ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI …repository.unja.ac.id/878/1/MARIA THRESIA...
Embed Size (px)
Transcript of ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI …repository.unja.ac.id/878/1/MARIA THRESIA...
-
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI
DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
MARIA THRESIA W
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
-
3
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI
DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR
MARIA THRESIA W
D1B012053
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi
JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
-
4
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kecamatan
Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur oleh Maria Thresia W
(D1B012053) telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 02 Mei 2017
dihadapan tim penguji yang terdiri atas :
Ketua : Dr. Ir. H. Saad Murdy, M.S
Sekretaris : Riri Oktari Ulma, S.P, M.Si
Penguji Utama : Dr. Ir. Saidin Nainggolan, M.Si
Penguji Anggota : 1. Dr. Ir. H. Edison, M.Sc
2. Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si
Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. H. Edison, M.Sc Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si
NIP. 19580928 198403 1 001 NIP. 19791009 200604 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan / Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Ir. Emy Kernalis, M.P
NIP. 19590520 198603 2 002
-
5
ABSTRAK
MARIA THRESIA W, Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di
Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dibimbing oleh
Dr.Ir.H. Edison, M.Sc dan Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si
Usahatani kedelai merupakan suatu usahatani yang tidak terlepas kaitannya
dengan pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
usahatani kedelai. Untuk mencapai pendapatan yang maksimal, maka faktor-
faktor yang digunakan harus dioptimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani kedelai dan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai di
Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode analisis
menggunakan metode analisis fungsi keuntungan dengan UOP (Unit Output
Price). Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni kelurahan/desa Simpang dan
Rantau Makmur di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2016 sampai 22 Januari 2017. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani kedelai sebesar Rp.
5.739.253/ha/MT dengan penerimaan (TR) sebesar Rp. 12.878.533/ha/MT dan
biaya (TC) sebesar Rp. 7.139.280 dengan penggunaan faktor yang mempengaruhi
pendapatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usahatani
kedelai. Sementara, secara parsial hasil regresi diperoleh bahwa penggunaan
faktor benih, obat-obatan dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan kedelai dan faktor pupuk serta tenaga kerja tidak berpengaruh
terhadap pendapatan usahatani kedelai.
Kata kunci: Usahatani Kedelai, Pendapatan, Faktor Produksi
-
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sei Daun, pada tanggal 25
November 1994 dengan nama Maria Thresia Windi
Siregar. Penulis merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara
dari pasangan Bapak Muller Siregar dan Ibu Hotmaida
Napitupulu (+). Penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar di SDS 041 Pembangunan Bagan Batu pada Tahun 2006, dan
kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 1 Bagan Batu pada Tahun 2009 dan pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK YAPIM
Taruna Bagan Batu dan lulus pada Tahun 2012.
Tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi dan
diterima di Program Studi Agribisnis Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
melalui proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN). Semasa
kuliah penulis bergabung di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian
(MISETA). Penulis melaksanakan Magang pada bulan April sampai dengan Juni
2016 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jambi. Pada
tanggal 02 Mei 2017 penulis melaksanakan ujian skripsi yang berjudul Analisis
Pendapatan Usahatani Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung
Timur dan dinyatakan lulus menyandang gelar Sarjana Pertanian (SP).
-
7
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Maria Thresia W
NIM : D1B012053
Jurusan / Program Studi : Agribisnis
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan
dimanapun juga atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan Skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada
bagian yang relevan dan Skripsi ini bebas dari plagiatrisme.
3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam
proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiatrisme di dalam Skripsi ini
maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
pencegahan dan pengulangan plagiat di perguruan tinggi yakni pembatalan
ijazah.
Jambi, Juni 2017
Yang membuat pernyataan,
Maria Thresia W
D1B012053
-
8
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Terima Kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugrahkan cinta
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi serta seluruh Staf dan karyawan
di Fakultas Pertanian yang telah banyak memberikan bantuan dalam
administrasi.
3. Ketua Jurusan dan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
4. Ibu Dr. Ir. Hj. Rosyani, M.S selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Ir. H. Edison, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar
dalam membimbing, memberikan arahan, memberi semangat dan motivasi
kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini dari awal pembuatan
proposal hingga akhirnya menjadi skripsi.
6. Bapak Dr. Ir. Saad Murdy, M.S, Bapak Dr. Ir. Saidin Nainggolan, M.Si dan
Ibu Riri Oktari Ulma, S.P, M.Si, selaku tim penguji skripsi yang telah
memberikan kritikan dan saran kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi
ini sehingga menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk peneliti selanjutnya.
7. Kepada Bapak dan Mamak ku yang selalu memberikan dukungan dan doa
untuk ku. Persembahan ini belum cukup terbayarkan dengan segala kasih
sayang dan pengorbanan kalian.
8. Keluargaku tercinta abang ku Martin Donal Wido S.P, Kakak ku Margarettha
Tio Lina S.Si, adik-adik ku tersayang sikembar kami Meilina Amd dan
Bripda Meilani, Florencia Cantika Angel dan Felisa Eunike Lovely yang
memberikan dukungan baik secara materi maupun moril, memberikan
semangat, motivasi dan doa yang tiada henti sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada Bapak Kepala BPS Jambi, Bapak Camat Berbak, Bapak Penyuluh
Berbak Susanto beserta istri yang banyak membantu dalam penelitian saya,
-
9
serta para petani yang dimana telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian di
lapangan dan memberikan dukungan yang sangat baik bagi penulis.
10. Tim penelitian ku yang tangguh Ronal N. Girsang, Benny W. Siregar, Riky
A. Sitompul, Okto Mangungsong yang telah membantu dalam penelitian ku
selama di lapangan dengan suka duka selama dijalan yang terjal, Gomawo...
11. Kelompok Kecil COG ku kakak Nova Yanti G. Simamora S.P, Herty S.
Siregar S.P, Elita A. Manalu S.P, Cicilia Pardede S.P, Ade N. Sinabariba S.E,
R. Lauren Siregar S.E dan kak Ester PKK baru ku yang selalu memberi
dukungan dan doanya kepada ku dan adek-adek Kelompok Kecil ku Samanta
R. Sianipar, Santy Manurung, Bella Siregar Gomawo buat segala yang
diberikan baik dukungan dan doanya, I Love U all...
12. Teman-temanku yang terkasih Dewi Sartika Pasaribu S.P, Rumlia
Situmorang S.P, Florini Tarigan S.P, Burju Silaban S.P, Albina Kalesta
Tarigan S.P, Dian D. Galingging, S.P, Suntry Mart Silitonga, Novita Sagala,
Ady Mandala, Fajar Purba, Rian Frendy Sidauruk, Gita R. Manulang, Samuel
Sitanggang, Pranata Sitepu, Joel Mabes serta abang ku Pagar Pasogit
Pangaribuan S.Pd, Salomo H. F. S.P, dan Kakak ku Laureni Nainggolan S.Pd,
Elly Mei Friska S.Pd, Veronica Karo-karo S.Pd terimakasih buat segala
dukungan, doa serta cinta kasihnya buat ku selama berproses baik di
perkuliahan maupun lingkungan masyarakat, Love U so much all...
13. Untuk History Maker Cool (HMC) kak Ester Tabita Siagian S.Pd, Anita
Sinabariba, Yenma Sinabariba, Veronica Manik, David Siagian, Daniel,
Yohana, kak Monica Silalahi, Jesica Silalahi, Dinar Marbun, Jeylius
terimakasih buat dukungan lewat doa dan motivasinya.
14. Buat rekan-rekan yang pernah berproses di dalamnya P3KM dan UKM KK,
terimakasih menjadi bagian dari saya yang dimana berproses untuk
berpelayanan dalam wadah ini.
15. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang
pengetahuan dan kepandaian.
(Amsal 2:6)
-
10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kecamatan Berbak
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Ir. H. Edison, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ardhiyan Saputra, S.P,
M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan,
perhatian, motivasi dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
Tentunya juga kepada orang tua yang tiada berhenti memberikan doa dan kasih
sayangnya serta seluruh keluarga dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa
menjadi inspirasi dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
kepada kita semua dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa yang
akan datang. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih.
Jambi, Juni 2017
Penulis
-
11
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vii
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................... 10
1.3.1 Tujuan Penelitian...................................................................... 10
1.3.2 Kegunaan Penelitian................................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 11
2.1 Konsep Usahatani............................................................................. 11
2.2 Usahatani Kedelai............................................................................. 12
2.3 Teori Pendapatan.............................................................................. 17
2.4 Konsep Biaya.................................................................................... 19
2.5 Konsep Penerimaan........................................................................... 20
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kedelai. 21
2.6.1 Luas Lahan............................................................................... 24
2.6.2 Biaya Benih.............................................................................. 24
2.6.3 Biaya Pupuk............................................................................. 24
2.6.4 Biaya Obat-obatan.................................................................... 25
2.6.5 Biaya Tenaga Kerja.................................................................. 25
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu............................................................... 26
2.8 Kerangka Pemikiran......................................................................... 28
2.9 Hipotesis............................................................................................ 32
III. METODE PENELITIAN................................................................... 33
3.1 Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 33
-
12
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data.......................................... 33
3.3 Metode Penarikan Sampel................................................................ 34
3.4 Metode Analisis Data ........................................................................ 37
3.4.1 Pendapatan Usahatani............................................................. 37
3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani
Kedelai....................................................................................
38
3.5 Konsepsi dan Pengukuran................................................................. 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 43
4.1 Gambaran Umum di Daerah Penelitian........................................... 43
4.1.1 Keadaan Geografis Daerah Penelitian.................................... 43
4.1.2 Penggunaan Lahan.................................................................. 44
4.1.3 Jumlah Penduduk.................................................................... 45
4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian..................................................... 46
4.1.5 Sarana dan Prasarana.............................................................. 47
4.2 Identitas Petani Sampel.................................................................... 49
4.2.1 Umur Petani............................................................................ 49
4.2.2 Jumlah Anggota Keluarga....................................................... 50
4.2.3 Tingkat Pendidikan Petani...................................................... 51
4.2.4 Pengalaman Usahatani............................................................ 52
4.3 Faktor Produksi Usahatani Kedelai.................................................. 55
4.3.1 Penggunaan Benih................................................................... 56
4.3.2 Penggunaan Pupuk.................................................................. 57
4.3.3 Penggunaan Obat-obatan........................................................ 58
4.3.4 Penggunaan Tenaga Kerja....................................................... 59
4.3.5 Penggunaan Luas Lahan......................................................... 60
4.4 Biaya Usahatani Kedelai.................................................................. 64
4.4.1 Biaya Tetap............................................................................. 64
4.4.2 Biaya Variabel......................................................................... 65
4.4.3 Total Biaya Usahatani Kedelai................................................ 66
4.5 Penerimaan Usahatani Kedelai........................................................ 67
4.6 Pendapatan Usahatani Kedelai......................................................... 68
-
13
4.7 Keuntungan Usahatani Kedelai........................................................ 69
4.8 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani
Kedelai.............................................................................................
70
4.8.1 Faktor Penggunaan Benih (X1)............................................... 71
4.8.2 Faktor Penggunaan Pupuk (X2).............................................. 72
4.8.3 Faktor Penggunaan Obat-obatan (X3).................................... 73
4.8.4 Faktor Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (X4).......... 73
4.8.5 Faktor Penggunaan Luas Lahan (X5)..................................... 74
4.9 Implikasi Hasil Penelitian................................................................ 76
V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 79
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 79
5.2 Saran........................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81
LAMPIRAN .................................................................................................. 83
-
14
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perkembangan dan Distribusi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Wilayah Tahun 2013-2015..........................................
2
2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Provinsi Jambi Tahun 2011-2015................................................................................................
3
3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Kabupaten/Kota Tahun 2015..............................................................................................
4
4. Alokasi Jumlah Sampel Petani di Kecamatan Berbak Tahun 2016.........................................................................................................
36
5. Penggunaan Lahan di Desa/Kelurahan Simpang dan Rantau Makmur Kecamatan Berbak Tahun 2015...............................................................
45
6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Daerah Penelitian Tahun 2010..............................................................................................
46
7. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa/Kelurahan Simpang dan Rantau Makmur Tahun 2016.............................................
46
8. Jumlah Sarana dan Prasarana pada Daerah Penelitian Tahun 2015.........................................................................................................
48
9. Distribusi Responden (Petani) Kedelai berdasarkan Umur di Kecamatan Berbak Tahun 2016...............................................................
50
10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Petani di Kecamatan Berbak Tahun 2016................
51
11. Distribusi Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Berbak Tahun 2016..................................................................................
52
12. Distribusi Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Kecamatan Berbak Tahun 2016..................................................................................
53
13. Rata-Rata Karakteristik Petani pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................
54
14. Rata-rata Penggunaan Benih pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................
56
15. Rata-rata Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................
-
15
58
16. Rata-rata Penggunaan Obat-obatan pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................
59
17. Distribusi Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja (HOK) pada Usahatani Kedelai Per Uraian Kegiatan di Daerah Penelitian Tahun 2016.............
60
18. Rata-rata Penggunaan Luas Lahan Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................
61
19. Rata-Rata Faktor Penggunaan Produksi Petani pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................
62
20. Rata-rata Biaya Tetap pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
65
21. Rata-rata Biaya Variabel pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
66
22. Rata-rata Total Biaya (TC) pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................
67
23. Rata-rata Pendapatan pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
68
24. Rata-rata Keuntungan pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
69
25. Hasil Estimasi Faktor Pendapatan Cobb-Douglas pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016...............................................
70
26. Hasil Estimasi Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas dengan Metode White pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016...........
75
-
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran..................................................................... 31
-
17
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010-2015..............................................................
83
2. Luas Tanaman, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2011.................................................
84
3. Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen Kedelai di Kecamatan Berbak Pada Tahun 2009-2014................................................................
85
4. Luas Tanaman, Luas Panen dan Produksi Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013..........................
86
5. Perkembangan Harga Kedelai di Desa Simpang Kecamatan Berbak Tahun 2014-2016.....................................................................................
87
6. Perkembangan Harga Kedelai Provinsi Jambi Tahun 2015.................... 88
7. Nama-nama Kelompok Tani, Jumlah Anggota Usahatani Kedelai di Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Tahun 2016..............................................................................................
89
8. Nama-nama Kelompok Tani, Jumlah Anggota Usahatani Kedelai di Desa Rantau Makmur Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Tahun 2016...................................................................................
90
9. Data Identitas Petani Sampel di Daerah Penelitian Tahun 2016............. 91
10. Penggunaan Benih Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.........................................................................................................
94
11. Penggunaan Pupuk Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.........................................................................................................
96
12. Penggunaan Obat-obatan Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
99
13. Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (LK) di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
102
14. Rincian Biaya Penyusutan Alat Petani Sampel Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.................................................................
150
15. Rincian Biaya Lain-lain Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
-
18
171
16. Rincian Biaya Tetap Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
173
17. Rincian Biaya Variabel Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
175
18. Rincian Pengeluaran Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
178
19. Rincian Penerimaan Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................
180
20. Pendapatan Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.. 182
21. Hasil Dinormalitas dengan Harga Jumlah Produksi dan Faktor Produksi...................................................................................................
184
22. Hasil Logaritma Natural (LN) Jumlah Produksi Dan Faktor Produksi............. 186
23. Hasil Analisis E-views............................................................................. 188
-
19
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan dengan tujuan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal
mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai
kesejahteraan, peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Untuk itu, pemerintah bersama masyarakat harus berperan
aktif dalam memajukan usahatani dalam rangka peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia (Gaja, 2016).
Indonesia merupakan salah satu negara yang sampai sekarang masih banyak
menyandarkan perekonomiannya pada sektor pertanian, karena itu pembangunan
pertanian selalu merupakan perioritas utama sejak Pelita I sampai sekarang
dengan berbagai paket program seperti ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi,
peremajaan guna meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan petani dan
pendapatan nasional (Tuwo, 2011)
Kedelai merupakan salah satu komoditas perioritas dalam program
revitalisasi pertanian yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2005.
Sampai saat ini, kedelai bisa dikatakan masih menjadi salah satu komoditas
pangan yang sangat penting di Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli
dataran China dan mulai dibudidayakan di Indonesia sejak abad ke-16 hingga saat
ini kedelai menjadi bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia (Adisarwanto, 2008). Kedelai digunakan sebagai bahan baku untuk
pembuatan makanan seperti tempe, tahu, kecap dan makanan lainnya. Kedelai
-
20
juga memiliki peranan penting dalam peningkatan pendapatan, karena memiliki
nilai ekonomi tinggi, dengan demikian pemerintah mengarahkan pengelolaan
tetapi juga mengorientasikan pendapatan dan pengembangan kedelai yang
berkomperehensip.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi kedelai melalui beberapa
program yaitu pengapuran (1984), opsus kedelai (1990), dan gema palagung
(2000). Namun program-program tersebut tidak didukung sistem perencanaan
yang baik dan tidak dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga belum dapat
mencapai sasaran produksi yang ditentukan (Yulianti, 2016). Adisarwanto (2008)
menyatakan upaya peningkatan produksi kedelai, yaitu: (1) Adopsi teknologi
produksi; (2) Permasalahan produksi; (3) Strategi meningkatkan produksi; (4)
Dukungan faktor eksternal. Perkembangan kedelai di Indonesia selama tiga tahun
terakhir mengalami peningkatan yang cukup baik, adapun perkembangannya
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Perkembangan dan Distribusi Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Kedelai Menurut Wilayah Tahun 2013-2015
2013
(ATAP)
2014
(ATAP)
2015
(ATAP)
Perkembangan Distribusi (%)
2013-2014 2014-2015 2013
(ATAP)
2014
(ATAP)
2015
(ATAP)
Absolut (%) Absolut (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Luas Panen (ha)
- Jambi - Sumatra - Indonesia
1.877
50.808
550.793
5.288
79.905
615.685
4.906
68.618
613.885
3.411
29.397
64.892
181,73
58,20
11,78
-382
-11,287
-1.800
-7,22
-
14,13
0,29
0,34
9,17
100,00
0,86
12,98
100,00
0,80
11,18
100,00
2. Produktivitas (ton/ha)
- Jambi - Sumatra - Indonesia
1,26
1,36
1,41
1,28
1,39
1,51
1,37
1,39
1,56
0,22
0,28
1,35
1,75
2,02
9,53
0,86
0,04
0,18
6,71
0,28
1,14
3. Produksi (ton)
- Jambi - Sumatra
2.372
68.872
6.800
111.163
6.732
95.726
4,428
42.291
186,65
61,41
-68
-15,437
-0,99
-
0,30 0,71 0,70
-
21
- Indonesia 779.992 954.997 963.099 175.005 22,44 8,102 13,89
-0,85
8,83
100,00
11,64
100,00
9,94
100,00
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016
Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil kedelai di Indonesia
meskipun belum begitu berkembang dibanding dengan daerah-daerah penghasil
kedelai yang ada di Indonesia. Adapun luas panen kedelai di Provinsi Jambi dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Provinsi Jambi
Tahun 2011-2015
Tahun Luas Panen
(ha)
Produksi
(ton)
Produktivitas
(ton/ha)
2011 4.563 5.668 1,242
2012 2.809 3.516 1,252
2013 1.887 2.372 1,264
2014 5.288 6.800 1,286
2015 4.906 6.732 1,372
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016
Dari Tabel 2 dapat dilihat pada tahun 2011 luas panen 4.563 ha, namun pada
tahun 2013 mengalami penurunan luas panen 1.887. Pada tahun berikutnya
mengalami peningkatan kembali hingga tahun 2015 luas panen mencapai 4.906
ha. Pada produksi kedelai tahun 2011 produksi mencapai 5.668 ton, mengalami
penurunan pada tahun 2013 dan tahun berikutnya mengalami peningkatan hingga
6.732 ton, tetapi pada produktivitas kedelai selalu meningkat setiap tahunnya
hingga tahun 2015 produktivitas kedelai mencapai 1,372 ton/ha.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Jambi yang mengusahakan kedelai cukup besar. Adapun luas panen
kedelai dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :
-
22
Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Kabupaten/Kota
Tahun 2015
Kabupaten/ Kota Luas Panen
(ha)
Produksi Kedelai
(ton)
Produktivitas
(ton/ha)
1. Kerinci 432 498 1,153
2. Merangin 784 1.012 1,290
3. Sarolangun 220 279 1,267
4. Batang Hari 231 321 1,389
5. Muaro Jambi 110 239 1,262
6. Tanjab Timur 682 1.028 1,508
7. Tanjab Barat - - -
8. Tebo 1.729 2.310 1,336
9. Bungo 718 1.147 1,597
10. Kota Jambi - - -
11. Sungai Penuh - - -
Jumlah/Total 4.906 6.732 1,372
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016
Dari Tabel 3, bahwa hal ini merupakan tantangan besar guna
meningkatkan dan mengembangkan produksi kedelai di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur agar masyarakat tidak menunggu datangnya kedelai dari daerah
lainnya. Selain itu dapat memenuhi kebutuhan dalam daerah, serta perlunya
pengelolaan kedelai yang baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan para
petani kedelai.
Selama kurun waktu lima tahun yaitu tahun 2010 sampai 2014 luas
tanaman dan produksi kedelai berfluktuasi. Produksi kedelai di Kabupaten
-
23
Tanjung Jabung Timur dengan luas panen dan produksi tertinggi adalah di tahun
2010 sebesar 1.488 ha dan 2.009 ton. Ditahun berikutnya yaitu tahun 2011 hingga
tahun 2013 luas panen dan produksi kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terus mengalami penurunan hingga luas panen tersisa 317 ha dan produksi sebesar
408 ton. Namun, di tahun 2014 luas panen mengalami peningkatan menjadi 979
ha dengan produksi sebesar 1.264 ton. Meskipun demikian, masih diperlukan
upaya peningkatan dan usaha untuk lebih meningkatkan luas panen serta produksi
kedelai guna memenuhi kebutuhan akan kedelai (Lampiran 1).
Kecamatan Berbak merupakan salah satu kecamatan penghasil kedelai
terbesar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dimana luas panen 657 ha, luas
tanam 724 ha, produksi 917 ton dan produktivitas 13,96 kw/ha (Lampiran 2).
Perkembangan luas tanam dan luas panen kedelai di Kecamatan Berbak
mengalami peningkatan dalam enam tahun dari tahun 2009 sampai 2014 luas
tanam dan luas panen berfluktuasi (Lampiran 3). Pada tahun 2009 luas tanam
kedelai mencapai 1527 ha dan luas panen 1437 ha. Di tahun berikutnya yaitu
tahun 2010 hingga tahun 2013 luas panen dan luas tanam kedelai di Kecamatan
Berbak terus mengalami penurunan hingga luas panen tersisa 178 ha dan luas
tanam 182 ha. Namun pada tahun 2014 luas panen mengalami peningkatan
menjadi 420 ha dan luas tanam 444 ha. Desa/Kelurahan yang memproduksi
kedelai tertinggi di Kecamatan Berbak adalah Desa Simpang. Dimana luas tanam
kedalai mencapai 300 ha, luas panen 200 ha dan produksi 450 ton (Lampiran 4).
Menurut Puslitbangtan dalam Adisarwanto (2008), usaha untuk
meningkatkan produksi kedelai dapat didekati dengan lima sumber pertumbuhan,
yaitu pertambahan luas panen, peningkatan produktivitas, menekan senjang hasil,
-
24
meningkatkan stabilitas, dan mengurangi kehilangan hasil. Kelima faktor tersebut
harus selalu sinergis satu dengan yang lainnya sehingga dapat menjadi satu
kesatuan. Oleh karena itu, diharapkan pencapaian produktivitasnya dapat terarah
dan terealisasi sesuai dengan sasaran produksi.
Hasil data BP3K di Kecamatan Berbak bahwa perkembangan harga
kedelai tiga tahun terakhir yaitu tahun 2014 Rp.7.000/kg, pada tahun 2015
Rp.5.500/kg dan tahun 2016 ini mencapai Rp. 5.800,-/kg (Lampiran 5).
Penurunan harga kedelai ini terjadi karena mengalami krisis ekonomi, sehingga
karena penurunan harga maka berdampak pada pendapatan usahatani kedelai.
Namun berdasarkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi
Perkembangan harga mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai tahun 2012
hingga mencapai Rp. 8.437/kg, kemudian pada tahun 2013 mengalami penurunan
hingga Rp. 7.713/kg. Pada tahun selanjutnya tahun 2014 sampai 2015 mengalami
peningkatan yang drastis hingga mencapai Rp. 8.794/kg (Lampiran 6).
Dalam penggunaan benih, masyarakat Desa Simpang menggunakan
berbagai varietas yaitu anjasmoro, baluran, wilis, dan grobokan. Namun di Desa
ini lebih banyak menggunakan varietas anjasmoro hingga sampai 80%, sedangkan
dengan varietas baluran 10 persen, wilis 5 persen, dan grobokan 5 persen. Usaha
untuk meningkatkan produksi pertanian dapat dilakukan dengan meningkatkan
luas panen, penggunaan varietas unggul, cara tanam, serta pemupukan.
Penggunaan sistem budidaya usahatani yang tepat dan efisien juga dapat
meningkatkan produksi maupun pendapatan usahatani (Arnhiko dalam Yulianti,
2016).
-
25
Pendapatan yang dihitung adalah pendapatan usahatani kedelai.
Pendapatan usahatani dihitung sebagai selisih dari total penerimaan dengan total
biaya produksi, dimana pendapatan usahatani ini digunakan untuk mengukur
penerimaan dan biaya yang dikeluarkan atas imbalan yang diperoleh dari
penggunaan faktor produksi. Keberhasilan suatu usahatani antara lain dapat
diukur dari tingkat pendapatan yang diperoleh. Bila penerimaan yang diterima
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi,
maka diperoleh pendapatan lebih besar pula sehingga usahatani kedelai dapat
menjadi sumber pendapatan bagi petani yang dapat meningkatkan pendapatan
usahatani kedelai.
Petani sebagai pelaksana mengharapkan produksi yang lebih besar lagi
agar memperoleh pendapatan yang besar pula. Petani menggunakan tenaga, modal
dan sarana produksinya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang
diharapkan. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat
memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat yang digunakan, upah tenaga
luar serta sarana produksi lainnya (Suratiyah, 2015). Seperti diketahui bahwa
penerimaan mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksi usahatani,
sedangkan produksi yang dihasilkan ditentukan oleh keahlian seseorang dalam
mengolah penggunaan faktor produksi yang mendukung usahatani seperti tanah,
tenaga kerja, modal (biaya benih, biaya pupuk dan obat-obatan) dan manejemen.
Pendapatan yang tinggi selalu diharapkan petani dalam menghasilkan
produksi pertaniannya. Untuk mendapatkan pendapatan maksimum petani harus
dapat meningkatkan produksi dan dapat menekan biaya produksi. Oleh karena itu
petani harus mampu menyediakan input usahatani secara efisien. Berdasarkan
-
26
uraian latar belakang yang telah diajukan, maka penulis mencoba untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di
Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Pada hakekatnya tujuan petani dalam berusahatani adalah untuk
memperoleh pendapatan yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang
ada. Oleh karena itu, petani akan bersikap rasional untuk memanfaatkan segala
potensi sumber daya manusia, sumber daya alam maupun modal yang mereka
miliki untuk menghasilkan pendapatan yang besar.
Pendapatan atau keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan
usahatani dengan biaya yang dikeluarkan. Penggunaan input yang tepat akan
memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani, sebaliknya penggunaan input
yang tidak tepat akan mengakibatkan pemborosan penggunaan faktor-faktor
produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan petani. Dengan meningkatnya
pendapatan petani usahatani kedelai sehingga mereka dapat menggunakan
sebagian pendapatannya dipakai untuk konsumsi dan sebagian lagi dipakai untuk
membeli sarana produksi.
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai prospek
pasar baik didalam dan diluar negeri. Pengembangan usaha komoditi pangan
diharapkan mampu meningkatkan produksi kedelai sehingga meningkatkan
pendapatan petani. Sejalan dengan peningkatan tersebut, usahatani merupakan
produksi dimana berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja dan
manajemen.
-
27
Pengelolaan usahatani bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan petani, kedua tujuan tersebut merupakan faktor penentu untuk
mengambil keputusan usahatani. Peningkatan produksi oleh petani akan dilakukan
apabila tambahan korbanan yang diberikan dapat memberikan hasil tambahan.
Peningkatan pendapatan akan diperoleh apabila korbanan menguntungkan,
sehingga keputusan yang diambil oleh petani adalah memberikan jenis dan jumlah
korbanan yang tepat. Tanpa keuntungan yang layak petani akan menentukan
pilihan lain, bahkan kemungkinan petani akan beralih kejenis tanaman lain yang
dapat memberikan keuntungan taraf hidup yang lebih tinggi.
Analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik
faktor produksi. Analisis pendapatan diperlukan untuk menggambarkan keadaan
sekarang suatu kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang
dari perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan memberikan bantuan untuk
mengukur keberhasilan dari usaha yang dilakukan. Sehingga diharapkan pula
mendapatkan keuntungan dari usahatani yang diusahakan. Penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usahatani kedelai melalui
pengetahuan tentang faktor-fator yang mempengaruhi pendapatan usahatani
kedelai.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapakah besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani
kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai di
Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?
-
28
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani kedelai
di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai
di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar
sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai pendapatan usahatani
kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
-
29
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Usahatani
Menurut Hernanto (1991), mendefinisikan usahatani sebagai organisasi
dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh
seorang atau sekumpulan orang, sebagai pengelolanya. Pengertian organisasi
usahatani adalah usahatani sebagai organisasi harus memiliki pemimpin serta ada
yang dipimpin. Yang mengorganisir adalah petani dibantu oleh keluarganya yang
diorganisir adalah faktor-faktor produksi yang dikuasai atau dapat dikuasai.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani
menentukan, mengusahakan dan menkoordinasikan penggunaan faktor-faktor
produksi secara produktif, efektif dan efisien dapat berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal, agar memberikan manfaat yang sebaik-baiknya
sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin
(Suratiyah, 2015).
Menurut Adiwilaga dalam Tuwo (2011), ilmu usahatani adalah ilmu
yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia
dalam melakukan pertanian diatas tanahnya, sedangkan menurut Vink dalam
Suratiyah (2015), ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma
yang digunakan untuk mengatur usahatani agar memperoleh pendapatan yang
setinggi-tingginya.
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
-
30
efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya
yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila
pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi
masukan (input) (Soekartawi, 2002).
Hernanto (1991) menyatakan bahwa keberhasilan usahatani dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu faktor-faktor pada usahatani itu sendiri (internal) dan
faktor-faktor diluar usahatani (eksternal). Adapun faktor internal antara lain
petani-petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja, modal, jumlah keluarga,
dan kemampuan petani dalam mengaplikasikan penerimaan keluarga. Sementara
itu faktor eksternal terdiri dari tersedianya sarana transportasi dan komunikasi,
aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan usahatani (harga hasil,
harga saprodi, dan lain-lain), fasilitas kredit, dan sarana penyuluh bagi petani.
2.2 Usahatani Kedelai
Kedelai (Glycine maxi L.) merupakan tanaman pangan berupa semak yang
tumbuh tegak. Kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara) dan telah
dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin
berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19,
menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan
perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia dan
Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-17. Awal mula
penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian
-
31
berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya (Purwono dan
Heni, 2009).
Tanaman kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat
dibutuhkan oleh penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan
sumber protein, nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah
tumbuh diberbagai wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis
tanaman palawija yang cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai
bahan makanan kedelai mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein
(40 persen), lemak (20 persen), karbohidrat (35 persen) dan air (8 persen)
(Suprapto dalam Yulianti, 2016). Di Indonesia, kedelai banyak diolah menjadi
berbagai jenis makanan, seperti: susu kedelai, tahu, tempe, kecap, kembang tahu,
tauge, tepung kedelai, tauco dan minyak makan. Selain itu, juga banyak
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
Menurut Adisarwanto (2008), kedelai dapat dibudidayakan pada berbagai
jenis lahan, antara lain lahan sawah berrigasi teknis, lahan tadah hujan, lahan
kering tegalan maupun pada lahan pasang surut. Pada saat ini sudah tersedia
berbagai macam varietas kedelai unggul yang sesuai dengan karakteristik lahan di
atas, bahkan pada saat ini sudah tersedia benih kedelai yang berumur genjah dan
super genjah dengan produktivitas yang tinggi. Kualitasnyapun tidak kalah
dengan kedelai impor.
Lahan pasang surut banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan maupun
Papua. Lahan pasang surut yang direkomendasikan dan potensial dipergunakan
untuk lahan menanam kedelai adalah lahan pasang surut dengan tipologi lahan C
dan D. Pada lahan pasang surut kedelai biasanya ditanam setelah tanam padi.
-
32
Benih
Benih kedelai yang bisa ditanam dan adaptif pada lahan pasang surut
antara lain varetas Tanggamus, Anjasmoro, Wilis, Slamet maupun Varietas
Baluran. Kebutuhan benih berkisar antara 50 75 kg per hektar. Penggunaan
varietas unggulan yang adaptif merupakan penunjang pokok dalam usahatani
kedelai sehingga bisa diperoleh biji kedelai berkualitas tinggi.
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak lahan 2 kali kemudian baru
digaru, lahan dibuat bedengan dengan ketinggian 20-25 cm atau menyesuaikan
dengan kondisi tata air, sehingga lahan tidak tergenag yang dapat menghambat
pertumbhan kedelai. Lebar bedengan antara 1,5 2 m, Bersamaan dengan
pengolahan lahan dilakukan pengapuran untuk memperbaiki kemasaman lahan.
Kapur yang diberikan berkisar antara 2 3 ton per hektar atau sesuaikan dengan
rekomendasi setempat.
Penanaman
Sebelum ditanam benih diberi perlakuakn dengan Rhizobium terutama
pada lahan-lahan yang belum pernah ditanami kedelai. Untuk daerah endemik
serangan lalat kacang sebaiknya benih diberi perlakuan dengan insektisida
berbahan aktif fipronil (misal Reagent ) untuk mencegah serangan lalat kacang
sedangkan untuk endemik lalat bibit dengan insektisida berbahan aktif
karbosulfan seperti Marshall 5-10 gram/1 kg benih untuk antisipasi serangan lalat
bibit. Benih kedelai ditanam dengan cara ditugal dengan jarak tanam 40 cm x 15
cm sebanyak 2 -3 biji/lubang. benih ditutup dengan tanah atau campuran pupuk
kandang matang dengan kapur secara tipis-tipis.
-
33
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh,
penyulaman dilakukan pada 5 6 hari setelah tanamn (HST) dengan benih dari
varietas yang sama.
Penyiangan
Penyiangan pertama di lakukan pada saat tanaman berumur 2 -3 minggu
setelah tanam. Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu
setelah tanam pada saat tanaman selesai berbunga. Penyiangan ke-2 ini dilakukan
bersamaan dengan pemupukan lanjutan. Penyiangan dapat juga dilakukan dengan
herbisida terutama herbisida berdaun sempit.
Pemupukan.
Dosis pupuk 150 kg/ha Phonska + 50 kg SP36/ha atau 5075 kg Urea +
100 kg SP36 50100 kg KCl/ha. Pupuk-pupuk tersebut dicampur rata dan
diaplikasikan saat tanaman berumur 15 hari dengan cara dilarik/disebar di
samping barisan tanaman dengan jarak 57 cm dari tanaman. Setelah dipupuk ,
pupuk dapat ditutup dengan tanah.
Pengendalian OPT
Lalat bibit dapat diantisipasi dengan aplikasi insektisida marshall 200 EC
pada benih sebelum tanam. Pada umur di atas 20 HST dilakukan aplikasi dengan
insektisida untuk mengendalikan wereng kedelai atau kumbang daun. Aplikasi
dapat dilakukan dengan insektisida Surreicide 25 EC, matador, Decis atau
insektisida lainya sesuai rekomendasi setempat.
Pada saat tanaman berumur lebih dari 20 HST waspadai juga serangan ulat
grayak, pengendailian dengan Matador atau Decis ataupun insektisida lainya
-
34
sesuai rekomendasi setempat. penyemprotan dilakukan pada sore hari sampai
malam hari kkarena ulat ini aktif pada malam hari.
Pada saat tanaman berumur lebih dari 50 HST, lakukan penyemprotan
dengan insektisida 1- 2 minggu sekali untuk mengendalikan hama kepik coklat.
Insektisida yang bisa diaplikasikan antara lain Dursban 20 EC atau insektisda
alainya sesuai rekomendasi setempat. Pada saat pembentukan polong dilakukan
penyemprotan insektisida untuk mengendalikan ulat penggerek polong dengan
insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC artau insektisda lainya sesuai
rekomendasi setempat.
Pengairan
Pengairan perlu diperhatikan dengan baik. Kedelai memerlukan kondisi
yang lembab namun tidak tergenang dengan air, maupun kondisi kering.
Sehingga kedelai perlu dilakukan pengairan untik menjaga kondisi air di dalam
tanah mulai saat tanam sampai dengan pengisian polong. Paling tidak seminggu
sekali dilakukan pengairan dengan penggenangan. Pada saat menjelang panen
lahan harus dikeringkan.
Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan jika sebagian besar daun sudah mulai menguning, buah
mulai berubah warna menjadi kuning kecoklatan serta batangnya berwrna kuning
kecoklatan dan gundul. Panen biasanya pada saat tanaman kedelai berumur antara
75 100 hari bagi kedelai berumur non genjah, jika kedelai genjah tentu umur
panenya kurang dari umur di atas.
Panen dilakukan dengan cara dipitong menggunakan sabit, kemudian
brangkasan kedelai dijemur selama 2 -3 hari tergantung kondisi cuaca. setelah
-
35
kering baru dilakukan perontokan dan dibersihkan dari sisa tanaman ataupun
kotoran lain. biji kedelai kembali dijemur sampai kadar air kurang lebih 9 11
persen. kemudian kedelai baru disimpan.
Kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja
max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurut
Adisarwanto (2008) berdasarkan taksonominya, tanaman kedelai dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledoneae
Subklas : Archihlamydae
Ordo : Rosales
Subordo : Leguminosinae
Famili : Leguminosae
Subfamili : Papiolionaceae, Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L) Merrill
2.3 Teori Pendapatan
Pendapatan usahatani adalah semua benda milik yang mempunyai nilai
uang yang dimiliki secara sah oleh petani biasanya disebut assets atau resources.
Untuk keperluan analisa pendapatan petani diperlukan empat unsur, yaitu rata-rata
inventaris, penerimaan usahatani, pengeluaran usahatani, penerimaan dari
berbagai sumber. Keadaan rata-rata inventaris adalah jumlah nilai inventaris awal
ditambah nilai inventaris akhir dibagi dua (Hernanto, 1991).
Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya produksi selama melakukan produksi, sedangkan
-
36
penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual, dan biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang
dipergunakan dalam suatu usahatani.
Secara umum pendapatan usahatani terdiri dari dua hal pokok yaitu
penerimaan dan pengeluaran (biaya) selama jangka waktu tertentu. Pendapatan
usahatani merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan selama berusahatani (Dalas, 2004). Dari segi ekonomi, keberhasilan
usahatani akhirnya dinilai dari pendapatan yang diperoleh dari usahatani tersebut.
Petani yang rasional selalu berusaha mendapatkan pendapatan yang lebih besar
dari setiap usahanya.
Menurut Tuwo (2011), suatu usahatani dikatakan sukses, kalau situasi
pendapatan yang memenuhi syarat-syarat, yaitu usahatani harus dapat
menghasilkan cukup pendapatan untuk membayar semua pembelian sarana
produksi, cukup untuk membayar bunga modal yang ditanam, cukup untuk
membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya, ada
tabungan untuk investasi pengembangan usahatani, serta ada dana yang cukup
untuk membayar pendidikan keluarga dan melaksanakan ibadah serta pajak
pembangunan.
Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur
permintaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil
perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran
atau biaya sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang
dikeluarkan pada proses produksi tersebut. Produksi berkaitan dengan penerimaan
dan biaya produksi, penerimaan tersebut diterima petani karena masih harus
-
37
dikurangi dengan biaya produksi yaitu keseluruhan biaya yang dipakai dalam
proses produksi tersebut (Suratiyah, 2015).
Pendapatan bersih petani diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Pendapatan = TR TC
TR = Py . Y
TC = VC + FC
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
Py = Harga per satuan hasil produksi (Rp)
Y = Jumlah Produksi (Rp)
VC = Biaya variabel (Rp)
FC = Biaya tetap (Rp)
2.4 Konsep Biaya
Menurut Hernanto (1991), biaya merupakan korbanan yang dicurahkan di
dalam proses produksi, yang semula fisik kemudian diberikan nilai rupiah. Biaya
ini tidak lain adalah korbanan. Biaya merupakan pengorbanan yang dapat diduga
sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat
dihindarkan dan berhubungan dengan suatu proses produksi tertentu. Apabila hal
ini tidak dapat sebelumnya maka disebut kerugian.
Menurut Soekartawi (2002), biaya usahatani adalah semua pengeluaran
yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:
-
38
a) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya
biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh.
Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan dan sebaliknya jika
volume kegiatan semakin rendah maka biaya satuan semakin tinggi. Contoh biaya
tetap antara lain : sewa tanah, pajak, alat pertanian dan iuran irigasi.
b) Biaya Tidak Tetap (Variabel)
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar-kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Semakin besar volume kegiatan, maka
semakin tinggi jumlah total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume
kegiatan, maka semakin rendah jumlah total biaya variabel. Biaya satuan pada
biaya variabel bersifat konstan karena tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan. Contohnya biaya untuk sarana produksi.
2.5 Konsep Penerimaan
Menurut Tuwo (2011), penerimaan usahatani yaitu penerimaan dari semua
sumber usahatani meliputi yaitu hasil penjualan tanaman, ternak, ikan atau produk
yang dijual, produk yang dikonsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan
kegiatan, dan kenaikan nilai inventaris, maka penerimaan usahatani memiliki
bentuk-bentuk penerimaan dari sumber penerimaan usahatani itu sendiri.
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Dalam menghitung penerimaan usahatani, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu lebih teliti dalam menghitung produksi pertanian,
-
39
lebih teliti dalam menghitung penerimaan, dan bila peneliti usahatani
menggunakan responden, maka diperlukan teknik wawancara yang baik terhadap
petani (Soekartawi, 2002).
Bentuk penerimaan tunai dapat menggambarkan tingkat kemajuan
ekonomi usahatani dalam spesialisasi dan pembagian kerja. Besarnya pendapatan
tunai atau besarnya proporsi penerimaan tunai dari total penerimaan termasuk
natura dapat digunakan untuk perbandingan keberhasilan petani satu terhadap
yang lain. Dengan demikian jika kita mencoba menerapkan perbandingan tersebut
menjadi invailid dan tidak sepenuhnya benar. Dalam masyarakat yang demikian,
penerimaan tunai hanya merupakan sebagian kecil saja, sedangkan yang terbesar
berupa penerimaan dalam bentuk natura yang dikonsumsi keluarga (Dalas, 2004).
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kedelai
Menurut Suratiyah (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
biaya dan pendapatan yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri dari umur petani, pendidikan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan
modal, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor produksi (input) dan produksi
(output).
Faktor internal dan faktor eksternal akan bersama-sama mempengaruhi
biaya dan pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan
semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya.
Namun, disisi lain semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga
semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar
keluarga. Pendidikan, terutama dalam pendidikan non-formal, misalnya kursus
-
40
kelompok tani, penyuluhan, demplot dan studi banding akan membuka cakrawala
petani, menambah keterampilan dan pengalaman petani dalam mengelola
usahataninya. Hal ini sangat diperlukan mengingat sebagian besar petani
berpendidikan formal rendah.
Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan berpengaruh pada biaya.
Semakin banyak menggunakan tenaga kerja maka semakin sedikit biaya yang
dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga. Namun demikian, tidak
semua hal berlaku seperti ini. Ada pekerjaan atau kegiatan tertentu mengejar
waktu sehubungan dengan iklim maka harus meminta bantuan tenaga kerja luar
yang berarti harus mengeluarkan biaya.
Petani lahan sempit dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia, dapat
menyelesaikan pekerjaan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang
diupah. Dengan demikian biaya per usahatani menjadi rendah. Namun jika
garapan lahan lebih luas belum tentu tenaga kerja keluarga mampu mengerjakan
semua. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak
sehingga segala kegiatan usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan
tenaga kerja luar. Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus
memanfaatkan tenaga kerja luar yang diupah.
Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagai
manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang akan
diusahakan tergantung modal karena ada komoditas yang padat modal sehingga
memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengusahakannya. Demikian pula
seberapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung pada modal yang
tersedia. Sebagai juru tani harus tahu persis banyaknya masing-masing faktor
-
41
produksi yang diperlukan. Oleh karena biasanya petani sebagai manajer tidak
dapat menyediakan dana maka terpaksa penggunaan faktor produksi tidak sesuai
dengan ketentuan yang seharusnya. Akibatnya, produktivitas rendah dan
pendapatan juga rendah.
Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi dalam dua hal,
yaitu ketersediaan dan harga. Lain halnya dengan faktor internal yang pada
umumnya diatasi petani. Faktor ketersediaan dan harga faktor produksi benar-
benar tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu berapapun dana tersedia.
Namun, jika faktor produksi berupa pupuk tidak tersedia atau langka di pasaran
maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi. Demikian pula jika
harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau. Semuanya itu pasti
berpengaruh pada biaya, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani.
Demikian juga dari segi produksi (output), jika permintaan akan produksi
tinggi maka harga ditingkat petani tinggi pula sehingga dengan biaya yang sama
petani akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani
telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani
akan turun pula.
Berdasarkan penelitian terdahulu Salina pada tahun 2015 melakukan
penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah di
Kecamatan Muaro Bulian Kabupaten Batang Hari (Studi Kasus Pada Usahatani
Padi Sawah Organik di Desa Pasar Terusan). Pada penelitian tersebut faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah organik yang digunakan
yaitu luas lahan, modal, biaya tenaga kerja, biaya benih, biaya pupuk dan biaya
obat-obatan.
-
42
2.6.1 Luas Lahan
Luas lahan yang ditanami kedelai berpengaruh terhadap keuntungan
usahatani. Secara teori semakin luas lahan garapan maka semakin tinggi
keuntungan yang diterima, tetapi keuntungan yang diterima petani kedelai juga
dipengaruhi faktor yang lain seperti komoditi yang ditanam, penerapan teknologi,
kesuburan tanah dan lain sebagainya.
2.6.2 Biaya Benih
Benih kedelai yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk
disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam
proses perkembangan dan kematangan benih. Penggunaan benih yang bermutu
tinggi merupakan salah satu persyaratan yang mutlak dalam budidaya tanaman
kedelai, terutama untuk mencapai populasi tanaman yang optimal. Karena
pemilihan varietas benih yang unggul sangat berpengaruh terhadap produksi
usahatani pada setiap komoditas. Semakin baik dan berkualitas benih yang
digunakan maka akan menghasilkan produksi yang maksimal.
2.6.3 Biaya Pupuk
Pupuk merupakan unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk
melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman. Tujuan
penggunaan pupuk adalah untuk mencakupi kebutuhan makanan (hara).
Lahan/tanah mempunyai tingkat keragaman tanggap yang cukup besar, tergantung
individu tanaman atau varietas yang digunakan. Kondisi ini mengakibatkan
terjadinya keragaman produktivitas untuk setiap individu tanaman. Oleh karena
itu, kombinasi pengelolaan sumberdaya tanah dan aplikasi pupuk harus dilakukan
-
43
secara efisien dan efektif agar manfaatnya bisa dinikmati secara berkelanjutan
tanpa menimbulkan efek samping yang merusak lingkungan.
Penetapan takaran anjuran pupuk untuk tanaman kedelai harus didasarkan
hasil analisa kadar hara dalam tanah, apakah termasuk kategori rendah, sedang
atau tinggi. Dari kategori tersebut baru ditentukan takaran yang sesuai, misalnya
pada kondisi hara dalam tanah tinggi, takaran yang dilakukan akan lebih rendah
bila dibandingkan pada tanah yang berkadar hara rendah. Saat ini, anjuran
penggunaan pupuk kedelai dilahan sawah jenis tanah entisol adalah 50gr urea +
50gr SP36 + 50gr KCl/ha yang diberi dengan cara disebar sebelum tanam. Pupuk
untuk lahan sawah jenis vertisol adalah 50kg ZA + 50kg SP36 + 50kg KCl/ha.
Sedang untuk lahan kering masam, pupuk yang dianjurkan digunakan terdiri dari
50kg urea + 100kg SP36 + 100kg KCl/ha ditambah 500kg/ha dolomit
(Adisarwanto, 2008).
2.6.4 Biaya Obat-obatan
Obat-obatan atau pestisida merupakan bahan-bahan yang mampu
mengurangi dan melindungi tanaman budidaya dari serangan OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman).
2.6.5 Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dan merupakan faktor produksi
kedua setelah tanah. Dalam kegiatan usahatani kedelai, jumlah tenaga kerja yang
diperlukan beranekaragam, baik dibedakan dari kegiatan yang dilakukan, gender
dan luas lahan yang diolah. Tenaga kerja dapat diperoleh dari tenaga kerja dalam
keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Dalam usahatani keluarga pekerjaan
-
44
usahatani dapat dikerjakan oleh keluarga petani, maka pengeluaran akan lebih
sedikit, sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan.
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu
Aswita (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Usahatani dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Wortel di Desa Gajah
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Usahatani wortel secara ekonomis di daerah penelitian menguntungkan
yaitu rata-rata R/C Ratio per petani dan per hektar adalah 2,58. Produksi, luas
lahan, pupuk, tenaga kerja, pendidikan dan pengalaman bertani secara serempak
berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani wortel, sedangkan secara
parsial yang berpengaruh nyata adalah produksi, luas lahan, pupuk, tenaga kerja
dan pengalaman bertani di daerah penelitian. Pendapatan bersih usahatani wortel
didaerah penelitian lebih tinggi dari Upah Minimum Propinsi (UMP).
Arifin (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis Usahatani
Kedelai Varietas Wilis Pada Lahan Sawah Tadah Hujan di Desa Klompang Barat
Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Hasil analisis penelitian
menunjukkan bahwa Biaya produksi usahatani kedelai secara ekonomis di daerah
penelitian adalah menguntungkan yaitu rata-rata R/C Ratio per musim tanam
adalah 1,56. Dari hasil penerimaan (TR) yaitu sebesar Rp 5.108.642,- dibagi
Total Produksi (TC) yaitu sebesar Rp 3.265.452,-, dan pendapatan bersih
usahatani kedelai di daerah penelitian sudah mencukupi yaitu sebesar Rp
1.843.191,-. Dari hasil penerimaan (TR) yaitu sebesar Rp 5.108.642,- dikurangi
Total Produksi (TC) sebesar Rp 3.265.452,-. Produksi, luas lahan, pupuk, tenaga
-
45
kerja, pendidikan dan pengalaman bertani sangat berpengaruh terhadap usahatani
kedelai di daerah penelitian.
Winahyu (2014) melakukan penelitian dengan judul Pendapatan
Usahatani Kedelai di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tunai pada usahatani kedelai di
Desa Sukasirna lebih tinggi dibanding pendapatan total usahatani. Pada kedelai
polong tua, pendapatan atas biaya tunai yang didapat oleh petani sebesar Rp
2.287.625,33, sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 578.796,95. Pada
usahatani kedelai polong muda, pendapatan tunai dan pendapatan total secara
berturut-turut sebesar Rp 680.142,42 dan (Rp 129.199,46). Hasil diatas
menunjukkan bahwa pendapatan kedelai polong tua lebih besar dari pada kedelai
polong muda. Analisis rasio R/C yang didapat menunjukkan bahwa usahatani
kedelai polong tua lebih besar bila dibandingkan usahatani kedelai polong muda.
Hal ini diketahui dari nilai rasio R/C atas biaya tunai kedelai polong tua 1.62 dan
1.24 untuk kedelai polong muda, sedang pada R/C atas biaya total, nilai rasio R/C
kedelai polong tua dan polong muda yaitu 1.11 dan 0.97. Nilai R/C lebih dari 1
menunjukkan bahwa usahatani yang dijalankan menguntungkan untuk dijalankan
karena pengeluaran yang dikeluarkan dapat ditutup dengan penerimaan yang
diperoleh, sehingga usahatani kedelai polong muda tidak menguntungkan
terhadap biaya total.
Aishah (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa
Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendapatan usahatani kedelai menunjukkan petani kedelai
-
46
polong muda dan kedelai polong tua mengalami kerugian pada pendapatan
usahatani atas biaya total. Petani kedelai polong muda akan mendapatkan
keuntungan pada pendapatan atas biaya tunai, sebesar Rp 11 526.17. Hal ini
disebabkan karena sering terjadi perubahan cuaca selama musim tanam sehingga
hasil produksi kedelai menurun dibanding musim tanam 2011 dan 2010. Faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi produksi kedelai di Desa Cipeuyeum adalah
lahan, benih, urea, KCL, MOL, pupuk cair, phonska, tenaga kerja, dan insektisida.
Namun, setelah dilakukan analisis terhadap model dugaan, terdapat suatu
multikolinieritas terhadap model. Varibel bebas yang memiliki masalah
multikolinieritas adalah lahan. Untuk memperbaiki model yang memiliki masalah
multikolinieritas, maka variabel bebas lahan dikeluarkan dari model dan variabel
tak bebas diubah menjadi produktivitas.
2.8 Kerangka Pemikiran
Usahatani merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh produksi
dilapangan yang pada akhirnya akan dinilai dari penerimaan yang diperoleh dari
usahatani tersebut dan biaya produksi usahatani, karena dalam kegiatan itu
seorang petani berperan sebagai pekerja dan sebagai penanam modal pada
usahatani maka pendapatan itu dapat digambarkan sebagai balas jasa dari kerja
sama faktor produksi.
Usahatani kedelai ini merupakan usaha penghasilan petani dengan
memanfaatkan pekarangan atau perkebunan yang ada. Dengan pengembangan
usahatani kedelai diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usahatani
masyarakat. Pendapatan usahatani kedelai terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
-
47
selama jangka waktu tertentu penerimaan hasil kali jumlah input yang dihasilkan
dengan output.
Seorang petani akan berfikir untuk mengalokasikan input atau faktor
produksi yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang memadai. Besarnya
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya. Besarnya pendapatan yang
diterima petani dari kegiatan usahatani sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya
yang dikeluarkan (biaya produksi) dan penerimaan yang diterima petani tersebut
dalam satu musim tanaman.
Dalam penelitian ini biaya produksi yang dikeluarkan terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dimaksud berupa penyusutan alat,
sedangkan biaya variabel berupa biaya benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga
kerja. Sementara penerimaan yang dimaksud adalah keseluruhan nilai produk dari
usahatani kedelai yang diterima petani, dapat dihitung dengan mengalikan jumlah
produksi dengan harga jual produk/kilogram (kg) yang berlaku pada saat
penelitian berlangsung.
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan yang diterima petani dengan
biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahatani selama satu
musim tanaman. Untuk meningkatkan pendapatan dari usahatani kedelai ini perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik pada biaya input-input
produksi maupun output yang diterima oleh petani. Adapun faktor yang dimaksud
adalah penggunaan benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan luas lahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai
diperkirakan terdapat perbedaan yang nyata dari segi penggunaannya. Perbedaan
-
48
dalam pengelolaan akan menyebabkan perbedaan struktur biaya dan akan
mempengaruhi penerimaan yang diterima petani, sehingga secara tidak langsung
akan menyebabkan perbedaan tingkat pendapatan. Semakin besar penerimaan
yang diterima oleh petani dan semakin rendah biaya yang ditanggung petani,
maka pendapatan yang diperoleh petani diharapkan semakin tinggi pula. Untuk
hal itu perlu ditelaah mengenai pendapatan usahatani kedelai.
-
49
Skema kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
2.9 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : Diduga ada pengaruh yang signifikan antara biaya benih, biaya
Usahatani Kedelai
Proses Produksi
Penerimaan Biaya Produksi
Biaya Tetap
(TFC)
Biaya Variabel
(TVC)
Produksi
(Output) Harga
Faktor-faktor yang Mempengaruhi:
Biaya Benih (X1)
Biaya Pupuk (X2)
Biaya Obat-obatan (X3)
Biaya Tenaga Kerja (X4)
Luas Lahan (X5)
Pendapatan
-
50
pupuk, biaya obat-obatan, biaya tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan
usahatani kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
-
51
III. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Ruang lingkup penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui
besarnya pendapatan yang diperoleh usahatani kedelai dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai tersebut. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 22 Desember 2016 sampai 22 Januari 2017.
Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Identitas petani sampel, meliputi: nama, umur, tingkat pendidikan,
pengalaman berusahatani, dan jumlah anggota keluarga.
2. Jumlah produksi (ton/ha/musim tanam).
3. Luas lahan yang menghasilkan (ha).
4. Harga kedelai (Rp/kg).
5. Biaya Tetap (Rp).
6. Biaya Variabel (Rp).
7. Penerimaan (Rp).
8. Data lain yang dianggap relevan terhadap penelitian ini.
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani
yang datanya diambil dari sejumlah produksi satu tahun terakhir tahun 2016,
-
52
sedang data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dengan mengambil data
dari buku, jurnal maupun tulisan ilmiah yang sudah dibukukan dan
dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari :
1. Interview, yaitu pengumpulan data yang berasal dari wawancara dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner)
secara langsung dengan petani kedelai.
2. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung secara sistematis terhadap
aktivitas petani kedelai.
3. Studi pustaka, yaitu guna menunjang pengumpulan data dilapangan,
diperlukan studi kepustakaan dimana digunakan literatur yang berhubungan
dengan judul penelitian.
4. Dokumentasi kegiatan usahatani kedelai.
3.3 Metode Penarikan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Dalam pelaksanaan penelitian ini akan dipilih dua desa secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan desa tersebut memiliki luas panen dan
produksi kedelai terbesar, yaitu Kelurahan/Desa Simpang dan Desa Rantau
Makmur (Lampiran 7 dan 8). Dari sumber Badan Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan Berbak diperoleh bahwa jumlah kelompok tani yang ada di Desa
Simpang yang mengusahakan kedelai adalah sebanyak 10 kelompok tani, dari 10
kelompok tani terdapat 165 orang, sedangkan kelompok tani yang ada di desa
Rantau Makmur adalah sebanyak 5 kelompok tani dengan jumlah anggota
-
53
sebanyak 142 orang. Jadi, jumlah populasi di desa penelitian keseluruhan adalah
307 orang.
Dari jumlah populasi tersebut dilakukan penentuan sampel. Untuk
penentuan jumlah sampel petani, menurut Sugiyono (2010) apabila sampel lebih
100 orang maka diambil presisi 5-15 persen yang dapat mewakili populasi
keseluruhan, digunakan rumus pendekatan menurut Slovin (Sugiyono, 2010)
dengan formulasi sebagai berikut :
n =
Dimana: n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = presisi (ditetapkan 10 persen)
Maka jumlah sampel untuk penelitian diperoleh :
n = = = = 75 sampel
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel petani seluruhnya 75
sampel. Kemudian masing-masing sampel diproporsi ke tiap-tiap desa ditentukan
secara proportionate random sampling dengan rumus :
=
Dimana: jumlah sampel
= jumlah populasi
N = jumlah populasi seluruhnya
= jumlah sampel seluruhnya
= 75
= 40 sampel
-
54
= 75
= 35 sampel
Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh jumlah sampel petani dari
dua Desa yaitu di Desa Simpang jumlah sampel petani sebanyak 40 sampel dan
di Desa Rantau Makmur jumlah sampel petani sebanyak 35 sampel, selanjutnya
jumlah petani yang akan dijadikan sebagai responden dari sepuluh kelompok tani
di Desa Simpang dan lima kelompok tani di Desa Rantau Makmur tersebut
diambil melalui rumus metode alokasi sampel proporsional (Nazir, 2011).
Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok
tani didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Alokasi Jumlah Sampel Petani di Kecamatan Berbak Tahun 2016
Desa/Kelurahan Nama Kelompok
Tani
Populasi
(Orang)
Jumlah Sampel
(Orang)
Simpang Sido Makmur
Sido Mukti
Sido Dadi
Bebeko Jaya
Tunas Harapan
Jati Mulyo
Bunga Tanjung
Sri Rahayu
Harapan Maju
Karya Mukti
10
25
25
15
8
25
20
15
10
12
2
6
6
4
2
6
5
4
2
3
165 40
Rantau Makmur Karya Bakti
Manunggal Makmur
Lestari Maju
Sridadi
32
35
30
30
8
9
7
7
-
55
Budi Retno 15 4
142 35
Jumlah 307 75
Sumber : BP3K Kecamatan Berbak Tahun,2016
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan kuantitatif. Untuk tujuan yang pertama analisis yang digunakan
adalah analisis pendapatan usahatani kedelai. Dimana struktur biaya yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengelompokan biaya dalam biaya tetap
dan biaya tidak tetap.
3.4.1 Pendapatan Usahatani
Untuk menghitung pendapatan usahatani kedelai digunakan rumus :
Pd = TR TC
Dimana :
Pd = Pendapatan Usahatani (Rp)
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Pengeluaran (Rp)
Untuk menghitung total penerimaan (TR) usahatani kedelai digunakan
rumus :
TR = Y . Py
Dimana :
Y = Produksi (kg)
Py = Harga yang diterima (Rp/kg)
-
56
Sedangkan untuk menghitung total pengeluaran (TC) usahatani kedelai
digunakan rumus :
TC = FC + VC
Dimana :
FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel
3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kedelai
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
digunakan analisis linier berganda (multiple regresion). Namun dalam hal ini
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani
kedelai digunakan fungsi keuntungan. Menurut Soekartawi (1990) cara ini
mendasarkan pada asumsi bahwa petani atau pengusaha adalah memaksimumkan
keuntungan dari pada memaksimumkan utilitas (kepuasan) usahanya sehingga
dapat menggunakan fungsi keuntungan dalam bentuk Unit Output Price (UOP)
sebagai berikut :
In * = In A + b1InX1* + b2InX2* + b3InX3* + b4InX4 + b5InX5 + u
Dimana :
In * = Rasio Keuntungan usahatani kedelai yang dinormalkan dengan
harga produksi
In A = Intercept
X1* = Rasio Biaya benih yang dinormalkan dengan harga produksi
X2* = Rasio Biaya Pupuk yang dinormalkan dengan harga produksi
X3* = Rasio Biaya Obat-obatan yang dinormalkan dengan harga produksi
X4* = Rasio Biaya Tenaga Kerja yang dinormalkan dengan harga
-
57
produksi
X5* = Rasio Luas lahan (ha) yang dinormalkan dengan harga produksi
u = Kesalahan
b1-b5 = Parameter variabel penduga
Untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan setiap variabel
terhadap variasi apakah pendugaan bidang resmi cukup baik atau tidak, digunakan
ukuran koefisien determinasi (R2) yang dapat diukur dengan rumus berikut :
R2 =
Dimana :
R2 = koefisien determinasi berganda
xi = jumlah variabel deviasi ke i dari nilai rat-rata (xi-x)
yi = jumlah simpangan suatu variabel dari nilai rata-rata (yi-y)
bi = koefisien variabel ke i
yi2 = kuadran simpangan suatu variabel ke-i dari nilai rata-rata (yi-y)
2
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 yaitu 0 R
21. Makin mendekati 1 nilai R
2
berarti semakin kuat hubungan yang terdapat antara variabel terikat dengan
variabel bebas. Untuk melihat apakah masing-masing koefisien signifikan atau
tidak maka dilakukan dengan menggunakan alat hipotesis F statistika dan t
statistika (Gujarati, 2006).
Uji F statistik, uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikan pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependen secara bersama (over all).
Nilai F hitung diperoleh dengan rumus :
F =
-
58
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
k = banyaknya perubahan bebas
n = banyaknya perubahan sampel
Nilai F hitung yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan nilai F tabel
pada derajat bebas (df) tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu dengan
keputusan sebagai berikut :
Fhitung > Ftabel H0 ditolak
Fhitung Ftabel H0 diterima
Hipotesis yang akan diuji :
H0 : tidak ada pengaruh variabel biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-
obatan, biaya tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan usahatani
kedelai.
H1 : ada pengaruh variabel biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-obatan,
biaya tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan usahatani
kedelai.
Uji t statistika dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
tingkat signifikan variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial
atau sendiri-sendiri. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
t =
dimana :
t : t hitung
b : koefisie