ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA...

112
ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) INDONESIA BERDASARKAN KEPEMILIKAN Oleh WAHYU ACHMAD RAMADHAN RAHARJO NIM: 11140840000009 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441H/2020M

Transcript of ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA...

Page 1: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

ii

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS MINYAK KELAPA SAWIT

(CPO) INDONESIA BERDASARKAN KEPEMILIKAN

Oleh

WAHYU ACHMAD RAMADHAN RAHARJO

NIM: 11140840000009

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441H/2020M

Page 2: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

ii

Page 3: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

iii

Page 4: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

iv

Page 5: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

v

Page 6: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap :Wahyu Achmad Ramadhan Raharjo

2. Tempat/Tanggal Lahir :Bogor, 27 Januari 1996

3. Alamat :Jl. H. Hasan RT 01/06 No.87

Kelurahan Tugu Cimanggis Depok

4. Telepon :08979108625

5. Email :[email protected]

II. Pendidikan Formal

1. TK Yovinta tahun 2001-2002

2. SDN Pekayon 15 Pagi tahun 2002-2008

3. SMPN 179 Jakarta tahun 2008-2011

4. SMAN 106 Jakarta tahun 2011-2014

III. Pengalaman Organisasi

1. Koordinator bidang ORSENI HMJ EP tahun 2016

2. Anggota Basket FEB tahun 2015

Page 7: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

vii

ABSTRACT

The aim of this research is to know how economic indicators are affected

by land area, production and labor to the productivity level of palm oil (CPO) in

Indonesia based on ownership in the year 2011-2018. This research uses secondary

data and regression analysis of data panels with a Fixed Effect Model (FEM)

approach. The results showed that the production and labor variables were positive

and significant, while land area variables were negatively and significantly

influential in Indonesia's oil palm (CPO) productivity.

Keyword: Productivity, Land Area, Production, Labor

Page 8: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh indikator-indikator

ekonomi diantaranya luas lahan, produksi dan tenaga kerja terhadap tingkat

produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia berdasarkan kepemilikan

pada tahun 2011-2018. Penelitan ini menggunakan data sekunder dan analisis

regresi data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa variabel produksi dan tenaga kerja berpengaruh positif dan

signifikan sedangkan variabel luas lahan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Kata kunci: Produktivitas, Luas lahan, Produksi, Tenaga Kerja

Page 9: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. telah memberikan segala nikmat

yang tidak terhitung, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Pengaruh Luas Lahan, Produksi dan Tenaga Kerja Terhadap

Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Berdasarkan

Kepemilikan” dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa saya ucapakan kepada

Baginda Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam karena berkat rahmat dan

karunianya membawa seluruh umatnya ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Segala proses

dari mulai perencanaan latar belakang hingga selesainya skripsi ini tentu banyak

pihak yang mendukung saya. Oleh karena itu izinkan saya untuk menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Terima Kasih kepada kedua orang tua tercinta saya ayahanda Teguh

Raharjo dan ibunda Umi Rumiati yang selalu memberikan doa serta

dukungan secara moril dan material sehingga saya bisa sampai pada tahap

ini. Segala pengorbanan dan motivasi yang tidak pernah henti diberikan

untuk menyemangati saya.

2. Terima Kasih untuk Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., AK, CA., M.Si., BKP.,

QIA., CRMP, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Terima Kasih kepada Bapak M. Hartana, M. Si selaku Kepala Jurusan

Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Deni Pandu Nugraha

SE., M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan.

4. Terima Kasih kepada Bapak Deni Pandu Nugraha SE.,M.Sc. selaku dosen

pembimbing skripsi. Terima Kasih atas segala ilmu yang diberikan untuk

menyelesaikan skripsi saya. Semoga ilmu yang diberikan selalu bermanfaat

dan selalu dalam lindunganNya.

Page 10: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

x

5. Terima kasih kepada kakanda tercinta Indah Setyorini Raharjo dan Nurul

Dwi Cahyani Raharjo serta Shanum dan Danish yang telah memberikan

dukungan kepada penulis selama ini

6. Terima kasih kepada Isna Nur Fadilah karena telah bersedia menemani

sampai saat ini, tak pernah lelah memberikan semangat serta hiburan kepada

penulis dan semoga bisa terus bersama selamanya.

7. Terima Kasih kepada penghuni KOTHOR atas bantuan nya selama masa

perkuliahan Turuq, Jody, Riko, Raha, Iksan, Adi, Gilang, Ucup Kumis,

Asef, faikar, Hanif, dan Tanu.

8. Terima kasih kepada teman-teman XIOZI, Mabas Condet.

9. Terima Kasih untuk keluarga cemana TLL Famiglia. Alnicolus, Bagols,

Aleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan memahani tentang

perbedaan.

10. Terima Kasih kepada teman-teman konsentrasi Perencanaan Pembangunan.

11. Terima Kasih juga kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

Saya menyadari bahwa skripsi saya masih jauh dari kata sempurna karena saya

mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa

mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah selalu melindungi dan

memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Depok, 15 April 2020

Wahyu Achmad Ramadhan Raharjo

Penulis

Page 11: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................xv

LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I .......................................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian ..........................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................12

C. Tujuan Penelitian .....................................................................12

D. Manfaat Penelitian ...................................................................13

BAB II ...................................................................................................14

A. Landasan Teori .........................................................................14

1. Produktivitas ............................................................................14

2. Lahan ..........................................................................................18

3. Produksi ......................................................................................22

4. Tenaga Kerja ..............................................................................27

B. Penelitian Terdahulu ................................................................36

C. Kerangka Berfikir .....................................................................46

D. Hipotesis ....................................................................................47

BAB III ..................................................................................................49

A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................49

B. Metode Pengumpulan Data .............................................................50

Page 12: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

xii

C. Metode Pengolahan Data .................................................................50

1. Analisis Deskriptif ......................................................................50

2. Penentuan Model Analisis Regresi ...........................................51

3. Estimasi Parameter ....................................................................55

4. Pengujian Hipotesis ...................................................................57

5. Uji Asumsi Klasik ......................................................................60

BAB IV ..................................................................................................63

A. Analisis Deskriptif .....................................................................63

1. Produktivitas ..............................................................................63

2. Luas lahan ...................................................................................65

3. Produksi ......................................................................................66

4. Tenaga Kerja ..............................................................................68

B. Uji Asumsi Klasik ......................................................................70

C. Penentuan Model ......................................................................72

1. Hasil Uji Chow ...........................................................................72

2. Hasil Uji Hausman .....................................................................73

D. Analisis Teknis dan Interpretasi Data .............................................74

1. Uji Statistik .................................................................................74

E. Analisis Ekonomi .............................................................................79

1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produktivitas Minyak

Kelapa Sawit .............................................................................79

2. Pengaruh Produksi Terhadap Produktivitas Minyak Kelapa

Sawit ..........................................................................................80

3. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produktivitas Minyak

Kelapa Sawit .............................................................................81

BAB V ...................................................................................................83

A. Kesimpulan ................................................................................83

B. Saran ..........................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................85

LAMPIRAN I .......................................................................................89

A. Pooled Least Square (PLS) Model ...................................................90

Page 13: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

xiii

B. Fixed Effect Model (FEM) ..............................................................91

C. Uji Chow ...........................................................................................92

D. Random Effect Model (REM) ..........................................................93

E. Uji Hausman .....................................................................................94

F. Model Regresi Terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM) ...........95

Uji Asumsi Klasik ....................................................................96

1. Uji Normalitas ...................................................................................96

2. Uji Multikoleniaritas .........................................................................96

3. Uji Heterokedastisitas .......................................................................96

4. Uji Autokolerasi ................................................................................96

Page 14: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tujuan Ekspor CPO Indonesia ............................................................... 3

Tabel 1.2 Perbandingan Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaan ... 8

Tabel 1.3 Perbandingan produksi minyak kelapa sawit menurut status kepemilikan

................................................................................................................................. 9

Tabel 1.4 Perbandingan jumlah tenga kerja menurut status Kepemilikan ............ 10

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 36

Page 15: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan Produktivitas CPO berdasarkan Kepemilikan .............. 6

Gambar 2.2 Produktivitas CPO Indonesia .............................................................. 7

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 45

Gambar 4.1 Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Menurut

Kepemilikan Tahun 2011-2018............................................................................. 63

Gambar 4.2 Luas Lahan Perkebunan Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia

Menurut Kepemilikan Tahun 2011-2018 .............................................................. 64

Gambar 4.3 Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Menurut

Kepemilikan Tahun 2011-2018............................................................................. 66

Gambar 4.4 Jumlah Tenaga Kerja Perkebunan Minyak Kelapa Sawit (CPO)

Indonesia Menurut Kepemilikan Tahun 2011-2018 ............................................. 68

Page 16: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

xvi

LAMPIRAN

Data ....................................................................................................................... 87

Pooled Least Square (PLS) Model ........................................................................ 88

Fixed Effect Model (FEM) .................................................................................... 89

Uji Chow ............................................................................................................... 90

Random Effect Model (REM)................................................................................ 91

Uji Hausman ......................................................................................................... 92

Model Regresi Terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM) ................................... 93

Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 94

Page 17: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam

berlimpah ditambah posisi Indonesia yang dinilai sangat strategis. Dilihat dari sisi

geografis, Indonesia terletak didaerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi

sehingga banyak sekali jenis tumbuhan yang dapat tumbuh dengan subur.

Perkembangan Indonesia sangat didukung oleh sektor pertanian. Dimana salah satu

subsektor pertanian tersebut adalah sektor perkebunan. Sektor perkebunan telah

menjadi andalan ekspor bagi Indonesia di pasar internasional, sehingga memiliki

peranan yang sangat besar dalam penyedia lapangan pekerjaan, ekspor dan

pertumbuhan ekonomi. Dalam berbagai krisis ekonomi dan keuangan global,

perkebunan biasanya tidak terlalu terganggu oleh imbas krisis bahkan selalu mampu

menopang perekonomian negara (Kartasasmita 2011).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis

tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya,

dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan dari sekian banyak tanaman

yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai

ekonomi terbesar per hektarnya di dunia. Dalam sejarahnya yang panjang

Agribisnis perkebunan di Indonesia terbukti merupakan salah satu penopang

ekonomi yang handal. Tanaman kelapa sawit menjadi salah satu sumber minyak

nabati yang telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia

Page 18: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

2

baik sebagai sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani, sebagai sumber devisa

negara, penyedia lapangan kerja, serta sebagai pendorong tumbuh dan

berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia.

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan

minyak kelapa sawit mentah CPO (crude palm oil) menjadi andalan komoditas

ekspor Indonesia. Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir

abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk bahan

pangan dan industri sabun (Kementrian Perdagangan 2011). Kelapa sawit sebagai

salah satu komoditas pertanian andalan non migas mempunyai prospek yang baik

sebagai sumber pendapatan devisa maupun pajak, dalam proses produksi maupun

pengolahan mampu menciptakan kesempatan kerja sekaligus meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak

diproduksi dan dikonsumsi di dunia. Minyak yang mudah diproduksi dan harganya

yang murah sering digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk

kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Pohon

kelapa sawit membutuhkan sinar matahari yang cukup, suhu hangat serta curah

hujan tinggi untuk memaksimalkan hasil produksinya. Kebanyakan minyak sawit

diproduksi dikawasan Afrika, Amerika Selatan dan Asia. Keunggulan yang dimiliki

oleh kelapa sawit di Indonesia merupakan gambaran dari kondisi tanah yang sangat

subur, curah hujan serta kondisi sinar matahari yang cukup. Kepemilikan daya saing

yang tinggi dalam pertanian akan membuat Indonesia mampu bersaing di pasar

Asia dan Dunia (Ningsih & Wibowo, 2016). Perkembangan sektor kelapa sawit

Page 19: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

3

mempunyai peran yang penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, Kelapa

sawit menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia sebagai penghasil devisa

negara diluar minyak dan gas. Ekspor kelapa sawit Indonesia bukan hanya ke

negara berkembang saja tetapi ke beberapa negara maju seperti Uni Eropa, walapun

saat ini masih banyak polemik serta regulasi berbelit yang terjadi antara Indonesia

dengan Uni Eropa terkait minyak kelapa sawit. Kelapa sawit sangat pesat di Asia

Tenggara sehingga minyak mentah yang dihasilkan dari kelapa sawit, atau yang

lebih dikenal dengan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan komoditas ekspor

Indonesia dan Malaysia paling dominan pada pasar dunia. Sampai saat ini Indonesia

saat ini merupakan produsen terbesar minyak sawit di dunia (GAPKI, 2018).

Tabel 1.1. Tujuan Ekspor CPO Indonesia

No Negara Volume Ekspor (Juta Ton)

2017 2018 2019

1 India 7.6 6.7 1.8

2 China 3.7 4.4 2.1

3 Uni Eropa 5 4.8 2

4 Pakistan 2.2 2.5 0.87

5 Amerika

Serikat

1.2 1.2 0.44

Sumber: Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)

Dari tabel 1.1 diatas dapat di informasikan bahwa tujuan ekspor tertinggi

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia adalah negara India sebesar 7.6 juta ton pada

tahun 2017. Sedangkan pada tahun yang sama Amerika Serikat berada di posisi

terendah dengan nilai ekspor 1,2 juta ton.

Perkembangan minyak kelapa sawit Indonesia yang tergolong revolusioner

menarik dan menjadi perhatian masyarakat global. Perubahan posisi minyak sawit

Page 20: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

4

menggantikan minyak kedelai yang sudah hampir 100 tahun menjadi minyak utama

di dunia, telah melahirkan dinamika baru persaingan minyak nabati global.

Peningkatan produksi minyak sawit dunia, khususnya minyak sawit Indonesia,

telah membawa perubahan besar pada pasar empat minyak nabati dunia, yaitu

sawit, kedelai, bunga matahari, dan rapeseed.

Produktivitas minyak kelapa sawit per hektar lahan jauh lebih tinggi (8-10

kali lipat) dari produktivitas minyak nabati lainnya. Pangsa minyak sawit

meningkat 22% (1965) menjadi 40% (2016), sedangkan pangsa minta kedelai turun

dari 59% menjadi 33% pada periode yang sama. Dengan demikian, cukup jelas

bahwa besarnya pangsa minyak sawit dalam produksi minyak nabati dunia bukan

karena luas perkebunan kelapa sawit yang lebih luas tetapi karena produktivitas

minyak sawit yang lebih tinggi dari tanaman penghasil minyak nabati lain. Data

produktivitas minyak nabati tersebut juga mengungkapkan bahwa perkebunan

kelapa sawit merupakan tanaman yang paling efisien memanen energi surya

menjadi minyak nabati (GAPKI 2018).

Menurut pusat data dan sistem informasi pertanian sekretariat jendral

kementrian pertanian mencatat luas tanaman menghasilkan (TM) Kelapa sawit pada

akhir 2017 mencapai 9,26 jt Ha. Sedangkan produksi seberat 35,36 jt Ton. Alhasil,

produktivitas kelapa sawit nasional mencapai 3.817 Ton/Ha. Secara rata-rata

sepanjang perode 1995-2017 produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia

hanya tumbuh 0,72% / tahun. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan. Karena,

Indonesia menjadi negara yang memiliki luas lahan untuk perkebunan kelapa sawit

Page 21: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

5

terbesar di dunia, akan tetapi Indonesia masih belum bisa untuk memaksimalkan

hasil produksi minyak kelapa sawit.

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara yang mendominasi pasar

CPO dunia. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian,

pada tahun 2017, total lahan sawit di Indonesia mencapai 14,04 juta Ha, sedangkan

Menurut data The United States Department of Agriculture (USDA) atau

Kementerian Pertanian Amerika Serikat, Malaysia memiliki 5,3 juta Ha.

Sayangnya, keunggulan luas lahan sawit di Indonesia tidak diimbangi dengan

produktivitas lahan yang baik. Malaysia memiliki produktivitas lahan sawit sebesar

3,96 ton/Ha.tahun, sedangkan Indonesia hanya memiliki produktivitas lahan sawit

sebesar 2,70 ton/Ha.tahun. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

produktivitas, perbandingan luas lahan Indonesia jelas lebih unggul dibanding

dengan negara lain, akan tetapi hasil produksi belum optimal sehingga berdampak

pada tingkat produktivitas. Meningkatnya produksi seiring bertambahnya luas

tanaman menghasilkan (TM) perkebunan sawit rakyat dinilai belum mampu

meningkatkan kesejahteraan para petani. Ini tercermin dari produktivitas sawit

perkebunan rakyat yang masih rendah dan selalu di bawah produktivitas sawit

nasional.

Berdasarkan data Statistik Kelapa Sawit, produktivitas sawit perkebunan

rakyat pada 2018 hanya mencapai 3.110 kg/ha/tahun. Jumlah tersebut turun

dibanding tahun sebelumnya dan juga lebih rendah dari produktivitas nasional

sebesar 4.014/kg/ha/tahun. Kurangnya pendampingan pemerintah terhadap petani

membuat produktivitas perkebunan sawit rakyat kalah dibanding dengan

Page 22: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

6

perkebunan besar negara maupun perkebunan besar swasta. Semakin besar tingkat

produktivitas lahan sawit, maka risiko pembukaan lahan akan berkurang. Dalam hal

ini perlunya sinergi yang tepat antar kepemilikan serta pemerintah untuk

perkebunan kelapa sawit guna mengoptimalkan hasil produksi serta mencapai

target yang maksimal.

Gambar 3.1 Perbandingan Produktivitas CPO berdasarkan kepemilikan tahun 2018

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Dari gambar 1.1 diatas dapat di informasikan bahwa perbandingan

produktivitas minyak kelapa sawit CPO Indonesia berdasarkan kepemilikan yang

paling dominan pada tahun 2018 dihasilkan oleh Perkebunan Besar Swasta Asing

sebesar 4512 Kg/Ha atau sekitar 28%. Sedangkan produktivitas terendah dihasilkan

oleh Perkebunan Rakyat sebesar 3110 Kg/Ha atau sekitar 20%.

Produktivitas minyak sawit yang lebih tinggi akan menyebabkan harganya

pada pasar internasional konsisten lebih murah dibandingkan minyak nabati yang

20%

25%

27%

28%

Produktivitas

PR PBN PBSN PBSA

Page 23: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

7

lain. Harga minyak sawit yang lebih kompetitif tersebut memberi manfaat bagi

masyarakat Indonesia maupun di dunia.

Gambar 4.2 Produktivitas CPO Indonesia

Sumber: Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)

Dari gambar 1.2 diatas dapat di informasikan bahwa produktivitas minyak

kelapa sawit (CPO) Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Produktivitas tertinggi terdapat pada tahun 2018 sebesar 15.849 Kg/Ha. Sedangkan

produktivitas terendah terdapat pada tahun 2013 sebesar 14.813 Kg/Ha.

Perkembangan Perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian, melalui

tanaman kelapa sawit sebagai salah satu sektor andalan telah menjadi sumber

penghasil devisa bagi Indonesia disektor non migas, penyerapan tenaga kerja

perkebunan, dan sumber pendapatan bagi petani. (Menurut Irmayani Noer dan

Agus, 2007), luas lahan pertanian dan produksi per hektar dipengaruhi oleh

perubahan harga dan produksi per hektar juga dipengaruhi oleh perubahan luas

areal tanam. Cerahnya prospek tanaman kelapa sawit ini telah mendorong

14200

14400

14600

14800

15000

15200

15400

15600

15800

16000

Produktivitas

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Page 24: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

8

pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa

sawit.

Tabel 1.2 Perbandingan Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaan

Tahun Luas Areal (Ha)

Perkebunan

Rakyat

Perkebunan

Besar Negara

Perkebunan

Besar Swasta

Nasional

Perkebunan

Besar Swasta

Asing

2013 3790136 686438 4543213 130447

2014 4422365 729022 5425046 178368

2015 4535400 743894 5799596 181386

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Dari tabel 1.2 diatas dapat di informasikan bahwa luas lahan perkebunan

minyak kelapa sawit disetiap tahunnya mengalami peningkatan di keempat

kepemilikan lahan. Perkebunan besar swasta nasional memiliki lahan yang paling

dominan, sedangkan Perkebunan besar swasta asing memiliki luas lahan yang

paling sedikit. Perkebunan kelapa sawit dapat ditemui hampir di seluruh wilayah di

Indonesia terutama di daerah Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur, Irian Jaya, Sumatera Utara, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan

Sulawesi Selatan.

Produksi minyak sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia.

Kedua negara ini secara total menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi

minyak sawit dunia. Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang

terbesar. Total produksi minyak sawit dunia diperkirakan lebih dari 45 juta ton,

dengan Indonesia dan Malaysia sebagai produsen dan eksportir utama dunia

(Laporan World Growth, Februari 2011). Produksi kelapa sawit adalah hasil yang

dipanen dari usaha perkebunan tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut. Pada

Page 25: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

9

tahun 1980 produksi kelapa sawit Indonesia sebesar 721,17 ribu ton, tahun 2013

sebesar 27,74 juta ton atau tumbuh rata-rata sebesar 11,95% per tahun. Peningkatan

produksi kelapa sawit selama kurun waktu tersebut terutama terjadi pada

perkebunan rakyat sebesar 58,89% dan perkebunan besar swasta sebesar 14,48%,

sedangkan produksi dari perkebunan besar negeri relative lambat sebesar 5,44%

(Dinas Perkebunan Indonesia (2013)).

Tabel 1.3 Perbandingan produksi minyak kelapa sawit menurut status kepemilikan

Tahun Produksi (Ton)

Perkebunan

Rakyat

Perkebunan

Besar Negara

Perkebunan

Besar Swasta

Nasional

Perkebunan

Besar Swasta

Asing

2013 10.010.728 2.144.651 15.626.625 4.141.32

2014 10.205.395 2.229.336 16.843.459 6.712.98

2015 10.527.791 2.346.822 17.511.233

6.841.69

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Dari table 1.3 diatas dapat di informasikan bahwa dari sisi produksi minyak

kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan pada masing-masing status

kepemilikan, untuk produksi yang paling dominan adalah Perkebunan besar swasta

nasional dengan produksi 17.511.233 ton pada tahun 2015, sedangkan untuk hasil

produksi minyak kelapa sawit terendah adalah kepemilikan Perkebunan besar

swasta asing dengan hasil produksi 4.141.32 ton pada tahun 2013.

Pada tahun 1980 hingga tahun 1993 produksi kelapa sawit lebih didominasi oleh

perkebunan besar negara. Perluasan areal oleh perkebunan besar swasta sekitar

tahun 1990 mulai menunjukkan hasilnya setelah tahun 1993 dimana peningkatan

produksi perkebunan besar swasta mampu melampaui produksi kelapa sawit yang

berasal dari perkebunan besar negara. Sementara itu perkebunan rakyat mengikuti

Page 26: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

10

keberhasilan perkebunan besar swasta setelah tahun 1998. Untuk periode tahun

1980-2013 produksi dari perkebunan rakyat meningkat sebesar 58,89% per tahun,

sedangkan perkebunan besar swasta sebesar 14,48% per tahun. Pertumbuhan

produksi perkebunan besar negeri cenderung landai dengan pertumbuhan sebesar

5,44% per tahun (Dinas Perkebunan Indonesia (2007).

Industri minyak kelapa sawit khususnya perkebunan kelapa sawit

merupakan suatu industri dengan teknologi relatif padat karya (labor intensive) dan

bukan padat modal. Oleh karena itu, setiap pertambahan produksi minyak kelapa

sawit hanya mungkin terjadi jika dilakukan peningkatan penggunaan tenaga kerja.

Secara umum, jumlah tenaga kerja yang teserap pada industri minyak kelapa sawit

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Tabel 1.4 Perbandingan jumlah tenga kerja menurut status Kepemilikan.

No Kepemilikan Jumlah Tenaga Kerja

2013 2014 2015

1 Perkebunan Rakyat 1.852.040 2.052.050 2.115.434

2 Perkebunan Besar Negara 340.671 364.527 376.647

3 Perkebunan Besar Swasta

Nasional 1.471.377 2.712.559 2.900.150

4 Perkebunan Besar Swasta

Asing 39.134 89.187 90.698

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Dari tabel 1.4 diatas dapat di informasikan bahwa peningkatan jumlah tenaga

kerja selalu mengalami peningkatan di semua sektor kepemilikan. Jumlah tenaga

kerja perkebunan besar swasta nasional paling dominan sebesar 2.900.150 pada

tahun 2015, sedangkan jumlah tenaga kerja perkebunan besar swasta asing menjadi

urutan terendah hanya 39.134 pada tahun 2013.

Page 27: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

11

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas menyumbang pundi devisa

terbesar bagi negara. Selain itu, industri kelapa sawit juga merupakan industri padat

karya yang banyak menyerap tenaga kerja. Meningkatnya produksi seiring

bertambahnya lahan turut mendorong bertambahnya jumlah tenaga kerja di sektor

perkebunan sawit. Berdasarkan data Kementerian Pertanian jumlah tenaga kerja di

perkebunan sawit besar, baik swasta maupun negara mencapai 4,42 juta pekerja

(angka sementara) pada 2018. Jumlah tersebut terdiri atas 4,0 juta (90,68%)

merupakan pekerja di perkebunan sawit besar swasta nasional, kemudian 321 ribu

(7,26%) pekerja perkebunan sawit besar negara, dan 91 ribu (2,07%) pekerja

perkebunan sawit besar swasta asing. Jumlah tenaga kerja tersebut belum termasuk

karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan sawit. Kalimantan Tengah

merupakan provinsi dengan jumlah pekerja perkebunan sawit terbanyak, yakni

mencapai 756 ribu jiwa pada 2018. Jumlah tersebut mengalahkan Riau yang

sebanyak 609 ribu pekerja maupun Sumatera Utara dengan 567 ribu pekerja

(Direktorat Jendral Perkebunan 2019).

Masalah produktivitas yang masih rendah merupakan tantangan dalam

perindustrian minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Dengan kondisi lahan yang

mencukupi serta iklim yang mendukung hal ini berfokus pada pengoptimalan

produksi minyak kelapa sawit (CPO) melalui peningkatan produktivitas dan bukan

pada penambahan luas lahan perkebunan kelapa sawit.

Page 28: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan dalam latar belakang di atas,

maka ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian

yang akan dilakukan.

Adapun permasalahan yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan?

2. Bagaimana pengaruh produksi terhadap produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan?

3. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan?

4. Bagaimana pengaruh luas lahan, produksi, tenaga kerja terhadap produktivitas

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan secara simultan?

C. Tujuan Penelitian

Dilihat dari latar belakang penelitian tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terdahap produktivitas minyak kelapa

sawit (CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan.

2. Untuk mengetahui pengaruh produksi terdahap produktivitas minyak kelapa

sawit (CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan.

3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terdahap produktivitas minyak kelapa

sawit (CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan.

Page 29: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

13

4. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, produksi, tenaga kerja terhadap

produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan

secara simultan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah:

1. Bagi Pemerintah, sebagai referensi dalam mengatur kebijakan untuk

meningkatkan produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

2. Bagi Peneliti, Untuk pembelajaran dan acuan penulis dalam penulisan karya

ilmiah.

3. Bagi industri minyak kelapa sawit, penelitian ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan tentang permasalah yang terjadi.

Page 30: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Produktivitas

Produktivitas merupakan faktor sangat penting dalam mempertahankan dan

mengembangkan keberhasilan suatu organisasi/perusahaan.Sebagaimana yang kita

ketahui, setiap organisasi/perusahaan menginvestasikan sumber- sumber vital

(sumber daya manusia, bahan dan uang) untuk memproduksi barang/jasa. Dengan

menggunakan sumber-sumber daya manusia tesebut secara efektif akan

memberikan hasil yang lebih baik. Produktivitas secara teori diartikan sebagai

perbandingan antara output (barang dan jasa) dengan input (tenaga kerja, bahan dan

uang). Produktivitas yang rendah merupakan pencerminan dari

organisasi/perusahaan yang memboroskan sumber daya yang dimilikinya. Dan ini

berarti bahwa pada akhirnya perusahaan tersebut kehilangan daya asing dan dengan

demikian akan mengurangi skala aktivitas usahanya. Produktivitas yang rendah dari

banyak organisasi/perusahaan akan menurunkan pertumbuhan industri dan

ekonomi suatu bangsa secara menyeluruh. Produktivitas merupakan salah satu alat

ukur bagi perusahaan dalam menilai prestasi kerja yang dicapai karyawannya.

Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara

modal,tanah, energy yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. (Basu Swasta,

2002).

Page 31: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

15

Produktivitas menurut dewan produktivitas nasional adalah sikap mental

yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari

kemarin dan esok hari harus lebih baik dari hari ini (Umar, 2000). Produktivitas

adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi

mungkin dengan memanfaatkan sumber daya manusia secara efisien. Oleh karena

itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam

satuan tertentu (Sedarmayanti, 2001). Produktivitas merupakan perbandingan

antara keluaran dan masukan serta mengutamaakan cara pemanfaatkan baik

terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa (Hasibuan,

2005).

1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Pentingnya usaha meningkatkan produktivitas bagi perusahaan sudah

menjadi hal yang mendasar. Untuk itu perlu sekali mengetahui dah memahami

faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Karenatanpa mengetahui dan

memahami faktor-faktor tersebut akan mempersulit perusahaan dalam membuat

suatu pereancanaan strategis yang nantinya akan digunakan untuk perbaikan dalam

uoaya meningkatkan efektivitas dan efesiensi perusahaan.

Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Kerja Daerah ada enam faktor

yang menentukan produktivitas tenaga kerja

1. Sikap kerja

Seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (Shiff work), dapat menerima

tambahan tugas dan bekerja sama dalam satu tim

Page 32: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

16

2. Tingkat ketrampilan yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajmen

supervisor serta ketrampilan dalam teknik industrial.

3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercerminkan dalam

usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan

produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality control circles) dan

panitia mengenai kerja unggul.

4. Manajemen produktivitas yaitu: manajemen yang efesien mengenai sumber dan

system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

5. Efesiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.

6. Kewiraswastaan yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreatifitas dalam

berusaha dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha (Sedarmayanti, 2001)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan yaitu :

Pendidikan dan pelatihan, Gizi dan kesehatan, Motivasi, Kesempatan kerja,

Kesempatan berprestasi, Kebijaksanaan pemerintah, Ketrampilan karyawan itu

sendiri, Teknologi, Lingkungan dan iklim kerjaan, Sikap dan etika kerja, Disiplin,

Tingkat kompensasi. Turun naiknya tingkat volume produktivitas karyawan juga di

pengaruhi oleh beberapa faktor: Lingkungan kerja, Proses seleksi, Pengawasan

kerja, Kepemimpinan, Kompensasi, Disiplin kerja (Nitisemito, 2000).

1.2 Cara-cara Meningkatkan Produktivitas

Terdapat lima cara untuk meningkatkan produktvitas yaitu sebagai berikut:

1. Menerapkan program reduksi biaya

Page 33: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

17

Reduksi biaya berarti dala menghasikan output dengan kuantitas yang sama

kita menggunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit. Jadi peningkatan

produktivitas melalui program reduksi biaya berarti output yang tetap dibagi

dengan input yang lebih sedikit.

2. Mengelola petumbuhan

Peningkatan produktivitas dengan cara mengelola pertumbuhan berarti kita

meningkatkan output dalam kualitas yang lebih besar melalui peningkatan

penggunaan input daalam kuantitas yang lebih kecil. Artinya output meningkat

lebih banyak, sedangkan input meningkat lebih sedikit.

3. Bekerja lebih tangkas

Bekerja lebih tangkas akan dapat meningkatkan produktivitas. Jadi

produktivitas meningkat tetapi jumlah input tetap sehingga akan diperoleh biaya

produksi per unit output yang rendah.

4. Mengurangi aktivitas

Melalui pengurangan sedikit output dan mengurangi banyak input yang

tidak perlu akan dapat meningkatkan produktivitas.

5. Bekerja lebih efektif

Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah dengan cara

meningkatkan output, tapi tidak mengurangi penggunaan input.

Page 34: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

18

Produktvitas kerja yang tinggi atau cendrung meningkat sangat penting bagi

perusahaan, karena dengan meningkatnya produktivitas kerja karyawan, maka

efesiensi dan efektivitas perusahaan akan meningkat.

2. Lahan

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief,

tanah, air, flora, fauna serta bentukan hasil budaya manusia. Dalam hal ini lahan

yang mengandung pengertian ruang dan tempat. Lahan juga diartikan sebagai

lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda

yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan

termasuk didalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang

(Arsyad dalam Maryam 2002:11).

Sumber daya lahan memiliki variasi yang cukup besar, tergantung pada

faktor lingkungan seperti topografi, iklim, geologi, tanah, air, serta vegetasi yang

menutupimya. Berbagai informasi mengenai kemungkinan pemanfaatan lahan serta

pembatas dari faktor lingkungan fisik tersebut, sangat penting dalam membicarakan

perencanaan dan pola penggunaan lahan. Disamping itu, diperlukan pula informasi

faktor sosial, ekonomi masyarakat yang berada di lahan itu sendiri, sebagai

pendukung pertimbangan dalam perencanaan dan pola penggunaan lahan (Ernawati

2003).

Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah

merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi

dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak sama

Page 35: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

19

dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan

semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 1989:89).

Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting

dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani

misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien

dibanding lahan yang lebih luas. Dengan lahan yang sempit produksi yang

dihasilkan sedikit sehingga secara ekonomi tidak mampu untuk memenuhi

kebutuhan hidup (Rika H,Rina D.A, Supriyati, Chrisna S 2019). Kecuali bila suatu

usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang

tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi. Karena pada

luas lahan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung berlebihan (hal ini

berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar), dan menjadikan usaha

tidak efisien (Moehar Daniel, 2004:56). Pemanfaatan lahan dan teknologi

diharapkan bisa menunjang produktivitas sektor pertanian (Arimbawa, P.D,

Widanta B.P 2017:8).

Perkebunan merupakan usaha pemanfaatan lahan kering dengan menanam

komoditi tertentu. Berdasarkan jenis tanamannya, perkebunan dapat dibedakan

menjadi perkebunan dengan tanaman musim, seperti perkebunan tembakau dan

tebu, serta perkebunan tanaman tahunan, seperti perkebunan kelapa sawit, karet,

kakao, kopi, cengkeh, dan pala. Berdasarkan pengelolaannya, perkebunan dapat

dibagi menjadi :

Page 36: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

20

1. Perkebunan rakyat, yaitu suatu usaha budidaya tanaman yang dilakukan oleh

rakyat yang hasilnya sebagian besar untuk dijual, dengan area pengusahaan dalam

skala yang terbatas luasnya.

2. Perkebunan besar, yaitu suatu usaha budidaya tanaman yang dilakukan oleh

perusahaan yang berbadan hukum dikelola secara komersial dengan areal

pengusahaan yang sangat luas. Perkebunan Besar terdiri dari Perkebunan Besar

Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) Nasional/Asing.

Fungsi perkebunan menurut UU Perkebunan mencakup tiga hal, pertama, fungsi

secara ekonomi yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta

penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional. Kedua, fungsi ekologi yaitu

peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan

penyangga kawasan lindung. Ketiga, fungsi sosial budidaya yaitu sebagai

pemersatu kesatuan bangsa.

Pengelompokan pola kepemilikan dan penguasaan lahan perkebunan

menjadi empat kelompok yaitu:

1. Tanpa Pemilik (Open acces property), artinya sumberdaya tersebut milik semua

orang dan tanpa pemilik atau tidak jelas kepemilikannya. Dalam hal ini tidak ada

seorang pun yang berhak memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk kepentingan

pribadi atau kelompoknya dan mempertahankan agar tidak digunakan oleh orang

lain.

2. Milik Masyarakat atau Komunal (Common property), merupakan milik

sekelompok masyarakat tertentu yang telah melembaga, dengan ikatan norma-

Page 37: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

21

norma atau hukum adat yang mengatur pemanfaatan sumberdaya dan dapat

melarang pihak lain untuk memanfaatkannya. Biasanya konsep kepemilikan dan

penguasaan sumberdaya tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

3. Milik Pemerintah (Public/State property), merupakan pemilikan sumberdaya

yang berada dibawah kewenangan pemerintah sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Hal ini mengandung makna bahwa Pemerintah memiliki dan

bertanggungjawab mengawasi pemanfaatan sumberdaya tersebut. Kelompok

masyarakat, lembaga atau individu dapat saja memanfaatkan sumberdaya tersebut

atas izin, persetujuan atau hak pengelolaan yang diberikan Pemerintah berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Milik Pribadi/Swasta (private property), adalah sumberdaya yang dimiliki oleh

perorangan atau sekelompok orang secara sah yang ditunjukan oleh bukti-bukti

kepemilikan yang jelas. Pemilik sumberdaya tersebut dijamin secara hukum dan

social untuk meguasai dan memanfaatkan sumberdaya tersebut.

Atas dasar pengertian lahan dan fungsi lahan diatas, dapat disimpulkan

bahwa lahan merupakan faktor yang penting dalam sektor pertanian ini. Lahan

menjadi salah satu faktor utama dalam proses produksi, jika luas lahan sejalan

dengan hasil produksi maka akan tercapainya tingkat keuntungan yang optimal.

Lahan mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, dengan begitu akan

menguntungkan pemiliknya. Dalam konteks pertanian, penilaian tanah subur

mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada tanah tidak subur. Hal ini berdampak

langsung terhadap tingkat produktivitas.

Page 38: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

22

3. Produksi

Produksi merupakan konsep arus (flow concept), yang dimaksud dengan

konsep arus adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkatan-

tingkatan output per unit periode atau waktu. Sedangkan outputnya sendiri selalu

diasumsikan konstan kualitasnya. Pemakaian sumber daya dalam suatu proses

produksi juga diukur sebagai arus. Produksi diartikan sebagai penggunaan atau

pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, di mana, atau kapan

komoditi tersebut dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat

dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi tersebut (Miller dan Meiners (2000).

Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa. Dominick Salvatore

(2001) mendefinisikan fungsi produksi untuk setiap komoditi adalah persamaan,

tabel, atau grafik yang menunjukkan output maksimum yang bisa diproduksi oleh

suatu perusahaan pada setiap kombinasi input dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan menurut Ari Sudarman (2004), mendefinisikan fungsi produksi

merupakan suatu skedul atau persamaan matematis yang menggambarkan jumlah

output maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu faktor produksi tertentu pula,

atau singkatnya fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi.

Produksi adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Produksi merupakan segala kegiatan untuk

menciptakan atau menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan untuk

memuaskan orang lain melalui pertukaran (Magfuri 1987:72). Menurut Ahyari

Page 39: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

23

(2002) Produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan

suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam

memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada pembuatannya saja tetapi

juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan pengemasan kembali

atau yang lainnya (Millers dan Meiners, 2000).

Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input

diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut output. Banyak jenis-

jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi perubahan-

perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-

masing perubahan-perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk

menghasilkan output yang diinginkan. Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu

proses yang menciptakan atau menabah nilai atau manfaat baru. Guna atau manfaat

mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa (Ari

Sudarman, 1999).

3.1 Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri

dari tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam teori ekonomi,

menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi

Page 40: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

24

(tanah, modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja

yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Hubungan

antara faktor-faktor produksi dengan tingkat output yang dihasilkan apabila input

yang digunakan adalah tenaga kerja, modal dan kekayaan alam dapat dirumuskan

melalui persamaan berikut ini (Sadono Sukirno, 1994: 94):

Q = f (K, L):

Q adalah Output

K adalah Input kapital

L adalah Input tenaga kerja

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Q)

dan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang menjelaskan biasanya berupa

output yang menjelaskan biasanya berupa input.

Secara matematis, hubungan ini dapat ditulis sebagai berikut (Soekartawi, 2003):

Q = f (X1, X2, X3, , Xn)

Dimana:

Q adalah tingkat produksi (output) dipengaruhi oleh faktor X

X adalah berbagai input yang digunakan atau variabel yang mempengaruhi Q

3.2 Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi cobb-douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

melibatkan dua variabel atau lebih variabel. Dimana variabel yang satu disebut

Page 41: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

25

dengan variabel (Y) dan variabel lain yang menjelaskan disebut independent (X)

(Soekartawi, 2003).

Secara sistematik fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan:

Y = a X b1X b2...........X b1 X bn u

Keterangan:

Y = produksi a = intersep

bi= koefisien regresi penduga variabel ke-i

Xi = jenis faktor produksi ke-i dimana i = 1, 2, 3,…, n

e = bilangan natural (e = 2,7182)

u = unsur sisa (galat)

Pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1, b2, b3, ....., bn adalah tetap

walaupun variabel yang terlinat telah dilogaritmakan. Hal ini karena b1, b2, b3, ,bn

pada fungsi cobb-douglas menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan jumlah

elastisitas merupakan return to scale (Soekartawi, 2003).

Fungsi Produksi Cobb-Douglas sering digunakan dalam penelitian

ekonomi praktis dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas dapat diketahui

beberapa aspek produksi, seperti produksi marginal (marginal product), produksi

rata-rata (Average product), tingkat kemapuan batas untuk mensubstitusi (marginal

rate of substitution), intensitas penggunaan faktor produksi (factor intensity),

Page 42: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

26

efisiensi produksi (efisiensi of production) secara mudah dengan jalan manipulasi

secara matematis (Ari Sudarman, 1997).

Ada tiga alasan pokok mengapa fungsi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai oleh

para peneliti, yaitu (Soekartawi, 1993):

a. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relative lebih mudah dibandingkan dengan

fungsi yang lain.

b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.

c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran returns to

scale.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi

produksi adalah persamaan yang menghubungkan antara input yang digunakan

dalam proses produksi dengan output yang dihasilkan dalam tingkat teknologi

tertentu per unit waktu. Jika suatu perusahaan mampu memproduksi output dalam

jumlah besar dengan menggunakan input yang sedikit berarti tingkat produktivitas

perusahaan tersebut mencapai titik efisiensi dan akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan itu sendiri. Dalam sektor pertanian perubahan iklim merupakan salah

satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi (Harini Rika,

et al, 2019).

Page 43: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

27

4. Tenaga Kerja

Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh faktor produksi.

Faktor produksi sering didefinisikan sebagai setiap hal yang diperlukan secara

teknis untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Faktor-faktor produksi tersebut

diantaranya yaitu bahan pokok peralatan gedung, tenaga kerja, mesin dan modal

yang secara garis besar dapat dikategorikan menjadi input manusia dan non

manusia (N. Gregory Mankiw,2009:213).

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja

memberikan pengertian tentang tenaga kerja yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 2

bahwa tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat (Sendjun H. Manulang (2001).

tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang

mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan

mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga

walaupun tidak bekerja, tetapi secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut

bekerja. Pengertian tenaga kerja disini mencakup tenaga kerja/buruh yang sedang

terkait dalam suatu hubungan kerja dan tenaga kerja yang belum bekerja.

Sedangkan pengertian dari pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan kata lain, pekerja atau

buruh adalah tenaga kerja yang sedang dalam ikatan hubungan kerja. Definisi

tenaga kerja sebagai penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah

Page 44: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

28

seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa

jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi

dalam aktifitas tersebut (Mulyadi S,2014:71).

tenaga kerja adalah individu yang menawarkan keterampilan dan kemampuan

untuk memproduksi barang atau jasa agar perusahaan dapat meraih keuntungan dan

untuk itu individu tersebut akan memperoleh gaji atau upah sesuai dengan

keterampilan yang dimilikinya (Murti S dan Jhon S,2014:5).

4.1 Klasifikasi Tenaga Kerja

Untuk menemukan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja diperlukan

informasi, yaitu:

a. Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun yang data disebut

dengan penduduk usia kerja.

b. Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja (seperti

mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga dan pengangguran sukarela), peduduk ini

dinamai dengan penduduk bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja

pada suatu periode dapat dihitung dengan mengurangi jumah penduduk usia kerja

dengan bukan angkatan kerja. Perbandingan diantara angkatan kerja dan penduduk

usia kerja yang dinyatakan dalam persen disebut dengan tingkat partisipasi

angkatan kerja (Sadono Sukirno,2013:18)

Pada dasarnya, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

Page 45: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

29

1. Angkatan Kerja

Angkatan kerja dapat dijelaskan dengan beberapa definisi yaitu angkatan

kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada

suatu waktu tertentu. Selain itu angkatan kerja dapat didefinisikan dengan

penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak

bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (Nur Feriyanto, 2014:6). Angkatan

kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha

untuk terlibat dalam kegiatan produksi yaitu produksi barang dan jasa (Mulyadi S,

2014:72).

Angkatan kerja yaitu tenaga kerja berusia 15 tahun yang selama seminggu

yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak

bekerja karena suatu alasan. Angkatan kerja terdiri dari pengangguran dan

penduduk bekerja. Pengangguran adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan

atau mereka yang mempersiapkan usaha atau mereka yang tidak mencari pekerjaan

karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah

punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu bersamaan mereka

tidak bekerja. Penganggur dengan konsep ini disebut dengan pengangguran

terbuka.

Sedangkan penduduk bekerja didefinisikan sebagai penduduk yang

melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam secara

tidak terputus selama seminggu yang lalu. Penduduk yang bekerja dibagi menjadi

Page 46: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

30

dua, yaitu penduduk yang bekerja penuh dan setengah menganggur. Setengah

menganggur merupakan penduduk yang bekerja kurang dari jam kerja normal

(kurang dari 35 jam seminggu, tidak termasuk yang sementara tidak bekerja).

Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan

kerja yang tersedia. 2. Bukan Angkatan Kerja

Terdapat beberapa versi yang menjelaskan terkait definisi penduduk bukan

angkatan kerja diantaranya yaitu, menurut Ostinasia yang dimaksud dengan bukan

angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun

tidak mencari pekerjaan atau penduduk usia kerja dengan kegiatan sekolah,

mengurus rumah tangga dan lainnya. Sedangkan dalam versi lainnya mengatakan

bahwa yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja berusia 10

tahun keatas yang selama seminggu hanya berskeolah, mengurus rumah tangga dan

sebagainya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan bekerja,

sementara tidak bekerja atau mencari kerja, oleh sebab itu kelompok ini sering

dinamakan potential labor force.

Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang berusia 15 tahun ke atas yang

selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan

sebagainya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan bekerja,

sementara tidak bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam kelompok

bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja.

Oleh sebab itu kelompok ini sering dinamakan potential labor force.

Page 47: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

31

3. Permintaan Tenaga Kerja

tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja.

Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun

anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang

sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur

dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja. Tenaga kerja mencangkup

penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan

pekerjaan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga (Sumarsono,2009:3).

permintaan tenaga kerja sebagai sebuah daftar berbagai alternatif kombinasi

tenaga kerja dengan input lainnya yang tersedia yang berhubungan dengan tingkat

gaji. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan tenaga

kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain naik turunnya

permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin

melalui besarnya volume produksi dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin

atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Permintaan pengusaha atas tenaga

kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Konsumen

membeli barang karena barang itu memberikan kepuasan (utility) kepada konsumen

tersebut. Akan tetapi pengusaha mempekerjakan seseorang itu membantu

memproduksikan barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat (Sumarsono

(2011).

Page 48: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

32

Dengan kata lain, permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung

dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya.

Permintaan tenaga kerja yang seperti ini disebut derived demand. Dalam proses

produksi, tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari apa yang

telah dilakukannya, yaitu berwujud upah, sehingga pengertian permintaan tenaga

kerja dapat diartikan sebagai jumlah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada

berbagai tingkat upah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja antara lain:

1. Kemungkinan substitusi tenaga kerja dengan sektor produksi yang lain, misalnya

modal

2. Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan

3. Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi

4. Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya

Pertama, semakin kecil kemungkinan mensubtitusikan modal terhadap

tenaga kerja, semakin kecil elastisitas yang tergantung juga dari teknologi. Bila

suatu jenis produksi menggunakan modal dan tenaga kerja dalam perbandingan

tetap maka perubahan tingkat upah tidak mempengaruhi permintaan akan tenaga

kerja paling sedikit dalam jangka pendek. Elastisitas akan semakin kecil bila

keahlian atau keterampilan golongan tenaga kerja semakin tinggi dan semakin

khusus.

Page 49: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

33

Kedua, membebankan kenaikan tingkat upah kepada konsumen dengan

menaikkan harga jual barang hasil produksi di pasar. Kenaikan harga jual ini

menurunkan jumlah permintaan masyarakat akan hasil produksi yang selanjutnya

akan menurunkan jumlah tenaga kerja. Semakin besar elastisitas permintaan

terhadap barang hasil produksi maka semakin besar elastisitas permintaan akan

tenaga kerja.

Ketiga, elastisitas permintaan akan tenaga kerja relatif tinggi bila proporsi

biaya karyawan terhadap biaya produksi secara keseluruhan juga besar.

Keempat, elastisitas permintaan akan tenaga kerja tergantung dari elastisitas

penyediaan bahan-bahan pelengkap dalam produksi seperti tenaga listrik, bahan

mentah dan lain-lain. Mesin digerakkan oleh tenaga kerja dan sumber-sumber serta

bahan-bahan dikelola oleh manusia. Semakin banyak kapasitas dan jumlah mesin

yang dioperasikan, maka semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan untuk itu.

Semakin banyak faktor pelengkap seperti tenaga listrik atau bahan mentah yang

perlu diolah, maka semakin banyak tenaga kerja yang dipergunakan untuk

menanganinya. Jadi, semakin besar elastisitas penyediaan faktor pelengkap, maka

akan semakin besar elastisitas permintaan akan tenaga kerja

(Simanjuntak,2011:77).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan atau terserap oleh perusahaan atau instansi tertentu. faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan tenaga kerja adalah (Sumarsono,2011:12):

Page 50: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

34

a. Perubahan tingkat upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya

produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi tingkat upah naik maka akan

terjadi hal-hal sebagai berikut:

1. Naiknya tingkat upah akan menaikkan biaya produksi perusahaan selanjutnya

akan meningkatkan pula harga per unit produksi. Biasanya para konsumen akan

memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu

mengurangi monsumsi atau bahkan tidak membeli sama sekali. Akibatnya banyak

hasil produksi yang tidak terjual dan terpaksa produsen mengurangi jumlah

produksinya. Turunnya target produksi mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja

yang dibutuhkan. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh

turunnya skala produksi disebut dengan efek skala produksi atau scale effect.

2. Apabila upah naik dengan asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak

berubah, maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat modal

untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan

kebutuhan akan barang-barang modal seperti mesin dan lain-lain. Penurunan

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan

penggunaan mesin-mesin disebut efek substitusi tenaga kerja atau substitution

effect.

Page 51: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

35

b. Perubahan permintaan hasil akhir produksi oleh konsumen

Apabila permintaan akan hasil produksi perusahaan meningkat, perusahaan

cenderung untuk menambah kapasitas produksinya, untuk maksud tersebut

perusahaan akan menambah penggunaan tenaga kerjanya.

c. Harga barang modal turun

Apabila harga barang modal turun maka biaya produksi turun dan tentunya

mengakibatkan harga jual barang per unit ikut turun. Pada keadaan ini perusahaan

akan cenderung meningkatkan produksinya karena permintaan hasil produksi

bertambah besar, akibatnya permintaan tenaga kerja meningkat pula.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Tenaga

kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menjadi penentu dalam output

perekonomian suatu negara. Hubungan antara tenaga kerja dan produksi

mempunyai keterkaitan, jika perusahaan mampu memproduksi suatu output secara

optimal dengan tenaga kerja yang dimiliki maka dapat dibuktikan keuntungan serta

produktivitas perusahaan tersebut akan meningkat.

Page 52: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

36

B. Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian ini, berbagai penelitian telah banyak

dilakukan yang berkaitan dengan luas lahan, produksi dan tenaga kerja terhadap

produktivitas. Pada bagian ini ditampilkan beberapa penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

Page 53: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

37

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

No. Penulis

dan

Tahun

Judul Variabel dan

Alat Analisis

Hasil Penelitian

1. Yu

Sheng,

Jiping

Ding dan

Jikun

Huang

tahun

2019.

The Relationship

Between Farm

Size And

Productivity In

Agriculture:

Evidence From

Maize Production

In Northern

China.

Variabel:

Produktivitas,

lahan, tenaga

kerja, modal

Alat Analisis:

General Least

Square

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variabel luas lahan,

tenaga kerja dan

modal memberikan

pengaruh yang

signifikan terhadap

tingkat produktivitas.

Tenaga kerja dan

modal bernilai positif,

sedangkan luas lahan

bernilai negatif

terhadap tingkat

produktivitas.

2. Agus

Yuniawa

n Isyanto

dan

Hendar

Nuryam

an tahun

2015

Faktor-Faktor

Yang

Berpengaruh

Terhadap

Produktivitas

Usaha Tani

Kedelai Di

Kabupaten Ciamis

Variabel:

Produktivitas,

Luas lahan,

Pendidikan,

umur, jumlah

tanggungan

keluarga,

pengalaman.

Alat Analisis:

Regresi Linier

Berganda

1. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa,

variabel luas lahan

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

produktivitas

usahatani kedelai di

kabupaten ciamis.

Page 54: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

38

No. Penulis

dan

Tahun

Judul Variabel dan

Alat Analisis

Hasil Penelitian

3. Makbul

Muavi

tahun

2013

Pengaruh Faktor-

Faktor Produksi

Terhadap

Produktivitas

Jagung Antara

Kecamatan Torjun

Dan Kecamatan

Karangpenang

Kabupaten

Sampang

Variabel:

ketinggian

tempat, luas

lahan,

penggunaan

bibit, pupuk,

pendapatan,

Pendidikan, dan

tenaga kerja.

Alat Analisis:

analisis regresi

linier berganda

2. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

variabel luas lahan

bernilai negatif dan

signifikan sedangkan

variabel tenaga kerja

bernilai positif dan

signifikan terhadap

produktivitas jagung.

4. Abiodun

Elijah

Obayelu,

Titilope

Omolara

Olarewaj

u dan

Nurudee

n Leke

Oyelami

tahun

2013

Effect Of Rural

Infrastructure On

Profitability And

Productivity Of

Cassava-Based

Farms In

Odogbolu Local

Goverment Area,

Ogun State,

Nigeria.

Variabel: luas

lahan, umur,

pengalaman,

luas rumah dan

infrastruktur

Alat Analisis:

metode

multistage

random

sampling

Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwa

luas lahan,

pengalaman dan

pembangunan

infrastruktur

berdampak negatif

signifikan terhadap

produktivitas

perkebunan singkong.

Budidaya pada lahan

yang luas akan

meningkatkan biaya

produksi sehingga

membatasi

penggunaan input

produksi lainnya.

Page 55: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

39

No. Penulis

dan

Tahun

Judul Variabel dan Alat

Analisis

Hasil Penelitian

5. Simon

Marsholl

Picaulim

a tahun

2012

Analisis

Pengaruh

Faktor

Produksi

Terhadap

Produktivitas

Perikanan

Pukat Cincin

Di Kabupaten

Maluku

Tenggara

Variabel:

Produktivitas,

Faktor Produksi

Alat Analisis:

Regresi Linier

Berganda

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

seluruh variabel faktor

produksi memberikan

pengaruh terhadap

tingkat produktivitas.

Pengaruh yang

diberikan oleh faktor-

faktor produksi

tersebut bersifat

langsung dan tidak

langsung terhadap

produktivitas pukat

cincin.

6. Hamdani

Paisal

tahun

2011

Analisis

Produktivitas

Petani Kelapa

Sawit Di

Kabupaten

Asahan

Variabel: modal

pinjaman, tenaga

kerja dan

pendanaan kredit

Alat Analisis:

Ordinary least

square

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variabel Modal

pinjaman, tenaga kerja

dan pendanaan kredit

berpengaruh

signifikan, variabel

tenaga kerja

berpengaruh positif

signifikan dan elastis

terhadap produktivitas

petani kelapa sawit.

7. Elbe

Prabu

Tergun

tahun

1996

Analisa

Produktivitas

Pada Pabrik

Pengolahan

Minyak Kelapa

Sawit Di PT.

Nusantara VII

(Persero),

Kebun Rejosari

Lampung

Variabel:

Produktivitas,Tena

ga

Kerja,Material,Kap

ital,Pengeluaran

lain.

Alat Analisis:

Model Pengukuran

Produktivitas Total

Operasional

(MPTO)

3. Hasil penelitian

menunjukan bahwa .

Hasil penelitian

menunjukan bahwa,

variabel tenaga kerja

dan material adalah

faktor paling dominan

terhadap peningkatan

produktivitas pada

pabrik pengolahan

minyak kelapa sawit.

Page 56: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

40

No. Penulis

dan

Tahun

Judul Variabel dan Alat

Analisis

Hasil Penelitian

8. I Ketut

Ardana

dan

Ketut

Kariyasa

tahun

2013

Pengaruh

Inovasi

Teknologi Dan

Penggunaan

Input Terhadap

Produktivitas

Kelapa Sawit

Di Provinsi

Kalimantan

Barat

Variabel:

Produktivitas, Input

produksi

Alat Analisis:

Ordinary Least

Square

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

seluruh variabel input

produksi memberikan

pengaruh terhadap

tingkat produktivitas.

Pengaruh yang

diberikan oleh input

produksi tersebut

bersifat langsung dan

tidak langsung

terhadap produktivitas

kelapa sawit

9. Sudarmo

A.E,

Emy

Kernalis,

Aprolita

tahun

2016

Analisis

Produktivitas

Usahatani Padi

Sawah Di

Kecamatan

Berbak

Kabupaten

Tanjung

Jabung Timur

Variabel: Faktor

produksi,

Produktivitas

Alat Analisis:

Regresi Linier

Berganda

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

variabel faktor

produksi dari tenaga

kerja memiliki

pengaruh terhadap

produktivitas

usahatani padi sawah

di Kecamatan Berbak

Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.

10. Fakayod

e, B,

Omotesh

o,

Thoso,

Ajayi P.

Dayo

tahun

2008

An Economic

Survey of

Rural

Infrastructures

and

Agricultural

Productivity

Profiles in

nigeria

Variabel:

Produktivitas, luas

lahan, tenaga kerja,

pupuk,

infrastruktur

Alat Analisis:

Ordinary Least

Square

4. Hasil penelitian

menunjukan bahwa .

Hasil penelitian

menunjukan bahwa,

variabel luas lahan,

tenaga kerja, pupuk

dan infrastruktur

secara bersama-sama

memiliki pengaruh

terhadap tingkat

produktivitas.

Page 57: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

41

Dari penelitian yang dilakukan oleh Abiodun Elijah Obayelu, dkk tahun

2013 dengan judul “Effect Of Rural Infrastructure On Profitability And

Productivity Of Cassava-Based Farms In Odogbolu Local Goverment Area, Ogun

State, Nigeria” dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat

pengaruh infrastruktur terhadap profitabilitas dan produktivitas dari perkebunan

singkong di Nigeria. Penelitian ini menggunakan metode multistage random

sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa luas lahan, pengalaman dan

pembangunan infrastruktur berdampak negatif signifikan terhadap produktivitas

perkebunan singkong. Budidaya pada lahan yang luas akan meningkatkan biaya

produksi sehingga membatasi penggunaan input produksi lainnya. Beberapa input

usahatani digunakan secara tidak rasional dan sebagai konsekuensinya akan

menurunkan produktivitas (Akpan, et al, 2011).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Agus Yuniawan Isyanto dan Hendar

Nuryaman tahun 2015 dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Produktivitas Usaha Tani Kedelai Di Kabupaten Ciamis” dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

produktivitas usahatani kedelai di kabupaten ciamis. Penelitian ini menggunakan

metode persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

luas lahan berpengaruh secara signifikan. Koefisien regresi bertanda negatif

menunjukan bahwa semakin luas lahan yang diusahakan untuk usahatani kedelai,

maka akan semakin menurun produktivitasnya.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Elbe Prabu Tergun tahun 1996 dengan judul

“Analisa Produktivitas Pada Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Di PT.

Page 58: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

42

Nusantara VII (Persero), Kebun Rejosari Lampung” dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil usaha yang telah dilakukan dalam

rangka peningkatan produktivitas di PT. Nusantara VII (Persero). Penelitian ini

menggunakan Model Pengukuran Produktivitas Total Operasional. Hasil penelitian

menunjukan bahwa, variabel tenaga kerja dan material (luas lahan adalah faktor

paling dominan terhadap produktivitas pada pabrik pengolahan minyak kelapa

sawit.

Dari penelitan yang dilakukan oleh Makbul Muavi tahun 2013 dengan judul

“Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produktivitas Jagung Antara

Kecamatan Torjun Dan Kecamatan Karangpenang Kabupaten Sampang” dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari faktor-

faktor produksi terhadap produktivitas perkebunan jagung. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel luas lahan bernilai negatif signifikan pada

produktivitas perkebunan jagung dikedua wilayah karena, semakin besar luas lahan

yang dimiliki menimbulkan permasalahan baru sehingga tidak tercapainya tingkat

efisiensi yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas, sedangkan untuk

variabel tenaga kerja menunjukkan hasil positif signifikan terhadap tingkat

produktivitas perkebunan jagung di kabupaten Sampang.

Dari penelitan yang dilakukan oleh Hamdani Paisal tahun 2011 dengan judul

“Analisis Produktivitas Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten Asahan” dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana respon

efisiensi usaha tani melalui variabel yang terdiri dari modal pinjaman, jumlah

Page 59: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

43

tenaga kerja dan pendanaan kredit terhadap produktivitas petani kelapa sawit di

kabupaten Asahan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis

Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tambahan

modal, tenaga kerja dan pendanaan kredit siginfikan mempengaruhi produktivitas

petani, tenaga kerja mempunyai pengaruh yang positif signifikan dan juga bersifat

elastis terhadap produktivitas petani kelapa sawit.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Simon Marsholl Picaulima tahun 2012

dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produktivitas

Perikanan Pukat Cincin Di Kabupaten Maluku Tenggara” dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana faktor-faktor produksi terhadap

produktivitas pukat cincin di kabupaten Maluku Tenggara. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode fungsi Cobb-Douglas dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh variabel faktor produksi memberikan

pengaruh signifikan terhadap produktivitas pukat cincin di Kabupaten Maluku

Tenggara. Pengaruh yang diberikan oleh faktor-faktor produksi tersebut bersifat

langsung dan tidak langsung terhadap produktivitas pukat cincin di Kabupaten

Maluku Tenggara.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Yu Sheng, Jiping Ding dan Jikun Huang

tahun 2019 dengan judul “The Relationship Between Farm Size And Productivity

In Agriculture: Evidence From Maize Production In Northern China” dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan

antara luas lahan terhadap produktivitas dengan tambahan variabel berupa tenaga

kerja, modal dan teknologi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

Page 60: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

44

fungsi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua variabel memiliki

pengaruh terhadap tingkat produktivitas. Variabel modal, tenaga kerja dan

teknologi memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas, sedangkan untuk

variabel luas lahan memiliki pengaruh negatif terdahap tingkat produktivitas

pertanian.

Dari penelitian yang dilakukan oleh I Ketut Ardana dan Ketut Kariyasa

tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Inovasi Teknologi Dan Penggunaan Input

Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Di Provinsi Kalimantan Barat” dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana input

produksi mempengaruhi produktivitas kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dekomposisi dan regresi

logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh variabel input produksi

memberikan pengaruh signifikan terhadap produktivitas kelapa sawit di Provinsi

Kalimantan Barat. Mengacu kepada hasil analisis dekomposisi yang menunjukkan

bahwa benih unggul mempunyai kontribusi terbesar terhadap peningkatan

produktivitas kelapa sawit di lokasi penelitian, maka analisis faktor yang

mempengaruhi adopsi teknologi unggulan difokuskan kepada penggunaan benih

unggul.

Page 61: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

45

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sudarmo A.E, Emy Kernalis dan

Aprolita tahun 2016 dengan judul “Analisis Produktivitas Usahatani Padi Sawah Di

Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur” dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana faktor produksi mempengaruhi

produktivitas usahatani padi sawah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh

variabel faktor produksi memberikan pengaruh terhadap produktivitas usahatani

padi sawah di kecamatan barbak kabupaten tanjung jabung timur.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Fakayode,B. Segun, Omotesho,O.A,

Thoso,A. Bello dan Ajayi,P. Dayo tahun 2008 “An Economic Survey of Rural

Infrastructures and Agricultural Productivity Profiles in nigeria” dapat disimpulkan

bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana luas lahan, tenaga kerja,

pupuk dan infrastruktur mempengaruhi produktivitas pertanian. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukan bahwa seluruh variabel luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan

infrastruktur memiliki pengaruh terhadap produktivitas pertanian, namun untuk

tenaga kerja tidak secara signifikan berpengaruh terhadap produktivitas.

Page 62: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

46

C. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang

dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran dari kinerja teori

dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari masalah yang ditetapkan

(Hamid, 2010).

Penelitian ini menganalisis pengaruh luas lahan, produksi dan tenaga kerja

terhadap produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Variabel independen

yang terdiri dari luas lahan, produksi dan tenaga kerja berpengaruh terhadap tingkat

produktivitas sebagai variabel terikatnya.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Luas Lahan

Produksi

Tenaga

Kerja

Produktivitas

Page 63: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

47

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan

variabel – variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling

spesifik. (Mudrajad, 2009:59). Adapun hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1:

H0: β= 0, artinya Variabel Luas lahan tidak berpengaruh terhadap produktivitas

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

H1: β ≠0, artinya Variabel Luas lahan memiliki pengaruh terhadap produktivitas

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Hipotesis 2:

H0: β= 0, artinya Variabel Produksi tidak berpengaruh terhadap produktivitas

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

H1: β ≠0, artinya Variabel Produksi memiliki pengaruh terhadap produktivitas

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Hipotesis 3:

H0: β= 0, artinya Variabel Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap

produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

H1: β ≠0, artinya Variabel Tenaga Kerja memiliki pengaruh terhadap

produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Page 64: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

48

Hipotesis 4:

H0: β= 0, artinya Variabel Luas lahan, produksi dan tenaga kerja secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia.

H1: β ≠0, artinya Variabel Luas lahan, produksi dan tenaga kerja secara bersama-

sama memiliki pengaruh terhadap produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia.

Page 65: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

49

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu batasan ruang lingkup dengan

tujuan agar subjek, objek dan waktu dari periode tidak melebihi dari tujuan

yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengaruh Luas Lahan, Produksi dan Tenaga Kerja terhadap Produktivitas

Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia berdasarkan kepemilikan. Metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif

dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan lebih bersifat objektif

berdasarkan angka yang dihasilkan kemudian dikaitkan dengan teori yang ada

dan terbebas dari pengaruh penilaian subjektif pribadi peneliti. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel, data panel

merupakan analisis yang menggabungkan data cross section dengan data time

series.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel

tidak bebas (Dependent Variabel) dan tiga variabel bebas (Independent

Variabel). Dependent variabel yang digunakan adalah Produktivitas Minyak

Kelapa Sawit (CPO) Indonesia (Y) dan Independent variabel terdiri dari : Luas

Lahan (X1), Produksi (X2) dan Tenaga Kerja (X3). Penelitan ini menggunakan

data berdasarkan status Pengusahaan Minyak Kelapa Sawit (CPO) di Indonesia

tahun 2011-2018.

Page 66: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

50

B. Metode Pengumpulan Data

Data kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder yang telah diolah dan dipublikasikan didalam berita resmi statistik

oleh Direktorat Jendral Perkebunan. Data yang digunakan adalah gabungan

dari data time series dan cross section dari 4 kepemilikan atau pengusahaan

Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia dan runtutan waktu dari tahun 2011-

2018.

(Gujarati, 2006) Manfaat dari penggunaan data panel antara lain:

1. Estimasi data panel dapat mengambil heterogenitas dalam individu secara

eksplisit ke dalam model atau persamaan

2. Memberikan data yang lebih informatif, variabilitas, serta collinearity yang

lemah antar variabel.

3. Sesuai untuk mempelajari dinamika perubahan (dynamics of change) kebebasan

lebih banyak dan efisien.

4. Dapat memperkaya analisis empiris dengan cara-cara yang tidak mungkin

menggunakan data timeseries atau cross-section.

C. Metode Pengolahan Data

1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan masalah

Page 67: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

51

yang telah terjadi pada masa lalu maupun masa sekarang atau saat penelitian

ini berlangsung. Terdapat ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu terdapat hubungan

dengan keadaan yang terjadi pada saat itu, dapat menguraikan satu variabel

atau beberapa variabel yang diuraikan satu persatu, tidak memanipulasi

variabel atau tidak ada perlakuan (Ronny Kountur, 2013). Pemilihan analisis

pada penelitian ini didasarkan untuk melihat kondisi yang terjadi pada beberapa

tahun yang lalu serta menjelaskan sebab dan fakta yang terjadi terhadap

variabel yang diteliti.

2. Penentuan Model Analisis Regresi

Penelitian ini menggunakan data panel untuk mengolah data, karena

dengan menggunakan data panel terdapat beberapa kelebihan. Menurut

(Gujarati, 2013), keuntungan menggunakan data panel sebagai erikut:

1. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat

mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah penghilangan variabel

(omitted variable).

2. Dengan data panel yang menggabungkan antara time series dan cross section,

maka hasil yang didapatkan lebih akurat serta nilai degree of freedom akan

lebih tinggi dan menghasilkan estimasi yang lebih efisien.

3. Data panel lebih memberikan peluang observasi yang lebih banyak

dibandingkan metode lain, karena akan meminimalisasikan bias dan mampu

mengurangi kolinearitas antar variabel.

Page 68: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

52

4. Data panel memungkinkan mempelajari lebih kompleks mengenai perilaku

yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak memerlukan uji

asumsi klasik.

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear

berganda.(multiple regression). Regresi dalam pengertian menurut Gujarati

(2013) ialah sebagai kajian terhadap ketergantungan satu variabel, yaitu

variabel tergantung terhadap satu atau lebih variabel lainnya atau yang disebut

sebagai variabel – variabel eksplanatori dengan tujuan untuk membuat estimasi

atau memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata-rata variabel tergantung

dalam kaitannya dengan nilai – nilai yang sudah diketahui dari variabel

ekslanatorinya. Selanjutnya, meski analisis regresi berkaitan dengan

ketergantungan atau dependensi satu variabel terhadap variabel-variabel

lainnya hal tersebut tidak harus menyiratkan sebab-akibat (causation).

Dalam regresi data panel terdapat model yang dapat digunakan. Model

tersebut antara lain: Pooled Least Square (PLS), Fixed Effects Model (FEM),

Random Effect Model (REM) (Gujarati, 2013):

a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pool Least Squares)/PLS

Yaitu teknik yang paling mudah dan sederhana dengan cara

mengasumsikan data gabungan yang ada. Model ini hanya menggabungkan

seluruh data time series dan cross section, kemudian estimasi model dengan

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari regresi ini

dianggap berlaku untuk semua objek pada semua waktu. Keuntungan

penaksiran menggunakan OLS yaitu data lebih banyak dan bervariasi,

Page 69: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

53

heterogenitas individu atau kelompok secara eksplisit seperti model lainnya

tidak di eksploitasi (Effendi, 2014). Wing Wahyu Winarno (2009) mengatakan

bahwa pada metode OLS (Ordinary Least Square) memiliki kekurangan, yaitu

terletak pada ketidaksesuaian model dengan keadan yang sesungguhnya.

Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan

sangat berbeda pada kondisi objek pada waktu yang lain.

b. Pendekatan Effek Tetap (Fixed Effect Model)

Model yang dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek meskipun

dengan koefisien regresi yang sama. Model ini juga memperhitungkan

kemungkinan bahwa peneliti menghadapi masalah omitted variables yang

mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross section.

Menurut Wing Wahyu Winarno (2009) Model FEM dengan efek tetap

maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap besarnya

untuk berbagai periode waktu. Demikian pula dengan koefisien regresinya yang

besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant).

c. Pendekatan Effek Acak (Random Effect Model)

Dengan menggunakan model ini, kita tidak dapat melihat pengaruh dari

berbagai karakteristik yang bersifat konstan dalam waktu atau konstan di antara

individual. Model ini mengestimasi data panel dimana melibatkan hubungan

error term. Perbedaan intersep diakomodasi oleh error term masing-masing.

Keuntungan dari model ini yaitu menghilangkan heterokedasitas.

Rumusan model penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 70: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

54

PTVS𝑖j = β0+β1LL𝑖j+β2PRD𝑖j+ β3TK +𝜀𝑖j

Dimana :

PTVSij = Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia

berdasarkan Pengusahaan i pada periode j

LLij = Luas Lahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia

berdasarkan Pengusahaan i pada periode j

PRDij = Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia

berdasarkan Pengusahaan i pada periode j

TKij = Tenaga Kerja Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia

berdasarkan Pengusahaan i pada periode j

β0 = Intercept/Konstanta

β1, β2, = Koefisien regresi

𝜀 = error term

Untuk mengetahui model mana yang terbaik dalam penelitian ini maka

digunakan pengujian yang dinamakan Uji Chow dan Uji Hausman.

a. Uji Chow

Untuk melihat model yang digunakan Pooled Least Square atau Fixed Effect

Model, dilihat dari nilai probabilitas yang dihasilkan pada Uji Chow dengan

hipotesis sebagai berikut :

H0 : Pooled Least Square Model

H1 : Fixed Effect Model

Kriteria:

• Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Page 71: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

55

• Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

b. Uji Hausman

Keputusan penggunaan Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model

(REM) dapat ditentukan dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan

oleh Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan

menggunakan Chi-Square Statistic sehingga keputusan pemilihan model akan

dapat ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Kriteria:

• Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

• Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Setelah model penelitian diestimasi maka akan diperoleh nilai dan besaran

dari masing-masing parameter dalam model persamaan di atas. Nilai parameter

positif atau negatif selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian.

3. Estimasi Parameter

Estimasi adalah proses yang menggunakan sampel statistik untuk

menduga atau menaksir hubungan parameter populasi yang tidak diketahui.

Estimasi merupakan suatu pernyataan mengenai parameter populasi yang

Page 72: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

56

diketahui berdasarkan populasi dari sampel, dalam hal ini sampel random yang

diambil dari populasi yang bersangkutan. Jadi dengan estimasi ini, keadaan

parameter populasi dapat diketahui. Ciri-ciri penduga yang baik adalah tidak

bias (unbiased), efisien dan konsisten (Hasan, 2017). Tedapat dua estimasi

parameter dalam data panel, yakni:

a. Ordinary Least Square (OLS)

Kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) merupakan salah satu

metode bagian dari kuadrat terkecil dan sering hanya disebut kuadrat terkecil

saja. Metode ini sering digunakan oleh para ilmuwan atau peneliti dalam proses

penghitungan suatu persamaan regresi sederhana. Dalam penggunaan regresi,

terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan estimator linier tidak

bias yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat

terkecil biasa atau biasa dikenal dengan regresi OLS agar taksiran koefisien

regresi itu bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).

Misalkan:

𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + 𝛽3𝑋3𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑘𝑋𝑘𝑖 + 𝜀𝑖

Yang dapat secara ringkas ditulis dalam notasi matrik sebagai berikut:

Y = Xβ + ε

Dengan β adalah suatu vektor kolom k-unsur dari penaksir parameter

kuadratterkecil biasa dan ε adalah suatu vektor kolom n x 1 dari n residual

(Gujarati, 1999). Variabel ε sangat memegang peran dalam model

Page 73: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

57

ekonometrika, tetapi variabel ini tidak dapat diteliti dan tidak pula tersedia

informasi tentang bentuk distribusi kemungkinannya.

b. Generalized Least Square (GLS)

Menurut Greene (1997), penanggulangan kasus heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan estimasi melalui pembobotan (weighted) yang dapat pula

dikatakan sebagai kuadrat terkecil yang diberlakukan secara umum atau

disebut Generalized Least Squares (GLS). Kasus heteroskedastisitas ini sering

muncul apabila data yang digunakan adalah cross-section. Gujarati (2013)

mengatakan bahwa untuk data panel, estimasi dengan Generalized Least

Squares (GLS) ini lebih baik dan konsisten dibandingkan dengan metode OLS.

Metode estimasi GLS mampus memperhitungkan informasi secara explisit dan

karenanya mampu menghasilkan estimator yang BLUE. Penggunaan estimasi

GLS sudah memenuhi asumsi klasik, sehingga tidak diperlukan lagi uji asumsi

klasik pada estimasi GLS.

4. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen

secara individu terhadap variabel dependen dengan variabel yang lain konstan.

Untuk menguji pengaruh setiap variabel independen tersebut, maka nilai t

hitung harus dibandingkan dengan t tabel. Untuk nilai t tabel dapat dieproleh

dengan melihat tabel distribusi untuk α = 0,05 dan derajat n – k. Maka dalam

pengujian ini dilakukan hipotesis sebagai berikut :

Page 74: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

58

H1 : βi ≠ 0 (Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen).

Selain dengan menggunakan cara diatas, uji-t juga dapat dilakukan dengan cara

Quick Look , yaitu dengan melihat probability < 0,05 atau α = 5% dan jika nilai

t-hitung lebih tinggi dari t-tabel yang berarti menolak Ho dan menerima Ha dan

sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya (Kuncoro, 2003).

b. Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik)

Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Maka dalam

pengajuan ini dilakukan hipotesis sebagai berikut :

1) Jika F-hitung < F tabel, maka H0 diterima yang berarti secara bersama-sama

variabel independen secara signifikan tidak dipengaruhi variabel dependen.

2) Jika F-hitung > F tabel, maka H1 ditolak yang berarti secara bersama-sama

variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Selain dengan cara diatas, uji-F juga dapat dilakukan dengan cara Quick Look,

yaitu dengan melihat nilai probability dan derajat kepercayaan yang ditentukan

dalam penelitian atau melihat nilai F-tabel dengan F-hitungnya. Jika nilai

probabilty < 0,05 atau α = 5% yang berarti menolak H0 dan menerima H1 dan

sebaliknya. Hal ini menunjukkanbahwa variabel independen secara bersama-

sama mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya (Kuncoro, 2003).

Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

Page 75: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

59

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat secara simultan. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan nilai F menurut tabel.

H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Luas

Lahan, Produksi dan Tenaga Kerja (X1, X2 dan X3 ) terhadap Produktivitas

Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia (Y) berdasarkan Pengusahaan.

H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel Luas Lahan,

Produksi dan Tenaga Kerja (X1, X2 dan X3 ) terhadap Produktivitas Minyak

Kelapa Sawit (CPO) Indonesia (Y) berdasarkan Pengusahaan.

Kriteria Uji F:

• Jika nilai F hitung < nilai F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

• Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

c. Pengujian Goodness of Fit ( R2 )

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,

2011). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi

variabel terikat amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel bebas

yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka

R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara

Page 76: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

60

signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi

mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik

atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011). Apabila

nilai F hitung > F tabel dan probabilitas signifikansi < 0.05, maka model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. (Gujarati dalam

Ghozali, 2011).

5. Uji Asumsi Klasik

(Menurut Gujarati 1995 dalam Ghozali, 2011) menyatakan bahwa dalam

melakukan regresi terdapat empat asumsi klasik yang penting, yaitu tidak

terjadinya multikolinieritas antar variabel independen, tidak terjadinya

autokorelasi antar residual pada setiap variabel independen, tidak terjadinya

hetroskedisitas, dan data normal.

A. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam regresi, variabel

dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.

Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi

dengan normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2011). Jika asumsi ini dilanggar maka uji statitik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

B. Uji Multikolinearitas

Page 77: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

61

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi

dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor

(VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah

yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana

setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan

diregresikan terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilita variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai

untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau

sama dengan nilai VIF ≥ 10. Model regresi yang baik tidaknya terdapat

masalah multikolinieritas atau adanya hubungan korelasi di antara variabel-

variabel independennya (Ghozali, 2011).

C. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Autokorelasi

timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu bekaitan satu sama

lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Auto korelasi dapat diketahui melalui uji Durbin – Watson (DW test). Jika d

Page 78: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

62

lebih kecil dibandingkan dengan dl, maka H0 ditolak yang berarti terdapat

autokorelasi.

D. Uji Heteroskedasitas

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan lain. Model

regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2011). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu

melihat grafik plot antara variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya

yaitu SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized.

Dasar analisisnya adalah: 1. Jika ada pola yang jelas, seperti titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika

tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara lain untuk

menguji heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser

dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Ghozali, 2011). Jika nilai signifikansi variabel bebas > 0,05, maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 79: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

63

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menganalisis pengaruh luas lahan, produksi dan tenaga kerja

terhadap Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia berdasarkan pengusahaan

pada periode 2011 hingga 2018. Alat pengolah data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perangkat lunak (software) komputer Eviews 9 dengan

metode analisis regresi berganda. Maka dari itu perlu dilihat bagaimana

gambaran perkembangan secara umum dari produktivitas, luas lahan, produksi

dan tenaga kerja.

1. Produktivitas

Produktivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya

sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.

Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri

dalam mengelola input menjadi output yang optimal. Produktivitas tidak hanya

digunakan untuk mengukur efisiensi kerja karyawan, namun sering juga

digunakan untuk menilai perkembangan suatu negara, ekonomi, industri, dan

bisnis.

Tingkat produktivitas dalam sektor perkebunan bisa dilihat dari luas lahan

yang dimiliki oleh suatu pengusahaan. Jika suatu pengusahaan memiliki lahan

yang luas diimbangi dengan produksi serta output yang optimal dapat

disimpulkan bahwa pengusahaan mampu mencapai tingkat efisiensi, apabila

Page 80: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

64

suatu pengusahaan memiliki lahan yang luas tetapi hasil produksi dan output

tidak optimal maka tingkat produktivitas perkebunan tersebut belum maksimal,

perlunya pengelolaan yang optimal baik disektor luas lahan, produksi, dan

tenaga kerja untuk mencapai tingkat produktivitas yang optimal.

Gambar 4.1

Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Menurut Kepemilikan Tahun

2011-2018

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Menurut data dari Direktorat Jendral Perkebunan tingkat Produktivitas minyak

kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tingkat produktivitas

tertinggi dicapai oleh kepemilikan Perkebunan Besar Swasta Asing disetiap

tahunnya. Sedangkan Perkebunan Rakyat menempati posisi terendah dalam tingkat

produktivitas dibandingkan kepemilikan lainnya.

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PR 3290 3349 3404 3145 3147 3219 3247 3110

PBN 3777 3872 3920 3897 3802 3812 3878 4014

PBSN 3682 3704 3888 3884 3931 4126 4188 4213

PBSA 3443 3590 3601 4507 4434 4457 4462 4512

0500

100015002000250030003500400045005000

Produktivitas

PR PBN PBSN PBSA

Page 81: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

65

2. Luas lahan

Lahan merupakan faktor produksi utama dalam bidang perkebunan yang

memiliki sifat-sifat khusus, yaitu masih relatife luas, tidak dapat dipisah-

pisahkan dan sangat membutuhkan perawatan. Lahan sebagai faktor produksi

perkebunan mengandung pengertian bahwa lahan tersebut harus

dikombinasikan dengan faktor produksi lainnya seperti, modal, tenaga kerja

dan keterampilan, sehingga dapat menghasilkan suatu produk.

Luas penguasaan lahan pertanian adalah sesuatu hal yang sangat penting

dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Semakin sempit

lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu

usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi

yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi.

Gambar 4.2

Luas Lahan Perkebunan Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Menurut

Kepemilikan Tahun 2011-2018

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PR 3752480 3773526 3790136 4422365 4535400 4656648 4756272 5807514

PBN 678378 683227 686438 729022 743894 747948 752585 713121

PBSN 4431519 4487421 4543213 5425046 5799596 6328031 6616407 6986471

PBSA 130447 130447 130447 178368 181386 181872 182413 183746

010000002000000300000040000005000000600000070000008000000

Luas Lahan

PR PBN PBSN PBSA

Page 82: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

66

Menurut data dari Direktorat jendral perkebunan luas lahan perkebunan

kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan setiap

tahunnya disemua setiap kepemilikan, lahan yang paling dominan dimiliki oleh

Perkebunan Besar Swasta Nasional sebesar 6.986.471 Ha pada tahun 2018,

sedangkan Perkebunan Besar Swasta Asing memiliki lahan yang paling sedikit,

hanya 183.746 Ha pada tahun 2018.

3. Produksi

Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Produksi

merupakan suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input diubah

menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut output. Banyak jenis-

jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi perubahan-

perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.

Masing-masing perubahan-perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk

menghasilkan output yang diinginkan.

Dalam usaha peningkatan hasil produksi pertanian didalam sektor

perkebunan khususnya Kelapa sawit dapat dicapai dengan pengelolaan dan

pemanfaatan faktor-faktor produksi secara bersama-sama sehingga dicapai

efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan proses produksi.

Proses produksi juga akan menambah nilai guna suatu barang yang tadinya

memiliki kegunaan tertentu sehingga akan mempunyai nilai guna tambahan.

Dalam hal ini akan mengalihkan fungsi awal pada suatu barang menjadikan

fungsi yang baru. Dalam proses produksi produsen membutuhkan suatu faktor

Page 83: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

67

produksi meliputi Sumber daya alam, Sumber daya manusia, Sumber daya

modal dan keahlian, semua faktor produksi. Jika semua faktor dapat digunakan

secara maksimal maka tercapailah efisiensi.

Gambar 4.3

Produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Menurut Kepemilikan Tahun

2011-2018

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Menurut data dari Direktorat jendral perkebunan tingkat produksi minyak

kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan pada masing-masing

kepemilikan, tingkat produksi yang paling dominan berasal dari Perkebunan

Besar Swasta Nasional sebesar 22.188.419 ton tahun 2018 sedangkan

Perkebunan Besar Swasta Asing memiliki tingkat produksi terendah hanya

698.748 ton pada tahun 2018.

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PR 8797924 8973883 9135413 10205395 10527791 10865685 11311740 14010833

PBN 2045562 2096701 2122910 2229336 2346822 2436471 2502174 2507763

PBSN 11859780 12037677 12759937 16172161 17511233 19237700 20853567 22188419

PBSA 393275 412810 414132 671298 684169 689525 691903 698748

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

Produksi

PR PBN PBSN PBSA

Page 84: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

68

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan didalam

suatu proses produksi. Dalam proses produksi kebutuhan akan tenaga kerja

sangat diperlukan guna menghasilkan tingkat produksi yang maksimal, dalam

penyerapan tenaga kerja perusahaan mempunyai klasifikasi tertentu, tenaga

kerja dalam usaha tani memiliki karakteristik yang berbeda dengan tenaga kerja

dalam usaha bidang lain. Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani menurut

Kaslan Tohir (1983) dalam Soekartawi (2002), memiliki ciri yang khas, yaitu:

1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak

merata.

2. penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas.

3. tidak mudah distandarkan, dirasionalkan dan dispesialisasikan.

4. beraneka ragam coraknya dan kadangkala tidak dapat dipisahkan satu

dengan lainnya.

Proses suatu produksi sangat bergantung pada jumlah tenaga kerja, dimana

tenaga kerja dituntut untuk bisa menghasilkan suatu output secara maksimal,

peningkatan jumlah tenaga kerja bisa berdampak pada tingkat efisiensi

produksi.

Page 85: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

69

Gambar 4.4

Jumlah Tenaga Kerja Perkebunan Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia Menurut

Kepemilikan Tahun 2011-2018

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan

Menurut data dari Direktorat jendral perkebunan jumlah tenaga kerja

perkebunan minyak kelapa sawit selalu mengalami peningkatan setiap tahun,

peningkatan yang signifikan dari tahun 2011 sampai 2018 dengan kenaikan 2

kali lipat. Jumlah tenaga kerja terbesar dimiliki oleh Perkebunan Besar Swasta

Nasional sebesar 3.518.367 pada tahun 2018, sedangkan diposisi terendah

berasal dari kepemilikan Perkebunan Besar Swasta Asing hanya 92.123 pada

tahun 2018.

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PR 1833550 1843882 1852040 2052050 2115434 2165305 2213037 2609359

PBN 336662 339075 340671 364527 376647 378683 381053 361151

PBSN 1435698 1453430 1471377 2712559 2900150 3164382 3308599 3518367

PBSA 39134 39134 39134 89187 90698 90914 91189 92123

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

Tenaga Kerja

PR PBN PBSN PBSA

Page 86: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

70

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini menggunakan uji grafik dengan membandingkan nilai

probabilitas.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Standardized Residuals

Sample 2011 2018

Observations 32

Mean 0.000000

Median 0.006798

Maximum 0.045148

Minimum -0.059130

Std. Dev. 0.024528

Skewness -0.484760

Kurtosis 2.727423

Jarque-Bera 1.352356

Probability 0.508557

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 9, 2020

Berdasarkan gambar grafik hasil uji normalitas di atas yang menunjukkan

bahwa nilai probabilitas sebesar 0,508557 yang berada di atas α = 0,05 yang artinya

data tersebut terdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk

pengujian berikutnya.

2. Uji Multikoleniaritas

LNTK LNPRDKS LNLL

LNTK 1.000000 0.798677 0.763278

LNPRDKS 0.798677 1.000000 0.732376

LNLL 0.763278 0.732376 1.000000

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 9, 2020

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas yang telah dilakukan di atas, seluruh

koefisien korelasi kurang dari 0,8. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas dalam penelitian ini.

Page 87: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

71

3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.309659 Prob. F(3,28) 0.8182

Obs*R-squared 1.027593 Prob. Chi-Square(3) 0.7946

Scaled explained SS 0.670700 Prob. Chi-Square(3) 0.8801

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 9, 2020

Dapat dijelaskan bahwa nilai Prob.Chi-Square(3) pada OBS*R-squared

yaitu sebesar 0,7946 yang berada di atas α = 0,05 maka data tersebut tidak

terindikasi adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.286295 Prob. F(4,24) 0.0895

Obs*R-squared 8.829210 Prob. Chi-Square(4) 0.0655

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 9, 2020

Berdasarkan tabel diatas, nilai Prob.Chi-Square(4) yang merupakan hasil

dari uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM yaitu sebesar 0,0655 dimana nilai

tersebut berada diatas α = 0,05 yang artinya hasil pengujian autokorelasi memenuhi

syarat dan dapat dinyatakan bahwa model yang digunakan terbebas dari adanya

autokorelasi.

Page 88: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

72

C. Penentuan Model

Pada bagian ini akan ditentukan model mana yang paling tepat untuk

penelitian ini dengan melakukan uji chow dan uji hausman:

1. Hasil Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk menentukan metode estimasi terbaik antara metode

fixed effect, random effect atau common effect untuk mengestimasi data penelitian.

Pada software eviews jika nilai probabilitas untuk cross- section F pada uji regresi

dengan pendekatan fixed effect lebih dari 0,05 (tingkat signifikansi atau α = 5%)

maka model yang terpilih adalah common effect, tetapi jika nilainya kurang dari 0,05

maka model yang terpilih adalah fixed effect.

Hipotesis pada Uji Chow dengan sebagai berikut :

H0 : Pooled Least Square Model

H1 : Fixed Effect Model

Kriteria:

Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: REGRES

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.132411 (3,25) 0.0067

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 9, 2020

Page 89: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

73

Hasil uji chow pada penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai probabilitas cross-

section F nya sebesar 0,0067 yang nilainya kurang dari 0,05 sehingga dalam

penelitian ini model estimasi fixed effect yang tepat.

2. Hasil Uji Hausman

Setelah melakukan uji chow, selanjutnya adalah melakukan uji hausman

untuk memastikan metode estimasi yang tepat. Pada software eviews jika nilai

probabilitas untuk cross-section random pada uji regresi dengan pendekatan

random effect lebih dari 0,05 (tingkat signifikansi atau α = 5%) maka model yang

terpilih adalah random effect, tetapi jika nilainya kurang dari 0,05 maka model yang

terpilih adalah fixed effect.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Kriteria:

Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Page 90: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

74

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: REGRES

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 15.397234 3 0.0015

Sumber:HasilOlahDataEviews9,2020

Hasil uji hausman pada penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai probabilitas cross-

section randomnya sebesar 0,0015 yang nilainya kurang dari 0,05 sehingga dalam

penelitian ini model estimasi fixed effect yang tepat untuk digunakan.

D. Analisis Teknis dan Interpretasi Data

1. Uji Statistik

Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian

sudah bagus atau belum secara statisitk. Terdapat beberapa pengujian dalam uji

hipotesis ini, diantaranya adalah uji koefisien determinasi (R2), uji F statistik, serta

uji t statistik. Setelah melakukan Uji Chow dan Uji Hausman model yang tepat

dalam estimasi penelitian ini adalah Fixed Effect Model. Uji statistik dalam

penelitian ini menggunakan software eviews, maka hasilnya sebagai berikut:

Page 91: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

75

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel

Variabel Koefisien Prob.

C 9.571195 0.0000

LNLL -1.052796 0.0000

LNTK 0.241604 0.0002

LNPRDKS 0.677550 0.0002

Fixed Effects (Cross)

_PR--C 0.155021 9.726216

_PBN--C -0.125917 9.445278

_PBSN--C 0.260445 9.831640

_PBSA—C -0.289548 9.281647

R-squared 0. 980399

Adjusted R-squared 0. 975695

F-statistic 208.4053

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data Eviews 9, 2020

a. Apabila nilai masing-masing variabel Luas lahan, Produksi dan Tenaga

Kerja pada model adalah 0, maka nilai produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia pada Perkebunan Rakyat sebesar 9.73%

Page 92: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

76

b. Apabila nilai masing-masing variabel Luas lahan, Produksi dan Tenaga

Kerja pada model adalah 0, maka nilai produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia pada Perkebunan Besar Negara sebesar 9.44%

c. Apabila nilai masing-masing variabel Luas lahan, Produksi dan Tenaga

Kerja pada model adalah 0, maka nilai produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia pada Perkebunan Besar Swasta Nasional sebesar 9.83%

d. Apabila nilai masing-masing variabel Luas lahan, Produksi dan Tenaga

Kerja pada model adalah 0, maka nilai produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia pada Perkebunan Besar Swasta Asing sebesar 9.28%

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan model dalam menjelasakan variabel-variabel dependennya.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam tabel 4.5 dapat

dilihat bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0.980399. Hal ini

menunjukkan bahwa 98.04% dari variasi Produktivitas minyak kelapa

sawit (CPO) Indonesia dapat dijelaskan oleh luas lahan, tingkat produksi

dan tenaga kerja, sedangkan 1.96% dijelaskan oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji F Statistik)

Uji F statistik dilakukan untuk melihat apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh

yang signifikan secara bersama-sama dengan variabel dependen. Dalam

Page 93: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

77

penelitian ini, pengujian secara bersama-sama dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel luas laha, produksi dan tenaga kerja memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Produktivitas minyak kelapa sawit

(CPO) Indonesia. Untuk mengetahui apakah pengujian variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dapat dilihat

dari nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas dari F-statistik < 0,05

maka dapat diartikan bahwa semua variabel independen secara bersama-

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya, jika nilai probabilitas dari F statistik > 0,05 maka dapat

diartikan bahwa semua variael independen secara bersam-sama tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F statistik sebesar

0,000000. Nilai tersebut lebih kecil dari ( α = 5% ) atau lebih kecil dari

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan, produksi dan

tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen yaitu Produktivitas minyak kelapa sawit (CPO)

Indonesia.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t Statistik)

Uji t statistik bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen secara parsial. Untuk uji t statistik dapat dilakukan dengan cara

Quick Look, yang ditentukan alam penelitian ini. Bila Nilai probabilitas <

derajat kepercayaan yang ditentukan maka suatu variabel dapat dikatan

Page 94: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

78

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, dan

sebaliknya apabila nilai probabilitas > derajat kepercayaan yang

ditentukan maka suatu variabel dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependennya. Dalam penelitian ini

digunakan derajat kepercayaan sebesar 95 persen ( α = 5% ).

Dari hasil regresi pada tabel 4.5 didapatkan model sebagai berikut:

PDTVS = 9.571195-1.052796*LL+0.677550*PS+0.241604*TK

Dari tabel 4.5 Nilai probabilitas variabel Luas lahan sebesar 0.0000 <

0,05 dan nilai koefisien sebesar -1.052796. Hal ini menunjukan laju luas

lahan memiliki pengaruh negatif dan signikan terhadap Produktivitas

minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia dengan kesimpulan setiap kenaikan

luas lahan sebesar 1 persen akan menurunkan tingkat Produktivitas minyak

kelapa sawit (CPO) Indonesia sebesar 1.052796 Kg/Ha dengan asumsi

ceteris paribus.

Nilai probabilitas variabel Produksi sebesar 0.0002 < 0,05 dan nilai

koefisien sebesar 0.677550. Hal ini menunjukkan tingkat produksi

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas minyak

kelapa sawit (CPO) Indonesia dengan kesimpulan setiap kenaikan tingkat

produksi sebesar 1 persen akan meningkatkan Produktivitas minyak

kelapa sawit (CPO) Indonesia sebesar 0.677550 Kg/Ha dengan asumsi

ceteris paribus.

Nilai probabilitas variabel Tenaga kerja sebesar 0.0002 < 0,05 dan

nilai koefisien sebesar 0.241604. Hal ini menunjukkan tenaga kerja

Page 95: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

79

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas minyak

kelapa sawit (CPO) Indonesia dengan kesimpulan setiap kenaikan tenaga

kerja sebesar 1 persen akan meningkatkan Produktivitas minyak kelapa

sawit (CPO) Indonesia sebesar 0.241604 Kg/Ha dengan asumsi ceteris

paribus.

E. Analisis Ekonomi

1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produktivitas Minyak Kelapa Sawit

Dalam sektor perkebunan kepemilikan luas lahan sangat mempengaruhi

tingkat produksi. Semakin luas lahan pertanian/perkebunan maka hasil produksi

akan tinggi, tetapi jika lahan yang luas kurang dimanfaatkan secara maksimal maka

akan berimbas pada tingkat efisiensi, dan kemudian akan menurunkan tingkat

produktivitas dari hasil pertanian/perkebunan yang di produksi. Kondisi negara

sangat berpengaruh terhadap hubungan antara produktivitas dengan pertanian

(Douglas, Gollin 2018). Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

perkebunan sawit terbesar di dunia, hal ini bisa menjadi fokus pemerintah dalam

upaya peningkatan produktivitas lahan perkebunan sawit, jika pemerintah bisa

memaksimalkan sektor komoditas kelapa sawit, otomatis negara mendapatkan

keuntungan yang berlebih dari kegiatan produksi minyak kelapa sawit.

Hasil penelitian menunjukkan luas lahan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat produktivitas. Hasil pengujian model regresi menunjukkan bahwa

nilai koefisien variabel luas lahan sebesar -1.052796 dengan probabilitas 0.0000,

Page 96: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

80

artinya setiap peningkatan luas lahan sebesar 1 Ha maka akan menurunkan tingkat

produktivitas sebesar 1.052796 Kg/Ha.

Berdasarkan hasil estimasi, kesimpulan penelitian ini sesuai dengan

hipotesis awal bahwa Luas Lahan memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia. Semakin

meningkatnya Luas Lahan tanpa ada pengelolaan yang maksimal berdampak pada

turunnya tingkat produktivitas lahan tersebut . Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Yu Sheng, Jiping Ding, Jikun Huang (2019) yang

menyebutkan bahwa peningkatan luas lahan akan mengurangi tingkat

produktivitas. Lahan merupakan salah satu faktor utama dalam kegiatan ekonomi

terutama dalam bidang perkebunan/pertanian. Mengandalkan kepemilikan lahan

yang luas tetapi belum memahami dengan baik, cara pemilihan bibit, pupuk dan

perawatan yang maksimal menghasilkan produksi tidak bagus yang berdampak

pada tingkat produktivitas yang rendah (Roberto, S 2017).

2. Pengaruh Produksi Terhadap Produktivitas Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit menjadi komoditas ekspor unggulan bagi Indonesia, Produksi

kelapa sawit Indonesia menjadi yang terbesar didunia, Indonesia diuntungkan oleh

iklim serta lahan yang berlimpah, Tingkat produksi menentukan berhasil atau

tidaknya suatu kepemilikan dalam mengolah barang mentah menjadi barang jadi

yang berupa output. Ukuran dalam hal ini berupa besaran jumlah hasil produksi,

semakin produktif suatu perusahaan otomatis output menjadi maksimal, jika suatu

perusahaan tidak produktif dalam mengolah sumber daya maka hasil produksi tidak

Page 97: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

81

maksimal sehingga tidak bisa mencapai keuntungan yang maksimum. Untuk itu

diperlukannya manajemen yang baik dalam suatu proses produksi guna

mendapatkan hasil yang optimal serta meningkatkan produktivitas bagi hasil

produksi tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan produksi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat produktivitas. Hasil pengujian model regresi menunjukkan bahwa

nilai koefisien variabel produksi sebesar 0.677550 dengan probabilitas 0.0002,

artinya setiap peningkatan jumlah produksi sebesar 1 Ton maka akan meningkatkan

tingkat produktivitas sebesar 0.677550 Kg/Ha.

Berdasarkan hasil estimasi, kesimpulan penelitian ini sesuai dengan

hipotesis awal bahwa jumlah Produksi memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia. Semakin

bertambahnya jumlah Produksi maka akan meningkatkan Produktivitas. Hasil ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Makbul Muavi (2013) yang

menyebutkan bahwa peningkatan peningkatan faktor produksi akan meningkatkan

tingkat produktivitas.

3. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produktivitas Minyak Kelapa Sawit

Sektor perkebunan menjadi salah satu ladang pekerjaan yang menjanjikan,

dalam suatu proses produksi, perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja dalam

jumlah besar untuk mencapai tingkat produksi yang maksimum, ditambah

Indonesia menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Permintaan

jumlah tenaga kerja akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Jika

Page 98: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

82

peningkatan jumlah tenaga kerja sejalan dengan output yang dihasilkan maka

produktivitas akan mencapai titik yang optimal dalam proses kegiatan ekonomi.

Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat produktivitas. Hasil pengujian model regresi

menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel tenaga kerja sebesar 0.241604 dengan

probabilitas 0.0002, artinya setiap peningkatan tenaga kerja sebesar 1 maka akan

meningkatkan tingkat produktivitas sebesar 0.241604 Kg/Ha.

Berdasarkan hasil estimasi, kesimpulan penelitian ini sesuai dengan

hipotesis awal bahwa jumlah Tenaga Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia. Semakin

bertambahnya jumlah Tenaga Kerja maka akan meningkatkan Produktivitas. Hasil

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elbe Prabu Tergun (1996) dan

Hamdani Paisal (2011) yang menyebutkan bahwa jumlah tenaga kerja

mempengaruhi tingkat produktivitas secara signifikan.

Page 99: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tingkat kepercayaan 95%,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Luas Lahan memiliki pengaruh negatif terhadap

Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia.

2. Variabel Produksi memiliki pengaruh positif terhadap terhadap

Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia.

3. Variabel Tenaga Kerja memiliki pengaruh positif terhadap terhadap

Produktivitas Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia.

4. Variabel independen dalam penelitian ini, yakni Luas lahan, Produksi

dan Tenaga Kerja memiliki pengaruh terhadap Produktivitas Minyak

Kelapa Sawit (CPO) Indonesia.

B. Saran

Menjawab manfaat penelitian, maka peneliti mencoba untuk memberi

beberapa rekomendasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pembahasan hasil diatas yang menunjukkan bahwa variabel

Luas Lahan, Produksi dan Tenaga Kerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Produktivitas minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia,

maka pemerintah perlu meningkatkan perhatian pada sektor komoditas ini,

terutama dalam sistem pengolahan serta regulasi, jika semua pihak fokus

pada pengelolaannya, otomatis komoditas minyak kelapa sawit akan

Page 100: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

84

meningkat produksinya serta mencapai tingkat efisiensi yang nantinya

akan berdampak bagi pendapatan negara.

2. Bagi peneliti apabila ingin melakukan penelitian yang sejenis hasil diatas

bisa menjadi data acuan dalam penulisan karya ilmiah.

3. Bagi industri terkait agar bisa melihat hal apa saja yang bisa meningkatkan

hasil produksi dan tingkat produktivitas.

Page 101: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

85

DAFTAR PUSTAKA

Agus Yuniawan Isyanto dan Hendar Nuryaman. (2015). Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Produktivitas Usaha Tani Kedelai Di Kabupaten

Ciamis. Yogyakarta: Jurnal Magister Manajemen Agribisnis, hal, 5-6.

Ahyari, A. (2002). Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku 1

Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE UGM.

Alex S. Nitisemito. (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya

Manusia, Edisi 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Amalia, Fitri. (2014). Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas Pada Kegiatan

Sektor Usaha Mikro Di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jurnal Signifikan Vol. 3 No. 1 April 2014.

Arimbawa, P.D, Widanta Bagus P. (2017). Pengaruh Luas Lahan, Teknologi Dan

Pelatihan Terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas

Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan Mengwi. Jurnal Ekonomi

Pembangungan Universitas Udayana, edisi 6, hal 8.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Basu Swastha. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan.

Jakarta: Penerbit Liberty.

Daniel, Moehar. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. (2018). Statistik

Perkebunan Indonesia komoditas Kelapa Sawit 2017 – 2019. Jakarta :

Kementerian Pertanian.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2013). Statistik perkebunan Indonesia 2013-

2015: Kelapa Sawit (Oil Palm). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal

Perkebunan.

Douglas, Gollin. (2018). Farm Size and Productivity. Investing in rural people.

Oxford University. Journal IFAD research series, hal, 28-30.

Ernawati, Indri. (2003). Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman Di

Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Skripsi FIS UNNES

Semarang.

Fakayode, B.S., Omotesho, O.A, Tsoho, A.B., Ajayi, P.D. (2008): An economic

survey of rural infrastructures and agricultural productivity profiles in

Nigeria. European Journal of Social Sciences.

Page 102: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

86

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). (2019). Refleksi Industri

Industri Kelapa Sawit 2018 & 2019. Jakarta: (GAPKI).

Greene, W.H. (1997). Economic Analysis. Pretence-Hall Internasional, Lnc. USA.

Gujarati, D. (2013). Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Kelima. Mangunsong, R.,

C., penerjemah. Jakarta: Salemba Empat.

Hamid, A. (2010). Panduan Penulisan Skripsi. Cetakan kesatu. Jakarta: FEIS UIN

Press.

Harini Rika, Rina D.A, Supriyati dan M. Chrisna. (2019). Analisis Luas Lahan

Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kalimantan Utara. Jurnal Kawistara

Universitas Gajah Mada, Volume. 9: 15-27. Yogyakarta.

Hartopo, M. (2005). Pengelolaan Tenaga Kerja pada Pemeliharaan dan

Pemetikan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Tambi Unit

Perkebunan Bedakah Wonosobo, Jawa Tengah. Skripsi. Program studi

Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Hasan, I. M. (2017). Pokok-pokok Materi Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, S.P Malayu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi,

Jakarta: Bumi Aksara.

Henson. (1990). Kesenjangan dan potensi produktivitas sawit di Indonesia.

Dalam Manfaat Minyak Sawit Bagi Perekonomian Indonesia. Laporan

World Growth, Februari 2011.

Husein, Umar. (2000). Riset Pemasaran Dan Penilaian Konsumen. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka.

Imran, Ali. (2014). Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit Terhadap

Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Pante Cereumien. Aceh.

Kartasasmita, Soedjai. (2011). Strategi Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah

Produk Perkebunan. Jakarta: Prosiding seminar nasional inovasi

perkebunan.

Kementrian Perdagangan. (2011). Potensi Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta: Warta

Ekspor, edisi juni 2011.

Kountur, Ronny. (2003). Metode Penelitian Untuk Pendidikan Skripsi dan Tesis.

Jakarta: PPM.

Kuncoro. M. (2010). Ekonomika Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Page 103: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

87

Kusnendi. (2009). Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Alam. Jakarta: Universitas

Terbuka, hal, 6-8.

Magfuri. (1987). Manajemen Produksi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mankiw, N. Gregory, (2009). Makroekonomi, Jakarta: Erlangga.

Manulang, H. Sendjun. (2001). Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan di

Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Miller, R.L. dan Meiners E, R. (2000). Teori Mikroekonomi Intermediate,

penerjemah Haris Munandar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muavi, Makbul. (2013). Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produktivitas

Jagung Antara Kecamatan Torjun Dan Kecamatan Karangpenang

Kabupaten Sampang.

Mubyarto (1989), Pengantar Ekonomi Pertanian, edisi ke tiga Jakarta : LP3S.

Mulyadi S. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Pembangunan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 71.

Murti Sumarni dan John Suprihanto. (2014). Pengantar Bisnis Dasar-Dasar

Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty, hal. 5.

Nicholas E. Rada , Keith O. Fuglie. (2018). New Perspectives on farm size and

Productivity. Food policy Journal. USDA Economic Research Service,

United State, hal, 4-5.

Ningsih, Ayu & Wibowo Kurniawan. (2016). Daya Saing Dinamis Produk

Pertanian Indonesia di ASEAN. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan.9(2).

Hal:117.

Noer, I. dan Agus. (2007). Analisis Respon Produksi Kopi di Provinsi Lampung.

Jurnal Esai-Ekonomi Jurnal Vol 2 No.4 Tahun 2007. Lampung.

Obayelu, A.E, Olarewaju, T.E dan Oyelami, N.L (2013). Effect of Rural

Infrastructure on Profitability and Productivity of Cassava-Based Farms

in Odogbolu Local Goverment Area, Ogun State, Nigeria. Journal of

Agricultural Sciences.

Paisal, Hamdani (2011). Analisis Produktivitas Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten

Asahan.

Payaman J. Simanjuntak. (2011). Manajemen Evaluasi Kinerja. Edisi 3. Jakarta.

Picaulima, Simon Marsholl. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Produksi

Terhadap Produktivitas Perikanan Pukat Cincin Di Kabupaten Maluku

Page 104: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

88

Tenggara.

Rifai, N., Y. Syaukat, H. Siregar & E. Gumbira. (2014). The development and

prospect of indonesian palm oil industry and its derivative products.

IOSR Journal of Economics and Finance 4(5). hal, 27-39.

Sadono Sukirno. (2013). Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, hal, 18.

Salvatore, Dominick. (2001). Managerial Economics Dalam Perekonomian

Global, jilid 1, edisi 4. Jakarta: Erlangga

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta:

Mandar Maju.

Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi produksi Dengan Bahasan Analisis Fungsi

Cabb-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Subagio, Roberto. (2017). Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit Terhadap

Pendapatan Perkapita Provinsi Riau Periode 2000 – 2015. Jurnal Ekonomi

Pembangungan, hal, 12.

Sudarman, Ari (1999). Teori Ekonomi Mikro 2, edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Sumarsono, S. (2009). Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori dan Kebijakan

Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tergun, Elbe Prabu. (1996). Analisa Produktivitas Pada Pabrik Pengolahan

Minyak Kelapa Sawit Di PT. Nusantara VII (Persero), Kebun

Rejosari Lampung.

Wing, Wahyu Winarmo. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews, Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Yamauchi, Futoshi. (2016). Rising Real Wages, Mechanization and Growing

Advantage of Large Farms: Evidence from Indonesia. Food Policy Journal.

World Bank, United States, hal, 62-69.

Yu Sheng, Jiping Ding, Jikun Huang. (2019). The Relationship Between Farm Size

And Productivity In Agriculture: Evidence From Maize Production In

Northern China. American Journal of Agricultural Economics, Vol. 101.

Page 105: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

89

LAMPIRAN I

Data

tahun kepemilikan LNproduktvts LNproduksi LNluaslahan Lntenagakerja

2011 PR 8.098642844 15.99002634 15.13792751 14.42176454

2012 PR 8.116417073 16.00982903 15.1435204 14.42738369

2013 PR 8.13270649 16.02766896 15.14791246 14.43179829

2014 PR 8.053569169 16.13842706 15.30218518 14.53434985

2015 PR 8.054204897 16.16952908 15.32742384 14.56477055

2016 PR 8.076826031 16.20112022 15.35380643 14.58807179

2017 PR 8.085486772 16.24135168 15.37497473 14.60987634

2018 PR 8.042378005 16.45534137 15.57466315 14.77461516

2011 PBN 8.236685323 14.53118313 13.42745993 12.72683474

2012 PBN 8.261526448 14.55587572 13.43458244 12.7339766

2013 PBN 8.273846933 14.56829835 13.43927119 12.73867248

2014 PBN 8.267962305 14.61721434 13.49945919 12.8063559

2015 PBN 8.243282523 14.66857263 13.51965383 12.83906369

2016 PBN 8.245909265 14.70606124 13.52508874 12.84445472

2017 PBN 8.263074836 14.73267051 13.53126923 12.85069375

2018 PBN 8.297543529 14.73490168 13.47740639 12.79705143

2011 PBS 8.211211362 16.2886634 15.30425297 14.1771617

2012 PBS 8.217168596 16.30355204 15.31678871 14.18943684

2013 PBS 8.265650166 16.3618209 15.32914503 14.20170925

2014 PBS 8.264620829 16.59880187 15.50653694 14.81340303

2015 PBS 8.276649125 16.67835312 15.57329882 14.88027302

2016 PBS 8.325063694 16.77238245 15.66049969 14.96746833

2017 PBS 8.339978572 16.85303557 15.70506303 15.01203539

2018 PBS 8.345930262 16.91508104 15.75948612 15.07350752

2011 PBSA 8.144098463 12.88226439 11.77872229 10.57474693

2012 PBSA 8.185907481 12.93074272 11.77872229 10.57474693

2013 PBSA 8.188966864 12.93394004 11.77872229 10.57474693

2014 PBSA 8.413387023 13.41696843 12.09160411 11.39849057

2015 PBSA 8.39705739 13.43596024 12.10838264 11.41529059

2016 PBSA 8.402231173 13.44375823 12.11105842 11.41766928

2017 PBSA 8.403352375 13.44720105 12.11402863 11.42068955

2018 PBSA 8.414495793 13.45704544 12.12130965 11.43087992

Page 106: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

90

A. Pooled Least Square (PLS) Model

Dependent Variable: LNPRODUKTVTS

Method: Panel Least Squares

Date: 02/17/20 Time: 21:24

Sample: 2011 2018

Periods included: 8

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNPRDKS 0.846281 0.056957 14.85835 0.0000

LNLL -0.825601 0.050611 -16.31259 0.0000

LNTK 0.011973 0.035287 0.339305 0.7369

C 6.865210 0.155451 44.16329 0.0000

R-squared 0.924018 Mean dependent var 8.235807

Adjusted R-squared 0.915877 S.D. dependent var 0.113115

S.E. of regression 0.032808 Akaike info criterion -3.879827

Sum squared resid 0.030138 Schwarz criterion -3.696610

Log likelihood 66.07723 Hannan-Quinn criter. -3.819096

F-statistic 113.5024 Durbin-Watson stat 0.745582

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 107: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

91

B. Fixed Effect Model (FEM) Dependent Variable: LNPRODUKTVTS

Method: Panel Least Squares

Date: 02/01/20 Time: 18:12

Sample: 2011 2018

Periods included: 8

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9.298363 0.787310 11.81029 0.0000

LNPRDKS 0.675796 0.172718 3.912721 0.0006

LNLL -0.985425 0.172991 -5.696402 0.0000

LNTK 0.192751 0.064964 2.967066 0.0065

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.952978 Mean dependent var 8.235807

Adjusted R-squared 0.941693 S.D. dependent var 0.113115

S.E. of regression 0.027314 Akaike info criterion -4.172213

Sum squared resid 0.018651 Schwarz criterion -3.851583

Log likelihood 73.75540 Hannan-Quinn criter. -4.065933

F-statistic 84.44448 Durbin-Watson stat 1.274990

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 108: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

92

C. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: REGRES

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.132411 (3,25) 0.0067

Cross-section Chi-square 15.356336 3 0.0015

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LNPRODUKTVTS

Method: Panel Least Squares

Date: 12/05/19 Time: 15:40

Sample: 2011 2018

Periods included: 8

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.865210 0.155451 44.16329 0.0000

LNPRDKS 0.846281 0.056957 14.85835 0.0000

LNLL -0.825601 0.050611 -16.31259 0.0000

LNTK 0.011973 0.035287 0.339305 0.7369

R-squared 0.924018 Mean dependent var 8.235807

Adjusted R-squared 0.915877 S.D. dependent var 0.113115

S.E. of regression 0.032808 Akaike info criterion -3.879827

Sum squared resid 0.030138 Schwarz criterion -3.696610

Log likelihood 66.07723 Hannan-Quinn criter. -3.819096

F-statistic 113.5024 Durbin-Watson stat 0.745582

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 109: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

93

D. Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: LNPRODUKTVTS

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 12/05/19 Time: 15:41

Sample: 2011 2018

Periods included: 8

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 32

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.865210 0.129418 53.04669 0.0000

LNPRDKS 0.846281 0.047418 17.84709 0.0000

LNLL -0.825601 0.042136 -19.59385 0.0000

LNTK 0.011973 0.029378 0.407556 0.6867

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 5.03E-07 0.0000

Idiosyncratic random 0.027314 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.924018 Mean dependent var 8.235807

Adjusted R-squared 0.915877 S.D. dependent var 0.113115

S.E. of regression 0.032808 Sum squared resid 0.030138

F-statistic 113.5024 Durbin-Watson stat 0.745582

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.924018 Mean dependent var 8.235807

Sum squared resid 0.030138 Durbin-Watson stat 0.745582

Page 110: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

94

E. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: REGRES

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 15.397234 3 0.0015

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

LNPRDKS 0.675796 0.846281 0.027583 0.3046

LNLL -0.985425 -0.825601 0.028150 0.3408

LNTK 0.192751 0.011973 0.003357 0.0018

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: LNPRODUKTVTS

Method: Panel Least Squares

Date: 12/05/19 Time: 15:41

Sample: 2011 2018

Periods included: 8

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9.298363 0.787310 11.81029 0.0000

LNPRDKS 0.675796 0.172718 3.912721 0.0006

LNLL -0.985425 0.172991 -5.696402 0.0000

LNTK 0.192751 0.064964 2.967066 0.0065

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.952978 Mean dependent var 8.235807

Adjusted R-squared 0.941693 S.D. dependent var 0.113115

S.E. of regression 0.027314 Akaike info criterion -4.172213

Sum squared resid 0.018651 Schwarz criterion -3.851583

Log likelihood 73.75540 Hannan-Quinn criter. -4.065933

F-statistic 84.44448 Durbin-Watson stat 1.274990

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 111: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

95

F. Model Regresi Terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: LNPRODUKTVTS?

Method: Pooled EGLS (Cross-section weights)

Date: 02/01/20 Time: 00:15

Sample: 1 8

Included observations: 8

Cross-sections included: 4

Total pool (balanced) observations: 32

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.571195 0.346971 27.58503 0.0000

LNLL? -1.052796 0.124920 -8.427785 0.0000

LNTK? 0.241604 0.055866 4.324692 0.0002

LNPRDKS? 0.677550 0.152032 4.456619 0.0002

Fixed Effects (Cross)

_PR--C 0.155021

_PBN--C -0.125917

_PBS--C 0.260445

_PBSA--C -0.289548 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.980399 Mean dependent var 10.68835

Adjusted R-squared 0.975695 S.D. dependent var 5.334019

S.E. of regression 0.025907 Sum squared resid 0.016780

F-statistic 208.4053 Durbin-Watson stat 1.395810

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.949596 Mean dependent var 8.235807

Sum squared resid 0.019992 Durbin-Watson stat 1.329275

Page 112: ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN, PRODUKSI DAN TENAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51466/1/WAHYU ACHMAD.pdfAleks dan Paank berkat mereka saya bisa mengerti dan

96

• Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Standardized Residuals

Sample 2011 2018

Observations 32

Mean 0.000000

Median 0.006798

Maximum 0.045148

Minimum -0.059130

Std. Dev. 0.024528

Skewness -0.484760

Kurtosis 2.727423

Jarque-Bera 1.352356

Probability 0.508557

2. Uji Multikoleniaritas

LNTK LNPRDKS LNLL

LNTK 1.000000 0.798677 0.763278

LNPRDKS 0.798677 1.000000 0.732376

LNLL 0.763278 0.732376 1.000000

3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.309659 Prob. F(3,28) 0.8182

Obs*R-squared 1.027593 Prob. Chi-Square(3) 0.7946

Scaled explained SS 0.670700 Prob. Chi-Square(3) 0.8801

4. Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.286295 Prob. F(4,24) 0.0895

Obs*R-squared 8.829210 Prob. Chi-Square(4) 0.0655