Analisis Grafik BOLA PR Sisprod

download Analisis Grafik BOLA PR Sisprod

of 3

description

Progress report Sispromasi Modul 4

Transcript of Analisis Grafik BOLA PR Sisprod

Analisis Grafik BOLA1. Workstation 1Grafik di atas menggambarkan perbandingan jumlah kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan dari periode 13 sampai periode 24 di Workstation 1 dengan teknik pendekatan Bill of Labour Approach (BOLA) 2 produk (Large Night Lamp dan Mini Night Lamp) dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Pada Work Center 1 ini, kapasitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi namun jumlah kapasitas yang tersedia lebih besar daripada jumlah kapasitas yang dibutuhkan, sehingga memiliki kelebihan kapasitas. Hal tersebut dapat mengakibatkan utilisasi sumber rendah, operasi pabrik tidak efisien, biaya tinggi, dan berkurangnya margin keuntungan. Jadi, tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan layoff jika memungkinkan dan atau tidak perlu adanya overtime.

2. Workstation 2Grafik di atas menggambarkan perbandingan jumlah kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan dari periode 13 sampai periode 24 di Worksation 2 dengan teknik pendekatan Bill of Labour Approach (BOLA) 2 produk (Large Night Lamp dan Mini Night Lamp) dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Pada Workstation 2 ini, kapasitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi namun jumlah kapasitas yang tersedia lebih besar daripada jumlah kapasitas yang dibutuhkan, sehingga memiliki kelebihan kapasitas. Hal tersebut dapat mengakibatkan utilisasi sumber rendah, operasi pabrik tidak efisien, biaya tinggi, dan berkurangnya margin keuntungan. Jadi, tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan layoff jika memungkinkan dan atau tidak perlu adanya overtime.

3. Workstation 3Grafik di atas menggambarkan perbandingan jumlah kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan dari periode 13 sampai periode 24 di Worksation 3 dengan teknik pendekatan Bill of Labour Approach (BOLA) 2 produk (Large Night Lamp dan Mini Night Lamp) dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Pada Workstation 3 ini, kapasitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi namun jumlah kapasitas yang tersedia lebih besar daripada jumlah kapasitas yang dibutuhkan, sehingga memiliki kelebihan kapasitas. Hal tersebut dapat mengakibatkan utilisasi sumber rendah, operasi pabrik tidak efisien, biaya tinggi, dan berkurangnya margin keuntungan. Jadi, tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan layoff jika memungkinkan dan atau tidak perlu adanya overtime.

4. Workstation 4Grafik di atas menggambarkan perbandingan jumlah kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan dari periode 13 sampai periode 24 di Worksation 4 dengan teknik pendekatan Bill of Labour Approach (BOLA) 2 produk (Large Night Lamp dan Mini Night Lamp) dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Pada Workstation 4 ini, kapasitas tersedia sangat tidak dapat memenuhi kapasitas yang dibutuhkan meskipun sudah dilakukannya overtime. Maka perlu melakukan beberapa tindakan alternative agar kapasitas yang diperlukan dapat terpenuhi, yaitu :1. Penambahan tenaga kerja (Hiring) jika menambah tenaga kerja maka akan meningkatkan kapasitas produksi. Bisa dengan cara penambahan shift kerja, menambah pekerja baru, atau memindahkan pekerja yang sudah ada dari workstation yang sedikit digunakan2. Subcontracting dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga mengharuskan kita untuk bekerja sama dengan perusahaan lain untuk membuat produk namun ada beberapa kelemahan yaitu leadtime meningkat, biaya transportasi meningkat, dan sulit menjamin kualitas produk3. Alternate Routing adanya ketimpangan beban kerja dari workstation 5 dengan workstation lainnya karena workstation lain cenderung lebih longgar, dipertimbangkan perubahan sementara dalam routing part-part spesifik dengan pergantian pekerja4. Revisi MPS membuat manajeman agar dapat menentukan pesanan mana yang akan terlambat

5. Workstation 5Grafik di atas menggambarkan perbandingan jumlah kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan dari periode 13 sampai periode 24 di Worksation 5 dengan teknik pendekatan Bill of Labour Approach (BOLA) 2 produk (Large Night Lamp dan Mini Night Lamp) dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Pada Workstation 5 ini, kapasitas tersedia masih tidak dapat memnuhi kapasitas yang dibutuhkan meskipun sudah diterapkannya sistem overtime. . Maka perlu melakukan beberapa tindakan alternative agar kapasitas yang diperlukan dapat terpenuhi, yaitu :1. Penambahan tenaga kerja (Hiring) jika menambah tenaga kerja maka akan meningkatkan kapasitas produksi. Bisa dengan cara penambahan shift kerja, menambah pekerja baru, atau memindahkan pekerja yang sudah ada dari workstation yang sedikit digunakan2. Subcontracting dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga mengharuskan kita untuk bekerja sama dengan perusahaan lain untuk membuat produk namun ada beberapa kelemahan yaitu leadtime meningkat, biaya transportasi meningkat, dan sulit menjamin kualitas produk3. Alternate Routing adanya ketimpangan beban kerja dari workstation 5 dengan workstation lainnya karena workstation lain cenderung lebih longgar, dipertimbangkan perubahan sementara dalam routing part-part spesifik dengan pergantian pekerja4. Revisi MPS membuat manajeman agar dapat menentukan pesanan mana yang akan terlambat6. Workstation 6Grafik di atas menggambarkan perbandingan jumlah kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan dari periode 13 sampai periode 24 di Worksation 6 dengan teknik pendekatan Bill of Labour Approach (BOLA) 2 produk (Large Night Lamp dan Mini Night Lamp) dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Pada Workstation 6 ini, kapasitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi namun jumlah kapasitas yang tersedia lebih besar daripada jumlah kapasitas yang dibutuhkan, sehingga memiliki kelebihan kapasitas. Hal tersebut dapat mengakibatkan utilisasi sumber rendah, operasi pabrik tidak efisien, biaya tinggi, dan berkurangnya margin keuntungan. Jadi, tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan layoff jika memungkinkan dan atau tidak perlu adanya overtime.