Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

55
PEDOMAN PENGELOLAAN RANTING IRM DI SEKOLAH LATAR BELAKANG 1. Keanggotaan Setiap organisasi apapun bentuk dan tujuannya memerlukan dukungan dan partisipasi anggota dalam menggerakkan organisasi. Dalam anggaran Dasar IRM disebutkan bahwa kumpulan-kumpulan anggota IRM baik yang ada di sekolah atau desa/kelurahan, ataupun tempat lainnya ada diwadahi dalam bentuk ranting. Dan ranting menjadi tingkat paling bawah dalam strata kepemimpinan IRM. Usia anggota yang ada dalam pembinaan ranting berkisar antara 12 - 21 tahun. Rentang usia tersebut adalah masa-masa yang sangat membutuhkan media aktualisasi diri, pengembangan bakat, serta pembinaan hubungan sosial yang sehat. Anggota di tingkat ranting yang berjumlah ratusan orang adalah basis massa organisasi yang menjadi modal dasar SDM bagi organisasi. Keberagaman potensi anggota menunjukkan perlunya bentuk dan pola pengembangan program yang sesuai dengan kualitas dan minatnya. 2. Kepemimpinan Berdasarkan jenjang kepemimpinan, ranting memiliki peran strategis sebagai ujung tombak pembinaan anggota. Dalam mekanisme kepemimpinan IRM, porsi pembinaan anggota secara langsung menjadi tanggung jawab Pimpinan Ranting. Tuntutan untuk dapat mengoperasionalkan Garis- Garis Besar Program dan Kebijakan IRM pada akhirnya sangat ditentukan oleh seberapa efektif Pimpinan Ranting mampu memahami kebutuhan anggota dan tuntutan ideal yang diharapkan agar anggota IRM menjadi remaja unggulan di lingkungannya. Struktur, pola rekrutmen, internalisasi nilai dan peningkatan kemampuan keorganisasian Pimpinan Ranting seharusnya mampu dijelaskan secara sederhana, jelas, dan memiliki mata rantai yang kokoh dengan kepemimpinan diatasnya. 3. Hubungan Keorganisasian Konsekuensinya kalau tanggung jawab pembinaan anggota yang ada di sekolah diembankan kepada mereka, maka kualitas Pimpinan Ranting harus ditingkatkan melalui pembinaan-pembinaan khusus, terutama yang dilakukan oleh pembina IRM ranting dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah, disamping terus menerus memberikan dorongan dan pendanpingan agar tugas pembinaan bagi anggota IRM yang dilakukan Pimpinan PELATIHAN KADER DASAR TARUNA MELATI I IKATAN REMAJA MUHAMMADIYAH PENGERTIAN Taruna melati 1 adalah proses awal atau dasar pengkaderan Ikatan Remaja Muhammadiyah menuju jenjang yang lanjut. Taruna Melati satu lebih menekankan pada aspek pemahaman dan pengalaman Islam secara riil dan pengenalan diri secara menyeluruh, maksudnya adalah belajar, memahami yang mengamalkan Islam adalam kehidupan sehari-hari Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Transcript of Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Page 1: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

PEDOMAN PENGELOLAAN

RANTING IRM DI SEKOLAH

LATAR BELAKANG

1. Keanggotaan

Setiap organisasi apapun bentuk dan tujuannya memerlukan dukungan dan partisipasi anggota dalam menggerakkan organisasi. Dalam anggaran Dasar IRM disebutkan bahwa kumpulan-kumpulan anggota IRM baik yang ada di sekolah atau desa/kelurahan, ataupun tempat lainnya ada diwadahi dalam bentuk ranting. Dan ranting menjadi tingkat paling bawah dalam strata kepemimpinan IRM. Usia anggota yang ada dalam pembinaan ranting berkisar antara 12 - 21 tahun. Rentang usia tersebut adalah masa-masa yang sangat membutuhkan media aktualisasi diri, pengembangan bakat, serta pembinaan hubungan sosial yang sehat. Anggota di tingkat ranting yang berjumlah ratusan orang adalah basis massa organisasi yang menjadi modal dasar SDM bagi organisasi. Keberagaman potensi anggota menunjukkan perlunya bentuk dan pola pengembangan program yang sesuai dengan kualitas dan minatnya.

2. Kepemimpinan

Berdasarkan jenjang kepemimpinan, ranting memiliki peran strategis sebagai ujung tombak pembinaan anggota. Dalam mekanisme kepemimpinan IRM, porsi pembinaan anggota secara langsung menjadi tanggung jawab Pimpinan Ranting. Tuntutan untuk dapat mengoperasionalkan Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan IRM pada akhirnya sangat ditentukan oleh seberapa efektif Pimpinan Ranting mampu memahami kebutuhan anggota dan tuntutan ideal yang diharapkan agar anggota IRM menjadi remaja unggulan di lingkungannya. Struktur, pola rekrutmen, internalisasi nilai dan peningkatan kemampuan keorganisasian Pimpinan Ranting seharusnya mampu dijelaskan secara sederhana, jelas, dan memiliki mata rantai yang kokoh dengan kepemimpinan diatasnya.

3. Hubungan Keorganisasian

Konsekuensinya kalau tanggung jawab pembinaan anggota yang ada di sekolah diembankan kepada mereka, maka kualitas Pimpinan Ranting harus ditingkatkan melalui pembinaan-pembinaan khusus, terutama yang dilakukan oleh pembina IRM ranting dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah, disamping terus menerus memberikan dorongan dan pendanpingan agar tugas pembinaan bagi anggota IRM yang dilakukan Pimpinan

PELATIHAN KADER DASARTARUNA MELATI I

IKATAN REMAJA MUHAMMADIYAH

PENGERTIAN

Taruna melati 1 adalah proses awal atau dasar pengkaderan Ikatan Remaja Muhammadiyah menuju jenjang yang lanjut. Taruna Melati satu lebih menekankan pada aspek pemahaman dan pengalaman Islam secara riil dan pengenalan diri secara menyeluruh, maksudnya adalah belajar, memahami yang mengamalkan Islam adalam kehidupan sehari-hari dilingkungan atau dimasyarakat. Dimulai dari membaca Al Qur’an, Ibadah mahdhoh, sampai dengan pembentukan kelompok pengajian bersama. Aadapun maksud dari pengenalan diri secara menyeluruh adalah mempelajari dan mengenali akan pribadi masing-masing melalui pengetahuan tentang hati suci sehingga muncul kesadaran yang tinggi terhadap potensi dan penghargaan terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.

TUJUAN UMUM

Tujuan umum dari Taruna Melati I adalah proses pembentukan character kader/siswa Muhammadiyah yaitu sidiq, amanah, tablig, fathonah, sebagai upaya penanaman nilai-nilai dasar pergerakan dan perjuangan Ikatan sebagaimana yang termaktub dalam tujuan IRM dan Muhammadiyah.

TUJUAN KHUSUS

1. Terjadinya proses transformasi kesadaran keimanan dan keislaman siswa yang manifes dalam kehidupan sehari-hari di sekolah atau di masyarakat, dimulai dari kesadaran akan pribadi, kelompok dan masyarakat.

2. Terjadinya proses kesadaran akan dasar-dasar ke-IRM-an dan kemuhammadiyahan sebagai gerakan Islam dan sosial sebagaimana termaktub dalam maksud dan tujuan organisasi. Terbentuk pelajar muslim yang berakhlak mulia dan berprestasi tinggi

KUALIFIKASI MATERI1. Agama2. Ke-Muhammadiyah-an3. Ke-IRM-an

Psikologi Aspek Hati Nurani

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 2: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Ranting dapat terpenuhi dan terarahkan. Untuk memantapkan fungsi Pimpinan Ranting dalam melakukan tugas kepemimpinan ranting dan pembinaan anggota maka perlu diupayakan konsep pembinaan ranting di sekolah yang memuat aturan organisasi yang mudah dipahami serta memberikan pemahaman yang jelas akan tugas-tugas keorganisasian, disamping itu memberikan wawasan bagi pembina ranting IRM dalam melaksanakan tugas pendampingannya, sehingga tercipta pola hubungan yang komunikatif antar keduanya.

II. DASAR HUKUM

1. Kaidah ORTOM2. AD/ART IRM3. Tanfidz Keputusan Muktamar X IRM4. Surat Keputusan Pimpinan Pusat IRM nomor : VI/PP.IRM/19995. Surat Keputusan Bersama antara PP IRM dengan PP Muhammadiyah Nomor

III.A/3.b/837/1999 tentang penegasan posisi IRM di sekolah Muhammadiyah dan Pedoman Fortasi

6. Surat Keputusan Majelis Dikdasmen Nomor III.A/1.6/48/1993, tetntang keberadaan pembina IRM ranting sekolah yaitu, Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan Guru

7. Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 58/KEP/I.0/B/2003, tentang pendidikan yaitu optimalisasi penanaman nilai-nilai kemuhammadiyahan serta peran IRM ranting sekolah sebagai organisasi intra sekolah.

8. Rekomendasi Sidang Tanwir Muhammadiyah di Makasar 26 – 29 Juni 2003, bidang pendidikan yaitu mengembangkan kerjsama dengan IRM dalam pembinaan siswa di sekolah Muhammadiyah.

9. Tanfidz Rakernas Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah point 8 :Memantapkan keberadaan dan pembinaan IRM dan HW di lingkungan sekolah Muhammadiyah :9.1. Mewajibkan setiap siswa SLTP dan SLTA masuk IRM9.2. Kepala Sekolah berkewajiban membina dan mengembangkan IRM dan HW di

sekolahnya masing-masing dengan pedoman AD dan ART IRM.9.3. Mengubah pramuka HW di setiap jenjang dan jenis sekolah.

10. Hasil Rapimwil PW Muhammadiyah Jawa Timur tahun 2002 Majelis Kader dan Sumber Daya Insani, point “e” :

FASILITATOR PELATIHANFasilitator atau Pendampingan pada pelatihan bagi warga belajar PKD TM I adalah Tim Fasilitator dan Pendampingan yang telah mengikuti Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan I atau diambilkan dari Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah IRM yang bersangkutan.

PROSES, METODE DAN MEDIA PELATIHAN1. Proses Belajar

Proses belajar dalam pelatihan ini menggunakan azas pendidikan orang dewasa (androgogy) dan mengikuti pendekatan partisipatori. Latihan yang berdasarkan partisipatori andragogi ini menempatkan peserta sebagai orang yang telah memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri dan kesadaran kelompoknya. Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah sumber yang perlu digali dalam proses pelatihan ini.

Pelatih dalam hal ini adalah sebagai fasilitator yang memiliki kemampuan untuk menggali gagasan, mengkodifikasi masalah, dan mensistematisasi masalah peserta berdasarkan metodologi pelatihan dan menciptakan kondisi bagaimana peserta menyelesaikan maslahnya sendiri. Di samping itu fasilitator harus mampu menciptakan suasana belajar di antara sesama peserta dan mampu memotivasi peserta agar berperan aktif dalam / selama proses belajar untuk meningkatkan pengalaman dan penghayatan terhadap suatu materi yang dibahas.

2. Metode BelajarMetode belajar yang digunakan dalam pelatihan ini diantaranya:

a. PemanasanMetode ini berfungsi untuk membina suasana forum yang hangat dan gembira untuk menarik perhatian peserta terhadap topik yang dibahas.b. Ceramah dan tanya jawabSuatu cara memberikan informasi kepada peserta yang berfungsi untuk menjelaskan

sesuatu. Tanya jawab merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah penjelasan sudah jelas.c. Diskusi kelompok: Berfungsi sebagai arena saling bertukar informasi dan memecahkan masalah serta arena cipta dan daya analisa.d. Bermain peran (role play): Berfungsi sebagai penumbuh spontanitas dan ekspresi serta mengembangkan daya analisa dan pengamatan peserta

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 3: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

“Mempertegas kebijakan Majelis Dikdasmen dan MPKSDI wilayah, daerah dan cabang tentang refitalisasi IRM sebgai organisasi intra di sekolah-sekolah Muhammadiyah dan pola pembinaan sekoalh maupun PW, PD, dan PC IRM”.

III. PENGERTIAN

1. Organisasi secara umum adalah kelompok kerjasama antara orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi ini dimaksudkan sebagai wadah untuk kegiatan, pembinaan dan pengembangan anggota.

2. Ranting adalah organisasi tingkat yang paling bawah dalam strata kepemimpinan IRM. Ranting ada dalam lingkungan sekolah maupun tingkat kelurahan.

3. Sekolah adalah bentuk satuan pendidikan baik dasar maupun menengah yang bertugas untuk meningkatkan kualitas kognitif, afektif serta psikomotorik bagi siswa.

4. IRM adalah organisasi keremajaan atau kesiswaan yang berada dalam lingkungan sekolah Muhammadiyah sebagai wadah organisasi intra sekolah.

5. Pembina IRM dalam hal ini adalah Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan tenaga pendidik yang lain yang bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan IRM di sekolah Muhammadiyah.

6. Pimpinan Ranting adalah siswa yang ditetapkan dalam Musyawarah Ranting untuk menduduki jabatan kepengurusan di Ranting sekolah atau luar sekolah dalam jangka waktu satu tahun dan disahkan oleh Pimpinan Cabang/Daerah setelah mendapat rekomendasi Kepala Sekolah.

7. Anggota adalah siswa secara keseluruhan yang tidak masuk dalam kepengurusan yang merupakan sasaran pembinaan Pimpinan Ranting.

IV. TUJUAN

Tujuan pembuatan konsep ini adalah untuk dijadikan pedoman bagi para pelaksana organisasi dan pembina Pimpinan Ranting IRM agar dapat menjalankan organisasi secara optimal serta mampu menyediakan SDM atau kader yang berkualitas dan mengembangkan potensi anggota dengan mempertimbangkan kondisi organisasi.

V. KOMPONEN PEMBINAAN RANTING

Pembina IRM Ranting

Secara konstitusional keberadaan Pembina Ranting mengacu kepada SK Dikdasmen nomor : III.A/1.6/48/1993 dan Angaran Rumah Tangga IRM pasal 9 ayat 3 yang menyebutkan bahwa "Kepala Sekolah sebagai Pembina Ranting IRM di Perguruan Muhammadiyah baik di tingkat SLTP atau sederajat dan atau SMU/sederajat" diperlukan dalam upaya memudahkan pengelolaan ranting di sekolah.1. Pembina IRM Ranting terdiri dari :

a. Kepala Sekolah sebagai ketua adalah penanggung jawab utama pelaksanaan pembinaan ranting.

b. Waka Kesiswaan sebagai wakil ketua secara lebih operasioanl dan spesifik bertugas melakukan pembinaan dengan koordinasi Kepala Sekolah.

c. Guru bertanggung jawab sebagi pembina bidang-bidang yang ada di IRM sesuai dengan disiplin ilmu dan kompetensi yang dikuasai.

2. Kewajiban Pembina Rantinga. Bersama Pimpinan Cabang/Daerah IRM bertanggung jawab dalam pembinaan dan

pengembangan IRM di sekolah.b. Melakukan pemantauan secara kontinu dinamika kepemimpinan ranting IRM.c. Mengarahkan penyusunan program kerja Pimpinan Ranting IRM.d. Memberi saran atau petunjuk yang berkaitan pengambilan proses pengambilan

kebijakan Pimpinan Ranting.e. Memberi kemudahan finansial dan penggunan fasisilitas yang tersedia di lingkungan

sekolah untuk kepentingan kegiatan Pimpinan Ranting IRM.f. Memberikan dorongan dan motifasi kepada Pimpinan Ranting IRM untuk berkreasi

dalam mengembangkan program IRM ranting.g. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas IRM ranting.

A. Pimpinan Ranting

Pimpinan Ranting terdiri dari :1. Pimpinan dengan jabatan fungsional terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum,

Bendahara Umum, Bendahara I dan II, Ketua Bidang, Sekretaris Bidang dan anggota Bidang. Bidang-bidang yang ada adalah Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (KPSDM), Bidang Studi Ke-Islam-an (SKI), Bidang Pengkajian Ilmu

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 4: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

2. Pengetahuan (PIP), Bidang Apresiasi Seni dan Kebudayaan (ASK) dan Bidang Hikmah dan Advokasi. Bidang-bidang tersebut dapat dilengkapi dengan departemen-departemen yang dibentuk sesuai kebutuhan dan kondidi ranting.

3. Untuk Pimpinan yang berada di sekolah ketua-ketua kelas dapat didudukkan menjadi anggota pimpinan yang bertugas :a. Menyalurkan aspirasi atau keinginan anggota.b. Memberikan masukan dan saran bagi Pimpinan Ranting.c. Mensosialisasikan program dan kebijakan Pimpinan Ranting.

4. Pimpinan Ranting dalam pengelolaan organisasi memiliki pembagian tugas dimaksudkan untuk memperinci dan memudahkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu setiap Pimpinan dalam menjalankan tugasnya harus melakukan koordinasi, integrasi dan penyamaan (sinkronisasi) secara terus menerus. Rincian tugas Pimpinan adalah sebagai berikut :

Ketua Umum

1. Sebagai penanggung jawab tertinggi dan memimpin organisasi sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang di gariskan pimpinan Ranting.

2. Bersama-sama sekretaris umum bertanggung jawab atas jalannya organisasi dan bertindak keluar dan atas nama organisasi sesuai dengan kebijakan pimpinan ranting.

3. Mengarahkan membimbing, mengawasi serta mengendalikan pelaksanaan program dan rencana kegiatan organisasi.

4. Dalam kondisi mendesak ketua umum dapat mengambil keputusan organisasi dengan memperhatikan saran dari pimpinan lain dan kemudian dipertanggungjawabkan kepada PR.

5. Mengatur pembagian kerja diantara masing-masing ketua.6. Bersama ketua-ketua dan sekretaris umum menginfentarisasi masalah yang timbul untuk

dapat di cari penyelesaiannya.7. Memimpin rapat-rapat seperti yang diatur dalam mekanisme kerja.8. Menugaskan pimpinan lain untuk mewakili kegiatan

Ketua ( ketua Bidang )

1. Bertanggung jawab memimpin bidang sesuai dengan ketetapan yang berlaku atau atas kebijakan pimpinan ranting.

2. Bersama ketua umum memimpin organisasiberdasarkan pembagian tugas yang diatur.

3. Bersama ketua umum dan sekretaris umum menginventarisasi masalah yang timbul dan dapat mencari penyelasaiannya.

4. Bersama-sama pmpinan lainnya untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada ketum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.

5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas yang di serahkan kepadanya terutama yang sesuai dengan lingkup bidangnya.

6. Melaksanakan tugas ketua umum atas dasar pembagian bidang masing-masung apabila ketum berhalangan.

7. Bertanggungjawab dalam mengkoordinir perencanaan, perorganisasian dan melaksanakan serta evaluasi kegiatan atau program bidang yang dipimpinnya.

8. Membantu ketum dalam rapat rapat pimpinan.9. Mengkoordinasi lembaga khusus yang berada dalam lingkup bidangnya.Sekretaris Umum

1. Bersama ketum bertanggungjawab atas jalannya organisasi dan bertindak keluar atas nama organisasi.

2. Mengendalikan informasi baik masuk maupun keluar yang diperlukan PR.3. Bersama-sama ketum dan ketua-ketua lain mengkoordinir ppelaksanaan tugas dan

kegiatan PR.4. Bersama-sama ketum dan ketua-ketua menginventarisisasi masalah untuk

menyelasaikan permasalahan organisasi baik internal maupun eksternal.5. Bersama ketum menunjuk pimpinan untuk menyelasaikan permasalahan organisasi

internal maupun eksternal.6. Bersama pimpinan lain memberikan saran dan pertimbangan kepada ketum dalam

pengambilan keputusan mendadak.7. Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat pimpinan serta membantu ketum dalam

memimpin rapat.8. Memimpin dan mengkoardinir kegiatan kesekretariatan pimpinan9. Bertanggung jawab atas pembinaan administrasi10. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang diserahkan kepadanya.11. Mengatur pembagian tugas diantara sekretaris

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 5: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Sekretaris ( sekbid )

1. Bertanggung jawab aaaaatas pwelaaksaanaan tugas yaang di serahkannya, terutama yaaang sesuai deengan bidangnya massing-massing.

2. Meembantu ketua dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.3. Melaksanakan tugas administrasi dan memberi dukungan bagi suksesnya kegiatan dan

program organisasi pada umumnya dan bidang pada khususnya..4. Bersama-sama sekjen menyelenggarakan dan mengelola kegiatan administrasai dan

kesekretariatan sesuai dengan pembagian tugas.5. Membantu sekjen dalam mengendalikan informasi baik dari dalam maupun dari luar

sesuai dengan kebutuhaaan organisasi.6. Membantu sekjen dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat pimpinan serta

menyelesaikan hasilnya dalam tuangan tanfidz.7. Melaksanakan tugas sekjen apabila seksen berhalangan.8. Memberikan saran dan pertimbangan kepada sekjen9. Bersama-sama pimpinan lainnya memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua

umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.10. Membantu ketua umum dalam memimpim rapat-raapat pimpinan.

Bendahara Umum

1. Bertanggung jawab atas keuangan dan penggalangan dana.2. Mengupayakan dan mengkoordinasikan penggalangan dana 3. Bertanggungjawab atas distribusi dan taktis pimpinan.4. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan pimpinan.5. Mempersiapkan bahan dan menyusun anggaran pendapatan dan belanja pimpinan.6. Menyelenggarakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan.7. Mengatur dan menyelenggaran pembukuan keuangan pimpinan.8. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.9. Mengadakan pembagian tugas antar bendahara dan wakil-wakil bendahara.10. Bersama-sama pimpinan lain memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua umum

dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.

Wakil Bendahara

1. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.2. Bersama-sama bendahara umum dalam melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan.3. Melaksanakan tugas bendahara bila bendahara berhalangan.4. Bersama-sama pimpinan lainya memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua

umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.5. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat pimpinan.

Anggota Pimpinan

1. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya didasarkan pada pembagian bidang masing-masing

2. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.3. Bersama pimpinan lain memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua umum dalam

hal pengambilan keputusan yang mendesak..

1. Kepengurusan Pimpinan Ranting dibentuk dalam Musyawarah Ranting yang diselenggarakan setiapa setahun sekali.

2. Pimpinan Ranting mempunyai hubungan organisatoris dengan Pimpinan Cabang atau Daerah berfungsi dan berperan sebagai koordinator dan Pembina Pimpinan Ranting disamping Pimpinan Sekolah dan menjalin komunikasi dengan Majelis Dikdasmen.

3. Pimpinan Ranting IRM merupakan organisasi intra di sekolah Muhammadiyah yang menjadi wadah aspirasi dan aktualisasi siswa – siswi Muhammadiyah.

4. Hak dan Kewajiban Pimpinan Ranting IRM terhadap Sekolah :a. Pimpinan Ranting berhak atas fasilitas di lingkungan sekolah untuk keperluan

aktifitasnya.b. Pimpinan Ranting berhak mendapatkan kondisi yang kondusif untuk dapat

mengembangkan program ranting.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 6: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

c. Pimpinan Ranting berhak dan berkewajiban memberikan pendapat dan masukan kepada Pimpinan sekolah untuk kepentingan kemajuan sekolah.

d. Pimpinan Ranring IRM berkewajiban membeikan laporan aktifitas kepada sekolah, Pimpinan Ranting IRM berkewajiban menjaga nama baik sekolah dalam aktifitas-aktifitasnya.

Bagan Pembinaan dan Koordinasi Pimpinan Ranting IRM di Sekolah Muhammadiyah

: garis pembinaan: garis koordinasi

VI. PEMBINAAN SDM KEPEMIMPINANA. Rekrutmen Pimpinan

Kriteria Pimpinana. Bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia sehingga dapat dijadikan

teladan di sekolah dan masyarakat.b. Memiliki wawasan keislaman dan mampu membaca Al Quran.c. Memiliki bakat kepemimpinan.d. Memiliki kemauan, kemampuan dan pengetahuan yang memadai.

e. Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya sehingga aktifitas di IRM tidak mengganggu prestasi akademik.

f. Pimpinan dicalonkan oleh masing-masing kelas atau personil Pimpinan Ranting.g. Telah mengikuti pengkaderan formal di IRM.

Mekanisme Pemilihan Pimpinan Ranting a. Tahap Pencalonan

1. Pencalonan Pimpinan Ranting dilakukan oleh masing-masing kelas dan personil Pimpinan Ranting paling banyak 5 calon.

2. Nama calon yang masuk diseleksi secara administratif oleh Panitia Pemilihan.3. Calon yang telah terseleksi kenmudian dajukan ke Pimpinan Sekolah untuk

mendapatkan rekomendasi yang kemudian sah menjadi calon sementara.b. Tahap Pemilihan

a. calon formatur yang berhak dipilih adalah calon yang termuat dalam daftar calon tetap.

b. Peserta Musyawarah ranting memilih 9 calon formaturc. 7 calon tetap yang mendapat suara terbanyak dalam pemilihan

berhak menjadi tim formatur.d. Calon yang mendapat suara terbanyak menjadi ketua tim formatur

dan yang mendapat suara terbanyak kedua menjadi sekretaris formatur.e. Tim formatur memilih dan melengkapi Pimpinan Ranting

Pengesahan dan Pelantikana. Pengesahan Pimpinan dilakukan oleh Pimpinan Cabang atau

Daerah IRM dengan diterbitkannya Surat Kepurtusan setelah ada permohonan pengesahan Pimpinan ranting yang lama dan disertai surat Rekomendasi Pimpinan Sekolah.

b. Permohonan pengesahan dilakukan maksimal satu bulan setelah Musyran.

c. Pelantikan dilakukan dalam ceremonial acara pelantikan pimpinan oleh PC atau PD IRM yang disaksikan oleh Pimpinan sekolah / Pembina Ranting. Dan dalam pelantikan tersebut dilakukan serah terima jabatan dari Pimpinan Lama ke Pimpinan Baru. Dalam acara pelantikan dapat disertai acara seperti pengajian, seminar, dialog, lomba atau yang lain dengan mengundang Pimpinan Ranting / OSIS dari sekolah lain.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

DikdasmenPDM / PCM PD / PC IRM

Kepala Sekolah

Pimpinan Ranting IRM

Page 7: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

B. Sistem Kaderisasi dan Pemberdayaan SDM di RantingJENIS KEGIATAN SASARAN

PESERTAWAKTU PELAKSANAAN

1 Fortasi Siswa Baru Awal tahun2 Taruna Melati I Kelas 1 Akhir Semester 23 Diklat Kepemimpinan Kelas 2 Baru Semester 14 Up Grading Pimpinan Ranting Setelah Musyran5 Job Training Adminstrasi Pimpinan Ranting +

AnggotaAwal Semester 2

6 Masa Pembekalan Anggota Kelas 3 Akhir Semester 27 Pelatihan Da’I (konsep

GJDJ + Peer Counseling)Kelas 3 Semester 1

VII. PERMUSYAWARATAN ORGANISASI

Permusyawaratan organisasi adalah Musyawarah atau pertemnuan Pimpinan yang diselenggarakan pada masijng-masing tingkat kepemimpinan untuk merumuskan kebijakan organisasi dan melakukan persiapa pelaksanaan program. Dalam permusyawaratan tyersebut dibicarakan pula persoalan-persoalan urgen oganisasi yang disesuaikan dngan jenis permusyawaratan yan diselenggaraka.

Dan secara hirearkis permusyawaratan yang dilakukan oleh Pimpinan Ranting adalah sebagai berikut :

1. Musyawarah ranting (Musyran)Anggaran dasar IRM pasal 12 d an 13 serta Anggaran Rumah Tangga IRM pasal 39 dan 40.

2. Rapat Kerja Pimpinan3. Rapat Pleno Pimpinan4. Rapat Rutin Pimpinan5. Rapat Bidang Umum6. Rapat Bidang7. Rapat Koordinasi Pimpinan

Keterangan yang lebih terperinci terdapat dalamPedoman Umum Kerja Ikatan Remaja Muhammadiyah

VIII. GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA IRM

A. Sasaran Umum (Program Jangka Panjang)

a. Muktamar XII diarahkan pada penataan dan pemantapan gerak organisasi dengan megusahakan otonomisasi dan pengembangan program advokasi remaja yang muatannya antara lain memupuk kepekaan sosial, politik, etos intelektual dan nilai moral remaja.

b. Muktamar XIII diarahkan pada mentradisikan kesadaran kritis di kalangan pelajar dan remaja dengan nilai advokasi, kaderisasi, dan penguatan infra struktur.

c. Muktamar XIV diarahkan ada pengembangan gerakan untuk mewujudkan gerakan IRM sebagai kekuatan transformatif di masyarakat dengan mengusahakan pengayaan program – program alternatif pemberdayaan.

d. Muktamar XV diarahkan pada pengembangan gerakan untuk menuju internasionalisasi gerakan dengan mengupayakan bentuk pemberdayaan yang dapat menguatkan daya saing antara lain bermuatan penguasaan IPTEK dan ketrampilan profesional.

B. Sasaran Khusus (Sasaran Khusus Jangka Panjang)

a. Bidang Organisasi dan Kepemimpinan diarahkan kepada terciptanya infra struktur dan supra struktur organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang dapat mendukung IRM sebagai gerakan alternatif yang menentukan arah transformasi sosial menuju masyarakat madani.

b. Bidang Kaderisasi dan Pengembangan SDM diarahkan pada terciptanya kader dan sumber daya manusia yang berkomitmen terhadap nilai perjuangan sebagaimana tertuang dalam Khittah Gerakan dan Kepribadian ikatan, komitmen terhadap penguasaan dan perkembangan ilmu sebagai bekal dalam kehidupan perjuangan dan komitmen terhadap masyarakat dan problematikanya. Kader atau SDM yang tersedia di IRM diproyeksikan menjadi kader Muhammadiyah, kader ummat, dan bangsa dengan membawa misi ikatan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Juga diarahkan pada pembinaan kader IRM yang akan melanjutkan kepemimpinan organisasi dengan program – program kaderisasi formal maupun non formal untuk memberi kesempatan pada setiap kader dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.

c. Bidang Studi Keislaman diarahkan pada peningkatan peran IRM dalam program dakwah alternatif untuk menjawab problematika masyarakat umumnya dan remaja khususnya. Dan muatan dakwah tersebut diorientasikan dalam bentuk pemahaman kegamaan yang lebih transformatif. Sehingga dalam bidang ini Studi Keislaman berperan sebagai pusat pengembangan wacana keislaman modern.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 8: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

d. Bidang Hikmah dan Advokasi diarahkan pada pengembangan budaya kritisme organisasi untuk melakukan perubahan dalam struktur masyarakat dalam aspek sosial, politik, ekonomi atau budaya. Untuk mencapai masyarakat yang damai dan berkadilan bidang ini diarahkan pada penguatan masyarakat sipil dan upaya pembelaan advokasi.

e. Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan diarahkan pada terciptanya tradisi ilimiah yang obyektif dengan penguasaan teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan spiritual. Juga diarahkan pada pengembangan wawasan yang berorientasi pada pembentukan wacana ke depan dalam konteks persaingan global.

f. Bidang Apresiasi Seni dan Kebudayaan diarahkan pada pengembangan bakat minat dan apresiasi seni budaya serta mendinamisasikan kreatifitas di bidang seni budaya profetik dan religius yang mampu membangkitkan fitrah kemanusiaan dan mendekatkan manusia pada Allah SWT dengan simbol yang mudah diterima masyarakat remaja dalam kerangka dakwah Islam.

C. Arah Kebijakan IRM

Mentradisikan tradisi kritis di kalangan pelajar dan remaja melalui pengembangan nilai-nilai advoksi, kaderisasi dan penguatan infra struktur.

D. Konsep Dasar Bidang

a. Bidang Organisasi diarahkan pada infra struktur organisasi yang kondusif untuk terciptanya nilai kesadaran kritis.

b. Bidang KPSDM diarahkan pada pengembangan kaderisasi yang advokatif agar tercipta kader yang kritis.

c. Bidang SKI diarahkan pada penanaman nilai Islam yang advokatif melalui Gerakan Jama’ah dakwah Jama’ah untuk membangun kesadaran kritis dalam pemahaman keislaman.

d. Bidang PIP diarahkan pada pembentukan kader yang mampu berfikir dan bersikap kritis melalui tradisi ilmiah yang advokatif.

e. Bidang ASK diarahkan pada penciptaan karya seni yang advokatif serta pembentukan pelajar dan remaja yang apresiatif terhadap seni dan budaya sebagai pencerminan tradisi kritis.

f. Bidang HA diarahkan pada pemberdayaan pelajar dan remaja yang mampu bertindak kritis dan bijak terhadap kondisi sosial kemasyarakatan.

E. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang

a. Bidang Kepemimpinan

Optimalisasi kinerja dan partisipasi pimpinan Optimalisasi fungsi lembaga kepemimpinan Pengembangan komunilasi dan transformasi kepemimpinan

b. Bidang Manajemen dan Administrasi

Konsolidasi organisasi dan penataan mekanisme kerja organisasi. Pengembangan manajerial kepemimpinan dan pengelolaan

organisasi. Penyempurnaan konsep dan pengembangan administrasi. Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan administrasi

organisasi.c. Bidang Keuangan

Pengembangan inovasi teknis penggalian dana dari berbagai sumber yang halal dan tidak mengikat dengan tetap melakukan intensifikasi penggalian tetap dari uang pangkal, iuran anggota, infaq pimpinan, infaq alumni, persyrikatan dan amal usaha, simpatisan, pemerintah, lembaga dan instansi yang tidak mengikat.

Penyempurnaan dan pengembangan konsep adminstrasi keuangan dalam rangka optimalisasi pengelolaan dana rutin yang menopang pelaksanaan program.

Pengembangan inofasi lembaga usaha sebagai penopang dana organisasi.

d. Bidang Organisasi

Pendataan dan identifikasi serta penelitian potensi organisasi. Penguatan keberadaan dan pengembangan struktur dan infrastruktur

organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka optimalisasi

komunikasi organisasi. Eksternalisasi gerakan dan penguatan jaringan dengan organisasi

lain.e. Bidang KPSDM

Sosialisasi sistem perkaderan.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 9: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Pengembangan pelatihan metodologis yang berorientasi pada sikap kritisme kader.

Penyempurnaan sistem rekrutmen pimpinan dan transformasi kader.f. Bidang SKI

Penyempurnaan dan sosialisasi konsep dakwah IRM.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 10: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Pengembangan kegiatan yang berorientasi pada penumbuhan sikap kritis dan amaliah transformatif yang dilandasi akhlakul karimah.

Intensifikasi pengkajian, pemahaman dan pengembangan wawasan keislaman.

Penguatan jaringan eksternal dakwah.g. Bidang PIP

Pengembangan kegiatan inovatif yang berorientasi pada penguatan tradisi berfikir kritis, kreatif, metodologis dan ilmiah yang berwawasan masa depan.

Pengembangan intelektualitas yng berorientasi pada penemuan dan pengembangan IPTEK.

Intensifikasi dan difersifikasi pengkajian dasar keilmuan baik sosial maupun eksakta dalam kehidupan pelajar yang berorientasi pada penyadaran sikap sosial, penumbuhan kritisme dan penguatan IPTEK.

h. Bidang ASK

Penyempurnaan dan pengembangan konsep seni budaya IRM. Pengembangan kegiatan seni dan budaya yang berorientasi pada

penumbuhan sikap kritis keagamaan yang transformatif. Identifikasi potensi seni pelajar dan remaja Muhammadiyah. Intensifikasi pelatihan atau kajian tentang seni dan budaya.

i. Bidang HA

Pengembangan inofasi kegiatan dalam rangka penyadaran hak politik pelajar / remaja.

Partisipasi aktif dalam proses penciptaan demokratisasi, clean government, harmonisasi hubungan antar ummat beragama, anti kekerasan dan pemberdayaan sikap kritis masyarakat terutama remaja melalui berbagai kegiatan dalam konstalasi lokal maupun nasional dengan memegang prinsip ajaran Islam dan kaidah persyarikatan Muhammadiyah dan gerakan IRM.

Identifikasi permasalahan sosial dan intensifikasi kajian sosial, budaya, politik dan pendidikan serta pembelaan terhadap nasib pelajar secara khusus dan masyarakat secara umum.

VIII. PENGEMBANGAN PROGRAM KERJA

Program Kerja adalah kumpulan dari berbagai kegiatan yang merupakan uraian suatu rencana kerja. Program kerja ini dimaksudkan unhtuk mempermudah pelaksanaan dan

pentahapan pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan itu lebih terarah dan terencanakan sesuai waktunya. Untuk mempermudah penentuan program kerja perlu adanya pengelompokan. Adapun pengelompokan tersebut untuk meningkatkan kreatifitas pengembangan program dan memberi kemudahan dalam menyesuaikan kondisi riil di ranting. a. Bidang SKI

Pengajian Rutin / Kelas

Diklat Studi Islam

Pelatihan Mubaligh

Aplikasi Dakwah Jama’ah

Pelatihan Guru TPA

Dakwah Terpadu

b. Bidang PIP Pelatihan

Pengelola KIR Pelatihan

Jurnalistik Fotografi Sinematografi Lomba Karya

Tulis Pelatihan Bahasa

Asing Penelitian Penerbitan

Buletin/Majalah Penulisan Ilmiah

Populer Pemberantasan

Buta Huruf Studi Banding Bazar Ide Tadabur Alam Temu Idola Koperasi &

Wirausaha Gerakan

Kebersihan Gerakan

Penghijauan Bakti Sosial

Kontes teknologi informasi

Try Out

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 11: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Olimpiade MIPA Human Relation Kelompok Kajian

Kritis Kepanduan

Pecinta Alam Problematika Remaja

KSR (Kelompok Suka relawan) dan atau PMR Komunitas Baca / Gerakan Iqra, Penerapan Teknologi Tepat Guna Achievement Motivation Training Pelatihan Komputer

dan Internet Filateli

Outbound English Day / Camp

c. Bidang ASK Sanggar / Club

Seni Sport Club

Porseni Classmeeting

d. Bidang HA Pelatihan

Advokasi Aksi Sosial

Kemasyarakatan Diklat Politik Aksi Damai Tanpa

Kekerasan Aksi

Pembelaan Voter Education

Penyantunan Anak Jalanan dan Dhuafa

Manajemen Kegiatan1. Penentuan tujuan dan sasaran kegiatan, yaitu perumusan latar

belakang diadakannya kegiatan dan tujuan serta sasaran yang akan dicapai dalam suatu kegiatan.

2. Pemastian waktu pelaksanaan, yaitu penjadwalan waktu kegiatan yang tepat sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar dan dapat terlaksana secara maksimal.

3. Menghitung antara kesempatan dan hambatan berkaitan dengan pembiayaan dan fasilitas penunjang yang sesuai dengan kemampuan.

4. Pelaksanaan Kegiatan berkaitan dengan kepanitiaan.5. Evaluasi Kegiatan untuk mengukur sejauh mana proses kegiatan

tersebut berhasil dengan baik.6. Pertanggungjawaban Kegiatan yaitu pelaporan aktifitas

kepanitiaan secara menyeluruh selama kegiatan.Sumber Pendanaan Pimpinan Ranting

1. Iuran Anggota adalah uang yang harus dibayarkan oleh anggota IRM / siswa sekolah Muhammadiyah selama menjadi anggota atau siswa.

2. Dana Kesiswaan adalah dana yang dialokasikan untuk kegiatan siswa sekolah Muhammadiyah.

3. Donatur / Sumber lain yang tidak mengikat berupa usaha mandiri yang dapat menghasilkan dana seperti koperasi siswa, pembuatan kalender, dan lain-lain.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 12: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

STRUKTUR KEPEMIMPINAN IRM secara horisontal

Kabid KPSDM Kabid SKI Kabid PIP Kabid ASK Kabid HASekbid KPSDM Sekbid SKI Sekbid PIP Sekbid ASK Sekbid HA

Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Biro/Lembaga KPSDM

Biro/Lembaga SKI

Biro/Lembaga PIP

Biro/Lembaga ASK

Biro/Lembaga HA

Keterangan :

Biro atau lembaga disesuaikan dengan kebutuhan bidang yang bersangkutan

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Ketua Umum

Sekretaris UmumBendahara Umum

Bendahara I

Page 13: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM TA’ARUF & FORTASI SISWA MUHAMMADIYAH

Pengertian

Forum Ta’aruf & Fortasi Siswa Muhammadiyah adalah rangkaian kegiatan yang terpogram secara sistemik untuk menumbuhkan dan mengembangkan semangat keberagaman, minat, dan potensi remaja muslim serta merangsang kesadaran berkarya kreatif dan kepekaan sosial ketika memasuki sekolah Muhammadiyah dan terlibat dalam segala aktifitas yang tersedia di sekolah.

Tujuan UmumTerciptanya remaja muslim yang memiliki minat dan kemauan untuk mengembangkan potensi diri serta kesadaran untuk selalu kreatif dan peka terhadap lingkungan sosial yang dilandasi oleh semangat keberagamaan guna membantu mengorientasikan proses pendidikannya di sekolah-sekoalah Muhammadiyah.

Tujuan Khusus1. Terciptanya remaja muslim ( calon siswa Muhammadiyah ) yang memiliki minat dan

kemauan untuk menjalaankan ajaran Islam secara baok dan benar.2. Terciptanya remaja muslim ( calon siswa Muhammadiyah ) yang memiliki semangat

untuk mengembangkan diri baik secara intelektual, sosial, maupun skill.3. Terciptanya remaja muslim ( calon siswa Muhammadiyah ) yang mengenal

Muhammadiyah beserta ortumnya khususnya Ikatan Remaja Muhammadiyah sebagai wadah tunggal siswaMuhammadiyah.

4. Terciptanya suasana yang penuh keakraban dilandasi semangat ukhuwah Islamiah antar sesama peserta.

Waktu PenyelenggaraanForum ta’aruf dan orientasi ( FORTASI ) siswa Muhammadiyah diselenggarakan pada saat menjelang proses belajar mengajar efektif di sekolah-sekolah Muhammadiyah selama tiga hari ( hari terakhir menginap ).

Pengorganisasian

Pengorganisasian Forum Ta’aruf dan Orientasi ( FORTASI ) Siswa Muhammadiyah di lakukan oleh pihak-pihak yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda.Penanggung Jawab adalah Pimpinan sekolah/Kepala sekolah yang memiliki tugas dan wewenang :

1. Berhak dan bertanggung jawab secara umum terhadap kegiatan Forum Ta’aruf dan Orientasi ( FORTASI ) Siswa Muhammadiyah.

2. Berhak memberikan tugas dan mandat dalam pengelolaan dan tehnis pelaksanaan Forum Ta’aruf dan Orientasi ( FORTASI ) Siswa Muhammadiyah.

b. Pengelola, yaitu tim yang menengani secara langsung pengelolaan FORTASI yang terdiri dari unsur Pimpinan Daerah atau Pimpinan Cabang IRM yang memiliki tugas dan wewenang :1. Pengelolaan lapangan,menjalankan alur kegiatan, administrasi dan segala

sesuatu yang mendukung /berkaitan dengan FORTASI.2. Memiliki wewenang penuh dalam kebijakan pengelolaan .3. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Sekolah/Kepala Sekolah sebagai pemberi

mandat

c. Panitia Pelaksana Panitia di berimandat dan di bentuk oleh pimpinan/Kepala sekolah . Yang terdiri dari unsur pimpinan ranting IRM setempat yang memiliki tugasmelaksanakan dan mempersiapkan secara teknik Forum Ta’aruf dan Orientasi (FORTASI ) Siswa Muhammadiyah.

d. Penceramah

adalah seseorang yang diberi kepercayaan untuk menyampaikan materi ceramah dalam (FORTASI) Siswa muhammadiyah yang dapat diambil dari Pimpinan Muhammadiyah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang IRM dan Staf pengajar sekolah setempat.

e. Penjenjangan Yaitu jenjang pertama di laksanakan di tingkat SLTP dan tingkat kedua dilaksanakan di tingkat SLTA.

Metode Pengelolaan

Metode belajar yang digunakan :1. Pemanasan, berfungsi untuk membina suasana forum yang hangat dan gembira untuk

menarik perhatian peserta terhadap topik yang dibahas.2. Ceramah dan tanya jawab, Suatu cara memberrikan informasi kepada peserta ytang

berfungsi untuk menjelaskan sesuatu.tanya jawab merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah penjelasan sidah jelas.

3. Diskusi kelompok, Berfungsi sebagai arena saling bertukar informasi dan memecahkan masala serta arena cipta dan daya analisa.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 14: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

4. Bermain Peran ( role play ), Berfungsi sebagai penumbuh spontanitas dan akspresi serta mengembangkan daya analisa dan pengamatan peserta.

5. Simulasi, berfungsi sebagai ekspresi spontanitas peserta dan penumbuh daya analisa.6. Studi Kasus, berfungsi sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah

bersama.7. Curah pendapat/sharing, berfungsi membangkitkan keberanian peserta untuk

mengungkapkan pendapat dan perasaannya.8. Ice Breaker, berfungsi untuk memecahkan kejenuhan pada saat kegiatan berlangsung.9. Praktek Lapangan, berfungsi untuk menguji dan mengolah kemampuan forum peserta

dengan praktek.

MATERI

A. Fortasi Siswa Muhammadiyah jenjang pertama (tingkat SLTP)1. Ke-Islaman2. Ibadah praktis3. Adab pergaulan islam4. Mengenal Muhammadiyah5. Mengenal IRM Ranting6. Mengenal Almamater7. Sistem pendidikan sekolah8. Tata cara berpakaian seragam9. Penelusuran bakat dan minat10. Muatan lokal11. Kreasi seni12. Personal Introduction

B. Fortasi Siswa Muhammadiyah jenjang kedua tingkat SLTA 1. Personal Introduction

2. Ke-Islaman 3. Ibadah praktis

4. Adap pergaulan islam5. Mengenal Muhammadiyah6. Mengenal IRM Ranting7. Mengenal Almamater8. Sistem pendidikan sekolah9. Tata cara berpakaian seragam10. Penelusuran bakat dan minat

11. Muatan lokal12. Kreasi seni

Contoh PenjadwalanHari pertama07.0-07.1 Orientasi07.45-08.1 Personal Introduction08.30-09.00 Sholat Dhuha09.0-09.1 Istirahat09.15-10.1 Ke-Islaman09.45-11.00 Game/Paket11.0-11.1 Ibaadah Praktis11.45-12.1 Jama’ah12.15-1.0 Ibadah Praktis

Hari kedua 07.0-07.45 Adab Pergaulan07.45-08.30 Adab Pergaulan08.30-09-15 Dhuha09.15-09-30 Istirahat09.30-10.0 Mengenal Muhammadiyah10.0-10.45 Mengenal Muhammadiyah10.45-11.00 Game/Paket11.0-11.45 Mengenal IRM Ranting11.45-12.15 Sholat12.15-13.0 Mengenal IRM RantinHari Ketiga07.0-07.45 Mengenal Almamater IRMO7.45-08.30 Mengenal Almamater sekolah08.30-09.15 Dhuha09.15-09-30 Istirahat09.30-10.45 Sistem pendidikan10.45.-11.00 Tata cara berpakaian seragam11.0-11.45 Tata cara berpakaian seragam11.45-.12.15 Dhuhur12.45-………. Istirahat

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 15: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

14.0-15.30 Penelusuran baakat dan minat15.30-16.30 Pembentukan kelompok kreasi16.30-19.30 Ishoma dan persiapan kreasi seni19.30-23.30 Ajang Bakat Minat/kreasi seni23.30-24.00 Refleksi dan penutupan24.00………. Pulau KapukUntuk penjadwalan antara tingkat SLTP dan SLTA sama, namun muatan materi yang berbeda.

Kurikulum Tingkat Pertama dan KeduaNo SLTP SLTA1. Al Islam

Pentingnya agama bagi mnsDinul IslamAgama Samawi dan ArdliSikap hidup remaja Islam Hakekat penciptaan manusiaCiri-ciri orang berimanAllah satu-satunya Tuhan

Al IslamPentingnya agama bagi manusiaDinul IslamIslam agama dunia dan akheratAgama samawi dan agama ArdliHakekat penciptaan manusiaCiri-ciri orang berimanCara menjaga imanAllah satu-satunya Tuhan

2. Ibadah PraktisTata cara AdzanTata cara sholatTata cara Wudlu/Tayamum

Ibadah PraktisTata cara AdzanTata cara sholatTata cara wudlu dan tayammumCara memelihara Jenazah

3. Adap Pergaulan IsalamiPengertian ukhuwah islamiahTa’aru,tafahum dan takafulAdap pada ortu,guru,lawan jenis dan masyarakat.

Adap Pergaulan IsalamiPengertian ukhuwah islamiahTa’aru,tafahumdantakafulAdab pada ortu,guru,lawan jensi dan masyarakat.Seks Education

4. Mengenal MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah

Mengenal MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah

Makssud dan tujuanMengenal Amal UsahanyaTokoh dan perannyaMengenal Ortom

Makssud dan tujuanMengenal Amal UsahanyaTokoh dan perannyaMengenal OrtomPeran Muh di forum Nasional

5. Mengenal MuhammadiyahSejarah MuhammadiyahMaksud dan TujuanMengenal amal usahanyaTokoh dan perannyaMengenal ortomnya

Mengenal MuhammadiyahSejarah MuhammadiyahMaksud dan TujuanMengenal amal usahanyaTokoh dan perannyaMengenal ortomnya

6. Mengenal AlmamaterStruktur Pimpinan sekolah dan personalMengenal guru dan karyawanPrestasi dan alumni berprestasi

Mengenal AlmamaterStruktur Pimpinan sekolah dan personalMengenal guru dan karyawanPrestasi dan alumni berprestasi

7. Sistem pendidikan sekolahBuku dan kurikulum Metode pendidikan yang di berlakukan

Sistem pendidikan di sekolahKurikulum yang digunakanArah dan tujuan pendidikanMetodependidikan yang di berlakukan

8. Tata cara mengenakan seragamBerbusana menurut IslamPeraturan pemakaian seragamSeragam olah raga putra/putri

Tata cara mengenakan seragamBerbusana menurut IslamPeraturanpemakaian seragamSeragam olah raga putri/putri

9. Penelusuran bakat dan minat di sesuaikan dengan unit kegiatan ranting sekolah.

Penelusuran bakat dan minat disesuaikan dengan unit kegiatan Ranting sekolah masing-masing.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 16: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

10. Ajang kreasi, sebagai bentuk penelusuran seni yang ada pada siswa.

Ajang kreasi, sebagai bentuk penelusuran seni yang ada pada siswa

11. Pentas seni dan unggun Pentas seni dan unggun12. Personal Introduction

Perkenalan antar pesertaPerkenalan antar guruPerkenalan antar panitia

Personal IntroductionPerkenalan antar pesertaPerkenalan antar guruPerkenalan antar panitia

13. Game/PaketMenghilangkan kejenuhanCari suasana baruOlah fikir

Game/PaketMenghilangkan kejenuhanCari suasana baruOlah fikir

14. Penutup Penutup

DIKLAT POLITIK DAN KEPEMIMPINAN

A. Pengertian

Diklat politik dan kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan yang terprogram secara sistematik dan terpadu untuk memberikan bekal kepemimpinan, wawasan politik serta kemampuan dan ketrampilan kepada para pelajar/kader yang telah dan akan memasuki suatu institusi kepemimpian agar dapat menjalankan fungsi kepemimpinannya secara efektif dan efesien.

B. Tujuan Umum

Terbentuknya kader IRM yang memiliki sikap, pemikiran, pengetahuan,perilaku dan kecakapan memimpin yang sesuai dengan kepribadian IRM maupun Muhammadiyah, dan memiliki wawasan sosial politik yang sesuai dengan konteks kewilayahan, dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai pimpinan.

C. Tujuan Khusus

a. Terbentuknya kader ikatan atau kader pimpinan yang memeiliki kesadaran dan kemampuan memimpin dalam menjalankan misi organisasi.

b. Terbentuknya kader ikatan yang mempunyai wawasan sosial politik secara luas, dan menjadikanya sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan IRM.

D. Waktu Penyelenggaraan

Diklat politik dan kepemimpinan dilaksanakan selama 40 sks x 45 menit dalam satu kesatuan waktu atau terpisah. Bentuk diklat di sesuaikan dengan kondisi sekolah.

E. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Pimpinan ranting/Cabang/DaerahPengelola adalah tim instruktur yang ditunjuk atau yang ditetapkan oleh pimpinan yang terkait dengan persyaratan tertentu ( LI I/PF I ).Pemberi materi adalah pekar, profesional dan praktisi di bidangnya.

F. Kurikulum1. Ke- IRM-an

a. Kepribadian IRMb. Struktur kepemimpinan IRM

2. Islam dan kepemimpinana. Pandangan islam mengenai kepemimpinanb. Akhlak seorang pimpinan dalam Islamc. Tauladan Rosul dan sahabat dalam kepemimpinand. Pengertian, unsur-unsur,prinsip,syarat kepemimpinan

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 17: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

e. Gaya-gaya dan teori kepemimpinanf. Etika kepemimpinan dan usaha mengatasi problem kepemimpinan.

3. Strategi Kepemimpinana. Langkah kosulidasi, komunikasi, kristalisasi kepemimpinanb. Tehnik menggunakan power/wibawa, tehnik memotivasi anggotac. Tehnik pengambilan keputusan dengan cepat

4. Dasar-dasar ilmu politika. Pengertian dan perilaku politikb. Tujuan manusia berpolitikc. Aspek politik dalam kepemimpinan

5. Strategi politik dalam kepemimpina. Tehnik loby dan negosiasib. Managemen konflikc. Publik Relation

6. Psikologi komunitas7. Musyawarah dan demokrasi

a. Musyawarah dalam kepemimpinanb. Pentingnya demokrasi dalam kepemimpinanc. Hubungan antara musyawarah dan demokrasi

8. Perencanaan kegiatana. Persiapanb. Pelaksanaanc. Pengawasand. Evaluasi

9. Personal Intruduction10. Muatan lokal11. Refleksi dan paket

UP GRADING PIMPINAN

PENGERTIAN

Up Grading Pimpinan adalah rangkaian kegiatan-kegiatan yang terpadu untuk memberi bekal bagi pimpinan-pimpinan IRM guna meningkatkan kinerja dan semangat serta meningkatkan kualitas dan pemantapan kesatuan langkah dalam pelaksanaan kepemimpinan.

TUJUAN

Memberi pengetahuan, wawasan, dan bekal praktis bagi pimpinan sebagai peningkatan dan memantapkan kesatuan langkah dalam melaksanakan tugas kepemimpinan.

SASARAN PESERTA

Peserta Up Grading Pimpianan adalah Pimpinan IRM,di semua jenjang lebih khusus lagi di peruntukkan bagi Pimpinan Ikatan Remaja Muhammadiyah tingkat ranting sekolah yang baru.

MATERI1. Tafsir maksud, tujuan, khittoh, kepribadian IRM, straategi perjuangan IRM2. Program Kerja IRM

a. Pola dasar programb. Pola umum program jangka panjangc. Pola umum program kerjad. Program kerja pimpinan ranting setempat.

3. Pemahaman hasil keputusan Muktamar dan Musyawarah di tingkat pimpinan massing-masing, serta problematika aktual IRM.

4. Managemen Programa. Persiapanb. Pelaksanaanc. Pengawasand. Evaluasi

5. Membangun Tima. Daya ikat organisasi( kohesifitas )b. Daya padu ( integritas )c. Membina daya ikat dan daya padud. Keuntungan dati pembinaan tim

6. Kajian al Islam7. Muatan lokal8. Pemahaman Anggaran Dasar dan Ruamah Tangga IRM.

METODE BELAJAR

Metode belajar yang digunakan diantaranya : ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok, game, bermain peran ( role play ), ice breaker, resitasi ( penugasan ), Mentoring, brainstorming.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 18: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Pengorganisasian

Penanggung jawab : Pimpinan ranting IRM penyelenggara( dilaksanakan di semua jenjang kepemimpinan )Pengelola : Tim Instruktur/Fasilitator yang ditetapkan oleh Pimpinan Ranting IRM yang bersangkutan dengan syarat telah mengikuti pelatihan instruktur I ( PI I )/ Pelatihan Fasilitator I ( PF I ).

BENTUK DAN WAKTU kEGIATAN

Bentuk kegiatan dapat dilaksanakan dalam bentuk : Oudbound ,perkemahan, di dalam ruang ataupun bentuk yang lain yang tidak menjemukan. Waktu penyelenggaraan bersifat fleksibel, di sesuaikan dengan kebutuhan waktu penyelenggaraan materi yang direncanakan.

Sosial Masyarakat4. Muatan Lokal

e. Simulasi :Berfungsi sebagai ekspresi spontanitas peserta dan penumbuh daya analisaf. Diskusi Pleno :

Berfungsi sebagai arena saling pemantapan pengalaman, saling tukar pengalaman dan analisa hasil karya pribadi/kelompok serta terwujudnya kesimpulan bersamag. Studi kasus :Berfungsi sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah bersamah. Curah pendapat / sharing :Berfungsi membangkitnya keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya.i. Ice BreakerBerfungsi untuk memecahkan kejenuhan pada saat pelatihan berlangsung.j. Praktek LapanganBerfungsi untuk menguji dan mengolah kemampuan forum peserta dengan praktek di lapangan.

3. Media BelajarMedia belajar yang dipergunakan untuk kelancaran pelatihan relawan pendampingan anak korban konflik dengan pendidikan partisipatori andragogi adalah:

TEMPAT DAN LAMA PELATIHANPelatihan Kader Dasar Taruna Melati I dilaksanakan di Daerah Ranting, Desa atau

Kecamatan. Pemilihan lokasi/tempat pelatihan mempertimbangkan fasilitas yang memungkinkan untuk proses pelatihan.

Pelatihan berlangsung selama 5 hari terdiri dari kegiatan:1. Perjalanan datang dan pulang 2. Pembukaan dan penutupan (2 sks)3. Belajar dan berlatih (48 sks)

PENYELENGGARAN PELATIHAN

1. Penanggung JawabPenyelenggara pelatihan adalah Pimpinan Cabang Ikatan Remaja Muhammadiyah atau Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah bidang KPSDM di masing-masing Kecamatan atau ranting. Pelatihan ini juga dapat dilaksankan bersama-sama antara Pimpinan Ranting atau Pimpinan Cabang. Bidang KPSDM dengan membentuk panitia penyelenggara terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Pembantu dan dalam proses pengelolaan

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

a. Bahan/materi yang berhubungan, judul tujuan dengan pokok bahasan dan waktu

b. Poster/gambar c. Flip chart d. Alat permainan/gamee. Alat untuk simulasi f. Lembar peragag. Lembar tugas pengamatanh. Buku Pegangan dan Alat tulis menulis

Page 19: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

pelatihan bekerjka sama dengan Tim Fasilitator dan Pendampingan Cabang atau Daerah IRM.

2. Tugasa. Menyusun kerangka kerja dan jadwal pelatihanb. Menyusun kepanitiaan pelatihanc. Menetapkan fasilitator pelatihand. Bersama fasilitator menyiapkan materi, media dan sarana yang akan digunakan

dalam penyajian materi latihane. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi proses kegiatan pelatihan sejak awal

sampai akhirf. Melakukan pendampingan pasca-training

KURIKULUM PELATIHAN

Kawasan Agama: Al-Islam Paket INo Materi Metode Ket.01 Metode Belajar Membaca

Al-Qur’an Metode Iqra

02 Ibadah Praktis Group Discussion Thoharoh dan Tata-cara Sholat, dll.

03 Sholat Lail Jama’ah04 Sejarah Perjuangan Rasul

(Shirah An-Nabawiyyah)Ceramah dan group reflection

05 Tauhid Apresiasi empatetik06 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Agama: Al-Islam Paket II01 Makna Hidup Islam Ceramah dan

group reflectionMakna Sholat Wajib dan Sholat lail, dll.

02 Akhlaq pribadi dan sosial Ceramah dan Apresiasi empatetik

03 Sejarah al-Qur’an dan Hadits

Ceramah dan Group dynamic

04 Tauhid Sosial Group dynamic

05 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Ke-IRM-an dan Kemuhammadiyahan: Paket INo Materi Metode Ket.01 Sejarah Muhammadiyah Audio Visual02 Organisasi Muhammadiyah Ceramah03 Sejarah IRM Audio Visual04 Organisasi IRM Ceramah05 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Ke-IRM-an dan Kemuhammadiyah-an: Paket II01 MKCH Muhammadiyah Ceramah dan

Group discussion02 Muhammadyah dan

Masalah LimaCeramah dan simulasi

03 Paradigma Gerakan IRM Ceramah dan Group dynamic

04 Kepribadian IRM Ceramah dan Group dynamic

05 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Psikologi : Paket INo Materi Metode Ket.01 Pengenalan diri Ceramah dan Role

paly02 Konsep diri dan

Kepercayaan DiriPenugasan

03 Visi misi Hidup Penugasan04 Kepemimpinan Pribadi Game05 Asertif Penugasan

Kawasan Psikologi : Paket II

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 20: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

01 Manajemen Qolbu Role paly dan out bond02 Konsep Hati Suci: IQ, EQ, SQ Eksplorasi dan emosi empatetik03 Ideologi dasar Penugasan04 Olah Sukma Out bond05 Muatan Lokal tentatif

Kawasan Sosial-Masyarakat: Paket INo Materi Metode Ket.01 Bakti Lingkungan Based Community Visiting

dan Emosi Empatetik02 Studi Tokoh Home Visiting03 Muatan Lokal Tentatif

Kawasan Kawasan Sosial-Masyarakat: Paket II01 Bakti Lingkungan II Out bond dan Emosi

Empatetik02 Studi Hadap Masalah Case Study03 Studi Tokoh II Penugasan04 Studi Kelompok Masyarakat Penugasan05 Muatan Lokal Tentatif

MANUAL PELATIHANManual pelatihan disusun berdasarkan alur logis perencanaan dan pengelolaan pelatihan.

Adapun perencanaan dan pengelolaan Pelatihan Kader Dasar TM I dapat diikuti melalui Pelatihan Fasilitator dan Pendamping I. Adapun contoh dari susunan manual acara sebagaimana berikut:

WAKTU MATERI METODE KETHari I

13.30– 15.30 Pendaftaran Ulang Peserta15.30– 17.00 Pembuukaan19.30– 20.30 Prerkenalan20.30– 22.00 Orientasi dan Kontrak Belajar Ice breaking22.00– 23.30 Pengenalan Diri Ceramah & role

play23.30– 04.00 Tidur Malam

Hari II04.00– 05.30 Sholat dan Tadarrus 05.30– 06.30 Keakraban06.30– 08.00 MCK dan sarapan08.00– 10.00 Workshop Pengenalan diri10.00– 10.30 Istirahat10.30– 12.00 Konsep diri Penugasan12.00– 13.30 ISHOMA13.30– 15.00 Percaya diri Game15.00– 16.00 ISHOMA16.00- 17.30 Tauhid17.30– 19.30 ISHOMA19.30- 21.00 Shirah Nabawiyah21.00- 21.30 Paket21.30- 23.00 Seni Memimpin Diri Sendiri Game

Hari III04.00– 05.30 Sholat dan Tadarrus 05.30– 06.30 Keakraban06.30– 08.00 MCK08.00– 10.00 Visi dan Misi Hidup Penugasan10.00– 10.30 Rehat10.30 - 12.00 Sejarah Muhammadiyah12.00- 13.30 ISHOMA13.30- 15.00 Aserif Penugasan15.00- 15.30 ISHOL15.30- 17.00 Masalah Lima17.30– 19.30 ISHOMA19.30- 21.00 Sejarah IRM21.00- 21.30 REHAT21.30- 23.00 Manajemen Qolbu

Hari IV04.00– 05.30 Sholat dan Tadarrus 05.30– 06.30 Keakraban06.30– 08.00 MCK

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 21: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

08.00- 10.00 Organisasi IRM10.00- 10.30 Rehat10.30-12.00 Studi Tokoh12.00– 17.00 Bakti Lingkungan17.00- 19.30 ISHOMA19.30- 21.00 Presentasi21.00- 21.30 Paket21.30- 23.30 Olah Sukma23.30- 04.00 Istirahat

Hari V04.00– 05.30 Sholat dan Tadarrus 05.30– 06.30 Keakraban06.30– 08.00 MCK08.00-10.00 Refleksi, evaluasi, penutupan10.00– 12.00 Rapat Rencana Tindak Lanjut

PENDAMPINGAN DAN TINDAK LANJUT PELATIHAN

Proses terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut dan pendampingan. Oleh karena itu, pada Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati I diperlukan langkah-langkah pendampingan dan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Pengukuhan Tim PendampinganPimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah menetapkan surat keputusan bagi pendamping pasca pelatihan berdasarkan usulan dari warga belajar.

2. PendayagunaanPendamping pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan sebagai berikut:

a. Melakukan aktifitas pendampingan dengan berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung kepada warga belajar secara kontinyu berdasarkan tujuan dan target PKD TM I.

b. Mendorong wrga belajar membentuk jaringan informasi berdasarkan agenda yang telah disepakati (leaflet, buletin, jaringan) berkaitan dengan pengembangan wacana dan aktivitas warga belajar untuk mencapai target PKD TM I.

c. Memfasilitasi dan mendampingi proses kursus-kursus pasca pelatihan seprti, Kursus Al-Islam, Kursus Ke-IRM-an, Kursus Ke-Muhammadiyahan, dll., yang mendukung bagi pancapaian target PKD TM I.

3. Aktivitas PendampinganKegiatan pendampingan dapat dilakukan dengan cara:

a. Temu warga belajar untuk memberikan perkembangan informasi masing-masing sebagaimana dalam rencana follow up.

b. Kursus periodik dengan tema sebagaiman yang disepakati oleh kelompok warga belajar dalam rangka mengembangkan wacana dan menambah kemampuan sebagaimana tujuan dan target PKD TM I.

c. Bakti Lingkungan yaitu mengagendakan kerja bakti: Kerja Bakti, Studi Hadap Masalah, pendidikan populer, dll., kepada masyarakat sebagai wahana seruan dan kesadaran moral kader dasar.

EVALUASI PROSES

Keberhasilan suatu kegiatan pelatihan dapat dinilai dari proses, input dan out put. Untuk Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati I akan menggunakan evaluasi proses yaitu evaluasi pra pelatihan, pelatihan dan pasca pelatihan. Evaluasi pra pelatihan melalui need assessment dan sosialisasi, waktu pelatihan melalui evaluasi in put (sumatif) yaitu evaluasi yang mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan instrumen pre dan post kontrak belajar, dan pasca pelatihan melalui uji out put melalui follow up dan dilaporkan melalui yudisium. Adapun parameter keberhasilannya akan diukur melalui :

1. Evaluasi Pra PelatihanEvaluasi ini diberikan setelah dilakukannya need assessment dan sosialisasi. Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mendapatkan atau menilai kebutuhan materi dalam pelaksanaan pelatihan. Adapun evaluasi pra pelatihan antara lain meliputi:a. Menilai calon warga belajar bedasarkan analisis kebutuhan kader yang

disesuaikan dengan kapasitas kemampuan kader dalam meyerap materi dan kebutuhan calon warga belajar.

b. Uji rencana materi dan metodologi pelatihan melalui workshop fasilitator dengan Pimpinan setempat yang telah memiliki kualifikasi fasilitator.

2. Evaluasi Materi PelatihanKeberhasilan Materi Pelatihan akan diukur melalui aspek sbb:

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 22: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

a. Aspek Penilaian Aktifitas dan Pemahaman Waktu Pelatihan.Fasilitator akan menilai aspek ini , dari segi apakah warga belajar akan dapat memahami materi sesuai dengan kontrak belajar, lalu dapat mengimplementasikan dalam aktifitas-aktifitas selama pelatihan (baik dari segi penugasan,games,Bermain peran,sharing,dll). Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh ilustrasi (mengukur tingkat pengetahuan) sampai sejauhmana tujuan masing-masing materi pelatihan (modul) dapat tercapai. Bahan evaluasinya mencakup semua materi pelatihan yang diberikan.

b. Aspek Instrumentasi (alat bantu) evaluasi.Untuk dapat mengukur kesempurnaan penilaian maka, dibutuhkan instrumen sbb:

Pree Test (tes awal) & Post Test (tes akhir). Catatan Harian Peserta Lembar Evaluasi Materi Sosiogram

3. Evaluasi Pasca PelatihanKeberhasilan suatu pelatihan dalam definisi proses justru sangat ditentukan oleh pasca pelatihan itu sendiri. Evaluasi pasca pelatihan ini meliputi: konsistensi antara agenda follow up yang meliputi:

1) Tugas pribadi. 2) Tugas kelompok atau tugas warga belajar pasca pelatihan dengan

praktek mereka semua pasca pelatihan.a. Inovasi, yaitu seberapa jauh warga belajar mampu memberikan

pengembangan aktivitas yang mendukung target pelatihan di luar agenda follow up.

PENYELENGGARAAN PELATIHANSebelum penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan pastikan semuanya sudah siap mulai

dari peserta, pembicara/fasilitator, tempat, bahan-bahan dan sarana penunjang pelatihan seperti plano, spidol, alat peraga dll., sampai dengan konsumsi.

Pada saat pelatihan berlangsung, penyelenggara memantau jalannya pelatihan, menyiapkan daftar hadir dan menyiapkan konsumsi pada saat istirahat. Selama pelaksanaan pelatihan sebaiknya dibuat foto dokumentasi untuk kejadian-kejadian yang mempunyai nilai dokumentasi yang baik, misalnya pada saat simulasi, diskusi acara pembukaan dan penutupan pelatihan.

Untuk kelancaran proses pelatihan diharapkan penyelenggara bekerja sama dengan Majlis Dikdasmen Muhammadiyah setempat.

PELAPORAN

Panitia penyelenggara harus membuat laporan yang mencakup kegiatan-kegiatan persiapam, pelaksanaan/proses sampai dengan pelatihan itu selesai dilaksanakan, paling lambat 2 minggu setelah selesai pelatihan

Laporan teresebut disampaikan kepada Pinpinan IRM dan Muhammadiyah setingkat, kepada pemberi dana/sponsor dengan ditembuskan kepada Pimpinan di atasnya dan Dikdasmen.

KUMPULAN MODUL PELATIHANTerlampir.

PENUTUPBuku kedua yang berisi tentang Pelatihan Kader Madya Taruna Melati II yang dilengkapi

dengan modul ini merupakan pegangan bagi fasilitator dan pendamping tingklat II. Pada pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah tersebut berdasarkan analisis kebutuhan kader setempat.

Buku kedua ini wajib digunakan melalui metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu harus digunakan secara disiplin dan konsisten. Sifatnya yang lentur menuntut masing-masing level pimpinan dan fasilitator kreatif mengelola pelatihan dengan tetap berpegang pada target dan tujuan masing-masing level pelatihan kader.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 23: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Modul IB-------------------------------------------

Sesi Ice Breaking dan Perkenalan-------------------------------------------Tujuan :

1. Menumbuhkan suasana yang kondusif selama pelatihan, saling percaya, kooperatif, nyaman dan aman secara fisik dan psikologis

2. Memetakan tujuan dan harapan peserta terhadap sesi pelatihanMaterial :

Puzzle sahabatWaktu :

60 MENITProsedur :

1. Perkenalan trainer2. Trainer membagikan potongan puzzle3. Setiap peserta kemudian diminta untuk menyusun puzzle tersebut sesuai dengan

potongan yang benar sehingga tersusun nama-nama sahabat.4. Trainer menggali pengalaman pertama saat mengikuti permainan5. Trainer menarik garis merah dari pengalaman peserta

Modul PD---------------------------

Sesi Pengenalan Diri

---------------------------Tujuan :

Peserta mampu mengenali dirinya sebagai bahan untuk membangun konsep diri pribadiMaterial :

1. Worksheet ‘pengenalan diri’2. pidol/pensil warna/crayon3. Kartu ‘Diri saya’

Waktu : 140 menitProsedur :1. Trainer meminta peserta untuk mengisi worksheet ‘Saya adalah….’ (10’)2. Setelah selesai, trainer menanyakan pengalaman peserta dalam mengisi worksheet

apakah sangat mudah, mudah, sulit atau sangat sulit.(5’)3. Trainer memproses pengalaman tadi hingga tercapai kesimpulan perlunya pengenalan

diri (10’)

4. Cerkat pengenalan diri(20’)5. Trainer membagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil (8-10 orang) untuk praktek

pengenalan diri dengan cara pengungkapan diri dan menerima umpan balik (45’)6. Berdasarkan pengalaman dan masukan dari praktek pengenalan diri, trainer meminta

peserta untuk menyusun ulang tentang dirinya dan menuliskan pada kartu yang sudah disediakan (5’)

7. Trainer menutup sesi dengan penguatan tentang pentingnya pengenalan diri (5’)

---Modul SMDS

-------------------------------------------

Sesi Seni Memimpin Diri Sendiri

-------------------------------------------Tujuan :

1. Peserta mengetahui urgensi dan cara memimpin diri sendiri2. Peserta membuat agenda pengembangan pribadi

Material :1. Puzzle hadits2. Lego

Waktu : 80 menit

Prosedur :1. Peserta dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok kecil2. Setiap kelompok diminta untuk memilih salah seorang anggota kelompok yang akan

bertugas sebagai pembangun menara lego. Sedangkan anggota kelompok yang lain bertugas sebagai penggoda dan motivator. (5’)

3. Waktu permainan 15 menit untuk membangun menara setinggi dan sekokoh mungkin

4. Trainer menggali pengalaman peserta terutama yang bertugas membangun menara. Apa yang dirasakan? Kenapa berhasil/gagal? Dst! (titik tekan penggalian pada upaya pribadi untuk menjadi pemenang permainan) (20’)

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 24: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

5. Trainer mengajak peserta untuk sejenak melihat pada visi misi hidupnya Trainer menekankan bahwa tujuan tidak akan berarti apa-apa bila tidak dilaksanakan. Terlaksana atau tidaknya sebuah tujuan sangat tergantung bagaimana seorang individu mengelola dirinya untuk melaksanakan tujuan tsb. (5’)

6. Trainer mengajak peserta untuk menarik benang merah dengan pengalaman dalam bermain (10’)

7. Cerkat tentang menjadi pemimpin untuk diri sendiri (20’)8. Peserta dalam setiap kelompok diminta untuk menyusun puzzle berupa penggalan

hadits ‘setiap orang adalah pemimpin untuk drinya sendiri sebagai sebuah peneguhan (5’)

--Modul VMH

--------------------------

Sesi Visi Misi Hidup

--------------------------Tujuan :

1. Peserta mengetahui Visi Misinya hidup di dunia2. Peserta mampu memegangnya sebagai salah satu panduan untuk menentukan

langkahnyaMaterial :

Lembar refleksi diriWaktu : 60 menitProsedur :

1. Pada Peserta dibagikan lembaran refleksi diri dan meminta untuk diisi2. Beberapa peserta diminta untuk membacakan pekerjaannya3. Trainer menerangkan pentingnya visi dan misi dalam kehidupan

seseorang4. Peserta diminta untuk memperbaiki visi dan misinya5. Peserta diminta mengisi proklamasi diri

-Modul AS

Sesi Asertif

--------------Tujuan :Peserta mengetahui pentingnya bersikap asertif

1. Peserta mampu mengaplikasikan sikap asertif2. Peserta membuat agenda pengembangan pribadi

Material :Waktu :

menitProsedur :

1. Ceramah tentang asertivitas2. Role play sebuah kasus3. Diskusi hasil

Modul KD

----------------------

Sesi Konsep Diri

----------------------Tujuan :

1. Peserta mengetahui konsep diri2. Peserta mampu membangun konsep diri yang positif

Material :Waktu :Prosedur :

1. Peserta diminta untuk menuliskan diri idealnya2. Peserta diminta menuliskan diri nyatanya3. Peserta diajak untuk melihat hasil pekerjaannya, apakah senjang atau sudah sesuai

atau ada kesenjangan sedikit4. Ceramah tentang konsep diri dan bagaimana membangunnya

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 25: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

JOB TRAINING ADMINISTRASIPengertian

Job Training Administrasi adalah rangkaian kegiatan yang terpadu untuk memberi bekal bagi para pimpinan dalam mengelola administrasi Ikatan Remaja Muhammadiyah.

Tujuan

Memberi pengetahuan dan ketrampilan praktis tentang keadministrasian bagi para pimpinan khususnya yang berkecimpung dalam bidang management organisasi sehingga mampu mengelola administrasi IRM dengan baik dan teratur.

Sasaran Peserta

Peserta Job Training Administrasi adalah anggota adan atau Pimpinan IRM, lebih khusus laaagi di peruntukkan bagi pimpinan IRM tingkat ranting yang baru.

MateriA. Pengantar AdministrasiB. Mekanisme kerja pimpinan IRMC. Tehnik pembuatan proposal kegiatanD. Tehnik pembuatan laporan pertanggungjawabanE. Administrasi KesekretariatanF. Administrasi keuanganG. Atribut IRMH. Etika protokoler

Waktu penyelenggaraan

Job Training Administrasi dilaksanakan selama tiga hari dalam satu kesatuan waktu atau terpisah.( disesuaikan dengan time sekolah /IRM Ranting sekolah ).

Pengorganisasian

a. Penanggung jawab adalah Pimpinan Rantingb. Pengelola adalah Tim dari pimpinan ranting yang telah mengikuti JTA sebelumnya.c. Penceramah dan Nara sumber yang diambil dari Pimpinan Cabang dan Daerah IRM

atau fihak lain yang memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi.d. Panitia Pelaksana adalah Pimpinan Ranting Sekolah

Kurikulum JTA1. Pengantar Administrasi

a. Pengertianb. Tujuan dan pentingnya administrasic. Unsur-unsur administrasi

d. Fungsi administrasie. Sistem administrasi IRM

2. Mekanisme kerja pimpinan IRMa. Pengertian dan pembagian tugas pimpinan IRMb. Jenjang keputusan Organisasi IRMc. Laaporan organisasi

3. Tehnik Pembuatan Proposala. Pengertian dan fungsib. Unsur-unsur dalam pembuatan proposalc. Sistematika susunan proposal

4. Tehnik pembuatan laoran pertanggungjawaban ( LPJ )a. Pengertianb. Mekanisme/sistematika LPJc. Tehnik penyajian LPJ

5. Administrasi Kesekretariatana. Pengertian dan tujuan administrasi b. Persuratan IRMc. Instrumen administrasi kesekretariatan IRM

6. Administrasi Kesekretariatana. Fungsi dan peran bendaharab. Rancangan anggaran pendapatan dan belanja ikatanc. Pembukuan dan pencatatan keuangand. Penyusunan laporan keuangan IRM

7. Atribut IRMa. Pengertian dan macam-macam atribut IRMb. Penjelasan tentang macam-macam atribut IRM

8. Etika Protokolera. Pengertianb. Tata cara pelaksanaan musyawarah dan tata cara pelantikan anggota dan

pimpinanc. Tehnik persidangan dalam IRM

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 26: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

MAPETA ( Masa Pembekalan Anggota )

Pengertian

Masa pembekalan anggota adalah suatu rangkaian kegiatan yang terprogram secara sistematis dan terpadu untuk merangsang, menumbuhkan dan membina bakat dan minat serta kesungguhan pelajar muslim dalam beragama dan berprestasi.

Tujuan Umum

Terciptanya pelajar muslim yang memiliki minat dan kemauan untuk mengkaji aGama dan ilmu pengetahuan dan menjalankan agama islam secara kaffah.

Tujuan Khusus

a. Terciptanya pelajar muslim yang memiliki minat dan kemauan untuk menjalankan syaria’at islam dengan baik dan benar.

b. Terciptanya pelajar muslim yang memiliki minat dan kemauan tinggi dalam mengkaji dan mempelajiri ilmu pengetahuan.

c. Terciptanya pelajar muslim yang mengenal Muhammadiyah beserta ortomnya dengan baik dan benar.

d. Terciptanya pelajar muslim yang mengerti alternatif pilihan yang akan dihadapinya dalam merintis masa depan.

e. Terbentuknya hasrat untuk mendirikan kelompok pengkajian ilmu agama dan ilmu pengetahuan di lingkungan masing-masing.

Penyelenggaraan

Penyenggaraan masa pembekalan anggota untuk tingkat SLTP minimal 34 SKS X 45 MenitPenyelenggaraan masa pembekalan anggota untuk tingkat SLTA minimal 36 SKS X 45 Menit.Adapun waktu pelaksanaan dapat dilakukan bersifat fleksibel dan sesuai dengan target sasaran yaitu siswa kelas III awal.

Pengorganisasian

Penanggung jawab adalah Pimpinan Ranting IRM bekerja sama dengan pihak sekolah dan dapat di pertanggungjawabkan pada Pimpinan Sekolah.Pengelola adalah Tim yang ditetapkan oleh Pimpinan Ranting serta telah mendapat diklat pengelolaan masa pembekalan anggota.

MATERI MAPETA SLTP

Materi Utama

1. Dinul Islam 2 sksa. Pentingnya agama bagi manusiab. Pengertian dinul Isalamc. Islam dan agama-agama laind. Bukti kebenaran Islam berdasar naqli dan aqlie. Pokok-pokok ajaran Isalam

2. Aqidah Islam 2 sksa. Pengertian aqidah Isalamb. Bukti adanya Tuhanc. Kensekwensi dari Syahadataaind. Cara menumbuhkan dan memelihara Iman dan Tauhide. Allah sebagai satu-satunya Tuhan

3. Ibadah dalam Islam 2 sksa. Pengertian Ibadahb. Macam-macam Ibadahc. Sholat sebagai penegak Islamd. Kriteria Ibadah yang benar

a. Kilas balik sejarah perjuangan Rosulullah 2 sksa. Nabi Muhammad sebagai penutup Nabi dan Rosulb. Nabi Muhammad sebagai Rohmatan lil Alaminc. Sebab keberhasilan Dakwah Rosuld. Perikehidupan Rosul

b. Kemuhammadiyahan 2 sksa. Maksud dan tujuan,kepribadian Muhammadiyahb. Khittoh perjuangan Muhammadiyahc. Amal usaha Muhammadiyahd. Tanggung jawab alumni sekolah Muhammadiyah

c. Ke-IRM-an 2 sksa. Maksud, tujuan, khittoh, kepribadian IRMb. Atribut, usaha IRMc. Tanggung jawab alumni sebagai kader persyarikatan

d. Kepemimpinan 2 sksa. Pengertian pemimpin dan kepemimpinanb. Setiap individu adalah pemimpinc. Umat Islam harus menjadi pemimpin masyarakat

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 27: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

d. Jenis kepemimpinane. Kepemimpinan yang baik

e. Profil Remaja Islamia. Wajib belajar dalam Islamb. Masyarakat Isalam adalah beriman, berilmu dan beramal.c. Cara menjadi pelajar muslimd. Sikap pelajar Islam yang baik

f. Informasi Pasca SLTP 2 sksa. Informasi Pendidikan Muhammadiayahb. Macam-macam SLTAc. Remaja Muahammadiyah Pasca SLTP dan sikap yang seharusnya diperbuat

untuk memilih SLTAd. Tanggung jawab terhadap almamater dan pesan/amanah almamater.

g. Orientasi 1 sksa. Penjelasan arah dan tujuan pembekalan b. Penjelasan target masa pembekalanc. Tata tertib dan penjelasan jalannya pembekalan

h. Refleksi 1 sksa. Evaluasib. Pesan dan kesan serta tugas peserta

MATERI PENDUKUNG1. Lagu-lagu 2 sks

a. Cara-cara menyenyikan lagu-lagub. Lagu-lagu Muhammadiyah

2. Bakti Remaja/Pelajar 3 sks3. Bimbingan karir

a. Pemahaman bakat dan potensi diri dan peluangnyab. Manusia, hambatan dan cara mengatasinyac. Pemanfaatan peluang bagi pengembangan dirid. Perencanaan masa depan

4. Kewiraswastaan 2 sks a. Pengertian kewiraswastaanb. Sikap mental seorang wiraswastac. Cara pembentukan sikap wiraswastad. Wiraswasta dalam Islam

KURIKULUM MAPETA SLTA

1. Dinul Islam

a. Pentingnya agama bagi manusiab. Pengertian Dinul Isalamc. Islam dan agama –agama laind. Bukti kebenaran Islam berdasar naqli dan aqlie. Kedudukan Al qur’an dan Hadits dalam Isalamf. Pokok-pokok Ajaran Islam

2. Aqidah Islam 2 sksa. Pengertian aqidah Isalamb. Aqidah Islam diantara aqidah yang lain c. Islam sebagai aqidah hidup dan upaya memeganginya.d. Tauhid sebagai aqidah Isalam dan semangat hidupe. Konsekwensi persaksian kalimah Tauhid

3. Ibadah dalam Islam 2 sksa. Pengertian Ibadahb. Macam-macam Ibadahc. Sholat sebagai penegak Islamd. Jihad dan Dakwah dalam Isalam

4. Kilas balik Sejarah Perjuangan Rasulullaha. Nabi Muhammad sebagai penutup Nabi dan Rosulb. Nabi Muhammad sebagai Rahmatan lil Aalaminc. Sebab-sebab keberhasilan dakwah Rosuld. Perikehidupan Rosulullah

12. Islam dan Tantangannya 2 sksa. Perkembangan isme-isme dewasa inib. Ideologi/faham yang dominasi dewasa inic. Sikap remaja dan mahasiswa Islamd. Media sebagai media idiologie. Sikap Islam terhadap isme lain

13. Muhammadiyah dan tantangan masa depan 2 sksa. Muhammadiyah sebagai gerakan Isalamb. Muhammadiyah dalam berbagai dimensic. Muhammadiyah hambatan dan tantangane. Muhammadiyah di masa depanf. Tanggung jawab alumni SLTA Muhammadiyah

14. Keorganisasian 2 sksa. Manfaat berorganisasib. Kewajiban berorganisasi bagi remaja dalam rangka dakwahc. Pengenalan ortom Muhammadiyah dan gerakannya sebagai wadah alternatif alumni

SLTA Muhammadiyah.8. Kepemimpinan 2 sks

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 28: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

a. Setiap muslin adalalah pemimpinb. Kondisi umat Islam dewasa inic. Kewajiban muslim sebagai pemimpine. Sikap dan perilaku Pemimpinf. Problematika dan mengetasi dalam kepemimpinan.

9. Bimbingan Karier 3 sksa. Pemahaman bakat dan potensi diri dan peluangyab. Manusia, hambatan dan cara mengatasinyac. Pemanfaatan peluang bagi pengembangan dirid. Perencanaan masa depan.

10. Kewiraswastaan 2 sksa. Pengertian dan sikap serta mental wiraswastab. Cara pembentukan sikap wiraswasta c. Wiraswasta dalam Islam

11. Sekilas Perguruan tinggi di Indonesia 2 sksa. Gambaran tentang PTb. Belajar di PTc. Prospek masa depan dan PT Muhammadiyahd. Sikap mental bagi calon Mahasiswa

12. Strategi memasuki Perguruan Tinggi 2 sksa. Cara melihat kemampuan diri(kecenderungan spesialisasi )b. Strategi memilih fakultas dan jurusanc. Kemampuan melihat peluang yang mungkin di raihd. Cara mengerjakan soal test/seleksi.

13. Pengembangan kreatifitas 3 sks14. Orientasi 1 sks

a. Penjelasan arah dan tujuan masa pembekalanb. Penjelasan target dan penyampaian tata tertibc. Penjelasan jalannya masa pembekalan secara menyeluruh

15. Refleksi 1 sksa. Evaluasai(renungan/muhasabah )b. Pesan dan tugas peserta.

16. MATERI PENDUKUNGa. Bakti Remaja 3 sksb. Paket 3 sks

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 29: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

DASAR-DASAR GERAKAN IRM

Muqoddimah

Ikatan Remaja Muhammadiyah merupakan pengganti nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang kelahirannya dilatar belakangi untuk memperkuat basis gerakan Islam (Muhammadiyah) dalam menghadapi pengaruh kuat Partai Komunis Indonesia. Disamping itu sudah merupakan keharusan bagi Muhammadiyah untuk menanamkan nilai-nilai ideologi perjuangan Muhammadiyah kepada kader-kader yang kebetulan saat itu Muhammadiyah telah memiliki lembaga-lembaga pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelahiran IPM memiliki dua nilai strategis, pertama : IPM sebagi aksetuantor gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar Muhammadiyah di kalangan pelajar (bermuara pada membangun kekuatan pelajar menghadapai tantangan eksternal). Kedua : IPM sebagi lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa yang akan datang.

Upaya dan keinginan untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah (IPM) telah dirintis sejak tahun 1919. Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan didalam Konperensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961 dan secara nasional melalui Forum tersebut IPM dideklarasikan. Dan ditetapkan tanggal 5 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Pada tahun 1992 Ikatan Pelajar Muhammadiyah menghadapi tantangan eksternal yakni pihak pemerintah yang cukup “menekan “ . Kebijaksanaan pemerintah yang hanya mengijinkan OSIS sebagai organisasi kepelajaran ditingkat nasional membuat IPM yang notabene adalah organisasi pelajar berusaha keras untuk mempertahankan eksistensinya. Maka diadakanlah Tim Eksistensi IPM untuk melakukan kajian mendalam mengenai permasalahan tersebut. Tim Eksistensi melihat persoalan ini dari dua segi. Pertama, masalah itu adalah tekanan luar biasa dari pemerintah untuk mengganti kata “Pelajar” sehingga hal ini menyangkut hidup dan matinya IPM. Kedua, dikaitkan dengan perkembangan IPM baik secara vertikal maupun horisontal, adalah realitas empirik yang mendorong untuk memperluas objek garapan dakwah IPM . Akhirnya diputuskanlah perubahan nama IPM manjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah .

Keputusan nama oleh PP Ikatan Remaja Muhammadiyah ini tertuang dalam SK PP IPM Nomor VI/PP.IPM/1992 yang selanjutnya perubahan tersebut disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 22 Jumadil Awal 1413 H/18 November 1992 M.melalui SK No.53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah sejak tanggal 22 Jumadil Awwal 1423 / 18 November 1992.

Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah nama baru Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang memiliki filosofi gerakan yang berbeda dengan IPM . Hanya saja IRM memiliki jangkauan garapan yang lebih luas yakni remaja ( tidak sebatas pelajar dilingkungan Muhammadiyah). IRM dengan garapan yang luas tersebut memiliki tantangan yang berat karena tanggung jawab moral dan sosialnya semakin besar.Gerakan IRM senantiasa dituntut untuk dapat menjawab pesoalan-

persoalan keremajaan yang semakin kompleks ditengah dinamika masyarakat yang selalu mengalami perubahan.

Visi Dan Misi

Setelah melihat latar belakang dan sejarah perjuangan IRM sebagaimana tergambar dalam muqadimah, maka visi yang harus terbangun untuk menatap perjuangan IRM kedepan adalah:

Visi keIslaman .

Visi keislaman tersebut dimaknai sebagai pengakuan IRM bahwa Islam adalah agama yang membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan ketentraman bagi seluruh umat manusia. Islam tersebut secara normatif mengandung nilai-nilai perubahan yang konstruktif disetiap tempat dan masa. Dan visi KeIslaman IRM dipakai untuk mengkonstruksi masa depan perjuangan IRM ,sehingga benar-benar diwarnai oleh nilai-nilai hakiki ajaran Islam sebagai ajaran Wahyu yang selalu cenderung kepada kebenaran dan membawa keselamatan.

Visi keilmuan.

Visi keilmuan Ikatan Remaja Muhammadiyah didasari pada pandangan mendasar Ikatan Remaja Muhammadiyah terhadap ilmu pengetahuan. Pandangan tersebut berakar pada dari keyakinan bahwa pada hakekatnya sumber ilmu didunia ini adalah Allah SWT. Konsekwensinya adalah perkembangan ilmu pengetahuan harus berawal dan mendapat kontrol dari sikap pasrah dan tunduk pada Allah SWT.

Visi kemasyarakatan.

Visi kemasyarakatan dalam gerakan Ikatan Remaja Muhammadiyah berangkat dari kesadaran IRM untuk selalu berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakatan sipil. Karena dengan masyarakat madani dapat dibangun konstruksi negara rasional yang menjunjung tinggi demokrasi dan keadilan serta mengupayakan partisipasi penuh segenap elemen bangsa dengan kemajemukan dan keanekaragaman potensi.

Visi kekaderan.

Visi kekadaran Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah mewujukan kader IRM sebagai kader ikatan, kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa sebagai pengejawantahan dari tujuan IRM.

Setelah terbangun visi pergerakan sebagaimana tersebut diatas, gerakan IRM memiliki misi sebagai berikut :

Memperjuangkan nilai-nilai keislaman.

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 30: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Implementasi ajaran islam dalam misi gerakan IRM tercemin dari keperpihakan IRM kepada kebenaran dan pembaharuan dengan menitikberatkan pada penyantunan remaja dan pelajar, kontribusi dalam transformasi masyarakat, dan penyadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga kerangka dasar IRM terdiri dari; Pertama , ajaran islam sebagai sumber nilai, inspirasi dan motifasi dalam menentukan misi gerakan IRM. Kedua, dalam misi gerakan IRM terdapat nilai dasar yang dipakai sebagai substansi dari misi tersebut yaitu kebenaran dan pembaharuan. Kebenaran mengandung semangat moral dan ilmiah sedangkan pembaharuan mengandung semangat jihad, ijtihad dan mujahadah.

Membangun tradisi keilmuan

Ikatan Remaja Muhammadiyah membawa misi keilmuannya kepada tatanan kehidupan yang manusiawi dan beradap serta jauh dari tatanan kehidupan yang sekularistik, hedonistik, dan mekanistik (merupakan implikasi serius dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini). Remaja muslim sebagai obyek dan subyek dalam gerakan Ikatan Remaja Muhammadiyah dalam mengembangkan potensi keilmuannya harus selalu berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara. Dan potensi keilmuan remaja dapat dikembangkan dalam komunitas yang memiliki tradisi keilmuan. Dalam membangun tradisi keilmuan didasarkan pada asumsi dan prinsip antara lain:

Ilmu pengetahuan harus dikuasai untuk mendapatkan kedudukan sebagai manusia terhormat dan berkualitas di hadapan Alloh SWT.

Semangat menggali khasanah keilmuan harus dibarengi dengan eksplorasi spiritualitas sehingga tidak melahirkan karakter orang berilmu yang sekuler.

Dengan ilmu pengetahuan perspektif remaja tentang realitas sosial menyatu dengan perspektifnya tentang Tuhan / agama.

Membentuk Masyarakat beradab

Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang menjunjung nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Sesungguhnya masyarakat beradab secara sosial - politik juga dikatakan sebagai masyarakat yang mandiri dan terberdaya. Kondisi masyarakat yang demikian itulah yang diperjuangkan oleh IRM dengan potensi kader-kadernya. Keberpihakan masyarakat beradap dapat digambarkan; Pertama, IRM melakukan penguatan masyarakat remaja dengan membangun potensi ideologis, intelektualitas dan politik untuk membawa remaja sebagai pembaharu dalam struktur masyarakat dan kekuatan kritik terhadap kekuasaan. Kedua IRM menyadari akan sangat strategis dan pentingnya melakukan penyadaran sosial politik (kemasyarakatan) sejak dini kepada salah satu elemen masyarakat yang bernama remaja karena mengingat kondisi mereka yang masih kosong dari

kepentingan-kepentingan, sehingga sangat efektif untuk dapat menggerakkan dan meyerukan kepentingan moral. Ketiga, sehingga dapat disebutkan adanya dua kepentingan ketika IRM melakukan aktifitas-aktifitas yang bersifat kemasyarakatan. Yang Pertama, IRM berkepentingan untuk melakukan penyadaran hidup bermasyarakat dalam diri remaja dalam rangka penguatan kesadaran bermasyarakat sipil dan kedua , IRM berkepentingan untuk terlibat dalam transformasi masyarakat secara aktif dan dinamis.

Menciptakan kader tangguh

Kader tangguh yang dimaksud adalah kader yang mampu menghadapi berbagai tantangan kedapan terhadap berbagai dinamika kehidupan sehingga IRM tetap eksis sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Tujuan IRM

Dengan visi dan misi yang sudah dijelaskan diatas, maka Ikatan Remaja Muhammadiyah dengan pertimbangan filosofis-strategis menetapkan tujuan gerakannya adalah:

“Terbentuknya remaja muslim yang berakhlak mulia dan berilmu dalam rangka menegekkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat yang utama adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT”.

Corak dan Gerakan IRM

Dilihat dari visi, misi dan tujuan IRM tersebut diatas, maka corak gerakan yang harus ditampilkan IRM adalah:

Sebagai gerakan dakwah Islamiyah dikalangan remaja, IRM senantiasa memperjuangkan nilai-nilai kebenaran Islam dengan kepeloporannya dalam akhlak karimah dan uswatun hasanah.

Sebagai organisasi keilmuan, gerakan IRM bercorak intelektualisme dan aktifisme yang dijalankan dengan seimbang. Corak tersebut terimplementasi dalam sikap ilmiah, kritis dan kreatif dan inofatif.

Sebagai organisasi yang otonom, IRM menegaskan kemandiriannya yang bebas dari pengaruh dan intervensi dari kelompok manapun.

Sebagai organisasi remaja modern, IRM selalu melakukan pembaharuan dan peka terhadap gerak dinamika masyarakat.

Obyek Garapan

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah

Page 31: Buku Pedoman Pengelolaan Ranting Ipm

Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah organisasi yang pada awal berdirinya menggarap pelajar Muhammadiyah. Dan segmen tersebut akan terus dipertahankan sebagai obyek garapan yang mendapat prioritas pertama. Disamping itu IRM juga menggarap pelajar diluar sekolah Muhammadiyah dan remaja yang tidak masuk dalam kategori pelajar.

LAMBANG IKATAN REMAJA MUHAMMADIYAH

Bentuk : Segi lima berisi runcing di bawah, merupakan deformasi bentuk pena.

Ukuran : Satu berbanding dua (1 : 2)

Warna : Kuning : keagungan Putih : Suci Merah : keberanian Hijau : kesuburan atau harapan Hitam : keabadian atau keTuhanan

Jalur besar tengah, runcing di bawah berwarna kuning dengan lebar 1/4 lebar perisai lambang. Diapait oleh dua jalur berwarna merah yang lebarnya 1/20 lebar perisai dan dua jalur besar berwarna hijau yang lebarnya 1/4 lebar perisai.

Gambar Matahari : bersinar 12 merupakan lambang Muhammadiyah, berarti IRM adalah keluarga Muhammadiyah.

Gambar buku di tengah matahari : berati pengetahuan atau Al Quran yang suci. Warna hijau menunjukkan agar ilmu yang didapat diharapkan dapat mempertebal keimanan

Pada bulatan matahari bagian bawah terdapat tulisan ayat Al Quran surat Al Qalam ayat 1 berbunyi Nuun wal qalami wamaa yasthuruun artinya Demi pena dan apa yang dituliskanNya. Berwarna hitam merupakan semboyan IRM

Huruf I, R, M berwarna merah dengan kontur hitam. Merah berarti IRM berani secara aktif menyampaikan dakwah Islam. Karena IRM adalah pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.

ANGGOTA IRM :

Seluruh pelajar sekolah menengah Muhammadiyah

Remaja usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun

Mereka yang berusia maksimal 24 tahun ketika masih dibutuhkan oleh Ikatan

JENJANG KEPEMIMPINAN IRM DAN PERMUSYAWARATAN secara vertikal

Tingkat Jenjang Pimpinan

Permusyawaratan Periode

Nasional Pimpinan Pusat MuktamarKonferensi Pimpinan Wilayah

2 tahun

Propinsi Pimpinan Wilayah

Musyawarah WilayahKonferensi Pimpinan Daerah

2 tahun

Kabupaten Pimpinan Daerah

Musyawarah DaerahKonferensi Pimpinan Cabang

2 tahun

Kecamatan Pimpinan Cabang

Musyawarah CabangKonferensi Pimpinan Ranting

2 tahun

Desa / Sekolah /

Masjid

Pimpinan Ranting

Musyawarah Ranting 1 tahun

Keterangan : Musyawarah diadakan sekali dalam satu periode Konferensi diadakan sekali dalam setengah periode (keterangan lebih jelas terdapat dalam AD

dan ART IRM)

Pedoman Pengeloaan IRM ranting di Sekolah Muhammadiyah