ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR DAN SUKU …digilib.unila.ac.id/57085/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR DAN SUKU …digilib.unila.ac.id/57085/3/SKRIPSI TANPA BAB...
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR DAN SUKU
BUNGA BI TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi pada Perusahaan Sektor Ekspor Impor
yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2017)
Skripsi
Oleh
SUSI AGUSTIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR DAN SUKU
BUNGA BI TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi pada Perusahaan Sektor Ekspor Impor
yang Terdaftar di Bei Periode 2013-2017)
Oleh
Susi Agustin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai tukar dan
suku bunga BI terhadap return saham perusahaan ekspor dan impor. Untuk
pengambilan sampel, dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling, yang artinya perusahaan dengan kriteria tertentu yang dijadikan sebagai
sampel penelitian, sehingga diperoleh jumlah sampel perusahaan ekspor sebanyak
19 perusahaan dan sektor impor sebanyak 15 perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan nilai tukar dan suku bunga BI berpengaruh
terhadap return saham perusahaan sektor ekspor maupun impor yang terdaftar di
BEI periode 2013-2017. Secara parsial, nilai tukar berpengaruh negatif terhadap
return saham perusahaan sektor ekspor dan impor yang terdaftar di BEI periode
2013-2017. Suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap return saham
perusahaan sektor ekspor maupun impor yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.
Kata kunci: nilai tukar, suku bunga BI, return saham, ekspor, dan impor.
ABSTRACT
ANALYSIS THE EFFECT OF CHANGE OF FOREIGN EXCHANGE AND
BI INTEREST RATES ON STOCK RETURN
(Study on Export Import Companies
Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2013-2017)
By
Susi Agustin
This study aimed to determine the influence of changes in the foreign exchange
and BI interest rates on the stock return of export and import companies. For
sampling, it is done by using purposive sampling method, which means that
companies with certain criteria are used as research samples, so there are 19
companies of export sector and 15 companies in the import sector. The results of
the study shows the foreign exchange and interest rate of BI have a simultant
influence to stock return of the export and import sectors listed on the Indonesia
Stock Exchange for the period 2013-2017. Partial test shows, the foreign
exchange has influence to stock return of export and import sector companies
listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2013-2017. BI interest rates
has negative influence to stock return of export and import sector companies listed
on the Indonesia Stock Exchange for the period 2013-2017.
Keywords: foreign exchange, BI interest rates, stock return, export, and import.
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA
BI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Sektor Ekspor
Impor Yang Terdafar di BEI Periode 2013-2017)
Oleh
SUSI AGUSTIN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Way Jepara pada tanggal 15 Agustus
1997. Penulis adalah anak pertama dari dari pasangan
bapak Saripan dan ibu Suminem.
Pada tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di TK
Aba Jepara. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan oleh
penulis pada tahun 2009 di SD Negeri 2 Braja Caka.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Way Jepara dan
diselesaikan pada tahun 2012. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan ke SMA
Negeri 1 Way Jepara dan menyelesaikannya pada tahun 2015.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur SBMPTN. Tahun 2015 penulis
aktif sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung dan Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKTA)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tahun 2017 terpilih
sebagai bendahara umum Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKTA) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT atas
segala berkah, rezeki, nikmat, dan karunia-Nya, Karya ini ku persembahkan
kepada:
Orang tuaku
Bapak Saripan dan Ibu Suminem
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Di dunia ini sabar itu ada dua hal, yaitu sabar terhadap apa yang kamu
benci, dan sabar terhadap apa yang kamu suka”
Ali bin Abi Thalib
“Man Jadda Wa Jada”
Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil
“Man Shabara Zhafira”
Siapa yang bersabar akan beruntung
“Man Sara Darbi Ala Washala”
Siapa yang berjalan di jalurnya akan sampai
Anonymous
“Bahkan tidak harus berasal dari keluarga yang sempurna untuk sukses”
Anonymous
“Tidak ada yang bisa kamu percayai selain dirimu sendiri”
Anonymous
SANWACANA
Bismillahirrahmairahim,
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar dan Suku Bunga BI Terhadap Return Saham (Studi
Pada Perusahaan Sektor Ekspor Impor Yang Terdaftar di Bei Periode 2013-
2017)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing 1 dan Bapak
Pigo Nauli, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan
waktu, kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., CPA., C.A., Akt., selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik selama masa
perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama
menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff akademik, administrasi, tata usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak
membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan skripsi,
terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
9. Bapak dan Ibuku tercinta, Saripan dan Suminem yang selalu mendoakan dan
menjadi penyemangat hidupku untuk menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas
kasih sayang dan pengorbanan yang tak terhingga untuk anakmu ini.
10. Keluargaku tercinta, Pakde Sukar, Bek Har, Mba Ayu, dan Mas Fero,
terimakasih atas kasih sayang, perhatian, dukungan dan kepedulian kalian
untukku. Terimakasih karena telah menjadi keluarga yang sangat baik.
11. Keluaga besar dan saudara-saudara baik dari keluarga bapak dan ibu yang
tersayang terima kasih atas dukungan dan doa.
12. Sahabatku tersayang Calon Manten, Fera Anggraini, Nuri Wulan Fitriana,
Nurhana, dan Ari Dara Sugesti terimakasih telah menemani suka duka dan
mendukungku selama masa perkuliahan, memotivasi, tempat bercerita, serta
selalu menemaniku disaat apapun sampai saat ini. Terimakasih banyak untuk
persahabatan kita selama ini, dan sukses untuk kita semua.
13. Sahabat terbaik sekaligus saudara tersayangku Sri Rizki, terimakasih banyak
untuk waktumu selama ini. Terimakasih telah menjadi sahabat baikku selama
delapan tahun, sahabat bercerita, bermain, sahabat suka dan duka, tetaplah
berada disampingku selamanya.
14. Sahabatku tersayang sejak SMP, Sri Rizki, Amriana Sadewi, Erna Setiawati, dan
Sulkha Dewi Ruhyati, terimakasih telah menemani dan menjadi sahabat terbaik
bagi diriku sejak delapan tahun lalu.
15. Sahabatku tersayang sejak SMA, Frentia Riskiyani, Anisa Fitriani, Angga
Irawan, Pandu Wahyu Perdana, Ardita Dwi Astuti, Muffti Nugroho, terimakasih
telah menemani dan mendukungku selama ini. Sukses selalu untuk kalian
semua.
16. Sahabat konyolku tersayang, Frentia Riskiyani dan Muhammad Fariz
Rachmawan, terimakasih untuk semuanya. Terimakasih telah menjadi sahabat
dan saudara bagi diriku. Tetaplah menjadi teman konyol, teman makan
kangkung, dan teman berguru masalah percintaanku.
17. Keluarga kosan Himakono, Desti April Yanti, Novi Santika, Galuh Tri
Wahyuning Tyas, dan Ilda Rina Sandria, terimakasih telah menemaniku sejak
empat tahun lalu saat diriku belum mengenal siapapun dikota ini. Terimakasih
sudah mendukungku, memberi saran dan nasehat selama ini.
18. Sahabatku tersayang Desti April Yanti, terimakasih sudah menjadi teman
bercerita dan teman hidup, menjadi saksi perjuanganku selama kuliah.
Terimakasih sudah menemaniku.
19. Teman-teman Presidium Himakta 17/18, Enon, Leon, Zahrah, Habib, Nabila,
Tio, Intan, Hasnah, Sugeng, Rinda, Rifqi, Faby, dan Adrima, terimakasih atas
pengalaman selama satu tahun yang tak akan terlupakan. Terimakasih untuk
kesempatan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
20. Temanku calon konglomerat dimasa depan Agnes Fitria Wulandari, terimakasih
telah menjadikanku temanmu, memberikanku kesempatan untuk menemanimu
disisa waktu terakhir kebersamaan kita dibangku kuliah. Terimakasih untuk
waktu dan sarannya selama ini.
21. Temanku M. Iqbaluddin Ashidiqi, Nadya Ulfa Annisya, Yusi Herawati, Mahesti
Pamungkas, Siti Nur Afizah, Fendi Alansyah, Reza Rinova, dan Haroida yang
telah menemani dan mendukungku selama ini. Terimakasih banyak.
22. Temanku seperbimbingan, Nadia Fitra, Cangga Wilantika, Tiara Sella, Sari
Rahmawati, Debby Arisandi, Ridwan Habib, terimakasih sudah memberikan
dukungan dan saran selama proses perskripsian ini.
23. Temanku Destty, Olivia, Dian, Fifah, Merti, Atari, Citra, dan seluruh teman-
teman Akuntansi angkatan 2015 yang tidak disebutkan satu persatu terima kasih
telah membantu belajar, berbagi canda tawa, dan sukses untuk kalian semua.
24. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga Allah
SWT memberikan rahmat, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 12 Juni 2019
Penulis,
Susi Agustin
xi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ..............................................................................................viii
MOTTO ............................................................................................................... ix
SANWACANA .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ................................................................................... 10
2.1.1 Teori Keagenan ...................................................................... 10
2.1.2 Nilai Tukar ............................................................................ 12
xii
2.1.3 Penerapan PSAK No. 10 tentang Perubahan Kurs Valuta
Asing ...................................................................................... 14
2.1.4 Suku Bunga Bank Indonesia .................................................. 17
2.1.5 Return Saham ........................................................................ 19
2.1.6 Ekspor Impor .......................................................................... 21
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 22
2.3 Model Penelitian ................................................................................ 24
2.4 Pengembangan Hipotesis ................................................................... 24
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 28
3.2 Sumber Data ....................................................................................... 28
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 29
3.3.1 Populasi .................................................................................. 29
3.3.2 Sampel .................................................................................... 29
3.4 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 29
3.4.1 Variabel Independen (X) ........................................................ 29
a. Nilai Tukar ...................................................................... 30
b. Suku Bunga BI ................................................................ 30
3.4.2 Variabel Dependen (Y) .......................................................... 31
a. Return Saham .................................................................. 32
3.5 Metode dan Alat Analisis ................................................................... 32
3.5.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 32
a. Uji Normalitas ................................................................. 32
b. Uji Multikolinearitas ....................................................... 33
c. Uji Autokorelasi .............................................................. 33
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 34
3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................ 34
a. Koefisien Determinasi (𝑅2) ............................................. 35
b. Uji Signifikansi F ............................................................ 36
c. Uji Signifikansi t ............................................................. 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 38
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 38
4.3 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 39
4.3.1 Uji Normalitas ...................................................................... 39
4.3.2 Uji Multikolinearitas ............................................................ 41
4.3.3 Uji Autokorelasi ................................................................... 42
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 43
4.4 Uji Hipotesis ....................................................................................... 44
4.4.1 Koefisien Determinasi (𝑅2) ................................................. 44
4.4.2 Uji Signifikansi F ................................................................. 45
4.4.3 Uji Signifikansi t .................................................................. 47
4.5 Pembahasan ........................................................................................ 50
4.5.1 Nilai Tukar Berpengaruh Terhadap Return Saham
Perusahaan Sektor Ekspor .................................................... 50
xiii
4.5.2 Nilai Tukar Berpengaruh Terhadap Return Saham
Perusahaan Sektor Impor ..................................................... 52
4.5.3 Suku Bunga Berpengaruh Terhadap Return Saham
Perusahaan Sektor Ekspor .................................................... 53
4.5.4 Suku Bunga Berpengaruh Terhadap Return Saham
Perusahaan Sektor Impor ..................................................... 54
V. SIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 56
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 56
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 57
5.3 Saran ..................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ......................................................................... 22
4.1 Sampel Penelitian ........................................................................................ 37
4.2 Analisis Statistik Deskriptif Sektor Ekspor ................................................. 38
4.3 Analisis Statistik Deskriptif Sektor Ekspor ................................................. 39
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Sektor Ekspor .................................................. 41
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Sektor Impor .................................................... 42
4.6 Hasil Uji Autokorelasi Sektor Ekspor ......................................................... 42
4.7 Hasil Uji Autokorelasi Sektor Impor ........................................................... 43
4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sektor Ekspor ............................................... 43
4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sektor Impor ................................................. 44
4.10 Hasil Uji Determinasi (R2) Sektor Ekspor .................................................. 44
4.11 Hasil Uji Determinasi (R2) Sektor Impor .................................................... 45
4.12 Hasil Uji Signifikansi F Sektor Ekspor ....................................................... 46
4.13 Hasil Uji Signifikansi F Sektor Impor ......................................................... 46
4.14 Hasil Uji Signifikansi t Sektor Ekspor ........................................................ 47
4.15 Hasil Uji Signifikansi t Sektor Impor .......................................................... 49
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Realisasi Jumlah Ekspor dan Impor Tahun 2013-2017 ............................... 4
2.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Domestik ............................ 12
2.2 Fluktuasi Nilai Tukar Tahun 2013-2017 ..................................................... 14
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 24
4.1 Hasil Uji Normalitas Sektor Ekspor ............................................................ 40
4.2 Hasil Uji Normalitas Sektor Impor .............................................................. 40
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kriris ekonomi yang terjadi secara global memang tak dapat dihindarkan.
Contohnya adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang
mengakibatkan banyak negara terkena dampak yang cukup parah. Indonesia
adalah salah satu negara dari sekian banyak negara yang terkena dampak krisis
ekonomi global tahun 1998, dimana terjadi pelemahan nilai rupiah sampai
menembus angka Rp 16.800 per USD. Akibatnya terjadilah inflasi hampir 100%
yang menyebabkan krisis terjadi hampir di semua indikator perekonomian, hingga
dampaknya pun masih kita rasakan sampai sekarang, dimana beban utang masih
harus kita bayar.
Saat ini, kondisi perekonomian dunia dipengaruhi oleh negara dimana yang setiap
keadaan atau peristiwa kecil sekalipun mampu memberikan pengaruh terhadap
perekonomian secara global. Negara tersebut adalah Amerika Serikat, yang
membuat setiap kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat maupun kondisi
perekonomian atau apapun peristiwa yang terjadi di negara tersebut mampu
berpengaruh terhadap negara lain. Indonesia sebagai negara dengan menganut
perekonomian terbuka tentu sangat merasakan dampak dari perekonomian global.
2
Tak hanya dampak positif dari baiknya perekonomian dunia, tetapi juga dampak
negatif yang mungkin saja terjadi yang mengakibatkan adanya krisis ekonomi.
Krisis terjadi ketika ekonomi memasuki periode resesi setelah periode booming
berkepanjangan yang didukung oleh kredit, arus masuk modal dan nilai tukar
berlebihan (Cheang, 2008). Umumnya, krisis ekonomi dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu krisis mata uang, krisis perbankan, dan krisis utang. Semakin majunya
sistem perekonomian saat ini, mampu membuat krisis ekonomi yang terjadi akan
memicu terjadinya krisis yang lebih besar yang dapat mengacaukan perekonomian
suatu negara, sehingga ikut berdampak pada setiap indikator perekonomian
negara tersebut. Hal ini yang dirasakan oleh Indonesia, dimana kondisi
perekonomian global yang tak menentu dapat dengan cepat berdampak terhadap
setiap kegiatan ekonomi di Indonesia.
Banyak sekali peristiwa global yang dapat memengaruhi perekonomian Indonesia.
Contohnya adalah kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga minyak dunia,
krisis ekonomi Yunani, dan melemahnya nilai tukar mata uang asing. Peristiwa
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain, dalam hal ini
adalah terhadap USD mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia tak stabil
dan mengalami guncangan. Nilai tukar sendiri merupakan harga jual maupun beli
mata uang suatu negara terhadap mata uang asing, dalam hal ini rupiah terhadap
USD.
Dengan adanya pelemahan nilai rupiah maka akan mengakibatkan terjadinya
inflasi, dimana harga barang keseluruhan melonjak naik. Namun, Bank Indonesia
selaku otoritas moneter memberlakukan kebijakan-kebijakan agar nilai rupiah tak
3
terperosok terlalu dalam dan bertujuan menjaga nilai rupiah tetap stabil. Salah
satu kebijakan yang diambil adalah dinaikannya suku bunga acuan sebagai upaya
pemerintah untuk menstimulus perekonomian dengan berharap akan banyak
investor yang berinvestasi di Indonesia, karena tingkat pengembalian yang
nantinya akan diperoleh para investor akan lebih besar.
Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk mencari sumber pendanaan
lain selain utang atau pinjaman. Dengan menggunakan pasar modal sebagai
alternatif dalam mencari dana, diharapkan banyak investor lokal maupun asing
yang akan menginvestasikan uangnya di pasar modal. Selain memberikan
keuntungan terhadap perusahaan yang membutuhkan dana, pasar modal juga
memberikan keuntungan pada pemerintah maupun investor. Namun, pasar modal
juga sangat rentan terhadap berbagai indikator perekonomian yang akan
berdampak pada naik atau melemahnya harga-harga saham perusahaan yang
terdaftar. Sehingga akan memengaruhi tingkat return saham yang akan diperoleh
para investor.
Tandelilin (2010:102) mengungkapkan return adalah hal yang memotivasi
investor untuk berinvestasi. Sehingga bisa dikatakan bahwa return saham adalah
tingkat pengembalian berupa keuntungan yang diharapkan oleh para investor dari
keberaniannya dalam berinvestasi. Terdapat dua hal yang diharapkan dari return
saham, yaitu yield dan capital gain. Yield yaitu imbalan yang diperoleh investor
dari besarnya laba yang dihasilkan perusahaan, biasanya berupa dividen.
Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh ketika investor
menjual saham yang dimiliki dengan harga yang lebih besar daripada harga beli.
4
Selain peran pasar modal, perusahaan sektor ekspor maupun impor juga memiliki
peran yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia
sendiri ditopang oleh berbagai sektor usaha dan kegiatan perekonomian, salah
satunya adalah kegiatan ekspor impor. Sebagai negara berkembang, Indonesia
berusaha mencukupi kebutuhan negaranya dengan melakukan impor. Hingga saat
ini, pemerintah masih mengandalkan impor sebagai solusi untuk memenuhi
kurangnya kebutuhan dalam negeri.
Gambar 1.1
Realisasi Jumlah Ekspor dan Impor Tahun 2013-2017
Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah.
Pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa besarnya nilai ekspor maupun impor di
Indonesia mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2013 besarnya nilai ekspor
sebesar 182.551,90 lebih kecil daripada nilai impor pada tahun yang sama sebesar
186.628,70. Pada tahun 2014, nilai ekspor sebesar 175.979,90 dan nilai impor
178.178,70. Tahun 2015, nilai ekspor mengalami kenaikan yaitu 150.366,30
5
begitu pula dengan impor, yaitu 142.694,80. Tahun 2016, nilai ekspor dan impor
kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 145.186,10 dan 135.652,80.
Pada tahun 2017, dimana nilai tukar mengalami pelemahan yang cukup tinggi,
nilai ekspor dan impor ikut berdampak dengan adanya kenaikan, yaitu sebesar
168.828,30 dan 156.985,70. Jika diamati, nilai ekspor lebih besar daripada nilai
impor, kecuali pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa
kegiatan perekonomian Indonesia masih cukup baik hingga mampu menjual atau
mengekspor barang lebih besar, daripada membeli atau mengimpor barang.
Terlihat dari grafik diatas, Indonesia masih mengandalkan impor sebagai salah
satu cara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri meskipun sebenarnya
Indonesia cukup mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Sebagai negara
yang masih mengandalkan impor, maka pemerintah berupaya untuk mendorong
penguatan kegiatan ekspor. Hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat yang lebih baik dan dapat menciptakan lapangan kerja.
Bagi perusahaan yang bergerak dibidang ekspor maupun impor, tentunya akan
lebih sering menggunakan mata uang asing sebagai alat transaksi utamanya.
Sehingga sangat rentan terhadap perubahan nilai tukar yang biasanya diimbangi
dengan perubahan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia selaku
otoritas moneter di Indonesia.
Perubahan nilai tukar rupiah sendiri dapat terjadi berupa penurunan maupun
kenaikan. Akibat dari perubahan nilai tukar ini tentu kinerja persahaan sektor
ekspor maupun impor juga akan terpengaruh. Jika nilai tukar rupiah mengalami
penurunan (penguatan), tentu dapat mengakibatkan keuntungan bagi pihak
6
importir karena perusahaan tak perlu mengeluarkan banyak rupiah untuk membeli
suatu barang dari luar negeri. Tetapi penguatan nilai rupiah ini memiliki dampak
negatif bagi pihak eksportir, karena ekspor Indonesia ke luar negeri akan semakin
mahal bagi pelanggan yang berada di luar negeri. Sehingga, dari adanya
peningkatan biaya perolehan yang besar tersebut menyebabkan pelanggan di luar
negeri memutuskan untuk tidak membeli barang dari Indonesia dan dapat
menyebabkan kerugian bagi eksportir.
Jika terjadi kenaikan (pelemahan) nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
akan memberikan keuntungan bagi eksportir karena mereka akan mendapatkan
lebih banyak keuntungan karena barang-barang buatan Indonesia yang dijual ke
luar negeri juga akan lebih murah sehingga mereka dapat menukar lebih banyak
mata uang asing ke rupiah. Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing dapat membantu neraca perdagangan Indonesia karena hal
tersebut dapat membuat harga barang-barang impor menjadi mahal, karena alasan
inilah maka pihak importir akan mengalami kerugian. Namun biasanya
pemerintah akan membiarkan hal ini terjadi untuk mengurangi defisit
perdagangan, dimana nilai impor lebih besar dibandingkan ekspor.
Sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tentu dengan adanya
perubahan nilai tukar sangat berpengaruh terhadap return saham, karena
mengakibatkan naik turunnya kinerja perusahaan. Apabila perusahaan mampu
memberikan kinerja yang baik, ditandai dengan peningkatan laba, maka return
saham juga akan besar. Tetapi jika laba perusahaan turun, maka return saham
7
juga akan kecil. Hal inilah yang membuat mengapa investor akan berpikir dua
kali untuk berinvestasi.
Menurut Setyaningrum, Muljono (2016) nilai tukar mata uang asing merupakan
hasil interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar
valuta asing. Jelas, dengan adanya ketidakstabilan nilai tukar maka dapat
menyebabkan ketidakstabilan di pasar valuta asing. Hal tersebut mengakibatkan
kurangnya kepercayaan investor dalam berinvestasi, yang selanjutnya akan
membuat investor cenderung melakukan penarikan modal sehingga memicu
terjadinya Capital out Flow yang dapat membuat tingkat return saham yang
dibagikan menurun.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ivan dan Lauw (2017) bahwa nilai kurs
tengah valuta asing tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini sejalan
dengan penelitian dari I Gede dan Ida (2016) bahwa nilai tukar tidak berpengaruh
terhadap return saham. Namun, menurut Hidaya dan Topowijono (2018)
menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh terhadap return saham. Ni Putu dan
I Gede (2018) juga dalam penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh nilai tukar
terhadap return saham.
Akibat adanya ketidakstabilan nilai tukar yang dapat memengaruhi return saham,
tentu pihak investor akan sangat berhati-hati dalam berinvestasi. Sehingga
pemerintah akan mengambil kebijakan untuk mengimbangi perubahan nilai tukar,
apabila nilai tukar mengalami pelemahan yang terlalu jauh. Akibat pelemahan
nilai rupiah yang terlalu jauh, maka dapat menyebabkan investor luar negeri
kurang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Maka, Bank Indonesia menaikkan
8
suku bunga acuan untuk melindungi pasar modal, agar mampu menarik investor
untuk berinvestasi. Akibat adanya kenaikan suku bunga, maka jelas beban
perusahaan akan bertambah, sehingga akan menurunkan harga saham perusahaan,
karena laba dari perusahaan akan berkurang. Namun dari tingginya bunga yang
ditawarkan, maka dapat membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi karena
return yang akan diperoleh juga semakin besar.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek dan Gede (2018) menunjukkan
bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
return saham. Menurut Theodores et al (2014) juga menunjukkan pengaruh
positif antara suku bunga dan return saham. Hal ini berbeda dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Oshaibat (2016) bahwa tingkat suku bunga berpengaruh
negatif terhadap return saham. Quadir (2012) juga menunjukan hasil negatif
antara suku bunga dan return saham.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut, maka peneliti ingin melakukan
pengujian kembali untuk mengetahui seberapa besar dampak atau pengaruh dari
nilai tukar rupiah dan suku bunga Bank Indonesia terhadap return saham
perusahaan sektor ekspor impor yang terdaftar di BEI. Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar dan Suku Bunga BI Terhadap Return
Saham (Studi Pada Perusahaan Sektor Ekspor Impor yang Terdaftar di BEI
Periode 2013-2017)”.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
rumusan permasalahannya adalah:
1. Apakah dampak perubahan nilai tukar terhadap return saham perusahaan
sektor ekspor?
2. Apakah dampak perubahan nilai tukar terhadap return saham perusahaan
sektor impor?
3. Apakah dampak perubahan tingkat suku bunga BI terhadap return saham
perusahaan sektor ekspor?
4. Apakah dampak perubahan tingkat suku bunga BI terhadap return saham
perusahaan sektor impor?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui dampak perubahan nilai tukar terhadap return saham perusahaan
sektor ekspor.
2. Mengetahui dampak perubahan nilai tukar terhadap return saham perusahaan
sektor impor.
3. Mengetahui dampak perubahan tingkat suku bunga BI terhadap return saham
perusahaan sektor ekspor.
4. Mengetahui dampak perubahan tingkat suku bunga BI terhadap return saham
perusahaan sektor impor.
10
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pribadi.
b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam penelitian selanjutnya atau
penelitian sejenis.
c. Memberikan informasi mengenai bukti nyata tentang pengaruh nilai tukar
dan suku bunga terhadap return saham.
2. Bagi Investor
a. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi tingkat
pengembalian saham.
b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan investasi
secara tepat.
c. Memberikan gambaran mengenai tingkat return saham yang akan
diperoleh investor.
3. Bagi Pemerintah
a. Dapat dijadikan bahan referensi dalam menetapkan kebijakan makro yang
tepat.
b. Memberikan bukti tentang hasil kebijakan yang telah diambil, apakah
sudah tepat atau belum.
c. Memberikan gambaran masa depan akan kebijakan apa yang harus diambil.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Anthony dan Govindarajan pada Siagian (2012) teori agensi adalah
hubungan atau kontrak antara principal dan agen. Principal memperkerjakan
agen untuk melakukan tugas kepentingan principal, termasuk pendelegasian
otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agen. Pada penelitian ini,
pihak yang bertindak sebagai principal adalah manajemen perusahaan sektor
ekspor impor dan bertindak sebagai agen adalah pemerintah. Perusahaan selaku
principal menunjuk atau meminta kepada agen yaitu pemerintah untuk melakukan
tugas bagi kepentingan principal. Tugas yang dilakukan yaitu adalah
menstabilkan nilai tukar dan suku bunga agar kepentingan agen yaitu mampu
meningkatkan kinerja perusahaan yang tercermin dari laba mampu memberikan
dampak yang positif kepada para investor dengan mampu membagikan return
saham yang cukup menguntungkan bagi pihak investor.
12
2.1.2 Nilai Tukar
Menurut Mankiw (2007:128), nilai tukar mata uang antara dua negara adalah
harga dari mata uang yang digunakan oleh penduduk negara-negara tersebut untuk
melakukan perdagangan antara satu sama lain. Dengan kata lain, nilai tukar mata
uang adalah pertukaran mata uang asing antar negara yang digunakan untuk
kegiatan perekonomian masing-masing negara yang permintaannya dapat
ditentukan oleh pasar. Menurut Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar rupiah
memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Adanya
perubahan nilai tukar yang terjadi, baik itu penguatan maupun pelemahan dapat
mengakibatkan keutungan maupun kerugian dalam mengimpor atau megekspor
barang. Apabila nilai tukar melemah, berdampak negatif pada perusahaan
importir, tetapi jika nilai tukar menguat, berdampak negatif pada perusahaan
eksportir. Terdapat banyak faktor yang mengakibatkan adanya perubahan nilai
tukar itu sendiri. Berikut disajikan dalam bentuk gambar.
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar Domestik
Sumber: Buku Kebanksentralan, Bank Indonesia
13
Menurut Hidaya dan Topowijono (2018) menyatakan bahwa perubahan nilai kurs
sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi karena dapat memengaruhi harga
produk maupun jasa didalam maupun luar negeri. Jika rupiah mengalami
apresiasi maka importir akan memperoleh keuntungan, pihak eksportir yang
mengalami kerugian. Begitupun ketika rupiah mengalami depresiasi, maka
keuntungan bagi pihak eksportir dan kerugian bagi pihak importir. Ketika rupiah
mengalami depresiasi maka akan mendorong eksportir untuk melakukan ekspor
sebanyak-banyaknya, karena dengan melakukan ekspor, maka dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dengan mendorong berbagai
sektor usaha melakukan pengembangan usaha sehingga mampu mamberikan
stimulus positif bagi perekonomian Indonesia.
Semakin besar volume ekspor dan semakin produkif perusahaan tersebut maka
harga saham juga akan mengalami peningkatan. Jika harga saham meningkat,
otomatis return yang diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi. Beberapa
bukti menunjukkan bahwa nilai tukar menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Devi
(2015), Hidaya (2018), Denny (2015) berpendapat bahwa nilai tukar memiliki
pengaruh terhadap return saham. Namun hal sebaliknya mengatakan bahwa nilai
tukar tak berpengaruh terhadap return saham yang sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh I Gede (2016), Abdullah (2012), dan Ivan (2017).
Seiring berjalannya waktu, rupiah terus mengalami perubahan baik mengalami
penurunan maupun kenaikan. Pada tahun 2013, nilai tukar rupiah terhadap USD
sebesar Rp 12.189,-. Ditahun 2014, mengalami kenaikan yang tidak signifikan
sebesar Rp 12.440,-. Kemudian pada tahun selanjutnya, kembali melemah di
14
angka Rp 13.795,-, lalu menguat pada 2016 di angka Rp 12.998,-. Hingga pada
2017, nilai tukar kembali melemah yaitu sebesar Rp 13.548,- per dolarnya.
Gambar 2.2
Fluktuasi Nilai Tukar Tahun 2013-2017
Sumber: Bank Indonesia, data diolah.
2.1.3 Penerapan PSAK No. 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Vauta
Asing
PSAK No. 10 tentang pengaruh perubahan kurs valuta asing mengatur tentang
seharusnya mata uang apa yang digunakan dalam laporan keuangan, dan
bagaimana penerapan mata uang tersebut. PSAK ini memiliki tujuan untuk
memasukkan transaksi-transaksi yang menggunakan mata uang asing dan
kegiatan usaha luar negeri ke dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan bagaimana menjabarkan
laporan keuangan kedalam suatu mata uang pelaporan. Ruang lingkup PSAK No.
10 ini mencakup:
15
1. Dalam akuntansi untuk transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali
untuk transaksi-transaksi derivatif dan saldo yang ada dalam ruang lingkup
PSAK 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
2. Dalam menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasi entitas, konsolidasi secara
proporsional atau metode ekuitas.
3. Dalam menjabarkan hasil dan posisi keuangan entitas kedalam suatu mata uang
pelaporan.
Laporan keuangan entitas yang kegiatannya banyak melakukan transaksi mata
uang asing, maka entitas tersebut harus menggunakan mata uang fungsional
dalam laporan keuangan. Mata uang fungsional merupakan mata uang fungsional
pada lingkungan utama dimana suatu entitas beroperasi. Dalam penggunaannya,
suat entitas tidak dapat sembarangan dalam menentukan mata uang fungsionalnya.
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan entitas dalam penggunaan
mat uang fungsional, yaitu:
1. Mata uang:
a. Yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata uang
ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk barang dan jasa
didenominasikan dan diselesaikan).
b. Dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya
sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan jasanya.
16
2. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-
biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi
mata uang dimana biaya-biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).
Ketika suatu perusahaan atau entitas melakukan transaksi yang menyangkut mata
uang asing, maka pada saat pengakuan awal perusahaan harus mencatat transaksi
dalam mata uang asing tersebut ke dalam mata uang fungsional dengan
menerapkan jumlah mata uang asing, nilai tukar spot antara mata uang fungsional
dan mata uang asing pada tanggal transaksi. Tetapi ketika pada akhir pelaporan,
maka perusahaan harus melaporkan hal yang berbeda ketika saat pengakuan awal,
yaitu:
1. Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup.
2. Pos non moneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing
dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
3. Pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.
Untuk itu, setiap perusahaan harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut pada
setiap akhir periode laporan keuangan:
1. Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs
yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
17
2. Selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan
diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi
selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap entitas yang melakukan kegiatan yang
menggunakan mata uang asing, harus mengubah atau memasukkan mata uang
asing tersebut ke dalam mata uang fungsional, sehingga dapat memudahkan
dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tersebut. Apalagi perusahaan
sektor ekspor maupun impor yang tentunya sangat berkaitan erat dengan mata
uang asing, harus menerapkan PSAK No. 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs
Valuta Asing dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
2.1.4 Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)
Ivan (2017) menyatakan bahwa suku bunga tidak hanya memengaruhi keinginan
konsumen untuk membelanjakan atau menabung uangnya, tetapi juga
memengaruhi dunia usaha dalam mengambil keputusan. Apabila Bank Indonesia
menaikkan suku bunga, maka diharapkan dapat meningkatkan keinginan investor
untuk berinvestasi karena tingkat pengembalian bunga yang ditawarkan cukup
besar, oleh karena itu, perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan sumber
modal bagi usahanya. Tetapi disisi lain, beban yang harus dikeluarkan
perusahaan pun akan bertambah sehingga dapat mengurangi laba perusahaan.
Sebaliknya, jika suku bunga diturunkan perusahaan tak akan mengeluarkan beban
bunga terlalu besar, sehingga laba yang diperoleh juga cukup besar. Perusahaan
yang memiliki laba besar dapat membuat harga saham juga semakin tinggi yang
18
dapat memberikan keuntungan bagi investor karena tingkat return yang
ditawarkan juga semakin besar.
Ivan dan Lauw (2017) berpendapat bahwa kenaikan suku bunga dapat berdampak
negatif terhadap harga saham ketika kondisi pasar modal mengalami krisis.
Dimana, krisis ini dapat mempengaruhi keinginan para investor untuk berinvestasi
karena tingkat return yang akan diterima investor pun akan terpengaruh. BI Rate
ditetapkan berdasarkan perkiraan inflasi di masa yang akan datang dengan
memerhatikan aspek-aspek perekonomian, seperti pasar modal dan nilai tukar.
Ketika pasar modal mengalami guncangan ditandai dengan menurunnya harga
saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar maupun penurunan IHSG (Indeks
Harga Saham Gabungan), maka ini pertanda bahwa Bank Indonesia harus
melakukan suatu kebijakan agar kegiatan di pasar modal kembali bergairah.
Begitu pula dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah, maka akan memicu
terjadinya inflasi.
Ni Kadek dan Gede (2018) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa suku
bunga dapat digunakan sebagai masukan dan informasi untuk perkiranaan
investasi yang akan dilakukan oleh investor. Ketika suku bunga naik, investor
akan cenderung tertarik untuk berinvestasi karena return yang didapatkan
diperkirakan cukup besar, namun ketika suku bunga kecil maka investor akan
berpikir dua kali untuk berinvestasi. Beberapa bukti empiris juga membuktikan
bahwa pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham menunjukkan hasil
yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Oshaibat (2016), Quadir (2012),
Olweny & Omondi (2011) bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif
19
terhadap return saham. Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang dilkukan
oleh Buana (2014), Theodores (2014), dan Muhammad (2016) yang mengatakan
bahwa suku buna berpengaruh terhadap return saham.
2.1.5 Return Saham
Return saham adalah imbalan yang diterima oleh investor atas keberaniannya
dalam menanggung resiko melakukan investasi, dimana keuntungan yang
diperoleh dapat berupa keuntungan dalam jua beli saham (capital gain atau
capital loss) dan pembagian dividen oleh perusahaan. Menurut Mahmud (2016)
investor akan mengukur seberapa besar dampak yang ditimbulkan akibat
perubahan yang terjadi pada faktor makro ekonomi, yang selanjutnya dijadikan
acuan dalam menilai kinerja perusahaan yang kemudian memutuskan apakah akan
membeli atau menjual saham. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat return
yang nantinya akan didapatkan maka para investor akan melakukan prediksi dan
melihat kemungkinan faktor-faktor yang sekiranya dapat memengaruhi return
yang akan didapatkan.
Banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi return saham, baik itu berasal dari
faktor internal maupun eksternal. Nilai tukar dan suku bunga hanyalah beberapa
faktor yang dapat menyebabkan berfluktuasinya tingkat return saham. Ketika
terjadi perubahan pada faktor makro ekonomi yaitu nilai tukar dan suku bunga,
investor akan mengkalkulasi dampaknya, baik yang positif maupun negatif
terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil
keputusan membeli atau menjual saham. Ketika nilai tukar menunjukkan
20
menunjukkan hal yang positif, maka ikut positif pula pasar modal yang
berdampak pada naiknya harga-harga saham perusahaan yang terdaftar, sehingga
return yang akan diperoleh investor juga besar. Hal sebaliknya akan terjadi
apabila nilai tukar menunjukkan hal yang negatif karena dapat menurunkan harga-
harga saham perusahaan yang dapat mengakibatkan tingkat return saham yang
diterima investor juga kecil.
Akibat dampak negatif maupun positif yang ditimbulkan oleh perubahan nilai
tukar inilah maka Bank Indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia akan
mengambil kebijakan mengenai suku bunga acuan agar pasar modal kembali
bangkit dan mampu memberikan dampak positif berupa keuntungan yang tak
hanya dirasakan oleh investor, tetapi juga oleh perusahaan. Ketika suku bunga
dinaikkan, memberikan dampak baik bagi investor karena return saham yang
akan mereka peroleh kemungkinan juga akan besar apabila perusahaan mampu
mempertahankan laba yang dihasilkan. Tetapi ketika suku bunga diturunkan,
minat investor bisa saja menurun untuk berinvestasi karena return yang
didapatkan tak sebanyak return yang diperoleh ketika suku bunga dinaikkan.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa nilai tukar dan
suku bunga memberikan dampak positif terhadap return saham, seperti yang
dilakukan oleh La Rahmad (2017) dan Muhammad Fatih (2016). Namun tak
sedikit pula yang menyebutkan bahwa nilai tukar dan suku bunga tidak
berpengaruh terhadap return saham, yaitu menurut Mardiana (2018) dan Ivan
Pratama (2017).
21
2.1.6 Ekspor Impor
Menurut UU No 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, yang disebut ekspor adalah
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Sedangkan impor adalah
kegiatan memasukkan barang kedalam daerah pabean. Segala bentuk kegiatan
ekspor impor telah diatur dalam Undang-undang, sehingga memang kegiatan
ekspor impor ini tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Sebagai perusahaan
yang menggunakan mata uang asing sebagai transaksi utamanya, maka perubahan
nilai tukar dan suku bunga tentu berpengaruh terhadap return saham. Hal ini
karena nilai tukar dan suku bunga merupakan faktor makro ekonomi yang cukup
memberikan dampak terhadap neraca perdagangan Indonesia, dimana kegiatan
perekonomian di Indonesia masih banyak ditopang oleh kegiatan ekspor maupun
impor.
Dalam praktiknya, perusahaan ekspor maupun impor tak bisa lepas dari mata uang
asing, dan sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka
sangat rentan terhadap segala perubahan yang baik itu berasal dari faktor internal
maupun eksternal perusahaan, faktor mikro maupun makro ekonomi. Hal ini
dikarenakan pasar modal merupakan tempat permintaan dan penawaran efek dan
surat berharga yang tak hanya dilakukan oleh pihak investor dan perusahaan,
tetapi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah. Tak hanya dalam
negeri, banyak pihak luar negeri yang menjadi investor di pasar modal, sehingga
apabila nilai tukar mengalami guncangan maka akan berdampak pada keinginan
dan kepercayaan investor dalam berinvestasi yang selanjutnya disusul oleh adanya
22
perubahan suku bunga yang dapat berdampak pula terhadap laba yang dihasilkan
perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
N
o Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Bambang
Sudarsono dan
Bambang
Sudiyanto (2016)
Faktor-faktor yang
memengaruhi return
saham pada perusahaan
property dan real estate
yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2009-2014.
Inflasi berpengaruh negatif
terhadap return saham,
tingkat suku bunga, nilai
tukar, dan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap
return saham.
2 Chong Lee Lee &
Tang Hui Boon
(2007)
Macroeconomic factors
of exchange rate
volatility
Evidence from four
neighbouring ASEAN
Economies.
Hasil empiris
menunjukkan adanya
faktor makroekonomi
jangka panjang dari
volatilitas nilai tukar di
semua ekonomi kecuali
Thailand. Faktor dari pasar
saham secara signifikan
mempengaruhi volatilitas
nilai tukar. Volatilitas
dolar Singapura sebagian
besar dijelaskan oleh
inovasi sendiri sedangkan
volatilitas rupiah Indonesia
sangat dipengaruhi oleh
variabel makroekonomi
daripada inovasi sendiri.
3 Deni Andriana
(2015)
Pengaruh nilai tukar
terhadap harga saham
setelah Initial Public
Offering (IPO).
Nilai tukar berpengaruh
positif terhadap harga
saham namun tidak
signifikan.
4 Dio Putra Perdana,
Franciska
Yaningwati, &
Muhammad Saifi
(2014)
Pengaruh Pelemahan
nilai tukar mata uang
lokal (IDR) terhadap
nilai ekspor.
Pelemahan nilai tukar
mata uang lokal
(deperesiasi) berpengaruh
positif terhadap nilai
ekspor.
23
5 I Made Panji dan
Ida Bagus Anom
(2017)
Pengaruh rasio
keuangan, kondisi pasar
modal, dan perubahan
nilai tukar terhadap
return saham.
Secara parsial ROE, CS,
dan EPS berpengaruh
positif signifikan, DER
berpengaruh negatif
signifikan, dan perubahan
nilai tukar berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap return saham.
6 I Gede Agus
Angga Saputra dan
Ida Bagus
Dharmadiaksa
(2016)
Pengaruh tingkat suku
bunga, nilai tukar
rupiah, leverage, dan
profitabilitas pada
return saham.
Tingkat suku bunga, nilai
tukar rupiah berpengaruh
negatif terhadap return
saham. Leverage dan
profitabilitas berpengaruh
positif terhadap return
saham.
7 Muhammad Fatih
Munib (2016)
Pengaruh kurs rupiah,
inflasi, dan BI rate
terhadap harga saham
perusahaan sektor
perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
Kurs rupiah dan BI rate
berpengaruh positif
terhadap harga saham
perusahaan sektor
perbankan di Bursa Efek
Indonesia. Namun, inflasi
tidak berpengaru terhadap
harga saham perusahaan
sektor perbankan di Bursa
Efek Indonesia.
8 Muhammad Mahdi
dan David Kaluge
(2010)
Pengaruh tingkat suku
bunga (BI Rate) dan
kurs dolar AS terhadap
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)
dengan menggunakan
metode Error Corection
Model (ECM)
Tingkat bunga dan kurs
dalam jangka pendek
berpengaruh secara
signifikan terhadap
perubahan IHSG.
9 Ni Putu Eka Sari
dan I Gede
Kanjeng Baskara
(2018)
Nilai tukar, nilai
ekspor, dan
pertumbuhan ekonomi
terhadap profitabilitas
eksportir food and
beverage di BEI.
Nilai tukar rupiah, nilai
ekspor, dan pertumbuhan
ekonomi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap profitabilitas.
1
0
Rizky E Wimanda
(2016)
Threshold effects of
exchange rate
depreciation and money
growth on inflation
Evidence from
Indonesia.
Terdapat efek ambang
pertumbuhan uang pada
inflasi..
24
2.3 Model Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh perubahan nilai tukar dan suku
bunga Bank Indonesia terhadap return saham. Pada penelitian ini, variabel
independen (X) adalah nilai tukar yang diukur menggunakan kurs JISDOR, dan
suku bunga Bank Indonesia, sedangkan variabel dependen (Y) adalah return
saham perusahaan sektor ekspor dan impor.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
2.4 Pengembangan Hipotesis
Nilai tukar merupakan harga jual maupun beli dari mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain, dalam hal ini adalah nilai tukar mata uang rupiah
terhadap mata uang USD. Pada praktiknya, perusahaan sektor ekspor impor
menggunakan mata uang asing sebagai mata uang transaksi utamanya. Sehingga
jika nilai tukar rupiah berubah, maka akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang tercermin dari perolehan laba. Jika nilai tukar rupiah melemah,
Nilai Tukar (𝑋1) Return Saham
Perusahaan Ekspor (𝑌1)
Suku Bunga BI
(𝑋2)
Return Saham
Perusahaan Impor (𝑌2)
𝐻1
𝐻4
𝐻2 𝐻3
25
pihak yang diuntungkan adalah pihak eksportir karena ekspor juga akan
meningkat, sehingga mampu memeroleh laba yang besar. Ini tentu juga akan
berpengaruh terhadap return saham, semakin baik kinerja perusahaan dengan
semakin besarnya laba, maka return saham yang akan diperoleh investor juga
lebih besar.
Hal sebaliknya terjadi, jika rupiah mengalami penguatan, maka pihak yang
diuntungkan adalah pihak importir, karena tidak akan mengeluarkan rupiah terlalu
banyak dalam membeli barang dari luar negeri. Jika nilai tukar menguat, tentu
akan menaikkan harga saham perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia
sehingga ketika investor membeli saham dengan harga murah dan menjual saham
ketika harga sedang naik, maka keuntungan yang diperoleh investor semakin
besar pula.
Banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi perubahan nilai tukar rupiah, salah
satunya adalah neraca perdagangan internasional. Ketika neraca perdagangan
Indonesia mengalami defisit maka dapat nilai kurs melemah, tetapi ketika neraca
perdagangan mengalami surplus, maka kurs akan menguat. Hal inilah yang dapat
membuat perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil yang tercermin dari
berfluktuasinya perubahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar.
Terdapat berbagai hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil berbeda,
Ivan dan Lauw (2017) dan I Gede dan Ida (2016) mengatakan bahwa nilai kurs
tengah valuta asing tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun, menurut
Ni Kadek dan Gede (2018) dan Saputra dan Dharmadiaksa (2016) menunjukkan
bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap return saham. Devi et .al. (2016)
26
dan Ni Putu dan I Gede (2018) dalam penelitiannya menunjukkan adanya
pengaruh positif nilai tukar terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka peneliti menggunakan hipotesis sebagai berikut:
𝐇𝟏= Nilai tukar berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor
ekspor.
𝐇𝟐= Nilai tukar berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor
impor.
Dalam upaya untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia
menaikkan suku bunga agar rupiah tak terperosok terlalu dalam akibat adanya
pengaruh eksternal yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
USD. Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia dapat
memberikan dampak pada berbagai perusahaan, karena dengan adanya kenaikan
bunga ini maka akan meningkatkan jumlah beban bunga yang harus perusahaan
keluarkan. Akibatnya, jika beban perusahaan bertambah, maka laba perusahaan
akan berkurang. Jika laba yang diperoleh perusahaan berkurang, maka return
saham yang akan didapatkan investor akan berkurang pula. Tetapi, dari adanya
kenaikan BI Rate ini, dapat menjadi stimulus bagi investor untuk tetap dapat
berinvestasi sehingga kebutuhan sumber dana atau modal perusahaan akan
terpenuhi.
Ketika sumber pendanaan perusahaan baik, diharapkan perusahaan mampu
mengembangkan usahanya lebih besar lagi sehingga mampu meningkatkan
penjualan yang tentunya akan meningkatkan laba perusahaan. Laba perusahaan
bertambah maka harga saham juga akan naik sehingga return saham juga akan
27
semakin besar pula. Namun ketika suku bunga dianggap terlalu tinggi maka Bank
Indonesia akan menurunkan suku bunga dengan harapan akan menaikkan tingkat
investasi saham. Ketika suku bunga Bank Indonesia ditturunkan maka diharapkan
laba perusahaan ikut naik dan mendorong investor untuk berinvestasi di pasar
modal. Dari adanya kenaikan laba perusahaan, maka diharapkan return saham
juga akan meningkat.
Adanya perubahan tingkat suku bunga berupa kenaikan maupun penurunan suku
bunga dapat membuat perubahan pada aktivitas ekonomi. Hal ini ditandai dengan
perilaku masyarakat dalam berinvestasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sadikin (2010) dan Quadir (2012) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh negatif terhadap return saham Hal ini berbeda dari hasil penelitian
yang dilakukan Buana (2014) dan Theodores et al (2014) menunjukkan bahwa
tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka hipotesis yang dirumuskan adalah:
𝐇𝟑= Suku bunga BI berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor
ekspor.
𝐇𝟒= Suku bunga BI berpengaruh terhadap return saham perusahaan sektor
impor.
28
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kausal
dengan pendekatan kuantitatif. Peneliti memilih penelitian ini karena ingin
menguji apakah terdapat pengaruh antara perubahan nilai rupiah dan suku bunga
Bank Indonesia terhadap return saham. Jenis penelitian ini berguna untuk
menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga
berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya
dilakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel
dependennya secara langsung.
3.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data yang
diperoleh dari jurnal ilmiah, artikel, buku, Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,
dan Bursa Efek Indonesia.
29
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013: 117), yang disebut populasi adalah generalisasi yang
terdiri atas obyek yang memiliki karakteristik tertentu yang digunakan oleh
peneliti sebagai bahan penelitian dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor ekspor impor yang terdaftar di BEI
dengan jumlah 34 perusahaan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (Sugiyono, 2013: 118). Pemilihan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik atau metode purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan sektor ekspor impor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2017.
2. Perusahaan yang diteliti masih beroperasi pada periode waktu penelitian tahun
2013-2017.
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang dapat memengaruhi varibel
dependen. Variabel independen juga disebut sebagai variabel X dan dapat
dikatakan sebagai variabel bebas karena dapat memengaruhi Y.
30
a. Nilai Tukar
Saat ini, pemerintah telah menerbitkan kurs JISDOR yang digunakan sebagai
referensi perdagangan dengan mata uang asing dan pencatatan nilai tukar mata
uang asing dalam laporan keuangan perusahaan. JISDOR (Jakarta Interbank Spot
Dollar Rate) adalah kurs referensi yang digunakan sebagai dasar transaksi
perdagangan yang dilakukan dengan valuta asing, melalui Sistem Monitoring
Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) di Bank Indonesia.
Kurs JISDOR telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sejak 20 Mei 2013 silam.
Sebelum ditetapkannya JISDOR sebagai kurs acuan atau referensi yang aktual,
perdagangan dengan valuta asing dilakukan dengan berdasarkan pada tiga
referensi yang umum digunakan di pasar domestik, yaitu kurs USD/IDR, kurs BI
dan kurs tengah valuta asing.
Penentuan ketiga referensi tersebut tidaklah didasarkan pada transaksi aktual,
sehingga dinilai kurang akurat, yang bisa berakibat kerugian salah satu pihak yang
bertransaksi menggunakan valuta asing. Di sisi lain, pasar membutuhkan kurs
acuan atau referensi yang benar-benar akurat atau setidaknya mendekati akurat
karena didasarkan pada transaksi aktual. Sebab itulah, BI menerbitkan JISDOR
sebagai kurs referensi yang akurat.
b. Suku Bunga Bank Indonesia
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI
7-Day (Reverse) Repo Rate, yang berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016,
31
menggantikan BI Rate. Hal ini dilakukan untuk dapat memengaruhi pasar uang,
perbankan dan sektor riil dengan cepat.
Dengan penggunaan instrumen BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga
kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan, yaitu:
1. Menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate
7 hari sebagai acuan utama di pasar keuangan.
2. Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya
pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan.
3. Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan
pembentukan struktur suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk tenor
3-12 bulan.
Namun sebelum diterapkannya BI 7-day (Reverse) Repo Rate, Bank Indonesia
masih menggunakan suku bunga biasa dalam mengatur tingkat suku bunga di
Indonesia. Untuk itu, penggunaan data dalam penelitian ini mengenai suku bunga
menggunakan dua acuan, yaitu suku bunga biasa sebelum diterapkannya BI 7-day
(Reverse) Repo Rate dan suku bunga BI 7-day (Reverse) Repo Rate.
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi akibat
adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel dependen (Y)
dipengaruhi oleh variabel independen (X).
32
a. Return Saham
Dalam berinvestasi, hal yang sangat diharapkan oleh investor adalah tingkat
return atau pengembalian yang besar. Return sendiri dapat dibagi menjadi dua,
yaitu capital gain atau capital loss dan yield. Dalam penelitian ini, peneliti
mengukur tingkat return yang diberikan oleh perusahaan menggunakan rumus:
Ri,t = Pi ,t−Pi ,t−1
Pi ,t−1
Keterangan:
Ri,t = Return Saham i pada waktu t
Pi,t = Harga Saham i pada periode t
Pi,t-1 = Harga Saham i pada periode t-1
3.5 Metode dan Alat Analisis
Metode dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan dengan
cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal atau grafik. Apabila
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari
garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009).
33
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan salah satu alat uji asumsi regresi yang bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Pada model regresi yang baik seharusnya antar
variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau
varianceinflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokolerasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Model regresi yangbaik adalah yang bebas
autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui
uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2009). Dasar pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du)
maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka
koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.
34
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti
ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4
dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Akan tetapi uji Durbin-Watson
memiliki kelemahan jika jumlah datanya besar.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi
adanya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dasar
pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan
sebagai berikut:
1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik,
yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.
2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data
empiris yang diestimasi tidak terdapat Heteroskedastisitas.
3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Alat ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen dengan variabel
dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah nilai tukar dan suku
bunga Bank Indonesia, sedangkan variabel dependen adalah return saham.
Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai salah satu alat analisis untuk
35
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara perubahan nilai tukar dan suku
bunga Bank Indonesia terhadap return saham. Persamaan regresi linier
bergandanya adalah:
𝒀𝟏= 𝜶𝟏 + 𝜷𝟏𝑿𝟏 +𝜷𝟐𝑿𝟐 + ε
Keterangan:
𝑌1 = Return Saham Perusahaan Ekspor
𝛼 = Konstanta
𝛽1 =Koefisien 𝑋1
𝛽2 =Koefisien 𝑋2
𝑋1 = Nilai Tukar
𝑋2 = Suku Bunga Bank Indonesia
𝜀 = Error terms
𝒀𝟐 = 𝜶𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝜷𝟒𝑿𝟒 + 𝛆
Keterangan:
𝑌2 = Return Saham Perusahaan Impor
𝛼 = Konstanta
𝛽1 =Koefisien 𝑋2
𝛽2 =Koefisien 𝑋1
𝑋1 = Nilai Tukar
𝑋2 = Suku Bunga Bank Indonesia
𝜀 = Error terms
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai tukar
rupiah dan suku bunga BI terhadap return saham. Langkah-langkah dalam
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)
Koefisien determinasi berguna untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel
dependen yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel independen dan
untuk menghitung seberapa besar peranan atau pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil
36
menandakan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya nilai koefisien determinasi (R2)
yang besar mendekati satu menandakan bahwa variabel independen mampu
memberikan hampir semua informasi yang dipelukan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
b. Uji Signifikansi F
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji signifikansi F
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%, sehingga kriteria pengambilan
kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Bila probability value > 0,05, variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Bila probability value < 0,05, variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Uji Signifikansi t
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji signifikansi-t
menggunakan tingkat signifikansi 5%, sehingga kriteria pengambilan
kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Haditolak jika probability value > 0,05, yang artinya variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Ha diterima jika probability value < 0,05, yang artinya variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai
Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar dan Suku Bunga Bank Indonesia
terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Ekspor Impor yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017), maka dapat disimpulkan
sebagai sebagai berikut:
1. Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Return Saham perusahaan sektor
ekspor yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. Ketika nilai tukar mengalami
pelemahan, maka return saham perusahaan sektor ekspor akan semakin tinggi.
2. Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap Return Saham perusahaan sektor
impor yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. Semakin melemah nilai tukar
maka semakin tinggi return saham perusahaan impor dan semakin kuat nilai
tukar maka semakin rendah return saham perusahaan impor.
3. Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Return Saham perusahaan sektor
ekspor yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. Semakin besar suku bunga
maka semakin kecil return saham dan semakin kecil suku bunga maka semakin
besar return saham yang akan diperoleh investor.
4. Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Return Saham perusahaan sektor
impor yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. Semakin besar suku bunga
57
maka semakin kecil return saham dan semakin kecil suku bunga maka semakin
besar return saham yang akan diperoleh investor.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel makro ekonomi, yaitu Nilai Tukar
dan Suku Bunga Bank Indonesia yang dinilai dapat memengaruhi Return
Saham perusahaan sektor ekspor maupun impor.
2. Penelitian ini tidak melibatkan variabel mikro ekonomi seperti Current Ratio,
Earning per Share, Return of Asset dan variabel lainnya yang mungkin saja
dapat memengaruhi Return Saham perusahaan sektor ekspor maupun impor.
3. Penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu lima tahun saja, yatu 2013-2017.
5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen yang dapat
memengaruhi pergerakan harga saham, tak terbatas pada Nilai Tukar dan Suku
Bunga.
2. Rendahnya nilai koefisien determinasi (R2) hendaknya mendorong peneliti
selanjutnya untuk lebih banyak menggali faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap Return Saham.
58
3. Penelitian ini hanya dalam rentang waktu lima tahun saja, hendaknya peneliti
selanjutnya menambah periode pengamatan agar hasil yang diperoleh lebih
merefleksikan pergerakan harga saham.
4. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada jenis perusahaan lain yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar hasilnya lebih dapat digeneralisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Yoopi. 2004. Memahami Kurs Valuta Asing. FE-UI. Jakarta.
Aduardus, Tandelilin. 2010. Fortofolio dan Investasi. Yogyakarta: Konisius.
Aliya, Angga. 2015. Perjalanan Dolar AS dari Rp 2.000,- Kini Rp 13.300,-.
https://finance.detik.com/ perjalanan-dolar-as-dari-rp-2000-kini-rp-13300.
Diakses 23 Oktober 2018.
Andriana, Denny. 2015. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Setelah
Initial Public Offering (IPO). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol 3,
No 3.
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2012. Management Control System.
Jakarta: Salemba Empat.
Badan Pusat Statistik. www.bps.go.id. Diakses September sampai Februari 2019.
Bank Indonesia. 2018. www.bi,go.id. Diakses September sampai Februari 2019.
Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id. Diakses September sampai Februari 2019.
Cheang dan Sarah Ossipow. 2008. The Generic Intertext of Psalms in the Poetry
of Marina Tsvetaeva. Journal. Thesis submitted to the University of
Nottingham.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Edisi
Keempat. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika.
Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hidayat, La Rahmad. dkk. 2017. Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga dan Nilai
Tukar Rupiah Serta Jumlah Uang beredar Terhadap Return Saham. Forum
Ekonomi. Vol 19, No 2.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Jakarta: IAI.
Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. Cetakan
Pertama.Yogyakarta: PT.BPFE Yogyakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Raja
Garfindo Persada.
Langi, Theodore Manuela. dkk. 2014. Analisis pengaruh Suku Bunga BI, Jumlah
Uang Beredar dan Tingkat Kurs terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Universitas Sam Ratulangi : Manado. Vol
14, No 2.
Lee Lee Chong dan Tan Hui Boon. 2007. Macroeconomic factors of exchange
rate volatility Evidence from four neighbouring ASEAN economies.
Emerald Insight.
Mankiw, N. Gregory. 2007. Makro Ekonomi, Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Munib, Muhammad Fatih. 2016. Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi dan BI Rate
Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek
Indonesia. E-Journal Administrasi Bisnis. Vol 4, No 4.
Norman, Abdullah M. dkk. 2015. Causality Between Stock and Foreign Exchange
Markets in Bangladesh. Emerald Insight.
Oshaibat, Al Suleiman dan Ahmad Majali. 2016. The Relation Between Stock
Returns and Each of Inflation, Interest Rates, Share Liquidity and
Remiittances of Workers in The Amman Stock Exchange. Journal of
Internet Banking and Commerce. Vol 21. No 2.
Panji, I Made dan Ida Bagus. 2017. Pengaruh Rasio Keuangan, Kondisi Pasar
Modal, dan Perubahan Nilai Tukar Terhadap Return Saham. E-Jurnal
Manajemen Unud. Vol. 6, No 2.
Perdana, Dio Putra. dkk. 2014. Pengaruh Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang
Lokal (IDR) Terhadap Nilai Ekspor. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 17, No
2.
Pratama, Ivan dan Lauw Tjun Tjun. 2017. Pengaruh Suku Bunga Acuan dan Nilai
Kurs Tengah Valuta Asing Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi
Maranatha. Vol 9, No 2.
Quadir, Muhammed Monjurul. 2012. The Effect of Macroeconomic Variables On
Stock Returns on Dhaka Stock Exchange. International. Journal of
Economics and Financial Issues. Vol 2. No 4.
Rachman, Fadhly Fauzi. 2018. Perjalanan Dolar AS dari Era Soekarno Hingga
Jokowi. https://finance.detik.com/ perjalanan-dolar-as-dari-era-soekarno-
hingga-jokowi. Diakses 23 Oktober 2018.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 Tentang
Perdagangan.
Sadikin, Ali. 2010. Pengaruh Variabel-Variabel Risiko Suku Bunga, Risiko Kurs,
san Risiko Finansial Terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan
Farmasi yang Terdaftar di BEI Periode 2004 s.d 2008). Jurnal Manajemen
dan Akuntansi, 11(1): 21-31.
Samsul, Muhamad. 2006. Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio. Surabaya:
Erlangga.
Saputra, I Gede Agus Angga dan Ida Bagus Dharmadiaksa. 2016. Pengaruh
Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Leverage, dan Profitabilitas Pada
Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 16, No 1.
Sari, Ni Putu Eka dan I Gede Kanjeng Baskara. 2018. Nilai Tukar, Nilai Ekspor,
dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Profitabilitas Eksportir Food and
Beverage di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol 7, No 8.
Sarmas, Paul. 2016. Correlation Among Stock Markets Under Different Exchange
Rate Systems. Emerald Insight.
Simorangkir, Iskandar dan Suseno. 2004. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan Bank Indonesia.
Sudarsono, Bambang dan Bambang Sudiyanto. 2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2014. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi. Vol 23, No 1.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2012. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Suriyani, Ni Kadek dan Gede Mertha Sudiartha. 2018. Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol 7, No 6.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Topowijono dan Hidaya Tri Afiyanti. 2018. Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai
Tukar Terhadap Return Saham. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 61, No 2.
Wimanda, E. Rizky. 2014. Threshold effects of exchange rate depreciation and
money growth on inflation. Emerald Insight.