ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI …repository.unja.ac.id/878/1/MARIA THRESIA...

of 245 /245
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI MARIA THRESIA W JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

Embed Size (px)

Transcript of ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI …repository.unja.ac.id/878/1/MARIA THRESIA...

  • ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI

    DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN

    TANJUNG JABUNG TIMUR

    SKRIPSI

    MARIA THRESIA W

    JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2017

  • 3

    ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI

    DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN

    TANJUNG JABUNG TIMUR

    MARIA THRESIA W

    D1B012053

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

    Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

    JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2017

  • 4

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kecamatan

    Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur oleh Maria Thresia W

    (D1B012053) telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 02 Mei 2017

    dihadapan tim penguji yang terdiri atas :

    Ketua : Dr. Ir. H. Saad Murdy, M.S

    Sekretaris : Riri Oktari Ulma, S.P, M.Si

    Penguji Utama : Dr. Ir. Saidin Nainggolan, M.Si

    Penguji Anggota : 1. Dr. Ir. H. Edison, M.Sc

    2. Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si

    Menyetujui

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. Ir. H. Edison, M.Sc Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si

    NIP. 19580928 198403 1 001 NIP. 19791009 200604 1 001

    Mengetahui

    Ketua Jurusan / Program Studi Agribisnis

    Fakultas Pertanian Universitas Jambi

    Ir. Emy Kernalis, M.P

    NIP. 19590520 198603 2 002

  • 5

    ABSTRAK

    MARIA THRESIA W, Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di

    Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dibimbing oleh

    Dr.Ir.H. Edison, M.Sc dan Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si

    Usahatani kedelai merupakan suatu usahatani yang tidak terlepas kaitannya

    dengan pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

    usahatani kedelai. Untuk mencapai pendapatan yang maksimal, maka faktor-

    faktor yang digunakan harus dioptimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani kedelai dan untuk

    mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai di

    Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode analisis

    menggunakan metode analisis fungsi keuntungan dengan UOP (Unit Output

    Price). Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni kelurahan/desa Simpang dan

    Rantau Makmur di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan

    dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2016 sampai 22 Januari 2017. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani kedelai sebesar Rp.

    5.739.253/ha/MT dengan penerimaan (TR) sebesar Rp. 12.878.533/ha/MT dan

    biaya (TC) sebesar Rp. 7.139.280 dengan penggunaan faktor yang mempengaruhi

    pendapatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usahatani

    kedelai. Sementara, secara parsial hasil regresi diperoleh bahwa penggunaan

    faktor benih, obat-obatan dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap

    pendapatan kedelai dan faktor pupuk serta tenaga kerja tidak berpengaruh

    terhadap pendapatan usahatani kedelai.

    Kata kunci: Usahatani Kedelai, Pendapatan, Faktor Produksi

  • 6

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Sei Daun, pada tanggal 25

    November 1994 dengan nama Maria Thresia Windi

    Siregar. Penulis merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara

    dari pasangan Bapak Muller Siregar dan Ibu Hotmaida

    Napitupulu (+). Penulis menyelesaikan pendidikan

    Sekolah Dasar di SDS 041 Pembangunan Bagan Batu pada Tahun 2006, dan

    kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

    Pertama di SMPN 1 Bagan Batu pada Tahun 2009 dan pada tahun yang sama

    penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK YAPIM

    Taruna Bagan Batu dan lulus pada Tahun 2012.

    Tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi dan

    diterima di Program Studi Agribisnis Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

    melalui proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN). Semasa

    kuliah penulis bergabung di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

    (MISETA). Penulis melaksanakan Magang pada bulan April sampai dengan Juni

    2016 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jambi. Pada

    tanggal 02 Mei 2017 penulis melaksanakan ujian skripsi yang berjudul Analisis

    Pendapatan Usahatani Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur dan dinyatakan lulus menyandang gelar Sarjana Pertanian (SP).

  • 7

    PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Maria Thresia W

    NIM : D1B012053

    Jurusan / Program Studi : Agribisnis

    Dengan ini menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan

    dimanapun juga atau oleh siapapun juga.

    2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari pihak yang diterima selama

    penelitian dan penyusunan Skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada

    bagian yang relevan dan Skripsi ini bebas dari plagiatrisme.

    3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam

    proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiatrisme di dalam Skripsi ini

    maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g)

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang

    pencegahan dan pengulangan plagiat di perguruan tinggi yakni pembatalan

    ijazah.

    Jambi, Juni 2017

    Yang membuat pernyataan,

    Maria Thresia W

    D1B012053

  • 8

    UCAPAN TERIMA KASIH

    1. Terima Kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugrahkan cinta

    kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

    2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi serta seluruh Staf dan karyawan

    di Fakultas Pertanian yang telah banyak memberikan bantuan dalam

    administrasi.

    3. Ketua Jurusan dan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

    Universitas Jambi.

    4. Ibu Dr. Ir. Hj. Rosyani, M.S selaku Pembimbing Akademik yang telah

    memberikan motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini.

    5. Bapak Dr. Ir. H. Edison, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak

    Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar

    dalam membimbing, memberikan arahan, memberi semangat dan motivasi

    kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi ini dari awal pembuatan

    proposal hingga akhirnya menjadi skripsi.

    6. Bapak Dr. Ir. Saad Murdy, M.S, Bapak Dr. Ir. Saidin Nainggolan, M.Si dan

    Ibu Riri Oktari Ulma, S.P, M.Si, selaku tim penguji skripsi yang telah

    memberikan kritikan dan saran kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi

    ini sehingga menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk peneliti selanjutnya.

    7. Kepada Bapak dan Mamak ku yang selalu memberikan dukungan dan doa

    untuk ku. Persembahan ini belum cukup terbayarkan dengan segala kasih

    sayang dan pengorbanan kalian.

    8. Keluargaku tercinta abang ku Martin Donal Wido S.P, Kakak ku Margarettha

    Tio Lina S.Si, adik-adik ku tersayang sikembar kami Meilina Amd dan

    Bripda Meilani, Florencia Cantika Angel dan Felisa Eunike Lovely yang

    memberikan dukungan baik secara materi maupun moril, memberikan

    semangat, motivasi dan doa yang tiada henti sehingga penulis mampu

    menyelesaikan skripsi ini.

    9. Kepada Bapak Kepala BPS Jambi, Bapak Camat Berbak, Bapak Penyuluh

    Berbak Susanto beserta istri yang banyak membantu dalam penelitian saya,

  • 9

    serta para petani yang dimana telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian di

    lapangan dan memberikan dukungan yang sangat baik bagi penulis.

    10. Tim penelitian ku yang tangguh Ronal N. Girsang, Benny W. Siregar, Riky

    A. Sitompul, Okto Mangungsong yang telah membantu dalam penelitian ku

    selama di lapangan dengan suka duka selama dijalan yang terjal, Gomawo...

    11. Kelompok Kecil COG ku kakak Nova Yanti G. Simamora S.P, Herty S.

    Siregar S.P, Elita A. Manalu S.P, Cicilia Pardede S.P, Ade N. Sinabariba S.E,

    R. Lauren Siregar S.E dan kak Ester PKK baru ku yang selalu memberi

    dukungan dan doanya kepada ku dan adek-adek Kelompok Kecil ku Samanta

    R. Sianipar, Santy Manurung, Bella Siregar Gomawo buat segala yang

    diberikan baik dukungan dan doanya, I Love U all...

    12. Teman-temanku yang terkasih Dewi Sartika Pasaribu S.P, Rumlia

    Situmorang S.P, Florini Tarigan S.P, Burju Silaban S.P, Albina Kalesta

    Tarigan S.P, Dian D. Galingging, S.P, Suntry Mart Silitonga, Novita Sagala,

    Ady Mandala, Fajar Purba, Rian Frendy Sidauruk, Gita R. Manulang, Samuel

    Sitanggang, Pranata Sitepu, Joel Mabes serta abang ku Pagar Pasogit

    Pangaribuan S.Pd, Salomo H. F. S.P, dan Kakak ku Laureni Nainggolan S.Pd,

    Elly Mei Friska S.Pd, Veronica Karo-karo S.Pd terimakasih buat segala

    dukungan, doa serta cinta kasihnya buat ku selama berproses baik di

    perkuliahan maupun lingkungan masyarakat, Love U so much all...

    13. Untuk History Maker Cool (HMC) kak Ester Tabita Siagian S.Pd, Anita

    Sinabariba, Yenma Sinabariba, Veronica Manik, David Siagian, Daniel,

    Yohana, kak Monica Silalahi, Jesica Silalahi, Dinar Marbun, Jeylius

    terimakasih buat dukungan lewat doa dan motivasinya.

    14. Buat rekan-rekan yang pernah berproses di dalamnya P3KM dan UKM KK,

    terimakasih menjadi bagian dari saya yang dimana berproses untuk

    berpelayanan dalam wadah ini.

    15. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah

    membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang

    pengetahuan dan kepandaian.

    (Amsal 2:6)

  • 10

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    berkat kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kecamatan Berbak

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.

    Ir. H. Edison, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ardhiyan Saputra, S.P,

    M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan,

    perhatian, motivasi dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

    Tentunya juga kepada orang tua yang tiada berhenti memberikan doa dan kasih

    sayangnya serta seluruh keluarga dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa

    menjadi inspirasi dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

    diharapkan untuk perbaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    kepada kita semua dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada masa yang

    akan datang. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih.

    Jambi, Juni 2017

    Penulis

  • 11

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR .................................................................................. i

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vii

    I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 7

    1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................... 10

    1.3.1 Tujuan Penelitian...................................................................... 10

    1.3.2 Kegunaan Penelitian................................................................. 10

    II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 11

    2.1 Konsep Usahatani............................................................................. 11

    2.2 Usahatani Kedelai............................................................................. 12

    2.3 Teori Pendapatan.............................................................................. 17

    2.4 Konsep Biaya.................................................................................... 19

    2.5 Konsep Penerimaan........................................................................... 20

    2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kedelai. 21

    2.6.1 Luas Lahan............................................................................... 24

    2.6.2 Biaya Benih.............................................................................. 24

    2.6.3 Biaya Pupuk............................................................................. 24

    2.6.4 Biaya Obat-obatan.................................................................... 25

    2.6.5 Biaya Tenaga Kerja.................................................................. 25

    2.7 Hasil Penelitian Terdahulu............................................................... 26

    2.8 Kerangka Pemikiran......................................................................... 28

    2.9 Hipotesis............................................................................................ 32

    III. METODE PENELITIAN................................................................... 33

    3.1 Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 33

  • 12

    3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data.......................................... 33

    3.3 Metode Penarikan Sampel................................................................ 34

    3.4 Metode Analisis Data ........................................................................ 37

    3.4.1 Pendapatan Usahatani............................................................. 37

    3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani

    Kedelai....................................................................................

    38

    3.5 Konsepsi dan Pengukuran................................................................. 41

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 43

    4.1 Gambaran Umum di Daerah Penelitian........................................... 43

    4.1.1 Keadaan Geografis Daerah Penelitian.................................... 43

    4.1.2 Penggunaan Lahan.................................................................. 44

    4.1.3 Jumlah Penduduk.................................................................... 45

    4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian..................................................... 46

    4.1.5 Sarana dan Prasarana.............................................................. 47

    4.2 Identitas Petani Sampel.................................................................... 49

    4.2.1 Umur Petani............................................................................ 49

    4.2.2 Jumlah Anggota Keluarga....................................................... 50

    4.2.3 Tingkat Pendidikan Petani...................................................... 51

    4.2.4 Pengalaman Usahatani............................................................ 52

    4.3 Faktor Produksi Usahatani Kedelai.................................................. 55

    4.3.1 Penggunaan Benih................................................................... 56

    4.3.2 Penggunaan Pupuk.................................................................. 57

    4.3.3 Penggunaan Obat-obatan........................................................ 58

    4.3.4 Penggunaan Tenaga Kerja....................................................... 59

    4.3.5 Penggunaan Luas Lahan......................................................... 60

    4.4 Biaya Usahatani Kedelai.................................................................. 64

    4.4.1 Biaya Tetap............................................................................. 64

    4.4.2 Biaya Variabel......................................................................... 65

    4.4.3 Total Biaya Usahatani Kedelai................................................ 66

    4.5 Penerimaan Usahatani Kedelai........................................................ 67

    4.6 Pendapatan Usahatani Kedelai......................................................... 68

  • 13

    4.7 Keuntungan Usahatani Kedelai........................................................ 69

    4.8 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani

    Kedelai.............................................................................................

    70

    4.8.1 Faktor Penggunaan Benih (X1)............................................... 71

    4.8.2 Faktor Penggunaan Pupuk (X2).............................................. 72

    4.8.3 Faktor Penggunaan Obat-obatan (X3).................................... 73

    4.8.4 Faktor Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (X4).......... 73

    4.8.5 Faktor Penggunaan Luas Lahan (X5)..................................... 74

    4.9 Implikasi Hasil Penelitian................................................................ 76

    V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 79

    5.1 Kesimpulan............................................................................................. 79

    5.2 Saran........................................................................................................ 79

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81

    LAMPIRAN .................................................................................................. 83

  • 14

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Perkembangan dan Distribusi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Wilayah Tahun 2013-2015..........................................

    2

    2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Provinsi Jambi Tahun 2011-2015................................................................................................

    3

    3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Kabupaten/Kota Tahun 2015..............................................................................................

    4

    4. Alokasi Jumlah Sampel Petani di Kecamatan Berbak Tahun 2016.........................................................................................................

    36

    5. Penggunaan Lahan di Desa/Kelurahan Simpang dan Rantau Makmur Kecamatan Berbak Tahun 2015...............................................................

    45

    6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Daerah Penelitian Tahun 2010..............................................................................................

    46

    7. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa/Kelurahan Simpang dan Rantau Makmur Tahun 2016.............................................

    46

    8. Jumlah Sarana dan Prasarana pada Daerah Penelitian Tahun 2015.........................................................................................................

    48

    9. Distribusi Responden (Petani) Kedelai berdasarkan Umur di Kecamatan Berbak Tahun 2016...............................................................

    50

    10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Petani di Kecamatan Berbak Tahun 2016................

    51

    11. Distribusi Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Berbak Tahun 2016..................................................................................

    52

    12. Distribusi Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Kecamatan Berbak Tahun 2016..................................................................................

    53

    13. Rata-Rata Karakteristik Petani pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................

    54

    14. Rata-rata Penggunaan Benih pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................

    56

    15. Rata-rata Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................

  • 15

    58

    16. Rata-rata Penggunaan Obat-obatan pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................

    59

    17. Distribusi Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja (HOK) pada Usahatani Kedelai Per Uraian Kegiatan di Daerah Penelitian Tahun 2016.............

    60

    18. Rata-rata Penggunaan Luas Lahan Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................

    61

    19. Rata-Rata Faktor Penggunaan Produksi Petani pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................

    62

    20. Rata-rata Biaya Tetap pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    65

    21. Rata-rata Biaya Variabel pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    66

    22. Rata-rata Total Biaya (TC) pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.............................................................................

    67

    23. Rata-rata Pendapatan pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    68

    24. Rata-rata Keuntungan pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    69

    25. Hasil Estimasi Faktor Pendapatan Cobb-Douglas pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016...............................................

    70

    26. Hasil Estimasi Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas dengan Metode White pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016...........

    75

  • 16

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1. Skema Kerangka Pemikiran..................................................................... 31

  • 17

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010-2015..............................................................

    83

    2. Luas Tanaman, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2011.................................................

    84

    3. Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen Kedelai di Kecamatan Berbak Pada Tahun 2009-2014................................................................

    85

    4. Luas Tanaman, Luas Panen dan Produksi Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013..........................

    86

    5. Perkembangan Harga Kedelai di Desa Simpang Kecamatan Berbak Tahun 2014-2016.....................................................................................

    87

    6. Perkembangan Harga Kedelai Provinsi Jambi Tahun 2015.................... 88

    7. Nama-nama Kelompok Tani, Jumlah Anggota Usahatani Kedelai di Desa Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Tahun 2016..............................................................................................

    89

    8. Nama-nama Kelompok Tani, Jumlah Anggota Usahatani Kedelai di Desa Rantau Makmur Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung

    Timur Tahun 2016...................................................................................

    90

    9. Data Identitas Petani Sampel di Daerah Penelitian Tahun 2016............. 91

    10. Penggunaan Benih Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.........................................................................................................

    94

    11. Penggunaan Pupuk Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.........................................................................................................

    96

    12. Penggunaan Obat-obatan Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    99

    13. Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (LK) di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    102

    14. Rincian Biaya Penyusutan Alat Petani Sampel Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.................................................................

    150

    15. Rincian Biaya Lain-lain Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

  • 18

    171

    16. Rincian Biaya Tetap Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    173

    17. Rincian Biaya Variabel Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    175

    18. Rincian Pengeluaran Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    178

    19. Rincian Penerimaan Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016..............................................................................................

    180

    20. Pendapatan Pada Usahatani Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.. 182

    21. Hasil Dinormalitas dengan Harga Jumlah Produksi dan Faktor Produksi...................................................................................................

    184

    22. Hasil Logaritma Natural (LN) Jumlah Produksi Dan Faktor Produksi............. 186

    23. Hasil Analisis E-views............................................................................. 188

  • 19

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan

    berkelanjutan dengan tujuan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal

    mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai

    kesejahteraan, peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan

    kesejahteraan petani. Untuk itu, pemerintah bersama masyarakat harus berperan

    aktif dalam memajukan usahatani dalam rangka peningkatan taraf hidup dan

    kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia (Gaja, 2016).

    Indonesia merupakan salah satu negara yang sampai sekarang masih banyak

    menyandarkan perekonomiannya pada sektor pertanian, karena itu pembangunan

    pertanian selalu merupakan perioritas utama sejak Pelita I sampai sekarang

    dengan berbagai paket program seperti ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi,

    peremajaan guna meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan petani dan

    pendapatan nasional (Tuwo, 2011)

    Kedelai merupakan salah satu komoditas perioritas dalam program

    revitalisasi pertanian yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2005.

    Sampai saat ini, kedelai bisa dikatakan masih menjadi salah satu komoditas

    pangan yang sangat penting di Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli

    dataran China dan mulai dibudidayakan di Indonesia sejak abad ke-16 hingga saat

    ini kedelai menjadi bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat

    Indonesia (Adisarwanto, 2008). Kedelai digunakan sebagai bahan baku untuk

    pembuatan makanan seperti tempe, tahu, kecap dan makanan lainnya. Kedelai

  • 20

    juga memiliki peranan penting dalam peningkatan pendapatan, karena memiliki

    nilai ekonomi tinggi, dengan demikian pemerintah mengarahkan pengelolaan

    tetapi juga mengorientasikan pendapatan dan pengembangan kedelai yang

    berkomperehensip.

    Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi kedelai melalui beberapa

    program yaitu pengapuran (1984), opsus kedelai (1990), dan gema palagung

    (2000). Namun program-program tersebut tidak didukung sistem perencanaan

    yang baik dan tidak dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga belum dapat

    mencapai sasaran produksi yang ditentukan (Yulianti, 2016). Adisarwanto (2008)

    menyatakan upaya peningkatan produksi kedelai, yaitu: (1) Adopsi teknologi

    produksi; (2) Permasalahan produksi; (3) Strategi meningkatkan produksi; (4)

    Dukungan faktor eksternal. Perkembangan kedelai di Indonesia selama tiga tahun

    terakhir mengalami peningkatan yang cukup baik, adapun perkembangannya

    dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

    Tabel 1. Perkembangan dan Distribusi Luas Panen, Produktivitas dan

    Produksi Kedelai Menurut Wilayah Tahun 2013-2015

    2013

    (ATAP)

    2014

    (ATAP)

    2015

    (ATAP)

    Perkembangan Distribusi (%)

    2013-2014 2014-2015 2013

    (ATAP)

    2014

    (ATAP)

    2015

    (ATAP)

    Absolut (%) Absolut (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    1. Luas Panen (ha)

    - Jambi - Sumatra - Indonesia

    1.877

    50.808

    550.793

    5.288

    79.905

    615.685

    4.906

    68.618

    613.885

    3.411

    29.397

    64.892

    181,73

    58,20

    11,78

    -382

    -11,287

    -1.800

    -7,22

    -

    14,13

    0,29

    0,34

    9,17

    100,00

    0,86

    12,98

    100,00

    0,80

    11,18

    100,00

    2. Produktivitas (ton/ha)

    - Jambi - Sumatra - Indonesia

    1,26

    1,36

    1,41

    1,28

    1,39

    1,51

    1,37

    1,39

    1,56

    0,22

    0,28

    1,35

    1,75

    2,02

    9,53

    0,86

    0,04

    0,18

    6,71

    0,28

    1,14

    3. Produksi (ton)

    - Jambi - Sumatra

    2.372

    68.872

    6.800

    111.163

    6.732

    95.726

    4,428

    42.291

    186,65

    61,41

    -68

    -15,437

    -0,99

    -

    0,30 0,71 0,70

  • 21

    - Indonesia 779.992 954.997 963.099 175.005 22,44 8,102 13,89

    -0,85

    8,83

    100,00

    11,64

    100,00

    9,94

    100,00

    Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016

    Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil kedelai di Indonesia

    meskipun belum begitu berkembang dibanding dengan daerah-daerah penghasil

    kedelai yang ada di Indonesia. Adapun luas panen kedelai di Provinsi Jambi dapat

    dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

    Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Provinsi Jambi

    Tahun 2011-2015

    Tahun Luas Panen

    (ha)

    Produksi

    (ton)

    Produktivitas

    (ton/ha)

    2011 4.563 5.668 1,242

    2012 2.809 3.516 1,252

    2013 1.887 2.372 1,264

    2014 5.288 6.800 1,286

    2015 4.906 6.732 1,372

    Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016

    Dari Tabel 2 dapat dilihat pada tahun 2011 luas panen 4.563 ha, namun pada

    tahun 2013 mengalami penurunan luas panen 1.887. Pada tahun berikutnya

    mengalami peningkatan kembali hingga tahun 2015 luas panen mencapai 4.906

    ha. Pada produksi kedelai tahun 2011 produksi mencapai 5.668 ton, mengalami

    penurunan pada tahun 2013 dan tahun berikutnya mengalami peningkatan hingga

    6.732 ton, tetapi pada produktivitas kedelai selalu meningkat setiap tahunnya

    hingga tahun 2015 produktivitas kedelai mencapai 1,372 ton/ha.

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu Kabupaten di

    Provinsi Jambi yang mengusahakan kedelai cukup besar. Adapun luas panen

    kedelai dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

  • 22

    Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai Kabupaten/Kota

    Tahun 2015

    Kabupaten/ Kota Luas Panen

    (ha)

    Produksi Kedelai

    (ton)

    Produktivitas

    (ton/ha)

    1. Kerinci 432 498 1,153

    2. Merangin 784 1.012 1,290

    3. Sarolangun 220 279 1,267

    4. Batang Hari 231 321 1,389

    5. Muaro Jambi 110 239 1,262

    6. Tanjab Timur 682 1.028 1,508

    7. Tanjab Barat - - -

    8. Tebo 1.729 2.310 1,336

    9. Bungo 718 1.147 1,597

    10. Kota Jambi - - -

    11. Sungai Penuh - - -

    Jumlah/Total 4.906 6.732 1,372

    Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016

    Dari Tabel 3, bahwa hal ini merupakan tantangan besar guna

    meningkatkan dan mengembangkan produksi kedelai di Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur agar masyarakat tidak menunggu datangnya kedelai dari daerah

    lainnya. Selain itu dapat memenuhi kebutuhan dalam daerah, serta perlunya

    pengelolaan kedelai yang baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan para

    petani kedelai.

    Selama kurun waktu lima tahun yaitu tahun 2010 sampai 2014 luas

    tanaman dan produksi kedelai berfluktuasi. Produksi kedelai di Kabupaten

  • 23

    Tanjung Jabung Timur dengan luas panen dan produksi tertinggi adalah di tahun

    2010 sebesar 1.488 ha dan 2.009 ton. Ditahun berikutnya yaitu tahun 2011 hingga

    tahun 2013 luas panen dan produksi kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    terus mengalami penurunan hingga luas panen tersisa 317 ha dan produksi sebesar

    408 ton. Namun, di tahun 2014 luas panen mengalami peningkatan menjadi 979

    ha dengan produksi sebesar 1.264 ton. Meskipun demikian, masih diperlukan

    upaya peningkatan dan usaha untuk lebih meningkatkan luas panen serta produksi

    kedelai guna memenuhi kebutuhan akan kedelai (Lampiran 1).

    Kecamatan Berbak merupakan salah satu kecamatan penghasil kedelai

    terbesar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dimana luas panen 657 ha, luas

    tanam 724 ha, produksi 917 ton dan produktivitas 13,96 kw/ha (Lampiran 2).

    Perkembangan luas tanam dan luas panen kedelai di Kecamatan Berbak

    mengalami peningkatan dalam enam tahun dari tahun 2009 sampai 2014 luas

    tanam dan luas panen berfluktuasi (Lampiran 3). Pada tahun 2009 luas tanam

    kedelai mencapai 1527 ha dan luas panen 1437 ha. Di tahun berikutnya yaitu

    tahun 2010 hingga tahun 2013 luas panen dan luas tanam kedelai di Kecamatan

    Berbak terus mengalami penurunan hingga luas panen tersisa 178 ha dan luas

    tanam 182 ha. Namun pada tahun 2014 luas panen mengalami peningkatan

    menjadi 420 ha dan luas tanam 444 ha. Desa/Kelurahan yang memproduksi

    kedelai tertinggi di Kecamatan Berbak adalah Desa Simpang. Dimana luas tanam

    kedalai mencapai 300 ha, luas panen 200 ha dan produksi 450 ton (Lampiran 4).

    Menurut Puslitbangtan dalam Adisarwanto (2008), usaha untuk

    meningkatkan produksi kedelai dapat didekati dengan lima sumber pertumbuhan,

    yaitu pertambahan luas panen, peningkatan produktivitas, menekan senjang hasil,

  • 24

    meningkatkan stabilitas, dan mengurangi kehilangan hasil. Kelima faktor tersebut

    harus selalu sinergis satu dengan yang lainnya sehingga dapat menjadi satu

    kesatuan. Oleh karena itu, diharapkan pencapaian produktivitasnya dapat terarah

    dan terealisasi sesuai dengan sasaran produksi.

    Hasil data BP3K di Kecamatan Berbak bahwa perkembangan harga

    kedelai tiga tahun terakhir yaitu tahun 2014 Rp.7.000/kg, pada tahun 2015

    Rp.5.500/kg dan tahun 2016 ini mencapai Rp. 5.800,-/kg (Lampiran 5).

    Penurunan harga kedelai ini terjadi karena mengalami krisis ekonomi, sehingga

    karena penurunan harga maka berdampak pada pendapatan usahatani kedelai.

    Namun berdasarkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi

    Perkembangan harga mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai tahun 2012

    hingga mencapai Rp. 8.437/kg, kemudian pada tahun 2013 mengalami penurunan

    hingga Rp. 7.713/kg. Pada tahun selanjutnya tahun 2014 sampai 2015 mengalami

    peningkatan yang drastis hingga mencapai Rp. 8.794/kg (Lampiran 6).

    Dalam penggunaan benih, masyarakat Desa Simpang menggunakan

    berbagai varietas yaitu anjasmoro, baluran, wilis, dan grobokan. Namun di Desa

    ini lebih banyak menggunakan varietas anjasmoro hingga sampai 80%, sedangkan

    dengan varietas baluran 10 persen, wilis 5 persen, dan grobokan 5 persen. Usaha

    untuk meningkatkan produksi pertanian dapat dilakukan dengan meningkatkan

    luas panen, penggunaan varietas unggul, cara tanam, serta pemupukan.

    Penggunaan sistem budidaya usahatani yang tepat dan efisien juga dapat

    meningkatkan produksi maupun pendapatan usahatani (Arnhiko dalam Yulianti,

    2016).

  • 25

    Pendapatan yang dihitung adalah pendapatan usahatani kedelai.

    Pendapatan usahatani dihitung sebagai selisih dari total penerimaan dengan total

    biaya produksi, dimana pendapatan usahatani ini digunakan untuk mengukur

    penerimaan dan biaya yang dikeluarkan atas imbalan yang diperoleh dari

    penggunaan faktor produksi. Keberhasilan suatu usahatani antara lain dapat

    diukur dari tingkat pendapatan yang diperoleh. Bila penerimaan yang diterima

    lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi,

    maka diperoleh pendapatan lebih besar pula sehingga usahatani kedelai dapat

    menjadi sumber pendapatan bagi petani yang dapat meningkatkan pendapatan

    usahatani kedelai.

    Petani sebagai pelaksana mengharapkan produksi yang lebih besar lagi

    agar memperoleh pendapatan yang besar pula. Petani menggunakan tenaga, modal

    dan sarana produksinya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang

    diharapkan. Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat

    memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat yang digunakan, upah tenaga

    luar serta sarana produksi lainnya (Suratiyah, 2015). Seperti diketahui bahwa

    penerimaan mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksi usahatani,

    sedangkan produksi yang dihasilkan ditentukan oleh keahlian seseorang dalam

    mengolah penggunaan faktor produksi yang mendukung usahatani seperti tanah,

    tenaga kerja, modal (biaya benih, biaya pupuk dan obat-obatan) dan manejemen.

    Pendapatan yang tinggi selalu diharapkan petani dalam menghasilkan

    produksi pertaniannya. Untuk mendapatkan pendapatan maksimum petani harus

    dapat meningkatkan produksi dan dapat menekan biaya produksi. Oleh karena itu

    petani harus mampu menyediakan input usahatani secara efisien. Berdasarkan

  • 26

    uraian latar belakang yang telah diajukan, maka penulis mencoba untuk

    melakukan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di

    Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    1.2 Rumusan Masalah

    Pada hakekatnya tujuan petani dalam berusahatani adalah untuk

    memperoleh pendapatan yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang

    ada. Oleh karena itu, petani akan bersikap rasional untuk memanfaatkan segala

    potensi sumber daya manusia, sumber daya alam maupun modal yang mereka

    miliki untuk menghasilkan pendapatan yang besar.

    Pendapatan atau keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan

    usahatani dengan biaya yang dikeluarkan. Penggunaan input yang tepat akan

    memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani, sebaliknya penggunaan input

    yang tidak tepat akan mengakibatkan pemborosan penggunaan faktor-faktor

    produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan petani. Dengan meningkatnya

    pendapatan petani usahatani kedelai sehingga mereka dapat menggunakan

    sebagian pendapatannya dipakai untuk konsumsi dan sebagian lagi dipakai untuk

    membeli sarana produksi.

    Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai prospek

    pasar baik didalam dan diluar negeri. Pengembangan usaha komoditi pangan

    diharapkan mampu meningkatkan produksi kedelai sehingga meningkatkan

    pendapatan petani. Sejalan dengan peningkatan tersebut, usahatani merupakan

    produksi dimana berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja dan

    manajemen.

  • 27

    Pengelolaan usahatani bertujuan untuk meningkatkan produksi dan

    pendapatan petani, kedua tujuan tersebut merupakan faktor penentu untuk

    mengambil keputusan usahatani. Peningkatan produksi oleh petani akan dilakukan

    apabila tambahan korbanan yang diberikan dapat memberikan hasil tambahan.

    Peningkatan pendapatan akan diperoleh apabila korbanan menguntungkan,

    sehingga keputusan yang diambil oleh petani adalah memberikan jenis dan jumlah

    korbanan yang tepat. Tanpa keuntungan yang layak petani akan menentukan

    pilihan lain, bahkan kemungkinan petani akan beralih kejenis tanaman lain yang

    dapat memberikan keuntungan taraf hidup yang lebih tinggi.

    Analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik

    faktor produksi. Analisis pendapatan diperlukan untuk menggambarkan keadaan

    sekarang suatu kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang

    dari perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan memberikan bantuan untuk

    mengukur keberhasilan dari usaha yang dilakukan. Sehingga diharapkan pula

    mendapatkan keuntungan dari usahatani yang diusahakan. Penelitian ini

    diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usahatani kedelai melalui

    pengetahuan tentang faktor-fator yang mempengaruhi pendapatan usahatani

    kedelai.

    Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Berapakah besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani

    kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

    2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai di

    Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

  • 28

    1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani kedelai

    di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai

    di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

    1.3.2 Kegunaan Penelitian

    1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar

    sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

    2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

    dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai pendapatan usahatani

    kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

  • 29

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Usahatani

    Menurut Hernanto (1991), mendefinisikan usahatani sebagai organisasi

    dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.

    Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh

    seorang atau sekumpulan orang, sebagai pengelolanya. Pengertian organisasi

    usahatani adalah usahatani sebagai organisasi harus memiliki pemimpin serta ada

    yang dipimpin. Yang mengorganisir adalah petani dibantu oleh keluarganya yang

    diorganisir adalah faktor-faktor produksi yang dikuasai atau dapat dikuasai.

    Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani

    menentukan, mengusahakan dan menkoordinasikan penggunaan faktor-faktor

    produksi secara produktif, efektif dan efisien dapat berupa lahan dan alam

    sekitarnya sebagai modal, agar memberikan manfaat yang sebaik-baiknya

    sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin

    (Suratiyah, 2015).

    Menurut Adiwilaga dalam Tuwo (2011), ilmu usahatani adalah ilmu

    yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia

    dalam melakukan pertanian diatas tanahnya, sedangkan menurut Vink dalam

    Suratiyah (2015), ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma

    yang digunakan untuk mengatur usahatani agar memperoleh pendapatan yang

    setinggi-tingginya.

    Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

    bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

  • 30

    efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

    Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya

    yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

    pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi

    masukan (input) (Soekartawi, 2002).

    Hernanto (1991) menyatakan bahwa keberhasilan usahatani dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, yaitu faktor-faktor pada usahatani itu sendiri (internal) dan

    faktor-faktor diluar usahatani (eksternal). Adapun faktor internal antara lain

    petani-petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja, modal, jumlah keluarga,

    dan kemampuan petani dalam mengaplikasikan penerimaan keluarga. Sementara

    itu faktor eksternal terdiri dari tersedianya sarana transportasi dan komunikasi,

    aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan usahatani (harga hasil,

    harga saprodi, dan lain-lain), fasilitas kredit, dan sarana penyuluh bagi petani.

    2.2 Usahatani Kedelai

    Kedelai (Glycine maxi L.) merupakan tanaman pangan berupa semak yang

    tumbuh tegak. Kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara) dan telah

    dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin

    berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19,

    menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan

    perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia dan

    Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-17. Awal mula

    penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian

  • 31

    berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya (Purwono dan

    Heni, 2009).

    Tanaman kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat

    dibutuhkan oleh penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan

    sumber protein, nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah

    tumbuh diberbagai wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis

    tanaman palawija yang cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai

    bahan makanan kedelai mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein

    (40 persen), lemak (20 persen), karbohidrat (35 persen) dan air (8 persen)

    (Suprapto dalam Yulianti, 2016). Di Indonesia, kedelai banyak diolah menjadi

    berbagai jenis makanan, seperti: susu kedelai, tahu, tempe, kecap, kembang tahu,

    tauge, tepung kedelai, tauco dan minyak makan. Selain itu, juga banyak

    dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

    Menurut Adisarwanto (2008), kedelai dapat dibudidayakan pada berbagai

    jenis lahan, antara lain lahan sawah berrigasi teknis, lahan tadah hujan, lahan

    kering tegalan maupun pada lahan pasang surut. Pada saat ini sudah tersedia

    berbagai macam varietas kedelai unggul yang sesuai dengan karakteristik lahan di

    atas, bahkan pada saat ini sudah tersedia benih kedelai yang berumur genjah dan

    super genjah dengan produktivitas yang tinggi. Kualitasnyapun tidak kalah

    dengan kedelai impor.

    Lahan pasang surut banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan maupun

    Papua. Lahan pasang surut yang direkomendasikan dan potensial dipergunakan

    untuk lahan menanam kedelai adalah lahan pasang surut dengan tipologi lahan C

    dan D. Pada lahan pasang surut kedelai biasanya ditanam setelah tanam padi.

  • 32

    Benih

    Benih kedelai yang bisa ditanam dan adaptif pada lahan pasang surut

    antara lain varetas Tanggamus, Anjasmoro, Wilis, Slamet maupun Varietas

    Baluran. Kebutuhan benih berkisar antara 50 75 kg per hektar. Penggunaan

    varietas unggulan yang adaptif merupakan penunjang pokok dalam usahatani

    kedelai sehingga bisa diperoleh biji kedelai berkualitas tinggi.

    Pengolahan Lahan

    Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak lahan 2 kali kemudian baru

    digaru, lahan dibuat bedengan dengan ketinggian 20-25 cm atau menyesuaikan

    dengan kondisi tata air, sehingga lahan tidak tergenag yang dapat menghambat

    pertumbhan kedelai. Lebar bedengan antara 1,5 2 m, Bersamaan dengan

    pengolahan lahan dilakukan pengapuran untuk memperbaiki kemasaman lahan.

    Kapur yang diberikan berkisar antara 2 3 ton per hektar atau sesuaikan dengan

    rekomendasi setempat.

    Penanaman

    Sebelum ditanam benih diberi perlakuakn dengan Rhizobium terutama

    pada lahan-lahan yang belum pernah ditanami kedelai. Untuk daerah endemik

    serangan lalat kacang sebaiknya benih diberi perlakuan dengan insektisida

    berbahan aktif fipronil (misal Reagent ) untuk mencegah serangan lalat kacang

    sedangkan untuk endemik lalat bibit dengan insektisida berbahan aktif

    karbosulfan seperti Marshall 5-10 gram/1 kg benih untuk antisipasi serangan lalat

    bibit. Benih kedelai ditanam dengan cara ditugal dengan jarak tanam 40 cm x 15

    cm sebanyak 2 -3 biji/lubang. benih ditutup dengan tanah atau campuran pupuk

    kandang matang dengan kapur secara tipis-tipis.

  • 33

    Penyulaman

    Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh,

    penyulaman dilakukan pada 5 6 hari setelah tanamn (HST) dengan benih dari

    varietas yang sama.

    Penyiangan

    Penyiangan pertama di lakukan pada saat tanaman berumur 2 -3 minggu

    setelah tanam. Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu

    setelah tanam pada saat tanaman selesai berbunga. Penyiangan ke-2 ini dilakukan

    bersamaan dengan pemupukan lanjutan. Penyiangan dapat juga dilakukan dengan

    herbisida terutama herbisida berdaun sempit.

    Pemupukan.

    Dosis pupuk 150 kg/ha Phonska + 50 kg SP36/ha atau 5075 kg Urea +

    100 kg SP36 50100 kg KCl/ha. Pupuk-pupuk tersebut dicampur rata dan

    diaplikasikan saat tanaman berumur 15 hari dengan cara dilarik/disebar di

    samping barisan tanaman dengan jarak 57 cm dari tanaman. Setelah dipupuk ,

    pupuk dapat ditutup dengan tanah.

    Pengendalian OPT

    Lalat bibit dapat diantisipasi dengan aplikasi insektisida marshall 200 EC

    pada benih sebelum tanam. Pada umur di atas 20 HST dilakukan aplikasi dengan

    insektisida untuk mengendalikan wereng kedelai atau kumbang daun. Aplikasi

    dapat dilakukan dengan insektisida Surreicide 25 EC, matador, Decis atau

    insektisida lainya sesuai rekomendasi setempat.

    Pada saat tanaman berumur lebih dari 20 HST waspadai juga serangan ulat

    grayak, pengendailian dengan Matador atau Decis ataupun insektisida lainya

  • 34

    sesuai rekomendasi setempat. penyemprotan dilakukan pada sore hari sampai

    malam hari kkarena ulat ini aktif pada malam hari.

    Pada saat tanaman berumur lebih dari 50 HST, lakukan penyemprotan

    dengan insektisida 1- 2 minggu sekali untuk mengendalikan hama kepik coklat.

    Insektisida yang bisa diaplikasikan antara lain Dursban 20 EC atau insektisda

    alainya sesuai rekomendasi setempat. Pada saat pembentukan polong dilakukan

    penyemprotan insektisida untuk mengendalikan ulat penggerek polong dengan

    insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC artau insektisda lainya sesuai

    rekomendasi setempat.

    Pengairan

    Pengairan perlu diperhatikan dengan baik. Kedelai memerlukan kondisi

    yang lembab namun tidak tergenang dengan air, maupun kondisi kering.

    Sehingga kedelai perlu dilakukan pengairan untik menjaga kondisi air di dalam

    tanah mulai saat tanam sampai dengan pengisian polong. Paling tidak seminggu

    sekali dilakukan pengairan dengan penggenangan. Pada saat menjelang panen

    lahan harus dikeringkan.

    Panen dan Pasca Panen

    Panen dilakukan jika sebagian besar daun sudah mulai menguning, buah

    mulai berubah warna menjadi kuning kecoklatan serta batangnya berwrna kuning

    kecoklatan dan gundul. Panen biasanya pada saat tanaman kedelai berumur antara

    75 100 hari bagi kedelai berumur non genjah, jika kedelai genjah tentu umur

    panenya kurang dari umur di atas.

    Panen dilakukan dengan cara dipitong menggunakan sabit, kemudian

    brangkasan kedelai dijemur selama 2 -3 hari tergantung kondisi cuaca. setelah

  • 35

    kering baru dilakukan perontokan dan dibersihkan dari sisa tanaman ataupun

    kotoran lain. biji kedelai kembali dijemur sampai kadar air kurang lebih 9 11

    persen. kemudian kedelai baru disimpan.

    Kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja

    max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat

    diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurut

    Adisarwanto (2008) berdasarkan taksonominya, tanaman kedelai dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

    Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

    Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

    Subdivisi : Angiospermae

    Klas : Dicotyledoneae

    Subklas : Archihlamydae

    Ordo : Rosales

    Subordo : Leguminosinae

    Famili : Leguminosae

    Subfamili : Papiolionaceae, Fabaceae

    Genus : Glycine

    Spesies : Glycine max (L) Merrill

    2.3 Teori Pendapatan

    Pendapatan usahatani adalah semua benda milik yang mempunyai nilai

    uang yang dimiliki secara sah oleh petani biasanya disebut assets atau resources.

    Untuk keperluan analisa pendapatan petani diperlukan empat unsur, yaitu rata-rata

    inventaris, penerimaan usahatani, pengeluaran usahatani, penerimaan dari

    berbagai sumber. Keadaan rata-rata inventaris adalah jumlah nilai inventaris awal

    ditambah nilai inventaris akhir dibagi dua (Hernanto, 1991).

    Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usahatani adalah selisih antara

    penerimaan dan semua biaya produksi selama melakukan produksi, sedangkan

  • 36

    penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh

    dengan harga jual, dan biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang

    dipergunakan dalam suatu usahatani.

    Secara umum pendapatan usahatani terdiri dari dua hal pokok yaitu

    penerimaan dan pengeluaran (biaya) selama jangka waktu tertentu. Pendapatan

    usahatani merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang

    dikeluarkan selama berusahatani (Dalas, 2004). Dari segi ekonomi, keberhasilan

    usahatani akhirnya dinilai dari pendapatan yang diperoleh dari usahatani tersebut.

    Petani yang rasional selalu berusaha mendapatkan pendapatan yang lebih besar

    dari setiap usahanya.

    Menurut Tuwo (2011), suatu usahatani dikatakan sukses, kalau situasi

    pendapatan yang memenuhi syarat-syarat, yaitu usahatani harus dapat

    menghasilkan cukup pendapatan untuk membayar semua pembelian sarana

    produksi, cukup untuk membayar bunga modal yang ditanam, cukup untuk

    membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya, ada

    tabungan untuk investasi pengembangan usahatani, serta ada dana yang cukup

    untuk membayar pendidikan keluarga dan melaksanakan ibadah serta pajak

    pembangunan.

    Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur

    permintaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil

    perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran

    atau biaya sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang

    dikeluarkan pada proses produksi tersebut. Produksi berkaitan dengan penerimaan

    dan biaya produksi, penerimaan tersebut diterima petani karena masih harus

  • 37

    dikurangi dengan biaya produksi yaitu keseluruhan biaya yang dipakai dalam

    proses produksi tersebut (Suratiyah, 2015).

    Pendapatan bersih petani diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

    Pendapatan = TR TC

    TR = Py . Y

    TC = VC + FC

    Keterangan :

    TR = Total Penerimaan (Rp)

    TC = Total Biaya (Rp)

    Py = Harga per satuan hasil produksi (Rp)

    Y = Jumlah Produksi (Rp)

    VC = Biaya variabel (Rp)

    FC = Biaya tetap (Rp)

    2.4 Konsep Biaya

    Menurut Hernanto (1991), biaya merupakan korbanan yang dicurahkan di

    dalam proses produksi, yang semula fisik kemudian diberikan nilai rupiah. Biaya

    ini tidak lain adalah korbanan. Biaya merupakan pengorbanan yang dapat diduga

    sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat

    dihindarkan dan berhubungan dengan suatu proses produksi tertentu. Apabila hal

    ini tidak dapat sebelumnya maka disebut kerugian.

    Menurut Soekartawi (2002), biaya usahatani adalah semua pengeluaran

    yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi

    dua, yaitu:

  • 38

    a) Biaya Tetap

    Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus

    dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya

    biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh.

    Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan dan sebaliknya jika

    volume kegiatan semakin rendah maka biaya satuan semakin tinggi. Contoh biaya

    tetap antara lain : sewa tanah, pajak, alat pertanian dan iuran irigasi.

    b) Biaya Tidak Tetap (Variabel)

    Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar-kecilnya

    dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Semakin besar volume kegiatan, maka

    semakin tinggi jumlah total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume

    kegiatan, maka semakin rendah jumlah total biaya variabel. Biaya satuan pada

    biaya variabel bersifat konstan karena tidak dipengaruhi oleh perubahan volume

    kegiatan. Contohnya biaya untuk sarana produksi.

    2.5 Konsep Penerimaan

    Menurut Tuwo (2011), penerimaan usahatani yaitu penerimaan dari semua

    sumber usahatani meliputi yaitu hasil penjualan tanaman, ternak, ikan atau produk

    yang dijual, produk yang dikonsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan

    kegiatan, dan kenaikan nilai inventaris, maka penerimaan usahatani memiliki

    bentuk-bentuk penerimaan dari sumber penerimaan usahatani itu sendiri.

    Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

    dengan harga jual. Dalam menghitung penerimaan usahatani, ada beberapa hal

    yang perlu diperhatikan yaitu lebih teliti dalam menghitung produksi pertanian,

  • 39

    lebih teliti dalam menghitung penerimaan, dan bila peneliti usahatani

    menggunakan responden, maka diperlukan teknik wawancara yang baik terhadap

    petani (Soekartawi, 2002).

    Bentuk penerimaan tunai dapat menggambarkan tingkat kemajuan

    ekonomi usahatani dalam spesialisasi dan pembagian kerja. Besarnya pendapatan

    tunai atau besarnya proporsi penerimaan tunai dari total penerimaan termasuk

    natura dapat digunakan untuk perbandingan keberhasilan petani satu terhadap

    yang lain. Dengan demikian jika kita mencoba menerapkan perbandingan tersebut

    menjadi invailid dan tidak sepenuhnya benar. Dalam masyarakat yang demikian,

    penerimaan tunai hanya merupakan sebagian kecil saja, sedangkan yang terbesar

    berupa penerimaan dalam bentuk natura yang dikonsumsi keluarga (Dalas, 2004).

    2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kedelai

    Menurut Suratiyah (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

    biaya dan pendapatan yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

    internal terdiri dari umur petani, pendidikan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan

    modal, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor produksi (input) dan produksi

    (output).

    Faktor internal dan faktor eksternal akan bersama-sama mempengaruhi

    biaya dan pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan

    semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya.

    Namun, disisi lain semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga

    semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar

    keluarga. Pendidikan, terutama dalam pendidikan non-formal, misalnya kursus

  • 40

    kelompok tani, penyuluhan, demplot dan studi banding akan membuka cakrawala

    petani, menambah keterampilan dan pengalaman petani dalam mengelola

    usahataninya. Hal ini sangat diperlukan mengingat sebagian besar petani

    berpendidikan formal rendah.

    Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan berpengaruh pada biaya.

    Semakin banyak menggunakan tenaga kerja maka semakin sedikit biaya yang

    dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga. Namun demikian, tidak

    semua hal berlaku seperti ini. Ada pekerjaan atau kegiatan tertentu mengejar

    waktu sehubungan dengan iklim maka harus meminta bantuan tenaga kerja luar

    yang berarti harus mengeluarkan biaya.

    Petani lahan sempit dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia, dapat

    menyelesaikan pekerjaan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang

    diupah. Dengan demikian biaya per usahatani menjadi rendah. Namun jika

    garapan lahan lebih luas belum tentu tenaga kerja keluarga mampu mengerjakan

    semua. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak

    sehingga segala kegiatan usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan

    tenaga kerja luar. Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus

    memanfaatkan tenaga kerja luar yang diupah.

    Modal yang tersedia berhubungan langsung dengan peran petani sebagai

    manajer dan juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang akan

    diusahakan tergantung modal karena ada komoditas yang padat modal sehingga

    memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk mengusahakannya. Demikian pula

    seberapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung pada modal yang

    tersedia. Sebagai juru tani harus tahu persis banyaknya masing-masing faktor

  • 41

    produksi yang diperlukan. Oleh karena biasanya petani sebagai manajer tidak

    dapat menyediakan dana maka terpaksa penggunaan faktor produksi tidak sesuai

    dengan ketentuan yang seharusnya. Akibatnya, produktivitas rendah dan

    pendapatan juga rendah.

    Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi dalam dua hal,

    yaitu ketersediaan dan harga. Lain halnya dengan faktor internal yang pada

    umumnya diatasi petani. Faktor ketersediaan dan harga faktor produksi benar-

    benar tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu berapapun dana tersedia.

    Namun, jika faktor produksi berupa pupuk tidak tersedia atau langka di pasaran

    maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi. Demikian pula jika

    harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau. Semuanya itu pasti

    berpengaruh pada biaya, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani.

    Demikian juga dari segi produksi (output), jika permintaan akan produksi

    tinggi maka harga ditingkat petani tinggi pula sehingga dengan biaya yang sama

    petani akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani

    telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani

    akan turun pula.

    Berdasarkan penelitian terdahulu Salina pada tahun 2015 melakukan

    penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah di

    Kecamatan Muaro Bulian Kabupaten Batang Hari (Studi Kasus Pada Usahatani

    Padi Sawah Organik di Desa Pasar Terusan). Pada penelitian tersebut faktor-

    faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah organik yang digunakan

    yaitu luas lahan, modal, biaya tenaga kerja, biaya benih, biaya pupuk dan biaya

    obat-obatan.

  • 42

    2.6.1 Luas Lahan

    Luas lahan yang ditanami kedelai berpengaruh terhadap keuntungan

    usahatani. Secara teori semakin luas lahan garapan maka semakin tinggi

    keuntungan yang diterima, tetapi keuntungan yang diterima petani kedelai juga

    dipengaruhi faktor yang lain seperti komoditi yang ditanam, penerapan teknologi,

    kesuburan tanah dan lain sebagainya.

    2.6.2 Biaya Benih

    Benih kedelai yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk

    disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam

    proses perkembangan dan kematangan benih. Penggunaan benih yang bermutu

    tinggi merupakan salah satu persyaratan yang mutlak dalam budidaya tanaman

    kedelai, terutama untuk mencapai populasi tanaman yang optimal. Karena

    pemilihan varietas benih yang unggul sangat berpengaruh terhadap produksi

    usahatani pada setiap komoditas. Semakin baik dan berkualitas benih yang

    digunakan maka akan menghasilkan produksi yang maksimal.

    2.6.3 Biaya Pupuk

    Pupuk merupakan unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk

    melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman. Tujuan

    penggunaan pupuk adalah untuk mencakupi kebutuhan makanan (hara).

    Lahan/tanah mempunyai tingkat keragaman tanggap yang cukup besar, tergantung

    individu tanaman atau varietas yang digunakan. Kondisi ini mengakibatkan

    terjadinya keragaman produktivitas untuk setiap individu tanaman. Oleh karena

    itu, kombinasi pengelolaan sumberdaya tanah dan aplikasi pupuk harus dilakukan

  • 43

    secara efisien dan efektif agar manfaatnya bisa dinikmati secara berkelanjutan

    tanpa menimbulkan efek samping yang merusak lingkungan.

    Penetapan takaran anjuran pupuk untuk tanaman kedelai harus didasarkan

    hasil analisa kadar hara dalam tanah, apakah termasuk kategori rendah, sedang

    atau tinggi. Dari kategori tersebut baru ditentukan takaran yang sesuai, misalnya

    pada kondisi hara dalam tanah tinggi, takaran yang dilakukan akan lebih rendah

    bila dibandingkan pada tanah yang berkadar hara rendah. Saat ini, anjuran

    penggunaan pupuk kedelai dilahan sawah jenis tanah entisol adalah 50gr urea +

    50gr SP36 + 50gr KCl/ha yang diberi dengan cara disebar sebelum tanam. Pupuk

    untuk lahan sawah jenis vertisol adalah 50kg ZA + 50kg SP36 + 50kg KCl/ha.

    Sedang untuk lahan kering masam, pupuk yang dianjurkan digunakan terdiri dari

    50kg urea + 100kg SP36 + 100kg KCl/ha ditambah 500kg/ha dolomit

    (Adisarwanto, 2008).

    2.6.4 Biaya Obat-obatan

    Obat-obatan atau pestisida merupakan bahan-bahan yang mampu

    mengurangi dan melindungi tanaman budidaya dari serangan OPT (Organisme

    Pengganggu Tanaman).

    2.6.5 Biaya Tenaga Kerja

    Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dan merupakan faktor produksi

    kedua setelah tanah. Dalam kegiatan usahatani kedelai, jumlah tenaga kerja yang

    diperlukan beranekaragam, baik dibedakan dari kegiatan yang dilakukan, gender

    dan luas lahan yang diolah. Tenaga kerja dapat diperoleh dari tenaga kerja dalam

    keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Dalam usahatani keluarga pekerjaan

  • 44

    usahatani dapat dikerjakan oleh keluarga petani, maka pengeluaran akan lebih

    sedikit, sedangkan untuk tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan.

    2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

    Aswita (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Usahatani dan

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Wortel di Desa Gajah

    Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa Usahatani wortel secara ekonomis di daerah penelitian menguntungkan

    yaitu rata-rata R/C Ratio per petani dan per hektar adalah 2,58. Produksi, luas

    lahan, pupuk, tenaga kerja, pendidikan dan pengalaman bertani secara serempak

    berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani wortel, sedangkan secara

    parsial yang berpengaruh nyata adalah produksi, luas lahan, pupuk, tenaga kerja

    dan pengalaman bertani di daerah penelitian. Pendapatan bersih usahatani wortel

    didaerah penelitian lebih tinggi dari Upah Minimum Propinsi (UMP).

    Arifin (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis Usahatani

    Kedelai Varietas Wilis Pada Lahan Sawah Tadah Hujan di Desa Klompang Barat

    Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Hasil analisis penelitian

    menunjukkan bahwa Biaya produksi usahatani kedelai secara ekonomis di daerah

    penelitian adalah menguntungkan yaitu rata-rata R/C Ratio per musim tanam

    adalah 1,56. Dari hasil penerimaan (TR) yaitu sebesar Rp 5.108.642,- dibagi

    Total Produksi (TC) yaitu sebesar Rp 3.265.452,-, dan pendapatan bersih

    usahatani kedelai di daerah penelitian sudah mencukupi yaitu sebesar Rp

    1.843.191,-. Dari hasil penerimaan (TR) yaitu sebesar Rp 5.108.642,- dikurangi

    Total Produksi (TC) sebesar Rp 3.265.452,-. Produksi, luas lahan, pupuk, tenaga

  • 45

    kerja, pendidikan dan pengalaman bertani sangat berpengaruh terhadap usahatani

    kedelai di daerah penelitian.

    Winahyu (2014) melakukan penelitian dengan judul Pendapatan

    Usahatani Kedelai di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tunai pada usahatani kedelai di

    Desa Sukasirna lebih tinggi dibanding pendapatan total usahatani. Pada kedelai

    polong tua, pendapatan atas biaya tunai yang didapat oleh petani sebesar Rp

    2.287.625,33, sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 578.796,95. Pada

    usahatani kedelai polong muda, pendapatan tunai dan pendapatan total secara

    berturut-turut sebesar Rp 680.142,42 dan (Rp 129.199,46). Hasil diatas

    menunjukkan bahwa pendapatan kedelai polong tua lebih besar dari pada kedelai

    polong muda. Analisis rasio R/C yang didapat menunjukkan bahwa usahatani

    kedelai polong tua lebih besar bila dibandingkan usahatani kedelai polong muda.

    Hal ini diketahui dari nilai rasio R/C atas biaya tunai kedelai polong tua 1.62 dan

    1.24 untuk kedelai polong muda, sedang pada R/C atas biaya total, nilai rasio R/C

    kedelai polong tua dan polong muda yaitu 1.11 dan 0.97. Nilai R/C lebih dari 1

    menunjukkan bahwa usahatani yang dijalankan menguntungkan untuk dijalankan

    karena pengeluaran yang dikeluarkan dapat ditutup dengan penerimaan yang

    diperoleh, sehingga usahatani kedelai polong muda tidak menguntungkan

    terhadap biaya total.

    Aishah (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan

    dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa

    Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pendapatan usahatani kedelai menunjukkan petani kedelai

  • 46

    polong muda dan kedelai polong tua mengalami kerugian pada pendapatan

    usahatani atas biaya total. Petani kedelai polong muda akan mendapatkan

    keuntungan pada pendapatan atas biaya tunai, sebesar Rp 11 526.17. Hal ini

    disebabkan karena sering terjadi perubahan cuaca selama musim tanam sehingga

    hasil produksi kedelai menurun dibanding musim tanam 2011 dan 2010. Faktor-

    faktor yang diduga mempengaruhi produksi kedelai di Desa Cipeuyeum adalah

    lahan, benih, urea, KCL, MOL, pupuk cair, phonska, tenaga kerja, dan insektisida.

    Namun, setelah dilakukan analisis terhadap model dugaan, terdapat suatu

    multikolinieritas terhadap model. Varibel bebas yang memiliki masalah

    multikolinieritas adalah lahan. Untuk memperbaiki model yang memiliki masalah

    multikolinieritas, maka variabel bebas lahan dikeluarkan dari model dan variabel

    tak bebas diubah menjadi produktivitas.

    2.8 Kerangka Pemikiran

    Usahatani merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh produksi

    dilapangan yang pada akhirnya akan dinilai dari penerimaan yang diperoleh dari

    usahatani tersebut dan biaya produksi usahatani, karena dalam kegiatan itu

    seorang petani berperan sebagai pekerja dan sebagai penanam modal pada

    usahatani maka pendapatan itu dapat digambarkan sebagai balas jasa dari kerja

    sama faktor produksi.

    Usahatani kedelai ini merupakan usaha penghasilan petani dengan

    memanfaatkan pekarangan atau perkebunan yang ada. Dengan pengembangan

    usahatani kedelai diharapkan dapat meningkatkan pendapatan usahatani

    masyarakat. Pendapatan usahatani kedelai terdiri dari penerimaan dan pengeluaran

  • 47

    selama jangka waktu tertentu penerimaan hasil kali jumlah input yang dihasilkan

    dengan output.

    Seorang petani akan berfikir untuk mengalokasikan input atau faktor

    produksi yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang memadai. Besarnya

    pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani dapat digunakan untuk menilai

    keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya. Besarnya pendapatan yang

    diterima petani dari kegiatan usahatani sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya

    yang dikeluarkan (biaya produksi) dan penerimaan yang diterima petani tersebut

    dalam satu musim tanaman.

    Dalam penelitian ini biaya produksi yang dikeluarkan terdiri dari biaya

    tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dimaksud berupa penyusutan alat,

    sedangkan biaya variabel berupa biaya benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga

    kerja. Sementara penerimaan yang dimaksud adalah keseluruhan nilai produk dari

    usahatani kedelai yang diterima petani, dapat dihitung dengan mengalikan jumlah

    produksi dengan harga jual produk/kilogram (kg) yang berlaku pada saat

    penelitian berlangsung.

    Pendapatan adalah selisih antara penerimaan yang diterima petani dengan

    biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahatani selama satu

    musim tanaman. Untuk meningkatkan pendapatan dari usahatani kedelai ini perlu

    diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik pada biaya input-input

    produksi maupun output yang diterima oleh petani. Adapun faktor yang dimaksud

    adalah penggunaan benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan luas lahan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai

    diperkirakan terdapat perbedaan yang nyata dari segi penggunaannya. Perbedaan

  • 48

    dalam pengelolaan akan menyebabkan perbedaan struktur biaya dan akan

    mempengaruhi penerimaan yang diterima petani, sehingga secara tidak langsung

    akan menyebabkan perbedaan tingkat pendapatan. Semakin besar penerimaan

    yang diterima oleh petani dan semakin rendah biaya yang ditanggung petani,

    maka pendapatan yang diperoleh petani diharapkan semakin tinggi pula. Untuk

    hal itu perlu ditelaah mengenai pendapatan usahatani kedelai.

  • 49

    Skema kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut:

    Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

    2.9 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pemikiran, hipotesis dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut : Diduga ada pengaruh yang signifikan antara biaya benih, biaya

    Usahatani Kedelai

    Proses Produksi

    Penerimaan Biaya Produksi

    Biaya Tetap

    (TFC)

    Biaya Variabel

    (TVC)

    Produksi

    (Output) Harga

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi:

    Biaya Benih (X1)

    Biaya Pupuk (X2)

    Biaya Obat-obatan (X3)

    Biaya Tenaga Kerja (X4)

    Luas Lahan (X5)

    Pendapatan

  • 50

    pupuk, biaya obat-obatan, biaya tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan

    usahatani kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

  • 51

    III. METODE PENELITIAN

    3.1 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur. Ruang lingkup penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui

    besarnya pendapatan yang diperoleh usahatani kedelai dan faktor-faktor yang

    mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai tersebut. Penelitian ini dilaksanakan

    pada tanggal 22 Desember 2016 sampai 22 Januari 2017.

    Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Identitas petani sampel, meliputi: nama, umur, tingkat pendidikan,

    pengalaman berusahatani, dan jumlah anggota keluarga.

    2. Jumlah produksi (ton/ha/musim tanam).

    3. Luas lahan yang menghasilkan (ha).

    4. Harga kedelai (Rp/kg).

    5. Biaya Tetap (Rp).

    6. Biaya Variabel (Rp).

    7. Penerimaan (Rp).

    8. Data lain yang dianggap relevan terhadap penelitian ini.

    3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani

    yang datanya diambil dari sejumlah produksi satu tahun terakhir tahun 2016,

  • 52

    sedang data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dengan mengambil data

    dari buku, jurnal maupun tulisan ilmiah yang sudah dibukukan dan

    dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    terdiri dari :

    1. Interview, yaitu pengumpulan data yang berasal dari wawancara dengan

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner)

    secara langsung dengan petani kedelai.

    2. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung secara sistematis terhadap

    aktivitas petani kedelai.

    3. Studi pustaka, yaitu guna menunjang pengumpulan data dilapangan,

    diperlukan studi kepustakaan dimana digunakan literatur yang berhubungan

    dengan judul penelitian.

    4. Dokumentasi kegiatan usahatani kedelai.

    3.3 Metode Penarikan Sampel

    Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur. Dalam pelaksanaan penelitian ini akan dipilih dua desa secara

    sengaja (purposive) dengan pertimbangan desa tersebut memiliki luas panen dan

    produksi kedelai terbesar, yaitu Kelurahan/Desa Simpang dan Desa Rantau

    Makmur (Lampiran 7 dan 8). Dari sumber Badan Penyuluhan Pertanian di

    Kecamatan Berbak diperoleh bahwa jumlah kelompok tani yang ada di Desa

    Simpang yang mengusahakan kedelai adalah sebanyak 10 kelompok tani, dari 10

    kelompok tani terdapat 165 orang, sedangkan kelompok tani yang ada di desa

    Rantau Makmur adalah sebanyak 5 kelompok tani dengan jumlah anggota

  • 53

    sebanyak 142 orang. Jadi, jumlah populasi di desa penelitian keseluruhan adalah

    307 orang.

    Dari jumlah populasi tersebut dilakukan penentuan sampel. Untuk

    penentuan jumlah sampel petani, menurut Sugiyono (2010) apabila sampel lebih

    100 orang maka diambil presisi 5-15 persen yang dapat mewakili populasi

    keseluruhan, digunakan rumus pendekatan menurut Slovin (Sugiyono, 2010)

    dengan formulasi sebagai berikut :

    n =

    Dimana: n = Jumlah sampel

    N = Jumlah populasi

    d2 = presisi (ditetapkan 10 persen)

    Maka jumlah sampel untuk penelitian diperoleh :

    n = = = = 75 sampel

    Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel petani seluruhnya 75

    sampel. Kemudian masing-masing sampel diproporsi ke tiap-tiap desa ditentukan

    secara proportionate random sampling dengan rumus :

    =

    Dimana: jumlah sampel

    = jumlah populasi

    N = jumlah populasi seluruhnya

    = jumlah sampel seluruhnya

    = 75

    = 40 sampel

  • 54

    = 75

    = 35 sampel

    Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh jumlah sampel petani dari

    dua Desa yaitu di Desa Simpang jumlah sampel petani sebanyak 40 sampel dan

    di Desa Rantau Makmur jumlah sampel petani sebanyak 35 sampel, selanjutnya

    jumlah petani yang akan dijadikan sebagai responden dari sepuluh kelompok tani

    di Desa Simpang dan lima kelompok tani di Desa Rantau Makmur tersebut

    diambil melalui rumus metode alokasi sampel proporsional (Nazir, 2011).

    Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok

    tani didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Alokasi Jumlah Sampel Petani di Kecamatan Berbak Tahun 2016

    Desa/Kelurahan Nama Kelompok

    Tani

    Populasi

    (Orang)

    Jumlah Sampel

    (Orang)

    Simpang Sido Makmur

    Sido Mukti

    Sido Dadi

    Bebeko Jaya

    Tunas Harapan

    Jati Mulyo

    Bunga Tanjung

    Sri Rahayu

    Harapan Maju

    Karya Mukti

    10

    25

    25

    15

    8

    25

    20

    15

    10

    12

    2

    6

    6

    4

    2

    6

    5

    4

    2

    3

    165 40

    Rantau Makmur Karya Bakti

    Manunggal Makmur

    Lestari Maju

    Sridadi

    32

    35

    30

    30

    8

    9

    7

    7

  • 55

    Budi Retno 15 4

    142 35

    Jumlah 307 75

    Sumber : BP3K Kecamatan Berbak Tahun,2016

    3.4 Metode Analisis Data

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    deskriptif dan kuantitatif. Untuk tujuan yang pertama analisis yang digunakan

    adalah analisis pendapatan usahatani kedelai. Dimana struktur biaya yang

    dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengelompokan biaya dalam biaya tetap

    dan biaya tidak tetap.

    3.4.1 Pendapatan Usahatani

    Untuk menghitung pendapatan usahatani kedelai digunakan rumus :

    Pd = TR TC

    Dimana :

    Pd = Pendapatan Usahatani (Rp)

    TR = Total Penerimaan (Rp)

    TC = Total Pengeluaran (Rp)

    Untuk menghitung total penerimaan (TR) usahatani kedelai digunakan

    rumus :

    TR = Y . Py

    Dimana :

    Y = Produksi (kg)

    Py = Harga yang diterima (Rp/kg)

  • 56

    Sedangkan untuk menghitung total pengeluaran (TC) usahatani kedelai

    digunakan rumus :

    TC = FC + VC

    Dimana :

    FC = Biaya Tetap (Rp)

    VC = Biaya Variabel

    3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kedelai

    Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

    digunakan analisis linier berganda (multiple regresion). Namun dalam hal ini

    untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani

    kedelai digunakan fungsi keuntungan. Menurut Soekartawi (1990) cara ini

    mendasarkan pada asumsi bahwa petani atau pengusaha adalah memaksimumkan

    keuntungan dari pada memaksimumkan utilitas (kepuasan) usahanya sehingga

    dapat menggunakan fungsi keuntungan dalam bentuk Unit Output Price (UOP)

    sebagai berikut :

    In * = In A + b1InX1* + b2InX2* + b3InX3* + b4InX4 + b5InX5 + u

    Dimana :

    In * = Rasio Keuntungan usahatani kedelai yang dinormalkan dengan

    harga produksi

    In A = Intercept

    X1* = Rasio Biaya benih yang dinormalkan dengan harga produksi

    X2* = Rasio Biaya Pupuk yang dinormalkan dengan harga produksi

    X3* = Rasio Biaya Obat-obatan yang dinormalkan dengan harga produksi

    X4* = Rasio Biaya Tenaga Kerja yang dinormalkan dengan harga

  • 57

    produksi

    X5* = Rasio Luas lahan (ha) yang dinormalkan dengan harga produksi

    u = Kesalahan

    b1-b5 = Parameter variabel penduga

    Untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan setiap variabel

    terhadap variasi apakah pendugaan bidang resmi cukup baik atau tidak, digunakan

    ukuran koefisien determinasi (R2) yang dapat diukur dengan rumus berikut :

    R2 =

    Dimana :

    R2 = koefisien determinasi berganda

    xi = jumlah variabel deviasi ke i dari nilai rat-rata (xi-x)

    yi = jumlah simpangan suatu variabel dari nilai rata-rata (yi-y)

    bi = koefisien variabel ke i

    yi2 = kuadran simpangan suatu variabel ke-i dari nilai rata-rata (yi-y)

    2

    Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 yaitu 0 R

    21. Makin mendekati 1 nilai R

    2

    berarti semakin kuat hubungan yang terdapat antara variabel terikat dengan

    variabel bebas. Untuk melihat apakah masing-masing koefisien signifikan atau

    tidak maka dilakukan dengan menggunakan alat hipotesis F statistika dan t

    statistika (Gujarati, 2006).

    Uji F statistik, uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikan pengaruh

    variabel independent terhadap variabel dependen secara bersama (over all).

    Nilai F hitung diperoleh dengan rumus :

    F =

  • 58

    Dimana :

    R2 = koefisien determinasi

    k = banyaknya perubahan bebas

    n = banyaknya perubahan sampel

    Nilai F hitung yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan nilai F tabel

    pada derajat bebas (df) tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu dengan

    keputusan sebagai berikut :

    Fhitung > Ftabel H0 ditolak

    Fhitung Ftabel H0 diterima

    Hipotesis yang akan diuji :

    H0 : tidak ada pengaruh variabel biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-

    obatan, biaya tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan usahatani

    kedelai.

    H1 : ada pengaruh variabel biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-obatan,

    biaya tenaga kerja dan luas lahan terhadap pendapatan usahatani

    kedelai.

    Uji t statistika dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

    tingkat signifikan variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial

    atau sendiri-sendiri. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

    t =

    dimana :

    t : t hitung

    b : koefisie