ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS...

142
ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR PAJARUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS...

Page 1: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR

PAJARUDDIN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 2: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

i

SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa semua pernyataan

dalam Tugas Akhir yang berjudul :

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR

merupakan hasil gagasan dan hasil penelitian saya sendiri di bawah bimbingan

komisi pembimbing kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tugas

Akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Agustus 2010

Penulis,

Pajaruddin F052054045

Page 3: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

ii

ABSTRACT

PAJARUDDIN. Analysis of Development of Furniture Marketing Strategy at the Center Industry of Furniture in East Jakarta. Under the supervision of Wilson Halomoan Limbong as the Chairman of the committee and Amiruddin Saleh as member.

Small Medium Industries (SMI) is the integral part of the national business world that has position, potential and role that are very strategic in bringing about the aim of the national development. The market share of the furniture industry are still really open the area especially for the export market. During the last four years, the value and the volume of the export of furniture continued to increase. The Furniture Industry Centers in East Jakarta is still facing various obstacles and constraints, such as: (1) lack of capital, (2) difficulty of obtaining raw materials, (3) limited access to market information and others. End, must be examined how far the development of marketing strategies so that it can still exist and thrive. This research aims are to: (a) identify strengths, weaknesses, opportunities, and threats that the company has as a material to formulate a general strategy for marketing development plans, (b) analyze and assess technically about strength factors, weaknesses, opportunities and threats of cooperatives and companies to determine the development of marketing strategies and (c) formulate an appropriate operational strategy to achieve the hope of a good quality for cooperatives and companies from the marketing side.

Processing and data analysis by descriptive statistics and analytical and strategic marketing which includes aspects of supply and demand, market share, marketing technical and marketing costs. The scope of this research are the basis to analyze the Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) that aims to find out the marketing strategy that the entrepreneur of furniture always do in East Jakarta. Based on research results through the identification, analysis and discussion of the comparative development of marketing in the furniture industry center of East Jakarta, which resulted as follows: (1) the businessman of furniture in East Jakarta has the same furniture production, but each business group/company has superior products that are different, (2) the businessman of furniture/furniture industry in East Jakarta centers still rely on the local market share, while for the export market has not fully utilized, (3) each business groups/companies have different markets and market segmentation. While the result of marketing strategy analysis that had been done by the matrix Internal-External (IE), position furniture product marketing strategy in the furniture industry centre of East Jakarta on quadrant V and VIII are depicted as holding and maintaining for medium business groups and small business groups, as well as micro groups described as harvest or divest. Keywords: furniture, industry center, marketing, strategy

Page 4: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

iii

RINGKASAN

PAJARUDDIN. Analisis Pengembangan Strategi Pemasaran Mebel di Sentra Industri Mebel Jakarta Timur. Dibimbing oleh W.H. Limbong sebagai Ketua dan Amiruddin Saleh sebagai Anggota.

Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Ekspor hasil produksi IKM/UKM selama tahun 2007 mencapai Rp 142,8 triliun atau 20% terhadap total ekspor nonmigas nasional sebesar Rp 713,4 triliun.

Menurut data Badan Pusat Statistik (2008), industri mebel dan pengolahan lainnya merupakan salah satu industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008, yakni 34,16%.

Pangsa pasar industri mebel masih sangat terbuka luas khususnya untuk pasar ekspor. Porsi pasar Amerika mencapai 32,6% dari total ekspor mebel kayu Indonesia. Setelah itu, Jepang (11%), Belanda (9%), Prancis (6,6%) dan Inggris (4,6%) termasuk Uni Eropa dan Rusia, Timur Tengah (6%), Australia (4%). Sementara negara-negara pesaing adalah Italia (13,68%), China (14,18%), Jerman, (8,4%), Polandia (6,38%), Kanada (5,77%). Selama empat tahun terakhir, nilai dan volume ekspor mebel terus meningkat. Pada tahun 2005 nilai ekspornya US$ 1,79 miliar sebanyak 836 juta kg. Pada tahun 2006 naik 1,16% jadi US$ 1,81 miliar kendati volume turun menjadi 835 juta kg. Pada tahun 2007, nilai ekspor naik 8,35% menjadi US$ 1,96 miliar dengan volume ekspor seberat 898 juta kg dan tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi US$ 2,6 miliar.

Sentra industri mebel Jakarta Timur masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, antara lain (1) keterbatasan modal, (2) sulitnya memperoleh bahan baku, (3) keterbatasan untuk mengakses informasi pasar dan lain-lain. Untuk itu, perlu dilakukan kajian sejauh mana pengembangan strategi pemasaran, sehingga tetap eksis dan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan sebagai bahan untuk menyusun strategi umum untuk rencana pengembangan pemasaran, (2) menganalisa dan mengkaji secara teknis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman koperasi dan perusahaan untuk menentukan pengembangan strategi pemasaran dan (3) merumuskan strategi operasional yang tepat untuk mencapai harapan mutu yang bagus bagi koperasi dan perusahaan dari sisi pemasaran.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif, yaitu data primer bersumber langsung dengan wawancara langsung dan kuesioner. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari laporan/catatan aspek pemasaran, literatur dan kepustakaan lainnya. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara analisis statistik deskriptif dan analitis yang mencakup aspek-aspek penawaran dan permintaan, pangsa pasar, teknis pemasaran dan biaya pemasaran. Lingkup kajian ini merupakan landasan dalam melakukan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) yang bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan pelaku usaha/pengrajin mebel di sentra industri mebel Jakarta Timur.

Page 5: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

iv

Pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur di bawah binaan Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM) terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok usaha menengah, kelompok usaha kecil dan kelompok usaha mikro. Berdasarkan hasil pada faktor strategik internal pada kelompok usaha menengah hubungan baik perusahaan dengan KIKM sebagai faktor yang penting dalam menjalankan usaha dengan nilai skor (0,529) dan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki perusahaan menjajaki perluasan pasar, terutama untuk pasar ekspor. Sementara administrasi perusahaan yang kurang baik (0,140) harus mendapat perhatian yang cukup bagi pelaku usaha/pengrajin mebel. Sedangkan hasil pada faktor strategik internal pada kelompok usaha kecil, pengalaman perusahaan memproduksi mebel dengan nilai skor 0,540 sebagai faktor yang penting dalam menjalankan usaha sedangkan titik lemah yang paling utama untuk ditingkatkan adalah masalah teknologi yang dipakai perusahaan masih sederhana (0,166).

Berdasarkan hasil penelitian melalui identifikasi, analisis dan pembahasan secara komparatif pengembangan pemasaran pada sentra industri mebel Jakarta Timur dihasilkan hal berikut: (a) pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur mempunyai hasil produksi mebel yang sama namun masing-masing kelompok usaha/perusahaan mempunyai produk unggulan yang berbeda, (b) pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur masih mengandalkan pangsa pasar lokal, sedangkan untuk pasar ekspor belum tergarap secara maksimal. Masing-masing kelompok usaha/perusahaan mempunyai pasar dan segmentasi pasar berbeda. Sedangkan hasil analisis strategi pemasaran yang telah dilakukan dengan menggunakan matriks IE, posisi strategi pemasaran produk mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur berada pada kuadran V dan VIII yang digambarkan sebagai hold dan maintain untuk kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil, serta kelompok usaha mikro digambarkan sebagai harvest atau divestiture.

Alternatif strategi dari hasil analisis SWOT pada sentra industri mebel Jakarta Timur adalah mempertahankan pasar yang sudah ada, memperluas pasar, menjaga hubungan baik dengan KIKM Jakarta Timur, mendorong dukungan pemerintah terhadap industri mebel, meningkatkan desain/inovasi produk, menjalin hubungan baik dengan perbankan, memanfaatkan mesin produksi yang ada dengan sebaik-baiknya, memperbaiki administrasi perusahaan, menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, meningkatkan mutu produk, menetapkan harga produk dengan tepat dan membuat terminal bahan baku.

Dalam rangka pengembangan strategi pemasaran mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur di masa mendatang, pengrajin mebel anggota KIKM Jakarta Timur harus melakukan perbaikan-perbaikan secara internal, antara lain: (a) meningkatkan kualitas SDM (b) melakukan pengembangan produk (inovasi), (c) membuat merk (brand) produk mebel terutama bagi kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil, (d) mengembangkan target marketing ke luar Kota Jakarta dan pasar ekspor khususnya pada kelompok usaha menengah, (e) memanfaatkan fasilitas perbankan, (f) melakukan hubungan kerjasama (kemitraan) dengan usaha besar atau usaha menengah, serta (g) melakukan perbaikan manajemen administrasi dan keuangan perusahaan.

Page 6: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

v

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis

ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 7: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

vi

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR

PAJARUDDIN

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 8: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

vii

Judul Tugas Akhir : Analisis Pengembangan Strategi Pemasaran Mebel di Sentra Industri Mebel Jakarta Timur Nama Mahasiswa : Pajaruddin Nomor Pokok : F052054045 Program Studi : Industri Kecil Menengah

Disetujui

Komisi Pembimbing

(Ketua) Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS

(Anggota) Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

Diketahui

Ketua Program Studi

Industri Kecil Menengah

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 18 Agustus 2010 Tanggal Lulus :……………………...

Page 9: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA

Page 10: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

viii

PRAKATA

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul : ”ANALISIS

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL DI SENTRA

INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil

Menengah, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB).

Penulisan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui prakata ini

penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk-petunjuk

selama penelitian sehingga Tugas Akhir ini terselesaikan pada waktunya.

2. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

juga telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk

selama penelitian sehingga Tugas Akhir ini terselesaikan pada waktunya.

3. Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan yang sangat berarti guna kesempurnaan Tugas Akhir ini.

4. Keluarga besar penulis khususnya Kakak Masdewarna Lubis dan Tiarna Lubis

atas segala dukungan moril dan materiil untuk penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas informasi yang

diberikan dan kerjasama yang baik dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Akhirnya, atas bantuan, bimbingan dan pengarahan serta dorongan yang

diberikan semoga mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran yang membangun demi

kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

acuan bagi dunia industri kecil, khususnya industri mebel dalam pemasarannya.

Bogor, Agustus 2010

Penulis

Page 11: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Juni 1976 di Desa Sihepeng, Kecamatan

Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Penulis merupakan

anak ke delapan dari delapan bersaudara dari pasangan alm. Abdul Mutholib

Lubis dan almh. Nurima Harahap.

Riwayat pendidikan formal penulis dimulai di SD Inpres No.146277

Sihepeng, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera

Utara dan lulus pada tahun 1989, kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri Sihepeng,

Sumatera Utara dan lulus pada tahun 1992, selanjutnya meneruskan ke SMA

Negeri 3 Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera

Utara dan lulus pada tahun 1995. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan ke

Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui

jalur USMI (tidak lulus), selanjutnya meneruskan ke STIE BI Jakarta dan lulus

pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2006, penulis melanjutkan ke jenjang

pendidikan Strata Dua (S2) pada Magister Profesional Industri Kecil Menengah,

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (MPI-SPs IPB).

Selain sebagai mahasiswa penulis aktif di berbagai organisasi sosial dan

politik. Dalam organisasi sosial politik, penulis pernah menjabat sebagai

Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Koreksi Budaya Pemerintahan (Lekor

BP), Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional Pemuda Kebangsaan dan

kemudian diangkat sebagai Ketua. Wakil Sekretaris Jaringan Usahawan Mandiri

Indonesia (JUMI), Ketua Departemen Infokom Majelis Pengurus Pusat Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia Muda (ICMI Muda). Selain itu, penulis pernah

menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPR RI periode 2004-2009 dari Partai

Demokrasi Kebangsaan mewakili Daerah Pemilihan Sumatera Utara 1.

Pengalaman bekerja penulis dimulai sebagai staf consultant pada PT

Desakota Infra, Project Analys pada PT Daya Olah Sarana, kemudian sebagai

Manager Umum pada CV Mitra Mandiri Indonesia. Saat ini penulis bekerja

sebagai Wirausaha pada PT Sinergy Usaha Mulia, Jakarta.

Page 12: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ......................................................................................... ii RINGKASAN ....................................................................................... iii PRAKATA ........................................................................................... viii RIWAYAT HIDUP .............................................................................. ix DAFTAR ISI ......................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah.................................................................. 3 1.3 Tujuan ..................................................................................... 8 1.4 Kegunaan ................................................................................ 9 1.5 Ruang Lingkup ......................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Strategi ........................................................................ 10 2.2 Aspek Pemasaran .................................................................... 13 2.3 Strategi dan Persaingan Pemasaran ........................................... 22 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................. 26

III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian ...................................................... 27 3.2 Lokasi dan Waktu Kajian ......................................................... 29 3.3 Pengumpulan Data....................................................... .............. 29 3.4 Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Obyek Kajian ........ .......................................... 42 4.2 Kondisi Umum Perusahaan ..................................................... 50 4.3 Identifikasi dan Analisis Usaha .................................................. 57 4.4 Karakteristik Narasumber ......................................................... 69 4.5 Hasil Analisis SWOT .............................................................. 77

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................... ............................................... 106 5.2 Saran ......................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA .......................................... .................................... 107 LAMPIRAN .......................................... .................................................. 109

Page 13: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Klasifikasi perusahaan mebel anggota KIKM Jakarta Timur ...... 3

2. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan .................... 36

3. Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan ................... 36

4. Matriks EFE (External Factor Evaluation Matrix) ..................... 38

5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation Matrix) ....................... 38

6. Matriks SWOT ........................................................................... 40

7. Tingkat pendidikan SDM KIKM Jakarta Timur .......................... 45

8. Tingkat umur SDM KIKM Jakarta Timur ................................... 46

9. Produksi mebel ekspor DKI Jakarta, Nasional dan KIKM Jakarta Timur .................................................................. 58

10. Kriteria UMKM berdasarkan UU No. 20 tahun 2008 .................. 63

11. Pembuatan kursi tamu bungkus type 2:1:1 .................................. 65

12. Biaya produksi kursi tamu bungkus type 2:1:1 ........................... 65

13. Distribusi narasumber pemilik perusahaan menurut kelompok umur .......................................................................... 70

14. Distribusi narasumber pemilik perusahaan menurut tingkat pendidikan .................................................................................. 71

15. Pengalaman usaha mebel pemilik perusahaan ............................. 72

16. Deskripsi perusahaan mebel anggota KIKM Jakarta Timur......... 73

17. Faktor strategis internal kelompok usaha menengah ................... 85

18. Faktor strategis internal kelompok usaha kecil ............................ 86

19. Faktor strategis internal kelompok usaha mikro .......................... 87

20. Faktor strategis eksternal kelompok usaha menengah ................. 88

21. Faktor strategis eksternal kelompok usaha kecil.......................... 89

22. Faktor strategis eksternal kelompok usaha mikro ........................ 90

23. Matriks SWOT kelompok usaha pada sentra industri mebel Jakarta Timur ............................................................................. 94

Page 14: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Skema kerangka pemikiran ......................................................... 28

2. Diagram analisis SWOT ............................................................ 33

3. Diagram model matriks internal-eksternal .................................. 39

4. Proses produksi mebel KIKM Jakarta Timur .............................. 56

5. Alur pemasaran produk mebel ekspor ......................................... 61

6. Produk mebel sentra industri mebel KIKM Jakarta Timur .......... 62

7. Saluran distribusi mebel KIKM Jakarta Timur ............................ 67

8. Posisi perusahaan sentra industri mebel Jakarta Timur pada matriks internal-eksternal (Matriks IE) ............................... 91

Page 15: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner penelitian .................................................................. 110

2. Pembobotan terhadap faktor strategi internal .............................. 122

3. Pembobotan terhadap faktor strategi eksternal ............................ 123

4. Pemberian nilai peringkat terhadap peluang ................................ 124

5. Pemberian nilai peringkat terhadap ancaman .............................. 125

6. Pemberian nilai peringkat terhadap kekuatan .............................. 126

7. Pemberian nilai peringkat terhadap kelemahan ........................... 127

8. Pembobotan terhadap faktor internal kelompok usaha menengah 128

9. Penilaian bobot faktor strategi internal........................................ 130

10. Penentuan rating faktor strategi internal kelompok usaha menengah 130

11. Pembobotan terhadap faktor eksternal kelompok usaha menengah 131

12. Penilaian bobot faktor strategi eksternal ..................................... 133

13. Penentuan rating faktor strategi eksternal .................................. 133

14. Pembobotan terhadap faktor internal kelompok usaha kecil ........ 134

15. Penilaian bobot faktor strategi internal kelompok usaha kecil ..... 136

16. Penentuan rating faktor strategi internal kelompok usaha kecil ... 136

17. Pembobotan terhadap faktor eksternal kelompok usaha kecil ...... 137

18. Penilaian bobot faktor strategi eksternal kelompok usaha kecil ... 139

19. Penentuan rating faktor strategi eksternal kelompok usaha kecil. 139

20. Pembobotan terhadap faktor strategi internal kelompok usaha mikro 140

21. Penilaian bobot faktor strategi internal kelompok usaha mikro ... 142

22. Penentuan rating faktor strategis internal kelompok usaha mikro 142

23. Pembobotan terhadap faktor eksternal kelompok usaha mikro .... 143

24. Penilaian bobot faktor strategi eksternal kelompok usaha mikro . 145

25. Penentuan rating faktor strategi eksternal kelompok usaha mikro 145

26. Struktur organisasi KIKM Jakarta Timur .................................... 146

27. Daftar pengrajin mebel binaan KIKM Jakarta Timur tahun 2006-2008......................................................................... 147

Page 16: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan bagian integral dari dunia

usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mengingat

peranannya sangat penting dalam pembangunan, industri kecil menengah

harus terus dikembangkan dan saling memperkuat antara usaha kecil dan

usaha besar dalam rangka pemerataan serta mewujudkan kemakmuran yang

sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) IKM tahun 2007 terjadi di

semua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan

9,3%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,5%, dan sektor

pertambangan dan penggalian 7,8%. Jumlah populasi IKM pada tahun 2007

mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total unit usaha di

Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau

97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Ekspor hasil produksi IKM

selama tahun 2007 mencapai Rp 142,8 triliun atau 20 persen terhadap total

ekspor nonmigas nasional sebesar Rp 713,4 triliun (BPS, 2008).

Menurut Haeruman (2000), tantangan bagi dunia usaha terutama

pengembangan IKM, mencakup aspek yang luas, antara lain peningkatan mutu

sumber daya manusia (SDM), kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih

luas terhadap permodalan, informasi pasar yang transparan, faktor produksi

lainnya dan iklim usaha yang sehat mendukung inovasi, kewirausahaan dan

praktek bisnis serta persaingan yang sehat.

Namun permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam upaya

pengembangan pelaku usaha IKM yang tangguh adalah pemilihan dan

penetapan strategi program pengembangan untuk dua kondisi yang berbeda.

Kondisi yang dimaksud adalah (1) mengembangkan pelaku usaha yang sudah

ada supaya menjadi tangguh atau (2) mengembangkan wirausaha baru yang

tangguh.

Strategi program pengembangan untuk kedua kondisi tersebut di atas

haruslah berbeda secara spesifik, bahkan strategi pengembangan untuk pelaku

Page 17: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

2

usaha yang sudah ada pun tidak dapat dilakukan dengan penyeragaman. Setiap

jenis usaha, bahkan setiap pelaku usaha pada jenis yang sama akan

mempunyai permasalahan yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu

penelitian yang matang dan mendalam untuk mengetahui apa sebenarnya

permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil menengah.

Pengembangan industri mebel menjadi sangat relevan dilakukan di

Indonesia mengingat struktur usaha yang berkembang selama ini bertumpu

pada keberadaan IKM, meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan, baik

dari segi nilai tambah maupun dari keuntungan/laba yang diperoleh. Tanpa

disadari ternyata cukup banyak IKM selama ini berorientasi ekspor, sehingga

sangat membantu pemerintah dalam mendapatkan devisa dibandingkan usaha

besar yang justru mengeksploitasi pasar domestik dalam penjualannya.

Selama empat tahun terakhir, nilai dan volume ekspor mebel terus

meningkat. Menurut data dari Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan

Indonesia (Asmindo) dan Departemen Perdagangan (Depdag), pada tahun

2005 nilai ekspornya US$ 1,79 miliar sebanyak 836 juta kg. Pada tahun 2006

naik 1,16% jadi US$ 1,81 miliar kendati volume turun menjadi 835 juta kg.

Pada tahun 2007, nilai ekspor naik 8,35% menjadi US$ 1,96 miliar dengan

volume ekspor seberat 898 juta kg dan tahun 2008 mengalami kenaikan

menjadi US$ 2,6 miliar (Asmindo dan Depdag, 2008). Untuk tahun 2009

diperkirakan naik sebesar 10% menjadi US$ 2,8 miliar dengan asumsi

menargetkan 12.500 orang pembeli dari dalam negeri dan luar negeri pada

pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) bulan

Maret tahun 2009.

Menurut data BPS (2008), industri mebel dan pengolahan lainnya

merupakan salah satu industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan

tertinggi pada tahun 2008, yakni 34,16%. Kenaikan pertumbuhan produksi

tersebut disebabkan karena pemerintah telah memperketat ekspor bahan baku

kayu dan rotan dalam bentuk sederhana. Selain itu penyebab utama kenaikan

ekspor mebel Indonesia adalah karena keunikan dan ciri khas produk, dimana

pembuatannya masih manual alias hand made.

Page 18: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

3

Pangsa pasar industri mebel masih sangat terbuka luas khususnya untuk

pasar ekspor. Amerika Serikat masih menjadi pasar terbesar mebel Indonesia.

Porsi pasar Amerika mencapai 32,6% dari total ekspor mebel kayu Indonesia.

Setelah itu, Jepang (11%), Belanda (9%), Prancis (6,6%) dan Inggris (4,6%)

termasuk Uni Eropa dan Rusia, Timur Tengah (6%), Australia (4%).

Sementara negara-negara pesaing adalah Italia (13,68%), China (14,18%),

Jerman (8,4%), Polandia (6,38%) dan Kanada (5,77%). Selain kayu, jenis

ekspor mebel juga berasal dari bahan rotan, besi, dan plastik (Asmindo &

Depdag, 2008). Tahun 2008 ekspor mebel Indonesia ke Prancis pada Januari-

September 2008 mencapai US$ 79 juta atau meningkat 3,3% dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya (Asmindo & Depdag, 2008).

1.2 Perumusan Masalah

Di Jakarta Timur terdapat ratusan unit usaha yang bergerak di bidang

permebelan, di antaranya ada 67 unit usaha/pelaku usaha dan pengrajin mebel

yang aktif bergabung dalam Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM).

KIKM Jakarta Timur ini adalah sebagai wadah bagi pelaku usaha/pengrajin

mebel yang bertujuan untuk membina pengrajin mebel di Jakarta Timur

terutama dalam bidang pemasaran produk.

Berdasarkan klasifikasinya pelaku usaha/pengrajin mebel anggota

KIKM Jakarta Timur pada sentra industri mebel di Jakarta Timur dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai mana terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi perusahaan mebel anggota KIKM Jakarta Timur

No. Spesifikasi Perusahaan

Klasifikasi usaha mebel Ket. Menengah Kecil Mikro 1 Bentuk CV UD Perorangan 2 Modal Cukup Kurang Kurang 3 Umur Lama Lama Singkat* *± 5 tahun 4 SDM Baik Kurang Kurang 5 Manajemen Baik Kurang** Kurang **Turunan 6 Pengalaman Baik Baik Kurang 7 Teknologi Cukup Kurang Kurang 8 Pemasaran Baik Cukup Kurang

Page 19: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

4

Spesifikasi perusahaan mebel berdasarkan klasifikasi usaha mebel

KIKM Jakarta Timur pada Tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. CV : Commanditaire Vennootschap (CV) adalah suatu perusahaan yang

didirikan oleh satu atau beberapa orang secara tanggung-menanggung,

bertanggung jawab untuk seluruhnya atau bertanggung jawab secara

solider, dengan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldschieter)

(Wijaya, 2000). CV merupakan bentuk badan hukum terpisah suatu

perusahaan yang pendiriannya disahkan oleh pemerintah melalui Notaris.

Usaha Dagang (UD) adalah legalitas perusahaan yang dikeluarkan melalui

Kantor Kelurahan sesuai dengan domisisli perusahaan setempat,

sedangkan usaha bentuk perorangan belum berbadan hukum. Perusahaan-

perusahaan mebel dalam bentuk CV pada sentra industri mebel Jakarta

Timur terdapat pada kelompok usaha menengah, sedangkan berbentuk

UD dan perorangan terdapat pada kelompok usaha kecil dan usaha mikro.

b. Cukup : pengertian “cukup” pada sentra industri mebel Jakarta Timur baik

yang berkaitan dengan modal usaha maupun teknologi yang dipakai adalah

kesanggupan atau ketersediaan modal usaha dan teknologi sudah

mencukupi sesuai dengan yang dibutuhkan, sedangkan pengertian

“kurang” adalah keterbatasan modal usaha maupun teknologi produksi

yang dipakai dalam usaha mebel.

c. Lama : pengertian “lama” pada sentra industri mebel Jakarta Timur

berkaitan dengan umur perusahaan. Klasifikasi perusahaan berumur

“lama” adalah kelompok usaha/perusahaan mebel yang berumur di atas 15

tahun, sedangkan kekompok usaha/perusahaan mebel berumur “singkat”

adalah perusahaan-perusahaan berumur di bawah lima tahun.

d. Baik : pengertian “baik” berkaitan dengan SDM (karyawan) perusahaan,

manajemen perusahaan, pengalaman perusahaan dan pemasaran

perusahaan yang dimiliki kelompok usaha/perusahaan pada sentra industri

mebel Jakarta Timur. SDM dikategorikan “baik” adalah SDM yang

berpengalaman cukup lama di bidang permebelan, sedangkan pengertian

“kurang” adalah SDM yang pengalamannya masih di bawah tujuh tahun.

Page 20: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

5

Manajemen perusahaan dikatakan “baik” adalah kelompok

usaha/perusahaan mebel yang bersifat konvensional, tetapi sudah mulai

terbuka dengan sistem administrasi dan keuangan. Sedangkan kategori

“kurang” adalah pengelolaan perusahaan masih bersifat konvensional dan

turun-temurun. Pengalaman kelompok usaha/perusahaan mebel di atas 10

tahun dikategorikan dengan kategori “baik,” sedangkan kategori “kurang

baik” adalah perusahaan mebel yang beroperasi di bawah tujuh tahun.

Kelompok usaha/perusahaan mebel yang mempunyai pangsa pasar dan

segmen pasar tersendiri dikategorikan sebagai perusahaan yang

mempunyai pemasaran “baik,” sedangkan perusahaan mebel yang “kurang

baik” adalah perusahaan mebel yang hanya mengandalkan pasar pada

pameran di Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel (PPIKM) Jakarta

Timur dan pesanan dari konsumen.

Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai ketiga

kelompok usaha yang terdapat pada Tabel 1 di atas, berikut ini dapat

dijelaskan dari masing-masing kelompok, yaitu :

1. Kelompok Usaha Menengah, yaitu kelompok usaha mebel yang sudah

mengalami kemajuan ditinjau dari segi aspek manajemen, SDM,

pemasaran, umur perusahaan dan pengalaman perusahaan. Perusahaan

yang termasuk dalam kelompok ini adalah perusahaan-perusahaan yang

cukup lama, bersifat turun-temurun dan sebagian sudah berbadan hukum.

Dalam operasionalnya, kelompok usaha ini bergerak mulai dari produksi,

finishing sampai ke pemasaran produk. Selain itu, kelompok ini sudah

mempunyai workshop sebagai tempat produksi dan showroom sebagai

tempat penampungan produk sekaligus sebagai tempat pemasaran.

2. Kelompok Usaha Kecil, kelompok ini adalah perusahaan mebel yang pada

dasarnya hampir sama dengan perusahaan pada kelompok menengah.

Namun pada kelompok ini pada umumnya perusahaan belum berbadan

hukum. Selain umur perusahaan sudah lama, pengalaman perusahaan juga

sudah banyak tapi manajemen perusahaan belum bagus karena memakai

sistem manajemen konvensional. Kelompok usaha kecil ini adalah

kelompok yang paling banyak di antara anggota KIKM Jakarta Timur.

Page 21: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

6

Kelompok usaha kecil ini hanya mempunyai workshop sebagai

tempat produksi dan masih mengalami sejumlah hambatan, antara lain

permodalan yang belum memadai, tenaga yang terampil dalam desain

produk, showroom dan pemasaran produk. Dalam operasionalnya

kelompok ini bergerak pada bidang produksi, finishing dan pemasaran.

3. Kelompok Usaha Mikro/Pemula, pelaku usaha/pengrajin mebel yang

termasuk dalam kelompok ini adalah pelaku usaha/pengrajin mebel

pendatang baru atau pemula. Artinya, usaha mebel yang dijalankan baru

beroperasi paling lama lima tahun. Selain pengalaman belum banyak,

manajemen usaha masih bersifat manajemen keluarga. Pengrajin mebel

yang tergabung pada kelompok ini kebanyakan berasal dari orang-orang

yang alih profesi dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kelompok usaha ini hanya mempunyai workshop sebagai tempat

produksi. Sementara produk yang sudah siap jual biasanya diambil para

agen atau pengumpul. Kelompok ini masih banyak mengalami sejumlah

hambatan antara lain permodalan yang belum memadai, manajemen,

SDM, pengalaman, pemasaran, teknologi dan infrastruktur (showroom).

Dalam perkembangannya, KIKM Jakarta Timur sebagai wadah bagi

pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel di Jakarta Timur

belum menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan SDM yang cukup untuk mengelola KIKM

Jakarta Timur tersebut. Di samping itu, pengurus KIKM Jakarta Timur adalah

bagian dari pelaku usaha/pengrajin mebel itu sendiri, sehingga waktu dan

pikiran masih terfokus pada usahanya. Namun demikian, KIKM Jakarta

Timur ini telah menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah dan asosiasi,

antara lain : Sudin Perdagangan Jakarta Timur, Sudin Kopeasi dan UKM

Jakarta Timur, Bank Indonesia (BI) dan Asmindo.

Dalam operasionalnya, KIKM Jakarta Timur mengadakan kegiatan

pelatihan, pameran produk dan studi banding ke industri mebel lain. Kegiatan

yang dilakukan KIKM Jakarta Timur antara lain melaksanakan pameran

produk bulanan setiap bulan yang bertempat di PPIKM Jakarta Timur yang

berlokasi di Jl. Jatinegara Kaum No.3 Pulogadung, Jakarta Timur. Setiap

Page 22: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

7

anggota KIKM Jakarta Timur berhak untuk ikut dalam pameran tersebut

dengan sistem tukar tempat (rooling) setiap pameran dilaksanakan.

Selain itu, KIKM Jakarta Timur juga mengikutsertakan para anggota

yang berminat dalam acara pameran produk mebel yang berskala lebih besar

bahkan berskala nasional. Di samping itu, KIKM Jakarta Timur ini juga

mengadakan pelatihan bekerjasama dengan pihak ketiga, antara lain: Sudin

Perindag Jakarta Timur, Balai Kerajinan Dinas Perindag DKI Jakarta,

Kementerian Koperasi dan UKM, Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

(Jamsostek), BI, PT Propan Raya dan lain-lain. Dalam pelatihan ini

diharapkan agar anggota KIKM Jakarta Timur lebih bisa memahami tentang

manajemen, desain produk, mutu produk dan akses pemasaran yang lebih

luas termasuk untuk pasar ekspor.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan mebel yang tergabung dalam

KIKM Jakarta Timur ini masih belum berkembang secara maksimal karena

menghadapi berbagai hambatan dan kendala, yaitu (1) keterbatasan modal,

(2) kurangnya akses yang lebih luas terhadap perbankan, (3) sulitnya

memperoleh bahan baku, (4) tingginya harga bahan baku, (5) kurangnya

peningkatan mutu SDM, (6) masuknya produk mebel impor asal China, (7)

kurangnya pengembangan desain produk, (8) meningkatnya biaya produksi,

(9) menurunnya volume penjualan, (10) keterbatasan jaringan kerja, (11)

keterbatasan untuk mengakses informasi pasar yang luas, (12) keterbatasan

jangkauan pasar ekspor, (13) kurangnya pemasaran yang strategik, (14)

lemahnya manajemen perusahaan, (15) kurangnya teknologi produksi yang

dimiliki dan (16) persaingan yang ketat antara sesama pengrajin mebel.

Kesulitan memperoleh bahan baku dan keterbatasan modal usaha

merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan usaha mebel pada

sentra industri mebel Jakarta Timur ini tidak dapat tumbuh lebih cepat dan

mempunyai daya saing, baik di pasar lokal maupun pasar internasional.

Kesulitan bahan baku ini disebabkan adanya monopoli bahan baku oleh pihak

ketiga mulai dari hulu sampai ke hilir, sehingga untuk memperoleh bahan

baku, para pelaku usaha/pengrajin mebel harus mengeluarkan ongkos yang

Page 23: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

8

lebih mahal (high cost) yang pada akhirnya sangat merugikan para

pelaku/pengrajin mebel, terutama pada kelompok usaha mikro.

Keterbatasan modal usaha yang dimiliki tidak dapat meningkatkan alat

teknologi produksi. Hal ini sangat berpengaruh dalam peningkatan volume

produksi mebel yang dihasilkan, sehingga berdampak pada omzet penjualan.

Selain itu, masuknya produk mebel impor asal China yang harganya lebih

murah dan desain yang lebih variatif berdampak menurunnya omzet

penjualan mebel produk lokal, karena banyak konsumen beralih ke produk

mebel impor China. Namun demikian, sentra usaha industri mebel di Jakarta

Timur tetap bertahan dan berkembang di antara peluang dan ancaman yang

tetap mewarnai bisnis ini.

Berdasarkan uraian dan kondisi yang dikemukakan di atas, maka dapat

disusun rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi usaha yang diterapkan KIKM Jakarta Timur dan

perusahaan guna menangkap peluang pasar pada sentra industri mebel di

Jakarta Timur agar tetap eksis dan berkembang ?

2. Strategi apakah pemasaran yang digunakan KIKM Jakarta Timur dan

perusahaan pada sentra industri mebel di Jakarta Timur ?

3. Bagaimana alternatif strategi operasional KIKM Jakarta Timur dan

perusahaan untuk mengatasi kendala dan hambatan pada sentra industri

mebel di Jakarta Timur agar tetap eksis dan berkembang ?

1.3 Tujuan

Dari pemaparan permasalahan yang dikemukakan di atas, dapat

dirumuskan tujuan penelitian tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi strategi usaha yang diterapkan KIKM Jakarta Timur dan

perusahaan pada sentra industri mebel di Jakarta Timur.

2. Mengetahui dan menganalisa berbagai aspek strategi pemasaran yang

digunakan KIKM Jakarta Timur dan perusahaan di sentra industri mebel

Jakarta Timur.

3. Merumuskan alternatif strategi operasional yang tepat untuk mengatasi

kendala dan hambatan, agar KIKM Jakarta Timur dan perusahaan pada

sentra industri mebel di Jakarta Timur tetap eksis dan berkembang.

Page 24: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

9

1.4 Kegunaan

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Sebagai bahan masukan, sumbangan pemikiran dan pertimbangan kepada

pengrajin mebel pada sentra industri mebel di Jakarta Timur dalam pemecahan

masalah yang dihadapi berkaitan dengan bidang pemasaran.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Sudin Koperasi dan UKM Jakarta

Timur untuk melakukan kebijakan dalam pengelolaan dan pengembangan

IKM di Jakarta Timur khususnya industri mebel.

3. Diharapkan dapat menjadi literatur sebagai bahan rujukan untuk penelitian

lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah pengembangan strategi

pemasaran khususnya yang ada kaitannya dengan industri mebel.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup tugas akhir ini adalah (1) KIKM Jakarta Timur dan (2)

Perusahaan-perusahaan mebel anggota KIKM Jakarta Timur. Ruang lingkup

tugas akhir ini membahas tentang analisis strategi pemasaran yang dilakukan

oleh KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel anggota KIKM Jakarta

Timur serta pengaruhnya terhadap pengembangan pemasaran pada sentra

industri mebel di Jakarta Timur. Selain itu, menganalisis pengaruh

pengembangan strategi pemasaran terhadap penjualan mebel pada sentra

industri mebel di Jakarta Timur yang meliputi penawaran dan permintaan,

pangsa pasar, nilai tambah, teknik pemasaran dan biaya pemasaran agar

penjualan mencapai tingkat yang optimal.

Page 25: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Adapun

definisi strategi dalam perkembangannya terdapat perbedaan pada berbagai

konsep yang antara lain dikutip oleh Rangkuti (2008), yaitu :

Menurut Chandler dalam Rangkuti (2008), strategi adalah alat untuk

mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumberdaya manusia. Menurut

Learned et al. dalam Rangkuti (2008), strategi adalah alat untuk menciptakan

keunggulan bersaing. Dengan demikian satu fokus strategi adalah

memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak. Argyris, Mintzberg,

Steiner and Miner dalam Rangkuti (2008) menyatakan bahwa strategi

merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang

dan ancaman eksternal, serta kekuatan dan kelemahan internal dan yang dapat

mempengaruhi organisasi.

Menurut Andrews dan Chaffe dalam Rangkuti (2008) strategi adalah

kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti debholders, manajer, karyawan,

konsumen, komunitas dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak

langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua

tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Hamel and Parahalad dalam

Rangkuti (2008) menyatakan strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di

masa depan.

Griffin (2000), menyatakan strategi adalah sebagai rencana

komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi (strategy is a comprehensive

plan for acomplishing an organization’s goals). Strategi tidak hanya sekedar

mencapai tujuan, tetapi strategi juga untuk mempertahankan keberlangsungan

organisasi dalam menjalankan aktivitasnya.

Mintzberg dalam Robbins dan Coulter (2002) menyatakan bahwa tugas

utama manajer dalam strategi pemasaran adalah tugas rasional yang

Page 26: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

11

berhubungan dengan hubungan pribadi, tugas yang berhubungan dengan

pencarian informasi dan penggunanya secara cerdas (intelegent) serta

berkaitan dengan pengambilan keputusan baik operasional, taktis dan

strategis.

Menurut Porter (2004), strategi adalah alat yang sangat penting untuk

keunggulan bersaing dalam organisasi. David (2004) menyebutkan strategi

adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. David (2006)

menyebutkan manajemen strategis (strategic management) adalah seni dan

ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan

lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ”apa

yang dapat terjadi,” bukan dimulai ”apa yang terjadi.” Terjadinya kecepatan

inovasi pasar dan perubahan pada konsumen memerlukan kompetensi inti

(core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti dalam bisnis

yang dilakukan (Rangkuti, 2008).

Dari berbagai definisi mengenai strategi tersebut di atas, secara umum

dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian

manuver yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tidak

kasat mata untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan masyarakat. Dalam perkembangannya banyak terdapat pengertian

dan penafsiran yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan pandangan yang

keliru tentang kegiatan dan tugas seseorang yang terdapat dalam bidang

pemasaran.

Gambaran tentang pemasaran secara luas dapat diketahui dari beberapa

definisi, antara lain dikutip oleh Kotler dan Keller (2007a), yaitu American

Marketing Association (AMA) mendefinisikan secara formal bahwa

pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan para pemilik sahamnya.

Page 27: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

12

Menurut Kotler dan Susanto (2001), pengertian lain dari pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok

mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pengertian pemasaran menurut Assauri (2007) adalah usaha untuk

menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-

orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan

promosi dan komunikasi yang tepat.

Ciptono, dkk (2009) mengutip beberapa istilah pemasaran, antara lain

pendapat Gronroos yang menyatakan pemasaran adalah mengembangkan,

mempertahankan dan meningkatkan relasi dengan para pelanggan dan mitra

lainnya, dengan mendapatkan laba sedemikian rupa sehingga tujuan masing-

masing pihak tercapai. Evan dan Berman dalam Ciptono dkk (2009)

menyebutkan bahwa pemasaran merupakan pengantisipasian, pengelolaan dan

pemuasan permintaan melalui proses pertukaran. Miller dan Lyton dalam

Ciptono dkk (2009) menyebutkan bahwa pemasaran adalah sistem total

aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu

merumuskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Menurut Doyle dalam Ciptono dkk (2009) pemasaran adalah

proses manajemen yang berupaya memaksimumkan laba (returns) bagi

pemegang saham dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan utama.

Meldrum dalam Ciptono dkk (2009) mendefinisikan pemasaran adalah proses

bisnis yang berusaha menyelaraskan antara sumberdaya manusia, finansial dan

fisik organisasi dengan kebutuhan dan keinginan para pelanggannya dalam

konteks strategi kompetitif organisasi.

Asosiasi Marketing Amerika dalam Istijanto (2009) menyatakan bahwa

pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan,

mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan serta

mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat

bagi organisasi dan para stakeholder-nya.

Page 28: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

13

Menurut Kotler dan Keller (2007a), definisi pemasaran dibedakan secara

sosial dan manajerial, yaitu pemasaran secara manajerial adalah sebagai seni

dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan

menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul sedangkan pengertian

pemasaran secara sosial adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain (Kotler dan Keller, 2007a).

Formula strategi pemasaran Robbins dan Coulter (2002), menyatakan

bahwa formulasi strategis dalam mencapai tujuan dimulai dari identifikasi

visi, misi, lalu analisa lingkungan eksternal dan internal (SWOT),

merumuskan strategi, mengimplementasikan strategi lalu mengevaluasi hasil.

Dari pengertian tersebut di atas dapat memberikan gambaran bahwa

pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling

berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara

individual maupun kelompok. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam

suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri,

peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan dengan

berdasarkan prinsip inti yang meliputi kebutuhan (needs), produk (goods,

services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran,

transaksi, hubungan, jaringan pasar dan pemasar serta prospek pasar.

2.2 Aspek Pemasaran

2.2.1 Penawaran dan Permintaan

a. Keadaan dan Prospek Pasar

Kondisi dan situasi pasar industri mebel harus kita ketahui

sebagai bahan referensi dalam menjalankan usaha, seperti ukuran

pasar, pertumbuhan pasar, pangsa pasar dan indeks pangsa pasar

(Davis, 2005). Peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan agar dapat

diketahui untuk menggambarkan peubah-peubah kunci yang sangat

mempengaruhi kunci keberhasilan bisnis. Perusahaan perlu mengkaji

Page 29: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

14

tingkat permintaan konsumen di pasar sasaran sehingga dapat

melayani dan kemungkinan berhasilnya menguasai pasar.

b. Tingkat Penawaran dan Permintaan

Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen

menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi

ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga

tertentu. Permintaan bersangkut-paut dengan pembelian dan

pemakaian sedangkan penawaran bersangkut-paut dengan penyediaan

dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang

tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.

Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa

keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau

jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam

harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang

mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan

yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi

permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai

situasi dan tingkat harga. Hukum permintaan, hukum ekonomi berlaku

ceteris paribus. Singkatnya hukum permintaan adalah permintaan

bertambah apabila harga turun dan berkurang apabila harga naik.

2.2.2 Pangsa Pasar

a. Pangsa pasar

Pangsa pasar adalah penjualan perusahaan tersebut yang

dinyatakan sebagai persentase dari penjualan pasar total. Pangsa pasar

dapat diukur dengan tiga cara, yaitu (1) keseluruhan pangsa pasar

adalah penjualan perusahaan tersebut yang dinyatakan sebagai

persentase dari penjualan pasar total, (2) pangsa pasar yang dilayani

adalah penjualannya yang dinyatakan sebagai persentase penjualan total

di pasar yang dilayaninya dan (3) pangsa pasar relatif dapat dinyatakan

sebagai pangsa pasar dalam kaitannya dengan pesaing terbesarnya

(Kotler dan Keller, 2007a). Suatu perusahaan perlu menganalisis pangsa

Page 30: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

15

pasar, misalnya apakah akan bertahan atau pengembangan pada pasar

domestik/lokal atau menjajaki peluang pangsa pasar ekspor atau

ekspansi.

Menurut Foster (2001) pangsa pasar adalah memecah-mecah

suatu keseluruhan yang heterogen menjadi suatu bagian yang homogen

mencakup suatu pelanggan yang mempunyai kepentingan yang sama

untuk tujuan yang berbeda-beda. Sedangkan pengertian pangsa pasar

menurut Assauri (2007) adalah besarnya bagian atau luasnya total pasar

yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan yang biasanya dinyatakan

dengan persentase.

Pangsa pasar menjelaskan persentase dari total pasar yang

diwakili oleh produk perusahaan. Hal ini merupakan suatu ukuran

pemasaran yang berguna karena merupakan indikasi penetrasi

perusahaan terhadap kompetisi. Namun pangsa pasar adalah salah satu

dari beberapa indikator kesuksesan, tidak cukup hanya memperoleh

pangsa pasar tapi harus juga menganalisis bagaimana cara

memperolehnya. Apakah dengan menurunkan harga (margin laba kecil)

atau ada kompetitor yang jatuh (Davis, 2005).

b. Struktur Penjualan dan Lingkup Pemasaran

Kotler (1997) menjabarkan struktur pasar berdasarkan jumlah

penjual dan diferensiasi dalam pasar tersebut ke dalam empat struktur,

yaitu monopoli, murni, oligopoli, monopolistik dan persaingan murni.

Titik awal untuk menjelaskan suatu pasar adalah dengan menspesifikasi

apakah dalam pasar tersebut terdapat satu, sedikit atau banyak penjual

dari suatu produk, dan apakah produk tersebut homogen atau

terdeferensiasi. Bagaimana melakukan pemasaran, apakah langsung ke

konsumen atau melalui perantara agen ? Selain itu, apakah pemasaran

yang dilakukan untuk pangsa pasar lokal atau pangsa pasar ekspor ?

2.2.3 Analisis Nilai Tambah (Value Added)

Nilai tambah (value added) didefinisikan sebagai pertambahan

nilai yang terjadi pada suatu komoditi, akibat mengalami pengolahan lebih

lanjut dalam suatu proses produksi (Tambunan, 1997). Berdasarkan

Page 31: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

16

pengertian ini, maka industri mebel dapat dikatakan sebagai industri yang

mampu memberikan nilai tambah.

a. Jenis-jenis Produk

Jenis produk mebel yang dihasilkan pada sentra industri mebel di

Jakarta Timur antara lain adalah kursi dan meja makan, kursi dan meja

belajar, kursi dan meja kantor, lemari, kamar set, kitchenset, sketsel dan

lain-lain.

b. Nilai Tambah Produk

Penciptaan nilai tambah yang sukses membutuhkan penyerahan

nilai tambah yang sukses. Analisis nilai tambah berguna untuk

peningkatan margin atau laba perusahaan. Kebanyakan produsen tidak

menjual barang-barang mereka secara langsung kepada konsumen atau

pengguna akhir, antara mereka ada sekelompok perantara yang

melakukan berbagai fungsi (Kotler dan Keller, 2007b).

Dalam hal ini, dianalisis produk mebel yang akan dijual

langsung dari workshop atau perusahaan ke konsumen/pengguna akhir

atau kepada perantara/agen dengan senilai (Rp.x) jika dibandingkan

apabila dijual dalam kondisi diolah terlebih dahulu menjadi mebel

dengan finishing dan desain komplit. Kemudian dilihat, apakah nilainya

meningkat menjadi (Rp. x+y)

c. Limbah Produk

Limbah produk perusahaan mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur berupa sisa potongan bahan baku, sisa potongan bahan olahan,

serbuk gergajian dan lain-lain akan dimanfaatkan untuk menghasilkan

uang atau tidak.

2.2.4 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat diukur dengan melakukan analisis laporan

keuangan dalam periode waktu tertentu. Kinerja keuangan dalam suatu

perusahaan sangat penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kekuatan perusahaan bisa bertahan dan berkembang. Kinerja keuangan ini

bertujuan tidak hanya memberikan rumus untuk memperoleh angka-angka

Page 32: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

17

yang diharapkan, tetapi untuk menganalisis semua angka-angka yang saling

berkaitan dalam rangka memecahkan masalah dalam perusahaan.

a. Analisis Neraca Keuangan dan Rugi/Laba Perusahaan

Laporan neraca keuangan dan rugi/laba perusahaan adalah dasar

yang terdapat dalam laporan keuangan untuk mengukur kondisi

keuangan suatu perusahaan. Neraca keuangan terdiri dari komposisi

aktiva dan komposisi hutang serta modal. Sedangkan laporan rugi/laba

terdiri dari komposisi penjualan, harga pokok dan biaya-biaya

perusahaan dalam periode tertentu. Financial statement (laporan

keuangan) bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi

keuangan KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel.

b. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah ”wakil perusahaan” dalam menjelaskan

posisi keuangan. Pada umumnya ada dua macam laporan keuangan yang

sering digunakan dalam perusahaan, yaitu neraca (balance sheet) dan

laporan rugi/laba (income statement). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(1985) tujuan laporan keuangan adalah :

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan

yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh untung.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat membantu para

pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba/keuntungan.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan

aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai

aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan

pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akutansi yang

dianut perusahaan.

Page 33: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

18

i. Neraca Keuangan

Analisis neraca keuangan bertujuan untuk mengetahui posisi

keuangan perusahaan pada periode waktu, pada umumnya

dilakukan pada akhir tahun. Neraca keuangan mencerminkan

semua transaksi yang dibuat oleh perusahaan pada periode tertentu

yang memuat semua informasi mengenai semua sumber dana

assets dan equity, misalnya bunga dari kreditor dan pemilik.

ii. Laporan rugi/laba

Laporan rugi/laba menjelaskan tentang pendapatan dan

pengeluaran perusahaan pada periode waktu tertentu, misalnya

informasi mengenai inflow aset (revenues), outflow aset (expenses)

dan kenaikan atau penurunan yang dihasilkan oleh semua kegiatan

perusahaan. Neraca keuangan dan laporan rugi/laba dapat

memperlihatkan keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu

tetapi laporan keuangan ini tidak dapat menggambarkan

kecenderungan keuangan perusahaan pada masa mendatang. Oleh

karena itu, perbandingan runtut waktu (data time series) dan

perubahannya sangat diperlukan.

2.2.5 Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara

cepat kinerja keuangan perusahaan (Syamsudin, 2001). Sedangkan menurut

Riyanto (2001) menyatakan bahwa rasio merupakan alat yang dinyatakan

dalam arithmetikal term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan

dua data, dan jika dihubungkan dengan masalah keuangan maka menjadi

data keuangan. Dalam rasio keuangan dianalisis keuangan secara

menyeluruh untuk bagaimana dan di mana perusahaan tersebut

menghasilkan uangnya.

Tujuan analisis rasio keuangan dalam perusahaan adalah :

a. Mengevaluasi situasi yang terjadi pada perusahaan saat ini.

b. Memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang.

Rangkuti (2008) menyatakan bahwa secara umum jenis-jenis rasio

keuangan dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu rasio likuiditas, rasio

leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio penilaian saham.

Page 34: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

19

a. Rasio Likuiditas (likuidity ratio)

Rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dalam penelitian ini rasio

likuiditas yang dipakai untuk melihat kinerja keuangan perusahaan

adalah :

1) Current Ratio (CR) yaitu rasio antara harta lancar (current assets)

dengan hutang lancar (current liabilities).

Total Current Assets Current Ratio = x 100%

Total Current Liabilities

2) Quick Ratio (QR) atau Acid Test Ratio (ATR), yaitu rasio antara

harta lancar dikurangi persediaan (inventory) dibagi dengan hutang

lancar.

Total Quick Assets Qiuck Ratio = x 100%

Total Current Liabilities

3) Rasio Hutang (leverage ratio)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh pihak luar (dengan hutang). Rasio

keuangan yang termasuk dalam leverage ratio ini adalah : Debt

Ratio (DR) dan Debt Equity Ratio (DER).

4) Ratio Aktivitas (activity ratio)

Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam mengelola dana perusahaan. Rasio keuangan yang termasuk

pada activity ratio adalah : Inventory Turn Over (ITO) dan Return

Turn Over (RTO)

5) Rasio Keuntungan (profitability ratio)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas keseluruhan

manajemen yang dapat dilihat dari keuntungan yang dihasilkan.

Rasio keuangan yang termasuk dalam Profitability Ratio adalah :

Profit Marjin (PM), Return on Equity (ROE), Return on Investment

(ROI) dan Return of assets (ROA).

Page 35: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

20

2.2.6 Teknik Pemasaran

a. Analisis Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya. Mc

Carthy dalam Kotler (2000) mengklasifikasikan menjadi empat

kelompok besar (marketing mix) dengan 4P’s (four P’s) ditinjau dari

sudut produsen/penjual, yaitu product (produk), price (harga), place

(tempat/distribusi) dan promotion (promosi). Empat peubah tersebut

saling berhubungan dan membentuk sebuah paket utuh yang turut

menentukan derajat kesuksesan program pemasaran yang dijalankan.

Bauran pemasaran menggambarkan pandangan penjual tentang alat

pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli (Kotler dan

Keller, 2007b). Sedangkan bauran komunikasi (communication mix)

ditinjau dari sudut konsumen/pelanggan adalah customer needs and

wants (kebutuhan dan keinginan pelanggan), cost to the customer (biaya

yang ditanggung pelanggan), convenience (kemudahan) dan

communication (komunikasi).

b. Analisis Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang

memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat

tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu,

penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan

(eksternal dan internal) perusahaan melalui analisis kekuatan

(keunggulan dan kelemahan) perusahaan serta analisis kesempatan dan

ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya (Assauri, 2007).

Analisis strategi pemasaran dengan melakukan analisis SWOT

berdasarkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dalam menghasilkan strategi pemasaran

yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi maupun yang

diantisipasi.

Page 36: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

21

2.2.7 Biaya Pemasaran

Menurut Kusnadi dan Zainal (2002) biaya pemasaran adalah biaya

yang dibebankan (segala pengeluaran) di dalam penjualan suatu barang

atau jasa dari keluarnya barang sampai ke tangan pembeli. Dari pengertian

di atas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang

dikeluarkan untuk menjual produk barang dagangan sampai ke tangan

konsumen.

Secara garis besar, biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan,

yaitu :

a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order getting cost) adalah biaya

yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh

biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga

(sales person), komisi penjualan, advertensi dan promosi.

b. Biaya untuk memenuhi pesanan (order filling cost) adalah biaya yang

dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai ke tangan

konsumen dan biaya-biaya untuk mengumpulkan piutang dari

konsumen. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah

biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya

angkutan dan biaya penagihan (Mulyadi, 1991).

Biaya Pemasaran atau promosi adalah upaya untuk

memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada konsumen

dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau

mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor

mengharapkan kenaikan angka penjualan. Dalam pemasaran promosi

bertujuan: (1) menyebarkan informasi produk kepada target pasar

potensial, (2) mendapatkan kenaikan penjualan dan profit, (3)

mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, (4)

menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi pasar lesu, (5) membentuk

citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

Pada dasarnya, kegiatan promosi merupakan salah satu di antara

unsur bauran pemasaran. Berhasil atau tidaknya kegiatan promosi yang

dilakukan oleh sebuah perusahaan akan terlihat jelas dari sukses atau

Page 37: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

22

tidaknya penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang

bersangkutan.

2.3 Strategi dan Persaingan Pemasaran

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha

mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba perusahaan.

Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan

melakukan strategi yang bertujuan untuk dapat menggunakan atau menangkap

kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau

kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus

ditingkatkan.

Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa

sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum

barang-barang diproduksi. Menurut Kotler (2007a), proses pemasaran dimulai

dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen yang berhubungan

dengan produk, kinerja dan mutu adalah tahap pertama sangat penting dalam

kegiatan pemasaran yang memiliki tujuan berikut :

a. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang dihasilkan dan

perusahaan dapat menyediakan semua permintaan produk tersebut.

b. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang

berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliput i

berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan tentang produk, desain produk,

promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi pada konsumen, sampai

pengiriman produk agar sampai ke tangan produsen dengan tepat.

c. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk

yang dihasilkan cocok dan sesuai dan dapat terjual dengan sendirinya.

Secara umum kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa

kegiatan bisnis. Sebagai contoh, penjelasan secara detail oleh orang di bagian

produksi dibutuhkan apabila ada konsumen yang komplain mengenai produk.

Demikian juga dibutuhkan orang yang dapat menangani kegiatan SDM,

sehingga dapat menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan kompensasi

dan reward kepada semua karyawan yang terlibat dalam perusahaan. Bagian

Page 38: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

23

keuangan memerlukan orang yang ahli dalam berbagai sistem pembayaran dan

insentif, terutama kepada konsumen yang membutuhkan sehingga dapat

mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan konsumen. Dengan demikian,

kegiatan pemasaran selalu berkaitan dengan berbagai departemen lainnya.

Untuk kegiatan bisnis skala kecil, di mana pemilik tidak memiliki

karyawan dalam jumlah besar, maka perusahaan memerlukan cara berpikir

yang menyeluruh pada saat menerapkan strategi pemasaran, yaitu serangkaian

tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif berkelanjutan.

Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1) faktor

mikro, yaitu berhubungan dengan perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan

masyarakat dan (2) faktor makro, yaitu berhubungan dengan

demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam pemasaran, sebagai berikut (1) ditinjau dari sudut pandang produsen,

yaitu: tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga

yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion) biasa disebut

marketing mix dan (2) dari sudut pandang konsumen yang juga harus perlu

diperhatikan adalah: kebutuhan dan keinginan konsumen (costumer needs and

wants), biaya konsumen (cost to the costumers), kenyamanan (convenience)

dan komunikasi (communication).

Pada dasarnya persaingan dalam suatu industri tidak hanya disebabkan

oleh adanya pesaing-pesaing yang ada, namun ada beberapa kekuatan lain

yang turut membantu struktur persaingan. Kekuatan-kekuatan tersebut, yaitu :

ancaman pendatang baru, pesaing yang ada, adanya produk pengganti

(substitution

Contoh ekstrim dari intensitas persaingan adalah industri yang

dinamakan industri persaingan sempurna, dimana pendatang baru dapat masuk

dengan bebas, perusahaan yang ada tidak mempunyai daya tawar-menawar

), besarnya kekuatan tawar-menawar pembeli dan kekuatan tawar-

menawar pemasok. Sebagai contoh, suatu perusahaan dengan posisi pasar

yang sangat kuat dalam industri dimana tidak ada ancaman pendatang baru

akan mendapatkan laba yang rendah apabila berhadapan dengan produk

pengganti yang lebih murah dan bermutu.

Page 39: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

24

yang baik terhadap pemasok dan pelanggan, serta persaingan menjadi tidak

terkendali karena sejumlah perusahaan besar mempunyai produk yang serupa.

Lemahnya posisi perusahaan dalam lingkungan industrinya dapat

menimbulkan kesulitan dalam memasarkan produk dengan harga dan mutu

yang sesuai.

Porter (2004) menjelaskan satu konsep yang telah menjadi dikenal

sebagai "lima model memaksa." Konsep ini melibatkan hubungan antara

pesaing dalam industri, potensi pesaing, pemasok, pembeli dan alternatif

solusi untuk masalah yang ditangani. Sementara setiap industri melibatkan

semua faktor tersebut, kekuatan relasional yang berbeda-beda. Porter (2004)

menjelaskan bahwa terdapat lima kekuatan yang menentukan industri

menarik, dan jangka panjang industri profitabilitas yaitu (1) ancaman masuk

pesaing baru, (2) ancaman pengganti, (3) daya tawar dari pembeli, (4) daya

tawar dari pemasok dan (5) tingkat persaingan antara pesaing yang ada.

Strategi pemasaran yang baik untuk dapat meningkatkan daya saing

suatu produk haruslah dilengkapi dengan berbagai elemen penunjang, yaitu :

a. Meningkatkan mutu produk dan layanan

Mutu merupakan elemen utama bagi peningkatan daya saing suatu produk.

Suatu produk dapat lebih mudah memenangkan tingkat persaingan yang

kian ketat di pasaran bila mutunya selalu terjaga.

b. Menanamkan nilai-nilai utama

Nilai yang dikandung suatu produk juga merupakan unsur penting untuk

meningkatkan daya saing produk tersebut. Namun seperti halnya mutu,

telah terjadi pergeseran pengertian nilai dari suatu produk. Nilai suatu

produk tidak lagi hanya ditentukan dari mutu yang baik maupun harga

murah saja, tetapi juga ditentukan oleh sederetan faktor penentu nilai

lainnya seperti kemudahan pembelian (convenience of purchase) yang

terkait dengan ketersediaan (availability) suatu produk di pasaran serta

jalur distribusi yang baik serta tingkat pelayanan yang memuaskan (service

excellence). Hal ini disebabkan karena harapan konsumen selalu

berkembang, sehingga penjualan suatu produk harus dapat memenuhi

Page 40: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

25

harapan konsumen secara tepat agar tercapai kepuasan konsumen

(customer satisfaction).

c. Menetapkan posisi (positioning statement) yang tepat

Penetapan posisi (positioning statement) yang diinginkan sangat

diperlukan untuk dapat melahirkan citra akan produk/jasa yang

diharapkan. Positioning statement yang jelas akan mempermudah arah

penetapan strategi pemasaran suatu produk serta memperjelas target pasar

yang akan dibidiknya.

d. Menciptakan brand equity yang kuat

Brand equity yang kuat dan citra positif sangat diperlukan dalam

menjalankan usaha sebagai salah satu kunci keberhasilan untuk meraih

kepercayaan publik. Citra positif dari brand suatu produk/jasa ini pada

akhirnya akan meningkatkan kepercayaan konsumen untuk menggunakan

produk/jasa yang ditawarkan. Hal ini sangat penting karena daya saing dan

kesuksesan pemasaran suatu produk/jasa sangat ditentukan oleh

pengakuan masyarakat terhadap brand dari produk/jasa tersebut.

e. Menciptakan citra positif di mata publik

Penciptaan citra positif dari suatu perusahaan/produsen penghasil produk/

jasa sangat erat kaitannya dengan penciptaan brand equity untuk dapat

meraih kepercayaan publik. Citra positif di mata publik hanya dapat

tercapai bila keseluruhan perusahaan mencerminkan citra yang ingin

diposisikan tersebut, karena publik akan lebih mengakui citra yang

tercermin langsung dari setiap sikap dan kegiatan suatu perusahaan.

f. Menjalankan program promosi dan costumer care

Penggunaan program promosi secara massal yang ditujukan untuk seluruh

kategori pelanggan potensial (mass promotion program) seringkali tidak

efektif, karena pesan yang disampaikan tidak sampai pada kategori-

kategori pelanggan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan program

promosi massal tidak dianjurkan untuk terlalu sering digunakan karena

pada akhirnya hanya membuang-buang dana anggaran.

Page 41: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

26

g. Meluncurkan produk yang tepat

Suatu brand dapat meluncurkan produk yang beragam, sehingga dapat

memenuhi permintaan lebih dari satu target pasar. Namun peluncuran

setiap jenis produk haruslah sesuai dengan kebutuhan dari setiap target

pasar yang dituju, dengan ditunjang oleh program promosi yang sesuai

pula. Pelebaran berbagai jenis produk yang disesuaikan dengan kebutuhan

dari target pasar yang beragam dapat pula meningkatkan daya saing suatu

brand dalam menguasai pangsa pasar yang lebih luas.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang industri mebel telah banyak dilakukan, menurut hasil

penelitian Aryono (2004) menyimpulkan bahwa kekuatan (strength) Nava

Java Interior terletak pada bauran produk, mutu produk, pelayanan, harga yang

fleksibel dan struktur organisasi perusahaan. Kelemahan (weaknesses)

berkisar pada modal yang terbatas, distribusi yang kurang serta penggunaan

media teknologi yang belum dilaksanakan secara optimal.

Sementara yang menjadi ancaman (threats) adalah banyaknya produk

mebel impor dari China, situasi politik dan kepastian hukum serta kenaikan

harga bahan baku utama. Strategi yang digunakan Nava Java Interior untuk

menghadapi persaingan adalah market nicher strategy dengan fokus kepada

segmen keluarga muda. Nava Java Interior juga harus mengambil peluang

yang ada dalam industri mebel serta memperhatikan tiap ancaman yang ada

(Aryono, 2004).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2006) menunjukkan bahwa

industri mebel skala besar merupakan industri yang fokus untuk memenuhi

pasar ekspor. Produk mebel yang dihasilkan adalah produk jadi dengan mutu

tinggi. Selain itu, ada beberapa industri mebel yang bersifat hanya melakukan

pengolahan saja tanpa terlibat pemasaran secara langsung. Untuk

memasarkannya dengan cara memasok pelaku-pelaku usaha yang telah

memiliki jaringan pasar yang luas dan memiliki ruang pameran. Sementara

faktor harga dan mutu merupakan peubah utama yang menjadi pertimbangan

dalam pembelian bahan baku kayu oleh industri.

Page 42: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

27

III. METODOLOGI

3.1 Kerangka Pemikiran Kajian

Banyaknya industri mebel yang tumbuh membawa sebuah konsekuensi

logis bahwa tingkat persaingan dalam industri mebel semakin tajam. Setiap

perusahaan mebel dituntut untuk lebih meningkatkan mutu produksinya dalam

rangka peningkatan omset penjualan dan berdaya saing.

Terjadinya krisis global yang berdampak terhadap kenaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL) dan susahnya bahan

baku telah membuat sentra-sentra industri mebel terutama di Jawa Tengah

dan Jawa Timur telah mengancam kesempatan meraih pangsa pasar

khususnya pasar ekspor. Hal yang sama terjadi di DKI Jakarta khususnya

pada sentra industri mebel di Jakarta Timur.

Di samping itu, masuknya mebel impor asal China ke pasar domestik

dengan berbagai desain yang variatif dan harga yang lebih murah dari produk

lokal juga turut menjadi salah satu penyebab merosotnya omzet penjualan.

Mebel China dalam berbagai hal mempunyai kelebihan, seperti : desain

produk lebih halus dan lebih mewah sehingga membuat konsumen lebih

tertarik. Bahkan dilihat dari segi harga, mebel China lebih kompetitif karena

China lebih banyak melakukan efisiensi biaya dan diproduksi secara massal

(pabrikan) dengan teknologi tinggi. Sedangkan produk mebel lokal kurang

bisa mengikuti trend seperti desain dan finishing yang variatif sehingga

terkesan monoton. Peningkatan mutu produk lokal dan pengembangan desain

produk adalah salah satu alternatif untuk mengimbangi produk mebel impor

terutama mebel impor asal China agar industri mebel lokal bisa tetap eksis dan

berkembang. Skema kerangka pemikiran kajian dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada umumnya perusahaan yang bergerak di bidang mebel skala kecil

berhimpun dalam bentuk koperasi. Sebagai contoh di Jakarta Timur terdapat

ratusan perusahaan mebel, di antaranya ada 67 perusahaan yang berhimpun

dalam KIKM Jakarta Timur yang beralamat di Jl. Jatinegara Kaum No.3

Jakarta Timur, DKI Jakarta. Namun mayoritas perusahaan tersebut belum

berbadan hukum dan pengelolaan perusahaan pun kebanyakan masih

menerapkan manajemen keluarga seperti Lia Furniture dan Bintang Furniture.

Page 43: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

28

Obyek lembaga dan perusahaan yang dikaji/diteliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Koperasi Industri Kayu dan Mebel (KIKM) Jakarta Timur

2. Anggota KIKM Jakarta Timur, yaitu :

a. Kelompok Usaha Menengah : CV. Al-Makmur Furniture, CV Indo

Jati Furniture dan CV Indo Largo Furniture.

b. Kelompok Usaha Kecil : UUT Furniture, Vide Furniture dan Rumpun

Jati Furniture.

c. Kelompok Usaha Mikro : Nabilla Furniture, Say Mandiri Furniture

dan Bintang Furniture.

Alasan pengambilan perusahaan-perusahaan tersebut di atas sebagai

sampel obyek penelitian adalah atas rekomendasi pengurus KIKM Jakarta

Timur karena perusahaan-perusahaan mebel tersebut lebih sehat dan lebih

terbuka untuk perubahan.

Gambar 1 Skema kerangka pemikiran

Strategi Pemasaran

Kondisi KIKM (Pengrajin Mebel)

Pengembangan Pemasaran

Pemasaran Langsung

Hasil Pemasaran

Analisis Pengembangan Strategi

Pemasaran Agen Promosi

Page 44: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

29

3.2 Lokasi dan Waktu Kajian

Sentra industri mebel Jakarta Timur berlokasi di daerah Klender Jakarta

Timur dan obyek penelitian berada di Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel

yang berlokasi di Jl. Jatinegara Kaum No.3, Kelurahan Klender, Kecamatan

Duren Sawit, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Penentuan lokasi penelitian

dilakukan dengan sengaja, alasannya karena di Jakarta Timur merupakan

sentra usaha industri mebel yang bersifat skala kecil dan menengah. Penelitian

ini dilakukan selama tiga bulan, mulai dari bulan Maret-Mei 2009.

3.3 Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

bersumber dari pengurus KIKM Jakarta Timur, pengrajin mebel (owner) dan

karyawan perusahaan mebel. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber

dari Departemen Perdagangan, Departemen Koperasi dan UKM, Badan

Pengembangan Ekspor Nasional, Badan Pusat Statistik serta perusahaan

sejenis.

a. Data Primer

Data primer bersumber langsung dari pengurus KIKM Jakarta Timur dan

pelaku usaha/pengrajin mebel yang didapatkan dengan melakukan

kunjungan langsung dan melakukan wawancara mendalam dengan alat

bantu kuesioner. Data primer yang diambil mengenai karakteristik

Narasumber (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman berusaha

dalam bidang mebel), penawaran dan permintaan, pangsa pasar, nilai

tambah, kinerja keuangan, rasio keuangan, teknik pemasaran dan biaya

pemasaran yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal

dan eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

b. Data Sekunder

Data sekunder sebagai data pendukung diperoleh/dikumpulkan melalui

cara penulisan literatur, pencatatan buku laporan tahunan tentang catatan

pemasaran dan strategi pemasaran. Selain itu, data yang dikumpulkan

melalui buku-buku, tulisan dan literatur media cetak maupun media

elektronik (internet), instansi/lembaga terkait seperti Departemen

Page 45: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

30

Perdagangan, Departemen Koperasi dan UKM, Badan Pengembangan

Ekspor Nasional, Badan Pusat Statistik dan sumber lain yang mendukung.

Obyek penelitian terbagi kedalam dua kelompok, yaitu (1) KIKM

Jakarta Timur sebagai wadah bagi perusahaan, dan (2) Perusahaan sebagai

anggota KIKM Jakarta Timur. Dari KIKM Jakarta Timur tersebut ditentukan

tiga orang Narasumber yang ditetapkan secara sengaja, yang terdiri dari ketua

KIKM Jakarta Timur, salah satu wakil ketua dan karyawan KIKM Jakarta

Timur.

Obyek penelitian perusahaan mebel dibagi menjadi tiga kelompok

berdasarkan spesifikasi dan klasifikasi usaha, yaitu :

1. Kelompok Usaha Menengah

Dari kelompok usaha menengah diambil tiga perusahaan sebagai obyek

penelitian yang ditentukan secara sengaja, yaitu (1) CV Al-Makmur Jaya

Furniture, (2) CV Indo Jati Furniture dan (3) CV Indo Largo Furniture.

Dari masing-masing perusahaan dipilih secara sengaja sebanyak tiga orang

narasumber yang terdiri dari (1) pemilik perusahaan, (2) manajer

pemasaran dan (3) satu karyawan perusahaan, sehingga total narasumber

pada kelompok usaha menengah berjumlah sembilan orang narasumber.

Seluruh narasumber diwawancarai secara mendalam dengan bantuan

kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya.

2. Kelompok Usaha Kecil

Dari kelompok ini diambil tiga perusahaan sebagai obyek penelitian, yaitu

(1) UUT Furniture, (2) Vide Furniture dan (3) Rumpun Jati Furniture

untuk diambil masing-masing sebanyak tiga orang narasumber yang terdiri

dari pemilik perusahaan, manajer pemasaran dan salah satu karyawan

perusahaan, sehingga total narasumber pada kelompok usaha kecil

berjumlah sembilan orang narasumber. Seluruh narasumber diwawancarai

secara mendalam dengan bantuan kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya.

3. Kelompok Usaha Mikro

Dari kelompok ini diambil tiga perusahaan sebagai obyek penelitian yaitu

(1) Nabilla Furniture, (2) Say Mandiri Furniture dan (3) Bintang Furniture

untuk diambil masing-masing sebanyak tiga orang narasumber yang terdiri

Page 46: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

31

dari pemilik perusahaan, manajer pemasaran dan salah satu karyawan

perusahaan, sehingga total narasumber pada kelompok usaha mikro

berjumlah sembilan orang narasumber. Narasumber diwawancarai secara

mendalam dengan bantuan kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya.

Pengambilan contoh perusahaan di atas pada kelompok masing-masing

adalah atas rekomendasi pengurus KIKM Jakarta Timur karena perusahaan-

perusahaan mebel tersebut lebih terbuka untuk perubahan.

Dari keterangan di atas, maka diperoleh tiga orang narasumber dari

KIKM Jakarta Timur dan 27 orang narasumber berasal dari sembilan

perusahaan berbeda, sehingga jumlah total narasumber dalam penelitian ini

adalah sebanyak 30 orang narasumber. Dari seluruh narasumber yang

terwakili diwawancarai secara mendalam dengan alat bantu kuesioner yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian diharapkan diketahui sejauh

mana kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh

KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel dalam pengembangan strategi

pemasaran pada sentra industri mebel Jakarta Timur.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa cara, yaitu :

1. Analisis Deskripsi

Dalam penelitian ini diidentifikasi pengelolaan strategi usaha yang

telah diterapkan KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel pada sentra

industri mebel di Jakarta Timur yang meliputi analisis pemasaran,

perencanaan pemasaran, implementasi pemasaran, pengendalian

pemasaran dan strategi pemasaran.

Data yang terkumpul dianalisis sesuai dengan pertanyaan yang ingin

dijawab dan mencapai tujuan penelitian. Untuk itu, semua data baik data

sekunder maupun data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam

melalui kuesioner, diorganisir dan disusun. Setelah tersusun kemudian

dilakukan penafsiran dan pembahasan terhadap data yang ditemukan

tersebut.

Page 47: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

32

Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi sistem strategi pemasaran

yang ada pada sentra industri mebel ini dilakukan dengan pendekatan

deskripsi kualitatif. Data yang diperoleh dari KIKM Jakarta Timur dan

perusahaan mebel, kemudian dilihat sejauhmana pelaksanaan dan

pengaruhnya di lapangan. Dengan mendeskripsikan pelaksanaan strategi

pemasaran pada industri mebel tersebut, juga diketahui mengenai

bagaimanakah mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi pemasaran

yang dilakukan.

2. Analisis Marketing Strategic

Untuk mengetahui berbagai aspek strategi pemasaran yang

digunakan oleh KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel pada sentra

industri mebel di Jakarta Timur, maka diperlukan analisis marketing

strategic yang meliputi penawaran dan permintaan (keadaan dan prospek

pasar dan tingkat penawaran dan permintaan), pangsa pasar (tingkat

penguasaan pasar, struktur penjualan dan lingkup pemasaran lokal

termasuk peluang untuk pasar ekspor), nilai tambah (jenis-jenis produk,

nilai tambah produk dan limbah produk), kinerja keuangan (analisis neraca

dan rugi/laba perusahaan), financial/rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio

hutang, rasio aktivitas dan rasio keuntungan), teknik pemasaran (analisis

bauran pemasaran dan analisis strategi pemasaran) dan biaya pemasaran.

Data yang terkumpul dianalisis sesuai dengan pertanyaan yang ingin

dijawab dan untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang diperoleh dari

KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel menjadi dasar untuk

merumuskan strategi operasional yang tepat bagi sentra industri mebel di

Jakarta Timur agar tetap eksis dan berkembang.

3. Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan untuk memformulasikan strategi yang harus

diterapkan KIKM Jakarta Timur dan perusahaan mebel, analisis ini

menggolongkan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan

sebagai faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities) dan ancaman (threats).

Page 48: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

33

Profil kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ini diperoleh

melalui identifikasi terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi strategi

perusahaan (Rangkuti, 2008). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

2 di bawah ini.

3. Mendukung strategi turn-around 1. Mendukung strategi agresif

4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi

Gambar 2 Diagram analisis SWOT

Dari Gambar 2 diagram analisis SWOT di atas dapat digambarkan

tentang situasi dan strategi apa yang harus dilakukan oleh perusahaan

sebagaimana di jelaskan di bawah ini, yaitu :

Kuadran I : Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan

peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/pasar).

Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN

Page 49: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

34

perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn

around).

Kuadran IV: Pada kuadran ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai

ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu

melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian

yang lebih besar (defensive)

Kekuatan merupakan sumber daya, keterampilan atau keunggulan-

keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang

dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi

khusus (distinctive competente) yang memberikan keunggulan komparatif

bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya

keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dengan pemasok

dan faktor-faktor lain.

Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya, keterampilan dan kemauan yang dapat menghambat kinerja efektif

perusahaan. Sumber-sumber kelemahan tersebut dapat meliputi fasilitas,

sumberdaya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan pemasaran

dan citra produk.

Peluang merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam

lingkungan industri. Perkembangan trend merupakan salah satu sumber

peluang. Dalam hal ini, identifikasi segmen pasar yang terabaikan,

perubahan situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi dan

membaiknya hubungan antara pembeli dengan pemasok dapat

memberikan peluang bagi perusahaan.

Ancaman merupakan suatu situasi penting yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan industri. Ancaman merupakan

pengganggu utama bagi posisi perusahaan. Masuknya pesaing baru,

lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar

pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi dan peraturan baru

yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan.

Page 50: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

35

Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang

diolah dengan bantuan Komputer Program Microsoft Excel, disajikan

dalam bentuk tabulasi untuk menyusun sasaran yang merupakan prioritas

bagi perusahaan. Analisis kualitatif dilakukan untuk menjelaskan secara

manajerial hasil dari matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Analisis secara

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan matriks IFE, EFE dan IE.

Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghadapi lingkungan internal dan eksternal dengan

cara mendapatkan angka yang menggambarkan kondisi perusahaan

terhadap kondisi lingkungannya.

3.4.1 Matriks IFE dan EFE

Setelah faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan diketahui,

maka langkah selanjutnya adalah menyusun matriks IFE dan EFE. Matriks

IFE dan EFE yang akan disusun memberikan informasi faktor-faktor yang

mempengaruhi atau kurang mempengaruhi perusahaan dalam lingkungan

internal dan eksternal dengan cara mendapatkan angka yang

menggambarkan kondisi perusahaan terhadap kondisi lingkungannya.

Matriks IFE dan EFE diolah dengan menggunakan beberapa langkah

sebagai berikut (Rangkuti, 2008) :

1. Mengidentifikasi Faktor Internal dan eksternal perusahaan

Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor

internal, yaitu dengan mendaftarkan semua kelemahan dan kekuatan

organisasi. Kekuatan diidentifikasi terlebih dahulu, baru kemudian

perlu dikenali kelemahan organisasi atau perusahaan. Daftar dibuat

spesifik dengan menggunakan persentase, rasio atau angka

perbandingan. Faktor eksternal perusahaan diidentifikasi dengan

mendata semua peluang dan ancaman organisasi atau perusahaan.

Data eksternal perusahaan diperoleh dari hasil wawancara

mendalam dengan menggunakan kuesioner dengan pihak pelaku

usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur serta

data penunjang lainnya. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor di atas

Page 51: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

36

menjadi faktor penentu internal dan eksternal yang selanjutnya

diberikan bobot dan rating.

2. Penentuan Bobot Setiap Peubah

Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi

faktor-faktor strategis eksternal dan internal tersebut kepada pihak

manajemen atau pakar dengan menggunakan metode Paired

Comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Metode tersebut digunakan

untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu

internal dan eksternal.

Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3.

Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 : Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.

Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3

Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan

Faktor Strategis Internal A B C ... Total Bobot

A B C ... Total

Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategi ekternal perusahaan

Faktor Strategis Eksternal A B C ... Total Bobot

A B C ... Total

Bobot setiap peubah diperoleh dengan menentukan nilai rataan

(tiga orang pakar) dari setiap peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan

peubah dengan menggunakan rumus (Kinnear dan Taylor, 1991) :

Page 52: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

37

dimana :

a i = Bobot peubah ke-i x i = Nilai peubah ke-i i = 1, 2, 3, ..., n n = Jumlah peubah

3. Penentuan Peringkat (Rating)

Penentuan peringkat (rating) oleh manajemen atau pakar dari

perusahaan yang dianggap sebagai decision maker dilakukan terhadap

peubah-peubah dari hasil analisis situasi perusahaan. Untuk mengukur

pengaruh masing-masing peubah terhadap kondisi perusahaan

digunakan nilai peringkat dengan skala 1, 2, 3 dan 4 terhadap masing-

masing faktor strategis peluang yang menandakan seberapa efektif

strategi perusahaan saat ini, dimana untuk matriks EFE skala nilai

peringkat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1 = Rendah, respons kurang

2 = Sedang, respons sama dengan rata-rata

3 = Tinggi, respons di atas rata-rata

4 = Sangat tinggi, respons superior

Untuk faktor-faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor

peluang, dimana skala 1 (satu) berarti sangat tinggi, respons superior

terhadap perusahaan. Skala 4 (empat) berarti rendah, respons kurang

terhadap perusahaan.

Untuk matriks IFE, skala nilai peringkat yang digunakan pada

kolom rating dengan skala 1-4, pada masing-masing faktor internal

yang ada dalam KIKM Jakarta Timur dan setiap perusahaan pada sentra

industri mebel dengan keadaan saat ini. Skala nilai peringkat yang

digunakan yaitu :

1 = sangat lemah 3 = cukup kuat

2 = tidak begitu lemah 4 = sangat kuat .

ia = ∑=

n

i

i

xi

x

1

Page 53: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

38

Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan nilai rataan

peringkat pada tiap-tiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan

secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan. Hasil

pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan

dimasukkan dalam Tabel 4 dan Tabel 5.

Nilai IFE dikelompokkan dalam posisi kuat (3,0-4,0), posisi rata-

rata (2,0-2,99) dan posisi lemah (1,0-1,99). Sedangkan nilai-nilai EFE

dikelompokkan dalam posisi tinggi (3,0-4,0), posisi sedang (2,0-2,99) dan

posisi rendah (1,0-1,99) (Umar, 2008).

Tabel 4. Matriks EFE (External Factor Evaluation Matrix)

Faktor Strategis Ekternal Bobot Rating Skor Pembobotan (Bobot x Rating)

A. Peluang: 1. .............. 2. ..............

1. ......... 2. .........

1. .......... 2. ..........

Jumlah (A) B. Ancaman: 1. ................. 2. .................

1. .......... 2. ..........

1. .......... 2. ..........

Jumlah (B) Total (A+B)

Tabel 5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation Matrix)

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Pembobotan (Skor x Rating)

A. Kekuatan: 1. ................ 2. ................

1. .......... 2. ..........

1. .......... 2. ..........

Jumlah (A) B. Kelemahan: 1. ................... 2. …………...

1. .......... 2. ……..

1. .......... 2. ..........

Jumlah (B) Total (A+B)

3.4.2 Matriks Internal Eksternal (Matriks IE)

Matriks internal-eksternal digunakan meliputi parameter kekuatan

internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi perusahaan.

Setelah membuat matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya adalah

Page 54: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

39

menyusun pemetaan dari total matriks IFE dan EFE yang dihasilkan dari

eksternal dan internal perusahaan. Matriks ini didasarkan pada dua

dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor EFE dibagi tiga

kategori, yaitu : 1,0-1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah; 2,0-2,99

menunjukkan posisi eksternal rata-rata dan 3,0-4,0 menunjukkan kondisis

eksternal yang kuat.

Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai

implikasi strategi yang berbeda. Ketiga daerah tersebut sebagaimana

dijelaskan di bawah ini, yaitu :

1) Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV termasuk dalam daerah grow and

build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif,

misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan

produk dan strategi integratif seperti integrasi horizontal dan integrasi

vertikal.

2) Daerah 2 meliputi sel I, III, V atau VII, strategi yang paling tepat pada

daerah ini adalah strategi hold and maintain misalnya penetrasi pasar

dan pengembangan produk.

3) Daerah 3 meliputi sel VI, VIII atau IX adalah daerah harvest and

divestiture.

Skor Total IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tinggi

I

II III 3,0-4,0

3,0 Grow dan Build Grow dan Build Hold dan Maintain

Sedang

IV

V

VI 2,0-2,99

2,0 Grow dan Build Hold dan Maintain Harvest atau Divestiture

VII

VIII

IX Rendah

1,0 Hold dan Maintain Harvest atau Divestiture

Harvest atau Divestiture 1,0-1,99

Gambar 3 Diagram model matriks internal-eksternal Sumber : Umar, 2008

Page 55: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

40

3.4.3

Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis

perusahaan adalah matriks SWOT. Tahapan-tahapan dalam pembentukkan

matriks SWOT adalah sebagai berikut :

Matriks SWOT

1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan

2. Menentukan faktor-faktor ancaman ekternal perusahaan

3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan

4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan

5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi S-O

6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi W-O

7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T

8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal

mendapatkan strategi W-T.

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan internal yang dimiliki perusahaan. Matriks ini dapat menghasilkan

empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Matriks SWOT

IFE

EFE

STRENGTH (S) (Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal)

WEAKNESSES (W) (Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal)

OPPORTUNITIES (O) (Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal)

Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T) (Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal)

Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2008

Page 56: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

41

Berdasarkan Matriks SWOT di atas, maka didapatkan empat langkah

strategi yaitu sebagai berikut :

1. Strategi S-O (Strengths-Opportunities), strategi ini dibuat berdasarkan

jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi S-O

menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang

eksternal.

2. Strategi S-T (Strenghts-Threats), strategi ini menggunakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi S-T menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak

ancaman eksternal.

3. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), strategi ini diterapkan

berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan yang ada. Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki

kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

4. Strategi W-T (Weaknesses-Threaths), strategi ini didasarkan pada kegiatan

yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta

menghindari ancaman. Strategi W-T bertujuan untuk mengurangi

kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.

Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk

membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi : Strategi S-O

(Strengths-Opportunities), Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), Strategi

S-T (Strengths-Threats), dan Strategi W-T (Weaknesses-Threats

).

Page 57: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Obyek Kajian

4.1.1 Lokasi dan Kondisi KIKM Jakarta Timur

Sentra industri mebel Jakarta Timur berlokasi di daerah

Kelurahan Klender dan sekitarnya. Sentra industri mebel Jakarta Timur

lebih dikenal dengan “mebel klender” karena mayoritas tempat lokasi

usaha berada di daerah Kelurahan Klender dan sekitarnya. Lokasi

usaha mebel ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan lokasi bahan

material pendukung seperti kasur, busa, kain jok, kaca, fomika, paku

dan kebutuhan material lainnya serta tenaga pengrajin. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi dan penekanan

biaya penyediaan bahan material pendukung. Keberadaan lokasi usaha

mebel yang berada di pinggir jalan serta mempunyai akses jalan darat,

laut dan udara yang sangat mudah mempunyai nilai lebih bagi

pengrajin, khususnya dalam pemasaran produk sehingga memudahkan

dalam proses pengangkutan produk ke konsumen.

Sentra industri mebel Jakarta Timur (mebel Klender) sudah

berkembang sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, bahkan

produk mebel sudah dikirim ke negara tersebut. Sejak kemerdekaan

Republik Indonesia usaha mebel wilayah Jakarta Timur berkembang

pesat dengan adanya sentra-sentra mebel di wilayah Kecamatan

Pulogadung, Kecamatan Cakung dan Kecamatan Duren Sawit.

Perkembangan usaha mebel Jakarta Timur yang terbentuk menjadi

sentra mebel menjadikan Jakarta Timur sebagai sentra mebel terbesar

di Provinsi DKI Jakarta, bahkan menurut Lembaga Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) harian Kompas sentra mebel ini merupakan

sentra mebel terbesar di Asia Tenggara (KIKM Jakarta Timur, 2006).

Pada umumnya perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor

usaha yang bersifat skala kecil berhimpun dalam suatu organisasi atau

koperasi. Hal yang sama terjadi pada perusahaan-perusahaan mebel

Jakarta Timur, dengan banyaknya unit usaha mebel di wilayah Jakarta

Timur ini perlu satu wadah koperasi yang dapat menampung para

Page 58: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

43

pengrajin mebel agar dapat berkembang dan bersaing dengan produk-

produk mebel dari negara lain khususnya mebel impor asal China.

KIKM Jakarta Timur adalah sebuah koperasi berbadan hukum

yang bergerak di bidang permebelan yang berfungsi sebagai wadah

yang dapat mempersatukan dan menjembatani para pengrajin mebel

Jakarta Timur agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi saat ini.

KIKM Jakarta Timur berdiri pada tanggal 21 Januari 2006 atas

dukungan pemerintah Jakarta Timur, yaitu Suku Dinas Perindustrian

dan Perdagangan. Lokasi KIKM Jakarta Timur ini berada di Gedung

PPIKM Jl. Jatinegara Kaum No.3 Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.

4.1.2 Keanggotaan dan Permasalahan

Keanggotaan KIKM Jakarta Timur berasal dari para pengrajin

mebel Jakarta Timur mulai dari kelompok usaha menengah, kelompok

usaha kecil dan kelompok usaha mikro. Keanggotaan KIKM Jakarta

Timur bersifat terbuka dan memenuhi syarat Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KIKM Jakarta Timur. Sejak

pembentukkannya, KIKM Jakarta Timur beranggotakan sekitar 600

pengrajin mebel tetapi sampai saat ini yang aktif dan dibina hanya

sekitar 67 pengrajin mebel. Perusahaan mebel anggota KIKM Jakarta

Timur mayoritas belum berbadan hukum dan pengelolaan perusahaan

kebanyakan masih menerapkan manajemen konvensional/manajemen

keluarga seperti CV Al-Makmur Jaya Furniture, Rumpun Jati

Furniture, Bintang Furniture dan lain-lain.

Permasalahan dan kendala umum yang dihadapi oleh KIKM

Jakarta Timur antara lain : kesulitan pengaturan distribusi bahan baku,

permodalan, pemasaran produk dan administrasi keuangan. Modal

KIKM Jakarta Timur bersumber dari anggota, berupa : (1) simpanan

pokok, (2) simpanan wajib, (3) iuran sukarela, keuntungan usaha dan

(4) unit simpan-pinjam.

Seiring dengan perjalanannya, KIKM Jakarta Timur telah

menjalin hubungan kerjasama dengan pihak pemerintah Jakarta Timur,

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak swasta, antara lain :

Page 59: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

44

Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Suku Dinas Koperasi dan

UKM Jakarta Timur, Bank Indonesia, Asmindo, Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Jamsostek) dan PT Propan Raya. Hubungan kerjasama ini

dalam rangka pembinaan dan pelatihan bagi pengrajin mebel yang

bertujuan untuk menunjang perkembangan usaha anggota KIKM

Jakarta Timur, terutama pelatihan mendesain produk, pengerjaan akhir

(finishing), manajemen produksi dan pemasaran serta manajemen

administrasi dan keuangan.

4.1.3 Visi dan Misi KIKM Jakarta Timur

Visi KIKM Jakarta Timur adalah meningkatkan kesejahteraan, harkat

dan martabat pengrajin/pelaku usaha kayu dan mebel. Dengan misi :

“menjadikan KIKM Jakarta Timur sebagai wadah pemersatu dan

pengembangan usaha perkayuan dan permebelan di Jakarta Timur.”

4.1.4 Struktur Organisasi KIKM Jakarta Timur

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-

mekanisme formal bagaimana pengelolaan sebuah organisasi. Struktur

organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-

posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,

wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu

organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,

standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam

pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

Kepengurusan dalam struktur organisasi KIKM Jakarta Timur

terbagi tiga bagian, yaitu : (1) Badan Pengawas (BP) yang terdiri dari:

satu orang ketua, satu orang sekretaris dan satu orang bendahara. Badan

ini bertugas untuk mengawasi seluruh kegiatan operasional KIKM

Jakarta Timur, (2) Pengurus Harian (PH) yang berjumlah 26 orang

terdiri dari : satu orang ketua umum, empat orang wakil ketua, 16 orang

kordinator bidang yang meliputi bidang organisasi dan keanggotaan,

pendidikan dan pelatihan, humas/promosi, hukum dan kesejahteraan

anggota, hubungan antar instansi, pemasaran dan pameran, bahan baku

Page 60: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

45

dan produksi, permodalan dan investasi, satu orang sekretaris, satu

orang wakil sekretaris, satu orang bendahara, satu orang wakil

bendahara dan (3) Pengurus unit Usaha Simpan Pinjam (USP) yang

beranggotakan dua orang (KIKM Jakarta Timur, 2006).

Pimpinan tertinggi KIKM Jakarta Timur terdapat pada rapat

anggota dan dipegang oleh seorang ketua umum yang bertanggung

jawab atas kegiatan operasional dengan membawahi wakil-wakil ketua.

Jika dilihat dari struktur yang ada, KIKM Jakarta Timur menerapkan

struktur organisasi berdasarkan fungsional. Ketua umum membawahi

wakil-wakil ketua, seperti wakil ketua bidang operasional maupun

wakil ketua bidang pemasaran dan langsung membawahi kordinator

bidang dan anggota sesuai dengan bidang masing-masing. Sedangkan

karyawan berfungsi sebagai pelaksana tugas operasional yang real dan

berkoordinasi langsung dengan ketua, wakil ketua maupun kordinator

bidang sesuai kebutuhan. Struktur organisasi KIKM Jakarta Timur

dapat dilihat pada Lampiran 26.

4.1.5 Sumberdaya Manusia KIKM Jakarta Timur

Pengurus KIKM Jakarta Timur seluruhnya berjumlah 31 orang

yang terdiri dari tiga orang badan pengawas, 26 pengurus harian, dua

orang pengurus unit simpan pinjam. Selain itu, KIKM Jakarta Timur

dibantu dengan 12 orang karyawan, yang terdiri dari tiga orang operator

komputer sekaligus bagian administrasi dan keuangan, empat orang

bagian kebersihan, empat orang bagian keamanan dan satu orang sopir.

Sumberdaya manusia yang dimiliki KIKM Jakarta Timur berlatar

belakang umur dan tingkat pendidikan yang berbeda, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Tingkat pendidikan SDM KIKM Jakarta Timur

No.

Uraian (Pendidikan)

KIKM Jakarta Timur Karyawan

(orang)

Jumlah (orang)

Badan Pengawas

(orang)

Pengurus Harian (orang)

Pengurus USP

(orang) 1 SD dan SMP 0 0 0 2 2 2 SMU 0 4 1 9 14 3 D3 dan Sarjana 3 22 1 1 27

TOTAL 3 26 2 12 43

Page 61: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

46

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa SDM KIKM Jakarta Timur

adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi, dimana hampir 70

persen pengurusnya berpendidikan diploma (D3) dan sarjana (S1)

sehingga diharapkan dapat mengembangkan KIKM Jakarta Timur

dengan baik.

Selain tingkat pendidikan, umur pengurus KIKM Jakarta Timur

juga sangat menentukan kemajuan KIKM Jakarta Timur sebagaimana

ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Tingkat umur SDM KIKM Jakarta Timur

No.

Uraian umur

(tahun)

KIKM Jakarta Timur Karyawan

(orang)

Jumlah (orang)

Badan Pengawas

(orang)

Pengurus Harian (orang)

Pengurus USP

(orang) 1 30-39 0 2 0 2 4 2 40-50 1 17 2 9 29 3 >50 2 7 0 1 10

TOTAL 3 26 2 12 43

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa SDM KIKM Jakarta Timur

adalah orang-orang yang berada pada usia produktif, dimana lebih dari

60% pengurusnya berumur di antara 40-50 tahun sehingga diharapkan

dapat menjalankan dan mengembangkan KIKM Jakarta Timur dengan

baik.

4.1.6 Perkembangan Usaha dan Pemasaran

Perkembangan usaha mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur di bawah binaan KIKM Jakarta Timur tergantung dari modal

usaha yang dimiliki, yang bersumber dari:

a) Milik sendiri yaitu harta milik perusahaan/usaha sendiri tanpa ada

kontribusi/partisipasi dari perusahaan/orang lain. Untuk usaha yang

modalnya berasal dari dua orang atau lebih dan orang tersebut ikut

serta dalam pengelolaan usaha, dimasukkan sebagai modal sendiri.

b) KIKM Jakarta Timur yaitu selain modal usaha yang terbatas

pengrajin mendapat bantuan permodalan dari KIKM Jakarta Timur

melalui USP.

c) Bank yaitu instansi ekonomi dimana pengrajin mebel mendapat

bantuan tambahan modal usaha, dengan agunan tertentu atau Surat

Page 62: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

47

Perintah Kerja (SPK). Biasanya hal ini dilakukan apabila pengrajin

mendapat proyek yang nilainya besar, misalnya proyek pengadaan

mebeler dari kantor-kantor pemerintahan, apartemen, sekolah dan

kompleks perumahan.

d) Lembaga keuangan bukan bank seperti pegadaian, leasing dan

lembaga kredit (perorangan maupun perusahaan). Lembaga

keuangan ini biasanya dipakai oleh pengrajin kelompok usaha

mikro.

Selain modal usaha, perkembangan usaha ini sangat ditentukan

oleh pangsa pasarnya sendiri. Salah satu kendala dari pelaku

usaha/pengrajin mebel ini adalah memasarkan dan mempromosikan

hasil produknya. Untuk itu, KIKM Jakarta Timur membantu pelaku

usaha/pengrajin mebel memasarkan produk dengan berbagai cara,

antara lain :

1. Mengadakan pameran dan promosi bulanan di gedung PPIKM

Jakarta Timur, seperti pameran Separo Harga dan Festival Klender.

2. Mengadakan pameran di luar gedung PPIKM bekerjasama dengan

pemerintah Pusat, pemerintah Provinsi DKI Jakarta, BUMN,

Asmindo dan pihak swasta seperti pameran di gedung Depok Town

Square, Jakarta Convention Center (JCC), Mall Bekasi, gedung

UKM Tanah Abang, galeri UKM Smessco dan gedung Deperindag.

3. Mengikuti tender maupun lelang di kantor-kantor pemerintahan,

BUMN dan perusahaan swasta seperti pengadaan mebel di

Departemen Dalam Negeri (Depdagri), Depdag, Departemen

Perindustrian (Deperin ), BNI, Metro TV, apartemen dan lain-lain.

4. Mengadakan penjualan langsung secara kredit kepada masyarakat

dengan berbagai kemudahan, seperti penurunan harga (discount)

pada produk-produk mebel tertentu.

Untuk dapat menembus pasar ekspor KIKM Jakarta Timur

mengikutsertakan pengrajin mebel/pelaku usaha mengikuti pameran-

pameran besar tingkat Nasional maupun Internasional, seperti

Pameran Produk Indonesia (PPI) setiap tahun, Smessco, Indonesian

Page 63: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

48

Handy Craft, Internasional Furniture & Craft Fair Indonesia

(IFFINA) dan pameran-pameran di luar negeri seperti Singapura,

Malaysia, Bruneidarussalam, Amerika Serikat, Eropa dan negara-

negara Timur Tengah.

Di samping itu, untuk menunjang pemasaran yang lebih baik

KIKM Jakarta Timur juga bekerjasama dengan pemerintah daerah

Jakarta Timur, BI, Asmindo, BUMN dan PT Propan Raya untuk

mengadakan pelatihan dan seminar kepada pelaku usaha/pengrajin

mebel yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasinya, yaitu:

a. Pelatihan Pelayanan : pelatihan ini berupa latihan kerja,

penerangan/pengelolaan umum dan atas keterampilan produksi

yang diberikan dan dilakukan dengan tujuan meningkatkan

keterampilan atau kemampuan berusaha yang berhubungan

dengan usaha mebel.

b. Pelatihan Manajerial : pelatihan ini dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan pelaku usaha/pengrajin mebel dalam

pengelolaan usahanya secara umum.

c. Pelatihan Teknik Produksi : pelatihan ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan keterampilan para pengrajin dalam

teknik produksi, misalnya: mendesain produk mebel, keterampilan

pertukangan, teknik finishing produk mebel, pemanfaatan limbah

kayu dan lain-lain.

d. Pelatihan administrasi dan keuangan : pelatihan ini bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan administrasi

dan sistem keuangan perusahaan yang baik dan benar.

e. Pelatihan Pemasaran : pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang pemasaran, seperti cara mempelajari

kebutuhan dan keinginan konsumen, cara melakukan penjualan

dan promosi yang baik dan benar.

f. Kemitraan : pelatihan ini bertujuan untuk merangsang para

pengrajin/pelaku usaha mebel kerjasama dengan usaha menengah

dan usaha besar dalam rangka meningkatkan usahanya.

Page 64: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

49

Adapun pelatihan-pelatihan yang sudah diadakan KIKM

Jakarta Timur bekerjasama dengan pihak ketiga, antara lain : (a)

pendidikan dan pelatihan pemanfaatan limbah mebel oleh Sudin

Perindag Jakarta Timur, (b) pelatihan teknis ukir oleh Sudin Perindag

Jakarta Timur, (c) pelatihan ukir Jepara selama empat hari oleh Balai

Kerajinan Dinas Perindag DKI Jakarta, (d) pelatihan peningkatan

mutu finishing oleh Balai Kerajinan Perindag DKI Jakarta, (e)

pelatihan finishing oleh PT Propan Raya, (f) pelatihan Klaster mebel

oleh BI, (g) pelatihan desain oleh Perindag DKI Jakarta dan (h)

pelatihan desain oleh Sudin Koperasi dan UKM Jakarta Timur

sekaligus studi banding ke Asmindo se JABOTABEK dan pabrik

mebel Tunggul Laras, Bekasi.

Selain mengadakan pelatihan bagi pelaku usaha/pengrajin

mebel KIKM Jakarta Timur juga ikut serta dalam acara-acara seminar

yang berkaitan dengan usaha mebel, seperti seminar ISO 2001,

seminar ekspor mebel, seminar gugus kendali mutu dan seminar-

seminar lain yang terkait dengan mebel dan pemasarannya.

Kegiatan pelatihan dan seminar ini diharapkan agar para

pengrajin/pelaku usaha mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur khususnya yang bergabung dalam KIKM Jakarta Timur lebih

bisa memahami tentang manajemen perusahaan, desain produk,

finishing produk, mutu produk, akses pemasaran yang lebih luas

termasuk untuk ekspor, akses permodalan, kerjasama/kemitraan dan

lain-lain. Dengan demikian usaha-usaha mebel pada sentra industri

mebel Jakarta Timur ini tetap bisa eksis dan survive dalam krisis.

Selain itu, KIKM Jakarta Timur telah menjalin hubungan

kerjasama dengan pihak ketiga, antara lain: (a) BI melalui klaster

mebel, (b) JAMSOSTEK melalui bantuan peralatan mebel dan

bantuan pinjaman lunak dan (c) Bank Syariah Mandiri, BRI, BNI,

Bank DKI dan Bank Bukopin untuk tambahan modal usaha anggota

KIKM. Kerjasama KIKM Jakarta Timur dengan JAMSOSTEK dan

perbankan baru tahap penjajakan dan belum membuahkan hasil.

Page 65: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

50

4.2 Kondisi Umum Perusahaan

4.2.1 Profil Usaha

Usaha mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur

mayoritas dijalankan dalam skala industri kecil atau industri rumah

tangga (home industry) dan telah berkembang cukup lama. Kegiatan

usaha mebel ini mulai dirintis tahun 1960an yang berawal dari

ketertarikan beberapa perintis usaha mebel yang banyak dijual di

Jakarta Timur, sementara Jakarta Timur bukan merupakan daerah

potensi untuk memperoleh bahan baku mebel. Sejak awal

berkembangnya sekitar tahun 1970an, usaha mebel Jakarta Timur

berkembang pesat terutama pada sentra mebel wilayah Kecamatan

Pulogadung, Kecamatan Cakung dan Kecamatan Duren Sawit yang

juga dikenal dengan mebel Klender. Sejak tahun 1980an sentra

industri mebel Jakarta Timur mulai diminati pelaku usaha yang datang

dari berbagai daerah terutama dari Jawa Tengah.

Seiring dengan perkembangannya, mulai tahun 1990an sampai

tahun 2000an sebagian pengrajin mebel sudah mulai merambah pasar

internasional (pasar ekspor) dengan kualifikasi khusus seperti: kursi

tamu, sofa kayu, lemari, kursi dan meja makan dan lain-lain. Produk

utama pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur

adalah mebel yang terbuat dari bahan kayu, baik kayu Jati maupun

kayu Mahoni.

Pada tahun 2008, jumlah pelaku usaha/pengrajin mebel di

Jakarta Timur diperkirakan sekitar 2000 pengrajin dengan menyerap

tenaga kerja lebih dari 30.000 orang. Menurut data dari KIKM Jakarta

Timur pengrajin mebel yang terdaftar di KIKM Jakarta Timur tidak

lebih dari 200 unit usaha, sementara pengrajin mebel yang aktif dan

dibina KIKM Jakarta Timur hanya 67 unit usaha, selebihnya tidak

terdaftar dan berdiri sendiri (KIKM Jakarta Timur, 2006). Daftar

pengrajin mebel binaan KIKM Jakarta Timur dapat dilihat pada

Lampiran 27.

Page 66: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

51

4.2.2 Karakteristik Perusahaan

Karakteristik usaha mebel pada Sentra industri mebel Jakarta

Timur terkenal dengan keanekaragaman produk yang ada, mulai dari

produk setengah jadi, produk jadi dan beraneka ragam asesoris serta

menjual produk-produk mebel seni ukir yang berasal dari Jepara.

Selain itu, bahan baku yang dipakai juga beraneka ragam jenis dan

asal yang berbeda, seperti kayu Mahoni, kayu Jati yang berasal dari

Jawa Tengah dan Jawa Timur serta kayu yang berasal dari Kalimantan

dan Papua. Hal ini sangat berbeda dengan industri mebel seni ukir

Jepara yang mempunyai karakteristik khusus, yaitu produksi mebel

seni ukir Jepara.

Selain itu, rendahnya mutu SDM yang dimiliki, keterbatasan

bahan baku, keterbatasan teknologi produksi yang mengakibatkan

produktivitas rendah dan rendahnya mutu produk, kesulitan dalam

akses permodalan terutama dari sumber-sumber keuangan yang

formal, kurangnya akses pemasaran, pengetahuan tentang pasar

ekspor masih lemah, belum ada kejelasan standardisasi produk yang

sesuai dengan keinginan konsumen, lemahnya quality control

4.2.3 Pola Manajemen Perusahaan

terhadap produk, tidak terorganisir dalam jaringan dan kerjasama yang

baik serta masih lemahnya keinginan untuk menjalin hubungan

kerjasama (kemitraan) dengan usaha menengah atau usaha besar.

Pada umumnya pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra

industri mebel di Jakarta Timur masih menerapkan pola manajemen

konvensional atau manajemen keluarga. Pengelolaan manajamen

perusahaan yang diterapkan masih jauh dengan penerapan pada

perusahaan pada umumnya (manajemen modern) terutama yang

berkaitan dengan administrasi dan keuangan, strategi pemasaran,

desain produk, dan finishing produk. Keuangan perusahaan

dikendalikan oleh owner dengan sistem “satu kantong” sehingga tidak

jelas antara uang perusahaan dan uang keluarga. Oleh karena itu,

KIKM Jakarta Timur telah bekerjasama dengan pihak lain

Page 67: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

52

mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk menata dan membenahi

pola manajemen yang diterapkan selama ini. Kebijakan kegiatan ini

dianggap penting dengan beberapa alasan, antara lain :

1. Potensi sumberdaya alam (SDA) dan SDM yang besar bagi

kelangsungan kegiatan usaha produksi mebel, terutama dari

kenyataan bahwa produksi mebel sudah menjadi bagian kegiatan

utama masyarakat di Jakarta Timur khususnya Kecamatan Duren

Sawit dan Kecamatan Jatinegara.

2. Pangsa pasar relatif stabil dan luas sehingga peluang keuntungan

yang diperoleh semakin terbuka.

3. Pemasaran mebel masih terbuka luas, secara umum dapat

dilakukan ke luar kota serta berpeluang ekspor ke beberapa negara,

sehingga membuka peluang bagi perbankan untuk semakin ikut

berperan dalam dukungan pinjaman modal usaha.

4. Upaya meningkatkan lapangan kerja yang diharapkan mampu

meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pengembangan potensi

ekonomi khususnya di daerah Jakarta Timur.

4.2.4 Aspek Produksi

4.2.4.1 Bahan Baku

Bahan baku kayu yang digunakan pelaku usaha/pengrajin

mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur terdiri dari dua

bagian, yaitu :

1. Bahan baku utama

Bahan baku utama yang digunakan sebagai bahan dasar

pembuatan mebel adalah dari kayu daun lebar (hard wood),

seperti kayu Jati, kayu Mahoni, kayu Syukai, kayu Kruing

dan jenis kayu komersial lainnya. Bahan baku utama

pembuatan mebel berasal dari berbagai daerah, yaitu

Kabupaten Pati, Blora, Jepara, Sumatera, Kalimantan dan

sebagian dari Papua.

Pelaku usaha/pengrajin mebel memperoleh bahan baku

utama melalui pihak ketiga (agen) di pangkalan kayu/material

Page 68: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

53

yang sudah dipotong sesuai dengan kebutuhan

(gelondongan/kayu bulat). Jarak usaha mebel pada sentra

industri mebel Jakarta Timur dengan wilayah pemasok bahan

baku utama kayu menempatkan pengrajin mebel pada posisi

yang dirugikan. Dengan demikian pengrajin mebel kesulitan

untuk memperoleh bahan baku utama secara langsung dari

lokasi sekitar sehingga menyebabkan biaya pengadaan bahan

baku menjadi lebih tinggi (high cost).

Belakangan ini pelaku usaha/pengrajin mebel sudah

mulai membuat bahan baku dari kayu daun jarum (soft wood)

sebagai bahan dasar alternatif seperti kayu pinus serta kayu

dari hutan rakyat seperti kayu karet, kayu sengon, kayu

kelapa dan kayu nangka, hal ini dikarenakan kesulitan

memperoleh bahan baku dan tingginya harga bahan baku dari

kayu komersial (hard wood).

2. Bahan baku pendukung (bahan panel)

Bahan baku panel atau bahan baku pendukung

diperuntukkan sebagai bahan baku tambahan dalam

pembuatan mebel, seperti particle board, High Density

Fiberboard (HDF), Medium Density Fiberboard (MDF),

Block Board dan Triplex (plywood). Penambahan bahan baku

pendukung bertujuan untuk mengatasi keterbatasan bahan

baku utama akibat kelangkaan bahan baku, selain itu

pemakaian bahan baku ini bertujuan untuk menambah daya

tarik produk mebel. Bahan baku pendukung (panel)

merupakan hasil olahan pabrik dari Jakarta.

4.2.4.2 Tenaga kerja

Sistem tenaga kerja pada sentra industri mebel Jakarta

Timur terutama pada kelompok usaha menengah dan kelompok

usaha kecil dilaksanakan berdasarkan sistem borongan, dimana

setiap tenaga kerja mempunyai kewajiban tertentu untuk

mengerjakan bagian-bagian dalam proses produksi. Pada sistem

Page 69: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

54

borongan tersebut terdapat dua sistem upah borongan, yaitu (1)

borongan bagian rangka mebel dan (2) borongan finishing dimana

tenaga kerja memiliki tugas dan kewajiban menyelesaikan

pekerjaan sampai selesai bagian masing-masing. Sistem upah

borongan ini setiap tenaga kerja, baik tenaga kerja bagian rangka

mebel maupun bagian finishing akan mendapat upah yang sama,

yaitu rata-rata Rp.350.000,- tergantung kesulitan pekerjaannya.

4.2.4.3 Teknologi Produksi

Teknologi atau sarana produksi yang dipakai dalam usaha

mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur masih memakai

alat tradisional dan manual. Proses produksi mebel masih banyak

mengandalkan keterampilan tangan pengrajin terutama pada

kelompok usaha mikro. Namun dalam kesederhanaan teknologi

produksi tersebut diperlukan ketelitian dan ketekunan dalam

mengerjakan mebel agar memiliki nilai seni dan nilai jual yang

tinggi.

Sementara untuk kelompok usaha menengah dan

kelompok usaha kecil relatif lebih maju, yaitu sudah memakai alat

manual berupa mesin-mesin sederhana. Untuk masa mendatang

kebutuhan inovasi dan kreativitas desain produk yang dinamis

mutlak diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman yang

seringkali mengutamakan aspek seni dan artistik produk.

4.2.5 Proses produksi

Proses produksi pada dasarnya merupakan suatu bentuk kegiatan

untuk mengolah satuan bahan baku (input produksi) menjadi produk

(output produksi). Untuk melaksanakan proses atau kegiatan tersebut

diperlukan satu rangkaian proses pengerjaan yang bertahap.

Perancangan proses produksi dalam hal ini akan tergantung pada

karakteristik produk yang dihasilkan dan pola kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam pembuatan produk.

Proses produksi yang dilakukan dalam kegiatan usaha

kerajinan mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur hanya

Page 70: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

55

memerlukan peralatan yang sederhana karena lebih banyak

memanfaatkan keahlian/keterampilan tangan manusia untuk

menghasilkan produk kerajinan ini. Proses produksi mebel ini

dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu : (a) pemilihan bahan baku, ( b)

pembuatan pola/model, dan (c) proses finishing.

Adapun tahapan proses produksi masing-masing bagian dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemilihan bahan baku

Bahan baku (kayu log/kayu bulat) merupakan salah satu hal

terpenting dalm pembuatan mebel. Pemilihan bahan baku dimulai

dengan pemilihan bahan dasar kayu yang kemudian dipadukan

dengan bahan dasar pendukung yang disesuaikan kebutuhan

pembuatan mebel. Selanjutnya bahan baku dibelah atau dipotong

sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Biasanya untuk kelompok

usaha mikro, pembelahan atau pemotongan bahan dasar dilakukan

oleh pengrajin khusus dengan harga Rp.150.000,-/m³. Hal ini

disebabkan karena kelompok usaha mikro tidak mempunyai sarana

produksi berupa mesin pemotong/pembelah.

b. Pembuatan desain/pola/model

Pembuatan pola atau model dilakukan dengan dua cara,

yaitu pola sendiri dan pola atas permintaan konsumen. Kemampuan

para pengrajin untuk menciptakan model dan inovasi dalam

pembuatan mebel menjadi mutlak diperlukan, karena model yang

masih konvensional menjadi kurang mendapat minat dari

masyarakat. Kondisi seperti ini menjadi titik lemah pengrajin yang

selalu menghasilkan produk konvensional dengan motif mebel

yang ada selama ini.

Pelaku usaha/pengrajin mebel memiliki kemampuan untuk

membuat produk dengan model dan inovasi, tetapi hal itu lebih

didasarkan kepada keinginan/pesanan calon pembeli. Khusus untuk

kelompok usaha mikro, proses pembuatan pola dilakukan sampai

dengan menjadi produk mebel setengah jadi/produk mebel mentah

Page 71: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

56

(unfinishing) selanjutnya langsung dijual kepada penampung

(agen).

Adapun tahapan proses produksi mebel pesanan seperti

terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Proses produksi mebel KIKM Jakarta Timur

c. Proses Pengerjaan Akhir (finishing)

Proses finishing dilakukan apabila seluruh proses

pembuatan produk sudah selesai dilaksanakan dan telah mendapat

pengecekan dari pengrajin mebel. Proses finishing yang dilakukan

meliputi dua tahap, yaitu : (1) mengampelas seluruh bagian mebel

yang sudah siap dikerjakan agar halus dan (2) memberi vernis atau

melamin pada seluruh lapisan kayu dengan menggunakan kuas

untuk mempercantik mebel serta memberikan lapisan kepada kayu

agar kuat dan tahan lama/awet.

Setelah proses finishing dilakukan, mebel tidak boleh

terkena sinar matahari secara langsung karena akan memudahkan

terjadinya pecah-pecah pada lapisan yang telah divernis/melamin,

mebel cukup ditata di tempat penyimpanan atau di ruang pamer

(showroom) sehingga dapat terkena hembusan angin secara

langsung. Vernis/melamin tersebut menjadi kering dalam waktu

dua-tiga jam dan mebel siap untuk dijual.

4.2.6 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi sangat tergantung pada kemauan dan

kemampuan/kesanggupan setiap pengrajinnya. Dengan tenaga kerja

Pemesan

Model Mebel

Proses Produksi

Produk Mebel

Konsumen Langsung

PENGRAJIN

Showroom

Pemesan /Konsumen

Page 72: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

57

borongan yang ada untuk mengerjakan mebel secara rutin, maka

produksinya relatif terbatas pada siklus usaha yang dijalankan saat ini.

Selama ini pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur

khususnya kelompok usaha menengah tidak merasa kesulitan dalam

menjalankan proses produksi mebel, sehingga pada saat terdapat

pesanan mebel dalam jumlah yang banyak masih dimungkinkan untuk

menambah tenaga terampil yang banyak terdapat di wilayah ini.

Pengrajin mebel secara rata-rata menerapkan tujuh-delapan jam

kerja per hari untuk menghasilkan satu set produk mebel. Waktu yang

diperlukan untuk mengerjakan satu set produk mebel sampai selesai

mencapai tiga sampai empat hari untuk model kursi tamu standard

(type 2:1:1) dan satu minggu untuk produk kitchen set tipe meja bar.

Kapasitas produksi yang dapat dihasilkan pengrajin mebel dengan

tenaga kerja yang ada selama satu bulan bervariasi, yaitu kelompok

usaha menengah mencapai 30-35 set, kelompok usaha kecil 25-30 set

dan kelompok usaha mikro bisa mencapai 12 set. Kapasitas produksi

tergantung pada bahan baku yang digunakan dan tingkat kesulitan

proses pembuatan mebel.

Namun demikian jumlah produksi mebel bisa bertambah, hal ini

didasarkan atas jumlah pesanan konsumen maupun perkiraan potensi

pasar. Dengan demikian pelaku usaha/pengrajin mebel dapat

meningkatkan jumlah produksinya dengan cara menambah jumlah

jam kerja maupun jumlah hari kerja. Hal ini juga dapat dijadikan

sebagai patokan dalam menghitung jumlah tenaga kerja terampil yang

dibutuhkan guna menyelesaikan seluruh mebel yang diproduksi.

4.3 Identifikasi dan Analisis Usaha

4.3.1 Penawaran dan Permintaan

a) Keadaan dan Prospek Pasar

Secara umum prospek pasar produk mebel pada sentra

industri mebel Jakarta Timur sangat terbuka luas, baik pasar

lokal maupun untuk pasar ekspor. Pada tahun 2007 kebutuhan

produk mebel secara Nasional untuk ekspor mencapai 545.289 Ton

Page 73: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

58

dengan nilai 1.100.911 US$ sedangkan produksi mebel Provinsi

DKI Jakarta pada tahun yang sama untuk mutu ekspor mencapai

114.186 Ton dengan nilai 180.140 US$. Untuk tahun 2008

produksi mebel dari Provinsi DKI Jakarta meningkat menjadi

145.806 dengan nilai 247.379 US$ sementara permintaan secara

Nasional adalah 513.442 Ton dengan nilai 1.116.557 US$. Artinya

bahwa prospek pasar sentra industri mebel Jakarta Timur sangat

terbuka luas karena kebutuhan produk mebel Provinsi DKI Jakarta

sebagian besar diperoleh dari sentra industri mebel Jakarta Timur.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Produksi mebel ekspor DKI Jakarta, Nasional dan KIKM Jakarta Timur

No Uraian 2007 2008 Persentase

(%) Berat (tons)

Nilai (US$) 000

Berat (tons)

Nilai (US$ 000)

1 DKI Jakarta 114.186 180.140 145.806 247.379 100 2 Nasional 545.289 1.100.911 513.442 1.116.557 100 3 KIKM * 39.965 6.3049 51.032 86.583 35 4 KIKM ** 10.906 2.218 10.269 22.331 2

Keterangan : KIKM * = KIKM Jakarta Timur terhadap DKI Jakarta KIKM ** = KIKM Jakarta Timur terhadap Nasional

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa produk mebel mengalami

kenaikan permintaan secara Nasional sehingga membuka peluang

prospek pasar bagi sentra industri mebel Jakarta Timur. KIKM

Jakarta Timur memasok produk mebel terhadap DKI Jakarta cukup

besar yaitu 35%, sedangkan pasokan untuk Nasional dua persen.

Artinya, KIKM Jakarta Timur mempunyai prospek cukup besar

untuk berkembang dan lebih maju di masa mendatang.

Namun demikian kelangkaan bahan baku menjadi salah satu

kendala dalam pengembangan sentra industri mebel Jakarta Timur.

Aspek lainnya adalah kekurangan modal untuk proyek-proyek yang

berskala besar baik untuk pasar lokal maupun pasar internasional.

Untuk itu, pemerintah sangat diharapkan berperan penting untuk

mengatasi masalah tersebut dengan mendorong agar perbankan

Page 74: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

59

lebih responsif memberikan bantuan modal usaha terhadap pelaku

usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur.

b) Tingkat Penawaran dan Permintaan

Prospek pasar industri mebel masih terbuka luas khususnya

untuk pasar lokal. Dari hasil penelitian berdasarkan wawancara

dengan Ketua Umum KIKM Jakarta Timur hampir sekitar 88%

pangsa pasarnya adalah untuk pasar lokal dan 12% untuk pasar

ekspor. Hasil produksi mebel biasanya dipasarkan kepada

masyarakat umum (restoran, kafe, warung, perumahan, apartemen

dan kontrakan), perkantoran (pemerintah dan swasta) dan sekolah

(negeri dan swasta).

c) Pangsa Pasar

Pangsa pasar industri mebel pada sentra industri mebel

Jakarta Timur masih terbuka luas khususnya untuk pasar lokal.

Dari hasil penelitian hampir 88% pangsa pasarnya adalah untuk

pasar lokal dan 12% untuk pasar ekspor.

Namun sejak terjadi krisis global belakangan ini, pemasaran

produk mebel pasar lokal mengalami penurunan khusunya pada

awal semester kedua tahun 2009. Dari hasil wawancara dengan

pengurus KIKM Jakarta Timur, omzet penjualan produk mebel

turun sampai 40 persen. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara

lain : (a) daya beli masyarakat menurun, (b) keamanan yang kurang

kondusif dan (c) eksportir banyak yang beralih ke pasar lokal.

Selain itu, dampak terjadinya krisis global menimbulkan banyak

pengrajin mebel pemula atau pendatang baru sehingga membuat

pangsa pasar mebel lokal semakin kompetitif.

Pangsa pasar mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Pasar domestik (pasar lokal)

Pada umumnya metode pemasaran produk mebel masih

bersifat sederhana dan konvensional yaitu dengan cara

menunggu calon pembeli untuk datang ke showroom atau

Page 75: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

60

lokasi workshop. Sistem penjualan mebel sepenuhnya

dilakukan oleh masing-masing pengrajin yang umumnya

menyatakan memiliki pasar/konsumen sendiri-sendiri.

Dilihat dari potensi pemasaran produk mebel, produk

dari wilayah ini masih mengandalkan ketertarikan masyarakat

khususnya para pelintas jalan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan para pemilik/pengrajin diperoleh informasi bahwa 50%

produk yang terjual masih dipasarkan sendiri melalui ruang

pamer yang berada di showroom atau lokasi workshop usaha.

Showroom dan workshop menjadi sarana utama pengrajin

untuk memasarkan produknya secara langsung sehingga

hampir seluruh pelaku usaha/pengrajin mebel memiliki

workshop tempat usaha kecuali kelompok usaha mikro.

Pemasaran produk mebel pada sentra industri mebel di

Jakarta Timur dilakukan melalui dua cara, yaitu : (1) penjualan

secara langsung: penjualan dilakukan langsung dari showroom/

lokasi workshop usaha yang umumnya terletak di pinggir jalan,

dimana pada setiap tempat usaha selalu tersedia sebuah

ruangan yang berfungsi sebagai ruang pamer (showroom).

Biasanya penjualan langsung dilakukan dengan sistem

pembayaran kontan (cash); (2) Pembelian melalui pemesanan :

pengrajin mengharuskan kepada calon pembeli/pemesan untuk

memberikan uang muka antara 30-35% dari total nilai

penjualan, dan sisanya harus dibayar lunas pada saat barang

akan diangkut ke tempat calon pembeli.

Penjualan berdasarkan pesanan dipasarkan kepada

masyarakat umum (restoran, kafe, warung, perumahan,

apartemen dan kontrakan), perkantoran (pemerintah dan

swasta) dan sekolah (negeri dan swasta). Untuk pemasaran ke

kantor-kantor khususnya kantor pemerintahan, apartemen dan

sekolah biasanya berdasarkan sub kontrak dari pihak ketiga

Page 76: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

61

sedangkan untuk pasar umum lainnya dipasarkan secara

langsung.

2) Pasar internasional (Pasar ekspor)

Untuk pasar ekspor sebagian besar produk mebel dikirim

ke Amerika, Jepang, negara-negara Asia Tenggara, Timur

Tengah serta beberapa negara di Eropa. Jenis-jenis produk

mebel yang diekspor ke luar negeri sangat beragam seperti:

kursi tamu, kursi dan meja makan, bedroom set, lemari, rak dan

lain-lain. Pada umumnya produk mebel yang diekspor

memakai bahan baku kayu Jati dan kayu Mahoni. Untuk lebih

jelasnya alur pemasaran produk mebel untuk ekspor dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Alur pemasaran produk mebel ekspor

(sumber: KIKM Jakarta Timur, 2006)

Sebagai salah satu usaha yang berbasis kepada teknologi sederhana

dan produk tangan (handy craft) maka produk mebel memerlukan

keterampilan tangan dan keuletan, sehingga produk yang dihasilkan

memiliki seni dan bernilai jual tinggi. Keterampilan dan keuletan pengrajin

mebel ini diperlihatkan dengan kemampuan mereka untuk memenuhi

pemesanan dengan model baru, sepanjang model tersebut berasal dari

pemesan yang bersangkutan. Jenis produk yang dihasilkan secara kontinu

adalah mebel kursi dan meja sementara beberapa jenis produk yang

diproduksi sesuai pesanan adalah lemari, kitchenset, sketset dan kamar set.

Kelemahan para pengrajin mebel ini adalah kurangnya inovasi dalam

model produk yang diproduksi. Pengrajin membuat model yang sesuai

dengan pesanan dari calon pembeli. Dalam hal pemasaran produk, pengrajin

Pengrajin/ Pelaku usaha

Eksportir Indonesia

Showroom

Importir (Distributor

) Toko/Retail Konsumen

Agen Commision

Page 77: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

62

mebel tidak jarang melakukan penawaran model (promosi produk) maupun

potongan harga (discount). Oleh karena itu, setiap pengrajin mebel pada

sentra industri mebel Jakarta Timur memiliki hubungan tersendiri dengan

calon pembeli yang berperan sebagai pedagang perantara/agen, maka secara

sepintas tidak terlihat adanya persaingan usaha dalam pemasaran produk

mebel pada sentra industri mebel tersebut.

Gambar 6 Produk mebel sentra industri mebel KIKM Jakarta Timur

4.3.2 Nilai Tambah Produk

Analisis nilai tambah berguna untuk peningkatan margin

atau laba suatu perusahaan. Dalam hal ini pengrajin mebel/pelaku

usaha mebel dalam memproduksi mebel selalu memanfaatkan

limbah produksi agar mempunyai nilai tambah. Sisa bahan

produksi mebel berukuran kecil diolah kembali untuk menjadikan

barang produksi yang bisa dijual, seperti frame foto, patung kayu

berupa unggas (burung elang, ayam dan bebek), patung ondel-

ondel, pajangan bunga hias, gantungan kunci, mainan anak-anak

dan lain-lain.

Sementara limbah produksi mebel berukuran besar diolah

kembali menjadi barang-barang yang bernilai jual tinggi, seperti

lemari kaca pajangan, papan blok buat lantai, dan kursi goyang

(kursi santai). Barang-barang asesories tersebut biasanya dijual

langsung ke konsumen dengan harga yang bervariasi.

Page 78: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

63

4.3.3 Kinerja Keuangan

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, kriteria

UMKM dikategorikan menjadi tiga kelompok usaha, yaitu usaha

mikro, usaha kecil dan usaha menengah sebagaimana terdapat pada

Tabel 10.

Tabel 10 Kriteria UMKM berdasarkan UU No.20 tahun 2008

No

Uraian

(Kriteria Usaha)

Aset bersih dan penjualan

Aset (Rp) Penjualan (Rp/thn)

1 Usaha Mikro ≤ 50 juta ≤ 300 juta

2 Usaha Kecil 50 – 500 juta 300 juta – 2,5 miliar

3 Usaha Menengah 500 juta – 10 miliar 2,5 – 50 miliar

Sumber : Kemenkop dan UKM, 2008

Dari Tabel 10 dapat dijelaskan, berdasarkan UU No. 20

tahun 2008 tentang UMKM, kriteria UMKM dikategorikan sebagai

berikut : usaha mikro memiliki aset bersih paling tinggi Rp 50 juta,

usaha kecil berkisar Rp 50 juta – Rp 500 juta dan usaha menengah

Rp 500 juta – Rp 10 miliar. Aset tersebut tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat berusaha. Adapun penjualan tahunan bagi usaha

mikro maksimal Rp 300 juta, usaha kecil Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar

dan usaha menengah Rp 2,5 miliar – Rp 50 miliar. Berdasarkan

kriteria tersebut di atas, usaha mebel pada sentra industri mebel

Jakarta Timur termasuk usaha kecil dan mikro (Kemenkop dan

UKM, 2008).

Namun berdasarkan hasil wawancara dengan para pelaku

usaha/pengrajin mebel kinerja keuangan perusahaan (analisis rugi

laba, neraca keuangan dan analisis rasio keuangan) baik kelompok

usaha menengah, kelompok usaha kecil maupun kelompok usaha

mikro/pemula belum memakai sistem administrasi dan keuangan

yang baik (modern). Segala transaksi keuangan, baik pembelian

bahan baku dan penjualan produk masih tercatat secara

konvensional. Hal ini disebakan kurangnya SDM yang dimiliki oleh

perusahaan. Selain itu pelaku usaha/pengrajin mebel terutama pada

Page 79: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

64

kelompok usaha kecil dan mikro tidak tertarik memakai laporan

keuangan modern dengan alasan sudah terbiasa memakai laporan

konvensional karena sederhana, terbiasa dan bersifat turun-temurun.

4.3.4 Teknik Pemasaran

4.3.4.1 Analisis Bauran Pemasaran

a) Harga

Hasil produksi mebel pada sentra industri mebel

Jakarta Timur merupakan suatu produk hasil teknologi

kovensional/teknologi sederhana namun memiliki nilai seni

yang cukup tinggi. Harga produk mebel setiap perusahaan

bisa berbeda dengan hasil produk mebel lainnya, hal ini

disebabkan berbagai hal, antara lain: kualifikasi bahan baku

yang dipakai, desain produk dan hasil finishing produk.

Perbedaan harga jual yang cukup tinggi bukan hanya

disebabkan oleh pemakaian bahan baku, namun lebih karena

model produk yang memiliki tingkat kesulitan dalam proses

pembuatannya serta memiliki nilai seni yang lebih tinggi.

Harga yang ditetapkan untuk setiap produk yang dihasilkan

biasanya adalah harga di lokasi workshop/bengkel usaha atau

di showroom, sehingga biaya transportasi menjadi beban

pembeli/pemesan/konsumen kecuali untuk daerah DKI

Jakarta dan sekitarnya. Harga jual semakin besar manakala

produk mebel tersebut dipasarkan ke luar Kota Jakarta, hal

ini disebabkan adanya penambahan biaya transportasi dan

biaya bongkar muat.

Selain itu, pelaku usaha/pengrajin mebel di antara

kelompok usaha pada sentra industri mebel Jakarta Timur

menjual produk mebel dengan harga yang bervariasi,

misalnya ”Kursi Tamu Bungkus” standard (type 2:1:1) dijual

dengan harga antara Rp.3 juta - Rp.4 juta per set dengan

bahan baku yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 11 dan Tabel 12.

Page 80: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

65

Tabel 11 Pembuatan kursi tamu bungkus (type 2:1:1)

No Uraian Bahan Volume (m³/Rp/lbr/ikat)

Harga (Rp.)

1 Jati Landak (bahan dasar) 0,25 m³ 1.250.000,-

2 Kain (Oscar/Dureg) 5 lembar 150.000,-

3 Busa tebal (1,20mx2,40m)

2 lembar 300.000,-

4 Karet sebagai alas (pegas)

3 ikat 150.000,-

5 Lem (perekat) 3 kg 75.000,-

6 Finishing (amplas dan vernis)

300.000,- 300.000,-

7 Upah jahit 150.000,- 150.000,-

8 Transportasi 1.00.000,- 100.000,-

Jumlah (Rp) 2.685.000,-

Biaya produksi satu set Kursi Tamu Bungkus (type 2:1:1)

biasanya berkisar antara Rp. 2.500.000,- sampai dengan Rp.

3.000.000,-. Perbedaan biaya produksi antara pelaku

usaha/pengrajin mebel disebabkan pemakaian mutu bahan baku

dan proses finishing.

Tabel 12 Biaya produksi kursi tamu bungkus (type 2:1:1)

No

Kelompok Usaha

Kursi Tamu Bungkus (type 2:1:1) Biaya produksi

(Rp) Harga jual

(Rp) 1 Usaha Menengah 3.000.000,- 3.500.000,-

2 Usaha Kecil 2.500.000,- 3.000.000,-

3 Usaha Mikro 2.300.000,- 2.750.000,-

Dari Tabel 11 dan Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk

penjualan satu set Kursi Tamu Bungkus standard (type 2:1:1)

secara langsung ke konsumen, pelaku usaha/pengrajin mebel bisa

mendapatkan keuntungan sekitar 20-25% atau lebih kecuali pada

kelompok usaha mikro. Sedangkan penjualan melalui agen,

pelaku usaha/pengrajin mebel harus mengeluarkan sucses fee

sebesar lima persen. Artinya, setiap penjualan produk mebel

Page 81: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

66

tidak mempunyai harga standar yang pasti, tetapi tergantung

kepandaian si penjual sekalipun dengan produk yang sama.

b) Produk

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada

konsumen dan diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan

keinginan konsumen. Dalam industri mebel pelaku

usaha/pengrajin sangat dituntut untuk meningkatkan mutu

produk. Selain produk mebel impor asal China, sesama

pelaku usaha/pengrajin mebel adalah suatu resiko yang harus

diantisipasi. Oleh karena itu, jaminan mutu produk mebel

adalah jaminan dalam kelangsungan usaha tersebut.

Kemampuan bersaing dalam bisnis mebel (komersial)

ditentukan oleh produk mebel yang bermutu dan harga

terjangkau oleh konsumen. Produk mebel yang diproduksi

pada sentra industri mebel Jakarta Timur hampir sama pada

setiap kelompok usaha, terutama pada kelompok usaha

menengah dan kelompok usaha kecil. Perbedaan produk

mebel yang dihasilkan secara umum terdapat pada mutu hasil

produk mebel.

c) Distribusi

Saluran distribusi adalah salah satu faktor penentu

untuk dapat meningkatkan hasil penjualan. Saluran distribusi

tersebut merupakan jalur penyampaian suatu produk, jika

saluran tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan optimal

maka konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk

tersebut. Saluran distribusi bagi pelaku usaha/pengrajin

mebel penting untuk menjamin keberlanjutan pemasaran

produk dan jaringan distribusi produk.

Pendistribusian produk mebel pasar lokal pada sentra

industri mebel Jakarta Timur ini meliputi wilayah pemasaran,

yaitu Pulau Jawa dengan komposisi hampir 90% didominasi

kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Bogor, Bandung, Bekasi,

Page 82: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

67

Depok, Tangerang, Yogyakarta dan lain-lain. Sementara

lebih 10% didistribusikan di luar pulau Jawa yaitu Pulau

Sumatera (Medan, Pekan Baru, Bukit Tinggi, Jambi,

Palembang dan Lampung), Pulau Kalimantan (Bontang,

Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda), Pulau Sulawesi

(Makassar dan Manado).

Pendistribusian produk mebel pada sentra industri

mebel Jakarta Timur dilakukan secara langsung kepada

pedagang/agen menengah maupun pengecer serta konsumen

besar dalam keadaan khusus tertentu. Saluran distribusi

tersebut disesuaikan dengan permintaan konsumen dengan

menggunakan sarana transportasi berupa mobil truk atau

sarana lainnya. Secara umum bentuk pola saluran

distribusinya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Saluran distribusi mebel KIKM Jakarta Timur

Selama ini pelaku usaha/pengrajin mebel ini

melakukan strategi distribusi langsung, yaitu dengan cara

mengirim langsung produk ke pelanggan (konsumen dan

agen). Pelaku usaha/pengrajin mebel selalu membina

hubungan baik dengan pelanggan (konsumen dan agen) yang

selama ini telah dilakukan sejak lama dan berupaya

memperlancar distribusi, selain itu perusahaan juga berupaya

untuk memperluas pangsa pasar, di luar pasar yang telah

dikuasai.

Pelaku usaha/ Pengrajin mebel

Konsumen Langsung

Agen Menengah

Agen Besar

Pengecer

Page 83: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

68

d) Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel bauran

pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk

mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga

sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat

menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari

perusahaan. Dengan promosi yang dilakukan perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan angka penjualan.

KIKM Jakarta Timur selama ini telah mengadakan

berbagai kegiatan promosi, antara lain : pameran produk

mebel bulanan, pameran mebel Separo Harga, Festival

Klender yang diadakan di PPIKM Jakarta Timur. Promosi

yang dilakukan melalui pameran bulanan biasanya

dilaksanakan setiap awal bulan, sedangkan pameran Separo

Harga dan Festival Klender dilakukan hari-hari besar

terutama menjelang hari raya, hari natal dan awal tahun baru.

Setiap anggota KIKM Jakarta Timur berhak mengikuti

pameran sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, KIKM Jakarta Timur mengikut sertakan

anggotanya pada pameran-pameran yang berskala nasional

maupun internasional seperti: pameran di gedung Depok

Town Square, Jakarta Convention Center (JCC), Mall Bekasi,

gedung UKM Tanah Abang, galeri UKM Smessco, gedung

Deperindag, International Furniture and Craft Fair

Indonesia (IFFINA). Untuk mengikuti pameran IFFINA

hanya pelaku usaha/pengrajin mebel yang mempunyai

produk mebel mutu ekspor yang diikutsertakan terutama

kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil.

Disamping itu, KIKM Jakarta Timur juga sudah melakukan

promosi produk mebel melalui salah satu perusahaan

provider dengan website kikmfurniture.com khususnya

untuk produk-produk mebel yang mempunyai nilai mutu

Page 84: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

69

ekspor. Dari data yang diperoleh membuktikan bahwa

perusahaan-perusahaan yang ikut pameran mampu

meningkatkan omzet penjualannya.

Adapun tujuan dilaksanakannya promosi tersebut

antara lain : (1) menyebarkan informasi produk mebel kepada

target pasar potensial, (2) untuk mendapatkan pelanggan baru

dan menjaga kesetiaan pelanggan lama, (3) untuk

mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/keuntungan, (4)

menjaga kestabilan penjualan dan (5) untuk membentuk citra

produk di mata konsumen yang diinginkan.

4.3.5 Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk

selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan

produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai.

Kebanyakan usaha ini dalam melakukan perhitungan biaya untuk

mendapatkan pesanan (order getting cost) dengan cara memberikan

potongan harga penjualan.

Rataan biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha/pengrajin

mebel pada sentra industri mebel di Jakarta Timur sebesar 10%

yang terdiri dari lima persen untuk biaya promosi yang meliputi

biaya cetak brosur dan biaya penyebaran brosur. Sedangkan biaya

pemasaran lainnya seperti biaya pergudangan, biaya pembungkusan

dan pengiriman khusus dan biaya angkutan dianggarkan sebesar lima

persen.

4.4 Karakteristik Narasumber

Narasumber pelaku usaha/pengrajin mebel pada kelompok usaha

menengah diwakili oleh CV Al-Makmur Jaya Furniture, CV Indo Jati

Furniture dan CV Indo Largo Furniture. Narasumber pelaku usaha/pengrajin

mebel kelompok usaha kecil diwakili oleh UUT Furniture, Vide Furniture

dan Rumpun Jati Furniture. Sedangkan narasumber untuk kelompok usaha

mikro diwakili oleh Nabilla Furniture, Say Mandiri Furniture dan Bintang

Furniture.

Page 85: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

70

Karakteristik narasumber yang diamati adalah umur, tingkat pendidikan

dan pengalaman narasumber dalam menjalankan usaha mebel.

a) Umur Narasumber Pemilik Perusahaan

Umur dapat menggambarkan tingkat kematangan setiap individu

pelaku usaha/pengrajin mebel dalam mengambil tindakan maupun resiko

yang akan diperolehnya di kemudian hari. Di samping itu, umur pelaku

usaha/pengrajin mebel juga dapat dijadikan sebagai patokan utama dalam

melakukan usaha mebel yang dapat mempengaruhi tingkat keseriusan

usaha yang digelutinya. Pada umumnya indikator umur sering dikaitkan

dengan angkatan kerja baik produktif maupun non produktif.

Kisaran umur narasumber yang diteliti berkisar antara 30 tahun

hingga lebih dari 50 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian

besar pelaku usaha/pengrajin mebel merupakan angkatan kerja yang

digolongkan produktif sebagaimana dijelaskan pada Tabel 13.

Tabel 13 Distribusi narasumber pemilik perusahaan menurut kelompok umur

No Kelompok umur (tahun)

Jumlah Narasumber (orang)

Persentase (%)

1 30 – 39 6 20

2 40 – 49 21 70

3 ≥ 50 3 10

Total 30 100

Dari sebaran kelompok tersebut menunjukkan bahwa dalam

melakukan usaha mebel lebih banyak dilakukan oleh pengrajin mebel yang

memiliki umur yang berkisar antara 40 sampai dengan 49 tahun.

b) Tingkat pendidikan narasumber

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh dan sekaligus dapat

menggambarkan tingkat kematangan setiap individu pelaku

usaha/pengrajin mebel dalam mengambil tindakan maupun resiko

dihadapinya. Di samping itu, pendidikan pelaku usaha/pengrajin mebel

juga dapat dijadikan faktor keberhasilan dalam melakukan usaha mebel

yang dapat mempengaruhi tingkat keseriusan usaha yang digelutinya

terutama dalam menentukan pasar.

Page 86: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

71

Dari hasil pengumpulan data di lapangan, pengrajin mebel

memiliki tingkat pendidikan formal, yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA) dan Perguruan Tinggi (Diploma atau Strata Satu). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi narasumber pemilik perusahaan menurut tingkat pendidikan No Tingkat pendidikan

(narasumber) Jumlah Narasumber

(orang) Persentase

(%) 1 SLTP 6 20

2 SLTA 15 50

3 Perguruan tinggi 9 30

Total 30 100

Dari kondisi tersebut diperoleh gambaran bahwa seluruh pelaku

usaha/pengrajin mebel yang diambil sebagai narasumber dapat

menyelesaikan pendidikan formalnya sesuai dengan tingkatan masing-

masing. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki pengrajin mebel/pelaku

usaha narasumber di lokasi penelitian sebanyak 15 orang berpendidikan

SLTA dan sembilan orang memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi

yaitu pada kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil, yaitu

terdapat pada CV Indo Jati Furniture, CV Almakmur Jaya Furniture dan

UUT Furniture. Hal ini berarti SLTA merupakan tingkat pendidikan yang

paling dominan dari pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri

mebel Jakarta Timur.

c) Pengalaman dalam usaha mebel

Dalam melakukan aktivitas usaha mebel, pengalaman usaha yang

dimiliki pengrajin mebel cukup bervariasi mulai dari lima tahun hingga

puluhan tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku usaha/pengrajin mebel

pada sentra industri mebel Jakarta Timur sudah melakukan usaha mebel

sebelum bergabung dengan KIKM Jakarta Timur. Pengalaman usaha ini

erat kaitannya dengan tingkat keterampilan dan kemampuan setiap

individu dalam menjalankan usaha mebel. Semakin lama pengalaman

melakukan usaha mebel, maka semakin baik pula hasil yang diperoleh dan

Page 87: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

72

begitu juga sebaliknya, semakin sedikit pengalaman usaha, semakin

rendah hasil yang diperoleh pelaku usaha/pengrajin mebel.

Kebanyakan pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri

mebel Jakarta Timur memperoleh pengalaman dari usaha mebel keluarga

(turunan) dan sebagian dari pengalaman sebagai karyawan pada

perusahaan yang bergerak di bidang mebel. Pengalaman usaha mebel

pelaku usaha/pengrajin mebel Jakarta Timur dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Pengalaman usaha mebel pemilik perusahaan

No Kelompok Perusahaan Nama Perusahaan Pengalaman Bergabung ke KIKM

(Tahun) (Tahun)

1 Usaha Menengah CV Al-Makmur F. 19 2006 CV Indo Jati F. 38 2006 CV Indo Largo F. 21 2006

2 Usaha Kecil UUT Furniture 11 2007 Vide Furniture 17 2006 Rumpun Jati F. 15 2006

3 Usaha Mikro Nabilla Furniture 7 2007 Say Mandiri F. 5 2007 Bintang Furniture 6 2006

Berdasarkan Tabel 15 pengalaman usaha mebel dari tiga kelompok usaha

yang berbeda, menunjukkan bahwa pelaku usaha/pengrajin mebel sudah

mempunyai pengalaman yang cukup lama dalam usaha mebel. Hal ini dapat

dilihat dari pengalaman setiap perusahaan/pengrajin mebel yang sudah mencapai

rata-rata lebih dari lima tahun. Selain itu, pengrajin mebel/pelaku usaha juga

sudah mendapatkan pengalaman kerjasama dengan KIKM Jakarta Timur sehingga

dapat meningkatkan cara usaha mebel dan dapat membandingkan manajemen

usaha mebel dari sistem yang sebelumnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh deskripsi masing-masing

pengrajin mebel/pelaku usaha dari tiga kelompok usaha mebel yang berbeda pada

KIKM Jakarta Timur yang meliputi bentuk perusahaan, modal usaha, umur,

jumlah pegawai, SDM, manajemen, pengalaman usaha mebel, teknologi yang

digunakan dan pemasaran sebagaimana terdapat pada Tabel 16.

Page 88: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

73

Page 89: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

74

Dari Tabel 16 menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan

antara ketiga kelompok usaha mebel antara lain sebagai berikut :

1) Bentuk Perusahaan

Bentuk Perusahaan di antara ketiga kelompok usaha mebel tersebut

berbeda, yaitu pada kelompok usaha menengah sebagian sudah

berbentuk perusahaan dan berbadan hukum dalam bentuk CV.

Kelompok usaha kecil masih berbentuk UD atau perorangan

sedangkan kelompok usaha mikro/kelompok usaha pemula

kebanyakan masih berbentuk agen (perantara) yang bersifat

perorangan dan bersifat temporer.

2) Modal Usaha

Modal usaha pada setiap kelompok usaha bersumber dari modal

sendiri, kecuali pada CV Al-Makmur Jaya Furniture dan CV Indo Jati

Furniture karena telah mendapat tambahan modal dari bank BRI.

Selain itu, hampir 50% kelompok usaha mikro terutama pendatang

baru sering menggunakan fasilitas pinjaman tambahan modal dari

lembaga keuangan non perbankan terutama pada rentenir.

3) Umur Perusahaan

Umur perusahaan pada kelompok usaha menengah dan kelompok

usaha kecil sudah mempunyai umur yang cukup lama, yaitu di atas 15

tahun sedangkan pada kelompok usaha mikro masih relatif singkat

yaitu maksimal tujuh tahun dan belum berbentuk perusahaan.

4) Jumlah pegawai/karyawan

Pada kelompok usaha mebel menengah jumlah pegawai yang bekerja

berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini

terlihat pada CV Indo Largo Furniture lebih sedikit dibandingkan

dengan CV Al-Makmur Jaya Furniture dan CV Indo Jati Furniture.

Untuk kelompok usaha kecil jumlah pegawai lebih variatif dan

temporer. Artinya, pada kelompok usaha mebel ini pegawai yang tidak

tetap (borongan) lebih banyak daripada pegawai tetap. Sedangkan

kekompok usaha mikro, pegawai masih sistem borongan tergantung

Page 90: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

75

pada proyek yang didapat. Setelah proyek selesai biasanya pegawai

dirumahkan kembali sampai ada borongan dipekerjakan kembali.

5) SDM yang digunakan

Sentra industri mebel Jakarta Timur pada kelompok usaha menengah

dan kelompok usaha kecil sudah memakai SDM yang relatif

berpengalaman dalam usaha mebel, sedangkan pada kelompok usaha

mikro masih relatif kurang berpengalaman dan bersifat temporer.

6) Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan yang diterapkan pada ketiga kelompok usaha

pada sentra industri mebel di Jakarta Timur masih menerapkan

manajemen konvensional/manajemen keluarga. Artinya, manajemen

yang diterapkan dalam perusahaan di setiap kelompok usaha rata-rata

memakai sistem manajemen yang kurang baik terutama pada

manajemen administrasi dan keuangan.

7) Pengalaman Perusahaan.

Pengalaman perusahaan mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur sangat bervariasi dan tergantung pada kelmpok usahanya.

Perusahaan mebel yang berpengalaman paling lama dalam usaha

mebel adalah CV Indo Jati Furniture dari kelompok usaha menengah

yaitu 38 tahun sedangkan perusahaan yang sedikit pengalaman dalam

usaha mebel ini adalah Say Mandiria Furniture dari kelompok usaha

mikro, yaitu selama lima tahun.

8) Teknologi yang digunakan.

Sentra industri mebel Jakarta Timur masih menggunakan peralatan

sederhana, mulai dari pemotongan bahan kayu sampai proses produksi.

Adapun peralatan yang dipakai antara lain: (a) mesin sawmill (gergaji

belah/potong) yang berfungsi untuk membelah bahan baku sesuai

dengan yang diinginkan, (b) mesin sirkel atau mesin potong, (c) mesin

bor untuk membor, (d) gergaji untuk memotong bahan kayu ukuran

kecil, (e) ketam/ serutan kayu untuk menghaluskan bahan baku

sebelum masuk ke tahap proses produksi selanjutnya, (f) Pahat yang

Page 91: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

76

berfungsi untuk membentuk model mebel yang diinginkan dan (e) Palu

sebagai alat ketok.

9) Bahan baku yang digunakan.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mebel pada sentra

industri mebel Jakarta Timur terdiri dari (a) bahan baku utama dari

kayu daun lebar (hard wood) yang digunakan sebagai bahan dasar

pembuatan mebel seperti: kayu Jati, kayu Mahoni, kayu Syukai, kayu

Kruing dan kayu keras lainnya, (b) bahan baku dari kayu daun jarum

(soft wood) sebagai bahan dasar alternatif seperti kayu karet, kayu

sengon, kayu pinus, kayu kelapa dan kayu nangka, (c) bahan baku

panel atau bahan baku pendukung yang berfungsi sebagai bahan baku

tambahan, seperti particle board, HDF, MDF, Block Boar dan

Triplex/plywood. Penambahan bahan baku pendukung bertujuan untuk

mengatasi keterbatasan bahan baku utama dan menambah daya tarik

produk.

10) Produk yang dihasilkan.

Produk mebel yang dihasilkan pada sentra industri mebel

Jakarta Timur pada setiap tingkatan kelompok usaha hampir sama,

kecuali pada kelompok usaha mikro. Perbedaan ini disebabkan karena

kelompok usaha mikro mempunyai keterbatasan modal, teknologi

produksi yang memadai serta keterbatasan SDM yang dibutuhkan.

Adapun jenis-jenis produksi mebel yang dihasilkan pada sentra

industri mebel Jakarta Timur adalah berupa produk mebel minimalis,

semi minimalis serta klasik. Produk mebel jenis klasik adalah

perpaduan antara produk mebel jenis minimalis dan semi minimalis

berupa: kursi meja tamu, kursi meja makan, lemari, kitchen set, buffet,

kamar set, sket set, kursi kantor dan lain-lain.

Setiap kelompok usaha mebel pada sentra industri mebel

Jakarta Timur mempunyai produk mebel unggulan yang berbeda

antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Produk

mebel unggulan terutama jenis klasik kebanyakan diproduksi

berdasarkan pesanan dari calon pembeli/konsumen.

Page 92: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

77

11) Pemasaran Produk.

Segmen pasar atau pemasaran produk mebel pada sentra industri

mebel Jakarta Timur kebanyakan untuk pasar lokal dan sebagian kecil

untuk pasar ekspor. Kelompok usaha yang pernah berpengalaman

untuk pasar ekspor adalah sebagian perusahaan kelompok usaha

menengah dan kelompok usaha kecil. Sedangkan pangsa pasar sentra

industri mebel Jakarta Timur adalalah perumahan, perkantoran baik

kantor pemerintah maupum kantor perusahaan swasta, apartemen

menengah, sekolahan dan kontrakan mewah.

12) Sistem pembayaran.

Seluruh transaksi jual-beli produk mebel pada sentra industri mebel

Jakarta Timur pada umumnya dilakukan secara kontan (cash). Namun

ada sebagian perusahaan memberikan kemudahan kepada konsumen

terutama konsumen lama (langganan) dengan cara pembayaran cicilan

(kredit). Hal ini dilakukan perusahaan untuk menarik konsumen agar

tetap berlangganan, bahkan sebagian pelaku usaha/pengrajin mebel

memberikan hadiah tambahan.

4.5 Hasil Analisis SWOT

4.5.1 Identifikasi Kelompok Usaha

Identifikasi tiga kelompok usaha mebel pada sentra industri mebel di

Jakarta Timur binaan KIKM Jakarta Timur, yaitu :

1. Kelompok Usaha Menengah

a. CV Al-Makmur Jaya Furniture : perusahaan ini didirikan sejak

tahun 1991 oleh H. A. Kana Firdaus. Awalnya Bapak H. Kana

Firdaus adalah seorang karyawan perusahaan yang bergerak di

bidang permebelan di daerah Jakarta Timur. Karirnya dimulai

dari pengangkut limbah produk mebel hingga diangkat mnjadi

karyawan tetap. Dengan pengalaman yang dimiliki sebagai

karyawan perusahaan mebel selama bertahun-tahun, akhirnya dia

mendirikan usaha mebel sendiri. CV Al-Makmur Jaya Furniture

merupakan perusahaan mebel yang dimulai dari nol yang

beralamat di Jl. Raya Bekasi Timur Km 17 No.40, Kecamatan

Page 93: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

78

Duren Sawit, Jakarta Timur. Perusahaan ini bergerak di bidang

usaha mebel dengan produksi mulai dari produk jadi (finishing)

sampai produk asesoris mebel dengan bahan baku yang

bervariasi. Produk yang dihasilkan terdiri dari: pembuatan lemari,

buffet, meja kursi makan, meja kursi tamu, kitchen set, kamar set

(tempat tidur, meja rias, nakas, dan lemari pakaian). Produk

andalan dari CV Al-Makmur Jaya adalah kitchen set ukuran

dengan berbagai tipe dan ukuran (ukuran kecil, sedang dan

ukuran besar).

b. CV Indo Jati Furniture : perusahaan ini berdiri tahun 1972 dan

merupakan perusahaan mebel yang dimulai dari usaha keluarga.

CV Indo Jati Furniture berkantor sekaligus showroom di Jl.

Pahlawan Revolusi No. 9 Klender, Jakarta Timur. Perusahaan ini

sekarang dikelola oleh H. Mahfuzi, SE sebagai generasi kedua

dari keluarga. Hasil produksi CV Indo Jati Furniture hampir sama

dengan produksi perusahaan mebel lainnya, mulai dari produk

yang sudah jadi (finishing) sampai produk asesoris mebel dengan

bahan baku yang bervariasi. Produk yang dihasilkan terdiri dari :

pembuatan lemari, buffet, meja kursi makan, meja kursi tamu,

kitchen set, kamar set tempat tidur, meja rias, dan lemari

pakaian). Selain penjualan langsung di showroom, perusahaan ini

menghasilkan produk-produk mebel pesanan dari instansi-instansi

pemerintah dan swasta terutama dari perkantoran, perumahan dan

perhotelan, seperti mebeler kantor, rak buku dan lain-lain.

c. CV Indo Largo Furniture : perusahaan ini didirikan sejak tahun

1989 di Bandung, Jawa Barat. Awalnya perusahaan ini bergerak

di bidang kontraktor dan pengadaan alat tulis kantor kemudian

ditambah dengan sub bidang yang bergerak di bidang permebelan.

Sejak tahun 2000 perusahaan ini bergerak di bidang usaha mebel

dengan produksi mulai dari produk jadi (finishing) sampai produk

asesoris mebel dengan bahan baku yang bervariasi. CV Indo

Largo Furniture beralamat di Jl. Gotong Royong No.92 Pondok

Page 94: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

79

Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Produk yang

dihasilkan sama dengan produksi perusahaan mebel lainnya yaitu

pembuatan lemari, buffet, meja kursi makan, meja kursi tamu,

kitchen set, kamar set (tempat tidur, meja rias, nakas, dan lemari).

2. Kelompok Usaha Kecil

a. UUT Furniture : perusahaan ini didirikan sejak tahun 1998 yang

berlokasi di Jl. Pahlawan Revolusi, Klender Jakarta Timur.

Pemilik UUT Furniture adalah UUT R. yang awalnya bekerja

sebagai pengelola perusahaan mebel orang tuanya. Perusahaan ini

bergerak di bidang usaha mebel dengan produksi mulai dari

produk jadi (finishing) sampai produk asesoris mebel dengan

bahan baku yang bervariasi. Produk yang dihasilkan terdiri dari:

pembuatan lemeri, buffet, meja kursi makan, meja kursi tamu,

kitchen set, kamar set (tempat tidur, meja rias), rak buku dan meja

belajar anak-anak.

b. Vide Furniture : pemilik perusahaan ini adalah Ir. Ade Firman

yang sekaligus sebagai Ketua Umum KIKM Jakarta Timur.

Perusahaan ini merupakan perusahaan mebel yang dimulai dari

perusahaan mebel orang tuanya. Vide Furniture terletak di Taman

Malaka II Blok B, kavling DKI Duren Sawit Jakarta Timur.

Perusahaan ini bergerak di bidang usaha mebel dengan produksi

mulai dari produk jadi (finishing) sampai produk asesoris mebel

dengan bahan baku yang bervariasi. Produk yang dihasilkan

terdiri dari pembuatan lemeri, buffet, meja kursi makan, meja

kursi tamu, kitchen set, kamar set (tempat tidur, meja rias, nakas,

dan lemari pakaian).

c. Rumpun Jati Furniture : Perusahaan beralamat di Jl. Raya Bekasi

Timur Km 17 Gg. RH. Ismail Duren Sawit, Jakarta Timur.

Perusahaan ini bergerak di bidang usaha mebel dengan produksi

mulai dari produk jadi (finishing) sampai produk asesoris mebel

dengan bahan baku yang bervariasi. Produk yang dihasilkan

terdiri dari pembuatan lemeri, buffet, meja kursi makan, meja

Page 95: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

80

kursi tamu, kitchen set, kamar set (tempat tidur, nakas, dan lemari

pakaian).

3. Kelompok Usaha Mikro

a. Nabilla Furniture : Perusahaan ini beralamat di Jl. Bambu Apus

V Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Perusahaan ini

bergerak di bidang usaha mebel dengan produksi mebel setengah

jadi (unfinishing). Produk mebel hasil produksi perusahaan ini

kebanyakan lemari setengah jadi kemudian dijual kepada

pengumpul (agen). Di samping itu, perusahaan ini juga menjual

produk mebel jadi (finishing) titipan dari perusahaan lain.

b. Say Mandiri Furniture : Perusahaan ini sama dengan Nabilla

Furniture dimana hasil produksinya hanya mengandalkan produk-

produk mebel setengah jadi (unfinishing) kemudian dijual kepada

agen khususnya lemari dan buffet. Selain itu, Say Mandiri

Furniture melayani pesanan dari konsumen. Lokasi perusahaan ini

di Jl. Pahlawan Revolusi No.12 Duren Sawit Jakarta Timur.

c. Bintang Furniture : Perusahaan ini beralamat di Jl. Amalia No.17

Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Bintang

Furniture sama dengan perusahaan-perusahaan mebel pada

kelompok usaha mikro lainnya yaitu hanya mengandalkan produk

mebel setengah jadi (unfinishing). Hal ini disebabkan

keterbatasan modal yang dimiliki oleh perusahaan.

4.5.2 Pengrajin Mebel Bergabung dengan KIKM Jakarta Timur

Pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur bergabung dan mengadakan kerjasama dengan KIKM Jakarta

Timur dalam pemasaran produk-produk mebel yang dihasilkan dengan

aturan dan ketentuan yang berlaku. KIKM Jakarta Timur sebagai wadah

mempunyai hak dan kewajiban kepada pelaku usaha/pengrajin mebel

sebagai anggota KIKM Jakarta Timur. Sebaliknya Pelaku usaha

mebel/pengrajin mebel selaku anggota mempunyai hak dan kewajiban.

Adapun hak dan kewajiban KIKM Jakarta Timur dan pengrajin

mebel sebagai anggota KIKM Jakarta Timur adalah sebagai berikut :

Page 96: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

81

a) Kewajiban pengrajin mebel sebagai anggota KIKM Jakarta Timur,

yaitu :

1. Membayar simpanan pokok

2. Membayar simpanan wajib

3. Membayar iuran sukarela

4. Membayar biaya stand yang dipakai setiap pameran

5. Mematuhi Rapat Anggota Tahunan (RAT).

b) Hak pengrajin mebel sebagai anggota KIKM Jakarta Timur:

1. Menerima tempat pameran di PPIKM

2. Mengikuti pameran di luar PPIKM

3. Memperoleh informasi pameran

4. Menerima USP apabila dibutuhkan

5. Memperoleh pelatihan-pelatihan dan mengikuti seminar.

c) Kewajiban KIKM Jakarta Timur, antara lain:

1. Menyediakan sarana/tempat pameran di PPIKM

2. Memberikan kesempatan mengikuti pameran di luar PPIKM

3. Memberikan informasi yang berkaitan dengan usaha mebel

4. Memberikan kesempatan mengikuti pelatihan dan seminar yang

berkaitan dengan usaha mebel

5. Memberikan pinjaman tambahan modal melalui USP

6. Menjalin hubungan kerjasama (kemitraan) dengan pihak ketiga.

4.5.3 Penetapan Alternatif Strategi Usaha

a) Matriks Evaluasi Faktor Internal

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal yang

dilakukan terhadap tiga orang narasumber kelompok usaha menengah

(CV Al-Makmur Furniture, CV Indo Jati Furniture dan CV. Indo

Largo Furniture), tiga orang narasumber kelompok usaha kecil (UUT

Furniture, Vide Furniture dan Rumpun Jati Furniture) dan tiga

kelompok usaha mikro/pemula (Nabilla Furniture, Say Mandiri

Furniture dan Bintang Furniture berupa kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses) yang berpengaruh terhadap pengembangan

usaha mebel pada sentra industri mebel di Jakarta Timur.

Page 97: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

82

Identifikasi dilakukan dengan bantuan kuesioner yang telah diisi

oleh pemilik perusahaan yang dianggap pakar dan memiliki kapasitas

sebagai pengambil keputusan dalam menjalankan usaha, kemudian

dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode paried

comparison (metode berpasangan), sehingga diperoleh bobot dari

masing-masing peubah internal usaha. Demikian pula dengan

pemberian peringkat (rating), penentuan peringkat dilakukan oleh tiga

pakar yang sama untuk masing-masing kelompok usaha dan data yang

diambil adalah data rataan dari ketiga pakar tesebut sehingga

didapatkan nilai terboboti dari faktor-faktor tersebut.

Pembobotan terhadap faktor internal pada sentra industri mebel

di Jakarta Timur berbeda antara setiap kelompok usaha, baik untuk

kekuatan perusahaan maupun kelemahan perusahaan. Pada kelompok

usaha menengah, hubungan baik perusahaan dengan KIKM Jakarta

Timur adalah sebagai kekuatan perusahaan, sedangkan kelemahan

utama perusahaan terdapat pada biaya produksi mebel masih tinggi.

Pada kelompok usaha kecil kekuatan utama terdapat pada pengalaman

perusahaan memproduksi mebel, sedangkan teknologi produksi yang

dipakai masih sederhana dan biaya produksi mebel masih tinggi

merupakan kelemahan utama perusahaan. Sedangkan pada kelompok

usaha mikro, harga produk mebel terjangkau konsumen merupakan

kekuatan utama bagi perusahaan sementara kelemahan utama

perusahaan terdapat pada teknologi produksi yang dipakai masih

sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 8,

Lampiran 14 dan Lampiran 20.

Penilaian bobot terhadap faktor internal pada sentra industri

mebel di Jakarta Timur didasarkan pada hasil kuesioner dan

wawancara mendalam pada bagian matriks berpasangan. Pada

kelompok usaha menengah dihasilkan hubungan baik perusahaan

dengan KIKM Jakarta Timur adalah sebagai kekuatan perusahaan

dengan nilai rataan (0,132), sedangkan kelemahan utama perusahaan

terdapat pada biaya produksi mebel masih tinggi dengan nilai rataan

Page 98: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

83

(0,083). Pada kelompok usaha kecil kekuatan utama terdapat pada

pengalaman perusahaan memproduksi mebel dengan nilai rataan

(0,135), sedangkan SDM yang berpengalaman dengan nilai rataan

(0,085) dan kapasitas produksi masih terbatas dengan nilai rataan

(0,083) merupakan kelemahan utama perusahaan. Sedangkan pada

kelompok usaha mikro, harga produk mebel terjangkau konsumen

dengan nilai rataan (0,122) merupakan kekuatan utama bagi

perusahaan sementara kelemahan utama perusahaan terdapat pada

kapasitas produksi masih terbatas dengan rataan (0,084). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9, Lampiran 15 dan Lampiran 21.

Pembobotan terhadap faktor eksrenal pada sentra industri mebel

di Jakarta Timur hampir berbeda antara kelompok usaha, baik untuk

menangkap peluang yang ada maupun yang berhubungan dengan

hambatan perusahaan. Pada kelompok usaha menengah pangsa pasar

ekspor masih terbuka luas sebagai peluang besar bagi perusahaan,

sedangkan hambatan utama perusahaan terdapat pada masuknya

produk mebel impor asal China dan banyaknya perusahaan mebel yang

sejenis. Pada kelompok usaha kecil sama dengan kelompok usaha

menengah, yaitu peluang terdapat pada pangsa pasar ekspor masih

terbuka luas, sedangkan tingginya harga bahan baku merupakan

hambatan utama bagi perusahaan. Sedangkan pada kelompok usaha

mikro, pangsa pasar ekspor masih terbuka luas dan terjaminnya pangsa

pasar lokal merupakan peluang bagi perusahaan sementara hambatan

perusahaan terdapat pada tingginya harga bahan baku dan banyaknya

perusahan mebel yang sejenis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 11, Lampiran 17 dan Lampiran 23.

Penilaian bobot terhadap faktor eksternal pada sentra industri

mebel di Jakarta Timur didasarkan pada hasil kuesioner dan

wawancara mendalam pada bagian matriks berpasangan. Pada

kelompok usaha menengah dihasilkan pangsa pasar ekspor masih

terbuka luas (0,149) merupakan peluang besar bagi perusahaan,

sedangkan hambatan utama bagi perusahaan terdapat pada masuknya

Page 99: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

84

produk mebel impor asal China dengan nilai rataan (0,118). Pada

kelompok usaha kecil terdapat peluang besar bagi perusahaan, yaitu

pangsa pasar (0,133), sedangkan tingginya harga bahan baku dengan

nilai rataan (0,100) merupakan hambatan utama bagi perusahaan.

Sedangkan pada kelompok usaha mikro, terjaminnya pangsa pasar

lokal dengan nilai rataan (0,098) merupakan bagian peluang utama

bagi perusahaan sementara hambatan utama perusahaan terdapat

tingginya harga bahan baku (0,100). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Lampiran 12, Lampiran 18 dan Lampiran 24.

Penentuan rating pada sentra industri mebel Jakarta Timur

dilakukan berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara mendalam

dengan para narasumber. Pada kelompok usaha menengah dan

kelompok usaha kecil rating tertinggi pada kekuatan perusahaan

terdapat pada pengalaman perusahaan memproduksi mebel dengan

nilai rataan (4,00) sedangkan untuk kelemahan perusahaan terdapat

pada biaya produksi mebel masih tinggi dengan nilai rataan (1,67).

Sementara pada kelompok usaha mikro rating tertinggi untuk kekuatan

perusahaan terdapat pada hubungan baik perusahaan KIKM dengan

nilai rataan (4,00) sedangkan rating tertinggi untuk kelemahan

perusahaan terdapat pada biaya produksi mebel masih tinggi (1,667).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10, Lampiran 16

dan Lampiran 22.

Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan

sebagai faktor strategis internal, selanjutnya diberikan bobot serta

rating untuk setiap faktor, maka dapat diperoleh hasil skor pada

masing-masing kelompok usaha seperti terlihat pada Tabel 17 untuk

kelompok usaha menengah, Tabel 18 untuk kelompok usaha kecil dan

Tabel 19 untuk kelompok usaha mikro. Faktor strategis internal

kelompok usaha menengah pada sentra industri mebel di Jakarta Timur

dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 100: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

85

Tabel 17 Faktor strategis internal kelompok usaha menengah

Berdasarkan hasil pada faktor strategis internal pada kelompok

usaha menengah bahwa hubungan baik perusahaan dengan KIKM

Jakarta Timur sebagai faktor yang penting dalam menjalankan usaha

dengan (nilai skor 0,529) dan merupakan salah satu kekuatan yang

dimiliki perusahaan untuk menjajaki perluasan pasar terutama untuk

pasar ekspor, hal ini terkait dengan pengalaman perusahaan untuk

memproduksi mebel (nilai skor 0,331). Selain itu, perusahaan juga

memberikan perhatian yang cukup besar terhadap image produk mebel

dikenal masyarakat dengan (nilai skor 0,288) karena hal ini merupakan

salah satu kekuatan perusahaan yang harus dipertahankan untuk

mencapai konsumen tetap dan pelanggan baru.

Sedangkan kapasitas produksi yang masih terbatas (nilai skor

0,193) merupakan perhatian utama bagi perusahaan untuk

ditingkatkan, hal ini berkaitan dengan teknologi yang dimiliki

perusahaan masih sederhana dengan (nilai skor 0,162). Artinya, dalam

rangka pengembangan pemasaran produk mebel apalagi untuk pasar

ekspor perusahaan harus meningkatkan teknologi produksi baik secara

mutu maupun kuantitasnya.

Bobot Rating Skor Ranking(a) (b) (c= a*b) (d)

A. KEKUATANSDM yang berpengalaman 0,088 3,00 0,265 4Pengalaman perusahaan memproduksi mebel 0,083 4,00 0,331 2Image produk sudah dikenal masyarakat 0,086 3,33 0,288 3Harga produk mebel terjangkau konsumen 0,077 3,00 0,232 5Hubungan baik pe rusahaan dengan KIKM 0,132 4,00 0,529 1

Jumlah A 0,467 1,645B. KELEMAHANBiaya produksi mebel masih tinggi 0,083 1,67 0,138 4Kapasitas produksi masih terbatas 0,116 1,67 0,193 1Teknologi yang dipakai masih sederhana 0,097 1,67 0,162 2Sistem administrasi perusahaan kurang baik 0,105 1,33 0,140 3Inovasi produk masih kurang (monoton) 0,132 1,00 0,132 5

Jumlah B 0,533 0,765Total Jumlah (A+B) 1,000 2,410

Faktor Strategis Internal

Page 101: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

86

Tabel 18 Faktor strategis internal kelompok usaha kecil

Berdasarkan hasil pada faktor strategis internal pada kelompok

usaha kecil, pengalaman perusahaan memproduksi mebel dengan (nilai

skor 0,540) sebagai faktor yang penting dalam menjalankan usaha,

kemudian menjalin hubungan baik dengan KIKM Jakarta Timur

(0,399) dan produk-produk mebel yang dipasarkan masih terjangkau

oleh konsumen (0,394) dalam rangka pengembangan pasar.

Sedangkan titik lemah yang paling utama untuk ditingkatkan

adalah masalah teknologi yang dipakai perusahaan masih sederhana

(0,166). Kemudian bagi pelaku usaha/pengrajin mebel pada ”kelompok

usaha kecil” ini lebih fokus pada masalah biaya produksi mebel yang

masih tinggi (0,154), hal ini sangat berkaitan erat dengan kapasitas

produksi (0,139). Artinya, dengan peningkatan teknologi produksi bisa

menurunkan biaya produksi (efisiensi) sehingga secara otomatis dapat

meningkatkan kapasitas produksinya.

Selain itu, sistem administrasi dan keuangan perusahaan yang

kurang baik (0,140) harus mendapat perhatian yang cukup bagi pelaku

usaha/pengrajin mebel. Hasil pengamatan di lapangan, sistem

administrasi dan keuangan perusahaan masih bersifat konvensional dan

sangat jauh dari standardisasi, semua yang berhubungan dengan

Bobot Rating Skor Ranking(a) (b) (c= a*b) (d)

A. KEKUATANSDM yang berpengalaman 0,085 3,00 0,255 5Pengalaman perusahaan memproduksi mebel 0,135 4,00 0,540 1Image produk sudah dikenal masyarakat 0,092 3,33 0,308 4Harga produk mebel terjangkau konsumen 0,131 3,00 0,394 3Hubungan baik pe rusahaan dengan KIKM 0,100 4,00 0,399 2

Jumlah A 0,543 1,896B. KELEMAHANBiaya produksi mebel masih tinggi 0,092 1,67 0,154 2Kapasitas produksi masih terbatas 0,083 1,67 0,139 3Teknologi yang dipakai masih sederhana 0,100 1,67 0,166 1Sistem administrasi perusahaan kurang baik 0,087 1,33 0,116 4Inovasi produk masih kurang (monoton) 0,094 1,00 0,094 5

Jumlah B 0,457 0,669Total Jumlah (A+B) 1,000 2,565

Faktor Strategis Internal

Page 102: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

87

keuangan ditangani langsung oleh pemilik perusahaan (owner) atau

”sistem satu kantong.”

Tabel 19 Faktor strategis internal kelompok usaha mikro

]

Sementara untuk mempertahankan konsumen, pelaku usaha pada

kelompok usaha mikro lebih terkonsentrasi pada harga produk mebel

yang terjankau oleh konsumen (0,449) dan tetap menjalin hubungan

baik dengan KIKM Jakarta Timur (0,423) sebagai penyelenggara

pameran.

b) Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal berupa

peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh

terhadap pengembangan usaha mebel kayu pada sentra industri mebel

di Jakarta Timur (Lampiran11, Lampiran 17 dan Lampiran 23). Dengan

memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor

strategis, kemudian memberikan bobot serta rating maka dapat

diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 20 untuk kelompok usaha

menengah, Tabel 21 untuk kelompok usaha kecil dan Tabel 22 untuk

kelompok usaha mikro.

Bobot Rating Skor Ranking(a) (b) (c= a*b) (d)

A. KEKUATANSDM yang berpengalaman 0,087 3,33 0,291 5Pengalaman perusahaan memproduksi mebel 0,121 3,00 0,362 3Image produk sudah dikenal masyarakat 0,095 3,33 0,315 4Harga produk mebel terjangkau konsumen 0,122 3,67 0,449 1Hubungan baik pe rusahaan dengan KIKM 0,106 4,00 0,423 2

Jumlah A 0,531 1,840B. KELEMAHANBiaya produksi mebel masih tinggi 0,093 1,67 0,155 2Kapasitas produksi masih terbatas 0,084 1,67 0,139 3Teknologi yang dipakai masih sederhana 0,104 1,67 0,173 1Sistem administrasi perusahaan kurang baik 0,087 1,00 0,087 5Inovasi produk masih kurang (monoton) 0,102 1,33 0,136 4

Jumlah B 0,469 0,690Total Jumlah (A+B) 1,000 2,530

Faktor Strategis Internal

Page 103: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

88

Tabel 20 Faktor strategis eksternal kelompok usaha menengah

Berdasarkan hasil pada faktor strategis eksternal di atas bahwa

terbukanya pangsa pasar ekspor (nilai skor 0,444) merupakan peluang

atau kesempatan pelaku usaha/pengrajin mebel pada kelompok usaha

menengah dalam rangka pengembangan pasar mebel. Selain itu,

pelaku usaha/pengrajin mebel memanfaatkan peluang masih

terjaminnya pangsa pasar lokal (0,360) sehingga bisa mengembangkan

pasar ke luar kota Jakarta.

Kesulitan mendapatkan bahan baku adalah salah satu ancaman

yang serius bagi perusahaan (nilai skor 0,170), hal ini berkaitan

langsung dengan tingginya harga bahan baku (0,167). Selain itu,

masuknya mebel impor asal China dan banyaknya perusahaan mebel

yang sejenis merupakan bagian ancaman bagi perusahaan.

Bobot Rating Skor Rangking(a) (b) (c= a*b) (d)

A. PELUANGTerjaminnya pangsa pasar lokal 0,098 3,67 0,360 2Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas 0,133 3,00 0,400 1Dukungan Pemerintah terhadap sektor industri mebel 0,098 3,67 0,360 3Kemajuan teknologi yang semakin berkembang 0,085 2,33 0,199 5Dukungan modal dari pihak perbankan 0,119 2,67 0,316 4

Jumlah A 0,533 1,635B. ANCAMANKesulitan mendapatkan bahan baku 0,085 2,00 0,170 1Tingginya harga bahan baku 0,100 1,67 0,167 2Menurunnya pangsa pasar ekspor 0,091 1,67 0,151 3Masuknya produk mebel impor asal China 0,087 1,00 0,087 5Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis 0,104 1,00 0,104 4

Jumlah B 0,467 0,679Total (A+B) 1,000 2,314

Faktor Strategis Eksternal

Page 104: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

89

Tabel 21 Faktor strategis eksternal kelompok usaha kecil

Berdasarkan hasil pada faktor strategis eksternal di atas bahwa

pangsa pasar ekspor yang masih terbuka luas (nilai skor 0,489)

merupakan peluang atau kesempatan pelaku usaha/pengrajin mebel

pada kelompok usaha kecil dalam rangka pengembangan pasar mebel.

Selain itu, pelaku usaha/pengrajin mebel kelompok kecil harus

memanfaatkan peluang adanya dukungan modal dari perbankan

(0,435) sehingga bisa mengembangkan pasar ke luar Kota Jakarta

bahkan pasar ekspor.

Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis adalah salah satu

ancaman yang serius bagi perusahaan kelompok usaha kecil (nilai

skor 0,200), sehingga hal ini berdampak langsung terhadap tingginya

harga bahan baku akibat banyaknya permintaan bahan baku (0,189).

Selain itu, masuknya mebel impor asal China dan kesulitan

memperoleh bahan baku merupakan bagian ancaman bagi perusahaan.

Namun demikian, di tengah hambatan dan kendala yang dihadapi

kelompok usaha kecil pada sentra industri mebel Jakarta Timur masih

mempunyai peluang besar untuk mengembangkan usahanya terutama

pada pasar lokal.

Bobot Rating Skor Rangking(a) (b) (c= a*b) (d)

A. PELUANGTerjaminnya pangsa pasar lokal 0,098 3,33 0,327 3Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas 0,133 3,67 0,489 1Dukungan Pemerintah terhadap sektor industri mebel 0,098 3,00 0,294 4Kemajuan teknologi yang semakin berkembang 0,085 2,33 0,199 5Dukungan modal dari pihak perbankan 0,119 3,67 0,435 2

Jumlah A 0,533 1,744B. ANCAMANKesulitan mendapatkan bahan baku 0,085 1,33 0,114 4Tingginya harga bahan baku 0,094 2,00 0,189 2Menurunnya pangsa pasar ekspor 0,091 1,00 0,091 5Masuknya produk mebel impor asal China 0,096 1,33 0,128 3Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis 0,100 2,00 0,200 1

Jumlah B 0,467 0,722Total (A+B) 1,000 2,466

Faktor Strategis Eksternal

Page 105: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

90

Tabel 22 Faktor strategis eksternal kelompok usaha mikro

Berdasarkan hasil pada faktor strategis eksternal di atas bahwa

terjaminnya pangsa pasar lokal (nilai skor 0,289) dan dukungan

pemerintah terhadap sektor industri mebel (0,257) merupakan peluang

bagi pelaku usaha/pengrajin mebel pada kelompok usaha mikro untuk

tetap bisa bertahan dalam menjalankan usahanya.

Di sisi lain banyaknya perusahaan mebel yang sejenis (nilai skor

0,215) dan tingginya harga bahan baku (nilai skor 0,189) merupakan

ancaman yang serius bagi kelompok usaha mikro. Artinya,

ketersediaan bahan baku merupakan faktor penting dalam

mempertahankan dan pengembangan usaha mebel pada sentra industri

mebel Jakarta Timur terutama pada kelompok usaha mikro.

c) Matriks Internal Eksternal

Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan,

selanjutnya dilakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan

matriks Internal-Eksternal (matriks IE), sehingga dapat diketahui

posisi perusahaan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif

strategi. Pemetaan posisi pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra

industri mebel di Jakarta Timur sangat penting bagi pemilihan

alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang

terjadi dalam usaha mebel.

Bobot Rating Skor Rangking(a) (b) (c= a*b) (d)

A. PELUANGTerjaminnya pangsa pasar lokal 0,096 3,00 0,289 1Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas 0,133 1,00 0,133 5Dukungan Pemerintah terhadap sektor industri mebel 0,096 2,67 0,257 2Kemajuan teknologi yang semakin berkembang 0,081 2,00 0,163 4Dukungan modal dari pihak perbankan 0,120 2,00 0,241 3

Jumlah A 0,528 1,083B. ANCAMANKesulitan mendapatkan bahan baku 0,082 1,33 0,109 4Tingginya harga bahan baku 0,094 2,00 0,189 2Menurunnya pangsa pasar ekspor 0,092 1,00 0,092 5Masuknya produk mebel impor asal China 0,096 1,33 0,129 3Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis 0,107 2,00 0,215 1

Jumlah B 0,472 0,733Total (A+B) 1,000 1,816

Faktor Strategis Eksternal

Page 106: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

91

Pelaku usaha/pengrajin mebel pada Sentra industri mebel di

Jakarta Timur yang tergabung dengan KIKM Jakarta Timur dengan

total nilai matriks internal masing-masing sebesar (2,410), (2,565) dan

(2,530), memiliki faktor internal tergolong kategori sedang atau rata-

rata. Sedangkan total nilai matriks eksternal kelompok usaha mebel

pada kelompok usaha menengah, kecil dan mikro/pemula masing-

masing sebesar (2,314), (2,466) dan (1,816). Hal ini memperlihatkan

respons yang diberikan pelaku usaha/pengrajin mebel terhadap

lingkungan eksternal bervariasi, yaitu tergolong rendah, sedang dan

tinggi.

Posisi kelompok usaha/pengrajin mebel pada sentra industri

mebel di Jakarta Timur yang tergabung dalam KIKM Jakarta Timur

pada Matrik IE dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Posisi perusahaan sentra industri mebel Jakarta Timur

pada matriks internal-eksternal (Matriks IE)

Pada hasil matriks IE tersebut di atas nilai yang diperoleh berada

pada kotak kuadran V dan VIII yaitu Hold and Maintain dan Harvest

or Divestiture.

Strategi yang disarankan untuk diterapkan pada kondisi tersebut

adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar

atau pengembangan produk dan strategi integratif seperti integrasi

Skor Total I F EKuat Rata-rata Lemah

3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,994,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi

I II III 3,0-4,03,0 Grow dan Build Grow dan Build Hold da n Maintain

SedangIV V VI 2,0-2,99

2,0 Grow dan Build Hold da n Maintain Harvest atau DivestitureVII VIII IX Rendah

1,0 Hold da n Maintain Harvest atau Divestiture Harvest atau Divestiture 1,0-1,99

Skor T

ota

l E

FE

Page 107: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

92

horizontal dan integrasi vertikal. Penggunaan strategi integrasi ini

bertujuan untuk meningkatkan rentabilitas (profitability), efisiensi dan

pengendalian melalui penggabungan atau integrasi dengan perusahaan

yang berhubungan dengan proses produksi yang dijalankan selama ini.

Namun untuk kelompok usaha mikro sebaiknya menerapkan

strategi pengembangan usaha. Artinya kelompok usaha mikro

seharusnya jangan hanya mengandalkan hasil produk mebel yang

setengah jadi (unfinishing) dijual ke pengumpul (agen) atau hanya

sebagai perantara untuk menjual produk jadi kemudian dijual kembali

tapi harus ada inovasi untuk mengembangkan usahanya dengan cara

mencoba mencari pinjaman modal untuk membangun

bengkel/workshop dan showroom lengkap dengan peralatan produksi.

Strategi penetrasi pasar yang dilakukan para pengrajin

mebel/pelaku usaha khususnya pada kelompok usaha menengah dan

kelompok usaha kecil untuk meningkatkan penjualan produk harus

melalui usaha-usaha pemasaran yang agresif dengan cara, antara lain:

1) Perusahaan mencoba untuk merangsang konsumen agar mereka

meningkatkan pembeliannya. Hal ini dilakukan dengan cara

meningkatkan promosi harga, membuat iklan lebih banyak,

publisitas melalui media dan perluasan jaringan distribusi.

2) Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik atau

mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang digunakan sama

dengan yang telah digunakan pada poin satu di atas, tapi sasaran

atau target yang hendak dicapai adalah konsumen saingan.

3) Perusahaan (pengrajin mebel/pelaku usaha) dapat meningkatkan

usahanya dengan menarik yang bukan pemakai atau calon

konsumen yang berada dalam lingkungan pasarnya. Pada

prinsipnya sarana yang digunakan tidak berbeda dengan pada poin

satu dan dua di atas, hanya yang menjadi target adalah para calon

konsumen yang bukan pemakai. Selain itu mencoba memperluas

pasar sasaran (target market) baik pasar lokal di luar daerah Jakarta

maupun pasar ekspor. Strategi penetrasi pasar ini bertujuan

Page 108: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

93

menembus wilayah pasar yang belum dikuasai ataupun pasar baru.

Khusus untuk kelompok usaha mikro, strategi penetrasi pasar

belum dapat dilakukan karena keterbatasan pengalaman, sarana

produksi dan modal usaha yang masih terbatas. Oleh karena itu,

sebaiknya kelompok usaha ini fokus pada pengembangan usaha

sehingga bisa tetap bertahan/survive.

d) Analisis Matriks SWOT

Setelah mengetahui posisi pelaku usaha/pengrajin mebel pada

sentra industri mebel Jakarta Timur dengan kelompok usaha menengah

dan kelompok usaha kecil pada kuadran yang sama, yaitu terdapat pada

kuadran V dan kelompok usaha mikro berada pada kuadran yang

berbeda yaitu kuadran VII, maka selanjutnya adalah menyusun faktor-

faktor strategi bagi pelaku usaha/pengrajin mebel dengan menggunakan

matriks SWOT. Matriks SWOT pelaku usaha/pengrajin mebel pada

sentra industri mebel Jakarta Timur yang tergabung di KIKM Jakarta

Timur dapat dilihat pada Tabel 23.

Page 109: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

94

Tabel 23 Matriks SWOT kelompok usaha pada sentra industri mebel Jakarta Timur

Keterangan: - (Oi;Si) atau (Oi;Wi) atau (Ti;Si) atau (Ti;Wi) Menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan strategi

- i = 1,2,3............................. n

STRATEGI S-O

Kolom strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi

yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah :

1) Mempertahankan pasar yang ada

Untuk mempertahankan pasar yang sudah ada, perusahaan

menjalankan strategi agar tetap bisa bertahan. Mengelola atau

memelihara tingkat kepuasan konsumen dengan berbagai cara,

antara lain: mengiklankan mutu produk mebel yang dibuat,

merancang ulang produk, bila perlu membuat layanan khusus

STRENGTH-SS1. Sumberdaya manusia yang berpengalaman W1. Biaya produksi mebel masih tinggiS2. Pengalaman perusahaan memproduksi W2. Kapasitas produksi masih terbatas

mebel W3. Teknologi yang dipakai masih sederhanaS3. Image produk sudah dikenal masyarakat W4. Sistem administrasi perusahaan kurang baikS4. Harga produk mebel terjangkau konsumen W5. Inovasi produk masih kurang (monoton)S5. Hubungan baik perusahaan dengan

KIKMOPPORTUNITIES-O STRATEGI S-O STRATEGI W-O

O1. Terjaminnya pangsa pasar lokal 1 Mempertahankan pasar yang ada 1 Meningkatkan desain produk (inovasi)O2. Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas (O1, O3, S1, S2, S3, S4, S5) (O1, O4, O5, W3, W5)O3. 2 Memperluas pasar sasaran 2 Menjalin hubungan baik dengan bank

(O1, O2, O4 S1, S2, S3) (O1, O3, O4, O5, W1, W2)O4. Kemajuan teknologi yang semakin 3 Menjalin hubungan baik dengan KIKM 3 Memperbaiki administrasi perusahaan

berkembang (O1, O2, O3, O5, S2, S4, S5) (O1, O3, O5, W1, W4)O5. Dukungan modal dari pihak perbankan 4 Mendorong dukungan pemerintah

terhadap industri mebel (O1, O3, O5, S4) THREATS-T STRATEGI S-T STRATEGI W-T

T1. Kesulitan mendapatkan bahan baku 1 1 Membuat terminal bahan baku T2. Tingginya harga bahan baku (T1, T2 T5, W1, W2, W5)T3. Menurunnya daya beli masyarakat 2 Meningkatkan kualitas produk 2 Mempertahankan harga jual produk diT4. Masuknya produk mebel impor asal (T3, T4 T5, S1, S2, S3, S4, S5) pasaran (T3, T4, T5, W1, W2, W3)

China 3 Menetapkan harga produk dengan tepat 3 Melakukan kerjasama atau mitra denganT5. Banyaknya perusahaan mebel yang (T3, T4, T5, S4, S5) pengusaha besar atau menengah

sejenis 4 Menjalin kerjasama antara sesama (O1, O2, O4, W1, W2, W3, W4, W5)pengrajin mebel (T1, T2, T3, T4, T5, S4)S5)

Menjaga hubungan baik dengan pemasokbahan baku (T1, T2, S4, S5)

Dukungan Pemerintah terhadap sektor industrimebel

WEAKNESS-WINTERNAL

EKSTERNAL

Page 110: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

95

kepada konsumen, menyederhanakan proses pembelian dengan

melaksanakan pengiriman yang cepat, menawarkan berbagai

variasi produk yang dapat dipilih secara mudah, menjamin

perlindungan terhadap kerusakan dan perbaikan produk.

Selain itu, menambah daya tarik produk sehingga konsumen

tidak beralih ke produk lain, misalnya dengan mengembangkan

perluasan produk, menawarkan produk dengan berbagai type dan

desain yang bervariasi, menurunkan harga (discount) dan bila perlu

menggunakan penjualan dengan sistem keagenan atau melalui

suatu distributor khusus yang bergerak di bidang usaha mebel.

2) Memperluas pasar sasaran (target market)

Strategi perluasan pasar/pengembangan pasar melalui

diversifikasi pasar baik diversifikasi horisontal, vertikal maupun

geografis yang bertujuan untuk memasuki peluang-peluang

baru. Diversifikasi horisontal dimasukkan menambah

keanekaragaman jenis produk pada pasar yang sama. Diversifikasi

vertikal dengan penambahan nilai tambah produk pada pasar yang

sama sedangkan diversifikasi geografis bertujuan perluasan pasar

baik pasar luar Kota Jakarta atau pasar ekspor.

Secara geografis, pangsa pasar yang dilayani oleh

perusahaan terutama kelompok usaha menengah lebih banyak

terpusat di daerah kota-kota besar Pulau Jawa, seperti: Jakarta,

Bekasi dan Bogor. Untuk masa yang akan datang kelompok usaha

ini harus memperluas pangsa pasarnya mengingat pasar yang

berada di luar Kota Jakarta mempunyai daya serap yang cukup

besar untuk produk mebel. Selain itu, pangsa pasar ekspor sangat

potensial untuk digarap kembali agar sasaran pasar (target market)

bertambah luas.

Secara demografis sebaiknya kelompok usaha ini tidak

semata mengandalkan pada kelompok masyarakat yang berstatus

sosial tinggi atau mempunyai pendapatan besar. Di luar Pulau

Jawa, masyarakat Indonesia bagian Timur dan sebagian

Page 111: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

96

masyarakat kota-kota besar di Pulau Sumatera yang berpendapatan

menengah mempunyai potensi besar sebagai target market

selanjutnya.

Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keterampilan

menjual produk mebel/pemasaran melalui bimbingan teknis

pelatihan pemasaran rutin dari KIKM Jakarta Timur yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemasaran,

seperti cara mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, cara

melakukan penjualan dan promosi.

Selain itu, perlu adanya peningkatan pengetahuan pelaku

usaha/pengrajin mebel melalui berbagai media mengenai teknik

pemasaran, penulisan laporan keuangan dan hal-hal yang berkaitan

dengan penjualan mebel. Di samping itu, komunikasi dengan

KIKM Jakarta Timur dan sesama pelaku usaha/pengrajin mebel

harus sering dilakukan untuk sharing agar mengetahui informasi

terbaru tentang pasar mebel.

3) Menjaga hubungan baik dengan KIKM Jakarta Timur

Menjalin hubungan baik dengan KIKM Jakarta Timur

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi terbaru

tentang event-event yang berkaitan dengan pemasaran produk

mebel. Hubungan baik harus dibangun atas dasar kepercayaan,

kejujuran dan keterbukaan sehingga masing-masing pihak dapat

menyadari hak dan kewajiban yang telah disepakati bersama.

Dengan terjalinnya hubungan baik dan komunikasi yang

baik, maka para pengrajin mebel/pelaku usaha dapat dengan cepat

mencegah dan bahkan mengatasi permasalahan yang terjadi.

Adanya hubungan yang baik antara pelaku usaha/pengrajin mebel

dengan KIKM Jakarta Timur dapat memberikan kenyamanan

dalam berusaha yang pada akhirnya dapat menguntungkan semua

pihak sehingga persaingan yang tidak sehat antara sesama pelaku

usaha/pengrajin mebel dapat diatasi sebaik mungkin.

Page 112: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

97

4) Mendorong dukungan pemerintah terhadap industri mebel

Dukungan pemerintah terhadap industri mebel Jakarta Timur

sangat diperlukan. Hal ini berkaitan dengan fasilitas pemasaran

yang telah disediakan pemerintah dalam rangka mempromosikan

hasil-hasil produk mebel para pengrajin mebel/pelaku usaha. Oleh

karena itu, pelaku usaha/pengrajin mebel harus mendukung

program tersebut dengan melaksanakan segala kewajiban sebagai

anggota KIKM Jakarta Timur agar fasilitas pemerintah tersebut

tetap bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

STRATEGI W-O

Strategi W-O adalah strategi untuk mengatasi kelemahan yang

dimiliki pelaku usaha/pengrajin mebel dengan memanfaatkan berbagai

peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah :

1) Meningkatkan desain produk (inovasi produk)

Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan usaha mebel agar

tetap berjalan dengan baik adalah dengan cara pelatihan teknik

produksi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

keterampilan para pengrajin mebel/pelaku usaha dalam teknik

produksi, misalnya: mendesain mebel, keterampilan pertukangan

dan teknik finishing. Dengan desain produk yang bervariasi

konsumen lebih tertarik untuk memilih dan membeli sehingga bisa

meningkatkan omzet penjualan perusahaan.

2) Menjalin hubungan baik dengan bank

Dalam pengembangan pemasaran setiap usaha dibutuhkan modal

usaha. Oleh karena itu membuka dan menjalin hubungan baik

dengan pihak perbankan sangat diharapkan, terutama bagi pelaku

usaha pada kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil.

Berdasarkan adanya kelayakan usaha, bank dapat melibatkan diri

untuk biaya investasi dan modal kerja dalam pengembangan usaha

mebel. Menjalin hubungan kerja (kemitraan) dengan perusahaan

besar/perusahaan menengah adalah salah satu cara untuk

Page 113: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

98

meyakinkan dan memudahkan menjalin hubungan baik dengan

perbankan.

3) Memperbaiki administrasi perusahaan

Suatu usaha pelaku usaha/pengrajin mebel dapat berjalan

dengan baik dan terukur bilamana dokumen-dokumen usaha seperti

bon pembelian dan penjualan, bon utang dan piutang, surat

berharga, pencatatan pendapatan, dan pengeluaran (laporan

keuangan) telah tersimpan dan teradministrasi dengan rapih.

Administrasi dokumen yang teratur, rapih dan teliti merupakan

prinsip dasar pelaku usaha/pengrajin mebel untuk pengembangan

usahanya. Dokumen-dokumen tersebut merupakan data bagi

pelaku usaha/pengrajin mebel dalam mengambil keputusan untuk

pengembangan usahanya.

Pelaku usaha/pengrajin mebel dapat mengetahui apakah

usahanya tersebut untung atau rugi dalam satu periode atau dalam

satu tahun tersebut sehingga pelaku usaha/pengrajin mebel dapat

menentukan langkah-langkah yang perlu diambil bilamana

menemui kesulitan dalam usahanya dan bahkan dengan adanya

data-data tersebut pelaku usaha/pengrajin mebel dapat

mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dan dapat

menentukan strategi yang perlu diambil dalam menyelesaikan

permasalahan tersebut.

Dokumen-dokumen yang teradministrasi dengan baik dan

rapih dapat membantu pelaku usaha/pengrajin mebel dalam

mengajukan keluhan, apabila terdapat kejanggalan dalam

perolehan pendapatan bagi pelaku usaha/pengrajin mebel kepada

KIKM Jakarta Timur. Data tersebut dapat juga dijadikan landasan

bagi pelaku usaha/pengrajin mebel untuk lebih berdisiplin dalam

usaha sehingga hasil yang diperoleh dari usaha pelaku

usaha/pengrajin mebel benar-benar digunakan untuk

pengembangan usaha tersebut.

Page 114: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

99

STRATEGI S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan

pelaku usaha/pengrajin mebel untuk menghindari ancaman-ancaman

yang ada. Strategi alternatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah :

1) Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku.

Hubungan yang telah terjalin baik dapat menimbulkan kenyamanan

dalam berusaha. Hubungan dengan pemasok bahan baku

merupakan hal penting dan perlu dibina untuk menghindari

terjadinya kelangkaan bahan baku. Illegal loging atau penebangan

liar perlu diberantas karena membahayakan perekonomian dan

lingkungan. Illegal loging ini merusak citra Indonesia di mata

internasional yang saat ini peduli pada lingkungan hidup. Jika citra

terus merosot, mereka akan mengeluarkan regulasi untuk

menghentikan pembelian produk furniture kayu dari Indonesia.

Illegal loging juga membahayakan keamanan supplay bahan baku

kayu industri furniture Indonesia. Oleh karena itu diperlukan

pemberantasan illegal loging untuk (a) membangun citra produk

furniture kayu Indonesia, (b) mengamankan supplay bahan baku

dan (c) mengurangi biaya produksi.

2) Meningkatkan mutu produk.

Mutu produk mebel merupakan hal yang perlu mendapat

perhatian utama dari pengrajin mebel/pelaku usaha, mengingat

mutu suatu produk sangat berkaitan erat dengan masalah kepuasan

konsumen. Setiap pelaku usaha/pengrajin mebel harus memilih

tingkat mutu yang akan membantu atau menunjang usaha untuk

meningkatkan/mempertahankan posisi dalam pasar.

Saat ini pengrajin hanya mengandalkan talent pengrajin

namun lambat dalam mengantisipasi dan merespons perkembangan

selera pasar. Selain itu, mutu produk juga mengkhawatirkan kalau

dikaitkan dengan pesaing yang semakin banyak. Desain produk

selama ini terkesan monoton dan tidak banyak berkembang karena

kebanyakan lebih melayani desain pesanan dari konsumen.

Page 115: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

100

Berdasarkan dari produk yang dihasilkan, ternyata terdapat

keuntungan pengadaan produk pada mutu tertentu. Oleh karena itu,

mutu produk harus dipilih dengan mempertimbangkan pasar

(target market) dari segmen tertentu.

3) Menetapkan harga produk dengan tepat.

Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap

pengrajin mebel/pelaku usaha karena penetapan harga jual produk

mempunyai dampak langsung terhadap besarnya laba yang

diperoleh perusahaan. Penetapan harga sebagian besar berdasarkan

pada kuantitas permintaan. Apabila permintaan banyak, harga yang

dikenakan akan rendah dan apabila permintaan sedikit harga yang

dikenakan akan tinggi walaupun dalam kedua kasus di atas harga

satuan yang berlaku mungkin sama.

Berdasarkan penelitian di lapangan, harga jual mebel dapat

berbeda-beda berdasarkan konsumen. Harga yang lebih tinggi

diberikan kepada pembeli yang tidak memperdulikan harga dan

harga yang lebih rendah diberikan pada pembeli yang

memperhatikan harga. Penetapan harga seperti ini dapat

menghancurkan kepercayaan konsumen dalam jangka panjang

yang pada akhirnya dapat menurunkan omzet penjualan. Kasus

seperti ini sering ditemukan pada kelompok usaha mikro/pemula.

Selain itu, penetapan harga dilakukan bila harga tersebut

sebagian besar ditentukan oleh harga pesaing yang lain. Perusahaan

dapat mempertahankan harga produknya lebih tinggi atau lebih

rendah dari harga produk pesaing dalam batasan presentase

tertentu. Penetapan harga yang berorientasi persaingan ini biasanya

digunakan pelaku usaha/pengrajin mebel dalam penawaran kontrak

atau sub kontrak.

4) Menjalin kerjasama antar sesama pengrajin mebel.

Kerjasama informasi antar pelaku usaha/pengrajin mebel perlu

dilakukan untuk memberikan nilai tambah keterampilan dan

pengetahuan dalam pengembangan usaha mebel di luar bimbingan

Page 116: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

101

teknis atau pelatihan yang diselenggarakan oleh KIKM Jakarta

Timur. Di samping itu, kerjasama ini bertujuan untuk meminimalis

persaingan yang tidak sehat di antara sesama pengrajin

mebel/pelaku usaha terutama dalam penentuan harga produk.

STRATEGI W-T

Strategi W-T merupakan strategi pelaku usaha/pengrajin mebel

kerjasama dengan KIKM Jakarta Timur untuk meminimalkan

kelemahan yang dimiliki agar terhindar dari ancaman yang ada.

Strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Membuat terminal bahan baku.

Untuk memenuhi target pasar yang ada tidak terlepas dari

bahan baku produk, di sisi lain bahan baku adalah salah satu yang

menjadi kendala dalam meningkatkan produksi. Kesulitan

mendapatkan bahan bagi industri mebel pada sentra industri mebel

Jakarta Timur tidak terlepas dari ”permainan oknum” pemasok

bahan baku yang berasal dari luar Kota Jakarta. Oleh karena itu,

pembangunan terminal bahan baku sangat dibutuhkan.

Dengan pembangunan terminal bahan baku diharapkan dapat

membantu pelaku usaha/pengrajin mebel menekan ongkos

produksi. Tingginya harga jual bahan baku mebel disebabkan oleh

industri pengolahan bahan baku mebel harus berinvestasi besar

pada mesin potong. Padahal, apabila terminal kayu berhasil

dibangun dan berjalan secara optimal, pengrajin sudah bisa

membeli kayu sesuai potongan-potongan yang dibutuhkan

selanjutnya pengrajin mebel tinggal proses mendesain,

memproduksi, finishing lalu memasarkannya.

2) Mempertahankan harga jual produk di pasaran.

Berdasarkan hasil di lapangan, terjadi persaingan yang

kurang sehat antara pengrajin dengan saling menjatuhkan harga.

Akibatnya margin keuntungan yang didapat semakin tipis,

terutama yang diterima oleh pengrajin mebel yang posisinya

Page 117: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

102

sebagai mata-rantai terbawah atau pelaku usaha kelompok usaha

mikro/pemula.

Sebaiknya, di antara para pelaku usaha/pengrajin mebel harus

ada kesepakatan dalam penetapan harga untuk mempertahankan

harga jual produk di pasaran. Strategi mempertahankan harga jual

dapat dilakukan dengan cara melakukan produksi dengan efisien

sehingga biaya produksi per satuan produk/per unit produk menjadi

lebih rendah sehingga memperoleh margin/keuntungan yang baik.

3) Melakukan kemitraan dengan usaha besar/usaha menengah.

Dalam menghadapi persaingan terutama dalam pemasaran,

pelaku usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta

Timur dituntut untuk melakukan hubungan kerjasama (kemitraan)

dengan usaha besar/usaha menengah yang bergerak dalam usaha

permebelan. Hubungan kerjasama (kemitraan) tersebut perlu

dikukuhkan dalam suatu surat perjanjian kerjasama yang dibuat

dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama

berdasarkan kesepakatan bersama. Perjanjian kerjasama yang

dibuat harus dicantumkan kesepakatan apa yang akan menjadi

kewajiban dan hak dari masing-masing pihak.

Menjalin hubungan kerjasama (kemitraan) ini bertujuan

untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik,

berubah dengan cepat, produk bermutu tinggi dan harga yang

murah. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari kemitraan ini

di antaranya adalah: meningkatkan produktivitas, efisiensi, jaminan

mutu produk, kuantitas produk bisa meningkat, kontinuitas

produksi, menurunkan resiko kerugian, memberikan social benefit

yang cukup tinggi dan bisa meningkatkan ketahanan ekonomi

secara nasional.

Berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran yang telah dilakukan

dengan menggunakan analisis SWOT, posisi pengembangan pemasaran

produk mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur berada pada kuadran

V dan VIII berdasarkan tingkatan kelompok usahanya. Pelaku usaha/pengrajin

Page 118: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

103

mebel kelompok usaha menengah terdapat pada kuadran V yang digambarkan

sebagai daerah hold dan maintain, yaitu memiliki kekuatan dan peluang yang

lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan ancamannya serta strategi

pemasaran pada kelompok usaha ini masih relevan dengan perubahan

lingkungan saat ini.

Strategi yang diterapkan di masa mendatang adalah strategi intensif atau

pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy) dengan menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluangnya, melalui pemeliharaan mutu

produk, peningkatan kemampuan produksi, peningkatan SDM, pengembangan

skala usaha, pengembangan pemasaran dan peningkatan ketersediaan bahan

baku mebel.

Pelaku usaha/pengrajin mebel kelompok usaha menengah dan kelompok

usaha kecil berada pada kuadran V yang digambarkan sebagai daerah hold

and mantain, yaitu peluang yang masih lebih besar dibandingkan dengan

kelemahan dan ancamannya. Strategi yang paling tepat dilakukan oleh pelaku

usaha/pengrajin mebel adalah hold and maintain, misalnya penetrasi pasar dan

pengembangan produk dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang yang ada, yaitu pemeliharaan mutu produk, peningkatan kemampuan

produksi, peningkatan SDM, pengembangan skala usaha, pengembangan

pemasaran dan peningkatan ketersediaan bahan baku.

Sedangkan pelaku usaha/pengrajin mebel pada kelompok usaha

mikro/pemula berada pada kuadran VIII yang digambarkan sebagai harvest or

divestiture, yaitu pelaku usaha/pengrajin mebel harus meningkatkan usahanya

dari hasil usaha sebelumnya. Artinya, hasil/keuntungan usaha harus bisa

membebaskan/meningkatkan usahanya dengan cara pengembangan usaha.

Adapun rumusan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku

usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur adalah :

1. Kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil

a) Strategi menghadapi pasar yang ada sekarang (current market)

1. Strategi penetrasi pasar

Strategi ini berusaha untuk meningkatkan posisi perusahaan dan

meningkatkan market share produk mebel yang dihasilkan

Page 119: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

104

sekarang. Untuk meningkatkan pangsa pasar, pelaku usaha/

pengrajin mebel harus tetap membina hubungan baik dengan

pemasok bahan baku dan konsumen (pelanggan) tetap dengan

mengedepankan mutu produk dan pelayanan prima. Pelaku

usaha/pengrajin mebel harus mencoba membuka dan menjalin

hubungan baik dengan pihak bank atau lembaga keuangan lainnya

untuk mengajukan kredit tambahan modal usaha dalam rangka

peningkatan produksi.

2. Strategi pengembangan produk

Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu

perusahaan bila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha

tertentu untuk pengembangannya. Dengan mengadakan

pengembangan produk, perusahaan dapat memahami kebutuhan

dan keinginan pasar, serta melihat kemungkinan penambahan atau

perubahan produk, misalnya mutu produk, penampilan (features),

pilihan yang ada (option), gaya (style), merek (brand names),

pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines),

macam produk (product items), jaminan (warranties) dan

pelayanan (services). Jika dilihat produk mebel yang ada pada

sentra industri mebel Jakarta Timur masih mengandalkan produk-

produk lama terutama desain mebel.

b) Strategi dalam menghadapi pasar yang baru (new market)

1. Strategi Pengembangan Produk

Dalam menghadapi pasar yang baru (new market) pelaku

usaha/pengrajin mebel pada sentra industri mebel Jakarta Timur

harus melakukan berbagai strategi. Hal ini dilakukan untuk

menghindari persaingan yang ketat. Ada pun strategi yang harus

dilakukan adalah dengan cara pengembangan produk, yaitu:

meningkatkan mutu produk mebel, membuat pilihan-pilihan

alternatif, menambah variasi/desain produk, penampilan produk,

meningkatkan pelayanan terutama after sales, membuat label

produk (brand) yang lebih menarik dan membuat jaminan produk.

Page 120: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

105

2. Strategi Pengembangan Pasar.

Jika dilihat dari pangsa pasar yang dilayani oleh perusahaan pada

sentra industri mebel di Jakarta Timur maka potential market yang

belum dapat diraih masih sangat besar. Pangsa pasar di luar Kota

Jakarta dan sekitarnya masih sangat potensial untuk

dikembangkan. Jika dianggap perlu, perusahaan khususnya pada

kelompok usaha menengah dan usaha kecil dapat melakukan

perubahan strategi pemasaran yang lebih relevan dengan kondisi

yang ada untuk mencapai pangsa pasar potensial dengan

pendekatan harga, promosi dan distribusi yang tepat. Produk mebel

yang dihasilkan sudah cukup baik dan diterima di berbagai segmen

pasar, tetapi sangat dituntut peningkatan mutu produk.

2. Kelompok usaha mikro/pemula.

Kelompok usaha mikro/pemula sebagai kelompok usaha pendatang

baru sebaiknya menerapkan strategi pengembangan usaha. Artinya

kelompok usaha mikro pada sentra industri mebel Jakarta Timur

seharusnya jangan hanya mengandalkan hasil produk mebel setengah jadi

(unfinishing) saja, tetapi harus ada inovasi dari pelaku usaha/pengrajin

mebel untuk mengembangkan usahanya dengan cara mencoba mencari

pinjaman modal usaha. Hal ini bertujuan untuk membangun

bengkel/workshop dan showroom serta membeli peralatan produksi.

Page 121: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

106

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelaku usaha/pengrajin mebel di sentra industri mebel Jakarta Timur

mempunyai strategi pemasaran yang berbeda, dimana kelompok usaha

menengah dan kelompok usaha kecil melakukan promosi di luar

pameran yang diselenggarakan KIKM Jakarta Timur sedangkan

kelompok usaha mikro hanya mengandalkan pameran KIKM Jakarta

Timur dan pesanan dari konsumen.

2. Pelaku usaha/pengrajin mebel di sentra industri mebel Jakarta Timur

belum memanfaatkan kekuatan yang ada secara optimal dan belum

menangkap peluang secara maksimal untuk mengembangkan usahanya.

3. Alternatif strategi usaha dari hasil analisis SWOT adalah memperluas

pasar, meningkatkan desain/inovasi produk, memperbaiki administrasi

perusahaan, menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku,

meningkatkan mutu produk, membuat terminal bahan baku dan

melakukan kemitraan dengan usaha besar/usaha menengah.

5.2 Saran

1. Memperluas pengembangan pasar ke luar Kota Jakarta dan pasar ekspor

bagi kelompok usaha menengah dan kelompok usaha kecil, sedangkan

bagi kelompok usaha mikro agar jangan hanya mengandalkan pasar

pameran dan pesanan dari konsumen.

2. Memanfaatkan kekuatan perusahaan yang ada secara optimal untuk

mengembangkan pemasaran produk mebel dengan cara inovasi produk

dan meningkatkan mutu produk melalui peningkatan SDM perusahaan

dan menangkap peluang secara maksimal dengan memperluas pangsa

pasar untuk pengembangan usahanya, dengan cara memperbanyak

promosi produk melalui media internet.

3. Melaksanakan alternatif strategi usaha : meningkatkan mutu produk dan

desain/inovasi produk, menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan

baku, memperbaiki administrasi perusahaan, membuat terminal bahan

baku dan melakukan kemitraan dengan usaha besar/usaha menengah.

Page 122: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

107

DAFTAR PUSTAKA

Aryono B. 2004. ”Analisis Strategi Bauran Pemasaran pada Nava Java Interior.” [Skripsi] pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.

[Asmindo dan Depdag] Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia dan Departemen Perdagangan. 2008. ”Laporan Tahunan.” Asmindo dan Depdag, Jakarta.

Assauri S. 2007. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Rajawali Perss, Jakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. ”Berita Resmi No.28/05/Th.XI: Perkembangan Indikator Makro UKM Tahun 2008.” BPS, Jakarta.

Ciptono F, G Chandra dan D Adriana 2009. Pemasaran Strategik. (Edisi Pertama). Andi, Jogjakarta.

David F. 2004. Manajemen Strategis. Edisi Kesembilan (Terjemahan). Indeks, Yogyakarta.

David F. 2006. Manajemen Strategis; Konsep (Terjemahan, Buku 1) Salemba Empat, Jakarta.

Davis J. 2005. Majic Numbers For Consumer Marketing: Alat Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Mengevaluasi Kesuksesan Pemasaran (Terjemahan). Elex Media Gramedia, Jakarta.

Foster, D. W. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen yang Sukses di Negara Berkembang (Terjemahan). Seri Manajemen No.50, BPFE UGM, Yogyakarta.

Griffin, H. 2000. Costumer Loyalty, How to Earn it How to Keepit. Loxington : Books An Imprint of The Free Press.

Haeruman, H. 2000. “Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung Program PEL.” Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Graha Sucofindo, Jakarta.

[IAI] Ikatan Akuntan Indonesia. 1985. “Prinsip Akutansi Indonesia 1984” IAI, Jakarta.

Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, (Edisi Revisi). Gramedia, Jakarta.

[Kemenkop dan UKMI] Kementerian Koperasi dan UKM. 2008. UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Asa Mandiri, Jakarta.

[KIKM] Koperasi Industri Kayu dan Mebel. 2006. Company Profile Koperasi Industri Kayu dan Mebel Jakarta Timur. KIKM, Jakarta.

Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research; An Applied Approach. Mc. Graw Hill Company. USA.

Page 123: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

108

Kotler, P 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian (Terjemahan). Erlangga, Jakarta.

________2000. Marketing Manajemen. The Millenium Edition, Prentice Hall International Edition, New Jersey.

Kotler P dan K.L Keller. 2007a. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Edisi 12 Jilid 1). Indeks, Jakarta.

____________________2007b. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Edisi 12 Jilid 2. Indeks, Jakarta.

Kotler, P. dan AB Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. (Jilid 1). Salemba Empat, Jakarta.

Kusnadi, A dan S.M Zainal 2002. Akuntansi Manajemen Komprehensif Tradisional dan Kontemporer. Universitas Brawijaya, Malang.

Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Aditya Media, Yogyakarta. Porter M. 2004. Strategi Bersaing: Teknis Menganalisis Industri dan Pesaing.

(Terjemahan) Erlangga, Jakarta. Rangkuti F. 2008. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta. Riyanto B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.

Robbins, S.P dan C, Mary. 2004. Manajemen (Terjemahan). Indeks, Jakarta. Setiadi, W.T. 2006. ”Analisis Strategi Penggunaan Pengembangan Bahan Baku

Kayu Bersertifikat Ekolabel di Indonesia.” Tesis pada Magister Manajemen dan Bisnis. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.

Syamsudin, L. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tambunan, T. 1997. Peran industri Kecil dalam Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi di Pedesaan. Simposium Industri Kecil. Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.

Umar H. 2008. Strategic Management in Action: Konsep, Teori dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wijaya, I.R. 2000. Hukum Perusahaan: Undang-Undang dan Peraturan Pelaksanaan di Bidang Usaha. Kesaint Blanc, Jakarta.

Page 124: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

109

LAMPIRAN

Page 125: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

110

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL

DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR

PAJARUDDIN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 126: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

111

Lanjutan Lampiran 1.

PENGANTAR

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir pada Program Studi Industri Kecil

Menengah, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, kami melakukan penelitian

dengan judul "Analisis Pengembangan Strategi Pemasaran Mebel di Sentra Industri

Mebel Jakarta Timur." Untuk maksud tersebut, kami melakukan penelitian lapangan yang

salah satu bentuk implementasinya melalui kuesioner.

a. Tujuan

Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat

dan valid di lapangan dari usaha mebel pada Sentra industri mebel di Jakarta Timur untuk

keperluan analisis perusahaan dalam kaitannya dengan aspek pengembangan pemasaran

khususnya yang mencakup tentang analisis pengembangan strategi pemasaran.

b. Kegunaan Kuesioner

Data-data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah secara deskripsi dengan

penekanan pada aspek pemasaran perusahaan, sehingga diperoleh gambaran tentang

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta perkembangan dan keadaan

profitabilitas serta kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mengembangkan

usaha di bidang industri mebel.

Hasil dari pengolahan data ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi bagi

usaha industri mebel pada Sentra industri mebel Jakarta Timur dan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan pola pengelolaan aspek pemasaran yang dapat

memberikan peningkatan usaha sesuai dengan strategi pemasaran yang dikembangkan.

Dengan demikian pada hasil penelitian dapat dirumuskan strategi apa yang dapat dibuat/

direkomendasikan dalam pengembangan strategi pemasaran pada Sentra industri mebel

Jakarta Timur di masa yang akan datang.

Demikianlah hal ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan

terima kasih.

Hormat kami,

PAJARUDDIN Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Industri Kecil Menengah Institut Pertanian Bogor

Page 127: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

112

Lanjutan Lampiran 1.

Untuk memperoleh informasi dari KIKM Jakarta Timur, penulis

melakukan wawancara mendalam kepada pengurus KIKM Jakarta Timur tersebut

dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pertanyaan yang akan diajukan berupa pertanyaan sederhana yang berkaitan

dengan kondisi KIKM Jakarta Timur dalam membina anggota KIKM Jakarta

Timur khususnya dalam aspek pemasaran mebel produksi perusahaan sebagai

anggota KIKM Jakarta Timur.

b) Jawaban dari pertanyaan akan diisi oleh narasumber dalam bentuk pilihan dan

penjelasan berdasarkan informasi dan tingkat kepentingan dalam organisasi.

c) Hasil wawancara mendalam bersifat rahasia, hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian dan tidak dipublikasikan kepada pihak luar.

A. PROFIL NARASUMBER

1. Nama : ......................................................

2. Umur : ......................................................

3. Jabatan : ......................................................

4. Pendidikan : ......................................................

5. Alamat Rumah : ......................................................

6. Nomor Telp./HP : ......................................................

B. PROFIL KIKM Jakarta Timur

1. Nama Koperasi : ......................................................

2. Tahun Berdiri : ......................................................

3. Alamat Koperasi : ......................................................

4. Jumlah Anggota : ...................................................... a. Aktif : ......................................................

b. Tidak Aktif : ......................................................

C. INFORMASI UMUM

1. Bagaimana peran dan fungsi KIKM Jakarta Timur bagi sentra industri mebel

di Jakarta Timur ?

Jelaskan.......................................................................................................

Page 128: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

113

Lanjutan Lampiran 1.

2. Apa saja yang menjadi persyaratan untuk menjadi anggota KIKM Jakarta

Timur ?

Jelaskan.......................................................................................................

3. Apakah ada kerjasama antara KIKM Jakarta Timur dengan perusahaan

mebel sebagai anggota KIKM Jakarta Timur ?

a. Ya b. Tidak

4. Jika ya, bagaimana sistem hubungan kerjasama yang telah dilakukan ?

Jelaskan.......................................................................................................

5. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban KIKM Jakarta Timur ?

Jelaskan.......................................................................................................

6. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban perusahaan anggota KIKM

Jakarta Timur ?

Jelaskan.......................................................................................................

7. Apakah KIKM Jakarta Timur juga menjalin kerjasama dengan pihak ketiga?

a. Ya b. Tidak

8. Bila ya, dengan pihak mana saja ? Jelaskan.................................................

9. Bagaimana peranan KIKM Jakarta Timur untuk mengatasi kelangkaan

bahan baku ?

Jelaskan.......................................................................................................

10. Bagaimana peranan KIKM Jakarta Timur untuk meningkatkan penjualan

anggota KIKM Jakarta Timur ?

Jelaskan.......................................................................................................

11. Apakah program promosi bulanan yang dilakukan oleh KIKM Jakarta Timur

bekerjasama dengan pihak pemerintah Jakarta Timur ?

a. Ya b. Tidak

12. Bila ya, kerjasama dengan dinas apa ? Jelaskan...........................................

13. Kenapa program promosi bulanan dilakukan di Pusat Promosi Industri Kayu

dan Mebel ? Jelaskan.....................................................................................

14. Bagaimana sistem program promosi bulanan yang dilakukan ?

Jelaskan.......................................................................................................

Page 129: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

114

15. Apakah setiap anggota KIKM Jakarta Timur berhak untuk mengikuti

promosi tersebut ?

a. Ya b. Tidak

16. Siapa saja yang berhak untuk mengikuti program promosi tersebut ?

Jelaskan.......................................................................................................

17. Apa saja syarat untuk mengikuti program promosi tersebut ?

Jelaskan.......................................................................................................

18. Bagaimana respon masyarakat/konsumen terhadap program promosi

bulanan yang dilakukan di Pusat Promosi Industri Kayu dan Mebel ?

Jelaskan.......................................................................................................

Page 130: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

115

Lanjutan Lampiran 1.

Untuk memperoleh informasi dari perusahaan yang akan diteliti/dikaji,

penulis melakukan wawancara mendalam kepada pemilik dan karyawan

perusahaan-perusahaan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan berupa pertanyaan sederhana yang

berkaitan dengan kondisi perusahaan khususnya aspek pemasaran perusahaan.

b) Jawaban dari pertanyaan akan diisi oleh narasumber dalam bentuk pilihan dan

penjelasan berdasarkan informasi dan tingkat kepentingan dalam perusahaan.

c) Hasil wawancara mendalam bersifat rahasia, hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian dan tidak dipublikasikan kepada pihak luar.

A. PROFIL NARASUMBER

1. Nama : ......................................................

2. Umur : ......................................................

3. Jabatan : ......................................................

4. Pendidikan : ......................................................

5. Alamat Rumah : ......................................................

6. Nomor Telp./HP : ......................................................

B. PROFIL USAHA

1. Nama Perusahaan : ......................................................

2. Tahun Berdiri : ......................................................

3. Alamat Perusahaan : ......................................................

a. Workshop : ......................................................

b. Showroom : ......................................................

4. Bentuk Badan Usaha : ......................................................

5. Jumlah Karyawan : ......................................................

c. Tetap : ...................................................... d. Tidak tetap : ......................................................

C. MODAL USAHA

1. Apakah modal usaha merupakan modal sendiri ?

a. Ya b. Tidak

Page 131: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

116

Lanjutan Lampiran 1.

2. Apakah modal usaha merupakan kerjasama dengan pihak luar ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah modal usaha pernah dapat pinjaman dari pihak bank atau KIKM

Jakarta Timur ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah modal usaha merupakan ancaman bagi perusahaan ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju

5. Apakah menurut anda modal usaha diperlukan pinjaman dari bank ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju

6. Apakah modal usaha merupakan kekuatan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju

7. Apakah biaya/ketersediaan modal sekarang menjadi hambatan bagi peusahaan

dalam menjalankan usaha anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

8. Apakah sistem keuangan selama ini menjadi hambatan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

9. Apakah sistem keuangan selama ini menjadi ancaman bagi stabilitas keuangan

perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

D. BAHAN BAKU

1. Apakah kelangkaan bahan baku merupakan ancaman bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju

2. Apakah kenaikan harga bahan baku merupakan ancaman dalam produksi ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. setuju d. Sangat setuju

3. Apa ketersediaan bahan baku adalah jadi kekuatan pada perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

4. Apa yang menyebabkan kelangkaan bahan baku pada perusahaan anda ?

Jelaskan...............................................................................................................

5. Apakah perlu dibuat terminal bahan baku ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

Page 132: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

117

Lanjutan Lampiran 1.

6. Apa saja jenis produk yang diproduksi selama ini ?

No Nama Produk Jumlah Waktu Produksi Harga Ket.

1

2

7. Bahan baku apa saja yang digunakan dalam produksi?

No Nama Bahan Asal Volume Harga Total

1

2

3

8. Bagaimana perkembangan usaha mebel selama ini ?

No Tahun Nama Produk Jumlah Produksi

Jumlah Tenaga Kerja

Omzet

1

2

3

E. PELAYANAN dan PEMASARAN

1. Apakah produk mebel diujual langsung ke konsumen ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah produk mebel dijual melalui agen ?

a. Ya b. Tidak

3. Apaka penjual langsung ke konsumen lebih baik ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

4. Apabila produk mebel dijual melalui agen, berapa jumlah agen yang

mengambil/membeli produk anda ?

Jelaskan................................................................................................................

5. Bagaimana mekanisme transaksi penjualan produk ?

a. Cash b. Kredit

6. Berapa rata-rata penjualan produk mebel setiap bulan ?

Jelaskan................................................................................................................

Page 133: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

118

Lanjutan Lampiran 1.

7. Bagaimana pangsa pasar yang anda jalani sekarang ?

a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Baik d. Sangat baik

8. Apakah pangsa pasar yang baik merupakan kekuatan perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

9. Apakah kepuasan pelanggan selama ini menjadi kekuatan bagi anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

10. Apakah selama ini ada pelanggan yang komplain, bagaimana mengatasinya ?

Jelaskan..............................................................................................................

11. Apakah mutu pelayanan yang baik menjadi kekuatan bagi perusahaan ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

12. Apakah penetapan harga selama ini sudah efektif untuk meraih pelanggan ?

a. Ya b. Tidak

13. Apakah distribusi produk kepada pelanggan sudah berjalan dengan baik ?

a. Ya b. Tidak

14. Apa saja yang menjadi kendala dalam distribusi produk perusahaan anda ?

Jelaskan.............................................................................................................

15. Apakah promosi yang diadakan oleh KIKM Jakarta Timur sudah efektif bagi

perushaan anda ?

a. Ya b. Tidak

16. Apakah ada peningkatan penjualan perusahaan anda setelah bergabung dengan

KIKM Jakarta Timur ?

Jelaskan..............................................................................................................

17. Apakah setelah bergabung dengan KIKM Jakarta Timur merupakan kekuatan

penjualan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

18. Apakah desain produk baru menjadi efektif untuk menggaet konsumen ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

19. Apakah jarak antara work shop dengan tempat promosi menjadi hambatan ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

Page 134: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

119

Lanjutan Lampiran 1.

20. Apakah fasilitas perusahaan sekarang menjadi ancaman bagi perusahaan ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

21. Apakah fasilitas yang disediakan KIKM Jakarta Timur menjadi kekuatan

dalam melaksanakan promosi produk ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

22. Apakah kapasitas tenaga kerja yang dimiliki menjadi kekuatan bagi

perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

23. Apakah kapasitas tenaga kerja yang dimiliki merupakan kekuatan bagi

perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

24. Apakah tenaga kerja yang dimiliki mempunyai loyalitas dan dedikasi yang

tinggi kepada perusahaan anda ?

a. Ya b. Tidak

25. Jika ya, apakah loyalitas dan dedikasi tersebut menjadi kekuatan bagi

perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

26. Apakah kemampuan berproduksi yang tepat merupakan kekuatan bagi

perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

27. Apakah keahlian teknik manufaktur menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

F. PERSAINGAN PRODUK

1. Apakah ada persaingan produk antara sesama perusahaan lokal ?

a. Ya b. Tidak

2. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

3. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

4. Apakah produk impor asal China merupakan ancaman bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

Page 135: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

120

Lanjutan Lampiran 1.

5. Apakah ada persaingan desain dan model antara sesama perusahaan lokal ?

a. Ya b. Tidak

6. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

7. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

8. Apakah harga produk impor asal China merupakan ancaman bagi perusahaan?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

9. Apakah ada persaingan harga antara sesama perusahaan lokal ?

a. Ya b. Tidak

10. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

11. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

12. Apakah harga impor asal China yang lebih murah merupakan ancaman bagi

perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

13. Apakah ada persaingan antara sesama perusahaan lokal untuk meraih

pelanggan baru ?

a. Ya b. Tidak

14. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

15. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

16. Apakah persaingan terjadi juga dengan produk asal China ?

a. Ya b. Tidak

17. Jika ya, apakah persaingan tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

18. Apakah persaingan tersebut menjadi kelemahan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

Page 136: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

121

Lanjutan Lampiran 1.

19. Apakah pimpinan anda adalah sosok pemimpin yang mempunyai pandangan

ke depan untuk meMenengahkan perusahaan anda ?

a. Ya b. Tidak

20. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

21. Apakah karyawan anda punya loyalitas dan dedikasi yang baik kepada

pimpinan perusahaan anda ?

a. Ya b. Tidak

22. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

23. Apakah pimpinan anda adalah sosok pemimpin yang mempunyai wawasan

kewirausahaan ?

a. Ya b. Tidak

24. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

25. Apakah karyawan anda punya kemauan kewirausahaan yang tinggi ?

a. Ya b. Tidak

26. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

27. Apakah pimpinan anda adalah sosok pemimpin yang fleksibel dan responsif

terhadap karyawan ?

a. Ya b. Tidak

28. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda ?

Jelaskan................................................................................................................

29. Apakah karyawan anda mempunyai sifat yang fleksibel dan responsif terhadap

segala tugas yang diberikan ?

a. Ya b. Tidak

30. Jika ya, apakah hal tersebut menjadi kekuatan bagi perusahaan anda?

a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Setuju d. Sangat setuju

Page 137: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

122

Lampiran 2 Pembobotan terhadap faktor strategi internal

Petunjuk Pengisian :

Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua

faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap

perusahaan pada Sentra industri mebel di Jakarta Timur.

Contoh:

1. “SDM yang berpengalaman” (A pada baris/vertikal) lebih penting daripada

“Pengalaman perusahaan memproduksi mebel” (B pada kolom/horizontal),

maka nilainya = 1.

2. “SDM yang berpengalaman” (A pada baris/vertikal) sama penting dari pada

“Pengalaman perusahaan memproduksi mebel” (B pada kolom/horizontal),

maka nilainya = 2

3. “SDM yang berpengalaman” (A pada baris/vertikal) tidak lebih penting

daripada “Pengalaman perusahaan memproduksi mebel” (B pada

kolom/horizontal), maka nilainya = 3

* Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris kesatu

terhadap kolom dan harus konsisten.

( A ) ( B ) ( C ) ( D ) ( E ) ( F ) ( G ) ( H ) ( I ) ( J ) Total SkorSumber Daya Manusia yang berpengalaman ( A )Pengalaman perusahaan memproduksi mebel ( B )Image produk sudah dikenal masyarakat ( C )Harga produk mebel terjangkau konsumen ( D )Hubungan baik perusahaan dengan KIKM ( E )Biaya produksi mebel masih tinggi ( F )Kapasitas produksi masih terbatas ( G )Teknologi yang dipakai masih sederhana ( H )Sistem administrasi perusahaan kurang baik ( I )Inovasi produk masih kurang (monoton) ( J )

Faktor Penentu Internal

Page 138: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

123

Lampiran 3 Pembobotan terhadap faktor strategi eksternal

Petunjuk Pengisian :

Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua

faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap

perusahaan pada Sentra industri mebel di Jakarta Timur.

Contoh:

4. “Terjaminnya pangsa pasar lokal” (A pada baris/vertikal) lebih penting dari

pada “Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas” (B pada kolom/horizontal),

maka nilainya = 1.

5. “Terjaminnya pangsa pasar lokal” (A pada baris/vertikal) sama penting dari

pada “Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas” (B pada kolom/horizontal),

maka nilainya = 2

6. “Terjaminnya pangsa pasar lokal” (A pada baris/vertikal) tidak lebih penting

dari pada “Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas” (B pada

kolom/horizontal), maka nilainya = 3

* Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris kesatu

terhadap kolom dan harus konsisten.

( A ) ( B ) ( C ) ( D ) ( E ) ( F ) ( G ) ( H ) ( I ) ( J ) Total SkorTerjaminnya pangsa pasar lokal ( A )Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas ( B )Dukungan pemerintah terhadap industri mebel ( C )Kemajuan teknologi yang semakin berkembang ( D )Dukungan modal dari pihak perbankan ( E )Kesulitan mendapatkan bahan baku ( F )Tingginya harga bahan baku ( G )Menurunnya daya beli masyarakat ( H )Masuknya produk mebel impor asal China ( I )Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis ( J )

Faktor Penentu Eksternal

Page 139: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

124

Lampiran 4 Pemberian nilai peringkat terhadap peluang

Petunjuk Pengisian :

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam

meraih peluang yang ada.

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut:

Nilai 4, Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang.

Nilai 3, Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang.

Nilai 2, Jika perusahaan mempunyai kemampuan sedang dalam meraih peluang.

Nilai 1, Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang tidak baik dalam meraih peluang.

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kemampuan perusahaan anda dalam

memanfaatkan peluang berikut di bawah ini:

Peluang 4 3 2 1 Terjaminnya pangsa pasar lokal Pangsa pasar ekspor masih terbuka luas Dukungan Pemerintah terhadap industri mebel KeMenengahan teknologi yang semakin berkembang

Dukungan modal dari pihak Perbankan

Page 140: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

125

Lampiran 5 Pemberian nilai peringkat terhadap ancaman

Petunjuk Pengisian :

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada besarnya ancaman dalam

mempengaruhi keberadaan perusahaan.

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut:

Nilai 1, Jika faktor ancaman sangat kuat mempengaruhi perusahaan. Nilai 2, Jika faktor ancaman kuat mempengaruhi perusahaan. Nilai 3, Jika faktor ancaman akan memberikan pengaruh biasa terhadap

perusahaan. Nilai 4, Jika faktor ancaman tidak akan memberikan pengaruh terhadap

perusahaan

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perusahaan anda dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ancaman berikut di bawah ini:

Ancaman 4 3 2 1 Kesulitan mendapatkan bahan baku Tingginya harga bahan baku Menurunnya daya beli masyarakat/konsumen Masuknya produk mebel impor asal China Banyaknya perusahaan mebel yang sejenis

Page 141: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

126

Lampiran 6 Pemberian nilai peringkat terhadap kekuatan

Petunjuk Pengisian :

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan perusahaan

dibandingkan pesaing utama atau rataan industri.

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut:

Nilai 4, Jika faktor tersebut kekuatan utama bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

Nilai 3, Jika faktor tersebut kekuatan kecil bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kondisi perusahaan anda bila dibandingkan

dengan perusahaan pesaing utama atau industri mebel lainnya dalam hal faktor-

faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan berikut di bawah ini:

Kekuatan 4 3 SDM yang berpengalaman Pengalaman perusahaan memproduksi mebel Image produk sudah terkenal di masyarakat Harga produk mebel terjangkau konsumen Hubungan baik perusahaan dengan KIKM Jakarta Timur

Page 142: ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARANMEBEL … · dalam Tugas Akhir yang berjudul : ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MEBEL . DI SENTRA INDUSTRI MEBEL JAKARTA TIMUR . ...

127

Lampiran 7 Pemberian nilai peringkat terhadap kelemahan

Petunjuk Pengisian :

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan perusahaan

dibandingkan pesaing utama atau rataan industri.

Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut:

Nilai 1, Jika faktor tersebut kelemahan utama bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

Nilai 2, Jika faktor tersebut kelemahan kecil bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kondisi perusahaan anda bila dibandingkan

dengan perusahaan pesaing utama atau industri mebel lainnya dalam hal faktor-

faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan berikut:

Kelemahan 2 1 Biaya produksi mebel masih tinggi Kapasitas produksi masih terbatas Teknologi yang dipakai masih sederhana Administrasi perusahaan kurang baik Inovasi produk masih kurang (monoton)

Daftar Tabel hasil analisis SWOT pada perusahaan

KEKUATAN: KELEMAHAN:

1. 2. 3. 4. 5.

...................................................... ...................................................... ...................................................... ...................................................... ......................................................

1. 2. 3. 4.

...................................................... ...................................................... ...................................................... ......................................................

PELUANG: ANCAMAN:

1. 2. 3. 4. 5.

...................................................... ...................................................... ...................................................... ...................................................... ......................................................

1. 2. 3. 4.

...................................................... ...................................................... ...................................................... ......................................................