analisis konstitusi singapura

26
ANALISIS KONSTITUSI SINGAPURA DALAM KLASIFIKASI KONSTITUSI DARI CF.STRONG Makalah Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Teori Konstitusi Semester Genap Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Disusun Oleh : RENDY IVANIAR (NIM. 0910110213) KELAS A 0

description

Menganalisis konstitusi singapura sesuai dengan klasifikasi dari CF Strong

Transcript of analisis konstitusi singapura

Page 1: analisis konstitusi singapura

ANALISIS KONSTITUSI SINGAPURA

DALAM KLASIFIKASI KONSTITUSI DARI CF.STRONG

MakalahDisusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah

Teori KonstitusiSemester Genap Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Disusun Oleh :

RENDY IVANIAR

(NIM. 0910110213)

KELAS A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

0

Page 2: analisis konstitusi singapura

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia yang tiada henti

hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan shalawat bagi

junjungan kita, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam beserta segenap

keluarga dan sahabat serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

(UTS) mata kuliah Teori Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis

sampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Sihabudin, S.H.,M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

dan jajarannya.

2. Dr. Ali Syafaat, SH, MH. selaku dosen mata kuliah yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.

Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlipat.

3. Kedua orang tua atas doa restu dan segala pengorbanan kepada penulis.

4. Rekan-rekan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tempat kami belajar

menyalurkan ide serta gagasan penulis.

5. Rekan-rekan di Forum Kajian dan Penelitian Hukum (FKPH) tempat kami

belajar dan berdiskusi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

sehingga masukan dan kritik akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki

karya tulis ini. Semoga Allah SWT mengampuni kesalahan kita dan

berkenan menunjukkan jalan yang benar.

1

Malang, 6 April 2012

Penulis

Page 3: analisis konstitusi singapura

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi atau yang juga disebut grondwet menempati tata urutan peraturan

perundang-undangan tertinggi dalam Negara.1Dalam sejarahnya, timbulnya

Negara konstitusional merupakan proses sejarah yang panjang dan selalu menarik

untuk dikaji bersama. Konstitusi yang dipandang sebagai kerangka politik untuk

menjalankan kehidupan pemerintahan mulai disusun sejak zaman yunani. Sejak

saat itu kesadaan akan konstitusi terus berkembang hingga lahirnya The

constitusional of The United States of Amerika pada tanggal 17 September 1787

mendorong lahirnya constitusional states (Negara konstitusi) dibeberapa belahan

dunia, baik Negara dalam bertuk republic maupun monarki (constitusional

monarch).

Konstitusi sebagai undang-undang dasar atau hukum dasar baru muncul

bersamaan dengan berkembangnya system demokrasi perwakilan sebagai

pemenuhan kebutuhan rakyat.2 Konstitusi negara dirasa kurang memuat

pengaturan hal pembatasan penguasa dan pengakuan hak sipil rakyat, oleh karena

itu keilmuan terkait konstitusi terus berkembang dan menuju kesempurnaan.

Begitu pentingnya suatu konstitusi membuatnya tidak lepas dari pergolakan

politik ketiga kekuasaan Negara yang diungkapkan oleh Montesque yaitu trias

politika eksekutif, legislative dan yudikatif. Negara-negara yang ada didunia

dibedakan berdasarkan variasi komposisi dari besarnya kewenangan diantara

ketiga kekuasaan tersebut.3 Untuk membedakan dengan cara mengklasifikasikan

sesuai dengan kekhasan struktural organisasi pemerintahannya harus ditemukan

dulu kesamaan atribut yang dimiliki oleh semua negara konstitusional modern.

Dalam hal ini atribut yang pasti dimiliki oleh suatu negara adalah eksekutif,

legislatif dan yudikatif.

1M. Laica Marzuki, 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, Vol.7/No.4 hlm. 1 2Prof Dahlan Thaib dkk, 2011, Teori Dan Hukum Konstitusi.Jakarta, Raja Grafindo, hal 53CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern. Bandung, Nusa Media, hlm 14

2

Page 4: analisis konstitusi singapura

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang akan menjadi dasar klasifikasi konstitusi Singapura sesuai

dengan klasifikasi CF Stong?

2. Bagaimana analisis konstitusi Singapura sesuai dengan klasifikasi dari CF

Strong?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memaparkan yang akan menjadi dasar klasifikasi konstitusi

Singapura sesuai dengan klasifikasi CF Stong

2. Untuk menganalisis Konstitusi Singapura sesuai dengan klasifikasi dari

CF.Strong

D. Manfaat Penulisan

1 Masyarakat mengetahui Konstitusi Singapura secara komprehensif

sebagai bahan ajaran untuk pembelajaran.

2 Pemerintah dapat menjadikannya sebuah perbandingan sehingga dapat

melakukan evaluasi terhadap konstitusi di Indonesia.

3

Page 5: analisis konstitusi singapura

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Klasifikasi Konstitusi Singapura Sesuai Dengan Klasifikasi CF

Strong

1. Bentuk Negara tempat konstitusi diberlakukan

Meskipun ada bermacam-macam jenis negara kesatuan dan negara federal,

tidak ada negara konstitusional dimasa kini yang sama sekali bentuk

negaranya yang tidak termasuk diantara kategori tersebut.4 Dapat

dikatakan semua negara konstitusional modern ini termasuk dalam salah

satu dari kedua kelompok bentuk negara, antara negara kesatuan dan

negara federal.

2. Bentuk Konstitusi Itu Sendiri

Pada era perkembangan hukum modern saat ini masih berkembang sebuah

pendapat bahwa konstitusi dibedakan menjadi kontitusi dalam bentuk

tertulis dan tidak tertulis, akan tetapi menurut CF Strong pembedaan ini

sungguh sangat keliru, karena tidak ada konstitusi yang benar-benar

berbentuk tertulis dan juga benar-benar murni tidak tertulis. Semakin

berkembangnya peradaban membuat sebuah konvensi dapat dikatakan

sebuah konstitusi yang diakui bersama dalam negara dengan konstitusi

tertulis. Selain itu dari segi bentuknya konstutsi dapat dibedakan menjadi

konstitusi bersifat fleksibel atau kaku. Dasar dari pembedanya adalah

apakah dalam perubahannya konstitusi tersebut memerlukan suatu

mekanisme khusus atau sama dengan perubahan norma hukum lainnya.

3. Bentuk Lembaga Legislatif

Beberapa cara pengklasifikasian berdasarkan system kerja lembaga

legislative dapat dilakukan. Pertama legislative dapat diagi menurut

system pemilihan untuk memilih anggota majelis rendah atau satu-satunya

4 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 87

4

Page 6: analisis konstitusi singapura

majelis dalam system unicameral. Kedua berdasarkan pemilihan majelis

tinggi, dan Ketiga harus diperhatikan bahwa beberapa konstitusi

kontemporer memberikan pemilih kekuasaan dalam bebagai keadaan

untuk melaksanakan direct popular check.5

4. Bentuk lembaga ksekutif

Disemua Negara konstitusional, ada suatu pemeriksaan atau batasan

terhadap kekuasaan yang dimiliki dan dijalankan oleh eksekutif. Rakyat

sebagai pemegang kedaulatan tentu tempat dimana Eksekutif

mempertanggungjawabkannya. Akan tetapi permasalahan yang timbul

sekaran apakah eksekutif bertanggung jawab langsung pada parlemen dan

palemen mempunyai kekuasaan untuk membubarkan eksekutif jika

kehilangan terhadap badan itu atau bertanggung jawab kepada parlemen

akan tetapi pertanggungjawaban eksekutif dalam waktu tertentu kepada

badan yang lebih luas maka disebut eksekutif non parlementer.6

5. Bentuk lembaga Yudikatif

Dasar klasifikasi terakhi adalah bedasarkan kekuasaan peradilan atau

yudikatif. Hampir sama dengan pembedaan lainnya, pembedaan

berdasarkan system peradilan dipengaruhi oleh dua doktrin dan aliran

besar mengenai perkembangan hukum didunia, yaitu system hukum rule

of law dan system hukum rechtstaat. Kebanyakan penyebaan system

hukum dari kedua jenis ini melalui Negara jajahan masing-masing Negara

walau tidak menutup kemungkinan pula berbeda karena Negara bekas

jajahan lebih memilih jenis peradilannya masing-masing.

5 Ibied, hlm 966 Ibied, hlm 98

5

Page 7: analisis konstitusi singapura

2.2 Analisis Konstitusi Singapura Sesuai Dengan Klasifikasi Dari CF Strong

2.2.1 Negara Singapura merupakan Negara Kesatuan

Jenis dari suatu Negara tidak lepas dari sejarah ataupun keadaan geografis

Negara tersebut. Singapura dengan luas daerah yang sempit sudah tentu bukan

sebagai Negara federal ataupun federasi, walaupun dalam sejarahnya singapura

pernah menjadi Negara federasi bersama Malaysia dan borneo. Akan tetapi sesuai

perkembangan maka singapura muncul secara independen menjadi Negara

kesatuan dengan berada di antara Negara-negara ASEAN lainnya.

Singapura yang merupakan bekas Negara jajahan Inggris menyebabkan

singapura mengadopsi system westminster seperti Inggris yaitu dalam Sistem

Westminster kepala negara secara teoritis dan faktual merupakan kekuasaan

tertinggi eksekutif, sedangkan raja hanya simbolik, jika di Singapura, Perdana

Menteri adalah pemegang kekuasaan tertinggi di eksekutif sedangkan Presidennya

hanya simbolik sebagai pengganti raja yang ada di Inggris, system wesminister

mempunya ciri2 antara lain :

a. Perdana Menteri mengangkat menteri yang bertanggung jawab pada

parlemen

b. Mengenal adanya partai oposisi

c. Lower House/Common House sebagai penyeimbang pemerintah

d. Parlemen dapat dibubarkan kapan saja

Pada tahun 1965 setelah 2 tahun singapura menjadi Negara federasi dengan

Malaysia akhirnya kesatuan itu gagal karena berbagai alasan, mulai dari masalah

internal seperti rasial dan politik juga factor external yaitu dorongan dari

Indonesia dan vietnam. Kesemuanya ini, ditambah dengan ancaman dan ledakan

kekerasan rasial serta ancaman komunis yang sekalipun telah berkurang, telah

memicu pemisahan Singapura dari Malaysia pada tanggal 9 Agustus 1965.

Perjanjian tentang Kemerdekaan Singapura yang diberi nama The Independence

of Singapore Agreement mendeklarasikan bahwa,

6

Page 8: analisis konstitusi singapura

“… Singapura akan selamanya merupakan negara demokratis yang berdaulat dan merdeka yang didirikan berdasarkan prinsip-prinsip kemerdekaan, keadilan dan berusaha mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan bagi warganegaranya dalam masyarakat yang lebih adil dan setara”.

Oleh karena itu pada tahun itu juga terjadi pemilu pertama

dilaksanakan dan pada tahun itu pula parlemen berhasil menyusun konstitusi

dengan mendeklarasikan diri sebagai Negara kesatuan dengan bentuk

pemerintahan republic. CF Strong berpendapat sifat penting dari Negara

kesatuan yaitu (1) Supremasi parlemen pusat dan (2) Tidak ada badan

berdaulat tambahan.

Begitu juga singapura yang telah memiliki kedua sifat tersebut.

Singapura hanya memiliki satu pemerintahan pusat yang dijalankan oleh

perdana menteri yang dipilih oleh presiden dan sifat penting yang kedua dari

Negara kesatuan adalah tidak adanya badan yang berdaulat lain seperti di

Negara federal. Di Singapura pemerintahan pusat mempunya kedaulatan dan

kekuasaan penuh untuk mengatur dan menguusi semua wilayah

kedaulatannya.

2.2.2 Bentuk Konstitusi Itu Sendiri

Klasifikasi berdasarkan bentuk suatu konstitusi adalah dengan

membedakan apakan konstitusi itu tertulis (written constitution) atau tidak

tertulis (unritten constitution) dan konstitusi itu bersifat fleksibel atau rigid.

Untuk menemukan hal tersebut saya aan memaparkan bentuk dan ciri dari

kostitusi singapura terlebih dahulu.

Jika melihat Negara Singapura tentunya kita mengetahui bahwa

singapura mempunyai konstitusi tertulis (written constitution) yaitu konstitusi

yang dituangan dalam suatu teks dokumen atau beberapa dokumen formal

baik dokumen tersebut mempunyai keistimewaan dengan berkedudukan

tertinggi ataupun sama dengan norma lainnya.

Walaupun saat kita melihat sejarah singapura sebagai Negara jajahan

Inggris yang notabene tidak memiliki konstitusi secara tertulis akan tetapi

7

Page 9: analisis konstitusi singapura

singapura mempunyai dorongan untuk menciptakan bentuk konstitusinya sendiri

secara tertulis pada tahun 1965 yang dibuat oleh parlemennya. Konstitusi

singapura dibagi menjadi 14 bagian penting, yaitu :

1. Pendahuluan

2. Republic dan Konstitusi

3. Perlindungan kedaulatan republic singapura

4. Fundamental kebebasan

5. Pemerintah

6. Legislatif

7. Dewan Kepresidenan untuk hak minoritas

8. Kehakiman

9. Pelayanan Publik

10. Kewarganegaaan

11. Ketentuan Keuangan

12. Khusus kekuasaan terhadap kekuasaan subversi dan darurat

13. Ketentuan Umum

14. Ketentuan Transisi

Akan tetapi menurut CF Strong bahwa pembedaan konstitusi secara

tertulis atau tidak ini adalah sesuatu hal yang tidak nyata, karena sesungguhnya

menurutnya tidak ada dalam suatu negara yang benar-benar mempunyai konstitusi

tertulis dan benar-benar mempunyai kontitusi yang tidak tertulis.7 Memang

kadang ada manfaatnya untuk membedakan kontitusi itu berbentuk tertulis atau

tidak.

Selain dilihat bentuknya dari konstitusi tersebut tertulis atau tidak,

klasifikasi dari bentuk konstiusi juga bias dilihat dari konstitusi tersebut memiliki

sifat fleksibel atau rigid. Ini tidak berhubungan sama sekali jika mengatakan

konstitusi fleksibel berarti tidak tertulis dan konstitusi rigid berarti tertulis, karena

sangat mungkin juga konstitusi fleksibel ternyata berbentuk tertulis begitu pula

sebaliknya.

7 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 88

8

Page 10: analisis konstitusi singapura

Dasar perbedaan konstitusi itu bersifat fleksibel atau rigid terletak pada

proses pembentukan dan perubahannya. Jika konstitusi tersebut ternyata caa

perubahannya sama dengan proses pembuatan hukum biasa maka dikatakan

fleksibel, akan tetapi jika proses perubahannya ternyata mempunyai mekanisme

khusus tersendiri dan terkesan rumit maka konstitusi tersebut dapat dikatakan

bersifat rigid/ kaku.

Sifat konstitusi disingapura dapat dikatakan hamper sama dengan

konstitusi Indonesia. Konstitusi singapura mengamanatkan bahwa setiap peraturan

yang bertentangan dengan Konstitusi adalah batal demi hukum. Selain itu

mekanisme perubahan dan amandemen konstitusi singapura juga memiliki

prosedur khusus yang menuurt hemat penulis sangat rumit karena harus melawati

proses referendum.

Article 8 Amendments by Two-thirds Majority8

(1) A Bill for making an amendment to this Part shall not be passed by Parliament unless it has been supported, at a national referendum, by not less than two-thirds of the total number of votes cast by electors registered under the Parliamentary Elections Act.

Ketentuan-ketentuan dalam konstitusi hanya dapat dirubah berdasarkan

persetujuan 2/3 suara dari jumlah total Anggota Parlemen terpilih. Sehubungan

dengan perubahan-perubahan konstitusional tertentu untuk mengubah wewenang-

wewenang memutuskan dari Presiden Terpilih dan ketentuan-ketentuan tentang

kemerdekaan fundamental, disyaratkan juga persetujuan dari sedikitnya 2/3 dari

jumlah total suara yang diambil oleh para pemilih (electorate) dalam suatu

referendum nasional. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa konstitusi singapura

bersifat kaku.

CF Strong berpendapat9 bahwa ciri utama dari konstitsi kaku adalah

adanya pembatasan terhadap kekuasaan legislative oleh suatu kekuasaan dilua

kekuasaan lembaga tersebut. Pada kasusu seperti ini berarti ada hukum yang lebih

tinggi dai hukum legislative biasa, yaitu hukum konstitusi yang merupakan

kesepakatan resmi tertinggi dari pembentuk konstitusi yang biasanya disebut

majelis konstitusi.

8 Konstitusi Singapura pasal 8 ayat (1)9 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 207

9

Page 11: analisis konstitusi singapura

Motode utama perubahan konstitusi modern menurut CF Strong adalah :

1. Melalui lembaga legislative biasa, tetapi dibawah batasan-batasan

tertentu.

2. Melalui rakyat lewat refrendum

3. Melalui suaa mayoritas dari seluruh unit Negara federal.

4. Melalui konvensi istimewa.

Sedangkan Singapura sendiri cara perubahan konstitusinya merupakan perpaduan

antara poin 1 dan poin 2 diatas. Perubahannya/ amandemen melalui lembaga

legislative dengan suara minimal 2/3, sedangkan jika menyangkut amandemen

yang berhubungan dengan kemerdekaan fundamental, maka harus melalui proses

referendum.

2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Legislatif

Di Negara Singapura menganut system westminister dengan perdana

menteri sebagai kepala pemerintahan yang diambil dai artai yang berhasil

memenangkan setengah suaa di parlemen. Singapura menganut system multi

partai sepeti di Indonesia. Secara garis besar fungsi legislative di Singapura di

pegang oleh MP (Members of Parlemen) dan tidak menutup kemungkinan juga

seperti di Indonesia presiden juga mempunyai fungsi legislative.

Members of parlemen di Singapura terdiri dari 94 orang, dimana 84 orang

melalui pemilihan dari dan 10 orang lainnya terdiri dari perwakilan dan

independen. Berbeda dengan Indonesia, singapura memakai system unicameral/

satu kamar, yang artinya perlemen tidak dibagi lagi dalam tingkatan seperti di

Indonesia yang memakai system dua kamar yaitu MPR dan DPR.

Dalam buku yang ditulis oleh CF Strong terjadi banyak perdebatan antara

system legislative yang memakai satu kamar dengan yang memakai system dua

kamar. Menurut penulis memang cukup banyak kelebihan dan kelemahan dari

masing-masing system legislative tersebut, dan juga cukup banyak bukti

kegagalan system satu kamar yang diungkapkan oleh CF Strong, seperti

kegagalan yang dialami oleh Turki, Inggris dan Prancis, akan tetapi negaa-negara

yang menganut hukum progresif seperti selandia baru, Denmark dan finlandia

10

Page 12: analisis konstitusi singapura

ternyata juga memakai system satu kamar.10 Oleh karena itu menurut penulis yang

lebih penting dalam menentukan pemakaian system satu kamar atau dua kamar

terletak pada dimana keefisiensian ketatanegaraan suatu Negara dan tidak

mungkin setiap negara mempunyai karakteristik dan permasalahan politik yang

sama. Tidak menutup kemungkinan pula jika suatu legislative yang memakai

system dua kamar yang jika pemilihan anggota kamar kedua melampaui control

demokratis, ketika tuntutan pemilih menjadi semakin kuat, kekuasaan kamar

kedua akan berkurang, otoritas setara akan hilang dan muncul tuntutan kamar

kedua dihapuskan atau di reformasi.11

Oleh karena itu menurut hemat penulis tidak masalah jika singapura

memakai system satu kamar dalam legislatifnya, karena fungsinya pun tidak jauh

beda dengan legislative dua kamar. Fungsi legislative pada Negara Singapura

adalah :

1 Sebagai pembuat peraturan perundang-undangan

2 Mengontrol keuangan dan anggaran belanja Negara

3 Sebagai pengontrol lembaga eksekutif dalam mengambil keputusan

4 Perubahan dan amandemen konstitusi Singapura

2.2.4 Klasifikasi Berdasarkan Eksekutif

Perkembangan zaman membuat urusan pemerintah semakin banyak, dan

menyebabkan pula pergesaran fungsi-fungsi lembaga Negara. Akibat jumlah

undang-undang yang sangat banyak, maka pelaksaannya pun lembaga legislative

tidak bias mngerjakannya sendirian, sehingga memberi lembaga eksekutif

kekuasaan yang luas kepada pihak pelaksana untuk membuat peraturan

pelaksanaan.

Selain itu tugas eksekutif modern tidak hanya menjalankan undang-

undang, namun dalam banyak kasus juga dapat mengajukan kebijakan yang

selanjutnya disetujui oleh lembaga legislative.12 Maka dapat dikatakan bahwa 10 Pada mulanya republic turki pada saat didirikan pada tahun 1923 oleh Kemal Ataturk memiliki lembaga legislative satu kamar, akan tetapi pada tahun 1961 memutuskan untuk membentuk lembaga legislative yang terdiri dari dua majelis, majelis nasional dan senat. Begitu pula di Inggris saat pemerintahan Cromwell.11 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 26712 Ibied, hlm 319

11

Page 13: analisis konstitusi singapura

lembaga eksekutif mempunyai peranan yang paling penting dalam menjalankan

konstitusi modern.

CF Strong membagi eksekutif menjadi dua macam, yaitu (1) eksekutif

parlementer dan juga eksekutif nonparlementer. Eksekutif parlementer artinya

adalah eksekutif yang dijalankan oleh parlemen dan bertanggungjawab langsung

pada parlemen, dan eksekutif non parlementer adalah eksekutif yang berada di

luar kendali parlemen.13

Prinsip eksekutif parlementer disebarkan oleh Negara Inggris melalui

Negara-negaa jajahannya ketika daerah tersebut menerima status dominin melalui

pemberian kuasa pemerintah yang bertanggungjawab. Pemerintahan yang

bertanggungjawab tak hanya berarti berarti memperoleh kebebasan untuk

melaksanakan undang-undang, akan tetapi eksekutif juga akan dikendalikan oleh

wakil-wakil rakyat yang dipilih sendiri.

Pada system politik di singapura posisi cabinet berada dibawah perdana

menteri yang dipilih oleh presiden. Para menteri dan badan pemerintahan terkait

bertanggungjawab membuat peraturan pelaksanaan undang-undang. Tidak ada

pemisahan wewenang secara tegas antara Badan Eksekutif dengan Badan

Legislatif. Dari segi komposisi, para anggota Kabinet dipilih dari Anggota

Parlemen (Members of Parliament).14 Para Sekretaris Parlemen (Parliamentary

Secretaries) selanjutnya dipilih dari para Anggota Parlemen untuk membantu

kerja para Menteri. Selanjutnya, para Menteri dan badan-badan pemerintah yang

terkait bertanggung jawab membuat peraturan-peraturan di tingkat yang lebih

rendah sebagai pelaksanaan dari peraturan induk yang telah diundangkan oleh

Parlemen.

Singapura sendiri yang merupakan bekas jajahan Inggris menganut pula

eksekutif parlementer dalam hal ini eksekutif yang beertugas menjalankan

pemerintahan adalah perdana menteri, akan tetapi juga telah termodifikasi

disesuaikan dengan perpolitikan di Singapura. Eksekutif dalam hal ini presiden

juga mempunyai kekuasaan yang luas seperti yang tertulis pada pasal 21 ayat (2)

konstitusi Singapura.

13 Ibied, hlm 32114 www.singaporelaw.sg (diakses 6 April 2012)

12

Page 14: analisis konstitusi singapura

(2) The President may act in his discretion in the performance of the following functions:15

(a) the appointment of the Prime Minister in accordance with Article 25;(b) the withholding of consent to a request for a dissolution of Parliament;(c) the withholding of assent to any Bill under Article 22e, 22h, 144 (2) or

148a;(d) the withholding of concurrence under Article 144 to any guarantee or loan

to be given or raised by Government;(e) the withholding of concurrence and approval to the appointments and

budgets of the statutory boards and Government companies to which Articles 22a and 22c, respectively, apply;

(f) the disapproval of transactions referred to in Article 22b (7), 22d (6), or 148g;

(g) the withholding of concurrence under Article 151 (4) in relation to the detention or further detention any person under any law or ordinance made or promulgated in pursuance of Part XII;

(h) the exercise of his functions under section 12 of the Maintenance of Religious Harmony Act; and

(i) any other function the performance of which the President is authorized by this Constitution to act discretion.

Walaupun presiden hanya sebagai symbol, akan tetapi presiden juga mempunyai

kewenangan yang tinggi, seperti :

1. Presiden dapat menyetujui atau menolak anggaan keuangan yang

dilakukan pemerintahan jika terdapat kurang dari 2/3 suara parlemen

2. Menolak pengangkatan jaksa agung yang direkomendasikan

3. Dapat menolak rancangan undang-undang yang tidak disetujui lebih dari

2/3 parlemen

4. Memiliki hak pengawasan terhadap lembaga keuangan maupun

pertahanan Negara dalam mengambil keputusan.

2.2.5 Klasifikasi Berdasarkan Yudikatif

Terdapat dua golongan system peradilan besar di dunia ini, yang

dipengaruhi juga oleh aliran rechtstaat dan rule of law. Aliran rechtstaat yang

dipunggawai oleh prancis yang dahulu dalam sejarahnya raja-raja sering

mengeluarkan peraturan yang sewenang-wenang, sehingga masyarakat banyak

menuntut para penguasa yang mengeluarkan kebijakan sewenang-wenang

tersebut. Untuk melindungi para penguasa maka dibuatlah sebuah peradilan

15 Konstitusi Singapura

13

Page 15: analisis konstitusi singapura

administrasi untuk mengadili sendiri para penguasa tersebut. Rechtstaat

mempunyai ciri-ciri (1) Pembagian Kekuasaan, (2) Peradilan yang Independen,

(3) Human Right dan (4) Peradilan Administrasi

Berbeda dengan sejarah lahirnya Negara penganut rule of law yang tidak

mempunyai peradilan administrasi karena sangat mengedepankan kesamaan

dihadapan hukum. Rue of law sendiri mempunya ciri-ciri (1) Equality Before The

Law, (2) Supremasi of Law, (3) Human Right. DIkaenakan sangat

mengedepankan persamaan dihadapan hukum maka hakim di Negara penganut

rule of law ini adalah pelindung hak individu terakhir pada setiap kasus yang

mungkin timbul. Eksekutif sendiri tidak dapat mempengaruhi sikap pengadilan

terhadap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pejabat Negara.16

Jika kita membandingkan dengan system peradilan singapura, maka dapat

dipastikan bahwa singapura menganut system Rule of Law dan tidak mengenal

peradilan administrasi. Hakim di Singapura adalah arbiter baik dari segi hukum

maupun fakta. Sistem juri (jury system) telah secara keras dibatasi di Singapura

dan akhirnya dihapuskan sepenuhnya pada tahun 1970. Wewenang yudisial

diberikan kepada Mahkamah Agung/Supreme Court (yang terdiri dari Pengadilan

Banding Singapura/Singapore Court of Appeal dan Pengadilan Tinggi/High

Court) dan kepada Pengadilan-pengadilan Yang Lebih Rendah/Subordinate

Courts.

Pengadilan tertinggi di Singapura adalah Pengadilan Banding permanen,

yang menangani kasus-kasus banding baik perdata maupun pidana, yang berasal

dari Pengadilan Tinggi/High Court dan pengadilan-pengadilan Yang Lebih

Rendah. Selain itu terdapat pula suatu Tribunal Konstitusional khusus juga telah

dibentuk yang berada di bawah yurisdiksi Mahkamah Agung, untuk menangani

pertanyaan-pertanyaan yang berdampak pada ketentuan-ketentuan konstitusional

yang diserahkan oleh Presiden Terpilih.

BAB III

PENUTUP

16 CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern.Studi perbandingan tentang Sejarah dan Bentuk. Bandung, Nusa Media, hlm 391

14

Page 16: analisis konstitusi singapura

A. Kesimpulan

1. Pengklasifikasian yang dibuat oleh CF Strong adalah dari segi (1) Bentuk

Negara tempat konstitusi diberlakukan yaitu berbentuk kesatuan atau

federal, (2) Bentuk Konstitusi Itu Sendiri yang terdiri dari konstitusi itu

tertulis atau tidak tertulis dan fleksibel atau rigid, (3) Bentuk Lembaga

legislatif yang satu kamar ata dua kamar, (4) Bentuk lembaga eksekutif

yang bersifat eksekutif parlementer atau non parlementer, (5) Bentuk

lembaga Yudikatif yang bersystem rule of law atau rechstaat.

2. Berdasarkan (1) Bentuk Negara tempat konstitusi diberlakukan maka

Singapura menganut system Negara Kesatuan, (2) Berdasarkan Bentuk

Konstitusi Itu Sendiri maka konstitusi Singapura termasuk konstitusi

tertulis dan rigid, (3) Berdasarkan Bentuk Lembaga legislatif maka

Singapura menganut system legislative satu kamar, (4) Berdasarkan

Bentuk lembaga eksekutif maka Singapura mengant sifat eksekutif

parlementer, (5) Bedasarkan Bentuk lembaga Yudikatif maka SIngapura

bersystem rule of law.

DAFTAR PUSTAKA

CF Strong. 2010. Konstitusi-Konstitusi Politik Modern. Bandung: Nusa Media

15

Page 17: analisis konstitusi singapura

M. Laica Marzuki, 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, Vol.7/No.4

Prof Dahlan Thaib dkk, 2011, Teori Dan Hukum Konstitusi. Jakarta: Raja Grafindo

www.singporelaw.og

16