ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM,...

86
ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DAN CORRUPTION PERCEPTION INDEX (CPI) TERHADAP KETIMPANGAN PENDAPATAN PADA TAHUN 2010 2015 (STUDI KASUS 5 NEGARA BERKEMBANG ASEAN) Oleh: Faikar Zakky Hakim NIM: 11140840000049 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

Transcript of ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM,...

Page 1: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DAN

CORRUPTION PERCEPTION INDEX (CPI) TERHADAP KETIMPANGAN

PENDAPATAN PADA TAHUN 2010 – 2015

(STUDI KASUS 5 NEGARA BERKEMBANG ASEAN)

Oleh:

Faikar Zakky Hakim

NIM: 11140840000049

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

i

ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DAN

CORRUPTION PERCEPTION INDEX (CPI) TERHADAP KETIMPANGAN

PENDAPATAN PADA TAHUN 2010-2015

(STUDI KASUS 5 NEGARA BERKEMBANG ASEAN)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Faikar Zakky Hakim

NIM. 11140840000049

Di bawah Bimbingan:

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 1439 H/2018 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Faikar Zakky Hakim

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juli 1996

Alamat : Komplek Batan Indah blok J no. 19 Serpong,

Tangerang Selatan

Telepon : 081297017919

Email : [email protected]

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Erza Rustam

Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 5 Mei 1957

Ibu : Darmiyetti

Tempat, Tanggal Lahir : Lubuk Basung, 1 Januari 1970

III. PENDIDIKAN

1. TK Bahrul Ulum 2000 – 2002

2. SD IT As-Salamah 2002 – 2008

3. SMP IT Insan Harapan 2008 – 2011

4. SMAN 6 Tangerang Selatan 2011 – 2014

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 – 2018

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) 2015 – 2016

2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 2014 - sekarang

Page 7: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze and obtain empirical evidence on the effect of total

population, inflation, Human Development Index (HDI), and Corruption Perception

Index (CPI) on the existence of income inequality.

The sample in this study are some developing countries in ASEAN, these are

Indonesia, Lao PDR, Philippines, Vietnam, and Timor-Leste from 2010 to 2015

processed using Fixed Effect Model.

The result showed that total population had positive but not significant effect to

income inequality, inflation had a significant positive effect to income inequality,

Human Development Index (HDI) had a significant negative effect to income

inequality, and Corruption Perception Index (CPI) had a significant negative effect to

income inequality in the five countries studied.

Keywords: total population, inflation, Human Development Index (HDI), Corruption

Perception Index (CPI), and income inequality.

Page 8: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris

mengenai pengaruh total populasi, inflasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan

Corruption Perception Index (CPI) terhadap adanya ketimpangan pendapatan.

Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa negara berkembang di ASEAN,

yaitu Indonesia, Lao PDR, Philippines, Vietnam, dan Timor-Leste pada tahun 2010

sampai 2015 yang diolah menggunakan Fixed Effect Model.

Hasil penelitian menunjukkan total populasi berpengaruh positif namun tidak

signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, inflasi memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

berpengaruh negatif signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, dan Corruption

Perception Index (CPI) berpengaruh negatif signifikan terhadap ketimpangan

pendapatan di kelima negara yang diteliti.

Kata Kunci: total populasi, inflasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Corruption

Perception Index (CPI), dan ketimpangan pendapatan.

Page 9: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta Rasulullah SAW yang telah memberi kita

syafa’atnya hingga kita dapat berubah dari zaman Jahiliyah hingga zaman yang penuh

ilmu pengetahuan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Pengaruh Total Populasi, Inflasi, Ipm, Dan Corruption Perception Index

(Cpi) Terhadap Ketimpangan Pendapatan Pada Tahun 2010-2015 (Studi Kasus 5

Negara Berkembang Di Asean)” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi

Pembangunan. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan berbagai

pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil, yaitu kepada:

1. Orang tua terkasih, Abi Erza Rustam dan Ummi Darmiyetti yang selalu

mencurahkan doa dan kasih sayang serta dukungan dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

2. Uni Azifah Hakim dan Adik Khalish Abdullah yang telah memberikan semangat

serta dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Arief Fitrijanto, M. Si Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Ibu Najwa

Khairina selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

4. Bapak Zaenal Muttaqin, MPP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

ix

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ekonomi dan Bisnis

Cabang Ciputat.

7. Keluarga Besar HMJ Ekonomi Pembangunan Periode 2014 – 2015.

8. Kawan kawan ARENA Ibrahim, Kurniawan, Galih, Devan dan bilal yang setia

menemani dari bangku SMA sampai sekarang.

9. Wini Raharja, S.E, yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini dan

juga banyak memberikan semangat serta doa dan dukungan.

10. Teman teman KOTHOR (Kosan THORiq) Slamet, Jody, Wahyu, Thoriq, Hanif,

Riko, Iksan, dan raha yang telah menemani masa kuliah Strata 1 ini dengan penuh

canda tawa dalam pembelajarannya.

11. Kanda-kanda kosan Macan Aulia, Idham, Hilmi, Adnan, Azka, Faizul, Anto,

Naufal, dan Tanoe yang membantu mencari ilmu yang bermanfaat baik di dalam

maupun diluar kampus.

12. Teman-teman Ajag-Ijig Tajul, Majid, Elvan, Faraz, bang Fajar, dan Ari yang juga

menemani masa kuliah dengan permainan permainan serta candaan yang lebih

banyak tidak mendidiknya

13. Senior-senior maupun alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kritik dan saran selama pembuatan

skripsi ini.

14. Keluarga HMI Ekonomi Pembangunan yang turut serta memberikan pengalaman

selama masa kuliah.

15. Terima kasih juga kepada teman teman perencanaan pembangunan 2014 atas

semua pembelajarannya

16. Kelompok KKN Asmara65 atas kerjasama dan pengalaman berharganya selama

pengabdian kepada masyarakat desa Cikuya.

17. Teman-teman satu angkatan Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-angkatan di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Page 11: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

x

18. Serta untuk orang orang yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bias saya sebutkan satu persatu

Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih mempunyai banyak

kekurangan, karena tidak ada yang sempurna selain Allah SWT. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu dalam rangka mencerdaskan generasi penerus dan

mensejahterakan kehidupan bangsa.

Aamiin ya Rabbal ‘alamiin

Tangerang Selatan, 26 mei 2018

Penulis,

Faikar Zakky Hakim

Page 12: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI…………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…………………… ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH………………. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………… iv

ABSTRACT…………………………………………………………………. v

ABSTRAK…………………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………… 11

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 11

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur………………………………………………………… 13

1. Ketimpangan Pendapatan………………………………………………. 13

2. Total Populasi………………………………………………………….. 14

3. Inflasi…………………………………………………………………… 17

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)………………………………….. 18

5. Corruption Perception Index (CPI)…………………………………….. 19

B. Kerangka Pemikiran……………………………………………………… 21

C. Penelitian Terdahulu……………………………………………………… 22

D. Hipotesis………………………………………………………………….. 24

1. Pengaruh Total Populasi terhadap Ketimpangan Pendapatan………….. 24

2. Pengaruh Inflasi terhadap Ketimpangan Pendapatan…………………… 27

3. Pengaruh IPM terhadap Ketimpangan Pendapatan……………………… 28

4. Pengaruh CPI terhadap Ketimpangan Pendapatan………………………. 29

Page 13: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian……………………………………………………………. 31

B. Populasi dan Sampel……………………………………………………… 32

C. Jenis Data………………………………………………………………… 34

D. Sumber Data……………………………………………………………… 36

E. Variabel Penelitian………………………………………………………. 36

F. Metode Analisis Data……………………………………………………. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………………………………………. 41

1. Gambaran Umum Indonesia……………………………………………. 41

2. Gambaran Umum LaoPDR……………………………………………… 42

3. Gambaran Umum Vietnam……………………………………………... 43

4. Gambaran Umum Philippines………………………………………….. 44

5. Gambaran Umum Timor Leste…………………………………………. 45

B. Interpretasi Data…………………………………………………………. 47

1. Regresi Linear Berganda……………………………………………….. 47

2. Persamaan Model Negara……………………………………………… 48

C. Hasil Uji Asumsi Klasik………………………………………………….. 51

1. Uji Normalitas………………………………………………………….. 51

2. Uji Multikolinearitas…………………………………………………… 52

3. Uji Heteroskedastisitas………………………………………………… 53

4. Uji Autokorelasi………………………………………………………… 53

D. Pengujian Hipotesis………………………………………………………. 54

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)………………………… 54

2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)…………………….. 55

3. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………………………………… 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 58

B. Saran……………………………………………………………………… 59

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 60

LAMPIRAN………………………………………………………………….. 63

Page 14: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

xiii

DAFTAR TABEL

1.1 Skor CPI 2017………………………………………………………….. 9

2.1 Jenis-jenis inflasi……………………………………………………….. 17

2.2 Indeks Pembangunan Manusia………………………………………… 19

2.3 Penelitian Terdahulu…………………………………………………… 19

4.1 Hasil Olah Data Panel dengan FEM…………………………………… 45

4.2 Hasil Uji Multikolinearitas…………………………………………….. 51

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………………………… 52

4.4 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………………………. 53

4.5 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)………………………………….. 53

4.6 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)……………………. 54

4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………………………………… 56

Page 15: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

xiv

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kurva Lorenz…………………………………………………………. 2

1.2 Peta Klasifikasi IPM………………………………………………….. 7

2.1 Peta Klasifikasi Populasi Penduduk………………………………….. 16

4.1 Grafik Hasil Uji Normalitas………………………………………….. 52

Page 16: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Data – data ketimpangan, populasi, inflasi, HDI, dan CPI……………………. 63

LAMPIRAN II

Pooled Least Square (PLS)…………………………………………………… 65

Fixed Effect Model (FEM)……………………………………………………. 65

Uji Chow……………………………………………………………………… 66

Random Effect Model (REM)………………………………………………… 67

Uji Hausman………………………………………………………………….. 68

LAMPIRAN III

Hasil Uji Normalitas………………………………………………………….. 69

Hasil Uji Multikolinearitas…………………………………………………… 69

Hasil Uji Heteroskedastisitas………………………………………………… 69

Hasil Uji Autokorelasi……………………………………………………….. 70

Page 17: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kegiatan sehari hari masyarakat bertujuan memenuhi kebutuhannya

melalui berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah kegiatan perekonomian.

Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti aturan rumah

tangga atau manajemen rumah tangga, dan ekonomi dapat diartikan juga

sebagai kegiatan yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya

sehari-hari.

Guna memenuhi kebutuhannya masyarakat melakukan kegiatan ekonomi,

masyarakat bertujuan untuk mencari pendapatan, hal tersebut dapat terlihat

dalam indikator distribusi pendapatan, dimana pendapatan tiap individu atau

instansi berbeda-beda yang menyebabkan adanya ketimpangan distribusi

pendapatan. Distribusi pendapatan nasional adalah merata atau timpangnya

pembagian hasil suatu negara dikalangan penduduknya (Dumairy, 1999).

Ketimpangan pendapatan merupakan suatu keadaan dimana pendapatan yang

diterima oleh masyarakat suatu negara tidak merata.

Salah satu indikator dalam membaca ketimpangan adalah kurva Lorenz.

Kurva Lorenz menggambarkan hubungan antara distribusi penduduk dan juga

distribusi pendapatan. Dalam kurva Lorenz, semakin jauh garis yang

ditunjukkan dari garis optimum maka ketimpangan yang digambarkan oleh

kurva tersebut semakin besar.

Page 18: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

2

Gambar 1.1

Kurva Lorenz

Sumber: Buku Todaro dan Smith

Menurut Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa ketimpangan akan

menyebabkan beberapa hal, seperti menyebabkan inefisiensi dalam

perekonomian, ketimpangan dapat melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas,

serta ketimpangan pendapatan umumnya dianggap tidak adil dalam kasus

ketimpangan pendapatan yang ekstrim.

Mengutip dari Irma Adelma dan Cynthia Morris (1997) terdapat 8 hal yang

menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan di negara sedang berkembang,

pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan menurunnya pendapatan per

kapita; inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara

proporsional dengan pertambahan produksi barang barang; ketidakmerataan

pembangunan antar daerah; investasi yang sangat banyak dalam proyek–proyek

yang padat modal (capital intensive), sehingga pemerataan pendapatan modal

dari harta tambahan lebih besar dibandingkan persentase pendapatan yang

berasal dari kerja, hal ini menyebabkan pengangguran bertambah; rendahnya

mobilitas sosial; pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang

mengakibatkan kenaikan harga–harga barang hasil industri untuk melindungi

usaha–usaha golongan kapitalis; memburuknya nilai tukar bagi NSB dalam

perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidak-elastisan

permintaan negara-negara maju terhadap barang – barang NSB; hancurnya

industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dan lain-

Page 19: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

3

lain. Sementara itu, ADB (2012) menyampaikan bahwa kekuatan pasar yang

mempercepat pertumbuhan ekonomi dapat memperburuk ketimpangan dalam

masyarakat. Sebagai contoh, kemajuan teknologi yang tidak proporsional akan

menguntungkan kelompok penduduk kaya dan penduduk dengan pendidikan

yang lebih baik, yang lebih nyaman dengan teknologi baru. Demikian juga era

perdagangan bebas yang meningkatkan arus pertukaran barang dan jasa.

Solusinya adalah bukan dengan melambatkan kekuatan pasar yang mempercepat

pertumbuhan, tetapi dengan kebijakan yang membuat kesetaraan untuk setiap

orang memiliki kesempatan untuk mengambil keuntungan, sehingga dapat

tercipta pertumbuhan yang inklusif.

Dalam berjalannya kegiatan perekonomian suatu negara dibantu dengan

adanya intervensi pemerintah agar tidak terjadinya kegagalan pasar dan

tercapainya kesejahteraan masyarakat yang menyeluruh. Dalam konsep

pembangunan ekonomi yang menyeluruh/inklusif pemerintah akan melakukan

kebijakan-kebijakan yang membantu masyarakatnya untuk mencapai

kesejahteraan secara keseluruhan, tidak hanya memperhatikan hasil akhir

seperti konsep pertumbuhan ekonomi yang mengutamakan tingginya angka

output dan pendapatan per-kapita. Pembangunan ekonomi merupakan konsep

yang memperhatikan proses-proses yang dapat menyebabkan kenaikan output

negara dalam jangka panjang, salah satu manfaat yang dirasakan oleh

masyarakat dalam pembangunan ekonomi adalah naiknya tingkat kebahagiaan

masyarakatnya.

Berbeda dengan negara berkembang, nilai ketimpangan pendapatan di

negara maju tidak terlalu fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan

distribusi pendapatan di negara maju sudah cukup merata, tetapi kestabilan

ketimpangan pendapatan di negara maju secara tidak langsung mempengaruhi

ketimpangan pendapatan di negara sedang berkembang dari sisi lainnya.

Myrdal (1957), yang dikutip oleh Kuncoro (2013), menyebut adanya dampak

kurang menguntungkan untuk menjelaskan fenomena meningkatnya

ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang. Ia berpendapat,

backwash effect (Konsep yang pada dasarnya menjelaskan bahwa jika satu

wilayah tertentu mulai tumbuh atau berkembang, maka akan menyebabkan

Page 20: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

4

orang, modal manusia serta modal fisik (infrastruktur, keuangan, mesin dll) dari

bagian lain untuk tertarik masuk ke dalam pusat pertumbuhan ini) lebih besar

daripada spread effect. Spread effect /dampak penyebaran merupakan efek

penyebaran pembangunan dari suatu pusat pertumbuhan ke daerah sekitarnya

(tetangga).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketimpangan

pendapatan diantaranya adalah Total populasi penduduk, Inflasi, Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), dan Corruption Perception Index (CPI).

Penduduk merupakan modal awal dari pembangunan ekonomi, jumlah

penduduk yang tinggi apabila tidak diiringi dengan kualitas manusia yang baik

maka hanya akan menyebabkan terhambatnya pembangunan ekonomi,

begitupun sebaliknya apabila jumlah penduduk yang banyak diiringi dengan

kualitas manusia yang baik maka akan menjadi nilai tambah yang mendorong

pembangunan menjadi jauh lebih baik. Bertambah banyaknya jumlah penduduk

akan berpotensi menaikkan tingkat kesenjangan di beberapa tingkat

masyarakat, salah satu yang menjadi penyebabnya adalah berkurangnya

kesempatan dalam mencari pekerjaan. Semakin banyak jumlah penduduk

tentunya seimbang dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia di negara

tersebut, apabila jumlah kesempatan bekerja tidak seimbang dengan angkatan

kerja yang tersedia maka akan terjadi peningkatan angka kesenjangan dalam

masyarakat.

Populasi penduduk Asia Tenggara adalah 652.498.699 orang berdasarkan

perkiraan terakhir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Populasi Asia Tenggara

setara dengan 8,59% dari total penduduk dunia, dengan Indonesia menjadi

negara penduduk terbanyak di Asia Tenggara sekaligus penduduk terbanyak

ke-empat di Dunia. Asia Tenggara menempati urutan ke 3 di Benua Asia

sebagai wilayah regional dengan jumlah penduduk terbanyak, dengan

kepadatan penduduk di Asia Tenggara adalah 149 per kilometer persegi serta

total luas wilayah Asia Tenggara adalah 4.340.700 kilometer persegi

(1.675.953 mil persegi). 48,7% penduduk Asia Tenggara atau 315.797.197

orang tinggal diperkotaan.

Page 21: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

5

Menurut Murty (2000) agar proses pembangunan dalam suatu negara

dapat dicapai sesuai sasaran, partisipasi penduduk dalam perencanaan dan

pembangunan ekonomi negara dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan

kebijaksanaan dalam meningkatkan efektivitas keputusan perencanaan

pembangunan ekonomi Selain jumlah penduduk juga distribusi penduduk yang

serasi diharapkan dapat menunjang pembangunan ekonomi nasional diukur dari

hasil produksi menurut sektor dan pembangunan kependudukan nasional dilihat

dari jumlah penduduk menurut wilayah dicerminkan oleh alokasi ekonomi

berbagai wilayah dan kapasitas penyerapan tenaga kerja pada berbagai sektor

(Adisasmita, 2005). Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi nasional

diperlukan sejumlah sumberdaya penduduk yang memiliki keterampilan dan

keahlian yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Antara pembangunan

ekonomi nasional dan pembangunan kependudukan nasional terdapat pengaruh

timbal balik atau mempengaruhi satu sama lainnya.

Dalam perekonomian, penduduk berfungsi ganda. Dalam literatur-

literatur klasik, umumnya penduduk dipandang sebagai penghambat

pembangunan. keberadaannya, yang dalam jumlah besar dan dengan

pertumbuhan yang tinggi, dinilai hanya menambah beban pembangunan.

Artinya, jumlah penduduk yang besar memperkecil pendapatan perkapita dan

menimbulkan masalah ketenagakerjaan, sedangkan dalam literatur-literatur

moderen, penduduk justru dipandang sebagai sesuatu yang sangat positif bagi

pembangunan, terutama karena: 1. Perkembangannya akan memperluas pasar.

2. Perbaikan dalam kemahiran dan mutunya dapat menciptakan berbagai akibat

yang positif kepada pembangunan. 3. Penduduk menyediakan pengusaha yang

inovatif yang akan menjadi unsur penting dalam menciptakan pembentukan

modal. Peningkatan konsumsi agregat memungkinkan usaha-usaha produktif

berkembang, begitu pula perekonomian secara keseluruhan (Dumairy, 1996).

Selain populasi, variabel lain yang dapat mempengaruhi ketimpangan

pendapatan adalah inflasi. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang

secara menyeluruh. Menurut Sadono Sukirno (2002) inflasi adalah suatu proses

kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi dapat

diakibatkan terbukanya kesempatan kerja yang luas dan perekonomian yang

Page 22: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

6

berkembang pesat akan mengakibatkan pengeluaran yang dilakukan

masyarakat meningkat, sedangkan produksi barang dan jasa belum bisa

memenuhi permintaan pasar.

Distribusi pendapatan pun dapat dipengaruhi oleh inflasi, yang diartikan

secara umum sebagai naiknya harga barang-barang yang bias disebabkan oleh

kegagalan pasar. Dalam inflasi terdapat 3 teori umum, yang pertama adalah

equity effect, efficiency effect dan output effect. Equity effect merupakan dampak

inflasi terhadap ketimpangan pendapatan, sedangkan efficiency effect

merupakan efek terhadap alokasi faktor produksi, dan efek inflasi terhadap

produk nasional disebut dengan output effects (Nopirin,1987). Efek terhadap

pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang

diuntungkan dengan adanya inflasi. Rendahnya inflasi di negara-negara sedang

berkembang masih lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Dengan rata rata

inflasi yang lebih tinggi pada negara berkembang peneliti ingin meneliti lebih

lanjut adakah pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan ketimpangan

pendapatan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index

(HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,

pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia (Biro Pusat

Statistik dan UNDP, 1997). IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah

sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang

dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap

kualitas hidup. IPM juga pada umumnya dapat digunakan sebagai gambaran

mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara, UNDP juga

mendefinisikan IPM sebagai memperluas pilihan-pilihan bagi masyarakat suatu

negara, karena dalam konteks tersebut, masyarakat merupakan tujuan utama

sedangkan aktifitas pembangunan hanya sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

Seperti diketahui, beberapa faktor penting dalam pembangunan yang

sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah pendidikan dan kesehatan.

Dua faktor penting ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dimiliki

agar mampu meningkatkan potensinya. Umumnya, semakin tinggi kapabilitas

Page 23: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

7

dasar yang dimiliki suatu bangsa, semakin tinggi pula peluang untuk

meningkatkan potensi bangsa itu. Di tengah eskalasi persaingan global, tuntutan

terhadap kapabilitas dasar itu dirasakan semakin tinggi. Jika tidak demikian

maka bangsa tersebut akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang

lebih maju.

Gambar 1.2

Peta Klasifikasi IPM

Sumber: UNDP

Dari gambar diatas dapat dilihat negara negara dengan tingkat IPM

semakin tinggi atau semakin baik berwarna lebih gelap, sedangkan negara

dengan tingkat IPM lebih rendah memiliki warna lebih terang. Mayoritas

negara-negara yang berada di Tenggara asia memiliki warna yang lebih terang,

hal itu berarti negara-negara ASEAN sebagian besar memiliki tingkat IPM yang

masih rendah dibandingkan negara-negara lainnya.

Sebagaimana dikutip dari UNDP (Human Development Report, 1995),

sejumlah premis penting dalam pembangunan manusia adalah Pembangunan

harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian. Pembangunan

dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, tidak hanya

Page 24: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

8

untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu konsep pembangunan

manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan hanya

pada aspek ekonomi saja. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya

pada upaya meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga dalam

upaya-upaya memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal.

Pembangunan manusia didukung oleh empat pilar pokok, yaitu: produktivitas,

pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan. Pembangunan manusia

menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis

pilihan-pilihan untuk mencapainya.

Kemudian setelah beberapa variabel yang telah dikemukakan diatas ada

variabel yang dapat mempengaruhi ketimpangan pendapatan yaitu korupsi.

Menurut World Bank, korupsi adalah “the abuse of public power for private

benefit.” Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan

merusak. Jika membicarakan tentang korupsi memang akan menemukan

kenyataan seperti itu dikarenakan korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat

dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau aparatur pemerintah,

penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian faktor ekonomi dan

politik, serta penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah

kekuasaan jabatannya Korupsi sangat berhubungan dengan penyalahgunaan

kekuasaan dan bertujuan baik untuk akumuluasi kekayaan maupun

pemeliharaan kekuasaan.

Secara umum, korupsi dipandang sebagai hal buruk bagi perkembangan

sistem politik dan ekonomi. Namun, dalam beberapa kasus, korupsi juga

dipandang sebagai fenomena positif yang dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi. Samuel Huntington meyakini bahwa korupsi dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dengan memungkinkan individu untuk membayar suap

agar terhindar dari aturan aturan yang tidak efisien dan lambatnya birokrasi.

Korupsi merupakan salah satu jenis kejahatan yang semakin sulit dijangkau

oleh aturan hukum pidana, karena perbuatan korupsi bermuka majemuk yang

memerlukan kemampuan berfikir aparat pemeriksaan dan penegakan hukum

disertai pola perbuatan yang rapi.

Page 25: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

9

Korupsi merupakan salah satu penyebab kesejangan pendapatan dan

dipercaya memainkan peran penting dalam menimbulkan jebakan kemiskinan

(Blackburn et al.; 2006). Mungkin mengherankan bahwa beberapa orang

menganggap bahwa korupsi bersifat grease the wheel karena korupsi bersifat

menghambat perekonomian dengan naiknya kesenjangan ekonomi dimana

oknum yang melakukan tindak korupsi mempunyai pendapatan yang jauh lebih

besar dibandingkan dengan yang tidak (Huntington, 1968; Lui, 1985). Hasil

yang sama ditunjukkan oleh Tanzi (1998) dan Guriev (2004) yang mengatakan

bahwa korupsi dapat menimbulkan biaya birokrasi yang besar dalam usaha

memberantasnya.

Tabel 1.1

Skor CPI 2017

Sumber: Transparency International

Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sebagian besar merupakan

negara berkembang, hanya Malaysia dan Singapura yang dapat dikategorikan

sebagai negara maju, negara-negara ASEAN menarik untuk diteliti

dikarenakan peringkat korupsi pada negara berkembang rata-rata lebih rendah

dibandingkan dengan negara maju, skor CPI merupakan skala dari 0-100 yang

mana semakin besar skala yang ditunjukkan maka semakin “bersih” negara

no Negara Skor CPI Peringkat pada tahun

1 Singapore 84 6

2 Brunei Darussalam 62 32

3 Malaysia 47 62

4 Timor-Leste 38 91

5 Indonesia 37 96

6 Thailand 37 96

7 Vietnam 35 107

8 Philippines 34 111

9 Myanmar 30 130

10 Laos 29 135

11 Cambodia 21 161

Page 26: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

10

tersbut dari tindak korupsi. Seperti yang terlihat pada tabel diatas nilai CPI di

negara Singapore, Brunei, dan Malaysia berada cukup jauh dibandingkan

dengan negara negara berkembang di Asia Tenggara lainnya.

Berbagai penelitian menunjukkan, dalam jangka menengah panjang,

korupsi berdampak negatif terhadap perekonomian. Hasil kajian Non-

Governtmental Global Organization atau organisasi nonpemerintah (NGO)

global menunjukkan semakin parah tingkat korupsi di suatu negara, semakin

tinggi ketimpangan pendapatan di negara itu. Hal itu sejalan dengan pandangan

Vito Tanzi, ekonom dari Universitas Harvard, yang menyatakan bahwa korupsi

menurunkan kemampuan pemerintah mencegah dan mengendalikan kegagalan

pasar. Penelitian D Treisman bertajuk "The Causes of Corruption: A Cross

National Study" (2000) menemukan bukti ada hubungan terbalik antara korupsi

dan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi korupsi di suatu negara, maka

semakin rendah kinerja ekonomi negara itu. Terbukti, negara maju, seperti

Denmark, Selandia Baru, Singapura, dan Swiss, dikenal sebagai negara dengan

angka korupsi yang sangat rendah. Sebaliknya, negara miskin, seperti Sudan,

Afganistan, Korea Utara, dan Somalia, tingkat korupsinya tertinggi. Negara

yang mempunyai angka korupsi tinggi maka negara tersebut akan sulit untuk

mensejahterakan penduduknya. Oleh karena itu peneliti menggunakan negara

berkembang yang mempunyai angka korupsi cukup tinggi sebagai sampel

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh korupsi terhadap

ketimpangan pendapatan.

Diantara banyak faktor yang dapat mempengaruhi angka ketimpangan

pedapatan peneliti memilih untuk menganalisa 4 variabel yaitu total populasi,

inflasi, IPM, dan coruption perception index (CPI) dan bagaimana pengaruh

dari keempat variabel tersebut terhadap angka ketimpangan pendapatan di 5

negara berkembang ASEAN yang menjadi objek penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel 5 negara

berkembang yang terdapat di asia tenggara, yaitu Indonesia, LaoPDR,

Philippines, Vietnam, dan Timor Leste. Peneliti memilih sampel 5 negara

tersebut dengan alasan penulis untuk meneliti negara ASEAN yang sedang

berkembang bukan ketimpangan pendapatan di negara maju. Jadi, peneliti lebih

Page 27: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

11

tertarik untuk memilih sampel mengenai ketimpangan distribusi pendapatan di

negara berkembang yang memiliki indikator ketimpangan yang lebih fluktuatif

agar dapat dianalisis mengenai kebijakan selanjutnya yang lebih baik untuk

digunakan, khususnya di indonesia. Selain beberapa alasan yang telah

dikemukakan diatas, ada beberapa pertimbangan mengapa peneliti memilih

sampel negara berkembang ASEAN.

Peneliti memilih judul ini karena menurut peneliti judul ini penting untuk

diteliti karena ketimpangan pendapatan merupakan masalah penting tiap negara

dan peneliti ingin mengetahui apakah variabel-variabel yang digunakan oleh

peneliti benar-benar mempengaruhi ketimpangan pendapatan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh total populasi penduduk terhadap ketimpangan

pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines, Vietnam, dan Timor-Leste?

2. Adakah pengaruh yang ditimbulkan oleh inflasi terhadap ketimpangan

pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines, Vietnam, dan Timor-Leste?

3. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap ketimpangan

pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines, Vietnam, dan Timor-Leste?

4. Adakah pengaruh tingkat Corruption Perception Index terhadap

ketimpangan pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines, Vietnam, dan

Timor-Leste?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dilihat dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian ini adalah:

A. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh total populasi penduduk terhadap

ketimpangan pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines, Vietnam, dan

Timor-Leste.

B. Untuk menganalisa bagaimana pengaruh inflasi terhadap ketimpangan

pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines, Vietnam, dan Timor-Leste.

Page 28: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

12

C. Untuk mengamati bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia

terhadap ketimpangan pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines,

Vietnam, dan Timor-Leste.

D. Untuk menganalisa bagaimana pengaruh Corruption Perception Index

terhadap ketimpangan pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Philippines,

Vietnam, dan Timor-Leste.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat Ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan

tentang dampak yang ditimbulkan oleh indeks pembangunan manusia,

inflasi, korupsi, dan total populasi penduduk terhadap ketimpangan

pendapatan di masa yang akan datang dan sebagai bekal bagi masyarakat

umum mengenai topik perekonomian yang ingin menuntut ilmu di bidang

ekonomi.

2. Bagi pemerintah dan Instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penentu kebijakan ekonomi

khususnya mengenai indeks pembangunan manusia, inflasi, korupsi, dan

total populasi penduduk terhadap ketimpangan pendapatan masyarakat.

Page 29: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN LITERATUR

1. Ketimpangan Pendapatan

Distribusi pendapatan pada dasarnya merupakan suatu konsep mengenai

penyebaran pendapatan di antara setiap orang atau rumah tangga dalam

masyarakat. Konsep pengukuran distribusi pendapatan dapat ditunjukkan

oleh dua konsep pokok, yaitu konsep ketimpangan absolut dan konsep

ketimpangan relatif. Ketimpangan absolut merupakan konsep pengukuran

ketimpangan yang menggunakan parameter dengan suatu nilai mutlak.

Ketimpangan relatif merupakan konsep pengukuran ketimpangan distribusi

pendapatan yang membandingkan besarnya pendapatan yang diterima oleh

seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dengan besarnya total

pendapatan yang diterima oleh masyarakat secara keseluruhan (Ahluwalia

dalam Sukirno, 2006).

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang

perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Ada

dua kategori tingkat kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan

relatif. Kemiskinan absolut adalah kondisi di mana tingkat pendapatan

seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan,

sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah

perhitungan kemiskinan berdasarkan proporsi distribusi pendapatan daerah

(Sukino, 2013). Ketimpangan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

berbagai konflik sosial, rapuhnya ikatan kebersamaan, pemogokan buruh,

tingginya angka kriminalitas, bahkan sampai pada hilangnya kepercayaan

terhadap berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah karena masyarakat telah

menjadi apatis. Kondisi ini akan berdampak buruk pada proses pembangunan.

Menurut Kuncoro (2006), ketimpangan mengacu pada standar hidup

yang relatif pada seluruh masyarakat, karena kesenjangan antar wilayah yaitu

Page 30: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

14

adanya perbedaan endowment factor. Perbedaan ini yang membuat tingkat

pembangunan di berbagai wilayah dan daerah berbeda-beda, sehingga

menimbulkan gap atau jurang kesejahteraan di berbagai wilayah tersebut

(Sukirno, 2010). Ketimpangan sangat merugikan bahkan berbahaya bagi

semua pihak, termasuk kalangan yang tidak digolongkan miskin, kalangan

menengah hingga kalangan atas. Banyak dampak buruk kesenjangan

ekonomi terhadap kesehatan dan masalah-masalah sosial seperti yang diteliti

oleh Richard Wilkinson dan Kate Picket (The Spirit Level: Why More Equal

Society Almost Always Do Better, 2009). Keduanya menegaskan bahwa

meskipun tidak bersifat kausal, tidak bisa dihindari adanya dampak

merugikan ketimpangan terhadap kesehatan masyarakat dan berbagai

masalah sosial. Wilkinson dan Picket menunjukkan bahwa ketimpangan akan

memperburuk indikator-indikator kesehatan dan sosial antara lain melalui

peningkatan kasus kekerasan dan kriminalitas beserta berbagai penyakit dan

kematian yang diakibatkannya.

Distribusi pendapatan dibedakan menjadi dua ukuran pokok yaitu

distribusi ukuran adalah besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima

masing-masing orang dan distribusi fungsional atau distribusi kepemilikan

faktor faktor produksi (Todaro, 2006).

Menurut Sukirno (2006) distribusi pendapatan dibedakan menjadi dua

yaitu, distribusi pendapatan relatif dan distribusi pendapatan mutlak.

Distribusi pendapatan relatif adalah perbandingan jumlah pendapatan yang

diterima oleh berbagai golongan penerima pendapatan. Sedangkan distribusi

pendapatan mutlak adalah presentasi jumlah penduduk yang pendapatannya

mencapai suatu tingkat pendapatan tertentu atau kurang dari padanya.

ADB (2012) melaporkan bahwa ketimpangan yang tinggi dan terus

meningkat, merupakan faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan

ekonomi. Jika tidak ada upaya perbaikan kebijakan, akan menjadi suatu

lingkaran pertumbuhan yang tidak berkualitas akan menyebabkan

meningkatnya ketimpangan; dan ketimpangan yang tinggi akan mengganggu

proses pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketimpangan mempunyai

Page 31: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

15

konsep yang lebih luas dibandingkan dengan kemiskinan, ketimpangan

merupakan ukuran bagi semua populasi, tidak hanya terfokus pada rumah

tangga miskin saja. Cara paling sederhana mengukur ketimpangan adalah

dengan mengurutkan populasi dari yang termiskin sampai dengan yang

terkaya berdasarkan pengeluaran (atau pendapatan).

2. Total Populasi

Pertumbuhan penduduk biasanya memicu timbulnya masalah lain

seperti struktur umur muda, jumlah pengangguran yang semakin lama

semakin tinggi, urbanisasi dan lain sebagainya. Lincolin (2010) juga

menambahkan bahwa masalah kependudukan yang mempengaruhi

pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan adalah pola penyebaran

penduduk dan mobilitas tenaga kerja yang kurang seimbang, baik itu dilihat

dari sisi antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan, antar pulau, antar

daerah, maupun antar sektor.

Menurut Sukirno (2006) mengatakan bahwa perkembangan jumlah

penduduk akan menjadi salah satu penghambat dari tujuan penting

pembangunan ekonomi setiap negara yaitu mewujudkan pemerataan bagi

penuduknya. Pertambahan penduduk yang tinggi akan menyebabkan

melebarnya kesenjangan di beberapa golongan masyarakat. Dari teori tersebut

dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk dapat mempengaruhi angka

kesenjangan di masyarakat, baik itu menaikkan atau menurunkan angka

ketimpangan pendapatan, tergantung apakah jumlah penduduk yang banyak

diiringi dengan kualitas manusia yang baik atau tidak.

Berdasarkan gambar dibawah, dapat dilihat semakin gelap warna suatu

negara, maka semakin banyak jumlah penduduk yang berada di negara

tersbut, begitupun sebaliknya, semakin terang warna suatu negara maka

semakin sedikit jumlah penduduk yang berada di negara tersebut. Dan dapat

kita lihat pada gambar dibawah tersebut bahwa negara-negara Asia Tenggara

memiliki warna yang cukup gelap terutama Indonesia, sehingga

Page 32: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

16

menempatkan ASEAN menjadi Kawasan regional urutan ke-3 se-Asia

dengan jumlah penduduknya.

Gambar 2.1

Peta Klasifikasi Populasi penduduk

Sumber: UNDP

Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa manusialah

yang menjadi faktor produksi utama dan menentukan kemakmuran

negaranya. Alasannya adalah alam tidak akan ada artinya kalau tidak ada

sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga dapat bermanfaat

bagi kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga

melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah awal dari

pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal (fisik)

baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata

lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat penting bagi

perekonomian.

Jumlah penduduk yang tinggi di suatu daerah tidak akan menjadi suatu

masalah jika produktivitas penduduk daerah yang bersangkutan juga tinggi

sehingga tidak menyebabkan distribusi pendapatan menjadi timpang.

Permasalahan akan muncul ketika jumlah penduduk yang tinggi tidak diikuti

dengan kenaikan produktivitas serta diikuti dengan pengangguran dan

Page 33: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

17

kemiskinan akan berakibat pada ketimpangan distribusi pendapatan. Selain

itu perbandingan antara jumlah penduduk muda dan tua juga akan

berpengaruh pada produktivitas penduduk. Rasio dependensi yang tinggi

akibat besarnya jumlah penduduk usia muda dan tua juga akan mempengaruhi

kondisi ekonomi suatu wilayah.

3. Inflasi

Boediono (1980) mengemukakan bahwa defenisi inflasi adalah

kecendrungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus

menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,

kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan

sebagian besar dari harga-harga barang lain. Syarat adanya kecenderungan

naik yang terus menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-harga karena,

misalnya musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali saja

dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi. Kenaikan harga

semacam ini tidak dianggap sebagai masalah atau “penyakit” ekonomi yang

tidak memerlukan kebijakan khusus untuk menanggulanginya. Untuk

tingkatannya sendiri inflasi terbagi kedalam 4 kategori seperti dalam tabel

berikut:

Tabel 2.1

Jenis-jenis Inflasi

Jenis inflasi Nilai inflasi

Inflasi Ringan 10% atau 20% setahun

Inflasi Sedang 20% s/d 30% setahun

Inflasi Berat 30% s/d 100% setahun

Hiper Inflasi > 100% setahun Sumber: BPS

Dornbusch dan Fischer (2001), menyebutkan bahwa inflasi merupakan

kejadian ekonomi yang sering terjadi meskipun kita tidak pernah

menghendaki. Inflasi ada dimana saja dan selalu merupakan fenomena

moneter yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan

dan tidak stabil.

Page 34: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

18

Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin

hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut

pandangan ini tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara

kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari

pada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini

akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat

akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia

timbulah apa yang disebut dengan inflationary gap. Inflationary gap ini

timbul karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil

menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintan yang efektif akan

barang-barang. Dengan kata lain, mereka berhasil memperoleh dana untuk

mengubah aspirasinya menjadi rencana pembelian barang-barang yang

didukung dengan dana.

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan terjadi

inflasi, yaitu:

a. Kenaikan harga, yaitu apabila harga suatu komoditas menjadi lebih

tinggi dari harga periode sebelumnya.

b. Bersifat umum, yaitu kenaikan harga komoditas secara umum yang

dikonsumsi masyarakat bukan merupakan kenaikan suatu komoditas

yang tidak menyebabkan harga naik secara umum.

c. Berlangsung terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum juga

belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat misalnya kenaikan

harga pada saat lebaran atau tahun baru bukan merupakan inflasi.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Upaya untuk menganalisis perbandingan status pembangunan sosial

ekonomi secara komprehensif dalam negara berkembang maupun negara

maju telah dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP)

dalam Human Development Report (HDR). HDI/IPM mencoba untuk

memberi peringkat semua Negara dari skala 0 (tingkat pembangunan manusia

terendah) hingga 1 (tingkat pembangunan manusia tertinggi) berdasarkan tiga

tujuan atau produk akhir. Produk akhir pembangunan tersebut yaitu: 1. Masa

Page 35: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

19

hidup (longevity) yang diukur dengan usia harapan hidup; 2. Pengetahuan

(knowledge) yang diukur dengan kemampuan baca tulis orang dewasa secara

tertimbang (dua pertiga) dan rata-rata tahun bersekolah (sepertiga); 3. Ketiga

adalah standar kehidupan (standart of living) yang diukur dengan pendapatan

riil per kapita disesuaikan dengan paritas daya beli.

Tabel 2.2

Indeks Pembangunan Manusia

Peringkat Skala

Rendah 0.00 – 0.499

Menengah 0.50 – 0.799

Tinggi 0.80 – 1.00

Sumber: Todaro, 2003

Salah satu keuntungan terbesar dari IPM adalah sebuah negara dapat

berbuat jauh lebih baik pada tingkat pendapatan rendah dan bahwa

peningkatan pendapatan yang besar dapat berperan relatif kecil dalam

pembangunan manusia. IPM mengingatkan bahwa pembangunan yang

dimaksud adalah pembangunan dalam arti yang luas dan menyeluruh, bukan

hanya dalam bentuk pendapatan yang lebih tinggi.

Indeks yang disusun UNDP dapat meningkatkan pemahaman tentang

komponen-komponen penyusun pembangunan, berbagai negara yang berhasil

dalam pembangunan dan perbandingan kelompok dan kawasan di dalam

suatu negara. Dengan mengkombinasikan data sosial dan ekonomi, IPM

membuat banyak negara menerapkan standar yang lebih luas dalam

memperbaiki pembangunannya, dan untuk memfokuskan kebijakan ekonomi

serta sosialnya secara lebih mendalam ke berbagai bidang yang membutuhkan

perbaikan (Todaro, 2003).

5. Corruption Perception Index (CPI)

Indeks persepsi korupsi merupakan hasil pengukuran yang pertama kali

dikeluarkan pada tahun 1995, yang dikenal baik sebagai alat Transparency

International (TI). TI membentuk sebuah komite yang bernama Index

Advisory Committee (IAC) pada tahun 1996 untuk memberikan masukan

Page 36: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

20

dengan alat ukur korupsi yang global. Anggota dari komite (anggota IAC)

terdiri ahli ekonomi, statistik, dan ilmu sosial dan politik. Indeks persepsi

korupsi merupakan data yang menggambarkan tingkat peluang terjadinya

korupsi di negara tertentu. Data dikumpulkan dari persepsi para pegusaha dan

para ahli tentang kinerja pemerintah terutama berkaitan dengan pemberian

layanan yang bebas korupsi. Data indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan

tiap tahun oleh TI dipercaya oleh banyak pihak sebagai data yang valid dalam

mengukur praktek korupsi di suatu Negara (Transparency International,

2003). Data indeks persepsi korupsi yang akan digunakan dalam penelitian

ini berasal dari Transparency International tahun 2010-2015.

Korupsi terjadi di negara berkembang karena tersedianya kesempatan

untuk elite memperkaya diri (Szeftel 2000). Teori mengenai biasanya

menghubungkan antara kesempatan untuk memperkaya diri dengan berbagai

variabel termasuk sejauh mana pembangunan ekonomi, khususnya sejarah

dan latar belakang budaya, perkembangan politik, tingkat pendidikan, dan

administrasi sistem hukum. Meskipun bervariasi, teori ini setuju bahwa

kesempatan untuk korupsi dalam suatu masyarakat ditentukan oleh sejauh

mana masyarakat mungkin menyeimbangkan antara risiko dengan

kemungkinan manfaat dari tindakan korupsi dalam konteks psikologis, sosial

dan finansial. Negara-negara yang memiliki sistem hukum, ekonomi, politik,

dan sosial yang dapat memaksimalkan kemungkinan risiko (seperti risiko

tertangkap dan dihukum) cenderung memiliki lebih sedikit korupsi. Dalam

hal ini, korupsi yang tinggi di negara-negara berkembang sering diasosiasikan

dengan adanya dominasi hirarki dan otoritas dari orang-orang tertentu yang

kebal hukum yang mengurangi efektivitas sistem mereka dalam melestarikan

tatanan sosial (Treisman 2000).

Praktek korupsi yang terjadi dianggap sebagai penyebab sulitnya

menurunkan angka kemiskinan. Adanya korupsi menyebabkan anggaran

yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

menyediakan fasilitas kesehatan, menyediakan infrastruktur dan memperluas

lapangan kerja menjadi berpindah kepada oknum pemerintah yang melakukan

Page 37: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

21

tindak korupsi. Hal ini menyebabkan kondisi penduduk miskin semakin

terpuruk (Darmayadi, 2015).

Page 38: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

22

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Variabel Bebas

- Total Populasi

- Inflasi

- IPM

- Corruption

Perception Index

Variabel Terikat

Ketimpangan

Distribusi Pendapatan

Alat Analisis:

Panel Data

Pemilihan Model

Fixed Effect Model

Uji Hipotesis

• Uji R2

• Uji Adj

• Uji t

• Uji F

• Uji Asumsi klasik

Kesimpulan dan Saran

Analisis Pengaruh Total Populasi, Inflasi, IPM, dan Corruption

Perception Index (CPI), terhadap Ketimpangan Pendapatan pada

Tahun 2010-2015 (Studi Kasus 5 Negara Berkembang ASEAN)

Page 39: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

23

C. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2. 3

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Variabel Tehnik penelitian Hasil

1 Muhammad Haris

Hidayat

Analisis pengaruh pertumbuhan

ekonomi, investasi, dan IPM terhadap

ketimpangan pendapatan antar daerah

di provinsi jawa tengah tahun 2005-

2012

Pertumbuhan ekonomi,

investasi, IPM,

ketimpangan

pendapatan

Metode fix effect

model (FEM)

Pertumbuhan ekonomi dan

IPM tidak berpengaruh

signifikan, sedangkan investasi

berpengaruh negatif signifikan

terhadap ketimpangan

pendapatan

2. Masruri Analisis pengaruh pertumbuhan

ekonomi, IPM, TPAK dan

pengangguran terbuka, ketimpangan

pendapatan antar daerah di provinsi

jawa tengah tahun 2011-2014

Pertumbuhan ekonomi,

IPM, TPAK,

pengangguran terbuka,

dan Ketimpangan

pendapatan

Metode random

effect model (REM)

Pertumbuhan ekonomi dan

tingkat pengangguran

berpengaruh positif signifikan

sedangkan IPM berpengaaruh

negative signifikan dan TPAK

berpengaruh positif tidak

Page 40: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

24

signifikan terhadap

ketimpangan pendapatan

3. Nita tri hartini Pengaruh PDRB per kapita, investasi

dan IPM terhadap ketimpangan

pendapatan antar daerah di DI

Yogyakarta tahun 2011-2015

PDRB, investasi, IPM

dan ketimpangan

pendapatan

Metode fixed effect

model (FEM)

PDRB berpengaruh positif

signifikan, sementara inestasi

dan IPM berpengaruh negative

signifikan terhadap

ketimpangan pendapatan

4. Sanjeev Gupta,

Hamid Davoodi

dan Rosa Alonso-

terme

Does corruption affect income

inequality and poverty

ICRG, CPI, GDP, Rasio

Gini

Metode Ordinary

Least Square

(OLS)

Korupsi berpengaruh positif

signifikan terhadap

ketimpangan pendapatan dan

kemiskinan

5. Ani Nurlaili Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Ketimpangan

Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa

Tahun 2007-2013

PDRB, Populasi

Penduduk, tingkat

pengangguran terbuka,

derajat desentralisasi

fiskal

Metode Fixed

effect model (FEM)

Secara Parsial Variabel PDRB

Per Kapita, Populasi

Penduduk, Dan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT)

Berpengaruh Positif dan

Signifikan Terhadap

Ketimpangan Distribusi

Page 41: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

25

Pendapatan, Derajat

Desentralisasi Fiskal Tidak

Berpengaruh Terhadap

Ketimpangan Distribusi

Pendapatan.

6. Joko Waluyo Analisis Hubungan Kausalitas Antara

Korupsi, Pertumbuhan Ekonomi, Dan

Kemiskinan: Suatu Studi Lintas

Negara

CPI, Kemiskinan,

Pertumbuhan Ekonomi

Metode, Seemingly

Unrelated

Regression (SUR)

Kemiskinan mempunyai

hubungan negatif signifikan

terhadap pertumbuhan

ekonomi, korupsi berdampak

negatif dan signifikan terhadap

kemiskinan, korupsi tidak

berdampak pada pertumbuhan

ekonomi.

7. Novita gustina Analisis Pengaruh Korupsi,

Pertumbuhan Ekonomi, Dan

Pembangunan Manusia Terhadap

Kemiskinan Di Negara Asean Tahun

2011-2015

Kemiskinan, Indeks

Persepsi Korupsi,

Pertumbuhan Ekonomi,

dan Indeks

Pembangunan Manusia.

Metode Fixed

effect model (FEM)

Korupsi berpengaruh negatif

dan tidak siginifikan terhadap

kemiskinan. Sedangkan

pertumbuhan ekonomi dan

indeks pembangunan manusia

berpengaruh negatif dan

Page 42: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

26

signifikan terhadap kemiskinan

di 7 (tujuh) Negara-negara

ASEAN.

8. Galaxi Chrisamba,

Birgitta Dian

Saraswati

Analisis Ketimpangan Distribusi

Pendapatan 33 Provinsi Di Indonesia

Ketimpangan

Pendapatan, inflasi,

Pendidikan, dan

pengeluaran pemerintah

Metode Fixed

effect model (FEM)

Inflasi berpengaruh negatif

signifikan terhadap

ketimpangan pendapatan,

angka partisipasi pendidikan

berpengaruh positif signifikan

dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh positif signifikan

terhadap ketimpangan

pendapatan

Page 43: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

27

D. HIPOTESIS

1. Pengaruh Total Populasi terhadap Ketimpangan Pendapatan

Populasi penduduk merupakan keseluruhan penduduk yang tinggal di

wilayah tertentu, salah satu faktor penyebab ketimpangan distribusi

pendapatan adalah Total populasi penduduk. Hasil penelitian yang dilakukan

oleh Akai dan Sakata (2005) menunjukkan bahwa populasi penduduk

menunjukkan pengaruh yang positif terhadap ketimpangan distribusi

pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah penduduk akan

berpengaruh pula pada ketimpangan distribusi pendapatan apabila tidak ada

kenaikan produktivitas tenaga kerja. Dengan kondisi demografi yang baik

cenderung menyebabkan produktivitas kerja meningkat, sehingga penduduk

dapat meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi (Syafrizal

2012).

Menurut Hermanto Siregar (2009) kondisi-kondisi kependudukan, data

dan informasi kependudukan akan sangat berguna dalam memperhitungkan

berapa banyak tenaga kerja akan terserap serta kualifikasi tertentu yang

dibutuhkan dan jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan untuk

memproduksi barang atau jasa. Penduduk disatu pihak dapat menjadi pelaku

atau sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat menjadi sasaran

atau konsumen bagi produk yang dihasilkan. Adanya pengaruh positif

pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan

dimana kondisi dan kemajuan penduduk sangat erat terkait dengan tumbuh

dan berkembangnya usaha ekonomi.

Pada penelitian lain, semakin banyak jumlah penduduk menjadikan

kompetisi dalam memperoleh lapangan kerja menjadi lebih ketat. Penawaran

tenaga kerja yang lebih besar dari permintaannya akan menyebabkan pekerja

mau diberi upah dibawah standar yang telah ditentukan, dan juga apabila

lapangan pekerjaan masih belum mencukupi maka akan menyebabkan

banyaknya pengangguran, hal ini lah berdampak pada semakin tingginya

angka ketimpangan (Fulgsang, 2013).

Page 44: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

28

2. Pengaruh Inflasi terhadap Ketimpangan Pendapatan

Inflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan harga secara umum

dan terus menerus, inflasi yang stabil dan terkendali merupakan stimulus bagi

perekonomian untuk tumbuh. Tingkat inflasi yang tinggi menurut Mankiw

(2003) akan menyebabkan tingkat bunga nominal yang lebih tinggi akhirnya

akan menurunkan keseimbangan uang riil. lnflasi juga akan menimbulkan

inefisiensi ekonomi. Tingkat harga yang berubah membuat rencana keuangan

individu menjadi tidak pasti, inflasi yang tidak diharapkan memiliki dampak

negatif yang lebih parah dari biaya inflasi yang diantisipasi.

Apabila inflasi yang terjadi dalam perekonomian itu tidak stabil dan

tinggi maka akan berdampak buruk terhadap perekonomian dikarenakan

inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli bagi masyarakat. Di sisi lain,

inflasi dapat menumbuhkan pasar tenaga kerja, pemotongan upah nominal

sulit dilakukan tetapi hal itu bisa dilakukan dengan membiarkan inflasi

melakukannya, Inflasi yang dibutuhkan untuk menumbuhkan pasar tenaga

kerja adalah inflasi rendah.

Susanti dkk (2007) menyatakan bahwa tingkat harga merupakan biaya

bagi rnasyarakat dalam memegang uang. Masyarakat akan rnemilih

memegang aset dalam bentuk riil dibanding aset finansial jika tingkat harga

lebih tinggi. lnflasi tinggi dapat menyebabkan memburuknya distribusi

pendapatan, berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana

investasi, terjadinya defisit dalarn neraca perdagangan, dan timbulnya

ketidakstabilan politik.

Selain itu menurut Cardozo (1993), inflasi juga akan berdampak bagi

ketimpangan distribusi pendapatan. Meskipun demikian sebenarnya

pernyataan tersebut sangat bergantung pada kondisi awal inflasi di negeri

tersebut dimana jika kondisi awal inflasi rendah, maka pengaruhnya terhadap

ketimpangan distribusi pendapatan negatif sedangkan jika kondisi awal inflasi

tinggi maka pengaruhnya menjadi positif. Seperti dikemukakan oleh Yuyun

(2011) bahwa ketika inflasi naik, maka pengeluaran penduduk kota akan

mengalami kenaikan sedangkan di desa justru pendapatan naik sehingga

terjadi penurunan ketimpangan pendapatan.

Page 45: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

29

3. Pengaruh IPM terhadap Ketimpangan Pendapatan

Indeks pembangunan manusia menjadi indikator penting untuk

mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia

yang dapat menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil

pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.

Ketimpangan yang terjadi pada suatu wilyah akan berpengaruh pada tingkat

kesejateraan masyarakat di wilayah tersebut. Tingkat pembangunan manusia

yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tentu juga

tergantung pada kondisi masyarakat lainnya (Gustav, 2004).

Kualitas sumber daya manusia yang buruk juga dapat menjadi faktor

penyebab terjadinya penduduk miskin da kesenjangan antar penduduk. Pada

hakikatnya IPM memiliki hubungan saling keterkaitan dengan ketimpangan

ekonomi. Rendah atau tingginya IPM akan berdampak pada tingkat

produktivitas penduduk, semakin rendah IPM maka tingkat produktivitas

penduduk juga akan rendah kemudian akan berpengaruh pada rendahnya

pendapatan. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi IPM maka akan semakin

tinggi tingkat produktivitas penduduk yang kemudian mendorong tingkat

pendapatan menjadi semakin tinggi. Permasalahan yang terjadi adalah IPM

pada tiap daerah berbeda, hal ini menjadikan IPM salah satu faktor yang

mempengaruhi ketimpangan

Menurut Becker (Tirmidzi, 2012) menyatakan bahwa IPM berpengaruh

negatif terhadap ketimpangan, Becker mengkaji lebih dalam mengenai peran

pendidikan formal dalam menunjang pertumbuhan ekonomi meyatakan

bahwa, semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka produktivitas

orang tersebut dalam bekerja akan semakin tinggi pula. Hal ini sejalan dengan

teori human capital, yang menyebutkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi dan akan mengurangi ketimpangan

pendapatan karena pendidikan berperan di dalam meningkatkan produktivitas

tenga kerja. Teori ini menganggap pertumbuhan penduduk ditentukan oleh

produktivitas perorangan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sara

Purnasihar (2012), IPM menjadi salah satu variabel yang signifikan sehingga

dalam mempengaruhi ketimpangan distribusi pendapatan.

Page 46: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

30

4. Pengaruh CPI Terhadap Ketimpangan Pendapatan

Pemikiran ekonomi konvensional mengatakan bahwa rendahnya tingkat

korupsi dapat menurunkan ketimpangan pemdapatan melalui beberapa cara

(Gupta dkk. 2002). Pada model ekonomi disebutkan bahwa korupsi dapat

menyebabkan ketimpangan pendapatan meningkat kemudian menyebabkan

kemiskinan meningkat juga dan pada model pemerintah disebutkan bahwa

korupsi dapat mengurangi kapasitas pemerintah sehingga kemiskinan

meningkat.

Pengaruh korupsi terhadap perekonomian terbagi menjadi 2 yaitu

pertama, selama korupsi menurunkan pertumbuhan ekonomi, yang lebih

cenderung meningkatkan bagian pendapatan orang miskin daripada orang

kaya, hal itu meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. Kedua,

korupsi membuat sistem pajak yang efektif menjadi regresif, karena korupsi

mengarah pada bias sistem pajak yang menguntungkan orang kaya dan

berkuasa (Hendriks dkk 1998), yang berarti bahwa beban sistem pajak turun

secara tidak proporsional pada masyarakat miskin. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Chetwynd (2003) yang berjudul “Corupption an Poverty: A

Review of Recent Literatur” yang melihat dampak korupsi terhadap

kemiskinan melalui model pemerintahan dan model ekonomi.

Korupsi tidak dapat hanya dipandang sebagai permasalahan ekonomi

semata, di mana kekayaan negara menjadi berkurang. Permasalahan

sebenarnya lebih dari itu karena korupsi menyangkut aspek sosial budaya,

politik, dan hankam. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Mauro (2004)

menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif antara korupsi dengan

pertumbuhan ekonomi dan menghambat investasi yang ada, yang berarti jika

terdapat peningkatan korupsi maka investasi domestik akan terganggu dan

pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan. Mauro (1997)

menunjukkan juga bahwa peningkatan korupsi akan menurunkan besaran

pengeluaran pemerintah terutama dibidang jaminan sosial dan pembayaran

kesejahteraan publik (social security and welfare payments).

Page 47: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Peran metodologi penelitian sangat menentukan dalam upaya

menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain

metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap bagaimana

penelitian ini akan dilakukan. Metodologi mengandung makna mengenai

prosedur dan cara melakukan pengujian terhadap data-data yang diperlukan

untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. “Penelitian

Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis

statistik” (Basuki 2006).

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan masalah yang terjadi pada masa lampau maupun masa

sekarang atau keadaan yang sedang berlangsung ketika melakukan penelitian.

Ciri-ciri dari metode deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Nasution

(2003: 61) yaitu:

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang atau masalah-masalah yang actual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian

dianalisa, oleh karena itu metpde ini sering disebut dengan metode analisa.

Adapun yang menjadi landasan peneliti menggunakan metode deskriptif,

yaitu:

a) Penelitian ini mengungkapkan masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa

sekarang.

b) Dengan metode ini dapat memberikan gambaran tentang hubungan pelaksanaan

sistem kearsipan dengan efektifitas pengambilan keputusan pimpinan.

Memudahkan peneliti dalam mengolah data karena data yang terkumpul

bersifat homogen atau sama.

Page 48: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

32

c) Metode ini dapat mengumpulkan data, menyusun data, menginterpretasikan

data, dan datanya dapat disimpulkan.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara

pencatatan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan

statistik. Menurut Sudjana (2004), penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek

atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran. Metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peristiwa atau suatu

peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk

angka-angka yang bermakna.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena

bertujuan untuk menjelaskan pengaruh adanya Populasi, inflasi, IPM, dan CPI

terhadap ketimpangan pendapatan dengan cara mendeskripsikan hasil

pengolahan data menggunakan eviews.

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Margono (2004), populasi adalah seluruh data yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi

populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap

manusia memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran

populasi akan sama dengan banyaknya manusia.

Sugiyono (2001) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi

juga benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang

ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.

Nazir (2005) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari

individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau

Page 49: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

33

ciri tersebut dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu

tertentu dinamakan populasi finit sedangkan, jika jumlah individu dalam

kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak

terhingga. Margono (2004) pun menyatakan bahwa persoalan populasi

penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya

secara kuantitatif.

b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan

batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala

dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beberapa negara

berkembang yang berada di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan di

beberapa negara tersebut memiliki ketimpangan distribusi pendapatan yang

cukup tinggi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki

oleh populasi seperti yang dijelaskan dalam buku Metode Penelitian oleh

Sugiyono (2012). Meskipun sampelnya hanya merupakan bagian dari

populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus dapat

menggambarkan dalam populasi, atau dapat dikatakan bahwa sampel harus

mewakili kondisi populasi. Pengambilan sampel dinilai dapat

mempermudah penelitian karena mampu memperkecil jumlah data

penelitian dari suatu populasi yang cukup besar.

Teknik pengambilan data sampel ini biasanya didasarkan oleh

pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, dan data

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar.

Adapun cara dalam penentuan sampel dalam penelitian ini, yaitu

dengan menggunakan purposive sampling. Hal ini dilakukan dengan cara

Page 50: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

34

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata atau tingkatan tertentu,

namun dengan metode random tetapi dengan didasarkan atas adanya tujuan

tertentu, seperti dalam buku Metode Penelitian Sugiyono (2012) yang

menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.

Dalam buku Prosedur Penelitian oleh Arikunto (2010) menjelaskan

bahwa terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan

sampel berdasarkan tujuan tertentu, yaitu:

a) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau

karakteristik yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b) Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

c) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam

studi pendahuluan.

Penelitian ini menggunakan negara Indonesia, LaoPDR, Philippines,

Vietnam, dan Timor Leste sebagai sampel, hal ini dikarenakan di negara-

negara tersebut terindikasi masih memiliki tingkat ketimpangan distribusi

pendapatan yang tinggi.

C. JENIS DATA

1. Data

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan

informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang

menunjukkan fakta (Siregar, 2013). Data merupakan segala sesuatu yang

sudah dicatat (recorded), dan segala sesuatu tersebut merupakan beberapa

kejadian atau fakta-fakta. Semua fakta bisa menjadi data jika kita

mencatatnya (baik tertulis, rekam atau bentuk pengabadian lainnya). Oleh

karenanya, fakta merupakan bahan baku dalam suatu penelitian ilmiah.

Tetapi fakta saja tidak memiliki arti apa-apa jika tidak dicatat, dikelola dan

dianalisis dengan baik. Jika data telah diolah dan dinterpretasikan, maka

data ini akan berubah menjadi sebuah informasi.

Page 51: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

35

Adapun beberapa jenis data menurut sumber dan cara

pengumpulannya:

a) Data Primer

Pengertian data primer adalah sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara,

jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil

observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda).

Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara

menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda

(metode observasi).

Kelebihan dari data primer adalah data lebih mencerminkan

kebenaran berdasarkan dengan apa yang dilihat.dan didengar langsung

oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan dari sumber yang

fenomenal dapat dihindari.

Kekurangan dari data primer adalah membutuhkan waktu yang

relatif lama serta biaya yang dikeluarkan relatif cukup besar.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan pengolahannya (Siregar, 2013). Data-data

tersebut dapat berasal dari beberapa badan atau lembaga atau bahkan

dari hasil penelitian orang lain. Dengan kata lain, pengertian data

sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti

yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan

pengumpulan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat

kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan

dengan penelitiannya.

Kelebihan dari data sekunder adalah waktu dan biaya yang

dibutuhkan untuk penelitian untuk mengklasifikasi permasalahan dan

mengevaluasi data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan

pengumpulan data primer. Sedangkan kekurangan dari data sekunder

Page 52: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

36

adalah jika sumber data terjadi kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak

relevan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Menurut cara pengambilan datanya, jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan data sekunder.

D. SUMBER DATA

Berdasarkan jenis data yang digunakan yaitu data sekunder, sumber data

penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung

yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang

dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara

berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak

buku yang berhubungan dengan penelitiannya.

Data-data yang digunakan berasal dari website World Bank (Bank Dunia),

Transparency International, dan UNDP (United Nations Development

Programme).

E. VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti

dipelajari dengan seksama sehingga diperoleh informasi berupa data dan

diolah dengan statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan (Sujarweni dan

Endrayanto, 2012:23). Menurut Sugiyono (2011:161), variabel penelitan

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu

variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini ialah income

inequality (ketimpangan pendapatan).

Page 53: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

37

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang

menjadi penyebab timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011).

Adapun variabel-variabel bebas yang digunakan sebagai faktor-faktor

yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan, yaitu:

a) Total populasi

b) Inflasi

c) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

d) Corruption Perception Index (CPI)

F. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi Klasik

Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah,

uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam

sebuah penelitian metode yang digunakan yaitu dengan melihat

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan menentukan garis lurus diagonal, dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2012).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen (Ghozali, 2012). Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas di dalam regresi maka dapat dilihat dari nilai tolerance

Page 54: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

38

dan variance inflation faktor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukan tingkat multikolinieritas adalah nilai

tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai ≥ 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2012). Cara mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi

variabel terikat (depanden) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot anatara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi pada tempat yang

berdekatan datanya yaitu cross sectional. Autokorelasi merupakan

korelasi time series (lebih menekankan pada dua data penelitian berupa

data rentetan waktu). Cara mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi

adalah dengan menggunakan nilai DW (Durbin Watson) dengan kriteria

pengambilan jika D – W sama dengan 2, maka tidak terjadi autokorelasi

sempurna sebagai rule of tumb (aturan ringkas), jika nilai D – W diantara

1,5 – 2,5 maka tidak mengalami gejala autokorelasi (Ghozali, 2012).

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Model

Page 55: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

39

persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut

(Sugiyono, 2011):

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 + ε

Keterangan:

Y = ketimpangan distribusi pendapatan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Populasi

X2 = Inflasi

X3 = IPM

X4 = CPI

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien regresi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu Ghozali (2012). Jika

dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted

R² dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R²= 1, maka

adjusted R²=R²= 1, sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1 –

k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai positif (Gujarati

dalam Ghozali, 2012).

c. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara

variabel X dan variabel Y secara parsial atau dapat dikatakan uji t pada

dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi-variasi dependen (Ghozali, 2012).

d. Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

Page 56: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

40

sama terhadap variabel terikat, (Ghozali, 2012). Untuk menguji hipotesis

ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai

berikut:

1) Dengan membandingkan nilai F tabel dengan F hitung, Apabila Ftabel>

Fhitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak, Apabila F tabel< F hitung,

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi Apabila

probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, (Ghozali, 2012).

Page 57: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Gambaran Umum Indonesia

Indonesia merupakan negara yang tergabung kedalam ASEAN yang

dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra

Hindia dan Samudra Pasifik dengan luas daratan Indonesia adalah

1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Dengan total populasi

pada tahun 2017 berjumlah 270.054.853 juta jiwa dan 17.504 pulau

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia adalah

negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia dan negara yang

berpenduduk muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa

penduduk muslim.

Dari sekian banyak penduduk Indonesia, tentunya terdapat berbagai

macam masalah sosial ekonomi yang mana salah satunya adalah

ketimpangan pendapatan. Masalah ketimpangan pendapatan memang suatu

masalah besar bagi Indonesia, pada tahun 2017 tingkat ketimpangan

pendapatan Indonesia berada pada angka 17,3 dan berada di peringkat 168

seluruh dunia yang mana angka tersebut menunjukkan masih tingginya

angka ketimpangan pendapatan antara penduduk di Indonesia.

Pada tahun 2017 tingkat inflasi Indonesia berada pada tingkat 3,67%

yang mana tergolong sebagai inflasi rendah, tingkat inflasi Indonesia dapat

dikatakan pada level stabil kearena tidak ada perubahan yang signifikan

pada tingkat inflasi tahun tahun sebelumnya.

Dari total 200 juta lebih penduduk yang berada di Indonesia harus

didukung dengan berbagai macam fasilitas penunjang kehidupan yang baik,

salah satu indikator yang dipakai dalam melihat tingkat kualitas hidup

adalah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2017

tingkat IPM Indonesia berada pada angka 0.7 yang mana sudah

menunjukkan angka yang cukup baik.

Page 58: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

42

Dari berbagai macam persalahan ekonomi yang ada di Indonesia,

salah satu permasalahan yang berakibat signifikan pada pereknomian

Indonesia adalah korupsi. Skor Corruption Perception Index (CPI)

Indonesia tahun 2017 adalah 37 dan berada diperingkat 96 dari 180 negara

hal berarti skor CPI Indonesia berada pada poin yang sama dengan tahun

sebelumnya yang mana Indonesia merupakan tergolong negara yang korup.

2. Gambaran Umum LaoPDR

Republik Demokratik Rakyat LaoPDR adalah negara yang terapit

daratan di Asia Tenggara, negara LaoPDR berbatasan langsung dengan

Vietnam di timur, Myanmar dan Republik Rakyat Tiongkok di sebelah barat

laut, Thailand di sebelah barat, dan Kamboja di selatan.

Luas total wilayah LaoPDR mencakup 236,800 km2 dan 2% dari

wilayah tersebut adalah berupa perairan. Negara LaoPDR mempunyai

lembah sungai subur sehingga banyak menghasilkan tanaman pertanian dan

perkebunan, terutama padi, kopi, dan tembakau. Memiliki sumber-sumber

tambang mineral, seperti timah, tembaga, emas, dan perak. Wilayahnya

didominasi perbukitan dan pegunungan yang tertutup hutan lebat, sehingga

menghasilkan kayu sebagai salah satu komoditasnya. Potensi Sosial Budaya

Terdiri atas berbagai macam suku bangsa dengan berbagai macam

budayanya, Masyarakatnya sebagian besar masih patuh pada tradisi.

LaoPDR merupakan salah satu dari lima negara komunis yang ada di

dunia. Luas wilayahnya sekitar 236.800 km2 dengan jumlah penduduk pada

tahun 2017 sekitar 6.858.160juta jiwa. Bergabung dengan ASEAN sejak

tahun 1997, tetapi negara yang terkurung daratan (landlocked country) ini

baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004.

Langkah pertama yang diambil LaoPDR dalam membuka diri adalah

menarik modal asing.

Masalah ketimpangan pendapatan memang suatu masalah besar bagi

tiap negara, pada tahun 2017 tingkat ketimpangan pendapatan LaoPDR

berada pada angka 20% yang mana berarti 20% dari total penduduk

LaoPDR tidak menikmati dampak dari pertumbuhan ekonomi negaranya.

Page 59: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

43

Tingkat inflasi LaoPDR pada tahun 2017 berada pada angka 1,75%

yang mana angka tersebut menunjukan bahwa tingkat inflasi negara

LaoPDR masih tergolong kedalam tingkat inflasi rendah.

Indikator untuk mengetahui tingkat kualitas hidup IPM negara

LaoPDR masih berada pada angka 0,6, yang mana angka tersebut

menunujukkan masih rendahnya tingkat kualitas hidup di negara LaoPDR.

Setelah indikator kualitas hidup, berikutnya adalah tingkat Corruption

Perception Index (CPI). Pada tahun 2017 angka CorruptionPerception Index

negara LaoPDR berada pada angka 29, yang mana menempatkan negara

LaoPDR di urutan 135 dari 180 negara yang ada.

3. Gambaran Umum Vietnam

Negara yang bernama resmi Republik Sosialis Vietnam adalah negara

yang berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok di sebelah utara,

LaoPDR di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah

timur berhadapan langsung dengan Laut China Selatan.

Luas Vietnam kurang lebih 332.698 km2 dengan jumlah penduduk

sebanyak 95.540.800 jiwa. Topografinya terdiri atas bukit-bukit dan

gunung-gunung berhutan lebat, dengan dataran rendah meliputi tidak lebih

dari 20% dari keseluruhan wilayahnya. Vietnam sekarang adalah produsen

kacang cashew terbesar dengan pangsa 1/3 dari kebutuhan dunia dan

eksportir beras kedua terbesar di dunia setelah Thailand. Selain beras, kunci

ekspor adalah kopi, teh, karet dan produk-produk perikanan.

Masalah ketimpangan pendapatan juga terdapat di negara Vietnam ini.

Menurut indeks ketimpangan pendapatan 20% dari total penduduk Vietnam

tidak menerima dampak dari pembangunan ekonomi yang terjadi di negara

Vietnam.

Tingkat inflasi Vietnam pada tahun 2017 masih berada pada tingkat

2,75 yang mana angka tersebut menunujukkan bahwa tingkat inflasi

Vietnam tergolong kedalam tingkat inflasi rendah.

Page 60: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

44

Tingkat kualitas hidup negara Vietnam yang tergambarkan melalui

IPM juga tergolong menjadi tingkat kualitas hidup yang tidak terlalu buruk,

IPM negara Vietnam pada tahun 2017 menunjukkan angka 0,683.

Setelah itu untuk selanjutnya adalah tingkat Corruption Perception

Index (CPI). Angka Corruption Perception Index negara Vietnam berada

pada angka 35 dan berada pada urutan 107 dari 180 negara.

4. Gambaran Umum Philippines

Philippines adalah sebuah negara republik di Asia Tenggara, sebelah

utara Indonesia, dan Malaysia. Negara yang tediri dari 7.107 pulau dengan

luas total daratan diperkirakan 343.448 km² ini merupakan sebuah negara

kepulauan yang terletak di Lingkar Pasifik Barat. Pada sisi timur Philippines

berbatasan dengan Laut Philippines, Laut Tiongkok Selatan pada sisi barat,

dan pada sisi selatan dengan Laut Sulawesi. Philippines memiliki garis

pantai sepanjang 36.289 km (22.549 mil) yang menjadikannya negara

dengan garis pantai terpanjang kelima di dunia. Populasi penduduk

Philippines saat ini berada di angka 104.918.090 jiwa yang membuat

Philippines mempunyai masalah kepadatan penduduk

Selain masalah kepadatan penduduk, Philippines juga mempunyai

angka ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan

negara berkembang ASEAN lainnya, nilai ketimpangan pendapatan

Philippines adalah 27% yang mana berarti 27% dari total penduduknya tidak

dapat mendapatkan dampak dari pertumbuhan ekonomi negaranya.

Selanjutnya melihat inflasi dari negara Philippines yang menunjukkan

angka 3% per tahunnya dapat digolongkan Philippines mempunyai tingkat

inflasi yang rendah, sehingga tingkat inflasi tersebut maih tergolong baik

bagi perekonomian.

Angka kualitas hidup negara yang biasa dilihat melalui IPM milik

Philippines menunjukkan angka 0.682 yang menunjukkan bahwa tingkat

kulitas hidup di flipina termasuk kedalam tingkat kualitas hidup yang tidak

terlalu buruk.

Page 61: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

45

Kemudian melihat dari sisi pemerintahan Philippines masih terdapat

angka korupsi yang cukup tinggi, dilihat dari angka Corruption Perception

Index Philippines mendapat skor 34 dan membuat Philippines berada di

urutan 111 dari 180 negara.

5. Gambaran Umum Timor-Leste

Secara astronomis, Timor Leste terletak antara 8°LS -10°LS dan

124°BT – 127°30’BT. Negara ini berbatasan langsung dengan Indonesia

(Provinsi Nusa Tenggara Timur) di sebelah Barat. Sementara itu, di sebelah

Utara dibatasi oleh Selat Wetar dan di sebelah Timur dan Selatan dibatasi

oleh Laut Timor. Negara ini juga memiliki sedikit wilayah yang terpisah dan

berada di kawasan Pantai Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Republik Demokratis Timor Leste merupakan sebuah negara yang

memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Timor Timur

secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Negara timor leste

merupakan negara dengan luas 14.874 km² dan dengan jumlah penduduk

sebanyak 1.296.311 jiwa.

Ketimpangan pendapatan juga terdapat pada negara yang dapat

diakatakan kecil ini, pada tahun 2017 tingkat ketimpangan pendapatan

Timor leste berada pada angka 18% yang mana berarti 18% dari total

penduduk timor leste tidak terkena dampak dari pertumbuhan ekonomi

negaranya.

Tingkat inflasi timor leste pada tahun 2017 berada pada angka 2%

yang mana angka tersebut menunjukan bahwa tingkat inflasi negara

LaoPDR masih tergolong kedalam tingkat inflasi rendah.

Selanjutnya adalah indikator untuk mengetahui tingkat kualitas hidup,

IPM negara Timor Leste masih berada pada angka 0,6 yang mana angka

tersebut menunujukkan masih rendahnya tingkat kualitas hidup di negara

Timor Leste.

Setelah indikator kualitas hidup, berikutnya adalah Corruption

Perception Index (CPI) atau indikator tentang tingkat korupsi. Pada tahun

2017 angka Corruption Perception Index negara Timor Leste berada pada

Page 62: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

46

angka 38, yang mana menempatkan negara LaoPDR di urutan 91 dari 180

negara yang ada, dan juga merupakan negara dengan tingkat korupsi yang

rendah dibandingkan dengan negara berkembang ASEAN lainnya.

B. INTERPRETASI DATA

1. Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan hubungan secara linear antara

dua atau lebih variabel independent dengan variabel dependen. Analisis ini

digunuakan untuk mengetahui arah hubungan antara 2 jenis variable yaitu,

variabel independen dengan variabel dependen dan juga untuk mengetahui

apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif

dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan

biasanya berskala interval atau rasio.

Tabel 4.1

Hasil Olah Data Panel dengan Fixed Effect Model

Variable Coefficient Prob.

C -59.24828 0.0515

POPULATION? 0.138538 0.4701

HDI? -1.238182 0.0194

INFLATION? 0.302861 0.0095

CPI? -0.386901 0.0313

Fixed Effects (Cross)

_INDONESIA--C -28.14179

_LAOPDR--C 16.84913

_PHILIPPINES--C 2.692765

_TIMORLESTE--C 14.53643

_VIETNAM--C -5.936536

R-squared 0.873601

Adjusted R-squared 0.825449

S.E. of regression 2.047352

F-statistic 18.14253

Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil olah data menggunakan eviews

Page 63: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

47

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan model terbaik,

yaitu Fixed Effect Model (FEM), yang dapat dijelaskan melalui persamaan

regresi sebagai berikut:

INEQ = -59,24828 + 0,138538POP + 0,30286INF – 1,238182HDI –

0,386901CPI + Ꜫ

Dimana:

INEQ = Ketimpangan Pendapatan

POP =Total Populasi

INF = Inflasi

HDI = Human Development Index/ IPM

CPI = Corruption Perception Index

Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstanta (C) sebesar -

59,24828 ialah nilai variabel inequality (ketimpangan distribusi pendapatan)

ketika tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

Nilai probabilitas variabel POP (populasi) sebesar 0,4701, nilai

tersebut berada di atas α = 0,05. Hal ini berarti variabel populasi

berpengaruh tidak signifikan terhadap inequality. Hasil ini sejalan dengan

penelitian Akai dan Sakata (2005) yang menunjukkan bahwa populasi

penduduk berpengaruh positif terhadap ketimpangan distribusi pendapatan.

Hal ini menunjukkan kenaikan jumlah penduduk akan berpengaruh pula

pada ketimpangan distribusi pendapatan apabila tidak ada kenaikan

produktivitas tenaga kerja.

Inflasi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0095, yaitu berada di bawah

α = 0,05. Artinya, variabel inflasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap inequality, hal itu sejalan dengan pendapat Cardozo (1993) yang

menyatakan bahwa inflasi juga akan berdampak bagi ketimpangan distribusi

pendapatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa di Brazil inflasi dan

pengangguran yang meningkat akan mengakibatkan ketimpangan semakin

tinggi.

Page 64: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

48

Human Development Index (HDI) dengan probabilitas sebesar 0,0194

yang nilainya berada di bawah α = 0,05, artinya variabel HDI memiliki

pengaruh signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan. Ini sejalan

dengan teori dari Becker (Tarmidzi, 2012) menyatakan bahwa IPM

berpengaruh negatif terhadap ketimpangan, semakin tinggi pendidikan

formal yang diperoleh, maka produktivitas tenaga kerja juga menjadi

semakin tinggi. Hal tersebut juga sesuai dengan teori human capital, yaitu

bahwa pendidikan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan

akan mengurangi disparitas pendapatan.

Corruption Perception Index (CPI) yang memiliki nilai probabilitas

sebesar 0,0313 yang nilainya berada di bawah α = 0,05, artinya variabel CPI

berpengaruh secara signifikan terhadap inequality (ketimpangan). Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chetwynd (2003) yang

berjudul “Corupption an Poverty: A Review of Recent Literature” yang

melihat dampak korupsi terhadap kemiskinan melalui model pemerintahan

dan model ekonomi. Pada model ekonomi disebutkan bahwa korupsi dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan ketimpangan

pendapatan meningkat dan juga menyebabkan meningkatnya kemiskinan.

2. Persamaan Model Negara

Karena dalam penelitian ini menggunakan Fixed Effect Model (FEM)

dengan data cross-section, sehingga diperoleh persamaan model masing-

masing negara sebagai berikut:

a) Model Persamaan untuk Indonesia

INEQ = -28.14179 + 0,138538POP + 0,30286INF – 1,238182HDI –

0,386901CPI + Ꜫ

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila

variabel independen bernilai konstan, maka nilai ketimpangan di Indonesia

berkurang sebesar 28,14179 atau 28,14%. Variabel jumlah total populasi

sebesar 0,138538 berarti setiap kenaikan total populasi sebanyak 1 juta

jiwa akan menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,14% di

Indonesia. Nilai variabel inflasi sebesar 0,30286 berarti setiap kenaikan

Page 65: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

49

inflasi sebesar 1% akan menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar

0,3% di Indonesia. Koefisien variabel HDI mempunyai nilai sebesar

1,238182 yang artinya setiap pertambahan nilai HDI sebesar 1 % akan

mengurangi ketimpangan pendapatan sebesar 1,24% di Indonesia.

Variabel CPI memiliki koefisien 0,386901 yang menjelaskan bahwa setiap

pertambahan nilai CPI sebesar 1 satuan, akan mengurangi ketimpangan

pendapatan sebesar 0,39% di Indonesia karena semakin besar nilai CPI

menandakan bahwa negara tersebut semakin bersih dari korupsi.

b) Model Persamaan Lao PDR

INEQ = 16.84913 + 0,138538POP + 0,30286INF – 1,238182HDI –

0,386901CPI + Ꜫ

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila

variabel independen bernilai konstan, maka nilai ketimpangan di LaoPDR

bertambah sebesar 16,84913 atau 16,9%. Variabel jumlah total populasi

sebesar 0,138538 berarti setiap kenaikan total populasi sebanyak 1 juta

jiwa akan menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,14% di

LaoPDR. Nilai variabel inflasi sebesar 0,30286 berarti setiap kenaikan

inflasi sebesar 1% akan menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar

0,3% di LaoPDR. Koefisien variabel HDI mempunyai nilai sebesar

1,238182 yang artinya setiap pertambahan nilai HDI sebesar 1 % akan

mengurangi ketimpangan pendapatan sebesar 1,24% di LaoPDR. Variabel

CPI memiliki koefisien 0,386901 yang menjelaskan bahwa setiap

pertambahan nilai CPI sebesar 1 satuan, akan mengurangi ketimpangan

pendapatan sebesar 0,39% di LaoPDR karena semakin besar nilai CPI

menandakan bahwa negara tersebut semakin bersih dari korupsi.

c) Model Persamaan untuk Philippines

INEQ = -2.692765 + 0,138538POP + 0,30286INF – 1,238182HDI –

0,386901CPI + Ꜫ

Dengan hasil persamaan di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila

variabel independen bernilai konstan, maka nilai ketimpangan di

Page 66: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

50

Philippines berkurang sebesar 2,692765 atau 2,7%. Variabel jumlah total

populasi sebesar 0,138538 berarti setiap kenaikan total populasi sebanyak

1 juta jiwa akan menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,14%

di Philippines. Nilai variabel inflasi sebesar 0,30286 berarti setiap

kenaikan inflasi sebesar 1% akan menambah nilai ketimpangan

pendapatan sebesar 0,3% di Philippines. Koefisien variabel HDI

mempunyai nilai sebesar 1,238182 yang artinya setiap pertambahan nilai

HDI sebesar 1 % akan mengurangi ketimpangan pendapatan sebesar

1,24% di Philippines. Variabel CPI memiliki koefisien 0,386901 yang

menjelaskan bahwa setiap pertambahan nilai CPI sebesar 1 satuan, akan

mengurangi ketimpangan pendapatan sebesar 0,39% di Philippines karena

semakin besar nilai CPI menandakan bahwa negara tersebut semakin

bersih dari korupsi.

d) Model Persamaan Vietnam

INEQ = -5.936536 + 0,138538POP + 0,30286INF – 1,238182HDI –

0,386901CPI + Ꜫ

Persamaan di atas menjelaskan bahwa apabila variabel independen

bernilai konstan, maka nilai ketimpangan di Vietnam berkurang sebesar

5,936536 atau 5,9%. Variabel jumlah total populasi sebesar 0,138538

berarti setiap kenaikan total populasi sebanyak 1 juta jiwa akan menambah

nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,14% di Vietnam. Nilai variabel

inflasi sebesar 0,30286 berarti setiap kenaikan inflasi sebesar 1% akan

menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,3% di Vietnam.

Koefisien variabel HDI mempunyai nilai sebesar 1,238182 yang artinya

setiap pertambahan nilai HDI sebesar 1 % akan mengurangi ketimpangan

pendapatan sebesar 1,24% di Vietnam. Variabel CPI memiliki koefisien

0,386901 yang menjelaskan bahwa setiap pertambahan nilai CPI sebesar

1 satuan, akan mengurangi ketimpangan pendapatan sebesar 0,39% di

Vietnam karena semakin besar nilai CPI menandakan bahwa negara

tersebut semakin bersih dari korupsi.

Page 67: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

51

e) Model Persamaan Timor-Leste

INEQ = 14.53643 + 0,138538POP + 0,30286INF – 1,238182HDI –

0,386901CPI + Ꜫ

Dengan menggunakan Cross-Section menghasilkan persamaan di

atas yang menjelaskan bahwa apabila variabel independen bernilai

konstan, maka nilai ketimpangan di Timor-Leste bertambah sebesar

14,53643 atau 14,5%. Variabel jumlah total populasi sebesar 0,138538

berarti setiap kenaikan total populasi sebanyak 1 juta jiwa akan menambah

nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,14% di Timor-Leste. Nilai

variabel inflasi sebesar 0,30286 berarti setiap kenaikan inflasi sebesar 1%

akan menambah nilai ketimpangan pendapatan sebesar 0,3% di Timor-

Leste. Koefisien variabel HDI mempunyai nilai sebesar 1,238182 yang

artinya setiap pertambahan nilai HDI sebesar 1 % akan mengurangi

ketimpangan pendapatan sebesar 1,24% di Timor-Leste. Variabel CPI

memiliki koefisien 0,386901 yang menjelaskan bahwa setiap pertambahan

nilai CPI sebesar 1 satuan, akan mengurangi ketimpangan pendapatan

sebesar 0,39% di Timor-Leste karena semakin besar nilai CPI menandakan

bahwa negara tersebut semakin bersih dari korupsi.

C. HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik memiliki

data yang berdistibusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi adanya

normalitas, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian

ini menggunakan uji grafik dengan membandingkan nilai probabilitas.

Page 68: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

52

Gambar 4.1

Grafik Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Series: Standardized Residuals

Sample 2010 2015

Observations 30

Mean -3.55e-16

Median -0.268514

Maximum 3.543700

Minimum -4.036125

Std. Dev. 1.740689

Skewness 0.136526

Kurtosis 2.838562

Jarque-Bera 0.125775

Probability 0.939049

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

Berdasarkan gambar grafik hasil uji normalitas di atas yang

menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0,939049 yang berada di atas

α = 0,05 yang artinya data tersebut terdistribusi normal, maka model regresi

dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi

antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai tolerance > 0,1 dan

VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel

bebas.

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

CPI HDI INF POP

CPI 1.000000 0.769159 -0.090535 0.544499

HDI 0.769159 1.000000 -0.036760 0.751713

INF -0.090535 -0.036760 1.000000 -0.070431

POP 0.544499 0.751713 -0.070431 1.000000

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

Page 69: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

53

Hasil uji korelasi pada table di atas menunjukkan bahwa nilai

koefisien masing-masing variable bebas berada di bawah 0,8 yang artinya

model yang digunakan tidak mengandung multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasikyang harus

dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak

terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat

peramalan.

Tabel 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Prob.

C 15.11245 0.1107

POP -1.18E-07 0.1003

INF 0.040433 0.4506

HDI -7.697746 0.6087

CPI 0.074425 0.2195

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

Dengan menggunakan uji glejser, didapatkan hasil seperti tabel di atas

yang dapat dijelaskan bahwa variabel-variabel total populasi (POP), inflasi

(INF), indeks pembangunan manusia (HDI), dan Corruption Perception

Index (CPI) memiliki nilai probabilitas di atas α = 0,05 atau secara

signifikan tidak mempengaruhi residual absolute (resabs), maka data

tersebut tidak terindikasi adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi linier terdapat hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu dengan yang lainnya.

Masalah ini timbul karena adanya residual (kesalahan pengganggu) yang

tidak terbebas dari satu observasu dengan observasi lain.

Page 70: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

54

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah

dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Nilai DW yang berada di

antara nilai DU dan 4 – DU menunjukkan model yang terbebas dari masalah

autokorelasi. Adapun hasil uji autokorelasi menggunakan eviews pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Durbin-Watson stat 2.066340

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

Berdasarkan tabel di atas, nilai Durbin-Watson sebesar 2,066340.

Nilai DU untuk jumlah variabel (k) = 5 dan jumlah data sebanyak 30

observasi ialah 1,8326. Agar terbebas dari adanya autokorelasi, harus

memenuhi syarat DU < DW < (4 – DU). Dapat dijelaskan bahwa 1,8326 <

2,066340 < 2,1674 yang artinya hasil pengujian autokorelasi memenuhi

syarat tersebut dan dapat dinyatakan bahwa model yang digunakan terbebas

dari adanya autokorelasi.

D. PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen.

Tabel 4.5

Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

R-squared 0.873601

Adjusted R-squared 0.825449

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

Hasil regresi di atas memiliki nilai Adjusted R2 sebesar 0,825449 yang

artinya sebesar 82,5% variabel-variabel total populasi, inflasi, IPM, dan

Corruption Perception Index berpengaruh terhadap ketimpangan

pendapatan di kelima Negara yang diteliti.

Page 71: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

55

Sisanya sebesar 17,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang

mempengaruhi ketimpangan pendapatan namun diluar dari penelitian ini.

2. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh masing-masing variabel terikat dalam menjelaskan variasi

variabel bebas yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.

Tabel 4.6

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Variable Coefficient

POP 0.138538

INF 0.302861

HDI -1.238182

CPI -0.386901

C -59.24828

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

a. Pengaruh Total Populasi terhadap Ketimpangan Pendapatan

Variabel total populasi memiliki nilai koefisien sebesar 0,138538

yang dapat menjelaskan bahwa setiap pertambahan total populasi

sebesar 1 juta jiwa akan menaikkan nilai ketimpangan sebesar 0,14%.

Hal ini disebabkan oleh penyebaran distribusi pendapatan yang tidak

merata di Indonesia, LaoPDR, Vietnam, Philippines, dan Timor-Leste.

b. Pengaruh Inflasi terhadap Ketimpangan Pendapatan

Nilai koefisien inflasi sebesar 0.302861 yang artinya setiap

kenaikan tingkat inflasi sebesar 1% juga akan meningkatkan nilai

ketimpangan sebesar 0,30 % di kelima negara yang diteliti.

Page 72: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

56

c. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Ketimpangan

Pendapatan

Besaran nilai koefisien Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu

sebesar -1,238182 yang dapat memberikan gambaran bahwa apabila

nilai IPM bertambah sebesar 1 satuan, maka akan mengurangi

ketimpangan pendapatan sebesar 1,24%. Hal ini dikarenakan kualitas

sumber daya manusia (SDM) yang semakin baik akan menyebabkan

semakin ratanya distribusi pendapatan di kelima negara tersebut,

sehingga akan mengurangi ketimpangan.

d. Pengaruh Corruption Perception Index (CPI) terhadap Ketimpangan

Pendapatan

Nilai koefisien CPI sebesar -0,386901 berarti bahwa setiap

kenaikan nilai CPI sebesar 1 satuan sebagai indikator yang

menunjukkan semakin baiknya kualitas negara tersebut dari korupsi,

maka akan mengurangi ketimpangan pendapatan sebesar 0,39% di

negara-negara yang diteliti. Hal ini dapat dijelaskan apabila negara

tersebut lebih mementingkan kebutuhan rakyat demi kesejahteraan

bersama dibanding kesejahteraan individu, maka dengan jelas dapat

menyebabkan pemerataan distribusi pendapatan.

3. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel bebas secara

simultan atau secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Maka

digunkan Uji F dengan cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel.

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: β1 = β2 = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

semua variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

H1: β1 = β2 ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan antara semua

variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Page 73: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

57

Dengan kriteria pengujian, jika nilai probabilitas (f-statistik) < nilai

signifikansi 0,05 maka tolak H0 dan terima H1 dan jika nilai probalitas (f-

statistik) > nilai signifikansi 0,05 maka terima H0 dan tolak H1.

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

F-statistic 18.14253

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah menggunakan eviews

Nilai probabilitas (F-statistik) pada tabel di atas sebesar 0,000000 <

0,05 maka tolak Ho dan terima H1. Artinya variabel-variabel total populasi,

inflasi, indeks pembangunan manusia, dan CPI secara bersama-sama

berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan di negara Indonesia,

LaoPDR, Philipphines, Vietnam, dan Timor-Leste.

Page 74: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

58

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian terhadap data-data ketimpangan pendapatan, total populasi,

inflasi, indeks pembangunan manusia, dan Corruption Perception Index di negara

Indonesia, LaoPDR, Vietnam, Philippines, dan Timor Leste pada tahun 2010 –

2015, dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Total populasi berpengaruh secara positif namun tidak signifikan

terhadap ketimpangan pendapatan di Indonesia, LaoPDR, Vietnam,

Philippines, dan Timor-Leste, total populasi ke-5 negara tersebut

berdampak positif terhadap ketimpangan distribusi pendapatan apabila

tidak ada kenaikan kualitas manusianya hanya akan menambah angka

kesenjangan di negara tersebut.

2. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap adanya

ketimpangan pendapatan di kelima negara berkembang di ASEAN.

Peningkatan inflasi pada kelima negara berkembang ASEAN akan

mengurangi daya beli masyarakat di beberapa golongan sehingga

menurunnya angka perintaan barang dan jasa, maka produsen harus

mengurangi pekerja, dan meningkatnya angka pengangguran serta

kesenjangan pendapatan.

3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif namun

signifikan terhadap adanya ketimpangan pendapatan di kelima negara

yang diteliti. Peningkatan kualitas hidup manusia yang mencakup aspek

kesehatan dan Pendidikan secara langsung meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam bekerja secala keseluruhan.

4. Variabel Corruption Perception Index (CPI) bepengaruh negatif

signifikan terhadap adanya ketimpangan pendapatan di negara-negara

yang diteliti. Korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintahan

meningkatkan angka pendapatannya, sehingga pengeluaran pemerintah

Page 75: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

59

yang seharusnya dapat digunakan untuk subsidi kepada masyarakat harus

dialihkan untuk menangani korupsi yang terjadi.

B. SARAN

1. Bagi Pemerintah

a) Dapat menjadi rujukan dalam membuat kebijakan guna menurunkan

angka ketimpangan pendapatan,

b) Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara mengadakan

pelatihan maupun pemberian subsidi pada sektor Pendidikan dan juga

pengembangan fasilitas kesehatan guna meningkatkan kualitas

masyarakat,

c) Memperbaiki sistem pemberantasan korupsi guna mengurangi

ketimpangan pendapatan.

2. Bagi Masyarakat:

a) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dari segi pendidikan

maupun pekerjaan,

b) Menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menurunkan angka

ketimpangan pendapatan.

c) Masyarakat dapat mengambil pelajaran bahwa tingkat korupsi dapat

meningkatkan kesenjangan pendapatan antar penduduk,

3. Bagi Peneliti Selanjutnya:

a) Memperbarui tahun penelitian supaya lebih update dengan kondisi

perekonomian saat ini,

b) Menambah variabel-variabel bebas lain yang mempengaruhi

ketimpangan pendapatan agar penelitian lebih bervariasi,

c) Menciptakan inovasi-inovasi baru dalam mendorong pemerintah untuk

mengurangi ketimpangan pendapatan.

Page 76: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

60

DAFTAR PUSTAKA

Adelman, Irma and Morris, Cynthia' Taft. 1973. Economic Growth and Social

Equity Developing Countries. Stanford: Stanford University Press.

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit Graha Ilmu.

Akai, Nobuo dan Masayo Sakata. 2005. Fiscal Decentralization, Commitment, and

Regional Inequality: Evidence fram Statel-level Cross-sectional Data for the

United States. CIRJE-F-315.

Ani Nurlaili, 2016 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan

Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa TAHUN 2007-2013.Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka

Cipta.

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE

Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Boediono, 1980, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE.

Conventional economic thinking says that lower corruption reduces

Dornbusch, Rudiger, Stanley Fisher, Richard Startz. 2004. Makroekonomi, Edisi

Bahasa Indonesia. Terjemahan Yusuf dan Roy Indra Mirazudin. PT. Media

Global Edukasi: Jak

Dumairy, 1999, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Bagian Penerbitan

Fulgsang S, 2013. Determinants of Income Inequality: Sub-Saharan Perspective,

Aarhus.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.

Yogyakarta. Universitas Diponegoro.

Gupta et al., 2002. income inequality through various channels.

Gyimah-Brempong, 2002; Gyimah-Brempong and Muñoz de Camacho, 2006).

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, 2009. Dampak Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Penurunan Jumlah Pendidik Miskin (Jurnal Ekonomi dan

Lingkungan), (Jurnal Ekonomi dan Lingkungan).

Hidayat, Muhammad Haris. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Investasi, Dan Ipm Terhadap Ketimpangan Pendapatan AntarDaerah Di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Kuncoro, Mudrajat, 2013. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi Keempat,

Jakarta, Erlangga.

Page 77: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

61

_______________. 2006. “Ekonomi Pembangunan”, Penerbit Salemba

Empat,Jakarta.

Lincolin Arsyad. 2010. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta.

Masruri, Masruri,, 2016. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Ipm, Tpak

Dan Pengangguran Terbuka Terhadap Ketimpangan Pendapatan Antar

Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014. Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Brawijaya

Murty, S. 2000. Regional Disparities: Need and Measures for Belanced

Development In Regional Planning and Sustainable Development. New

Delhi: Kanishka Publishers

Myrdal, Gunna., 1957. Economic Theory and Underdeveloped Regions.

London:Duckworth.

Nasution. 2003. Metode Research, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nita tri hartini, 2017 Pengaruh PDRB per kapita, investasi dan IPM terhadap

ketimpangan pendapatan antar daerah di DI Yogyakarta tahun 2011-2015 ,

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja

Grasindo Perseda. Jakarta

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson. 1997. No Easy Choice: Political

Participation In Developing Countries Cambridge, mass: Harvard University

Press

Sanjeev Gupta, Hamid Davoodi dan Rosa Alonso-terme, 2002. Does corruption

affect income inequality and poverty; Springer-Verlag Berlin

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT Fajar

Interpratama Mandiri.

Sudjana, Nana, 2004. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian, Bandung: CV Alfa Beta.

________. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. CV Alfabeta.

________. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukino, S. 2013. Membangun Pertanian Dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani

Terobosan Menanggulangi Kemiskinan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta.

Page 78: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

62

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

_____________. 2006. Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijaksanaan). Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Szeftel, Morris. 1982. “Political Graft and the Spoils Sistem in Zambia: The State

as a Resource in It self”, dalam Review of African Political Economy, No.

24, The French Connection (May - Aug.,1982), pp. 4-21.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga.

Jakarta.

_______________. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi (edisi

kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga

Transparency International Indonesia. 2003. Strategi Memberantas Korupsi

(Elemen System Integritas Nasional), Jakarta: Yayasan Obor Rakyat.

UNDP. 1995. Human Development Report. New York: Oxford University.

______. 1997. Human Development Report. New York: Oxford University.

Page 79: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

63

LAMPIRAN I

Data-data

No. year country inequality pop inf HDI CPI

1 2010 INDONESIA 14.80

242,968,300 5.132755 0.66 28.00

2 2011 INDONESIA 17.70

245,613,000 5.3575 0.67 30.00

3 2012 INDONESIA 17.70

248,645,000 4.279512 0.68 32.00

4 2013 INDONESIA 17.70

251,160,100 6.413387 0.68 32.00

5 2014 INDONESIA 17.30

253,609,600 6.394925 0.69 34.00

6 2015 INDONESIA 17.30

258,316,000 6.363121 0.69 36.00

7 2010 LAOs 15.50

6,368,162 5.982348 0.54 21.00

8 2011 LAOs 15.50

6,477,211 7.576924 0.55 22.00

9 2012 LAOs 20.60

6,586,266 4.256942 0.56 21.00

10 2013 LAOs 16.80

6,695,166 6.364939 0.57 26.00

11 2014 LAOs 20.30

6,803,699 4.135226 0.58 25.00

12 2015 LAOs 20.30

7,019,073 1.276228 0.59 25.00

13 2010 PHILIPPINES 28.00

99,900,180 3.789836 0.67 24.00

14 2011 PHILIPPINES 30.00

101,833,900 4.647303 0.67 26.00

15 2012 PHILIPPINES 30.00

103,775,000 3.172086 0.67 34.00

16 2013 PHILIPPINES 25.20

105,720,000 2.997694 0.68 36.00

17 2014 PHILIPPINES 26.80

107,668,200 4.104478 0.68 38.00

18 2015 PHILIPPINES 26.80

102,624,200 1.433692 0.68 35.00

19 2010 VIETNAM 18.20

89,571,130 8.8616 0.66 27.00

20 2011 VIETNAM 11.40

90,549,390 18.67748 0.66 29.00

21 2012 VIETNAM 11.40

91,519,290 9.094216 0.67 31.00

22 2013 VIETNAM 14.60

92,477,860 6.592256 0.68 31.00

23 2014 VIETNAM 22.00

93,421,830 4.0859 0.68 31.00

24 2015 VIETNAM 21.40

95,261,020 0.878604 0.68 31.00

25 2010 TIMORLESTE 19.20

1,109,591 6.765977 0.61 25.00

Page 80: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

64

26 2011 TIMORLESTE 17.80

1,131,523 13.49984 0.62 24.00

27 2012 TIMORLESTE 17.80

1,156,760 11.80031 0.62 33.00

28 2013 TIMORLESTE 17.80

1,184,366 11.15662 0.61 30.00

29 2014 TIMORLESTE 17.80

1,212,814 0.443548 0.60 28.00

30 2015 TIMORLESTE 17.80

1,240,977 0.634283 0.61 28.00

Page 81: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

65

LAMPIRAN II

Hasil Olah Data

1. POOLED LEAST SQUARE

Dependent Variable: INEQUALITY Method: Panel Least Squares Date: 05/15/18 Time: 15:44 Sample: 2010 2015 Periods included: 6 Cross-sections included: 5 Total panel (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. POP -2.94E-08 1.20E-08 -2.456882 0.0213

INF 0.660022 0.180312 3.660440 0.0012 HDI -79.19436 31.42652 -2.519985 0.0185 CPI -0.118483 0.246204 -0.481240 0.6345 C -21.16482 15.56810 -1.359499 0.1861 R-squared 0.461250 Mean dependent var 19.51667

Adjusted R-squared 0.375050 S.D. dependent var 4.900393 S.E. of regression 3.873947 Akaike info criterion 5.697437 Sum squared resid 375.1866 Schwarz criterion 5.930969 Log likelihood -80.46155 Hannan-Quinn criter. 5.772146 F-statistic 5.350922 Durbin-Watson stat 0.635098 Prob(F-statistic) 0.002969

2. FIXED EFFECT MODEL

Dependent Variable: INEQUALITY? Method: Pooled Least Squares Date: 05/15/18 Time: 15:46 Sample: 1 6 Included observations: 6 Cross-sections included: 5 Total pool (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -59.24828 28.68678 -2.065351 0.0515

POPULATION? 0.138538 0.188328 0.735619 0.4701 HDI? -123.8182 48.91129 -2.531485 0.0194

INFLATION? 0.302861 0.106073 2.855217 0.0095 CPI? -0.386901 0.167660 -2.307652 0.0313

Fixed Effects (Cross) _INDONESIA--C -28.14179

_LAOPDR--C 16.84913 _PHILIPPINES--C 2.692765 _TIMORLESTE--C 14.53643

_VIETNAM--C -5.936536 Effects Specification

Page 82: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

66

Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.873601 Mean dependent var 19.51667

Adjusted R-squared 0.825449 S.D. dependent var 4.900393 S.E. of regression 2.047352 Akaike info criterion 4.514297 Sum squared resid 88.02464 Schwarz criterion 4.934656 Log likelihood -58.71445 Hannan-Quinn criter. 4.648773 F-statistic 18.14253 Durbin-Watson stat 2.064309 Prob(F-statistic) 0.000000

3. UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 17.166411 (4,21) 0.0000

Cross-section Chi-square 43.546957 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: INEQUALITY Method: Panel Least Squares Date: 05/15/18 Time: 15:47 Sample: 2010 2015 Periods included: 6 Cross-sections included: 5 Total panel (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. POP -2.94E-08 1.20E-08 -2.456882 0.0213

INF -0.660022 0.180312 -3.660440 0.0012 HDI 79.19436 31.42652 2.519985 0.0185 CPI -0.118483 0.246204 -0.481240 0.6345 C -21.16482 15.56810 -1.359499 0.1861 R-squared 0.461250 Mean dependent var 19.51667

Adjusted R-squared 0.375050 S.D. dependent var 4.900393 S.E. of regression 3.873947 Akaike info criterion 5.697437 Sum squared resid 375.1866 Schwarz criterion 5.930969 Log likelihood -80.46155 Hannan-Quinn criter. 5.772146 F-statistic 5.350922 Durbin-Watson stat 0.635098 Prob(F-statistic) 0.002969

Page 83: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

67

4. RANDOM EFFECT MODEL

Dependent Variable: INEQUALITY Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/15/18 Time: 15:48 Sample: 2010 2015 Periods included: 6 Cross-sections included: 5 Total panel (balanced) observations: 30 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. POP -2.94E-08 6.32E-09 -4.652939 0.0001

INF 0.660022 0.095210 6.932283 0.0000 HDI -79.19436 16.59408 -4.772445 0.0001 CPI -0.118483 0.130003 -0.911391 0.3708 C -21.16482 8.220393 -2.574672 0.0163 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 2.045552 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.461250 Mean dependent var 19.51667

Adjusted R-squared 0.375050 S.D. dependent var 4.900393 S.E. of regression 3.873947 Sum squared resid 375.1866 F-statistic 5.350922 Durbin-Watson stat 0.635098 Prob(F-statistic) 0.002969

Unweighted Statistics R-squared 0.461250 Mean dependent var 19.51667

Sum squared resid 375.1866 Durbin-Watson stat 0.635098

Page 84: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

68

5. UJI HAUSMAN

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 68.665644 4 0.0000 ** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. POP 0.000000 -0.000000 0.000000 0.3607

INF -0.302983 -0.660022 0.002165 0.0000 HDI 122.399605 79.194361 2152.571955 0.3517 CPI -0.386766 -0.118483 0.010712 0.0095

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: INEQUALITY Method: Panel Least Squares Date: 05/15/18 Time: 15:50 Sample: 2010 2015 Periods included: 6 Cross-sections included: 5 Total panel (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -59.05620 28.56349 -2.067541 0.0512

POP 1.47E-07 1.93E-07 0.760953 0.4551 INF -0.302983 0.105969 -2.859159 0.0094 HDI 122.3996 49.27409 2.484056 0.0215 CPI -0.386766 0.166171 -2.327527 0.0300

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.873823 Mean dependent var 19.51667

Adjusted R-squared 0.825755 S.D. dependent var 4.900393 S.E. of regression 2.045552 Akaike info criterion 4.512538 Sum squared resid 87.86998 Schwarz criterion 4.932897 Log likelihood -58.68807 Hannan-Quinn criter. 4.647014 F-statistic 18.17908 Durbin-Watson stat 2.066340 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 85: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

69

LAMPIRAN III

Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Series: Standardized Residuals

Sample 2010 2015

Observations 30

Mean -3.55e-16

Median -0.268514

Maximum 3.543700

Minimum -4.036125

Std. Dev. 1.740689

Skewness 0.136526

Kurtosis 2.838562

Jarque-Bera 0.125775

Probability 0.939049

2. Hasil Uji Multikolinearitas

CPI HDI INF POP

CPI 1.000000 0.769159 -0.090535 0.544499

HDI 0.769159 1.000000 -0.036760 0.751713

INF -0.090535 -0.036760 1.000000 -0.070431

POP 0.544499 0.751713 -0.070431 1.000000

3. Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 15.11245 9.075909 1.665117 0.1107

POP -1.18E-07 6.88E-08 -1.719054 0.1003

INF 0.040433 0.052599 0.768707 0.4506

HDI -7.697746 14.81100 -0.519732 0.6087

CPI 0.074425 0.058810 1.265512 0.2195

Page 86: ANALISIS PENGARUH TOTAL POPULASI, INFLASI, IPM, DANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · analisis pengaruh total populasi, inflasi, ipm, dan corruption perception

70

4. Uji Autokorelasi

Durbin-Watson stat 2.066340