metode pembersihan yang baru atau

memastikan bahwa sistem atau alat baru bekerja sesuai spesifikasinya.

Pengukuran suhu, kelembaban, aliran dan tekanan udara ruangan.

Pengukuran suhu, kelembaban, aliran dan tekanan udara ruangan dapat dilakukan

secara mandiri menggunakan peralatan ukur kesehatan lingkungan yang sesuai,

atau dapat dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar yang telah terakreditasi

nasional. Suhu dan kelembaban udara di area khusus harus dipantau secara rutin

setiap hari dan dibuktikan dengan laporan pemantauannya.

Ruangan yang tidak menggunakan AC, maka pengaturan sirkulasi udara

segar dalam ruangan harus memadai dengan mengacu pada ketentuan peraturan

perundang-undangan. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat

perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin, hendaknya

dipelihara dan dioperasikan sesuai buku petunjuk. Sehingga dapat menghasilkan

suhu, aliran udara dan kelembaban yang nyaman bagi pasien dan karyawan.

Untuk rumah sakit yang menggunakan pengatur udara (AC sentral harus

diperhatikan cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri legionella

dan untuk AHU (Air Handling Unit) filter udara harus dibersihkan dari debu dan

bakteri atau jamur.

Page 44: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

27

Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis dan

exhaust fan hendaknya diletakkan pada ujung sistem ventilasi. Ruangan dengan

volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1 (satu) fan dengan diameter 50 cm dengan

debit udara 0,5 m3/detik, dan frekuensi pergantian udara per jam adalah 2 (dua)

sampai dengan 12 (dua belas) kali. Pengambilan suplai udara dari luar, kecuali

unit ruang individual. Hendaknya diletakkan sejauh mungkin minimal 7,50 meter

dari exhauster atau perlengkapan pembakaran. Tinggi intake minimal 0,9 meter

dari atap, sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.

Suplai udara untuk daerah sensitif: ruang operasi, perawatan bayi, diambil

dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya disediakan 2 (dua) buah

exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai. Suplai udara di atas

lantai. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya

tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet dan

gudang.

Ventilasi ruang. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi

dengan saringan 2 beds. Saringan I dipasang dibagian penerimaan udara dari luar

dengan efisiensi 30 % dan saringan II (filter bakteri) dipasang 90%. Untuk

mempelajari sistem ventilasi sentral dalam gedung hendaknya mempelajari

khusus central air conditioning system.

Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross

ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang. Penghawaan ruang

operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi daripada ruang lain dan

menggunakan cara mekanis (air conditioner). Penghawaan mekanis dengan

menggunakan exhaust fan atau air conditioner dipasang pada ketinggian

Page 45: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

28

minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum 0,20 meter dari langit-langit.

Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) harus di disinfeksi

menggunakan bahan dan metode sesuai ketentuan.

Pemantauan kualitas udara ruang minimal satu kali dalam setahun dan jika

perubahan penggunaan desinfektan dilakukan pengambilan sampel dan

pemeriksaan parameter kualitas udara (kuman, debu dan gas).

Mikroorganisme yang Mengkontaminasi Tombol Lift

Tangan petugas kesehatan ikut berperan dalam penyebaran infeksi. Benda

yang sering berkontak dengan tangan menjadi reservoir dimana infeksi menyebar

ke tangan petugas kesehatan kemudian ke pasien (Heyba et al, 2015 dalam

Jannah, 2018).

Penelitian oleh Kandel (2014) menyatakan bahwa prevalensi kolonisasi

pada tombol lift lebih tinggi dari pada permukaan toilet (61% v. 43%). Penelitian

yang telah di lakukan oleh Mohammad (2015) di Iran dilakukan pada 35 tombol

lift dari tujuh lift menunjukkan bahwa seluruh tombol lift terkontaminasi bakteri

gram positif dan gram negatif. Semua tombol terkontaminasi oleh Staphylococcus

sp. dan Enterobacter sp. Penelitian oleh Ismail (2013) di Saudi Arabia telah

menunjukkan seluruh sampel tombol lift terkontaminasi oleh Staphylococcus sp.

Penyebaran Mikroba Patogen

Menurut Santoso (2015) rumah sakit adalah tempat yang memiliki

intensitas kontaminasi cukup tinggi. Kontamiinan iterpenting rumah sakit pada

umumnya berasal dari manusia yaitu limbah berasal dari proses kehidupan seperti

tinja, urine, kelupasan kulit yang mengandung bakteri dan semburan pernapasan

yang selalu dihasilkan dan dipaparkan.

Page 46: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

29

Terhadap kontaminasi utama itu, penderita akan menghasilkan lebih

banyak buanganii yang diperoleh darii jaringan-jaringan sakit. Mikroorganisme

penyebab penyakit yang ada di sekitar lingkungan sangat banyak contohnya ialah

jamuri dan bakteri patogen gram negatif ataupun gram positif yang terikuti masuk

dalam rumah sakit dan tersebar dari aktifitas-aktifitas di rumah sakiti.

Penyebaran bakteri dapat terjadi pada peralatan, perlengkapan, udara,

personalia, air buangan dari pasien yang berkemungkinan untuk terjadinya

penyebaran bakteri seperti yang dirincikan berikut ini (Santoso, 2015) :

Udara. Tempat yang bagus untuk hidup mikroba bukan pada udara yang

kering. Berbeda jika terdapat uap air. Udara seperti itu dapat berfungsi sebagai

media penyebaran penyakit.

Air. Air termasuk tempat pertumbuhan yang bagus untuk mikroba dan

dapat menjadi media penyebaran penyakit.

Ruangan dan bangunan. Dinding, lantaii, plafon, saluran pembuangan,

jendela dan pintu rumah sakit jika tidak dibersihkan dan tidak didesinfeksi, jamur

dan bakteri akan mudah tumbuh.

Perlengkapan atau peralatan. Rata-rata peralatan di rumah sakit dapat

disinggahi dan ditumbuhi mikroba. Jumlah dan macam mikroba yang tumbuh

bergantung pada sumber penularan bakteri. sebelumnya, kondisi nutrisi, dan

temperatur lingkungan.

Personalia. Seluruh aktifitas diruang aseptik, kontaminasi yang bersumber

dari rambut, tangan, kulit dan pernafasan petugas jumlah mikroorganisme dapat

meningkat jika ada beberapa luka yang terbuka.

Pasien. Penderita yang telah terkena infeksi dapat menjadi sumber

Page 47: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

30

penularan bagi .diri sendiri, melalui satu bagian ke bagian yang lain, melalui

tubuh ataupun kepada penderira lain yang pada umumnya dilakukan melalui dua

tahap prosedur, berupa dekontaminasi.

Pengawasan dan pencegahan penularan mikroba di rumah sakit harusnya

dilakukan oleh seluruh rumah sakit. Berhasilnya usaha tersebut akan tercermin

pada jumlah dan jenis mikroba yang berada pada alat, bahan dan lingkungan

rumah sakit (Santoso, 2015).

Pencegahan Kontaminasi Mikroba Patogen

Desinfeksi. Desinfeksi yaitu cara ataupun usaha agar dapat meminimalkan

ataupun meniadakan jumlah mikroba patogen (kecuali spora) melalui upaya fisik

dan kimia (Permenkes RI, 2019). Desinfeksi dapat pula disebut sebagai sebuah

aktivitas yang diikerjakan agar dapat mematikan kuman patogen dan apatogen

tapi tidak dengan mematikan spora.

Melakukan desinfeksi menggunakan bahan desinfektan melalui dengan

mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya

penyebaran infeksi. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi

tangan, ruangan, lantai, pakaian dan peralatan.

Tingkat aktivitas desinfeksi. Terdapat tiga tingkat aktivitas dalam tahapan

desinfeksi yang dikenal yaitu:

Desinfeksi tingkat tinggi. Desinfeksi tingkat tinggi adalah tahapan

desinfeksi yang mampu mematikan jamur, spora, bakteri, kuman, mycobacterium

tuberculosis varian bovis, virus kecil, virus non-lipid, dan virus ukuran sedang.

Desinfeksi tingkat menengah. Tahapan ini adalah proses desinfeksi yang

tidak perlu mematikan spora namun mematikan mycobacterium tuberculosis.

Page 48: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

31

varian bovis yang lebih resisten terhadap zat. desinfektan dibandingkan dengan

kuman-kuman lain seperti bakteri, virus non-lipid, virus kecil, dan virus lipid.

Desinfeksi tingkat menengah dapat mematikan virus, .hepatitis A, virus hepatitis

B, virus hepatitis C dan virus AIDS.

Desinfeksi tingkat rendah. Merupakan tahapan desinfeksi yang hanya

dapat mematikan bakteri tetapi tidak mampu mematikan spora, mycobacterium

tuberculosis varian bovis, jamur, virus kecil, dan virus non-lipid.

Peralatan kedokteran dalam desinfeksi. Memilih tingkat desinfeksi yang

diperlukan dapat dilihat dari peralatan kedokteran yang diperlukan oleh penderita,

yaitu terdiri dari:

Alat kedokteran yang sifatnya kritis. Peralatan mesti dalam kondisi steril

yang untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia,.seperti laparoskope yang

dipakai untuk meneropong rongga tubuh manusia, arthroskope yaitu alat untuk

melihat rongga sendi, dan alat haemodialisis adalah alat pencuci darah pasien

dengan ginjal. Alat-alat tersebut perlu dicuci dengan bersih kemudian didesinfeksi

tingkat tinggi.

Alat kedokteran yang sifatnya semi kritis. Peralatan ini sifatnya akan

menempel pada membran mukosa di dalam tubuh penderita tetapi tidak sampai

menembus pembuluh darah. Seperti alat endoskopi serat optik fleksibel,

termometer, alat kedokteran gigi, alat pengukur tonus bola mata. Peralatan itu

harus dicuci bersih kemudian diberikan desinfeksi tingkat menengah.

Alat kedokteran yang sifatnya tidak kritis. Peralatan yang bersifat tidak

kritis hanya berhubungan dengan kulit luar pasien saja. Seperti elektroda

elektrokar diogram, stetoskop alat pengukur tekanan darah,.peralatan itu mesti

diberikan desinfeksi tingkat rendah (Kemenkes RI, 2018).

Page 49: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

32

Desinfeksi pada lingkungan rumah sakit. Menurut Santoso (2015)

desinfeksi pada lingkungan rumah sakit dapat dilakukan pada :

1. Permukaan alat-alat kesehatan, misalnya: tombol-tombol alat kesehatan, alat-

alat radiologi yang digunakan untuk arteriografi, alat-alat laboratorium yang

digunakan untuk fungsi vena. Permukaan alat-alat yang terkontaminasi

dengan darah, produk darah atau cairan tubuh memerlukan proses desinfeksi

tingkat menegah. Metode desinfeksi yang digunakan adalah dengan cairan

senyawa chlorin, alcohol, glutaraldehid, hydrogen peroksida, formaldehid,

senyawa phenol dan yodium.

2. Permukaan alat-alat rumah tangga, misalnya: dinding, lantai, tempat cuci

tangan dan permukaan meja. Kontaminasi dengan nanah, darah, produk

darah, urine, cairan tubuh dan tinja pada permukaan alat-alat rumah tangga

perlu desinfeksi tingkat menengah. Metode desinfeksi yang digunakan sama

dengan desinfeksi pada permukaan alat-alat kesehatan (Santoso, 2015).

Sinar ultraviolet. Bagian ultraviolet pada sprektum meliputi radiasi dari

15-390 nm. Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki efisiensi bakterisidal

tertinggi. Umumnya pusat dari sinar ultraviolet bisa didapatkan dengan alamiah

dan buatan. Dengan alami yaitu melalui sinar matahari yang termasuk sumber

utama ultravilet di alam (USEPA, 1999 dalam Cahyonugroho, 2010).

Salah satu contoh penggunaan sinar ultraviolet buatan yaitu lampu

germinasidal yang memancarkan sinar ultraviolet menggunakan konsen yang

tinggi dan menggunakan daya germinasidal paling efesien ialah terletak dari 260-

270 nm. Lampu germinasida sering dipakai agar dapat mengurangi populasi

mikroorganisme yang ada pada kamar-kamar bedah di rumah sakit, di ruang

Page 50: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

33

aseptik untuk mengisi obat-obatan dan untuk membersihkan permukaan-

permukaan yang terkontaminasi.

Sinar ultraviolet digunakan untuk pembasmian mikroorganisme karena

sinar tersebut memiliki daya tembus yang kecil, bahkan selapis kaca tipis dapat

menahan sebagian besar sinar tersebut. Jadi hanya miroorganisme yang ada di

permukaan suatu benda yang secara langsung terkena sinar ultraviolet itulah yang

rentan terhadap pembasmian (Fifendy, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Ariyadi dan Dewi (2009), melakukan

penyinaran sinar ultraviolet 38 watt selama 10 dan 15 menit dengan jarak 45 cm

pada media sinar ultraviolet yang mengandung bakteri bacillus sp menunjukkan

tidak ada koloni yang tumbuh, sedangkan pada media kontrol yang tidak disinari

UV didapatkan pertumbuhan koloni yang sangat penuh dan tidak dapat dihitung.

Cuci tangan. Mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir

merupakan cara untuk menjaga kebersihan tangan jika tangan terlihat kotor

ataupun berkontak dengan cairan tubuh atau memakai alkohol (alcohol based

handrubs) jika tangan tidak terlihat kotor. Petugas harus selalu menjaga kuku agar

tetap bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu dan tanpa menggunakan

perhiasan cincin.

Cuci tangan menggunakan sabun biasa ataupun anti-mikroba dan basuh

memakai air yang mengalir dapat dilakukan pada waktu:

1. Jika tangan terlihat kotor ataupun berkontak dengan cairan tubuh pasien yaitu

darah, cairan ekskresi, cairan tubuh sekresi, kulit yang tidak utuh, ganti

verband, walaupun sudah menggunakan sarung tangan.

Page 51: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

34

2. Jika tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang

bersih, walaupun pada pasien yang sama.

Indikasi kebersihan tangan. Adapun indikasi kebersihan tangan yaitu:

1. Sebelum berkontakan dengan pasien

2. Sebelum tindakan aseptic

3. Setelah terkena darah ataupun cairan tubuh

4. Setelah berkontakan dengan pasien

5. Setelah berkontakan dengan lingkungan disekitar pasien

Kriteria dalam memilih antiseptik. Kriteria dalam memilih antiseptik

antara lain yaitu:

1. Mempunyai efek yang luas, menghambat ataupun merusak mikroba secara

luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan tuberkulosis,

fungi serta endospora)

2. Efektif

3. Kecepatan efektifitas di awal

4. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan

5. Tidak menyebarkan iritasi kulit

6. Tidak menyebarkan alergi

Membersihkan tangan adalah untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi,

kolonisasi pada pasien dan mencegah kontaminasi dari pasien ke lingkungan

termasuk lingkungan kerja petugas (Permenkes RI, 2017).

Landasan Teori

Rumah Sakit merupakan tempat proses penyembuhan, pemulihan dan

penunjang lainnya perlu seperti ruang untuk pelayanan (rawat jalan, inap, UGD,

Page 52: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

35

radioterapi) dan ruang instalasi penunjang seperti laboraturium klinik, farmasi,

gizi, IPRS, kamar jenazah, ruang administrasi klinik, bagian koridor dan lainnya.

Sebagai lingkungan biotik rumah sakit merupakan depot pengumpulan

(collection depot) bagi segala macam penyakit (menular dan tidak menular).

Rumah sakit selalu dihuni oleh berbagai penjamu yang rentan (suceptible host)

seperti anak-anak, orang tua yang kondisinya lemah jika terpapar organisme

patogen (Santoso, 2015).

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 tentang kesehatan

lingkungan rumah sakit yaitu meliputi sanitasi untuk mengendalian faktor-faktor

lingkungan kimia, biologi, fisik dan sosial psikologi di rumah sakit. Program-

program sanitasiidi rumah sakit terbagi atas penyehatan bangunan dan juga

ruangan, penyehatan air, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan tempat

pencucian umum termasuk tempat pencucian linen, pengendalian.serangga dan

tikus, desinfeksi dan sterilisasi, serta pengendalian infeksi nosokomial

perlindungan radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, dan pengelolaan limbah

atau sampah.

Kondisi sanitasi rumah sakit akan sangat berpengaruh pada meningkatnya

penyakit-penyakit yang berhubungan dengan infeksi nosokomial ataupun infeksi

yang didapatkan dari rumah sakit. Infeksi tersebut tidak didapatkan pasien saat

masuk ke rumah sakit, namun setelah lebih kurang dari 72 jam berada di rumah

sakit.

Faktor lingkungan tidak.kalah pentingnya selaku faktor penunjang dari

terjadinya infeksi nosokomial. Faktor lingkungan itu termasuk air sebagai bahan.

yang harus dibuang (disposiaI) dan udara (Kemenkes RI, 2018).

Page 53: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

36

Segala mikroorganisme termasuk jamur, bakteri, parasit dan virus dapat

menimbulkan infeksi nosokomial. Infeksi tersebut dapat diperoleh dari

mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross-infection) ataupun

diakibatkan dari flora normal pasien itu sendiri (endogenou- infection).

Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berfikir penelitian yang berjudul analisis sanitasi sarana

lift dan total kuman pada udara dan tombol lift di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik antara lain yaitu:

Gambar 1. Kerangka berpikir

Sanitasi Sarana Lift Rumah

Sakit

- Jadwal pembersihan lift

- Bagian lift yang dibersihkan

- Bahan pembersih lift

- Petugas kebersihan lift

- Keberadaan SOP

pembersihan lift

- Pembagian lift pasien, lift

pengunjung dan lift servis

Pengguna Lift Rumah Sakit

- Pengguna lift yang

menekan tombol lift

- Pengguna lift yang masuk lift

Total Kuman

pada Udara

dan Tombol

Lift

Tidak

Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

Page 54: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

37

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional untuk

mengetahui sanitasi sarana lift dan total kuman pada udara dan tombol lift di

RSUP H. Adam Malik Medan.

Lokasi dan Waktu Peneltian

Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

(RSUP) H. Adam Malik Medan karena rumah sakit tersebut memiliki banyak

pasien dan pengunjung sehingga sangat memungkinkan terjadi kontaminasi

bakteri.

Waktu penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018 sampai

dengan Juli 2019.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para pengunaan lift yang ada di Rumah Sakit

Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Lift dalam penelitian adalah lift yang paling

sering digunakan untuk pelayanan pasien, pengunjung dan petugas kesehatan

yang berada di lingkungan RSUP H. Adam Malik Medan dan beresiko terjadinya

pencemaran biologis. Objek penelitian ini berupa tombol eksternal pada lift dan

udara dalam lift. Tombol eksternal lantai 1 dipilih karena selalu digunakan atau

disentuh untuk mengoperasikan lift dan banyak yang menggunakan lift lantai 1

untuk ke lantai lainnya.

Pengamatan terhadap pengguna lift dilakukan terlebih dahulu selama 2

jam kemudian dilakukan pengambilan sampel. Peneliti mengamati setiap

Page 55: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

38

pengguna lift yang menekan tombol lift dan pengguna lift yang masuk lift

kemudian dengan melakukan pencatatan.

Pengambilan sampel swab tombol lift dilakukan pada hari Senin tanggal

25 Maret 2019 di lift I dan lift II, Selasa tanggal 26 Maret 2019 pada lift III dan

IV, Kamis 28 Maret 2019 pada lift V dan lift VI, Jum’at 29 Maret 2019 pada lift

VII dan lift VIII. Untuk pengambilan sampel udara dilakukan pada hari Selasa 01

April 2019 pada lift I, lift II dan lift IV.

Pemeriksaan sampel udara lift dilakukan di Balai Teknik Kesehatan

Lingkunan (BTKL) Medan. Untuk pemeriksaan sampel swab tombol lift

dilakukan di Laboraturium Kesehatan Daerah (LABKESDA).

Definisi Konsep

1. Sanitasi Sarana Lift adalah cara dan usaha yang dilakukan pada lift rumah

sakit untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri patogen dengan

melakukan pemelihara kebersihan yang terdiri dari pembersihan lift yang

dilakukan dengan cara : membedakan lift pasien, pengunjung dan lift servis

serta membersihkan lift secara rutin minimum 2 (dua) kali sehari sesuai

dengan Standart Operasional Prosedur (SOP) yang ada.

2. Bagian lift yang dibersihkan adalah ruangan lift mulai dari plafon, dinding,

lantai, pintu, tombol lift, rel dan teknis lain yang merupakan bagian lift.

3. Lift Rumah Sakit adalah salah satu Instalasi transportasi vertikal yang berada

di rumah sakit yang terdiri dari lift pasien, lift pengunjung dan lift servis atau

lift pengangkut sampah.

4. Lift Pasien adalah lift yang digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat

tidur pasien yang paling kecil berukuran 1,50 x 2,30 meter dengan lebar pintu

Page 56: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

39

tidak kurang dari 1,20 meter untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan

brankar/tempat tidur pasien bersama-sama dengan pengantarnya.

5. Lift Pengunjung adalah lift yang berfungsi dan memang khusus digunakan

untuk pengunjung rumah sakit dan staf rumah sakit.

Metode Pengumpulan Data

Data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

observasi langsung dan studi kepustakaan.

Observasi langsung. Observasi langsung dilaksanakan dengan melihat

secara langsung sanitasi sarana lift, rata-rata pengguna lift dan manajemen lift

(peruntukan penggunaan lift pasien, pengunjung dan servis) di RSUP H. Adam

Malik Medan.

Studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan

studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-

laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan.

Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari dokumen RSUP H. Adam

Malik, data jumlah kunjungan pasien, Suber Daya Manusia atau tenaga yang ada,

pofil rumah sakit dan hasil pengukuran swab dinding dan lantai rumah sakit.

Instrumen penelitian. Alat dan bahan yang digunakan untuk

pengambilan spesimen kultur.

Alat. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Mikrobiologi Air

Sampler (MAS), autoclave, incubator, colony counter, pipet, tabung reaksi,

petridish, bakerglass, erlenmeyer, gelas ukur, lidi kapas steril, rak tabung, masker,

handschon dan alat tulis.

Bahan. Bahan pada penelitian ini adalah Plate Count Agar (PCA) /

nutrient agar / triptose soya agar, alcohol swab, NaCl fisiologis.

Page 57: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

40

Pengambilan spesimen penelitian. Pengambilan spesimen atau sampel

dalam penelitian ini dilakukan 1 kali. Ada 8 gedung rumah sakit yang memiliki

lift. Setiap gedung tersebut terdiri dari 1 sampai 3 lift. Pada pemeriksaan kuman

udara, dipilih 3 lift yang memiliki intensitas pengguna lift paling tinggi yaitu pada

lift digedung Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap Rindu A dan Center

Medical Unit (CMU).

Sementara itu lift pada pemeriksaan swab tombol lift yang dipilih adalah

satu lift dari setiap gedung rumah sakit yang memiliki lift yaitu pada gedung

Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap Rindu A, Cardiac Center, Center

Medical Unit (CMU), Hemodialisa, Paviliun, IGD dan Instalasi Rawat Jalan

Rindu B.

Tabel 3

Kode dan Lokasi Lift untuk Pengambilan Sampel di RSUP H. Adam Malik Medan

Kode Lift

Lokasi Pengambilan Sampel Jenis Sampel

Jumlah Lift

Jumlah Sampel

Lift I Instalasi Rawat Jalan (disamping Poliklinik Ibu Hamil)

Udara, Tombol

1 2

Lift II Instalasi Rawat Inap Rindu A (disamping Ruang Administrasi P3D)

Udara, Tombol

1 2

Lift III Cardiac Center (disamping ruang memografi)

Tombol 1 1

Lift IV Central Medical Unit/CMU (disamping papan pengumuman)

Udara, Tombol

1 2

Lift V Hemodialisa (disamping tangga) Tombol 1 1 Lift VI Paviliun (disamping tangga) Tombol 1 1 Lift VII UGD (dibagian depan UGD) Tombol 1 1 Lift VIII Instalasi Rawat Inap Rindu B

disamping R. Asisten Kebidanan) Tombol 1 1

Total 8 11

Untuk pengamatan jumlah pengguna lift yang masuk lift dan pengguna lift

yang menekan tombol lift dilakukan selama dua jam dengan cara mencatatnya,

lalu dilakukan pengambilan sampel kuman udara dan/atau tombol lift.

Page 58: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

41

Tabel 4

Pengambilan Sampel Swab Tombol Lift RSUP H. Adam Malik Medan

Hari/Tanggal pengambilan sampel

Nama Lift

Waktu (WIB)

Alasan Pengamatan

penekan tombol lift

Pengambilan sampel tombol

lift Hari ke-1

Senin/ 25 Maret 2019

Lift I

09.00 – 11.00 11.00 Banyak pasien berkunjung / berobat

Lift II 13.00 – 15.00 15.00 Jam besuk Hari ke-2

Selasa/ 26 Maret 2019

Lift III 09.00 – 11.00 11.00 Banyak pasien berkunjung untuk pemeriksaan jantung

Lift IV 13.00 – 15.00 15.00 Banyak antrian pengambilan obat dan pemeriksaan laboraturium

Hari ke-3 Kamis/ 28 Maret 2019

Lift V 09.00 – 11.00 11.00 Banyak pasien berkunjung untuk cuci darah

Lift VI 13.00 – 15.00 15.00 Jam besuk Hari ke-4

Jum’at/ 29 Maret 2019

Lift VII 09.00 – 11.00 11.00 Banyak aktifitas yang dilakukan dan lebih banyak staf atau pengunjung yang ada

Lift VIII 13.00 – 15.00 15.00 Jam besuk Tabel 5 Pengambilan Sampel Udara Lift RSUP H. Adam Malik Medan Hari/Tanggal Pengambilan Sampel

Nama Lift

Waktu (WIB) Alasan

Pengamat an jumlah pengguna lift yang masuk

Pengambilan sampel

Hari ke-5 Selasa/ 01 April 2019

Lift I

13.00 – 15.00 15.00 Tiga lift ini dipilih untuk pemeriksaan udara karena berada di gedung yang paling tinggi mobilitas nya dan terdapat banyak pasien infeksi.

Lift II

13.00 – 15.00 15.00

Lift IV

13.00 – 15.00 15.00

Page 59: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

42

Tata cara pemeriksaan penelitian. Terdapat dua cara pengambilan

spesimen dalam penelitian yaitu spesimen udara dan swab tombol lift.

Spesimen udara. Tata cara pengambilan spesimen udara dalam penelitian

ini yaitu melalui beberapa cara berikut.

1. Siapkan alat MAS yang sudah didesinfeksi dengan alkohol swab dan media

lalu bagian belakang dari tiap cawan petri diberi keterangan nomor contoh,

tanggal dan volume pengambilan.

2. Pasangkan media pada alat, posisikan titik pengambilan yang representative

kemudian atur kebutuhan volumenya lalu nyalakan alat.

3. Contoh cawan petri hasil pengambilan udara ruang diinkubasi dalam

inkubator pada suhu 35-37⁰C selama 18 s/d 24 jam dalam kondisi terbaik.

4. Amati pertumbuhan yang terjadi dan dihitung semua koloni yang tumbuh.

5. Hasil perhitungan koloni konverikan dengan tabel koloni MAS 100 NT.

6. Hasil perhitungan koloni dalam satuan CFU/m3.

Perhitungan:

1. Hitung jumlah koloni yang tumbuh.

2. Cocokkan dengan tabel konversi dari alat MAS

Jumlah koloni (setelah dikonversi : Pr) x (1000/vol ambil) = ..... CFU/m3.

(Volume yang digunakan untuk penelitian sebanyak 100 ml)

Spesimen swab tombol lift. Spesimen diperoleh dari hasil usapan pada

tombol lift menggunakan lidi kapas yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis

yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi media cair

tioglikolat dan ditutup dengan kapas steril. Kemudian spesimen dikirim ke

laboratorium mikrobiologi dalam suhu kamar pada hari yang sama.

Page 60: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

43

Metode Analisis Data

Tahapan pengolahan data antara lain:

1. Pemeriksaan Data (Editing). Meliputi koreksi dan kontrol pada saat analisis

mengenai keberadaan bakteri patogen pada tombol lift.

2. Pemberian Kode (Coding). Memberikan kode pada pencatatan hasil

penelitian mengenai jenis bakteri patogen.

3. Penyusunan Data (Tabulating). Meliputi pemilihan, pengelompokan dan

penataan hasil penelitian mengenai data bakteri patogen pada tombol lift.

Setelah data terkumpul, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

Page 61: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

44

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Deskripsi wilayah penelitian. Deskripsi wilayah penelitian berupa

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik ini antara lain yaitu:

Klasifikasi RSUP H. Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Pusat

(RSUP) H. Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit Umum milik pemerintah

pusat yang secara teknis berada di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Rumah sakit ini juga sudah berstatus

Badan Layanan Umum (BLU) dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit

kelas A. Rumah sakit ini menjadi pusat rujukan untuk wilayah kerja Provinsi

Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau yang memiliki

3 layanan unggulan yaitu Pelayanan Jantung Terpadu, Onkologi Terpadu,

Transplantasi Organ dan Jaringan.

RSUP H. Adam Malik berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17 Medan

Tuntungan. Pada Tahun 2015 RSUP H. Adam Malik meraih Akreditasi Tingkat

Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan mempersiapkan diri

untuk terakreditasi Internasional (JCI) pada Tahun 2018 guna mewujudkan

komitmen RSUP H. Adam Malik Medan memberikan pelayanan kesehatan

berdasarkan mutu dan keselamatan pasien (patient safety) berstandar

internasional.

Visi, misi, motto dan nilai-nilai RSUP H. Adam Malik Medan. Visi,

misi, motto dan nilai-nilai RSUP H. Adam Malik Medan antara lain yaitu:

Page 62: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

45

Visi. Menjadi rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan nasional yang

terbaik dan bermutu di Indonesia pada Tahun 2019.

Misi. Visi diwujudkan melalui Misi RSUP H. Adam Malik yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang

kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau.

2. Melaksanakan pengembangan kompetensi SDM yang berkesinambungan.

3. Mengampu rumah sakit jejaring dan rumah sakit di wilayah Sumatera.

Motto. Motto RSUP H. Adam Malik : mengutamakan keselamatan pasien

dengan pelayanan “PATEN” yaitu Pelayanan Cepat , Akurat, Terjangkau, Efisien,

Nyaman.

Nilai–nilai. Adapun nilai-nilai yang dimiliki RSUP H. Adam Malik yaitu:

1. Pasien merupakan anggota masyarakat yang memerlukan pelayanan

kesehatan maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan

tanpa membedakan golongan, agama, suku dan kemampuan sesuai dengan

azas keadilan sosial.

2. Memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi dan norma-

norma religius.

3. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang berlaku melalui suatu musyawarah serta dapat

dipertanggungjawabkan.

4. Pelayanan yang diberikan secara utuh, terpadu dan paripurna.

Ketenagaan dan jumlah kunjungan pasien di RSUP H. Adam Malik

Medan. Kegiatan operasional RSUP H. Adam Malik didukung oleh tenaga kerja

yang masing-masing mempunyai tugas, wewenang dan tanggungjawab yang

Page 63: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

46

berbeda sesuai dengan jobdescription mereka. Adapun bagian tenaga yang

berhubungan dengan penelitian ini yaitu ketenagaan bagian Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana Non Medis Rumah Sakit yang berjumlah 23 orang dan bagian

outsourcing cleaning service yang berjumlah 362 orang yang berasal dari PT.

Jafri Sentosa.

Adapun jumlah kunjungan pasien RSUP H. Adam Malik Medan dalam

satu tahun semakin meningkat. Pengunjung baru yaitu pengunjung atau pasien

yang baru pertama kali datang ke rumah sakit. Di RSUP H. Adam Malik Medan

pengunjung baru setengah tahunnya terdapat 18.628 orang dan meningkat di akhir

tahunnya sebanyak 25.742 orang. Kunjungan dari pasien atau pengunjung lama

yang sebelumnya sudah pernah berobat di rumah sakit juga mengalami

peningkatan dalam setahun yaitu mulai dari 228.827 orang kemudian meningkat

hingga 268.105 orang.

Lift dalam penelitian. Adapun daftar lift dalam penelitian ini, kode lift,

asal gedung lift pengambilan sampel dan jenis sampel yang diambil akan

dijelaskan dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6

Kode dan Lokasi Lift untuk Pengambilan Sampel di RSUP H. Adam Malik Medan

Kode

Lift Lokasi Pengambilan Sampel

Jenis

Sampel

Jumlah

Lift

Jumlah

Sampel

Lift I Instalasi Rawat Jalan (disamping

Poliklinik Ibu Hamil)

Udara,

Tombol

1 2

Lift II Instalasi Rawat Inap Rindu A

(disamping Ruang Administrasi

P3D)

Udara,

Tombol

1 2

Lift III Cardiac Center (disamping ruang

memografi)

Tombol 1 1

(bersambung)

Page 64: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

47

Tabel 6

Kode dan Lokasi Lift untuk Pengambilan Sampel di RSUP H. Adam Malik Medan

Kode

Lift Lokasi Pengambilan Sampel

Jenis

Sampel

Jumlah

Lift

Jumlah

Sampel

Lift IV Central Medical Unit/CMU

(disamping papan pengumuman)

Udara,

Tombol

1 2

Lift V Hemodialisa (disamping tangga) Tombol 1 1

Lift VI Paviliun (disamping tangga) Tombol 1 1

Lift VII UGD (dibagian depan UGD) Tombol 1 1

Lift

VIII

Instalasi Rawat Inap Rindu B

disamping R. Asisten Kebidanan)

Tombol 1 1

Total 8 11

Lift I berada pada Instalasi Rawat Jalan yang merupakan bangunan dengan

aktifitas pelayanan poliklinik. Pada lift II berada di gedung Instalasi Rawat Inap

Rindu A yang terdapat pasien inap dengan penyakit flu burung dan infeksi

lainnya. Untuk lift III berada di gedung Cardiac Center merupakan bangunan

khusus untuk pasien penyakit jantung. Lift IV berada di gedung CMU yang salah

satu aktifitasnya ialah poliklinik pasien HIV dan tempat pemeriksaan

mikrobiologi. Lift V berada di gedung Hemodialisa merupakan tempat

pemeriksaan khusus untuk pasien dengan penyakit infeksi pernapasan seperti flu

burung. Lift VI berada di gedung Paviliun yang merupakan bangunan rawat inap

VIP. Lift VII berada di gedung UGD yaitu bangunan pelayanan pasien dengan

segala kegawatdaruratan yang ada. Lift VIII berada di gedung Rindu B dengan

pelayanan rawat inap pasien untuk bayi, anak-anak dan kemoterapi rawat inap.

Sanitasi sarana lift di RSUP H. Adam Malik Medan. Berikut tabel 7

yang merupakan observasi penelitian terhadap sanitasi yang dilakukan pada lift di

RSUP H. Adam Malik Medan.

Page 65: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

48

Tabel 7

Aspek Sanitasi Sarana Lift yang Diamati

Aspek yang diamati

Ketersediaan

Keterangan Ada Tidak

ada

Jadwal pembersihan lift - Lift dibersihkan hanya jika

terlihat kotor seperti jika tampak

sampah saja

Bagian lift yang dibersihkan

(secara rutin)

- Tidak ada bagian lift yang

dibersihkan secara rutin seperti

lantai, dinding, pintu dan tombol

lift

Bahan pembersih lift

(sejenis desinfektan)

- Bagian lift hanya di usap

dengan minyak WD (cairan anti

karat)

Petugas kebersihan lift - Tidak ada cleaning servis yang

bertugas untuk pembersihan lift.

Segala urusan lift hanya

ditangani oleh maintenaince lift.

Keberadaan Standar

Operasional Prosedur (SOP)

- Belum ada.

Pembagian lift pasien, lift

pengunjung dan lift

servisatau lift untuk

mengangkut sampah

- Semua lift digabung

penggunaannya dan tidak ada

pembagian waktu operasional

penggunaan lift

Jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift serta keberadaan

kuman pada tombol lift dan total kuman pada tombol lift di RSUP H. Adam

Malik Medan. Berikut jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift serta

keberadaan kuman pada tombol lift dan total kuman pada tombol lift di RSUP H.

Adam Malik Medan, yang dapat di lihat pada tabel 8 yang menunjukkan jumlah

penghitungan pengguna lift yang menekan tombol lift, keberadaan bakteri pada

tombol lift dan hasil pemeriksaan total kuman pada tombol lift.

Page 66: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

49

Tabel 8

Hasil Perhitungan Jumlah Pengguna Lift yang Menekan Tombol Lift dan

Pemeriksaan Mikroba pada Tombol Lift di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama

Lift

Waktu

(WIB)

Jumlah

Pengguna

lift yang

menekan

tombol lift

Koloni

Bakteri

Hasil Swab

Kuman

Tombol

Lift

(CFU/cm2)

Memenuhi

Syarat

(5-10

CFU/cm2)

Pengama

tan.peng

guaan

lift

Pengam

bilan

sampel

Ada Tidak

ada Ya Tidak

Lift I 09.00 –

11.00

11.00 88 orang - 15,3 -

Lift

II

13.00 –

15.00

15.00 77 orang - 16,8 -

Lift

III

09.00 –

11.00

11.00 50 orang - 15,7 -

Lift

IV

13.00 –

15.00

15.00 72 orang - 30,19 -

Lift

V

09.00 –

11.00

11.00 9 orang - 56,1 -

Lift

VI

13.00 –

15.00

15.00 36 orang - 52,58 -

Lift

VII

09.00 –

11.00

11.00 67 orang - 63,37 -

Lift

VIII

13.00 –

15.00

15.00 55 orang - 57,10 -

Pada penghitungan jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift,

pengguna pada lift I yaitu sebanyak 88 orang, lift II sebanyak 77 orang, lift III

sebanyak 50 orang, lift IV sebanyak 72 orang, lift V sebanyak 9 orang, lift VI

sebanyak 36 orang, lift VII sebanyak 67 orang dan lift VIII sebanyak 55 orang.

Hasil pemeriksaan bakteri yang diambil dari swab tombol lift lift di RSUP

H. Adam Malik Medan seluruhnya menunjukkan positif terkontaminasi oleh

bakteri. Koloni bakteri yang didapatkan dari hasil pemeriksaan kemudian dihitung

untuk melihat indeks angka kuman masih dalam batas maksimal standart atau

sudah melebihi batas maksimal standart mengikuti dinding ruang perawatan yaitu

sebesar 5-10 CFU/cm2 berdasarkan Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004.

Page 67: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

50

Hasil pemeriksaan total kuman pada tombol lift menunjukkan seluruh

sampel telah melebihi batas Indeks Angka Kuman. Pada lift I sebesar 15,3

CFU/cm2; lift II sebesar 16,8 CFU/cm

2; lift III sebesar 15,7 CFU/cm

2; lift IV

sebesar 30,19 CFU/cm2; lift V sebesar 56,1 CFU/cm

2; lift VI sebesar 52,58

CFU/cm2; lift VII sebesar 63,37 CFU/cm

2 kemudian lift VIII sebesar 57,10

CFU/cm2.

Jumlah pengguna lift yang masuk lift serta keberadaan kuman pada

udara lift dan total kuman pada udara lift di RSUP H. Adam Malik Medan.

Berikut tabel 9 yang menunjukkan keberadaan bakteri pada udara lift, jumlah

penghitungan pengguna lift yang masuk lift dan hasil pemeriksaan total kuman

pada udara lift.

Tabel 9

Hasil Perhitungan Jumlah Pengguna Lift yang Masuk Lift dan Pemeriksaan

Mikroba pada Udara Lift di RSUPH. Adam Malik Medan

Nama

Lift

Waktu

(WIB)

Jumlah

Pengguna

lift yang

masuk lift

Koloni

Bakteri

Hasil Swab

Kuman

Udara

Lift

(CFU/cm2)

Memenuhi

Syarat (200-

500

CFU/cm2)

Pengama

tan.peng

guna lift

Pengam

bilan

sampel

Ada Tidak

ada Ya Tidak

Lift

I

09.00 –

11.00

11.00 214 orang - 520 -

Lift

II

13.00 –

15.00

15.00 223 orang - 580 -

Lift

IV

13.00 –

15.00

15.00 146 orang - -

Pada penghitungan jumlah pengguna lift yang masuk lift, pengguna pada

lift I sebanyak 214 orang, lift II yaitu sebanyak 223 orang kemudian pada lift IV

sebanyak 146 orang.

Page 68: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

51

Hasil pemeriksaan bakteri yang diambil dari sampel udara lift di RSUP H.

Adam Malik Medan seluruhnya menunjukkan positif terkontaminasi oleh bakteri.

Koloni bakteri yang didapatkan dari hasil pemeriksaan kemudian dihitung untuk

melihat indeks angka kuman masih dalam batas maksimal standartatau sudah

melebihi batas maksimal standart mengikuti ruang administrasi/pertemuan yaitu

sebesar 200-500 CFU/m3

berdasarkan Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004.

Hasil pemeriksaan total kuman pada udara lift dua sampel telah melebihi

batas Indeks Angka Kuman yaitu pada lift I sebesar 520 CFU/m3 dan lift II

sebesar 580 CFU/m3 dan satu sampel masih dalam batas Indeks Angka Kuman

yaitu pada lift IV sebesar 360 CFU/m3.

Pembahasan

Sanitasi sarana lift di RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil

observasi mengenai sanitasi sarana lift di RSUP H. Adam Malik, pengawasan dan

pemeriksaan lift ada dilakukan dengan memantau lift setiap harinya dan

melakukan pemeliharaan dan pembersihan lift. Pemeliharaan dan pembersihan lift

dilakukan sebulan sekali dengan minyak DW (anti karat) tanpa menggunakan

desinfektan, padahal pembersihan dengan desinfektan atau dengan cara desinfeksi

dapat membunuh kuman (Kemenkes RI, 2018).

Pembersihan lift sangat jarang dilakukan di bagian sangkar lift,

dibersihkan jika ada sampah saja. Pemeliharaan dan pembersihan lift rumah sakit

dilakukan oleh maintenaince lift sekaligus penanggungjawab terhadap lift dalam

lingkup kerja bagian Instalasi Sarana dan Prasarana rumah sakit.

Tidak ada manajemen khusus yang dilakukan terhadap lift. Lift pasien,lift

pengunjung dan lift servis atau lift untuk mengangkut sampah tidak ada dibedakan

Page 69: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

52

serta tidak ada pengaturan waktu yang dilakukan dalam penggunaan lift terutama

untuk lift pengangkutan sampah. Pada bagian tombol lift pembersihan hanya

dengan pengelapan biasa menggunakan kain. Lift selalu dalam keadaan tertutup

jika tidak digunakan.

Keadaan tersebut dapat membuat kualitas udara yang buruk dalam lift.

Kualitas udara ruang yang kurang baik, selain dapat menyebabkan Sick Building

Syndrome yaitu gangguan kesehatan karena bangunan yang tidak sehat seperti

iritasi mata, iritasi hidung, iritasi kulit, batuk, bersin, dapat juga menyebabkan

infeksi nosokomial. Sekitar 10–20% infeksi nosokomial dapat disebabkan kualitas

udara ruang rumah sakit karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi

dapat ditularkan melalui udara (Depkes, 2008).

Selain udara, lingkungan rumah sakit seperti makanan, benda-benda dan

bahan-bahan yang tidak saniter dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial. Salah

satu benda mati yang pernah diteliti dan berpotensi menyalurkan infeksi

nosokomial adalah tombol lift (Audiva, 2016). Maka dari itu wajib untuk

memperhatikan dan mengendalikan hal-hal yang berkemungkinan untuk

terjadinya penyebaran infeksi (Kemenkes, 2012).

Sesuai dengan tabel 8, dapat dikatakan sanitasi sarana lift yang dilakukan

pada lift di RSUP H. Adam Malik Medan kurang diperhatikan. Keadaan ini dapat

membuat lift terkontaminasi mikroba. Terlebih lagi tidak ada Standar Operasional

Prosedur (SOP) untuk pembersihan lift.

Jumlah pengguna lift yang menekan tombol lift serta keberadaan

kuman pada tombol lift dan total kuman pada tombol lift di RSUP H. Adam

Malik Medan. Pada penghitungan jumlah pengguna lift yang menekan tombol

Page 70: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

53

lift, pengguna paling banyak ditemukan pada lift I yaitu sebanyak 88 orang

kemudian diikuti lift II sebanyak 77 orang, lalu lift IV sebanyak 72 orang, lift VII

sebanyak 67 orang, lift VIII sebanyak 55 orang, lift III sebanyak 50 orang, lift VI

sebanyak 36 orang dan yang paling sedikit terdapat pada lift V sebanyak 9 orang.

Pemeriksaan keberadaan kuman atau mikroba pada 8 sampel yang diambil

dari permukaan tombol lift, didapatkan seluruhnya terkontaminasi oleh mikroba.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2011) pada

tombol lift di Arab Saudi mendapatkan hasil dari 20 sampel menunjukkan seluruh

tombol lift terkontaminasi oleh bakteri. Sedangkan pada penelitian lain yang

dilakukan oleh Kandel (2014) dari 120 sampel, didapatkan hanya 73 sampel

terkontaminasi bakteri.

Adanya kontaminasi mikroba pada tombol lift ini menunjukkan bahwa

tombol lift tersebut tidak bersih dan mengandung mikroba, baik mikroba yang

menyebabkan penyakit (mikroba patogen) ataupun mikroba yang tidak

menyebabkan penyakit (mikroba non patogen). Jika tombol lift tersebut

terkontaminasi oleh mikroba patogen maka tombol lift tersebut dapat menjadi

sumber penyebaran infeksi di rumah sakit.

Perbedaan kontaminasi mikroba ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

salah satunya dari sifat bakteri itu sendiri. Apabila mikroba terpajan dengan

lingkungan yang tidak menguntungkan seperti suhu dingin atau panas, maka

mikroba akan berada dalam keadaan dorman. Temperatur dan kelembaban yang

tinggi dapat menjadi tempat yang ideal untuk pertumbuhan mikroba (Ulger et al,

2015).

Page 71: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

54

Faktor kebersihan tangan juga berpengaruh terhadap kontaminasi mikroba

pada tombol lift. Tangan telah terbukti sebagai media yang dapat membawa

kuman dari permukaan benda di lingkungan dan 80% infeksi tersebar melalui

tangan yang bersentuhan dengan permukaan benda (Reynolds et al, 2005 dalam

Audiva, 2016). Tangan yang tidak bersih akan mengakibatkan perpindahan

mikroorganisme yang ada di tangan ke benda ataupun orang lain (Permenkes RI,

2017).

Semua manusia rentan terhadap infeksi bakteri dan sebagian besar jenis

virus. Jumlah (dosis) mikroorganisme yang diperlukan untuk menyebabkan

infeksi pada pejamu/host yang rentan bervariasi sesuai dengan lokasi. Risiko

infeksi cukup rendah ketika mikroorganisme kontak dengan kulit yang utuh dan

setiap hari manusia menyentuh benda di mana terdapat sejumlah mikroorganisme

di permukaannya. Risiko infeksi akan meningkat bila area kontak adalah

membran mukosa atau kulit yang tidak utuh. Risiko infeksi menjadi sangat

meningkat ketika mikroorganisme berkontak dengan area tubuh yang biasanya

tidak steril, sehingga masuknya sejumlah kecil mikroorganisme saja dapat

menyebabkan sakit (Depkes, 2007).

Sesuai Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/2004 tentang persyaratan

kesehatan lingkungan rumah sakit, standar angka kuman pada tombol lift

mengikuti standar kuman dinding perawatan rumah sakit yaitu 5 – 10 CFU/ cm2

dan hasil pengukuran angka kuman pada tombol lift I, II, III, IV, V, VI,VII dan

VIII berdasarkan penelitian, seluruhnya sudah melebihi 5 – 10 CFU/cm2

sehingga

sudah melebihi standar.

Page 72: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

55

Angka paling banyak terdapat pada lift VII yaitu sebesar 63,37 CFU/cm2

kemudian diikuti lift VIII yaitu 57,10 CFU/cm2; lift V yaitu 56,1 CFU/cm

2; lift VI

yaitu 52,58 CFU/cm2; lift IV yaitu 30,19 CFU/cm

2; lift II yaitu 16,8 CFU/cm

2; lift

III sebesar 15,7 CFU/cm2

dan lift I sebesar 15,3 CFU/cm2. Dilihat dari angka

kuman yang melebihi angka standar tersebut, maka kemungkinan dapat terjadi

penularan mikroba yang dapat mengakibatkan infeksi.

Angka kuman dapat dipengaruhi karena adanya aktivitas manusia salah

satunya adalah melakukan aktivitas yang harus menggunakan lift sehingga tombol

lift sering ditekan dan disentuh oleh bermacam-macam individu di rumah sakit

secara bergantian, termasuk oleh tenaga medis.

Kandel (2014) dalam penelitiannya memberi saran untuk pengendalian

infeksi nosokomial agar tombol lift didesain lebih lebar sehingga dapat diaktifkan

ataupun ditekan dengan menggunakan siku. Kandel juga mengusulkan agar rumah

sakit menyediakan alkohol handrub di dalam ataupun di luar lift.

Selain itu, membersihkan tombol lift secara teratur dengan desinfektan

juga dapat mengurangi risiko kontaminasi bakteri pada tombol lift. Pembersihan

lift tersebut dapat dilakukan pada pagi hari terutama sebelum pengunjung datang

kemudian dilanjutkan dengan pembersihan lift pada siang dan sore harinya

dengan desinfektan karena dapat meminimalkan ataupun meniadakan jumlah

mikroba (Permenkes RI, 2019).

Hal lain yang dapat dilakukan untuk memutus jalur transmisi infeksi

tersebut adalah dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan yang baik dan

benar. Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Rahmawati dan Sofiana (2017)

yang menunjukkan bahwa dari 30 orang, rata-rata angka kuman sebelum cuci

Page 73: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

56

tangan sebesar 3.788 CFU/m3 dan setelah cuci tangan sebesar 775 CFU/m

3

sehingga dapat disimpulkan cuci tangan dapat mempengaruhi/menurunkan jumlah

angka kuman yang ada di tangan.

Cuci tangan juga telah dijadikan program di rumah sakit dalam rangka

pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial. Oleh karena itu, diharapkan

kesadaran dari diri sendiri untuk melakukan cuci tangan dengan baik dan benar

sehingga angka kejadian infeksi di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dicegah

dan dikurangi.

Permukaan lift yang terbuat dari bahan stainless steel dapat mempengaruhi

keberadaan mikroorganisme yang mengkontaminasi lift. Permukaan yang terbuat

dari bahan stainless steel dan polimer merupakan tempat yang dapat

dikontaminasi selama berminggu-minggu. Semakin lama patogen nosokomial

menetap di suatu permukaan, semakin besar pula risiko hal tersebut menjadi

sumber penularan bagi pasien yang rentan (Saka, Akanbi, Obasa et al., 2017).

Jumlah pengguna lift yang masuk liftserta keberadaan kuman pada

udara lift dan total kuman pada udara lift di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pada penghitungan jumlah pengguna lift yang masuk lift, pengguna paling banyak

ditemukan pada lift II yaitu sebanyak 223 orang kemudian diikuti lift I sebanyak

214 orang dan yang paling sedikit terdapat pada lift IV sebanyak 146

orang.Tingkat kepadatan dalam suatu ruang merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya infeksi nosokomial (Longadi; Waworuntu; Soeliongan, 2016).

Penelitian menunjukkan hasil dari 3 sampel udara lift didapatkan

seluruhnya terkontaminasi kuman atau mikroba. Faktor biologis yang dapat

mempengaruhi angka kuman dalam ruang yaitu penghuni ruangan baik petugas

Page 74: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

57

rumah sakit, pasien dan pengunjung rumah sakit saling memindahkan kuman

yang mengakibatkan penyebaran dan peningkatan kuman dalam ruang. Perilaku

tidak sehat dan tidak bersih dari petugas rumah sakit, pasien dan pengunjung

meningkatkan laju penyebaran kuman. Rumah sakit dalam penelitian ini, selain

memiliki intensitas tinggi terhadap penggunaan lift, juga tidak membedakan

penggunaan lift pasien, lift pengunjung dan lift servis atau lift untuk mengangkut

sampah dan belum mengatur tentang jam operasional penggunaan lift.

Hasil pemeriksaan total kuman pada udara lift dua sampel telah melebihi

batas Indeks Angka Kuman. Angka paling banyak yaitu pada lift II sebesar 580

CFU/m3 dan lift I sebesar 520 CFU/m

3 dan satu sampel masih dalam batas Indeks

Angka Kuman yaitu pada lift IV sebesar 360 CFU/m3.

Dalam penelitian ini menunjukkan kualitas udara yang kurang bagus

karena ada yang melebihi batas maksimum angka kuman udara sesuai dengan

Kepmenkes RI No. 1024/MENKES/SK/X/2004 standar angka kuman ruang lift

mengikuti ruang administrasi/pertemuan rumah sakit yaitu sebesar 200-500

CFU/m3. Angka kuman tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor kuman yang ada

pada pengguna lift yang masuk lift, faktor fungsi flow udara dalam lift hidup atau

tidak dan faktor waktu pengambilan sampel.

Angka kuman udara di lingkungan rumah sakit harus memenuhi syarat

karena infeksi nosokomial bisa disebabkan oleh udara di lingkungan rumah sakit.

Apabila kualitas udara tidak memenuhi syarat, maka udara tersebut berbahaya

bagi pasien ataupun warga rumah sakit lainnya yang ada di rumah sakit (Soedarto,

2016).

Page 75: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

58

Terkontaminasinya tombol lift dan udara lift oleh mikroba atau kuman

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tombol lift tersebut tidak sehat atau

tidak bersih. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya perhatian perlakuan sanitasi

terhadap fasilitas umum rumah sakit terutama pada lift rumah sakit, terlebih lagi

tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) pembersihan lift. Padahal lift

sering digunakan oleh orang secara bergantian sehingga dapat terjadi kontaminasi

mikroorganisme didalam lift.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan

acuan atau saran guna perbaikan penelitian berikutnya. Jenis penilitian ini

deskriptif observasional dengan metode pengumpulan data yaitu data primer dan

sekunder, dimana data primer berupa observasi langsung dilaksanakan dengan

melihat secara langsung sanitasi sarana lift, rata-rata pengguna lift dan manajemen

lift (peruntukan penggunaan lift pasien, pengunjung dan servis) di RSUP H.

Adam Malik Medan. Pada saat melakukan observasi ini penulis mengalami

sedikit kesulitan dalam melihat penggunaan lift yang menekan tombol lift dimana

saat lift sedang penuh jadi penulis tidak mengetahui siapa-siapa saja yang

menekan tombol lift, maka dari itu penulis harus teliti dalam observasi yang

dilakukan supaya mendapatkan hasil yang maksimal atau kenyataannya.

Page 76: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

59

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis sanitasi sarana lift dan total

kuman pada udara dan tombol lift di RSUP H. Adam Malik dapat disimpulkan

bahwa:

1. Sanitasi sarana lift di RSUP H. Adam Malik Medan kurangdiperhatikan,

sangat jarang dibersihkan dan tidak pernah didesinfeksi, terlebih lagi tidak

ada Standart Operasional Prosedur (SOP) untuk pembersihan terhadap lift di

rumah sakit.

2. Pengguna lift yang masuk lift paling banyak ditemukan pada lift II yaitu

sebanyak 223 orang kemudian diikuti lift I sebanyak 214 orang dan yang

paling sedikit terdapat pada lift IV yaitu 146 orang.

3. Pengguna lift yang menekan tombol lift paling banyak ditemukan pada lift I

yaitu sebanyak 88 orang kemudian diikuti lift II sebanyak 77 orang, lalu lift

IV sebanyak 72 orang, lift VII sebanyak 67 orang, lift VIII sebanyak 55

orang, lift III sebanyak 50 orang, lift VI sebanyak 36 orang dan yang paling

sedikit terdapat pada lift V yaitu 9 orang.

4. Pemeriksaan udara dan tombol lift di RSUP H. Adam Malik Medan yang ada

dalam penelitian ini seluruhnyamenunjukkan positif terkontaminasi oleh

bakteri.

5. Hasil pemeriksaan total kuman pada udara lift dua sampel telah melebihi

batas standar yaitu pada lift II sebesar 580 CFU/m3 dan lift I sebesar 520

CFU/m3 dan satu sampel masih dalam batas standar yaitu pada lift IV sebesar

360 CFU/m3.

Page 77: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

60

6. Hasil pemeriksaan total kuman pada tombol lift menunjukkan seluruh sampel

telah melebihi batas standar yaitu paling banyak pada lift VII yaitu sebesar

63,37 CFU/cm2 kemudian diikuti lift VIII sebesar 57,10 CFU/cm

2; lift V

sebesar 56,1 CFU/cm2; lift VI sebesar 52,58 CFU/cm

2; lift IV sebesar 30,19

CFU/cm2; lift II sebesar 16,8 CFU/cm

2; lift III sebesar 15,7 CFU/cm

2 dan lift

I sebesar 15,3 CFU/cm2.

Saran

Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Sanitasi sarana lift yang ada dirumah sakitharus lebihdiperhatikan, mengingat

banyak orang menggunakan lift secara bergantian yang memungkinkan

untuk terjadinya penyebaran infeksi melalui udara ataupun tombol lift.

2. Diharapkan agar pihak rumah sakit dalam penelitian ini segera membuat

Standar Operasional Prosedur untuk pembersihan lift.

3. Pembersihan lift yang dilakukan sebaiknya menggunakan bahan desinfektan

secara rutin untuk mencegah transmisi mikroorganisme atau kuman yang

berasal darilift rumah sakit.

4. Pembersihan lift dapat dilakukan pada pagi hari terutama sebelum

pengunjung datang kemudian dilanjutkan dengan pembersihan lift pada siang

dan sore harinya.

5. Pihak rumah sakit dapat melakukan pembersihan tombol lift yang terdapat di

lingkungan rumah sakit dan meletakkan alkohol handrub di dalam dan di luar

lift.

6. Jika lift tidak digunakan, lift dapat tetap dibuka agar kuman udara dalam lift

dapat keluar dan sirkulasi udara lift tetap baik.

Page 78: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

61

7. Pentingnya menerapkan kebiasaan cuci tangan yang baik dan benar oleh

setiap petugas kesehatan dan pengunjung di rumah sakit untuk pencegahan

infeksi nosokomial.

8. Bagi petugas rumah sakit yang memiliki mobilitas tinggi yang pindah dari

lantai satu ke lantai lain, upayakan seminimal mungkin menggunakan lift dan

gunakan tangga agar selain menghemat listrik juga untuk mengurangi

keterpaparan terhadap bakteri.

9. Bagi penelitian selanjutnya perlu dilakukan identifikasi koloni mikroba pada

udara dan tombol lift, terutama mikroba yang paling sering menyebabkan

infeksi nosokomial.

Page 79: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

62

Daftar Pustaka

Ariyadi, T., & Dewi, S. S. (2009). Pengaruh sinar ultra violet terhadap pertumbuhan Bakteri Bacillus Sp. sebagai Bakteri Kontaminan. Jurnal Kesehatan, 2(2), 20-25. Diakses dari https://jurnal.unimus.ac.id/index.php /Analis/article/view/298/323

Audiva, N. (2016). Identifikasi bakteri patogen pada tombol lift di RSUP Dr. M.

Djamil Padang (Skripsi, Fakultas Kedokteran UNPAD). Diakses dari http://scholar.unand.ac.id/20010

Cahyonugroho, O. H. (2010). Pengaruh intensitas sinar ultraviolet dan

pengadukan terhadap reduksi jumlah bakteri. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2(1), 18-23. Diakses dari http://eprints.upnjatim.ac.id/1249 /1/3-Jurnal_Okik_HC.pdf

Dacarro, C., Picco, A. M., Grisoli P., & Rodolfi, M. (2003). Determination of

aerial microbiological contamination in scholastic sports environments. Journal of Applied Microbiology, 95(5), 905-912. doi:10.1046/j.1365-2672.2003.02044.x

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Standar Pelayanan

Kebidanan. Diakses dari http://hukor.kemkes.go.id/uploads/rancangan _produk_hukum/RPM_Standar_Pelayanan_Kebidanan.doc

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Manajerial

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Diakses dari https://www.k4health. org/toolkits/safe-indonesia/pedoman-manajerial-pencegahan-dan-pengen dalian-infeksi-di-rumah-sakit-dan-0

Elliott, T., Worthington, T., Osman, H., & Gill, M. (2013). Pengertian dan

tempat perkembanganbiakan mikrobilogi: dalam mikrobiologi kedokteran & infeksi (Edisi ke-4). Jakarta: EGC.

Ginting, M. (2008). Infeksi nosokomial melalui pemasangan infus dan manfaat

pelatihan keterampilan perawat terhadap pengendaliannya di ruang rawat inap penyakit RSUPH Adam Malik Medan (Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU). Diakses dari http://repository.usu.ac.id/handle/12345 6789/7027

Ikhtiar, M. (2017). Pengantar kesehatan lingkungan (Edisi ke-1). Makassar:

CV. Social Politic Genius (SIGn). Jannah, M. M. (2018). Identifikasi bakteri pada layar telepon genggam petugas

medis di Rumah Sakit Daerah A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung (Skripsi, Fakultas Kedokteran UNILA). Diakses dari http://digilib.unila. ac.id/30283

Page 80: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

63

Jeyamohan, D. (2010). Angka prevalensi infeksi nosokomial pada pasien luka

operasi di Bagian Bedah di RSUP H. Adam Malik Medan (Skripsi,

Fakultas Kedokteran USU). Diakses dari http://repository.usu.ac.id/handle

/123456789/21521

Kandel, C. E., Simor, A. E., & Radelmeier, D. A. (2014). Elevator buttons as

unrecognized source of bacterial colonization in hospitals. Journal of

Open Medicine, 8(3), 81-85. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.

gov/pmc/articles/PMC4242253

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman rumah sakit bersih

dalam rangka (Gerakan Nasional Bersih Negeriku). Diakses dari

https://docplayer.info/30122697-G-e-r-a-k-a-n-n-a-s-i-o-n-a-l-b-e-r-s-i-h-

n-e-g-e-r-i-k-u-pedoman-rumah-sakit-bersih-disusun-dalam-rangka-gera

kan-nasional-bersih-negeriku.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Sanitasi Rumah Sakit (Edisi

ke-1). Diakses dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content

/uploads/2018/ 09/Sanitasi-Rumah-Sakit_SC.pdf

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 Tahun 2004

tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Longadi, Y. M., Waworuntu, O., & Soeliongan, S. (2016). Isolasi dan identifikasi

bakteri aerob yang berpotensi menjadi sumner penularan infeksi

nosokomial di IRINA A RSUP Prof. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-

Biomedik, 4(1), 1-9. doi: 10.35790/ebm.4.1.2016.11052

Mohammadi, A., Ebrahimi, A., & Nemati, S., (2016). Bacterial and fungal

contamination of elevator buttons in University Schools of Isfahan

University of Medical Sciences, Isfahan, Ira. Journal of Health Scope,

5(4), 1-5. doi: 10.17795/jhealthscope-34428

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun

2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pedoman

Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

Rahmawati, S., & Sofiana, L. (2017). Pengaruh metode hand wash terhadap

penurunan jumlah angka kuman pada perawat ruang rawat inap di RSKIA

PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta. Prodising Seminar Nasional.

Page 81: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

64

Saka, K. H., Akanbi, I. A., Obasa, T. O., Raheem, R. A., & Oshodi, A. J. (2017).

Bacterial contamination of hospital surfaces according to material make,

last time of contact and last time of cleaning/ disinfection. Journal of

Bacteriology and Parasitology, 8(3), 12-16. doi:10.4172/2155-9597

.1000312

Santoso, I. (2015). Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum. Yogyakarta: Gosyen.

Soedarto. (2016). Infeksi nosokomial di rumah sakit. Jakarta: CV Sagung Seto.

Ulger, F., Dilek, A., Esen, M., & Leblebicioglu. (2015). Are healthcare workers’

mobile phones a potential source of nosocomial infections? review of the

literature. Journal of Infection in Developing Countries, 9(10), 46-53. doi:

10.3855/jidc.6104

Waluyo, L. (2009). Mikrobiologi lingkungan. Malang: Universitas Muhamadiyah

Malang.

Page 82: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

65

Lampiran 1. Surat Izin Survei

Page 83: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

66

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Page 84: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

67

Lampiran 3. Lembar Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN BAKTERI PATOGEN

PADA TOMBOL LIFTDI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

H. ADAM MALIK MEDANTAHUN 2019

Nama Rumah Sakit :

Alamat Rumah Sakit :

Tanggal Observasi :

No.

Aspek yang

di amati

Tindakan

Ketersediaan

Ket. Ada Tidak

ada

1. Sanitasi sarana

lift

(Pemeliharaan

kebersihan lift)

Jadwal pembersihan lift

minimum 2 (dua) kali sehari

Pembersihan lantai lift

Pembersihan dinding lift

Pembersihan pintu lift

Pembersihan tombol lift

Petugas kebersihan yang

bertanggung jawab atas

sanitasi lift

Bahan pembersih lift

termasuk jenis desinfektan

Standar Operasional

Prosedur (SOP)

pemeliharaan kebersihan lift

2. Penggunaan

Lift

Lift pasien, lift pengunjung

dan lift servis atau lift yang

mengangkut sampah

Pengaturan waktu

penggunaan lift jika

penggunaan lift di gabung

(tidak dibedakan)

Luas minimal lift pasien

1,50 x 2,30 m

Lebar pintu

minimal lift pasien 1,20 m

(bersambung)

Page 85: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

68

No.

Aspek yang

di amati

Tindakan

Ketersediaan

Ket. Ada Tidak

ada

Petugas yang mengontrol

kondisi kerja lift

3. Keberadaan

bakteri

patogen

Perlakuan pencegahan

kontaminasi bakteri pada lift

dengan melakukan

sterilisasi/desinfeksi/

penyinaran ultraviolet pada

lift

Pemeriksaan rutin lift

terhadap bakteri

Page 86: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

69

Lampiran 4. Pengambilan Sampel Udara Lift

Hari/Tanggal

Pengambilan

Sampel

Nama

Lift

Waktu (WIB)

Alasan

Jumlah

Pengguna

Lift yang

Masuk

Total Kuman

Udara Lift

(CFU/Cm3)

Pengamatan

jumlah

pengguna lift

yang masuk

Pengambila

n sampel

Hari ke-5

Selasa/ 01

April 2019

Lift I

13.00 – 15.00 15.00 Tiga lift ini dipilih

untuk pemeriksaan

udara karena

berada di gedung

yang paling tinggi

mobilitas nya dan

terdapat banyak

pasien infeksi.

Lift II

13.00 – 15.00 15.00

Lift IV

13.00 – 15.00 15.00

Page 87: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

70

Lampiran 5. Pengambilan Sampel Swab Tombol Lift

Hari/Tanggal pengambilan sampel

Nama Lift

Waktu (WIB)

Alasan

Jumlah orang

menekan tombol lift

Hasil Swab

Kuman Tombol

Lift (CFU/Cm2)

Pengamatan penekan

tombol lift

Pengambilan sampel tombol

lift

Hari ke-1 Senin/ 25 Maret 2019

Lift I

09.00 – 11.00 11.00 Banyak pasien berkunjung / berobat

Lift II 13.00 – 15.00 15.00 Jam besuk Hari ke-2

Selasa/ 26 Maret 2019

Lift III 09.00 – 11.00 11.00 Banyak pasien berkunjung untuk pemeriksaan jantung

Lift IV 13.00 – 15.00 15.00 Banyak antrian pengambilan obat dan pemeriksaan laboraturium

Hari ke-3 Kamis/ 28 Maret 2019

Lift V 09.00 – 11.00 11.00 Banyak pasien berkunjung untuk cuci darah

Lift VI 13.00 – 15.00 15.00 Jam besuk

Hari ke-4 Jum’at/ 29 Maret 2019

Lift VII 09.00 – 11.00 11.00 Banyak aktifitas yang dilakukan dan lebih banyak staf atau pengunjung yang ada

Lift VIII

13.00 – 15.00 15.00 Jam besuk

Page 88: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

71

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Total pada Udara Lift

Page 89: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

72

Lampiran 7. Hasil Pemeriksaan Total Kuman pada Tombol Lift

Page 90: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

73

Page 91: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

74

Lampiran 8. Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit

Page 92: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

75

Lampiran 9. Peraturan Menteri PU No 24 Tahun 2008 tentang Pedoman

Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung

Page 93: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

76

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Keadaan lift RSUP H. Adam Malik Medan

Gambar 2. Para pengguna lift di RSUP H. Adam Malik Medan

Page 94: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

77

Gambar 3. Petugas kebersihan lift di RSUP H. Adam Malik Medan

Gambar 4. Jumlah pengguna lift di RSUP H. Adam Malik Medan

Page 95: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

78

Gambar 5. Pengambilan sampel udara lift di RSUP H. Adam Malik Medan

Gambar 6. Pengambilan sampel swab tombol lift di RSUP H. Adam Malik Medan

Page 96: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

79

Gambar 7. Pemeriksaan koloni swab tombol Lift

Gambar 8. Pemeriksaan koloni udara lift

Page 97: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

80

Gambar 9. Koloni udara setelah dikembangbiakan di media agar 1

Gambar 10. Koloni udara setelah dikembangbiakan di media agar 2

Page 98: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …

81

Gambar 11. Koloni udara setelah dikembangbiakan di media agar 3

Page 99: ANALISIS SANITASI SARANA LIFT DAN TOTAL KUMAN PADA …