ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN, CITRA...

136
ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN, CITRA LEMBAGA, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh ESTIK NUR NANIYAH NIM 63020 15 0036 PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS, KEPERCAYAAN, CITRA...

  • ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS,

    KEPERCAYAAN, CITRA LEMBAGA, DAN

    KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT

    MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS

    KOTA SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    ESTIK NUR NANIYAH

    NIM 63020 15 0036

    PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • 2

  • i

    ANALISIS PENGARUH RELIGIUSITAS,

    KEPERCAYAAN, CITRA LEMBAGA, DAN

    KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT

    MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS

    KOTA SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    ESTIK NUR NANIYAH

    NIM 63020 15 0036

    PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  • vi

    DECLARATION

  • vii

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

  • viii

    MOTTO

    Jangan percaya sama kata orang sebelum kamu tahu yang sebenarnya

  • ix

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu saya tercinta, semoga

    senantiasa diberi kesehatan, kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat kelak.

    Aamiin

    Yang kedua skripsi ini saya persembahkan untuk kakak saya Istiyanti, Siti

    Nurfaida serta seluruh keluarga besarku yang senantiasa menemani, memberi

    dukungan, memberikan doanya dan menjadi motivator terbesar dalam hidupku.

    Yang ketiga skripsi ini saya persembahkan untuk temanku Angelia Indah

    Chairunnisa yang selalu memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi

    Temanku tercinta Shelvi Rahma Dewi dan Fitriyanti terimakasih untuk semua

    waktu, doa serta dukungannya

    Bapak Mifdlol Muthohar yang tak pernah lelah memberi bimbingan dalam

    penyelesaian skripsi ini, terimakasih bapak.

    Dan untuk semua teman dan pihak-pihak yang telah membantu saya dalam

    penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

    Terimakasih semuanya... tanpa kalian semua skripsi ini bukanlah apa-apa

    Terimakasih

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan berkat rahmat-Nya penulisan

    Skripsi berjudul “Analisis Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Citra Lembaga, dan

    Kualitas Layanan Terhadap Minat Masyarakat Membayar Zakat di BAZNAS Kota

    Semarang” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah

    kepada Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak di

    yaumul akhir.

    Skripsi ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

    Salatiga.

    Untuk menyelesaikan penulisan Skripsi ini, penulis melibatkan banyak

    pihak yang membantu, membimbing, dan memotivasi selama proses penulisan

    dilakukan. Oleh karenanya, dengan segenap kerendahan hati penulis

    menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Qi Mangku Bajahtulloh, Lc., M.SI selaku Ketua Program Studi Ekonomi

    Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  • xi

    4. Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.SI selaku dosen pembimbing yang telah

    memberikan waktu dan arahannya kepada penulis dalam penyusunan

    Skripsi ini.

    5. Bapak dan Ibu dosen yang pernah membagi ilmu pengetahuan bagi penulis

    sehingga dapat membantu penulisan Skripsi ini.

    6. Bapak, Ibu (Bapak Suroyo dan Ibu Sofiyah), beserta kakak-kakakku

    (Istiyanti dan Siti Nurfaida) dan seluruh saudara-saudaraku yang telah

    memberi dukungan baik materiil maupun spiritual kepada penulis agar

    terselesaikannya Skripsi ini.

    7. Angelia Indah Choirunnisa yang selalu menjadi teman setia dalam

    melakukan penelitian.

    8. Sahabat-sahabatku FORMAKLA Desi Eriyani, Wijayanti Riska, Riski dan

    teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah (Fitriyanti dan Shelvi Rahma

    Dewi) yang telah memberi bantuan untuk selesainya Skripsi ini.

    9. Kepala BAZNAS Kota Semarang

    10. Seluruh Muzakki Kota Semarang yang bersedia menjadi responden

    penelitian.

    11. Seluruh pihak yang telah terlibat untuk membantu penulis dalam pembuatan

    Skripsi ini.

  • xii

    Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,

    karena masih adanya keterbatasan pengtahuan dan kemampuan penulis.

    Oleh karenanya penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca Skripsi

    ini. Semoga penulisan Skripsi ini dapat memberi manfaat baik untuk

    referensi penelitian selanjutnya, maupun menambah wawasan keilmuan

    bagi pembaca serta dapat meningkatkan minat beli konsumen yang menjadi

    lokasi penelitian.

    Salatiga, 19 Agustus 2019

    Penulis

    Estik Nur Naniyah

  • xiii

    ABSTRAK

    Naniyah, Estik Nur. (2019). Analisis Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Citra

    Lembaga, dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Masyarakat Membayar

    Zakat di Baznas Kota Semarang

    Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.SI

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas,

    kepercayaan, citra lembaga dan kualitas layanan terhadap minat masyarakat

    membayar zakat di Baznas Kota Semarang. Metode pengumpulan data dilakukan

    melalui kuisioner yang disebarkan kepada muzakki Baznas Kota Semarang.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

    Objek penelitiannya adalah muzakki Baznas Kota Semarang. Populasi dalam

    penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode sampel acak

    (Probability sampling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    analisis regresi berganda.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat, kepercayaan

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat,

    citra lembaga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat masyarakat

    membayar zakat, kualitas layanan berpengaruh positif dan tidak signifikan

    terhadap minat masyarakat membayar zakat. Uji Ftest menunjukkan bahwa

    religiusitas, kepercayaan, citra lembaga, dan kualitas layanan secara simultan

    berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat.

    Kata kunci: Minat Membayar Zakat, Religiusitas, Kepercayaan, Citra

    Lembaga, dan Kualitas Layanan.

  • xiv

    DAFTAR ISI

    SAMPUL DALAM .............................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................. v

    DECLARATION .............................................................................................. vi

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ......................................................... vii

    MOTTO .................................................................................................. viii

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

    ABSTRAK .................................................................................................. xiii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

    D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 11

    E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka ......................................................................................... 13

    B. Kerangka Teori ........................................................................................ 17

    1. Minat(Y) ............................................................................................ 17

    a. Pengertian minat ................................................................... 17

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat ............................. 18

    c. Macam-macam minat ........................................................... 19

  • xv

    2. Religiusitas(X1) ................................................................................. 20

    a. Pengertian religiusitas ........................................................... 20

    b. Pandangan ahli tentang religiusitas ...................................... 21

    c. Dimensi religiusitas .............................................................. 21

    3. Kepercayaan(X2) ............................................................................... 24

    a. Pengertian kepercayaan ........................................................ 24

    b. Dimensi-dimensi kepercayaan .............................................. 27

    c. Jenis-jenis kepercayaan ........................................................ 28

    4. Citra Lembaga(X3) ........................................................................... 30

    a. Pengertian citra lembaga ....................................................... 30

    b. Dimensi citra lembaga .......................................................... 31

    5. Kualita Layanan(X4) ........................................................................ 32

    a. Pengertian kualitas layanan .................................................. 32

    b. Dimensi kualitas layanan ...................................................... 32

    C. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................... 34

    D. Hipotesis ................................................................................................. 35

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 39

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 39

    C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 40

    D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 41

    E. Skala Pengukuran ................................................................................... 42

    F. Definisi Konsep Operasional .................................................................. 42

    G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 47

    H. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 47

    1. Uji Instrumen .............................................................................. 47

    a. Uji reliabilitas ................................................................. 47

    b. Uji validitas ..................................................................... 48

    2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 49

    a. Uji normalitas ................................................................. 49

    b. Uji multikolinieritas ........................................................ 50

  • xvi

    c. Uji heterokedastisitas ...................................................... 50

    d. Uji linieritas .................................................................... 51

    3. Uji Statistik

    a. Uji R2 .............................................................................. 51

    b. Uji ttest ............................................................................. 52

    c. Uji Ftest ............................................................................ 52

    I. Alat analisis ............................................................................................ 53

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 54

    1. Sejarah Perkembangan BAZNAS Kota Semarang ............................. 54

    2. Visi dan Misi BAZNAS Kota Semarang ............................................ 56

    3. Fungsi dan Tugas BAZNAS Kota Semarang ..................................... 56

    B. Karakteristik Responden ......................................................................... 57

    1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin ...................................... 58

    2. Profil responden berdasarkan umur ................................................... 58

    3. Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir ............................ 59

    C. Analisis Data ......................................................................................... 60

    1. Uji Reliabilitas .................................................................................. 61

    2. Uji Validitas ...................................................................................... 62

    3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 63

    a. Uji normalitas ....................................................................... 63

    b. Uji multikolinieritas .............................................................. 65

    c. Uji heteroskedastisitas .......................................................... 66

    d. Uji linieritas .......................................................................... 68

    4. Uji Statistik ....................................................................................... 69

    a. Uji R2 .................................................................................... 69

    b. Uji ttest ................................................................................... 70

    c. Uji ftest ................................................................................... 72

    D. Pembahasan ............................................................................................. 73

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 77

  • xvii

    B. Saran ....................................................................................................... 78

    C. Keterbatasan Penilitian ........................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 88

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Research Gap Variabel Religiusitas .............................................. 7

    Tabel 1.2 Research Gap Variabel Kepercayaan ............................................ 8

    Tabel 1.3 Research Gap Variabel Citra Lembaga ......................................... 9

    Tabel 1.4 Research Gap Variabel Kualitas Layanan .................................... 9

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 14

    Tabel 2.2 Hipotesis ...................................................................................... 38

    Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional ................................................ 44

    Tabel 4.1 Hasil Uji Jenis Kelamin ............................................................... 58

    Tabel 4.2 Hasil Uji Umur ............................................................................. 59

    Tabel 4.3 Hasil Uji Pendidikan Terakhir ..................................................... 60

    Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas ...................................................................... 61

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 62

    Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 64

    Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................... 65

    Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 67

    Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 69

    Tabel 4.10 Hasil Uji R2 ................................................................................ 70

    Tabel 4.11 Hasil Uji Ttest .............................................................................. 71

    Tabel 4.12 Hasil Uji Ftest .............................................................................. 72

    Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 76

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Model Kerangka Berfikir ......................................................... 34

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kegiatan ekonomi adalah kegiatan dalam upaya memudahkan manusia

    memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut,

    manusia senantiasa bertarung dengan kekuatan alam untuk mengeluarkan dari

    padanya makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Karena adanya

    berbagai macam kebutuhan, situasi dan lingkungan hidup yang berbeda-beda,

    maka terjadilah antara sesama warga masyarakat berbagai macam perhubungan

    (muamalah).

    Untuk menjamin keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan hidup di

    dunia maupun akhirat, Islam mengatur muamalah tersebut dalam sebuah sistem

    ekonomi, yang dikenal dengan sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam adalah

    suatu sistem ekonomi yang berlandaskan atas Al-Qur’an dan hadist, yang

    menekankan kepada nilai-nilai keadilan dan keseimbangan. Dengan demikian,

    Islam adalah agama yang memandang pentingnya keadilan demi terciptanya

    masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Hal ini tercermin dari

    perhatiannya yang besar kepada kaum yang lemah, yaitu menjamin dan

    melindungi kehidupan mereka. Islam menginginkan agar sistem ekonominya

    terorganisir sedemikian rupa sehingga harta tidak hanya ada dalam genggaman

    orang kaya saja Muhamad (2002: 1-2).

    Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

    dari lima rukun Islam Qardawi (2007: 3). Menunaikan zakat merupakan

  • 2

    kewajiban bagi umat yang mampu sesuai dengan syariat Islam. Dalam fungsinya

    pada negara modern, zakat punya peranan tersendiri sebagai suatu cara

    mendistribusikan atau pemerataan ekonomi dalam menyusun kehidupan

    masyarakat yang lebih sejahtera. Menunaikan zakat adalah kewajiban bagi setiap

    muslim, zakat mengandung konsekuensi ketaatan kepada perintah Allah SWT

    dan pemanfaatanya dapat membantu menyelesaikan permasalahan

    Perekonomian yang dihadapi oleh masyarakat.

    Zakat memiliki salah satu pengertian yaitu tumbuh atau menumbuhkan,

    zakat sejatinya adalah ibadah yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan

    kehidupan masyarakat. Hal tersebut menegaskan bahwa zakat sebagai sumber

    pemberdayaan dari masyarakat mampu kepada kaum lemah, dengan zakat

    diharapkan mampu menjadi pendorong perbaikan dan peningkatan keadaan

    hidup bagi penerimanya atau mustahik Yuningsih, dkk (2015: 308).

    Fungsinya dalam Negara modern, zakat punya peranan tersendiri sebagai

    suatu cara mendistribusikan atau pemerataan ekonomi dalam menyusun

    kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Dengan potensial yang baik, zakat

    dapat menjadi sumber dana potensial yang bisa dimanfaatkan untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai suatu kewajiban, zakat harus

    ditunaikan dengan aturan syariah yang telah ditentukan. Tidak dengan kemauan

    dan selera para muzakki sendiri, karena para muzakki juga harus berpedoman

    pada ketentuan syariat yang sudah diatur secara jelas dan lengkap.

    Dengan pengelolaan yang baik, zakat dapat menjadi sumber dana

    potensial yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan

  • 3

    masyarakat. Sebagai suatu kewajiban, zakat harus ditunaikan dengan aturan

    syariah yang telah ditentukan. Tidak dengan kemauan dan selera para muzakki

    sendiri, karena itu para muzakki harus berpedoman pada ketentuan syariat yang

    sudah diatur secara jelas dan lengkap. Ali dalam Yuningsih, dkk (2015: 309)

    mengatakan bahwa pengelolaan zakat di Indonesia telah ada sejak datangnya

    Islam ke Indonesia dan dana zakat merupakan salah satu sumber dana untuk

    kepentingan pengembangan agama Islam di Indonesia. Dan pada masa

    perjuangan melawan penjajah barat Indonesia menggunakan dana zakat sebagai

    sumber dana untuk melawan penjajah. Pengelolaan zakat di Indonesia telah

    diatur dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat

    yang didalamnya mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

    pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan terhadap dana zakat.

    Di Indonesia terdapat dua lembaga pengelola zakat, lembaga pemerintah

    dan lembaga non pemerintah. lembaga pengelola zakat yang dikelola oleh

    pemerintah adalah Badan Amil Zakat (BAZ). Pembentukan BAZ dimulai dari

    tingkat kecamatan sampai tingkat nasional. Sedangkan lembaga pengelola zakat

    non pemerintah adalah Lembaga Amil Zakat dikelola oleh pihak swasta atau

    yayasan yang telah mendapatkan legalitas dari pemerintah dalam melakukan

    pengelolaan dana zakat. Dengan terus berkembangnya lembaga pengelola dana

    zakat, banyak beberapa komunitas yang ikut dalam melakukan pengumpulan

    dan pendistribusian dana zakat yang tidak mendapatkan pengawasan dan

    koordinasi dari pemerintah, seperti masjid, LSM, organisasi dan pesantren.

  • 4

    Kanji (2011) menyatakan bahwa dengan permasalahan yang sering

    dihadapi masyarakat adalah kepada siapa zakat harus diberikan. Lebih utama

    disalurkan kepada mustahik atau lembaga pengelola zakat. Karena para muzakki

    merasa bila zakat yang disalurkan langsung kepada mustahik atan timbul

    perasaan tenang karena menyaksikan secara langsung zakatnya kepada orang

    yang dianggap berhak menerimanya. Tetapi saluran yang diberikan secara

    langsung oleh muzakki tidak mengenai sasaran yang tepat. Terkadang

    masyarakat yang merasa sudah menyalurkan zakat kepada mustahik merasa

    tepat, padahal yang menerima bukan dari orang yang berhak menerimanya.

    Masyarakat memberikan zakat kepada mustahik karena faktor kedekatan emosi.

    Dengan permasalahan tersebut dapat menghambat program-program yang ada

    di Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang seharusnya berdampak

    baik bagi perkembangan masyarakat, namun akhirnya tidak tercapai dengan

    adanya pengelola zakat yang tidak berada dalam pengawasan dan koordinasi

    lembaga pengelola zakat yang telah mendapatkan legalitas dari pemerintah.

    Untuk memfasilitasi kemudahan berzakat di Indonesia, terdapat lembaga

    semi pemerintah yang memiliki wewenang untuk melakukan pengumpulan,

    pengelolaan, dan pendistribusian zakat kepada penerima yang berhak

    (mustahiq), yaitu Badan Amil Zakat tingkat Nasional (BAZNAS) sampai tingkat

    daerah (BAZDA). Selain itu ada pula lembaga yang bernama Lembaga Amil

    Zakat (LAZ). Dari sisi pengumpulan zakat, permasalahan yang paling sering

    terjadi dan paling besar adalah adanya kesenjangan yang sangat lebar antara

  • 5

    potensi zakat dengan realisasi pengumpulan zakat serta pendistribusian zakat

    Satrio dan Siswantoro (2016: 2).

    Penelitian yang dilakukan oleh Siswantoro (2012) yang menganalisis

    faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecenderungan zakat agar

    diperlakukan sebagai pengurang langsung pajak penghasilan. Dengan menguji

    beberapa variabel seperti faktor kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil

    zakat, kepuasan terhadap lembaga amil zakat yang sudah ada, dan faktor

    motivasi, diperoleh kesimpulan bahwa faktor kepercayaan dan motivasi secara

    signifikan berkorelasi positif dengan preferensi perlakuan zakat sebagai

    pengurang langsung pajak penghasilan. Faktor motivasi memiliki nilai paling

    tinggi, yang berarti kesadaran masyarakat akan pentingnya zakat sudah

    memadai, yang juga didukung dengan responden yang menyetujui zakat

    dijadikan sebagai pengurang langsung pajak penghasilan mencapai 53,5%,

    sehingga faktor ini cukup mendukung seandainya penerapan zakat sebagai

    pengurang langsung pajak penghasilan bisa direalisasikan di masa depan oleh

    pemerintah Indonesia. Sementara untuk penelitian lainnya, Muhamad (2008)

    melakukan analisis terkait kualitas layanan dan pengaruh sosial marketing dalam

    mempengaruhi keputusan muzakki untuk membayar zakat lewat LAZ, dengan

    hasil kedua variabel berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan muzakki

    membayar zakat lewat LAZ.

    Research Gap (kesenjangan penelitian terdahulu) juga menelatar

    belakangi penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Satrio dan

    Siswantoro (2016) mengemukakan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan

  • 6

    signifikan terhadap minat masyarakat membayae zakat di Lembaga Amil Zakat,

    artinya semakin manusia reugiusitas maka semakin banyak orang yang

    membayar zakat.

    Hasil penelitian Yunus (2016) menjelaskan bahwa apabila tingkat

    religiusitas manusia tinggi maka minat pedagang membayar zakat semakin

    banyak di Baitul Mal.

    Penelitian Kriyanto dan Khasanah (2013) mengemukakan bahwa

    religiusitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi

    membayar zakat penghasilan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis dan Beik (2013) yang

    menunjukkan bahwa variabel religiusitas berpengaruh secara signifikan dan

    positif terhadap minat masyarakat Kota Bogor membayar zakat. Namun

    penelitian yang dilakukan oleh Sidiq (2015) menjelaskan bahwa religiusitas

    tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat muzakki membayar zakat di

    Lembaga Amil Zakat.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan Satrio dan Siswantoro (2016)

    menunjukkan bahwa kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikansi positif

    terhadap faktor minat muzakki dalam membayar zakat di LAZ.

    Namun penelitian yang dilakukan Mirawati, dkk menunjukkan bahwa

    kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat

    membayar zakat.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yazid (2017) menunjukkan

    citra lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap minat muzakki dalam

  • 7

    menunaikan zakat, artinya apabila citra lembaga pengelolaan zakat semakin baik

    maka minat masyarakat membayar zakat semakin meningkat.

    Namun penelitian yang dialakukan Aini (2015) menunjukkan bahwa citra

    lembaga dan kualitas layanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

    minat menyalurkan zakat.

    Berdasarkan uraian di atas, akan disajikan research gap dari penelitian

    terdahulu pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 1.1 Research Gap Variabel Religiusitas

    Gap Peneliti Temuan

    Isu: pengaruh religiusitas terhadap minat membayar zakat

    Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh religiusitas

    terhadap minat membayar zakat

    Religiusitas

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Satrio &

    Siswantoro

    (2016)

    Religiusitas berpengaruh secara

    signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat di

    Lembaga Amil Zakat.

    Yunus

    (2016)

    Faktor religiusitas secara parsial

    berpengaruh secara positif dan

    signifikan terhadap minat pedagang

    Pasar Los Kota Lhokseumawe me

    ngeluarkan zakat di Baitul Mal.

    Kriyanto &

    Khasanah

    (2013)

    Tingkat religiusitas berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap

    motivas minat membayar zakat.

    Yazid

    (2017)

    Variabel Religiusitas (X2)

    mempunyai pengaruh signifikan

    terhadap minat muzakki dalam

  • 8

    menunaikan zakat di Nurul Hayat

    Cabang Jember (Y1).

    Religiusitas tidak

    memberikan dampak

    positif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Sidiq (2015) Religiusitas tidak berpengaruh

    secara terhadap minat membayar

    zakat pada LAZ.

    Tabel 1.2 Research Gap Variabel Kepercayaan

    Gap Peneliti Temuan

    Isu: pengaruh kepercayaan terhadap minat membayar zakat

    Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kepercayaan

    terhadap minat membayar zakat

    Kepercayaan

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Satrio &

    Siswantoro

    (2016)

    Kepercayaan berpengaruh secara

    signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat di

    Lembaga Amil Zakat.

    Sheila

    (2017)

    Kepercayaan berpengaruh secara

    positif dan signifikan terhadap

    minat masyarakat membayar zakat.

    Kepercayaan tidak

    memberikan dampak

    signifikan terhadap

    minat masyarakat

    membayar zakat

    Mirawati,

    dkk

    Kepercayaan tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat.

  • 9

    Tabel 1.3 Research Gap Variabel Citra Lembaga

    Gap Peneliti Temuan

    Isu: pengaruh citra lembaga terhadap minat membayar zakat

    Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh citra lembaga

    terhadap minat membayar zakat

    Citra lembaga

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat masyarakat

    membayar zakat

    Yazid

    (2017)

    Citra lembaga berpengaruh positif

    terhadap minat muzakki dalam

    menunaikan zakat di Nurul Hayat

    Cabang Jember.

    Citra lembaga tidak

    memberikan dampak

    signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Nur’aini

    dan Ridla

    (2015)

    Citra lembaga tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap minat

    menyalurkan zakat.

    Tabel 1.4 Research Gap Variabel Kualitas Layanan

    Gap Peneliti Temuan

    Isu: pengaruh kualitas layanan terhadap minat membayar zakat

    Research Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh kualitas

    layanan terhadap minat membayar zakat

    Kualitas layanan

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Yazid

    (2017)

    Kualitas Layanan mempunyai

    pengaruh signifikan terhadap minat

    muzakki dalam menunaikan zakat di

    Nurul Hayat Cabang Jember.

    Sutomo

    dkk

    (2017)

    Kualitas layanan berpengaruh secara

    signifikan terhadap kepuasan dan

    loyalitas muzzaki dalam membayar

    zakat.

  • 10

    Kualitas layanan tidak

    memberikan dampak

    signifikan terhadap

    minat masyarakat

    membayar zakat

    Nur’aini

    dan Ridla

    (2015)

    Kualitas layanan tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap minat

    menyalurkan zakat.

    Penelitian ini berfokus pada Beberapa faktor-faktor yang kemungkinan

    menjadi penyebab minat masyarakat untuk membayarkan zakat kepada

    BAZNAS. Hal ini dikarenakan fenomena yang terjadi adalah masih kurangnya

    optimalisasi pengumpulan dana zakat yang disebabkan oleh minimnya minat

    muzakki dalam membayar zakat. Berdasarkan permasalahan yang mendasari

    penelitian di atas, upaya masyarakat untuk membayarkan zakat di BAZNAS, hal

    ini penulis menjadikan alasan untuk memilih judul “Analisis Pengaruh

    Religiusitas, Kepercayaan, Citra Lembaga dan Kualitas Layanan Terhadap

    Minat Masyarakat Membayar Zakat di Badan Amil Zakat (BAZNAS)”.

    B. Rumusan Masalah

    Sesuai dengan judul yang telah diajukan beserta latar belakang, maka

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat membayar zakat di

    BAZNAS Semarang ?

    2. Bagaimana pengaruh kepercayaan terhadap minat membayar zakat di

    BAZNAS Semarang?

    3. Bagaimana pengaruh citra lembaga terhadap minat membayar zakat di

    BAZNAS Semarang?

  • 11

    4. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap minat membayar zakat di

    BAZNAS Semarang?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang diinginkan penulis pada penelitian ini adalah:

    1. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Religiusitas Terhadap

    Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.

    2. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Kepercayaan Terhadap

    Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.

    3. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Citra Lembaga

    Terhadap Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.

    4. Untuk Menguji dan Menganalisis Pengaruh Variabel Kualitas Layanan

    Terhadap Minat Membayar Zakat di BAZNAS Semarang.

    D. Kegunaan Penelitian

    a. Bagi penulis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan

    pengetahuan dalam Analisis Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Citra

    Lembaga, dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Masyarakat Membayar

    Zakat di BAZNAS Kota Semarang.

    b. Bagi IAIN Salatiga

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan

    koleksi penelitian yang mengangkat tema: Analisis Pengaruh Religiusitas,

    Kepercayaan, Citra Lembaga, dan Kualitas Layanan Terhadap Minat

    Masyarakat Membayar Zakat di BAZNAS Kota Semarang.

  • 12

    E. Sistematika Penelitian

    Pada sistematika Bab 1 Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

    penelitian, selain itu juga diuraikan mengenai rumusan permasalahan yang akan

    dijadikan dasar dari penelitian ini.

    Pada sistematika Bab 2 Landasan Teori membahas penjabaran teori-teori

    yang mendukung perumusan hipotesa serta sangat membantu dalam analisis hasil-

    hasil penelitian lainnya. Dalam bab ini juga akan dibahas tentang kerangka

    pemikiran penelitian yang akan diteliti secara hipotesa yang timbul dari

    pemikirian tersebut.

    Dalam metode penelitian Bab 3 Metode Penelitian berisi tentang deskripsi

    bagaimana penelitian akan dilakukan secara operasional. Dalam bab ini juga

    berisikan variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan

    sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang akan

    digunakan.

    Dalam analisa penelitian Bab 4 Analisis Data berisi tentang hasil penelitian

    yang telah dianalisis dengan metode penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

    Hasil penelitian ini akan dibahas secara mendalam.

    Dalam analisa penelitian Bab 5 Penutup berisi tentang kesimpulan yang di

    dapat dari uraian pembahasan yang dilakukan sebelumnya serta saran kepada

    pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Beberapa penelitian yang berkaitan dengan analisis faktor

    religiusitas, citra lembaga, kepercayaan dan kualitas layanan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat, antara lain penelitian yang dilakukan oleh

    Kriyanto dan Khasanah (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    religiusitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi

    membayar zakat penghasilan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis dan Beik

    (2013). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel religiusitas

    berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap minat masyarakat Kota

    Bogor membayar zakat.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan Satrio dan Siswantoro

    (2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor pendapatan,

    faktor kepercayaan dan faktor religiusitas masing-masing memiliki

    pengaruh yang signifikansi positif terhadap faktor minat muzakki dalam

    membayar zakat di LAZ.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yazid (2017). Hasil

    penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas layanan, religiusitas dan

    citra lembaga berpengaruh secara signifikan terhadap minat muzakki dalam

    menunaikan zakat.

  • 14

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yunus. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa Kepercayaan, Religiusitas, dan Kontribusi

    berpengaruh secara seignifikan dan positif terhadap minat pedagang dalam

    mengeluarkan zakat di Baitul Mal.

    Berdasarkan penelitian yang dialakukan Larasati, Sheila Aulia Eka

    (2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh

    secara positif dan signifikan terhadap minat masyarakat berzakat.

    Berdasarkan penelitian yang dialakukan Aini dan Ridia (2015). Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa citra lembaga dan kualitas layanan

    berpengaruh secara signifikan terhadap minat menyalurkan zakat.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sutomo, dkk (2017). Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh secara

    signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas muzzaki dalam membayar zakat.

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    Isu Peneliti Temuan

    Religiusitas

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Satrio &

    Siswantoro

    (2016)

    Religiusitas berpengaruh secara

    signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat di

    Lembaga Amil Zakat.

    Yunus

    (2016)

    Faktor religiusitas secara parsial

    berpengaruh secara positif dan

    signifikan terhadap minat pedagang

    Pasar Los Kota Lhokseumawe

    mengeluarkan zakat di Baitul Mal.

  • 15

    Kriyanto &

    Khasanah

    (2013)

    Tingkat religiusitas berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap

    motivas minat membayar zakat.

    Yazid

    (2017)

    Variabel Religiusitas (X2)

    mempunyai pengaruh signifikan

    terhadap minat muzakki dalam

    menunaikan zakat di Nurul Hayat

    Cabang Jember (Y1).

    Sheila (2017) Religiusitas berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat.

    Kepercayaan

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Satrio &

    Siswantoro

    (2016)

    Kepercayaan berpengaruh secara

    signifikan terhadap minat

    masyarakat membayar zakat di

    Lembaga Amil Zakat.

    Sheila (2017) Kepercayaan berpengaruh secara

    positif dan signifikan terhadap

    minat masyarakat membayar zakat.

    Muhamad

    Fahruddin

    (2016)

    Kepercayaan berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap minat

    membayar zakat profesi para

    pekerja DKI Jakarta.

    Yunus

    (2016)

    Kepercayaan berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap minat

    pedagang mengeluarkan zakat

    Mukhlis dan

    Zulfahmi

    (2018)

    Kepercayaan berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap minat

    muzakki membayar zakat.

  • 16

    Citra lembaga

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Yazid

    (2017)

    Citra lembaga berpengaruh positif

    terhadap minat muzakki dalam

    menunaikan zakat di Nurul Hayat

    Cabang Jember.

    Aini dan

    Ridia (2015

    Citra Lembaga berpengaruh posotif

    terhadap minat muzakki untuk

    menyalurkan zakat profesi di

    PKPU.

    Hendro

    2012

    Citra Perusahaan bepengaruh

    positif terhadap kepuasan

    konsumen.

    Rendi (2017) Citra Perusahaan berpengaruh

    positif terhadap minat masyarakat

    berinfaq di LAZNAS DPU DT

    CABANG PALEMBANG.

    Kualitas layanan

    memberikan dampak

    posistif dan signifikan

    terhadap minat

    masyarakat membayar

    zakat

    Yazid

    (2017)

    Kualitas Layanan mempunyai

    pengaruh signifikan terhadap minat

    muzakki dalam menunaikan zakat

    di Nurul Hayat Cabang Jember.

    Sutomo dkk

    (2017)

    Kualitas layanan berpengaruh

    secara signifikan terhadap

    kepuasan dan loyalitas muzzaki

    dalam membayar zakat.

    Rendi (2017) Kualitas Layanan berpengaruh

    terhadap minat masyarakat berinfaq

    di LAZNAS DPU DT CABANG

    PALEMBANG.

  • 17

    Rusdianto

    (2016)

    Kualitas Layanan berpengaruh

    signifikan terhadap minat menjadi

    muzakki pada LAZ Dompet Duafa

    Salmawati

    dan Meutia

    (2018)

    Kualitas Layanan berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap

    minat muzakki membayar zakat.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

    gabungan variabel dan tempat. Penelitian yang berjudul “Analisis faktor

    pendapatan, kepercayaan, dan religiusitas dalam mempengaruhi minat

    muzaki untuk membayar zakat penghasilan melalui Lembaga Amil Zakat”

    Satrio&Siswantoro (2016), sedangkan selanjutnya penelitian yang berjudul

    “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat muzakki dalam menunaikan

    zakat di Nurul Hayat Cabang Jember” Yazid (2017). Ada juga penelitian

    tentang “faktor faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan membayar

    zakat Mukhlis&Beik (2013). Sedangkan variabel yang dipilih dalam

    penelitian ini menghubungkan antara religiusitas, kepercayaan, citra

    lembaga dan kualitas layanan. Tempat yang dipilih peneliti adalah Badan

    Amil Zakat Nasional Kota Semarang.

    B. Kerangka Teori

    1. Minat (Y)

    a. Pengertian minat

    Menurut Sukanto dalam Murtadho (2013) minat merupakan

    motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

  • 18

    inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan

    suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu

    berhubungan erat dengan pikiran atau perasaan. Pikiran mempunyai

    kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang

    perasaan yang bersifat halus atau tajam lebih mendamakan

    kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat pikiran dan

    perasaan itu dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa

    diatur dengan sebaik-baiknya.

    Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu

    campuran dari perasaan, harapan, pendirian prasangka atau

    kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu

    pilihan tertentu Mappiare (1997: 62). Sedangkan menurut Slameto

    (2003: 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat.

    Crow and Crow dalam Shaleh dan Wahab (2004: 264)

    berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu:

    1) Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan.

    Dorongan untuk makan membangkitkan minat untuk bekerja atau

    mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-

    lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan

    minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian

    dan lain-lain.

  • 19

    2) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat

    untuk melakukan suatu aktivitas tersebut. Misalnya minat terhadap

    pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan

    dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu

    pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari

    masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan

    cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan

    terpandang dalam masyarakat.

    3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat

    dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada

    aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan

    memperkuat minat aktivitas tersebut.

    c. Macam-macam minat

    Menurut Sukanto, minat dibedakan menjadi beberapa

    macam. Berikut macam-macam minat menurut Sukanto (1985):

    1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat

    primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul

    karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya

    kebutuhan akan makanan. Sedangakan minat kultural adalah minat

    yang timbul karena proses belajar.

    2) Berdasarkan arahanya, minat dapat dibedakan menjadi minat

    intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung

    berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang

  • 20

    lebih mendasar atau minat asli. Minat ekstrinsik adalah minat yang

    berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut.

    3) Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat dibedakan

    menjadi empat yaitu:

    a) Expressed Interest

    Minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada

    subyek untuk menyatakan atau menuliskan semua kegiatan,

    baik yang disenangi maupun yang paling tidak disenangi.

    b) Manifest Interest

    Minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi

    atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap

    aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui

    hobinya.

    c) Tested Interest

    Minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan

    dari hasil jawaban obyektif yang diberikan.

    d) Inventoried Interest

    Minat yang diungkapkan menggunakan alat-alat yang

    sudah distandarkan, yakni berisi pertanyaan-pertanyaan

    kepada subyek.

  • 21

    2. Religiusitas (X1)

    a. Pengertian Religiusitas

    Menurut Harun Nasution yang dikutip Jalaluddin (2012: 12)

    pengertian agama berasal dari kata, yaitu: al-Din, religi (relegare,

    religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-undang atau

    hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti

    menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.

    Sedangkan dari kata religy (latin) atau relegere berarti

    mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat.

    Adapun kata agama terdiri dari a=tidak; gam=pergi mengandung arti

    tidak pergi, tetap ditempat atau di warisi turun-temurun.

    Menurut Satrio dan Dodik dalam Siswantoro (2016: 5)

    religiusitas adalah nilai dari seseorang terhadap norma-norma

    syariah. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap

    seseorang terhadap suatu objek, maka semakin tinggi pula

    kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai

    dengan objek tersebut.

    b. Pandangan Ahli Tentang Religiusitas

    Menurut Anshori dalam Ghufron & Risnawati (2010: 168)

    agama menunjuk pada aspek aspek formal yang berkaitan dengan

    aturan dan kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek

    agama yang telah dihayati oleh seseorang dalam hati. Ghufron &

    Risnawati menegaskan lebih lanjut, bahwa religiusitas merupakan

  • 22

    tingkat keterkaitan individu terhadap agamanya. Apabila individu

    telah menghayati dan menginternalisasikan ajaran agamanya maka

    ajaran agama akan berpengaruh dalam segala tindakan dan

    pandangan hidupnya.

    Menurut Nurcholis Majid dalam Sahlan (2012: 42) agama

    bukanlah sekedar tindakan-tindakan ritual seperti shalat dan

    membaca doa. agama lebih dari itu, yaitu keseluruhan tingkah laku

    manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah

    SWT.

    Glock & Stark dalam Dister (1988) mengenai religiusitas

    yaitu sikap keberagaman yang berarti adanya unsur internalisasi

    agama ke dalam diri seseorang. Religiusitas didefinisi

    operasionalkan sebagai pengabdian Muzakki terhadap ajaran agama

    Islam dengan menunaikan kewajiban untuk menyalurkan zakat

    untuk penghasilan yang telah mencapai nisab. Religiusitas Muzakki

    dapat diukur dengan lima dimensi yaitu: keyakinan, praktik agama,

    pengalaman, pengetahuan agama, dan pengamalan.

    c. Dimensi Religiusitas

    Glock & Stark dalam Ancok (2008: 77-78) mengatakan lima

    dimensi dalam religiusitas, yaitu:

    1) Dimensi keyakinan dan Ideologis

    Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang

    menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya, misalnya

  • 23

    kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka. Pada

    dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya unsur

    ketaatan bagi setiap pengikutnya, adapun dalam agama yang

    dianut oleh seseorang, makna yang terpenting adalah kemauan

    untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang

    dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang

    harus ditaati oleh penganut agama. Dengan demikian dimensi

    keyakinan ini menuntut dilakukan praktek-praktek peribadatan

    yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

    2) Dimensi praktik agama atau ritualistik

    Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana

    seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam

    agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup

    pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan

    komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari

    dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama tertentu

    dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama.

    Dimensi praktik dalam agama Islam dapat dilakukan dengan

    menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji, ataupun praktik

    muamalah lainnya.

    3) Dimensi pengalaman dan eksperiensial

    Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau

    pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya

  • 24

    merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa

    doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya.

    4) Dimensi pengetahuan agama atau intelektual

    Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang

    menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang

    ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci

    maupun yang lainnya.

    5) Dimensi konsekuensi

    Yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku

    seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam

    kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi tetangganya

    sakit, menolong orang yang kesulitan, mendermakan hartanya,

    dan sebagainya.

    3. Kepercayaan (X2)

    a. Pengertian Kepercayaan

    Kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah

    komitmen atau janji dan komitmen hanya dapat direalisasikan jika

    suatu saat nanti. Menurut Margen dan Hunt (1994) ada beberapa

    manfaat dari adanya kepercayaan.

    1) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk berusaha menjaga

    hubungan yang terjalin dengan kerjasama dengan rekan

    perdagangan.

  • 25

    2) Kepercayaan menolak pilihan jangka pendek dan memilih

    keuntungan jangka panjang dengan mempertahankan rekan yang

    ada.

    3) Kepercayaan hanya mendorong pemasar untuk mendatangkan

    resiko besar dengan bijaksana karena percaya bahwa rekannya

    tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan pasar.

    Menurut Sumarman (2004) kepercayaan adalah kekuatan

    suatu produk yang memiliki atribut tertentu. Kepercayaan biasa

    disebut perkaitan objek-atribut (object-attribute linkage), yaitu

    kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan

    antara sebuah objek dan atributnya yang relevan.

    Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan kepercayaan

    konsumen sebagai semua pengetahuan yang dimiliki oleh

    konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen

    tentang objek, atribut dan manfaatnya.

    Doney dan Canon dalam Aydin dan Ozer (2005) menyatakan

    bahwa kepercayaan merupakan suatu proses menghitung

    (calculative process) antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil

    yang diperoleh. Pelayanan yang diterima sekarang akan berlanjut

    kedepannya, sehingga service quality berpengaruh positif terhadap

    trust.

  • 26

    Kepercayaan (trust) menurut Shett dan Mital dalam Tjiptono

    (2002) merupakan faktor paling krusial dalam setiap relasi, sekaligus

    berpengaruh pada komitmen. Trust bisa diartikan sebagai kesediaan

    untuk mengandalkan kemampuan, integritas dan motivasi pihak lain

    untuk bertindak dalam rangka memuaskan kebutuhan dan

    kepentingan seseorang sebagaimana disepakati bersama secara

    implisit maupun eksplisit.

    Penelitian Satrio & Dodik (2016: 4) Kepercayaan terhadap

    lembaga zakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemauan

    muzzaki untuk mengandalkan lembaga zakat untuk menyalurkan

    zakatnya kepada mustahik zakat karena muzzaki yakin lembaga

    tersebut profesional, amanah dan transparan. Disamping akan

    menumbuhkan rasa kepercayaan tinggi masyarakat terhadap

    lembaga zakat, dana zakat yang terkumpul juga akan lebih optimal

    dalam segi pemanfaatan. Dengan demikian, masyarakat akan lebih

    berkomitmen terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan

    menjadikannya sebagai pilihan utama dalam berzakat.

    Kepercayaan menjadi sangat pentig karena dua alasan.

    Alasan pertama karena hubungan jangka panjang dan setiap pihak

    harus mempunyai komitmen berdasarkan intergritas dan keandalan.

    Alasan kedua, pada tahap konseptual klien harus mau membuka

    informasi yang bersifat rahasia dan berpengaruh terhadap

    perencanaan di masa depan.

  • 27

    Berdasarkan penelitian Mayer, dkk (1995) kepercayaan

    adalah keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah atau menerima

    tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain

    tersebut akan melakukan suatu tindakan tertentu bagi pihak yang

    memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau

    mengendalikam pihak lain.

    Dengan demikian kepercayaan dapat ditinjau sebagai

    komponen yang berharga dalam setiap keberhasilan menjalin

    hubungan dan lebih jauh berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi

    resiko serta membangun hubungan jangka panjang dan

    meningkatkan komitmen (Rusdin, 2004).

    b. Dimensi-dimensi kepercayaan

    Kepercayaan didefinisikan sebagai keyakinan akan

    intergritas, watak, dan kemampuan pemimpin. Para bawahan yang

    mempercayai pemimpin akan bersedia untuk menjadi sasaran atas

    tindakan sang pemimpin, karena mereka percaya bahwa hak dan

    kepentingan mereka tidak akan disalahgunakan. Riset telah

    mengidentifikasikan lima dimensi yang membentuk konsep

    kepercayaan Robbins & Coulter (2007: 200-201).

    1) Intergritas: kejujuran dan kelugasan

    2) Kompetensi: pengetahuan dan keterampilan teknis serta antar

    pribadi

  • 28

    3) Konsistensi: keandalan, kemampuan, diramalkan, dan penilaian

    yang baik dalam menangani sistuasi

    4) Loyalitas: kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan fisik

    dan perasaan seseorang

    5) Keterbukaan: kerelaan untuk berbagi ide dan informasi secara

    bebas.

    c. Jenis-jenis Kepercayaan

    Menurut Mayer, dkk (1995) Ada tiga jenis kepercayaan

    dalam hubungan organisasi: kepercayaan berbasis pencegahan,

    berbasis pengetahuan, dan berbasis identifikasi.

    1) Kepercayaan berbasis pencegahan

    Hubungan yang paling rapuh terdapat dalam kepercayaan

    berbasis pencegahan (deference-based trust), satu saja

    pelanggaran atau inkonsistensi akan merusak hubungan. Bentuk

    kepercayaan ini didasarkan pada kekhawatiran akan terjadi

    pembalasan dendam jika kepercayaan dikhianati. Orang-orang

    yang memiliki hubungan seperti itu melakukan apa yang mereka

    katakan karena mereka takut akan konsekuensi dari tidak

    melaksanakan kewajibannya. Kepercayaan berbasis pencegahan

    hanya bisa berhasil sampai pada tingkat dimungkinkannya ada

    hubungan, konsekuensi yang jelas, dan hubungan tersebut benar-

    benar diberlakukan bila kepercayaan dilanggar.

  • 29

    Contoh dari kepercayaan berbasis pencegahan tampak pada

    hubungan manajer-karyawan. Sebagai seorang karyawan,

    biasanya mempercayai pimpinan baru meskipun belum terlalu

    mengenalnya. Ikatan yang menciptakan kepercayaan ini terletak

    pada wewenang yang dimiliki pimpinan dan hukuman yang bisa

    ia kenakan jika karyawan gagal memenuhi kewajiban-kewajiban

    kerja.

    2) Kepercayaan berbasis pengetahuan

    Kebanyakan hubungan organisasi berakar pada kepercayaan

    berbasis pengetahuan (knowledge-basedtrust) artinya,

    kepercayaan didasarkan pada kemampuan memprediksi

    perilaku yang bersumber dari pengalaman berinteraksi.

    Kepercayaan ini terbentuk jika seseorang memiliki informasi

    yang memadai tentang orang lain sehingga seseorang mengenal

    mereka secara cukup baik dan bisa memperkirakan dengan tepat

    perilaku mereka.

    Kepercayaan berbasis pengetahuan mengandalkan informasi

    dan bukan pencegahan. Pengetahuan mengenai pihak lain dan

    kemampuan memprediksi sikap-sikap mereka menggantikan

    kontrak, hukuman, dan perjanjian hukum yang umum berlaku

    pada kepercayaan berbasis pencegahan. Pengetahuan ini terus

    berkembang dari waktu ke waktu, bertambah seiring

  • 30

    pengalaman sehingga terbangun kepercayaan dan kemampuan

    untuk memprediksi.

    3) Kepercayaan berbasis identifikasi (identification-based trust).

    Tingkat kepercayaan tertinggi dicapai bila terjalin hubungan

    emosional antar pihak yang ada. Hal ini memungkinkan satu

    pihak bertindak sebagai seseorang agen bagi yang lain dan

    menggantikan orang tersebut dalam transaksi antar personal.

    Kepercayaan muncul karena pihak-pihak saling memahami niat

    dan menghargai keinginan yang lain. Pemahaman ini dibangun

    sampai ke titik tertentu sehingga masing masing bisa bertindak

    secara efektif demi pihak lain.

    4. Citra Lembaga (X3)

    a. Pengertian Citra Lembaga

    Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai

    pribadi perusahaan, organisasi atau produk. Citra adalah tujuan

    utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak

    dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat

    diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian

    baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif atau

    negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas Rueslan (2012:

    62).

    Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara

    keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya

  • 31

    Jefkins dan Yadin, (2004: 19). Sedangkan hal-hal positif yang

    meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya

    adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,

    kualitas pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan

    hingga berkaitan dengan tangggung jawab sosial Rueslan (2012:

    66). Secara logika jika perusahaan sudah mengalami krisis

    kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka akan

    membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi

    penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah.

    Sebelum terjadi penggunaan terhadap sebuah jasa, seringkali

    seseorang nasabah menerima informasi yang berkaitan dengan jasa

    dan lembaga yang menyediakan jasa tersebut. Informasi tersebut

    dapat berupa kesan nasabah yang telah melakukan penggunaan jasa

    yang sama terhadap citranya, atau berita yang disampaikan oleh

    pihak yang menyediakan jasa tersebut. Bagi sebagian orang,

    informasi tersebut kadangkala tidak mempengaruhi keputusan

    penggunaannya, tetapi bagi sebagian yang lain informasi tersebut

    menjadi hal yang sangat berharga untuk dipertimbangkan. Setiap

    nasabah tentunya mempunyai pandangan tersendiri tentang

    pengaruh informasi tersebut terhadap penggunaan jasa.

    b. Dimensi Citra Perusahaan

    Menurut Aaker dalam Tjiptono (2005: 40) klasifikasi

    elemen-elemen ekuitas merek terdapat lima kategori antara lain:

  • 32

    1) Kesadaran merek

    Adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau

    mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari

    kategori produk tertentu.

    2) Asosiasi merek

    Adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap

    sebuah merek.

    3) Persepsi Kualitas

    Penilaian pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

    keunggulan suatu produk.

    4) Loyalitas Merek

    Adalah suatu ukuran kesetiaaan konsumen terhadap suatu

    merek.

    5) Aset Lainnya

    Adalah asset-aset lain yang berkaitan dengan merek.

    5. Kualitas Layanan

    a. Pengertian Kualitas Layanan

    Menurut Wijaya (2011: 11) dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia kualitas didefinisikan sebagai tingkat baik buruknya

    sesuatu. Kualitas dapat pula didefinisikan sebagai tingkat

    keunggulan, sehingga kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan.

    Menurut Goetsch dan Davis (1944) dalam Wijaya (2011: 251)

    kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

  • 33

    jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

    harapan.

    b. Dimensi Kualitas Layanan

    Menurut Parasuraman dkk dalam Simamora (2001: 186-187)

    ada beberapa jenis layanan dan berhasil mengidentifikasikan lima

    faktor utama yang dipergunakan konsumen dalam menilai atau

    menentukan kualitas layanan. Kelima faktor tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1) Reliability (keandalan): meliputi prestasi yang konsisten dan

    dapat dipertanggungjawabkan. Perusahaan berarti

    melaksanakan jasa yang betul atau yang cocok pada kali

    pertama, juga berarti bahwa perusahaan dapat memenuhi semua

    janjinya.

    2) Responsiveness (respon): pelayanan atau respon yang cepat dan

    kreatif terhadap permintaan atau permasalahan yang dihadapi

    konsumen.

    3) Tangible (berwujud): bukti fisik dari layanan, bisa berupa

    fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan,

    dan sarana komunikasi.

    4) Assurance (jaminan): mencakup pengetahuan, kemampuan,

    kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf,

    bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.

  • 34

    5) Emphaty (empati): meliputi kemudahan dalam melakukan

    hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan

    memahami kebutuhan para pelanggan.

    C. Kerangka Pemikiran Teoritis

    Kerangka pikir adalah gambaran tentang hubungan antar variabel

    dalam suatu penelitian. Kerangka pikir diuraikan oleh jalan pikiran menurut

    kerangka yang logis. Muhamad (2008: 75). Berdasarkan landasan teori dan

    tinjauan pustaka yang ada, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian

    ini disajikan dalam gambar sebagai berikut:

    H1

    H2

    H3 H4

    Kerangka Berfikir

    Gambar 2. 1

    Maka penelitian diatas dapat dibuat persamaan matematis sebagai berikut:

    Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +е

    Keterangan:

    Y = Minat

    Minat Membayar

    Zakat (Y)

    Kualitas

    Layanan (X4)

    Citra Lembaga

    (X3)

    Kepercayaan (X2)

    Religiusitas

    (X1)

  • 35

    β0 = Konstanta

    X1 = Religiusitas

    X2 = Kepercayaan

    X3 = Citra Lembaga

    X4 = Kualitas Layanan

    β1 = Koefisien religiusitas

    β2 = Koefisien kepercayaan

    β3 = Koefisien citra lembaga

    β4 = Koefisien kualitas layanan

    e = Standar eror

    D. Hipotesis

    Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian dengan

    pendekatan ilmiah, sedangkan yang tidak menggunakan hipotesis adalah

    riset dengan menggunakan dengan pendekatan naturalis. Menurut Sugiyono

    (2012) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

    bentuk kalimat pertanyaan. Sedangkan menurut Margono (2004)

    menyebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

    masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling

    tinggi tingkat kebenarannya. Dan menurut Nazir (2005) menyebutkan

    bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara

    sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal

    dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.

  • 36

    Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang

    relevan, maka hipotesis yang akan diajukan kebenarannya, secara empiris

    adalah:

    1. Faktor religiusitas zakat terhadap minat masyarakat membayar zakat

    Penelitian yang dilakukan oleh Eka Satrio, Dodik Siswantoro (2016)

    menunjukkan faktor religiusitas bepengaruh secara signifikan terhadap

    Minat membayar zakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

    Ahmad Mukhlis dan Irfan Syauqi Beik (2013) menunjukkan faktor

    religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap minat membayar

    zakat.

    Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan

    hipotesis sebagai berikut:

    H1: Faktor religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap

    minat membayar zakat.

    2. Faktor kepercayaan zakat terhadap minat masyarakat membayar zakat

    Penelitian yang dilakukan oleh Eka Satrio, Dodik Siswantoro (2016)

    menunjukkan faktor kepercayaan berpengaruh terhadap minat membyar

    zakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sheila (2017)

    menunjukkan faktor kepercayaan berpengaruh terhadap minat

    masyarakat berzakat.

    Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan

    hipotesis sebagai berikut:

  • 37

    H2: Faktor kepercayaan berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

    3. Faktor citra lembaga terhadap minat masyarakat membayar zakat

    Penelitian yang dilakukan oleh Azy Athoillah Yazid (2017)

    menunjukkan faktor citra lembaga berpengaruh terhadap minat muzzaki

    dalam menunaikan zakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

    Nur’aini dan Ridia (2015) menunjukkan faktor citra lembaga

    berpengaruh secara posotif dan signifikan terhadap minat menyalurkan

    zakat.

    Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan

    hipotesis sebagai berikut:

    H3: Faktor citra lembaga berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

    4. Faktor kualitas layanan zakat terhadap minat masyarakat membayar

    zakat

    Penelitian yang dilakukan oleh Azy Athoillah Yazid (2017)

    menunjukkan faktor kualitas layanan berpengaruh terhadap minat

    muzzaki dalam menunaikan zakat. Sedangkan penelitian yang

    dilakukan oleh Sutomo, Mukhamad Najib, dan Setiadi Johar (2017)

    menunjukkan bahwa muzzaki telah merasa puas terhadap terhadap

    layanan lembaga amil zakat dalam membayar zakat.

  • 38

    Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis mengajukan

    hipotesis sebagai berikut:

    H4: Faktor kualitas layanan berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

    Tabel 2.2

    Hipotesis

    Hipotesis Pernyataan

    H1 Faktor religiusitas berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

    H2 Faktor kepercayaan berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

    H3 Faktor citra lembaga berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

    H4 Faktor kualitas layanan berpengaruh secara signifikan

    terhadap minat membayar zakat.

  • 39

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (filed research). Dalam

    penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dari

    mustahik di BAZNAS Kota Semarang mengenai pengaruh religiusitas,

    kepercayaan, citra lembaga, dan kualitas layanan terhadap minat masyarakat

    membayar zakat di BAZNAS Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian

    kuantitatif. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-

    angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 7).

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

    Kota Semarang tepatnya di Jl. Wr. Supratman No.77, Gisikdrono, Semarang

    Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli

    sampai Agustus 2019.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek

    yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

  • 40

    2015: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang membayar

    zakat di Baznas Semarang.

    2. Sampel

    Menurut (Sugiyono, 2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi dalam jumlah

    besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam

    populasi, seperti karena adanya keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka

    peneliti dapat peneliti dapat menggunakan sampel yang telah diambil dari

    populasi tersebut Probability sampling. Probability sampling adalah teknik

    pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap

    unsur populasi yang akan menjadi anggota sampel. Adapun metode yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, menurut

    Sugiyono (2014: 64) simple random sampling dikatakan simple (sederhana)

    karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

    memperhatikan strata yang ada dalam penelitian. Rumus perhitungan besaran

    sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sebagai beriku:

    n = N

    1+N(e)2

    dimana:

    n = Ukura sampel

    N= Populasi

  • 41

    q = Presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan

    sampel yang masih diinginkan, pengambilansampel yang dapat ditoleransi,

    misalnya 10%.

    Perhitungan sebagai berikut:

    n= 8000

    1+8000(0,1)2

    = 98, 7654 dibulatkan menjadi 100 muzakki.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh

    peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk

    menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 29).

    1. Pengertian Data

    Data adalah alat bagi pengambil keputusan sebagai dasar pembuatan

    keputusan atau pemecahan persoalan/masalah. Keputusan yang baik hanya

    bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang baik (jujur, pandai dan berani

    menggambil keputusan yang objektif), dimana keputusan trsebut didasarkan

    atas data yang baik pula. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya

    kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas

    dan bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh

    merupakan data relevant (Supranto, 2003: 17).

    2. Jenis dan Sumber Data

    Pada penelitian ini penulis menggunakan data primer, yaitu

    pengambilan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan

  • 42

    (Bawono, 2006: 29). Untuk mendapatkan data primer, peneliti menyebarkan

    angket di Baznas Semarang. Angket adalah sejumlah pertanyaan secara

    tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti

    memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah penelitian

    dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi, 2005: 127).

    E. Skala Pengukuran

    Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel

    berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian (Muhamad, 2008:

    120). Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval. Skala interval

    adalah memberikan rangking terhadap responden, yang dirangkingkan bisa

    berupa preferensi, perilaku, dan sebagainya (Bawono, 2006: 31).

    Penelitian ini, kuisioner dibuat dengan mengguankan skala 1-5 untuk

    mendapatkan data yang bersifat interval. Hal ini dikarenakan untuk

    memudahkan responden dalam memberikan penilaian atau pendapat sangat

    tidak setuju sampai sangat setuju, dengan kata lain mengukur, tanggapan baik

    buruknya dalam suatu pertanyaan dalam bentuk nilai angka 1-5. Berikut adalah

    rentang penilaian dalam skala interval.

    1 2 3 4 5

    Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

  • 43

    F. Definisi Konsep Operasional

    Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah :

    1. Variabel Bebas Religiusitas (X1)

    Menurut Glock & Stark (Dister, 1988) mengenai religiusitas yaitu sikap

    keberagaman yang berarti adanya unsur internalisasi agama ke dalam diri

    seseorang. Religiusitas didefinisi operasionalkan sebagai pengabdian

    Muzakki terhadap ajaran agama Islam dengan menunaikan kewajiban untuk

    menyalurkan zakat untuk penghasilan yang telah mencapai nisab.

    2. Variabel Bebas Kepercayaan (X2)

    Menurut Sumarman (2004) kepercayaan adalah kekuatan bahwa suatu

    produk memiliki atribut tertentu. Kepercayaan biasa disebut perkaitan objek-

    atribut (object-attribute lingkage), yaitu kepercayaan konsumen tentang

    kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dan atributnya yang

    relevan.

    3. Vriabel Bebas Citra Lembaga (X3)

    Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,

    jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya (Jefkins dan Yadin,

    2004: 19). Menurut Aaker dalam Tjiptono (2005: 40) mengklasifikasikan

    elemen-elemen ekuitas merek sebagai berikut:

    4. Variabel Bebas Kualitas Layanan (X4)

    Menurut Parasuraman dkk dalam Simamora (2001: 186-187) ada

    beberapa jenis layanan dan berhasil mengidentifikasikan lima faktor utama

  • 44

    yang dipergunakan konsumen dalam menilai atau menentukan kualitas

    layanan.

    5. Variabel Terikat Minat Membayar Zakat (Y)

    Menurut Witherington (1999), minat adalah kesadaran seseorang dalam

    sustu obyek seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut

    dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu

    obyek pasti harus ada terlebih dahulu dapat minat obyek tadi.

    Tabel 3.1

    Definisi Konsep dan Operasional

    Variabel

    Penelitian

    Definisi Indikator Skala

    Pengukuran

    Religiusitas

    (X1)

    Menurut Glock

    & Stark dalam

    Dister (1988)

    religiusitas yaitu

    sikap

    keberagaman

    yang berarti

    adanya unsur

    internalisasi

    agama ke dalam

    diri seseorang.

    1. Yakin Allah

    mengawasi

    kegiatan manusia.

    2. Menjalankan rukun

    islam.

    3. Menjalankan

    ibadah rukun islam

    4. Paham dasar hukum

    ilmu agama.

    5. Merasakan dampak

    ibadah yanf

    dijalankan.

    Skala Likert

    Kepercayaa

    n (X2)

    Menurut

    Sumarman

    (2004)

    kepercayaan

    1. Baznas Kota

    Semarang

    melaksanakan tugas

    Skala Likert

  • 45

    adalah kekuatan

    bahwa suatu

    produk memiliki

    atribut tertentu.

    berdasarkan visi

    misi.

    2. Baznas Kota

    Semarang

    melaksanakan tugas

    secara professional.

    3. Baznas Kota

    Semarang

    melaksanakan

    tugasnya secara

    konsisten.

    4. Selalu berzakat di

    Baznas Kota

    Semarang.

    5. Penyampaian dana

    zakat secara

    transparan

    Citra

    lembaga

    (X3)

    Citra perusahaan

    adalah citra dari

    suatu organisasi

    secara

    keseluruhan,

    jadi bukan hanya

    citra pada

    produk dan

    pelayanannya

    Jefkins dan

    Yadin, (2004:

    19).

    1. Baznas Kota

    Semarang sankat

    dikenal masyarakat.

    2. Baznas Kota

    Semarang adalah

    lembaga pengelola

    zakat favorit.

    3. Baznas Kota

    Semarang

    memberikan kesan

    kualitas yang baik.

    4. Berzakat di Baznas

    Kota Semarang.

    Skala Likert

  • 46

    Kualitas

    layanan

    (X4)

    Menurut

    Goetsch dan

    Davis (1944)

    dalam Wijaya

    (2011: 251)

    kualitas adalah

    kondisi dinamis

    yang

    berhubungan

    dengan produk,

    jasa, manusia,

    proses dan

    lingkungan yang

    memenuhi atau

    melebihi

    harapan.

    1. Baznas Kota

    Semarang mampu

    bertahan dibanding

    lembaga yang lain.

    2. Baznas Kota

    Semarang selalu

    respon.

    3. Baznas Kota

    Semarang

    memberikan akses

    terbaik.

    4. Baznas Kota

    Semarang

    memastikan

    pengelolaan yang

    baik.

    5. Baznas Kota

    Semarang

    memahami

    kebutuhan

    muzakki.

    Skala Likert

    Minat

    membayar

    zakat (X5)

    Menurut

    Sukanto dalam

    Murtadho

    (2013) minat

    merupakan

    motivasi yang

    mendorong

    orang untuk

    melakukan apa

    yang mereka

    inginkan bila

    1. Berzakat untuk

    membantu sesama

    orang yang

    kekurangan.

    2. Berzakat karena

    faktor lingkungan.

    3. Berzakat karena

    orang muslim.

    Skala Likert

  • 47

    mereka bebas

    memilih.

    G. Instrumen Penelitian

    Instrument penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara,

    pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan

    informasi dari responden. Instrument itu disebut dengan pedoman pengamatan

    atau pedoman wawancara, kuisioner atau dokumenter sesuai dengan metode

    yang digunakan (Gulo, 2002: 123).

    Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

    kuisioner yang memuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah

    dan tujuan penelitian. Yang disebar secara langsung pada masyarakat yang

    membayar zakat di BAZNAS Semarang.

    H. Uji Instrumen Penelitian

    1. Uji Instrumen

    a. Uji reliabilitas

    Menurut Ghozali (2013: 47) reliabilitas adalah alat untuk

    mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau

    konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban

    seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

    waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara

    (Sunyoto, 2011) yaitu :

    1) Repeated measure atau pengukuran ulang

  • 48

    Dalam waktu yang berbeda responden diberi butir pertanyaan

    dan alternatif jawaban yang sama. Butie pertanyaan dikatakan

    reliabel jika jawabannya sama.

    2) One shoot atau pengukuran sekali

    Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali

    menyebar kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur

    korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama

    dengan bantuan aplikasi Statistical Program for Siciety Science

    (SPSS), dengan fasilitas Croncbach Alpha (a). Suatu variabel

    dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,60.

    Rumus perhitungannya sebagai berikut (Mustafa: 2009):

    Cronbach’s Alpha = (𝑄

    𝑄−1|1 − ∑𝑆

    2 𝑞𝑖

    ∑ 𝑆2 𝑋

    )

    Keterangan :

    Q = Banyaknya butir dalam suatu

    variabel

    Sqi = Varians skor tiap butir

    Sx = Varians skor total butir tersebut

    Rxy = Mean korelasi antar butir

    b. Uji Validitas

    Menurut Sugiyono (2015: 194) uji validitas dilakukan untuk

    mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi

    ukurannya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuan tingkat-

  • 49

    tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur. Suatu alat yang valid,

    mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya alat ukur yang kurang valid

    berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. Sebuah alat ukur

    dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi

    rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang

    terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentenag variabel yang

    dimaksud. Uji validitas ini dihunakan untuk mengukur sah atau valid

    tidaknya suatu kuesioner.

    Untuk mengetahui uji validitas, dapat digunakan korelasi bivariate

    pearson atau product moment jika r hitung > r tabel, maka instrument

    atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total

    (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item

    pernyataan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan

    tidak valid) (Saidani, 2012).

    2. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji normalitas

    Menurut Ghazali (2013: 163) menyatakan uji normalitas dengan

    analisis statistik dapat dilakukan menggunakan uji Kolmogorof-

    Smirnov, dengan mempertimbangkan nilai Sig. dengan α = 0,05. Kriteria

    pengujiannya adalah sebagai berikut:

    Sig. ≥ α = 0,05 maka dapat dikatakan data yang digunakan

    berdistribusi secara normal.

  • 50

    Sig. ≤ α = 0,05 maka dapat dikatakan data yang digunakan

    berdistribusi secara tidak normal.

    b. Uji multikolinieritas

    Menurut Ghazali (2006: 91) uji multikolonieritas digunakan untuk

    menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar

    variabel independen. Cara mengetahui ada tidaknya multikolonieritas

    pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF

    (Variance Inflation Factor).

    Salah satu metode untuk mengetahui adanya multikolinieritas

    adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance

    inflation factor (VIF). Indikasinya yaitu jika nilai VIF kurang dari 10 dan

    nilai tolerance lebih dari 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas (Farama:

    2011).

    c. Uji heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

    berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Model

    regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

    heteroskedastisitas.

    Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas ini, peneliti

    menggunakan uji glejser. Dimana dengan menggunakan uji glejser ini,

  • 51

    kita bisa mengetahui data tersebut bebas dari heteroskedastisitas yaitu

    dengan melihat besarnya signifikansi variabel independen. Jika

    signifikansi pada variabel independen > 0,05 maka dapat dinyatakan

    bahwa variabel tersebut bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

    d. Uji linieritas

    Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model

    yang digunakan sudah tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model

    dalam bentuk lain. Spesifikasi model dapat berupa linier, kuadratik atau

    kubik (Bawono, 2006: 179).

    Menurut Pramesti (2016: 70) untuk mengetahui adanya linieritas,

    dapat mempertimbangkan nilai signifikansi dengan α = 0,05. Krieria

    pengujiannya adalah sebagai berikut:

    1) Jika nilai sig. Deviation from linierity > 0,05 maka terdapat hubungan

    yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.

    2) Jika nilai sig. Deviation from linierity < 0,05 maka tidak terdapat

    hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.

    3. Uji Statistik

    a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

    Uji koefisien determinasi (R2) pada prinsipnya untuk mengukur

    seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel

    terikat. Apabi