Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

13
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 74 Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis Syariah (GGBS) terhadap Kemampulabaan (Studi Perusahaan yang Terdaftar di JII 2011) Ade Wirman Syafei Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Indonesia, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta E-mail: [email protected] Abstrak – Bursa Efek Indonesia (2011) memiliki salah satu indeks saham syariah yang dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index(JII). JII terdiri dari 30 perusahaan yang telah dinilai operasionalnya telah memenuhi prinsip-prinsip Syariah. Untuk itu, seluruh kegiatan emiten yang terdaftar di dalam JII dilakukan berdasarkan kepada prinsip-prinsip Good Governance Bisnis Syariah (GGBS) yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2011). Penelitian ini diharapkan untuk memberikan deskripsi atas penerapan prinsip GGBS dalam operasional emiten yang terdaftar di dalam JII (2011), berdasarkan pengungkapan yang disampaikan dalam laporan tahunan. Sebagai bagian dari perusahaan bisnis, emiten yang terdaftar di JII (2011) juga dirancang untuk menghasilkan laba. Penelitian ini juga diharapkan memberikan deskripsi atas keberhasilan emiten dalam menghasilkan laba. Pada akhirnya, penelitian diharapkan dapat mendeskripsikan secara kualitatif pengaruh penerapan GGBS atas pencapaian emiten yang terdaftar di dalam JII (2011) dalam menghasilkan laba. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan GGBS dan pencapaian untuk menghasilkan laba oleh emiten yang terdaftar di dalam JII (2011) bervariasi dari satu dengan yang lain. Secara kualitatif, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan GGBS tidak berpengaruh terhadap pencapaian laba yang dihasilkan oleh emiten yang terdaftar di dalam JII (2011). Abstract Indonesian Stock Exchange (2011) provide an index known as Jakarta Islamic Index-JII, consists of at least 30 companies which operates based on certain criterion under Islamic principles. Thus, these companies should be governed following the guidance of Islamic Good Corporate Governance (IGCG) promulgated by the National Commttee for Governance Policy of Indonesa (2011). This study is expected to describe the application of IGCG of companies on JII of the year 2011 based on the disclosed information related whith IGCG on their annual report. Though these companies are grouped in JII, those companies are still deemed to create profit. The study also describes the achievement companies of JII 2011’s profitability. In the end, the study is designed to describe qualitatively on the influence of the application of IGCG on companies of JII 2011’s profitability. The study shows that the application of IGCG and the achievement of their profitability are varied among the members of JII 2011. In addition, qualitatively the study shows that the application of IGCG of those JII 2011 companies do not not influene their profitability achievement. Keywords – Jakarta Islamic Index, Islamic Good Corporate Governance, Profitability I. PENDAHULUAN enurut Beekun (1997), lembaga bisnis Syariah pada dasarnya adalah sebuah lembaga bisnis yang menjalankan seluruh bentuk kegiatan bisnisnya berdasarkan kepada prinsip Syariah. Untuk itu, sebagai sebuah lembaga bisnis yang berjalan berdasarkan Syariah, setiap lembaga bisnis seharusnya menjalankan seluruh bentuk kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip- prinisp Syariah. Dalam perspektif Islam, bisnis merupakan salah satu bentuk kegiatan yang harus dilakukan untuk M

Transcript of Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Page 1: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 74

Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance BisnisSyariah (GGBS) terhadap Kemampulabaan

(Studi Perusahaan yang Terdaftar di JII 2011)

Ade Wirman Syafei

Program Studi Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Al Azhar Indonesia, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta

E-mail: [email protected]

Abstrak – Bursa Efek Indonesia (2011) memilikisalah satu indeks saham syariah yang dikenaldengan nama Jakarta Islamic Index(JII). JIIterdiri dari 30 perusahaan yang telah dinilaioperasionalnya telah memenuhi prinsip-prinsipSyariah. Untuk itu, seluruh kegiatan emitenyang terdaftar di dalam JII dilakukanberdasarkan kepada prinsip-prinsip GoodGovernance Bisnis Syariah (GGBS) yangdisusun oleh Komite Nasional KebijakanGovernance (2011). Penelitian ini diharapkanuntuk memberikan deskripsi atas penerapanprinsip GGBS dalam operasional emiten yangterdaftar di dalam JII (2011), berdasarkanpengungkapan yang disampaikan dalamlaporan tahunan. Sebagai bagian dariperusahaan bisnis, emiten yang terdaftar di JII(2011) juga dirancang untuk menghasilkan laba.Penelitian ini juga diharapkan memberikandeskripsi atas keberhasilan emiten dalammenghasilkan laba. Pada akhirnya, penelitiandiharapkan dapat mendeskripsikan secarakualitatif pengaruh penerapan GGBS ataspencapaian emiten yang terdaftar di dalam JII(2011) dalam menghasilkan laba. Penelitian inimenunjukkan bahwa penerapan GGBS danpencapaian untuk menghasilkan laba olehemiten yang terdaftar di dalam JII (2011)bervariasi dari satu dengan yang lain. Secarakualitatif, penelitian ini juga menunjukkanbahwa penerapan GGBS tidak berpengaruhterhadap pencapaian laba yang dihasilkan olehemiten yang terdaftar di dalam JII (2011).

Abstract – Indonesian Stock Exchange (2011)provide an index known as Jakarta IslamicIndex-JII, consists of at least 30 companieswhich operates based on certain criterion underIslamic principles. Thus, these companies shouldbe governed following the guidance of Islamic

Good Corporate Governance (IGCG)promulgated by the National Commttee forGovernance Policy of Indonesa (2011). Thisstudy is expected to describe the application ofIGCG of companies on JII of the year 2011based on the disclosed information related whithIGCG on their annual report. Though thesecompanies are grouped in JII, those companiesare still deemed to create profit. The study alsodescribes the achievement companies of JII2011’s profitability. In the end, the study isdesigned to describe qualitatively on theinfluence of the application of IGCG oncompanies of JII 2011’s profitability. The studyshows that the application of IGCG and theachievement of their profitability are variedamong the members of JII 2011. In addition,qualitatively the study shows that theapplication of IGCG of those JII 2011companies do not not influene their profitabilityachievement.

Keywords – Jakarta Islamic Index, Islamic GoodCorporate Governance, Profitability

I. PENDAHULUAN

enurut Beekun (1997), lembaga bisnisSyariah pada dasarnya adalah sebuah

lembaga bisnis yang menjalankan seluruh bentukkegiatan bisnisnya berdasarkan kepada prinsipSyariah. Untuk itu, sebagai sebuah lembaga bisnisyang berjalan berdasarkan Syariah, setiap lembagabisnis seharusnya menjalankan seluruh bentukkegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip-prinisp Syariah.

Dalam perspektif Islam, bisnis merupakan salahsatu bentuk kegiatan yang harus dilakukan untuk

M

Page 2: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

75 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013

menghasilkan keuntungan berdasarkan ketentuanSyariah (Beekun, 1997). Lebih lanjut Beekun(1997) mengatakan bahwa berbisnis dalam Islamharus mampu turut menciptakan iklim usaha yangsehat dan berkesinambungan dengan terwujudnyadisiplin pasar (market discipline) yang lahir daribudaya governance bisnis yang baik.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran ataspentingnya penerapan nilai-nilai Islam dalamkehidupan dan bisnis, Bursa Efek Jakartamenciptakan JII pada tahun 2000 (Bursa EfekIndonesia, 2010). Menurut Bursa Efek Indonesia(BEI) (2010), JII adalah satu indeks yang memuatsaham-saham yang diterbitkan oleh emiten yangoperasionalnya memenuhi prinsip Syariah. Untukitu, seyogayanya perusahaan yang terdaftar didalam JII menerapkan prinsip-prinsip GoodGovernance Bisnis Syariah (GGBS).

Dengan diterapkannya prinisp-prinsip GGBS,perusahan-perusahan yang terdaftar di dalam JIItentunya diharapkan tidak hanya mampu beroperasiberdasarkan kepada prinsip Syariah namun jugamampu menghasilkan kemampulabaan yangoptimum. Untuk itu, dalam penelitian ini, penelitimelakukan penelitian dengan judul “AnalisisPengaruh Good Governance Bisnis Syariahterhadap Kinerja Keuangan: Studi Perusahaan yangTerdaftar di JII 2011.

II. KERANGKA TEORI / TINJAUANPUSTAKA

2.1 Corporate Governance Bisnis SyariahOrganization for Economic Cooperation andDevelopment (OECD) (2004) mengatakan bahwaGCG adalah suatu mekanisme penting yangdiharapkan mendorong praktik bisnis yang sehat.Menurut OECD (2004), melalui Good CorporateGovernance (GCG), maka bisnis memailiki suatumekanisme yang mengatur mengenai peran dankewajiban seluruh elemen perusahaan mulai daridewan komisaris, dewan direksi sampai seluruhstakeholder lainnya. Bank Indonesia (2009)menyadari bahwa pelaksanaan GCG untuk bankSyariah tidak dapat hanya berlandaskan kepadaprinsip-prinsip GCG namun juga harus berpedomankepada ketentuan-ketentuan Syariah.

Komite Nasional Kebijakan Governance-KNKG(2011) menjelaskan bahwa dalam mendorongpraktik bisnis Syariah yang kuat dan sehat secarafinansial dan senantiasa mengacu kepada prinsip-

prinsip Syariah, maka lembaga bisnis Syariahdiharapkan untuk melaksanakan prinsip-prinsipGCG berupa Transparansi, Akuntabilitas,Tanggung Jawab, Kebebasan dan Kewajaran danjuga kepatuhan kepada ketentuan-ketentuanSyariah. KNKG (2011) juga mengatur mengenaiperlunya lembaga bisnis Syariah untuk mengelolausaha mereka secara sehat dan kuat melaluikeberadaan dan pengaturan kinerja badan yangdiperlukan seperti Dewan Komisaris, DewanDireksi dan Komite-komite yang relevan (misalnyaKomite Pengendalian Resiko, Komite Remunurasi,Komite Audit) dan penyedian wewenang ataslembaga yang dapat memberikan kepastianmengenai kepatuhan lembaga bisnis Syariahterhadap prinsip-prinsip Syariah.

2.2 Pasar ModalPasar modal adalah pertemuan antara pihakkelebihan dana dengan pihak yang membutuhkandana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.Sedangkan tempat dimana terjadinya jual belisekuritas disebut dengan bursa efek. Pasar modaldapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara,fungsi ini menunjukan peran penting pasar modaldalam menunjang perekonomian. Dana yangdidapatkan perusahaan melalui penjualan sekuritas(saham) merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan yang dilakukan di pasar perdana.Di pasar perdana inilah perusahaan untuk pertamakalinya menjual sekuritasnya disebut IPO (InitialPublic Offering) atau penawaran umum (Tandelilin,2007).

Achsien (2003) mengatakan pasar modal adalahsarana untuk proses alokasi modal. Juga berfungsisebagai penilai continue terhadap nilai sebuahperusahaan. Dalam literatur keuangan, pasar modalyang efisien haruslah menyediakan likuiditasdengan biaya transaksi minimum sebagai syaratterbentuknya efisiensi harga dimana harga yangseharusnya mencerminkan nilai intrinsik suatuperusahaan. Kesetaraan price dan value akandicapai melalui efisiensi informasi, yakni tidak adapenundaan dalam diseminasi dan asimilasiinformasi untuk seluruh pelaku pasar, sehinggapenyesuaian harga terjadi secepat mungkin.Ditambahkan pula bahwa pasar yang efisien adalahpasar yang stabil, dimana fluktuasi harga karenatindakan irrasional dikeluarkan.

2.3 Pasar Modal SyariahMenurut Badan Pengawasan Pasar Modal-LembagaKeuangan (2006), pasar modal syariah adalah pasarmodal yang seluruh mekanisme kegiatannya

Page 3: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 76

terutama mengenai emiten, jenis efek yangdiperdagangkan dan mekanisme perdaganganyatelah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.Achsien (2003) mengatakan pasar yang warasadalah dengan membuat prilaku rasional dalamharga saham sesuai dengan tingkat deviden danekspektasi yang wajar. Ketidak wajaran dalamfluktuasi harga yang tidak waras disebabkan olehbeberapa faktor.

Obaidullah (1997), dalam Achsien (2003)menyebutkan dalam hal trade-off memberikanargument pembelaan bahwa pasar yang Islami tidakmengabaikan dimensi likuiditas, karena memangterdapat konsep yang disebut as-suyulah. Pasaryang Islami ingin mencapai likuiditas tanpa harusmenggunakan metode yang mengorbankan prinsipdan norma Islam. Volume perdagangan tetap dapatdibuat tinggi dengan memperluas komunitasinvestor yang memiliki informasi, yang disertaikemauan dan kemampuan untuk memprosesinformasi yang berharga dan relevan tersebut.Dalam jangka panjang, hal ini akan meningkatkanlikuiditas yang stabil.

2.4 Jakarta Islamic Index (JII)Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) (2010), PTBursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT DanaReksa Invesment Managemenent (DIM)meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yangmencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yangkegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentanghukum syariah. Bapepam-LK menambahkan bahwaJII sebagai kegiatan dalam pasar modalsebagaimana yang diatur dalam undang-undnagpasar modal yang tidak bertentangan denganprinsip syariah.

Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlahsuatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modalsecara keseluruhan. Secara umum kegiatan PasarModal Syariah tidak memiliki perbedaan denganpasar modal konvensional, namun terdapatbeberapa karakteristik khusus pasar modal syariahyaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidakbertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Menurut BEI (2010), BEI melakukan pengkajianulang setiap 6 bulan sekali untuk setiap perusahaan-perusahaan yang akan listing di JII. Pengkajianulang dilakukan dengan penetuan komponen indekspada awal bulan Juli setiap tahunnya. Sedangkanperubahan pada jenis usaha emiten akan di-monitoring secara terus-menerus berdasarkan datapublik yang tersedia ( BEI, 2010).

Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangkamengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesiayang ingin melakukan investasi di produk-produkpasar modal yang sesuai dengan prinsip dasarsyariah. Dengan semakin beragamnya sarana danproduk investasi di Indonesia, diharapkanmasyarakat akan memiliki alternatif berinvestasiyang dianggap sesuai dengan keinginannya,disamping investasi yang selama ini sudah dikenaldan berkembang di sektor perbankan. Walupunbegitu perkembangan pasar modal syariah bisadikatakan tertinggal jauh dibandingkan denganMalaysia yang bisa dikatakan sudah menjadi pusatinvestasi syariah di dunia. Hal ini dikarenakanmasyarakat Indonesia belum memahami denganbaik tentang investasi di pasar modal yang berbasissyariah, yang menyebabkan minimnya jumlahpemodal yang melakukan investasi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang LingkupPenelitian ini membahas mengenai penerapanGGBS yang didasarkan atas Pedoman pelaksanaanGGBS oleh Komite Nasional kebijakanGovernance (KNKG) (2011) dan kemampulabaanatau profitabilitas.

3.2 KontribusiPenelitian ini diharapkan dapat lebih menjelaskanhal - hal sebagai berikut:1. Untuk menentukan tingkat penerapan GGBS

oleh perusahan yang terdaftar di JII 2011.2. Untuk menentukan pencapaian kemampu

labaan perusahan yang terdaftar di JII 2011.3. Untuk menyediakan analisis pengaruh antara

Penerapan GGBS dengan pencapaiankemampulabaan perusahaan yang terdaftar diJII 2011

3.3 Jenis penelitianPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif dankausal komparatif. Dalam penelitian kualitatif ini,peneliti mendeskripsikan penerapan GGBS danpencapaian kinerja keuangan oleh perusahaan yangterdaftar di JII 2011. Peneliti juga melakukananalisis atas pengaruh penerapan GGBS terhadappencapaian kinerja keuangan perusahan yangterdaftar di JII 2011.

3.4 Data penelitianPenelitian ini menggunakan data laporan tahunanyang disajikan oleh perusahaan yang terdaftarsecara konsisten dalam JII 2011. Menurut BEI

Page 4: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

77 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013

(2011) terdapat tiga puluh perusahaan yangterdaftar di dalam daftar JII periode tahun 2011.Namun hanya terdapat dua puluh satu perusahaanyang terdaftar secara konsisten pada periode I(Desember 2010-Mei 2011) dan periode II (Juni-November 2011).

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mampumemperoldeh data yang diperlukan dalam laporantahunan dan laporan keuangan sebanyak tujuhbelas perusahaan.

3.5 Instrumen PenelitianInstrumen dalam penelitian ini terdiri dari GGBSdan kinerja keuangan.. Untuk instrument GGBSberupa instrument kualitatif. Untuk itu, penelitimelakukan langkah untuk dapat mengkuantitatifkaninstrumen tersebut.

Peneliti membuat suatu indeks yang menunjukkanskor penerapan GGBS oleh lembaga bisnis Syariah.Indeks tersebut disusun berdasarkan pedomanmengenai GGBS yang diatur oleh KNKG (2011).Pengukuran penerapan GGBS meliputi dariketersediaan organ sesuai dengan prinsip-prinsipGGBS dan bagaimana kinerja atas organ-organtersebut.Laporan yang dimaksud antara lain:1. Struktur dan mekanisme kerja Dewan

Komisaris, yang antara lain mencakup:a. Nama anggota Dewan Komisaris dengan

menyebutkan statusnya yaitu KomisarisIndependen atau Komisaris bukanIndependen;

b. Uraian mengenai fungsi dan mekanisme kerjaDewan Komisaris;

c. Jumlah rapat yang dilakukan oleh DewanKomisaris, serta jumlah kehadiran setiapanggota Dewan Komisaris dalam rapat;

d. Mekanisme dan kriteria penilaian sendiri(self-assessment) tentang kinerja masing-masing para anggota Dewan Komisaris;

e. Penjelasan mengenai komite-komitepenunjang Dewan Komisaris yangmeliputi:i. nama anggota dari masing-masing

komite;ii. uraian mengenai fungsi dan mekanisme

kerja dari setiap komite;

iii. jumlah rapat yang dilakukan oleh setiapkomite serta jumlah kehadiran setiapanggota;

iv. mekanisme dan kriteria penilaiankinerja komite; dan

v. laporan pelaksanaan tugas komite.2. Struktur dan mekanisme kerja Dewan

Pengawas Syariah, yang antara lain mencakup:a. Nama anggota Dewan Pengawas Syariah;b. Jumlah rapat yang dilakukan oleh Dewan

Pengawas Syariah, serta jumlah kehadiransetiap anggotanya dalam rapat;

c. Mekanisme dan kriteria penilaian sendiri(self-assessment) tentang kinerja masing-masing anggota Dewan Pengawas Syariah;

3. Struktur dan mekanisme kerja Direksi, yangantara lain mencakup:a. Nama anggota Direksi dengan jabatan dan

fungsinya masing-masing;b. Penjelasan ringkas mengenai mekanisme

kerja Direksi, termasuk didalamnyamekanisme pengambilan keputusan sertamekanisme pendelegasian wewenang;

c. Jumlah rapat yang dilakukan oleh Direksi,serta jumlah kehadiran setiap anggota Direksidalam rapat;

d. Mekanisme dan kriteria penilaian terhadapkinerja para anggota Direksi;

e. Pernyataan mengenai efektivitas pelaksanaansistem pengendalian internal yang meliputipengendalian risiko serta sistem pengawasandan audit internal.

4. Informasi penting lainnya yang berkaitandengan penerapan GGBS dan perlu diungkapkandalam laporan penerapan GGBS antara lainmencakup:a. Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan;b. Pemegang saham pengendali;c. Investor berbasis profit and lost sharing.d. Kebijakan dan jumlah remunerasi Dewan

Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, danDireksi;

e. Transaksi dengan pihak yang memilikibenturan kepentingan;

f. Hasil penilaian penerapan GGBS yangdilaporkan dalam rapat umum tahunan; dan

g. Kejadian luar biasa yang telah dialamiperusahaan dan dapat berpengaruh padakinerja perusahaan.

h. Pembayaran kewajiban zakat danpelaksanaan corporate social responsibility

Page 5: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 78

i. Pelaksanaan fungsi sebagai penerima danpenyalur dana sosial lainya berupa zakat,infak, sedekah dan wakaf.

Tabel 1menunjukan Indeks Penerapan GGBS olehbisnis Syariah di Indonesia yang terdiri dari 36indikator. Untuk memudahkan pengukuran tigkatpenerapan GGBS tersebut, peneliti memberikanskor 1 (satu) jika indikator yang dimaksud

diungkap di dalam laporan tahunan bank Syariah.Sementara jika indicator yang dmaksud tidakdiungkap oleh bank Syariah di dalam laporantahunannya, peneliti memberika skor 0 (nol).Dengan demikian, jika bank Syariahmengungkapkan seluruh indkator yang dimaksud didalam laporan tahunan mereka, maka peneliti akanmemberikan skor penuh yaitu 36.

Tabel. 1Indikator Good Governance Bisnis Syariah (GGBS)

Sumber: KNKG (2011)

No. IndikatorPerusahaan

Jml 20111 Struktur dan mekanisme kerja Dewan Komisaris, antara lain: 12

a. Nama anggota Dewan KomisarisStatus Dewan Komisaris (Independen atau bukan Independen)

b. Penguraian fungsi dan mekanisme kerja Dewan Komisarisc. Jumlah rapat Dewan Komisaris

Jumlah kehadiran anggota rapat Dewan Komisarisd. Mekanisme dan kriteria self assessment tentang kinerja anggota Dewan Komisaris

e. Penjelasan mengenaii komite-komite penunjang Dewan Komisaris, yang meliputi:Nama anggota masing-masing komite

Penguraian fungsi dan mekanisme kerja setiap komiteJumlah rapat yang dilakukan oleh setiap komiteJumlah kehadiran anggota rapat setiap komite

Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja komiteLaporan pelaksanaan tugas komite

2 Struktur dan mekanisme kerja DPS, yang antara lain: 4a. Nama anggota DPSb. Jumlah rapat yang dlakukan DPS

Jumlah kehadiran anggota DPS dalam rapatc. Mekanisme dan kriteria self assessment tentang kinerja masing-masing anggota DPS

3 Struktur dan mekanisme kerja direksi, yang antara lain: 11a. Nama anggota direksi

Jabatan masing-masing anggota DireksiFungsi masing-masing anggota Direksi

b. Penjelasan mengenai mekanisme kerja Direksi, antara lain:Mekanisme pengambilan keputusan

Mekanisme pendelegasian wewenangc. Jumlah rapat yang dilakukan oleh Direksi

Jumlah kehadiand. Mekanisme dan kriteria penilaian kinerja para anggota Direksie. Pernyataan mengenai efektivitas pelaksanaan sistem:

Pengendalian RisikoSistem Pengawasan

Audit Internal4 Informasi Lainnya:

a. Visi 10Misi

Nilai-nilai perusahaanb. Pemegang saham mayoritasc. Kebijakan dan jumlah remunerasi Dewan Komisaris, DPS, dan Direksi.d. Transaksi dengan pihak yang memiliki benturan kepentingan

e. Hasil penerapan GGBS yang dilaporkan dalam rapat umum tahunan.

f. Pembayaran kewajiban zakat dan pelaksanaan corporate sosial responsibilityg. Pelaksanaan fungsi sebagai penerima

dan penyalur dana sosial lainnya berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

JUMLAH 36

Page 6: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

79 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013

Sementara untuk instrument pencapian kinejakeuangan, peneliti menggunakan pengukurankinerja keuangan atas likuiditas, profitabilitas dansolvabilitas. Menurut Crane (2012) pengukurankinerja keuangan dapat dikukur pada dimensilikuiditas, profitabilitas dan solvabilitas. Namununtuk mengukur pencapaian kinerja perusahaan,menurut Crane (2012), kinerja tersebut diukur darikemampuan perusahaan tersebut menghasilkanlaba.

Crane (2012) juga menjelaskan juga bahwaprofitabilitas dapat digunakan sebagai salah satuindikator kinerja keuangan perusahaan. Crane(2012) mengatakan bahwa profitabilitas digunakanuntuk mengukur kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba berdasarkan aset atau modalyang dimiliki oleh perusahaan. Crane Profitabilitastersebut menurut Crane (2012) dapat diukurmenggunakan formula sebagai berikut:

Return On Asset (ROA) =Net Profit

Total Asset

IV. PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Tata Kelola PerusahaanBerdasarkan Prinsip Syariah

Pada tahun 2011, terdapat 21 perusahaan yangterdaftar secara konsisten di JII pada periode I(Desember 2010-Mei 2011) dan II (Juni 2011-November 2011). Namun dalam penelitian ini,peneliti hanya berhasil memperoleh data dari tujuhbelas perusahaan.

Perusahaan yang terdaftar di JII merupakanperusahaan yang memenuhi kriteria Syariahtertentu yang ditetapkan oleh BEI. Dalampenelitian ini, peneliti mendeskripsikanpelaksanaan GGBS berdasarkan pedoman KNKG(2011) oleh perusahaan yang terdaftar di JII tahun2011.

Tabel 2 (lampiran) menunjukkan penerapan GGBSoleh perusahaan yang terdaftar di JII pada periode2011. Adapun penjelasan atas penerapan GGBStersebut akan dibahas secara lebih dalamberdasarkan masing-masing kategori.

4.1.1 Struktur dan Mekanisme Kerja DewanKomisaris

a. Nama dan Status Dewan KomisarisSemua perusahaan yang terdaftar di JII periodetahun 2011 telah mengungkapkan nama dan statusDewan Komisisnya masing-masing. Sebagaicontohnya adalah PT. Astra Agro Lestari padatahun 2011 mengungkapkan hal tersebut padahalaman 53, selanjutnya PT Kalbe Farma padatahun 2011 mengungkapkan nama DewanKomisarisnya pada halaman 52/56 serta PT.Unilever pada tahun 2011 mengungkapkannya padahalaman 95/97. Untuk perusahaan lainnya bisadilihat pada tabel 2 di atas.

Peneliti berpendapat bahwa pengungkapan namadan status Dewan Komisaris pada setiap laporantahunan pada perusahaan yang terdaftar di JIIperiode tahun 2011 merupakan salah satu wujudpenerapan prinsip Good Governance yaitutransparansi. Pengungkapan nama dan statusDewan Komisaris bertujuan agar stakeholdersmengetahui siapa saja yang menjadi DewanKomisaris, baik yang berasal dari internalperusahaan maupun dari pihak eksternal(independen) yang tentunya sudah memenuhikualifikasi untuk menjadi seorang DewanKomisaris dan telah memenuhi Fit and ProperTest.

b. Penguraian Fungsi dan Mekanisme KerjaDewan Komisaris

Semua perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun2011 telah mengungkapkan fungsi dan mekanismekerja Dewan Komisaris. Sebagai contohnya adalahPT Telkom mengungkapkan fungsi dan mekanismekerja Dewan Komisaris pada tahun 2011 sepertiterlihat pada halaman 156/161, selanjutnya padapada PT Bukit Asam tahun 2011 diungkapkan padahalaman pada halaman 205/207 serta PT KalbeFarma pada tahun 2011 mengungkapkan haltersebut pada halaman 184/188. Semua perusahaanpada dasarnya sudah mengungkapkan fungsi danmekanisme Dewan Komisaris.

Secara umum fungsi Dewan Komisaris adalahbertanggung jawab secara kolektif untukmelakukan pengawasan dan memberikan nasihatkepada Direksi serta memastikan pelaksanaan

Page 7: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 80

GGBS perusahaan pada seluruh tingkatan danjenjang organisasi. Namun demikian, DewanKomisaris tidak diperbolehkan untuk berpartisipasidalam pengambilan keputusan operasional. Adapunmekanisme kerja Dewan Komisaris dapat dilihatdari rapat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris,baik rapat internal Dewan Komisaris maupun rapatdengan Direksi atau pun unit kerja yang lain.

c. Jumlah Rapat dan Jumlah Kehadiran RapatAnggota Dewan Komisaris

Hampir semua perusahaan yang terdaftar di JIItahun 2011 telah mengungkapkan jumlah rapatyang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan jumlahkehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapattersebut (dapat dilihat pada tabel 2). Memang adabeberapa perusahaan yang tidak mengungkapkanjumlah kehadiran rapat Dewan Komisaris dananggotanya adalah PT Astra Agro Lestari, PT PPLonsu serta PT Holcim Indonesia.

Jumlah rapat dan jumlah kehadiran rapat DewanKomisaris dalam rapat adalah salah satu indikatoryang menunjukkan kesungguhan Dewan Komisarisdalam melaksanakan tugasnya, karena melalui rapatakan dibahas masalah-masalah penting yang terkaitdengan perusahaan dan hal-hal apa yang harusdilakukan yang terkait dengan tugas DewanKomisaris.

d. Mekanisme dan Kriteria Self AssessmentTentang Kinerja Anggota Dewan Komisaris

Hampir semua perusahaan yang terdaftar di JII2011 tidak mengungkapkan mekanisme dan kriteriaself asessment tentang kinerja anggota DewanKomisaris, kecuali PT Bukit Asam. (lihat tabel 2).Sebenarnya, mekanisme dan kriteria selfassessment tentang kinerja Dewan Komisaris perludiungkapkan dalam laporan tahunan perusahaanyang terdaftar di JII tahun 2011 sehinggastakeholders dapat memiliki penilaian sendiri atasbagaimana mekanisme penilaian anggota DewanKomisaris dalam menjalankan fungsi sebagaiwakil stakeholders dalam menjaga kepentinganstakeholders. Pengungkapan ini menjadi penting,untuk sebagai bentuk akuntabilitas anggota dewankomisaris kepada stakeholders atas kepercayaanyang sudah diberikan oleh stakeholders kepadamereka.

e. Penjelasan Mengenai Komite-Komite PenunjangDewan Komisaris

Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisarismembentuk beberapa komite untuk membantupelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Semua

perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011 telahmengungkapkan nama dan susunan mengenaikomite-komite penunjang Dewan Komisaris danbegitu pula halnya dengan fungsi masing-masingdari setiap komite yang dibentuk dalam membantupelasanaan tuga Dewan komisaris (lihat pada tabel2). Adapun komite yang membantu pelaksanaantugas Dewan Komisaris adalah Komite Audit,Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasidan Nominasi.

Sebagian besar perusahaan yang terdaftar di JIIpada periode 2011 sudah mengungkapkan rapat-rapat yang dilakukan oleh komite-komitepenunjang Dewan Komisaris, begitu pula jumlahkehadiran rapat para anggota komite-komitetersebut. Akan tetapi, ada beberapa perusahaanyang belum mengungkapkan indikator tersebut (adadi tabel 2). Perusahaan tersebut diantaranya adalahPT Astra Agro Lestari 2011, PT PP Lonsum sertaPT Holcim.

Pada umumnya persahaan yang terdaftar di JII padatahun 2011 juga mengungkapkan mekanisme dankriteria penilaian kinerja para komite kecualikecuali PT Indocement, PT PP Lonsum, PTKalbe Farman dan PT Lippo. Padahal semuaperusahaan yang terdaftar di JII pada tahun 2011melaporkan mengenai fungsi dan tugas dari komite-komite yang dibentuk untuk membantu tugasDewan Komisaris. Tentunya, sebagaiamana denganDewan Komisaris, Stakeholders jugamengharapkan agar komite-komite yang dibentukdapat berjalan sebagaimana yang diharapkan dalammembantu tugas Dewan Komisaris. Pengungkapanmengenai mekanisme penilaian sendiri olehanggota Komite, tentunya merupakan bentukakuntabilitas anggota komite tersebut dalammenjalankan tugas dan kewajibannya kepadastakeholders.

Berbagai hal yang telah dilakukan oleh komitepenunjang Dewan Komisaris dalam pelaksanaantugasnya diwujudkan dalam laporan kerja masing-masing komite. Sebagian besar perusahaan yangterdaftar di JII telah mengungkapkan laporankinerja masing-masing komite, tetapi ada beberapaperusahaan yang belum mengungkapkannya (adapada tabel 2). Perusahaan tersebut antara laianadalah PT Indocement, PT PP Lonsum pada, PTKalbe Farma, PT Lippo serta PT Unilever. LaporanKinerja Komite diungkapkan untukmemberitahukan kepada stakeholders tentang apasaja yang telah dilakukan oleh komite-komite

Page 8: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

81 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013

dalam pelaksanaan tugasnya dalam membantuDewan Komisaris.

4.1.2 Struktur dan Mekanisme Kerja DewanPengawas Syariah (DPS)Perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun 2011tidak menampilkan struktur dan mekanisme kerjaDewan Pengawas Syariah, yang diantaranya adalahnama anggota DPS, jumlah rapat dan jumlahkehadiran rapat yang dilakukan oleh DPS sertamekanisme dan kriteria self asessment tentangkinerja DPS.

Hal tersebut tentunya tidak mengherankan,mengingat BEI tidak mewajibkan keberadaan DPSsebagai salah satu syarat perusahaan-perusahaantersebut terdaftar di dalam JII. Namun demikian,sebagai perusahaan yang terlabel sebagaiperusahaan yang memenuhi kriteria Syariahtertentu yang ditetapkan oleh BEI, makaseharusnya BEI memperhatikan keberadaan DPSdalam tata kelola perusahaan tersebut. Hal inimengingat dalam UU NO 41 tentang PerseroanTerbatas disampaiakan bahwa perusahaan yangberjalan berdasarkan prinsip Syariah harusmemiliki Dewan Pengawas Syariah.

4.1.3 Struktur dan Mekanisme Kerja Direksia. Nama dan Jabatan Masing-masing Anggota

DireksiSemua perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun2011 sudah mengungkapkan nama dan jabatanmasing-masing anggota Direksi (lihat tabel 2).Sebagai contohnya adalah PT Astra Agro Lestarimengungkapkan nama dan jabatan masing-masinganggota Direksi pada halaman 53, selanjutnya padaPT Aneka Tambang nama dan jabatan masing-masing anggota direksi telah diungkapkan padahalaman 90/92 serta pada PT Astra diungkapkanpada halaman 136/139.

b. Penjelasan Mengenai Mekanisme Kerja DireksiPenjelasan mengenai mekanisme kerja Direksidapat dilihat diantaranya meliputi mekanismepengambilan keputusan dan mekanismependelegasian wewenang. Hampir semuaperusahaan yang terdaftar di JII pada tahun 2011(setidaknya 11 perusahaan) tidak mengungkapkanmekanisme pengambilan keputusan, tetapi terdapatenam perusahaan yang mengungkapkan mekanismepengambilan keputusan, diantaranya adalah PTAntam yang mengungkapkannya pada halaman204/206, PT Lippo mengungkapkannya padahalaman 97/98, PT Bukit Asammengungkapkannya pada halaman 220/222, PT

Telkom mengungkapakannya pada halaman160/165, PT united Tracktor mengungkapkannyapada halaman 116/118 serta PT Unilevermengungkapkannya pada halaman 96/98.

c. Jumlah Rapat dan Jumlah Kehadiran AnggotaDireksi dalam Rapat

Hampir semua perusahaan yang terdaftar di JII padatahun 2011 mengungkapkan jumlah rapat danjumlah kehadiran anggota Direksi dalam rapat, tetapiterdapat beberapa perusahaan yang tidakmengungkapkannya dalam laporan tahunannya (lihatdi tabel 2). Adapun beberapa perusahaan tersebutdiantaranya adalah PT Astra Agro Lestari, PT AlamSutra, PT PP Lounsum yang tidak mengungkapkanjumlah kehadiran anggota Direksi dalam rapat padatahun 2011, PT Holcim tidak mengungkapkanjumlah kehadiran anggota rapat pada tahun 2011.

d. Mekanisme dan Kriteria Penilaian Kinerja ParaAnggota Direksi

Hampir semua perusahaan yang terdaftar di JII tahun2011 tidak mengungkapkan mekanisme da kriteriapenilaian kinerja para anggota Direksi, tetapiterdapat beberapa perusahaan yang mengungkapkanhal tersebut (ada di tabel 2). Beberapa perusahaantersebut diantaranya adalah PT Antam ada dihalaman 207/209, PT Kalbe Farma diungkapkanpada halaman 195, PT Semen Gresikpada tahun2011 yang diungkapkan pada halaman 234.

e. Pernyataan Mengenai Efektivitas PelaksanaanFungsi Pengendalian Risiko, SistemPengawasan dan Audit Internal

Semua perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011telah mengungkapkan pernyataan mengenaiefektivitas pelaksanaan fungsi pengendalian risiko(ada di tabel 2), sedangkan dalam hal pengawasanhampir setengah perusahaan yang terdaftar di JIImengungkapkan mengenai pernyataan mengenaiefektivitas pelaksanaan fungsi sistem pengawasan(ada di tabel 2), terakhir hampir semua perusahaanyang terdaftar di JII juga mengungkapkan tentangpernyataan mengenai efektivitas pelaksanaan fungsiaudit internal, tetapi ada beberapa perusahaan yangtidak mengungkapkan hal tersebut (ada di tabel 2).Beberapa perusahaan tersebut adalah PT NickelIndonesia dan PT Holcim.

4.1.4 Informasi Lainnyaa. Pengungkapan Visi, Misi serta Nilai PerusahaanPada umumnya perusahaan yang terdaftar di JIItahun 2011 mengungkapkan visi, misi, serta nilaiperusahaannya masing-masing, tetapi ada beberapayang tidak mengungkapkan hal tersebut (ada di

Page 9: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 82

tabel 2). Perusahana tersebut antara lain PTUnilever tidak mengungkapkan visi perusahaan ,PT Astra International tidak mengungkapkan misidan nilai nilai perusahaan, PT Astra Agro Lestarijuga tidak mengungkapkan nilai perusahaan, PTIndocement juga tidak mengungkapkan nilaiperusahaan, PT Lipo juga tidak mengungkapkannilai perusahaan, begitu halnya dengan PT BukitAsam serta begitu juga halnya dengan PT Holcim.

b. Pengungkapan Pemegang Saham MayoritasHampir semua perusahaan yang terdaftar di JIIpada tahun 2011 mengungkapkan pemegang sahammayoritasnya, tetapi ada beberapa perusahaan yangtidak mengngkapkan pemegang sahammayoritasnya pada laporan tahunan mereka (ada ditabel 2). Perusahaan tersebut diantaranya adalah PTVale tahun 2011. Pengungkapan saham mayoritasdiperlukan untuk mengetahui siapakah yangmenanam modal terbesar dalam perusahaantersebut.

c. Kebijakan dan Jumlah Remunerasi DewanKomisaris, Direksi dan DPS

Pada umumnya semua perusahaan yang terdaftar diJII tahun 2011 mengungkapkan kebijakan danjumlah remunerasi Dewan Komisaris, Direksi danDPS (tentunya tidak termasuk DPS), kecuali PTHolcim (lihat di tabel 2).

d. Transaksi dengan Pihak yang MemilikiBenturan Kepentingan

Semua perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun2011 tidak ada yang mengungkapkan transaksidengan pihak yang memiliki benturan kepentingan.

e. Pelaporan Penerapan Good GovernanceBusiness Syariah dalam Laporan Tahunan

Semua perusahaan yang terdaftar di JII pada 2011tidak mengungkapakan hasil penerapan GCGdalam laporan tahunannya. Hal ini tentunya jugatidak mengherankan karena tidak ada satu badanregulator pun di Indonesia termasuk BadanPengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan(Bapepam-LK)yang mewajibkan perusahaan yangterdaftar di bursa efek untuk mengungkapkanpelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)di dalam laporan tahunan mereka (KementrianKeuangan RI, 2010). Lebih lanjut menurutKementrian Keuangan RI (2010), Bapepam-LKhanya mewajibkan pengungkapan tertentu ataspelaksanaan GCG di dalam laporan perusahaanyang terdaftar di bursa efek di antaranya adalahseperti pengungkapan atas pembentukan komite-komite yang membantu tuga Dewan Komisaris.

f. Kewajiban Pembayaran Zakat dan PelaksanaanCorporate Social Responsibility (CSR)

Semua perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011juga tidak mengungkapakan kewajiban pembayaranzakat dan pelaksanaan CSR secara terpisah dalamlaporan tahunannya. BEI tidak mewajibkanperusahaan-perusahaan yang terdaftar di dalam JIIuntuk menunaikan Zakat. Hal ini tetunyamendorong tidak adanya perusahan yangmengungkapkan pengeluaran Zakat yang dilakukandari hasil kegiatan usaha mereka. Dalam halpengungkapan CSR, secara tidak langsungperusahaan yang terdaftar di dalam JII tahun 2011tetap melaporkan kegiatan CSR yang merekalakukan namun mereka tidak ungkapkan secaraterpisah di dalam laporan tahunan mereka.

g. Pelaksaan Fungsi Sebagai Penerima danPenyalur Dana Sosial Lainnya berupa Zakat,Infak dan Sedekah dan Wakaf

Semua perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun2011 tentunya juga tidak mengungkapkanpelaksanaan fungsi sebagai penerima dan penyalurdana sosial lainnya berupa zakat, infak, sedekahdan wakaf. Tentunya, hal ini disebabkan BEI tidakmewajibkan kriteria sebagai penerima dan penyalurdana social keagamaan seperti Zakat, Infak danshadaqah di dalam penentuan perusahaan yangmasuk kedalam JII. Hal ini disebabkan fokus BEIdalam penentuan kriteria Syariah baru terbatasbahwa perusahaan tersebut tidak melakukan hal-halyang di larang oleh Syariat Islam seperti perjudian,melakukan jual beli barang yang dilarang sepertialcohol dan terlibat pada transaksi keuanganberbasis bunga.

4.2 Kinerja Keuangan Perusahaan yangTerdaftar di JII

Perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011, padadasarnya tetap merupakan perusahaan yangberoperasi secara bisnis komersial. Walaupunperusahaan di dalam daftar JII dikatagorikansebagai perusahaan yang berjalan berdasarkanprinsip-prinsip Syariah, perusahan-perusahaantersebut tetap diharapkan untuk menghasilkanprofit. Salah satu bentuk kinerja keuangan yangdisampaikan oleh Crane (2012) adalah kemampuanperusahaan menghasilkan laba.

Crane (2012) menyatakan bahwa rasio profitabilitasmemiliki tujuan untuk melihat kemampuanperusahaan dalam menghasilkan laba dan tentu sajadapat meningkatkan aset perusahaan.

Page 10: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

83 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013

Menurut Crane (2012), rasio profitabilitas dapatdiukur dengan cara :

Profitabilitas =Laba bersih

Total Aset

Tabel 3. Profitabilitas Perusahaan Dalam JII Tahun 2011

Singkatan Nama EmitenProfitabilitas2011 2011

AALI Astra Argo Lestari 0.032626 3.26%ANTM Aneka Tambang 0.158555 15.86%

ASIIAstraInternational

0.10033 10.03%

ASRIAlam SuteraRealty

0.137291 13.73%

INCOInternationalNickel Indonesia

0.137841 13.78%

INTP Indocement 0.203374 20.34%

ITMGIndoTambangrayaMegah

0.307797 30.78%

KLBF Kalbe Farma 0.462433 46.24%LPKR Lippo Karawachi 0.240165 24.02%LSIP PP Lonsum 0.053935 5.39%PTBA Bukit Asam 0.352748 35.27%SMCB Holcim 0.140017 14.00%SMGR Semen Gresik 0.258878 25.89%TINS Timah 0.193017 19.30%TLKM Telkom 0.202389 20.24%UNTR United Tractor 0.127035 12.70%

UNVRUnileverIndonesia

0.531829 53.18%

Sumber: Laporan Keuangan (2011-sudah diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rasio mengunakandata dari laporan keuangan , maka analisis untukprofitabilitas emiten sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan rasio pada tabel 3diatas dikatakan bahwa seluruh entitas dapatmemberikan data yang diperlukan untuk melakukanperhitungan probabilitas pada laporan tahunan.Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat profitabilitasperusahaan yang terdaftar di dalam JII tahun 2011bervariasi mulai dari 3.26 % sampai dengan 53.18%. Perusahaan yang memiliki kemampuanmenghasilkan laba yang paling rendah adalah PTAstra Aro Lestari yaitu 3.26 % dan tertinggi adalahUnilever Indonesia yaitu 53.18 %.

Tabel 3 tersebut tentunya tidak dapat digunakanuntuk membandingkan kinerja perusahaan yang

terdaftar di dalam JII tahun 2011 antara satu denganlainnya. Hal ini mengingat perusahaan yangterdaftar di dalam JII tahun 2011 berasal daribeberapa industry yang berbeda. Perbedaan tersebuttentunya membawa karakteristik industrytersendiri. Sehingga tidak dapat diandingkan secarasederhana berdasarkan kemampuan laba nya antarasatu dengan lainnya.

4.3 Pengaruh Penerapan Good GovernanceBusiness Syariah terhadap KemampuLabaan Perusahaan Terdaftar di dalam JII

Dalam mengukur pengaruh penerapan GGBSterhadap kemampulabaan perusahaan yang terdaftardi dalam JII tahun 2011, peneliti membandingkanantara pencapaian skor penerapan GGBS dengantingkat kemampu labaan perusahaan tersebut.

Tabel 4. Pencapaian Peneranpan GGBS danProfitabilitas

Sumber: Laporan Tahunan (2011-sudah diolah)

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat penerapanGGBS dan kemampu labaan perusahaan yangterdaftar di JII tahun 2011 bervariasi. Pencapaian

Singkatan Nama Emiten2011

PenerapanGGBS

Profitabilitas

AALIAstra ArgoLestari 47.2% 3.4 %

ANTMAnekaTambang 75.0 % 15.9 %

ASIIAstraInternational 55.6 % 10. 0 %

ASRIAlam SuteraRealty 55.6 % 13.7 %

INCOInternationalNickelIndonesia 52.8 % 13.9%

INTP Indocement 58.3 % 20.3%

ITMGIndoTambangrayaMegah 52.8 % 30.9%

KLBF Kalbe Farma 61.1 % 46.2%

LPKRLippoKarawachi 66.7 % 24.0%

LSIP PP Lonsum 61.1 % 5.4 %PTBA Bukit Asam 58.3 % 35.3%SMCB Holcim 33.3 % 14.0%SMGR Semen Gresik 55.6 % 25.9 %TINS Timah 50.0 % 19.3%TLKM Telkom 52.8 % 20.2 %

UNTRUnitedTractor 55.6% 12.7%

UNVRUnileverIndonesia 50.0% 53.2 %

Page 11: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 84

penerapan GGBS perushaan yang terdaftar di JIItahun 2011 bervariasi mulai dari 33.3 % yangterendah, sampai dengan yang tertinggi yaitu75.0%. Sementara pencapaian laba perusahaanyang terdaftar di dalam JII tahun 2011 bervariasimulai dari yang terendah 3.4 % dan yang tertinggiadalah 53.2 %. Pada penerapan GGBS, rangeperbedaan antara penerapan GGBS di antaraperusahaan yang terdaftar di dalam JII tahun 2011sebesar 41.7 %, dan perbedaan tersebuut relativemasih lebih kecil dibandingkan range perbedaan didalam kemampu labaan di antara perusahaantrsebut. Perbedaan dalam kemampu labaanperusahaan yang terdaftar di dalam JII tahun 2011adalah sebesar 49.8 %.

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat penerapanGGBS sebagaimana yang diungkapkan olehperusahaan-perusahaan yang terdaftar di dalama JIItahun 2011 tidak memiliki pengaruh yang kuatterhadap tingkat pencapaian laba perusahantersebut. Hal ini terlihat misalnya pada PT Holcim,yang tingkat penerapan GGBS nya hanya sebesar33.3 % atau yang teremdah dibandingkanperusahaan yang lain, namun kemampu labaannyarelative tinggi yaitu seebsar 14.0 %. Apalagi jikadibandingkan dengan PT Aneka Tambang yangtingkat penerapan GGBS nya mencapai 75 %,namun kemampulabaannya tidak jauh berbedadibandingkan dengan PT Holcim, yaitu hanyasekitar 15.9 %.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SimpulanBerdasarkan analisis dan pembahasan tentangpenerapan Good Governance Bisnis Syariah(GGBS) dan Kemampu Labaan Perusahaan yangterdaftar di dalam JII tahun 2011, maka dapatdisimpulkan beberapa hal sebagai berikut:1. Penerapan GGBS pada perusahaan yang

terdaftar di dalam JII tahun 2011 masih relativebervariasi, dengan jarak perbedaan yangrelative besar yaitu sekitar 42.7 %.

2. Penerapan GGBS pada perusahaan yang diukurdalam penelitian ini tentunya tidakmenggambarkan seutuhnya penerapan GGBSdi perusahaan yang terdaftar dalam JII tahun2011, mengingat pengukuran atas peenrapanGGBS tersebut hanya didasarkan kepadapengungkapan atas pelaksanaan pedomanaGGBS Komite Nasional Korporat Governance(KNKG) (2011).

3. Dalam hal pencapaian kemampu labaanperusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011juga relative bervariasi dengan jarak perbedaanyang relative cukup besar yaitu 49.8 %. Hal initidak begitu mengherankan karena dasar BursaEfek Indonesia (BEI) membuat indeks ini atasdasar pemenuhan kriteria Syariah tertentu didalam operasional perusahaan tersebut danbukan didasarkan atas kemampuan perusahaandalam menghasilkan laba.

4. Dalam penelitian ini, penerapan GGBS yangdilakukan oleh perusahaan yang terdaftar didalam JII tahun 2011 tidak secara langsungberakibat pada baik atau buruknya kinerjakeuangan perusahaan tesrebut.

5.2 SaranDalam penelitian ini, peneliti menyarankan agar:1. Ada ketentuan yang tegas dari regulator bagi

perusahaan yang terdaftar di dalam JII untukmelaksanakan tata kelola perusahaanberdasarkan kepada prinsip Syariahsebagaimana yang diatur di dalam pedomanpelaksanaan GGBS oleh KNKG (2011).

2. Untuk dapat mengukur pengaruh penerapanGGBS terhadap kemampu labaan perusahaan,dapat menggunakan kelompok perusahaanyang lebih banyak dibandingkan JII sepertimisalya perusahaan yang termasuk ke dalamDaftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkanoleh Badan Pengawas Pasar Modal-LembagaKeuangan (Bapepam-LK).. Dengan demikian,analisis atas pengaruh penerapan GGBSterhadap kemampulabaan perusahaan datadilakukan menngunakan uji statistic inferensial.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Achsien, I.H. 2003. Investasi Syariah di PasarModal: Menggagas Konsep dan. PraktikManajemen . Investasi Dharma Nusantara, Jakarta,8 Mei 2003. IV.

[2] Al-Furqan. Al-Quranul Karim. 2010. Tafsir AlAqur’an oleh A. Hassan. Universitas Al AzharIndonesia Press.

[3] Astra Argo Lestari. 2011. Laporan Tahunan..[4] Astra International. 2011. Laporan Tahunan[5] Alam Sutera Realty. 2011. Laporan Tahunan.[6] Aneka Tambang. 2011. Laporan Tahunan .[7] Badan Pengawasan Pasar Modal-Lembaga

Keuangan. 2006.. Keputusan Ketua BadanPengawas Pasar Modal Dan Lembaga KeuanganNo Kep-130/BL/2006. Tentang Penerbitan EfekSyariah

Page 12: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

85 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013

[8] Bank Indonesia. 2012. Statitisik PerbankanSyariah, September 2012. Direktorat PerbankanSyariah Bank Indonesia.

[9] Beekun. R.I. 1997. Islamic Business Ethics.International Islamic Institute of Islamic Thougt.Virginia. United State of America

[10] Bukit Asam. 2011. Laporan Tahunan.[11] Bursa Efek Indonesia. 2010. Panduan Indeks Bursa

Efek Indonesia.[12] Bursa Efek Indonesia. 2011. Perubahan Komposisi

Saham JII.[13] Crane, L. M. 2012. Measuring Financialk

Performance.: A Critical Key to Manging Risk[14] Holcim. 2011. Laporan Tahunan.[15] Indocement. 2011. Laporan Tahunan[16] Indonesia. Undang-Undang No. 41 Th 2007 .

Tentang Perseoran Terbatas.[17] Indo Tambangraya Megah. 2011. Laporan

Tahunan.

[18] International Nickel Indonesia. 2011. LaporanTahunan.

[19] Kalbe Farma. 2011. Laporan Tahunan.[20] Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2010.

Kajian Tentang Pedoman Good CorporateGovernance di Negara-Negara ACMF

[21] Komite Nasional Kebijakan Governance. 2011.Konsep PedomanGood Governace Bisnis Syariah

[22] Lippo Karawachi. 2011. Laporan Tahunan.[23] Organization for Economic Cooperation and

Development. 2004. OECD Principles onCoporate Governance.

[24] PP London Sumatera.. 2011. Laporan Tahunan.[25] Semen Gresik. 2011. Laporan Tahunan.[26] Telkom. 2011. Laporan Tahunan.[27] Timah. 2011. Laporan Tahunan.[28] Unilever Indonesia. 2011. Laporan Tahunan.[29] United Tractor. 2011. Laporan Tahunan.

Page 13: Analisis Pengaruh Penerapan Good Governance Bisnis …

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, Vol . 2, No. 2, September 2013 86