ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA...

146
i ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Patrisia Senita 141414100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA...

Page 1: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

i

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN

RUANG SISI DATAR DI KELAS VIIIA SMP NEGERI 1

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Patrisia Senita

141414100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

iv

HALAMAN MOTTO

Pramoedya Ananta Toer

“ Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang

dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Bacharudddin Jusuf Habibie

“Tanpa cinta kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa cinta kecerdasan itu tidak cukup”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

TuhanYesusKristus

Kedua orang tua yang selalu memberikan cinta dan dukungan

Saudarasaudaraku

Sahabarku Hera, Isti, Noni, Kasmiran.

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar di

VIIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta”.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak

yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Beni Utomo M.Sc. Selaku ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen yang banyak

memberikan masukan demi kelancaran penulisan skripsi.

3. Bapak Febi Sanjaya M.Sc. Selaku Dosen pembimbing saya atas segala

kebaikan yang penuh kasih dan kesabaran dalam membimbing dan

mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Romo Eko Budi Santoso, S.J.S.Pd.,Ph.D. Selaku dosen Pendidikan

Matematika yang dengan penuh kasih dan kesabaran memberikan ilmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

ix

selama perkuliahan.

5. Segenap Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma

6. Orang Tua saya yang selama ini sudah selalu membantu dan

mendukung saya dalam keadaan senang maupun sedih yang sudah

memberikan segala cinta dan kasih sayangnya sehingga saya bisa

seperti sekarang ini.

7. Marselus Suarta Kasmiran thank for always support and loving me.

8. Sahabat para sahabat saya Hera, Isti, Noni, yang juga selalu membantu

saya ketika saya mengalami kesulitan.

9. Sekretaris pendidikan matematika yang sudah membantu saya dalam

pengurusan administrasi selama saya berkuliah di prodi pendidikan

matematika Universitas Sanata Dharma.

10. Ibu Istingah, S.Pd. Selaku guru mata pelajaran matematika SMP Negeri

1 Yogyakarta.

11. Teman teman pendidikan matematika kelas c

12. Siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran guna melengkapi kekurangan dari penulisan

skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta, 18 Desember 2019

Penulis

Patrisia Senita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………i

Halaman Persetujuan Pembimbing………………………………………….ii

Halaman Pengesahan………………………………………..……………….iii

Halaman Motto……..………………………………………………………...iv

Halaman Pernyataan Keasliaan Karya………………………………….......v

Halaman Persetujuan Publikasi……………………………………………..vi

Abstrak……………………………………………………………………….vii

Abstract……………………………………………………………...………viii

Kata Pengantar……………………………………………………………….ix

Daftar Isi……………………………………………………………………....x

Daftar Tabel…………………………………………………………………...xi

Daftar Gambar………………………………………………...………..……xii

Daftar Lampiran…………………………………………...……………......xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………1

B. Batasan Masalah…………………………………………………………….5

C. Rumusan Masalah…………………………………………………………...5

D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………6

E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………..6

F. Variabel, Definisi Operasional dan Indikator……………………………......7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………8

A. Berpikir Tingkat Tinggi……………………………………………………..8

B. Kegiatan Pembelajaran…………………………………………..…………16

C. Model Pembelajaran……………………………………………….……….28

D. Materi Bangun Ruang Sisi Datar………………………….………….…….31

E. Kerangka Berpikir…………………………………………………………..40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

xi

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..42

A. Jenis Penelitian……………………………………………………………. 42

B. Tempat danWaktu Penelitian……………………………………………...42

C. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………………….42

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………....42

E. Instrumen Penelitian……………………………………………………......45

F. Teknik Analisis Data………………………………………………….…….50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………………53

A. Analisis Data……………………………………………………………….53

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………….53

2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…....56

3. Hasil dari Tes Kemampuan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi….....60

B. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………...61

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………….61

2. Pembahsan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi……………66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...72

A. Kesimpulan…………………………………………………………………...72

1. Desain RPP………………….……………………………………………..72

2. Kegiatan Pembelajaran…………………………………………………….73

3. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa…………………..74

B. Keterbatasan Peneliti……………………………………………………..…..74

C. Saran……………………………………………………………………...…...75

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………76

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PerbedaanTaksonomi Bloom Sebelum Revisi dan Sesudah Revisi...12

Table 3.1 Kisi kisi Pedoman Wawancara…………………………………........46

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Aktifitas Guru di Kelas……………………….48

Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…..…49

Tabel 3.4 Sistem Penskoran Tingkat Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi….51

Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa……..52

Tabel 4.1 Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika dengan

Permendikbud No. 103 tahun 2017…………………………………………….54

Tabel 4.2 Hasil Analisis Instrumen Kegiatan Penilaian Kelas………………...59

Tabel 4.3 Hasil Analisis Soal Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi…….60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangun Ruang Kubus……………………………………………….31

Gambar 2.2 Bangun Ruang Balok………………………………………………. 32

Gambar 2.3 Bangun Ruang Prisma………………………………………………32

Gambar 2.4 Bangun Ruang Limas……………………………………..…………33

Gambar 2.5 Bangun Ruang Deskripsi Kubus…………………………………….34

Gambar 2.6 Bangun Ruang Deskripsi Balok……………………………………..35

Gambar 2.7 Bangun Prisma Segi 5……………………………………………….36

Gambar 2.8 Bangun Ruang Prisma Segi Empat………………………………….38

Gambar 2.9 Prisma Segi enam……………………………………………………38

Gamabr 4.1 Pekerjaan Siswa………………………………………………...……67

Gambar 4.2 Pekerjaan Siswa No 2………………………………………………..68

Gambar 4.3 Pekerjaan Siswa No 3………………………………………………..68

Gambar 4.4 Pekerjaan Siswa No 1 dengan Skor 3………………………………..70

Gambar 4.5 Pekerjaan Siswa No 2 dengan Skor 3………………………………..70

Gambar 4.6 Pekerjaan Siswa No 3 dengan Skor 3………………………………..71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………79

Lampiran 2 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Di Kelas……………………...105

Lampiran 3 Instrumen Analisis RPP……………………………………………..107

Lampiran 4 Tabel Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika Dengan

Permendikbud No. 103 Tahun 2017…………….…….…………………………109

Lampiran 5 Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)………....112

Lampiran 6 Lembar Indikator Untuk Aspek Kognitif Pada Desain RPP………...115

Lampiran 7 Lembar Dan Hasil Wawancara……………………………………...117

Lampiran 8 Perhitungan Hasil Tes KeterampilanBerpikir Tingkat Tinggi

Siswa……………………………………………………………………………..120

Lampiran 9 Lembar Jawaban Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Siswa……………………………………………………………………………..122

Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Tes…………………………………………123

Lampiran 11 Lembar Validasi Instrumen Wawancara…………………………...124

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian………………………………………………...125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi alasan rasional mengapa peneliti meneliti topik keterampilan

berpikir tingkat tinggi (HOTS). Bab ini terdiri dari enam bagian, yaitu: (1) latar

belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5)

manfaat penelitian, dan (6) variabel, definisi operasional, dan indikator.

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang

dialami seseorang ketika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang

harus dipecahkan. Berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu

memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan,

atau memenuhi hasrat keingintahuan. Pendapat ini menunjukkan ketika seseorang

memutuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami

sesuatu, maka orang tersebut melakukan aktivitas berpikir (Heong dkk, 2011).

Kegiatan berpikir dibedakan menjadi dua jenjang, yaitu berpikir tingkat

tinggi atau Higher Order Thinking (HOT) dan berpikir tingkat rendah atau Lower

Order Thinking (LOT). Menurut (Heong, dkk 2011) keterampilan berpikir tingkat

tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara luas untuk menemukan

tantangan baru. Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang

untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan

memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi

seperti sesuatu itu disampaikan.

Berbicara mengenai tahapan yang baru. Berpikir tingkat tinggi adalah

berpikir pada tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau

mengatakan sesuatu kepada seseorang persis berpikir, maka taksonomi bloom

dianggap sebagai dasar bagi berpikir tingkat tinggi, pemikiran ini didasarkan

bahwa pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih dari

pada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum (Heong, dkk 2011).

Berlandaskan pada taksonomi bloom tersebut, maka terdapat tiga aspek dalam

ranah kognitif yang menjadi bagian dari keterampilan berpikir tingkat tinggi atau

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2

higher-order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek menganalisa (C4), aspek

mengevaluasi (C5) dan aspek mencipta (C6). Sedangkan tiga aspek lain dalam

ranah yang sama, yaitu aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), dan aspek

menerapkan (C3), masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau

lower-order thinking.

Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom dari satu dimensi

menjadi dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif (cognitive process) dan

dimensi pengetahuan (types of knowledge). Dimensi proses kognitif merupakan

hasil revisi dari taksonomi Bloom. Anderson mengklasifikasikan proses kognitif

menjadi enam kategori, yaitu mengingat (remember), memahami (understand),

mengaplikasi (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan

mencipta (create). (Krathwohl & Andrerson, 2018).

Tema umum dalam pergerakan berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan

berpikir yang melibatkan keterampilan mengambil keputusan yang bernalar dalam

situasi yang kompleks. Pergerakan ini menekankan pada ”knowing how” dari

pada ”knowing what”. Oleh karena itu, usaha membantu individu memperoleh

keterampilan tersebut membutuhkan kesadaran diri sebagai bagian usaha dari

pendidik untuk menggali keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan

memanfaatkan metode dari pada peran sederhana memorisasi dan pengajaran

diktatik.

Dengan melihat kenyataan yang ada saat ini, begitu banyak lembaga

pendidikan dengan tenaga pendidik yang menerapkan model pembelajaran hanya

menitik beratkan pada keterampilan menghafal. Keterampilan berpikir tingkat

tinggi sangat penting diterapkan dalam berbagai aspek pengetahuan, lembaga

pendidikan yang hanya menanamkan model pembelajaran pada keterampilan

menghafal akan menjadikan siswa terbiasa tidak kritis dan hanya menerima

materi tanpa mengkritisi materi yang diberikan. Sebagai akibatnya kebiasaan

siswa yang hanya menghafal materi tanpa tahu bagaimana mengkritisinya akan

terus berlanjut hingga perguruan tinggi bahkan sampai saat dimana siswa tersebut

memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting ditanamkan pada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3

mengingat tantangan peningkatan mutu dalam berbagai aspek kehidupan tidak

dapat ditawar lagi. Pesatnya perkembangan iptek dan tekanan globalisasi yang

menghapuskan batas antar negara, mempersyaratkan setiap individu untuk

mengerahkan pikiran dan seluruh potensi yang dimilikinya untuk bisa tetap

bertahan dan dapat memenangkan persaingan dalam perebutan pemanfaatan

kesempatan dalam berbagai sisi kehidupan.

Mengingat kebutuhan manusia yang terus meningkat sedangkan alat

pemuas kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya peningkatan sikap

kompetitif secara sistematik dan berkelanjutan terhadap sumber daya manusia

(SDM) melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dewasa ini harus

diarahkan pada peningkatan keterampilan berpikir agar mampu berkompetisi

dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan di sekolah

diarahkan tidak semata-mata pada keterampilan menghafal dan pemahaman

konsep-konsep ilmiah, tetapi juga pada peningkatan keterampilan dan

keterampilan berpikir siswa itu sendiri, khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Artinya, guru perlu mengajarkan siswanya keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Dalam proses pembentukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, sebagai

pihak yang memiliki peran penting, maka sekolah harus mampu mengembangkan

komponen pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada keterampilan

menghafal guna mencapai nilai yang tinggi. Peran sekolah dalam menumbuhkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan hingga tahap evaluasi yang berupa desain Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan kegiatan pembelajaran..

Banyaknya lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada pencapaian

nilai, sebagai akibatnya mulai dari perencanaan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran hanya mengacu pada keterampilan menghafal guna memperoleh

nilai yang tinggi, sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi dari siswa itu

sendiri tidak diasah dan dikembangkan.

Sistem pendidikan yang demikian akan membuat siswa memiliki pandangan

bahwa apa yang mereka kerjakan dan mereka kejar di bangku sekolah semata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

4

mata hanyalah nilai. Akibatnya banyak siswa yang melakukan kecurangan hanya

untuk mendapat hasil yang lebih baik dibandingkan teman- temannya. Contoh

kasus yang paling terlihat adalah pada saat Ujian Nasional (UN). Selain banyak

kecurangan yang dilakukan siswa dan pihak sekolah, angka ketidak lulusan pun

masih relatif tinggi. Bahkan pihak sekolah termasuk guru, hampir sebagian besar

hanya memikirkan bagaimana sekolahnya bisa menjadi yang terbaik dalam hal

prestasi nilai-nilai akademis saja, sehingga melupakan pentingnya penanaman

keterampilan berpikir tingkat tinggi, agar kelak siswa dapat bersaing di dunia

kerja yang kompleks. Saat ini tidak begitu banyak sekolah yang mengedepankan

proses dan keterampilan berpikir, sehingga siswa yang dihasilkan adalah siswa

yang memiliki prestasi tinggi dengan keterampilan berpikir yang rendah.

SMP N 1 Yogyakarta, sebagai sekolah yang meraih predikat nilai rata rata

Ujian Nasional dengan lulusan tertinggi peringkat ke kedua di Yogyakarta tahun

2018 dan merupakan salah satu sekolah menengah pertama favorit di Yogyakarta,

maka penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa nilai yang diperoleh siswa

tidak hanya berdasarkan keterampilan berpikir tingkat rendah yaitu berupa

keterampilan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan yang mana hal ini

mengindikasikan bahwa sekolah hanya berorientasi pada pencapaian nilai. Akan

tetapi predikat yang diperoleh sungguh-sungguh telah mencerminkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi setiap siswanya.

Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Sekolah ini

dipilih menjadi tempat penelitian karena SMP Negeri 1 Yogyakarta merupakan

salah satu sekolah favorit yang mendapatkan predikat sebagai sekolah dengan

nilai lulusan tertinggi peringkat ke 2 pada mata pelajaran matematika tahun 2018,

sehingga SMP N 1 menjadi tempat yang tepat untuk melakukan penelitian guna

mengetahui sejauh mana keterampilan siswa dalam berpikir. Mengingat

keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting diterapkan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Kecenderungan pendidik dalam

mengajar perlu dievaluasi apakah masih menerapkan metode pengajaran yang

hanya menekankan pada keterampilan menghafal ataukah telah sungguh-sungguh

mengarahkan siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, sehingga nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

5

yang diperoleh siswa SMP N 1 sungguh-sungguh mencerminkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

Oleh karena itu, dengan melakukan penelitian mengenai keterampilan

berpikir tingkat tinggi diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi dunia

pendidikan terutama bagi para pendidik agar tidak hanya berorientasi pada

strategi, model, dan metode pembelajaran yang hanya menanamkan keterampilan

menghafal. Kebiasaan tenaga pendidik yang hanya menerapkan strategi, model,

dan metode pembelajaran pada keterampilan menghafal harus diubah dan

diarahkan agar mampu menerapkan pembelajaran yang mengarah pada proses

kognitif yang mendorong dan meningkatkan keterampilan berpikir setiap

siswanya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun

Ruang Sisi Datar di VIIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti perlu memberikan batasan

masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang ingin diteliti

serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat banyak masalah yang ada.

Peneliti memfokuskan variabel yang ingin diteliti yaitu: keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa yang tercermin dalam perumusan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan pemberian soal test keterampilan

berpikir tingkat tinggi kepada siswa. Selain itu fokus kegiatan penelitian juga

dibatasi pada tahap keterampilan guru dalam menciptakan pembelajaran yang

mengarah pada berpikir tingkat tinggi melalui desain RPP, pelaksanaan aktivitas

pembelajaran, dan peneliti mendesain soal untuk mengukur berpikir tingkat tinggi

siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

6

sebagai berikut:

1. Apakah desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP N 1 Yogyakarta

memuat serangkaian kegiatan yang merepresentasikan keterampilan berpikir

tingkat tinggi?

2. Apakah kegiatan pembelajaran di SMP N 1 Yogyakarta telah menumbuh

kembangkan keterampilan berpikir tingka tinggi?

3. Bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII A SMP N 1

Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah diatas maka peneliti melakukan penelitian

dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) SMP N 1 Yogyakarta memuat serangkaian kegiatan yang

merepresentasikan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran di SMP N 1 Yogyakarta

telah menumbuh kembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

3. Untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa SMP N 1

Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi SMP N 1 Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan menambah

informasi bagi guru, terutama guru mata pelajaran matematika agar

mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan dapat merumuskan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan kegiatan pembelajaran

yang tidak hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat

membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi pada setiap siswa.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bacaan

ilmiah bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan dapat memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

7

masukan atau refrensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini penulis berharap dapat memperluas

cakupan wawasan yang ada dan menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan.

F. Batasan Istilah

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Merupakan rencana pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu

tujuan pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

mencakup keterampilan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

2. Kegiatan Pembelajaran

Merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan

menjalin komunikasi edukatif dengan menggunakan metode model dan teknik

tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran berupa keterampilan

berpikir tingkat tinggi yang mencakup keterampilan menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta secara efektif dan efisien.

3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi

Merupakan kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hirarki tinggi

dari taksonomi berpikir Bloom, mengklasifikan ranah kognitif ke dalam enam

tingkatan yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom. Keenam tingkatan

tersebut terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi,

dan mencipta. Ranah kognitif di atas merupakan kemampuan peserta didik

dalam menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses

pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif menurut Bloom,

merupakan segala aktivitas pembelajaran yang dikemas menjadi 6 tingkatan.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

1. Pengertian

Keterampilan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai

penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk

menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan

memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam

situasi baru (Heong, dkk, 2011). Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada

tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan

sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu disampaikan kepada kita.

Wardana mengemukakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah

proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha

mengeksplorasi pengalaman yamg kompleks, reflektif dan kreatif yang

dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh

pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill –

HOTS) merupakan proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan

menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Keterampilan berpikir

tingkat tinggi merupakan keterampilan menghubungkan, memanipulasi, dan

mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk

berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan

memecahkan masalah pada situasi baru.

Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu

keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah.

Arifin (2010:185) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah

proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi,

logika, dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain. Keterampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

9

berpikir kreatif yang disarikan dari Thomas and Thorne dari Center for

Development and Learning menyatakan bahwa berpikir kreatif meliputi

mengkreasikan, menemukan, berimajinasi, menduga, mendesain,

mengajukan alternatif, menciptakan dan menghasilkan sesuatu. Membentuk

ide yang kreatif berarti muncul dengan sesuatu yang tidak biasa, baru, atau

memunculkan solusi atas suatu masalah. Keterampilan seseorang untuk

berpikir kreatif dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya

mampu mengusulkan ide baru, mengajukan pertanyaan, berani

bereksperimen dan merencanakan strategi.

Berpikir kritis dan kreatif digunakan dalam upaya memecahkan

masalah (problem solving). Keterampilan untuk memecahkan masalah yang

dimiliki seseorang dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator, misalnya

mampu mengidentifikasi masalah, memiliki rasa ingin tahu, bekerja secara

teliti dan mampu mengevaluasi keputusan. Keterampilan berpikir tingkat

tinggi baik itu keterampilan berpikir kritis, kreatif serta keterampilan

pemecahan masalah yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat dimiliki secara

langsung melainkan diperoleh melalui latihan.

Secara lebih lanjut, (Arikunto : 2014) juga menyatakan bahwa ada

delapan aspek yang berasosiasi dengan berpikir tingkat tinggi, yaitu:

Tidak ada seorang pun yang dapat berpikir sempurna atau tidak dapat

berpikir sepanjang waktu;

a. Mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu;

b. Mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya;

c. Berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar;

d. Terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif dan

praktis;

e. Ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam kehidupan

sehari-hari;

f. Keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses yang

terlibat dalam berpikir;

g. Metakognisi adalah bagian berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

10

Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil

informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling

terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk

mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi

membingungkan.

2. Landasan Berpikir Tingkat Tinggi

Berbicara mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka

taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai landasan utama. Keterampilan

berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan pada tahun 1990 lalu

kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl agar lebih relevan

digunakan oleh dunia pendidikan abad ke-21. Keterampilan berpikir tingkat

tinggi yang dikemukakan oleh Bloom menggunakan kata benda yaitu :

pengetahuan, pemahaman, terapan, analisis, sintesis, evaluasi. Sedangkan

dimensi kognitif setelah direvisi diubah menjadi kata kerja yakni:

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta.

Dalam taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh Anderson dan

Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian

dari keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga

aspek itu adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta.

Sedangkan tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat,

aspek memahami, dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intelektual

berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking.

Fenomena pendidikan dewasa ini yang lebih sering menekankan tujuan

pendidikan pada proses kognitif ‘’Mengingat‟ dan kurang memperhatikan

proses-proses kognitif yang lebih kompleks (Anderson dan Krathwohl,

2018:98). Ada begitu banyak tujuan pendidikan, dua dari sekian banyak

tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan mentransfer

(Anderson dan Krathwohl, 2018: 94). Meretensi adalah keterampilan untuk

mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu sama seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

11

materi yang diajarkan. Sedangkan mentransfer adalah keterampilan untuk

menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan masalah-

masalah baru atau memudahkan proses mempelajari materi pelajaran baru

yang kemudian dapat dikatakan sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampuan untuk

mengingat cukup mudah dirumuskan, akan tetapi tujuan pendidikan yang

menanaman keterampilan mentransfer lebih sulit dirumuskan, diajarkan, dan

diakses (Anderson, 2018:96). Tujuan pendidikan yang paling penting

dirumuskan adalah menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada

siswa, sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal dan mengingat materi

pembelajaran melainkan mampu memecahkan masalah dengan berpedoman

pada materi pembelajaran yang telah didapatkan.

3. Kategori-Kategori dalam Dimensi Proses Kognitif Berpikir Tingkat

Tinggi

Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya

berupa taksonomi pendididkan dengan menyajikan dalam bentuk hirarki.

Tujuan penyajian kedalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksud

untuk mengkategori hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah

pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut

taksonomi Bloom

Lorin Anderson merevisi aksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil

perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi

Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada

kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih

diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi.

Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah

kognitif Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6.

Klasifikasi hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi

Bloom tersebut sekalipun dengan bentuk yang sedikit berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

12

Tabel 2.1

Perbedaan taksonomi bloom sebelum revisi dan sesudah revisi

TAKSONO

MI

BLOOM

C1

C2

C3

C4

C5

C6

SEBELUM

REVISI

Pengetahuan

Pemahaman

Aplikasi

Analisis

Sintesis

Evaluasi

SESUDAH

REVISI

Mengingat

Memahami

Mengaplikas

ikan

Menganalisis

Mengevalu

asi

Mencipta

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat tiga

dimensi kognitif pada taksonomi Bloom yang direvisi oleh (Anderson dan

Krathwohl 2018 : 96) yang masuk sebagai indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi yakni: Menganalisis, Mengevaluasi dan Mencipta. Sedangkan

ketiga proses kognitif dalam ranah yang sama yakni keterampilan

mengingat, memahami, dan mengaplikasikan merupakan keterampilan

berpikir yang berada pada tingkat rendah. Dalam (Anderson dan Krathwohl

2018 : 98) masing-masing indikator akan dijelaskan satu persatu sebagai

berikut:

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan

dari memori jangka panjang. Tujuan dari pembelajaran dengan

menanamkan keterampilan mengingat adalah untuk menumbuhkan

keterampilan meretensi materi pelajaran sama seperti materi diajarkan.

Kategori proses meningat ini meliputi proses-proses kognitif yang

mencakup:

1) Mengenali merupakan proses menempatkan pengetahuan dalam memori

jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

13

2) Mengingat kembali merupakan proses mengambil pengetahuan yang

relevan dari memori jangka panjang.

Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif mengingat (C1) :

membilang, mendaftar, menunjukkan, menamai, menandai, membaca,

menghafal, mengulang, memilih, melafalkan, menuliskan, menyebutkan.

b. Memahami

Merupakan proses mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,

termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Kategori

proses memahami ini meliputi proses-proses kognitif yang mencakup:

1) Menafsirkan merupakan proses mengubah suatu bentuk gambaran.

2) Mencontohkan merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi

tentang konsep atau prinsip.

3) Mengklafikasikan merupakan proses menentuan sesuatu dalam satu

kategori.

4) Merangkum merupakan proses mengabstraksikan tema umum atau poin

pokok.

5) Menyimpulkan merupakan proses membuat ksimpulan yang logis dari

informasi yang diterima.

6) Membandingkan merupakan proses menentukan hubungan antara dua

ide, dua objek dan semacamnya.

7) Menjelaskan merupakan proses membuat model sebab-akibat dalam

sebuah sistem.

Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif memahami (C2) :

menjelaskan, mengkategorikan, mengasosiasikan, membandingkan,

menghitung, menguraikan, membedakan, mendiskusikan, mencontohkan,

mengemukakan, menyimpulkan, merangkum, menjabarkan,

mengidentifikasi, mengartikan, menghitung.

c. Mengaplikasikan

Merupakan kegiatan menerapkan atau mengguakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu. Kategori proses mengaplikasi ini meliputi proses-

proses kognitif yang mencakup:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

14

1) Mengeksekusi merupakan kegiatan menerapkan suatu prosedur pada

tugas yang familier.

2) Mengimplementasikan merupakan kegiatan menerapkan suatu prosedur

pada tugas yang tidak familier.

Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif menerapkan (C3) :

menerapkan, menggunakan, menyelidiki, mengoperasikan, melaksanakan,

memproduksi, memproses, melakukan, mengimplementasikan.

d. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan materi jadi

bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian-

bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini

meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan

mengatribusikan. Tujuan-tujuan pendidikan yang diklafikasikan dalam

menganalisis mencakup:

1) Membedakan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan membedakan bagian

materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting

dari yang tidak penting.

2) Mengorganisasikan

Menentukan cara untuk menata atau merangkai potongan-potongan

informasi penting yang telah didapatkan. Proses mengorganisasikan terjadi

ketika siswa membangun hubungan- hubungan yang sistematis dan koheren

antar potongan informasi.

3) Mengatribusikan

Menentukan tujuan dibalik informasi yang telah didapatkan. Proses

mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang,

pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi.

Kata kerja yang dimuat pada ranah kognitif menganalisis (C4) :

menganalisis, mendiagnosis, menyeleksi, merinci, mendiagramkan,

membagankan, menelaah, mengedit, mengaitkan, memilah.

e. Mengevaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

15

Didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasar kriteria dan

standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,

efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Masing-masing dari kriteria tersebut

ditentukan oleh siswa. Standar yang digunakan bisa bersifat kuantitatif

maupun kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif

memeriksa keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal

dan mengkritik keputusan-keputsan yang diambil berdasarkan kriteria

eksternal.

1) Memeriksa

Melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal

dalam suatu operasi atau produk. Proses memeriksa terjadi ketika siswa

menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis- premisnya atau

tidak, apakah data-data yang diperoleh mendukung atau menolak hipoteis

atau apakah masing-masing materi pelajaran berisikan bagian-bagian yang

saling bertentangan.

2) Mengkritik

Merupakan melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses

berdasarkan kriteria eksternal. Dalam mengkritik, siswa mencari ciri-ciri

positif atau negatif dari suatu produk dan membuat keputusan berdasarkan

ciri-ciri yang telah ditemukan. Kegiatan mengkritik adalah inti dari yang

kita kenal sebagai berpikir kritis.

e. Mencipta

Merupakan suatu kegiatan yang melibatkan proses menyusun beberapa

elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan

yang diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut siswa untuk

membuat suatu produk baru dengan mengorganisasikan elemen atau atau

bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya.

Untuk mencapai tujuan ini, banyak siswa yang menciptakan dalam artian

menyintesiskan informasi atau materi untuk membuat sesuatu yang baru.

Proses mencipta (kreatif) dapat dibagi ke dalam tiga proses kognitif sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

16

1) Merumuskan

Merupakan tahap divergen dimana siswa memikirkan berbagai solusi

ketika siswa berusaha memahami tugas.

2) Merencanakan

Merupakan tahap dimana siswa berpikir konvergen, siswa

merencanakan berbagai metode dan solusi lalu kemudian mengubahnya

menjadi suatu rencana aksi.

3) Memproduksi

Ketika siswa mulai melaksanakan rencana dengan mengkonstuksikan

solusi.

B. Kegiatan Pembelajaran

Selain pengembangan RPP, adapun faktor lain yang perlu

diperhatikan oleh pihak sekolah dalam upaya menumbuhkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi adalah kompetensi mengajar yang dimiliki oleh guru.

Kompetensi mengajar guru akan tercermin melalui kegiatan pembelajaran

yang terlaksana. Untuk menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,

maka sebagai “ujung tombak” guru harus mampu menerapkan baik

pendekatan, strategi, model, maupun metode pembelajaran yang mengacu

pada proses kognitif dari masing-masing indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi itu sendiri.

Selain itu, guru harus melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mengarahkan siswa

kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang artinya pendidik tidak

hanya menanamkan keterampilan menghafal pada siswa guna memperoleh

nilai yang tinggi.

1. Pengertian kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung

serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

17

Arikunto (2014 :113) pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan

belajar dan membelajarkan siswa di kelas. Pelaksanaan pembelajaran adalah

interaksi guru dan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran

kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari definisi

tersebut diketahui bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa

unsur diantaranya adalah pembelajaran sebagai sebuah proses yang

bertujuan untuk membelajarkan siswa di dalam kelas. Dalam kegiatan

pembelajaran terjadi proses interaksi yang bersifat edukatif antara guru

dengan siswa. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut bermuara pada satu

tujuan yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Pandangan lain yang sejalan dengan hal tersebut adalah yang

dikemukakan oleh Arifin (2010 : 210) bahwa pelaksanaan pembelajaran

adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode

pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif

dan efisien.

Berdasarkan kedua batasan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa

proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan

oleh guru dengan siswa dengan menjalin komunikasi edukatif dengan

menggunakan strategi-strategi, pendekatan, prinsip dan metode tertentu

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien

berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Oleh karena itu,

Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan optimal

sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan optimal

pula.

Efektivitas pembelajaran dapat tercapai sangat tergantung dari

keterampilan guru untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran

tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat proses belajar, yaitu

proses terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, informasi, keterampilan

dan keterampilan yang sifatnya permanen melalui pengalaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

18

Selain unsur interaksi, transfer pengetahuan dan sikap, secara umum

kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan mengajar yang dilakukan oleh

guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Jika ditinjau dari segi

etimologisnya, ”belajar” berasal dari kata “ajar” yang berarti memberi

pelajaran. Jadi, belajar adalah upaya untuk mendapatkan suatu perubahan.

Secara khusus pengertian belajar dikemukakan oleh Arifin (2010:231) yaitu:

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Definisi tersebut mengandung pemahaman bahwa belajar

berarti bukan hanya sekedar pengetahuan tentang fakta-fakta, melainkan

sekaligus terjadi suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

proses belajar tersebut. Selain pandangan Slameto, pandangan lain

dikemukakan oleh Arikunto (2014:142), bahwa belajar adalah berubah yang

berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dari tidak tahu menjadi

tahu, dan lebih khusus adalah berubah terhadap tingkah laku.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka belajar dapat diartikan

sebagai suatu aktivitas individu yang berkelanjutan melalui kegiatan dan

pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan

terjadinya perubahan pada individu, baik sikap maupun perilakunya.

Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, kemahiran,

keterampilan, kepribadian, sikap, kebiasaan yang akhirnya mampu untuk

melaksanakan tugas atau kerja tertentu dengan baik.

Menurut Arifin (2010:211) belajar jika ditinjau dari aspek hukum

pertautan adalah “hubungan antara perangsang dan reaksi tingkah laku.

Dengan demikian, maka proses belajar adalah merupakan suatu proses

dimana terjadi suatu rangsangan dari seseorang yang akan ditanggapi berupa

reaksi terhadap rangsangan tersebut berupa tingkah laku yang akan berubah

sedemikian rupa sesuai dengan perubahan rangsangan yang diperolehnya.

Jadi, proses belajar merupakan proses asosiasi atau hubungan dan pertautan

antara ransangan dan respon dari seseorang kepada orang lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

19

menyebabkan terjadinya suatu perubahan. Dengan demikian, maka hasil

dari belajar itu adalah perubahan yang terjadi dari seseorang yang telah

mengikuti proses belajar.

2. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan

pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara

pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses

tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi mereka menjadi keterampilan yang semakin lama

semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,

berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan

sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran

keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah.

Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang

dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran. Kegiatan

kokurikuler dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang

terkait langsung dengan mata pelajaran, misalnya tugas individu, tugas

kelompok, dan pekerjaan rumah berbentuk proyek atau bentuk lainnya.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan melalui berbagai kegiatan

yang bersifat umum dan tidak terkait langsung dengan mata pelajaran,

misalnya kepramukaan, palang merah remaja, festival seni, bazar, dan

olahraga.

Masyarakat merupakan tempat pendidikan yang jenisnya beragam

dan pada umumnya sulit diselaraskan antara satu sama lain, misalnya media

massa, bisnis dan industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga

keagamaan. Untuk itu para tokoh masyarakat tersebut semestinya saling

koordinasi dan sinkronisasi dalam memainkan perannya untuk mendukung

proses pembelajaran. Singkatnya, keterjalinan, keterpaduan, dan konsistensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

20

antara keluarga, sekolah, dan masyarakat harus diupayakan dan

diperjuangkan secara terus menerus karena tripusat pendidikan tersebut

sekaligus menjadi sumber belajar yang saling menunjang. Sekolah

merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah

ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

serta menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan

masyarakat. Proses tersebut berlangsung melalui kegiatan tatap muka di

kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Terkait dengan hal

tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar memiliki keterampilan hidup sebagai pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu

berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan

berperadaban dunia.

Peserta didik adalah subjek yang memiliki keterampilan untuk secara

aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan

kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses

kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan

masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras

mewujudkan ide-idenya (Permendikbud No.103 tahun 2014).

3. Prinsip pembelajaran

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen

kurikulum, pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut

(Permendikbud No.103 tahun 2014):

a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. Pembelajaran berbasis kompetensi;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

21

e. Pembelajaran terpadu;

f. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multidimensi;

g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard

skills and soft-skills;

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member keteladanan

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun

karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani);

k. Pembelajaran yang berlangsung dirumah, disekolah, dan

di masyarakat;

l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik; dan

n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.

4. Lingkup pembelajaran

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik

dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.

Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki

nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning,

project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.

Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct

instructional) dan tidak langsung (indirect instructional).

Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berpikir dan keterampilan menggunakan

pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

22

yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung

peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan

langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).

Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama

proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak

pengiring atau nurturant effect. Pembelajaran tidak langsung berkenaan

dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-

2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang

dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses

pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran

dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua

kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di

kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka

mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap

(Permendikbud No.103 tahun 2014).

5. Permasalah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

Permasalahan yang sering terjadi adalah masih banyaknya tenaga

pendidik yang menerapkan kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan

pada keterampilan menghafal. Metode pembelajaran yang demikian tentu

tidak dapat membentuk keterampilan berpikir setiap siswa. Banyaknya guru

yang lebih menekankan pada keterampilan mencapai nilai yang tinggi,

menjadikan penanaman keterampilan berpikir tidak terlalu diperhatikan.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir yang

tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang

diketahui. Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan keterampilan

menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

23

pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif

dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi

yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.

Dengan melihat pemamparan diatas, maka jelas perolehan nilai

tinggi yang dicapai oleh seorang siswa tidak serta merta mengindikasikan

bahwa siswa tersebut memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, yakni penelitian pada bidang

studi matematika memang telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan hasil

belajar kognitif (Deh-ghani, 2011; Surachman, 2010), akan tetapi hal ini

tidak dapat disetarakan dengan hasil pembelajaran pada bidang studi

matematika yang pada dasarnya banyak mengadung teori yang notabene

tidak terlalu sulit dalam proses penghafalannya. Sedangkan apabila berkaca

pada pencapaian hasil belajar seorang siswa pada bidang studi matematika

jelas hal tersebut sedikit banyak menunjukan sejauh mana keterampilan

berpikirnya.

Waktu pelaksanaan seringkali menjadi kesulitan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Materi yang perlu

dipelajari siswa di sekolah dalam waktu yang terbatas dan bagaimana

pelaksanaan pembelajaran yang dapat mendorong level belajar yang tinggi

bagi setiap siswa.

Dengan melihat masalah diatas, maka disadari benar bahwa waktu

yang dimiliki oleh seorang pendidik untuk mentransfer materi pembelajaran

kepada siswa tidaklah banyak, selain itu tingkat pemahaman dan daya

tangkap masing-masing siswa yang berbeda-beda semakin menyulitkan

pencapaian tujuan pembelajaran secara merata bagi setiap siswa.

Menurut Anderson dan Krathwohl (2018:351) hal yang perlu

diperhatikan oleh seorang pendidik agar dapat menyelesaikan masalah

tersebut adalah menyadari benar bahwa transfer dan retensi merupakan

tujuan pembelajaran yang penting. Proses-proses kognitif yang lebih

kompleks ditransfer dari dimana konteks itu dipelajari ke konteks lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

24

Ketika siswa telah mengembangkan proses-proses kognitif tersebut, proses-

proses kognitif yang telah diterima akan disimpan dalam memori jangka

panjang. Proses-proses kognitif tersebut juga dapat digunakan sebagai

aktivitas untuk memudahkan pencapaian tujuan pendidikan berupa proses

kognitif yang kurang kompleks.

Sebagaimana halnya proses kognitif yang berbeda-beda, demikian

pula halnya dengan pengetahuan yang juga berbeda-beda. Pengetahuan dan

proses konitif menentukan apa yang dipelajari oleh siswa. Pemilihan proses

kognitif biasanya menentukan jenis pengetahuan yang akan diajarkan

demikian pula sebaliknya.

Selain itu, dengan memahami masing jenis-jenis pengetahuan dan

berbagai pasangan proses kognitifnya, maka guru akan dapat melaksanakan

kegiatan pembelajaran secara lebih efektif.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi perlu diajarkan oleh guru

melalui pendekatan, strategi, dan model pembelajaran yang dapat

merangsang cara berpikir siswa.

a. Pendekatan

Merupakan suatu rangkaian tindakan terpola atau terorganisir

berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (Arikunto : 2014). Yang terarah secara

sistematis dengan maksud agar pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai,

yang dalam hal ini adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan

demikian, pola tindakan tersebut dibangun diatas prinsip- prinsip yang telah

dibuktikan kebenarannya, sehingga tindakan- tindakan yang diorganisisr

tersebut dapat berjalan secara konsisten kearah ketercapaian tujuan yang

diinginkan.

b. Strategi

Strategi dapat diartikan sebagai perpaduan secara keseluruhan dan

pengorganisasian secara kronologis dari metode-metode dan bahan-bahan

yang dipilih untuk mencapai tujuan. Strategi merupakan pola umum

perbuatan guru dan siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.

Hal itu dapat diartikan bahwa interaksi belajar mengajar berlangsung dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

25

suatu pola yang digunakan bersama oleh guru dan siswa (Arikunto : 2014).

Hasil deskripsi di atas dapat dirumuskan sebagai suatu pola umum

pembelajaran dimana subjeknya adalah siswa yang belajar berdasarkan

prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan

mengintegrasikan struktur/urutan-urutan/langkah-langkah pembelajaran,

metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas,

evaluasi, dan waktu yang diperlukan agar siswa sebagai pembelajar dapat

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dalam dunia pendidikan, dikenal beberapa strategi pembelajaran

yang dapat diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Ada

beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran guna

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, ini artinya

bahwa tidak semua strategi pembelajaran dapat diterapkan pada kegiatan

pembelajaran dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat

tingi pada siswa. Secara lebih lanjut (Arikunto : 2014) mengemukakan jenis-

jenis strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Strategi Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang

guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran secara optimal.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab

dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau

dominan.

Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah

dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik

tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode

pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini adalah:

a. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

26

bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini sesuai

dengan pengertian dan maksud dari strategi ekspositori tersebut, dimana

strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.

b. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi

atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan

dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada

siswanya.

c. Metode sosiodrama

Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam

hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru

memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk

memberikan contoh kepada siswa.

2) Strategi Inkuiri

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu

masalah yang ditanyakan. Adapun metode yang digunakan pada strategi

inkuiri adalah:

a. Metode diskusi

Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari

masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.

b. Pemberian tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi

melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru

memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa,

sehingga siswa menjadi aktif.

c. Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

27

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana

siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan

sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi

pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang

berdasarkan pengalaman yang ia alami.

d. Metode tanya jawab.

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi

dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk

siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.

3) Contextual Teaching Learning

Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi

dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Adapun metode yang diterapkan pada strategi CTL

adalah metode:

a. Demonstrasi

Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada siswa dengan

menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga siswa lebih memahami.

b. Sosiodrama

Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan

mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan dengan masalah sosial

disekitar siswa untuk memberikan contoh kepada siswa, sehingga siswa

lebih paham.

4) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian

aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian

masalah yang dihadapi secara ilmiah. Metode pembelajaran yang dapat

menggambarkan strategi ini adalah:

a. Metode Problem Solving

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

28

` Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar,

tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem

solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari

mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

b. Metode Diskusi

Di sini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari

masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.

5) Strategi Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan keterampilan berpikir merupakan

strategi pembelajaran yang menekankan kepada keterampilan berpikir

siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja

kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri

konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus

dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

Model strategi pembelajaran peningkatan keterampilan berpikir

adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan

keterampilan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman

anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. Beberapa

metode pembelajaran yang relevan dengan strategi ini adalah:

a. Metode diskusi

Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari

masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi

dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk

siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.

c. Metode eksperimen

Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk

melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

29

C. Model pembelajaran

Merupakan suatu pola atau struktur pembelajaran yang tersusun dan

didesain, ditetapkan, dan dievaluasi secara sistemik untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan guru. Istilah model sendiri dapat diartikan

sebagai suatu bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya.

Model juga dapat diartikan sebagai suatu contoh konseptual atau

prosedural dari suatu program, sistem, atau proses yang dapat dijadikan

acuan atau pedoman kreatif dalam pemenuhan akan kebutuhan siswa di

sekolah dasar, telah banyak mengembangkannya. Hal itu tidak lain agar

kualitas pendidikan di sekolah-sekolah seluruh negeri ini selalu dalam

rangka memecahkan suatu masalah agar tujuan dapat tercapai.

Banyak model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh

para ahli pendidikan, akan tetapi dalam upaya menanamkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi, tidak semua model pembelajaran yang ada dapat

diterapkan. Hanya beberapa model pembelajaran tertentu yang dapat

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun model pembelajaran yang

memenuhi kriteria dalam upaya menanamkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi adalah:

1) Model Pembelajaran Terpadu

Model Pembelajaran Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual

maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang

mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran

terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat

menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi

kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.

Oleh sebab itu, model pembelajaran terpadu cukup sesuai diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran guna menanamkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

30

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menerapkan model

pembelajaran terpadu adalah:

a. Menentukan sebuah tema yang sesuai

b. Libatkan semua siswa dikelas agar mendiskusikan kemungkinan

tema yang akan diangkat dalam pembelajaran

c. Menentukan fokus pembelajaran

d. Memberikan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beraneka macam yang

berkaitan dengan tema yang akan jadi fokus pembelajaran

e. Mengembangkan strategi-strategi untuk menggunakan sumber daya yang

tersedia.

f. Membentuk suasana belajar yang rileks tapi tetap serius.

g. Membagi informasi-informasi yang dimiliki pada tema yang akan

dipelajari

h. Mengajak siswa mencermati dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran

personal (afektif)

i. Mendorong demokrasi dalam belajar, kreatif, penemuan, dan kooperatif.

j. Mendorong siswa untuk berbagi pengalaman dan informasi

k. Melibatkan berbagai narasumber yang mungkin dapat membantu seperti

pustakawan, para profesional, orang tua siswa, hingga relawan

l. Membantu dan mengajak siswa menyajikan hasil kerja dan hasil belajar

mereka

m. Memberi penekanan pada teknik-teknik reflektif dan tanggung jawab

untuk evaluasi mandiri.

2) Model Pembelajaran PBL ( Problem Based Learning)

Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) dirancang untuk membantu

mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan

investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk

menjadi pelajar yang mandiri.

Dengan menerapkan model pembelajaran PBL, maka guru dapat

mengarahkan siswa untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi.

Kemandirian siswa dalam belajar dapat membentu guru dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

31

menanamkam keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun langkah-langkah

dalam model pembelajaran PBL adalah:

a) Orientasi siswa kepada masalah otentik

b) Mengorganisasi siswa untuk belajar

c) Membimbing penyelidikan individual/kelompok

d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

D. Materi Bangun Ruang Sisi Datar

1) Pengertian Bangun ruang sisi datar Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi yang

membatasi bagian dalam atau luar berbentuk bidang datar.

Macam-macam bangun ruang sisi datar:

a. Kubus

Soenarjo (2008: 233) menyatakan bahwa kubus adalah prisma siku siku

khusus. Semua sisinya berupa persegi atau bujur sangkar yang sama. Sifat

sifat kubus sebagai berikut : memiliki 6 buah sisi, memiliki 12 rusuk,

memiliki 8 titik sudut, dan sisi sisi pada kubus berbentuk persegi.

b. Balok

Gambar 2.1 Bangun Ruang Kubus ABCD.EFGH

Soenarjo (2008: 234) menyatakan bahwa balok merupakan prisma tegak

segi empat. Sifat sifat balok menurut Soenarjo (2008: 234) sebagai berikut :

mempunyai enam buah sisi, mempunyai 12 rusuk, mempunyai 8 titik sudut,

dan sisi pada balok berbentuk persegi panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

32

c. Prisma

Gambar 2.2 Bangun Ruang Balok ABCD.EFGH

Heruman (2008: 110) mengatakan prisma adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh bidang sejajar. Dua bidang tersebut dinamakan bidang alas dan

bidang atas. Bidang – bidang lainnya disebut bidang tegak, sedangkan jarak

antara kedua bidang (bidang alas dan bidang atas tersebut) disebut tinggi

prisma. Sifat sifat prisma menurut Sumanto dkk (2008: 149) sebagai berikut

: prima terdiri atas sisi alas dan sisi atas yang bentuk dan ukurannya sama,

mempunyai sisi alas dan sisi atas yang sejajar, mempunyai sisi tegak yang

berbentuk persegi panjang, jarak antara sisi alas dan sisi atas disebut tinggi

prisma.

Gambar 2.3 Bangun Ruang Prisma ABC.EFG

d. Limas

Limas merupakan bangun ruang yang memiliki sisi tegak berbentuk

segitiga dan sisi alas berbentuk segi banyak. Heruman (2008:120)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

33

menyatakan penamaan limas bergantung dari bentuk alasnya. Karena sisi

tegaknya berbentuk segitiga, maka limas tidak mempunyai sisi atas tetapi

memiliki titik puncak. Sifat-sifat limas menurut Sumanto (2008: 155)

sebagai berikut : mempunyai sisi tegak berbentuk segitiga, sisi alasnya

berbentuk segi banyak, mempunyai 1 titik puncak, penamaan limas

bergantung bentuk alasnya.

Gambar 2.4 Bangun Ruang Limas Segi Empat T.ABCD

2) Mengidentifikasi bagian-bagian pada bangun ruang sisi datar yaitu:

a. Sisi (bidang sisi)

Bidang sisi atau sisi pada bangun ruang adalah bidang yang

membatasi bagian dalam atau bagian luar suatu bangun ruang. Sisi

bangun ruang dapat berbentuk bidang datar atau bidang lengkung.

b. Rusuk

Rusuk - Rusuk adalah ruas garis yang dibentuk oleh perpotongan

dua bidang sisi yang bertemu. Rusuk pada bangun ruang dapat berupa

garis lurus atau garis lengkung. Rusuk terletak pada satu bidang dan

tidak berpotongan dinamakan rusuk-rusuk yang sejajar. Rusuk - rusuk

yang berpotongan tetapi tidak terletak dalam satu bidang disebut rusuk-

rusuk yang bersilangan.

c. Titik sudut

Titik sudut adalah titik pertemuan 3 atau lebih rusuk pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

34

bangun ruang.

d. Diagonal sisi

Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut yang terletak pada rusuk–rusuk berbeda pada satu sisi bidang.

e. Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah luas garis yang menghubungkan duat itik

sudut yang masing - masing terletak pada sisi atas dan sisi alas yang

tidak terletak pada satu sisi kubus atau balok.

f. Bidang diagonal

Bidang yang dibatasi oleh dua buah diagonal sisi yang behadapan

pada kubus atau balok.

3. Penjelasan kubus, balok, prisma dan limas

a. Kubus

Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi

berbentuk persegi yang kongruen.

Gambar 2.5 Bangun Ruang Deskripsi Kubus

Kubus

6 sisi kubus : ABCD, ABEF, ADEH, BCFG, CDGH, EFGH.

12 rusuk, rusuk alas :AB, BC, CD,AD.

rusuk atas : EF, FG, GH, EH.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

35

rusuk tegak : AE, BF, CG, DH.

8 titik sudut :A dengan G, B dengan H, C dengan E, D dengan F.

12 buah diagonal sisi: AC dan BD, EG dan FH, AF dan BE, CH

dan DG, BG dan CF, AH dan DE.

4 buah diagonal ruang : AG dan CE, BH dan DF.

6 buah bidang diagonal : ABGH, ACGE, ADGF, BCHE, BDHF, dan

CDEF.

Luas Permukaan Kubus = 6 × 𝒔𝟐

Keliling Kubus = 12 × 𝒔

Volume Kubus = Luas alas × tinggi = 𝒔𝟐 × 𝒔 = 𝒔𝟑

b. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang

masing-masing berbentuk persegi.

Gambar 2.6 Bangun Ruang Deskripsi Balok

Balok ABCD EFGH dibatasi oleh 6 buah bidang datar yang berbentuk

persegi yaitu : ABCD, ABFE, DCGH, EFGH, BCGF dan ADHE.

Panjang balok (AB), lebar balok (BC), tinggi balok (AE).

Balok ABCD.EFGH mempunyai :

6 sisi balok : ABCD, EFGH, BCFG, ADEH, ABEF,CDGH.

12 rusuk balok : (AB, EF, CD, GH) (BC, AD, EH, FG) (AE, BF, CG,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

36

DH).

8 buah titik sudut : A, B, C, D, E, F, G,H.

12 buah diagonal sisi:(AC, BD, EG, FH)(AF, BE, DG,CH)(AH, DE,

BG, CF)

4 buah diagonal ruang : AG, BH, CE,DF

6 buah bidang diagonal : ACGE dan BDHF, AFGD dan BEHC,

BGHA dan DFED.

Luas permukaan balok = 2 × ((𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡))

Volume balok = (𝒑 × 𝒍 × 𝒕)

c. Limas

Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi (n)

dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar

bidang segi (n). Garis t disebut tinggi limas dan titik T disebut titik

puncak.

Gambar 2.7 Bangun Prisma Segi 5

Seperti prisma, nama limas juga berdasarkan jumlah segi (n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

37

sisi alasnya. Apabila alas limas berupa segi (n) beraturan dan tiap sisi

tegak merupakan segitiga sama kaki yang beraturan, maka limasnya

disebut limas segi (n) beraturan.

Macam-macam limas :

Limas sembarang yaitu limas yang bidang alasnya berbentuk segi-n

sembarang dan titik puncaknya sembarang.

Limas beraturan yaitu limas yang bidang alasnya berbentuk segi-n

beraturan dan proyeksi titik puncaknya berimpit dengan titik pusat

bidang alas.

Unsur-unsur yang dimiliki limas : titik sudut, rusuk, dan bidang isi.

Ciri-ciri limas:

1. Bidang atas berupa sebuah titik.

2. Bidang bawah berupa bidang datar.

3. Bidang sisi tegak berupa segitiga

Sifat-sifat limas beraturan :

1. Unsur yang dimiliki adalah titik sudut, rusuk dan bidang sisi.

2. Limas segi-n beraturan mempunyai alas berupa segi-n beraturan,

dimana : semua rusuk tegaknya sama panjang, semua sisi tegaknya

kongruen, semua apotemanya sama panjang (apotema = jarak titik

puncak ke titik alas)

3. Tinggi limas adalah jarak dari titik puncak ke proyeksinya pada alas limas.

4. Titik puncak limas adalah titik temu bidang sisi tegaknya yang

berbentuk segitiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

38

Pada gambar dibawah ini menunjukkan limas segiempat yang memiliki :

5 titik sudut = A, B, C, D, dan T

5 bidang sisi = 1 sisi alas(ABCD)

4 sisi tegak (TAB,TBC,TCD,TAD)

4 rusuk alas = (AB, BC, CD,DA)

4 rusuk tegak = (AT, BT, CT,DT) Gambar 2.8 Bangun ruang prisma segi empat

Pada gambar dibawah ini menunjukkan limas segi lima yang mempunyai :

6 titik sudut = A, B, C, D, E, danT

6 bidang sisi = alas (ABCDE) tegak (TAB,TBC,TCD,TDE,TAE)

5 rusuk alas = AB, BC, CD, DE, EA

5rusuk tegak = AT, BT, CT, DT, ET

Pada gambar diatas menunjukkan limas segienam, yang mempunyai:

7 titik sudut = A, B, C, D, E, F, danT

7 bidangsisi = alas (ABCDEF) tegak (TAB,TBC,TCD,TDE,TEF,TAF)

6 rusuk alas = (AB, BC, CD, DE, EF, AF)

6 rusuk tegak = (AT, BT, CT, DT, ET,FT)

Gambar 2.9 Prisma Segienam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

39

d. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang yang

sejajar ( bidang alas dan bidang atas ) dan oleh bidang lain yang saling

berpotongan menurut rusuk-rusuk sejajar.

Jenis – Jenis Prisma :

Berdasarkan bentuk bidang alas, prisma dapat disebut sebagai “ prisma segi-

n” :

a. Jika bidang alasnya berbentuk segitiga disebut prisma segitiga

b. Jika bidang alasnya berbentuk segiempat disebut prisma segiempat dan

seterusnya.

c. Jika prisma yang bidang alasnya jajaran genjang disebut prisma pararel

epipedum.

Ditinjau dari rusuk-rusuk prisma, prisma dapat disebut sebagai :

d. Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus

terhadap bidang = alas.

e. Prisma miring adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak

lurus terhadap bidang alas.

Sifat – sifat prisma tegak, prisma miring, dan prisma segi- 𝑛 beraturan :

1. Bidang alas dan bidang atasnya sejajar serta bentuknya sama

dan sebangun.

2. Bidang sisi tegak berbentuk jajar genjang.

3. Semua rusuk tegak sejajar dan sama panjang.

4. Semua bidang diagonalnya berbentuk jajar genjang.

5. Benyak bidang diagonal pada prisma segi-𝑛adalah/2(𝑛 − 3).

6. Banyak diagonal ruang pada prisma segi-𝑛 adalah𝑛(𝑛 − 3)

7. Luas selubung prisma segi-n beraturan = (keliling bidang alas segi-n) ×

(panjang rusuk tegak )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

40

Luas Permukaan Prisma = (luas bidang alas + luas selubung + luas bidang

alas)

2 volume prisma = volume balok

2 volume prisma = panjang × lebar × tinggi

Volume prisma = ½ × panjang × lebar ×

tinggi

Volume prisma = (1/2 × luas alas balok) ×

tinggi

Volume Prisma = Luas alas × tinggi

E. Kerangka Berpikir

Sebagai lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan,

sekolah harus mampu menanamkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi

kehidupan setiap generasi pelajar. Dalam melaksanakan program

pendidikan, guru adalah individu yang memegang peran penting setiap

pelaksanaannya. Sebagai “ujung tombak”, guru harus mampu menanamkan

berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dengan cara yang

benar guna menghasilkan generasi yang baik.

Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan penguasaan ilmu

pengetahuan menjadi semakin kompleks. Pesatnya perkembangan iptek dan

tekanan globalisasi yang menghapuskan batas antar negara,

mempersyaratkan setiap individu untuk mengerahkan pikiran dan seluruh

potensi yang dimilikinya untuk bisa tetap bertahan dan dapat memenangkan

persaingan dalam perebutan pemanfaatan kesempatan dalam berbagai sisi

kehidupan.

Kebutuhan manusia yang terus meningkat sedangkan alat pemuas

kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya peningkatan sikap

kompetitif secara sistematik dan berkelanjutan terhadap sumber daya

manusia (SDM) melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dewasa

ini harus diarahkan pada peningkatan keterampilan berpikir agar mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

41

berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika pendidikan

di sekolah diarahkan tidak semata- mata pada keterampilan menghafal dan

pemahaman konsep-konsep ilmiah, tetapi juga pada peningkatan

keterampilan dan keterampilan beripikir siswa itu sendiri, khususnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Artinya, guru perlu mengajarkan

siswanya keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan melalui

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dapat dirumuskan dalam bentuk desain Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), setelah itu untuk melihat sajuh mana guru

telah melaksanakan pembelajaran yang untuk meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa maka peneliti membuat soal guna melihat dan

mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa setelah guru

melaksanan kegiatan pembelajaran.

Dapat disimpulkan peneliti akan menggunakan desain rpp yang

dibuat oleh guru mata pelajaran matematika, mengobservasi kegiatan

pembelajaran, dan memberikan soal test keterampilan berpikir tingkat tinggi

kepada siswa guna untuk meninjau sejauh mana penerapan keterampilan

berpikir tingkat tingkat tinggi siswa dan bagaimana kemana kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif adalah upaya untuk mengungkap suatu fakta atau fenomena

(Arikunto & Jabar, 2014). Dalam penelitian ini menggunakan model

analisisformatif , dimana menurut (Weston & Mc Alpine, 2009) menjelaskan

bahwa analisis formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan

tercapai, memberikan informasi yang bermanfaat, dan untuk memperbaiki suatu

produk atau program. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis pada

desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan

pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa melalui tes

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di

Jalan Cik Di Tiro No. 29, Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta,

Daerah Istimewa Yogyakarta 55223

2. Waktu penelitian

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penelitian

dilakukan pada bulan Agustus 2018 – Oktober 2019.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang guru mata pelajaran

matematika kelas VIIIA serta 32 siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Yogyakarta

yang menerapkan kurikulum 2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, diperlukan beberapa teknik tertentu. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

43

wawancara, observasi, soal tes dan dokumentasi dengan masing-masing

penjelasan sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2015: 204) observasi merupakan suatu teknik atau

cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

observasi untuk memperoleh data primer berupa analisis kegiatan pembelajaran

yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Untuk memperoleh data, peneliti melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian, yaitu saat pelaksanaan pembelajaran sedang

berlangsung. Analisis dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan

pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, berupa

kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam teknik observasi yang

dilakukan, yang menjadi narasumber adalah guru mata pelajaran matematika yang

mengajar di kelas VIII A. Dengan menggunakan lembar observasi yang dapat

dilihat pada lampiran.

2. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang

dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan

data sekunder berupa desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui buku-buku yang

relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip- arsip, catatan-

catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini,

dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti berupa: RPP beserta lampiran-

lampirannya berupa (1) penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan yang

meliputi: teknik penilaian, instrumen penilaian, serta pembelajaran remedial dan

pengayaan; (2) media/alat, bahan, dan sumber belajar.

Kisi-kisi desain RPP yang dianalisis dengan melihat kata kerja yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

44

digunakan pada masing- masing komponen yang dianalisis. Desain RPP yang baik

adalah yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk desain

RPP yang dapat dianalisis terutama pada bagian (1) kompetensi dasar; (2)

indikator; (3) proses pembelajaran, dan (4) lembar kerja siswa yang

dikembangkan dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi pada siswa. Desain RPP dapat dianalisis dengan menggunakan lembar

analisis seperti yang terlampir pada lampiran 5.

Selain memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, desain RPP

yang baik seharusnya sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam

Permendikbud No. 103 tahun 2014, dengan menggunakan format seperti yang

terlampir pada lampiran 6.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan cara

mengadakan dialog secara langsung dengan narasumber. Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam terutama

jika jumlah respondennya sedikit (Sugiyono,2011).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara guna

memperoleh data yang konsisten dengan data yang diperoleh melalui kegiatan

observasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Peneliti akan

melakukan dialog secara langsung dengan objek penelitian yakni berupa tenaga

pendidik mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas VIII A , wawancara

dilakukan guna mengetahui proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dalam

penelitian ini adalah guru menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran

yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menggunakan

lembar pertanyaan wawancara seperti yang terlampir pada lampiran 7.

4. Test

Secara teoritis, test merupakan suatun alat atau prosedur yang dipakai

dalam rangka kegiatan pengukuran dan penilaian. Munurut Dejamri (2008 : 67),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

45

tes merupakan salah satu cara untuk menaksirkan besarnya kemampuan seseorang

secara tidak langsung yaitu melaui respon seseorang melalui stimulus atau

pertanyaan. Tes juga dapat diartikan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan

tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemapuan seseorang atau

mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes berupa soal tes guna

memperoleh data sejauh mana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen

pokok dan instrumen penunjang (Arikunto, 2006: 149). Instrumen pokok adalah

manusia itu sendiri sedangkan instrumen penunjang adalah pedoman observasi,

pedoman wawancara dan pedoman tes.

1. Instrumen pokok dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai

instrumen dapat berhubungan langsung dengan responden dan mampu memahami

serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di lapangan. Menurut Moleong (2007:

168) Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, pada

akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Untuk membantu peneliti sebagai instrumen pokok, maka peneliti

membuat instrumen penunjang. Dalam penyusunan instrumen penunjang tersebut,

Suharsimi Arikunto (1996: 153–154) mengemukakan pemilihan metode yang

akan digunakan peneliti ditentukan oleh tujuan penelitian, sampel penelitian,

lokasi, pelaksana, biaya dan waktu, dan data yang ingin diperoleh. Dari tujuan

yang telah dikemukakan tersebut, dalam penelitian ini menggunakan metode

observasi, wawancara, dan tes. Setelah ditentukan metode yang digunakan, maka

peneliti menyusun instrumen pengumpul data yang diperlukan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan.

2. Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Secara

umum, penyusunan instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

46

dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini :

a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan

judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.

b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.

c. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.

d. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

e. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar

(Suharsimi Arikunto, 2005:135)

Lebih lanjut, sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu membuat

kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut:

Tujuan wawancara :

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya penerapan ketermpilan berpikir tingkat

tinggi yang sudah dilaksanakan.

2. Untuk menggali apakah guru sudah menfasilitasi siswa untuk menumbuhkan

ketermpilan berpikir tingkat tinggi

3. Untuk mengetahui hambatan apa saya dalam melaksanakan penerapan

ketermpilan berpikir tingkat tinggi

4. Untuk mengetahui cara guru dalam menumbuhkan ketermpilan berpikir tingkat

tinggi terkait model, teknik, dan metode pembelajaran.

Tabel 3.1 Kisi – kisi Pedoman Wawancara

No Kisi Kisi Butir Pertanyaan Wawancara

1 Penerapan kegiatan pembelajaran

untuk mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Bagaimana Ibu menerapkan kegiatan

pembelajaran yang bersifat

mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi ?

2 Hambatan dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis

kemampuan berpikir tingkat

tinggi terkait model, teknik, dan

metode.

Apakah ada hambatan yang berasal

terkait metode, teknik dan model dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran

yang berbasis meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa ? Jika ada bagaimana Ibu

menanggapi hal tersebut ?

3 Penerapan model,teknik dan

metode agar siswa mampu memecahkan masalah.

Bagaimana Ibu menerapkan model,

teknik, dan metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

47

siswa melalui kegiatan diskusi dan

memecahkan masalah ?

4 Pemberian soal yang berbasis

masalah

Ketika melaksanakan kegiatan diskusi

apakah Ibu selalu memberikan soal

untuk dipecahkan oleh siswa dalam

kelompok ?

5 Pelaksanaan pembelajaran untuk

mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan.

Ketika melaksanakan kegiatan

pembelajaran bagaimana Ibu selalu

mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan ?

6 Melibatkan siswa dalam

memecahkan masalah dan

fenomena matematika

Apakah dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran Ibu meminta siswa untuk

mengamati masalah atau fenomena

matematika kemudian memberikan

tanggapan mengenai masalah atau

fenomena tersebut ?

7 Pengelolaan waktu yang efektif

dan efisien selama pembelajaran

Apakah dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran, Ibu mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisisen ?

3. Instrumen ketiga dalam penelitian ini adalah dengan observasi. Secara umum,

penyusunan instrumen pengumpulan data berupa observasi dilakukan dengan

tahap-tahap berikut ini :

a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan

judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.

b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.

c. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.

d. Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

e. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar

(Arikunto, 2005:135)

Lebih lanjut, sebelum melakukan observasi peneliti terlebih dahulu membuat kisi

- kisi pedoman observasi dan instrument observasi guru dikelas sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

48

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas

Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

1 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak

terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk

menjelaskan materi

2 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru

menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan

partisipasi siswa seperti diskusi dan memecahkan

masalah

3 Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk

memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna

memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi

dalam kegiatan diskusi

4 Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu

memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswa dalam

kelompok

5 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu

mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

6 Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai

7 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik

dibandingkan yang tertera pada RPP

8 Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu

dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

kegiatan pembelajaran

9 Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa

dalam kegiatan pembelajaran

10 Dalam melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran,

guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau

fenomena matematika kemudian memberikan tanggapan

mengenai masalah atau fenomena tersebut

11 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru

mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien

4. Instrumen keempat dalam penelitian ini adalah dengan test yang berupa soal.

Sebelum melaksanakan tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi pedoman

tes dan instrument tes berupa soal essai sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

No Indikator Soal

1. Menganalisis

• Siswa mampu mengenali serta membedakan

faktor penyebab dan akibat dari sebuah alur

yang rumit dan dan membagi-bagi atau

menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang

lebih kecil untuk mengenali pola atau

hubungannya

3. Suatu kotak

berbentuk kubus dapat

memuat 8 buah kubus

kecil. Volume 1 kubus

kecil tersebut adalah 8

cm3. Tentukan: a. Volume kotak

tersebut?

Panjang rusuknya?

Jika panjang rusuknya

bertambah 2 cm, berapa

jumlah kubus kecil

yang dapat dimuatkan

pada kotak tersebut ?

2. Mengevaluasi

• Siswa mampu memberikan penilaian terhadap

solusi, gagasan, dan metodologi dari unsur unsur

limas yang diketahui dengan menggunakan

kriteria yang cocok untuk memastikan langkah

yang efektivitas membuat hipotesis, mengkritik

dan melakukan pengujian menerima atau

menolak suatu pernyataan pada soal berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan pada konsep limas.

2. Atap rumah berbentuk persegi

panjang dengan

panjang rusuk alas 30

m x 12 m dan tinggi limas 8 m. Jika setiap 1

m2 membutuhkan 24

buah genting, banyak

genting yang

dibutuhkan untuk atap

rumah adalah….

3. Mengkreasi

• Siswa Membuat generalisasi suatu ide atau

cara pandang terhadap sesuatu pemecahan dalam

menentukan luas kaleng yang berbentuk prisma,

kemudian merancang suatu cara untuk

menyelesaikan masalah dalam perubahan

volume serta

mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-

bagian dalam menetukan tinggi air sekarang.

1.Sebuah kaleng berbentuk prisma

persegi panjang dengan

alas berukuran 6 cm x

5 cm dan tinggi 12 cm berisi air penuh. Jika

separuhnya dikeluarkan

dari kaleng, kemudian

dimasukan air yang

baru 60 cm3, tentukan

tinggi air sekarang pada kaleng?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

50

F. Teknik Analisis Data

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Untuk mengetahui desain RPP yang dibuat oleh guru untuk mata pelajaran

Matematika sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka

peniliti melakukan analisis desain RPP pada koponen kompetensi dasar, indikator,

proses pembelajaran, dan lembar kerja siswa.

Desain RPP yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi

adalah RPP yang pada komponen kompetensi dasar, indikator, proses

pembelajaran, dan lembar kerja siswa memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada level menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Selain menganalisis komponen RPP yang memuat indikator keterampilan

berpikir tingkat tinggi, RPP juga dianalisis kesesuaiannya dengan ketentuan yang

tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014.

2. Tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sudah mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan analisis terhadap

hasil dari soal keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diberikan kepada siswa.

Hasil dikatakan dinyatakan baik jika hasil analisis menunjukkan bahwa proses

pengerjaan yang digunakan telah mencerminkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Metode data analisis hasil tes pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa pada penelitian ini mengadopsi metode analisis data milik Lewy, dkk

(2009). Dimana data hasil tes untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa dilihar dari skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor diperoleh siswa, kemudian dihitung

persentasenya untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Sistem

penskoran tingkat keterampilan tersebut dibuat pada tabel berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

51

Tabel 3.4

Sistem penskoran tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

(diadopsi dari Lewy, dkk, 2009)

SKOR KRITERIA

3 Tampak 3 deskriptor

2 Tampak 2 deskriptor

1 Tampak 1 deskriptor

0 Tampak 0 deskriptor

Penilaian dalam analasis hasil pekerjaan siswa

1. Tampak deskriptor 3

Siswa memperoleh skor 3 dengan tampak 3 deskriptor, ketika siswa dapat

(1) menjawab dengan benar dan (2) sudah sesuai dengan indikator dan pertanyaan

pada soal tersebut dimana (3) siswa mampu untuk menuliskan dengan benar serta

urut dalam memecahkan permasalahan pada soal tersebut sesuai dengan salah satu

proses kognisi higher order thinking skill (Mengananlisis, Mengavaluasi, dan

Mencipta), jawaban juga harus benar maka siswa akan memperoleh skor 3

2. Tampak deskriptor 2

Siswa memperoleh skor 2 dengan tampak 2 deskriptor, ketika siswa dapat

(1) sudah menjawab sesuai dengan indikator dan pertanyaan pada soal, (2) Siswa

bisa menuliskan bagaimana proses penyelesaian yang yang tepat dalam

memecahkan permasalahan pada soal tersebut sesuai dengan proses kognisi higher

order thinking skill (Mengananlisis, Mengavaluasi, dan Mencipta), baik itu salah

akan memperoleh 2 skor

3. Tampak 1 deskriptor

Siswa memperoleh skor 1 dengan tampak 1 deskriptor, (1) ketika siswa

sudah bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dan berusaha untuk

memecahkan pertanyaan pada soal baik itu salah akan memperoleh 1 skor.

4. Tampak 0 deskriptor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

52

Siswa memperoleh skor 0 dengan tampak descriptor, ketika siswa tidak

menjawab sama sekali.

Skor keterampilan berpikir tingkat tinggi dari masing masing siswa adalah

jumlah skor yang diperoleh sesuai dengan banyaknya deskriptor yang tampak

pada saat menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor

maksimum adalah skor tertinggi (skor 3) dikalikan dengan jumlah soal (3 butir

soal), skor maksimumnya adalah 3 x 3 = 9, sedangkan skor minimum adalah 0 x 3

= 0, peneliti membagi interval menjadi 3 selang dengan rentang 3 rentang.

Data hasil tes kemudian dianalisis untuk menentukan rata-rata skor akhir

pada setiap pertemuan dan kemudian dikonversi kedalam data kuantitatif untuk

menentukan kategori tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa tersebut

ditentukan seperti pada table berikut :

Tabel 3.5 Kategori tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

(diadopsi dari Lewy, dkk, 2009)

Nilai Siswa Tingkat keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

7-9 Baik

4-6 Cukup

0-3 Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

53

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal Agustus 2018 – Desember

2019. Analisis data pembahasan penelitian ini dibagi menjadi tiga rumusan

masalah, yaitu:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Untuk mengetahui bahwa guru matematika telah menyusun RPP untuk

mata pelajaran matematika sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir tingkat

tinggi, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP yang telah dibuat oleh

guru mata pelajaran matematika.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Bangun Ruang

Sisi Datar kemudian dianalisis tingkat kesesuaiannya dengan kriteria keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Kegiatan analisis dilakukan dengan melihat penggunaan

kata kerja pada komponen kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, dan lembar kerja siswa (LKS).

Analisis RPP dinyatakan baik ketika kata kerja yang digunakan pada

komponen kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

dan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunaan kata kerja yang mengarahkan siswa

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yakni berupa keterampilan menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Berikut hasil analisis kesesuaian RPP dengan

indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

54

Tabel4.1 Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika dengan

Permendikbud No. 103 tahun 2017

Komponen Keterangan

Lengkap Tidak

Indentitas Mata

Pelajaran √

Kompetensi Inti √

Kompetensi Dasar √

Indikator √

Materi Pembelajaran √

Kegiatan Pembelajaran √

Kegiatan Pendahuluan √

Kegiatan Inti

a. Mengamati √

b.Menanya √

c. Mengumpulkan informasi

d.Mengasosiasi √

e. Mengkomunikasikan

Kegiatan Penutup √

Penilaian,

Remedial, dan

Pengayaan

Media, Bahan, dan

Sumber Belajar √

Lampiran-lampiran √

Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa RPP sudah

mencantumkan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada komponen

kompetensi dasar, indikator, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

55

terlihat dari kelima indikator pada desain RPP masih menggunakan kata kerja

berupa menentukan dan menyelesaikan. Menentukan dan menyelesaikan

merupakan proses kognitif dari keterampilan mengingat.

Upaya menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi telah dilakukan

oleh pemerintah melalui Permendigbud no.103 tahun 2014. Upaya tersebut dapat

dilihat melalui kompetensi dasar yang tercantum dalam format penyusunan RPP.

Pada komponen kompetensi dasar sudah digunakan beberapa kata kerja yang

mengacu pada proses kognitif yang mengarahkan siswa pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

Hal ini terlihat dari cara guru menyusun indikator pembelajaran. Dalam

format penyusunan RPP pada bagian kompetensi dasar tertulis bahwa siswa

diminta untuk menganalisis materi pembelajaran dengan menggunakan kata kerja

mendeskripsikan. Kegiatan mendeskripsikan merupakan kategori proses kognitif

yang berada pada level keterampilan menganalisis. Sedangkan pada komponen

indikator, guru menguraikan kegiatan dengan menggunakan kata kerja berupa

menentukan dapat dilihat pada lampiran 1 kata identifikasi sendiri berarti

menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan

bagaimana materi tersebut disampaikan oleh guru. Dengan demikian, jelas bahwa

proses menentukan merupakan bagian proses kognitif berupa keterampilan

menganalisis yang artinya sudah berada pada tahap keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Selain itu terlihat pula bahwa guru sudah mampu menggunakan kata kerja

yang bersifat operasional, yang dimaksud dengan kata kerja operasional adalah

kata kerja yang digunakan dapat diukur. Hal ini terlihat dari desain RPP yang

sudah menggunakan kata kerja berupa menentukan dan menyelesaikan masalah.

Secara lebih rinci rekapitulasi penggunaan kata kerja pada KD dan indikator dapat

dilihat pada lampiran 1.1.

Sedangkan apabila dianalisis kelengkapan RPP berdasarkan ketentuan

yang tercantum dalam Permendikbud no. 103 tahun 2014, RPP dapat dinyatakan

cukup baik dan disiplin. Hal ini terlihat dari desain RPP yang dibuat oleh guru

telah menyesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam Permendikbud no.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

56

103 tahun 2014, walaupun pada beberapa bagian RPP masih ada beberapa hal

yang belum sesuai, misalnya guru belum RPP membuat lampiran secara lengkap

seperti LKS atau pada bagian kompetensi inti yang tidak dijabarkan secara

lengkap. Akan tetapi secara keseluruhan desain RPP berdasarkan Permendikbud

no.103 tahun 2014 dapat dikatakan baik.

Dari komponen langkah-langkah pembelajaran juga ditemukan bahwa

desain pembelajaran yang tercantum dalam RPP masih berupa kegiatan-kegiatan

yang hanya mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat rendah. Hal ini

terlihat dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas hanya meminta siswa

untuk mengidentifikasi materi- materi yang terdapat dalam buku paket kemudian

mendiskusikannya didalam kelompok.

Akan tetapi desain LKS yang dibuat oleh guru, LKS yang dibuat oleh guru

dinilai belum mampu membentuk dan mengarahkan siswa pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari soal-soal yang dicantumkan dalam

LKS adalah soal-soal latihan yang terdapat dalam buku paket, selain itu proses

pengerjaannya pun tercantum dalam buku paket. Dengan demikian pengerjaan

soal yang terdapat dalam LKS dapat dilakukan dengan melihat cara pengerjaan

yang tercantum dalam buku paket, sehingga tidak membutuhkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS.

2. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Untuk mengetahui bahwa guru mata pelajaran matematika sudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kriteria keterampilan berpikir

tingkat tinggi, maka peneliti melakukan observasi di kelas VIIIA. Observasi

dilakukan menggunakan 11 pernyataan dengan mengacu pada kegiatan

pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Ada tiga kriteria yang digunakan untuk menilai implementasi

pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi

pada mata pelajaran matematika, yaitu kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta yang tercermin pada strategi, model, metode dalam kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika didalam kelas dan hasil tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

57

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dilaksanakan oleh peneliti di kelas.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa guru mata pelajaran

matematika belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan pembelajaran

masih bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat rendah

terutama pada keterampilan mengingat dan memahami materi pelajaran. Hal ini

terlihat dari strategi, model dan metode yang digunakan guru di kelas.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, terlihat bahwa guru telah menggunakan

metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

Salah satu metode yang dinilai dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa

adalah dengan menerapkan metode pembelajaran seperti diskusi dan tanya jawab.

Akan tetapi, penggunaan metode diskusi dan tanya jawab tidak secara

langsung mengindikasikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan memuat

indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada saat melaksanakan kegiatan

pembelajaran guru menerapkan metode diskusi dan tanya jawab dengan

membahas dan mengerjakan soal yang tercantum dalam LKS. Soal-soal yang

tercantum dalam LKS bukan merupakan jenis soal yang dapat meningkatkan

keterampilan berpikir siswa. Hal ini dikarenakan bahan diskusi yang terdapat

dalam LKS jawabannya terdapat dalam buku paket. Dengan demikian siswa dapat

dengan mudah mengerjakannya cukup hanya dengan berpedoman pada cara

pengerjaan yang tercantum dalam buku paket.

Tentunya kegiatan diskusi semacam ini tidak dapat meningkatkan

keterampilan berpikir siswa. Kegiatan diskusi dan tanya jawab yang baik adalah

dengan membahas dan mengerjakan soal-soal yang sifat pengerjaannya

mewajibkan siswa untuk mencari jawaban secara mandiri berdasarkan

pendapatnya masing-masing kemudian didiskusikan dalam kelompok.

Berdasarkan analisis yang dilakukan juga terlihat bahwa guru belum

memahami arti dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini terlihat dari hasil

kegiatan wawancara pendahuluan dan observasi yang telah dilakukan dapat dilihat

pada lampiran 1,2. Pada saat melakukan wawancara, salah satu pertanyaan yang

dikemukakan oleh peneliti adalah sudahkah guru menerapkan pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

58

bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ketika

diajukan pertanyaan demikian guru terlihat bingung serta menjawab sudah tetapi

belum semua dan kembali mempertanyakan arti konkrit dari keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Ketidakpahaman guru akan arti dari keterampilan berpikir tingkat

tinggi ini juga diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan di kelas. Di kelas

guru tidak menerapkan kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan guru secara penuh

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berpedoman pada RPP, sedangkan

berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap desain RPP ditemukan bahwa

desain RPP yang dibuat oleh guru tidak memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Oleh karena itu bagaimana mungkin guru dapat menerapkan

pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi ketika guru tersebut tidak paham makna dari keterampilan berpikir tingkat

tinggi dan bagaimana mengaplikasikannya dalam observasi kegiatan

pembelajaran.

Untuk melihat apakah guru sudah sungguh-sungguh melaksanakan

pembelajaran sebagaimana yang diamati oleh peneliti selama kegiatan observasi

di kelas, maka peneliti juga mencari informasi dari melalui observasi dikelas.

Dengan ini diharapkan data yang terkumpul dapat menunjukkan keadaan yang

sesungguhnya.

Untuk mengetahuai apakah guru sudah sungguh-sungguh melaksanakan

pembelajaran sebagaimana dan menerapkan kegiatan pembelajaran yang

mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi yang peneliti lakukan

ketika guru sedang mengajar didalam kelas.

Pada hasil observasi terhadap guru dalam implementasi pembelajaran yang

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan 3 indikator

keterampilan berpikir, yaitu kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

59

Tabel 4.2

Hasil Analisis Instrumen Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)

Kriteria

Penilaian

Kata Kerja Keterangan

Ya Tidak

Menggunakan

kata kerja yang

memuat indikator

keterampilan

berpikir yang

berada pada level

mencipta

Merancang √

Membangun

Merencanakan

Menciptakan

Merancang

Membuat

Menggunakan

kata kerja yang

memuat indikator

keterampilan

berpikir yang

berada pada level

mengevaluasi

Mengecek √

Menduga

Mengkritik

Mencoba

Menilai

Menguji

Mendeteksi

Memantau

Menggunakan

kata kerja yang

memuat indikator

keterampilan

berpikir yang

berada pada level

menganalisis

Membandingkan √

Mengorganisasikan

Mengkonstruksi

Mengaitkan

Menguraikan

Menemukan

Menyusun

Menghubungkan

Membedakan

Memberi contoh

Menafsirkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Menceritakan

Menerangkan

Mengartikan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa guru masih belum sepenuhnya

mengarahkan siswa pada pada pembelajaran yang bersifat keterampilan berpikir

tingkat tinkat dimana terlihat ketika guru mengajar siswa diskusi, guru

menggunakan soal yang terdapat pada buku paket siswa. Disini terlihat bahwa

guru tidak memberikan kewenangan pada siswa untuk mengekplorasi dan

berkreatifitas diluar soal yang tercantum pada buku paket, dimana ketika siswa

mengerjakan soal pada buku paket siswa dapat dengan mencontoh pada contoh

soal yang dijelaskan pada buku paket tersebut.

3. Hasi dari soal test kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

Untuk mengetahui implementasi dari menerapan keterampilan berpikir

tingkat tinggi yang sudah guru laksanakan melalui kegiatan pembelajaran dikelas

peneliti melakukan test kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada seluruh siswa

kelas VIII A berjumlah 32 orang siswa. Pada soal terdapat indikator berpikir

tingkat tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta yang peneliti

susun. Soal berjumlah 3 soal esai dimana soal no 1 memuat indikator mencipta

atau mengkreasi, pada soal nomor 2 memuat indikator mengevaluasi, dan pada

soal nomor tiga memuat indikator menganalisis dan mengevaluasi.

Dari hasil analisis soal test yang telah dikerjakan siswa, dengan

menghitung total skor setiap siswa dari 3 pernyataan. Berikut ini hasil dari analisis

total skor dan kualifikasi dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil analisis soal tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Interval skor Frekuensi Persentase (%) Kategori

7– 9 10 31,25 Baik

4– 6 13 40,625 Cukup

0– 3 9 28,125 Kurang

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

61

Jumlah 32 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa keberhasilan guru dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada siswa melalui perhitungan tersebut.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui RPP yang telah

dibuat oleh guru mata pelajaran Matematika berupa RPP, dengan materi Bangun

Ruang Sisi Datar. Dari RPP tersebut kemudian dianalisis pengembangannya

berdasarkan kriteria indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa guru mata

pelajaran matematika cukup mampu membuat desain RPP yang memuat

indikator keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari kata kerja yang

digunakan pada komponen RPP pada bagian:

a. Kompetensi dasar

Pada bagian kompetensi dasar, terlihat bahwa ada beberapa penggunaan

kata kerja yang digunakan sudah dapat mengarahkan siswa pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi, baik pada desain RPP. Hal ini terlihat dari kata kerja yang

digunakan seperti membedakan. Kegiatan membedakan merupakan proses

kognitif yang berada pada level menganalisis dan selain itu juga ditemukan

proses kognitif berupa keterampilan mengevaluasi yaitu melalaui kata kerja

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas dan volume bangun ruang

sisi datar. Untuk itu hal ini sudah mengindikasikan bahwa guru cukup mampu

merumuskan desain RPP yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat

tinggi, hal ini dikarenakan yang merumuskan komponen komptensi dasar adalah

guru mata pelajaran itu sendiri sesuai yang tercantum dalam Permendikbud,

hanya saja pada proses kognitif yang berada pada level mencipta belum guru

cantumkan pada kompentensi dasar RPP yang guru buat.

b. Indikator

Pada bagian indikator, guru mata pelajaran Matematika belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

62

menggunkan kata kerja yang berada pada level keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Kata kerja yang digunakan oleh kedua guru dalam desain RPP masih

menggunakan kata kerja seperti menentukan, dan menyelesaikan masalah. Pada

komponen indikator terdapat penggunaan kata kerja berupa menentukan yang

berarti guru meminta siswa untuk mengaplikasikan pengertian atau definisi dari

sebuah materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa komponen RPP berupa

kompetensi dasar masih berada pada level berpikir tingkat rendah yang berupa

keterampilan mengingat hingga mengaplikasikan.

Ketidakmampuan guru dalam mendesain RPP pada komponen indikator

yang mampu membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi dikarenakan guru

yang belum sepenuhnya paham akan keterampilan berpikir tingkat tinggi secara

kongkrit. Hal ini terlihat dari desain RPP pada bagian kompetensi dasar, pada

bagian kompetensi dasar tertulis bahwa siswa diminta untuk menganalisis materi

pembelajaran dengan menggunakan kata kerja menentukan. Kegiatan menentukan

merupakan kategori proses kognitif yang berada pada level keterampilan

mengaplikasi dan menganalisis. Sedangkan pada bagian indikator guru

menguraikan kegiatan dengan menggunakan kata kerja berupa menentukan, yang

artinya masih berada pada tahap keterampilan mengaplikasi dan menganilis.

Dengan mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl (2018: 101)

kata kerja berupa menenetukan merupakan kategori proses kognitif yang berada

pada keterampilan menerapkan (C3). Akan tetapi penggunaan kata kerja berupa

menentukan yang dicantumkan guru dalam desain RPP belum mengarah pada

keterampilan berpikir berupa menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh

Anderson dan Krathwohl. Karena dalam hal ini guru menggunakan kata kerja

menentukan hanya untuk menerapkan materi berupa pengertian, fungsi, tujuan,

dan jenis-jenis dari bangun ruang sisi datar sebagaimana yang tercantum dalam

desain RPP. Aktifitas menentukan sebagaimana yang digambarkan oleh guru

tersebut masih berada pada keterampilan berpikir tingkat rendah yang berada pada

level mengaplikasi.

c. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Pada bagian langkah-langkah kegiatan pembelajaran, desain RPP dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

63

materi bangun ruang sisi datar belum memuat kegiatan pembelajaran yang mampu

membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Rancangan kegiatan

pembelajaran yang didesain hanya berpusat pada kegiatan untuk membangun

keterampilan siswa untuk mengingat, dan memahami materi pembelajaran.

Desain kegiatan pembelajaran yang dicantumkan hanya berupa desain kegiatan

dirancang untuk membangun keterampilan berpikir siswa pada kemampuan untuk

mengingat dan memahami.

Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas hanya

meminta siswa untuk mengidentifikasi, menentukan, dan menyelesaikan materi-

materi yang terdapat dalam buku paket kemudian mendiskusikannya didalam

kelompok.

d. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja siswa merupakan suatu perangkat pembelajaran yang

digunakan oleh guru dengan tujuan untuk melatih keterampilan berpikir siswa

dalam proses pembelajaran di kelas. Lembar kerja siswa yang baik adalah lembar

kerja yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi

keterampilan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Suatu LKS dinyatakan baik ketika soal-soal latihan yang dicantumkan

dalam LKS bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Soal yang dicantumkan dalam LKS akan mampu melatih keterampilan berpikir

siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, bahkan hingga mencipta. Oleh karena

itu soal yang dicantumkan harus bersifat melatih siswa untuk berpikir, dimana

jawaban dari setiap soal tidak terdapat dalam buku paket. Sehingga siswa

diarahkan untuk membuat jawaban sendiri berdasarkan analisis terhadap soal yang

diberikan.

Analisis yang dilakukan pada LKS, ditemukan bahwa soal yang

dicantumkan guru dalam LKS merupakan soal yang dibuat berdasarkan

pertanyaan yang ada pada buku paket dan pengerjaan dari masing- masing soal

dapat dilakukan dengan melihat panduan yang ada pada buku paket.

Sedangkan apabila dianalisis tingkat kesesuaian RPP dengan ketentuan

yang tercantum pada Permendikbud no. 103 tahun 2014, terlihat bahwa guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

64

cukup mampu mendesain RPP secara baik sesuai dengan ketentuan pemerintah,

hanya saja belum memuat seluruh indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada keempat

komponen RPP secara keseluruhan yang meliputi kompetensi dasar, indikator,

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan lembar kerja siswa menunjukkan

bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran

Matematika di SMP N1Yogyakarta belum menunjukkan bahwa siswa memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

e. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Kegiatan pembelajaran yang mengarahkan dan membangun keterampilan

berpikir siswa dengan menerapkan strategi, model, dan metode yang dapat

mengarahkan keterampilan berpikir siswa adalah kegiatan pembelajaran yang

bersifat menumbuhkan keterampilan berpikir pada siswa, terutama keterampilan

berpikir tingkat tinggi seharusnya dilakukan dengan menerapkan model

pembelajaran yang dapat merangsang dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam

berpikir.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat merangsang

dan menumbuhkan keaktifan siswa dalam berpikir adalah dengan cara melakukan

kegiatan diskusi kelompok, tanya jawab, dan eksperimen. Selain itu, guru dapat

memberikan soal tertentu untuk dipecahkan bersama kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan, masukan, atau kritikan

terhadap hal-hal yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa tidak hanya

memiliki keterampilan untuk menghafal materi yang telah didapatkan, namun

siswa juga mampu untuk mengkritik, mengembangkan serta menciptakan hal-hal

baru yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada guru yang mengajar di

kelas VIII A, ditemukan bahwa guru mata pelajaran matematika melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang disesuaikan secara keseluruhan dengan komponen

yang dicantumkan dalam RPP. Selain itu guru juga belum sepenuhnya mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang secara utuh mengarah pada indikator

keterampilan berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

65

pembelajaran pada bagian:

f. Strategi

Untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa,

strategi yang paling tepat untuk digunakan pada egiatan pembelajaran adalah

strategi inkuiri. Strategi inkuiri menekankan pada keterampilan berpikir secara

kritis dan analitis. Pada strategi inkuiri metode pembelajaran yang diterapkan

adalah diskusi, pemberian tugas, eksperimen, dan tanya jawab. Berdasarkan

observasi yang dilakukan pada guru mata pelajaran matematika, ditemukan bahwa

guru belum sepenuhnya menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam kegiatan pembelajaran yang

dilakukan, terlihat ditemukan bahwa guru sudah menerapkan metode

pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi hal ini belum

menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kegiatan tanya jawab dan

materi yang didiskusikan hanya berupa lembar kerja siswa yang berisi pertanyaan-

pertanyaan sederhana yang berasal dari materi yang dibahas dalam buku paket dan

LKS tersebut belum memuat pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan

keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Kegiatan diskusi dan tanya

jawab yang mampu mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi

adalah dengan membahas dan menganalisis fenomena-fenomena matematika

kemudian memberikan jawaban-jawaban dan tanggapan kritis yang mana jawaban

terebut tidak tercantum dalam buku paket.

g. Model

Untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa, model

pembelajaran yang paling tepat untuk digunakan adalah model pembelajaran

problem based learning (PBL). Melalui model PBL maka siswa mampu

memecahkan masalah-masalah matematika melalui kasus yang diberikan oleh

guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa guru sudah

menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi kasus yang

diberikan oleh guru untuk didiskusikan oleh siswa hanya kasus-kasus sederhana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

66

yang berasal dari materi pembelajaran yang tercantum dalam buku paket.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran

yang meliputi strategi, metode, dan model, menunjukkan bahwa nilai tertinggi

Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran matematika di SMP N

1 Yogyakarta belummenunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan berpikir

tingkat tinggi, analisis yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran

menunjukkan bahwa siswa hanya mampu berpikir pada level mengingat,

memahami, dan menerapkan.

Sedangkan apabila dilihat dari persepsi siswa terhadap guru, siswa menilai

bahwa guru sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini jelas berbeda dengan hasil observasi

yang dilakukan peneliti terhadap guru dikelas.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi siswa

dengan hasil observasi yang dilakukan. Adapun faktor tersebuat adalah: (1) siswa

menyukai guru ataupun metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata

pelajaran matematika, sehingga pada saat mengisi kuesioner siswa menjadi sangat

subjektif; (2) siswa tidak dapat menangkap maksud yang peneliti jabarkan pada

kuesioner; (3) siswa mengisi kuesioner secara asal atau sembarangan tanpa

membaca apa yang tertuang pada kuesioner. Dengan melihat ketiga faktor

tersebut, maka sangat mungkin terjadi perbedaan persepsi siswa dengan hasil

observasi yang dilakukan oleh peneliti.

2. Pembahasan hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

Dari hasil analisis data tes soal untuk mengukur keterampilan tingkat tinggi

siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar dapat diketahui bahwa 10 siswa

(31,25%) yang termasuk dalam kategoru memiliki keterampilan berpikir tingkat

baik, dan 13 siswa (40,625%) termasuk dalam kategori memiliki keterampilan

berpikir tingkat tinggi dengan kategori cukup, dan 9 siswa (28,125%) termasuk

dalam kategori memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan kategori

rendah. Ini berarti secara keseluruhan 23 siswa (71,875%) dari 32 siswa yang

telah memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi kategori cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

67

Gambar 4.1 Pekerjaan siswa

Dari hasil tes siswa diperoleh dan diketahui bahwa kemampuan analisis

siswa sudah cukup baik, sebagian besar siswa telah mampu menganalisis

informasi yang masuk dan membagi bagi atau menstrukturkan informasi yang

masuk dan membagi bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang

lebih kecil untuk mengenali pola atau hubunganya, mampu mengenali pola

hubungannya, mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat

dari sebuah scenario yang rumit dan telah mampu mengidentifikasi/ merumuskan

pertanyaan.

Gambar 4.1 Pekerjaan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

68

Gambar 4.2 Pekerjaan siswa no 2

Kemampuan siswa dalam mengevaluasi dalam kategori baik. Dimana

siswa telah mampu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan

metodologi seperti tampak pada gambar 4.5, dengan menggunakan kriteria yang

cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektif atau manfaatnya.

Siswa juga telah mampu membuat hipotesis, menkritik dan melakukan pengujian

walaupun dengan memasukan beberapa variabel uji. Hanya beberapa siswa yang

mempunyai kemampuan mengevaluasi dengan pembuktian induktif.

Gambar 4.3 Pekerjaan siswa no 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

69

Soal yang diberikan juga berhasil menimbulkan kemampuan mengkreasi

seperti tampak pada gambar 4.3 dan 4.4 dengan cara membuat beberapa strategi

yang baru dalam menyelesaikan masalah. Siswa dapat membuat generalisasi suatu

idea tau cara pandang terhadap sesuatu, merancang suatu cara untuk

menyelesaikan masalah dan mengorganisasikan unsur unsur atau bagian - bagian

menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. Berikut ada beberapa

soal dan jawaban siswa.

Soal No 1

Sebuah kaleng berbentuk prisma persegi panjang dengan alas berukuran 6 cm x 5

cm dan tinggi 12 cm berisi air penuh. Jika separuhnya dikeluarkan dari kaleng,

kemudian dimasukan air yang baru 60 cm3, tentukan tinggi air sekarang pada

kaleng?

Jawaban Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

70

Gambar 4.4 Pekerjaan siswa no 1 dengan skor 3

Dari hasil berbagai jawaban siswa terlihat bahawa siswa telah mampu

menganalisis dan mengembangkan strategi untuk menemukan pola dan

menemukan rumus.

Soal no 2

Atap rumah berbentuk limas persegi panjang dengan panjang rusuk alas 30 m ×

12 m dan tinggi limas 8 m. Jika setiap 1 m2 membutuhkan 24 buah genting,

banyak genting yang dibutuhkan untuk atap rumah adalah….

Jawaban siswa

Gambar 4.5 pekerjaan siswa no 2 dengan skro 3

Pada gambar 4.5 terlihat bahwa siswa dalam menyelesaikan soal no 2 siswa

sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah dan menggeneralisasi rumus

juga terlihat dalam beberapa contoh strategi yang di kreasi siswa pada

pekerjaannya tersebut.

Soal no 3

Suatu kotak berbentuk kubus dapat memuat 8 buah kubus yang berbentuk kubus

kecil. Volume 1 kubus kecil tersebut adalah 8 cm3. Tentukan:

a. Volume kotak tersebut?

b. Panjang rusuknya?

c. Jika panjang rusuknya bertambah 2 cm, berapa jumlah penghapus faber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

71

castell yang dapat dimuatkan pada kotak tersebut ?

Jawaban siswa

Gambar 4.6 Pekerjaan siswa no 3 dengan skor 3

Dari jawaban siswa pada gambar 4.6 untuk menyelesaikan soal nomor 3 diketahui

bahawa siswa mampu mengevaluasi rumus dan memberikan argument walaupun

secara deduktif. Ini dapat dipahami karena siswa kurang dilatih untuk

membuktikan rumus secara induktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

72

A. Kesimpulan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

bahwa nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) yang diraih siswa pada mata pelajaran

matematika di SMP N 1 Yogyakarta belum sepenuhnya menunjukkan bahwa

siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui:

1. Desain RPP

Desain RPP yang dibuat memang sudah sesuai dengan Permendikbud No.

103 tahun 2014. Guru sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat

tinggi, yang dilihat melalui analisis pada komponen kompetensi dasar, indikator

dan langkah-langkah desain pembelajaran.

Kata kerja yang digunakan dalam komponen lain pada desain RPP yang

akan dilakukan sudah merupakan kata kerja yang berada pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi .

2. Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada guru yang mengajar di

VIII A, ditemukan bahwa guru mata pelajaran matematika belum mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada indikator keterampilan

berpikir tinggi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dikelas

pada bagian strategi, metode, dan model pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada guru mata pelajaran

matematika, ditemukan bahwa guru belum mampu sepenuhnya menciptakan

pembelajaran yang mengarahkan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan, ditemukan bahwa guru sudah

menerapkan metode pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi

hal ini belum menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang diterapkan

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini dikarenakan kegiatan

tanya jawab dan materi yang didiskusikan hanya berupa lembar kerja yang berisi

pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berasal dari materi yang dibahas dalam

buku paket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

73

3. Hasil tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap hasiltes kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Yogyakarta ditemukan

bahwa terdapat 31,25 % kategori baik, 40,625 % kategori cukup, dan 28,125%

kategori rendah.

Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

mata pelajaran matematika hanya menanamkan keterampilan mengingat,

memahami, hingga menerapkan yang merupakan keterampilan berpikir tingkat

rendah. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa meskipun siswa dapat

meraih nilai tertinggi dalam UN, akan tetapi keterampilan berpikir siswa masih

berada pada tahapan berpikir tingkat rendah. Nilai tinggi yang diperoleh siswa

belum disertai oleh keterampilan berpikir tingkat tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa keterbatasan

penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini terbatas pada analisis implementasi pembelajaran mata pelajaran

matematika yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada guru mata pelajaran matematika kelas

VIII A serta siswa kelas VIIIA SMP N 1 Yogyakarta.

3. Instrumen observasi dalam penelitian ini terbatas pada observasi tentang

frekuensi dan terlaksananya kegiatan pembelajaran yang mengarahkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa yang dilakukan oleh guru dan

observasi mengenai keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.

4. Penelitian ini juga terbatas dengan pengukuran keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa, tidak memberikan pembelajaran yang berbasis penerapan

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

74

1. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Dengan melihat guru yang belum memahami benar mengenai keterampilan

berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain RPP, kegiatan pembelajaran, maupun

kegiatan assesment berupa pembuatan soal ujian yang merupakan instrumen

pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknyadilakukan sosialisasi, pelatihan, dan

praktik secara langsung mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Pelatihan yang dapat dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan

pemahaman guru tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan

melalui praktik secara langsung. Pada saat pelatihan, oleh pembimbing guru-guru

dapat diminta untuk membuat baik desain RPP, desain pembelajaran, dan desain

soal yang memuat inikator keterampilan berpikir tingkat tinggi.Selain itu

pembimbing harus secara langsung membimbing, memantau, dan menilai sejauh

mana keterampilan guru dalam merumuskan baik desain RPP, desain

pembelajaran, dan desain soal.

Praktik dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga masing - masing

guru memiliki keterampilan yang baik dan secara benar dapat membuat desain

RPP, desain pembelajaran, maupun desain soal yang memuat indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Untuk desain pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya diminta untuk

membuat desain pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Akan tetapi guru juga harus mempraktikkannya secara langsung di

hadapan pembimbing. Setelah pelaksanaan pelatihan, guru tidak dilepas begitu

saja, melainkan harus dilakukan pengecekan secara berkala ke setiap sekolah di

mana guru mengajar. Untuk pengecekan desain RPP dapat dilakukan di awal

semester, untuk desain dan pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dapat dilakukan

beberapa kali dalam satu bulan, sedangkan untuk pembuatan soal dapat dilakukan

pengecekan paling sedikit setiap sebelum dilaksanakannya ulangan, baik UTS

maupun ulangan akhir semester.

Pengecekan dapat dilakukan secara mendadak guna memastikan guru

secara sungguh-sungguh menerapkan hal-hal yang telah dipraktikkan selama

pelatihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

75

2. Guru Mata Pelajaran Matematika

Dengan melihat guru yang belum memahami benar mengenai

keterampilan berpikir tingkat tinggi, baik melalui desain RPP, kegiatan

pembelajaran, maupun kegiatan assesment berupa pembuatan soal ujian yang

merupakan instrumen pengukuran hasil belajar siswa, sebaiknya guru mengikuti

pelatihan mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk meningkatkan

pemahaman guru mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi itu sendiri,

sehingga guru dapat menerapkan dalam desain RPP, proses pembelajaran, dan

desain soal penilaian.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan

penelitian ini dapat menambahkan masalah lain yang lebih mendalam dan dilihat

dari perspektif yang berbeda sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan guru Matematika kelas VIII A

dan seluruh siswa kelas VIII A sebagai subyek penelitian. Selain itu penelitian

akan dilakukan pada aspek desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat

oleh guru mata pelajaran matematika dan menganalisis keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa melalui soal test. Hal ini dilakukan guna mengetahui

implementasi pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah dan

bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dengan menganalisis aspek tersebut,

akan terlihat pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru di sekolah.

Ketika aspek pembelajaran tersebut memuat dan bersifat mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat tinggi maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

nilai UN tertinggi yang diperoleh siswa juga disertai dengan keterampilan berpikir

yang tinggi, demikian pula sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

76

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. 2018. Kerangka Pembelajaran, Pengajaran dan Assesmen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto. 2014. Evaluasi Program Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Ghani. 2011. Berpikir Tingkat Tinggi Jurnal Pendidikan. Vol. 1,No. 2, Januari 2011, 125-129

Heong, Y. M.,Othman, W.D.,Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011. The

Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students .

International Journal of

Heong, Y. M.,Othman, W.D.,Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011. The

Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students .

International Journal of Social and humanity, Vol. 1,No. 2, July 2018, 121-125

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Lewy, Zulkardi, dan Nyimas Aisyah. 2009. Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan Di Kelas IX Akselerasi

SMP Xaverius Maria Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 3. Nomor 2.

Krathwohl, D. R.2002. A revision of Bloom‟s TaVIIonomy: an overview – Theory Into Practice,

College of Education, The Ohio State University Pohl. 2000. Learning to think, thinking to

learn: ( tersedia di www.purdue.edu/geri diakses 24 febuari 2019)

Krathwohl, D.R. & Anderson, L.W.2001. A TaVIIonomy For Learning, Teaching, And Assesing; A

Revision Of Bloom’s TaVIIonomy Of Education Objective:( tersedia di www.purdue.edu/geri

diakses 24 Februari 2019)

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius

Muhubbin. Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raya Grafindo Persada Puskur Balitbang

Depdiknas (2003) eprints.ums.ac.id/25287/13/

Soenarjo. 2008. Matematika untuk SMP. Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan

Nasional

Sumanto. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. Sumber Tentang Metode-metode

Baru). Jakarta: UIP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

77

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.Bndung: Alfabeta

Surachman. 2010. Implementasi Berpikir Tingkat Tinggi Jurnal Pendidikan Nasional. Vol.

1,No. 5, Agustus 2018, 118-121

Salinan Lampiran Permendikbud No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

2018.Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Salinan Lampiran Permendigbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah 2014. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

78

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 16 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti

KI1 dan KI2:Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya serta Menghargai dan

menghayati perilaku jujur,disiplin,santun,percaya diri,peduli, danbertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

KI3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu

pengetahuan,teknologi,seni,budayadengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4:Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secarakreatif,

produktif,kritis,mandiri,kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.10 Membedakan dan menentukan luas permukaan

dan volume bangun ruang sisi datar (kubus,

balok, prisma, dan limas)

Menentukan luas permukaan kubus dan balok dengan

menggunakan alat peraga berupa benda nyata

Menentukan luas permukaan prisma yang didapat dari

penurunan rumus luas permukaan balok.

Menentukan luas permukaan limas dengan syarat-syarat ukuran

yang harus diketahui

Menentukan volume kubus dan balok melalui pola tertentu sehingga bisa diterapkan pada volume prisma dan limas.

4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima dan limas), serta gabungannya

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang

sisi datar

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat:

Menentukan luas permukaan kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga berupa benda nyata

Menentukan luas permukaan prisma yang didapat dari penurunan rumus luas permukaan balok.

Menentukan luas permukaan limas dengan syarat-syarat ukuran yang harus diketahui

Menentukan volume kubus dan balok melalui pola tertentu sehingga bisa diterapkan pada volume prisma dan

limas.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang sisi datar

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler

Bangun Ruang Sisi Datar

Kubus, balok, prisma, dan limas

Jaring-jaring:

Kubus, balok, prisma, dan limas

Luas permukaan: kubus, balok, prisma, dan limas

Volume: kubus, balok, prisma, dan limas

Menaksir volume bangun ruang tak beraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

80

Fakta

Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi dalam sistem koordinat (x,y,z). Bangun ruang terdiri dari bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung. Bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok. prisma, dan limas sedangkan

bangun ruang sisi lengkung yaitu silinder, kerucut dan bola. besaran-besaran yang di cari dalam bangun

ruang adalah mengenai Luas dan Volume,

Konsep

Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang berbentuk bujur sangkar. Luas Permukaan kubus

Volume Kubus

Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang yang berbentuk persegi panjang serta bidang-bidang

yang berhadapan adalah sepasang yang kongruen.

Luas balok: L = 2 (p.l +p.t + l.t)

Volume balok: V = p x l x t

Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang sejajar dimana bidang-bidang sejajar tersebut merupakan bidang atas dan bidang atas (tutup).

Luas Permukaan Prisma

= (2 x luas alas) + luas sisi tegak

Volume Prisma

V = L alas x t

Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi-n misalkan segi-3, segi-4, sebagai bidang alas dan

beberapa bidang tegak berbentuk segitiga.

Luas =Luas alas+Luas semua sisi tegak

Volume = luas alas x tinggi

Prinsip

Sifat-sifat bangun ruang sisi datar kubus

Mempunyai 8 buah titik sudut yaitu A,B,C,D,E,F,G, dan H, titik sudut merupakan persekutuan tiga rusuk atau

persekutuan tiga bidang sisi

Mempunyai 6 buah sisi yang kongruen berbentuk persegi, terdiri atas: (Sisi yang merupakan bidang atas kubus atau bidang dasar yaitu ABCD. Sisi yang merupakan bidang atas kubus atau bidang tutup yaitu EFGH. Sisi

tegak kubus yaitu ABFE, BCGF, CDHG, dan ADHE)

Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.

Rusuk merupakan garis persekutuan dua sisi kubus

Mempunyai 12 buah diagonal sisi (bidang) yang sama panjang yaitu AF, BE, BG, CF, CH, DG, DE, AH, AC,

BD, EG, dan FH

Mempunyai 6 buah bidang diagonal yang kongruen berbentuk persegi panjang yaitu ABGH, EFCD, BCHE,

FGDA, BFHD, dan AEGC

Jaring-jaring bangun ruang sisi datar kubus

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

81

Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh 6 bidang sisi yang berbentuk bujur sangkar. Jaring-

jaring kubus terdiri dari 6 buah persegi kongruen yang saling berhubungan

.

Prosedur

Menggambarkan kubus, balok, prisma dan limas

Menghitung luas dan volum kubus, prisma dan limas

2. Materi Pembelajaran Remedial

Bagi siswa yang sudah mencapai indikator pembelajaran, dapat melanjutkan kebagian Pengayaan. Pada

kegiatan remidial guru ditantang untuk memberikan pemahaman kepada siswa yang belum mencapai

kompetensi dasar. Berikut ini alternatif cara untuk memberikan remidi: 1. Meminta siswa untuk mempelajari kembali bagian yang belum tuntas. 2. Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas.

3. Meminta siswa untuk bertanya kepada teman yang sudah tuntas tentang materi yang belum tuntas.

4. Memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas.

3. Materi Pembelajaran Pengayaan

Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai KBM/KKM berdasarkan

hasil PH. Mereka yang telah mencapai KBM/ KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak

diberi pengayaan. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulangkali

sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Based Learning

3. Metode : Demonstrasi

F. Media Pembelajaran

1. Laptop 2. LCD

3. Power Point

4. Internet

G. Sumber Belajar

1. As’ari, Abdur Rahman, dkk..(2016). Matematika Jilid I untuk SMP Kelas VIII. Edisi Revisi 2016. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit) Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk

memulai pembelajaran - Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

82

1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit)

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka

peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Pengertian Bagun Ruang

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 50 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Pengertian Bagun Ruangdengan cara :

Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

Mengamati

Lembar kerja materi Pengertian Bagun Ruang.

Pemberian contoh-contoh materi Pengertian Bagun Ruanguntuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku

paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Pengertian Bagun Ruang.

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Pengertian Bagun Ruang.

Mendengar

Pemberian materi Pengertian Bagun Ruangoleh guru.

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai

materi :

Pengertian Bagun Ruang untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen (pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan

belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Pengertian Bagun Ruang yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah

diidentifikasi melalui kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian Mengamati dengan seksama materi Pengertian Bagun Ruangyang sedang dipelajari dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

83

1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit)

bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi

dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi

Pengertian Bagun Ruangyang sedang dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati

dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Pengertian

Bagun Ruangyang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Pengertian Bagun Ruangyang telah

disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai

materi Pengertian Bagun Ruang.

Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang telah diperoleh pada

buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriPengertian Bagun Ruangsesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi :

Pengertian Bagun Ruang

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing (pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :

Pengertian Bagun Ruang

Mengolahinformasi dari materi Pengertian Bagun Ruangyang sudah dikumpulkan dari

hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Pengertian Bagun Ruang.

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya

dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat

mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Pengertian Bagun Ruang

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-

soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Pengertian Bagun Ruangberupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

84

1. Pertemuan Pertama(2 x 40 Menit)

mengungkapkan pendapat dengan sopan. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Pengertian Bagun Ruang

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Pengertian

Bagun Ruangdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang dilakukan dan

peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Pengertian Bagun Ruang

Menjawab pertanyaan tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang terdapat pada buku

pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Pengertian Bagun Ruangyang akan

selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Pengertian Bagun Ruangyang terdapat pada

buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara

individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Pengertian Bagun Ruangberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran tentang materi Pengertian Bagun Ruangyang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Pengertian Bagun Ruangyang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Pengertian Bagun Ruang.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf

serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Pengertian Bagun Ruang.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Pengertian Bagun Ruangkepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka

peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Tokoh Bangun Ruang

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

85

2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 90 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Tokoh Bangun Ruang dengan cara :

Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

Mengamati

Lembar kerja materi Tokoh Bangun Ruang .

Pemberian contoh-contoh materi Tokoh Bangun Ruang untuk dapat dikembangkan

peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca.Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku

paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan

Tokoh Bangun Ruang .

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Tokoh Bangun Ruang .

Mendengar

Pemberian materi Tokoh Bangun Ruang oleh guru.

MenyimakPenjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai

materi :

Tokoh Bangun Ruang untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen (pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan

belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Tokoh Bangun Ruang

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data collection (pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Tokoh Bangun Ruang yang sedang dipelajari dalam

bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi

dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi

Tokoh Bangun Ruang yang sedang dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Tokoh Bangun

Ruang yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Tokoh Bangun Ruang yang telah disusun

dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

86

2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai

materi Tokoh Bangun Ruang .

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang telah diperoleh pada

buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriTokoh Bangun Ruang sesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi :

Tokoh Bangun Ruang

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan

peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data processing (pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :

Tokoh Bangun Ruang

Mengolahinformasi dari materi Tokoh Bangun Ruang yang sudah dikumpulkan dari

hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Tokoh Bangun Ruang .

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya

dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat

mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Tokoh Bangun Ruang

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-

soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Tokoh Bangun Ruang berupa kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Tokoh Bangun Ruang

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Tokoh

Bangun Ruang dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang dilakukan dan

peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Tokoh Bangun Ruang

Menjawab pertanyaan tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang terdapat pada buku

pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

87

2. Pertemuan Kedua(3 x 40 Menit)

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Tokoh Bangun Ruang yang akan

selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Tokoh Bangun Ruang yang terdapat pada

buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara

individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Tokoh Bangun Ruang berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran

yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran tentang materi Tokoh Bangun Ruang yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Tokoh Bangun Ruang yang baru diselesaikan. Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan

berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Tokoh Bangun Ruang . Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf

serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi

pelajaran Tokoh Bangun Ruang .

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Tokoh Bangun Ruang kepada kelompok yang memiliki kinerja

dan kerjasama yang baik.

3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 50 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi

Jaring-jaring Kubus dan balokdengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

88

3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)

Lembar kerja materi Jaring-jaring Kubus dan balok. Pemberian contoh-contoh materi Jaring-jaring Kubus dan balokuntuk dapat

dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku

paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan

Jaring-jaring Kubus dan balok.

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Jaring-jaring Kubus dan balok.

Mendengar

Pemberian materi Jaring-jaring Kubus dan balokoleh guru.

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai

materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan

belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection (pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah

diidentifikasi melalui kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang sedang dipelajari

dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi

dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi

Jaring-jaring Kubus dan balokyang sedang dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati

dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Jaring-jaring

Kubus dan balokyang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang telah

disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai

materi Jaring-jaring Kubus dan balok.

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriJaring-jaring Kubus dan baloksesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Jaring-jaring Kubus dan balok dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

89

3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan

peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok Mengolahinformasi dari materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang sudah

dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan

bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Jaring-jaring Kubus dan

balok.

Verification

(pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya

dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta

deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-

soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokberupa

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Jaring-jaring

Kubus dan balokdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang dilakukan

dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran

yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Jaring-jaring Kubus dan balok Menjawab pertanyaan tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang terdapat pada

buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang

akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang

terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan

secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Jaring-jaring Kubus dan balokberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam

pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran tentang materi Jaring-jaring Kubus dan balokyang baru dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

90

3. Pertemuan Ketiga(2 x 40 Menit)

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Jaring-jaring Kubus dan balokyang baru diselesaikan. Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan

berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Jaring-jaring Kubus dan

balok.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf

serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi

pelajaran Jaring-jaring Kubus dan balok.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Jaring-jaring Kubus dan balokkepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

4. Pertemuan Keempat(3 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka

peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Jaring-jaring prisma dan Limas

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 90 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation (stimullasi/ pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Jaring-jaring prisma dan Limasdengan cara :

Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

Mengamati

Lembar kerja materi Jaring-jaring prisma dan Limas.

Pemberian contoh-contoh materi Jaring-jaring prisma dan Limasuntuk dapat

dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku

paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan

Jaring-jaring prisma dan Limas.

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Jaring-jaring prisma dan Limas.

Mendengar

Pemberian materi Jaring-jaring prisma dan Limasoleh guru.

MenyimakPenjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

91

4. Pertemuan Keempat(3 x 40 Menit)

materi : Jaring-jaring prisma dan Limas

untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Jaring-jaring prisma dan Limas

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin

tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah

diidentifikasi melalui kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang sedang dipelajari

dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi

dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi

Jaring-jaring prisma dan Limasyang sedang dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati

dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Jaring-jaring

prisma dan Limasyang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang telah

disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai

materi Jaring-jaring prisma dan Limas.

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang telah

diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa

percaya diriJaring-jaring prisma dan Limassesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Jaring-jaring prisma dan Limas

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai

cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing (pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :

Jaring-jaring prisma dan Limas

Mengolahinformasi dari materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang sudah

dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

92

4. Pertemuan Keempat(3 x 40 Menit)

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan

bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Jaring-jaring prisma dan

Limas.

Verification

(pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya

dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat

mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

Jaring-jaring prisma dan Limas

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-

soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasberupa

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Jaring-jaring prisma dan Limas Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Jaring-jaring

prisma dan Limasdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang dilakukan

dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran

yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

Jaring-jaring prisma dan Limas

Menjawab pertanyaan tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang terdapat pada

buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang

akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang

terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Jaring-jaring prisma dan Limasberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam

pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran tentang materi Jaring-jaring prisma dan Limasyang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Jaring-jaring prisma dan Limasyang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Jaring-jaring prisma dan

Limas.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf

serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi

pelajaran Jaring-jaring prisma dan Limas.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Jaring-jaring prisma dan Limaskepada kelompok yang

memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

93

5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Aperpepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka

peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

Menentukan Luas Permukaan Kubus

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 50 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi

Menentukan Luas Permukaan Kubusdengan cara :

Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

Mengamati

Lembar kerja materi Menentukan Luas Permukaan Kubus. Pemberian contoh-contoh materi Menentukan Luas Permukaan Kubusuntuk dapat

dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Menentukan Luas Permukaan Kubus.

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Menentukan Luas Permukaan

Kubus.

Mendengar

Pemberian materi Menentukan Luas Permukaan Kubusoleh guru.

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai

materi :

Menentukan Luas Permukaan Kubus untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan

belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi : Menentukan Luas Permukaan Kubus

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

94

5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)

tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah

diidentifikasi melalui kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sedang

dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi

dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi

Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sedang dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati

dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber

Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang

telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai

materi Menentukan Luas Permukaan Kubus.

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang telah

diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa

percaya diriMenentukan Luas Permukaan Kubussesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Menentukan Luas Permukaan Kubus

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh

sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan

peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi :

Menentukan Luas Permukaan Kubus

Mengolahinformasi dari materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang sudah

dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan

bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Menentukan Luas Permukaan

Kubus.

Verification

(pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya

dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

95

5. Pertemuan Kelima(2 x 40 Menit)

Menentukan Luas Permukaan Kubus antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-

soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusberupa

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

Menentukan Luas Permukaan Kubus

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Menentukan

Luas Permukaan Kubusdan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan. Bertanya atas presentasi tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang

dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran

yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : Menentukan Luas Permukaan Kubus

Menjawab pertanyaan tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang terdapat

pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Menentukan Luas Permukaan

Kubusyang akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang

terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan

secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubusberlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran tentang materi Menentukan Luas Permukaan Kubusyang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubusyang baru

diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Menentukan Luas

Permukaan Kubus.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf

serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi

pelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubus.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Menentukan Luas Permukaan Kubuskepada kelompok yang

memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian (terlampir)

a. Sikap

- Penilaian Observasi

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam

proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh

instrumen penilaian sikap

o Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai umlah

Skor or Sikap ode Nilai

BS JJ TJ DS

1 75 75 50 75 275 68,75 C

2 ... ... ... ... ... ... ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

96

Keterangan :

• BS : Bekerja Sama

• JJ : Jujur

• TJ : Tanggun Jawab

• DS : Disiplin

Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Cukup

25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400

3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri

Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan

kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif,

maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan

kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan

merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih

dahulu. Berikut Contoh format penilaian :

o Pernyataan Ya Tidak umlah

Skor or Sikap de Nilai

1 ama diskusi, saya ikut serta

mengusulkan ide/gagasan. 50

250

62,50

C

2 tika kami berdiskusi, setiap anggota

mendapatkan kesempatan untuk berbicara.

50

3 a ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok.

50

4 100

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400

3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K) 5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya

Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan

penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian,

dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...

Pengamat : ...

o Pernyataan Ya Tidak umlah

Skor or Sikap de Nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

97

C

1 u menerima pendapat teman. 100

450

90,00

SB

2 mberikan solusi terhadap permasalahan.

100

3 maksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok.

100

4 rah saat diberi kritik. 100

5 50

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan

yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500

3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00

4. Kode nilai / predikat : 75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)

b. Pengetahuan

- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda

ULANGAN HARIAN 1. Bak air berbentuk prisma dengan alas belah ketupat. Jika panjang salah satu diagonalnya 18 dm, panjang

sisi alas 15 dm dan tinggi bak 1 m, maka volume air dalam bak tersebut jika penuh adalah ....

A. 1.080 liter B. 1.296 liter C. 2.062 liter

D. 2.160 liter

2. Untuk membuat kerangka balok dengan ukuran 20 cm x 17 cm x 13 cm tersedia kawat sepanjang 10 meter. Banyaknya model kerangka balok yang dapat dihasilkan adalah .... B. 4 buah

C. 5 buah

D. 6 buah

E. 7 buah

3. Perhatikan gambar prismaberikut!

F

D E

A B

Volume bangun tersebut adalah ....

A. .. 2.7000 cm3

B. .. 2.100 cm3 C. .. 1.800 cm3

15 c

m

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

98

D. 1.080 cm3 1

4. Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, kemudian rusuk tersebut diperkecil sebesar 2

kali panjang

rusuk semula. Volume kubus setelah diperkeciladalah….

A. 64 cm3

B. 256 cm3 C. 512 cm3 D. 600 cm3

5. Sebuah prisma trapesium sama kaki mempunyai panjang sisi sejajarnya masing-masing 16 cm dan

12 cm, jarak kedua sisi sejajar 8 cm, dan tinggi prisma 20 cm, maka volume prisma tersebut adalah ....

A. .. 1.000 cm3

B. .. 1.260 cm3 C. .. 2.000 cm3 D. .. 2.240 cm3

6. Perhatikan gambar gabungan kubus dan limas berikut!

Volume bangun tersebut adalah….

A. 400 cm2 B. 1.000 cm2

C. 1.400 cm2 D. 1.600 cm2

T

12 cm

H G

E F

D C

7. Diketahui volume suatu prisma 450 cm3. Alas prisma berbentuk segiAtiga s1i0kucm-sikuBdengan panjang

sisi 5 cm, 13 cm, dan 12 cm. Tinggi prisma adalah....

A. 12 cm B. 13 cm C. 14 cm

D. 15 cm

8. Sebuah bak kamar mandi berbentuk balok berukuran 2 m × 1,5 m × 1 m. Jika Susi memakai air

yang ada di bak tersebut sebanyak 1.300 liter, hitunglah sisaair yang ada di dalam bak tersebut!

A. 3.000 liter B. 1.300 liter

C. 1.700 liter

D. 1.000 liter

9. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 cm dan tinggi 42 cm. Jika volume

air di dalam akuarium tersebut adalah 31.080 cm3, maka lebar akuarium tersebut adalah….

A. 5 cm B. 10 cm

C. 15 cm

D. 20 cm

10. Limas persegi mempunyai keliling alas 56 cm. Bila tinggi sisi tegak 25 cm, maka volume limas

adalah ....

A. .... 8.00 cm3 B. .. 1.568 cm3

C. .. 4.800 cm3 D. .. 9.600cm3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

99

Penugasan

Tugas Rumah

a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik

b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas

rumah dengan baik

c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan

penilaian.

c. Keterampilan

- Penilaian Unjuk Kerja

Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara

sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

No

Aspek yang Dinilai

Sangat

Baik

(100)

Baik

(75)

Kurang

Baik

(50)

Tidak

Baik

(25) 1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal

(100)

Instrumen Penilaian Diskusi

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik 25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran) - Penilaian Produk(Lihat Lampiran)

- Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain

No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1

2

3

4

2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a. Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa

memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :

Gunakan benang untuk membentuk bidang diagonal pada kubus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

100

Guntinglah kertas seukuran dengan luas bidang diagonal yang dibuat dari benang tersebut

Ulangi cara kerja 1 dan 2 pada bidang diagonal-bidang diagonal lain..

SOAL REMIDI 1. Banyaknya rusuk dan sisi dari limas segi-6 adalah ….

B. 12 dan 7

C. 7 dan 6

D. 6 dan 12

E. 7 dan 12

2. Sebuah kawat yang panjangnya 8 meter, dipergunakan untuk membuat 5 kerangka limas

segi empat beraturan dengan panjang sisi alas 18 cm dan rusuk tegak 12 cm. Panjang sisa

kawat adalah ....

A. 36 cm

B. 72 cm

C. 100 cm

D. 200 cm

3. Alas suatu prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal 30 cm dan 16 cm.

Luas permukaan prisma tersebut jika tingginya 20 cm adalah ….

A 1.920 cm2

B. 1.840 cm2

C 1.600 cm2

D. 800 cm2

4. Sebuah limas alasnya berbentuk jajargenjang yang alas dan tinggi masing-masing 18 cm

dan 12 cm. Jika volume limas itu 1.080 cm3, maka tinggi limas tersebut adalah ….

A. 5 cm

B. 10 cm

C. 15 cm

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..

Kelas/Semester : …………………………………………….. Mata Pelajaran : …………………………………………….. Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..

Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..

Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..

Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..

(KD / Indikator) : ……………………………………………..

KKM : ……………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

101

ama Peserta

Didik

Nilai

Ulanga n

ndikator yang Belum

Dikuasai

Bentuk Tindakan

Remedial

Nilai Setelah

Remedial

terangan

t

b. Pengayaan

Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :

Membaca buku-buku tentang materi.

Mencari informasi secara online tentang bangun ruang sisi datar.

SOAL PENGAYAAN

1. Limas persegi mempunyai keliling alas 56 cm. Bila tinggi sisi tegak 25 cm, maka volume limas adalah ....

E. .... 8.00 cm3

F. .. 1.568 cm3 G. .. 4.800 cm3

H. .. 9.600cm3

2. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 cm dan tinggi 42 cm. Jika volume air di dalam akuarium tersebut adalah 31.080 cm3, maka lebar akuarium tersebut adalah….

A. 5 cm B. 10 cm

C. 15 cm

D. 20 cm

3. Sebuah bak mandi berbentuk balok bagian dalamnya berukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi

30 cm. Bagian dalam bak tersebut akan dipasang keramik berukuran 10 cm 10 cm. Banyak keramik

yang dibutuhkan adalah ….

A. 120 buah B. 94 buah

C. 74 buah

D. 54 buah

4. Perhatikan kubus ABCD.EFGH di bawah!

3x B

H G

C D

E F Bila panjang CH = 12

tersebut adalah ....

A. 216 cm3 B. 864 cm3 C. 960 cm2 D. 1.768 cm2

cm, maka luas kubus

A C

D

A B

5. Lampion berbentuk prisma dengan alas belah ketupat yang panjang diagonal-diagonalnya 10 cm dan 24 cm. Jika tinggi lampion 30 cm, maka luas sisinya adalah ….

A. 3.600 cm2

B. 2.040 cm2 C. 1.800 cm2

D. 1.680 cm2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

102

Yogyakarta, Juli 2017

Mengetahui Guru Mapel

Drs.Sucipta Istingah

Nip. 19591107 1993111001 Nip. 197306061998022001

Catatan Kepala Sekolah

............................................................................................................................. ..................................................

...............................................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ..................................................

............................................................................................................................. ......

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

103

Lampiran 2

Instrumen Observasi Aktivitas Guru Di Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

104

Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas

No Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

1 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru tidak

terlalu banyak menggunakan metode ceramah untuk

menjelaskan materi

2 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru

menerapkan metode pembelajaran yang menumbuhkan

partisipasi siswa seperti diskusi danmemecahkan

masalah

3 Guru selalu berjalan keliling ruangan kelas untuk

memantau aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi guna

memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan berpartisipasi

dalam kegiatan diskusi

4 Ketika melaksanakan kegiatan dikusi guru selalu

memberikan soal untuk dipecahkan oleh siswadalam

kelompok

5 Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru selalu

mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

6 Guru melaksanakan pembelajaran yang sangat sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai

7 Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik

dibandingkan yang tertera pada RPP

8 Metode yang digunakan guru dalam mengajar selalu

dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalamkegiatan pembelajaran

9 Guru mampu selalu merespon positif partisipasi siswa

dalam kegiatan pembelajaran

10 Dalam melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran,

guru selalu meminta siswa untuk mengamati masalah atau

fenomena matematika kemudian memberikan tanggapan

mengenai masalah atau fenomena tersebut

11 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru

mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

105

Lampiran 3

Instrumen Analisis RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

106

Instrumen Analisis RPP

Materi : Bangun Ruang Sisi Datar

No Aspek Kriteria Penilaian Keterangan

Ya Tidak

1 Komptensi

Dasar

Memuat keterampilan

menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta

2 Indikator Memuat keterampilan

menganalisis,mengevaluasi,

dan mencipta

3 Langkah-

langkah

Pembelajaran

Memuat keterampilan

menganalisis,mengevaluasi,

dan mencipta

4 Lembar Kerja

Siswa

Memuat keterampilan

menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

107

Lampiran 4

Tabel Kesesuaian Desain Rpp Mata Pelajaran Matematika Dengan Permendikbud No. 103

Tahun 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

108

Tabel Kesesuaian Desain RPP Mata Pelajaran Matematika

dengan Permendikbud No. 103 tahun 2017

Komponen Keterangan

Lengkap Tidak

Indentitas Mata Pelajaran √

Kompetensi Inti √

Kompetensi Dasar √

Indikator √

Materi Pembelajaran √

Kegiatan Pembelajaran √

Kegiatan Pendahuluan √

Kegiatan Inti

a. Mengamati √

b.Menanya √

Komponen Keterangan

Lengkap

Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

109

c. Mengumpulkan

informasi √

d.Mengasosiasi √

e. Mengkomunikasikan √

Kegiatan Penutup √

Penilaian, Remedial, dan

Pengayaan √

Media, Bahan, dan Sumber

Belajar √

Lampiran-lampiran √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

110

Lampiran 5

Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

111

Instrumen Analisis Kegiatan Penilaian Kelas (Assesment)

Kriteria

Penilaian

Kata Kerja Keterangan

Ya Tidak

Menggunakan

kata kerja yang

memuat indikator

keterampilan

berpikir yang

berada padalevel

mencipta

Merancang √

Membangun

Merencanakan

Menciptakan

Merancang

Membuat

Menggunakan

kata kerja yang

memuat indikator

keterampilan

berpikir yang

berada pada level

mengevaluasi

Mengecek √

Menduga

Mengkritik

Mencoba

Menilai

Menguji

Mendeteksi

Memantau

Menggunakan

kata kerja yang

memuat indikator

keterampilan

berpikir yang

berada pada level

menganalisis

Membandingkan √

Mengorganisasikan

Mengkonstruksi

Mengaitkan

Menguraikan

Menemukan

Menyusun

Menghubungkan

Membedakan

Memberi contoh

Menafsirkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Menceritakan

Menerangkan

Mengartikan

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

113

Lampiran 6

Lembar Indikator Untuk Aspek Kognitif Pada Desain

RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

114

KELOMPOK KATA KERJA OPERASIONAL INDIKATOR UNTUK

ASPEK KOGNITIF PADA DESAIN RPP

NO Rumusan Indikator

Aspek Kognitif

Tingkatan Taksonomi Bloom

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 Kompetensi Dasar

Sub Total & Persentase

(%)

10 % 10 % 10 % 10 % 10

%

10

%

2 Indikator

Sub Total &Persentase

(%)

10 % 10% 10% 10% 10% 10

%

Total &Persentase

(%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

115

Lampiran 7

Lembar Dan Hasil Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

116

Pedoman Wawancara Guru Mata Pelajaran

Matematika Tujuan wawancara :

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya penerapan ketermpilan berpikir tingkat

tinggi yang sudah dilaksanakan.

2. Untuk menggali apakah guru sudah menfasilitasi siswa untuk menumbuhkan

ketermpilan berpikir tingkat tinggi

3. Untuk mengetahui hambatan apa saya dalam melaksanakan penerapan

ketermpilan berpikir tingkat tinggi

4. Untuk mengetahui cara guru dalam menumbuhkan ketermpilan berpikir tingkat

tinggi terkait model, teknik, dan metode pembelajaran.

No Kisi Kisi Butir Pertanyaan Wawancara

1 Penerapan kegiatan

pembelajaran untuk

mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Bagaimana Ibu menerapkan

kegiatan pembelajaran yang

bersifat mengarahkan siswa pada

keterampilan berpikir tingkat

tinggi ?

2 Hambatan dalam

pelaksanaan pembelajaran

berbasis kemampuan

berpikir tingkat tinggi terkait

model, teknik, dan metode.

Apakah ada hambatan yang

berasal terkait metode, teknik dan

model dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang

berbasis meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa ? Jika ada bagaimana

Ibu menanggapi hal tersebut ?

3 Penerapan model,teknik dan

metode agar siswa mampu

memecahkan masalah.

Bagaimana Ibu menerapkan

model, teknik, dan metode

pembelajaran yang mampu

menumbuhkan partisipasi siswa

melalui kegiatan diskusi dan

memecahkan masalah ?

4 Pemberian soal yang

berbasis masalah

Ketika melaksanakan kegiatan

diskusi apakah Ibu selalu

memberikan soal untuk

dipecahkan oleh siswa dalam

kelompok ?

5 Pelaksanaan pembelajaran

untuk mengaitkan materi

dengan pengetahuan lain

Ketika melaksanakan kegiatan

pembelajaran bagaimana Ibu

selalu mengaitkan materi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

117

yang relevan. pengetahuan lain yang rrelevan ?

6 Melibatkan siswa dalam

memecahkan masalah dan

fenomena matematika

Apakah dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran Ibu

meminta siswa untuk mengamati

masalah atau fenomena

matematika kemudian

memberikan tanggapan mengenai

masalah atau fenomena tersebut ?

7 Pengelolaan waktu yang

efektif dan efisien selama

pembelajaran

Apakah dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran, Ibu

mampu mengelola waktu dengan

efektif dan efisisen ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

118

Lampiran 8

Perhitungan Hasil Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

119

No Nama Nilai

1 A 75

2 B 70

3 C 50

4 D 75

5 E 100

6 F 60

7 G 100

8 H 60

9 I 50

10 J 60

11 K 25

12 L 85

13 M 85

14 N 70

15 O 30

16 P 35

17 Q 10

18 R 55

19 S 0

20 T 70

21 U 85

22 V 50

23 W 75

24 X 50

25 Y 60

26 Z 70

27 AB 25

28 AC 55

29 AB 25

30 AE 0

31 AF 0

32 AG 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

120

Lampiran 9

Lembar Jawaban Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

121

Lampiran 10

Lembar Validasi Soal Tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

128

Lampiran 11

Lembar Validasi Instrumen Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

131

Lampiran 12

Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA ...repository.usd.ac.id/36929/2/141414100_full.pdf · Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI