Analisis Komponen IPM Waropen 2009

49
  Analisis Deskriptif Komponen IPM Kabupaten Waropen Tahun 2009 by Muhammad Fajar (Peltu Kasie Stat.Sosial BPS Waropen Alumnus STIS Angkatan 46 [email protected]

description

Analsis Komponen IPM Waropen tahun 2009

Transcript of Analisis Komponen IPM Waropen 2009

Page 1: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 1/49

 Analisis Deskriptif Komponen

IPM Kabupaten Waropen

Tahun 2009 

byMuhammad Fajar (Peltu Kasie Stat.Sosial BPS Waropen

Alumnus STIS Angkatan 46

[email protected]

Page 2: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 2/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 2

 BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1. LATAR BELAKANG

ikotomi orientasi pembangunan antara

pertumbuhan dan pemerataan, sebagaimana

diketahui, sudah berlangsung sejak lama.

Akan tetapi berbagai kajian ilmiah membuktikan bahwa

pembangunan yang menekankan pada pemerataan lebih

berdampak positif. Nilai positif ini setidaknya dapat dilihat dari dua aspek yaitu: Pertama, bahwa orientasi

pembangunan yang menekankan pada pemerataan akan

mengangkat kesejahteraan penduduk secara lebih luas.

Dengan begitu, lebih banyak penduduk yang dapat 

menikmati hasil pembangunan. Kedua, secara timbal balik,

karena semakin banyaknya penduduk yang

kesejahteraannya meningkat, pada gilirannya akan lebih

banyak lagi sumberdaya manusia yang dapat berpartisipasi

D

Page 3: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 3/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 3

dalam pembangunan. Dengan demikian keberlanjutan

pembangunan menjadi lebih pasti. Sebaliknya orientasi

pembangunan yang menekankan pada pertumbuhan akan

lebih menghasilkan kesenjangan dalam masyarakat. 

Desain pembangunan manusia (human

development) yang sesungguhnya adalah menempatkan

manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan

sebagai alat bagi pembangunan, melainkan sebagai titik 

sentral pembangunan. Hal ini berbeda dengan konsep

pembangunan yang memberikan perhatian utama pada

pertumbuhan ekonomi (growth economics), pembangunan

manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih

komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimilikioleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua

tahapan pembangunan. Pembangunan manusia juga

merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu

masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling

manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan.

Manusia adalah modal kekayaan bangsa yang

sesungguhnya dan tujuan utama dari pembangunan adalah

menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat 

Page 4: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 4/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 4

untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan

kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan

suatu realitas yang sederhana, namun seringkali terlupakan

oleh kesibukan jangka pendek yang berorientasi pada hal-

hal yang bersifat materi.

Paradigma pembangunan manusia mengandung 4

(empat) komponen utama :

a.  Produktivitas. Manusia harus berkemampuan

untuk meningkatkan produktivitasnya dan

berpartisipasi penuh dalam mencari penghasilan

dan lapangan kerja. Oleh karena itu, pembangunan

ekonomi merupakan bagian dari pembangunan

manusia.b.  Pemerataan. Setiap orang harus memiliki

kesempatan yang sama. Semua hambatan terhadap

peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan.

Sehingga semua orang dapat berpartisipasi dan

mendapat keuntungan dari peluang yang sama.

c.  Keberlanjutan. Akses terhadap

peluang/kesempatan harus tersedia bukan hanya

untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi

Page 5: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 5/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 5

yang akan datang. Semua sumber daya harus dapat 

diperbaharui.

d.  Pemberdayaan. Semua orang diharapkan

berpartisipasi penuh dalam pengambilan

keputusan dalam proses aktifitasnya.

Penyertaan konsep pembangunan manusia dalam

kebijakan-kebijakan pembangunan sama sekali tidak berarti

meninggalkan berbagai strategi pembangunan terdahulu,

antara lain mempercepat pertumbuhan ekonomi,

mengurangi kemiskinan dan mencegah perusakan

lingkungan. Namun, perbedaannya adalah bahwa dari sudut 

pandang pembangunan manusia, semua tujuan tersebut diatas diletakan dalam kerangka untuk memperluas pilihan-

pilihan bagi manusia.

Agar konsep pembangunan manusia dapat 

diterjemahkan ke dalam perumusan kebijakan,

pembangunan manusia harus dapat diukur dan dipantau

dengan mudah. Human Development Report  (HDR) global

telah mengembangkan dan menyempurnakan pengukuran

statistik dari pembangunan manusia yaitu berupa Indeks

Page 6: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 6/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 6

Pembangunan Manusia (IPM). Sebagai tolak ukur sumber

daya manusia, secara konseptual IPM adalah perhitungan

dalam formula tertentu yang memadukan tiga komponen

utama, yaitu:

1.  Standar hidup yang diwakili oleh indikator konsumsi

riil per kapita adjusted.

2.  Kondisi kesehatan penduduk yang diwakili oleh

indikator usia harapan hidup (life expectancy).

3.  Kondisi pendidikan. Indikator wakilnya pada awalnya

hanya tingkat melek huruf, namun kemudian ke

sejumlah indikator lainnya.

Oleh karena itu, untuk memperoleh deskripsitentang pembangunan manusia di Kabupaten Waropen,

maka disusunlah publikasi “Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Kabupaten Waropen tahun 2009/2010”,

yang diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam

penentuan kebijakan pembangunan di Kabupaten Waropen.

Page 7: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 7/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 7

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

ujuan dari penulisan publikasi ini adalah

menyajikan data dan informasi tentang

kondisi penduduk dan permasalahannya,

sebagai dampak dari pembangunan yang telah dilaksanakan

di Kabupaten Waropen. Selanjutnya diharapkan dapat 

menjadi masukan dalam perencanaan dan pengambilan

kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan

sumberdaya manusia di Kabupaten Waropen, termasuk 

penentuan sektor-sektor prioritas dalam pembangunan

manusia.

Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan inimeliputi :

a.  Teridentifikasinya kondisi beberapa variabel

sektoral dalam pembangunan manusia, meliputi

sektor-sektor: kesehatan, pendidikan dan ekonomi

di Kabupaten Waropen.

b.  Memberikan gambaran permasalahan yang ada di

bidang pembangunan manusia di Kabupaten

Waropen.

T

Page 8: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 8/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 8

c.  Diperolehnya gambaran tentang perkembangan

ukuran pembangunan manusia (IPM) dan

indikator-indikator sosial lainnya di Kabupaten

Waropen.

d.  Terumuskannya implikasi masalah dan kebijakan

untuk menangani berbagai masalah yang

merupakan bagian dari perencanaan dan

penanganan pembangunan manusia.

1.3. RUANG LINGKUP

1.3.1.  Lingkup Materi

Ruang lingkup materi penulisan ini meliputi :

 Identifikasi kondisi variabel kunci dalampengukuran besaran IPM yang meliputi ;

lamanya hidup (longevity ), pengetahuan

(knowledge) dan standar hidup (decent living).

  Identifikasi permasalahan mendasar pada

sektor-sektor kunci yang terkait dengan IPM,

meliputi indikator kesehatan, pendidikan dan

ekonomi.

Page 9: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 9/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 9

  Pengukuran besaran angka IPM Kabupaten

Waropen.

  Analisis Situasi Pembangunan Manusia di

Kabupaten Waropen.

  Rumusan kebijakan dalam rangka

pembangunan manusia berdasarkan besaran

angka IPM yang diperoleh dan hasil analisis

situasi pembangunan manusia di Kabupaten

Waropen.

1.3.2.  Lingkup Wilayah

Lokasi penelitian mencakup wilayah di Kabupaten

Waropen.

1.4. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN

(TERMINOLOGI)

  Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indeks komposit 

yang disusun dari tiga indikator: lama hidup,

pendidikan dan standar hidup.

Page 10: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 10/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 10

  Indeks Harapan Hidup, salah satu dari komponen IPM.

Nilai ini berkisar antara 0 – 100.

  Indeks Pendidikan, Indeks ini didasarkan pada

kombinasi antara angka melek huruf penduduk dewasa

dan rata-rata lama sekolah.

  Indeks Daya Beli/Standar Hidup, didasarkan pada

paritas daya beli (PPP) yang disesuaikan dengan rumus

atkinson.

    Angka Harapan Hidup (eo ), perkiraan lama hidup rata-

rata penduduk dengan asumsi tidak ada pola mortalitas

menurut umur.

   Angka Melek Huruf, proporsi penduduk usia 15 tahun ke

atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.

    Angka Partisipasi Sekolah, proporsi dari keseluruhan

penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12,

13-15, dan 16-18) yang masih duduk di bangku

sekolah)

  Rata-rata Lama Sekolah (RLS), menggambarkan

lamanya penddidikan yang ditempuh, dapat disetarakan

dengan jenjang pendidikan.

Page 11: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 11/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 11

    Angka Partisipasi Murni (APM), adalah indikator yang

digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk usia

sekolah (PUS) yang bersekolah tepat waktu.

  Partisipasi Angkatan Kerja, menggambarkan persentase

penduduk yang membutuhkan pekerjaan (aktif secara

ekonomis) atau memberi gambaran seberapa besar

keterlibatan penduduk dalam ekonomi produktif.

  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), adalah indikator

yang digunakan untuk mengetahui tingkat 

pengangguran terbuka di kalangan angkatan kerja

  Setengah Menganggur, menggambarkan tidak bekerja

penuh yang dapat dilihat dari jam kerja, produktifitas

dan pendapatan.  Kontribusi Sektor perekonomian dalam Penyerapan

Tenaga Kerja, adalah suatu indikator yang digunakan

untuk mengetahui andil setiap sektor dalam menyerap

tenaga kerja.

  Persentase Penolong Persalinan, adalah suatu indikator

yang digunakan untuk menggambarkan tingkat 

pemanfaatan pelayanan kesehatan tertutama berkaitan

dengan pelayanan kesehatan reproduksi.

Page 12: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 12/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 12

  Rata-rata Lama Sakit, adalah indikator yang

menggambarkan tingkat intensitas penyakit yang

diderita penduduk. Indikator ini juga menggambarkan

besarnya kerugian materiil yang dialami penduduk 

karena penyakit yang diderita. Semakin besar nilai

indikator ini, semakin besar kerugian yang dialami.

   Angka Sakit, adalah indikator yang memberi gambaran

prevalensi kesakitan (keluhan kesehatan) oleh

masyarakat dan juga digunakan untuk melihat tingkat 

kesehatan penduduk suatu daerah. 

Page 13: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 13/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 13

 BAB II 

 DATA DAN METODOLOGI 

erencanaan pada dasarnya merupakan suatu

proses pengambilan keputusan, kualitas

keputusan sangat tergantung kepada

informasi yang mendasarinya. Oleh karena itu, perencana

pembangunan harus memberikan perhatian yang memadai

dan cermat terhadap masalah pengumpulan dan penyajian

informasi untuk keperluan perencanaan. Walaupun

demikian perlu diingat bahwa pengumpulan dan

pengolahan data bukan merupakan tujuan akhir melainkan

semata-mata sebagai sarana untuk menghasilkan keputusan

yang tepat dan terbaik.

Indikator adalah variabel yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi keadaan atau status dan

memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.

P

Page 14: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 14/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 14

Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara

keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk 

tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu proxy.

Syarat dalam pembuatan indikator harus SMART,

yaitu:

a.  Simple (Sederhana) 

Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana

dalam pengumpulan data maupun dalam rumus

penghitungan untuk mendapatkannya.

b.  Measurable (Dapat Diukur) 

Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan

informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian

dapat digunakan untuk perbandingan antar satu tempat dengan tempat lain atau antar satu waktu dengan waktu

lain. Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan

bagaimana cara mendapatkan datanya. 

c.   Attributable (Bermanfaat) 

Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk 

kepentingan pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa

indikator itu harus merupakan perwujudan dari

Page 15: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 15/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 15

informasi yang memang dibutuhkan untuk pengambilan

keputusan.

d.  Reliable (Dapat Dipercaya) 

Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh

pengumpulan data yang baik, benar, teruji, dan teliti. 

e.  Timely (Tepat Waktu) 

Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh

pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan

informasi yang waktunya sesuai dengan saat 

pengambilan keputusan dilakukan.

Selain indikator dikenal pula apa yang disebut dengan

indeks atau indikator komposit, yaitu suatu istilah yang

digunakan untuk indikator yang lebih rumit. Indeks atauindikator komposit memiliki ukuran-ukuran yang

multidimensional yang merupakan gabungan sejumlah

indikator. Indeks ini biasanya dikembangkan melalui

penelitian khusus karena penggunannya secara praktis

sangat terbatas.

Page 16: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 16/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 16

2.1. BASIS DATA PEMBANGUNAN MANUSIA

2.1.1.  Sumber Data

Perencanaan pembangunan manusia perlu

menyadari bahwa yang berguna bagi perencanaan dan

pembuatan kebijakan hanyalah data atau informasi yang

memberikan gambaran keadaan sebenarnya (represent 

reality ). Oleh karena itu, perlu dipahami secara memadai

jenis pengumpulan data serta kualitas data yang

dikumpulkan. Perencana pembangunan manusia juga harus

dapat memanfaatkan secara optimal data yang relevan baik 

yang dikumpulkan melalui sensus dan survei maupun yang

diperoleh dari instansi-instansi terkait terutama yang

terkait dengan kesehatan, pendidikan, angkatan kerja,

keluarga berencana dan fertilitas, perumahan dan sanitasi,

dan pengeluaran rumah tangga.

Informasi yang diperlukan untuk perencanaan

pembangunan manusia dapat bersifat kuantitatif maupun

kualitatif. Perencana harus menyadari bahwa kedua jenis

informasi tersebut saling melengkapi dan menunjang

Page 17: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 17/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 17

sehingga keduanya diperlukan untuk analisis, monitoring

dan evaluasi yang tepat.

2.1.2.  Data Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan suatu indeks komposit yang

mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang

dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longevity ),

pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent 

living). Sehingga untuk penyusunan IPM diperlukan data

derajat kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat 

(gambar 2.1).

Dalam penyusunan publikasi “Indikator

Pembangunan Manusia di Kabupaten Waropen Tahun

2009/2010” digunakan tiga jenis data diatas diperoleh dari

Page 18: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 18/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 18

kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang

dilakukan setiap tahun oleh BPS.

Survei tersebut merupakan kegiatan pengumpulan

data yang mencakup berbagai aspek sosial dan ekonomi

yang cukup kompleks. Susenas mengumpulkan berbagai

informasi seperti kependudukan, kesehatan, fertilitas,

pengeluaran rumah tangga, dan perumahan serta

lingkungan.

2.2.  PENDEKATAN IPM SEBAGAI PENUNJANG

PEMBANGUNAN MANUSIA

Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia adalah Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development 

Index  (HDI). UNDP sejak tahun 1990 menggunakan IPM

untuk mengukur laporan tahunan perkembangan

pembangunan manusia.

Page 19: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 19/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 19

2.2.1.  Pendekatan Pemanfaatan IPM dalam

Pembangunan Manusia

Model yang tertera pada gambar 2.2

menggambarkan mekanisme hubungan antara input-

proses-output (IPO), dalam hal ini adalah kebijakan daerah

berupa penetapan komposisi alokasi anggaran daerah per

sektor/program dalam RAPBD. Sedangkan output dalam

model ini diwujudkan dalam tiga parameter IPM.

Dalam model ini, IPM sebagai indeks komposit,

bukanlah berperan sebagai alat perencanaan ( planning

tools) tetapi merupakan “outcome” atau hasil dari suatuproses perencanaan. Sekalipun IPM bukanlah sebagai alat 

perencanaan, namun dapat dimanfaatkan untuk menjadi

arahan bagaimana anggaran pembangunan daerah

seyogyanya dialokasikan agar mampu meningkatkan hasil

pembangunan manusia yang tercermin dengan semakin

tingginya IPM.

Untuk menghubungkan antara faktor input (RAPBD)

di satu sisi dan faktor output (tiga parameter IPM), dalam

Page 20: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 20/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 20

proses perencanaannya untuk model ini memerlukan

sebuah alat dalam bentuk  worksheet  (lembar kerja) yang

dengan mudah digunakan melalui pemanfaatan komputer

dan perangkat lunaknya dalam bentuk program aplikasi.

Gambar 2.2

Model Penggunaan Alat Penghubung Input dan Output 

Implementasi model diatas dalam perencanaan

pembangunan manusia, dapat diaplikasikan melalui tiga

alternatif metode, yaitu :

1.  Top down approach 

Pendekatan ini (lihat gambar 2.3), bertitik tolak daritarget peningkatan IPM yang ditetapkan masing-

masing daerah. Berangkat dari target tersebut 

Page 21: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 21/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 21

kemudian disusunlah rancangan alokasi sektor-

sektor APBD dengan menggunakan alat/instrument 

perencanaan dalam bentuk ”worksheet” yang mudah

digunakan dengan bantuan komputer. Dengan

menggunakan worksheet  ini rencana komposisi

alokasi setiap sektor pembangunan dalam proses

penyusunannya dapat diubah-ubah hingga angka

IPM yang ditargetkan secara perhitungan dapat 

dicapai.

Gambar 2.3

Pendekatan dari “Atas ke Bawah” 

(Top down approach) 

Page 22: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 22/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 22

2. Bottom up approach 

Pendekatan ini (gambar 2.4) berbanding terbalik 

dengan pendekatan yang pertama. Pemanfaatan IPM

dalam perencanaan pembangunan daerah dengan

pendekatan dari bawah (bottom up), berangkat dari

target IPM yang ingin dicapai, tetapi dimulai dengan

menetapkan komposisi rencana anggaran

persektor/program sebagaimana yang selama ini

dilakukan, kemudian baru dihitung berapa

pengaruhnya terhadap kenaikan IPM. 

Gambar 2.4

Pendekatan dari “Bawah ke Atas” 

(Bottom-up approach)

Page 23: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 23/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 23

3. Hybrid approach 

Pendekatan ini (gambar 2.5) merupakan kombinasi

dari pendekatan pertama dan kedua, dimana dalam

aplikasinya dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi IPM

yang ditargetkan dan sisi komposisi anggaran per

sektor daerah yang dialokasikan. Keseimbangan

antara dua sisi tersebut merupakan perencanaan

yang realistis.

Gambar 2.5

Pendekatan Kombinasi Top-down & Bottom-Up 

(Hybrid approach)

Page 24: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 24/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 24

Dalam proses pengembangan IPM dalam

perencanaan pembangunan daerah, masih terbuka

adanya berbagai masukan penyempurnaan. Upaya

pemantapan model ini akan diteruskan melalui

tahapan-tahapan rencana pengembangan, yang di

pusat dilaksanakan Ditjen Bangda bekerjasama

dengan BPS dan UNDP, sedangkan di daerah

dikoordinasikan oleh Bappeda.

2.2.2. Konsep Penghitungan IPM

Salah satu alat ukur yang dianggap dapat 

merefleksikan status pembangunan manusia adalah Human

Development Index  (HDI) atau IPM. IPM merupakan suatuindeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan

manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup

(longevity ), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup

layak (decent living). 

1. Usia Hidup

Pembangunan manusia harus lebih

mengupayakan agar penduduk dapat mencapai

“usia hidup” yang panjang dan sehat. Sebenarnya

Page 25: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 25/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 25

banyak indikator yang dapat digunakan untuk 

mengukur usia hidup tetapi dengan

mempertimbangkan ketersediaan data secara

global UNDP memilih indikator angka harapan

hidup waktu lahir (life expectacy at birth) yang

biasa dinotasikan dengan eo. Angka kematian

bayi (IMR) tidak digunakan untuk keperluan itu

karena indikator itu dinilai tidak peka bagi

negara-negara industri yang telah maju. Seperti

halnya IMR, eo sebenarnya merefleksikan

keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan

hanya bidang kesehatan. Di Indonesia, eo dihitung

dengan metode tidak langsung. Metode inimenggunakan dua macam data dasar yaitu rata-

rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata

anak yang masih hidup. Prosedur penghitungan

eo yang diperoleh dengan metode tidak langsung

merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun

survei.

Page 26: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 26/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 26

2. Pengetahuan

Selain usia hidup, pengetahun juga diakui secara

luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan

manusia. Dengan pertimbangan ketersediaan

data, pengetahuan diukur dengan dua indikator

yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama

sekolah. Sebagai catatan UNDP dalam publikasi

tahunan HDR sejak tahun 1995 mengganti rata-

rata lama sekolah dengan partisipasi sekolah

dasar, menengah dan tinggi sekalipun diakui

bahwa indikator yang kedua kurang sesuai

sebagai indikator dampak. Penggantian dilakukan

semata-mata karena sulitnya memperoleh datarata-rata lama sekolah secara global, suatu

kesulitan yang bagi keperluan internal Indonesia

dapat diatasi dengan tersedianya data Susenas

Kor atau data Instansional .

Indikator angka melek huruf  dapat diolah dari

variabel kemampuan membaca dan menulis.

Pengolahannya dapat dilakukan dengan

menjumlahkan kasus berkode 1 (dapat membaca

Page 27: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 27/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 27

dan menulis) dan berkode 2 (dapat membaca dan

menulis huruf lainnya). Kemudian

membandingkannya dengan jumlah seluruh

kasus

Seperti halnya angka melek huruf, rata-rata

lama sekolah dihitung dengan pengolahan

tabulasi data. Penghitungan dilakukan dengan

menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu

: tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani, dan

jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

Dari penghitungan dengan menggunakan pola

hubungan antar variabel-variabel tersebut akan

diperoleh data lama sekolah masing-masingindividu yang kemudian digunakan sub program

MEANS dalam paket SPSS untuk menghitung

rata-rata lama sekolah agregat.

3.  Standar Hidup Layak 

Selain usia hidup, dan pengetahuan unsur dasar

pembangunan manusia yang diakui secara luas

adalah standar hidup layak. Banyak indikator

alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur

Page 28: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 28/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 28

unsur ini. Dengan mempertimbangkan

ketersediaan data secara internasional UNDP,

memilih PDB per kapita riil yang telah

disesuaikan (adjusted real GDP per capita)

sebagai indikator hidup layak.

Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur

IPM lainnya, indikator standar hidup layak diakui

sebagai indikator input, bukan indikator dampak,

sehingga sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur

IPM. Walaupun demikian UNDP tetap

mempertahankannya karena indikator lain yang

sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu,

dipertahankannya indikator input jugamerupakan argumen bahwa selain usia hidup dan

pengetahuan masih banyak variabel input yang

pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM.

Dilemanya, memasukkan banyak variabel atau

indikator akan menyebabkan indikator komposit 

menjadi tidak sederhana. Dengan alasan itu maka

GDP riil  perkapita yang telah disesuaikan

dianggap mewakili indikator input IPM lainnya.

Page 29: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 29/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 29

Untuk keperluan perhitungan IPM data dasar

PDRB perkapita tidak dapat digunakan untuk 

mengukur standar hidup layak karena bukan

ukuran yang peka untuk mengukur daya beli

penduduk (yang merupakan fokus IPM). Sebagai

penggantinya digunakan konsumsi perkapita riil

yang telah disesuaikan untuk keperluan yang

sama.

Untuk menghitung konsumsi perkapita riil yang

disesuaikan pertama dihitung terlebih dahulu

daya beli untuk tiap unit barang atau Purchasing

Power Parity (PPP/unit).

Perhitungan PPP/unit dilakukan sesuai rumus:

Dimana

E(i,j) : Pengeluaran untuk komoditi j di

kabupaten/kota ke-i

P(9,j) : Harga komoditi j

Page 30: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 30/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 30

Q(i,j) : Total komoditi j (unit) yang

dikonsumsi di kota/ kabupaten ke-i

Kemudian nilai PPP/unit disesuaikan

dengan Rumus Atkinson yang digunakan untuk 

penyesuaian rata-rata konsumsi riil, secara

matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dimana :

D = Konsumsi perkapita riil yang telahdisesuaikan dengan PPP/unit 

Z = Threshold atau tingkat pendapatan tertentu

yang

digunakan sebagai batas kecukupan

(biasanyamenggunakan garis kemiskinan)

Page 31: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 31/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 31

2.2.3. Tahapan Perhitungan IPM

Beberapa tahapan dalam penghitungan IPM

dapat dijelaskan sebagai berikut :

  Tahap pertama penghitungan IPM adalah

menghitung indeks masing-masing komponen IPM

(Indeks Harapan Hidup = X1, Pengetahuan = X2 dan

Standar Hidup Layak = X3)

Dimana :

Xi : Indikator komponen pembangunan manusiake-i, i= 1,2,3

Xmin : Nilai minimum Xi

Xmaks : Nilai Maksimum Xi

Page 32: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 32/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 32

Tabel 2.1

Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Indikator

Komponen IPM

INDIKATORNILAI NILAI

CATATANMAKSIMUM MINIMUM

Angka Harapan Hidup 85 25 Standar global (UNDP)

Angka Melek Huruf 100 0 Standar global (UNDP)

Rata-rata Lama Sekolah 15 0 sSandar global (UNDP)

Komsumsi per kapita 732,72 300000

(1996)

UNDP menggunakan GDP

perYang disesuaikan 360.000

(1999)

kapita riil yang

disesuaikan

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam Perencanaan

Pembangunan Manusia (BPS, Bappenas, UNDP)

  Tahapan kedua perhitungan IPM adalah

menghitung rata-rata sederhana dari masing-

masing indeks Xi dengan rumus:

Page 33: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 33/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 33

dimana :

X1 = Indeks Angka Harapan Hidup

X2 = 2/3(Indeks Melek Huruf) + 1/3(Indeks

Rata-rata Lama Sekolah)

X3 =Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan

  Tahap ketiga adalah menghitung Reduksi Shortfall ,

yang digunakan untuk mengukur kecepatan

perkembangan nilai IPM dalam suatu kurun waktu

tertentu.

Dimana:

= IPM pada tahun t 1

= IPM pada tahun t 0

= IPM Referensi atau ideal

= Reduksi Shortfall per tahun

=

Page 34: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 34/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 34

2.2.4.  Kategori Peringkat Pembangunan Manusia

Konsep Pembangunan Manusia yang

dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB), menetapkan peringkat kinerja pembangunan

manusia pada skala 0.00 - 100.00 dengan kategori

sebagai berikut :

  Tinggi : IPM lebih dari 80.00

  Menengah Atas : IPM antara 66.00 – 

79.99

  Menengah Bawah : IPM antara 50.00 – 

65.99

  Rendah : IPM kurang dari 50.00

2.3 Keterbatasan IPM

Seperti indeks komposit lainnya, IPM memiliki

beberapa keterbatasan. Hal tersebut perlu dipahami untuk 

menghindari kesalahan pada penggunaan indeks tersebut.

Lebih lanjut, dengan memahami keterbatasan tersebut,

diharapkan menjadi bahan masukan untuk pengembangan

ketersediaan dan reliabilitas data, serta untuk melakukan

Page 35: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 35/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 35

monitoring perkembangan pembangunan manusia.

Keterbatasan tersebut meliputi:

  IPM bukan merupakan suatu ukuran yang

komprehensif mengenai pembangunan manusia. IPM

hanya mencakup tiga aspek dari pembangunan

manusia, tidak termasuk aspek penghargaan diri,

kebebasan politik, dan masalah lingkungan.

  IPM tidak dapat menilai perkembangan pembangunan

manusia dalam jangka pendek, karena dua

komponennya, yaitu angka melek huruf dan angka

harapan hidup, tidak responsif terhadap perubahan

kebijakan dalam jangka pendek.

 IPM memeasukkan variasi pembangunan manusiadalam suatu wilayah. Ini berarti bahwa IPM yang sama

dari dua wilayah berbeda tidak mengindikasikan bahwa

kedua wilayah tersebut memiliki pembangunan

manusia yang identik. Dengan lain kata, mungkin

terdapat perbedaan bagaimana pembangunan manusia

didistribusikan antar sub wilayah atau antar kelompok 

sosial.

Page 36: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 36/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 36

Dalam perjalanannya, IPM terus diteliti dan mengalami

penyempurnaan. Oleh karena itu, indeks tersebut 

diterima secara luas sebagai indikator yang baik dalam

melihat tingkat pembangunan manusia. Beberapa

alasan mengapa IPM merupakan indikator yang cukup

baik sebagai ukuran pembangunan manusia adalah;

  IPM menterjemahkan secara sederhana konsep yang

cukup kompleks kedalam tiga dimensi dasar yang

terukur.

  IPM membantu dalam pergeseran paradigma

pembangunan dari pembangunan yang hanya terfokus

pada ekonomi menjadi berfokus pada manusia.

 IPM berfokus pada kapabilitas yang relevan, baik untuk negara maju dan sedang berkembang, sehingga

menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal.

  IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan

manusia.

  IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk 

berkompetisi secara sehat dengan negara/wilayah lain

melalui keterbandingan angka IPM.

Page 37: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 37/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 37

 BAB III 

 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

 DI WAROPEN 

3.1  SITUASI INDIKATOR UTAMA IPM KABUPATEN

WAROPEN

3.1.1  Angka Harapan Hidup (e0 ) 

Salah satu komponen dalam penyusunan angka IPM

adalah Angka Harapan Hidup. Semakin tinggi Angka

Harapan Hidup (AHH), memberikan indikasi semakin tinggi

kualitas fisik penduduk suatu daerah.

AHH Kabupaten Waropen tahun 2009 sebesar 65.19

tahun, artinya secara rata-rata penduduk Kabupaten

Waropen akan bertahan hidup sampai dengan usia sekitar

65 tahun. Fenomena ini mengindikasikan bahwa

kemampuan penduduk Kabupaten Waropen untuk hidup

lebih lama dan hidup sehat termasuk katagori sedang,

dimana standar harapan hidup paling tinggi adalah 85

Page 38: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 38/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 38

tahun. Untuk itu sarana, prasarana serta pelayanan

kesehatan di Kabupaten Waropen diharapkan lebih

ditingkatkan sehingga kualitas penduduknya semakin baik.

Walaupun AHH terjadi peningkatan dibanding tahun

sebelumnya (64.86 tahun), namun AHH Kabupaten

Waropen masih lebih rendah dibanding AHH keseluruhan

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua yang mencapai 68.35

tahun.

Hal ini berarti pemerintah Kabupaten Waropen

harus terus mengupayakan agar penduduk dapat mencapai

usia hidup yang panjang dan sehat dengan

mengoptimalisasikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat 

dan mendirikan rumah sakit daerah yang belum tersedia.

Page 39: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 39/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 39

Gambar 3.1.

Pencapaian Aktual Angka Harapan Hidup Kabupaten Waropen dan

Provinsi Papua, Tahun 2009 

3.1.2   Angka Melek Huruf 

Kemampuan membaca dan menulis dipandang

sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh

setiap individu, agar paling tidak memiliki peluang untuk 

terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Angka

Melek Huruf (AMH) menunjukkan persentase penduduk 

usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis.

Pada tahun 2009, penduduk usia 15 tahun ke atas di

Kabupaten Waropen yang dapat membaca dan menulis

hanya sebesar 76.88 persen dimana tidak terlalu jauh

Ideal

Papua

Waropen

85

68.35

65.19

16.65

19.81

Sumber: BPS Waropen

Page 40: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 40/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 40

signifikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu 76.50 persen.

Dengan kata lain, masih banyak penduduk di Kabupaten

Waropen yang masih buta huruf (23.12 %) dan belum

menikmati pendidikan dengan baik. AMH Kabupaten

Waropen pun lebih tinggi bila dibanding dengan AMH

Provinsi Papua yang mencapai 75.58 persen.

Pencapaian AMH di Kabupaten Waropen telah cukup

baik. sehingga pemerintah Kabupaten Waropen harus

memberikan prioritas dan pemantauan secara terus

menerus akan program pemberantasan buta huruf hingga

AMH penduduk Kabupaten Waropen diatas AMH Provinsi

atau bahkan bebas buta huruf.

Page 41: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 41/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 41

Gambar 3.2.

Pencapaian Aktual Angka Melek Huruf Kabupaten Waropen dan

Provinsi Papua, Tahun 2008

3.1.3  Rata-rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah digunakan untuk 

mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk 

suatu daerah.

Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten

Waropen tahun 2009 sebesar 6.29 tahun. Dengan kata lain

rata-rata penduduk di Kabupaten Waropen baru

Ideal

Papua

Waropen

100

75.58

76.88

24.42

23.12

Sumber: BPS Papua

Page 42: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 42/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 42

mengenyam pendidikan hingga tamat SD atau belum bisa

menikmati program wajib belajar (WAJAR) 9 tahun. 

Besarnya angka rata-rata lama sekolah selama kurun waktu

3 tahun ke belakang (2007 – 2009) dapat dikatakan stabil,

dari 6.27 pada tahun 2007 dan 2008 kemudian pada tahun

2009 hanya sebsar 6.29 tahun. Jika kondisi ini tidak segera

disikapi oleh pemerintah daerah, terutama dinas terkait 

maka program wajib belajar selama 9 tahun dapat tercapai

dalam kurun waktu yang cukup lama. Rata-rata lama

sekolah di Kabupaten Waropen lebih rendah daripada rata-

rata lama sekolah Provinsi Papua yang sebesar 6.57. 

Page 43: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 43/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 43

Gambar 3.3.

Pencapaian Aktual Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Waropen

dan

Provinsi Papua, Tahun 2009

3.1.4  Pengeluaran Riil Per Kapita Yang disesuaikan

Rata-rata pengeluaran konsumsi riil merupakan

komponen dalam penyusunan Indeks Standar Hidup.

Selanjutnya dilakukan penyesuaian (adjustment ) dengan

rumus Atkinson. Dari hasil penghitungan, diperoleh

gambaran rata-rata pengeluaran riil penduduk Kabupaten

Waropen tahun 2009, yaitu sekitar Rp. 603.760,- per tahun.

Angka ini lebih tinggi dibanding keadaan tahun 2008, yaitu

Rp. 602.400,-

Ideal

Papua

Waropen

15

6.57

6.29

8.43

8.71

Page 44: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 44/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 44

Gambar 3.4.

Pencapaian Aktual Pengeluaran Riil Per Kapita di Kabupaten

Waropen dan

Provinsi Papua, Tahun 2009 (000 Rp.)

Dibanding dengan capaian pengeluaran riil per

kapita yang ideal sebesar Rp 737.720,- dan dibandingkan

pengeluaran riil per kapita terburuk sebesar Rp. 360.000,-

bisa dikatakan kemampuan penduduk Kabupaten Waropen

untuk memenuhi penghidupan yang layak masih jauh dari

target seharusnya. Hal ini mengindikasikan pembangunan

manusia di Kabupaten Waropen kedepannya perlu lebih

memfokuskan terutama peningkatan pembangunan

Pengeluaran Riil Terburuk

Waropen

Papua

Pengeluaran Riil Ideal

360

603.76

603.88

737.72

133.96

133.84

Page 45: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 45/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 45

ekonomi baik dari segi laju pertumbuhannya maupun

pemerataan hasilnya .

3.2 IPM KABUPATEN WAROPEN

IPM merupakan gambaran komprehensif mengenai

tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah,

sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukandi daerah tersebut. Perkembangan angka IPM, memberikan

indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan

manusia pada suatu daerah.

Dari agregat ketiga indikator tunggal penyusun IPM

Kabupaten Waropen yang telah dibahas sebelumnya

diperoleh angka IPM Kabupaten Waropen pada tahun 2009

sebesar 62.85. Pencapaian angka IPM tersebut tidak 

berbeda signifikan bila dibandingkan dengan keadaan tahun

2008 yaitu sebesar 62.46, hal ini berarti bahwa dapat 

dikatakan sedikit terjadi peningkatan kinerja pembangunan

manusia di Kabupaten Waropen.

Bila dilihat perkembangan angka IPM selama kurun

waktu 2007 – 2009, pergerakan IPM Waropen tahun 2007

Page 46: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 46/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 46

sampai dengan tahun 2009 berjalan melambat. Hal tersebut 

seirama dengan IPM Provinsi Papua, capaian IPM

Kabupaten Waropen dari tahun 2007 sampai 2009 masih

dibawah angka IPM provinsi (lihat Gambar 3.5).

Gambar 3.5

Perkembangan IPM Kabupaten Waropen dan Provinsi Papua

Tahun 2007 - 2009

Dengan capaian IPM 62.85 pada tahun 2008, maka

kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Waropen

menurut Konsep Pembangunan Manusia yang

dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

masih masuk dalam kategori kinerja pembangunan manusia

Menengah Bawah, yaitu capaian IPM antara 50,0 – 65,9.

60

61

62

63

64

65

2007 2008 2009

   I   P   M

Papua Waropen

Page 47: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 47/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 47

Gambar 3.6

 Angka IPM Dirinci Menurut Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua

Tahun 2008

Untuk Provinsi Papua capaian IPM pada tahun 2009

sebesar 64.53. Apabila dirinci menurut Kabupaten/Kota

yang berada di wilayah Papua, pencapaian IPM Kabupaten

Waropen berada diperingkat ke-12, dimana peringkat 

terendah terjadi pada Kabupaten Nduga, dengan pencapaian

0.00 20.00 40.00 60.00 80.001

4

7

10

13

16

19

22

25

28

Capaian IPM

   K   o   d   e   K   a    b   u   p   a   t   e   n

    /   P   r   o   v   i   n   s   i

PAPUA

WAROPEN

KOTA JAYAPURA

NDUGA

Page 48: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 48/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 48

sebesar 47.74. Sedangkan capaian IPM tertinggi diraih oleh

Kota Jayapura yaitu sebesar 75.16.

3.3 REDUKSI SHORTFALL

Reduksi shortfall  digunakan untuk mengukur

kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu.

Reduksi shortfall  per tahun (annual reduction in shortfall )

menunjukkan perbandingan antara pencapaian yang telah

ditempuh dengan capaian yang masih harus ditempuh

untuk mencapai titik ideal (IPM=100).

Selama periode 2007-2009, reduksi shortfall  

menunjukkan angka positif 1.52. Artinya IPM tahun 2009

mengalami peningkatan dibandingkan IPM tahun 2007.Tetapi jika dibandingkan dengan 2008, laju IPM hanya 1.04,

artinya capaian IPM tahun 2009 tidak jauh signifikan

dibanding tahun 2008.

Page 49: Analisis Komponen IPM Waropen 2009

5/11/2018 Analisis Komponen IPM Waropen 2009 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-komponen-ipm-waropen-2009 49/49

 

BPS Kabupaten Waropen Page 49

Tabel 3.1.

Perkembangan IPM dan Komponennya di Kabupaten Waropen

Tahun 2007-2008

Komponen IPM 2007 2008 2009

Reduksi

Shortfall

(2007-2009)

Reduksi

Shortfall

(2008-2009)

Angka Harapan Hidup (Thn) 64.59 64.86 65.19

1.52 1.04

Angka Melek Huruf ( % ) 76.50 76.50 76.88

Rata-rata Lama Sekolah (Thn) 6.27 6.27 6.29

Pengeluaran Riil yang

Yang Disesuaikan (000 Rp)598.00 602.42 603.76

IPM 61.97 62.46 62.85