Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
-
Upload
angger-kamandanu -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
1/244
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
2/244
i
ANALISIS KEBIJAKANKETENAGAAN
Sebuah Formulasi Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
Diterbitkan oleh;
Health AdvocacyYayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Jl. Bibis Karah I/41 Surabaya 60232Email; [email protected]
Bekerja sama dengan;
PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATANPUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATANPUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATANPUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATANDAN PEMBERDAYAANDAN PEMBERDAYAANDAN PEMBERDAYAANDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN RIKEMENTERIAN KESEHATAN RIKEMENTERIAN KESEHATAN RIKEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl. Indrapura 17 Surabaya 60176
Telp. +6231-3528748,Fax. +6231-3528749
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
3/244
ii
: .
. .
. /41 60232
: 4 .
2012
: 978 602 98177 7 5
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
4/244
iii
Pengantar Pengantar Pengantar Pengantar Penulis Penulis Penulis Penulis ...
.
B . .
. ,
, ,
.
A , .
,
, ,
, ,
, .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
5/244
iv
B
. !
,
, .
.
!
, 2012
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
6/244
v
Daftar Isi Daftar Isi Daftar Isi Daftar Isi
BAB 1 A A 1
1.1. B 11.2. 121.3. 241.4. 251.5. 27
BAB 2 A 31
2.1. B 312.2. 322.3. 322.4. 352.5. , 37
2.6. 542.7. 542.8. A 56
BAB 3 A A A A B 59
3.1. 593.1.1. 60
3.1.2. 62
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
7/244
vi
3.1.3. 653.1.4. 66
3.1.5. 673.1.6. 763.1.7. B 773.1.8. 783.1.9. 793.1.10. 833.1.11. 843.1.12. 84
3.2. 863.2.1
863.2.2.
1173.2.3. 1233.3. B
1243.3.1. B 1243.3.2.
B 1253.3.3. B 1263.3.4.
127
BAB 4 A A A A A 129
4.1. 1294.2. B 1334.3. 136
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
8/244
vii
BAB 5 A A A 142
5.1. 1425.2.
B 145
BAB 6 A A A A 149
BAB7 AA 151
7.1. B 151
7.2. 1537.3. 154
BAB 8 BA A A 159
8.1. B 1608.2. 1628.3. B
B 1638.4. B 1658.5. 1668.6. 1688.7. 1698.8. 1728.9. 1758.10. 175
8.11. 1778.12. 1808.13.
B 1828.14.
184
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
9/244
viii
BAB 9 A & A 197
9.1. 1979.2. 199
A A A A 201
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
10/244
ix
Daftar Gambar Daftar Gambar Daftar Gambar Daftar Gambar 1.
B 2002 2006 5
2. 24 B 2002 2006 6
3. 13
4 27
5 B 35
6 B 1977 2006 63
7 B 2002 2006 83
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
11/244
x
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
12/244
xi
Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Tabel 1.
( : ) B 2006 9
2.
B 2006 10
3. B 1977 2006 62
4. B
A 2006 64
5. B A
2008 65
6. B 2008 68
7. B 2008 70
8. B 2008 71
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
13/244
xii
9. B 2008 73
10.
B 2008 75
11. 2008 76
12. B 2005 78
13. B B A B
2002 2006 80
14. B B A
2002 2006 81
15. B B
2002 2006 82
16. 86
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
14/244
xiii
17. B
, , A B
B 2009 2018 132
18. A B
B , ,
A B B 2009 2018 135
19.
B 132
20. B 2018 143
21. A
B 2008 2018 144
22. B 2008 156
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
15/244
xiv
23. B
B 2008 2018 167
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
16/244
xv
Kebijakan adalah pilihan... kebanyakan bukan soal salah atau benar,
tergantung kita mau memilih kebijakan yang mana, yang terpenting adalah konsekuensi
dari setiap pilihan kebijakan, bisakah kita mengantisipasi konsekuensi pilihan kita?
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
17/244
xvi
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
18/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
1
Bab 1 Bab 1 Bab 1 Bab 1
( ) .22
. 25 1999
.
. 32 2004
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
19/244
Pendahuluan
2
(2002)
, :
1. .
2. , .
,
,
, ,
,
.
,
. ,
,
.
, ,
(B , 2003).
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
20/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
3
,
B ,
( B , 2006 ):
1. ;
2.
;
3.
;
4.
;
5.
;
6.
. ,
B 2006
, B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
21/244
Pendahuluan
4
.
B 13
2006 ( B , 2006).
.
,
( )
1.
24
B
2006.
( ) 2005.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
22/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
5
1. B 2002 2006
( : B 2006 2006)
,
B
2006 ( ).
249,79%
2005. B
2002 326,22%,
2005
2006
2002 2005.
154,250 157,843 166,791
201,448
503,187
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
1 2 3 4 5
Tahun
J u m
l a h K u n j u n g a n
R a w a t
j a l a n
2002 2003 2004 2005 2006
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
23/244
Pendahuluan
6
,
.
,
.
.
2. 24 B 2002 2006
( : B A 2007 & B 2007)
15
20
25
30
35
40
45
. 2002 . 2003 . 2004 . 2005 . 2006
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
24/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
7
B
(2002 2006) B ,
24
B
. B 2005
.
.
.
, ,
.
B .
B ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
25/244
Pendahuluan
8
. A ,
B . B
1 2 .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
26/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
9
1. ( : ) B 2006
Kecamatan
Jumlah Dokter UmumJumlah
Penduduk(Riil akhir
tahun2006)
Rasio(JumlahDokter :Jumlah
Penduduk)
P u s k e s m a s
R S / R B
/ B P
P r a k
t e k
S w
a s t a
J u ml a h
1. Bakung2. Wonotirto3. Panggungrejo4. Wates5. Binangun6. Sutojayan7. Kademangan8. Kanigoro9. Talun10. Selopuro11. Kesamben12. Selorejo13. Doko14. Wlingi15. Gandusari16. Garum17. Nglegok18. Sanankulon19. Ponggok20. Srengat21. Wonodadi22. Udanawu
1111222311221121212211
--1--2113----
13-2---221
1111-233-111-722312752
223226674233121455241184
29.13042.39545.96034.54048.28054.16977.02174.05465.51447.04559.48943.04247.69059.90279.18982.57177.93459.231103.60069.49052.74944.340
1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :1 :
14.56521.19815.32017.27024.1409.02812.83710.57916.37923.52319.83014.34747.6902.85219.79716.51415.58729.61625.9006.3176.59411.085
Total 33 28 46 107 1.297.335 1 : 2.125
: 40:100.000 1: 2.500 ( 2010, , 2004 )
: B A 2007, B ,
B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
27/244
Pendahuluan
10
2. B 2006
KecamatanJumlahPenduduk
(Riil akhirtahun.2006)
Sarana Pelayanan KesehatanPengguna Tenaga Dokter Umum
Jenis Sarana Jumlah
1. Bakung2. Wonotirto3. Panggungrejo4. Wates5. Binangun6. Sutojayan7. Kademangan8. Kanigoro9. Talun10. Selopuro11. Kesamben12. Selorejo13. Doko14. Wlingi
15. Gandusari
16. Garum17. Nglegok18. Sanankulon19. Ponggok
20. Srengat21. Wonodadi
22. Udanawu
29.13042.39545.96034.54048.28054.16977.02174.05465.51447.04559.48943.04247.69059.902
79.189
82.57177.93459.231103.600
69.49052.749
44.340
Puskesmas Bakung, DPSPuskesmas Wonotirto, DPSPuskesmas Panggungrejo, BP, DPSPuskesmas Wates, DPSPuskesmas BinangunPuskesmas Sutojayan, RB, DPS (2)Puskesmas Kademangan, RB, DPS (3)Puskesmas Kanigoro, RB, DPS (3)Puskesmas Talun, RS An NisaPuskesmas Selopuro, DPSPuskesmas Kesamben, DPSPuskesmas Selorejo, DPSPuskesmas DokoPusk. Wlingi, RS Ngudi Waluyo, RSAsy Syifa, RB, DPS (7)Puskesmas Gandusari, PuskesmasSlumbung (2)Puskesmas Garum, Poliklinik, DPS (2)Puskesmas Nglegok, DPS (3)Puskesmas Sanankulon, DPSPuskesmas Ponggok, PuskesmasBacem, DPS (2)Puskesmas Srengat, RSI, DPS (7)Puskesmas Wonodadi, RSI Yashmar,DPS (5)Puskesmas Udanawu, RB, DPS (2)
223214552222111
4
4424
97
2Total 1.297.335 80
: B A 2007, B ,
B : ( ), B ( ),
B ( ), ( ), ( )
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
28/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
11
1 2
,
.
2010
1 : 2500 ( , 2004 ). B
1 : 2.852
,
1 : 47.690 .
2
,
, ,
.
B
1 : 30.000, B .
( ,
, , , )
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
29/244
Pendahuluan
12
B 1 2
B 1:12.125 ( 1:2500)
.
B ,
3 ;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
30/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
13
3.
Nasional1. Kebijakan Nasional
a. Kesehatanb. Tenaga kesehatanc. Pembiayaan kesehatand. Desentralisasie. Perencanaan SDM Kesehatanf. Pengembangan desa siagag. Revitalisasi Puskesmash. Penyelenggaraan praktek dokter
2. Kemampuan Nasionala. Penyediaan tenaga dokter PTT
Daerah1. Kebijakan Daerah
a. Renstra Kabupaten Blitari. Prioritas pembangunan
b. Renstra Dinas Kesehatan Kab. Blitari. Prioritas Pembangunan Kesehatanii. Perencanaan SDM Kesehataniii. Pengadaan SDM Kesehataniv. Perencanaan Sarana Kesehatan
(Jumlah, Jenis & Distribusi)v. Pembiayaan Kesehatan
2. Kemampuan Daeraha. Pendapatan Daerahb. Pendapatan Perkapitac. Pertumbuhan Ekonomi
Jumlah tenaga dokter umumdi Kabupaten Blitar kurang
(rasio 1:12.125) dandistribusinya tidak merata
Karakteristik Sasaran
1.
Penduduk (Jumlah & Distribusi)2. Kunjungan3. Institusi Pelayanan Kesehatan(RS, Pusk., BP, RB, Klinik)4. Geografis & Demografis5. Infrastruktur pendukung6. Program kesehatan yang ditetapkan
Tenaga Dokter Umum1. Produksi Tenaga2. Kemauan
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
31/244
Pendahuluan
14
B 3 ,
B ,
.
1.
.
.
,
.
1)
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
32/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
15
2)
.
3) ( )
56/ / / /2005
, .
2006 24 B
( 1) 200% .
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
33/244
Pendahuluan
16
4)
B
2006,
.
5)
81/ / / /2004
,
/
, .
B ,
B .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
34/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
17
,
B .
6)
564/ / / /2006
.
( )
.
.
7)
,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
35/244
Pendahuluan
18
.
.
8)
B .
.
1)
( )
.
,
B .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
36/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
19
2.
.
1) B
B
.
,
,
B .
B
.
, .
2) B
B ,
, ,
,
, ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
37/244
Pendahuluan
20
.
,
B
.
,
.
3.
.
B
.
. B
.
B
29.130,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
38/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
21
103.600, 3,5
B .
.
,
. 2006
24
B , 201.448
2005 503.187 2006.
.
.
B
. ,
, B , B
.
B
( )
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
39/244
Pendahuluan
22
B .
. &
B
,
B
,
, .
.
.
.
.
.
4.
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
40/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
23
B .
,
.
.
.
.
( ,
),
,
.
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
41/244
Pendahuluan
24
B , .
1. B
,
,
?
, ,
,
,
.
2. B
?
, ,
,
.
3. B
B ?
B ,
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
42/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
25
4. B
B ?
5. B
B ?
B .
;
1.
,
,
.
, ,
,
,
.
2.
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
43/244
Pendahuluan
26
, ,
,
.
3.
B .
B
, ,
.
4.
B .
5.
B .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
44/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
27
:: :
4.
Kebijakan Nasional1. Kesehatan2. Tenaga Kesehatan3. Pembiayaan Kesehatan4. Otonomi Daerah5. Kepegawaian6. Perencanaan SDM Kesehatan7. Desa siaga8. Revitalisasi Puskesmas9. Penyelenggaraan praktek dokter
Kebijakan Daerah1. Renstra Kabupatena. Prioritas Pembangunan
b. Pengembangan infrastruktur2. Renstra Dinas Kesehatan
a. Prioritas PembangunanKesehatan
b. Perencanaan SDM Kesehatanc. Perencanaan Sarana Kesehatand. Pembia aan Kesehatan
Kebutuhan
Tenaga Dokter Umum
Kondisi Daerah1. Demografis2. Geografis-administratif3. Sarana kesehatan3. Kunjungan pelayanan
Rancangan KebijakanKetenagaan Dokter Umum
Standar atau Rasio SDM Kesehatanterhadap nilai tertentu
Kemampuan Daerah1. Pendapatan Daerah2. Pendapatan Perkapita3. Pertumbuhan Ekonomi4. Persentase Anggaran untuk
bidang kesehatan
Tenaga dokter umum1. Produksi tenaga2. Motivasi3. Perilaku
Kesesuaian Kebutuhan TenagaDokter Umum dengan
Kemampuan dan Potensi Daerah
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
45/244
Pendahuluan
28
.
:
1.
.
2.
,
.
.
3. , , , ,
.
4. .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
46/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
29
5. ,
, ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
47/244
Pendahuluan
30
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
48/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
31
B BB Bab ab ab ab 2 22 2
. .
,
, , ,
.
,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
49/244
Metode Penelitian
32
.
. . B .
5 ( ) ,
2008.
. .
,
.
1. D D
D
2 ( ) , ;
. D
D
,
B .
. D
D
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
50/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
33
B .
D
, ,
, ,
.
D
B
B A 2007.
2. A
A
.
2 ( ) , ;
. A
.
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
51/244
Metode Penelitian
34
. A
,
.
, ,
,
,
.
,
B
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
52/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
35
. .
5. B
1. Perumusan dan analisis isu publikberdasarkan kondisi daerah, reviewkebijakan di tingkat nasional danreview kebijakan tingkat kabupaten.a. Kondisi Daerah b. ReviewKebijakan Nasional
i. Renstra Depkesii. Tenaga Kesehataniii. Pembiayaan Kesehataniv.
Otonomi Daerahv. Kepegawaianvi. Perencanaan SDM
Kesehatanvii. Desa siagaviii. Revitalisasi Puskesmasix. Penyelenggaraan praktek
dokterc. ReviewKebijakan Daerah
i. Renstra Kab. Blitarii. Renstra Dinkes Kab. Blitar
4. Menentukan tujuan dan prioritasFGD oleh aktor kebijakan untuk menilai kesesuaian kebutuhan tenaga dokterumum den an kemam uan Kabu aten Blitar
5. Menyusun rancangan kebijakan ketenagaan dokter umum diKab. Blitar
2. Memutuskan alternatif &kriteria, melalui metodescoring berdasarkan standaratau rasio tenaga dokterumum terhadap karakteristikdemografis penduduk,karakteristik geografis-administratif, jumlah saranapelayanan kesehatan, dan
jumlah kunjungan.
3. Peramalana. Melakukan peramalan
kuantitatif untuk menilaiKebutuhan TenagaDokter Umum
b. Menilai Kemampuan
Kabupaten Blitar melaluiFGD oleh aktor kebijakan1) Pendapatan daerah2) Pendapatan perkapita3) Pertumbuhan Ekonomi4) Persentase anggaranuntuk bidang kesehatan
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
53/244
Metode Penelitian
36
.
,
.
,
,
, ,
.
.
, ,
, .
,
.
,
.
D
B
, ,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
54/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
37
,
. 10
( 2018).
D
B . B
;
1) ,
2) ,
3) E ,
4) .
B .
,
.
. . ,
1.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
55/244
Metode Penelitian
38
, ,
,
.
2.
B
.
& , &
, , &
.
. &
&
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
56/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
39
. &
&
.
&
( ),
(
), (
),
( ).
.
B .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
57/244
Metode Penelitian
40
.
.
D
B .
,
, ,
.
. &
&
B .
&
D
B .
B ,
, ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
58/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
41
3.
, ,
.
.
,
, ,
,
.
D
.
.
B
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
59/244
Metode Penelitian
42
D
B .
.
, ,
, ,
,
B .
4. D
.
.
B . D
D , B , D .
. , D
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
60/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
43
B . D
B .
B . D
B .
B .
. D D D
D
B .
A ,
,
,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
61/244
Metode Penelitian
44
,
.
D
B A 2007. D
.
.
5.
B ,
, ,
,
,
.
.
B , ,
. D B .
.
B
,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
62/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
45
. D
B .
.
A
.
.
. D
. D 2 ( ) ;
1)
2) .
. A
A
. D
. D 2 ( ) ;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
63/244
Metode Penelitian
46
1)
2) .
.
. D
D
B .
.
, , ,
,
. D
D B
D .
6. D
D
.
D
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
64/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
47
7. D
B .
D
, ,
,
, ,
,
B .
8.
,
, ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
65/244
Metode Penelitian
48
D
.
;
. 23
1992
. 43
1999
. 29
2004
. 32
2004 D
. 1
1988 B D
D
. 32
1996
. 97 2000
. 9 2003
,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
66/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
49
. 48
2005
C
. 38
2007
A ,
D , D
/
. 43 2007
A
48 2005
C
.
1199/ / / /2004
.
1419/ / / /2005 D D
.
1540/ / / /2002
B C
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
67/244
Metode Penelitian
50
.
: 004/ / / /2003
D B
.
1202/ / / /2003
2010
/
.
81/ / / /2004
D
, /
.
1274/ / / /2005
D
.
1241/ / / /2004
.
56/ / / /2005
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
68/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
51
. :
/ / / /2006 ,
D .
.
564/ / / /2006
D .
. E
864/ /E/ /2005
D /D
. B
. D B
.
D
B
9. D
B , ,
.
D
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
69/244
Metode Penelitian
52
B .
.
B ,
. D
B .
.
B .
B
. D
B .
.
B . D
B .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
70/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
53
10.
,
,
B .
D
B .
11. B
B
.
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
71/244
Metode Penelitian
54
. .
:1.
,
B ;
2. D,
B
B .
. . (3)
, :
1. ,
;
2.
, ,
,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
72/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
55
,
;
( D)
. ,
B ;
,
B .
D
.
:
. D D B
. D B
. B D
B
. D D B
. B D B .4. ,
.
5. ,
B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
73/244
Metode Penelitian
56
. .
, ,
. A
. ,
.
. B
.
,
.
,
,
, .
D
B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
74/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
57
.
.
B
B . B
B .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
75/244
Metode Penelitian
58
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
76/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
59
BabBabBabBab 3 33 3
B
.
.
. . G B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
77/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
60
, ,
,
, ,
B .
. . . B
.
B ,
,
,
.
I .
A ,
B 167 1.588,79
.
D B B
,
B 689,85
B 898,94 . B
. H
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
78/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
61
,
.
B
,
.
B
G ,
. G
.
B
. 111 40 112 10 B
7 58 8 9 51 . H
. I B
C.3
2000.
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
79/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
62
. . .
3. B 1977 2006TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JML PENDUDUK
1977 495.153 508.234 1.003.3871978 497.736 510.177 1.007.9131979 504.025 517.133 1.021.1581980 512.706 523.900 1.036.6061981 513.366 525.062 1.038.428
1982 514.458 526.689 1.041.1471983 501.623 513.371 1.014.9941984 504.847 516.228 1.021.0751985 507.528 518.798 1.026.3261986 508.018 519.144 1.027.1621987 512.021 523.367 1.035.3881988 513.739 525.192 1.038.9311989 516.380 527.281 1.043.6611990 518.091 528.816 1.046.9071991 520.249 530.856 1.051.1051992 522.452 532.707 1.055.1591993 524.342 533.894 1.058.2361994 526.390 535.257 1.061.6471995 528.825 537.634 1.066.4591996 536.031 545.590 1.081.6211997 540.280 547.735 1.088.0151998 541.880 548.506 1.090.3861999 543.316 549.487 1.092.8032000 545.592 551.169 1.096.7612001 547.848 554.005 1.101.8532002 548.622 553.607 1.102.2292003 553.852 562.103 1.115.9552004 557.736 553.607 1.111.3432005 657.012 638.589 1.295.6012006 658.099 639.236 1.297.335
: B A 2007
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
80/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
63
,
.
G 6. B 1977 2006
( : B A 2007, )
B 5.1
2004 2005.
. D
,
.
900.000
950.000
1.000.000
1.050.000
1.100.000
1.150.000
1.200.000
1.250.000
1.300.000
1.350.000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 2977 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99 01 03 05
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
81/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
64
4. D BA 2006
No Kecamatan Jumlah PendudukAkhir Tahun 2006Luas(km2) Densitas
1 Bakung 29.130 111,24 262
2 Wonotirto 42.395 164,54 258
3 Panggungrejo 45.960 119,04 386
4 Wates 34.540 68,76 502
5 Binangun 48.280 76,79 629
6 Sutojayan 54.169 44,20 1.226
7 Kademangan 77.021 105,28 732
8 Kanigoro 74.054 55,55 1.333
9 Talun 65.514 49,78 1.316
10 Selopuro 47.045 39,29 1.197
11 Kesamben 59.489 56,96 1.044
12 Selorejo 43.042 52,23 82413 Doko 47.690 70,95 672
14 Wlingi 59.902 66,36 903
15 Gandusari 79.189 88,23 898
16 Garum 82.571 54,56 1.513
17 Nglegok 77.934 92,56 842
18 Sanankulon 59.231 33,33 1.777
19 Ponggok 103.600 103,83 99820 Srengat 69.490 53,98 1.287
21 Wonodadi 52.749 40,35 1.307
22 Udanawu 44.340 40,98 1.082
Kab. Blitar 1.297.335 1.588,79 817
: B A 2007,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
82/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
65
B .
258 2
1.777 2
. B
817 2.
. . .
5. D D B A
2008
Kecamatan Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan yangMenggunakan Tenaga Dokter UmumJumlahSarana
1. Bakung2. Wonotirto3. Panggungrejo4. Wates5. Binangun6. Sutojayan7. Kademangan8. Kanigoro9. Talun10. Selopuro11. Kesamben12. Selorejo13. Doko14. Wlingi
Puskesmas BakungPuskesmas Wonotirto, DPS (1)Puskesmas Panggungrejo, BP, DPS (1)Puskesmas WatesPuskesmas Binangun, DPS (2)Puskesmas Sutojayan, RB, DPS (2)Puskesmas Kademangan, RB, DPS (4)Puskesmas Kanigoro, RB, DPS (2)Puskesmas Talun, RS An Nisa, DPS (1)Puskesmas Selopuro, DPS (1)Puskesmas Kesamben, DPS (2)Puskesmas Selorejo, DPS (2)Puskesmas Doko, DPS (2)Pusk. Wlingi, RS Ngudi Waluyo, RS Asy Syifa,RB, DPS (8)
123134643233312
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
83/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
66
Kecamatan Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan yangMenggunakan Tenaga Dokter UmumJumlahSarana
15. Gandusari
16. Garum17. Nglegok18. Sanankulon
19. Ponggok
20. Srengat
21. WonodadiUdanawu
Puskesmas Gandusari, Puskesmas Slumbung,DPS (3)Puskesmas Garum, Poliklinik, DPS (1)Puskesmas Nglegok, DPS (3)Puskesmas Sanankulon, DPS (1)
Puskesmas Ponggok, Puskesmas Bacem, DPS(4)Puskesmas Srengat, RSI, RS Amanda, DPS(2)Puskesmas Wonodadi, RSI Yashmar, DPS (6)Puskesmas Udanawu, RB
5
342
6
5
82
Total 87 : . B A 2007,
D , IDI & : D ( ), B ( ), B
( ), ( ), I (
I )
5 D
B A
2006 ,
.
. . . I
2008
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
84/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
67
B .
.
B .
I
B .
, B
. H
18.00 IB 06.00 IB.
I
,
( )
( ).
. . .
B , ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
85/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
68
. ,
B
.
B .
1)
6. D F D B 2008.
Kriteria Frekuensi Persentase
1. Jenis Kelamina. Laki-laki
b.
Perempuan2. Daerah asala. Dari Kabupaten atau Kota Blitarb. Dari kabupaten atau kota lain di Jawa
Timurc. Dari kabupaten atau kota lain di luar
Jawa Timur3. Masa Kerja di Kabupaten Blitar
a. < 1 tahunb. 1 < 3 tahunc. 3 < 7 tahund. > 7 tahun
13
11177
0
21336
54,2%
45,8%70,8%29,2%
0%
8,3%54,2%12,5%25%
: D
B
. B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
86/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
69
B ,
.
,
B .
.
1 3 .
H 1 .
2) F , D H
F
24
B .
F
7 ;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
87/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
70
7. F D B 2008
FAKTOR MOTIVATOR N
1. Putra daerah asli Blitar, mau mengabdi di daerah asal2. Dekat dengan tempat tinggal3. Dekat dengan keluarga4. Karakter dan budaya masyarakat mendukung atau kondusif5. Biaya hidup murah6. Geografis dan iklim nyaman, bebas polusi7. Kondisinya tenang8. Faktor pendidikan masyarakat yang cukup, walaupun ada di
daerah perifer tetapi interaksi dengan masyarakat bisa terjalinbaik
9. Kultur tidak jauh berbeda dengan daerah asal (Kabupaten atauKota Malang)
10. Pemda mendukung program-program kesehatan11. Rasio jumlah penduduk dengan jumlah dokter kurang12. Kondisi yang cukup maju13. Potensi masyarakat yang kooperatif14. Tenaga dokter umum sangat diperlukan15. Blitar adalah daerah terbuka (tidak terpencil) yang mudah
dijangkau berbagai transportasi
64444332
2
111111
: D
B
F
, .
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
88/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
71
8. F D D B 2008
FAKTOR DEMOTIVATOR N1. Kotanya kurang HIDUP, fasilitas pendidikan dan hiburan kurang2. Kota atau kabupaten kecil3. Faktor kesejahteraan minim,reward atau insentif kurang4. Medan kerja luas dan sulit dijangkau, ada beberapa kecamatan
yang lumayan terpencil5. Pendapatan per kapita penduduk masih kurang, kemampuan
atau daya beli masyarakat masih rendah6. Seringnya rotasi dokter tanpa mempertimbangkan faktor domisili,
kondisi dan lain-lain7. Sistem kerja kurang sitematis8. Bukan kawasan perindustrian atau perdagangan9. Dinkes kurang bagus & kurang transparan dalam pengelolaan
program & manajemen kepegawaian puskesmas10. Kurangnya perhatian Pemda terhadap jenjang karir dokter umum11. Arus ekonomi kurang bagus dibanding kota lain12. Kondisi kinerja yang kurang maksimal13. Faktor sosial ekonomi banyak menengah ke bawah sehingga jika
perlu terapi obat dengan harga mahal banyak hambatan14. Dukungan lintas sektor kurang15. Kepala puskesmas merangkap tenaga fungsional16. Fasilitas terbatas17. Beberapa kecamatan transportasinya masih sulit18. Penyebaran penduduk yang tidak merata19. Faktor budaya masyarakat yang masih kolot20. Kultur masyarakat kurang antusias terhadap keberadaan dokter21. Bidan dan perawat (paramedis) yang masih mendapat
kepercayaan dari masyarakat22. Faktor persaingan yang ketat23. Praktek kurang berjalan24. Jauh dari pusat pendidikan kedokteran
6444
3
3
222
2211
11111111
111
: D . B
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
89/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
72
B HID ,
. B
, ,
.
B
7 8
(23 )
(14 ). B
B
.
F
9
;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
90/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
73
9. H D B 2008
Harapan Tenaga Dokter N
Perbaikan Sistem1. Rotasi benar-benar dipertimbangkan disesuaikan dengan domisili,
kondisi dan kemampuan2. Puskesmas dan balai pengobatan perlu perbaikan dalam
menjalankan peranannya agar terjadi interaksi yang baik denganmasyarakat
3. Posisi yang jelas antara tenaga fungsional atau struktural4. Sistem remunerasi yang memadai5. Dipermudah untuk pengurusan dokter PTT atau honorer6. Merancang konsep rotasi ataurolling dokter yang mengutamakan
kenyamanan dokter dalam bekerja7. Sosialisasi di internet bahwa Kabupaten Blitar butuh dokter8. Manajemen tenaga yang lebih transparan
Tambahan Insentif9. Peningkatan kesejahteraan tenaga dokter10. Diberikan mobil dinas11. Memberikan insentif dan sarana prasarana sebagai penunjang12. Reward system bagi yang berprestasi13. Pemberian insentif diluar gaji bagi dokter yang bersedia di
tugaskan di daerah terpencil
Pengembangan Karier14. Kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri, misalnya
untuk meneruskan studi tidak dipersulit15. Punya kesempatan meningkatkan karier16. Kemudahan kenaikan penunjang karier17. Kejelasan dan kepastian jenjang karir dokter18. Meningkatkan kegiatan ilmiah
102
2
1111
11
951111
84
1111
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
91/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
74
Harapan Tenaga Dokter N
Penegakkan Hukum19. UU Praktik Kedokteran ditegakkan20. Perlindungan hukum dan rasa aman dalam bekerja21. Penertiban ijin praktek dokter dan paramedis22. Konsistensi di pihak hukum untuk menertibkan ijin praktek dan
praktek ilegal23. Penertiban dari Dinkes dan ketegasan dari organisasi profesi (IDI)24. IDI diaktifkan untuk menampung keluhan teman-teman seprofesi
Perbaikan Infrastruktur25. Perbaikan infrastruktur26. Fasilitas hiburan untk menghilangkanstress perlu diadakan27. Pembangunan fasilitas di segala bidang secara menyeluruh dan
merata28. Mobilisasi transportasi yang mudah
72111
11
4111
1
: D
B
A 28
.
.
, , ,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
92/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
75
3) D D D
B . A
, ,
,
, .
, 22
, (
).
10. H D D D
B 2008.
JumlahPenduduk
LuasWilayah
Kecamatan
KepadatanPenduduk
JumlahSaranaYankes
Distribusi
danJumlahDokter
Koefisien
Korelasi0,605(**) -0,184 0,489(*) 0,809(**)
Sig. (1-arah) 0,001 0,206 0,010 0,000N 22 22 22 22
: ** 0.01 (1 ).* 0.05 (1 ).
H
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
93/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
76
B . ;
1) ,
2) ,
3) .
. . . 11. D
2008
No. Perguruan Tinggi yang TersediaFakultas Kedokteran
Lokasi Status JumlahLulusan
1.2.3.
4.5.6.7.
Universitas AirlanggaUniversitas HangtuahUniversitas Wijaya Kusuma
Universitas BrawijayaUniversitas Negeri JemberUniversitas Islam MalangUniversitas Muhammadiyah Malang
SurabayaSurabayaSurabaya
MalangJemberMalangMalang
NegeriSwastaSwasta
NegeriNegeriSwastaSwasta
20075200
2455060100
Total Provinsi Jawa Timur 930 : D
D 11
,
,
930 .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
94/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
77
D
, ;
1)
,
2)
,
3) 38
.
B
, B ,
24
25 .
. . . B
B ,
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
95/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
78
. . .
D B 2005
B 2007.
B .
12. D B 2005URAIAN ANGGARAN REALISASI
A. Pendapatan AsliDaerah
25.598.139.360,00 28.182.131.520,68
1. Pajak Daerah 7.153.500.000,00 8.106.170.345,00
2. Retribusi Daerah 13.848.546.000,00 16.234.106.596,00
3. Bagian Laba UsahaDaerah
531.920.445,00 541.002.674,86
4. Lain-lain PAD yang sah 2.064.171.915,00 3.300.851.904,82B. Dana Perimbangan 383.654.103.088,00 391.492.039.626,00
1. Bagi Hasil Pajak 17.200.103.088,00 21.319.414.674,00
2. Bagi Hasil Bukan Pajak 12.310.000.000,00 12.310.000.000,00
3. Dana Alokasi Umum 335.944.000.000,00 335.944.000.000,00
4. Dana Alokasi Khusus 18.200.000.000,00 21.918.624.952,00
C. Lain-lain Pendapatanyang sah
18.429.560.000,00 18.497.121.023,00
Jumlah Pendapatan 425.681.802.448,00 438.171.292.169,68
Terjadi peningkatan realisasi pendapatan dibandingkan dengan anggaran yangdipatok pada tahun 2005, sebesar 102,9%. Anggaran pendapatan di KabupatenBlitar pada tahun 2005 ini meningkat sebesar 7,08% dibandingkan dengantahun sebelumnya. Sedang anggaran pedapatan asli daerah (PAD) meningkatsebesar 14,14% dari tahun sebelumnya.
: B A 2007
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
96/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
79
2005
6,43%.
D 2006
2007,
B
A ( A ).
. . . D B ( D B)
(
). D D B
( ).
13 2000. D B
(B B , 2008).
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
97/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
13. D B B A D H B 2002 2006
No SektorPDRB atas dasar harga be
(dalam juta)
2002 2003 2004
1 Pertanian 2,214,807.97 2,472,027.00 2,778,025.26
2 Pertambangan & Penggalian 113,668.42 125,973.63 140,111.24
3 Industri Pengolahan 118,247.12 125,377.50 140,611.26
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 34,782.29 43,674.71 54,533.20
5 Bangunan 85,205.00 100,241.18 119,287.00
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1,127,655.65 1,295,911.62 1,515,786.41
7 Angkutan & Komunikasi 96,185.70 107,594.29 124,210.95
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 221,033.11 241,947.08 259,773.61
9 Jasa-jasa 437,622.08 491,204.32 556,637.71 Total 4,449,207.34 5,003,951.33 5,688,976.64
: B A 2007
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
98/244
Analisis K
14. D B B A D H 2002 2006
No SektorPDRB atas dasar harga konstan (dal
2002 2003 2004
1 Pertanian 1,916,243.07 2,018,211.51 209,233.31
2 Pertambangan & Penggalian 89,629.50 91,498.24 98,875.23
3 Industri Pengolahan 111,647.41 114,579.16 122,967.76
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 24,241.63 25,975.79 29,316.80
5 Bangunan 67,544.25 71,988.66 78,114.89
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 900,455.58 937,464.46 987,169.63
7 Angkutan & Komunikasi 72,924.19 76,617.53 82,128.26
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 210,069.11 222,945.27 230,244.68
9 Jasa-jasa 379,182.08 388,019.42 402,736.76
Total 3,771,936.82 3,947,300.04 2,240,787.32
: B A 2007
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
99/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
82
D B B
2006
. H
B
1997 1998.
D B
,
.
B D B
.
15. D B B 2002 2006
TAHUNPendapatan Perkapita
Atas Dasar HargaBerlaku
Pendapatan PerkapitaAtas Dasar Harga
Konstan
2002 4.023.148,- 3.410.733,-
2003 4.505.118,- 3.553.802,-
2004 5.071.673,- 3.677.212,-
2005 5.778.983,- 3.835.257,-
2006 6.563.621,- 3.995.842,-
: B A 2007
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
100/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
83
D B
B ,
.
. . 0.
G 7. E B 2002 2006
( : B A 2007, )
D B ,
B 2002
2006
.
3,27
4,65 4,5
5,18 5,07
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
101/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
84
. . .
2007 4,13%
. 32.680.526.475, A BD .
790.713.902.544,60. 2008
. 66.463.210.794, 7,18% A BD
. 925.844.598.916, .
A BD 2008 2007
3,05%.
203,37%.
,
I
15% A BD.
. . . B
B
;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
102/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
85
1.
, 258/ 2 1.777/ 2.
2. B
.
3. B
.
4. F
B ,
,
.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
103/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
86
. .
.
. . .
16. A D
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
1 UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Bab VI. Sumber Daya KesehatanPasal 49Sumber daya kesehatan merupakan semua perangkat keras dan
perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan, meliputi :a. tenaga kesehatan
b. sarana kesehatanc. perbekalan kesehatan
d. pembiayaan kesehatane. pengelolaan kesehatanf. penelitian dan pengembangan kesehatan
Pasal 50
(1) Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan ataumelakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahliandan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
104/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
87
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 51(1) Pengadaan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhandiselenggarakan antara lain melalui pendidikan dan pelatihanyang dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau masyarakat.
Pasal 52(1) Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan dalam
rangka pemerataan pelayanan kesehatan
2 UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Bab III Manajemen Pegawai Negeri SipilBagian Kedua; Kebijaksanaan Manajemen
Pasal 25(1) Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil dilakukan oleh Presiden.(2) Untuk memperlancar pelaksnaan pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipilsebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Presiden dapatmendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat
pembina kepegawaian pusat dan menyerahkan sebagianwewenangnya kepada pejabat pembina kepegawaian daerahyang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
3 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Bab VI Registrasi Dokter dan Dokter GigiPasal 29(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tandaregistrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.
Bab VII Penyelenggaraan Praktik KedokteranBagian KesatuSurat Izin Praktik
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
105/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
88
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 36Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokterandi Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
Pasal 37(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang dikabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokterangigi dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling
banyak 3 (tiga) tempat.(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat
praktik.
4 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Bab I Ketentuan UmumPasal 2(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi ataskabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai
pemerintahan daerah.(2) Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahanmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(2) menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecualiurusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah,dengan tujuan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
106/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
89
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Bab III Pembagian Urusan PemerintahanPasal 13(1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsiyang meliputi:e. penanganan bidang kesehatan;
Pasal 14(1) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi:d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya;
5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988tentang Masa Bakti dan Praktik Dokter dan Dokter Gigi
BAB III MASA BAKTI
Pasal 4Dokter dan dokter gigi wajib melaksanakan masa bakti sekurang-kurangnya dalam waktu sebagaimana yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan dan selama-lamanya 5 (lima)tahun.
BAB IV IZIN PRAKTEK
Pasal 13Dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktek wajib memilikiSurat Izin Praktek.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
107/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
90
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996tentang Tenaga Kesehatan
BAB III PERSYARATANPasal 3Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilandi bidang kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga
pendidikan.
Pasal 4Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatansetelah tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin darimenteri.
BAB IV PERENCANAAN, PENGADAAN DANPENEMPATANPasal 6(1) Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat.
(2) Pengadaan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan sesuaidengan perencanaan nasional tenaga kesehatan.
Pasal 7Pengadaan tenaga kesehatan dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan di bidang kesehatan
Pasal 15(1) Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat, Pemerintah dapat mewajibkan tenaga kesehatanuntuk ditempatkan pada sarana kesehatan tertentu untuk
jangka waktu tertentu.(2) Penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dengan cara masa bhakti.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
108/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
91
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 17Penempatan tenaga kesehatan dengan cara masa bhaktidilaksanakan dengan memperhatikan :
a. kondisi wilayah dimana tenaga kesehatan yang bersangkutan ditempatkan;
b. lamanya penempatan;c. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat;d. prioritas sarana kesehatan.
(1) Kewenangan Propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dikelompokkan dalam bidang sebagai berikut:
10. Bidang Kesehatan
Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenagakesehatan tertentu antar Kabupaten/Kota serta penyelenggaraan
pendidikan tenaga dan pelatihan kesehatan.
7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2000tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pasal 3(2) Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-
masing satuan organisasi Pemerintah Daerah setiaptahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah.
8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan danPemberhentian Pegawai Negeri Sipil
Bab II Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
109/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
92
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 3(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi atau
Kabupaten/kota menetapkan;a. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah di
lingkungannya b. Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah
bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dilingkungannya, kecuali yang tewas atau cacat karenadinas.
Bab IV Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalamdan dari jabatanPasal 14(1) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah kabupaten/kota
menetapkan;d. Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural eselonIII ke bawah dan jabatan fungsional yang jenjangnya
setingkat dengan jabatan struktural eselon II ke bawahdi lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2005tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai
Negeri Sipil
Pasal 2Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai NegeriSipil berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, dimaksudkan untukmemenuhi kebutuhan tenaga tertentu pada instansi pemerintah.
Pasal 3(1) Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil diprioritaskan bagi yang melaksanakan tugas sebagai :a. Tenaga guru;
b. Tenaga kesehatan pada unit pelayanan kesehatan;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
110/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
93
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
c. Tenaga penyuluh di bidang pertanian, perikanan peternakan; dand. Tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan pemerintah.
(2) Pengangkatan tenaga honorer sebagaimana dimaksud padaayat (1) didasarkan pada usia dan masa kerja sebagai berikut :a. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (empat puluh
enam) tahun dan mempunyai masa kerja 20 (dua puluh)tahun atau lebih secara terus menerus.
b. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun dan mempunyai masa kerja 10(sepuluh) tahun atau lebih sampai dengan kurang dari 20(dua puluh) tahun secara terus menerus.
c. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 40 (empat puluh) tahun dan mempunyai masa kerja 5 (lima) tahunatau lebih sampai dengan kurang dari 10 (sepuluh) tahunsecara terus menerus.
d. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 35 (tiga puluhlima) tahun dan mempunyai masa kerja 1 (satu) tahunatau lebih sampai dengan kurang dari 5 (lima) tahunsecara terus menerus.
Pasal 5(1) Tenaga dokter yang telah selesai atau sedang melaksanakan
tugas sebagai Pegawai Tidak Tetap atau sebagai tenagahonorer pada unit pelayanan kesehatan milik pemerintah,dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil setelahmelalui seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(1), tanpa memperhatikan masa kerja sebagai tenagahonorer, dengan ketentuan :a. usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun;
b. bersedia bekerja pada unit pelayanan kesehatan di daerahterpencil, sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
(2) Daerah terpencil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Gubernur/Bupati yang bersangkutan sesuaidengan kriteria yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
111/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
94
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 6(1) Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dilakukan bertahap mulai Tahun Anggaran 2005 dan paling lambatselesai Tahun Anggaran 2009, dengan prioritas tenagahonorer yang penghasilannya dibiayai oleh AnggaranPendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah.
(2) Dalam hal tenaga honorer sebagaimana dimaksud pada ayat(1) seluruhnya telah diangkat menjadi Calon Pegawai
Negeri Sipil sebelum tahun Anggaran 2009, maka tenagahonorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan
penghasilannya tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatandan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 8Sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini, semua PejabatPembina Kepegawaian dan pejabat lain di lingkungan instansi,dilarang mengangkat tenaga honorer atau yang sejenis, kecualiditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
10 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota
Bab II URUSAN PEMERINTAHAN
Pasal 2(1) Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/ataususunan pemerintahan.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
112/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
95
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
(2) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganPemerintah ebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneterdan fiskal nasional, serta agama.
(3) Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatandan/atau susunan pemerintahan sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah semua urusan pemerintahan di luar urusansebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan pemerintahanmeliputi:
a. pendidikan; b. kesehatan;c. pekerjaan umum;d. perumahan;e. penataan ruang;f. perencanaan pembangunan;g. perhubungan;h. lingkungan hidup;i. pertanahan;
j. kependudukan dan catatan sipil;k. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;l. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;m. sosial;n. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;o. koperasi dan usaha kecil dan menengah;
p. penanaman modal;q. kebudayaan dan pariwisata;r. kepemudaan dan olah raga;s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi
keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian,dan persandian;
u. pemberdayaan masyarakat dan desa;v. statistik;w. kearsipan;x. perpustakaan;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
113/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
96
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
y. komunikasi dan informatika;z. pertanian dan ketahanan pangan;aa. kehutanan;
bb. energi dan sumber daya mineral;cc. kelautan dan perikanan;dd. perdagangan; danee. perindustrian.
(5) Setiap bidang urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari sub bidang, dan setiap sub bidangterdiri dari sub sub bidang.
Rincian ketigapuluh satu bidang urusan pemerintahansebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam lampiranyang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 7(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pendidikan;
b. kesehatan;c. lingkungan hidup;d. pekerjaan umum;e. penataan ruang;f. perencanaan pembangunan;g. perumahan;
h. kepemudaan dan olahraga;i. penanaman modal; j. koperasi dan usaha kecil dan menengah;k. kependudukan dan catatan sipil;l. ketenagakerjaan;m. ketahanan pangan;n. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
114/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
97
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
p. perhubungan;q. komunikasi dan informatika;r. pertanahan;s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;t. otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasikeuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian,dan persandian;
u. pemberdayaan masyarakat dan desa;
v. sosial;w. kebudayaan;x. statistik;y. kearsipan; danz. perpustakaan.
Pasal 8(1) Penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) berpedoman pada standar pelayanan minimalyang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap.
(2) Pemerintahan daerah yang melalaikan penyelenggaraanurusan pemerintahan yang bersifat wajib,
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah dengan pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanjadaerah yang bersangkutan.
11 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CalonPegawai Negeri Sipil
1. Ketentuan Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
115/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
98
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 3(1) Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai
Negeri Sipil diprioritaskan bagi yang melaksanakantugas sebagai:a. guru;
b. tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan;c. tenaga penyuluh di bidang pertanian, perikanan,
peternakan; dand. tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan
pemerintah.(2) Pengangkatan tenaga honorer sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didasarkan pada:a. usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun dan
paling rendah 19 (sembilan belas) tahun; dan b. masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit 1
(satu) tahun secara terus menerus.(3) Masa kerja terus menerus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b tidak berlaku bagi dokter yang telahselesai menjalani masa bakti sebagai pegawai tidaktetap.
Pasal 5(1) Dokter yang telah selesai atau sedang melaksanakan tugas
sebagai pegawai tidak tetap atau sebagai tenaga honorer pada sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah,dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipilsetelah melalui pemeriksaan kelengkapan administrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), tanpamemperhatikan masa bakti sebagai pegawai tidak tetapatau masa kerja sebagai tenaga honorer, denganketentuan:a. usia paling tinggi 46 (empat puluh enam) tahun; dan
b. bersedia bekerja pada daerah dan/atau sarana pelayanan kesehatan terpencil atau tertinggal paling kurang 5 (lima) tahun.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
116/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
99
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
(2) Sarana pelayanan kesehatan di daerah terpencil atau didaerah tertinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b ditetapkan oleh Bupati atau Walikota setempat
berdasarkan kriteria yang diatur oleh MenteriKesehatan.
5. Di antara Pasal 13 dan Pasal 14 disisipkan 1 (satu) pasal, yakniPasal 13A berbunyi sebagai berikut:Pasal 13A
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengangkatan dokter dan bidan sebagai pegawai tidak tetapyang berlaku sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan TenagaHonorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, sepanjang
belum diganti dengan peraturan perundang-undangan,dinyatakan tetap berlaku.
12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
385/Menkes/Per/V/1988 tentang Pelaksanaan Masa Bhakti danIzin Praktek bagi Dokter dan Dokter Gigi
BAB III MASA BAKTIPasal 6(1) Penyebaran dokter dan dokter gigi diutamakan untuk
memenuhi kebutuhan program kesehatan dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan.
(2) Penyebaran dokter dan dokter gigi di luar programkesehatan dilaksanakan setelah kebutuhan seperti ayat (1)terpenuhi.
Pasal 11(1) Pelaksanaan masa bakti ditetapkan menurut pembagian
wilayah, sebagai berikut :a. Penempatan di Pulau Jawa 5 (lima) tahun;
b. Penempatan di luar Pulau Jawa 3 (tiga) tahun;
c. Penempatan di daerah terpencil 2 (dua) tahun.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
117/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
100
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
13 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Izin Praktek bagi TenagaMedis
BAB II IZIN PRAKTEK
Pasal 2(3) Tenaga medis yang akan melakukan pelayanan kesehatan
sesuai dengan profesinya pada sarana pelayanan kesehatan,wajib memiliki Surat Izin Praktik (SIP).
(4) Sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi sarana pelayanan kesehatan dasar dansarana pelayanan kesehatan rujukan.
Pasal 3(1) Surat Izin Praktik sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) dapat diberikan kepada tenaga medis lulusan dalam negeriapabila memenuhi persyaratan :a. warga negara Indonesia;
b. memiliki surat penugasan;c. memiliki surat keputusan penempatan dalam rangka
masa bakti atau surat bukti telah selesai menjalankanmasa bakti;
d. surat rekomendasi dari organisasi profesi yangmenyatakan antara lainkemampuan pisik dan mentalyang didasarkan atas keterangan dokter, memilikikemampuan keilmuan, dan keterampilan klinis dalam
bidang profesinya yang didasarkan atas perolehan angkakredit dalam pendidikan kedokteran berkelanjutan(PKB) atau pendidikan kedokteran gigi berkelanjutan(PKGB) serta memiliki moralitas dan etika yang baikuntuk melakukan tugas sesuai dengan kode etik
profesinya.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
118/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
101
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
15 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1199/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Pengadaan TenagaKesehatan dengan Perjanjian Kerja di Sarana Kesehatan MilikPemerintah
Pedoman Pengadaan Tenaga Kesehatan dengan Perjanjian Kerjadi Sarana Kesehatan Milik Pemerintah8 . Pengadaan
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dalam rangkamewujudkan pelayanan kesehatan yang prima perlu
pertimbangan yang matang melalui prosedur yangkomprehensif dari proses analisis kebutuhan tenaga sampaikepada evaluasi kinerjanya. Pertimbangan ini perludilakukan disamping untuk mendapatkan tenaga yangsesuai dengan kebutuhan dan kualifikasinya juga sebagaidasar dalam penetapan butir-butir Perjanjian kerja.Langkah-langkah pengadaan tenaga kesehatan denganPerjanjian kerja:a. melakukan pendataan tenaga yang dimiliki
b. melakukan analisis kebutuhan tenaga .c. menetapkan jenis pekerjaan (spesifikasi)d. menetapkan kebutuhan tenaga berdasarkan jenis dan
kualifikasi yang diisusun berdasarkan skala prioritas..e. melaksanakan penyebar luasan informasi.f. melakukan penjaringan peminatan sesuai dengan
ketentuan persyaratan yang diberlakukan antara lainseleksi administrasi, seleksi tertulis, wawancara dan
psikotest.g. membuat pengumuman hasil seleksi.h. membuat surat Perjanjian kerja .
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
119/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
102
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Contoh Perhitungan Gaji Tenaga Dengan Perjanjian Kerjaa. Daerah Regional DKI
UMR DKI = Rp. 426.250,-Dokter1. Gaji Pokok : 1,8 x Rp. 426.250 = Rp. 767.250,-2. Tunjangan jabatan dokter : 0,2 x Rp. 767.250 = Rp.153.450,-(+)3. PENGHASILAN : Rp. 920. 700,-
b. Daerah Terpencil, Kabupaten Kepulauan Seribu.Dokter1. Gaji Pokok = Rp. 767.250,-2. Tunjangan jabatan dokter : = Rp. 153.450,-3. Tunjangan Pengabdian 0,8 x Rp 767.250,- = Rp.613.800,- (+)4. PENGHASILAN : Rp. 1.534.500,-
11. Contoh Perhitungan I Gaji Pegawai Negeri Sipil
DokterGolongan III/a, 1 tahun masa kerja, keluarga : 1istri/suami + 1 anak.1. Gaji Pokok : = Rp. 760. 800,-2. Tunjangan Keluarga : 0,12 x Rp. 760.800 = Rp. 91.296,-(+)3. Gaji Kotor : Rp. 852. 096,-4. Iuran wajib 10 % : 0,1 x Rp. 852. 096 = Rp. 85. 210,-
(-)5. Gaji bersih : Rp. 766.886,-6. Tunjangan tenaga kesehatan sarjanaGolongan III : Rp. 281.300,-(+)7. PENGHASILAN : Rp. 1.048. 186,-
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
120/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
103
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
16 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan PraktikDokter dan Dokter Gigi
Bab II Izin PraktikPasal 2(1) Setiap Dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik
kedokteran pada sarana pelayanan kesehatan atau praktik perorangan wajib memiliki SIP.
Pasal 4(1) SIP diberikan kepada dokter atau dokter gigi paling banyak
untuk 3 (tiga) tempat praktik, baik pada sarana pelayanankesehatan milik pemerintah, swasta maupun praktik
perorangan.
(2) SIP 3 (tiga) tempat praktik sebagaimana dimaksud ayat (1)dapat berada dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota atauKabupaten/Kota lain baik dari Propinsi yang sama mapunPropinsi lain.
(3) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan SIPharus mempertimbangkan keseimbangan antara jumlahdokter atau dokter gigi yang telah ada dengankebutuhan pelayanan kesehatan.
Pasal 5
(1) SIP bagi dokter dan dokter gigi yang melakukan praktikkedokteran pada Rumah Sakit Pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah SakitPendidikan tersebut dan juga mempunyai tugas untukmelakukan proses pendidikan berlaku juga bagi sarana
pelayanan kesehatan yang menjadi jejaring Rumah SakitPendidikan tersebut.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
121/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
104
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Pasal 14(1) Dokter dan dokter gigi dapat memberikan kewenangan
kepada perawat atau tenaga kesehatan tertentu secaratertulis dalam melaksanakan tindakan kedokteran ataukedokteran gigi.
(2) Tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuaidengan kemampuan yang dimiliki dan dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.
17 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 1991 tentangPengangkatan Dokter Menjadi Pegawai Tidak Tetap SelamaMasa Bakti
BAB II KEDUDUKANPasal 3Jangka waktu pelaksanaan Dokter sebagai Pegawai Tidak Tetapadalah selama pelaksanaan masa bakti.
BAB IV WEWENANG PENGANGKATAN, PENEMPATAN,PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 6Menteri atau pejabat lain yang ditunjuk berwenang mengangkat,menempatkan, memindahkan dan memberhentikan doktersebagaimana dimaksud pada pasal 2.
18 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1540/Menkes/SK/XII/2002 tentang Penempatan Tenaga Medismelalui Masa Bakti dan Cara Lain
BAB III PENEMPATAN TENAGA MEDISPasal 5a. Menteri mengatur penempatan tenaga medis dalam rangka
pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
122/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
105
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
b. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui penempatantenaga medis secara rasional.
c. Penempatan tenaga medis secara rasional sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui masa bakti dancara lain.
BAB IV MASA BAKTIPasal 6
(1) Penempatan tenaga medis melalui masa bakti dilaksanakandalam kedudukan dan status sebagai pegawai tidak tetap.
(2) Pegawai tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi pegawai tidak tetap pusat dan pegawai tidak tetap
propinsi/kabupaten/kota
Pasal 7(1) Penghasilan pegawai tidak tetap pusat dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
(2) Penghasilan pegawai tidak tetap daerah propinsi/kabupaten/kota dibebankan kepada AnggaranPendapatan Belanja Daerah propinsi/kabupaten/kota masing-masing.
(3) Penghasilan pegawai tidak tetap sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) meliputi:a. Gaji pokok
b. Tunjangan pegawai tidak tetapc. Tunjangan bagi dokter yang ditempatkan di daerah
terpencil dan sangat terpencil.d. Tunjangan pajak penghasilane. Insentif dan tunjangan lainnya.
Pasal 11Penempatan tenaga medis sebagai pegawai tidak tetap dalamrangka pemerataan pelayanan kesehatan ditetapkan sebagai
berikut:
a.
Pusat kesehartan masyarakat
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
123/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
106
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
b. Rumah sakit umum daerah kabupaten/kotac. Rumah sakit umum daerah propinsid. Rumah sakit khususe. Rumah sakit tertentu sebagai tenaga medis BSB
(Brigade Siaga Bencana)f. Sarana kesehatan tertentu lainnya.
Pasal 21(1) Pengangkatan tenaga medis sebagai pegawai tidak tetap
propinsi/kabupaten/kota dapat dilakukan pada:a. Daerah terpencil/sangat terpencil
b. Daerah biasa
BAB V PENEMPATAN TENAGA MEDIS MELALUI CARALAINPasal 30Penempatan tenaga medis melalui Cara Lain dilaksanakan dalamrangka pemerataan pelayanan kesehatan sebagai :
a. Prajurit TNI dan Anggota POLRI b. PNS TNI dan PNS POLRIc. PNS Departemen Kesehatand. PNS Departemen lain/Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND)e. PNS daerah propinsi/kabupaten/kotaf. Staf pengajar pada Fakultas Kedokteran (FK)/Fakultas
Kedokteran Gigi (FKG) negeri atau swastag. Karyawan sarana pelayanan kesehatan swasta yang
bersifat sosial yang berada di kabupaten di luar ibukotanegara dan atau ibukota propinsi
h. Karyawan sarana pelayanan kesehatan milik pesantrenatau lembaga keagamaan lainnya.
BAB VI PENUNDAAN MASA BAKTIPasal 35(1) Tenaga medis yang berkeinginan melanjutkan pendidikan
spesialis dapat menunda masa bakti.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
124/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
107
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
BAB VII IZIN PRAKTIKPasal 37
(1) Tenaga medis yang telah memperoleh Surat Penugasandapat mengajukan permohonan untuk mendapatkanSurat Izin Praktik (SIP) sementara yang berlaku 6(enam) bulan dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali.
19 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan StrategiDesentralisasi Bidang Kesehatan
Bab II. Tujuan dan Kebijakan Desentralisasi Bidang KesehatanB. Pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan didasarkan
kepada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Dalamhal ini maka:1. Daerah diberi kewenangan seluas-luasnya untuk
menyelenggarakan upaya dan pelayanan kesehatandengan Standar Pelayanan Minimal yang pedomannyadibuat oleh Pemerintah Pusat.
2. Daerah bertanggung jawab mengelola sumber dayakesehatan yang tersedia di wilayahnya secara optimalguna mewujudkan kinerja Sistem Kesehatan Wilayahsebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional.
C. Desentralisasi bidang kesehatan yang luas dan utuh diletakkandi Kabupaten dan Kota, sedangkan desentralisasi bidangkesehatan di Provinsi bersifat terbatas.
G. Sebagai pelengkap desentralisasi bidang kesehatandilaksanakan pula Dekonsentrasi bidang kesehatan yangdiletakkan di Daerah Provinsi sebagai wilayah administrasi.Azas dekonsentrasi ini dimaksudkan untuk memberikankewenangan kepada Daerah Provinsi untuk melaksanakankewenangan tertentu di bidang kesehatan yang dilimpahkankepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
125/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
108
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
Bab IV. Tujuan Strategis, Langkah Kunci dan KegiatanB. Upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia.Langkah Kunci 13. Pemantapan Sistem Manajemen SDMKesehatan
Ketersediaan SDM kesehatan yang berkualitas dan profesional sangat menentukan keberhasilan penerapandesentralisasi bidang kesehatan, sehingga perlu dilakukankegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Peningkatan dan pemantapan perencanaan, pengadaantenaga kesehatan, pendayagunaan dan pemberdayaan
profesi kesehatan- Peningkatan sistem informasi tenaga kesehatan terpadu- Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan- Pendayagunaan SDM Kesehatan, termasuk
pengembangan model-model pendayagunaan SDMKesehatan untuk daerah/masyarakat miskin danterpencil/sangat terpencil
- Peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan kesehatan
- Peningkatan pemberdayaan tenaga kesehatan ke luarnegeri
20 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat danKabupaten/Kota Sehat
Bab II Formula Indikator dan Definisi OperasionalA. Formula Indikator
3. Proses dan Masukan- Sumberdaya Kesehatan
Rata-rata dokter per 100.000 penduduk
Jumlah Dokter yang memberikan pelayanan di suatu wilayah x 100.000Jumlah penduduk di wilayah pada tahun yang sama
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
126/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
109
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
- Rasio dokter per 100.000 penduduk ; 40 dokter (Target 2010)
B. Definisi Operasional3. Proses dan Masukan
- Sumberdaya KesehatanDokter yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanankesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
21 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman PenyusunanPerencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kab/Kota sertaRumah Sakit
Bab II Dasar Hukum dan Pokok-Pokok Perencanaan SDMKesehatanII.2. POKOK-POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN
Secara garis besar perencanaan kebutuhan SDM kesehatandapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu :1. Perencanaan kebutuhan SDM pada tingkat institusi.
Perencanaan SDM kesehatan pada kelompok iniditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM kesehatanuntuk memenuhi kebutuhan sarana pelayanankesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinikdll.nya.
2. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkatwilayahPerencanaan disini dimaksudkan untuk menghitungkebutuhan SDM kesehatan berdasarkan kebutuhan ditingkat wilayah (Propinsi / Kabupaten/Kota) yangmerupakan gabungan antara kebutuhan institusi danorganisasi.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
127/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
110
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untukBencana.Perencanaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkanSDM Kesehatan saat prabencana, terjadi bencana dan
post bencana, termasuk pengelolaan kesehatan pengungsi.
Bab IV Pendekatan dan Metode Penyusunan Rencana KebutuhanSDM KesehatanIV.2. METODE PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHANSDM KESEHATAN
Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan (Depkes, 2004b) :
1. Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat2. Permintaan ( demand ) akibat beban pelayanan kesehatan
; atau3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.
4.
Standar atau ratio terhadap nilai tertentu
Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhanSDM adalah:
a. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit,daya beli, maupun keadaan sosiobudaya dan keadaandarurat/bencana
b. Pertumbuhan ekonomi ; danc. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan
Adapun metode-metode dasarnya adalah sebagai berikut :1. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan
keperluan kesehatan (Health Need Method). Dalam caraini dimulai dengan ditetapkannya keperluan (need)menurut golongan umur, jenis kelamin, dllnya.Selanjutnya dibuat proyeksi penduduk untuk tahunsasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan ;diperhitungkan keperluan upaya kesehatan untuk tiap-tiap kelompok penduduk pada tahun sasaran.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
128/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
111
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
2. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan permintaan kebutuhan kesehatan( Health Services Demand Method ). Dalam cara inidimulai dengan ditetapkannya kebutuhan (demand)upaya atau pelayanan kesehatan untuk kelompok-kelompok penduduk menurut golongan umur, jeniskelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, lokasi dllnya.Selanjutnya dibuat proyeksi penduduk untuk tahun
sasaran menurut kelompok penduduk yangditetapkan ; diperhitungkan kebutuhan pelayanankesehatan untuk tiap-tiap kelompok penduduktersebut pada tahun sasaran. Selanjutnya untukmemperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dan jenistenaga kesehatan tersebut diperoleh denganmembagi jumlah keseluruhan pelayanan kesehatan
pada tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenagatersebut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
termaksud pada tahun sasaran.3. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan sasaran upaya kesehatan yangditetapkan (Health Service Targets Method).
Dalam cara ini dimulai dengan menetapkan berbagaisasaran upaya atau memperoleh perkiraan kebutuhan
jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperolehdengan membagi keseluruhan upaya atau pelayanan
kesehatan tahun sasaran dengan kemampuan jenistenaga tersebut untuk melaksanakan upaya atau pelayanan kesehatan termaksud pada tahun sasaran.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
129/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
112
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
4. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkanrasio terhadap sesuatu Nilai (Ratio Method).Pertama-tama ditentukan atau diperkirakan rasio daritenaga terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah
penduduk, tempat tidur RS, Puskesmas dan lain-lainnya. Selanjutnya nilai tersebut diproyeksikan kedalam sasaran. Perkiraan kebutuhan jumlah dari
jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh darimembagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan
rasio yang ditentukan.
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
E. Fungsi3. Pusat Pelayanan kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanankesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertamayang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi:a. Pelayanan Kesehatan Perseorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi ( private goods ) dengan tujuan utamamenyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perseorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaankesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan Kesehatan MasyarakatPelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik ( publik goods ) dengan tujuan utamamemelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakattersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
130/244
Analisis Kebijakan Ketenagaan
113
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor1274/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Rencana StrategisDepartemen Kesehatan
G. Program Sumberdaya KesehatanTujuan program: meningkatkan jumlah, mutu dan penyebarantenaga kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunankesehatan.1. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
a. Menyusun petunjuk/pedoman penyusunan rencanakebutuhan SDM kesehatan
b. Melaksanakan perencanaan kebutuhan SDMKesehatan
c. Pengembangan dan pemanfaatan tenaga kesehatand. Melaksanakan penyusunan perencanaan program,
monitoring dan evaluasi, dan pengembangan sisteminformasi PPSDMK
e. Menyusun kerangka kebijakan pengembangan SDMKesehatan
f. Penyelenggaraan administrasi dan dukunganoperasional program pendayagunaan tenagakesehatan.
3. Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangankarir tenaga kesehatana. Pengendalian mutu dan standarisasi kompetensi
tenaga kesehatan b. Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan sistem
karir tenaga kesehatanc. Penyelenggaraan administrasi dan dukungan
operasional program PPSDM Kesehatan.
-
8/13/2019 Analisis Kebijakan Ketenagaan Dokter Umum
131/244
Perumusan dan Analisis Isu Publik
114
NO KEBIJAKAN DAN PASAL TERKAIT
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: /Menkes/SK/II/2006tentang Visi, Misi dan Strategi Departemen Kesehatan RI.
Grand Strategi 2Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatanyang berkualitas
25 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman PelaksanaanPengembangan Desa Siaga.
V. PERAN JAJARAN KESEHATAN DAN PEMANGKUKEPENTINGAN TERKAIT.1. Peran Puskesmas
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar,termasuk Pelayanan Obstetrik dan NeonatalEmergensi Dasar (PONED).
b. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim ditingkat kecamatan dan desa dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.c. Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan
Poskesdesd. Melakukan monitoring, evaluasi dan pembinaan Desa
Siaga.
26 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 483/Menkes/SK/V/2008tentangPenerima Dana Program Jaminan Kesehatan